Anda di halaman 1dari 530

Daftar isi

Pedoman Umum Mata Kuliah ................................................................................................................... 1


Tinjauan Mata Kuliah ......................................................................................... 1
Struktur Materi Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar......................... 1
Standar Kompetensi yang ingin dicapai sesuai Standar Kompetensi Guru kelas
SD/MI lulusan S1 PGSD (Tinjauan Instruksional Umum) ................................. 2
Kompetensi Dasar ............................................................................................. 2
Indikator Mata Kuliah ......................................................................................... 2
Petunjuk Mempelajari Bahan Ajar ...................................................................... 2
Bahan Ajar ............................................................................................. 3
Rencana Penyelesaian Bahan Bacaan dan Tugas ............................................... 5
Tugas Mata Kuliah ............................................................................................. 6

Bab I Pengenalan Konsep-Konsep Pembelajaran........................................................................ 8


1. Pendahuluan ............................................................................................. 8
2. Uraian Materi ............................................................................................. 8
3. Tindak Lanjut ............................................................................................. 15

BaB II Pembelajaran Melalui Permainan Edukatif........................................................................16


1. Pendahuluan ............................................................................................. 16
2. Uraian Materi ............................................................................................. 16
3. Tindak Lanjut ............................................................................................. 19

BaB III Pembelajaran Melalui Pengalaman Langsung/Eksplorasi Di lingkungan


Sekitar ............................................................................................................................... 20
1. Pendahuluan ............................................................................................. 20
2. Uraian Materi ............................................................................................. 21
3. Tindak Lanjut ............................................................................................. 23

BaB IV Pembelajaran dengan Pendekatan Terpadu.................................................................... 24


1. Pendahuluan ............................................................................................. 24
2. Uraian Kegiatan ............................................................................................ 24
3. Tindak Lanjut ............................................................................................. 26

BaB V Pengembangan Kurikulum di Sekolah ................................................................................. 27


1. Pendahuluan ............................................................................................. 27
2. Uraian Kegiatan............................................................................................. 27
3. Tindak Lanjut ............................................................................................. 29

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 31

Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
Pedoman Umum Mata Kuliah

Tinjauan Mata Kuliah


Mata kuliah Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar merupakan
suatu mata kuliah yang diberikan bagi mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Mata kuliah ini berbobot 2 SKS. Bahan ajar
dikemas dalam bentuk bahan ajar cetak yang terdiri atas Buku Pedoman Umum
Mata Kuliah serta Materi Kompilasi / bacaan dari beberapa buku sumber yang
relevan. Pembahasan materi dalam mata kuliah ini meliputi materi lintas bidang
studi yaitu Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, PPKN,
Matematika, Pendidikan Jasmani serta Bahasa dan Seni untuk anak sekolah dasar.
Dalam mengikuti mata kuliah ini Anda akan mendapat pengalaman belajar
dalam bentuk mengkaji berbagai konsep dan contoh penerapannya, serta
melakukan perancangangn pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM). Konsep – konsep yang akan Anda pelajari adalah
sebagai berikut:
1. Pengenalan konsep pembelajaran
2. Pembelajaran melalui permainan edukatif
3. Pembelajaran melalui pengalaman langsung/eksplorasi di lingkungan
sekitar
4. Pembelajaran Terpadu
5. Pengembangan kurikulum di sekolah dasar

Setelah selesai mempelajari mata kuliah ini, Anda akan memiliki


kompetensi atau kemampuan untuk merancang pembelajaran yang mendidik
sekaligus menyenangkan bagi siswa sekolah dasar. Untuk mencapai kompetensi
tersebut, Anda akan dibekali strategi pembelajaran yang disingkat PAKEM, yaitu
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Untuk dapat
menciptakan pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan bagi siswa SD,
Anda sebagai guru seyogyanya mengenali mereka dengan cara mengidentifikasi
prilaku awal dan karakteristik mereka. Selanjutnya Anda harus mampu memilih
dan menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat melalui pemahaman dan
penerapan berbagai konsep pembelajaran untuk berbagai mata pelajaran di SD
atau pembelajaran terpadu. Pendekatan pembelajaran yang menyenangkan bagi
anak sekolah dasar adalah pendekatan dengan permainan dan pengalaman atau
eksplorasi langsung. Mata kuliah ini akan membekali Anda agar mampu
merancang pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan baik melalui
permainan maupun eksplorasi langsung, secara terpadu untuk semua mata
pelajaran di SD yang menjadi tanggung jawab Anda

Struktur Materi Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Mata kuliah ini membahas konsep strategi pembelajaran PAKEM dengan
pendekatan permainan, Sains – Teknologi – Masyarakat (STM), dan integratif

Panduan Belajar Mahasiswa 1


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
serta langkah perancangan pembelajaran berdasarkan pendekatan-pendekatan
tersebut.

Standar Kompetensi yang ingin dicapai sesuai Standar Kompetensi Guru

Kelas SD/MI Lulusan S1 PGSD (Tujuan Instruksional Umum):

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, Anda diharapkan dapat merancang


pembelajaran yang mendidik bagi siswa sekolah dasar.

Kompetensi Dasar :
Mahasiswa dapat memahami konsep tentang belajar, pendekatan dan model-
model pembelajaran, serta mampu merancang pembelajaran yang mendidik bagi
siswa sekolah dasar.

Indikator mata kuliah


Setelah mempelajari seluruh bahasan dan menyelesaikan soal-soal latihan
dalam mata kuliah Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar, Anda
diharapkan mampu:
1. menjelaskan teori-teori belajar yang mendasari pembelajaran di sekolah
dasar;
2. menjelaskan pendekatan dan model-model pembelajaran;
3. menjelaskan pembelajaran melalui permainan;
4. merancang pembelajaran melalui permainan edukatif;
5. menjelaskan pembelajaran melalui pengalaman langsung/eksplorasi di
lingkungan sekitar;
6. merancang pembelajaran melalui pengalaman langsung (pendekatan
Sains-Teknologi-Masyarakat) untuk bidang IPA dan IPS;
7. menjelaskan pembelajaran terpadu;
8. merancang pembelajaran terpadu; dan
9. mengembangkan kurikulum di sekolah dasar

Petunjuk Mempelajari Bahan Ajar


Agar Anda berhasil dalam mempelajari bahan ajar ini, ikuti petunjuk belajar
sebagai berikut:
1. Perhatikan bahwa bahan ajar yang harus Anda terima adalah Buku Kapita
Selekta Pembelajaran di SD yang terdiri dari petunjuk belajar/panduan
umum mata kuliah dan kompilasi bacaan
2. Bacalah dengan cermat materi dalam buku tersebut
3. Kompilasi bacaan terdiri atas 26 judul bacaan yang membahas 5 topik
utama. Bacaan yang diberikan meliputi bahasan mengenai pengenalan
konsep pembelajaran, pembelajaran melalui permainan edukatif,
pembelajaran melalui pengalaman langsung/eksplorasi di lingkungan

2 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
sekitar, pembelajaran terpadu dan pengembangan kurikulum di sekolah
dasar. Seluruh pembahasan meliputi/ mencakup kajian bidang ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, PPKN, Matematika,
Pendidikan Jasmani serta Bahasa dan Seni
4. Perhatikan petunjuk-petunjuk yang dianjurkan seperti: ”Bacalah lebih
lanjut sejumlah topik bacaan seperti tertulis dalam kotak”, ”Garis-bawahi
konsep-konsep penting”, dan sebagainya.
5. Bahan ajar ini dilengkapi dengan daftar referensi buku sumber bacaan
yang digunakan penulis bahan ajar ini untuk memaparkan uraian materi
dan contoh.
6. Bahan ajar belum dilengkapi dengan senarai, berupa kamus kecil berisi
tentang arti kata baru, teknis, asing, kata penting yang tercantum dalam
uraian materi pada setiap bacaan. Silakan Anda mencoba membuat catatan
bagi Anda sendiri.

Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah bahan ajar pokok
yang wajib Anda pelajari. Bahan ajar pokok yang digunakan dalam mata kuliah
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut.
Bab I. Pengenalan Konsep Pembelajaran
1.1. Teori Belajar
Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Komunikatif dan menyenangkan: Bab I. Jakarta: Departemen
Pendidikan
Pitajeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan: Bab II.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Nasional
1.2. Pengenalan Konsep – Konsep Pembelajaran di Sekolah Dasar
Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Komunikatif dan Menyenangkan: Bab II. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Lily Barlia. (2006). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam
Sekitar: Bab II dan IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Muslichach Asy’ari. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-
Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar: Bab I.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Rabad Sihabuddin. (2006). Indahnya Pelangi dalam Kesadaran
Multikultur Masyarakat Indonesia: Bab I dan VI. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Bab II: Pembelajaran Melalui Permainan
Pembelajaran Melalui Permainan
Dadan Djuanda (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Komunikatif dan Menyenangkan: Bab V dan VI. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Pitajeng (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan: Bab I,
III, IV, V, VI, VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Panduan Belajar Mahasiswa 3


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
Rabad Sihabuddin (2006). Indahnya Pelangi dalam Kesadaran
Multikultur Masyarakat Indonesia: Bab II dan V. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Sumanto (2006). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah
Dasar: Bab II dan III. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Wira Indra Satya (2006). Membangun Kebugaran Jasmani dan
Kecerdasan melalui Bermain: Bab III dan IV Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Bab III. Pembelajaran dengan Pendekatan Terpadu
Pembelajaran dengan Pendekatan Terpadu Bidang Studi IPA, Bahasa
Indonesia, dan Matematika.
Dadan Djuanda (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Komunikatif dan Menyenangkan: Bab II. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Ichlas Hamid, S. dan Tuti I. Ichlas (2006). Pengembangan Pendidikan
Nilai dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar:
Bagian III, Bab V Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Bab IV. Pembelajaran melalui Pengalaman Langsung/Eksplorasi Di
Lingkungan Sekitar
Penerapan Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran pada
bidang studi IPA dan IPS
Dadan Djuanda (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Komunikatif dan Menyenangkan: Bab III. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Lily Barlia. (2006). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam
Sekitar: Bab IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Muslichach Asy’ari (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-
Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar: Bab II,
III, dan V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Bab V. Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar


Pengembangan rancangan Pembelajaran
Ichlas Hamid, S. dan Tuti I. Ichlas (2006). Pengembangan Pendidikan
Nilai dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar:
Bagian I dan III; Bab V dan VI. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Lily Barlia. (2006). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam
Sekitar: Bab III dan V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Muslichach Asy’ari (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-
Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar: Bab IV.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Sumanto (2006). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah
Dasar: Bab II. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

4 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
Rencana Penyelesaian Bahan Bacaan dan Tugas
Dalam satu semester Anda akan mendapat dua bentuk tutorial yaitu
tutorial tatap muka selama masa residensial dan tutorial online di tempat masing-
masing. Mata kuliah Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar mensyaratkan
Anda sebagai mahasiswa untuk mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran.
Tutorial tatap muka dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan, tiap pertemuan
berlangsung selama 2,5 jam (150 menit). Sedang tutorial on line Anda akan
mendapat 5 inisiasi yang berisi pembimbingan pembahasan materi dan tugas-
tugas yang harus Anda kerjakan dan kembalikan pada tutor sesuai jadwal.
Rencana kegiatan tutorial akan dilakukan sebagai berikut.

No Waktu Pertemuan Tutorial


Tatap Muka Tutorial on line
Keg. Tutor Keg. Mahasiswa Keg. Tutor Keg. Mahasiswa
1 Membimbing Membahas Memberi Mengikuti inisiasi
mahasiswa Konsep inisiasi dan dari tutor
membahas : Konsep pembelajaran tugas tuton 1
pembelajaran
2 Membimbing Membahas Memberi Mengembalikan
mahasiswa Pendekatan dan inisiasi dan tugas tuton 1.
membahas : Model tugas tuton 2 Mengikuti inisiasi
Pendekatan dan Pembelajaran di dari tutor
Model Pembelajaran SD
di SD
3 Membimbing Mengikuti inisiasi
mahasiswa Membahas dari tutor
membahas: pendekatan Mengembalikan
Pendekatan Pembelajaran tugas tuton 2.
melalui Memberi
pembelajaran melalui
permainan inisiasi dan
permainan Edukatif.
Edukatif. tugas tuton 3
Memberi Tugas 1.
Menerima
Tugas 1.

4 Membimbing Merancang Mengikuti inisiasi


mahasiswa Pembelajaran dari tutor
merancang : melalui Memberi Mengembalikan
Pendekatan permainan inisiasi dan tugas tuton 3.
pembelajaran melalui Edukatif di SD tugas tuton 4
permainan Edukatif
di SD
5 Membimbing Membahas Memberi Mengikuti inisiasi
mahasiswa pembahasan inisiasi dan dari tutor
membahas : pendekatan tugas tuton 5 Mengembalikan
Pembelajaran melalui pembelajaran tugas tuton 4.
pengalaman melalui

Panduan Belajar Mahasiswa 5


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
No Waktu Pertemuan Tutorial
Tatap Muka Tutorial on line
Keg. Tutor Keg. Mahasiswa Keg. Tutor Keg. Mahasiswa
langsung/eksplorasi pengalaman
di lingkungan sekitar langsung/
eksplorasi di
lingkungan
sekitar
6 Membimbing Mengembalikan
mahasiswa dalam Merancang tugas tuton 5
merancang : Pembelajaran
Pembelajaran melalui melalui
pengalaman pengalaman
langsung/eksplorasi langsung/
di lingkungan sekitar eksplorasi di
lingkungan
sekitar
7 Membimbing Membahas
mahasiswa Konsep Model
membahas: Konsep Pembelajaran
Model Pembelajaran Terpadu.
Terpadu. Menerima
Memberi tugas 2. tugas 2.
8 Membimbing Merancang
mahasiswa Model
merancang : Model Pembelajaran
Pembelajaran Terpadu di SD
Terpadu di SD
Tes Formatif

Tugas Mata Kuliah


Ada dua tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama mengikuti
kegiatan tutorial tatap muka dan nilai tugas-tugas ini menyatu dalam Tes Formatif
yang diberikan diakhir kegiatan tutorial tatap muka.
Selain itu ada lima (5) tugas yang diberikan melalui kegiatan tutorial
online. Masing-masing tugas diberikan pada saat tutorial online 1, 2, 3, 4 dan 5.
Seluruh tugas yang diberikan mempunyai bobot nilai tertentu (sesuai dengan
panduan penilaian) sehinggga nilai tugas akan dapat membantu kelulusan anda
dalam mata kuliah ini. Seluruh tugas diterangkan sebagai berikut.
1. Tutorial Tatap Muka
Tugas 1: Mengidentifikasi langkah-langkah pembelajaran melalui
permainan edukatif
Tugas 2: Mengidentifikasi langkah-langkah pembelajaran melalui
pembelajaran terpadu
Kedua tugas ini Anda serahkan pada tutor dan dibahas selama kegiatan tutorial
tatap muka dan sebelum diadakan Tes Formatif.

6 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
2. Tutorial Online
Tugas 1: Mereview pendekatan pembelajaran di SD. Materi tugas ini Anda
terima pada inisiasi ke 1 dari kegiatan tutorial online dan jawaban
harus Anda serahkan sebelum inisiasi ke 2 diberikan.
Tugas 2: Mengkaji contoh-contoh pembelajaran melalui permainan edukatif di
SD. Materi tugas ini Anda terima pada inisiasi ke 2 dari kegiatan
tutorial online dan jawaban harus Anda serahkan sebelum inisiasi ke
3 diberikan.
Tugas 3 : Merancang pembelajaran melalui permainan edukatif di SD. Materi
tugas ini Anda terima pada inisiasi ke 3 dari kegiatan tutorial online
dan jawaban harus Anda serahkan paling lambat satu minggu setelah
inisiasi 4 diberikan.
Tugas 4: Merancang pembelajaran melalui pengalaman langsung/eksplorasi di
lingkungan sekitar. Materi tugas ini Anda terima pada inisiasi ke 4
dari kegiatan tutorial online dan jawaban harus Anda serahkan
sebelum inisiasi ke 5 diberikan.
Tugas 5 : Merancang pembelajaran melalui pembelajaran terpadu. Materi tugas
ini Anda terima pada inisiasi ke 5 dari kegiatan tutorial on line dan
jawaban harus Anda serahkan paling lambat satu minggu setelah
inisiasi 5 diberikan.

Panduan Belajar Mahasiswa 7


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
BAB I
PENGENALAN KONSEP-KONSEP PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan
Materi yang akan dibahas pada Bab I ini meliputi beberapa teori belajar
diantaranya teori (1) behaviorisme, (2) kognitivisme, (3) konstruktivisme, dan
(4) humanisme. Selain itu akan dibahas pula beberapa pendekatan atau model-
model pembelajaran yang digunakan di sekolah dasar baik untuk mata pelajaran
Matematika, IPA, IPS serta Bahasa dan Seni. Materi–materi tersebut sangat erat
kaitannya dengan tugas Anda sebagai pendidik di sekolah dasar. Anda akan
dibekali dengan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pembelajaran yang
melandasasi perkembangan berfikir siswa sehingga melalui penguasaan materi ini
akan membantu Anda dalam merancang program pembelajaran yang dibutuhkan
bagi siswa, dan bagi Anda sendiri dalam memahami latar kelas.
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu menjabarkan
berbagai pendekatan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Secara khusus setelah
mempelajari materi ini, Anda dapat:
1. menjelaskan prinsip-prinsip belajar dari pandangan behaviorisme,
behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan humanisme;
2. menjelaskan peran belajar dalam pembelajaran;
3. menjelaskan pengaruh teori belajar dalam pembelajaran;
4. menjelaskan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran;
5. menjelaskan metode discovery dan inquiry dalam pembelajaran; dan
6. Menjelaskan macam-macam keterampilan proses

2. Uraian Materi
2.1. Teori Belajar
Pemahaman terhadap berbagai macam teori belajar akan sangat membantu
Anda sebagai guru untuk merancang proses pembelajaran. Teori belajar
umumnya tidak mempunyai sifat yang ekstrim, yaitu hanya berfokus pada satu
komponen pembelajaran sepertia, siswa, proses belajar, guru atau kurikulum
saja. Titik fokus yang menjadi perhatian suatu teori belajar memang ada tetapi
komponen-komponen pembelajaran yang lain diperlukan pula untuk
menjelaskan teori belajar tersebut. Di sini akan dibahas empat teori belajar yaitu
(1) behaviorisme, (2) kognitivisme, (3) konstruktivisme, dan (4) humanisme.
Teori behaviorisme berfokus pada ”hasil” dari proses belajar (Suciati & Irawan,
2005). Teori kognitivisme dan konstruktivisme menekankan pada ”proses
belajar”. Teori humanisme memperhatikan isi dari apa yang dipelajari.
Behaviorisme. Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Artinya
perubahan prilaku siswa dari tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu
melakukan sesuatu adalah merupakan hasil interaksi antara stimulus (yang berasal

8 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
dari luar siswa) dan respons (yang berasal atau yang ditunjukkan oleh siswa).
Teori ini dikembangkan oleh Ivan Pavlov (1849 – 1936), yang menerangkan
bahwa adanya stimulus dapat menyebabkan adanya respon. Stimulus yang
bermakna dapat menghasilkan respon yang bermakna pula dengan kondisi
tertentu. Behaviorisme memandang ada tiga tahapan yang melandasi
pembelajaran yaitu stimulus, respon dan penguatan. Belajar dipandang sebagai
perubahan tingkah laku, dan perubahan tingkah laku atau perilaku baru diperoleh
sebagai hasil respon terhadap suatu stimulus. Lingkungan berperan sebagai
stimulus bagi seseorang dalam memberi respons.
Banyak ahli pendidikan berkontribusi besar pada perkembangan teori
belajar behaviorisme diantaranya E.L. Thorndike (1874-1949) yang terkenal
dengan teori konektivisme, mengusulkan tiga dalil/hukum yang berhubungan
dengan pembelajaran menurut pandangan behaviorisme, yaitu hukum kesiapan
(law of readiness), hukum latihan (law of exercise), dan hukum akibat (law of
effect). Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang
dapat berupa ide, sikap atau gerak) dan respons yang dapat pula berbentuk ide,
sikap atau gerak. Dengan kata lain perubahan prilaku dapat berbentuk hal yang
dapat diamati atau konkret atau hal yang tidak dapat diamati atau non-konkret.
B.F. Skinner (1904-1990) memperkenalkan teori behaviorisme yang
dinamakannya Operant Conditioning. Skinner menjelaskan bahwa sewtiap
stimulus yang diberikan berinteraksi satu sama lain, dan stimulus ini
mempengaruhi respons yang dihasilkan. Respons yang dihasilkan juga
memberikan beberapa konsekuensi yang dapat berbentuk penguatan, yang pada
akhirnya mempengaruhi prilaku yang baru dipelajari siswa. Dengan kata lain,
Skinner menekankan bahwa pengkondisian suatu respon sangat bergantung pada
penguatan yang dilakukan secara berulang-ulang.
Kognitivisme. Teori belajar kognitivisme lebih mementingkan proses
belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar bukan sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respons tetapi melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Teori ini berusaha menerangkan bagaimana suatu
informasi/pengetahuan/keterampilan baru diintegrasikan dengan
informasi/pengetahuan/keterampilan yang telah dikuasai siswa. Menurut teori ini,
kemampuan individu terbangun melalui proses interaksi yang terus menerus dan
menyeluruh dengan lingkungannya. Teori ini berkembanga menjadi ’tahap-tahap
perkembangan kognitif” yang diusulkan oleh Piaget, ”belajar bermakna yang
dipelopori oleh Ausubel dan ’belajar melalui penemuan secara bebas/free
discovery learning yang dikembangkan oleh Jerome Bruner.
Kognitivisme dalam psikologi Gestalt dipelopori oleh Jean Piaget (1896-
1980). Pengetahuan merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif dari
kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang. Konstruktivisme
memandang belajar sebagai proses pembentukan pengalaman secara empirik.
Seseorang belajar dengan mengadakan pembentukan kembali atas
skema/pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, sehingga akan menambah
maupun mengganti skema/pengetahuan tersebut.
Menurut Piaget, proses belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu asimilasi,
akomodasi dan equilibrasi/penyeimbangan. Asimilasi adalah proses mendapatkan
informasi dan pengalaman baru yang langsung dintegrasikan dengan struktur
mental yang sudah dimiliki seseorang. Akomodasi merupakan proses menstruktur

Panduan Belajar Mahasiswa 9


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru. Sedangkan
equilibrasi adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi. Belajar dipandang sebagai gejala mental seseorang yang dapat dilihat
dalam perilaku maupun yang tidak dapat terlihat. Dalam wawasan kognitivisme,
dunia pengalaman dan pengetahuan yang telah ada sebelumnya (skemata)
dimanfaatkan untuk menerima pengetahuan baru.
Auzubel memperkenalkan istilah advance organizer untuk membantu
siswa melihat struktur pengetahuan yang akan atau sudah dipelajari. Peran guru
menjadi sangat penting untuk membimbing siswa menemukan struktur informasi
atau pengetahuan yang akan dipelajari dengan susunan yang logis dan ringkas
tetapi mencakup semua materi yang dipelajari.
Bruner mengusulkan apa yang dinamakannya sebagai free discovery
learning. Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif
jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri aturan
seperti konsep, teori, definisi, dengan mempelajari contoh-contoh yang mewakili
aturan tersebut. Dengan kata lain guru membimbing siswa secara induktif untuk
memahami suatu kebenaran umum atau yang diterima bersama.
Konstruktivisme. Menurut teori konstruktivisme, belajar adalah
mengkonstruksi skema kognitif, kategori, konsep dan struktur dalam membangun
pengetahuan. Dengan demikian setiap individu siswa memiliki skema
pengetahuan yang berbeda. Keaktifan siswa untuk melakukan proses abstraksi dan
refleksi terhadap berbagai pengalaman belajar yang diterimanya sangat
berpengaruh pada skema yang dibentuknya. Alat/sarana yang tersedia untuk
mengetahui itu adalah pancaindera. siswa itu sendiri belajar merupakan proses
negosiasi makna yang terus menerus terhadap pengalaman-pengalaman baru.
Konstruktivisme ini dilandasi pandangan Piaget, Vigotsky dan Bruner.
Humanisme. Teori belajar humanisme menjelaskan bahwa proses belajar
harus dimulai dan berakhir dari dan pada diri siswa. Teori ini mementingkan isi
dari proses belajar yang harus disesuaikan dengan karakteristik dan gaya belajar
siswa. Teori ini merumuskan ide belajar yang ideal yaitu memanusikan manusia
sampai tahap aktualisasi diri. Teori ini berkembang menjadi apa yang disebut
belajar bermakna atau maningful learning yang dikembangkan oleh Ausubel,
walaupun teori belajar bermakna ini masuk ke dalam kategori kognitivisme.
Teori humanisme ini berusaha menjelaskan bahwa siswa sebagai individu
sekaligus sebagai makhluk sosial, memiliki minat, motivasi, pola pikir, dan gaya
belajar yang tidak sepenuhnya sama dan yang semua itu harus diperhitungkan
untuk mempermudah proses belajar.
Rincian dari berbagai teori belajar dapat Anda baca pada bacaan berikut
ini:

1. Bacaan 1, ”Memahami Teori Pembelajaran Matematika” (Pitajeng.


(2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan: Bab II. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Nasional).
2. Bacaan 2, ”Teori Belajar Bahasa” (Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran
Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan menyenangkan: Bab I. Jakarta:
Departemen Pendidikan)

10 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
2.1.1. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut.
1. Coba Anda jelaskan teori belajar menurut pandangan Behaviorisme,
Kognitivisme, Konstruktivisme dan Humanisme.
2. Jelaskan teori koneksionisme dari Thorndike.
3. Jelaskan pengaruh konstruktivisme dalam proses pembelajaran
4. Jelaskan bagaimana belajar dapat terbentuk sementara siswa mempunyai
kebutuhan yang berbeda.
5. Bagaimana menurut Anda tentang pemberian latihan soal-soal matematika
di sekolah dasar?

2.1.2. Petunjuk Jawaban latihan:


1. Bahaslah definisi dan prinsip belajar yang melandasi pandangan
Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme dan Humanisme.
Tekankan bahwa pada pandangan behaviorisme perubahan tingkah
laku diperoleh sebagai hasil respon terhadap suatu rangsangan. Pada
kognitivisme jelaskan bagaimana seseorang memproses secara mental
informasi yang diperoleh dan menggunakannya untuk menghasilkan
perilaku tertentu. Pada konstruktivisme tekankan bagaimana seseorang
membangun pengetahuan, makna, konsep melalui suatu pengalaman.
Pada Humanisme jelaskan bagaimana isi pelajaran proses sangat
dipengaruhi oleh minat, motivasi, pola pikir siswa yang tidak selalu
sama. Dengan demikian jika guru memperhatikan hal ini maka ida
dapat merancang pembelajaran yang memudahkan siswanya belajar.
2. Bahaslah berdasarkan kekuatan respons yang memberi akibat/efek
kesenangan yang bisa diperoleh.
3. Perhatikan bahwa pembelajaran bukanlah pemindahan pengetahuan
akan tetapi suatu kegiatan membangun pengetahuan melalui penalaran
individu. Bahaslah apa yang harus dilakukan oleh guru dalam
membangun proses belajar siswa.
4. Bahaslah berdasarkan pandangan Humanistik bahwa tiap-tiap individu
mempunyai minat, motivasi, dan gaya belajar yang berbeda.
5. Bahaslah berdasarkan hubungan stimulus respon yang akan menjadi
kuat jika proses pengulangan sering terjadi.

2.2. Pendekatan/Model dalam Pembelajaran


Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Fungsi pendekatan
dalam pengajaran ialah sebagai pedoman umum untuk langkah-langkah metode
dan teknik pengajaran yang akan digunakan.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk
menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar pada diri siswa.
Penggunaan pendekatan dalam pengajaran menentukan dalam cara pandang
seseorang dalam menyikapi materi, teknik dan proses, perencanaan dan
pelaksanaan program pembelajaran.

Panduan Belajar Mahasiswa 11


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
Pendekatan Proses. Pendekatan ini banyak diaplikasikan dalam berbagai
bidang ilmu baik matematika, ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan
sosial. Pendekatan proses dalam pembelajaran sains di sekolah dasar, didasarkan
pada pandangan bahwa sains merupakan cara kerja, cara pikir, dan cara
memecahkan masalah yang meliputi serangkaian kegiatan dimulai dari
mengumpulkan data, menghubungkan fakta, menginterpretasi data dan menarik
kesimpulan. Cara kerja sains ini dikenal dengan istilah Metode Ilmiah untuk
memperoleh produk sains. Untuk melakukan proses sains tersebut dibutuhkan
berbagai macam keterampilan antara lain keterampilan: mengobservasi,
mengklasifikasi, menyimpulkan, menginferensi/memprediksi, mengukur, dan
mengkomunikasikan produk ilmiah tersebut
Keterampilan mengobservasi adalah keterampilan mendapatkan data
dengan menggunakan indera dengan melihat, meraba, membau dan mendengar.
Misalnya mengamati bentuk-bentuk daun, perubahan warna, ukuran, gerak, suara
dan masih banyak lagi.
Keterampilan mengklasifikasikan atau menggolongkan, yaitu keterampilan
untuk mengelompokkan atau memisahkan sesuatu sesuai dengan persamaan atau
perbedaan dari obyek yang diamati. Misalnya kelompok tanaman yang
mempunyai bagian bunga lengkap dan tidak lengkap.
Keterampilan menyimpulkan adalah keterampilan menyatakan hasil
penilaian atas suatu obyek atau kejadian. Misalnya, siswa mengamati perubahan
warna kertas lakmus yang ditetesi berbagai cairan. Siswa tersebut dapat
menyimpulkan bahwa cairan yang bersifat asam mengubah warna kertas lakmus
dari kuning menjadi merah. Jika cairan bersifat basa maka kertas lakmus akan
berubah dari kuning menjadi biru.
Keterampilan menginferensi adalah keterampilan untuk membuat ramalan
tentang kejadian yang akan datang berdasarkan hasil observasi yang pernah
dilakukan. Misalnya, jika siswa diminta meramalkan perubahan warna kertas
lakmus jika ditetesi air gula, jus belimbing dan shampoo.
Keterampilan mengukur adalah keterampilan untuk menentukan kuantitas
atau ukuran suatu obyek dengan menggunakan alat ukur yang sesuai. Misalnya
siswa mengukur suhu dengan termometer dan mengukur berat dengan timbangan.
Keterampilan mengkomunikasikan adalah keterampilan dalam
menyampaikan hasil atau temuan pada orang lain baik secara lisan maupun secara
tulisan.
Pembelajaran bidang Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai untuk diri siswa sebagai
individu, maupun sosial dan budaya. Pendekatan keterampilan proses yang
digunakan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial bertujuan membekali
peserta didik untuk mampu mencari, mengolah dan menggunakan informasi.
Pendididkan pengetahuan sosial pada dasarnya bertujuan mengembangkan
kemampuan anak dalam berhubungan sosial dengan orang lain, kemampuan
berkomunikasi, bersimpati terhadap orang lain, sikap (terutama sikap demokratis),
moral dan nilai, terutama ditekankan pada nilai dalam masyarakat yang majemuk
berupa keseimbangan antara hak individu dan sosial. dan berdasarkan pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan mampu memecahkan masalah yang nyata.
Untuk pembelajaran IPS dapat dilakukan dengan penerapan pendekatan
nilai dapat menerapkan model Inkuiri, VCT, Bermain Peta, ITM, Role Playing

12 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
dan Portofolio. Model Inkuiri membimbing siswa untuk melakukan discovery
(pencarian) hingga menemukan (inkuiri) melalui keaktifan siswa untuk mencari,
berpikir kritis, reflektif, dan kreatif. Pendekatan ini cocok untuk mengajarkan IPS
yang bertujuan melatih siswa bertanggungjawab dan berpartisipasi aktif sebagai
anggota masyarakat dan warganegara.
Pendekatan VCT atau Value Clarification Technique, melatih siswa untuk
belajar menilai, mengambil keputusan terhadap suatu nilai secara umum dan
melaksanakannya sebagai warga masyarakat. Model Bermain Peta membimbing
siswa untuk belajar memanfaatkan peta dan bola dunia, Siswa belajar menentukan
arah, skala, memahami lambang-lambang dan perbedaan warna pada peta atau
bola dunia.
Pendekatan ITM (Ilmu, Teknologi dan Masyarakat). Pendekatan ini juga
dikenal sebagai pendekatan STM (Sains, Teknologi dan Masyarakat) atau istilah
lain Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat). Pendekatan in
berlaku pula untuk pembelajaran IPA. Pendekatan ini dikembangkan untuk tujuan
pembelajaran yang berkaitan langsung antara teori dan realitas di lingkungan
sekitar, dengan melibatkan siswa secara aktif untuk mencari solusi pemecahan
masalah sehari-hari. Pendekatan ini menerapkan ketrampilan proses untuk
melakukan metode ilmiah.
Model Role Playing. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengalami berbagai perannya sebagai warganegara dan anggota
masyarakat atau peran sosialnya. Harapannya dengan roleplaying dapat membantu
siswa mengembangkan sikap dan nilai sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat sekitarnya. Dan sebagai warganegara.
Model Portofolio. Model ini berperan dalam penilaian produk
pembelajaran yang berupa kinerja siswa yang dikumpulkan dalam map untuk
ditunjukkan siswa kepada guru untuk dipertimbangkan dalam memberi penilaian.
Pembelajaran bahasa menggunakan beberapa pendekatan seperti: 1) whole
languange, 2) terpadu, dan 3) komunikatif. Pendekatan whole language adalah
pandangan tentang hakikat belajar dan bagaimana mendorong proses tersebut agar
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga mencapai hasil yang
optimal.
Pendekatan terpadu adalah pandangan yang menekankan bahwa
keterampilan membaca, menulis, berbicara dan menyimak tidak dilihat sebagai
komponen yang terpisah-pisah untuk diajarkan sendiri-sendiri akan tetapi
merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.
Pendekatan komunikatif adalah pengungkapan gagasan, pikiran, ide,
pendapat yang disampaikan dalam kata, kalimat, paragraf, ejaan dan tanda baca
yang benar dan mudah diterima oleh orang lain.
Secara rinci uraina mengenai berbagai pendekatan/model pembelajaran
dapat Anda baca pada bacaan berikut ini.

Panduan Belajar Mahasiswa 13


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
1. Bacaan 3, ”Pembelajaran Sains yang Ideal” ( Muslichach Asy’ari.
(2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam
Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar: Bab I. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional ).
2. Bacaan 4, “Pendekatan Pembelajaran Bahasa” (Dadan Djuanda. (2006).
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
menyenangkan: Bab II. Jakarta: Departemen Pendidikan).
3. Bacaan 5, “Teknik Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam
Sekitar” (Lily Barlia. (2006). Mengajar dengan Pendekatan
Lingkungan Alam Sekitar: Bab II. Jakarta: Departemen
Pendidikan)
4. Bacaan 6, “Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD Menggunakan
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar” (Dadan Djuanda. (2006).
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
menyenangkan: Bab III. Jakarta: Departemen Pendidikan)
5. Bacaan 7, “Apakah Pendidikan IPS itu?” (Rahad Sihabuddin. (2006).
Indahnya Pelangi Dalam Kesadaran Multikultur masyarakat
Indonesia: Bab I. Jakarta: Departemen Pendidikan)
6. Bacaan 8, “Prospek Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (Rahad
Sihabuddin. (2006). Indahnya Pelangi Dalam Kesadaran
Multikultur masyarakat Indonesia: Bab VI. Jakarta: Departemen
Pendidikan)
7. Bacaan 9, “ Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar” (Sumanto. (2006).
Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar. Bab II.
Jakarta: Departemen Pendidikan)

2.2.1. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
kerjakan latihan berikut dan jawablah dengan mengacu pada bacaan yang dirujuk
pada bahasan ini.
1. Coba jelaskan pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk
mengajarkan Bahasa Indonesia di sekolah dasar?
2. Apa yang dimaksud dengan discovery - inquiry learning? Keterampilan
proses apa yang dapat diharapkan melalui ke dua metoda tersebut dalam
pembelajaran IPA?
3. Jelaskan penggunaan metode inquiry dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di sekolah dasar.
4. Dalam memberikan pembelajaran menggambar di sekolah dasar
pendekatan apa yang akan Anda berikan?
5. Apakah metoda inquiry dapat diberikan dalam pembelajaran matematika
di sekolah dasar? Jelaskan bagaimana caranya!

14 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
2.2.2. Petunjuk Jawaban latihan:
1. Bahaslah berdasarkan penggunaan pendekatan 1) whole languange, 2)
terpadu, dan 3) komunikatif
2. Bahaslah berdasarkan pembelajaran melalui penemuan terbimbing dan
penemuan yang menuntut kemampuan yang lebih kompleks. Bahas pula
berdasarkan keterampilan – keterampilan proses apa yang dapat dimiliki
siswa melalui kegiatan discovery dan inquiry.
3. Metode inkuiri sosial diimplikasikan dalam bentuk pembelajaran dengan
model inkuiri. Bahaslah tahapan model inkuiri mulai dari 1) perumusan
masalah, 2) perumusan hipotesa, 3) definisi masalah, 4) pengumpulan
data, 5) evaluasi dan analisis data, 6) pengujian hipotesis untuk
membentuk generalisasi dan teori.
4. Anda dapat memilih berbagai variasi mengajar namun perhatikan bahwa
pendekatan mengajar yang digunakan hendaknya dapat memadukan
keaktifan siswa dalam belajar, baik fisik, mental maupun emosional. Dasar
pertimbangannya adalah 1) memberikan kesempatan bagi anak untuk
mengekspresikan dirinya sendiri, 2) mengembangkan potensi kreatif anak,
dan 3) mempertajam kepekaan anak akan nilai-nilai keindahan
5. Tentu dapat. Bahaslah dengan mempertimbangkan peran guru sebagai
fasilitator dan pembimbing bagi siswa yang aktif mencari sendiri
pengetahuan serta jawaban dari permasalahan yang dihadapi.

3. Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut:
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan
yang dianjurkan.
2. Buatlah rangkuman materi bahasan 1 dan 2 dari sejumlah topik bacaan
yang dianjurkan, catatlah konsep-sonsep utama dan kata-kata kunci yang
ada dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan.
4. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan dengan sesuai dengan
materi yang tercantum dalam bacaan-bacaan tersebut dengan lengkap,
silakan Anda melanjutkan ke Bab berikutnya.

Panduan Belajar Mahasiswa 15


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
BAB II
PEMBELAJARAN MELALUI PERMAINAN EDUKATIF

1. Pendahuluan
Pembelajaran melalui permainan edukatif, membahas tentang bagaimana
pembelajaran dilakukan dengan melakukan suatu permainan. Bermain merupakan
dorongan dalam diri anak dan sudah menjadi suatu kebutuhan hidupnya. Melalui
bermain anak tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup akan tetapi mampu
meningkatkan perkembangan kognitif dan sosial anak. Dorongan bermain pada
anak harus disalurkan secara baik dan terkontrol agar perkembangan imajinasi dan
sikap sosial anak dapat terjaga. Pendekatan pembelajaran melalui permainan
edukatif dimaksudkan untuk memberi pemahaman tentang cara
melakukan/merancang pembelajaran agar dapat dipahami oleh siswa. Melalui
materi ini Anda akan dibekali dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang
menerapkan pendekatan permainan edukatif. Dengan demikian Anda akan mampu
mengembangkan program pembelajaran di kelas, khususnya merancang
pendekatan pembelajaran yang dalam memudahkan para siswa mempelajari
konsep-konsep yang sulit, bersifat abstrak ataupun yang menakutkan.
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu merancang
program pembelajaran dengan pendekatan permainan. Secara khusus setelah
mempelajari materi ini Anda dapat:
1. menjelaskan manfaat penerapan pembelajaran melalui pendekatan
permainan;
2. menjabarkan fungsi bermain yang dimaksudkan dalam pembelajaran yang
menggunakan pendekatan permainan;
3. menjelaskan strategi pembelajaran dengan pendekatan permainan dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar;
4. menjelaskan strategi pembelajaran dengan pendekatan permainan dalam
mata pelajaran matematika di sekolah dasar; dan
5. merancang cara mengukur keberhasilan/cara mengevaluasi penerapan
pendekatan permainan.

2. Uraian Materi
Banyak ahli pendidikan mengatakan bahwa salah satu cara mendidik anak-
anak adalah dengan bermain. Bermain bagi anak, selain merupakan alat belajar
juga merupakan kebutuhan hidup seperti bergerak, berlari, dan berfikir. Belajar
dengan bermain akan membantu anak dalam: 1) mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan diri, 2) mendapatkan sarana untuk bersosialisasi, 3) melepaskan
diri dari ketegangan, 4) meningkatkan pertumbuhan mentalnya, 4) mengeluarkan
energi yang ada dalam dirinya ke dalam aktivitas yang menyenangkan 5)
mengembangkan imajinasi, 6) melatih belajar bekerja sama, menerima peraturan
dan saling berbagi, 7) mengembangkan kreativitas, dan 8) melatih konsentrasi
atau pemusatan perhatian pada tugas tertentu. Belajar melalui bermain dapat
mengembangkan bahasa, emosi, fisik dan kreativitas anak, karena anak terlatih

16 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
untuk dapat berkomunikasi serta menghargai orang lain. Permainan terdiri atas
beraneka ragam dan dapat digunakan untuk berbagai mata pelajaran di sekolah
dasar. Pendekatan permainan dalam matematika misalnya, dapat digunakan untuk
meningkatkan minat siswa untuk mempelajari materi matematika yang biasanya
menakutkan banyak siswa karena dipersepsi sebagai hal yang sulit. Pendekatan
permainan dalam Bahasa Indonesia dapat digunakan untuk melatih keterampilan
berbahasa serta berkomunikasi. Dengan demikian pendekatan pembelajaran
melalui permainan akan dapat membuat siswa tidak merasa terpaksa mempelajari
suatu topik yang sulitdan dapat melatih siswa untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya.
Pembelajaran melalui pendekatan permainan dimaksudkan untuk
membawa siswa dalam suasana belajar yang menyenangkan. Siswa tidak merasa
terpaksa untuk mempelajari suatu konsep, karena siswa dapat memahami konsep
melalui pengalaman langsung terhadap suatu kegiatan dilakukannya. Belajar akan
lebih bermakna bagi anak bila dilakukan dengan permainan edukatif yang
bertujuan untuk dapat meningkatkan perkembangan kognitif dan sosial anak.
Selain itu pembelajaran melalui permainan akan memungkinkan anak meneliti
lingkungan, dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Teknik pembelajaran
melalui permainan memerlukan keterampilan tersendiri yang harus dimiliki guru.
Permainan akan menjadi efektif bila guru benar-benar mempersiapkan permainan,
tersedia tempat atau ruang dan alat permainan yang cukup, serta jumlah siswa
masih dapat ditangani oleh guru.
Beberapa pertimbangan dalam pembelajaran dengan pendekatan
permainan antara lain faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor
jasmani seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh, dan fakor psikologis meliputi
intelegensia, perhatian, minat, bakat, motivasi dan kematangan siswa. Faktor
eksternal di antaranya meliputi faktor keluarga dan faktor sekolah seperti
penggunaan metode dan media pembelajaran serta kesiapan guru. Pertimbangan
lain yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan permainan yaitu: 1) situasi dan kondisi, 2) peraturan permainan, 3)
pemain, dan 4) pemimpin permainan.
Dalam pendidikan, keluarga amat berperan dalam membangun fungsi
sosial bagi anggota keluarga termasuk bagi anak-anak. Melalui pendidikan dalam
keluarga berkembang dasar nilai-nilai yang membangun keterampilan hidup
dalam kebersamaan, yaitu 1) nilai-nilai kepribadian, 2) nilai-nilai moral dan 3)
nilai-nilai sosial. Menurut kodratnya anak memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri. Dengan bantuan atau interaksi dan komunikasi dengan
orang lain maka pengembangan diri anak akan lebih baik. Anak akan memahami
dirinya setelah ia hidup bersama dan berinteraksi dengan orang lain termasuk
kedua orang tuanya dan dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Rincian materi mengenai pendekatan pembelajaran melalui permainan
dapat dibaca pada bacaan-bacaan berikut :

Panduan Belajar Mahasiswa 17


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
1. Bacaan 10, ”Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Menggunakan Permainan” (Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran
Bahasa Indonesia Yang komunikatif dan Menyenangkan: Bab V.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional)
2. Bacaan 11, “Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan” (Pitajeng.
(2006). Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan: Bab...
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional)
3. Bacaan 12, “Sikap Hidup Kebersamaan” (Rabad Sihabuddin (2006).
Indahnya Pelangi Kesadaran Multikultur Masyarakat Indonesia: Bab
II. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional)
4. Bacaan 13, “Bermain”(Wira Indra Satya (2006). Membangun Kebugaran
Jasmani dan Kecerdasan Melalui Bermain: Bab III. Jakarta:
2.1. A. Latihan
Departemen Pendidikan Nasional)
5. Bacaan 14, “Membangun Kebugaran dengan Bermain” (Wira Indra
Satya (2006). Membangun Kebugaran Jasmani dan Kecerdasan Melalui
Bermain: Bab IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional)

2.1. A.Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
kerjakan latihan berikut dan jawablah dengan mengacu pada bacaan yang dirujuk
pada bahasan ini.
1. Jelaskan manfaat bermain bagi anak-anak sekolah dasar.
2. Apa yang harus disiapkan guru dalam menggunakan pendekatan
permainan?.
3. Bagaimana cara memilih permainan yang mampu mengembangkan
kreativitas anak?
4. Kembangkanlah contoh pembelajaran dengan pendekatan permainan
untuk mengajarkan salah satu konsep matematika di Sekolah Dasar.
5. Bagaimana cara mengevaluasi penggunaan pendekatan permainan?.

