Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

RINGAN PADA Ny.A USIA 28 TAHUN G2P1A0 USIA


KEHAMILAN 34 MINGGU DI PUSKESMAS
HAURPANGGUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir praktek semester III di Stikes Karsa Husada Garut

Disusun oleh :

YESI GUSMAN

NIM : KHGB 17025

IIA D3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


2018/2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama


bagi kelompok usia reproduksi/Wanita Usia Subur (WUS). Anemia pada WUS dapat
menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau
produktivitas kerja. Bagi ibu hamil, anemia berperan pada peningkatan prevalensi
kematian dan kesakitan ibu, dan bagi bayi dapat meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian bayi, serta Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR). Prevalensi ibu hamil dengan
anemia di Indonesia relative tinggi yaitu 63,5%. Menurut data profil kesehatan
Profinsi Jawa Barat Prevalensi ibu hamil yang anemia sebesar 53%.

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta
500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang
lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil
setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3
kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi
sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.
Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%,
trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena
pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak
terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua
hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini
ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah
merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat
melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat
melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat
kebutuhan kondisi tidak hamil.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lebih dari ¾ ibu hamil mengalami
defisiensi besi dan lebih dari 1 /3 mengalami anemia. Pemberian suplemen besi setara
60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam folat per hari selama 13 minggu dapat

2
menurunkan angka amenia serta meningkatkan status besi ibu hamil, tetapi 1 /3 dari
mereka masih menderita defisiensi besi dan 9% masih anemia. Oleh kerena itu, adalah
sangat penting memberikan 96 Upaya Pelayanan Kesehatan Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2016 asupan besi sejak masa pre-maternal supaya cadangan besi
pada saat hamil cukup memadai.

I.2 Tujuan

I.2.1. Tujuan Umum

Menerapkan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.__ fisiologis di PKM


Haurpanggung

I.2.2. Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian data subjektif terhadap ibu hamil Ny.__ di


Puskesmas Haurpanggung .

2. Melakukan pengkajian data objektif terhadap ibu hamil Ny.__ di


Puskesmas Haurpanggung.

3. Menetapkan analisa terhadap ibu hamil Ny.__ di Puskesmas


Haurpanggung.

4. Melakukan asuhan sebagai penatalaksanaan kasus ibu hamil Ny.__ di


Puskesmas Haurpanggung.

5. Melakukan pendokumentasian pada ibu hamil Ny.__ di Puskesmas


Haurpanggung .

I.3. Metode Pengumpulan Data

Penulis dalam rangka pengumpulan data dalam menyusun laporan kasus ini
penulis melakukan metode deskriptif yaitu mengetahui sejauh mana asuhan kebidanan
ibu hamil normal melalui :

1. Studi Kepustakaan.

2. Wawancara dengan pasien dan keluarga.

3. Pemeriksaan fisik : inspeksi, auskultasi, dan palpasi.

3
I.4. Waktu dan Tempat

Waktu asuhan ibu hamil pada ibu hamil Ny.__ di Puskesmas Haurpanggung .
Pada hari ____, __ ____ 2018 pukul __.__.

Asuhan ibu hamil pada ibu hamil Ny.__ dilaksanakan di ruang KIA Puskesmas
Haurpanggung.

I.5. Kegunaan

I.5.1. Kegunaan Bagi penulis

Studi kasus ini dapat dijadikan salah satu tugas akhir KDK III dan juga
dapat menambahi ilmu dan wawasan mengenai asuhan pada ibu hamil
normal di lahan praktik serta dapat menerapkan/mengaplikasikan materi yang
didapat saat perkuliahan kepada pasien secara langsung.

I.5.2. Kegunaan Bagi Klien

Bagi klien ini dapat dijadikan sebagai catatan medis atau ilmu yang akan
menjadi pembelajaran tentang mengapa, bagaimana dan apa yang harus
dilakukan apabila mengalami hal yang seperti ini kembali.

I.5.3. Manfaat Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Studi kasus ini dapat dijadikan tolak ukur atau gambaran tindakan yang
dilakukan terhadap klien benar secara teori dan wewenang atau tidak. Hal ini
juga dapatt mengintripeksi diri untuk merubah menjadi lebih baik guna
sebagai upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi di Puskesmas
Pembangunan.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

HEMOGLOBIN

A. Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi
yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Molekul
hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul
organik dengan satu atom besi.
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia.
Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan,
kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas
hemoglobin bawaan

B. Fungsi Hemoglobin
Adapun fungsi dari hemoglobin itu sendiri yaitu:
a. Mengambil oksigen (O2) dari paru-paru, membawa dalam aliran darah dan
memberikannya kepada jaringan tubuh.
b. Membawa karbon dioksida (CO2) dari jaringan tubuh ke paru-paru;
c. Memelihara keseimbangan asam-basa tubuh;
d. Merupakan sumber bilirubin yang akan dirubah menjadi urobilin.

Hemoglobin dan kehamilan


Hemoglobin merupakan parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
revalensi anemia. Anemia ialah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah
atau hemoglobin (Hb) kurang dari normal. Pada ibu hamil dikatakan anemia jika kadar
hemoglobin (Hb) <11 g/dL. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa
35-75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami
anemia. Menurut data WHO, secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh

5
dunia adalah sebesar 41,8 %. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
observasional bersifat deskriptif prospektif dengan rancangan penelitian cross sectional
(potong lintang). Empat puluh subjek berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah
dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) didapatkan 13 orang (32,5%) dengan
kadar hemoglobin (Hb) <11 g/dL, dan 27 orang (67,5%) dengan kadar hemoglobin (Hb)
≥11 g/dL.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: ibu hamil yang memiliki
gambaran kadar Hb normal ( ≥11 g/dL)

Anemia pada kehamilan


Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama
bagi kelompok usia reproduksi/Wanita Usia Subur (WUS). Anemia pada WUS dapat
menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau
produktivitas kerja. Bagi ibu hamil, anemia berperan pada peningkatan prevalensi
kematian dan kesakitan ibu, dan bagi bayi dapat meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian bayi, serta Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR). Prevalensi ibu hamil dengan
anemia di Indonesia relative tinggi yaitu 63,5%. Menurut data profil kesehatan
Profinsi Jawa Barat Prevalensi ibu hamil yang anemia sebesar 53%.
Anemia sering dijumpai dalam kehamilan. Hal itu disebabkan oleh keperluan akan
zat-zat makanan bertambah dan terjadi perubahan- perubahan dalam darah dan sumsum
tulang dalam kehamilan.
Darah bertambah banyak dalam kehamilan., yang lazim disebut hidremia atau
hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma darah, sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan tersebut
berbanding sebagai berikut. ; plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan
dan bermanfaat bagi wanita. Pertama, pengenceran itu meringankan beban kerja
jantung pada masa hamil. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur
besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan darah itu tetap kental.
Bertambah nya darah sudah dimulai saat usia kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu.

