Anda di halaman 1dari 3

Aktivitas berkaitan tentang Keuangan PT Sinar Sosro Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir

Pada tahun 2001 perusahaan minuman dalam kemasan PT Sinar Sosro telah menyiapkan dana
pelunasan Obligasi Sosro I yang terdiri dari Seri A dan B sebesar Rp100 miliar yang akan jatuh
tempo 12 Juli 2006. Dengan dana pelunasan Obligasi Sosro I dalam bentuk deposito senilai
Rp86,625 miliar. Kekurangan dana untuk pelunasan pokok dan bunga obligasi tersebut akan
dipenuhi dengan pinjaman bank.

penjualan bersih perseroan dalam 11 bulan pertama hingga Nopember 2005 mencapai
Rp1.408,897 miliar, melampaui angka penjualan bersih pada 2004 sebesar Rp1.286,507 miliar.
Laba kotor perseroan dalam periode tersebut sebesar Rp715,740 miliar, juga masih lebih besar
daripada laba kotor pada 2004 yaitu sebesar Rp712,862 miliar, namun laba usaha tercatat hanya
Rp100,271 miliar lebih kecil dibanding 2004 sebesar Rp166,092 miliar. Penurunan laba kotor
tersebut terjadi akibat lebih besarnya biaya umum dan administrasi serta jumlah beban usaha
dibanding periode tahun sebelumnya.

Dalam periode Januari-November 2005, perseroan hanya membukukan laba sebelum pajak
Rp58,007 miliar, sehingga sulit bisa mengimbangi perolehan laba bersihnya yang diperoleh
selama 2004 sebesar Rp134,302 miliar. selama 2005 perseroan telah melakukan
pengembangan investasi untuk membangun pabrik di Palembang, Sumatera Selatan dan di
Mojokerto, Jawa Timur. Selain itu pada tanggal 23 Juni 2005 PT Sinar Sosro telah melakukan
pendaftaran Surat Berharga Jangka Menengah (Medium Term Notes/MTN) PT Sinar Sosro ke
dalam penitipan kolektif KSEI dengan jumlah pokok Rp 300.000.000.000,-, frekuensi
pembayaran per triwulan dan tingkat bunga tetap sebesar 11%. Surat Berharga Jangka
Menengah (Medium Term Notes/MTN) tersebut diterbitkan tanpa warkat dan berjangka waktu
3 (tiga) tahun. Pelunasan Pokok akan dilakukan pada tanggal 23 Juni 2008.

Pada tahun 2008 PT Sinar Sosro, produsen Teh Botol dan Teh Kotak, mencatat laba hingga Rp
1,8 triliun pada 2008. Dari laba tersebut, hanya Rp 9 miliar yang berasal dari keuntungan
ekspor. Saat itu Presiden Direktur PT Sinar Sosro Yoseph Sosrojoyo mengatakan bahwa
produk-produk Sosro saat ini masih menjadi pemimpin di pasaran. Produk Sosro seperti Teh
Botol dan Teh Kotak mampu bersaing dengan produk asing seperti Coca-Cola.

setahun kemudian pada tahun 2009 pengelolaan gerai McDonald's di seluruh Indonesia resmi
diambil alih PT Rekso Nasional Food dari PT Bina Nusa Rama. Selain itu, PT Rekso Nasional
Food telah melakukan kontrak persetujuan Master Franchise Agreement dengan McDonald's
International Property Company (MIPCO) yang memberikan izin untuk mengoperasikan
semua restoran yang sebelumnya dioperasikan oleh PT Bina Nusa Rama dan membuka
restoran baru di seluruh Indonesia. Pembelian lisensi tersebut membuat penjualan produk teh
botol sosro meningkat melalui gerai-gerai McDonald's. Hingga saat ini minuman teh botol
sosro menjadi produk yang paling digemari oleh para pelanggan McDonald's

Pangsa pasar Teh Botol Sosro pada saat ini mampu disaingi oleh brand yang baru muncul pada
tahun 2010 yaitu Teh Pucuk Harum yang merupakan produk minuman teh dalam kemasan dari
PT Mayora Indah Tbk. Hal tersebut dapat dilihat dari market share Teh Botol Sosro dan Teh
Pucuk Harum di beberapa kota besar di Indonesia sebagai berikut:

Pangsa Pasar Minuman Teh dalam Kemasan Tahun 2016

Sumber: http://www.topbrand-award.com

Dari gambar 1.2 diatas, dari beberapa kota besar yang ada di Indonesia, Teh Botol Sosro masih
menjadi market leader di industri minuman teh dalam kemasan dengan persentase 32,0%.
Akan tetapi, Teh Pucuk Harum sebagai produk minuman teh dalam kemasan yang baru
beberapa tahun muncul mampu mengambil 27,3% pangsa pasar Teh Botol Sosro dan merek
lainnya. Hal tersebut menunjukan bahwa merek Teh Pucuk Harum mampu bersaing sangat
ketat dengan Teh Botol Sosro. Di daerah Denpasar teh botol mengungguli Teh Pucuk Harum
dengan dengan persentase 38.1%.

Besarnya pangsa pasar industri minuman teh dalam kemasan atau ready to
drink (RTD) tea kian menarik berbagai pemain baru untuk turut mencicipi manisnya industri
ini. Menurut Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim), nilai industri ini paling tidak sudah
mencapai Rp50 triliun atau sekitar 2 miliaran liter. Pada periode 2005—2017, penjualan RTD
tea (dalam juta liter) mampu mencapai rerata 13% dan selalu tumbuh double digit kecuali pada
tahun 2010, 2012, 2016, dan 2017.

Saat ini PT Sosro Masih menjadi perusahaan privat sehingga data-data keuangan yang di
keluarkan untuk publik sangat sedikit pernyataan-pernyataan di atas merupakan hasil dari
pencarian kami melalui artikel-artikel dan berita-berita serta pernyataan dari direktur utama
PT. Sinar Sosro

http://www.ksei.co.id/ksei_news/read/4421/pemberitahuan-pendaftaran-mtn-sosro-i-tahun-2005
https://nasional.kompas.com/read/2009/06/03/2147171/sosro.ambil.alih.mcdonalds.

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-1079979/mampu-saingi-coca-cola-sosro-
cetak-laba-rp-18-triliun-di-2008
https://www.wartaekonomi.co.id/read193618/berebut-manisnya-industri-minuman-teh-
dalam-kemasan.html

Anda mungkin juga menyukai