2.1.B. Petunjuk Jawaban Latihan


1. Bahaslah dengan mempertimbangkan kebutuhan anak sebagai individu
yang unik.
2. Perhatikan bahwa pembelajaran melalui permainan memerlukan tempat,
waktu dan media yang khusus. Bahaslah dengan memperhatikan
keterampilan guru dalam menyiapkan program pembelajaran dan
kemampuannya dalam mengikuti perkembangan belajar siswa.
3. Bahaslah berdasarkan fungsi permainan yang mampu mengembangkan
kognitif, sosial dan emosi anak.
4. Kembangkan suatu rancangan pembelajaran dengan pendekatan
permainan, pilihlah salah satu topik misalnya pengenalan bentuk bangun,
jabarkan mulai dari fungsi permainan, alat permainan dan cara
menggunakannya.

18 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
5. Bahaslah berdasarkan kegiatan evaluasi yang biasa dilakukan dimulai dari
peninjauan kompetensi dasar yang ingin dicapai, ketersediaan waktu,
ketepatan penggunaan alat dan hasil belajar siswa yang diharapkan.

3. Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan
yang dianjurkan.
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan/dirujuk, catatlah konsep-sonsep utama dan kata-kata kunci
yang ada dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan.
4. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan materi yang
tercantum dalam bacaan-bacaan tersebut dengan lengkap, silakan Anda
melanjutkan ke Bab berikutnya.

Panduan Belajar Mahasiswa 19


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
BAB III
PEMBELAJARAN MELALUI PENGALAMAN LANGSUNG/EKSPLORASI
DI LINGKUNGAN SEKITAR

1. Pendahuluan
Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar, membahas
tentang bagaimana menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Sumber
belajar dapat secara khusus dirancang atau sengaja dibuat untuk belajar mengajar
namun ada pula sumber belajar yang tidak dirancang khusus akan tetapi
dimanfaatkan untuk memberi kemudahan dalam belajar mengajar. Biasanya
sumber belajar tersebut ada di sekitar kita. Salah satu pendekatan yang
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar adalah Sains-Teknologi-
Masyarakat (STM). Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman
dalam mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan/keterkaitan yang
saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
pendekatan STM sudah resmi tercantum sejak berlakunya Kurikulum 2004 namun
belum banyak diterapkan. Dalam kurikulum tersebut dijelaskan bahwa sains,
lingkungan, teknologi dan msyarakat merupakan salah satu aspek yang dipelajari
di sekolah dasar. Melalui materi ini Anda akan dibekali prinsip-prinsip
pembelajaran dengan pendekatan STM sehingga akan membantu Anda dalam
mengembangkan program pembelajaran yang dibutuhkan siswa Anda.
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu mengembangkan
program pembelajaran dengan pendekatan STM. Secara khusus setelah
mempelajari materi ini Anda dapat:
1. menjelaskan karakteristik pembelajaran melalui pendekatan STM;
2. mengidentifikasi apa yang harus dilakukan guru dalam menggunakan
pendekatan STM;
3. menjelaskan strategi pembelajaran dengan pendekatan STM;
4. merancang pembelajaran dengan menerapkan pendekatan STM; dan
4. merancang pengukuran keberhasilan/cara mengevaluasi penggunaan
pendekatan STM.

20 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
2. Uraian Materi
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar. Penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar tidak selalu membawa anak ke luar kelas. Bahan dari
lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas, ataupun melalui tayangan gambar serta
video pembelajaran.
Pembelajaran dengan mengaplikasikan pendekatan lingkungan alam
sekitar, dimaksudkan untuk mendekatkan siswa pada aspek kehidupan masyarakat
tempat siswa tinggal. Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar. Salah satu
pendekatan lingkungan yang digunakan dalam pembelajaran adalah pendekatan
sains-teknologi-masyarakat (STM).
Pendekatan STM merupakan pendekatan yang mengkaitkan antara sains
dan terknologi dengan permasalahan yang muncul di masyarakat/lingkungan
sekitar atau di lingkungan anak. Adapun karakteristik pembelajaran dengan
pendekatan STM dimulai dari adanya masalah lokal atau yang ada dalam
kehidupan sehari-hari, menggunakan sumber daya dan media yang mendukung
terselenggaranya pembelajaran, melibatkan siswa secara aktif dalam mencari
informasi dan memecahkan masalah, menyediakan pembelajaran yang dapat
dilakukan di luar dan/atau di dalam kelas, menekankan pada keterampilan proses,
menciptakan kesempatan untuk membuka wawasan siswa dan memberikan
pengalaman belajar siswa dalam memecahkan masalah. Dengan demikian melalui
pendekatan STM pembelajaran akan lebih bermakna dan membuat siswa
menikmati kegiatan-kegiatan sains yang akan tersimpan lama dalam ingatan
siswa.
Ada beberapa tahap yang dapat dilakukan dalam melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan STM yaitu: 1) tahap invitasi, 2) tahap
eksplorasi, 3) tahap solusi, dan 4) tahap aplikasi. Tahap invitasi adalah tahap
perolehan isu/masalah yang aktual yang dapat dimunculkan oleh guru atau digali
dari pendapat/keinginan siswa. Tahap eksplorasi adalah tahap perolehan
informasi yang diperoleh dari pengamatan/observasi, wawancara, buku, majalah,
surat kabar dan lain lain. Tahap solusi adalah tahap pembangunan konsep yang
sesuai dengan kondisi latar yang diduga mampu untuk menjawab permasalahan
yang ada. Tahap aplikasi adalah tahap penggunaan konsep yang telah dibangun
sebelumnya dan pada tahap ini siswa melakukan aksi nyata seperti; terjun
langsung mengatasi masalah yang telah diidentifikasi atau membuat suatu karya
tulis tentang penanganan suatu masalah.
Setiap kegiatan pembelajaran pada umumnya diikuti dengan adanya
evaluasi guna mengetahui sejauhmana pencapaian tujuan dan keberhasilan
kegiatan yang dilakukan. Melalui kegiatan evaluasi siswa dapat menilai
keberhasilan dari program yang telah dilaksanakannya. Kegiatan STM diakhiri
dengan membuat kesimpulan dari hasil kerja siswa dan kesimpulan dibangun
bersama antara guru dan siswa.

Panduan Belajar Mahasiswa 21


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
Rincian pendekatan STM ini dapat Anda pelajari dari bacaan-bacaan
berikut.

1. Bacaan 15, ”Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar” (Muslichach Asy’ari.


(2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat, Dalam
Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar: Bab II. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional)
2. Bacaan 16, “Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat” (Muslichach
Asy’ari. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat,
Dalam Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar: Bab III. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional)
3. Bacaan 17, ”Pendekatan STM di Sekolah Dasar”. (Muslichach Asy’ari.
(2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat, Dalam
Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar: Bab V. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional)
4. Bacaan 18, “Pengalaman Belajar di Laboratorium Lingkungan Alam
Sekitar” (Lily Barlia. (2006). Mengajar Dengan Pendekatan
Lingkungan Alam Sekitar: Bab IV. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional)
5. Bacaan 19, “Prosedur Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar dengan
Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar” (Lily Barlia. (2006). Mengajar
Dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar: Bab V. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional)
6. Bacaan 20, “Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar” (Dadan
Djuanda. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Komunikatif
dan Menyenangkan: Bab III. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional)

2.1. A. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
kerjakan latihan berikut dan jawablah dengan mengacu pada bacaan yang dirujuk
pada bahasan ini.
1. Jelaskan karakteristik pembelajaran melalui pendekatan STM!
2. Apa yang harus dilakukan guru dalam menggunakan pendekatan STM?.
3. Bagaimana cara mendapatkan masalah atau topik yang tepat bagi siswa
sekolah dasar untuk pembelajaran dengan pendekatan STM?.
4. Kembangkanlah contoh pembelajaran dengan pendekatan STM di
Sekolah Dasar.
5. Bagaimana cara mengevaluasi penggunaan pendekatan STM?.

2.1.B. Petunjuk Jawaban latihan:


1. Bahaslah secara lebih mendalam dimulai dari adanya masalah lokal
atau yang ada dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan sumber daya
dan media yang mendukung terselenggaranya pembelajaran,

22 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi dan
memecahkan masalah, penyediaan pembelajaran yang dapat dilakukan
di luar dan/atau di dalam kelas, penekanan adanya keterampilan
proses, terciptanya kesempatan untuk membuka wawasan siswa dan
pengalaman belajar siswa dalam memecahkan masalah.
2. Bahaslah berdasarkan peran guru dalam membangun keterampilan
proses yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran dengan
pendekatan STM.
3. Bahaslah berdasarkan issue yang aktual yang dapat digali dari siswa
atau dimunculkan oleh guru.
4. Kembangkan suatu rancangan pembelajaran dengan pendekatan STM,
kembangkan issue yang aktual dalam kehidupan sehari-hari, dan
bahaslah dengan mengkaitkan penyebab/gejala yang muncul, kondisi
lingkungan, solusi perbaikan dan kemungkinan aplikasinya.
5. Bahaslah berdasarkan kegiatan evaluasi yang biasa dilakukan dimulai
dari peninjauan tujuan pembelajaran, proses belajar yang terjadi serta
produk belajar yang dihasilkan.

3. Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut:
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan
yang dianjurkan.
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-sonsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan.
4. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan materi yang
tercantum dalam bacaan-bacaan tersebut dengan lengkap, silakan Anda
melanjutkan ke Bab berikutnya.

Panduan Belajar Mahasiswa 23


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
BAB IV
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TERPADU

1. Pendahuluan
Pembelajaran dengan pendekatan terpadu, membahas tentang keterkaitan
antara konsep-konsep dalam satu bidang studi maupun dalam lintas bidang studi.
Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman tentang adanya
hubungan/keterkaitan yang saling mempengaruhi antar berbagai mata pelajaran
dalam membahas suatu topik/tema. Melalui materi ini Anda akan dibekali prinsip-
prinsip pembelajaran dengan pendekatan terpadu yang akan membantu Anda
dalam mengembangkan program pembelajaran yang dibutuhkan bagi siswa Anda.
Selain itu, materi dalam bagian ini akan membekali Anda dalam mengembangkan
contoh pembelajaran yang bermakna bagi siswa serta meningkatkan keterampilan
Anda dalam membimbing siswa.
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu mengembangkan
program pembelajaran dengan pendekatan terpadu. Secara khusus setelah
mempelajari materi ini Anda dapat:
1 menjelaskan karakteristik pembelajaran melalui pendekatan terpadu;
2 mengkaji contoh-contoh pembelajaran terpadu yang tercantum dalam bacaan
rujukan.
3 menjelaskan contoh pendekatan terpadu dalam satu mata pelajaran.
4 merancang contoh pembelajaran terpadu (lintas mata pelajaran) bagi siswa
kelas V sekolah dasar; dan
5 merancang pengukuran keberhasilan/cara mengevaluasi dalam program
pembelajaran yang menerapkan pendekatan terpadu.

2. Uraian Kegiatan
Keterpaduan adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran atau sejumlah materi, konsep, aktivitas yang
berhubungan untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa. Konsep-
konsep dan aspek-aspek dari bidang studi terkait dijadikan alat dan wahana untuk
mempelajari suatu topik dalam kegiatan belajar mengajar dan memadukan
keaktifan siswa, baik secara fisik, mental maupun emosional dalam belajarnya.
Adapun pertimbangan yang digunakan adalah: 1) perkembangan anak SD bersifat
holistik, 2) melibatkan anak secara aktif dengan teman/orang lain, 3)
memungkinkan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, dan 4) memberi
kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan/keterampilannya
termasuk keterampilan proses. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
terpadu diharapkan pembelajaran akan berpusat pada anak, memberi pengalaman
langsung pada anak, tidak menunjukkan adanya pemisahan antar bidang studi, dan
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan minat anak.
Kegiatan pembelajaran terpadu dimulai dari adanya suatu tema/topik yang
dikembangkan bersama antara guru dan siswa atau dikembangkan oleh guru atas
kejadian aktual yang diketahui siswa. Berdasarkan topik yang ada dijabarkan sub-

24 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
sub topik yang berkaitan dan mampu membangun pengetahuan siswa terkait
dengan komponen materi mata pelajaran lain. Selanjutnya dikembangkan suatu
pemetaan dari keterkaitan antara sub-sub topik yang telah dikembangkan.
Tentunya pemetaan komponen materi pelajaran didasarkan atas standart
kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum serta visi dan
misi pendidikan.
Secara rinci, pendekatan pembelajaran terpadu ini dapat Anda baca dari
bahan bacaan berikut.

1. Bacaan 21, ”Pengorganisasian dan Proses Pembelajaran Pengetahuan


Sosial di Sekolah Dasar- Madrasah Ibtidaiyah : Pengembangan
Materi dan Desain Pembelajaran Pengetahuan Sosial Berbasis
oleh Ichlas Hamid,
TematikS. pada
dan Tuti I. Ichlas;
Kelas 2006).
Awal SD/MI”. (Ichas Hamid, S. dan Tuti I. Ichas.
(2006). Pengembangan Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran
Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar: Bab V. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional)
2. Bacaan 22, ”Pengorganisasian dan Proses Pembelajaran Pengetahuan
Sosial di SD/MI: Meramu Isi dan Mengembangkan Makna
Pembelajaran Pengetahuan Sosial pada Kelas Orientasi (III-IV)”.
(Ichas Hamid, S. dan Tuti I. Ichas. (2006). Pengembangan Pendidikan
Nilai dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar: Bab
V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional)

2.1. A. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
kerjakan latihan berikut dan jawablah dengan mengacu pada bacaan yang dirujuk
pada bahasan ini.
1. Jelaskan karakteristik pembelajaran melalui pendekatan terpadu!
2. Kajilah contoh-contoh pembelajaran terpadu yang tercantum dalam bacaan
rujukan. Bagaimana cara pemilihan materi pelajaran yang diberikan?
3. Jelaskan penggunaan pendekatan terpadu dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan Sastra.
4. Kembangkanlah contoh pembelajaran terpadu (lintas mata pelajaran) di
Sekolah Dasar Kelas V.
5. Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran dengan pendekatan terpadu ?.

2.1.B. Petunjuk Jawaban latihan:


1. Bahaslah secara lebih mendalam dimulai dari penentuan topik, penentuan
sub-sub-topik bahasan, dan keterkaitan antara topik dengan sub-sub topik.
2. Perhatikan contoh pembelajaran terpadu dengan tema: Rumah Sehat serta
tema: Menabung. Bahaslah berdasarkan pemetaan komponen materi
pelajaran atau konsep-konsep yang harus dikuasai siswa dalam suatu mata
pelajaran.
3. Bahaslah berdasarkan keterkaitan antara pembelajaran berbicara,
membaca, dan menulis dengan menggunakan sastra.

Panduan Belajar Mahasiswa 25


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
4. Kembangkan suatu rancangan pembelajaran dengan pendekatan terpadu,
kembangkan topik yang aktual yang mudah dimengerti oleh siswa dan
terjangkau ketercapaiannya sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada.
5. Bahaslah berdasarkan kegiatan evaluasi yang biasa dilakukan dimulai dari
peninjauan kompetensi dasar, kompetensi-kompetensi yang diharapkan
dari masing-masing mata pelajaran terkait serta proses pembelajarannya
(pemilihan metode, media, alat peraga dan lain-lain).

3. Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut:
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan
yang dianjurkan.
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-sonsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan.
4. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan materi yang
tercantum dalam bacaan-bacaan tersebut dengan lengkap, silakan Anda
melanjutkan ke Bab berikutnya.

26 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
BAB V
PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH DASAR

1. Pendahuluan
Beberapa prinsip pembelajaran dan pendekatan pembelajaran telah dibahas
dalam bab-bab terdahulu. Materi-materi tersebut berkaitan erat dengan
pembahasan tentang pengembangan kurikulum di sekolah dasar. Pengembangan
kurikulum di sekolah dasar, membahas bagaimana guru mengembangkan
pembelajaran dengan pemikiran secara komprehensif dan hati-hati serta
mempertimbangkan beberapa faktor seperti kematangan siswa, keadaan sosial
budaya, serta sikap terhadap sains dan teknologi. Pendekatan ini dimaksudkan
untuk memberi pemahaman dalam merencanakan suatu pembelajaran di sekolah
dasar. Melalui materi ini Anda akan dibekali prinsip-prinsip perencanaan
pembelajaran sehingga akan membantu Anda dalam mengembangkan program
pembelajaran di kelas.
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu merencanakan
program pembelajaran di sekolah dasar. Secara khusus setelah mempelajari materi
ini Anda dapat:
1. menjelaskan maksud standar kompetensi dan kompetensi dasar;
2. menjelaskan cara mendeskripsikan indikator dalam kegiatan pembelajaran
yang Anda kembangkan;
3. menjabarkan kompetensi dasar yang dapat dimiliki siswa dalam
pembelajaran seni rupa;
4. melakukan analisis kurikuler untuk mengembangkan desain pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial dalam format keterpaduan kelas III SD; dan
5. mengembangkan rencana pembelajaran siswa kelas 5 dengan standar
kompetensi yang telah ditentukan

2. Uraian Kegiatan
Kompetensi adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam
bidang tertentu. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir
dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang
menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
dasar untuk melakukan sesuatu (Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002).
Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi maka kurikulum di SD dapat
dijabarkan menjadi beberapa komponen di antaranya yaitu: 1) standar kompetensi
2) kompetensi dasar, 3) hasil belajar, 4) Indikator, 5) Materi Pokok, 6) Tema, dan
7) Sub-tema. Seluruh komponen tersebut dideskripsikan sesuai dengan jabaran
dari standar kompetensi yang ada. Selanjutnya dalam mengembangkan disain
pembelajaran dilengkapi dengan topik bahasan, bentuk kegiatan yang akan
diberikan, alokasi waktu, pendekatan, media dan sumber yang digunakan serta
evaluasi pembelajarannya.

Panduan Belajar Mahasiswa 27


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
Kurikulum 2004 menetapkan bahwa pada jenjang kelas awal SD/MI
peserta didik belum diperkenalkan dengan materi pembelajaran berdasar satuan
bidang studi akan tetapi masih berdasarkan hakikat kebutuhan belajar dan
karakteristik peserta didik. Implikasinya adalah adanya pola pengembangan
kegiatan harian yang menggunakan pendekatan tematik. Pembelajaran dengan
pendekatan tematik menuntut kemahiran guru dalam membaca isi keseluruhan
kurikulum yang tersusun dalam peta keberkaitan serta alokasi waktu yang telah
ditetapkan.
Dalam merancang disain pembelajaran secara keseluruhan perlu dipetakan
analisis proporsi beban pelajaran menurut petunjuk kurikuler yang berlaku. Dalam
kurikulum standar nasional tersebut terdapat pula komponen materi pelajaran
muatan lokal seperti bahasa daerah atau lainnya sesuai dengan kebutuhan dan
kebijakan setempat. Secara teknis ‘tema’ dapat ditetapkan menjadi sentral
pengembangan materi pelajaran, dengan tetap mengacu pada kompetensi dasar,
hasil belajar, indikator dan topik bahasan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu pengalaman belajar merupakan bagian yang tak kalah penting dalam
merancang pembelajaran karena melalui pengalaman belajar yang diharapkan
diperoleh siswa, guru dapat mengembangkan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup. Dalam kegiatan
belajar yang dilakukan dapat pula dilengkapi dengan lembar pengamatan.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa dapat dibuat
Lembar Kerja Siswa.
Rincian pengembangan kurikulum untuk setiap mata pelajaran atau
berdasarkan pendekatan tematik dapat dibaca pada bacaan-bacaan berikut

1. Bacaan 23, “Mengembangkan Kurikulum Sekolah Ke Lingkungan Alam


Sekitar” (Lily Barlia. (2006). Mengajar Dengan Pendekatan
Lingkungan Alam Sekitar: Bab III. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional)
2. Bacaan 24, “Peluang Penerapan Pendekatan STM di Indonesia”
(Muslichach Asy’ari. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-
Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar: Bab IV.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional)
3. Bacaan 25, “Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar”. (Sumanto. (2006).
Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar: Bab II.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional)
4. Bacaan 26, “Latar Belakang Pembaharuan Kurikulum Pengetahuan
Sosial SD/MI Tahun 2004” (Ichas Hamid, S. dan Tuti I. Ichas.
(2006). Pengembangan Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran
Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar: Bab 1 Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional)

28 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
2.1. A. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
kerjakan latihan berikut dan jawablah dengan mengacu pada bacaan yang dirujuk
pada bahasan ini.
1. Jelaskan maksud standar kompetensi dan kompetensi dasar seperti
tercantum dalam kurikulum sekolah dasar 2004!
2. Bagaimana cara mendeskripsikan indikator dalam kegiatan pembelajaran
yang Anda kembangkan?
3. Jabarkan kompetensi dasar yang dapat dimiliki siswa dalam pembelajaran
seni rupa.
4. Buatlah analisis kurikuler untuk mengembangkan desain pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial dalam format keterpaduan kelas III SD
5. Kembangkan rencana pembelajaran siswa kelas 5 dengan standar
kompetensi ”kemampuan memahami keragaman kenampakan alam, sosial,
budaya, dan kegiatan ekonomi di Indonesia”.

2.1.B. Petunjuk Jawaban latihan:


1. Bahaslah mulai dari definisi kompetensi sampai dengan maksud
kompetensi dasar sesuai dengan penjelasan dalam kurikulum 2004.
2. Jabarkan rincian indikator yang didasarkan pada kompetensi dasar
serta hasil belajar yang diharapkan dalam suatu pembelajaran.
3. Bahaslah berdasarkan kompetensi dasar: a) ide dasar berolah seni,
b) merancang karya seni, 3) membuat karya seni, 4) melaporkan karya
seni dan 5) mengapresiasi karya seni.
4. Bahaslah mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar hingga
Sub-tema yang dipilih.
5. Kembangkan suatu rancangan pembelajaran yang dimulai dengan
kompetensi dasar dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
terpadu,

3. Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut:
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan
yang dianjurkan.
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-sonsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan.

Panduan Belajar Mahasiswa 29


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan materi yang
tercantum dalam bacaan-bacaan pada Bab V dengan lengkap, silakan Anda
membaca kembali semua materi dari mata kuliah Kapita Selekta Pembelajaran Di
Sekolah Dasar. Coba buat peta konsep dari semua konsep penting dari semua
bahan bacaan yang telah diberikan. Hal ini untuk memudahkan Anda belajar
untuk persiapan menghadapi ujian akhir semester. Selamat belajar semoga sukses.

30 Panduan Belajar Mahasiswa


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
Daftar Pustaka

Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Komunikatif dan


Menyenangkan: Bab III. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Ichas Hamid, S. dan Tuti I. Ichas. (2006). Pengembangan Pendidikan Nilai
Dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar: Bab 1 Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Lily Barlia. (2006). Mengajar Dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar: Bab
III. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Muslichach Asy’ari. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat
Dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar: Bab IV. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Pannen, P. (2005). Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPI Universitas Terbuka
Pannen, P.; Sekarwinahyu, M.; Mustafa D. Konstruktivisme Dalam pembelajaran.
Jakarta: PAU-PPI Universitas Terbuka
Pitajeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Nasional
Rabad Sihabuddin (2006). Indahnya Pelangi dalam Kesadaran Multikultur
Masyarakat Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Suciati & Irawan P. (2005). Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta: PAU-PPI
Universitas Terbuka
Sumanto. (2006). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar:
Bab II. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Wira Indra Satya (2006). Membangun Kebugaran Jasmani dan Kecerdasan
melalui Bermain: Bab III dan IV Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Panduan Belajar Mahasiswa 31


Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran
Kata Pengantar
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) memiliki ciri utama keterpisahan ruang dan waktu antara
mahasiswa dengan dosennya. Dalam PJJ, keberadaan bahan ajar memiliki peran
strategis. Melalui bahan ajar, mahasiswa secara mandiri mampu belajar, berefleksi,
berinteraksi, dan bahkan menilai sendiri proses dan hasil belajarnya.

Paket bahan ajar PJJ S1 PGSD ini tidak hanya berisi materi kajian, tetapi juga
pengalaman belajar yang dirancang untuk dapat memicu mahasiswa untuk dapat
belajar secara aktif, bermakna, dan mandiri. Paket bahan ajar ini dikemas secara
khusus dalam bentuk bahan ajar hybrid yang meliputi:
a. Bahan ajar cetak,
b. Bahan ajar audio,
c. Bahan ajar video, serta
d. Bahan ajar berbasis web.

Seluruh paket bahan ajar ini dikembangkan oleh Konsorsium PJJ S1 PGSD yang
terdiri dari 10 Perguruan Tinggi (PT), yaitu Universitas Sriwijaya, Universitas
Katolik Atmajaya, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri
Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Tanjungpura, Universitas Nusa Cendana, Universitas Negeri Makassar,
Universitas Cendrawasih, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA,
Universitas Pattimura, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Negeri
Gorontalo, Universitas Negeri Jember, Universitas Lampung, Universitas Lambung
Mangkurat, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Mataram, Universitas
Negeri Semarang, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Negeri Solo, dan
Universitas Haluoleo. Proses pengembangan bahan ajar ini difasilitasi oleh
SEAMOLEC.

Semoga paket bahan ajar ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan program PJJ S1 PGSD di tanah air.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi


Pjs. Direktur Ketenagaan,

Supeno Djanali
NIP. 130368610
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar i
DAFTAR ISI
Hal.
Bahan Ajar dan Sumber Belajar .................................................................... 1
BAB I. Pengenalan Konsep-konsep Pembelajaran........................................ 3
1.1. Teori Belajar
Bacaan 1:
BAB II. Memahami Teori Pembelajaran Matematika .......................... 4
A. Teori Pembelajaran Piaget ................................................................ 4
B. Teori Pembelajaran Bruner ............................................................... 5
C. Teori Pembelajaran Dienes ............................................................... 8
D. Teori Pembelajaran Skemp ............................................................... 11
E. Teori Pembelajaran Brownell ........................................................... 12
F. Teori Pembelajaran Skinner.............................................................. 13
G. Teori Pembelajaran Thorndike ......................................................... 14
H. Teori Pembelajaran Van Hiele.......................................................... 16
I. Penerapan Teori Pembelajaran dalam Pembelajaran Matematika.... 19
J. Resume ................................................................................... 20
Daftar Pustaka .................................................................................... 21

Bacaan 2:
BAB I. Teori Belajar Bahasa .................................................................. 22
A. Teori Behaviorisme .......................................................................... 22
B. Mentalisme .............................................................................. 25
C. Kognitivisme .............................................................................. 26
D. Konstruktivisme .............................................................................. 27
E. Fungsionalisme .............................................................................. 29
F. Humanisme .............................................................................. 31

1.2. Pendekatan/Model dalam Pembelajaran


Bacaan 3:
BAB I. Pembelajaran Sains yang Ideal..................................................... 34
A. Hakikat Sains ................................................................................... 34

Bacaan 4
BAB II. Pendekatan Pembelajaran Bahasa............................................. 45
A. Pendekatan Whole Language ........................................................... 45
B. Pendekatan Terpadu .................................................................. 50
C. Pendekatan Komunikatif................................................................... 56

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar i


Bacaan 5
BAB II Teknik Mengajar Dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar................ 60
A. Inkuiri di dalam Laboratorium Lingkungan Alam Sekitar....................... 61
B. Pendekatan Pengalaman Langsung Dalam Belajar Mengenal Tumbuhan 66
C. Pendekatan Tabel Kunci Untuk Mengenal Burung.................................. 70
D. Pendekatan Eksplorasi dalam Mengenal Batuan dan Mineral ................. 74
E. Pemecahan Masalah Tentang Sungai ....................................................... 75
F. Field Trip dengan Penuntun Kegiatan ...................................................... 80
G. Rangkuman ....................................................................................... 84

Bacaan 6:
BAB III. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menggunakan
Lingkungan sebagai Sumber Belajar .............................................................. 85
A. Lingkungan sebagai Sumber Belajar BI di SD ....................................... 85
B. Memilih Sumber Belajar ..................................................................... 87
C. Tujuan Penggunaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar B I
di Sekolah Dasar ................................................................................. 90

Bacaan 7
BAB I Apakah Pendidikan IPS Itu? ............................................................... 98
1.1.Konsep dan Karakteristik Pendidikan IPS .............................................. 98
1.2.Tujuan Pendidikan IPS .......................................................................... 105
1.3.Iktisar .................................................................................................. 110

Bacaan 8
BAB VI Prospek Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar................................. 111
6.1.Materi dalam Pembelajaran IPS.............................................................. 112
6.2.Metode Inkuiri Sosial dalam Pembelajaran IPS .................................... 113
6.3.Pembelajaran Fakta dan Konsep dalam IPS............................................ 119
6.4.Pendidikan IPS dengan Model Pembelajaran Multi Etnik dan Pembelajaran
Kooperatif ............................................................................................... 121
6.5.Model Inkuiri untuk Pembelajaran Nilai dalam IPS ............................... 126
6.6.Iktisar ............................................................................................... 129

Bacaan 9:
BAB II. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar ........................................ 131
A. Dasar Konseptual Pendidikan Senirupa di SD....................................... 131
B. Fungsi, Tujuan dan Pendekatan Pembelajaran Senirupa di SD .............. 134
C. Kompetensi Dalam Pembelajaran Senirupa di SD.................................. 137
D. Karakteristik Ungkapan Kreatif Senirupa Anak SD .............................. 141
E. Bentuk Kreativitas Senirupa Anak SD.................................................... 147
F. Pengembangan Kreativitas Senirupa di SD ............................................ 147
G. Penilaian Pendidikan Senirupa di SD ...................................................... 151
Rangkuman ......................................................................................... 154

ii Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


BAB II. PEMBELAJARAN MELALUI PERMAINAN EDUKATIF
Bacaan 10
BAB V. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menggunakan
Permainan ............................................................................. 157
A. Pengertian Bermain .................................................................... 160
B. Karakteristik Kegiatan Bermain ................................................... 161
C. Fungsi Bermain dalam Pendidikan ............................................... 163
a. Pengembangan Kognitif ............................................................. 163
b.Pengembangan Sosial ................................................................ 163
c. Pengembangan Emosional ......................................................... 164
d.Pengembangan Fisik .................................................................. 164
e. Pengembangan Bahasa ............................................................... 164
f. Permainan Bahasa .................................................................... 165
D. Macam-macam Permainan Bahasa ............................................... 166

Bacaan 12
BAB II Sikap Hidup Kebersamaan........................................................... 172
1.1.Peran Keluarga dalam Pendidikan untuk Membangun Semangat
1.2.Hidup dalam Kebersamaan ........................................................... 172
1.3.Seribu Satu Suku Bangsa .............................................................. 177
1.4.Rukun dalam Kehidupan Beragama .............................................. 183
1.5. Hamparan Zamrud Khatulistiwa................................................... 184
1.6. Pelangi Bahasa Nusantara............................................................. 185
1.7.Persatuan dan Kesatuan Bangsa..................................................... 186

Bacaan 13
BAB III. Bermain ................................................................................... 189
A. Latar Belakang ................................................................................ 189
B. Arti dan Manfaat Bermain bagi Siswa SD........................................ 189
1. Menurut beberapa tokoh ............................................................ 190
2. Manfaat Bermain Bagi Anak ..................................................... 190
C. Karakteristik Bermain .................................................................... 191
D. Menstimulasi Fungsi Otak ............................................................... 196
1. Gerakan Pompa Otot Betis ......................................................... 197
2. Gerakan Menyilang .................................................................... 198
3. Gerakan Angka Delapan ............................................................ 199
E. Meningkatkan Kecerdasan Dengan Bermain ................................... 200
F. Rangkuman ................................................................................... 202

Bacaan 14
BAB IV. Membangun Kebugaran dengan Bermain ............................... 204
A. Latar Belakang ............................................................................. 204
B. Jantung Sebagai Pompa Ajaib .......................................................... 204
C. Kerangka, Otot Siswa Sekolah Dasar ............................................... 207
D. Permainan Pindah Bintang Meningkatkan Daya Tahan Jantung..... 208
E. Lintas Alam Sambil Berkreasi .......................................................... 209

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar iii


F. Permainan Antar Etnis ............................................................................. 211
G. Permainan Merebut Tempat .................................................................... 212
H. Rangkuman ............................................................................................ 213

BAB III. PEMBELAJARAN MELALUI PENGALAMAN LANGSUNG /


EKSPLORASI DI LINGKUNGAN SEKITAR
Bacaan 15
BAB II. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar .......................................... 216
A. Pembelajaran di Sekolah Dasar ........................................................ 216
B. Beberapa Pendekatan dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. 221

Bacaan 16
BAB III. Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat .................................. 229
1. Latar belakang Pengembangan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM)
..................................................................................................... 229
2. Pendekatan STM di Indonesia ......................................................... 230
3. Keterkaitan Sains dan Teknologi dengan Pendekatan STM ............ 231
4. Karakteristik Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat .................. 233
5. Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan STM ............................. 236
6. Penerapan STM dengan Pola Salingtemas ....................................... 241
7. Nilai Tambah Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat ................. 244
8. Kritik dan Kendala dalam penerapan pendekatan Sains-Teknologi-
Masyarakat ...................................................................................... 247

Bacaan 17
BAB V. Pendekatan STM di Sekolah Dasar ............................................... 249
1. Pembelajaran STM di kelas I dan II ................................................. 249
2. Pembelajaran STM di kelas III ........................................................ 254
3. Pembelajaran STM di kelas IV ........................................................ 257
4. Pembelajaran STM di kelas V ......................................................... 260
5. Pembelajaran STM di kelas VI ........................................................ 263

Bacaan 20
BAB III. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menggunakan
Lingkungan sebagai Sumber Belajar .......................................................... 267
A. Lingkungan sebagai Sumber Belajar BI di SD ................................... 267
B. Memilih Sumber Belajar .................................................................... 269
C. Tujuan Penggunaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar B I
di Sekolah Dasar ............................................................................. 272

BAB IV. PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TERPADU


Bacaan 21
BAB V. Pengorganisasian dan Proses Pembelajaran Pengetahuan Sosial di
SD/MI ..................................................................................................... 282
A. Analisis Isi Kurikulum Kelas Awal SD/MI2004 ................................ 282

iv Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


B. Pengembangan Materi dan Disain Pembelajaran Pengetahuan
Sosial Kelas I SD/MI .................................................................... 285
C. Pengembangan Materi dan Disain Pembelajaran Pengetahuan
Sosial Kelas Dua SD/MI .................................................................... 298

Bacaan 22
BAB VI. Meramu Isi dan Mengembangkan Makna Pembelajaran
Pengetahuan Sosial pada Kelas Orientasi (III-IV) SD/MI ..................... 313
A. Analisis Isi Kurikulum Pengetahuan Sosial
Kelas III-IV SD/MI 2004 .................................................................... 313
B. Pengembangan Materi dan Disain Pembelajaran Pengetahuan Sosial
Kelas III SD/MI .......................................................................... 317
C. Pengembangan Materi dan Disain Pembelajaran Pengetahuan Sosial
Kelas Empat SD-MI .......................................................................... 324

BAB V. PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH DASAR ....... 335


Bacaan 23
BAB III Memngembangkan Kurikulum Sekolah ke Lingkungan
Alam Sekitar ...................................................................................... 336
A. Guru Sebagai Pemimpin Kegiatan di lingkungan
Alam Sekitar ...................................................................................... 337
B. Aktifitas Belajar Di lingkungan Alam Sekitar..................................... 338
C. Kesempatan Baik Untuk Mengajar Dengan PLAS.............................. 341
D. KBM dengan PLAS yang Sesuai Dengan Kurikulum Sekolah ........... 348
E. Rangkuman .......................................................................................... 353

Bacaan 24
BAB IV. Peluang Penerapan Pendekatan STM di Indonesia ................ 355
1. Kajian Kurikulum 2004 ................................................................... 355
2. Isu-isu besar yang muncul di Indonesia ........................................... 359

Bacaan 25
BAB II. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar .................................. 386
A. Dasar Konseptual Pendidikan Senirupa di SD ................................ 386
B. Fungsi, Tujuan dan Pendekatan Pembelajaran Senirupa di SD ....... 389
C. Kompetensi Dalam Pembelajaran Senirupa di SD .......................... 392
D. Karakteristik Ungkapan Kreatif Senirupa Anak SD ....................... 395
E. Bentuk Kreativitas Senirupa Anak SD ............................................ 401
F. Pengembangan Kreativitas Senirupa di SD ..................................... 401
G. Penilaian Pendidikan Senirupa di SD .............................................. 405
Rangkuman ......................................................................................... 410

Bacaan 26

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar v


Bab IV. Pengembangan Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran
Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah ................. 411
A. Makna dan Tujuan Pendidikan Nilai ................................................ 411
B. Pembelajaran Pengetahuan Sosial sebagai Pendidikan Nilai ........... 412
C. Pengembangan Model Pembelajaran Pengetahuan Sosial
Berbasis Pendidikan Nilai ................................................................ 414

vi Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bahan Ajar dan Sumber Belajar Pembelajaran Sains di
Sekolah Dasar: Bab I.
Bahan ajar yang digunakan Jakarta: Departemen
dalam mata kuliah ini meliputi bahan Pendidikan Nasional.
ajar pokok yang wajib Anda pelajari dan Rabad Sihabuddin. (2006).
bahan ajar pendukung yang bersifat Indahnya Pelangi dalam
anjuran. Bahan ajar pokok yang Kesadaran Multikultur
digunakan dalam mata kuliah Kapita Masyarakat Indonesia:
Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar Bab I dan VI. Jakarta:
adalah sebagai berikut: Departemen Pendidikan
Bab I. Pengenalan Konsep Nasional.
Pembelajaran. Bab II: Pembelajaran Melalui
1.1. Teori Belajar. Permainan.
Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran Melalui
Pembelajaran Bahasa Permaina.
Indonesia yang Dadan Djuanda (2006).
Komunikatif dan Pembelajaran Bahasa
menyenangkan: Bab I. Indonesia yang
Jakarta: Departemen Komunikatif dan
Pendidikan. Menyenangkan: Bab V dan
Pitajeng. (2006). Pembelajaran VI. Jakarta: Departemen
Matematika yang Pendidikan Nasional.
Menyenangkan: Bab II. Pitajeng (2006). Pembelajaran
Jakarta: Departemen Matematika yang
Pendidikan Nasional Menyenangkan: Bab I, III,
Nasional. IV, V, VI, VII. Jakarta:
1.2. Pengenalan Konsep – Departemen Pendidikan
Konsep Pembelajaran di Nasional.
Sekolah Dasar. Rabad Sihabuddin (2006).
Dadan Djuanda. (2006). Indahnya Pelangi dalam
Pembelajaran Bahasa Kesadaran Multikultur
Indonesia yang Masyarakat Indonesia:
Komunikatif dan Bab II dan V. Jakarta:
Menyenangkan: Bab II. Departemen Pendidikan
Jakarta: Departemen Nasional.
Pendidikan Nasional. Sumanto (2006). Pengembangan
Lily Barlia. (2006). Mengajar Kreativitas Seni Rupa
dengan Pendekatan Anak Sekolah Dasar: Bab
Lingkungan Alam Sekitar: II dan III. Jakarta:
Bab II dan IV. Jakarta: Departemen Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional.
Nasional. Wira Indra Satya (2006).
Muslichach Asy’ari. (2006). Membangun Kebugaran
Penerapan Pendekatan Jasmani dan Kecerdasan
Sains-Teknologi- melalui Bermain: Bab III
Masyarakat dalam dan IV Jakarta:

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 1


Departemen Pendidikan Muslichach Asy’ari (2006).
Nasional. Penerapan Pendekatan
Bab III. Pembelajaran dengan Sains-Teknologi-
Pendekatan Terpadu. Masyarakat dalam
Pembelajaran dengan Pembelajaran Sains di
Pendekatan Terpadu Bidang Sekolah Dasar: Bab II, III,
Studi IPA, Bahasa Indonesia, dan V. Jakarta:
dan Matematika. Departemen Pendidikan
Dadan Djuanda (2006). Nasional.
Pembelajaran Bahasa Bab V. Pengembangan
Indonesia yang Kurikulum di Sekolah Dasar
Komunikatif dan Pengembangan rancangan
Menyenangkan: Bab II. Pembelajaran
Jakarta: Departemen Ichlas Hamid, S. dan Tuti I.
Pendidikan Nasional. Ichlas (2006).
Ichlas Hamid, S. dan Tuti I. Pengembangan
Ichlas (2006). Pendidikan Nilai dalam
Pengembangan Pembelajaran
Pendidikan Nilai dalam Pengetahuan Sosial di
Pembelajaran Sekolah Dasar: Bagian I
Pengetahuan Sosial di dan III; Bab V dan VI.
Sekolah Dasar: Bagian Jakarta: Departemen
III, Bab V Jakarta: Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Lily Barlia. (2006). Mengajar
Nasional. dengan Pendekatan
Bab IV. Pembelajaran melalui Lingkungan Alam Sekitar:
Pengalaman Langsung/ Bab III dan V. Jakarta:
Eksplorasi Di Lingkungan Departemen Pendidikan
Sekitar. Nasional.
Penerapan Sains Teknologi Muslichach Asy’ari (2006).
Masyarakat dalam Penerapan Pendekatan
pembelajaran pada bidang studi Sains-Teknologi-
IPA dan IPS. Masyarakat dalam
Dadan Djuanda (2006). Pembelajaran Sains di
Pembelajaran Bahasa Sekolah Dasar: Bab IV.
Indonesia yang Jakarta: Departemen
Komunikatif dan Pendidikan Nasional.
Menyenangkan: Bab III. Sumanto (2006). Pengembangan
Jakarta: Departemen Kreativitas Seni Rupa
Pendidikan Nasional. Anak Sekolah Dasar: Bab
Lily Barlia. (2006). Mengajar II. Jakarta: Departemen
dengan Pendekatan Pendidikan Nasional.
Lingkungan Alam Sekitar:
Bab IV. Jakarta:
Departemen Pendidikan
Nasional.

2 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


BAB I. PENGENALAN (2006). Mengajar dengan
KONSEP-KONSEP Pendekatan Lingkungan
Alam Sekitar: Bab II.
PEMBELAJARAN
Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional).
1.1 Teori Belajar.
4. Bacaan 6, “Strategi
1. Bacaan 1, ”Memahami Teori
Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran Matematika”
Indonesia Di SD
(Pitajeng. (2006).
Menggunakan
Pembelajaran Matematika
Lingkungan Sebagai
yang Menyenangkan: Bab
Sumber Belajar” (Dadan
II. Jakarta: Departemen
Djuanda. (2006).
Pendidikan Nasional).
Pembelajaran Bahasa
2. Bacaan 2, ”Teori Belajar
Indonesia yang
Bahasa” (Dadan Djuanda.
Komunikatif dan
(2006). Pembelajaran
menyenangkan: Bab III.
Bahasa Indonesia yang
Jakarta: Departemen
Komunikatif dan
Pendidikan Nasional).
menyenangkan: Bab I.
5. Bacaan 7, “Apakah
Jakarta: Departemen
Pendidikan IPS itu?”
Pendidikan Nasional).
(Rahad Sihabuddin.
(2006). Indahnya Pelangi
1.2 Pendekatan/Model dalam
Dalam Kesadaran
Pembelajaran
Multikultur masyarakat
1. Bacaan 3, ”Pembelajaran
Indonesia: Bab I. Jakarta:
Sains yang Ideal”
Departemen Pendidikan
(Muslichach Asy’ari.
Nasional).
(2006). Penerapan
6. Bacaan 8, “Prospek
Pendekatan Sains-
Pembelajaran IPS di
Teknologi-Masyarakat
Sekolah Dasar (Rahad
dalam Pembelajaran Sains
Sihabuddin. (2006).
Di Sekolah Dasar: Bab I.
Indahnya Pelangi Dalam
Jakarta: Departemen
Kesadaran Multikultur
Pendidikan Nasional).
masyarakat Indonesia:
2. Bacaan 4, “Pendekatan
Bab VI. Jakarta:
Pembelajaran Bahasa”
Departemen Pendidikan
(Dadan Djuanda. (2006).
Nasional).
Pembelajaran Bahasa
7. Bacaan 9, “Pendidikan Seni
Indonesia yang
Rupa di Sekolah Dasar”
Komunikatif dan
(Sumanto. (2006).
menyenangkan: Bab II.
Pengembangan Kreativitas
Jakarta: Departemen
Seni Rupa Anak Sekolah
Pendidikan Nasional).
Dasar. Bab II. Jakarta:
3. Bacaan 5, “Teknik Mengajar
Departemen Pendidikan
dengan Pendekatan
Nasional).
Lingkungan Alam
Sekitar” (Lily Barlia.