6
A. Pengertian
Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).
Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11
gr % atau suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi
hemoglobin menurun (Maimunah 2005 ).
Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gr %.
Bahaya anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada keselamatan
dirinya saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (wibisono, Hermawan,dkk
2009).

B. Penyebab Anemia
Penyebab anemia antara lain :
1. Perdarahan.
2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4. Kelainan darah.
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.

C. Gejala anemia pada kehamilan


Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah
lebih hebat pada hamil muda.
D. Pengaruh anemia pada kehamilan
Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik bagi ibu, baik
dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya. Berbagai
penyulit dapat timbul akibat anemia, seperti :
a) Abortus
b) Partus prematurus
c) Partus lama karena inertia uteri
d) Syok
e) Infeksi ; baik inpartum maupun postpartum;

7
f) Anemia yang sangat berat dengan HB kurang dari 4g/100 ml dapat
menyebabkan dekompensasi kordis, seperti dilaporkan oleh Lie-Injo Luan Eng
dkk. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada
persallinan sulit, walaupun tidak terjadi pendarahan.
Penulis Timester I Trimester II Trimester III
Kadar Hb rata-rata (g/100 ml)
Hoo Swie Tijong, 12,3 11,3 10,8
1962 (indonesia
Frekuensi anemia dalam kehamilan (%)
Wilson dkk., 1958 3,7 15,4 14,7
(Amerika Serikat)
Njo Tiong Tijat dan 16,1 32,8 49,9
Poorwo Soedarmo,
1957 (indonesia)
Hoo Swie Tjiong, 3,8 13,6 24,8
1962 (ndonesia)

Juga bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik,
seperti :
a. Kematian mudigah;
b. Kematian perinatal;
c. Prematuritas;
d. Dapat terjadi cacat bawaan;
e. Cadangan besi kurang;

Jadi, anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial morbiditas serta


mortalitas ibu dan anak.

F. Pembagian anemia dalam kehamilan


Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :
a) Anemia defisiensi besi ······························································ 62,3%
b) Anemia megaloblastik ······························································ 29,0%
c) Anemia hipoplastik ·································································· 8,0%
d) Anemia hemolitik ··································································· 0,7%

8
1. Anemia defisiensi besi
Anemia ini sangat sering dijumpai dalam kehamilan, yakni penyebabnya
adalah kekurangan kadar zat besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang
masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan, atau terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misanya
pendarahan,
a. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan
dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan
kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia
(Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi
per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau
masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral
dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/
IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba,
2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan
dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb
dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Hb 11 gr% : Tidak anemia
2. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4. Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta
serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal.
Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan

9
ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi.
Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25
mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil
akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih
kekurangan untuk wanita hamil
2. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam
folik, jarang sekali darena defisiensi vitamin B12. Berbeda dari di Eropa dan di
Amerika Serikat frekuensi anemia megloblastik dalam kehamilan cukup tinggi di
Asia, seperti India, Malaysia dan Indonesia. Hal itu erat hubungannya dengan
defisiensi makanan.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.

3. Anemia hipoplastik
Anemia pada ibu hamil yang disebabkan karena sumsum tulang belakang
kurang mampu mebuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam
kehamilan.Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya
adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan
retikulosi.
4. Anemia hemolitik
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah yang lebih cepat
dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar mendapat kehamilan,
apabila ia hamil, biasanya anemianya menjadi lebih berat. Gejala utama adalah
anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta
gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.
Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat
penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi
hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini

10
1. Patofisiologi
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia).
Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel
darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu
volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga member efek yaitu
konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml. (Sarwono,2010 hal
450-451).pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan
peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan
hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan
kerja jantung.
Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada
kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr%
maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis
dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%.

2. Faktor Predisposisi Anemia Pada Ibu


a) Umur
Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu
tersebut hamil. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya berbagai
komplikasi pada masa kehamilan diantaranya adalah umur ibu pada saat
hamil. Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara
fisik dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan
resiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan, dimana pada usia
kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada postur tubuhnya atau
takut gemuk. Ibu cenderung mengurangi makan sehingga asupan gizi
termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi anemia.
Sedangkan pada usia di ats 35 tahun, kondisi kesehatan ibu mulai menurun,
fungsi rahim mulai menurun, serta meningkatkan komplikasi medis pada
kehamilan sampai persalinan (Anonim, 2010).

11
b) Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah di alami oleh ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati. Paritas 1-3 merupakan paritas I paling aman di
tinjau dari sudut kematian maternal paritas I dan parits tinggi (lebih dari 3)
mempunyai angka kematian lebih tinggi. Resiko pada paritas 1 dapat di
kurangi atau di cegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada
paritas tinggi adalah tidak direncanakan. ( Sarwono, 2010 ). Setelah
kehamilan yang ketiga resiko anemia (kurang darah) meningkat. Hal di
sebabkan karena pada kehamilan yang berulang menimbulkan kerusakan
pada pembuluh darah dan dinding uterus yang biasanya mempengaruhi
sirkulasi nutrisi ke janin.

c) Status Gizi Ibu Hamil

Anemia merupakan salah satu masalah utama penyebab angka kematian


ibu di Indonesia dan sering terjadi pada ibu hamil. Biasanya Anemia di
temukan pada wania hamil yang jarang mengkonsumsi sayuran segar,
khususnya jenis daun-daunan hiaju yang mentah ataupun makanan yang
kandungan protein hewani.

Status gizi dinilai berdasarkan perhitungan Antropometri WHO NCHS


( National Center Of Health Statistic ), yaitu pengukuran dan berbagai
dimensi fisik tubuh seperti barat terhadap umur (BB/U), tinggi badan
terhadap umur (TB/U) dan berat badan terhadap tinggi badan terhadap tinggi
badan (BB/TB) dan di kelompokkan. Menurut klasifikasi Departemen
Kesehatan Indonesia menjadi gizi buruk (BB/U < 60 %), gizi kurang (BB/U
60-80%) dan gizi lebih (BB/U > 110%).

