com
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui definisi hemofilia.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis hemofilia.
c. Untuk mengetahui fisiologis pembekuan darah.
d. Untuk mengetahui etiologi dan patofisiologi pada hemofilia.
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang di berikan pada pasien
hemofilia.
5/19/2018 Makalah Hemofilia - slidepdf.com
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hemofilia merupakan kelainan perdarahan keturunan yang secara
klinis sulit dibedakan tetapi dapat dipisahkan dengan uji laboratorium:
Hemofilia A & Hemofilia B, dimana Hemofilia A disebabkan oleh
kekurangan aktivitas faktor pembekuan VIII sementara Hemofilia B
disebabkan oleh kekurangan factor IX. Kekurangan faktor VIII terjadi lima
kali lebih sering.
Kedua tipe hemofilia diturunkan terkait X, sehingga hampir semua
penderita adalah laki-laki; ibunya dan beberapa saudara perempuannya
adalah karier dan tidak menunjukkan gejala. (Brunner & Suddarth, 2001).
2.2 Etiologi
Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor
IX (FIX), dikelompokkan sebagai hemofilia A dan hemofilia B. Kedua gen
tersebut terletak pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif
terkait-X (Ginsberg, 2000). Oleh karena itu, semua anak perempuan dari
laki-laki yang menderita hemofilia adalah carier penyakit, dan anak laki-laki
tidak terkena. Anak laki-laki dari perempuan yang carier memiliki
kemungkinan 50% untuk menderita penyakit hemofilia. Dapat terjadi wanita
homozigot dengan hemofilia (ayah hemofilia, ibu carier), tetapi keadaan ini
sangat jarang terjadi. Kira-kira 33% pasien tidak memiliki riwayat keluarga
dan mungkin akibat mutasi spontan.
2.3 Patofisiologi
Hemofilia merupakan penyakit kongenital yang diturunkan oleh gen
resesif x-linked dari pihak ibu. Faktor VIII dan faktor IX adalah protein
plasma yang merupakan komponen yang diperlukan untuk pembekuan
darah, faktor-faktor tersebut diperlukan untuk pembentukan bekuan fibrin
pada tempat pembuluh cidera. Hemofilia berat terjadi apabila konsentrasi
faktor VIII dan faktor IX plasma kurang dari 1 %. Hemofilia sedang jika
http://slide pdf .c om/r ea de r /f ull/ma ka la h- he mofilia - 5617d047c 34f d 3/12
5/19/2018 Makalah Hemofilia - slidepdf.com
2.6 Penatalaksanaan
Dimasa lalu, satu-satunya penanganan untuk hemofilia adalah plasma
http://slide pdf .c om/r ea de r /f ull/ma ka la h- he mofilia - 5617d047c 34f d 4/12
5/19/2018 Makalah Hemofilia - slidepdf.com
segar beku, yang harus diberikan dalam jumlah besar sehingga pasien akan
mengalami kelebihan cairan. Sekarang sudah tersedia konsentrat faktor
VIII dan IX disemua bandara. Konsentrat diberikan apabila pasien
mengalami perdarahan aktif atau sebagai upaya pencegahan sebelum
pencabutan gigi atau pembedahan. Pasien dan keluarganya harus diajar cara
memberikan konsentrat di rumah setiap kali ada tanda perdarahan.
Beberapa pasien membentuk antibodi terhadap konsentrat, sehingga
kadar faktor tersebut tidak dapat dinaikkan. Penanganan masalah ini sangat
sulit dan kadang tidak berhasil. Asam aminokaproat adalah penghambatan
enzim fibrinolitik. Obat ini dapat memperlambat kelarutan bekuan darah
yang sedang terbentuk, dan dapat digunakan setelah pembedahan mulut
pasien dengan hemofilia.
Dalam rangka asuhan umum pasien dengan hemofilia tidak boleh diberi
aspirin atau suntikan secara IM. Kebersihan mulut sangat penting sebagai
upaya pencegahan, karena pencabutan gigi akan sangat membahayakan.
Bidai dan alat ortopedi lainnya sangat berguna bagi pasien yang mengalami
perdarahan otot atau sendi.
2.7 Komplikasi
Komplikasi hemofilia meliputi perdarahan dengan menurunnya perfusi,
kekakuan sendi akibat perdarahan, hematuria spontan dan perdarahan
gasterointestinal. Pada tahun- tahun terakhir, ditemukan bahwa pasien
dengan hemofilia mempunyai resiko tinggi menderita AIDS akibat
transfusi darah dan komponen darah yang pernah diterima. Semua darah
yang didonorkan sekarang diperiksa terhadap adanya antibodi virus AIDS.
Konsentrat faktor komersial biasanya sudah dipanaskan sehingga
kemungkinan
penularan penyakit infeksi melalui darah dapat diturunkan.