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 3


Bacaan 1 (dalam Hudoyo, 1988: 45), anak seumur
ini berada pada periode operasi konkret.
Periode ini disebut operasi konkret sebab
BAB II berpikir logiknya didasarkan pada
MEMAHAMI TEORI manipulasi fisik objek-objek konkret.
PEMBELAJARAN MATEMATIKA Anak yang masih berada pada periode
ini untuk berpikir abstrak masih
membutuhkan bantuan memanipulasi
Menurut Orton (1992: 2), untuk obyek-obyek konkret atau pengalaman-
mengajar matematika diperlukan teori, pengalaman yang langsung dialaminya.
yang digunakan antara lain untuk Dalam belajar, menurut Piaget,
membuat keputusan di kelas. Sedangkan struktur kognitif yang dimiliki seseorang
teori belajar matematika juga diperlukan terjadi karena proses asimilasi dan
untuk dasar mengobservasi tingkah laku akomodasi. Asimilasi adalah proses
anak didik dalam belajar. Kemampuan mendapatkan informasi dan pengalaman
untuk mengambil keputusan dikelas baru yang langsung menyatu dengan
dengan tepat dan cepat, dan kemampuan struktur mental yang sudah dimiliki
untuk mengobservasi tingkah laku anak seseorang. Adapun akomodasi adalah
didik dalam bela-jar, merupakan proses menstruktur kembali mental
sebagian dari faktor-faktor yang sebagai akibat adanya informasi dan
mempengaruhi keberhasilan guru dalam pengalaman baru (Hudoyo, 1988: 47).
menentukan pendekatan pembelajaran Jadi belajar tidak hanya menerima
matematika yang tepat, sehingga informasi dan pengalaman lama yang
pembelajaran menjadi efektif, bermakna, dimiliki anak didik untuk
dan menyenangkan. Oleh karena itu para mengakomodasikan informasi dan
guru SD-MI hendaknya memahami teori pengalaman baru. Oleh karena itu, yang
belajar dan mengajar matematika, agar perlu diperhatikan pada tahap operasi
dapat menentukan pendekatan konkret adalah pembelajaran yang
pembelajaran yang tepat, sehingga didasarkan pada benda-benda konkret
pembelajaran menjadi efektif, bermakna, agar mempermudah anak didik dalam
dan juga menyenangkan. memahami konsep-konsep matematika.
Dalam bab ini akan dibahas Misalnya untuk memahami suatu
beberapa teori pembelajaran matematika konsep matematika, anak memerlukan
yang sekiranya dapat dijadikan acuan bantuan memanipulasi benda-benda
bagi para guru untuk mengajar konkret yang relevan sebagai
matematika di SD-MI. Sedangkan tujuan pengalaman langsung. Contoh untuk
pembahasan tersebut agar para guru SD- memahami konsep penjumlahan
MI dapat memahami teori pembelajaran bilangan cacah 3 + 4 anak perlu
matematika, sehingga mampu mengalami menggabungkan kelompok 3
menentukan pendekatan belajar benda dengan kelompok 4 benda
matematika di SD/MI yang tepat, efektif, menjadi satu kelompok baru (gambar
dan menyenangkan. 14). Dapat juga dengan melakukan
permainan berlagu ular naga panjangnya
A. Teori Pembelajaran Piaget atau naik kereta api.
Pada umumnya anak SD berumur
sekitar 6/7—12 tahun. Menurut Piaget

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Gambar 14. Gabungan dari 2 kelompok menjadi

Menurut Piaget, perkembangan


belajar matematika anak melalui 4 tahap Gambar 15. Gambar 3 orang penari.
yaitu tahap konkret, semi konkret, semi
abstrak, dan abstrak. Pada tahap konkret, Pada tahap semi abstrak: dengan melihat
kegiatan yang dilakukan anak adalah 3 tanda (misalnya noktah), anak mampu
untuk mendapatkan pengalaman memahami bilangan 3 (gambar 16).
langsung atau memanipulasi objek-objek z z z
konkret. Pada tahap semi konkret sudah
tidak perlu memanipulasi objek-objek Gambar 16. Ada 3 noktah.
konkret lagi seperti pada tahap konkret,
tetapi cukup dengan gambaran dari
objek yang dimaksud. Kegiatan yang Pada tahap abstrak: dengan melihat
dilakukan anak pada tahap semi abstrak angka 3 atau mendengar “tiga”, anak
memanipulasi/melihat tanda sebagai sudah mampu memahami bilangan 3.
ganti gambar untuk dapat berpikir
abstrak. Sedangkan pada tahap abstrak B. Teori Pembelajaran Bruner.
anak sudah mampu berpikir secara Menurut Bruner (Hudoyo, 1988:
abstrak dengan melihat lambang/simbol 56), belajar matematika adalah belajar
atau membaca/mendengar secara verbal tentang konsep-konsep dan struktur-
tanpa kaitan dengan objek-objek struktur matematika yang terdapat di
konkret. Untuk lebih jelasnya, dalam materi yang dipelajari serta
perhatikan contoh 4 tahap anak dalam mencari hubungan-hubungan antara
memahami bilangan 3 (tiga) berikut: konsep-konsep dan struktur-struktur
Pada tahap konkret: misal anak melihat matematika.
pertunjukan tari balet dengan penari Pemahaman terhadap konsep dan
sebanyak 3 orang untuk dapat struktur suatu materi menjadikan materi
memahami bilangan 3. itu mudah dipahami secara lebih
Pada tahap semi konkret: dengan melihat komprehensif. Selain itu anak didik lebih
gambar 3 orang penari (gambar 15) anak mudah mengingat materi bila yang
mampu memahami bilangan 3. dipelajari mempunyai pola terstruktur.
Dengan memahami konsep dan struktur
akan mempermudah terjadinya transfer.
Dalam belajar, Bruner hampir
selalu memulai dengan memusatkan
manipulasi material. Anak didik harus
menemukan keteraturan dengan

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


cara pertama-tama memanipulasi
material yang sudah dimiliki anak didik.
Berarti anak didik dalam belajar
haruslah terlibat aktif mentalnya yang Anak membuang (mengambil) 4
Tahap pensil dari sekelompok 7 pensil,
dapat diperlihatkan dari keaktifan
enaktif lalu menghitung sisanya.
fisiknya.
Bruner melukiskan anak-anak
berkembang melalui tiga tahap
perkembangan mental, yaitu:
1. Tahap Enaktif.
Tahap
Pada tahap ini, dalam belajar, anak ikonik
didik menggunakan atau memanipulasi
objek-objek konkret secara langsung.
Misalnya untuk memahami konsep
operasi pengurangan bilangan cacah 7 – Tahap 7–4
4, anak memerlukan pengalaman simbolik =3
mengambil/ membuang 4 benda dari
sekelompok 7 benda. Gambar 17. Tiga tahapan anak belajar konsep pengurangan
menurut Bruner.
2. Tahap Ikonik.
Pada tahap ini kegiatan anak didik
mulai menyangkut mental yang Dari hasil penelitian Bruner ke
merupakan gambaran dari objek-objek sekolah-sekolah (dalam Ruseffendi
konkret. Anak didik tidak memanipulasi 1992: 110 – 113), dalam belajar
langsung objek-objek konkret seperti matematika ada beberapa teori yang
pada tahap enaktif, melainkan sudah berlaku yang disebutnya dengan dalil.
dapat memanipulasi dengan memakai Teori tersebut antara lain adalah dalil
gambaran dari objek-objek yang penyusunan (construction theorem), dalil
dimaksud. notasi (notation theorem), dalil
3. Tahap Simbolik. pengkontrasan dan keanekaragaman
Tahap ini merupakan tahap (contras and variation theorem), serta
memanipulasi simbol-simbol secara dalil pengaitan (connectivity theorem).
langsung dan tidak lagi ada kaitannya 1. Dalil Penyusunan
dengan objek-objek. Menurut dalil penyusunan, siswa
Untuk lebih memperjelas tahapan selalu ingin mempunyai kemampuan
belajar matematika menurut Bruner, menguasai definisi, teorema, konsep dan
dapat melihat contoh tahapan anak kemampuan matematis lainnya. Oleh
dalam memahami konsep pengurangan karena itu siswa hendaknya dilatih untuk
bilangan cacah 7 – 4 berikut ini (gambar melakukan penyusunan representasinya.
17). Untuk menguasai suatu konsep
matematis hendaknya siswa mencoba
dan melakukan sendiri kegiatan yang
mengacu pada perumusan dan
penyusunan konsep tersebut. Jika dalam
proses perumusan dan penyusunan
tersebut disertai bantuan objek-objek
konkret, maka anak lebih mudah un

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


tuk memahaminya, dan ide/konsep mana yang bukan kelompok 2 benda
tersebut lebih tahan lama dalam (gambar 19). Berikut ini contoh kegiatan
ingatannya. Untuk itu dalam pembela- yang diberikan pada siswa kelas 1
jaran konsep matematis, guru hendaknya SD/MI.
benar-benar memberi kesempatan anak Berilah tanda 9pada kelompok 2
untuk melaksanakan tahap enaktif. benda!
2. Dalil Notasi.
Dalil notasi menyatakan bahwa
dalam penyajian konsep matematis,
notasi memegang peranan yang sangat
penting. Penggunaan notasi dalam
menyatakan konsep matematis tertentu
harus disesuaikan dengan tahap Gambar 18. Contoh soal agar anak lebih
perkembangan anak didik. Misalnya memahami karakteristik konsep.
notasi untuk menyatakan fungsi f(x) = x
+ 5, untuk anak SD dapat digunakan + = Berilah tanda U pada kelompok
Δ + 5, sedangkan bagi anak sekolah yang bukan 2 benda!
lebih lanjut (SLTP) dapat digunakan
{(x,y) | y = x + 5}.
3. Dalil Pengkontrasan dan
Keanekaragaman
Menurut hasil penelitian Bruner,
pengkontrasan dan keanekaragaman
sangat penting dalam melakukan
pengubahan konsep matematika dari
konsep konkret menjadi konsep yang Gambar 19. Contoh soal pengkontrasan agar anak lebih memahami
lebih abstrak. Untuk melakukan itu karakteristik konsep.
diperlukan banyak contoh dan
beranekaragam, sehingga anak 4. Dalil Pengaitan
memahami karakteristik konsep yang Dalil pengaitan menyatakan bahwa
dipelajari. Contoh-contoh yang diberikan antara konsep matematika yang satu
hendaknya memenuhi rumusan konsep dengan konsep yang lain mempunyai
yang sedang dipelajari. Untuk dapat kaitan yang erat, baik dari segi isi
lebih memahami karakteristik konsep, maupun dari segi penggunaan rumus-
juga diperlukan contoh yang tidak rumus. Materi yang satu merupakan
memenuhi rumusan konsep. Misalnya prasyarat bagi materi yang lain, atau
untuk memahami konsep bilangan 2 suatu konsep digunakan untuk
(dua) diberi kegiatan membuat menjelaskan konsep yang lain. Misalnya
kelompok benda-benda yang rumus luas jajargenjang merupakan
beranggotakan 2. Selain itu juga diberi materi prasyarat untuk penemuan rumus
kegiatan membuat kelompok benda yang luas segitiga yang diturunkan dari rumus
anggotanya tidak dua untuk lebih luas jajargenjang. Dengan pendekatan
memahami konsep bilangan dua. Atau intuitif-deduktif, rumus isi tabung
memilih kelompok-kelompok mana diperlukan untuk menemu-kan rumus isi
yang merupakan kelompok 2 benda kerucut. Untuk itu diperlukan alat peraga
(gambar 18), dan kelompok-kelompok model sebuah tabung tanpa

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


tutup
dan sebuah kerucut tanpa bidang 120) dapat dicapai melalui pola
alas yang terbuat dari mika atau karton, berkelanjutan, yang setiap seri dalam
dengan syarat tinggi tabung sama rangkaian kegiatan belajarnya berjalan
dengan tinggi kerucut dan jari-jari alas dari yang konkret ke simbolik. Tahap
tabung sama dengan jari-jari alas belajar adalah interaksi yang
kerucut, dan pasir. direncanakan antara satu segmen
struktur pengetahuan dan belajar aktif,
yang dilakukan melalui media
r matematika yang didesain secara khusus.
Menurut Dienes, permainan matematika
sangat penting sebab operasi matematika
t t dalam permainan tersebut menunjukkan
aturan secara konkret dan lebih
membimbing dan menajamkan
pengertian matematika pada anak didik.
r Dapat dikatakan bahwa objek-objek
konkret dalam bentuk permainan
mempunyai peranan sangat penting
Gambar 20. Model tabung tanpa tutup dan model dalam pembelajaran matematika jika
kerucut tanpa alas yang sama tinggi dan sama jari- dimanipulasi dengan baik. Menurut
jari lingkaran alasnya.
Dienes (dalam Ruseffendi. 1992: 125—
127), konsep-konsep matematika akan
Kegiatan yang diberikan pada anak berhasil jika dipelajari dalam tahap-
adalah dengan menggunakan pasir anak tahap tertentu. Dienes membagi tahap-
mengukur isi tabung dengan takaran tahap belajar menjadi 6 tahap, yaitu:
kerucut. Anak akan mendapatkan bahwa 1. Permainan bebas (free play).
untuk mengisi tabung dengan pasir Dalam setiap tahap belajar, tahap
hingga penuh dengan memakai takaran yang paling awal dari pengembangan
kerucut, diperlukan 3 kali menuangkan konsep bermula dari permainan bebas.
pasir dari kerucut yang penuh pasir Permainan bebas merupakan tahap
kedalam tabung. Secara intuitif anak belajar konsep yang aktifitasnya tidak
dapat mengerti bahwa isi tabung = 3 x isi berstruktur dan tidak diarahkan. Anak
kerucut. Kemudian dengan penalaran didik diberi kebebasan untuk mengatur
deduktif anak diajak menurunkan rumus benda. Selama permainan pengetahuan
isi kerucut dari isi tabung. Dari anak muncul. Dalam tahap ini anak
percobaan diperoleh isi tabung = 3 x isi mulai belajar membentuk struktur
1 mental dan struktur sikap dalam
kerucut, atau isi kerucut = x isi mempersiapkan diri untuk memahami
3
tabung. Karena isi tabung = πr2t, maka konsep. Guru dapat mengarahkan
1 pengetahuan dan mempertajam konsep
isi kerucut = πr 2 t. yang sedang dipelajari. Misalkan dengan
3 diberi permainan block logic (gambar
21), anak didik mulai mempelajari
C. Teori Pembelajaran Dienes konsep- konsep abstrak tentang warna,
Perkembangan konsep matematika
tebal tipisnya benda, yang merupakan
menurut Dienes (dalam Resnick, 1981:

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


ciri/sifat dari benda yang dimanipulasinya.
3. Permainan kesamaan sifat
(searching for comunities).
Dalam permainan untuk mencari
kesamaan sifat, anak mulai diarahkan
dalam kegiatan untuk mencari sifat-sifat
yang sama dari permainan yang sedang
diikuti. Untuk itu perlu diarahkan pada
pentranslasian kesamaan struktur dari
bentuk permainan lain. Translasi yang
dilakukan tentu saja tidak boleh
mengubah sifat-sifat abstrak dari
permainan semula. Contoh kegiatan
Gambar 21. Block logic
yang diberikan dengan permainan block
2. Permainan yang disertai aturan logic, anak dihadapkan pada kelompok
(games). persegi dan persegi panjang yang tebal,
Pada periode permainan yang anak diminta mengidentifikasi sifat-sifat
disertai aturan (terstruktur), anak didik yang sama dari benda-benda dalam
mulai meneliti pola-pola dan keteraturan kelompok tersebut (anggota kelompok).
yang terdapat atau tidak terdapat dalam 4. Representasi (representation).
konsep matematika tertentu. Melalui Representasi adalah tahap
permainan anak mulai mengenal dan pengambilan kesamaan sifat dari
memikirkan bagaimana struktur beberapa situasi yang sejenis. Para anak
matematika itu. Pada tahap ini anak didik menentukan representasi dari
didik juga sudah mulai konsep-konsep tertentu. Representasi
mengabstraksikan konsep. Menurut yang diperoleh ini bersifat abstrak.
Dienes, untuk membuat konsep abstrak, Dengan melakukan representasi, anak
anak didik memerlukan suatu kegiatan didik telah mengarah pada pengertian
untuk mengumpulkan bermacam-macam struktur matematika yang bersifat
penga-laman, dan kegiatan untuk abstrak pada topik-topik yang sedang
menolak yang tidak relevan dengan dipelajari. Contoh kegiatan anak untuk
pengalaman itu. (Hal ini selaras dengan menemukan banyaknya diagonal poligon
dalil keanekaragaman dan (misal segi dua puluh tiga) dengan
pengkontrasan dari Bruner). Contoh pendekatan induktif seperti berikut ini
dengan permainan block logic, anak (gambar 22).
diberi kegiatan untuk membentuk Segi Segi Segi Segi Segi dua
kelompok bangun yang tipis, atau yang tiga empat lima enam puluh
ti
berwarna merah, kemudian membentuk
kelompok benda berbentuk segitiga, atau
yang tebal, dan sebagainya. Dalam
membentuk kelompok bangun yang
tipis, atau yang merah, timbul
?
pengalaman terhadap konsep tipis atau 0 2 5 …… berapa
merah, serta timbul penolakan terhadap diagon diagona diagon
diagona
diagonal?
al
bangun yang tidak tipis (tebal), atau
tidak merah (biru, hijau, kuning). Gambar 22. Mencari banyaknya
diagonal suatu poligon

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


5. Simbolisasi (symbolization). bulat dengan operasi penjumlahan
Simbolisasi adalah tahap belajar beserta sifat-sifat tertutup, komutatif,
konsep yang membutuhkan kemampuan asosiatif, adanya elemen identitas, dan
merumuskan representasi dari setiap mempunyai elemen invers, membentuk
konsep-konsep dengan menggunakan sebuah sistem matematika.
simbol matematika atau melalui Dienes (dalam Resnick, 1981: 120)
perumusan verbal. Sebagai contoh, dari menyatakan bahwa proses pemahaman
kegiatan mencari banyaknya diagonal (abstraction) berlangsung selama
dengan pandekatan induktif tersebut, belajar. Untuk pengajaran konsep
kegiatan berikutnya menentukan rumus matematika yang lebih sulit perlu
banyaknya diagonal suatu poligon yang dikembangkan materi matematika secara
digeneralisasikan dari pola yang didapat konkret agar konsep matematika dapat
anak. dipahami dengan tepat. Dienes
berpendapat bahwa materi harus
Bany .. dinyatakan dalam berbagai penyajian
ak 3 4 5 6 .. n (multiple embodiment), sehinga anak-
segi .. anak dapat bermain dengan bermacam-
macam material yang dapat
Bany mengembangkan minat anak didik.
1
3(3 − 1
4(4 − 1
5 (5 − 1
6(6
.. 1
n (n − 3)
ak 2 2 2 2
.. 2
Berbagai penyajian materi (multiple
diago =0 =2 =5 =9
.. embodiment) dapat mempermudah
nal
proses pengklasifikasian abstraksi
konsep.
Menurut Dienes, variasi sajian
Tabel 3. Banyak diagonal suatu poligon.
hendaknya tampak berbeda antara satu
dan lainnya sesuai dengan prinsip
6. Formalisasi (formalization). variabilitas perseptual (perseptual
Tahap ini adalah tahap belajar variability), sehingga anak didik dapat
konsep yang terakhir. Dalam tahap ini, melihat struktur dari berbagai pandangan
anak didik dituntut untuk menurunkan yang berbeda-beda dan memperkaya
sifat-sifat konsep dan kemudian imajinasinya terhadap setiap konsep
merumuskan sifat-sifat baru rumus matematika yang disajikan. Berbagai
tersebut. Contohnya, anak didik yang sajian (multiple embodiment) juga
telah mengenal dasar-dasar dalam membuat adanya manipulasi secara
struktur matematika seperti aksioma, penuh tentang variabel-variabel
harus mampu merumuskan suatu matematika yang berkaitan dengan
teorema berdasarkan aksioma, dalam arti prinsip Dienes mengenai variabilitas
membuktikan teorema tersebut. Karso matematika. Variasi matematika
(1999:1.20) menyatakan, pada tahap dimaksudkan untuk membuat lebih jelas
formalisasi anak tidak hanya mampu mengenai sejauh mana sebuah konsep
merumuskan teorema serta dapat digeneralisasikan terhadap konteks
membuktikannya secara deduktif, tetapi yang lain. Dengan demikian, semakin
mereka sudah mempunyai pengetahuan banyak bentuk-bentuk berlainan yang
tentang sistem yang berlaku dari biberikan dalam konsep tertentu,
pemahaman konsep-konsep yang terlibat semakin jelas bagi anak dalam
satu sama lainnya. Misalnya bilangan memahami konsep tersebut.

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Berhubungan dengan tahap belajar, D. Teori Pembelajaran Skemp.
suatu waktu anak didik dihadapkan pada Menurut Richard Skemp (dalam
permainan yang terkontrol dengan Karim, dkk, 1997: 23—24), anak belajar
berbagai sajian. Kegiatan ini matematika melalui dua tahap, yaitu
menggunakan kesempatan untuk konkret dan abstrak. Pada tahap pertama,
membantu anak didik menemukan cara- yaitu tahap konkret, anak memanipulasi
cara dan juga untuk mendiskusikan benda-benda konkret untuk dapat meng-
temuan-temuannya. Langkah hayati ide-ide abstrak. Pengalaman awal
selanjutnya, menurut Dienes, adalah berinteraksi dengan benda konkret ini
memotivasi anak didik untuk akan membentuk dasar bagi belajar
mengabstraksikan pelajaran tanpa selanjutnya, yaitu pada tahap abstrak
material konkret dengan gambar yang atau tahap kedua. Sebagai contoh,
sederhana, grafik, peta dan akhirnya kegiatan yang diberikan pada anak didik
memadukan simbol-simbol dengan untuk me-nemukan sifat komutatif
konsep tersebut. Langkah-langkah ini perkalian bilangan cacah berikut ini
merupakan suatu cara untuk memberi (gambar 23).
kesempatan kepada anak didik ikut
berpartisipasi dalam proses penemuan
dan formalisasi melalui percoban
matematika. Proses pembelajaran ini
juga lebih melibatkan anak didik pada
kegiatan belajar secara aktif dari pada
hanya sekedar menghapal. Pentingnya
simbolisasi adalah untuk meningkatkan
kegiatan matematika ke satu bidang
baru.
Dari sudut pandang tahap belajar, 3x4

peranan anak didik adalah untuk


4x3
mengatur belajar anak didik dengan
bimbingan guru dalam bentuk aturan-
aturan susunan benda walaupun dalam Gambar 23. Menyatakan perkalian dengan baris
dan kolom
skala kecil. Anak didik pada masa ini
bermain dengan simbol dan aturan
dengan bentuk-bentuk konkret dan Anak diberi sekelompok benda dan
mereka memanipulasi untuk mengatur disuruh menyusun benda tersebut
serta mengelompokkan aturan-aturan. menjadi 3 baris dan 4 kolom (gambar 23
Pada masa ini anak didik menggunakan kiri). Ini menunjukkan 3 x 4. Kemudian
simbol-simbol sebagai objek manipulasi anak disuruh membilang banyaknya
dan mengarah kepada struktur pemikiran benda yang disusun. Selanjutnya anak
pemikiran matematika yang lebih tinggi. juga diberi sekelompok benda lain dan
Anak didik harus mampu mengubah fase disuruh menyusun benda tersebut
manipulasi konkret, agar pada suatu menjadi 4 baris 3 kolom (gambar 23
waktu simbol tetap terkait dengan kanan). Ini menunjukkan 4 x 3.
pengalaman konkretnya. Kemudian anak disuruh membilang
banyaknya benda yang disusun. Dari
temuan anak, ternyata didapat bahwa 3 x

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


4 = 4 x 3. Percobaan tersebut dapat memahami bilangan dan menghadapi
diulang-ulang dengan perkalian dua situasi aritmetika dengan pemahaman
bilangan cacah yang lain. yang sempurna, baik dari segi
Menurut Skemp, agar belajar matematika maupun praktis.
menjadi berguna bagi seorang anak sifat- Brownell (dalam Karso, 1999:
sifat umum dari pengalaman anak harus 1.25—1.26) mengemukakan bahwa
dipadukan untuk membentuk suatu kemampuan mendemonstrasikan
struktur konseptual atau suatu skema. operasi-operasi hitung secara otomatis
Dengan demikian guru hendaknya dan mekanis tidaklah cukup. Tujuan
memberi kegiatan pada anak untuk utama dari pembelajaran aritmetika
menyusun struktur matematika adalah untuk mengembangkan
sedemikian rupa agar jelas bagi anak kemampuan berpikir dalam situasi
didik sebelum mereka dapat kuantitatif. Oleh karena itu pembelajaran
menggunakan pengetahuan awalnya aritmetika di SD harus membahas
sebagai dasar untuk belajar pada tahap tentang pentingnya (significane) dan
berikutnya, atau sebelum mereka makna (meaning) dari bilangan.
menggunakan pengetahuan mereka Pentingnya bilangan (significance of
secara efektif untuk menyelesaikan number) bersifat fungsional atau dengan
masalah. kata lain penting dalam kehidupan sosial
manusia. Dalam kehidupan sehari-hari
E. Teori Pembelajaran Brownell. manusia tidak terlepas dari bilangan,
Menurut William Brownell (dalam misalnya nilai uang dapat dilihat dari
Karso, 1999: 1.22), pada hakikatnya lambang bilangan yang tertera pada uang
belajar merupakan suatu proses yang tersebut, untuk itu diperlukan bilangan.
bermakna, dan belajar matematika harus Untuk menghitung dan mencatat
merupakan belajar bermakna dan banyaknya ternak yang dimiliki, pemilik
pengertian. Dalam pembelajaran ternak tersebut memerlukan bilangan
matematika SD, Brownell pula. Sedangkan makna bilangan
mengemukakan teori makna (meaning (meaning of number) bersifat intelektual,
theory). Menurut teori makna, anak yaitu bersifat matematis sebagai suatu
harus memahami makna dari topik yang sistem kuantitatif. Misalnya pemahaman
sedang dipelajari, memahami simbol terhadap konsep bilangan cacah, konsep
tertulis, dan apa yang diucapkan. suatu operasi bilangan, sifat-sifat operasi
Memperbanyak latihan (drill) bilangan, dan sebagainya.
merupakan jalan yang efektif. Tetapi Untuk dapat memfungsikan
latihan-latihan yang dilakukan haruslah bilangan dengan maksimal dalam
didahului dengan pemahaman makna kehidupan sehari-hari, diperlukan
yang tepat. kemampuan memahami makna bilangan.
Menurut teori makna, matematika Misalnya seorang pedagang di pasar
adalah suatu sistem dari konsep-konsep, memerlukan kemampuan menghitung
prinsip-prinsip yang dapat dimengerti nilai sekelompok uang, penjumlahan,
(Karso, 1999: 1.25). Latihan-latihan dan pengurangan, perkalian, dan bahkan
tes bagi anak didik bukan untuk pembagian untuk dapat melayani
mengukur kemampuan mekanik dalam pembeli atau melakukan transaksi
berhitung, tetapi untuk mengungkapkan dagang dengan rekannya.
kemampuan intelegensi anak dalam

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


F. Teori Pembelajaran Skinner. ƒ Semuanya senang dengan
Burrush Frederich Skinner (dalam pembelajaran matematika yang
Ruseffendi 1992: 127—128) baru dilaksanakan.
menyatakan bahwa ganjaran atau ƒ Mereka mengharapkan untuk
penguatan mempunyai peranan yang sering melaksanakan pembelajaran
amat penting dalam proses belajar. dengan strategi tersebut, baik yang
Terdapat perbedan antara ganjaran dan tidak mendapat hadiah, terlebih
penguatan. Ganjaran merupakan proses yang mendapat hadiah.
yang sifatnya menggembirakan dan ƒ Ada perubahan tingkah laku
merupakan tingkah laku yang sifatnya mereka pada pertemuan-pertemuan
subjektif, sedangkan penguatan selanjutnya yaitu menjadi lebih
merupakan sesuatu yang mengakibatkan aktif mengikuti kegiatan di kelas,
meningkatnya kemungkinan suatu bergairah/bersemangat pada
respon dan lebih mengarah kepada hal- perkuliahan matematika, mau
hal yang sifatnya dapat diamati dan melaksanakan tugas kelompok
diukur. bersama temannya, dan menjadi
Skinner juga berpendapat bahwa rajin mengikuti kuliah matematika.
penguatan dibagi atas dua bagian yaitu, ƒ Prestasi mereka pada mata kuliah
penguatan positif dan penguatan negatif. matematika naik.
Penguatan merupakan stimulus positif, Meskipun contoh penguatan
jika penguatan tersebut seiring dengan tersebut dikenakan pada mahasiswa,
meningkatnya perilaku anak didik dalam hasilnya tidak akan berbeda jika
melakukan pengulangan perilaku dikenakan pada anak SD. Contoh
tersebut. Jadi penguatan yang diberikan tersebut selaras dengan pendapat
kepada anak didik memperkuat tindakan Skinner, bahwa penguatan akan
anak didik, sehingga anak didik berbekas pada diri anak didik. Mereka
cenderung untuk sering melakukannya. yang mendapat pujian setelah berhasil
Contoh penguatan positif antara lain menyelesaikan tugas atau dapat
pujian pada saat anak didik menjawab menjawab pertanyaan biasanya akan
benar atau mendapat nilai tinggi. berusaha memenuhi tugas berikutnya
Pada pembelajaran matematika dengan penuh semangat. Penguatan yang
baik penguatan positif maupun ganjaran berbentuk hadiah atau pujian akan
sangat diperlukan anak didik. Keduanya memotivasi anak didik untuk rajin
merupakan motivasi positif dalam belajar dan untuk mempertahankan
belajar matematika. Dalam percobaan prestasi yang diraihnya.
strategi pembelajaran matematika Oleh sebab penguatan akan
melalui lomba dan hadiah bagi berbekas pada anak didik, sedangkan
pemenang, yang dikenakan pada hasil penguatan diharapkan positif, maka
beberapa mahasiswa PGSD UPP1 penguatan yang diberikan harus
UNNES yang bermasalah (enggan teralamatkan pada respon anak didik
mengikuti kuliah, tidak mau menger- yang benar. Jangan memberikan
jakan tugas kelompok, prestasi rendah, penguatan atas respon anak didik, jika
dsb) pada tahun 2004, hasilnya sebagai respon tersebut sebenarnya tidak perlu
berikut: dilakukan.

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


G. Teori Pembelajaran Thorndike bagi dirinya. Contoh pada peristiwa guru
Edward L. Thorndike (1874— memberi tugas pada anak didiknya untuk
1949) mengemukakan beberapa hukum membawa pita meteran pada pelajaran
belajar yang dikenal dengan sebutan matematika berikutnya. Dengan
“Law of Effect”. Menurut hukum ini menbawa pita meteran pada pelajaran
belajar akan lebih berhasil bila respon matematika berikutnya, anak telah siap
siswa terhadap suatu stimulus segera untuk belajar mengukur panjang benda.
diikuti dengan rasa senang atau Jika kemudian dia diberi kegiatan
kepuasan. Rasa senang atau kepuasan ini mengukur tinggi badan temannya,
bisa timbul sebagai akibat siswa setelah melaksanakan kegiatan tersebut
mendapat pujian atau ganjaran lainnya. dia mendapat kepuasan. Tetapi kalau dia
Stimulus ini termasuk reinforcement. melakukan kegiatan lain, misal guru
Setelah anak didik berhasil memberi tugas untuk mengerjakan soal
melaksanakan tugasnya dengan tepat dan perkalian, maka dia tidak mendapat
cepat, pada diri anak didik muncul kepuasan.
kepuasan sebagai akibat sukses yang Seorang anak didik yang siap
diraihnya. Anak didik yang telah untuk bertindak dan kemudian bertindak,
memperoleh suatu kesuksesan, pada sedangkan tindakannya itu menimbulkan
giliran berikutnya akan mengantarkan ketidakpuasan bagi dirinya, akan selalu
dirinya ke jenjang kesuksesan yang lebih menghindarkan dirinya dari tindakan-
tinggi. tindakan yang melahirkan
Teori pembelajaran stimulus- ketidakpuasan. Sebagai contoh, anak
respon yang dikemukakan oleh yang telah siap mengerjakan PR
Thorndike ini disebut juga matematika, kemudian mengerjakan PR
koneksionisme. Teori ini menyatakan matematika tersebut, tetapi tidak dapat
bahwa pada hakekatnya belajar karena baginya terlalu sulit. Timbul
merupakan proses pembentukan ketidakpuasan pada dirinya dalam
hubungan antara stimulus dan respon. mengerjakan soal matematika. Maka
Terdapat beberapa dalil atau hukum untuk selanjutnya dia akan
yang dikemukakan Thorndike, yang menghindarkan dirinya dari
mengakibatkan munculnya stimulus- mengerjakan soal matematika.
respon ini, yaitu hukum kesiapan (law of Seorang anak didik yang tidak
readiness), hukum latihan (law of mempunyai kecederungan (tidak siap)
exercise) dan hukum akibat (law of untuk bertindak atau melakukan kegiatan
effect). tertentu, sedangkan anak tersebut
Hukum kesiapan menerangkan ternyata melakukan kegiatan/tindakan,
bagaimana kesiapan seorang anak didik maka apa yang dilakukannya itu
dalam melakukan suatu kegiatan/belajar. menimbulkan rasa tidak puas bagi
Seorang anak didik yang telah memiliki dirinya. Untuk menghilangkan
kecenderungan (siap) untuk bertindak ketidakpuasannya, anak tersebut akan
atau melakukan kegiatan tertentu, dan melakukan tindakan lain. Anak yang
dia kemudian benar-benar melakukan tidak mempunyai kecenderungan (tidak
kegiatan tersebut, maka tindakannya siap) untuk belajar matematika (mungkin
akan melahirkan kepuasan bagi dirinya. tidak suka atau takut pada pelajaran
Tindakan-tindakan lain yang dia matematika, ternyata dia belajar
lakukan, tidak menimbulkan kepuasan matematika (pada pelajaran

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


matematika), maka dia tidak puas. number (rangkaian 2 persegi bilangan)
Dia akan mengganggu temannya atau perkalian (gambar 24), atau menentukan
melakukan tindakan yang aneh-aneh dua faktor satu angka yang hasil kalinya
untuk menghilangkan ketidakpuasannya. telah diketahui (paling banyak 81), atau
Dari ciri-ciri di atas dapat setiap menjelang waktu pulang
disimpulkan bahwa seorang anak didik memberikan kesempatan pulang dulu
akan lebih berhasil dalam belajar bagi anak yang dapat menjawab hasil
matematika, dan mendapat kepuasan, perkalian. Untuk kegiatan yang terakhir
jika dia telah siap untuk melakukan hendaknya guru memberikan fakta
kegiatan belajar matematika. perkalian yang sulit bagi anak terlebih
Hukum latihan menyatakan bahwa dahulu, agar anak yang lamban dan
jika hubungan stimulus-respon sering belum hafal fakta perkalian lama-
terjadi, maka hubungan akan semakin kelamaan menjadi hafal dengan
kuat. Sedangkan makin jarang hubungan memperhatikan jawaban temannya yang
stimulus-respon digunakan, maka makin lebih cerdas. Selanjutnya soal yang
lemahlah hubungan yang terjadi. diberikan bertambah mudah, agar semua
Hukum latihan pada dasarnya anak dapat menjawab, dan pulang
mengungkapkan bahwa stimulus dan dengan puas.
respon akan memiliki hubungan satu
sama lain secara kuat jika proses

pengulangan sering terjadi. Makin 7
banyak kegiatan ini dilakukan, maka
hubungan yang terjadi akan bersifat 48
otomatis. Seorang anak didik yang 8×6
dihadapkan pada suatu persoalan yang
sering ditemuinya akan segera 15

melakukan tanggapan secara cepat 5
sesuai dengan pengalamannya pada
waktu sebelumnya. Anak yang sering 20
diberi latihan menggunakan kemampuan
5×4

matematisnya untuk menyelesaikan


81

masalah yang di-hadapi, akan cepat


tanggap dan dapat menyelesaikan Gambar 24. Rangkaian 2 persegi bilangan
masalah semacam yang terjadi di dalam untuk perkalian.
hidupnya.
Kenyataan menunjukkan bahwa Dalam hukum akibat, Thorndike
pengulangan yang memberikan dampak mengemukakan bahwa suatu tindakan
positif adalah pengulangan yang akan menimbulkan pengaruh bagi
frekuensinya teratur, bentuk tindakan yang serupa. Ini memberikan
pengulangannya tidak membosankan gambaran bahwa jika suatu tindankan
dan kegiatannya disajikan dengan cara yang dilakukan seorang anak didik
yang menarik. menimbulkan hal-hal yang
Sebagai contoh, untuk mengakibatkan kepuasan bagi dirinya,
menterampilkan fakta perkalian dua tindakan tersebut akan cenderung
bilangan cacah pada anak didik, guru diulangi. Sebaliknya tiap-tiap tindakan
memberikan kegiatan permainan domi yang mengakibatkan kekecewaan atau

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


hal-hal yang tidak menyenangkan, (3) unsur utama dalam pengajaran
cenderung akan dihindarinya. Dilihat geometri yaitu waktu, materi pengajaran,
dari ciri-ciri ini, hukum akibat lebih dan metode pengajaran yang diterapkan.
mendekati ganjaran dan hukuman. Jika ketiga hal tadi ditata secara terpadu
Dari hukum akibat ini dapat akan dapat meningkatkan kemampuan
disimpulkan bahwa adanya ganjaran dari berpikir anak didik pada tingkatan
guru akan memberikan kepuasan bagi berpikir yang lebih tinggi.
anak didik, dan anak didik cenderung Van Hiele juga menyatakan bahwa
berusaha untuk mengulangi atau terdapat 5 tahap belajar anak didik dalam
meningkatkan apa yang telah dicapainya belajar geometri, yaitu:
itu. Guru yang memberikan pujian
terhadap jawaban anak didik, akan 1. Tahap Pengenalan.
semakin menguatkan konsep yang Dalam tahap ini anak didik mulai
tertanam pada diri anak didik, dan belajar mengenal suatu bentuk geometri
merupakan hadiah bagi anak didik yang secara keseluruhan, namun belum
kelak akan meningkatkan dirinya dalam mampu mengetahui adanya sifat-sifat
menguasai pelajaran. dari bentuk geometri yang dilihatnya itu.
Guru harus tanggap terhadap Sebagai contoh, jika pada seorang
respon anak didik yang salah, dan diperlihatkan sebuah kubus, ia belum
hendaknya langsung memberikan mengetahui sifat-sifat atau keteraturan
pembetulan atau penjelasan. Jika yang dimiliki oleh kubus tersebut, ia
kekeliruan anak didik dibiarkan tanpa belum menyadari bahwa kubus
penjelasan yang benar dari guru, ada mempunyai sisi yang merupakan
kemungkinan anak didik persegi, bahwa sisinya ada 6 buah,
menganggapnya benar dan kemudian rusuknya ada 12, dan lain-lain. Anak
mengulanginya. Oleh karena itu, guru baru dapat membedakan bangun kubus
harus mengoreksi dan memberikan dengan bangun yang bukan kubus, atau
pembetulan/penjelasan terhadap respon menentukan bangun-bangun yang
anak yang salah baik dalam mengerjakan merupakan bangun kubus. Kegiatan
PR, latihan, maupun tes. yang diberikan anak pada tahap ini
Dari hukum akibat ini dapat misalnya mengamati model bangun-
disimpulkan bahwa jika terdapat asosiasi bangun ruang dan menyebutkan nama
yang kuat antara pertanyaan dan bangunnya disertai dengan gambar
jawaban, maka bahan yang disajikan bangun ruang (gambar 25), kemudian
akan tertanam lebih lama dalam ingatan mengamati dan menyebutkan bangun-
anak didik. Selain itu banyaknya bangun di sekitar anak yang sama
pengulangan akan sangat menentukan dengan bangun ruang tertentu, membuat
lamanya konsep tertanam dalam ingatan kelompok benda-benda sekitar siswa
anak didik. yang merupakan bangun ruang tertentu,
dan kegiatan semacamnya. Demikian
H. Teori Pembelajaran Van Hiele. pula kegiatan yang diberikan pada anak
Teori pembelajaran yang dalam tahap pengenalan bangun datar,
dikemukakan oleh Van Hiele (1964), dimulai dengan mengamati dan menamai
menguraikan tahap-tahap perkembangan model bangun datar.
mental anak didik dalam bidang
geometri. Menurut Van Hiele, ada tiga

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


bahwa persegi adalah persegi panjang,
atau persegi adalah belah ketupat, dan
sebagainya.

3. Tahap Pengurutan.
Pada tahap ini anak didik sudah
mulai mampu melakukan penarikan
kubus balok prisma limas Ta Keru Bo
segitiga segiempat bung cut la kesimpulan, yang kita kenal dengan
sebutan berpikir deduktif. Namun
kemampuan ini belum berkembang
Gambar 25. Gambar secara penuh. Satu hal yang perlu
bangun ruang. diketahui adalah anak didik pada tahap
ini sudah mampu mengurutkan.
2. Tahap Analisis. Misalnya, ia sudah mengenali bahwa
Pada tahap ini anak didik sudah persegi adalah jajargenjang, bahwa
mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki belahketupat adalah layang-layang.
benda geometri yang diamati. Ia sudah Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh
mampu menyebutkan keteraturan yang pengelompokan bangun pada gambar 26.
terdapat pada benda geometri tersebut. Demikian pula dalam pengenalan benda-
Misalnya disaat ia mengamati kubus, ia benda ruang, anak didik sudah
telah mengetahui bahwa pada kubus memahami bahwa kubus adalah balok
terdapat 6 sisi berbentuk persegi yang juga, dengan keistimewaannya, yaitu
sama, ada 12 rusuk yang sama panjang, bahwa semua sisinya berbentuk persegi.
ada 8 titik sudut, dan sebagainya Pola berpikir anak didik pada tahap ini
(gambar 26). masih belum mampu menerangkan
mengapa diagonal suatu persegi panjang
titik sudut itu sama panjang. Anak didik mungkin
belum memahami bahwa belah ketupat
dapat dibentuk dari dua buah segitiga
bidang sisi
yang kongruen.
rusuk

Gambar 26. Bagian-bagian kubus.