Ibu hamil memerlukan jumlah zat gizi yang relative besar. Hal ini
berkaitan dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Peningkatan
kebutuhan zat gizi ini terutama berupa vitamin B1, (Thiamin), Vitami E2
(Riboflapin), Vitamin A,D dan B1, Mineral,La, dan Fe.

Kondisi gizi dan komsumsi ibu hamil yang kurang akan menyebabkan
anemia dan berpengaruh terhadap kondisi janin dan bayi yang di lahirkan.
Kekurangan gizi pada saat hamil akan menimbulkan berbagai kesulitan. Oleh

12
karena itu, kecukupan gizi yang dianjurkan bayi ibu hamil harus dapat
terpenuhi. ( Hadju Veni, 2004 hal 11 ).

d) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan lebih
bersifat pengenalan suatu benda secara subjektif. Keadaan anemia ini bisa
disebabkan karena pengetahuan ibu hamil tentang gizi yang rendah, sehingga
masalah konsumsi dari menu makanaan masih rendah dan tidak
teratur. Selain memang jumlah zat besi yang dapat di serap dari bahan
makanaan hanya sedikit. Kurangnya pengetahuan dan salah konsep tentang
kebutuhan gizi dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di
dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi
merupakaan faktor penting masalah kurang gizi. Sebab lain yang penting dari
gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau kemampuan untuk
menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan, menurut Roger (1974).

e) Jarak Kehamilan Yang Terlalu Dekat

Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada


wanita hamil adalah jarak kehamilan yang pendek. Hal ini disebabkan
kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dan pemulihan
faktor hormonal dan adanya kecendrungan bahwa semakin dekat jarak
kehamilan maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.

f) Pola Makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.

Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai


dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar
sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap orang harus
mengkonsumsi 1 jenis makanan dari tiap golongan makanan yaitu

13
karbohidrat,protein hewani dan nabati sayuran buah dan susu. Kepatuhan
meminum tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet Fe yang
dikonsumsi perharinya. Suplementasi tablet Fe merupakan salah satu upaya
penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia
kekurangan zat besi. Ibu hamil yang kurang patuh konsumsi tablet Fe
mempunyai resiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi
tablet Fe.

3. Pemeriksaan Antenatal Care

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan profesional yaitu Dr. Gynekologi dan Bidan serta memenuhi syarat 5T
( TB, BB, TD, Tinggi fundus uteri, TT dan Tablet Fe). Jika pemeriksaan antenatal
care kurang atau tidak ada sama sekali maka akan tinggi angka kejadian anemia.

1. Pola Makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.


Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai
dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar
sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap orang harus
mengkonsumsi 1 jenis makanan dari tiap golongan makanan yaitu
karbohidrat,protein hewani dan nabati sayuran buah dan susu. Kepatuhan
meminum tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet Fe yang
dikonsumsi perharinya. Suplementasi tablet Fe merupakan salah satu upaya
penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia
kekurangan zat besi. Ibu hamil yang kurang patuh konsumsi tablet Fe
mempunyai resiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi
tablet Fe.

1. Pengaruh Anemia pada Kehamilan,Persalinan,Nifas, dan Janin


( Manuaba, 2010. Hal. 38 ).
a. Bahaya Anemia dalam Kehamilan
 Resiko terjadi abortus
 Persalinan permaturus
 Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim
 Mudah menjadi infeksi

14
 Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr %)
 Mengancam jiwa dan kehidupan ibu
 Mola hidatidosa
 Hiperemesis gravidarum
 Perdarahan anterpartum
 Ketuban pecah dini (KPD)

a. Bahaya pada Trimester I

Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion,


kelainan kongenital, abortus atau keguguran.

b. Bahaya pada Trimester II

Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus prematur,


pada antepartum,gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
intrapartum sampai kematian janin, gestosis dan mudah terkena infeksi dan
dekompensasi kordis hingga kematian ibu.

b. Bahaya Anemia dalam Persalinan


Gangguan kekuatan his
a. Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar
b. Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan.
c. Kala tiga dapat di ikuti retensio placenta dan perdarahan post partum
karena atonia uteri.
d. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri
c. Bahaya anemia dalam masa nifas
 Perdarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uteri
memudahkan infeksi puerperium
 Pengeluaran ASI berkurang
 Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
 Mudah terjadi infeksi mammae

15
d. Bahaya anemia terhadap janin
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai keutuhan
dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan
metabolism tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dan bentuk :

1.Abortus

2.Terjadi kematian intra uteri

3.Persalinan prematuritas tinggi

4.Berat badan lahir rendah (BBLR)

5.Kelahiran dengan anemia

6.Dapat terjadi cacat bawaan

7.Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

8.Intelengensi rendah, oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang


menghambat pertumbuhan janin

e. Diagnosa anemia pada ibu hamil


Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat di tegakkan dengan :

1) Anamnesa

Pada anemnese akan didapatkan keluhan lelah, sering pusing, mata berkunang
-kunang dan keluhan mual, muntah lebih berat pada hamil muda. (Manuaba,
I.B.G, 2010). Bila terdapat keluhan lemah, Nampak pucat, mudah
pingsan,sementara masih dalam batas normal, maka perlu dicurigai anemia
defesiensi zat besi ( Saifuddin A.B, 2002 hal.282 ).

2) Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah Hb dan darah tepi akan memberikan kesan pertama.


Pemeriksaan Hb dengan Spektofotometri merupakan standar, kesulitan adalah
alat ini hanya tersedia di kota. Di Indonesia penyakit kronik seperti : malaria
dan tuberculosis (TBC) masih relatife sering dijumpai sehingga pemeriksaan
khusus darah tepi dan sputum perlu dilakukan.

16
f. Tujuan pencegahan anemia pada ibu hamil
Tujuan pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk menjaga
keseimbangan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah
pada sel darah ibu untuk mencegah kekurangan bahan pembentuk
protein sel darah merah pada bayi.

g. Pencegahan dan penanganan Anemia pada ibu hamil


a. Pencegahan Anemia
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan
sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam
pemeriksaan kesehatan di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan
tinja sehingga di ketahui adanya infeksiparasit. (Manuaba, I. B. G. 2010)

b. Penanganan pada Anemia sebagai berikut :

1. Anemia Ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih di anggap ringan sehingga hanya
perlu di perlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali
sehari. ( Arisman, 2004 Hal. 150 – 151 )

2. Anemia Sedang
Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000 mg/hari seperti sulfat
ferosus atau glukonas ferosus. ( Wiknjosastro, 2005 Hal. 452 ).

