ALBINER SIAGIAN
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
1. Pengertian Label
Informasi tentang produk, pada umumnya tertera pada apa yang disebut
sebagai label. Menurut definisinya label adalah tulisan, tag, gambar, atau deskripsi
lain yang tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan
apa pun, pemberian kesan yang melekat pada suatu wadah atau pengemas. Ada
juga definisi lain yang menyatakan bahwa “pemberian kesan yang melekat pada
atau termasuk di dalamnya menjadi bagian dari atau menemani setiap makanan”
termasuk dalam kriteria sebagai label produk.
Catatan:
Pencantuman tulisan “halal” diatur oleh keputusan bersama Menteri Kesehatan dan
Menteri Agama No. 427/MENKES/SKB/VIII/1985. Makanan halal adalah semua jenis
makanan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang terlarang/haram dan atau
yang diolah menurut hukum-hukum agama Islam. Produsen yang mencantumkan
tulisan “halal” pada label/penandaan makanan produknya bertanggungjawab
terhadap halalnya makanan tersebut bagai pemeluk agama Islam. Dewasa ini telah
disetujui adanya tim akreditasi kehalalan suatu produk.
c. Isi
Netto
- Isi netto dinyatakan dalam satuan metrik.
- Untuk makanan padat dinyatakan dengan satuan bobot.
- Untuk makanan cair dinyatakan dengan satuan volume.
- Untuk makanan semi padat atau kental dinyatakan dalam satuan volume atau
bobot.
- Untuk makanan padat dalam cairan dinyatakan dalam bobot tuntas.
e. Nomor Pendaftaran
- MD untuk produk dalam negeri, dan
- ML untuk produk luar negeri
f. Kode Produksi
- Kode produksi meliputi: tanggal produksi dan angka atau huruf lain yang
mencirikan :batch’ produksi.
- Produk-produk yang wajib mencantumkan kode produksi:
i. susu: pasteurisasi, steril, fermentasi, dan bubuk,
ii. makanan atau minuman yang mengandung susu,
iii. makanan bayi,
iv. makanan kalengan yang komersial, dan
v. aging dan hasil olahannya.
g. Tanggal Kadaluwarsa
- Tanggal kadaluwarsa harus dicantumkan pada:
i. susu: pasteurisasi, steril, fermentasi, dan bubuk,
ii. makanan atau minuman yang mengandung susu,
iii. makanan bayi,
iv. makanan kalengan yang komersial
(Cara penulisan: “Sebaiknya digunakan sebelum …….”)
- Tempat, harus ditempatkan di tempat yang mudah dan jelas terbaca.
i. Nilai Gizi
- Nilai gizi diharuskan untuk dicantumkan bagi makanan dengan nilai gizi yang
diperkaya, makanan diet atau makanan lain yang ditetapkan oleh menteri
kesehatan (lihat contoh pada lampiran 2).
- Informasi yang harus dicantumkan:
i. energi,
ii. protein,
iii. lemak,
iv. karbohidrat,
v. vitamin, dan
vi. mineral atau komponen tertentu.
- Untuk makanan lain, pencantumannya bersifat sukarela.
Kriteria lain:
- kandungan karbohidrat dicantumkan pada label
- tidak boleh dinyatakan sebagai “bebas gula” atau “kurang gula” bila makanan
tersebut mengandung karbohidrat.
iii. Pernyataan menyehatkan, menguatkan (tonik) dan memulihkan
kesehatan (restorative).
- Dilarang mencantumkan bahwa suatu makanan dapat menyehatkan.
- Dilarang mencantumkan pernyataan mempunyai sifat “tonik” hanya karena
makanan tersebut mengandung:
a. alkohol,
b. gula atau karbohidrat lain,
NATRIUM MAKANAN DIET RENDAH; Special Dietary Foods with Low Sodium
Content