Dalam tahap ini anak didik belum


mampu mengetahui hubungan yang
terkait antara suatu benda geometri
dengan benda geometri lainnya.
Misalnya, anak didik belum mengetahui
bahwa kubus merupakan balok (yang
istimewa), atau kubus merupakan
paralel-epipedum (yang istimewa), dan
sebagainya. Anak belum mengetahui

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


pembuktian segitiga yang sama dan
kelompok
segiempat
sebangun, seperti sisi-sudut-sisi, sisi-
sisi-sisi, atau sudut-sisi-sudut, dapat
dipahaminya, namun belum mengerti
kelompok mengapa postulat tersebut benar dan
kelompok jajargenjang
trape mengapa dapat dijadikan sebagai
persegipanjang sium postulat dalam cara-cara pembuktian dua
jajargen segitiga yang sama dan sebangun
jang
persegi (kongruen). Misalnya untuk menemukan
panjang
rumus luas segitiga yang diturunkan dari
rumus luas jajargenjang berikut:

C
buj
ur
12
san
gka t
r 21
belahk
A B
layang- a
etupat
layang
kelompok Gambar 28. Jajargenjang ABCD dibagi 2
belahketupa menurut diagonal BD.
t
kelompok layang-
layang Untuk mendapatkan rumus luas
segitiga yang diturunkan dari rumus luas
jajargenjang, harus dibuktikan lebih dulu
Gambar 27. bahwa Δ ABD ≅ Δ CDB.
Pengelompokan segi Karena ′B2 = ′D2 (sudut dalam
empat. berseberangan), dan sisi BD = sisi DB
(konkruen), dan ′D1 = ′B1 (sudut dalam
berseberangan), maka terbukti bahwa Δ
4. Tahap Deduksi. ABD ≅ Δ CDB (sudut-sisi-sudut). Jadi
Dalam tahap ini anak didik sudah luas Δ ABD = luas Δ CDB. Karena luas
mampu menarik kesimpulan secara Δ ABD + luas Δ CDB = luas
deduktif, yakni penarikan kesimpulan
jajargenjang ABCD, sedangkan luas Δ
dari hal-hal yang bersifat umum menuju
ABD = luas Δ CDB, dapat dikatakan
hal-hal yang bersifat khusus. Demikian
pula ia telah mengerti betapa pentingnya luas Δ ABD = 12 luas jajargenjang
peranan unsur-unsur yang tidak ABCD. Karena luas jajargenjang ABCD
didefinisikan disamping unsur-unsur = a x t, maka luas Δ ABD = 12 a x t, atau
yang didefinisikan. Misalnya, anak didik luas Δ ABD = 12 alas x tinggi. Anak pada
sudah memahami perlunya aksioma,
tahap ini sudah dapat membuktikan dan
asumsi, definisi, teorema, bukti dan
menunjukkan dasarnya, misalnya sudut
dalil. Selain itu, pada tahap ini anak
berseberangan sama besar, tetapi belum
didik sudah mulai mampu menggunakan
mengerti mengapa demikian.
aksioma atau postulat yang digunakan
dalam pembuktian. Postulat dalam

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


5. Tahap Akurasi. Geometri Geometri Geometri
Dalam tahap ini anak didik sudah Euclide hyperbolik eliptik
mulai menyadari betapa pentingnya
ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang
melandasi suatu pembuktian. Misalnya,
ia mengetahui pentingnya aksioma-
aksioma atau postulat-postulat dari
geometri Euclid. Ia mengetahui bahwa
dengan dasar aksioma yang berbeda
maka pernyataan benar untuk suatu hal
yang sama akan berbeda pula. Misalnya Jumlah besar Jumlah besar Jumlah besar
sudut = 1800 sudut < 1800 sudut > 1800
ia mengetahui mengapa dan aksioma
Gambar 29. Perbedaan jumlah besar sudut-sudut segitiga
mana yang melandasi sehingga di dalam karena perbedaan aksioma yang melandasi.
geometri Euclid dinyatakan bahwa
jumlah besar sudut-sudut suatu segitiga
sama dengan 180o; mengapa dan Tahap akurasi merupakan tahap
aksioma mana yang melandasi sehingga berpikir yang tinggi, rumit dan
di dalam geometri hyperbolik dinyatakan kompleks. Oleh karena itu tidak
bahwa jumlah besar sudut-sudut suatu mengherankan jika ada anak yang masih
segitiga kurang dari dua sudut siku-siku belum sampai pada tahap ini, meskipun
(180o); mengapa dan aksioma mana sudah duduk di bangku sekolah lanjutan
yang melandasi sehingga di dalam atas atau di perguruan tinggi.
geometri eliptik dinyatakan bahwa
jumlah besar sudut-sudut suatu segitiga I. Penerapan Teori Pembelajaran
lebih dari 180o. dalam Pembelajaran
Matematika.
Geometri
Geometri Geometri eliptik Dari pembahasan teori-teori
Euclide hyperbolik pembelajaran matematika tersebut di
atas, ternyata bahwa beberapa ahli
mempunyai kesamaan pendapat, yaitu
anak dalam belajar matematika akan
dapat memahami jika dibantu dengan
manipulasi objek-objek konkret. Untuk
Jumlah besar Jumlah besar Jumlah besar
0 0 0 penerapannya di dalam pembelajaran,
akan lebih baik jika setiap teori
Gambar 29. Perbedaan jumlah besar sudut-sudut segitiga karena
perbedaan aksioma yang melandasi.
pembelajaran matematika itu tidak
berdiri sendiri-sendiri, tetapi
dikombinasikan sesuai dengan
kebutuhan. Sebagai contoh untuk
pembelajaran geometri, pada tahap
analisis balok, dapat kita pakai teori
pembelajaran Bruner dengan 3
tahapannya, yaitu enaktif, ikonik, dan
simbolik. Pada tahap enaktif anak diberi
kegiatan mengamati model bangun balok

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


untuk mencari bidang sisi dan
membilang berapa banyaknya bidang
sisi, menunjukkan nama bentuk bangun Anak didik mengamati
bidang sisi balok, mencari rusuk dan Tahap model benda balok (yang
membilang banyaknya rusuk, mencari enaktif dapat dibuat dari karton,
kayu, dan sebagainya) dan
titik sudut dan membilang banyaknya
mengenali sifat-sifat
titik sudut, dan lain sebagainya. Pada balok, seperti memiliki 8
tahap ikonik anak mengamati gambar titik sudut, memiliki 6
ruang bangun balok untuk melakukan bidang sisi; memiliki 12
tugas seperti tugas pada tahap enaktif. rusuk; dan menyebutkan
nama-namanya.
Pada tahap simbolik, tanpa model
bangun balok atau gambar balok, anak
titik sudut
menentukan bentuk bangun bidang sisi sebanyak
balok, banyaknya rusuk balok, H G 8: A, B,
banyaknya bidang sisi balok, dan lain Tahap C, D, E,
sebagainya. Dengan demikian untuk ikonik F, G, H.
pembelajaran topik tersebut selain
E F
mengindahkan tahapan belajar geometri
menurut Van Hiele juga menggunakan rusuk
balok
tahapan belajar menurut Bruner (gambar sebany
30). ak 12: D C
Pada pembelajaran matematika AE,
BF, …
juga diperlukan teori belajar dari A B
Brownell, Skinner, maupun Thorndike,
karena untuk keterampilan mekanik
matematisnya anak perlu mendapatkan bidang sisi
sebanyak 6:
drill, maupun pengertian, penguatan dan ABCD,
motivasi dalam belajar matematika agar BCGF, …
dapat belajar dengan senang dan berhasil
optimal. Oleh karena itu para calon
Tahap Anak didik dapat
guru/guru SD-MI sangat dianjurkan simboli menyebutkan sifat-sifat
untuk memahami dan menguasai teori k yang dimiliki balok, dan
belajar mengajar matematika bagi anak dapat menyebutkan
SD-MI dan menerapkannya pada namanya tanpa melihat
pembelajaran matematikanya. model benda atau gambar
balok.
Tahap analisis balok (menurut Van
Hiele: anak mengenali sifat-sifat balok
yang diamati), dengan menggunakan Gambar 30. Tahap analisis balok
teori belajar belajar Bruner. menggunakan teori belajar Bruner.

J. Resume

1. Menurut Piaget, perkembangan


belajar anak SD melalui 4 tahap,
yaitu konkret, semi konkret, semi
abstrak, dan abstrak.

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


2. Menurut Bruner, perkembangan 10. Menurut Van Hiele dalam belajar
belajar anak melalui 3 tahap, yaitu geometri, anak melalui 5 tahapan,
enaktif, ikonik, dan simbolik. yaitu
3. Menurut Bruner, ada empat dalil ƒ Tahap pengenalan
dalam belajar matematika, yaitu ƒ Tahap analisis
dalil penyusunan, dalil notasi, dalil ƒ Tahap pengurutan
pengkontrasan dan ƒ Deduksi
keanekaragaman, serta dalil ƒ Akurasi
pengaitan. 11. Penerapan teori-teori pembelajaran
4. Menurut Dienes, objek-objek pada pembelajaran matematika
konkret dalam bentuk permainan tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi
mempunyai peranan sangat penting perlu dikombinasikan menurut
dalam pembelajaran matematika kebutuhan.
jika dimanipulasi dengan baik.
5. Ada 6 tahap belajar menurut
Dienes, yaitu
ƒ Permainan bebas
ƒ Permainan yang disertai
aturan
ƒ Permainan kesamaan sifat
ƒ Representasi
ƒ Simbolisasi
ƒ Formalisasi
6. Menurut Skemp, belajar
matematika melalui dua tahap.
Tahap pertama adalah tahap
konkret, dan tahap kedua adalah
tahap abstrak.
7. Menurut Brownell, belajar
merupakan suatu proses yang
bermakna, dan belajar matematika
harus merupakan belajar bermakna
dan pengertian. Drill perlu
diberikan juga sesudah anak
memahami konsep.
8. Menurut Skinner, ganjaran atau
penguatan mempunyai peranan
yang amat penting didalam proses
belajar.
9. Menurut Thorndike, belajar akan
lebih berhasil jika respon anak
terhadap suatu stimulus segera
diikuti dengan rasa senang dan
kepuasan.

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


DAFTAR PUSTAKA

Hudoyo, H. (1988). Mengajar Belajar


Matematika. Jakarta: Depdibud
Ditjen Dikti Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Karim, A. Muchtamar, dkk. (1997).
Pendidikan Matematika 1. Jakarta:
Depdikbud Ditjen Dikti Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Karso, dkk. (1999). Pendidikan
Matematika 1. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Orton, A. (1992). Learning
Mathematics: Issues, Theory,
and Classroom Practice. Second
Edition. Trowbridge, Wallshite:
Redwood Books.
Resnick, LB & Ford, WW. (1981). The
Psychology of Mathematics for
Instruction. Hillshade, NJ:
Lawrence Elbaum Associates, Pt.
Ruseffendi, E. T. (1992). Materi Pokok
Pendidikan Matematika 3. Jakarta:
Depdikbud.

4 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


praktik, (b) memperjelas sesuatu,
membuat orang mengerti sesuatu atau
Bacaan 2 memberi tahu bagaimana mengerjakan
sesuatu, (c) dapat merangsang
BAB I pengetahuan baru dengan jalan
TEORI BELAJAR BAHASA memberikan bimbingan ke arah
penyelidikan selanjutnya, misalnya
alam belajar bahasa, dengan membuat deduksi tentang apa
manusia merujuk yang akan terjadi pada situasi dalam

D beberapa
belajar
teori
yang
merupakan
penjelasan
sistematis tentang fakta belajar sesuai
konteks tertentu. Dari teori penguatan
(reinforcement) dalam mendidik dapat
ditarik deduksi tentang pengaruh
pemberian pujian secara teratur jika
dibandingkan dengan pujian yang
dengan asumsi, penalaran, dan bahan diberikan secara tidak teratur.
bukti yang diberikan. Konsep belajar itu Ada beberapa teori belajar yang
dapat dijadikan landasan dalam dapat dikemukakan di sini, yaitu (1)
menentukan tujuan, menjabarkan butir behaviorisme, (2) mentalisme, (3)
pembelajaran, memberi tugas dan kognitivisme, (4) konstruktivisme, dan
menganalisis tugas yang diberikan (5) humanisme.
kepada siswa, dan melaksanakan Sejumlah teori di atas dapat
evaluasi. Dengan kata lain, teori belajar dimanfaatkan dalam pembelajaran
berguna bagi guru dalam merencanakan bahasa Indonesia di sekolah dasar.
pembelajaran, melaksanakan kegiatan Adapun uraiannya sebagai berikut:
belajar mengajar, dan menentukan
evaluasi di kelas. A. Teori Behaviorisme.
Pengertian teori menurut Behaviorisme dikembangkan
Kerlinger yang dikutip Sapani (1998) oleh Ivan Pavlov (1849-1936). Teori ini
adalah “suatu himpunan pengertian atau berangkat dari pemahaman bahwa
konsep yang saling berkaitan yang stimulus yang dapat dilihat juga dapat
menyajikan pandangan sistematis menyebabkan adanya respons yang
tentang gejala dengan jalan menetapkan dapat dilihat. Stimulus yang bermakna
hubungan yang ada di antara variabel- dapat menghasilkan respons yang
variabel dengan tujuan untuk bermakna pula. Untuk memperoleh
menjelaskan serta meramalkan gejala- respons yang bermakna diperelukan
gejala tersebut. Sedangkan yang kondisi tertentu. Pemberian kondisi
dimaksud teori belajar bahasa adalah tersebut perlu memperhitungkan
teori mengenai bagaimana manusia kesesuaian antara stimulus dengan
mempelajari bahasa, dari tidak bisa gambaran pembiasaan yang dihasilkan,
berkomunikasi antarsesama manusia stimulus lain yang ikut membentuk
dengan medium bahasa menjadi bisa karakteristik responsi, dan frekuensi
berkomunikasi dengan baik. pemberian stimulus yang diberikan.
Kegunaan teori, termasuk di Pemberian stimulus yang bermakna akan
dalamnya teori belajar bahasa, berguna menghasilkan respons terkondisi. Untuk
untuk : (a) menyempurnakan suatu menghasilkan respons yang terkon

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


disi sesuai dengan tujuan diperlukan terutama bila disertai disiplin dan
kontrol terhadap lingkungan dan kondisi kegiatan belajar yang benar-benar
yang membentuk responsi. Dengan menantang dan menarik minat mereka.
demikian, untuk melakukan itu harus Burrhus Frederic Skinner (1904-
menempuh tiga tahap yaitu : stimulus, 1990) memperluas psikologi belajar ke
respons, dan penguatan. Suatu perilaku dalam teori perkembangan, teori belajar,
akan muncul bila didahului stimulus. penyimpangan personal, dan problema
Perilaku itu dapat diperkuat, dibiasakan, sosial pada umumnya. Bagi Skinner,
dengan memberi penguatan. pemahaman sebagai hasil belajar
Dalam melakukan kontrol berlangsung melalui pengamatan dan
menurut Edward L. Thorndike (1874- pemerolehan pengalaman secara
1949), perlu diperhatikan tiga hal yaitu: langsung. Aktivitas tersebut apabila
(1) law of effect atau kaidah efek, (2) law disertai pengkondisian yang tepat akan
of exercise atau kaidah latihan, dan (3) menghasilkan kebiasaan yang juga
law of readiness atau kaidah kesiapan mempengaruhi pola tingkah lakunya.
(Spodek dan Saracho, 1994:67). Agar kegiatan belajar dapat dipantau dan
Kaidah efek, berisi prinsip bahwa dikondisikan secara ketat, bahan
kekuatan respons ditentukan oleh efek pelajaran dan latihan dibuat dalam
kesenangan yang bisa diperoleh. Dengan satuan kecil sehingga detilnya jelas.
demikian, pemberian respons yang Dalam pembelajarannya setiap respons
dibayang-bayangi kegagalan, ejekan, yang benar harus segera diberi
kemarahan, dan tertawaan teman sekelas penguatan. Dalam pelajaran berbicara
misalnya, hanya akan melemahkan misalnya, guru perlu mengembangkan
intensitas respons yang diberikan bentuk latihan yang berfungsi
sehingga kekuatan respons yang mengembangkan kemampuan anak
sebenarnya tidak tampak. Siswa yang dalam melafalkan kata-kata dalam
akan latihan berbicara di depan kelas bahasa Indonesia secara baik dan benar,
misalnya, biasanya takut karena memberikan jeda dan intonasi secara
khawatir diejek teman-temannya atau baik dan benar, bukan sekedar
ditertawakan sehingga muncul rasa malu kemampuan menyusun naskah pidato
yang kuat dan tidak mampu tampil dan menyampaikannya di depan kelas.
secara wajar. Hal seperti itu sering luput dari perhatian
Kaidah latihan, berisi anggapan guru, sehingga siswa SD umumnya
bahwa semakin sering dan lama suatu dalam membaca atau berbicara
latihan diberikan akan semakin tinggi (berpidato atau bercerita) mempunyai
pengalaman dan bentuk keterampilan pola intonasi yang seragam di mana-
yang diperoleh. Siswa yang tidak dapat mana. Anak yang berhasil melafalkan
melafalkan kata /virus/, /saya/, /tidak/, dengan benar dan intonasi yang wajar,
/partisipasi/ dengan benar, semakin harus segera diberi penguatan dalam
sering dan lama diberikan latihan akan bentuk pujian atau penguatan verbal
semakin baik pelafalannya. maupun nonverbal lainnya.
Kaidah kesiapan berisi anggapan Behaviorisme, yang sebenarnya
bahwa belajar itu lebih efektif bila teori psikologi tadi, diadopsi menjadi
diawali dan disertai rasa nervous. metodologi pengajaran bahasa, terutama
Perasaan demikian dapat mendorong di Amerika, yang hasilnya adalah
keseriusan dan tumbuhnya konsentrasi, metode audiolingual. Metode ini

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


ditandai dengan pemberian Pengaruh behaviorisme dalam
latihan yang terus menerus kepada siswa belajar bahasa tidak dapat dilepaskan
yang diikuti penguatan baik positif dari peranan Leonard Bloomfield. Ia
maupun negatif. beranggapan bahwa linguistik
Menurut teori behaviorisme ini, merupakan cabang psikologi, yaitu
manusia adalah organisme yang dapat psikologi behaviorisme. Sebagaimana
memberikan respons (operant) baik oleh psikologi behaviorisme, dalam
karena adanya stimulus atau rangsangan mengembangkan teori kebahasaan pun
yang nampak atau tidak. Respons Bloomfield yang disebut sebagai
tersebut diusahakan terus karena adanya pelanjut wawasan linguistik deskriptif
reinforcement atau penguatan. Dalam dan linguistik struktural, ujaran bisa
pembelajaran bahasa, organisme itu diterangkan dengan kondisi-kondisi
adalah siswa, stimulus itu pengajaran eksternal yang ada di sekitar
yang diwujudkan dalam bentuk tugas kejadiannya.
atau perintah atau contoh, sedangkan Kaum struktural Amerika berteguh
respons atau operant adalah tingkah laku hati untuk menemukan sistem yang
bahasa siswa sebagai reaksi terhadap menyeluruh dan dapat berdiri sendiri dan
pengajaran yang diajarkan guru, mendahulukan yang penting dalam
sedangkan penguatan atau reinforcement analisis. Bunyi ujaran merupakan
adalah balikan dari guru yang fenomena yang paling mudah diamati
dinyatakan dalam bentuk persetujuan, langsung. Oleh karena itu, ujaran
pujian, dan penguatan verbal nonverbal tersebut mendapat perhatian istimewa.
lainnya. Pendekatan ini struktural, dalam arti
Pelaksanaannya di kelas, metode bahwa bahasa itu sebenarnya terdiri atas
audiolingual, yang juga dipengaruhi urutan-urutan morfem yang juga terdiri
strukturalisme ini menurut Moulton atas urutan-urutan fonem.
(dalam Azis dan Alwasilah, 2000: 21) Pengaruh teori Behaviorisme di
memiliki lima karakteristik kunci yang atas dalam konteks belajar bahasa pada
perlu dipertimbangkan jika mengajarkan sekitar tahun 1970-an tampak pada
bahasa. Lima karakteristik tersebut terdapatnya wawasan berikut:
sebagai berikut: (1) Belajar bahasa merupakan bentuk
(a) Bahasa itu ujaran, bukan tulisan. pemberian tanggapan atas stimulus
(b) Bahasa itu seperangkat kebiasaan. kebahasaan. Pemberian tanggapan
(c) Ajarkanlah bahasanya, bukan itu bisa berupa peniruan dari
tentang bahasanya. lingkungan sekitarnya, latihan atau
(d) Bahasa adalah, sebagaimana drill yang diberikan guru maupun
dituturkan oleh penutur asli, bukan bentuk-bentuk pembiasaan yang
seperti dipikirkan orang bagaimana dikondisikan dengan penguatan.
mereka seharusnya berbicara. Guru memberikan contoh pelafalan
(e) Bahasa itu berbeda-beda. kata, kemudian murid menirukan
Dari karakteristik di atas, tugas misalnya, merupakan bentuk
guru hanyalah memberikan penerapan konsep behaviorisme,
pengharagaan dan penguatan kepada yang dikenal dengan audio-lingual.
siswa yang ujarannya paling mendekati (2) Belajar bahasa harus difokuskan
model yang diberikan guru atau didengar pada aspek tertentu yang juga
melalui media audio. menuntut pemberian tanggapan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


(3) dan keterampilan tertentu pula. dan latihan sehingga siswa
Sebab itu, diperlukan latihan atau memperoleh pengalaman sesuai
pemberian stimulus untuk dengan penguasaan isi
penguasaan bunyi, kata, kalimat pembelajaran yang diharapkan, dan
secara terpisah-pisah. Pengajaran (d) penanda konkret atas
yang hanya memusatkan perhatian penguasaan isi pembelajaran
pada aspek bunyi, kata, kalimat sebagaimana menggejala dalam
misalnya, merupakan contoh bentuk tingkah laku.
penerapan linguistik struktural (2) Materi pelajaran, kegiatan, latihan,
Bloomfield yang berorientasi teori dan tugas yang mengikuti harus
behaviorisme. dispesifikasi secara detil dan
(4) Makna maupun pengertian dinyatakan secara jelas. Kejelasan
merupakan kenyataan yang muncul itu selain mengacu pada kejelasan
sebagaimana tampak pada responsi hubungan antara detil materi
atas stimulus. Penolakan atas pelajaran maupun KBM yang satu
kebermaknaan makna dan proses dengan yang lain dalam
pemaknaan yang sifatnya abstrak membentuk keterampilan-
tersebut akhirnya menyebabkan keterampilan tertentu.
pengabaian kemungkinan bahwa (3) Perencanaan pengajaran harus
belajar bahasa melibatkan aktivitas ditata dalam unit-unit dalam urutan
mental yang berhubungan dengan tertentu. Urutan itu, harus
proses penyusunan pengertian, menggambarkan urutan sederhana
pembahasan, dan pengujaran. menuju kompleks, mudah ke sukar,
dan konkret ke abstrak.
Beberapa prinsip behavioristik
yang dapat dimanfaatkan dalam B. Mentalisme.
perencanaan dan pembelajaran bahasa Teori mentalisme sering
Indonesia menurut Aminuddin (1996) dilawankan dengan teori behaviorisme.
antara lain sebagai berikut: Bila behaviorisme sangat berat pada
(1) Dalam merencanakan program fokus yang sifatnya lahiriah, sedangkan
pengajaran, guru harus secara jelas mentalisme lebih cenderung pada
memperhitungkan hubungan antara pembahasan yang batiniah. Mentalisme
materi pelajaran dengan isi ini dipelopori oleh Noam Chomsky.
pembelajaran (apa yang menjadi Dia menyerang kaum behavioris.
bahan pelajaran dengan isi yang Menurut Chomsky (dalam
harus dikuasai siswa), bentuk Sumardi,1992: 97) bahwa pemerolehan
latihan, bentuk keterampilan yang bahasa tidak dapat dicapai melalui
diharapkan, dan bentuk perubahan pembentukan kebiasaan karena bahasa
tingkah laku yang tampak secara terlalu sulit untuk dipelajari dengan cara
konkret. Ketika guru semacam itu apalagi dalam waktu
mempersiapkan bacaan sebagai singkat. Menurut Chomsky, bahasa
materi pelajaran misalnya, guru bukanlah salah satu bentuk perilaku.
perlu memahami (a) karakteristik Sebaliknya, bahasa merupakan sistem
bacaan ditinjau dari responsi siswa, yang didasarkan pada aturan dan
(b) isi pembelajaran yang perlu pemerolehan bahasa, pada dasarnya
dikuasai siswa, (c) bentuk kegiatan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


merupakan pembelajaran sistem manusia dengan yang terjadi pada
tersebut (Azies dan Alwasilah, 2000:22). binatang. Manusia punya akal
Chomsky, yang dalam linguistik pikiran, sedangkan hewan hanya
terkenal sebagai pelopor lahirnya punya naluri.
Tatabahasa Generatif Tranformasi (7) Belajar bahasa tidak sekedar
berpendapat bahwa manusia lahir ke latihan-latihan mekanistis seperti
dunia sudah memiliki innate capacity yang ditonjolkan teori behavioris,
atau framework of linguistic structure. melainkan lebih kompleks dari itu.
Kerangka struktur linguistik tersebut
meliputi aspek semantik, sintaktik, dan C. Kognitivisme.
fonologi. Dalam proses belajar bahasa Kognitivisme dalam psikologi
struktur linguistik tersebut diasumsikan disebut psikologi Gestal dipelopori oleh
sebagai Language Acquisition Device Jean Piaget (1896-1980). Dalam
(LAD) atau alat pemerolehan bahasa. wawasan kognitivisme dunia
Berikut beberapa pendapat kaum pengalaman dan pengetahuan yang telah
mentalis tentang pembelajaran dan ada sebelumnya (skemata) dimanfaatkan
pemerolehan bahasa yang dikutip oleh untuk menerima pengetahuan baru.
Sapani (1998: 14): Untuk memperoleh pengetahuan, siswa
(1) Bahasa hanya dapat dikuasai oleh dapat saja tidak harus mengatur dan
manusia. mengubah skematanya karena sudah
(2) Perilaku bahasa adalah suatu yang ada, sehingga pengetahuan dapat
diturunkan. dipahami dan terjadilah proses asimilasi.
(3) Pemerolehan bahasa berlangsung Tetapi tidak menutup kemungkinan,
secara alami. siswa harus mengubah dan
(4) Pola perkembangan bahasa sama menyesuaikan skematanya ketika
pada berbagai macam bahasa dan pengetahuan baru itu datang sehingga
budaya. sesuai untuk menerima pengetahuan
(5) Setiap anak sudah dibekali apa baru tersebut dan terjadilah proses
yang disebut piranti penguasaan akomodasi. Pada proses akomodasi ini,
bahasa Language Acquisition bisa saja terjadi ketidakseimbangan
Device (LAD) sebagai bawaan dari (disequilibrium), artinya terjadi
lahir yang antara lain meliputi : (a) kebingungan sebab atara pengetahuan
kemampuan membedakan bunyi yang ada dengan pengetahuan yang
bahasa, (b) kemampuan menyusun datang tidak selaras.
bahasa menjadi sistem struktur, Ketika siswa kelas V SD diberi
dan (c) pengetahuan tentang yang tugas untuk mengarang cerita
mungkin dan tidak mungkin pengalaman, pada awalnya mungkin
diterima dalam sistem linguistik, siswa bingung karena terjadi
dengan LAD ini dalam waktu ketidakseimbangan. Namun ketika diberi
relatif singkat anak akan mampu tugas harus mengingat-ingat lagi
menguasai bahasa. Dalam proses kejadian, pengalaman, bahkan mimpinya
penguasaan bahasa alat tersebut pada waktu tidur, siswa jadi teringat
juga akan menentukan urutan bahwa itu juga bisa dijadikan karangan.
pemerolehan bahasa anak. Akan lebih baik jika guru, membacakan
(6) Aliran mentalis tidak setuju dulu cerita pengalaman mengesankan
menyamakan proses belajar pada yang diminati siswa serta memberi tahu

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


bahwa hasil tulisannya akan agar guru pada waktu memberikan
dipajang di majalah dinding atau di pelajaran, mempertimbangkan hal
dalam buku portofolionya. berikut:
Dengan demikian, ditinjau dari (1) Isi pembelajaran dan proses
sudut pandang kognitivisme, belajar juga belajarnya sesuai dengan tingkat
dapat disikapi sebagai asimilasi dan perkembangan, pengalaman, dan
akomodasi yang bermakna, sehingga pengetahuan siswa.
dapat menghasilkan pemahaman, (2) Isi dan proses pembelajaran harus
penghayatan, dan keterampilan. Oleh menarik minat dan secara emotif
karena itu, bila guru memilih bahan membangkitkan rasa ingin tahu,
pengajaran, misalnya buku atau teks minat, dan motivasi belajarnya.
untuk dibaca siswa, terlebih dulu harus Sebab itu guru harus
membangkitkan atau mengisi dulu memperhitungkan minat,
skemata siswa. Pengisian atau kebermaknaan dan keterkaitan
pembangkitan itu dapat berupa antara materi yang dipilih dengan
mengenalkan judul, gambar ilustrasi dunia kehidupan siswa.
dalam teks/ buku tersebut atau (3) Isi dan proses pembelajarannya
menceritakan sinopsis singkatnya agar harus berhubungan dengan sesuatu
pada waktu siswa tersebut membaca yang nyata dan alamiah sehingga
terjadi asimilasi dan memahami isi yang dapat dihubungkan dan
dibacanya. dibandingkan dengan kenyataan
Hal lain yang harus diperhatikan dalam lingkungan kehidupan
terkait dengan skemata ini ialah skemata siswa.
isi, selain skemata bahasa. Seorang (4) Isi dan proses pembelajaran harus
siswa yang berada di Bandung jika harus memiliki jilai fungsional bagi
membaca teks bacaan Sasakala murid dalam kehidupannya
Banyuwangi, mungkin akan mengalami sehingga ketika mempelajarinya
disequilibrium, karena siswa tersebut siswa juga memahami tujuan
tidak punya skemata isi tentang latar belajarnya.
tempat yang dibacanya. Dengan
demikian, guru juga harus berhati-hati D. Konstruktivisme.
memilih bahan pelajaran dengan Kognitivisme dalam
mempertimbangkan skemata perkembangannya dan pemaduannya
(pengetahuan awal) siswanya, baik dengan teori lain, misalnya pandangan
skemata isi maupun skemata bahasa Vigotsky, menghasilkan pandangan yang
(keterbacaan). disebut konstruktivisme. Pada teori ini
Menurut aliran kognitivisme, hubungan timbal balik antara belajar
belajar juga berupa penghubungan sebagai proses pembentukan
pemahaman yang satu dengan yang lain pengalaman secara empirik dan proses
untuk menghasilkan pemahaman yang pembentukan konsep secara rasional
utuh dan bermakna. Dengan demikian, dalam menghasilkan pemahaman
guru harus memperhatikan menjadi prinsip dasar. Berangkat dari
kesinambungan dan keterpaduan prinsip dasar demikian, diyakini bahwa
antarmateri yang satu dengan yang lain. pemahaman yang terdapat pada siswa
Berlandaskan teori kognitif, menjadi dasar dalam memahami
Aminuddin (1996) memberikan saran kenyataan dan pemecahan masalah baru.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


Pemahaman kenyataan dan bermacam masalah, dalam lingkungan
pemecahan masalah menghasilkan banyak hal yang dapat dipelajari siswa.
pengetahuan baru dalam proses yang Oleh karena itu, dalam
aktif dan dinamis. Siswa merekontruksi merencanakan isi dan proses
pengetahuannya oleh dirinya sendiri. pembelajaran bahasa dan sastra
Konstruktivisme ini dilandasi Indonesia di SD, guru perlu
pandangan Jean Piaget (1896-1980), Lev memperhatikan: (1) apa materi pelajaran
Semenovich Vigotsky (1896-1934), dan yang secara konkret dapat diamati siswa,
Jerome Bruner (1915- ), dalam (2) apa karakteristik isi
perkembangannya menentukan adanya pembelajarannya, (3) apa yang
hubungan antara lingkungan kehidupan dibayangkan dan direfleksikan siswa, (4)
anak dengan karakteristik proses dan apa hubungan antara sesuatu yang
hasil belajar anak. Bruner misalnya dipelajari murid dengan lingkungan
beranggapan bahwa perkembangan kehidupannya, dan (5) bagaimana
kognitif siswa berkaitan dengan tahap menghubungkan konteks kehidupan
enaktif; siswa melakukan kegiatan sosial masyarakat dengan isi dan proses
memahami lingkungan, ikonik; siswa pembelajaran sehingga menghasilkan
memahami fakta kehidupan dan konsep pengalaman dan pengetahuan yang
melalui gambar dan visualisasi verbal, konstruktif.
simbolik; siswa memahami fakta melalui Strategi dasar dari kontruktivisme
pengolahan konsep dan hubungan adalah meaningful learning. Kita semua
antarkonsep secara logis. ingin tahu dunia sekeliling kita, apakah
Bruner berpendapat (dalam lingkungan sosial, lingkungan alam,
Slameto, 2003: 11) bahwayang bahkan lingkungan spiritual. Untuk
terpenting dalam belajar tidak untuk memenuhi keingintahuan itu, pertama,
mengubah tingkah laku seseorang tetapi kita menggunakan pancaindra.
untuk mengubah kurikulum sekolah Selanjutnya pancaindra dibantu
menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dikonkretkan dengan penggunaan
dapat belajar banyak dan mudah. Sebab peralatan dari yang sederhana, penggaris
itu Bruner mempunyai pendapat, misalnya, sampai yang canggih foto
alangkah baiknya bila sekolah dapat kamera atau tape recorder.
menyediakan kesempatan bagi siswa Dengan demikian, menurut
untuk maju dengan cepat sesuai dengan pandangan kontruktivisme (dalam
kemampuan siswa dalam mata pelajaran Mulyasa, 2005: 240) dalam kegiatan
tertentu. Di dalam belajar Bruner belajar mengajar: (1) siswa harus aktif
mementingkan partisipasi aktif siswa selama pembelajaran berlangsung; (2)
dan mengenal dengan baik adanya proses aktif ini adalah proses membuat
perbedaan kemampuan. Untuk sesuatu masuk akal, pembelajaran tidak
meningkatkan proses belajar perlu terjadi melalui transmisi tetapi melalui
lingkungan yang dinamakan discovery interpretasi; (3) interpretasi selalu
learning environment, ialah lingkungan dipengaruhi oleh pengetahuan
tempat siswa dapat melakukan sebelumnya (skemata); (4) interpretasi
eksplorasi, penemuan-penemuan baru juga dibantu oleh metode instruksi yang
yang belum dikenal atau pengertian yang memungkinkan negosiasi pikiran
mirip dengan yang sudah diketahui. (bertukar pikiran) melalui diskusi, tanya
Dalam tiap lingkungan selalu ada jawab dan lain-lain; (5) tanya jawab

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


didorong oleh kagiatan inkuiri para lain, belajar kooperatif dalam
siswa. Jadi, kalau siswa tidak bertanya/ kelompok, bertanya jawab dengan
tidak berbicara pada waktu diskusi, guru maupun melakukan diskusi
berarti siswa tidak belajar secara kelas. Materi yang disajikan secara
optimal; (6) proses belajar mengajar demikian, selain bermanfaat dalam
tidak sekedar pengalihan pengetahuan, mengembangkan budaya berpikir
tapi juga pengalihan keterampilan dan juga dapat mengembangkan
kemampuan. kepribadian siswa.
Implikasi dari pandangan (4) Materi pelajaran yang secara
konstruktivisme tersebut dalam formal disajikan di sekolah bukan
pembelajaran bahasa Indonesia menurut merupakan satu-satunya sumber isi
Aminuddin (1996) sebagai berikut. pembelajaran. Siswa selain dapat
(1) Perencanaan pengajaran harus memanfaatkan pendidikan formal
dilandasi pemahaman karakteristik dan sumber belajar yang
proses berpikir siswa dalam direncanakan, juga dapat
mengolah, menghayati, dan memanfaatkan lingkungan sosial
mengkonseptualisasikan isi budaya di luar sekolah. Agar
pembelajarannya. Hal itu perlu pengetahuan dan keterampilan
diperhatikan karena perumusan yang diperoleh lewat pembelajaran
tujuan, pemilihan materi, dan di kelas memiliki relevansi,
kegiatan pembelajaran akan memiliki nilai fungsional, dan
menentukan resepsi, penghayatan, bermanfaat bagi kehidupan siswa,
pengolahan informasi, dan dalam menelaah dan menyusun
rekontruksi pemahaman. materi pelajaran guru selain perlu
(2) Proses pembelajaran bahasa memperhitungkan materi sebagai
Indonesia bukan hanya ditujukan komponen program, juga harus
pada upaya pengembangan memperhitungkan pertaliannya
kemampuan berkomunikasi dengan keperluan dan lingkungan
semata-mata. Lebih dari itu, materi kehidupan sosial budaya siswa.
pelajaran bahasa Indonesia harus
dapat dimanfaatkan untuk E. Fungsionalisme.
mengembangkan kemampuan Pandangan fungsionalisme dalam
berfikir, daya nalar, maupun kajian linguistik sering disebut
bentuk-bentuk aktivitas lain yang tatabahasa sistemik, tatabahasa
berhubungan dengan proses relasional, maupun tatabahasa
penemuan pemahaman. stratifikasi. Pandangan ini diwarnai oleh
(3) Pengorganisasian materi dan konsep Saussure, Firth Strauss, yang
kegiatan pembelajaran, idealnya dipelopori oleh M.A.K. Halliday
selain memberi peluang terjadinya (Aminuddin, 1996).
pembelajaran secara individual Beberapa hal penting dari
juga harus memberi peluang pandangan ini yang membedakan
terjadinya proses pembelajaran dengan pandangan yang lain ialah
secara kelompok. Dalam proses sebagai berikut:
pembelajaran demikian siswa (1) Bahasa bukan sebagai gejala
diberi kesempatan membandingkan psikologis, melainkan fakta sosial
wawasan yang satu dengan yang yang secara implisit mengemban

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


(2) kesadaran kolektif masyarakat mengetahui bagaimana bahasa itu
pemakainya. Bahasa bukan digunakan di masyarakat. Ditinjau
terwujud sebagai kalimat, dari segi fungsinya, penggunaan
melainkan sebagai teks atau bahasa tersebut antara lain untuk
wacana. membentuk hubungan personal,
(3) Sebagai teks, bahasa memiliki tiga memenuhi keperluan tertentu,
tataran fungsi yang berhubungan menemukan pemahaman secara
secara sistemis yaitu fungsi ilmiah, mengemukakan pendapat
ideasional, interpersonal, dan pribadi, mengatur relasi sosial,
tekstual. Fungsi ideasional mengungkapkan perasaan, dan lain
mengacu pada fungsi bahasa sebagainya.
sebagai ekspresi pengalaman dan (6) Belajar bahasa hakikatnya adalah
gagasan penutur dalam belajar menggunakan bahasa sesuai
menanggapi dunia kehidupan dengan sistem dan kaidah
secara ekternal maupun internal sosialnya, serta belajar
dalam kehidupan masyarakat. menggunakan bahasa sebagai
Fungsi interpersonal mengacu aktivitas individual sesuai dengan
pada peran bahasa sebagai wahana tujuan, fungsi, dan ragam
penghubung ekspresi penutur tuturannya. Oleh karena itu,
dalam kegiatan komunikatif untuk pembelajaran bahasa juga perlu
membentuk, mempertahankan, dan memusatkan perhatian pada (a)
memperjelas hubungan di antara bagaimana cara menemukan dan
anggota masyarakat. Fungsi membentuk gagasan, (b)
tekstual mengacu pada konfigurasi merekontruksi gagasan sesuai
struktur teks sebagai alat untuk dengan pesan atau informasinya,
merepresentasikan makna yang dan (c) membentuk ujaran sesuai
relevan dengan situasi. dengan tujuan dan ragam teks yang
(4) Siswa belajar berbahasa secara akan dihasilkan.
serempak juga disertai kegiatan
mengenal, menghayati, dan Konsepsi fungsionalisme yang
memahami kenyataan lain di luar berprinsip bahwa bahasa itu merupakan
fakta kebahasannya. Belajar fakta sosial, yang kemudian menjadi
berbahasa dengan demikian bukan landasan pendekatan komunikatif ini,
berfokus pada kaidah kebahasaan sangat berperan dalam proses
dan penggunaannya semata, perencanaan program pembelajaran
namun merupakan proses bahasa Indonesia. Ada beberapa prinsip
penghayatan kehidupan sosial. sebagai implikasi dari pandangan
Sebab itu pembelajaran bahasa fungsionalisme tersebut yang harus
tidak dapat dilepaskan dari mendapat perhatian guru pada waktu
penghayatan bahasa yang dipelajari menyiapkan isi dan proses pembelajaran
sesuai dengan fungsinya dalam di kelas:
kehidupan sosial masyarakat. (1) Belajar bahasa berhubungan
(5) Pemahaman bahasa bermula dari dengan keberadaan manusia dalam
pemahaman penggunaannya. kehidupan. Oleh karena itu, dalam
Menurut Halliday, siswa mengenal merencanakan pembelajaran
apa itu bahasa karena dia bahasa Indonesia guru harus

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


(2) memperhitungkan relevansi, sosial. Mereka memiliki minat, motivasi,
kebermaknaan, dan nilai pola pikir, dan gaya belajar yang tidak
fungsional kegiatan pengajaran sepenuhnya sama. Jadi pandangan
yang akan dilaksanakan dengan humanistik lebih mengutamakan peranan
kehidupan siswa. siswa dan berorientasi pada kebutuhan
(3) Belajar bahasa sebagai aktivitas siswa (Sumardi, 1992: 20). Menurut
pembelajaran berbahasa selain pandangan ini, bahasa haruslah dilihat
merujuk pada keperluan sebagai suatu totalitas yang melibatkan
pengembangan kemampuan siswa secara utuh bukan sekedar sesuatu
berbahasa untuk kepentingan yang intelektual semata-mata. Seperti
individual juga mengacu pada halnya guru, siswa adalah manusia yang
kepentingan individu dalam mempunyai kebutuhan emosional,
kehidupan kelompok sosial spiritual, dan intelektual. Siswa
maupun kehidupan bermasyarakat mempunyai minat, dan motivasi serta
dan berbangsa. gaya belajarnya sendiri-sendiri.
(4) Dihubungkan dengan Kurikulum Prinsip humanisme menurut
Bahasa Indonesia SD, belajar Aminuddin (1994: 2) berisi wawasan
berbahasa untuk keperluan sebagai berikut:
individual mengacu antara lain 1) Manusia secara fitrah memiliki
pada kemampuan mendalami, bekal yang sama dalam upaya
menghayati, menikmati, dan memahami sesuatu. Implikasi wawasan
menarik manfaat dari pembelajaran tersebut dalam kegiatan pendidikan: (a)
menyimak dan membaca karya guru bukan merupakan satu-satunya
sastra. Belajar bahasa untuk sumber informasi; (b) siswa disikapi
kepentingan kelompok mengacu sebagai subjek-belajar yang secara
kepada kemampuan siswa dalam kreatif mampu menemukan pemahaman
mendengarkan, menyerap pesan, sendiri; (c) dalam proses belajar
gagasan, pendapat, dan perasan mengajar, guru lebih banyak bertindak
orang lain, serta mengungkapkan sebagai model, teman pendamping,
pendapat, gagasan, dalam berbagai fasilitator, pengamat dan peneliti, serta
bentuk kepada mitra bicara sesuai dinamisator yang memberi motivasi.
dengan tujuan konteks 2) Perilaku manusia dilandasi motif
pembicaraan dan minat tertentu. Implikasi wawasan
(5) Pembelajaran yang lebih luas, tersebut dalam kegiatan pendidikan: (a)
pembelajaran bahasa juga isi pembelajaran harus memiliki
diorienta-sikan pada kegunaan bagi siswa secara aktual; (b)
pengembangan pribadi, dalam kegiatan belajarnya siswa harus
keterampilan sosial, maupun menyadari manfaat penguasaan isi
meningkatkan nilai bahasa pembelajaran itu bagi kehidupannya; dan
Indonesia sebagai bahasa nasional (c) isi pembelajaran perlu disesuaikan
dan bahasa resmi negara. dengan tingkat perkembangan,
pengalaman, dan pengetahuan siswa.
F. Humanisme. 3) Manusia selain memiliki kesamaan
Pandangan humanisme juga memiliki kekhasan. Implikasi
prinsipnya menganggap siswa sebagai wawasan tersebut dalam kegiatan
individu sekaligus sebagai makhluk pendidikan: (a) layanan pembelajaran

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


selain bersifat klasikal dan kelompok, Sejalan dengan Curran, Georgi
juga bersifat individual; (b) siswa selain Lozanov, seorang dokter, psikiater
ada yang dapat meguasai isi kenamaan dari Bulgaria,
pembelajaran secara cepat ada juga yang memperkenalkan dan mengembangkan
lambat; dan (c) siswa perlu disikapi Suggestopedy. Menurut Lozanov, tugas
sebagai subjek unik, baik menyangkut pertama seorang guru ialah mendorong
proses merasa, berpikir, dan karakteristik siswanya. Untuk terjadi pembelajaran
individual sebagai bentukan lingkungan Lozanov mengemukakan tiga prinsip,
keluarga, teman bermain, maupun yaitu : (a) joy and psycorelaxation atau
lingkungan kehidupan sosial kegembiraan dan kesantaian secara
masyarakatnya. psikologis, (b) kemampuan
Pandangan humanistik memanfaatkan, yaitu bagian otak yang
berkembang menjadi pendekatan yang oleh kebanyakan siswa tidak dapat
berbeda seperti Counseling-Learning dimanfaatkan, dan (c) kerjasama yang
atau Community Language Learning harmonis antara the conscious dan the
(1976), Total Physical Response (1977), unconscious (dalam Sumardi, 1992: 21).
Natural Aproach (1983), the Silent Way Menurut Lozanov hanya dalam
(1963), dan Sugestopedy (1978). keadaan gembira dan tenang siswa akan
Pandangan ini diprakarsai oleh Charles dapat menggunakan potensinya yang
Curran, James Asher, Caleb Gategno, terpendam. Rasa gembira dan tenang
dan Georgi Lozanov (dalam Sumardi, merupakan prasyarat bagi proses belajar
1992: 21). Kebanyakan dari mereka mengajar yang efektif dan cepat. Ini
mempunyai latar belakang pengetahuan berarti bahwa dalam mempelajari bahasa
ilmu pendidikan atau ilmu jiwa bukan siswa harus merasa aman, tak terancam,
ahli linguistik. Oleh karena itu, bisa santai, dan juga tertarik pada pelajaran
dipahami bila pandangan mereka dan merasa terlibat dalam berbagai
mengenai pengajaran bahasa lebih kegiatan yang bermakna dalam
cenderung pada pandangan psikoterapi berbahasa.Untuk lebih mengefektifkan
atau counseling. proses belajar mengajar, suasana
Charles Curran (1976) dalam lingkungan yang mendukung merupakan
eksperimen kepada mahasiswanya syarat yang tidak boleh diabaikan. Oleh
misalnya, menerapkan belajar bahasa karena itu, ruang belajar dalam
lebih diarahkan pada kegiatan bersifat pandangan ini tidak hanya berupa kelas
konseling. Pengajaran bahasa bagi seperti biasanya, tetapi berupa
Curran disamakan dengan persoalan lingkungan alam. Sehingga terjadi
antara seorang ahli ilmu jiwa dengan suasana gembira yang alami seperti pada
seorang pasennya. Curran (dalam masa kanak-kanak. Hal ini sejalan
Sumardi, 1992) beranggapan bahwa dengan pendapat DePorter (2003:67)
pada waktu seorang siswa belajar bahasa bahwa menata lingkungan belajar yang
dihinggapi perasaan tidak aman nyaman akan mengefektifkan
(insecurity), terancam (threat), rasa pembelajaran.
cemas (anxiety) dan perasaan lainnya. Pandangan humanistik sangat
Melihat keadaan seperti ini, guru yang memperhatikan minat dan gaya belajar
humanistik harus menghilangkan atau siswa. Belajar dengan tanpa minat pada
paling tidak mengurangi perasaan- apa yang akan dipelajari, hanya akan sia-
perasaan tersebut. sia saja. Guru perlu menyiapkan materi