3. Anemia Berat
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama hamil,
dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan. ( Arisman, 2004 hal 153 ).

Untuk mencegah anemia pada ibu hamil menurut Depkes RI, (2007) yang harus
dilakukan adalah:

1. Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dari daging,
(terutama daging merah seperti sapi dan kambing), telur, ikan dan ayam, serta
hati. Pada sayuran zat besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap

17
seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan
lain. Perlu diperhatikan bahwa zat besi pada daging lebih mudah diserap oleh
tubuh dari pada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal
yang diperkuat dengan zat besi. Hal ini dikarenakan bentuk zat besi didalam
sayuran adalah dalam bentuk non heme, juga karena adanya pitat dan pektin,
sehingga diperlukan zat pemicu seperti vitamin C untuk membantu
mempermudah penyerapan didalam usus.
Makan-makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah
merah seperti:

1) Telur

2) Susu

a). Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas

b). Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas

3) Ikan

a). Ibu hamil 0-3 bulan = 11/2 potong

b). Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong

4) Daging

5) Tempe

a). Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong

b). Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong

6) Sayuran yang berwarna hijau tua (kankung, bayam, daun katuk, daun singkong)

a). Ibu hamil 0-3 bulan = ½ mangkok

b). Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok

7) Buah-buahan (jeruk,jambu biji, pisang,tomat)

a). Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah

18
b). Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah

3. Berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, karena kombinasi tertentu dapat


mempengaruhi proses penyerapan zat besi oleh tubuh. Misalnya minum teh atau kopi
bersamaan dengan makan akan mempesulit penyerapan zat besi, untuk itu tablet zat
besi sebaiknya diminum tidak bersamaan waktunya dengan minum susu, teh, kopi,
atau antasida.

4. Mengkonsumsi tablet besi, pada wanita hamil dan menyusui disarankan 18mg
suplemen zat besi perhari.

5. Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agar langkah-langkah


pencegahan bisa segera dilakukan.

d. Pengobatan

Pengobatan efektif anemia pada ibu hamil dilakukan dengan menghilangkan


penyebabnya atau memperbaiki kelainan primernya. Suplemen besi, asam folat, dan
vitamin B12 bisa diberikan pada penderita anemia akibat pendarahan dan defisiensi
besi. Hasil penelitian Sood, S K membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil
besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hbnya naik lebih tinggi dari
pada wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja.

Seorang wanita hamil memerlukan 18-21 mg zat besi per hari. Wanita dengan
anemia kekurangan zat besi harus diberikan 60-120 mg zat besi per hari. Untuk
meningkatkan penyerapan zat besi menurut Varney, (2007) adalah :

1. Minumlah zat besi diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan.
2. Hindari mengkonsumsi kalsium bersama zat besi (susu, antasida, makanan
tambahan prenatal).
3. Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C).
4. Masak makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu maemasak sesingkat
mungkin.

19
5. Makanlah daging, unggas, dan ikan. Zat besi yang terkandung dalam bahan
makanan ini lebih mudah diserap dan digunakan dibanding zat besi dalam
bahan makanan lain.
6. Makanlah berbagai jenis makanan. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat
menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr% / bulan (Saifuddin, 2006).
e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan anemia :

1. Memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama pada


trimester pertama dan trimester III untu mengetahui kadar Hb ibu dibawah 11
gr%.
2. Pemenuhan kalori 300 kalori/hari dan suplemen zat besi 60 mg/hari.
3. Pada anemia defisiensi zatbesi yaitun dan preparat besi: fero sulfat, guconat
atau Na-feri bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari.
4. Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal tentang perlunya
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan perlunya minum tablet
Fe.
5. Sarankan ibu untuk tetap minum tablet Fe 1 x 1 perhari.
l. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
a. Pengumpulan Data
Untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian, kapan waktunya dilakukan,
dimana dan mulai masuk sarana kesehatannya kapan.

1. Identifikasi

a). Nama : Untuk membedakan pasien yang satu dengan


pasien yang lain dan mengenal pasien.

b). Umur : Merupakan faktor resiko, salah satunya adalah umur terlalu
muda (< 16 tahun) dan terlalu tua (> 35 tahun)

c). Sukubangsa : Untuk mengetahui adat istiadat, budaya, suku dan ras.

d). Agama : Untuk membimbing ibu dalam proses persalinan, sesuai agama
yang dianut.

20
e). Pendidikan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang hasil
pemeriksaan dan sejauh mana ibu dapat mengerti apa yang telah dijelaskan.

f). Pekerjaan : Untuk menentukan status ekonominya dan juga untuk


mengetahui beban tugasnya.

g). Alamat : Untuk memudahkan tenaga kesehatan untuk menghubungi klien


dan memberikan petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal.

2). Anamnesa

a). Alasan kunjungan : Untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin didalam
kandungan keluhan dan asuhan yang akan diberikan.

b). Riwayat kehamilan sekarang

c). Riwayat menstruasi

d). HPHT untuk memperhitungkan tanggal tafsiran persalinan.

e). Taksiran persalinan : Menurut hukum Naegle

1) siklus 28 hari = HPHT + (+7)(-3)(+1) = Tanggal persalinan

2) siklus 35 hari = HPHT + (+14)(-3)(+1) = Tanggal persalinan.

3) Lamanya : lamanya tergantung pada tipe wanitanya.

4) Menarche : Adalah terjadinya haid pertama kali. Terjadi pada usia


pubertas sekitar 10-16 tahun. (Prawirohardjo, 1999)

5) Banyaknya : Jumlah perdarahan sekitar 50 cc (2 – 3 x ganti pembalut)


tanpa terjadinya bekuan darah karena mengandung banyak gumpalan darah
menunjukan perdarahan menstruasi cukup banyak (Manuaba, 1998 : 93).

6) Siklus : Panjangnya siklus haid yang normal adalah 28 hari,


tetapi variasinya cukup luas. Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25 –
32 hari.