BAB 3
PROSES KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pasien dengan hemofilia harus dikaji dengan teliti akan adanya perdarahan
internal (abdominal, dada, atau nyeri pinggang, darah dalam urin, usus,
atau muntahan), hematom otot, dan perdarahan dalam rongga sendi. Tanda
vital dan hasil pengukuran tekanan hemodinamika harus di pantau untuk
melihat adanya tanda hipovolemia. Semua ektremitas dan tubuh di periksa
dengan teliti kalau ada tanda hematom. Semua sendi dikaji akan adanya
pembengkakan, keterbatasan gerak dan nyeri. Pengukuran kebebasan gerak
sendi di lakukan dengan perlahan dan teliti untuk menghindari kerusakan
lebih lanjut. Apabila terjadi nyeri harus segera di hentikan. Pasien ditanya
mengenai adanya keterbatasan aktivitas dan gerakan yang dialami
sebelumnya dan setiap alat bantu yang di pakai seperti bidai, tongkat, atau
kruk.
Apabila pasien baru saja mengalami pembedahan, tempat luka operasi harus
sering di periksa dengan teliti akan adanya perdarahan. Perlu dilakukan
pemantauan tanda vital sampai dapat di pastikan bahwa tidak ada perdarahan
pasca operatif yang berlebihan.
Semua pasien dengan hemofilia harus ditanya mengenai bagaimana mereka
dan keluarganya menghadapi kondisi ini, upaya yang biasanya di pakai
untuk mencegah episode perdarahan, dan setiap keterbatasan yang
diakibatkan oleh kondisi ini terhadap gaya hidup dan aktivitas sehari-hari.
Pasien yang sering dirawat di rumah sakit karena episode perdarahan akibat
http://slide pdf .c om/r ea de rcedera
/f ull/ma ka laharus
h- he mofiliditanya secara
a - 5617d047c 34 fd teliti mengenai faktor yang dapat menyebabkan 6/12
b. Intervensi Keperawatan
Menghilangkan Nyeri. Secara umum, diperlukan analgetik untuk
mengurangi nyeri sehubungan dengan hematoma otot yang besar dan
perdarahan sendi. Analgetika oral non opioid dapat diberikan, karena
nyeri dapat berlangsung lama, dan ketergantungan terhadap narkotika
dapat menjadi masalah baru pada nyeri kronis. Kadang perlu juga
diberikan analgetik sebelum melakukan aktivitas yang diketahui
menimbulkan nyeri. Hal ini tidak hanya membantu pasien menjalankan
aktivitasnya, tetapi juga cenderung dapat menurunkan jumlah analgetika
yang dibutuhkan.
Segala upaya harus dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan nyeri akibat aktivitas. Pasien didorong untuk bergerak
perlahan dan mencegah stres pada sendi yang terkena. Banyak pasien
yang merasakan bahwa berendam air hangat dapat membantu relaksasi,
memperbaiki mobilitas, dan mengurangi nyeri. Tetapi, kompres panas
harus dihindari selama episode perdarahan, karena dapat
mengakibatkan perdarahan lebih lanjut.
Karena nyeri sendi membatasi gerak, maka pasien dengan nyeri yang
sangat selama aktivitas dapat dibantu dengan alat bantu. Bidai, tongkat,
atau kruk sangat berguna untuk memindahkan beban tubuh pada sendi
yang sangat nyeri. Bidai harus terpasang dengan tepat untuk menghindari
tekanan pada permukaan tubuh, yang dapat mengakibatkan cedera
jaringan dan perdarahan.
Pemantauan Dan Penatalaksanaan Komplikasi. Pasien dikaji
sesering mungkin mengenai adanya tanda dan gejala penurunan perfusi
jaringan seperti yang ditandai dengan adanya hipoksia pada organ vital,
gelisah, cemas, pucat, kulit dingin lembab;nyeri dada dan penurunan
curah urin. Hipotensi dan takikardi dapat terjadi akibat kekurangan
volume. Tekanan darah, denyut nadi, respirasi, tekanan vena sentral
dan tekan arteri pulmoner harus dipantau, begitu juga hemoglobin dan
hematokrit, waktu perdarahan dan pembekuan, serta angka trombosit.
Pasien diamati sesering mungkin mengenai adanya perdarahan dari
kulit, membran mukosa, dan luka serta adanya perdarahan internal.
Selama terjadinya episode perdarahan, pasien dijaga agar tetap istirahat
dan diberikan tekanan lembut pada tempat perdarahan aksternal. Kompres
dingin diberikan pada tempat perdarahan bila perlu.
Obat parenteral diberikan dengan jarum ukuran kecil untuk
mengurangi trauma dan risiko perdarahan. Segala usaha harus diupayakan
untuk melindungi pasien dari trauma. Lingkungan dijaga agar bebas dari
rintangan yang dapat menyebabkan jatuh, pasien dipindah dan digeser
dengan sangat hati-hati. Tepi tempat tidur harus dilapisi dengan bantalan
yang lunak. Darah dan komponen darah diberikan sesuai kebutuhan,
dan diusahakan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
3.4 Evaluasi
1. Nyeri berkurang
a. Melaporkan berkurangnya nyeri setelah menelan anlgetik.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Untuk mengetahui seseorang yang menderita hemofilia/t idak sebaiknya
dilakukan pemeriksaan labolatorium dan pemeriksaan penunjang.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit
Buku : Kedokteran EGC. Jakarta.