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


dan proses yang benar-benar kita lakukan selengkapnya. Sebab
menarik minat siswa untuk belajar menurut penelitian Lyn O’Brien (dalam
bahasa. Begitu pun gaya belajar siswa, Dryden dan Vos, 2001:131), Direktur
pada isi dan proses belajar perlu Specific Diagnostic Studies, menemukan
diperhatikan. Menurut Rose dan bahwa kebanyakan pelajar sekolah dasar
Nicholl (dalam DePorter, 2003: 165), dan menengah paling baik belajar ketika
setiap siswa belajar dengan gayanya mereka terlibat dan bergerak, sementara
yang berbeda-beda, dan semua cara orang dewasa lebih suka belajar secara
sama baiknya karena setiap gaya visual. Namun kebanyakan orang
mempunyai kekuatannya sendiri. Dalam mengkobinasikan ketiga gaya itu dengan
kenyataannya setiap siswa mempunyai berbagai cara, misalnya siswa diberi
ketiga gaya belajar yaitu, visual, penjelasan secara audio dan
auditorial, dan kinestetik, hanya saja memeperhatikan secara visual melalui
biasanya satu gaya mendominasi. media, serta diupayakan dapat
Siswa yang bergaya visual, melakukannya agar terlibat langsung
biasanya lebih cenderung menguasai pada proses pemahaman konsep
materi pelajaran dengan cara tersebut.
memaksimalkan daya visualnya,
misalnya seorang anak bergaya belajar
visual lebih senang membaca, dan
memperhatikan gambar daripada
mendengarkan penjelasan guru.
Sebaliknya siswa yang bergaya belajar
auditorial akan lebih bisa menangkap isi
pembelajaran melalui mendengarkan
penjelasan gurunya daripada harus
membaca sendiri. Dan ada pula siswa
yang lebih cepat mengerti bila dia
sendiri ikut melakukan gerakan, terlibat
secara pisik, bergerak, mengalami, dan
mencoba-coba dalam memahami konsep
yang dipelajarinya.
Dengan demikian, akan lebih baik
dan bijaksana bila guru memahami gaya
belajar siswanya, dan akan sangat baik
dan sempurna jika dalam praktiknya di
kelas dapat melaksanakan ketiganya.
Seperti dikatakan Vernon A. Magnesen
yang dikutip DePorter (2003: 57) “Kita
belajar 10% dari apa yang kita baca,
20% dari apa yang kita dengar, 30% dari
apa yang kita lihat, 50% dari apa yang
kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang
kita katakan, dan 90% dari apa yang kita
katakan dan lakukan.” Kalau memang
lebih besar manfaatnya mengapa tidak

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 23


Bacaan 3 diperoleh lewat serangkaian proses
yang sistematik guna mengungkap
BAB I segala sesuatu yang berkaitan dengan
PEMBELAJARAN SAINS alam semesta. Dalam Kamus Besar
YANG IDEAL Bahasa Indonesia sains diartikan
sebagai ilmu yang dapat diuji atau
dibuktikan kebenarannya atau
Membahas pembelajaran sains
berdasarkan kenyataan.
yang ideal tidak bisa lepas dari apa
Dari beberapa penjelasan
hakikat sains dan apa hakikat
tersebut di atas secara umum dapat
pembelajaran sains. Hakikat sains akan
dikatakan bahwa sains adalah
mewarnai atau menjiwai hakikat
pengetahuan manusia tentang alam
pembelajaran sains. Pembelajaran sains
yang diperoleh dengan cara yang
yang ideal tentunya dapat memfasilitasi
terkontrol. Penjelasan ini mengandung
pengembangan seluruh aspek yang
makna bahwa sains kecuali sebagai
tercakup dalam hakikat sains.
produk yaitu pengetahuan manusia juga
sebagai proses yaitu bagaimana cara
A. Hakikat Sains.
mendapatkan pengetahuan tersebut.
Secara umum istilah sains
Untuk selanjutnya yang dimaksud sains
memiliki arti sebagai Ilmu
dalam buku ini adalah sains sebagai
Pengetahuan. Oleh karena itu sains
Ilmu Pengetahuan Alam.
didefinikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara
1. Sains sebagai Ilmu : secara umum
sistematis, sehingga secara umum
sekurang-kurangnya mencakup 3 aspek
istilah sains mencakup Ilmu
yaitu aspek aktivitas, metode dan
pengetahuan Sosial dan Ilmu
pengetahuan. Ketiga aspek tersebut
Pengetahuan Alam. Secara khusus
merupakan kesatuan logis yang mesti
istilah sains dimaknai sebagai Ilmu
ada secara berurutan. Artinya
Pengetahuan Alam atau “Natural
keberadaan dan perkembangan ilmu
Science”. Pengertian atas istilah sains
harus diusahakan dengan adanya
sebagai Ilmu Pengetahuan Alam sangat
aktivitas manusia dan aktivitas harus
beragam, menurut Conant sains
dilaksanakan dengan menggunakan
diartikan sebagai bangunan atau deretan
metode tertentu dan akhirnya aktivitas
konsep yang saling berhubungan
metodis tersebut akan menghasilkan
sebagai hasil dari eksperimen dan
pengetahuan yang sistematis. Dengan
observasi. Campbell mendefinisikan
pengertian seperti itu maka sains dapat
sains sebagai pengetahuan yang
digambarkan sebagai suatu segitiga
bermanfaat dan cara bagaimana atau
sama sisi dimana masing-masing titik
metoda untuk memperolehnya
sudutnya marupakan aktivitas, metode
(Poedjiadi, 1987), sedang menurut
dan pengetahuan.
Carin & Sund (1989) sains adalah suatu
Sains sebagai aktivitas manusia
sistem untuk memahami alam semesta
mengandung tiga dimensi (The Liang
melalui observasi dan eksperimen yang
Gie, 1991) yaitu :
terkontrol. Abruscato (1996) dalam
- Rasional: artinya merupakan proses
bukunya yang berjudul “Teaching
pemikiran yang berpegang pada kaidah-
Children Science” mendefinisikan
kaidah
tentang sains sebagai pengetahuan yang

24 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


logika 2. Sains sebagai produk : sebagai suatu
- Kognitif : artinya merupakan proses produk sainsmerupakan kumpulan
mengetahui dan memperoleh pengetahuan yang tersusun dalam
pengetahuan bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum
- Teleologis : artinya untuk mencapai dan teori.
kebenaran, memberikan penjelasan/ a. Fakta merupakan produk sains yang
pencerahan dan melakukan penerapan paling dasar. Fakta diperoleh dari hasil
dengan melalui peramalan atau observasi secara intensif dan kontinu/
pengendalian. terus menerus. Secara verbal fakta
Sains sebagai suatu metode adalah pernyataan tentang benda yang
dapat berbentuk : benar-benar ada atau peristiwa yang
- Pola prosedural ,yang meliputi sungguh-sungguh terjadi. Contoh
Pengamatan, Pengukuran, Deduksi, produk sains yang merupakan fakta
Induksi, Analisis, Sintesis dll. adalah :
- Tata langkah, yaitu urutan proses yang - Gula rasanya manis
diawali dengan penentuan masalah, - Logam tenggelam dalam air
perumusan hipotesis, pengumpulan - Bentuk bulan yang terlihat dari
data, penarikan kesimpulan dan bumi berubah-ubah
pengujian hasil. Dalam - Katak berkembang biak
perkembangannya tata langkah ini dengan cara bertelur.
dikenal dengan metode ilmiah
Sains sebagai pengetahuan yang
sistematis terkait dengan obyek material Rasional
atau bidang permasalahan yang dikaji.
Obyek material sains dapat dibedakan
atas : Benda fisik/ mati, Makhluk hidup, Kognitif Aktivitas Teleologi
Peristiwa Sosial dan Ide abstrak.
Dimensi sains yang meliputi
beberapa aspek seperti tersebut di atas
dapat dilukiskan seperti gambar 1. Sains
Sains dalam arti khusus sebagai Ilmu
ilmu pengetahuan alam memiliki obyek
material benda fisik yang meliputi Metode Pengetahuan
segala benda/ materi yang ada di Bumi - Pola Obyek material
(Tanah Air, Udara) dan Antariksa Prosedural -Bendafisik/mati
(Galaksi, Matahari, Planet Satelit) serta - Tata -Mahluk hidup
Makhluk hidup yang meliputi hewan/ langkah - Peristiwa social
manusia dan tumbuhan; sedang - Ide Abstrak
persoalan yang dikaji meliputi gejala
perubahan materi/ benda, struktur dan
fungsi benda/ makhluk hidup maupun
proses-proses biokimiawi dalam tubuh
makhluk hidup. Gambar 1 : Dimensi sains sebagai
ilmu

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 25


b. Konsep dalam sains dinyatakan - Bersifat lebih kekal karena telah
sebagai abstraksi tentang benda atau berkali-kali mengalami pengujian.
peristiwa alam. Dalam beberapa hal - Pengkhususannya dalam
konsep diartikan sebagai suatu definisi menunjukkan hubungan antar variabel.
atau penjelasan. Contoh :
Contoh produk sains yang ƒ Hukum Ohm menunjukkan
merupakan konsep adalah : Hewan hubungan antara hambatan dengan
berdarah dingin, Gas, Satelit, Air dsb. kuat arus dan tegangan listrik, yaitu
Abstraksi atau konsepsi tentang “Besarnya hambatan sebanding
masing-masing konsep tersebut adalah: dengan besarnya tegangan listrik
- Hewan berdarah dingin adalah tetapi berbanding terbalik dengan
hewan yang menyesuaikan suhu kuat arusnya”. Hukum tersebut
tubuhnya dengan suhu secara matematis dibahasakan
lingkungannya. dalam bentuk persamaan :
- Gas adalah zat yang bentuk dan
volumenya dapat berubah-ubah. R= V dimana : R = tahanan
- Satelit adalah benda angkasa yang I V = Tegangan
bergerak mengelilingi planet. I = Kuat arus
- Air adalah zat yang molekulnya
tersusun atas 2 atom hidrogen dan ƒ Hukum Avogadro : menjelaskan
1 atom oksigen. tentang hubungan antara jumlah
molekul dengan volume suatu gas,
c. Prinsip adalah generalisasi tentang yaitu : “Pada suhu dan tekanan
hubungan antara konsep-konsep yang yang sama, semua gas yang
berkaitan. volumenya sama mengandung
Prinsip diperoleh lewat proses jumlah molekul yang sama banyak”
induksi dari hasil berbagai macam Maksudnya bila 2 volum gas
observasi. hidrogen bereaksi dengan 1 volum
Contoh produk sains yang gas oksigen membentuk 2 volum
merupakan prinsip ialah : uap air , yang dapat dinyatakan
- Logam bila dipanaskan memuai . dalam persamaan reaksi :
- Semakin besar kuat cahaya, hasil
fotosintesa semakin banyak. 2 H2 + O2 2 H2O
- Larutan yang bersifat asam bila
dicampur dengan larutan yang maka jumlah mol gas hidrogen =
bersifat basa akan membentuk jumlah mol uap air yang terbentuk.
garam yang bersifat netral.
- Semakin besar perbedaan tekanan ƒ Hukum Kepler III : menjelaskan
udara semakin kuat angin hubungan antara waktu edar planet
berhembus. dengan jaraknya terhadap matahari,
yaitu : “Perbandingan antara
d. Hukum adalah prinsip yang bersifat kuadrat waktu edar planet dengan
spesifik. Kekhasan hukum dapat pangkat tiga jarak rata-ratanya
ditunjukkan dari : terhadap matahari untuk setiap
planet sama”. Hubungan tersebut

26 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


ƒ dapat dinyatakan dalam persaman penghujan atau menjelaskan
matematik sbb : mengapa terjadi gelombang
Tsunami.
W 12 = W 22 - Teori Atom menjelaskan
bagaimana kekekalan massa baik
d1 3 d23
sebelum reaksi maupun sesudah
reaksi kimia terjadi.
Untuk mendapatkan produk sains
dimana : W1 = waktu edar planet 1
seperti tersebut di atas para ilmuwan
mengelilingi
melakukan kegiatan yang dikenal
matahari.
dengan proses sains. Oleh karena itu
d1 = jarak rata- rata planet
sains sebagai suatu produk tidak bisa
1 terhadap matahari.
lepas dari sains sebagai suatu proses.
W2 = waktu edar planet 2
menelilingi
3. Sains sebagai proses : Sebagai suatu
matahari.
proses, sains merupakan cara kerja,
d2 = jarak rata-rata planet
cara berpikir dan cara memecahkan
2 terhadap matahari.
suatu masalah; sehingga meliputi
kegiatan bagaimana mengumpulkan
ƒ Hukum Mendel II : menjelaskan
data, menghubungkan fakta satu dengan
tentang hubungan genotip orang tua
yang lain, menginterpretasi data dan
dengan gamet/ sel kelamin yang
menarik kesimpulan.
dibentuk Hukum Mendel II ini
Cara kerja sains seperti tersebut dikenal
dikenal juga dengan prinsip
dengan istilah Metoda Ilmiah, yaitu
pengelompokan gen, yaitu : “
secara bertahap meliputi langkah-
Dalam pembentukan gamet/ sel
langkah :
kelamin maka gen yang berpisah
a. Menyadari adanya masalah dan
dari alelenya akan mengelompok
keinginan untuk memecahkannya.
secara acak dengan gen dari
Masalah perlu dirumuskan dengan
pasangan alele yang lain”.
jelas, dan dibatasi ruang lingkupnya
Maksudnya bila orang bergenotif
agar pemecahannya lebih terfokus.
AaBBCc maka gamet yang
b. Mengumpulkan data yang ada
dibentuk memiliki 4 macam variasi
hubungannya dengan masalah. Data
yaitu gamet, yaitu masing-masing
yang terkumpul diolah/ dianalisis atau
membawa gen ABC, Abc, aBC atau
disintesis untuk merumuskan hipotesis.
aBc.
c. Merumuskan hipotesis berdasarkan
alasan atau pengetahuan yang
e. Teori adalah generalisasi tentang
merupakan jawaban sementara terhadap
berbagai prinsip yang dapat
suatu masalah. Hipothesis bersifat
menjelaskan dan meramalkan fenomena
tentatif dan dapat diuji apakah benar/
alam. Contoh produk sains yang
diterima atau salah/ ditolak.
merupakan teori adalah :
d. Menguji hipothesis, dapat ditempuh
- Teori Evolusi, menjelaskan
dengan cara melakukan eksperimen
mengapa dapat muncul species
atau melakukan observasi tergantung
makhluk hidup yang baru.
dari masalah yang ingin dijawab.
- Teori Meteorologi memprediksi
kapan akan mulai musim

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 27


contoh : kalau mengobservasi awan
e. Menarik kesimpulan, kesimpulan dapat diperoleh informasi tentang
dibuat berdasar data/ informasi yang warna, bentuk dan gerakannya, sedang
dikumpulkan dalam eksperimen/ kalau mengobservasi ayam dapat
observasi. Data/ informasi yang diketahui tentang warna, bentuk, suara,
dimaksud adalah data/ informasi dalam suhu tubuh, halus/ kasar bulu,
rangka pengujian hipotesis. Bila dari organ/komponen penyusun dan baunya.
hasil pengujian hipotesis ternyata Kalau mengobservasi gula pasir dapat
hipotesis ditolak maka perlu diketahui warna, ukuran dan bentuk
dirumuskan hipothesis yang baru. kristal serta rasanya.
Hipotesis baru dirumuskan b. Mengklasifikasi atau menggolongkan
berdasarkan atas kajian data atau adalah ketrampilan untuk melihat
informasi lain yang dikumpulkan persamaan dan perbedaan suatu obyek
kemudian. sehingga dengan dasar tersebut obyek
Untuk melakukan proses sains seperti dapat dikelompokkan atau dipisahkan
tersebut di atas dibutuhkan berbagai dari yang lain. Contoh dari hasil
macam ketrampilan antara lain pengamatan tentang belalang, kupu-
ketrampilan : mengobservasi, kupu, nyamuk, labah-labah, ketonggeng
mengklasifikasi, mengukur, dapat diperoleh pengelompokan hewan
menggunakan hubungan ruang dan yang memiliki persamaan yaitu
waktu, menggunakan hubungan antar kelompok hewan yang bersayap dan
angka, mengkomunikasikan, berkaki enam . Kelompok ini meliputi
menginferensi/ memprediksi, belalang, kupu-kupu dan nyamuk.
menyimpulkan, merancang penelitian, Labah-labah dan ketonggeng
dan melakukan eksperimen dipisahkan dari kelompok tersebut
a. Mengobservasi atau mengamati karena memiliki perbedaan yaitu
adalah ketrampilan untuk mendapatkan jumlah kakinya delapan.
data/ informasi dengan menggunakan c. Menyimpulkan : merupakan
indera. Dapat dilakukan dengan cara kemampuan untuk menyatakan hasil
melihat, meraba, mengecap, membau penilaian atas suatu obyek atau
dan mendengar. Melihat dapat kejadian/ fenomena. Penilaian tersebut
memperoleh informasi tentang warna, ditentukan atas dasar fakta dan konsep
bentuk, ukuran dan gerak. Meraba atau prinsip-prinsip yang telah
dapat diperoleh informasi tentang halus diketahui. Contoh proses
kasarnya permukaan dan panas menyimpulkan adalah : bila dari
dinginnya suatu obyek mengecap untuk kegiatan pengamatan terhadap
mengetahui rasa. Membau untuk perubahan kertas lakmus yang ditetesi
mengetahui aroma sedang mendengar dengan berbagai macam larutan adalah
untuk mengetahui bunyi yang seperti berikut:
ditimbulkan suatu obyek.. Secagai

28 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dengan larutan gula, larutan sampo,
Warna Ditetesi Warna akhir juice/ sari buah belimbing; mereka bisa
awal kertas dengan kertas lakmus memprediksi kalau kertas lakmus yang
lakmus ditetesi larutan gula tetap berwarna
kuning air tetap kuning kuning, kertas lakmus yang ditetesi
kuning larutan biru larutan sampo akan berubah menjadi
kapur biru dan kertas lakmus yang ditetesi
kuning air jeruk orange dengan sari buah belimbing akan
nipis berwarna orange.
kuning larutan merah e. Mengukur adalah ketrampilan untuk
cuka menentukan kuantitas atau ukuran suatu
obyek dengan membandingkan atau
kuning larutan tetap kuning
menggunakan alat ukur yang sesuai.
garam
Misalnya untuk mengukur suhu
kuning larutan biru
digunakan termometer, untuk mengukur
sabun
panjang digunakan mistar, untuk
mengukur pH digunakan pH meter ,
maka dari data tersebut siswa dapat
mengukur pertumbuhan tanaman
menyimpulkan bahwa larutan yang
digunakan auksanometer, mengukur
bersifat asam merubah kertas lakmus
kebutuhan oksigen dalam pernafasan
yang semula berwarna kuning menjadi
hewan digunakan respirometer dan
merah atau orange, larutan yang
mengukur kecepatan angin digunakan
bersifat basa merubah kertas lakmus
anemometer.
yang semula berwarna kuning menjadi
f. Menggunakan hubungan antar ruang
biru, sedang kertas lakmus bila ditetesi
dan waktu meliputi ketrampilan untuk
dengan cairan yang bersifat netral
menjelaskan posisi suatu benda
warnanya tidak berubah atau tetap
terhadap benda yang lain, menjelaskan
kuning.
posisi benda terhadap waktu dan
d. Menginferensi : merupakan
membuat dugaan keadaan yang akan
kemampuan untuk membuat ramalan
datang berdasarkan apa yang telah
tentang kejadian yang akan datang
diketahui saat ini. Contoh : dari hasil
berdasarkan hasil observasi yang
pengamatan dan pengukuran tinggi dan
pernah dilakukan, konsep atau prinsip
arah bayangan benda yang terbentuk
yang telah diketahui. Oleh karena itu
karena sinar matahari pada pukul 07.00,
ketrampilan menginferensi disebut juga
08.00, 09.00 dan 10.00 dapat
dengan istilah memprediksi.Contoh
menggunakannya untuk memprediksi
proses menginferensi adalah : bila dari
atau menentukan dimana arah atau
hasil observasi sebelumnya telah
tinggi bayangan benda tersebut pada
disimpulkan bahwa larutan yang
pukul 14.00 atau 15.00.
bersifat asam akan merubah warna
g. Menggunakan bilangan meliputi
kertas lakmus menjadi merah atau
operasi bilangan seperti tambah,
orange, larutan yang bersifat basa akan
kurang, kali dan bagi. Contoh: dengan
merubah warna kertas lakmus menjadi
berpangkal pada hasil pengukuran
biru dan cairan yang bersifat netral
frekuensi pernafasan setiap 5 menit
tidak merubah warna kertas lakmus
maka dapat menggunakannya untuk
maka bila siswa ditanya apa yang
menghitung frekuensi pernafasan setiap
terjadi bila kertas lakmus ditetesi

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 29


menit atau setiap jam, mencari rerata, tergantung pada variabel bebas) atau
medium, modus dsb. variabel kontrol (variabel yang harus
h. Mengkomunikasikan adalah diusahakan tetap atau sama agar hasil
menyampaikan perolehan atau hasil penelitian tidak bias) Contoh : bila
belajar atau penemuannya pada orang rumusan hipotesis adalah: “Semakin
lain. Penyampaiannya dapat secara rendah kadar air biji, semakin tinggi
lisan atau tertulis. Perwujudannya bisa daya simpannya”, maka yang
dalam bentuk gambar, grafik, diagram merupakan variabel bebas adalah kadar
atau skema dan cerita atau uraian yang air biji dan yang merupakan variabel
mudah dipahami. terikat adalah daya simpan biji. Adapun
i. Merancang penelitian : merupakan yang merupakan variabel kontrol antara
ketrampilan proses yang terintegrasi lain jenis biji, ukuran biji dan cara
karena untuk dapat merancang penyimpanan.
penelitian dibutuhkan ketrampilan i.3. Merumuskan definisi operasional
proses yang lain, diantaranya adalah kemampuan untuk memberikan
ketrampilan merumuskan hipotesis, penjelasan tentang bagaimana
menentukan/ mengidentifikasi variabel menentukan nilai/ mengukur suatu
dan merumuskan definisi operasional. variabel. Contoh : variabel tentang
Penjelasan tentang masing kadar air biji definisi operasionalnya
masing ketrampilan proses dalam adalah: “Persentase antara selisih berat
penelitian tersebut adalah : biji awal dengan berat biji setelah
i.1. Merumuskan hipotesis merupakan dikeringkan terhadap berat biji awal”.
ketrampilan yang erat kaitannya dengan Secara matematis kadar air biji dapat
ketrampilan memprediksi. Kalau didefinisikan sbb:
memprediksi/ menginferensi adalah
kemampuan meramal kejadian yang K = B1 – B2 X 100%
akan datang berdasarkan apa yang telah B1
diketahui sebelumnya, sedang kalau dimana : K = Kadar air biji
menyusun hipotesis adalah B1 = Berat biji awal
memprediksi hal yang lebih khusus B2 = Berat biji kering
yaitu meramal bagaimana hubungan/
pengaruh antara variabel yang satu j. Melakukan eksperimen : juga
dengan variabel yang lain. Contoh : merupakan ketrampilan proses
hubungan antara variabel kadar air biji terintegrasi , bahkan merupakan puncak
dengan variabel daya simpan biji dapat atau muara dari ketrampilan proses
dirumuskan dalam suatu hipotesis : yang lain. Untuk mampu melakukan
“Semakin rendah kadar air biji , eksperimen selain memerlukan
semakin tinggi daya simpannya”. ketrampilan-ketrampilan yang sudah
i.2. Menentukan variabel adalah dijelaskan sebelumnya juga menuntut
kemampuan untuk mengidentifikasi ketrampilan menafsirkan, menganalisis
suatu variabel apakah merupakan dan mensintesis data.
variabel bebas (variabel yang dapat j.1. Menafsirkan data adalah memberi
diubah sesuai kehendak peneliti), arti atas apa yang telah diamati. Lebih
variabel terikat (hasil/ pengaruh dari lanjut ketrampilan ini dapat dipakai
variabel bebas, sehingga nilainya untuk memprediksi apa yang akan atau

30 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dapat terjadi berdasarkan data hasil tentang suhu penyimpanan dan daya
pengamatan. Contoh hasil pengukuran simpan.
tentang kemampuan mengikat air dan - Membandingkan data, misalnya
pengamatan tentang ukuran butiran membandingkan data tentang daya
tanah seperti berikut: simpan antara padi, jagung dan kacang
tanah untuk kadar air yang sama dan
JenisKemampuan Ukuran suhu penyimpanan yang sama.
tanahmengikat air butiran - Menghubungkan data, yaitu
tanah menghubungkan data tentang pengaruh
Liat 26 % Sangat kadar air biji terhadap daya simpan biji
halus kacang tanah pada suhu kamar.
Lempung 20 % Halus Secara hirarki dan keterkaitan
berdebu antar ketrampilan proses sains dapat
Pasir 12 % Kasar dibuat skema seperti gambar 2 (Rezba,
1995).
Dari bagan di atas dapat ditafsirkan Skema dalam gambar 2 tersebut
bahwa semakin kasar ukuran butiran menggambarkan bahwa semakin keatas
tanah kemampuan mengikat airnya letak ketrampilan proses semakin
semakin rendah/ sedikit. Tafsiran ini komplek atau tinggi kemampuan yang
dapat digunakan untuk memprediksi dituntut untuk dapat mencapainya.
bila ada tanah yang memiliki ukuran Dengan kata lain ketrampilan proses
butiran sedang (antara lempung dan yang dibawah memprasyarati
pasir) maka kemampuan mengikat ketrampilan proses di atasnya sesuai
airnya tidak lebih dari 20% dan tidak lintasan/ arah anak panahnya.
kurang dari 12%.
j.2. Menganalisis data adalah
kemampuan untuk menyeleksi,
menghubungkan dan membandingkan
antar data yang telah dikumpulkan.
Hasil analisis dapat berbentuk tabel,
grafik atau penjelasan/ uraian. Contoh :
dari eksperimen tentang pengaruh kadar
air biji terhadap daya simpannya
dilakukan pengukuran terhadap 3 jenis
biji (padi, jagung, kacang tanah)
masing- masing untuk 4 macam kadar
air (a, b, c dan d) dan 2 macam cara
penyimpanan ( suhu kamar/ 26 0 C dan
dalam kulkas/ 15 0 C). Ketrampilan
menganalisis antara lain dapat
terekspresikan dalam :
- Menyeleksi/ memilih data , yaitu
memilih data mana yang secara logis
memiliki hubungan atau dapat
dibandingkan. Misalnya untuk
eksperimen tersebut di atas adalah data

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 31


Mengadakan
Eksperimen

Mendeskripsikan
hubungan antara
variabel-variabel

Menganalisis hasil
pengamatan

Mengumpulkan &
Mengorganisasi data

Menyusun grafik

Merencanakan Mendefinisikan
Penyelidikan/ variabel secara
Investigasi operasional
Menyusun
tabel data

Menyusun
hipotesis

Mengidentifikasi

Memprediksi/ Mengkomuni
Inferensi kasikan
Mengklasifikasi

Mengukur

Menyimpulkan

Mengindera/
Mengobservasi

Gambar 2. Hirarki dan keterkaitan ketrampilan proses sains

32 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Dalam melaksanakan proses sains hakekat sains adalah suatu kesatuan
agar menghasilkan produk yang dapat antara proses, sikap dan produk atau
dipertanggungjawabkan kebenarannya hasil yang saling berkaitan. Keterkaitan
perlu dilandasi dengan sikap yang tersebut dapat digambarkan dalam
ilmiah. Beberapa kriteria yang termasuk skema atau gambar 3.
sikap ilmiah utama dalam berproses Diagram tersebut memiliki arti
sains ialah : bahwa dengan dilandasi oleh sikap yang
• Obyektif, artinya mengungkapkan ilmiah dalam menjalankan proses ilmiah/
apa adanya, tanpa ada unsur sains akan dihasilkan produk yang
subyektif misalnya rasa senang atau ilmiah. Selanjutnya suatu produk ilmiah
tidak senang terhadap suatu obyek.. dapat mendorong terjadinya proses
Obyektifitas penting dalam proses ilmiah yang baru dan akan
sains agar produk yang dihasilkan menumbuhkan atau menguatkan sikap
dapat diuji kebenarannya oleh orang ilmiah yang telah dimiliki.
lain.
• Teliti, artinya cermat dalam Proses Produk
melakukan observasi atau Ilmiah Ilmiah
pengukuran. Ketelitian akan
menghasilkan data yang akurat
sehingga memiliki tingkat kebenaran
yang tinggi, dan akhirnya akan
menghasilkan kesimpulan yang
tahan uji. Sikap
• Terbuka, artinya bersedia menerima/ Ilmiah
mempertimbangkan pendapat atau
hasil penemuan orang lain yang Gambar 3. Hakekat Sains
secara keilmuan benar. Walaupun
mungkin pendapat/ hasil temuan Adanya alur hubungan antara
tersebut menolak/ menggugurkan proses ilmiah- produk ilmiah – sikap
hasil penemuan sendiri ilmiah seperti tergambar di atas dapat
• Kritis, artinya selalu “risih” atau dijelaskan dengan contoh sbb. :
gelisah terhadap permasalahan yang Lewat proses ilmiah misalnya
ada sehingga timbul keingintahuan kegiatan observasi dan pengukuran
terhadap masalah tersebut dan terhadap fakta/ fenomena alam yang
akhirnya terdorong minat untuk dilandasi sikap ilmiah antara lain jujur,
menyelidikinya teliti dan obyektif dapat dihasilkan
• Tak mudah putus asa, artinya produk ilmiah yang berbentuk prinsip
walaupun harus berulang-ulang misalnya “ Semakin berat aktivitas yang
melakukan penelitian dan butuh dilakukan manusia semakin besar
waktu yang lama, selama belum frekuensi detak jantungnya “ atau
terjawab apa yang menjadi membuat nafas manusia terengah-
permasalahan masih antusias atau engah. Dengan ditemukan prinsip
berminat untuk melakukan tersebut dapat merangsang atau
penyelidikan. terbangun sikap ilmiah yang lain
Dari penjelasan tersebut di atas nampak misalnya sikap kritis atau rasa ingin tahu
bahwa secara utuh dan sistematis tentang mengapa hal tersebut dapat

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 33


terjadi. Adanya rasa ingin tahu tersebut
mendorong untuk melakukan proses
ilmiah lanjutan misalnya mengumpulkan
data/ informasi, menganalisis dan
mensintesisnya guna mendapatkan
kesimpulan/ jawabannya. Analisis dan
sintesis yang dihasilkan adalah : Untuk
melakukan aktivitas butuh energi,
sedang energi diperoleh lewat proses
oksidasi. Untuk melakukan oksidasi
perlu oksigen dan proses oksidasi terjadi
di dalam setiap sel tubuh. Oksigen dapat
mencapai sel tubuh lewat aliran darah
yang dipompakan oleh jantung. Dengan
demikian semakin berat aktivitas yang
dilakukan semakin banyak energi yang
dibutuhkan sehingga semakin banyak
oksigen yang diperlukan. Oksigen
masuk tubuh lewat hidup/ bernafas
sehingga semakin banyak oksigen yang
dibutuhkan, perlu semakin cepat
menghirup udara. Oksigen yang masuk
perlu dikirim ke seluruh sel tubuh,
akibatnya semakin sering jantung
berdenyut atau semakin besar frekuensi
detakannya.

34 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bacaan 4 maka pendekatan lahir dari asumsi
BAB II terhadap bidang-bidang yang relevan.
PENDEKATAN Misalnya, pendekatan pengajaran bahasa
lahir dari asumsi-asumsi yang muncul
PEMBELAJARAN BAHASA
terhadap bahasa sebagai bahan ajar,
asumsi terhadap apa yang dimaksud
endekatan adalah dengan belajar, dan asumsi terhadap apa
seperangkat asumsi yang dimaksud dengan mengajar.

P
yang saling berkaitan. Berdasarkan asumsi-asumsi itulah
Pendekatan muncul pendekatan pengajaran yang
pembelajaran bahasa dianggap cocok bagi asumsi-asumsi
adalah seperangkat tersebut. Asumsi terhadap bahasa
asumsi yang saling sebagai alat komunikasi dan bahwa
berkaitan, berhubungan dengan sifat belajar bahasa yang terpenting adalah
bahasa dan pembelajaran bahasa melalui komunikasi, maka lahirlah
(Zuchdi dan Budiasih, 1997: 29). pendekatan komunikatif.
Dengan kata lain, pendekatan pengajaran Asumsi yang berbeda, akan
bahasa bersifat aksiomatis tentang menimbulkan pendekatan yang berbeda.
bahasa yang digunakan sebagai landasan Dari asumsi-asumsi pandangan
berpikir dalam menentukan metode, behaviorisme misalnya, maka muncul
teknik, atau prosedur mengajarkan pendekatan struktural. Dari asumsi-
bahasa sesuai dengan tujuan yang telah asumsi pandangan kontruktivisme, maka
ditetapkan. Metode pembelajaran bahasa lahirlah pendekatan kontruktivisme.
adalah rencana pembelajaran bahasa, Demikian pula dari asumsi-asumsi
yang mencakup pemilihan, penentuan, humanisme lahir pendekatan
dan penyusunan, bahan ajar secara komunikatif.
sistematis, dimaksudkan agar bahan ajar Penggunaan pendekatan dalam
tersebut mudah diserap da dikuasai oleh pengajaran bahasa menentukan (1) cara
siswa (Zuchdi dan Budiasih, 1997: 30). pandang seseorang dalam menyikapi
Sedangkan teknik pembelajaran bahasa bahasa sebagai materi pelajaran, (2) isi
adalah cara atau siasat guru dalam pembelajaran, (3) teknik dan proses
menyampaikan bahan ajar di depan pembelajaran, serta (4) perencanaan dan
kelas. pelaksanaan program pengajaran.
Fungsi pendekatan bagi suatu Pada bab ini dibahas perihal
pengajaran ialah sebagai pedoman beberapa pendekatan yaitu ; (1) whole
umum untuk langkah-langkah metode language, (2) terpadu, (3)
dan teknik pengajaran yang akan konstruktivisme, dan (4) komunikatif.
digunakan. Sering dikatakan bahwa
pendekatan melahirkan metode. Artinya, A. Pendekatan Whole Language
metode suatu bidang studi, dalam hal ini Whole language adalah
bahasa, sangat ditentukan oleh pandangan tentang hakikat belajar dan
pendekatan yang digunakan. Bahkan bagaimana mendorong proses tersebut
tidak jarang nama metode dan teknik agar siswa dapat belajar secara efektif
yang digunakan diambil dari nama dan efisien sehingga mencapai hasil
pendekatannya. yang optimal (Weaver, 1990: 3).
Bila prinsip pendekatan lahir dari Pengembangan pendekatan whole
teori-teori bidang-bidang yang relevan, language diilhami oleh pandangan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 35


konstruktivisme dalam pendidikan, (pemakaian bahasa yang
sedangkan yang berhubungan dengan sesungguhnya dalam
bahasa sebagai materi pembelajaran dan komunikasi).
penentuan isi pembelajaran diwarnai d. Perkembangan kemampuan
oleh fungsionalisme. bahasa memberikan kekuatan
Whole language dikembangkan kepada siswa. Siswa menentukan
berdasarkan berbagai wawasan dan hasil kapan menggunakan bahasa
penelitian dari berbagai bidang ilmu, sesuai dengan tujuan dan maksud
antara lain pemerolehan bahasa dan yang dikehendakinya.
pengembangan baca-tulis, e. Belajar bahasa adalah belajar
psikolinguistik, sosiolinguistik, bagaimana mengungkapkan
psikologi kognitif dan psikologi maksud sesuai dengan konteks.
perkembangan, antropologi, dan Terdapat interdependensi antara
pendidikan. Sebagai suatu pendekatan perkembangan kognitif dan
dalam pengajaran bahasa, menurut perkembangan bahasa; pikiran
Goodman (1986: 72-73). whole bergantung kepada bahasa, dan
language menggunakan seperangkat bahasa bergantung kepada
asumsi dari empat landasan dasar, yaitu : pikiran.
teori belajar, teori kebahasaan, asumsi f. Perkembangan bahasa adalah
tentang pengajaran dan peranan guru, suatu proses pembentukan
serta pandangan kurikulum pengajaran kemampuan personal-sosial yang
bahasa sebagai berikut: bersifat holistik.
1. Teori Belajar 2. Asumsi Kebahasaan
a. Belajar bahasa akan berlangsung Beberapa asumsi yang bersumber
dengan mudah bagi siswa apabila dari ilmu bahasa yang mendasari
belajar bahasa itu bersifat pendekatan whole language menurut
(1)disajikan secara holistik Goodman (dalam Safi’ie, 1995)
(sebagai keseluruhan), (2) nyata, adalah sebagai berikut:
(3) relevan, (4) bermakna, (5) a. Bahasa adalah suatu sistem
fungsional, (6) disajikan dalam lambang. Baik lisan maupun tulis
konteks , dan (7) dipilih siswa pada hakikatnya bahasa adalah
untuk digunakan. suatu sistem lambang yang
b. Pemakaian bahasa bersifat kompleks yang digunakan oleh
personal dan sosial. Siswa masyarakat bahasa yang
menggunakannya karena ada bersangkutan.
kebutuhan untuk berkomunikasi b. Pemakain bahasa bersifat
dari dalam diri dan personal dan sosial. Bersifat
pengungkapannya sesuai dengan individual, artinya bahasa dipakai
norma-norma yang berlaku oleh individu untuk menyatakan
dalam kehidupan masyarakat. gagasan, mengemukakan
c. Siswa belajar melalui bahasa dan pendapat, menyampaikan
belajar tentang bahasa yang informasi sesuai dengan
semuanya berlangsung secara kebutuhan. Melalui bahasa yang
simultan dalam konteks sama, individu yang laion
pemakaian bahasa secara lisan menerima pesan-pesan
dan tulis yang otentik komunikasi. Bahasa bersifat

36 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


sosial artinya pemakaian bahasa hakikatnya adalah menciptakan
selalu dalam konteks komunikasi kondisi yang kondusif yang
yang terjadi dalam masyarakat memungkinkan terjadinya proses
bahasa yang bersangkutan. belajar bahasa di kalangan siswa.
Dalam kondisi ini, makna Pusat kegiatan belajar mengajar
dibangun oleh suatu tuturan adalah siswa. Peranan guru
bukanlah makna tunggal. Suatu dalam kelas yang berpijak pada
teks, baik lisan maupun tulis pendekatan keutuhan bahasa
dapat membangkitkan rentangan (whole language) bukan hanya
interpretasi yang luas pada sebagai penyaji materi, namun
individu yang berinteraksi. lebih dinamis. Dengan demikian,
Interpretasi ditentukan oleh dalam kelas yang menganut
kemampuan berbahasa, serta pendekatan keutuhan bahasa
pengalaman-pengalaman yang (whole language) guru berperan
dipunyai oleh individu masing- sebagai (1) model, guru menjadi
masing yang tersimpan dalam contoh perwujudan bentuk
bentuk skemata. Hal inilah yang aktivitas berbahasa yang ideal,
memungkinkan terjadinya dalam kegiatan membaca,
perbedaan interpretasi antara menulis, menyimak dan
individu. berbicara; (2) fasilitator, guru
c. Bahasa adalah suatu sistem yang mempersiapkan bahan pengayaan
terdiri atas subsistem-subsistem yang memberi peluang bagi
yang saling berhubungan dalam siswa dalam menemukan dan
jalinan yang saling memiliki mengembangkan pemahaman;
interdependensi dan tidak bisa (3) pebelajar, guru merupakan
dipisahkan. Subsistem tersebut “pembantu” yang senantiasa
ialah fonologi (dalam bahasa mempelajari sesuatu yang
lisan) huruf, ejaan dan tanda baca dipelajari siswa, mempelajari
(dalam bahasa tulis), sintaksis, kesulitan yang dihadapi siswa
morfologi, semantik, dan serta memikirkan pemecahannya;
pragmatik. Keseluruhan subsitem (4) pengamat dan peneliti, guru
itu merupakan kesatuan yang senantiasa mengamati gejala
utuh dalam bahasa yang minat, motivasi, dan proses
bersangkutan. Realisasi belajar siswa. Guru perlu
pemakaian bahasa senantiasa mengumpulkan bahan untuk
berupa bahasa seutuhnya. Bahasa memahami, proses dan kemajuan
adalah bahasa bila merupakan belajar siswa. Caranya dapat dari
keseluruhan. hasil tugas, catatan lapangan, dan
3. Asumsi Pengajaran Bahasa. tanya jawab. Selain itu, guru juga
Pandangan dasar tentang belajar perlu mengadakan refleksi; (5)
mengajar dan peranan guru di dinamisator, guru bersahabat,
dalamnya menurut Goodman (dalam bersedia mengingatkan siswa
Syafi’ie, 1995) adalah sebagai atau memujinya, serta
berikut: memanfaatkan berbagai bentuk
a. Belajar lebih ditekankan daripada penguatan. Seorang guru bahasa
mengajar. Mengajar bahasa dalam pendekatan whole

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 37


b. Language, harus mempunyai artifisial atau menulis
kompetensi-kompetensi sebagai sesuatu yang tidak
berikut: mempunyai tujuan serta
1) Mempunyai wawasan pembaca nyata.
kependidikan yang luas c. Membaca, menulis,
sesuai dengan misi berbicara, dan menyimak
pendidikan. tidak dipandang sebagai
2) Mengetahui dan memahami komponen yang terpisah-
karaktersiktik siswa. pisah untuk diajarkan
3) Mengetahui dan memahami sendiri-sendiri.
teori bahsa dan teori belajar Dalam wawasan whole language
bahasa. dibedakan antara kegiatan yang bersifat
4) Menguasai bahan ajar bahasa. transmisi dengan kegiatan transaksional
5) Mengetahui dan memahami (Weaver,1990; Aminuddin,1997:34).
metodologi pengajaran Kedua kegiatan tersebut dibedakan
bahasa. seperti di bawah ini:
6) Mengetahui dan memahami
cara-cara menilai hasil
belajar siswa.
7) Megetahui dan memahami
strategi pengelolaan kelas
dalam pengajaran bahasa.
8) Menguasai bahasa yang
diajarkannya dan dpat
menggunakannya dalam
berbagai peristiwa
komunikasi.
9) Mempunyai kebanggan
sebagai guru bahasa.
10) Mencintai pekerjaannya
sebagai guru bahasa.
11) Dapat menyusun rencana
pengajaran.
12) Dapat membimbing dan
mengarahkan siswa dalam
belajar bahasa.
13) Dapat menggunakan bebagai
media pengajaran
a. Siswa diharapkan belajar
membaca dan menulis,
secara gradual alamiah
tanpa banyak dikoreksi.
b. Siswa membaca dan
menulis setiap hari.
Mereka tidak ditugasi
membaca bacaan yang

38 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


No Transmisi Transaksional

1. Guru melaksanakan kurikulum yang Guru mengadakan negosiasi dengan


sudah dirancang dan dipersiapkan kurikulum untuk mengembangkan
secara detil. KBM yang kontekstual tanpa
mengabaikan topik dan pembelajaran
yang inti yang harus dilaksanakan.

2. Murid memahami informasi yang Murid secara aktif menemukan


disam-paikan guru secara langsung pemaha-man melalui penghayatan
melalui buku teks dan menghafalkan proses atas sesuatu yang dipelajari.
pengetahuan.

3. Murid dibedakan antara yang pandai Murid disikapi sebagai pebelajar


dan bodoh sehingga kesalahan murid yang memiliki potensi untuk mengu-
menjadi pusat perhatian. asai isi pembelajaran.

4. Hasil belajar diidealkan sama setiap Murid dalam memecahkan kesulitan


murid, menerima perintah dan belajarnya memperoleh bantuan dari
petunjuk sesuai dengan apa yang teman dan guru melalui kegiatan
dipandang baik oleh guru, murid yang belajar secara kooperatif.
lambat belajarnya kurang mendapat
perhatian guru dan dukungan
temannya.

Bagan 1 : Transmisi vs Transasksional dalam KBM (Aminuddin,1997).