7) Konsistensi : Normal encer

21
f). Tanda-tanda kehamilan

Untuk memastikan apakah ibu tersebut hamil dengan melakukan PP test (+)

g). Pergerakan janin

Untuk mengetahui pergerakan janin normal atau tidak normalnya dalam 1 jam 10 x
dan dirasakan pada primigravida dalam usia kehamilan 20 minggu dan pada
multigravida usia kehamilan 16 minggu.

h). Keluhan yang dirasakan

Untuk mengetahui apakah ibu mempunyai faktor resiko tinggi yang dapat
mempengaruhi kehamilan, pada anemia ditemukan gejala seperti pucat, cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang. Pada
kehamilan muda keluhan mual-mual lebih hebat.

i). Diet / makan

Makan 3x sehari dengan lauk (nasi, sayuran, tempe dan tahu).

j). Pola eliminasi

Untuk mengetahui apakah ada gangguan saluran pencernaan atau saluran kencing.

k). Aktifitas sehari-hari

Istirahat : Ibu hamil memerlukan istirahat yang cukup. Tidur siang 1 – 2 jam dan
tidur malam ± 8 jam, selain itu ibu hamil mengalami insomnia / sulit tidur mulai
pertengahan masa kehamilan

l). Seksualitas : Coitus jarang dilakukan, karena ibu merasa tidak nyaman dengan
keadaan perut yang semakin membesar.

m). Pekerjaan : Ibu hanya melakukan pekerjaan yang ringan dan tidak terlalu
berat.

22
n). Imunisasi

Selama hamil diberikan 2x dengan interval 1 bulan / 4 minggu setelah TTi. Gunanya
mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Lama perlindungan 3 tahun

o). Kontrasepsi
Untuk mengetahui riwayat kontrasepsi yang pernah digunakan oleh pasien.

p).Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui apkah ibu
mempunyai komplikasi saat kehamilan atau riwayat penyakit saat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu.

q). Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita untuk mengetahui ada tidaknya
tentang riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita seperti hepar, jantung,
anemia berat,malaria, DM,TBC dan lain-lain

r). Riwayat penyakit keluarga

Digunakan untuk mengetahui adakah penyakit keturunan dalam keluarga, apakah ada
keturunan kembar atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi kehamilan dan
persalinan.

s). Riwayat sosial

Digunakan untuk mengetahui apakah pasien benar-benar menikah atau tidak, berapa
kali menikah, berapa lama telah menikah dan untuk mengetahui apakah kehamilan ini
direncanakan atau diinginkan

3). Pemeriksaan Fisik

a). Keadaan umum

Biasanya keadaan ibu hamil dengan anemia ringan. Keluhannya agak lemah.

b). Keadaan emosional

Pada klien dengan anemia ringan keadaan emosionalnya stabil.

23
c). Tanda-tanda vital

1. Tekanan darah

Normalnya systole tidak boleh lebih 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg.
Normalnya 110 / 70 mmHg

2.Suhu

Digunakan untuk mengetahui keadaan suhu tubuh. Normal 36,5°C – 37,5°C.

3.Denyut / Nadi

Digunakan untuk mengetahui adakah sesak nafas atau tidak. Normalnya 80 –


100 kali/menit.

4.Respirasi

Normal 16-24 kali/menit.

5.Tinggi badan

Pada ibu hamil tinggi badan normal tidak boleh < 145 cm.

6.Berat badan

Kenaikan berat badan selama kehamilan 10 – 12 kg

7.Lila

Untuk mengetahui nutrisi ibu, Lila normal minimal 23,5cm.

8.Pemeriksaan Fisik

a) Kepala : Rambut bersih, tidak rontok.


b) Muka : Cloasma gravidarum : tidak ada. Edema: tidak ada
c) Mata : Pada kasus anemia ringan keadaan konjungtiva pucat dan sklera
putih.
d) Hidung : Bersih, tidak ada sekret dan polip.
e) Mulut dan gigi : Tidak ada caries gigi, gusi tidak mengalami pendarahan.
f) Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid dan kelenjar getah
bening.
g) Dada : Bentuk simetris.
h) Payudara :
1. Bentuk Simetris
2. Puting susu Menonjol
3. Areola Hiperpigmentasi
4. Benjolan Tidak ada
5. Dumplink/retraksi Tidak ada
6. Rasa nyeri Tidak ada
i) Abdomen : Bekas luka operasi tidak ada, pembesaran sesuai umurkehamilan,
tidak ada striae, adanya linea nigra atau tidak.

24
i. Palpasi
a.Leopold I : Untuk menentukan TFUdan bagianapa yang
teraba di fundus.

b.Leopold II : Untuk menentukan letak punggung janin.

c.Leopold III : Untuk menentukan bagian bawah janin dan


memastikan sudah masuk PAP atau masih bisa digoyangkan.

d.Leopold IV : Untuk menentukan bagian terbawah janin seberapa


jauh sudah masuk PAP.

ii. Auskultasi
Memastikan DJJ janin ada, normal 120 – 160 x/menit.

j) Anogenital
Genetalia eksterna dan interna pada anemia ringan tidak ditemukan
kelainan.

k) Ektremitas atas dan bawah


Edema : Ada/tidak

Kekakuan sendi : Ada / tidak

Varices : Ada/tidak

l) Reflek patella ka/ki : Ada/tidak


E. Uji Diagnostik
Darah : Hb pada anemia ringan 9 – 10 gr %.

b. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan juga kebutuhan klien berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.

Diagnosa Ibu hamil G1P0A0H0, Usia kehamilan 15-16 minggu Ballotemen (+).

Masalah : Ibu merasa pusing dan cepat lelah

Kebutuhan : Konseling dan pengkajian lebih lanjut.

c. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian


masalah dan diagnosa yang sudah diidentiflkasi.

25
Potensial ibu : Anemia sedang bahkan sampai anemia berat yang dapat
menyebabkan dekompensasi cordis dan kematian, perdarahan, partus lama karena
inertia uteri, syok, infeksi intra partum dan post partum.

Potensial bayi : BBLR, IUFD, abortus, partus prematurus, cacat bawaan.

d. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera / Kolaborasi


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.

Pada kasus anemia ringan tidak diperlukan tindakan segera atau kolaborasi.

e. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini dilakukan asuhan yang menyeluruh rencana asuhan.

1. Beritahu ibu tentang semua hasil pemeriksaan.


2. Berikan konseling tanda-tanda bahaya kehamilan dan tanda-tanda persalinan.
3. Periksa kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu
ke 28 Trimester ke III
4. Berikan konseling tentang gizi dan nutrisi ibu hamil.
5. Berikan konseling tentang pentingnya tablet Fe bagi kehamilan.
6. Berikan konseling tentang menjaga kesehatan.
7. Berikan konseling tentang pentingnya perawatan diri selama kehamilan.
8. Berikan konseling tentang kunjungan pemeriksaan ulang kehamilan.

f. Pelaksanaan
a. Memberikan penjelasan tentang keadaan umum ibu dan janin dalam
kandungannya.
b. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan dan tanda-tanda persalinan.

26
Tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu :

a) Adanya perdarahan

b) Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala.

c) Demam tinggi, dapat membahayakan keselamatan jiwa ibu, dan menyebabkab


keguguran atau kelahiran kurang bulan.

d) Keluar air ketuban sebelum waktunya.

e) Bayi dalam kandungan geraknya kurang atau tidak bergerak.

f) Muntah terus menerus atau tidak mau makan.

Tanda-tanda persalinan:

a) Mules-mules yang sering timbul.

b) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

c) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput


ketuban.

1. Melakukan pemeriksaan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama


dan trimester III
2. Memberikan penjelasan tentang gizi dan pentingnya nutrisi yang baik dan
sesuai untuk ibu hamil.
3. Mengkonsumsi makanan bergizi yang baik untuk ibu hamil seperti nasi, lauk
pauk, sayur-sayuran, susu ibu hamil.
4. Memberikan penjelasan tentang pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil.
5. Beri tablet Fe pada ibu hamil, tablet Fe diminum 1 x sehari pada malam hari
sebelum tidur dengan air putih. Karena tablet tambah darah mempunyai efek
mual dan pusing bahkan muntah.
6. Memberikan penjelasan tentang menjaga kesehatan selama kehamila
n, yaitu melakukan olah raga ringan seperti jalan-jalan pada pagi dan sore hari
agar peredaran darah lancar dan badan ibu segar.
7. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang pentingnya perawatan diri selama
kehamilan, yaitu dengan pola kebiasaan ibu sehari-hari.

27
8. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang kunjungan ulang pemeriksaan
kehamilan, guna mengetahui perkembangan ibu dan kesehatan janin serta
mendeteksi secara tepat adanya komplikasi atau bahaya yang menyertai ibu dan
janin sehingga cepat ditangani.

g. Evaluasi
Setelah diberikan konseling dan penjelasan :

1. Klien mengerti / mengetahui hasil pemeriksaan.


2. Klien mengetahui tentang keadaan umum ibu dan janin.
3. Klien mengatakan akan makan makanan bergizi.
4. Klien mengatakan akan minum tablet zat besi.
5. Klien sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan
tanda-tanda persalinan yang disampaikan.
6. Klien mengerti akan perlunya istirahat yang cukup dan menjaga kesehatan.
7. Klien mengatakan akan melakukan kunjungan ulang.

28
BAB III

KASUS (SOAP)

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DENGAN PRE EKLAMPSI BERAT
Tanggal Pengkajian : 28-04-2018 jam : 14.00 Tempat :PKM
I. IDENTITAS
Nama Pasien : Ny. Anika Novyanti Nama Suami : Tn.Toni Siregar
Umur : 28 thn Umur : 35thn
Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : IRT
Alamat : Haurpanggung Alamat : Haurpanggung
I.KELUHAN UTAMA
Ibu datang ke PKM dengan keluhan, sakit kepala bagian depan (frontal), terasa nyeri
di uluhati (epigastrium), dan bengkak pada kaki selaa 2 minggu.
II. RIWAYAT KEBIDANAN
1. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : kawin
Jika kawin : berapa kali : 1 lamanya : 8 thn Usia : 20 thn
2. Riwayat haid
Menarche umur : 15 tahun
Haid : teratur
Siklus : 28 hari
Warna : merah segar
Bentuk pendarahan / haid : menggumpal
3. Riwayat kehailan, persalinan,nifas yang lalu.
Kehamil Perka tahu Kehamilan Nifas penyulit Ket
an no winan n UK Penyu B P Se Kea .
no lit B B ks daan
1 1 2015 34 PEB 3, nrml Tdk ada
5

29
4. Riwayat Keluarga Berencana
a. Jenis :KB Suntik 3 bulan
b. Lama :± 1 tahun
c. Masalah :Tidak ada
5. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 30-09-2017
UK : 34 minggu
Tanda-tanda bahaya / penyulit : -
Keluhan Umum :-
Obat obatan :-
Kekhawatiran Khusus : gawat janin
a. ANC Trimester I
1) Frekuensi : 2 kali
2) Tempat : PKM
3) Umur kehamilan : 8, 10 Minggu
4) Imunisasi : Belum diberikan
5) Pergerakan anak : Belum teraba
6) Nasehat : Makan- makanan yang bergizi dan istirahat yang
cukup
7) Pengobatan : Vit B, kalk
8) Masalah : Mual muntah dan pusing, serta mudah lelah
b. ANC Trimester II
1) Frekuensi : 3 kali
2) Tempat : PKM
3) Umur kehamilan : 14, 18, 28 minggu
4) Imunisasi : Sudah (14,18 minggu)
5) Pergerakan anak : (+) positif
6) Nasehat :
Makan-makanan bergizi, personal hygiene dan
tanda bahaya kehamilan.
7) Pengobatan : Fe, vit c, asam folat
8) Masalah : Gejala preeklampsia ringan
c. ANC Trimester III

30
1) Frekuensi : 1 kali
2) Tempat : PKM
3) Umur kehamilan : 34 minggu
4) Imunisasi : Belum
5) Pergerakan anak : (+) positif
6) Nasehat :
Makan-makanan bergizi dan diet rendah lemak
serta cukup protein, personal hygiene dan
tanda bahaya kehamilan.
7) Pengobatan : Fe, vit c, asam folat
8) Masalah : Preeklampsi berat
1. Pola Kebutuhan Nutrisi
a. Nutrisi
1) Sebelum hamil
a) Makanan
- Jenis yang dikonsumsi : Nasi, sayur, buah, ayam, ikan.
- Frekuensi : 3x sehari
- Porsi : 1-2 piring
- Pantangan : Tidak ada
- Masalah : Tidak ada
b) Minuman
- Jenis yang dikonsumsi: Air putih, sirup,susu ibu hamil, teh
- Frekuensi : 8x sehari
- Porsi : 1 gelas
- Pantangan : Tidak ada
- Masalah : Tidak ada
2) Saat hamil
a) Makanan
- Jenis yang dikonsumsi: Nasi, sayur timun, labu, wortel, daun
singkong, ditambah daun katuk, telur
rebus, ikan, ayam, pepaya, pisang,
semangka, nanas
- Frekuensi : 3x sehari