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 39


4. Asumsi tentang Kurikulum KBK, keterpaduan atau tematik ini
Pengajaran Bahasa. dilaksanakan di kelas 1 dan kelas 2.
Menurut pandangan whole language, Di samping keterpaduan
bahasa paling mudah dipelajari jika dengan bidang studi lain,
disajikan secara utuh dan dalam keterpaduan juga berlangsung dalam
konteks yang alamiah, maka proses pembelajaran bahasa itu
keterpaduan merupakan prinsip sendiri. Siswa belajar menyimak,
kunci untuk perkembangan bahasa berbicara, membaca, dan menulis
dan belajar melalui bahasa. Dalam bila mereka memerlukan. Kegiatan
kenyataannya, kegiatan pengajaran berbahasa tidak hanya melibatkan
bahasa dan pengajaran bidang studi suatu aspek keterampilan berbahasa
lain (yang dilaksanakan dengan saja. Pada waktu siswa membaca
menggunakan bahasa sebagai media teks bacaan, siswa juga membuat
penyajian) merupakan kurikulum beberapa catatan tertulis berkaitan
yang bersifat ganda (dual dengan isi bacaan, atau membuat
curriculum). Artinya, pengajaran responsi terhadap cerita melalui
bahasa dan isi dari bidang studi lain menulis. Pada waktu yang
bersama-sama menjadi bagian dari bersamaan siswa juga berbicara
kurikulum secara utuh. dengan teman atau gurunya tentang
Dalam hal ini, Goodman apa yang telah dibacanya atau
melihat bahwa guru harus membuat responsi dalam bentuk
mengoptimalkan kesempatan siswa lisan. Kegiatan menyimak juga
untuk secara aktif menggunakan terjadi pada waktu teman dan
bahasa baik lisan maupun tulis pada gurunya berkomentar atau memberi
waktu belajar IPS, IPA, matematika, penjelasan tentang bacaan; siswa
dan sastra. Guru sekaligus menilai menyimak agar ia paham apa yang
perkembangan bahasa dan kognitif. dikatakan teman dan gurunya. Baik
Bagi siswa, dual curriculum itu tetap pada waktu membaca, menulis,
merupakan satu kurikulum yang berbicara maupun menyimak, siswa
berfokus pada apa yang dipelajari menggunakan kosa kata sebagai
(content) dan apa bahasa yang pembawa konsep komunikasi. Di
digunakan. Dalam kondisi yang samping itu, pada waktu siswa
demikian, pembelajaran menyimak, menggunakan bahasa dalam
berbicara, membaca, dan menulis membaca, menulis, berbicara, dan
terjadi dalam konteks siswa belajar menyimak ia juga harus menguasai
dari berbagai hal, peristiwa, dan sistem kaidah bahasa yang
pengalaman. Sesuai dengan konsep digunakannya. Kesemuanya itu
ini, keterpaduan dapat terjadi antara memperlihatkan adanya keterpaduan
pengajaran bahasa Indonesia dengan dalam belajar bahasa.
mata pelajaran lain. Di sekolah dasar
bentuk keterpaduan bahasa Indonesia B. Pendekatan Terpadu.
dengan bidang studi lain ini tidak Pendekatan terpadu dalam
susah untuk dilaksanakan karena pembelajaran bahasa Indonesia
guru kelas bukan guru bidang studi. mengacu pada pernyataan Goodman
Sekarang dalam Kurikulum SD 2004 (1986) tentang kurikulum bahwa
pengajaran bahasa dan pengajaran

40 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


bidang studi lain (yang dilaksanakan menyeluruh (holistik). Alasan lain,
dengan menggunakan bahasa sebagai karena dalam kehidupan sehari-hari
media penyajian) merupakan siswa menggunakan pengetahuan
kurikulum yang bersifat ganda (dual tidak secara per bagian, tetapi secara
curriculum). Artinya, pengajaran utuh. Oleh karena itu, akan lebih
bahasa dan isi dari bidang studi lain baik bila pembelajaran di sekolah
bersama-sama menjadi bagian dari diarahkan untuk menuju pemikiran
kurikulum secara utuh. secara utuh tersebut.
Demikian pula keterpaduan Dari pembelajaran terpadu ini,
dalam bidang studi bahasa Indonesia, muncullah istilah kurikulum terpadu.
Goodman dalam pandangannya Pendekatan kurikulum terpadu ini
tentang pengajaran bahasa tentu saja mempunyai perbedaan
menyatakan bahwa keterampilan mendasar dengan kurikulum
membaca, menulis, berbicara, dan tradisional. Sebagai contoh,
menyimak tidak dipandang sebagai kurikulum tradisional memilah-milah
komponen yang terpisah-pisah untuk ilmu pengetahuan menjadi terkotak-
diajarkan sendiri-sendiri. Kenyataan kotak, tidak terlihat keterkaitannya,
menunjukkan keempat keterampilan sehingga tidak memberikan arti
berbahasa tersebut, digunakan siswa penting bagi kehidupan nyata, serta
dalam berbagai kegiatan pengajaran tidak menarik minat siswa. Meneurut
baik dalam belajar bahasa maupun Lake (Megawangi dkk, 2005: 70)
bidang studi lain. kurikulum terpadu menyiapkan para
Hal ini juga diisyaratkan dalam siswa untuk menjadi pembelajar
rambu-rambu Kurikulum Bahasa sejati. Banyak mereka yang
Indonesia 2004 “Komptensi dasar menudukung kurikulum ini karena
mencakup aspek mendengarkan mereka percaya sekali bahwa
[menyimak], berbicara, membaca, sekolah adalah sebuah proses untuk
menulis, dan apresiasi sastra mengembangkan kemampuan yang
sebaiknya mendapat porsi yang diperlukan untuk kehidupan di abad
seimbang dan dilaksanakan secara ke-21. Dengan kurikulum terpadu
terpadu.” (Depdiknas, 2003). para siswa diajarkan tentang
Pendekatan terpadu adalah keterkaitan akan segala sesuatu
ancangan kebijaksanaan pengajaran sehingga terbiasa memandang segala
bahasa dengan menyajikan bahan- sesuatu dalam gambaran yang utuh.
bahan pelajaran secara terpadu, yaitu Pembelajaran terpadu juga
dengan menyatukan, membuat proses belajar menjadi
menghubungkan, atau mengaitkan relevan dan kontekstual sehingga
bahan pelajaran sehingga tidak berarti bagi siswa. Menurut riset otak
berdiri sendiri atau terpisah-pisah. (dalam Megawangi, 2005:72), fungsi
Arah dan tujuan pendekatan otak akan optimal apabila seseorang
terpadu menurut Frazee dan Rosse mempelajari sesuatu yang bermakna
(1995) mengarah pada pembentukan baginya, serta menarik minatnya.
pemikiran siswa secara utuh, karena Pembelajaran terpadu diyakini
secara kodrati siswa usia SD sebagai pendekatan yang berorientasi
memandang sesuatu selalu dengan pada praktik pembelajaran yang
pandangan yang utuh dan sesuai dengan kebutuhan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 41


perkembangan siswa (1) Pembelajaran yang beranjak dari
(Developmentally Appropriate suatu tema tertentu sebagai pusat
Practice). Pendekatan ini berangkat perhatian yang digunakan untuk
dari teori pembelajaran yang memahami gejala-gejala dan kosep
menolak drill sebagai dasar lain, baik yang berasal dari bidang
pembentukan pengetahuan struktur studi yang bersangkutan maupun
intelektual siswa. dari bidang studi lainnya.
Jika dibandingkan dengan (2) Suatu pendekatan pembelajaran
pendekatan konvensional, yang menghubungkan berbagai
pendekatan terpadu tampaknya lebih bidang studi di sekeliling dan
menekankan keterlibatan siswa dalam rentang kemampuan dan
dalam belajar. Siswa dibuat secara perkembangan anak.
aktif terlibat dalam proses (3) Suatu cara untuk mengembangkan
pembelajaran dan pembuatan pengetahuan dan keterampilan
keputusan. Pendekatan ini anak secara simultan.
memungkinkan terjadinya sesuatu (4) Merakit atau menggabungkan
yang dikemukakan oleh Jhon Dewey sejumlah konsep dalam bebeapa
dengan konsep learning by doing. bidang studi yang berbeda dengan
Pembelajaran terpadu melibatkan harapan anak akan belajar lebih
partisipasi aktif siswa, sehingga baik dan bermakna.
seluruh dimensi manusia (fisik, Pembelajaran terpadu sebagai
sosial, emosi, kognitif terlibat aktif). suatu proses memiliki ciri sebagai
Hasil riset otak menunjukkan bahwa berikut:
fungsi kerja otak akan optimal jika (1) Berpusat pada anak.
proses belajar melibatkan partisipasi (2) Memberikan pengalaman langsung
aktif siswa (Megawangi, 2005: 70). pada anak.
Belajar mengendarai sepeda akan (3) Pemisahan antarbidang studi tidak
lebih cepat apabila siswa langsung begitu jelas.
mempraktikannya. (4) Menyajikan konsep dari berbagai
Pedekatan terpadu sebagai suatu bidang studi dalam suatu proses
konsep dapat dikatakan sebagai pembelajaran.
pendekatan belajar mengajar yang (5) Bersifat luwes.
melibatkan beberapa aspek atau bidang (6) Hasil pembelajaran dapat
studi untuk memberikan pengalaman berkembang sesuai dengan minat
yang bermakna kepada siswa. dan kebutuhan anak.
(Depdikbud, 1997). Dikatakan Dalam pembelajaran terpadu harus
bermakna, karena dalam pendekatan ada tema pengikat aspek dalam satu
terpadu, siswa akan memahami konsep- bidang studi atau pengikat
konsep atau aspek-aspek keterampilan antarbidangstudi. Peranan tema dalam
berbahasa yang dipelajarinya melalui pembelajarn terpadu sebagai berikut:
pengalaman langsung secara otentik dan (1) Siswa mudah memusatkan
menguhubungkannya dengan konsep perhatian pada satu tema atau topik
lain yang sudah mereka pahami. tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, (2) Siswa dapat mempelajari
pendekatan terpadu dapat dilihat pengetahuan dan mengembangkan
sebagai:

42 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


(3) berbagai kompetensi mata deskripsi, menulis surat, dan
pelajaran dalam tema yang sama. sebagainya untuk mengembangkan
(4) Pemahaman terhadap materi keterampilan berbahasa, sekaligus
pelajaran lebih mendalam dan mempelajari pelajaran lain.
berkesan. 1. Pembelajaran Terpadu Intrabidang
(5) Kompetensi berbahasa bisa Studi.
dikembangkan lebih baik dengan Dalam Kurikulum 2004 (KBK)
mengaitkan pelajaran lain dan disebutkan bahwa kompetensi dasar
pengalaman pribadi siswa. berbahasa mencakup aspek
(6) Siswa lebih merasakan manfaat mendengarkan [menyimak], berbicara,
dan makna belajar karena materi membaca, menulis, sastra, dan
disajikan dalam konteks tema yang kebahasaan. Aspek-aspek tersebut
jelas. sebaiknya mendapat porsi seimbang dan
(7) Siswa lebih bergairah belajar dilaksanakan secara terpadu.”
karena mereka bisa berkomunikasi (Depdikbud, 2003:14). Pelaksanaannya,
dalam situasi yang nyata, misalnya guru dapat memfokuskan pada salah satu
bertanya, bercerita, menulis komponen.

Berbicara

Menulis
Mendengarkan
Tema

Membaca

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 43


Penggunaan bahasa di dalam 4) Siswa membuat pertanyaan
kehidupan sehari-hari, baik dalam situasi tertulis terkait dengan cerita yang
formal maupun dalam situasi tidak telah dibacanya.
formal, tidak pernah setiap aspek itu 5) Siswa dalam kelompok
berdiri sendiri. Misalnya saja ketika kita berdiskusi untuk membuat
membaca, tentu kita berhadapan dengan penjelasan secara tertulis
kosa kata, dengan ejaan, dan struktur bagaimana seandainya ia jadi
kalimat. Mungkin juga setelah membaca, tokoh raksasa, Timun Mas, atau
siswa harus membuat rangkuman atau tokoh lainnya? Bagaimana
menceritakan kembali isi cerita yang perasaan mereka?
telah dibacanya. Dan tidak menutup 6) Setiap kelompok harus
kemungkinan siswa juga harus memainkan peran dari bagian
mendengarkan temannya yang cerita yang telah dibacanya
membacakan tulisan atau menyimak (misalnya memerankan Timun
cerita yang dibacakan oleh guru. Mas waktu dikejar raksasa).
Namun demikian, dalam kegiatan 7) Siswa lain menyimak permainan
pembelajaran guru dapat memfokuskan peran yang dilakukan oleh
pada salah satu komponen atau salah kelompok lain
satu aspek saja tanpa meniadakan atau 8) Kelompok penyimak harus
mengabaikan komponen aspek lainnya. memberi komentar secara lisan
Penyajiannya berdasarkan pada konteks tentang cara berbicara, karakter
dan unit tematik. Konteks dan unit tema penokohan, ekspresi.
ini digunakan untuk pengikat kegiatan 9) Tiap siswa harus membuat surat
berbahasa, baik menyimak, bebicara, rasa empati mereka kepada
membaca, menulis, sastra, dan Timun Mas atau ibunya yang
kebahasaan. Dengan demikian, teraniaya oleh raksasa.
pembelajaran bahasa akan wajar, utuh,
dan tidak disajikan dalam kalimat lepas Dari contoh terlihat adanya
tanpa konteks. keterpaduan sejumlah aspek kebahasaan
yaitu membaca, kosa kata, menulis,
Contoh pembelajaran terpadu berbicara dan menyimak.
intrabidang studi sebagai berikut:
Bentuk pembelajaran : Klasikal 2. Pembelajaran Terpadu Antarbidang
Kelompok Kelas : kelas tinggi/IV,V Studi.
Bahan : buku cerita Di samping keterpaduan
(misalnya antaraspek berbahasa, mata pelajaran
Timun Mas) bahasa Indonesia di SD dapat pula
Prosedur kegiatan: dipadukan dengan bidang studi lain. Di
1) Siswa dalam kelompoknya dalam Kurikulum 2004 (KBK),
membaca dalam hati cerita keterpaduan itu dituntut terutama di
Timun Mas. kelas awal atau (kelas I dan II).
2) Siswa mencari kata-kata sulit Dilaksanakan di kelas rendah, karena
dari bacaan, lalu mendiskusikan pada umumnya mereka masih melihat
artinya dengan bantuan kamus. segala sesuatu sebagai suatu keutuhan
3) Siswa secara kelompok (holistik).
mengidentifikasi unsur cerita.

44 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Strategi pembelajaran terpadu Negara, Komunikasi, dan
antarbidang studi mengutamakan sebagainya.
pengalaman siswa, misalnya : (a) (3) Buatlah matriks hubungan
bersahabat, menyenangkan, tetapi Kompetensi Dasar dengan Tema.
bermakna bagi siswa, (b) dalam Dalam langkah ini penyusun
menanamkan konsep atau pengetahuan memperkirakan dan menentukan
dan keterampilan, siswa tidak harus kompetensi-kompetensi dasar pada
didirll, tetapi belajar melalui pengalaman sebuah mata pelajaran cocok
langsung. dikembangkan dengan tema apa.
Pendekatan terpadu digunakan Langkah ini dilakukan untuk
dalam kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
menciptakan pembelajaran yang lebih (4) Buatlah pemetaan pembelajaran.
bermakna. Pengelolaan waktunya Pemetaan ini dapat dibuat dalam
diserahkan kepada sekolah, dengan bentuk matriks atau jaringan topik
patokan satu jam pelajaran tatap muka (jaring laba-laba). Dalam pemetaan
35 menit. Alokasi waktu dalam ini akan terlihat kaitan antara tema
seminggu 27 jam pelajaran dengan dengan kompetensi dasar setiap
komposisi tema bervariasi dan mata pelajaran.
persentase (a) 15% untuk Agama, (b) (5) Susunlah silabus berdasarkan
50% untuk Bahasa Indonesia dan jaringan topik tadi. Dalam
Matematika, (c) 35% untuk Sains, menyusun silabus, ciptakan
Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan aktivitas yang bisa menarik siswa
dan Kesenian, dan Pendidikan Jasmani. dan sesuai dengan kompetensi dan
Tujuh pelajaran di kelas awal tersebut tema, misalnya berkunjung ke
harus dilaksanakan menggunakan pasar, warung, membawa
pendekatan tematik, yaitu melalui narasumber RW, Kepala Desa,
pemetaan pelajaran dengan ikatan tema dokter, tukang sayur, dan lain-lain.
dalam bentuk jaring laba-laba. Kompetensi dasar yang tidak bisa
Menyusun persiapan dikaitkan dalam pembelajarn
pembelajaran terpadu dapat mengkuti terpadu dibuatkan silabus
langkah-langkah sebagai berikut: tersendiri.
(1) Pelajari kompetensi dasar pada
kelas dan semester yang sama dari Contoh pembelajaran terpadu bahasa
setiap mata pelajaran. Indonesia lintas kurikulum sebagai
(2) Pilihlah tema yang dapat berikut:
mempersatukan kompetensi- Bentuk pembelajaran : Indivdual
kompetnsi tersebut untuk setiap Kelas : satu
kelas dan semester. Pilihan tema : Bahan : kertas HVS
Diri Sendiri, Keluarga, polio, bentuk-
Lingkungan, Tempat Umum, bentuk bangun
Pengalaman, Budi Pekerti, datar yang telah
Kegemaran, Tumbuhan, Hiburan, dibuat guru,
Binatang, Transportasi, Kesehatan, pensil atau spidol
K3, Makanan, Pendidikan, Prosedur kegiatan:
Pekerjaan, Peristiwa, Parawisata, 1) Siswa menyimak penjelasan guru
Kejadian sehari-hari, Pertanian, tentang bermacam-macam bangun

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 45


datar yang dibuat guru dari kertas 5) Siswa dengan bimbingan guru
karton (lingkaran, persegi empat, menjelaskan fungsi masing-masing
persegi panjang, segi tiga). Setiap anggota tubuh.
siswa/ atau kelompok diberi satu set 6) Guru memberi penjelasan dan
bangun datar. Setelah semua aiawa penguatan pada hasil belajar siswa
paham, siswa menyimak perintah dengan cara menyuruh menyebutkan
guru untuk mengerjakan yang bangun datar yang ada pada gambar
diucapkan guru : masing-masing dan anggota
a) Tempelkan lingkaran besar di tubuhnya masing-masing.
tengah-tengah kertas yang Dari contoh ini terlihat, bagaimana
tersedia! dari menyimak dapat dikembangkan
b) Tempelkan lingkaran kecil secara lintas kurikulum ke Matematika
menempel di sebelah kanan dan (indikator mengenal bermacam-macam
kiri lingkaran besar! bangun datar) dan ke Sain (indikator
c) Tempelkan segitiga di tengah- mengenal bagian-bagian tubuh beserta
tengah lingkaran besar! fungsinya).
d) Tempelkan titik di pinggir kanan
dan kiri segi tiga yang ada di C. Pendekatan Komunikatif.
tengah lingkaran besar! Di dalam rambu-rambu
e) Tempelkan persegi panjang di Kurikulum 2004 (KBK), tersurat bahwa
bawah segitiga yang ada di fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk
tengah lingkaran besar! berkomunikasi. Komunikasi yang
f) Tempelkan persegi panjang kecil dimaksud ialah suatu proses
di bawah lingkaran besar! penyampaian maksud kepada orang lain
g) Tempelkan persegi empat besar dengan menggunakan saluran tertentu.
di bawah persegi panjang kecil! Maksud komunikasi dapat berupa
h) Tempelkan dua buah persegi pengungkapan pikiran, gagasan, ide,
panjang kecil di bawah segi pendapat, persetujuan, keinginan
empat besar! penyampaian informasi suatu peristiwa.
2) Selesai memberi perintah guru Hal itu disampaikan dalam aspek
memperlihatkan gambar contoh yang kebahasaan berupa kata, kalimat,
dibuat guru kepada semua siswa, paragraf (komunikasi tulis) atau paraton
sebagai kunci jawaban: gambar apa (komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca
anak-anak? dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur
3) Siswa dengan dibimbing pertanyaan prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan,
dari guru menyebutkan bangun datar dan tempo) dalam bahasa lisan
yang telah ditempelkan oleh masing- (Depdiknas, 2003).
masing siswa: lingkaran, segitiga, Dalam berkomunikasi tentu ada
segi empat, persegi panjang. pihak yang berperan sebagai penyampai
4) Siswa bersama guru menyebutkan maksud dan penerima maksud . Agar
bagian- bagian anggota tubuh yang komunikasi terjalin dengan baik, maka
ada pada gambar yang dibuatnya kedua belah pihak juga harus bisa
masing-masing : kepala, hidung, bekerja sama dengan baik. Kerjasama
mata, mulut, leher, perut, dan kaki yang baik itu bisa diciptakan dengan
memperhatikan beberapa faktor, antara
lain memperhatikan siapa yang diajak

46 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


berkomunikasi, situasi, tempat, isi (1) Kebermaknaan sangat penting
pembicaraan, dan media yang dibandingkan dengan struktur dan
digunakan. bentuk bahasa.
Rambu-rambu di atas (2) Belajar bahasa berarti belajar
menyiratkan bahwa Kurikulum 2004 berkomunikasi, bukan mempelajari
menganut pendekatan komunikatif. struktur, bunyi atau kosakata
Pendekatan komunikatif merupakan secara terpisah-pisah.
pendekatan yang dilandasi oleh (3) Tujuan yang ingin dicapai adalah
pemikiran bahwa kemampuan kemampuan komunikasi
menggunakan bahasa dalam (communicative competence), yaitu
berkomunikasi merupakan tujuan yang kemampuan menggunakan sistem
harus dicapai dalam pembelajaran bahasa secara efektif dan betul.
bahasa. Bahasa tidak hanya dipandang (4) Kelancaran menggunakan bahasa
sebagai seperangkat kaidah, tetapi lebih yang dapat diterima, menjadi
luas lagi, yakni sebagai sarana untuk tujuan utama yang ingin dicapai.
berkomunikasi. Bahasa ditempatkan Keakuratan penggunaan bahasa
sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi dilihat dari konteks
komunikatif. penggunaannya.
Menurut Littlewood (dalam (5) Materi pelajaran disusun dan
Zuchdi dan Budiasih, 1997: 34) ditahapkan melalui pertimbangan
pendekatan komunikatif didasarkan pada isi, fungsi, atau makna yang
pemikiran sebagai berikut: menarik.
(1) Pendekatan komunikatif membuka (6) Variasi kebahasaan merupakan
diri bagi pandangan yang lebih luas konsep sentral dalam materi
tentang bahasa. Hal ini terutama pelajaran dan metodologi.
dilihat bahwa bahasa tidak terbatas (7) Apabila diperlukan dan berguna
pada tatabahasa dan kosa kata, bagi siswa, penerjemahan dapat
tetapi juga pada fungsinya sebagai dilakukan.
sarana berkomunikasi. (8) Jika diperlukan campur kode
(2) Pendekatan komunikatif membuka dengan bahasa ibu dapat dilakukan
diri bagi pandangan yang luas (9) Dialog, jika digunakan, berkisar
dalam pembelajaran bahasa. Hal pada fungsi-fungsi komunikatif
itu menimbulkan kesadaran bahwa dan biasanya tidak dihafalkan.
mengajarkan bahasa, tidak cukup (10) Bukan ucapan yang persis seperti
dengan memberikan bentuk-bentuk ucapan penutur asli yang dicari,
asing kepada siswa, tetapi siswa tetapi ucapan yang dapat dipahami.
harus mampu mengembangkan (11) Usaha untuk berkomunikasi
cara-cara menerapkan bentuk- dianjurkan sejak tingkat
bentuk itu sesuai dengan fungsi permulaan.
bahasa sebagai sarana komunikasi (12) Bahasa yang diciptakan oleh
dalam stuasi dan waktu yang tepat. individu-individu sering kali
Ciri pendekatan komunikatif yang melalui trial and error.
lain dikemukkan Finoccaro dan Brumfit (13) Guru membantu siswa dengan cara
(dalam Sumardi,1992:100). Pendekatan apa pun yang mendorong siswa
komunikatif mempunyai ciri sebagai menggunakan bahasa yang
berikut: dipelajari.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 47


(14) Siswa diharapkan dapat memungkinkan siswa dapat berbahasa
berinteraksi dengan orang lain sesuai konteks, (d) sistem bahasa
melalui kerja berpasangan atau (struktur, kosa kata, fonem, ejaan,
kelompok, baik secara langsung intonasi, dan lafal), (e) sastra, tidak
maupun melalui tulisan. dijadikan bahasan yang berdiri sendiri,
Pengajaran bahasa yang tetapi diintegrasikan dengan
komunikatif nampak lebih humanistik, keterampilan berbahasa.
yaitu sentralitas kegiatan lebih banyak Sumber materi yang diutamakan
berada pada siswa. Guru hanya sebagai dalam pendekatan komunikatif ialah
fasilitator, siswa diberi kebebasan, materi yang otentik, berupa bahasa
otonomi, tanggung jawab dan kreativitas otentik, yaitu bahasa sebagaimana
yang lebih besar dalam proses belajar digunakan dalam konteks nyata. Dengan
(Stevik, dalam Sumardi, 1992). Sebagai demikian, siswa akan dihadapkan pada
fasilitator guru mengkoordinasikan bahasa nyata yang ditemui dalam
kegaiatan siswa yang harus bisa masyarakat bahasanya.
menjamin kegiatan kelas berjalan Setiap pendekatan pembelajaran
dengan baik. Dalam kegiatan selalu lahir dari sejumlah asumsi, antara
komunikatif, guru berperan sebagai lain asumsi teori bahasa dan teori
individu yang diharapkan memberi belajar. Dari segi teori bahasa, asumsi
nasihat, memantau kegiatan siswa, yang dijadikan dasar pendekatan
menentukan latihan, dan memberikan komunikatif ialah sebagai berikut:
bimbingan (Littlewood, dalam Sumardi, (1) Bahasa adalah sistem untuk
1992). mengekspresikan makna.
Tujuan pengajaran bahasa menurut (2) Fungsi utama bahasa ialah untuk
pendekatan komunikatif ialah untuk : (a) sarana interaksi dan komunikasi.
mengembangkan kompetensi (3) Struktur bahasa memantulkan
komunikatif siswa, yaitu kemampuan penggunaan-penggunaan
menggunakan bahasa yang dipelajarinya fungsional dan komunikasi.
itu untuk berkomunikasi dalam berbagai (4) Unit-unit utama bahasa tidak hanya
situasi dan konteks, (b) meningkatkan gambaran mengenai tatabahasa dan
penguasaan keempat keterampilan strukturnya, tetapi juga kategori-
berbahasa yang diperlukan dalam kategori makna fungsional dan
berkomunikasi. komunikatif sebagaimana terdapat
Adapun materi pelajaran utamanya dalam wacana.
ialah : (a) empat keterampilan berbahasa, (5) Ada tujuh fungsi dasar yang
(b) fungsi-fungsi bahasa yang diperlukan ditampilkan bahasa untuk pebelajar
siswa, seperti fungsi bertanya, bahasa, seperti diungkapkan
menjawab, menyapa, menyangkal, Halliday (dalam Aminuddin, 1996)
mengajukan pendapat, dan lain-lain. sebagai berikut:
Siswa dilatih menggunakan bahasa (a) Fungsi Instrumental, bahasa
untuk berbagai fungsi tersebut sebagai dapat difungsikan sebagai
alat komunikasi, bahasa digunakan wahana untuk memenuhi
untuk berbagai fungsi yang wujud keperluan, misalnya kontak
penampilannya berbeda-beda, (c) bisnis, dialog, membuat surat,
variasi-variasi bahasa, di samping pengumuman, dan lain-lain
variasi baku/ formal, untuk

48 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


(b) Fungsi Regulator, bahasa menemukan dan menyusun gagasan, (b)
dapat digunakan untuk menyusun kata-kata dan kalimat untuk
mengatur perilaku dan membentuk satuan-satuan pengertian
hubungan orang yang satu yang telah disusun, dan (c) menentukan
dengan yang lain. Misalnya strategi dan bentuk kegiatan untuk
memberikan pengarahan, menggunakan benuk-bentuk pengertian
peraturan di kelas, menyusun yang telah dibahasakan ke dalam
pedoman, dan aturan lain. kegiatan tertentu. Ditinjau dari segi
(c) Fungsi Interaksional, bahasa kebahasaannya, kemampuan di atas juga
dapat digunakan untuk mempersyaratkan dukungan kemampuan
mengadakan percakapan, memahami kata-kata, struktur kata dan
tukar pendapat, diskusi, dan kalimat, dan kemampuan memahami
menulis surat kepada teman sistem bunyi atau sistem penulisan
(d) Fungsi Personal, bahasa sebagaimana tertera dalam kaidah ejaan.
dapat digunakan untuk Meskipun pengguna bahasa dalam
mengungkapkan pengalaman, berbagai fungsinya memerlukan
pendapat pribadi, dukungan pemahaman aspek
menyampaikan gagasan kebahasaan, sama sekali bukan berarti
dalam diskusi, dan bahwa bila siswa setelah memahami
mengusulkan sesuatu. perihal fonologi, morfologi, sintaksis,
(e) Fungsi Imajinatif, bahasa dan semantik lalu siswa terampil
dapat digunakan untuk berbahasa. Menurut Halliday (dalam
mengekspresikan imajinasi Aminuddin, 1996), siswa memahami dan
dan daya kreativitas, terampil berbahasa justru karena mereka
misalnya menulis puisi, cerita menghayati penggunaan bahasa dalam
fiksi, dan drama. berbagai fungsinya.
(f) Fungsi Heuristik, bahasa Sebagaimana pemahaman perihal
merupakan wahana untuk kebahasaan, pemahaman bagaimana
mencari dan menemukan menggunakan bahasa dalam kegiatan
pemahaman, misalnya menyimak, berbicara, membaca, dan
penggunaan bahasa dalam menulis juga harus didasarkan pada
wawancara, bermain peran, aktivitas kegiatan berbahasanya.
dan proses berpikir untuk
memahami dan
menyimpulkan sesuatu.
(g) Fungsi Informatif, bahasa
digunakan dalam
menyampaikan berita,
laporan lisan/tulis, dan
menggambarkan sesuatu,
misalnya menyampaikan
telegram, surat, serta
penyusunan laporan.
Untuk memanfaatkan bahasa
dalam berbagai fungsinya, penutur suatu
bahasa harus memiliki kemampuan (a)

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 49


Bacaan 5 pemahaman. Pengertian dan pemahaman,
sangat penting untuk suatu pengetahuan
BAB II
jawaban. Sedangkan jawaban terhadap
TEKNIK MENGAJAR DENGAN suatu permasalahan, pada gilirannya akan
membawa anak didik untuk lebih banyak
PENDEKATAN LINGKUNGAN
bertanya lagi, itulah inqury. Proses di atas,
ALAM SEKITAR merupakan
siklus yang selalu berkaitan satu sama lain.
Ada beberapa elemen dasar yang perlu
Dengan kata lain, inkuiri dan proses
diperhatikan, sehubungan dengan
penemuan akhirnya bersama-sama akan
pengimplementasian suatu pendekatan di
menuju kepada upaya untuk mendapatkan
dalam proses belajar mengajar.
jawaban-jawaban dari suatu permasalahan,
Pertama, semua pendekatan mengajar
yang pada hakekatnya merupakan awal
adalah baik dan dapat digunakan. Hal ini
untuk mengenali masalah-masalah baru.
tergantung dari sejauhmana penyiapan
Ketiga, dari kegiatan belajar dengan
kegiatan belajar mengajar dan materi yang
pendekatan lingkungan alam sekitar,
akan diajarkan. Kedua hal tersebut, sangat
memungkinkan anak didik untuk
berpengaruh terhadap proses belajar anak.
merespon dengan seluruh kemampuan
Kegiatan belajar anak yang berinteraksi
berfikir, anggota badan, serta segala minatnya.
langsung dengan benda nyata, dapat
Anak-anak dengan spontan akan menggunakan
merangsang kepekaan berfikir dan
seluruh indera yang dipunyainya. Keadaan
persepsinya di dalam memformulasikan
seperti ini, sukar ditemui di dalam kegiatan
konsep- konsep ke arah pemahaman yang
belajar mengajar di dalam kelas. Anak
lebih baik. Sehingga, pengetahuan yang
didik merespon dengan segala aktivitas
diperoleh dan dibentuk sebelumnya, akan
motorik, emosi, fikiran, dan perasaannya,
terus diperbaiki dan dilengkapi.
serta dengan cara-cara yang hanya
Kedua, dampak positif mengajar dengan
diketahui oleh dirinya sendiri. Itu semua,
pendekatan lingkungan alam sekitar,
mempunyai nilai yang sangat berharga di
memberikan kesempatan dan dorongan
dalam proses menumbuhkembangkan
untuk pengembangan inkuiri anak dalam
pribadinya.
usaha memecahkan masalah (problem
Strategi mengajar yang selalu diidentikkan
solving). Inkuiri merupakan kegiatan
dengan mengajar melalui pendekatan
mencari data-data lain, biasanya melalui
Hngkungan alam sekitar, adalah pendekatan
proses sebagai berikut: (a) dengan
eksplorasi dan penemuan. Secara umura,
membuat pertanyan-pertanyaan, yang
prosedur mengajar dengan pendekatan
dilanjutkan dengan proses investigasi.
Hngkungan alam sekitar meliputi: sistematika
Proses penemuan (discovery) terjadi ketika
penggunaan pertanyaan-pertanyaan yang
investigator, yang dalam hal ini adalah
dibuat, lebih mengarah kepada proses untuk
anak didik, mendapatkan pengetahuan atau
memacu berfikir, observasi, serta bersikap
menyadari tentang sesuatu yang
teliti terhadap segala bagian sekecil apapun,
sebelumnya tidak dikenal atau
yang dianggap penting bagi anak didik itu
diketahuinya. (b) proses inkuiri dan
sendiri.
penemuan, saling berkaitan dan
Anak didik diarahkan untuk
menunjang proses pemecahan masalah
mengeksplorasi benda-benda dan proses-
tentang hal-hal yang merupakan bagian
proses dilingkungan alam sekitar yang
penting untuk dipelajari dan dipahami.
belum pernah mereka kenal sebelumnya,
Perlu diingat, bahwa inkuiri akan
melalui keterampilan bertanya. Di dalam
membawa kepada proses penemuan.
kegiatan bertanya, anak dibimbing untuk
Discovery merangsang terbentuknya
melihat dan mengamati sendiri. Selanjutnya,
pendapat. Dan terjadinya suatu pendapat
mereka dipacu untuk memikirkan tentang
menunjukkan adanya suatu pengertian dan

50 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


apa-apa yang mereka amati, dan non directive dan sebagainya. Apapun
mengintegrasikan serta mensitesa bagian- label dari pendekatan-pendekatan tersebut,
bagian yang sesuai dengan hasil pengamatan, di dalam proses belajar mengajar tetap
sampai mereka dapat memformulasikan mempunyai satu tujuan utama yaitu
kesimpulan dari pertanyaan "apa yang terjadi melibatkan anak didik dalam rangka
disini?". Oleh sebab itu, pengetahuan lebih mengembangkan kemampuan mereka agar
banyak diperoleh melalui penggunaan dapat memformulasikan pertanyaan-
sumber-sumber dan materi yang sifatnya pertanyaan yang datang dari dirinya, serta
nyata, daripada melalui deseminasi verbal. berusaha untuk mencari jawabannya
Mengajar dengan pendekatan sendiri. Dengan kata lain, penggunaan
Hngkungan alam sekitar diimplikasikan pendekatan inkuiri, pada hakekatnya
dengan kegiatan di luar kelas sangat penting bertujuan untuk membimbing anak didik
dalam rangka melibatkan anak didik untuk agar dapat "mencari sesuatu oleh dan
mencari pengalaman belajamya. Di dalam untuk dirinya sendiri".
cara ini siswa dimotivasi untuk Pada bagian berikut ini, akan
menggunakan semua inderanya (belajar dibicarakan tentang masalah-masalah
dengan multi sensories) di dalam mencari sebagai berikut : (1) ceramah bukan
jawaban terhadap segala misteri yang metode mengajar yang efektif, (2) belajar
mereka temukan. Segala pengalaman, eksplorasi (eksploratory), (3) inkuiri
pengetahuan dan pemahaman yang mereka (inquiry) dan pemecahan masalah
peroleh merupakan kekuatan argumen untuk (problem solving). Yang kesemuanya,
menyusun kembali, menambah, akan membantu di dalam memperjelas
menyempumakan atau menggantikan perbedaan antara pendekatan ceramah
pengalaman pertama yang diperoleh dari yang monoton dengan strategi mengajar
sesuatu yang mereka lihat di dalam yang menggunakan inquiry dan
kegiatan di Hngkungan alam sekitar, yang eksploratory.
ingin mereka ketahui. Anak didik
menggantikan pengalaman pertama yang 1. Ceramah bukan metode mengajar
mereka peroleh dari yang mereka lihat, yang efektif
dengar, cium, kecap, dan rasa ke dalam Ceramah bukan metode mengajar yang
bentuk simbol-simbol atau teks. Sehingga, efektif, hal ini disebabkan di dalam
menjadi sesuatu yang bermakna, dalam ceramah hanya berpegang kepada
rangka melengkapi pengetahuan verbal yang penggunaan kata-kata saja. Sehingga
telah mereka punyai selama ini. Dengan menjadikan anak-anak tenggelam di dalam
kata lain, sesuatu yang dianggap baru atau lautan kata-kata.
aneh dari sesuatu yang sering ditemui anak- Gambaran keadaan ini, misalnya: Bapak
anak, sebenarnya sudah tidak asing lagi Amir menyiapkan pelajaran untuk anak-
bagi mereka. Anak akan lebih cepat anak kelas enam yang kegiatannya
memahami, apabila guru lebih banyak dilakukan di dalam ketas. Bapak Amir
menggunakan pendekatan eksplorasi di melaksanakan kegiatan proses belajar
dalam kegiatan belajar mengajarnya. mengajar dalam gaya yang sudah umum,
seperti berikut ini: "Anak-anak sekarang
A. Inkuiri di dalam Laboratorium bapak akan menerangkan tentang fosil
Lingkungan Alam Sekitar yang bapak temukan pada waktu bapak
Sebagai strategi pembelajaran liburan kemarin ke pantai Anyer. Fosil ini,
untuk proses "penemuan", inkuiri namanya Cephalopoda. Fosil ini berasal
mempunyai elemen-elemen yang meliputi dari laut zaman Ordovisian sekitar 360
pendekatan-pendekatan belajar lainnya, sampai 420 juta tahun yang lalu. Kata
seperti: problem solving, metoda "fosil" berarti menggali yang berasal dari
discovery, metoda socrates, pendekatan kata latin "fodese" yang diterjemahkan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 51


secara langsung sebagai "menggali". Asal harganya, sebagai fasilitas belajar anak-
mula digunakannya kata fosil, karena anak. Mereka akan sangat senang apabila
hampir segala macam komposisi mineral dibawa pulang ke obyek yang bisa mereka
atau bentuk aneh lain, diperoleh dari hasil pelajari. Tetapi perlu diperhatikan, obyek
galian. Tetapi sekarang kata "fosil" berarti belajar yang akan digunakan harus
bukti langsung kehidupan masa lampau, dipertimbangkan secara cermat dan teliti
seperti: tulang dinosaurus, sisa-sisa untuk keselamatan siswa. Di sinilah
tumbuhan dan juga cetakan kaki hewan- perhitungan, pertimbangan serta penelitian
hewan yang telah musnah. Kerap kali kita awal perlu dilakukan guru. Anak didik
menemukan fosil pada batuan sedimen akan senang di bawa ke lingkungan yang
(endapan) dan mungkin juga ditemukan sebenarnya, karena mereka akan
pada batuan yang berasal dari magma mempunyai kesempatan untuk
ataupun metamorf. mengekplorasi sesuatu oleh dirinya
Keadaan seperti di atas, sering terjadi, sendiri. Mereka akan dengan sendirinya
tidak terkecuali di kelas-kelas modern. menentukan langkah atau keputusan untuk
Monolog bapak Amir, hampir menyita mendapatkan informasi yang mereka
seluruh waktu yang tersedia. Sehingga, butuhkan. Dan buku-buku akan
anak didik tidak mempunyai kesempatan berperan penting sebagai pemberi
untuk berinteraksi satu sama lain sebagai informasi yang mereka dapatkan dari
inquirer atau dengan obyek pelajaran itu lingkungan. Di sinilah, guru akan
sendiri, yang dalam hal ini adalah fosil. menyadari bahwa kegiatan belajar anak
Untuk itu, ceramah dapat dikatakan sebenarnya merupakan tanggung jawab
sebagai metoda mengajar yang kurang anak itu sendiri. Peran guru bukanlah
efektif untuk terjadinya proses pemahaman semata-mata sebagai pendikte atau
anak sebagai hasil dari kegiatan belajar pemberi informasi, tetapi lebih cenderung
mengajar apabila tidak digabungkan sebagai fasilitator belajar anak.
dengan metode-metode mengajar lainnya. Sebagai ilustrasi dari kegiatan di atas,
komunitas dua arah antara guru dar siswa
2. Belajar Eksploratory akan sangat baik. Guru bukan lagi
Dengan cara yang sangat berbeda dari dianggap sebagai penguasa tunggal d
yang diuraikan di atas, proses dalam kelas, tetapi lebih cenderung
pembelajarannya, kita ganti dengan dianggap sebagai teman yang bisa diajal
memanfaatkan lingkungan alam sekitar berdiskusi tentang masalah-masalah yang
sekolah sebagai fasilitas belajar anak. mereka temukan. Di bawah ini, merupakai
Lingkungan alam sekitar sangat bervariasi, salah satu contoh dialog yang mungkin
dimulai dari permukaan tanah yang tidak akan terjadi di dalam kegiatan belaja
rata, bukit, kebun, kolam, sawah, sungai eksploratory antara guru dan anak
dan sebagainya. Hal itu semua, merupakan didiknya.
fenomena menarik dan khas yang akan Siswa : Pak Amir, lihat apa yang saya
memacu anak didik untuk melakukan temukan ini, kira-kira apa ini?
eksploitasi. Misalnya, permukaan tanah Bpk. Amir : Hm, saya kurang begitu tahu,
yang tidak rata seperti terlihat jelas pada marilah kita lihat lebih dekat dan teliti lagi
tebing, yang tersusun oleh bermacam- (Bp. Amir tahu, dia hanya tidak
macam hasil proses alam, pelapukan, mengatakannya, untuk hal itu). Kesini
pengikisan oleh air, baik air hujan maupun coba kita lihat di bawah kaca pembesar.
air sungai itu sendiri. Sehingga, akan Apa yang kamu lihat?
terlihat seperti lukisan dengan bermacam- Siswa : Saya melihatnya seperti cangkang
macam warna dan lapisan. Tebing di kiri kerang
kanan sungai merupakan tempat keindahan Bp. Amir : Coba lihat lagi yang lebih teliti,
dan keanehan alami yang tidak ternilai apakah benar itu cangkang kerang?