31
- Porsi : ± 1-2 piring
- Pantangan : Tidak ada
- Masalah : Tidak ada
b) Minuman
- Jenis yang dikonsumsi: Air putih, sirup,susu ibu hamil, teh
- Frekuensi : ± 8x sehari
- Porsi : 1 gelas
- Pantangan : Tidak ada
- Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil
a) BAB
- Frekuensi : 1x sehari
- Konsistensi : Lembek
- Warna : Kuning kecoklatan
b) BAK
- Frekuensi : 4-6x sehari
- Warna : Kuning jernih
- Bau : Khas (pesing)
1) Saat hamil
a) BAB
- Frekuensi : 1x sehari
- Konsistensi : Lembek
- Warna : Kuning kecoklatan
b) BAK
- Frekuensi : 4-6x sehari
- Warna : Kuning jernih
- Bau : Khas (pesing)
c. Personal Hygiene
1) Sebelum hamil
a) Frekuensi mandi : 2x sehari
b) Frekuensi Gosok gigi : 3x sehari
c) Frekuensi ganti pakaian : Ibu mengganti celana dalam apabila

32
merasa lembab atau basah
2)Saat hamil
a) Frekuensi mandi : 2x sehari
b)Frekuensi Gosok gigi : 3x sehari
c)Frekuensi ganti pakaian: Ibu mengganti celana dalam apabila
merasa lembab atau basah
d. Aktifitas
1.Sebelum hamil
Ibu masih bisa melakukan pekerjaan rumah seperti biasa memasak,
mencuci dan menyapu
2.Saat hamil
Ibu masih mulai sulit untuk melakukan pekerjaan rumah seperti biasa
memasak, mencuci dan menyapu serta ibu mengurangi pekerjaan
yang berat-berat
e.Tidur dan Istirahat
1) Sebelum hamil
a) Siang hari : ±1 jam
b) Malam hari : ±7-8 jam
c) Masalah : ±Tidak ada
2) Saat hamil
a) Siang hari : ±1 jam
b) Malam hari : ±7-8 jam
c) Masalah : Tidak ada
f. Pola Seksual
1) Sebelum hamil
a) Frekuensi : Tidak tentu
b) Masalah : Tidak ada
2) Saat hamil
a) Frekuensi : Tidak tentu
b) Masalah : Tidak ada
g. Personal Hygiene
1)Sebelum hamil
1. Frekuensi mandi : 2x sehari

33
2. Frekuensi Gosok gigi : 3x sehari
3. Frekuensi ganti pakaian : Ibu mengganti celana dalam
apabila merasa lembab atau basah

2)Saat hamil
1. Frekuensi mandi : 2x sehari
2. Frekuensi Gosok gigi : 3x sehari
3. Frekuensi ganti pakaian: Ibu mengganti celana dalam
apabila merasa lembab atau basah
h.Aktifitas
1.Sebelum hamil
Ibu masih bisa melakukan pekerjaan rumah seperti biasa memasak,
mencuci dan menyapu
2.Saat hamil
Ibu masih mulai sulit untuk melakukan pekerjaan rumah seperti biasa
memasak, mencuci dan menyapu serta ibu mengurangi pekerjaan
yang berat-berat
i.Tidur dan Istirahat
3) Sebelum hamil
d) Siang hari : ±1 jam
e) Malam hari : ±7-8 jam
f) Masalah : ±Tidak ada
4) Saat hamil
d) Siang hari : ±1 jam
e) Malam hari : ±7-8 jam
f) Masalah : Tidak ada
h. Pola Seksual
3) Sebelum hamil
c) Frekuensi : Tidak tentu
d) Masalah : Tidak ada
4) Saat hamil
c) Frekuensi : Tidak tentu
d) Masalah : Tidak ada

34
III. Data Psikososial dan Spiritual
a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya sendiri : Ibu baik-baik saja
b. Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : Ibu merasa senang
c. Ketaatan ibu beribadah : Ibu taat beribadah
d. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : Orang tua dan bidan
e. Lingkungan yang berpengaruh
Ibu tinggal bersama : Suami
Hewan Peliharaan : Tidak ada
f. Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
g. Jumlah penghasilan keluarga : Cukup
h. Yang menanggung biaya ANC dan persalinan : Suami

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Keturunan Kebar : -
Riwayat penyakit menular keturunan: -
V. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Penyakit menular keturunan : -
VI. PEMERIKSAAN DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 50 kg
Saat hamil : 61 kg
d. Tinggi badan : 151 cm
e. LILA : 28 cm
f. Tanda-tanda vital
1) TD : 160/100 mmHg
2) Nadi : 84 x/m
3) Suhu : 36,70c

35
4) Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
1) Kepala : Pertumbuhan rambut tampak merata, warna
rambut tampak hitam kulit kepala tampak bersih
dan
tidak tampak berketombe
2) Muka : Tampak tidak pucat, tidak tampak chloasma
gravidarum, tidak tampak oedem
3) Mata : Bentuk tampak simetris, konjungtiva tidak
tampak pucat, dan sklera tidak tampak kuning
4) Telinga : Telinga tampak simetris, tidak tampak serumen
dan peradangan
5) Hidung : Hidung tampak bersih, tidak tampak sumbatan
jalan
nafas seperti polip dan tidak tampak pernafasan
cuping hidung
6) Mulut : Tidak tampak sariawan, lidah tampak bersih dan
gigi
tidak tampak caries
7) Leher : Tidak tampak pelebaran/penyempitan vena
jugularis
dan kelenjar tiroid
8) Dada : Tampak simetris pada saat inspirasi dan ekspirasi
9) Mamae : Bentuk tampak simetris, puting susu tampak
menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola
dan
tidak tampak benjolan abnormal
10) Perut : Tidak terdapat jaringan parut, terdapat linea
nigra dan tidak ada bekas operasi
11) Tungkai : Tidak tampak varises dan terdapat oedema