52 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Siswa : Kelihatannya bukan, saya tidak Siswa : Yah! Saya fikir tentang apa yang
menemukan bahan yang biasa ada dan telah terjadi di atas, saya ingat cangkang
ditemukan dalam cangkang kerang, karena kerang sering ditemukan di pantai-pantai
berbeda dengan yang sering saya temukan yang terbawa oleh arus ombak dan
waktu saya diajak piknik oleh bapak/ ibu kembali lagi terbawa ke laut untuk
ke pantai. selanjutnya terkubur pasir yang terbawa
Siswa : Kelihatannya hanya cetakan bekas arus. Beberapa cangkang kerang terbawa
cangkang kerang saja pada batu ini, saya ombak ke pantai dan sebagian lagi ke laut.
heran bagaimana kerang bisa masuk ke Saya melihat beberapa cangkang kerang
dalam batu. terkubur pasir dan setelah beberapa saat
Bp.Amir : Apa lagi yang dapat kamu lihat cangkang kerang tersebut sudah tidak
dari sana? terlihat lagi, tertimbun pasir, dalam
Siswa : Saya melihat banyak sekali butiran sekejap saja cangkang kerang tersebut
pasir yang halus telah hilang terkubur pasir, apalagi bila
Bp.Amir : Ke sini, bapak belah sedikit telah berlangsung berjuta-juta tahun,
dengan pisau supaya kamu lebih jelas segala sesuatu yang telah terkubur itu bisa
melihatnya. Menurut kamu seperti apa ini? berubah menjadi batu
Siswa : Saya fikir, itu seperti pasir, ya ! Bp.Amir : Kamu telah berfikir sangat baik
benar ini pasir, saya masih heran dan dan sudah berfikir begitu jauh, tentang apa
belum mengerti bagaimana bisa terjadi yang terjadi terhadap cangkang kerang itu
cetakan cangkang kerang pada batu ini sendiri (siswa yang sampai saat ini sudah
Bp.Amir : Marilah barangkali kita bisa benar-benar mengerti dan dapat
menelusurinya untuk memecahkan menangkap dan menjelaskan masalah,
persoalan ini. Dimana biasanya kita serta mencoba untuk menjelaskan atau
temukan cangkang kerang yang mirip memecahkan misteri proses terbentuknya/
seperti ini? terjadinya fosil). Oh ya, sejumlah
Siswa : Kalau liburan sekolah saya sering cangkang keran akan terlepas dari
diajak ayah dan ibu liburan ke pantai dan pegangannya untuk selanjutnya terbawa
saya sering banyak menemukan cangkang ombak sampa di pantai uan terbawa lagi
kerang seperti ini di pantai, beberapa oleh air untuk selanjutntya sedikit demi
diantaranya mirip seperti yang saya sedikit tertimbun oleh pasir. Timbunan
temukan ini pasir makin lama makin tebal menututupi
Bp.Amir : Baiklah, sekarang lihat bila kita cangkang kerang tersebut dan terbentuklah
dapat menggunakan semua fakta yang kita laopisan lapisan pasir yang makin lama
ketahui untuk lebih jauh dapat makin padat dan tebal. Karena pengaruh
memecahkan masalah ini. Yang kamu zat kimia atau unsur-unsur yang larut
temukan ini pada zaman dahulu asalnya dalam air akan menjadi bagian dari lapisan
berupa cangkang kerang biasa, sekarang pasir yang dengan sendirinya zat-zat kimia
kerang yang seperti ini sudah tidak ada atau mineral-mineral tersebut menjadi
lagi, tetapi kita mempunyai kunci untuk bagian dari lapisan pasir. Keadaan seperti
mengatakan bahwa jenis kerang ini pernah ini terus berlangsung beratus dan berjuta
ada yaitu dengan adanya fosil ini (catatan : juta tahun lamanya sehingga terbentuklah
istilah fosil baru diberitahukan di sini). padatan diantaranya tercetak dalam
Coba kamu fikirkan ceritera selanjutnya cangkang kerang tersebut.
mengenai proses sampai terjadi fosil yang Kegiatan seperti diatas akan berjalan
kamu temukan itu. kira-kira apa yang dengan penuh minat dari anak untuk waktu
terjadi dengan hal itu? (setelah mendapat yang relatif panjang. Ivestigasi akan lebih
pengertian dan gambaran tentan hal mudah untuk dikembangkan dalam jangka
tersebut diatas) waktu beberapa hari. Anak-anak akan
terlibat langsung didalam kegiatan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 53


eksplorasi di lingkungan luar sekolahnya yang dipunyai oleh bunga tumbuhan itu?
dengan menggunakan bermacam-macam Bagaimana letak daun pada batang
sumber belajar yang ada di dalam kelas. tumbuhan itu? Apakah batang tumbuhan
Buku-buku sumber akan sangat berguna itu halus atau kasar berbulu? Gambar
bagi anak sebagai bahan acuan untuk sketsa daun dari tumbuhan itu supaya
memperoleh informasi tambahan yang kamu mempunyai catatan bentuk daunnya!
berhubungan dengan masalah-masalah Guru : Baiklah, sekarang kita observasi
yang ditemukan dan sedang dipecahkan dan teliti tumbuhan itu dengan cara yang
didalam kegiatar belajar tersebut. sedikit berbeda. Sampai saat ini kita telah
Untuk mengajar dengan cara seperti bapak membaca untuk lebih mengenal ciri-ciri
Amir, diperlukan keterampilan, dari tumbuhan itu, sehingga kita dapat
pengalaman, dan kesabaran, misalnya di mengetahui tumbuhan lain yang mirip
dalam menyusun rencana untuk kegiatan dengan tumbuhan tersebut di dalam buku
inkuiri, serta membimbing dan membawa literatur. Mari kita lihat lebih dekat lagi,
anak kepada jalannya self-directed inquiry, dimana tumbuhan itu tumbuh?
guru perlu mewaspadai arah pemikiran Siswa : Kebanyakan tumbuhan itu tumbuh
anak didik. Mereka sering lebih terfokus di tempat-tempat yang terkena sinar
kepada mencari jawaban dari matahari langsung
pertanyaannya sendiri, sehingga tujuan Guru : Ambil sedikit tanahnya, coba
inkuiri untuk mencari informasi-informasi rasakan dengan tangan kananmu, apakah
yang diperlukan kadang-kadang tanahnya berpasir atau tanah liat (lembek)?
terabaikan. Siswa : Saya merasakan tanahnya berpasir,
Maksud dari inkuiri adalah mencari dan benar di sekitar sinipun banyak batu-
informasi untuk setiap bagian dari temuan- batuan juga.
temuan siswa. Proses investigasi lebih Oleh sebab itu, ajuan pertanyaan perlu
banyak melibatkan siswa dan guru itu diteruskan dan data yang ada terus
sendiri, yang kedua-duanya merupakan dikumpulkan, diamankan, dianalisa.
pelajar, walaupun guru pada kenyataannya Selanjutnya, dipilih data-data yang
harus dapat merancang pertanyaan- raenunjang konsep dasar dan kesimpulan
pertanyaan yang tidak mudah untuk umum yang berhubungan dengan
ditemukan jawabannya oleh siswa. Ini penampilan bunga tersebut, dari
merupakan suatu hal yang melawan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya.
kebiasaan lama di dalam proses belajar
mengajar, karena guru biasanya sudah tahu 3. Inkuiri
lebih dahulu jawaban dari pertanyaan atau Sudan tidak terhitung banyaknya temuan-
masalah yang diajukan. Berikut ini, contoh temuan baru di dalam bidang sains yang
pertanyaan yang merangsang ke dua belah kita ketahui saat ini. Temuan-temuan
pihak (guru dan murid) untuk belajar tersebut, tidak mungkin bisa terwujud
bersama-sama tentang sesuaru. kalau investigator atau inquirer hanya
Guru : Bagus, nah sekarang mari kita lihat mengandalkan kepada pertanyaan-
hal-hal yang dapat kita pelajari. Coba pertanyaan yang sudah diketahui jawaban
sampai berapa cm (senti meter) sebenarnya sebelumnya. Seorang ahli inkuiri yang
tumbuhan itu dapat tumbuh? telah berpengalaman, akan menggunakan
Anak-anak akan melakukan pengukuran seni membuat pertanyaan yang dapat
tinggi batang tumbuhan itu dengan teliti membawa anak didik kepada proses
dan selanjutnya mereka akan menghitung penemuan jawaban-jawaban dari masalah-
rata-rata tinggi batang tumbuhan dari masalah yang belum diketahui
species itu. Selanjutnya, guru meneruskan jawabannya. Sebagai gambaran, di sini
investigasi dengan pertanyaan seperti sebaiknya kita lihat inkuiri dari eksplorer
"berapa banyak lembar mahkota bunga anak kelas 3 SD. Mereka merupakan

54 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


penemu-penemu potensial yang senang menggelitik hatinya, misalnya "saya heran
mendatangi lapangan rumput atau tempat- mengapa....?" "saya heran kapan....?".
tempat lain di sekitar sekolah. Mereka Serangkaian kejadian, dapat dijadikan
akan datang ke dekat bunga-bunga yang sebagai bahan untuk menggali pertanyaan-
ada dan mereka akan mendekati pertanyaan pada anak, sesuatu yang
sekelompok bunga yang asing baginya, mengherankan ataupun yang
mungkin asing juga bagi gurunya sendiri. mengagumkan bagi diri anak, dapat
Percakapan seperti berikut mungkin akan dijadikan sebagai permasalahan yang
terjadi. menuntut untuk dicari jawabannya.
Siswa : Saya belum pernah melihat Semuanya, dapat dikaitkan dengan proses
tumbuhan ini sebelumnya. Saya tidak tahu inkuiri. Contoh situasi seperti di atas,
tumbuhan apa ini? menggambarkan guru dan siswa sedang
Guru : Sebelum kita mencoba untuk menghadapi masalah yang menuntut
mengetahui tumbuhan apa sebenarnya pemecahan lebih lanjut. Strategi yang
yang ada dihadapan kita ini, marilah kita perlu dilakukan oleh guru adalah
lihat berapa jumlah yang ada memotivasi siswa dan membawanya ke
dihadapanmu, apakah kamu melihat dalam inkuiri. Siswa diajak untuk selalu
tumbuhan lain semacam ini di sekitar sini? bertanya tentang sesuatu masalah yang
Siswa : Yah ! saya menemukan yang ingin dicari jawabannya.
lainnya di sebelah sana Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditujukan
Guru : Baiklah, sekarang bagaimana kamu kepada guru, dan guru yang ditanyai itu
dapat mengambil satu batang tumbuhan hanya dapat menjawab dengan kata-kata
lain yang mirip dengan tumbuhan itu ? "ya" atau "tidak". Pendekatan khusus ini,
Siswa : Ini saya dapatkan tumbuhan yang menekankan kepada siswa untuk tidak
warna bunganya sama dan bentuk serta hanya mengobservasi sesuatu lebih dekat
besarnya hampir sama. lagi dan mencari data saja, tetapi juga,
Dari kegiatan di atas, anak-anak tanpa yang lebih penting dari itu adalah
disadari telah mempelajari karakteristik mengungkapkannya ke dalam bentuk
tumbuhan, habitat dan kebutuhan pertanyaan-pertanyaan inkuiri. Sebagai
tumbuhan tersebut baik secara khusus gambaran lebih jauh dari hal ini, bahwa
maupun secara umum. Inkuiri seperti ini, guru harus mengacu kepada suatu keadaan
dapat dilaksanakan di dalam situasi yang lebih terbuka, lebih banyak mengajak
laboratorium alam sekitar. Dengan kata siswa untuk berfikir kreatif, analitis, dan
lain, siswa telah terlibat di dalam dan sistematis di dalam memecahkan sesuatu
dengan obyek belajar yang dipersiapkan masalah. Contoh, siswa-siswa dari suatu
oleh alam. kelas diajak untuk melihat pohon yang
bagian pangkal akarnya menyembul di atas
4. Problem Solving permukaan tanah, dan akar pohon itu
Apakah mungkin kita dapat memotivasi ditutupi oleh kulit luar yang tebal dan
anak usia sekolah dasar untuk terlibat kasar. Guru membawa anak-anak untuk
dalam inkuiri? Anak-anak usia sekolah memecahkan masalah tentang akar pohon
dasar secara alami mempunyai sifat ingin yang keadaannya seperti yang telah
tahu (curious) yang sangat besar. Inkuiri disebutkan tadi. Pertanyaan pertama yang
kebanyakan terjadi karena dorongan hati diajukan guru tentang masalah itu adalah:
anak-anak itu sendiri, yang disebabkan "apa yang terjadi di sini?' Untuk
oleh rasa ingin tahu dan keheranannya selanjutnya, siswa dibebaskan untuk
terhadap suatu fenomena yang mereka membuat pertanyaan-pertanyaan sendiri
temukan. Hal tersebut, biasanya terwujud sehubungan dengan hal tersebut di atas,
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berdasarkan hasil observasinya. Dialog
yang terjadi adalah sebagai berikut:

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 55


Siswa : Apakah pohon ini mati? Siswa dituntut untuk mensintesis data hasil
Guru : Tidak pengamatannya, untuk dijadikan
Siswa : Apakah ini merupakan bagian pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dan
penting dari pohon? mengarah kepada kesimpulan. Di dalam
(akar tersebut kelihatannya seperti bagian situasi seperti ini, siswa dapat memperoleh
dari batang, sebab akar besar tersebut pengetahuan tentang seni bertanya.
ditutupi oleh kulit yang tebal, seperti Strategi pemecahan masalah, seperti
halnya pada batang) halnya dalam situasi belajar mengajar
Guru : tidak seperti ini, siswa pada dasarnya dilatih dan
Siswa : Kalau begitu, apakah ini akar dipersiapkan untuk bisa melakukan inkuiri
Guru : ya sendiri, dapat berdiri sendiri dalam situasi
Siswa : Apa yang terjadi dengan tanah? sekolah, dalam arti tidak selalu harus
Guru : Ingat, saya hanya menjawab "ya" disuapi
dan "tidak". Silahkan susun lagi oleh guru. Sehingga, kita bisa mempunyai
pertanyaan-pertanyaan kamu! "anak didik yang utuh, sebagaimana
Siswa : Apakah tanah terkikis dari akar halnya manusia seutuhnya" yang mampu
Guru : Ya! untuk belajar dan memecahkan
Siswa : Tetapi ini tidak seperti akar, permasalahannya sendiri.
karena tertutup oleh kulit yang tebal.
Guru : Buatlah pertanyaan-pertanyaan B. Pendekatan Pengalaman Langsung
lainnya! Dalam Belajar Mengenal Tumbuhan
Siswa : Ketika akar pohon ini tertutup Proses pembelajaran yang dimulai dari
tanah, mungkinkah kulitnya akan halus? objek nyata, akan lebih baik daripada
Guru : Ya dimulai dari buku pelajaran yang
Siswa : Saya kira saya telah menemukan diteruskan ke lapangan untuk
jawabannya. Apakah terjadinya kulit tebal mengidentifikasi tumbuhan dan
pada akar tumbuhan itu maksudnya untuk membuktikan deskripsinya. Marilah kita
melindungi akar yang tidak tertutup tanah? coba dengan menggunakan pendekatan
Guru : Itu pertanyaan yang bagus, itu pengalaman langsung, sehingga
barangkali jawaban tentang apa yang diharapkan akan terjadi situasi kegiatan
terjadi dengan akar pohon itu, kamu telah belajar mengajar yang lebih realistis.
menjawabnya sendiri dan hal itu membuat Banyak tumbuhan yang belum dikenal dan
saya sangat bangga terhadap kalian. bisa kita gunakan untuk memulai kegiatan
Strategi mengajar seperti ini, merupakan belajar mengajar. Sering kali kita
kebalikan dari prosedur mengajar yang berkeinginan untuk mengetahui dan
biasa dilakukan oleh guru-guru. Guru-guru menemukan nama tumbuhan yang belum
umumnya yang bertanya dan siswa dikenal itu, baik familinya ataupun
menjawab. Di sini, guru berperan hanya namanya. Salah satu cara terbaik untuk
sebagai pembimbing dan pendorong minat membantu hal tersebut, adalah dengan
anak didik untuk menjadi inquirer. mempelajarinya lebih banyak lagi (tidak
Sedangkan guru semata-mata hanya hanya sampai nama saja). Banyak ahli
mengkonfirmasikan informasi-informasi sains yang dapat memberikan nama lain
yang diperoleh siswa dengan menjawab setelah nama yang satu diketahui, mungkin
"ya" atau "tidak". Dalam rangka satu atau malahan bisa juga dua nama
memfokuskan anak kepada pertanyaan- latinnya. Hal ini, membuktikan,
pertanyaan yang sesuai, guru lebih banyak pengetahuan manusia tentang tumbuhan
member! kesempatan dan keleluasaan masih sangat sedikit. Mereka mungkin saja
kepada anak untuk terlibat dengan obyek tidak mengetahui, misalnya pohon tersebut
sebenarnya yang sedang dicari jawaban berbunga, burung apa yang biasa membuat
pemecahannya. sarang di sana, bentuk macam buah,

56 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


tekstur kulit luar pohon atau kualitas kayu, Teknik yang cukup efektif untuk kegiatan
dan untuk apa kayu itu digunakan. ini, ialah dengan mengelompokan siswa
Pendekatan eksploratory, dapat langsung dua-dua. Setiap kelompok yang
diadaptasikan untuk kegiatan belajar beranggotakan 2 (dua) orang tersebut,
seperti ini. Pada prakteknya, kegiatan ini masing-masing disuruh untuk memilih
bersifat alami. Tehnik mengajar dengan pohon yang berbeda. Masing-masing
pendekatan lingkungan alam sekitar, kelompok diinstruksikan untuk
adalah kegiatan yang melibatkan anak mempelajari pohon yang dipilihnya untuk
untuk berhadapan langsung dengan obyek jangka waktu sekitar 10 sampai 15 menit.
belajarnya. Anak didik difasilitasi dan Selanjutnya, mereka disuruh untuk
dibimbing untuk menemukan informasi, mencatat dan mengingat karakteristik
dan data tentang obyek belajarnya pohon tersebut. Sehingga, mereka dapat
sebanyak mungkin melalui observasi mengenali jenis pohon berdasarkan ciri-
langsung oleh dirinya sendiri. Pendekatan ciri yang mereka ketahui dan dapat
ini, akan sama baiknya digunakan membedakannya dengan jenis pohon
sepanjang tahun, baik pada musim lainnya. Di dalam diskusi kelas, setiap
kemarau ataupun musim penghujan. Untuk kelompok disuruh untuk membacakan
itu, penggunaan pendekatan eksploratory, uraian tentang pohon itu berdasarkan apa-
pada dasarnya tidak terlepas dari apa yang mereka lihat.
kemampuan siswa di dalam menguji obyek Diharapkan informasi tentang pohon yang
lebih dekat dan teliti, sesuai dengan telah mereka amati cukup spesifik,
informasi yang diperlukan. Selama musim sehingga kelompok lain bisa mengenali
hujanpun anak didik masih dapat atau mengetahui pohon itu. Kegiatan yang
melakukan identifikasi, seperti: mencari singkat dan sederhana ini, merupakan
informasi sifat-sifat daun, tekstur, warna suatu persepsi dna ekspresi siswa, sebagai
dna macam kulit luar pohon, warna dan latihan mengobservasi sesuatu dan
bentuk tunas, yang sangat penting untuk membedakannya dengan yang lain, seperti
mengembangkan kunci determinasi halnya pohon yang mereka teliti. Akhir
sederhana (tabel kunci) yang berguna dari kegiatan, siswa dituntut untuk
untuk membantu di dalam mengenali membuat uraian tentang sesuatu dengan
tumbuhan. Fungsi guru pada situasi seperti benar dan akurat.
di atas, adalah membantu member! arahan Yang paling penting dari pendekatan
kepada siswa di dalam hal merencanakan discovery, siswa akan bertanya kepada
arah dan fokus penelitian dari setiap dirinya sendiri tentang segala sesuatu yang
kelompok atau individu anak. Contoh, belum mereka ketahui. Misalnya, tatkala
"marilah kita raba kulit luar pohon, siswa disuruh mengobservasi pohon yang
sebelum kamu menjelaskannya". Dapatkah mereka pilih, mereka akan bertanya dalam
kamu melihat, hatinya, seperti pertanyaan berikut ini :
apa warnanya? Coklat, kelabu atau "apa yang perlu saya ingat dan perlu saya
kehijau-hijauan? Tidak menjadi masalah, ketahui tentang pohon ini, supaya bisa
warna kulit pohon dan macam apa pohon digunakan untuk mengenali pohon lain
itu diterangkan di dalam buku. Kalau yang sama seperti pohon ini?". Ketika
ternyata menurut penglihatan siswa siswa mendapatkan catatan atau
berwarna kelabu, siswa harus mencatatnya pengetahuan dari lapangan sebagai kunci
sebagai warna kelabu, sesuai hasil perolehan sendiri tentang pohon itu,
observasinya dan itu dicatat dalam buku memungkinkan mereka untuk mentransfer
sebagai salah satu karakteristik yang hal serupa terhadap yang lainnya.
ditemukan. Semua karakteristik yang Sehingga, mereka bisa membuat "tabel
berhasil dicatat, nantinya digunakan dan kunci" untuk mengenali beberapa macam
dituangkan ke dalam tabel kunci. pohon-pohonan.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 57


Dalam rangka mendapatkan data yang mereka ketahui. Di sini, seorang guru
cukup untuk memenuhi kolom-kolom harus menyadari bahwa "proses perolehan
yang ada dalam tabel kunci, anak dituntut pengetahuan pada anak, sebenarnya
untuk melakukan observasi tentang merupakan tugas dan tanggung jawab anak
karakteristik pohon lebih teliti dan lebih itu sendiri". Yang paling penting bagi
banyak lagi. Misal, kolom untuk seorang guru adalah membimbing dan
karakteristik bunga tidak akan diisi memfasilitasi siswa agar terbiasa untuk
sebelum pohon itu berbunga. Untuk hal belajar oleh dirinya sendiri.
tersebut, anak mungkin perlu menunggu Di dalam kegiatan belajar mengajar yang
beberapa bulan sampai pohon tersebut mengimplementasikan pendekatan
berbunga. Sekali anak didik bisa lingkungan alam sekitar, memungkinkan
melengkapi tabel kunci pengenal siswa untuk belajar berdasarkan hasil
tumbuhan, mereka akan mempunyai lebih observasinya dan dengan segala
banyak pengetahan yang diperoleh secara kepurusannya sendiri. Mereka memandang
langsung tentang pohon-pohon yang sosok guru sebagai pembimbing di dalam
sedang dipelajarinya daripada mereka berfikir dan bukan sebagai pemberi
yang memperoleh informasi hanya dari jawaban atas segala masalah yang mereka
buku- temukan.
buku bacaan saja. Karena dengan satu ciri
saja, anak didik bisa membedakan macam-
macam tumbuhan. Dari kegiatan ini, anak
akan memahami, bahwa untuk
mendeterminasi suatu species, akan
diperlukan ciri-ciri yang lebih lengkap dan
spesifik lagi. Hal inilah sebenarnya, yang
mendorong anak-anak untuk melakukan
observasi lebih teliti dan lengkap lagi.
Jika seorang siswa sudah bisa
mengembangkan tabel kunci macam-
macam tumbuhan, maka dia akan bisa
mengenali suatu jenis pohon, walaupun
sudah tidak ada daunnya. Misalnya,
sebuah pohon yang warnanya kecoklatan,
hidup di daerah panas dekat pantai, dengan
pangkal akar menyembul ke atas tanah,
tunas berbulu dan kulit kayunya banyak
yang mengelupas, anak bisa menentukan
sebagai pohon jati (Tectona grandis).
Keterlibatan guru di dalam kegiatan ini,
hanya sebatas membimbing dan
memfasilitasi anak belajar. Guru tidak
perlu memberitahukan nama tumbuhan
secara langsung kepada siswa, selama
melakukan lintas alam. Dengan kata lain,
tugas guru di sini adalah membimbing
siswa untuk mengenali obyek-obyek yang
belum diketahuinya, langsung oleh dirinya
sendiri. Pendekatan ini digunakan, agar
siswa mendapatkan pengetahuan dari
materi-materi pelajaran yang belum

58 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 59
C. Pendekatan Tabel Kunci Untuk mengajari anak-anak membedakan
Mengenal Burung macam-macam burung. Lebih jauh lagi,
Salah satu cara termudah untuk hal itu mendorong anak untuk melakukan
menemukan burung dan menjadi akrab observasi yang lebih teliti lagi.
dengannya, adalah dengan membawa atau Ciri lain dari burung tersebut,
mendekatkan burung tersebut kepada si misalnya: warna apa yang paling banyak
pengamat. Hal ini, bisa dilakukan dengan pada burung itu? Apakah ada ciri-ciri lain
cara membuat tempat-tempat pakan yang merupakan ciri khas dari burung
burung yang disimpan (digantung) pada tersebut, yang dapat membedakannya dari
rumpun-rumpun kayu, pohon-pohon dekat jenis burung lainnya? Bagaimana ciri-ciri
rumah atau halaman sekolah. Pemberian bentuk burung itu secara umum? Apakah
makanan sebaiknya dilakukan secara ekor burung itu pendek atau panjang?
teratur dengan makanan yang bermacam- Apakah ekor burung itu terbuka atau
macam, sehingga dapat menarik perhatian kuncup? Apakah paruhnya panjang atau
burung untuk datang dan makan ke tempat pendek? Apakah kepalanya bundar atau
yang telah disediakan. Burung akan mempunyai bentuk lain?
memilih tempat makanan yang disimpan Dari ukuran tubuh, bentuk, warna
ditempat sepi dan tersembunyi. Kegiatan dan ciri-ciri khusus lainnya,
mengobservasi burung dapat dilakukan memungkinkan anak bisa mengidentifikasi
manakala sudah terdengar suara beberapa burung yang biasa mereka
kicauannya. Apabila tempat pakan burung temukan. Metode seperti di atas, lebih
itu dipertahankan keberadaannya, dan efektif dilaksanakan dalam kegiatan field
pemberian makanan terus menerus trip ke hutan sekitar sekolah atau tempat
dilakukan, burung-burung akan terus lain yang tidak terlalu jauh dari lokasi
mendatanginya. Jenis makanan burung sekolah, dan tidak membahayakan
akan menentukan jenis burung yang keselamatan anak didik. Tatkala anak-anak
datang. Contohnya, burung yang paling mendapatkan pengalaman observasi,
tertarik oleh serangga biasanya adalah mereka akan belajar untuk membuat
burung kutilang, karena burung jenis ini pembeda macam-macam burung dengan
makanannya serangga. Lain halnya, lebih baik dan teliti. Dasar pemikiran
apabila pada tempat pakan burung itu pentingnya kegiatan ini, adalah siswa
disimpan biji-bijian, kemungkinan banyak dimungkinkan untuk dapat mengamati
jenis burung besar yang datang, seperti: langsung secara utuh, meneliti
tekukur, perkutut dan sebagainya. karakteristik khusus, sehingga
Selain itu, suatu kemudahan di memungkinkan mereka untuk dapat
dalam pengenalan burung bagi siswa, membedakan dengan jenis-jenis burung
adalah banyaknya masyarakat kita yang lainnya. Misalnya, anak di dalam mencatat
senang memelihara burung di rumah. macam dan bentuk ekor burung akan
Keadaan ini, bisa dimanfaatkan oleh anak- seperti berikut ini: panjang dan kuncup,
anak untuk lebih mengenal dan akrab panjang dengan ujungnya melingkar,
dengan burung-burung peliharaan pendek dengan ujungnya persegi, dan
bapaknya itu. Sehingga pengenalan burung sebagainya. Di dalam pengobservasian
bagi anak-anak akan lebih mudah dan paruh, anak diarahkan untuk
lebih berhasil. Bagaimana anak-anak usia mengamatinya dengan teliti, misalnya:
sekolah dasar belajar tentang burung? apakah paruhnya panjang atau pendek?
Dengan hanya melihat burung-burung Guru selanjutnya harus bertanya apakah
yang ada, tidak menjamin anak-anak bisa paruhnya tebal atau tipis, atau mempunyai
mengenalnya lebih jauh. Tabel kunci warna yang khas. Apabila burung itu
pengenal burung merupakan teknik yang berkicau, apakah suaranya meninggi atau
paling efektif untuk diterapkan di dalam merendah? Apakah kicauannya

60 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


menyebutkan sesuatu? misalnya, burung ukuran atau besarnya burung-burung di
pipit akan berkicau seperti: ph....pit....pit... atas dengan baik. Hal ini, dikarenakan
dan kutilang... kutilang.., untuk burung anak-anak usia SD terutama yang ada di
kutilang, dsb. pedesaan sering menjumpai jenis burung-
Anak-anak sebaik-baiknya diajak burung tadi. Selanjutnya guru bisa
untuk mendengarkan suara kicauan menanyakan ciri-permukaan tanah. Di
burung, selanjutnya anak-anak disuruh dalam hal terbangnya, apakah burung itu
untuk menafsirkan bentuk dan macam terbang mendatar, zigzag atau yang
suara burung itu ke dalam kata-kata yang lainnya. Karena burung akan mudah
umum digunakan di dalam bahasa dikenali dari cara terbangnya, seperti
kehidupan sehari-hari. Di dalam kegiatan halnya kita bisa mengenali seseorang dari
ini, setiap anak mungkin akan mempunyai suara, cara bicara, atau dari cara
penafsiran yang berbeda atas bentuk dan berjalannya.
macam suara burung tadi. Di sini, anak- Kemungkinan kolom-kolom tabel
anak akan belajar memverbalisasikan kunci pengenal burung tidak bisa terisi
sebutan kata apa yang paling cocok semua, dan akan sangat beruntung, kalau
dengan suara burung itu, untuk selanjutnya kolom-kolom tersebut bisa terisi
mereka cocokan dengan keterangan yang semuanya. Untuk mendapatkan ciri-ciri
ada di dalam buku. Dengan mengulang lengkap jenis burung tertentu,
observasi ke lapangan, memungkinkan kemungkinan perlu dilakukan beberapa
anak untuk mengenal kembali jenis pohon kali kegiatan field trip.
atau tumbuhan yang selalu digunakan Keuntungan dari kegiatan ini, anak-
untuk hinggap atau bersarangnya burung- anak akan memperoleh pengalaman
burung tersebut. Sehingga, anak-anak langsung dari alam sekitar tempat
dapat melengkapi catatan di dalam label observasi mereka lakukan, selain
kunci pengenalan burung yang dibuatnya. kebanggaan diri, karena telah mampu
Observasi dapat dikembangkan lebih membuat tabel kunci determinasi burung
lanjut kepada hal-hal sebagai berikut: bagi dirinya sendiri.
misalnya, apakah burung itu ada pada Yang perlu diperhatikan di dalam
pohon-pohon yang tumbuh di pinggir kegiatan ini, guru jangan terlalu mudah
jalan, dekat air, dekat ladang atau pohon dan langsung memberi informasi kepada
yang sangat rindang tempat burung anak-anak tentang hal-hal yang
tersebut tersembunyi di dalamnya Aoakah ditanyakannya. Siswa sebaiknya didorong
burung tersebut sering hinggap di puncak dan diberi keberanian untuk mendapatkan
pohon, di batang atau di dekal segala informasi yang diperlukan oleh
Untuk identifikasi burung dengan dirinya sendiri, sedapat mungkin sesuai
menggunakan kunci sederhana bagi anak- dengan kemampuan masing-masing
anak usia sekolah dasar yang dilakukan di individu siswa. Siswa-siswa yang belajar
bawah bimbingan guru, bisa dimulai di lingkungan alam sekitar, sebaiknya
dengan memberikan pertanyaan atau diarahkan untuk melakukan observasi
masalah sebagai berikut: sendiri dan membuat kesimpulan sendiri.
Apakah burung yang kamu temukan Sehingga, mereka akan mempunyai
sebesar burung kutilang? Lebih besar atau kesempatan untuk mendapatkan jawaban
lebih kecil? Apabila burung itu lebih besar sendiri dari permasalahan-permasalahan
atau lebih kecil dari burung kutilang, yang belum mereka ketahui di lingkungan
apabila lebih kecil dari burung kutilang, sekitar mereka sendiri. Misalnya, apabila
apakah sebesar burung pipit? guru melihat satu jenis burung dan guru
Kita menggunakan standar ukuran menjelaskan cara burung itu terbang,
tubuh, sebab kebanyakan anak-anak usia sedangkan anak-anak tidak sempat
sekolah dasar sudah bisa membedakan melihatnya, kemungkinan besar anak-anak

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 61


akan bertanya ciri-ciri lain yang sempat pendekatan tabel, akan mendorong siswa
dilihat oleh guru tentang burung itu. Anak- untuk berfikir kritis, analitis dan sintetis,
anak yang sudah mempunyai tabel kunci sehingga akar memudahkan mereka di
pengenal burung, mungkin bisa dalam mengenal bermacam-macam bidang
mengetahui nama burung yang sedang pengetahuai yang baru atau asing.
terbang itu. Dengan kata lain, dengan
mengidentifikasi cara burung itu terbang,
siswa mungkin dapat mengidentifikasi
jenis burung itu.
Secara alami, setiap anak di dalam
kelompoknya tidak akan bisa memberi
perhatian terhadap setiap burung yang
terbang dengan cara khasnya. Salah satu
cara efektif untuk mengarahkan perhatian
anak terhadap karakteristik khusus dari
seekor burung adalah dengan menyuruh
anak untuk memperhatikan gambar burung
tersebut, secara teliti dari segala segi dan
dilanjutkan dengan pertanyaan sebagai
berikut: apa yang ingin kamu ingat tentang
burung ini supaya dapat mengenalnya
kalau menjumpai burung macam ini?
Menurut perkiraan kamu, sebesar apa
burung ini sebenarnya? Apa warna
utamanya? Dan bagaimana kamu bisa
mengenalinya.
Selanjutnya, guru meneruskan
kegiatan dengan menyuruh salah seorang
anak untuk membacakan hasil pengamatan
gambar yang dilakukannya, berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan di atas, misalnya:
"Susi. coba kamu bacakan uraian burung
itu dengan keras supaya teman-temanmu
bisa mendengarnya!". Di mana kira-kira
kita dapat menemukan burung semacam
ini, hinggap pada kabel listri?, di ladang?,
di hutan?, atau hinggap di tanah? Coba
kamu lihat gambar ini sekali lagi dengan
lebih teliti, kemudian perhatikan
karakteristik burung ini, siapa tahu kita
menemukan macam burung ini di tempat
lain.
Guru yang menggunakan pendekatan
semacam ini, akan membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan observasi,
sehingga memungkinkan siswa dapat
belajar caranya mengenali sesuatu yang
belum mereka ketahui, atau yang belura
mereka kenal sebelumnya. Teknik
observasi, bersama-sama dengan

62 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Contoh Chac Cart Burung

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 63


Kegiatan seperti di atas, merupakan
D. Pendekatan Eksplorasi dalam pendekatan yang sangat sederhana dan kita
Mengenal Batuan dan Mineral bisa mengatakannya sebagai kegiatan
Belajar batuan dan mineral adalah belajar yang sangat dasar. Kegiatan yang
model pembelajaran lain yang sangat sangat dasar ini, lebih cocok diperuntukan
cocok mtuk digunakan pendekatan bagi anak SD kelas rendah (kelas satu,
eksploratory dan discovery. Di dalam dua, dan tiga). Untuk anak-anak SD kelas
proses belajar, inak usia sekolah dasar tinggi, kegiatan seperti di atas lebih
memungkinkan untuk melakukan praktek ditujukan kepada investigasi yang lebih
pengaplikasian lasar-dasar discovery dalam lagi: "kita lihat lapisan-lapisan yang
melalui pengamatan langsung. Salah satu ada pada batuan itu?" "Bagaimana
cara yang bisa ligunakan guru dalam menurut pendapat kamu lapisan-lapisan
penerapan pendekatan di atas, dengan pada batuan itu bisa terbentuk?" "Batuan
melakukan perjalanan lintas alam yang ini kelihatannya tersusun dari kristal-
tidak terlalu jauh dari ruangan kelas. kristal, dapatkah kamu jelaskan bagaimana
Selanjutnya, di dalam perjalan, siswa kira-kira kristal bisa terbentuk di dalam
disuruh untuk mengumpulkan bermacam- batuan itu?"
macam batuan (jangan terlalu banyak), Discovery semacam ini, akan dapat
mereka diarahkan untuk duduk melingkar, membawa siswa ke dalam diskusi yang
sehingga setiap anak akan duduk menarik, dari mulai masalah batuan yang
berhadapan muka. Tahap selanjutnya, terbentuk dari material yang meleleh
anak-anak disuruh untuk melihat seberapa (magma) selanjutnya mengeras dan ada
banyak mereka telah bisa mengetahui jauh di bawah permukaan bumi.
macam-macam batuan yang bisa merek Setelah siswa mendapatkan
kumpulkan. informasi untuk dirinya sendiri, akan
Pertama, anak-anak disuruh untuk merupakan dasar pemikirai baik yang akan
memisah-misahkan batuan yang mereka membawa mereka untuk melakukan
kumpulkan menjadi dua bagian pengujian terhadap beberap; macam
berdasarkan halus kasarnya permukaan. batuan. Kebanyakan anak-anak telah
Selanjutnya, batuan dipisahkan lagi mengenal pasir, baik pasir yang ditemui di
berdasarkan warnanya. Kegiatan ini, sungai pasir yang dibeli ayahnya tatkala
mungkin akan memerlukan waktu membangun rumah, maupun pasir yang
beberapa menit sampai beberapa jam. pernat diketahui waktu mereka pergi ke
Pemberian nama-nama batuan atau pantai. Mereka melihat bahwa butiran
mineral adalah masalah nomor dua, yang kecil pasii itu telah disatukan satu sama
paling penting dari kegiatan ini adalah lain dan membentuk batuan. Di dalam
anak-anak bisa menemukan beberapa sifat beberapa hal anak-anak dapat memberikan
dan ciri dari batuan tersebut, Batuan, nama pada batuan tersebut dengan benar.
mempunyai tekstur yang berbeda, ini bisa Gun sebaiknya melanjutkan proses
dibuktikan dengan perbedaan bentuk dan pemecahan masalah, dengan memberikan
permukaannya dari halus sampai kasar. informas sebagai berikut : "sering kali
Beberapa diantaranya sangat keras, pasir yang bertebaran itu, karena tekanan
sedangkan yang lainnya begitu mudah yang besa dan kuat, bersatu sama lain dan
untuk dipecahkan. Beberapa batuan bersama-sama membentuk batuan baru
mungkin akan dicatat secara khusus, yang disebu Quarliite". Ceritera lain yang
karena mempunyai susunan warna yang mempunyai proses kejadian sama seperti
bermacam-macam. Kesimpulannya di atas dapat didemonstrasikan dengan
mungkin akan berbunyi sebagai berikut : tanah liat yang dapat berubah menjadi batu
"batuan disusun atau dibentuk oleh tuli: atau menjadi asbak.
bermacam-macam substansi atau mineral".

64 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Untuk siswa yang baru pertama kecepatan air sungai ini mengalir?" Untu
kali belajar batuan, mereka mungkin belun melupakan pertanyaan-pertanyaan lama
mengetahui bahwa batuan itu meliputi dan mencari pertanyaan-pertanyaa baru
batuan "sedimen", batuan "beku", dar sangat mudah. Tetapi membantu anak-
batuan "metamorf". Guru sebaiknya anak usia muda mencari jawaba dari
menunggu sampai anak-anak memaham pertanyaan-pertanyaan tersebut, tidak
konsep tersebut sebelum diperkenalkan mudah. Apabila guru melemparka kembali
kepada proses pembentukan batuan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada
Diskusi tentang proses pembentukan anak didik untuk dica jawabannya, mereka
batuan sangat menarik perhatian anak yang menginginkan untuk mengetahui
untul berfikir, sebagaimana halnya proses kedalaman sunga mungkin akan
terbentuknya air, api atau perubahannya. meresponnya dengan jawaban sebagai
Di sini guru harus berhati-hati berikut: "Kita dap: mengukur kedalaman
membimbing berfikir anak dalam suatu tepi sungai dengan tongkat", anggota
eksplorasi. Guru harus menyesuaikan kelompok lai mungkin akan ikut nimbrung
materi yang diajarkan dengan tingkat dengan pendapatnya kira-kira sebagai
perkembangan serta pemahaman berfikir beriku "Tetapi mungkin tidak akan sama
anak. Karena, tatkala guru kedalamannya disetiap tempat, bagis
memperkenalkan banyak ha tentang tengah sungai lebih dalam dari bagian
batuan dalam tingkat yang lebih tinggi, tepinya", Yang lainnya mungkin aks
terminologi kata yanj digunakannyapun menyarankan untuk naik perahu
akan mempunyai arti yang luas, sesuai menyebrangi sungai sambil menguki
dengan tingkai perkembangan berfikir kedalaman sungai pada setiap tempat
anak serta sejauh mana mereka dapat sepanjang penyebrangan dengE
menghubungkar dengan pengalaman menggunakan tali yang diberi bandul.
nyata. Setelah diskusi, anak-anak akan segera
bisa menyimpulkan untuk menca
E. Pemecahan Masalah Tentang Sungai kedalaman rata-rata sungai, diperlukan
Dorongan belajar pada diri anak beberapa kali pengukuran kedalaman da
akan terlihat tatkala anak mengharapkan mulai tepi yang satu sampai ke tepi yang
suati pengetahuan atau jawaban dari hal- lainnya. Siswa mungkin akan berfiki
hal yang mereka hadapi. Mengabaikan sambil menggunakan perahu, akan lebih
kesempatar tersebut, guru akan kehilangan baik jika sekalian merentangkan ta dari
momen berharga untuk dikembangkan tepi sungai yang satu sampai ke tepi sungai
kepada proses belajar mengajar yang yang lainnya. Sehingga ki bisa mengukur
efektif. Apabila dorongan belajar yang lebar sungai dan sekaligus mengetahui
ditunjukan siswa dapai dimanfaatkan kedalamannya. GUI sebaiknya
dengan baik, pengembangan motivasi membimbing siswa-siswinya dalam situasi
belajar dan berfikir kreatif pada diri anak seperti ini dengz memberitahukan, bahwa
akan terbentuk dengan sendirinya. terdapat bermacam-macam cara untuk
Situasi semacam ini, akan timbul secara memecahkc masalah seperti ini, tanpa
tiba-tiba, tatkala sekelompok harus meninggalkan tepi sungai. Di dalam
anakmelakukan perjalanan lintas alam penggunaz cara pemecahan masalah, guru
(misalnya, sepanjang sungai). Contol dituntut untuk hati-hati dengan
ketika seorang siswa mencelupkan tangan mempertimbangkE tingkatan/kelas, usia,
pada air sungai atau menancapka tongkat serta kemampuan anak. Untuk pemecahan
ke dalam air, pertanyaan spontan sering masalah tentar sungai, guru dapat
timbul dari anak-anal misalnya "berapa memperkenalkan metoda "pace angle" atau
kedalaman sungai ini?" "Saya ingin tahu metoda "napoleon".
berapa kira-kii lebar sungai ini?" Berapa

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 65


1.Mengukur lebar sungai dengan
metoda "pace angle"
Prosedumya adalah sebagai berikut : (lihat
gambar).
a) Tentukan pohon yang ada di seberang
sungai (A)
b) Buatlah pancang yang letaknya tepat
lurus dengan pohon diseberang sungai tadi
(B)
c) Berjalanlah sepanjang tepi sungai
dengan sudut siku-siku terhadap AB
sejauh 20 langkah (catatan : 2 (dua)
langkah dianggap sama dengan satu
meter), berilah pancang pada jarak 20
langkah tersebut (C).
d) Teruskan melangkah sejauh 10 langkah
lagi dengan arah sama seperti pada
c) di atas, dan buatlah pancang (D).
e) Beloklah dari D tegak lurus terhadap
DB sampai kamu dapat melihat titik A dan
C ada dalam garis lurus pandangan kamu
dan berilah pancang dan itu dianggap
sebagai titik E.
f) Garis DE adalah setengah dari lebar
sungai yang ingin kamu ketahui, dan lebar
sungai sebenarnya adalah 2 x (dua kali)
jarak DE. Dengan kata lain, panjang AB =
2 x DE

66 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Gambar Pemecahan Lebak Sungai

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 67


2. Mengukur lebar sungai dengan
metode “Napoleon”.
Metoda Napoleon merupakan cara
sederhana digunakan untuk menaksir
lebar sungai. Untuk metode ini hanya
diperlukan sebuah topi (misalnya : topi
yang biasa digunakan untuk upacara
bendera setiap hari senin). Apabila
kebetulan anak-anak tidak membawa
topi, bisa digunakan telapak tangan
terbuka yang ditempelkan sedikit di atas
kedua mata (seperti halnya sedang
menghormat bendera), tetapi di sini
telapak tangan bagian telunjuk tepat
dikenakan di atas mata. Metode ini
mempunyai tahap-tahap sebagai berikut :
a. Pandanglah ujung topi atau telapak
tangan kearah tepi seberang sungai
(misalnya ke titik dimana pohon A
tumbuh), angkat atau tundukkan
kepala sampai pandangan tepat
terhadap titik yang dituju tadi.
b. Setelah pandangan tepat tertuju pada
titik A tahanlah posisi kepala kamu
dan putarlah badan kamu tegak lurus
terhadap titik A (kamu bebas
memutar badan kearah kiri atau kanan
asal masih tetap sepanjang tepi
sungai).
c. Berilah tanda, titik temu pandangan
kamu dengan tanah sepanjang tepi
sungai (misalnya kebetulan tepat pada
suatu pohon dan berilah tanda sebagai
titik B).
d. Hitunglah berapa langkah jarak antara
tempat kamu berdiri dengan titik B
tadi, adalah lebar sungai yang sedang
kamu cari.
e. Jarak antara titik tempat kamu berdiri
dengan titik B adalah lebar sungai
yang kamu cari. Untuk lebih jelasnya
lihat gambar di halaman berikutnya.