a. Palpasi

36
1) Leher : Tidak teraba pembengkakan vena jugularis dan
kelenjar tyroid
2) Mamae : Tidak teraba benjolan abnormal
3) Abdomen
a) Leopold I : TFU teraba 3 jari bawah simfisis, teraba bulat,
keras dan melenting
b) Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba keras (PU-KI)
dan pada bagian kiri ibu teraba bagian terkecil
janin
c) Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba bagian bulat,
keras, melenting ( pres-kep)
d) Leopold IV : Pada bagian terbawah janin belum masuk PAP
(konvergen)
4) TFU : 32 cm
5) TBJ : TFU(32cm) -12 x 155 = 3100 gram
6) Tungkai : Tidak teraba varises dan terdapat oedema
b.Auskultasi
DJJ (+) , terdengar jelas dan irama teratur, frekuensi 149x/menit
c. Perkusi
1) Refleks Patella : Kiri / Kanan , (+) / (+)
2) Cek ginjal : Kiri / Kanan, (-) / (-)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : 10,9 g/dL
b. Golongan darah : B
c. Protein uria : +++ (Positif 3)
d. Reduksi : - (Negatif)

VII. ANALISA DATA


1.Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 hamil 34 minggu dengan PEB
2.Masalah : Tidak ada
3.Kebutuhan : KIE dan health education, edukasi PEB
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

37
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan
pekerjaan yang berat
Evaluasi : ibu bersedia untuk tidak melakukan
pekerjaan yang berat.
3. Menganjurkan kepada ibu untuk makan-makanan yang
bergizi dan makanan yang mengandung zat besi seperti
hati dan bayam makan dilakukan dengan porsi yang
normal.
Evaluasi : ibu bersedia mengonsumsi makanan bergizi
dan yang mengandung zat besi.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe
1x1 pada malam hari diminum menggunakan air
putih/jus jangan menggunakan the,kopi atau minuman
bersoda.
Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumsi tablet Fe.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 1 minggu lagi pada tanggal 2 september 2018.

38
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

1) Pengkajian
dalam melakukan pengkajian data penulis tidak menemukan kesulitan yang
berarti baik dalam pengumpulan data subjektif maupun objektif.
– Data subjektif

Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan ibu sama dengan tinjauan teori yang menyatakan
bahwa Hb ibu 10, 2 gr%. ibu juga merasakan mual dan pusing.

– Data objektif

Pemeriksaan umum di dapat kan dalam keadaan umum ibu


a. BB sebelum hamil : 45 kg
b. BB sekarang : 42 kg
c. TB : 152 cm
d. LILA : 24 cm
e. TD : 110/70mmhg
f. Nadi : 83 x/menit
g. Suhu : 36° C
h. Pernafasan : 24 x/menit
i. Pemeriksaan fisik
Pada tinjauan teori di jelaskan nilai ambang batas yang di gunakan untuk memutuskan
status anemia ibu hamil berdasarkan kriteria WHO di tetapkan 3 teori yaitu:

1. Normal > 11gr%


2. Ringan 8-11 gr%
3. Berat , 8gr %
(rukiyah, Ai Yeyeh, dkk,2010 : 114)

39
Berdasarkan pemeriksaan Hb yang dilakukan di dapatkan hasil Hb ibu 10, 2 gr%,
sehingga ibu di katakan anemia ringan.

2) Interpretasi Data

Pada kasus ini didapatkan diagnosa : ibu hamil G1P0A0H0 dengan usia
kehamilan 15-16 minggu ,Ballotemen (+).

3) Masalah potensial
Sesuai dengan teori anemia ringan bisa mengakibatkan terjadi Anemia
sedang bahkan sampai anemia berat yang dapat menyebabkan dekompensasi
cordis dan kematian, perdarahan, partus lama karena inertia uteri, syok, infeksi
intra partum dan post partum.

4) Tindakan segera
Pada kehamilan normal dengan anemia ringan tindakan segera belum di
butuhkan.

5) Intervensi
1. Informasikan tentang hasil pemeriksaan
2. Anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan makanan dengan gizi
seimbang
3. Beri KIE tentang cara konsumsi tablet Fe
4. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kesehatannya
5. Jelaskan tanda bahaya pada ibu
6. Beritahu dan anjurkan ibu untuk kunjungan ulang.
6) Implementasi
Semua rencana tindakan dapat di aplikasikan kedalam tindakan yang
nyata dan dapat berjalan dengan baik sehingga ibu bisa menerima informasi
dan penjelasan yang diberikan. Tindakan sudah diberikan pada ibu dalam
kasus ini antara lain berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, dan
pemeriksaan penunjangdilakukan pemeriksaan Hb.

7) Evaluasi

40
Evaluasi pada kasus ini baik, karena rencana dan pelaksanaan tindakan
yang dilakukan dapat diaplikasikan secara efektif. Karena dari pemeriksaaan
Hb ibu dengan anemia ringan , ibu dianjurkan meningkatkan asupan makanan
dengan gizi seimbang agar ibu tidak anemia. Maka penulis menganjurkan ibu
untuk sering memeriksakan kehamilannya.

41
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Sarwono, 2008 : hal 213).
Kehamilan, persalinan dan nifas pada dasarnya merupakan proses alamiah yang di
alami oleh seorang wanita.

Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi,
hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama
kehamilan bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih
mungkin terjadi anemia untuk kunjungan berikutnya (Proverawati 2011).

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan


pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu
tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk
pemeriksaan tinja sehingga di ketahui adanya infeksi parasit. (Manuaba, I. B. G.
2010)

Pengobatan efektif anemia pada ibu hamil dilakukan dengan menghilangkan


penyebabnya atau memperbaiki kelainan primernya. Suplemen besi, asam folat, dan
vitamin B12 bisa diberikan pada penderita anemia akibat pendarahan dan defisiensi
besi. Hasil penelitian Sood, S K membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil
besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hbnya naik lebih tinggi dari
pada wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja

B. Saran
Semoga pada makalah ini dapat diambil pembelajarannya dan bisa diterima dan
dibaca oleh pembaca dan penilai. Penulis menyarankan agar dapat membaca makalah
ini dikarenakan penulis membuatnya bertujuan untuk menambah pengetahuan kita.

42
Penulis sadar akan kekurangan penulisan makalah ini. Maka dari itu tim penulis
mengharapkan kritikan dan saran untuk membuat makalah ini menjadi lebih sempurna
dan bermanfaat.

43

Anda mungkin juga menyukai