68 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Gambar Mengukur Lebak (2)

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 69


3. Menghitung kecepatan aliran air pendekatan lingkungan alam sekitar
sungai adalah field trip dengan menggunakan
Menghitung kecepatan aliran sungai petunjuk kegiatan sebagai alat bantu
memerlukan cara yang sedikit lebih kegiatan belajar. Pengembangan
rumit. Akan tetapi, anak-anak penggunaan alat bantu ini, perlu
memahami bahwa kecepatan gerakan air diperhitungkan dan difikirkan secara
sungai adalah sama dengan jarak tempuh matang oleh guru atau oleh pimpinan
per satuan waktu tertentu. Pemecahan kegiatan ini. Survey lokasi sebelum
kecepatan aliran sungai sangat mudah kegiatan dilaksanakan mutlak diperlukan
dilakukan oleh anak, salah satu cara dalam rangka menentukan daerah-daerah
yang dapat dilakukan adalah menghitung dan objek penting sebagai titik fokus
jarak tepi sungai tadi. Selanjutnya anak kegiatan yang akan dilakukan.
disuruh menghitung waktu yang Perhitungan yang matang sehubungan
digunakan oleh benda yang dibuang ke dengan objek pelajaran, keselamatan dan
sungai, untuk menempuh jarak yang jumlah siswa merupakan hal pokok yang
telah ditentukan tadi. Hasil perhitungan perlu difikirkan dengan cermat oleh
yang mungkin diperoleh anak adalah guru.
meter permenit. Tetapi perhitungan ini Keuntungan dari kegiatan field trip
mungkin akan sulit dipahami anak, dilengkapi dengan penuntun kegiatan,
untuk perhitungan bisa diubah ke dalam dapat menentukan tujuan yang ingin
kilometer per jam, karena konsep dicapai dari hasil kegiatan dengan jelas.
kilometer dan jam sudah banyak dikenal Semua siswa yang sebelumnya sudah
anak-anak. Anak mungkin akan bertanya dibagi-bagi dalam kelompok, bekerja
tentang perhitungan matematika di atas, bersama-sama saling mengisi untuk
seperti “ada berapa menit satu jam itu?” memecahkan masalah yang sesuai
“Berapa jauh benda tadi akan hanyut dengan petunjuk yang dibuat. Oleh
dalam jangka waktu satu jam, “apabila sebab itu petunjuk kegiatan dapat
kecepatannya seperti di atas?” “Satu berfungsi sebagai
kilometer itu sama dengan berapa 1. Ajuan pertanyaan-pertanyaan
meter?” Untuk memecahkan masalah di 2. Petunjuk hal-hal yang perlu mendapat
atas, apakah kita harus mengalikannya perhatian khusus
atau membaginya? Misalnya, apabila 3. Penjelasan segala istilah penting
anak-anak memperoleh data benda tadi 4. Pengaruh dan pemancing berfikir anak
bergerak terbawa hanyut air sungai dan diskusi lebih lanjut.
adalah 10 meter per menit, jawaban dari Petunjuk kegiatan sepenuhnya
hasil perhitungan akan menjadi 0,6 merupakan alat bantu tambahan,
km/jam. Perhitungan yang mungkin semuanya itu tidak dapat menggantikan
dilakukan oleh anak-anak adalah 10 fungsi dan tugas guru. Biasanya hal itu
meter/menit x 60 menit/jam = 1.000 digunakan terbatas untuk lingkungan
meter/ sekitar sekolah kita sendiri, dan hal itu
kilometer = 0,6 kilometer/jam. merupakan alat bantu mengajar yang
efektif dalam merangsang minat anak
F. Field Trip dengan Penuntun untuk melakukan investigasi sendiri.
Kegiatan. Anak-anak akan berjalan terus sepanjang
Cara lain yang perlu diketahui guru perjalanan dengan kecepatannya
untuk kegiatan mengajar dengan

70 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


sendiri. Sebagian anak mungkin akan untuk memperoleh pengalaman langsung
berhenti lebih lama dari yang lainnya bagi anak. Guru jangan segan-segan
pada hal-hal yang dianggap sangat untuk mau diajak berdiskusi tentang
khusus, karena masalah tersebut menarik beberapa masalah berkaitan dengan yang
perhatian dirinya untuk diketahui dan tertulis di dalam penuntun kegiatan.
diteliti lebih jauh lagi. Untuk mengembangkan keterampilan
Dengan menggunakan penuntun anak-anak di dalam mengidentifikasi
kegiatan field trip, memungkinkan pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan
diperkecilnya kegiatan anak yang kurang lain sepanjang perjalanan field trip, akan
berarti. Suatu hal yang harus dihindari lebih baik kalau disertai dengan
oleh guru, adalah membuat penuntun beberapa permainan yang berhubungan
kegiatan field trip yang berupa soal-soal dengan masalah di atas, misalnya
atau pertanyaan-pertanyaan, anak-anak permainan : “daun apa ini?”
hanya dituntut untuk menjawab “betul” “Letakan kembali daun pada
atau “salah” dan hanya memberi tanda tangkainya?”, “mencocokkan atau
cek (v) dari masalah-masalah yang menyamakan daun?”. Setelah anak-anak
ditemukan di dalam kegiatan ini. Hal ini, kembali ke kelas, kegiatan diskusi bisa
bisa mengakibatkan anak-anak dilaksanakan untuk memecahkan
mengenyampingkan obyek-obyek yang permasalahan yang ingin mereka ketahui
sebenarnya sangat penting untuk jawabannya. Penuntun kegiatan field trip
diketahui, sehingga proses penemuan dapat digunakan sebagai catatan
(discovery) tidak dilakukan oleh anak- pengalaman belajar, dan dapat
anak sepanjang perjalanan itu. Guru atau digunakan sebagai acuan bagi anak
pimpinan field trip perlu untuk untuk membaca buku-buku yang
mempunyai daftar (ceklis) masalah- menunjang, dan melaporkan hasil
masalah penting atau obyek-obyek kegiatan dan diskusi temuan-temuan
penting yang ada disepanjang perjalanan selama perjalanan field trip tersebut.
itu, sehingga bisa diketahui hal-hal yang 1. Lintas alam ke tepi sungai.
sudah atau belum dikerjakan Sesuatu yang perlu diperhatikan dan
oleh anak. Dengan cara itulah, kegiatan dikerjakan pada kegiatan lintas alam di
field trip bisa dijadikan sebagai tepi sungai, adalah hal-hal sebagai
kesempatan baik bagi guru untuk berikut :
mengajarkan segala sesuatu yang bisa a. Perhatikan setiap langkah selama
diajarkan kepada anak-anak. dalam perjalanan, kamu akan dapat
Di dalam petunjuk kegiatan field trip ke melihat karakteristik khas dari setiap
suatu tempat misalnya, bisa mencakup langkah yang kamu lalui.
masalah-masalah sebagai berikut : b. Berhati-hatilah dengan daun
1. Beberapa contoh kerusakan atau tumbuhan yang dapat membuat kamu
bencana alam gatal-gatal. Tumbuhan apa yang
2. Mengidentifikasi tumbuhan atau kamu lihat sepanjang perjalanan, lihat
hewan tertentu, serta dan carilah barangkali ada yang
3. Beberapa pertanyaan penting yang cocok dengan daftar nama tumbuhan
menurut pertimbangan guru perlu di bawah ini :
untuk disertakan. - Beringin - Jati - Dadap
Dengan menggunakan petunjuk kegiatan - Cemara - Alpukat - Waru
field trip, merupakan salah satu cara - Aren - Kelapa - Pinang

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 71


- Mangga - Jambu mete - Pinus kebesaran sang maha pencipta melalui
- Akasia - Angsana - Gerenuk fenomena-fenomena yang ada.
- Mahoni - Albasia - Ketapang, dsb Kegiatan lintas alam untuk melatih alat
Perhatikan batuan yang ada pada lapisan indera.
bawah tanah (dilihat dari tepi sungai Lokasi A
atau bekas bukit yang longsor): - Tutuplah matamu, dan telitilah kulit
- Untuk apa batuan macam itu biasa pohon dengan cara diraba oleh kamu
digunakan? sendiri.
- Ke arah mana sungai mengalir? - Kata-kata apa yang cocok digunakan
- Apakah air sungai itu jernih atau untuk menjelaskan tekstur kulit
keruh? pohon yang kamu raba itu?
- Terangkan pohon-pohon apa yang - Sekarang buatlah uraian singkat
tumbuh disepanjang tepian sungai? lainnya, berdasarkan hal-hal yang
- Celupkan tanganmu ke air ditepi sungai kamu lihat tentang pohon itu!
(apabila memungkinkan), tebak - Bandingkan kedua uraian di atas dalam
berapa kira-kira suhu air itu?, Buatlah hal terminologi (kejelasan kalimat) dan
perkiraan suhu udara disekitarnya, vocabulari (penjelasan kata-kata) yang
dan hal-hal apa yang menyebabkan digunakan.
terjadinya perbedaan temperatur Lokasi B
(suhu)? - Berhenti sejenak, dengarkan suara
- Apa yang dimaksud dengan cuaca? gemersik apa yang kamu dengar?
- Celupkan tanganmu ke dalam air,
2. Kegiatan lintas alam dengan petunjuk apakah air itu terasa lebih hangat atau
yang dibuat sendiri dingin
Kemungkinan untuk pengembangan bila dibandingkan dengan suhu
petunjuk yang dibuat sendiri oleh anak- disekitarnya? dapatkah kamu
anak dalam kegiatan lintas alam tidak memperkirakan berapa suhu air itu?
terbatas macamnya. Petunjuk yang - Sekarang buktikan hasil perkiraan
dibuat sendiri juga dapat dijadikan alat suhu yang kamu buat dengan
yang sangat baik untuk mengembangkan menggunakan thermometer suhu?
rasa ingin tahu, dalam rangka (thermometer diikat sebelum
mengembangkan kepekaan alat indera dicelupkan ke air supaya tidak jatuh
anak untuk mengetes kuatnya keinginan ke dalam air) adakah perbedaan suhu
mengobservasi, dan melatih anak ke hasil perkiraan kamu dengan hasil
dalam situasi problem solving. pengukuran dengan thermometer ?
Kegiatan lintas alam bisa dirancang Berapa derajat perbedaan suhu itu?
sedemikian rupa dan dapat digunakan Lokasi C
untuk mengajar, mereview, dan Telitilah daun-daun pohon itu?
mengetes. Salah satu bentuk petunjuk - Buatlah sketsa (bagan) urat-urat
lintas alam yang dibuat sendiri adalah daun yang kamu temukan dari
apabila keadaan lingkungan dapat pohon itu?
menjamin siswa untuk mengetahui dan - Apakah daunnya majemuk atau
mengenali dirinya sendiri, dan mungkin tunggal?
bisa digunakan untuk mengembangkan - Apakah tepi daunnya rata atau
sensitifitas dan kesadaran diri terhadap bergerigi?

72 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


- Rabalah bagian permukaan bawah - Bagaimana kulit luar ular yang
daun (punggung daun) apakah ditinggalkan bisa berbeda dengan
permukaannya halus atau kasar? kulit luar yang masih menempel
Lokasi D pada dirinya?
- Remaslah salah satu daunnya dan
ciumlah, seperti apakah bau daun Kegiatan problem solving dalam lintas
tersebut? alam
- Ciumlah bau tanah humus Lokasi A
disamping kiri atau kanan jalan - Dapatkah kamu menemukan
lintasan, seperti apa baunya? binatang apa yang membuat sarang
- Cicipilah rasa buahnya (kalau ada). di dalam
Bagaimana kamu bisa menjelaskan - lubang kayu, dan apa buktinya?
rasanya? - Menurut pendapat kamu mengapa
Kegiatan observasi alam dalam lintas binatang tersebut memilih sarang
alam pada tempat seperti itu? Apa kira-
Lokasi A kira makanan binatang itu?
- Ceritakan tentang bunga ini, seperti Lokasi B
apa bunga itu menurut kamu? - Apakah lumut yang kamu temukan
- Buatlah sketsa (bagan) bunga itu pada pohon-pohon dapat
selengkapnya, termasuk bagian- digunakan untuk menentukan arah
bagian bunganya? utara?
- Berapa jumlah lembaran mahkota - Teliti pada 10 buah pohon yang
bunga itu? Apa warnanya? ada disekitarnya, apakah lumut
- Bagaimana kedudukan daun pada yang menempel
tangkai atau batangnya? - padanya selalu ada di sebelah
- Apakah bunga-bunga yang kamu utara?
temukan itu ada yang sudah - Pada lingkungan yang bagaimana
menjadi biji? lumut cenderung memilih tempat
hidupnya?
Jelaskan tentang biji yang kamu lihat? Lokasi C
Dan buatlah sketsa biji tadi supaya kamu - Apabila kamu tersesat di dalam
mempunyai data tentang itu? hutan, dan terpaksa kamu harus
Lokasi B berada di dalam hutan untuk
- Apabila kamu kebetulan melihat beberapa hari, tumbuh-tumbuhan
bekas ganti kulit ular lihatlah apa yang kamu pilih sebagai
dengan teliti (hati-hati jangan sumber makanan?
dipegang dan harus waspada kalau - Tempat yang bagaimana yang akan
ada ular berbisa disekitarnya). kamu pilih sebagai lokasi untuk
- Berapa kira-kira panjang ular itu? mendirikan tenda?
- Apa kira-kira warna ular itu - Bagaimana caranya kamu dapat
apabila kamu lihat dari warna menjaga diri dari keadaan
kelupasan kulit yang kamu dinginnya malam atau keadaan
temukan? Buatlah sketsa kulit ular hujan. Bagaimana caranya
itu dan uraikan dengan katakata menghindari diri dari bahaya
yang jelas? binatang – binatang, seperti : ular,

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 73


lintah atau kalajengking, lipan dan proses belajarnya, termasuk proses
sebagainya? pemecahan masalah-masalah dari
- Manakah yang lebih baik, fenomena-fenomena yang ditemukan di
menunggu di tempat ini sampai dalam kehidupan yang berkaitan dengan
datang pertolongan atau kamu lingkungan alam sekitar. Sehingga,
berusaha mencari jalan untuk kegiatan mengajar dengan pendekatan
kembali, apa yang sebaiknya kamu belajar mengajar yang selama ini kita
lakukan atau perbuat? pegang, yaitu proses belajar mengajar
yang kaku; dimana guru umumnya
G. Rangkuman menerangkan dan anak mendengarkan
Dari sejak semula telah dikatakan bahwa dengan baik dalam barisan bangku yang
strategi dan teknik mengajar dengan tetap dari hari ke hari.
pendekatan lingkungan alam sekitar Dengan kata lain, guru-guru diketahui
tidak jauh berbeda dengan kegiatan- berfungsi sebagai pendidik yang efektif
kegiatan serupa yang sering dilakukan apabila mereka tidak terlalu banyak
guru dengan murid-muridnya. menggunakan waktu untuk mengajar dan
Penekanan yang lebih besar dari bersama-sama siswa. Maksudnya, lebih
kegiatan ini adalah proses perolehan sedikit waktu digunakan untuk mengajar
informasi yang dilakukan oleh siswa siswa (guru sebagai sumber informasi
dengan jalan inquiry dan mengajak verbal) memungkinkan anak mempunyai
mereka untuk selalu menggunakan kesempatan untuk berpikir aktif, kreatif
proses problem solving dalam segala dan efisien.
situasi untuk memperoleh informasi atau
jawaban dari masalah-masalah yang
belum mereka ketahui sebelumnya.
Yang lebih penting lagi dari kegiatan
belajar mengajar dengan pendekatan
lingkungan alam sekitar, siswa
dihadapkan pada permasalahan-
permasalahan nyata, sehingga mereka
memperoleh pengalaman langsung dari
situasi dan obyek yang benar-benar ada.
Anak-anak juga diajak, dilatih dan
dibiasakan untuk melakukan observasi
sendiri dan membuat kesimpulan sendiri.
Cara ini sebenarnya sudah sering dan
biasa dilakukan oleh guru-guru yang
baik dan kreatif di dalam kelas.
Perbedaannya mungkin hanya terletak
pada keunikan di dalam persiapan dan
proses pembelajaran, yang lebih
dikembangkan dan diperluas dari cara-
cara yang hanya dilakukan di dalam
kelas. Pengajaran dengan pendekatan
lingkungan alam sekitar memungkinkan
guru dan siswa menjadi partner di dalam

74 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bacaan 6 pembelajaran, diambil langsung dari
BAB III dunia nyata.
STRATEGI PEMBELAJARAN Melihat rumusan tersebut,
tampak bahwa sumber belajar tidak
BAHASA INDONESIA DI SD
hanya bertumpu pada buku, tapi dapat
MENGGUNAKAN bervariasi. Hal itu sejalan dengan
LINGKUNGAN pernyataan pada rambu-rambu
SEBAGAI SUMBER BELAJAR Kurikulum Bahasa Indonesia di SD,
bahwa sumber belajar siswa SD itu dapat
A. Lingkungan sebagai Sumber berupa : (1) buku pelajaran (buku teks),
Belajar BI di SD (2) media cetak, (3) media elektronik,
(4) lingkungan, (5) narasumber, (6)
umber belajar pengalaman dan minat anak, (7) hasil
bukan hanya buku karya siswa (Depdikbud, 1994).

S paket (buku teks),


karena seperti
diungkapkan
Sudjana (2003:77)
“Sumber belajar adalah segala daya yang
dapat dimanfaatkan guna memberi
Demikian pula dalam penjelasan umum
Kurikulum 2004 (KBK), dinyatakan
bahwa “Sumber belajar utama bagi guru
adalah sarana cetak seperti: buku,
brosur, majalah, surat kabar, poster,
lembar informasi lepas, naskah brosur,
kemudahan kepada seseorang dalam foto, dan lingkungan sekitar”.
belajar.” Sumber belajar dapat dipilah Lingkungan sebagai sumber
menjadi dua macam, yaitu (1) learning belajar dapat dibedakan menjadi :
resources by design, (2) learning a) Lingkungan alam seperti: sungai,
resources by utilization. pantai, gunung, kebun, dan
Learning resources by design, sebagainya.
yaitu sumber belajar yang dirancang atau b) Lingkungan sosial misalnya
sengaja dibuat untuk belajar mengajar. keluarga, rukun tetangga, desa,
Misalnya buku, brosur, ensiklopedi, kota, pasar, dan sebagainya.
film, video, tape, slide,OHP, dan c) Lingkungan budaya misalnya
sebagainya. Semua sumber tersebut candi, dan adat istiadat.
dirancang secara sengaja untuk Pemanfaatan sumber daya
kepentingan pembelajaran. lingkungan diperlukan dalam upaya
Learning resources by menjadikan sekolah sebagai bagian
utilization, yaitu sumber belajar yang integral dari masyarakat setempat.
tidak dirancang khusus tetapi dapat Sekolah bukanlah tempat yang terpisah
dimanfaatkan untuk memberi dari masyarakatnya. Dengan cara ini
kemudahan dalam belajar mengajar, fungsi sekolah sebagai pusat
biasanya sumber belajar yang ada di pembaharuan dan pembangunan sosial
sekeliling kita. Contoh sumber belajar budaya masyarakat akan terwujudkan.
ini misalnya pasar, toko, museum, benda Selain itu, lingkungan sangat kaya
dan tulisan yang ada di sekitar, dan dengan sumber-sumber, media, dan alat
sebagainya yang ada di lingkungan bantu pelajaran.
sekitar. Sumber belajar yang kedua Lingkungan fisik, sosial, atau budaya
tersebut tidak dibuat khusus, tetapi merupakan sumber yang sangat kaya
langsung dipakai untuk kepentingan untuk bahan belajar anak.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 75


Lingkungan dapat berperan misalnya mengungkapkan sebagai
sebagai media belajar, tetapi juga berikut:
sebagai objek kajian (sumber belajar). (1) Lingkungan merupakan sesuatu
Penggunaan lingkungan sebagai yang paling dekat dengan dunia
sumber belajar akan membuat anak siswa, sudah dikenal dalam
merasa senang dalam belajar. Belajar kehidupannya sehari-hari.
dengan menggunakan lingkungan tidak Dengan demikian, apabila guru
selalu harus di luar kelas. Bahan dari mengajak mereka untuk
lingkungan dapat dibawa ke ruang mencermatinya tentu sudah ada
kelas untuk menghemat biaya dan modal minat dan motivasi.
waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat (2) Lingkungan merupakan sumber
mengembangkan sejumlah belajar yang sangat kaya.
keterampilan seperti mengamati (3) Lingkungan merupakan tempat
(dengan seluruh indera), mencatat, nyata kehidupan anak, sehingga
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, diharapkan akan relevan dengan
mengklasifikasikan, membuat tulisan, kehdupannya kelak.
membuat gambar/ denah, dan Pengajaran bahasa memang
sebagainya. sebaiknya tidak terpisahkan dari
Pemilihan sumber belajar yang lingkungan sekitar, baik lingkungan fisik
bervariasi di SD sangat diperlukan, maupun lingkungan sosial budaya.
sebab anak-anak usia SD sangat Bagaimanapun, para siswa akan
memerlukan beragam sumber belajar. memasuki dunia kehidupan yang nyata,
“Pembelajaran yang baik memerlukan yaitu kehidupan kemasyarakatan. Siswa-
sebanyak mungkin sumber belajar siswa merupakan bagian dari tata
untuk memperkaya pengalaman belajar kehidupan masyarakat itu sendiri.
anak” (Depdiknas, 2003:18). Dalam pembelajaran bahasa yang
Anak SD berada pada tahapan sesuai dengan pandangan whole
perkembangan yang juga harus language, diperlukan konteks dan
diantisipasi pada waktu mereka belajar. pengalaman belajar bahasa yang sesuai
Misalnya anak-anak usia SD dan otentik. Sumber belajar yang tidak
mempunyai ketertarikan yang kuat bertalian langsung dengan konteks dan
terhadap apa saja yang mereka temui di pengalaman anak menurut pandangan
lingkungannya. Apa yang langsung whole language, tidak akan efektif dan
dialaminya (didengar, dilihat, dan tidak memberdayakan siswa.
dirasakan) merupakan pengayaan Pembelajaran bahasa yang baik
kognitif, emosi, dan perkembangan ialah pembelajaran yang komunikatif
sosial yang memperluas dan dan integratif. Siswa dikondisikan untuk
memperkuat akumulasi perkembangan mempelajari hal-hal yang bersifat
selanjutnya. Ketertarikan anak terhadap komunikatif. Artinya, siswa mempelajari
kondisi tersebut menuntut guru untuk hal ihwal berbahasa dan bukan
menjadikan lingkungan sebagai sumber mempelajari tentang bahasa.
belajar (hand on experience). Pembelajaran seperti ini harus
Ada beberapa alasan mengapa berorientasi pada kecakapan atau
lingkungan bisa dipilih sebagai sumber keterampilan.
belajar di SD. Arikunto (1990:3) Omagio (dalam Tarigan, 1989: 9)
mengajukan lima hipotesis tentang

76 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


pengajaran bahasa yang mengacu pada gagasan atau isi hati mereka dalam
kecakapan atau keterampilan berbahasa. lingkungan yang bebas.
Hipotesis kesatu : Berbagai Hipotesis kelima : Pengertian kultural
kesempatan harus disediakan bagi para harus dikembangkan dengan berbagai
siswa untuk mempraktikkan penggunaan cara sehingga para siswa dipersiapkan
bahasa di dalam konteks yang mirip untuk hidup lebih harmonis di dalam
seperti di dalam budaya bahasa sasaran. masyarakat bahasa sasaran.
Untuk memenuhi tuntutan hipotesis ini, Proses belajar megajar bahasa
harus dilaksanakan atau dipenuhi empat tidak hanya dapat dilakukan di dalam
syarat berikut ini. ruangan, tetapi bisa di luar lingkungan
(1) Para siswa hendaknya didorong dengan menggunakan lingkungan
untuk mengekspresikan gagasan sebagai sumber belajar. Sumber belajar
mereka sendiri sedini mungkin lingkungan dan belajar di luar kelas akan
setelah keterampilan-keterampilan lebih komunikatif, karena siswa
produktif diperkenalkan dalam langsung terlibat dalam masyarakat
pengajaran. bahasa dan bahasa yang fungsional
(2) Pendekatan yang dilaksanakan digunakan masyarakat yang
harus berorientasi pada kecakapan bersangkutan.
meningkatkan serta Demikian pula keadaan kelas,
mengembangkan interaksi harus kaya dengan sumber belajar
komunikasi aktif di antara para sebagai pajanan untuk siswa dalam
siswa. belajar bahasa. Keadaan kelas harus
(3) Praktik penggunaan bahasa kreatif dilengkapi dengan hiasan yang
(sebagai lawan praktik konvergen menunjang pemerolehan bahasa tingkat
atau manipulatif) haruslah awal. Hiasan berupa abjad, gambar
dikembangkan atau dirangsang di bertulis, atau ada sudut bahasa
dalam kelas yang berorientasi pada (menyimak, membaca, berbicara, dan
kecakapan. menulis) di setiap kelas akan membantu
(4) Bahasa yang otentik haruslah siswa dalam pemerolehan bahasa.
dipakai dalam pengajaran di mana Pembelajaran bahasa dengan
saja apabila mungkin. menggunakan sumber belajar
Hipotesis kedua : berbagai kesempatan lingkungan, guru dapat memanfaatkan
harus disediakan bagi para siswa untuk alam sekitar dan segala yang ada di
menggunakan fungsi-fungsi bahasa yang sekeliling anak (rumah maupun sekolah)
terdapat dalam budaya sasaran. untuk menunjang kecakapan berbahasa.
Hipotesis ketiga : perkembangan
kecakapan linguistuik para siswa harus B. Memilih Sumber Belajar
diperhatikan sejak awal pengajaran. Guru perlu memahami dan dapat
Hipotesis keempat : pendekatan- memilih sumber belajar yang tepat pada
pendekatan yang berorientasi pada waktu mengajar di kelas. Memilih
kecakapan harus memberi responsi atau sumber belajar, harus didasarkan kriteria
tanggapan terhadap kebutuhan- tertentu, yaitu kriteria umum dan kriteria
kebutuhan afektif dan kognitif para berdasarkan tujuan yang hendak dicapai
siswa. Para siswa harus merasa (Sudjana, 2003:85). Kedua kriteria itu
terdorong untuk belajar dan harus diberi berlaku baik untuk yang dirancang
kesempatan untuk mengekspresikan maupun sumber yang dimanfaatkan.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 77


Kriteria umum dalam memilih dan termotivasi untuk belajar
sumber belajar bahasa merupakan karena sumber belajarnya menarik.
ukuran kasar yang dapat dijadikan (2) Sumber belajar untuk tujuan
patokan, ketika seorang guru memilih pembelajaran, yaitu sumber belajar
sumber belajarnya. Kriteria umum untuk mendukung kegiatan belajar
tersebut sebagai berikut: mengajar di kelas dalam mencapai
(1) Sumber belajar harus ekonomis, tujuan.
artinya sumber yang digunakan (3) Sumber belajar untuk penelitian,
tidak terlalu mahal. Kalaupun yaitu sumber yang dapat dianalisis,
harganya agak mahal harus diobservasi biasanya sumber yang
bermanfaat dalam jangka panjang langsung dari masyarakat atau
sehingga akan tetap terhitung lingkungan.
murah. (4) Sumber belajar untuk memecahkan
(2) Sumber belajar harus praktis dan masalah dan untuk presentasi.
sederhana, artinya tidak Selain itu, pada waktu pemilihan
memerlukan pelayanan yang sumber belajar, guru bahasa Indonesia
langka dan khusus, sehingga tidak harus memperhatikan hal-hal sebagai
akan menyulitkan guru sendiri. berikut:
(3) Sumber belajar harus mudah (1) Tuntutan kurikulum, artinya ketika
diperoleh, artinya sumber belajar guru berniat memilih sumber
itu dekat, tidak perlu diadakan atau belajar yang cocok dengan tuntutan
dibeli ditoko. Sumber belajar yang Kurikulum 2004, guru harus
tidak dirancang lebih mudah mempertim-bangkan: a) fungsi
diperoleh karena dapat dicari di pembelajaran, b) tujuan
lingkungan sekitar. pembelajaran, dan c) rambu-rambu
(4) Sumber belajar harus bersifat pembelajaran.
fleksibel, artinya bisa Fungsi pembelajaran bahasa
dimanfaatkan untuk beberapa Indonesia seperti tertera dalam
tujuan dan tidak dipengaruhi faktor Kurikulum 2004 ialah : (a) sarana
luar, misalnya kemajuan teknologi, pembinaan kesatuan dan persatuan
nilai, budaya, dan berbagai bangsa, (b) sarana peningkatan
keinginan pemakai sumber belajar pengetahuan dan keterampilan
itu sendiri. dalam rangka pelestarian dan
Kriteria memilih sumber belajar pengembangan budaya, (c) sarana
berdasarkan tujuan antara lain sebagai peningkatan pengetahuan dan
berikut: keterampilan untuk meraih dan
(1) Sumber belajar untuk memotivasi, mengembangkan ilmu
terutama untuk siswa yang rendah pengetahuan, teknologi, dan seni,
tingkatannya. Siswa kelas rendah (d) sarana penyebarluasan
SD yang belajar membaca atau pemakaian Bahasa Indonesia
menulis permulaan misalnya, pemakaian Bahasa Indonesia yang
memerlukan sumber belajar yang baik untuk keperluan menyangkut
menarik dan nyata dibandingkan berbagai masalah, (e) sarana
dengan kelas tinggi. Karena siswa pengembangan penalaran, (f)
kelas rendah akan semakin tertarik sarana pemahaman beragam

78 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


budaya Indonesia melalui pikiran, gagasan, ide,
khazanah kesusastraan indonesia. pendapat, keinginan,
Sedangkan tujuan penyampaian indformasi, dan
pembelajaran Bahasa Indonesia lain-lain. Hal itu disampaikan
secara umum adalah sebagai dalam aspek kebahasaan
berikut: berupa kata, kalimat, paragraf
(a) Siswa menghargai dan (komunikasi tulis) atau
membanggakan Bahasa paraton (komunikasi lisan),
Indonesia sebagai bahasa ejaan dan tanda baca (dalam
persatuan (nasional) dan bahasa tulis), serta unsur-
bahasa negara. unsur prosodi (intonasi, nada,
(b) Siswa memahami Bahasa irama, tekanan, tempo) dalam
Indonesia dari segi bentuk, bahasa lisan (Depdiknas,
makna, dan fungsi, serta 2003).
menggunakannya dengan (2) Keotentikan (bahasa yang benar-
tepat dan kreatif untuk benar ada dan digunakan dalam
bermacam-macam tujuan, kehidupan siswa serta sesuai
keperluan, dan keadaan. dengan fungsinya) dan aktualitas
(c) Siswa memiliki kemampuan (kemutahiran dan keberadaan
menggunakan Bahasa bahasa itu masih hidup dan
Indonesia untuk dikenal) sumber belajar,
meningkatkan intelektual, maksudnya memilih sumber
kematangan emosional, dan belajar itu harus diupayakan
kematangan sosial. otentik, karena sumber belajar
(d) Siswa memiliki disiplin yang otentik akan memberikan
dalam berpikir dan berbahasa gambaran tentang bahasa yang
(berbicara dan menulis). sebenarnya kepada siswa. Dengan
(e) Siswa mampu menikmati dan demikian, siswa akan mengetahui
memanfaatkan karya sastra bagaimana bahasa yang
untuk mengembangkan komunikatif itu. Demikian pula
kepribadian, memperluas aktualitasnya, sumber belajar yang
wawasan kehidupan, serta aktual dan populer akan lebih baik
meningkatkan pengetahuan digunakan dalam proses belajar
dan kemampuan berbahasa. mengajar bahasa daripada sumber
(f) Siswa menghargai dan belajar yang tidak dikenal siswa.
membanggakan sastra Sumber belajar yang aktual dapat
Indonesia sebagai khazanah memotivasi siswa untuk belajar
budaya dan intelektual bahasa dengan baik dan sungguh-
manusia Indonesia. sungguh.
Rambu-rambu pembelajaran (3) Jenjang pendidikan, artinya
bahasa Indonesia yang dimaksud pemilihan sumber belajar harus
ialah sebagai berikut: disesuaikan dengan jenjang kelas
(a) Fungsi utama bahasa adalah dan usia siswa SD. Jika sumber itu
untuk berkomunikasi. menyulitkan siswa,maka akan
Maksud komunikasi dapat menjadi hambatan dalam
berupa pengungkapan penerimaan materi. Sebaliknya,

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 79


jika sumber juga terlalu mudah, menyimak dan berbicara; (2) fasilitator,
maka akan membosankan siswa. guru mempersiapkan bahan pengayaan
Oleh karena itu, pemilihan sumber yang memberi peluang bagi murid dalam
belajar bahasa untuk SD kelas menemukan dan mengembangkan
rendah dan SD kelas tinggi perlu pemahaman; (3) pebelajar, guru
perhatian dan penanganan yang merupakan “pembantu” yang senantiasa
berbeda. mempelajari sesuatu yang dipelajari
murid, mempelajari kesulitan yang
C. Tujuan Penggunaan Lingkungan dihadapi murid serta memikirkan
sebagai Sumber Belajar B I di pemecahannya; (4) pengamat dan
Sekolah Dasar peneliti, guru senantiasa mengamati
Arikunto (1990: 4) mengungkapkan gejala minat, motivasi, dan proses
bahwa tujuan lingkungan dijadikan belajar murid. Guru perlu
sumber belajar antara lain : (1) untuk mengumpulkan bahan untuk memahami,
mengefektifkan pembelajaran, (2) untuk proses dan kemajuan belajar murid.
membuat pembelajaran menjadi relevan; Caranya dapat dari hasil tugas, catatan
baik relevan dengan kebutuhan siswa, lapangan, dan tanya jawab. Selain itu,
relevan dengan konsep perkembangan guru juga perlu mengadakan refleksi; (5)
anak, maupun relevan dengan apa yang dinamisator, guru bersahabat, bersedia
menarik minat anak, (3) agar mengingatkan murid atau memujinya,
pembelajaran menjadi efisien dan serta memanfaatkan berbagai bentuk
murah. penguatan.
Pernyataan Arikunto tersebut Berikut ini contoh penggunaan
diperkuat oleh prinsip pendekatan whole lingkungan sebagai sumber belajar
language yang menurut Goodman (1986: bahasa di SD.
26-31) ditopang oleh empat landasan
dasar, yaitu : (1) teori belajar, (2) teori A. Contoh Pembelajaran Bahasa
kebahasaan, (3) pandangan dasar tentang Indonesia di SD Menggunakan
pengajaran, dan (4) peranan guru serta Lingkungan
pandangan kurikulum berpusatkan 1. Contoh Pembelajaran
bahasa. Menurut Goodman isi Mendengarkan Menggunakan
pembelajaran bahasa akan dengan Lingkungan
mudah dikuasai murid apabila bersifat Berikut contoh penggunaan
(1) nyata, (2) menyeluruh, (3) bermakna, lingkungan sebagai sumber belajar
(4) relevan, (5) fungsional, (6) disajikan mendengarkan/menyimak.
dalam konteks pemakaian, dan (7) murid Kelas : III
menggunakannya. Waktu : 2 x 40 menit
Peranan guru dalam kelas yang a) Siswa dibagi menjadi beberapa
berpijak pada pendekatan whole kelompok.
language bukan hanya sebagai penyaji b) Guru memberi penjelasan apa
materi, namun lebih dinamis. Menurut yang harus dikerjakan oleh tiap
Aminuddin (1997:33) dalam kelas whole kelompok.
language guru berperan sebagai: (1) c) Siswa dibawa keluar kelas.
model, guru menjadi contoh perwujudan Setiap kelompok harus
bentuk aktivitas berbahasa yang ideal, mengamati lingkungan sekolah
dalam kegiatan membaca, menulis, dan harus mencatat secara rinci

80 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


apa yang dilihatnya itu. Kalau d) Siswa mengajukan pertanyaan
perlu apa yang diamatinya yang telah dibuatnya kepada para
secara kelompok itu dicatat. pedagang.
d) Selesai pengamatan, masih di e) Siswa mencatat pesan yang
luar, setiap kelompok melalui diberikan oleh pedagang.
perwakilannya harus memberi f) Siswa secara berkelompok
penjelasan rinci dengan cara membuat laporan hasil
mengatakan rincian apa yang wawancara dengan pedagang.
ditemukannya itu kepada g) Masing-masing kelompok
kelompok lain. Setelah selesai membacakan hasil laporannya di
merinci, kelompok yang depan kelas.
menyimak harus menerka
benda apa, atau apa yang Mendeskripsikan benda/ tempat
dirinci oleh kelompok tersebut. di Lingkungan anak
e) Setiap kelompok mendapat a) Siswa menebak sebuah nama/
giliran, dan setiap orang dalam benda/ tempat berdasarkan
kelompok juga mendapat deskripsi dari guru atau
giliran. Hasilnya, kelompok temannya.
yang anggotanya paling banyak b) Siswa membuat deskripsi dari
menerka benar, dan kelompok sesuatu benda/ teman/ tempat
mana yang anggotanya paling dengan bimbingan guru.
lancar merinci temuannya yang Maksudnya guru memberikan
menang. sebuah nama ( siswa menyimak),
siswa membuat dskripsinya.
2. Contoh Pembelajaran c) Setiap siswa membuat
Berbicara Menggunakan deskripsi sebanyak tiga buah
Lingkungan benda/ tempat/ teman yang
Contoh ini di kelas 5 Kurikulum diarahkan menajdi tebak-tebakan
2004 semester II. atau teka-teki.
Kelas : 5 d) Setiap siswa menukar hasil
Waktu : 2 x 40 menit (satu kali masing-masing dengan teman
pertemuan) sebangkunya untuk menjawab
Prosedur pelaksanaan : teka-teki.
a) Siswa dibagi menjadi empat e) Selesai menjawab mereka
kelompok, kemudian dibagi menukarkan lagi untuk diperiksa
tugas untuk mewawancarai jawabannya.
pedagang di lingkungan sekolah.
b) Setiap kelompok membuat
daftar pertanyaan untuk
wawancara dengan pedagang di
lingkungan sekolah.
c) Siswa bersama kelompoknya
keluar kelas untuk
mewawancarai pedagang di
lingkungan sekolah.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 81


Menjelaskan denah/ peta lokasi bentuk deskripsi di papan tulis,
tempat kemudian semua siswa secara
Kelas IV klasikal membaca nyaring.
Waktu : 2 x 40 menit
(1) Siswa diajak meneliti keadaan Contoh membaca petunjuk
lingkungan sekolah dengan Kelas : III
dibekali beberapa pertanyaan Waktu : 2 x 40 menit
seperti : a.) Siswa dibagi menjadi beberapa
1) Terdiri dari berapa kelompok.
ruangan sekolah kita? b) Siswa berkelompok harus
2) Ruang apa saja? membawa hasil pengamatannya
(2) Seorang siswa dengan bantuan berupa proyek, petunjuk rambu-
guru dan siswa lainnya membuat rambu jalan atau petunjuk
denah sekolah mereka. pemakaian (bungkus supermi,
(3) Setelah mereka membuat denah, bungkus obat batuk, dan sebagainya
setiap siswa harus menceritakan yang ada petunjuk pemakainnya)
keadaan lokasi sekolah mereka c) Hasilnya, beberapa petunjuk
dan kelas mereka. pemakaian yang dapat dibaca oleh
(4) Mengulangi kegiatan di atas siswa. Petunjuk tersebut dibaca
dengan objek rumah-masing- oleh siswa terus harus dibuat
masing. deskripsinya.
d) Siswa membaca hasil deskripsi
3. Contoh Pembelajaran yang telah dibuatnya di depan
Membaca Menggunakan kelas.
Lingkungan e) Guru menuliskan salah satu
Berikut ini contoh penggunaan petunjuk itu dalam bentuk
lingkungan dalam pembelajaran deskripsi di papan tulis, kemudian
membaca. semua siswa secara klasikal
Kelas : IV membaca nyaring.
Waktu : 2 x 40 menit
a.)Siswa dibagi menjadi beberapa 4.Contoh Pembelajaran Menulis
kelompok. Menggunakan Lingkungan
b) Siswa berkelompok harus Berikut ini contoh penggunaan
membawa hasil pengamatannya lingkungan sekolah sebagai sumber
berupa proyek, penulisan papan belajar menulis di SD.
nama atau papan iklan atau yang Kelas : IV
ada di sekitar tempat tinggal Waktu : 2 x 40 menit
mereka. Seorang guru kelas IV SD
c) Hasilnya, beberapa papan nama Ketilang mengajak siswanya ke
atau iklan tersebut harus dibuat luar kelas untuk mengamati apa
deskripsinya. yang ada di taman sekolahnya.
d) Siswa membaca hasil deskripsi Setiap kelompok siswa harus
yang telah dibuatnya di depan mengamati bagian taman sekolah
kelas yang diminatinya. Ada yang
e) Guru menuliskan salah satu mengamati kebun sekolah, ada
papan nama atau iklan itu dalam yang mengamati warung sekolah,

82 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


ada yang mengamati kebersihan kepada kepala sekolah mengenai
sekolah, ada yang mengamati keadaan sekolah yang telah
halaman sekolah, dan ada yang diamati dengan menggunakan
mengamati posisi dan denah bahasa yang jelas, benar, dan
bangunan sekolah. Setiap anggota sopan.
kelompok harus membuat e) Setiap kelompok
karangan pengalaman deskripsi membacakan suratnya di depan
dari hasil pengamatannya. Setiap kelas.
siswa dalam kelompok membuat f) Kelompok lain mengajukan
karangan dari hasil penemuan pendapat gagasan, terhadap
kelompoknya dalam bahasanya permasalahan yang dibahas.
masing-masing. Ada yang g) Tiap kelompok mengirimkan
membuat karangan tentang suratnya ke alamat sekolah
kebersihan sekolah. Ada yang melalui pos.
membuat karangan tentang h) Kepala sekolah membalas
memelihara bunga di taman surat yang dikirimkan siswa juga
sekolah. Yang lain menulis tentang melalui pos dengan alamat kelas
kebersihan di sekolahnya. Ada pula tempat siswa yang mengirimkan
yang membuat denah dan membuat surat tersebut. Dengan demikian,
deskripsinya. setiap siswa akan menjadi sadar
bahwa fungsi surat itu alat
Contoh lain menulis dengan sumber komunikasi tertulis dan pasti
belajar lingkungan sebagai berikut. akan ada balasannya.
Kelas : V
Waktu : 3 x 40 menit 5.Contoh Pembelajaran Terpadu
a) Siswa dibagi menjadi beberapa Menggunakan Lingkungan
kelompok. Contoh model pembelajaran
b) Siswa diajak keluar untuk bahasa Indonesia menggunakan
mengobservasi keadaan sumber belajar Lingkungan
lingkungan sekolah yang Tema : Lingkungan
telah ditentukan sebelumnya oleh Topik : Papan nama/ spanduk/
guru: perpustakaan, kantin, iklan di lingkungan sekolah/
lapangan upacara, dll. dengan tempat tinggal siswa Kelas III
bimbingan guru. Waktu 6 x 40 menit
c) Guru menyuruh siswa agar Tujuan kelas : Siswa mampu
memperhatikan beberapa lokasi menyerap isi ceritadan berita yang
di sekolah tadi, manakah yang diengar atau dibaca
perlu mendapat perhatian dalam Pembelajaran :
hal fisik bangunan, sarana Membaca petunjuk-petunjuk,
prasarana, kebersihan, serta apa papan nama, dan menjelaskannya.
yang menjadi masalah yang Membuat kamus kecil berbagai
harus diinformasikan untuk sumber.
ditindaklanjuti oleh kepala
sekolah.
d) Tiap kelompok harus
membuat surat yang diajukan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 83


Tujuan pembelajaran khusus : Pertemuan kesatu
• Siswa dapat menjelaskan arti (1) Para siswa memilih kelompok,
kata-kata yang dianggap sulit dari setiap kelompok tiga orang.
papan nama. (2) Setiap kelompok mengumpulkan
• Siswa dapat memuat kamus kosakata yang dianggap sulit
kecil dari papan mana/ spanduk/ oleh setiap anggotanya. Kosakata
iklan. yang terkumpul dipilih
• Siswa dapat mendeskripsikan (didiskusikan) dalam kelompok;
pesan dari papan kosa kata yang benar-benar
nama/spanduk/iklan menjadi pesan belum diketahui oleh kelompok
yang jelas. atau bisa juga semua kata ditulis,
• Siswa dapat menuliskan pesan tapi kosakata yang sudah
dari papan nama/spanduk/iklan diketahui kelompok diberi
dengan ejaan yang benar (huruf penjelasan dengan kata-kata
kapital, tanda koma, tanda titik, sendiri. Kosakata yang sulit
tanda tanya). menurut kelompok diberi
• Siswa dapat menggunakan penjelasan dengan bantuan
bahasa sesuai dengan fungsinya kamus.
melalui bermain. (3) Kelompok menyusun kata-kata
• Siswa dapat memerankan yang sudah diberi penjelasan itu
peranan sesuai dengan yang menjadi kamus kecil (tersusun
ditokohkan. alpabetis seperti kamus). Kamus
dapat diberi sampul dan
Kegiatan Pembelajaran digambari.
Satu unit pembelajaran ini dilaksanakan (4) Hasilnya dapat dibacakan di
untuk tiga pertemuan depan kelas atau ditempel di
Sebelum pelaksanaan pembelajaran ini, dinding kelas sehingga setiap
para siswa sudah diberi tugas secara siswa/ kelompok dapat membaca
individu untuk mencatat kata-kata yang hasil temannya.
tertulis pada papan nama di sekitar
sekolah (tempat tinggalnya). Setiap Pertemuan kedua
siswa mencatat tulisan pada papan nama/ (1) Setiap siswa memilih satu papan
spanduk/ iklan yang ditemuinya di nama/spanduk/ iklan yang paling
sekitar mereka. Pencatatan disesuaikan disukainya dari papan nama/
dengan aslinya, ditulis pada selembar spanduk/ iklan yang mereka
kertas dan boleh diberi gambar dan temukan di lingkungannya.
diwarnai. Setiap siswa boleh mencatat (2) (Anak berkumpul kembali dalam
tulisan pada papan nama/sapnduk/iklan kelompoknya) Kelompok
sebanyak-banyaknya. Setiap siswa harus berdiskusi memilih satu papan
mencatat kata-kata yang dianggap sulit nama/sapnduk/iklan yang paling
dari papan nama/spanduk/iklan yang diminati kelompok.
ditemukannya. Guru sebelumnya (3) Catatan : pemilihan ini dapat
memberi contoh papan juga melalui sharing kalsikal dari
nama/spanduk/iklan, baik langsung yang semua temuan siswa.
ada di sekolah maupun fotonya. (4) Setiap kelompok membaca pesan
yang tertulis pada papan nama/

84 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


spanduk/ iklan yang telah berpendapat sesuai dengan
dipilihnya. pengalaman mereka tentang
(5) Setiap kelompok menuliskan adegan tersebut. Mungkin dalam
pesan tersebut dalam bentuk bentuk kritikan : bukan begitu,
uraian (deskripsi). bukan itu, masa begitu, mengapa
(6) Setiap kelompok membacakan begitu (setiap selesai satu
hasilnya di depan kelas. Aslinya kelompok tampil guru mengajak
ditulis guru di papan tulis supaya anak-anak bertepuk tangan).
terjadi diskusi, mungkin ada (3) Setelah semua kelompok tampil,
kelompok yang kurang guru memberi penguatan dan
sependapat. pujian. Anak-anak juga diberi
(7) Para siswa mengelompokkan penjelasan tentang papan nama/
kalimat/ kata yang harus spanduk/ iklan yang baik, yaitu
menggunakan huruf kapital dan yang bisa cepat dimengerti
tanda baca yang benar (secara pembacanya dan tidak
berkelompok) dari wacana hasil menggunakan huruf yang sulit
mendeskripsikan papan nama/ dibaca (harus jelas), tidak
spanduk/ iklan yang telah menggunakan kata asing bila ada
dikerjakan siswa dalam kata Indonesianya dan menarik
kelompok atau ditukar dengan baik warna maupun posisinya.
kelompok lain. Secara kritis para
siswa harus mengoreksi betul Evaluasi
tidaknya penggunaan huruf Evaluasi yang digunakan adalah proses
kapital dalam deskripsi dan dan produk. Evaluasi produk berupa
penggunaan tanda baca lainnya tulisan deskripsi setiap kelompok dan
(titik, koma, tanda tanya, tanda hasil pembuatan kamus kecil yang
seru). dari wacana kelompok lain dikumpulkan dalam portofolio
dan kelompoknya. Evaluasi proses berupa pengamatan
Pada akhir pertemuan kedua, performansi pada waktu diskusi dan
para siswa secara kelompok diberi bertukar pengalaman di kelas, serta
tugas untuk mempersiapkan bermain waktu bermain peran, dengan
peran berkaitan dengan dengan menggunakan instrumen lembar
kegiatan atau pekerjaan yang sesuai observasi yang dibuat guru.
dengan topik pilihanya. Beri
kesempatan kepada para siswa untuk Tindak lanjut
bertanya jawab. Barangkali ada yang Para siswa membuat papan
kurang dimengerti. Kalau perlu nama/spanduk/ iklan untuk kepentingan
diberi contoh. masing-masing (mereka berimajinasi
menjadi dokter, pekerja bengkel, pekerja
Pertemuan ketiga salon, bidan, pengusaha pabrik, dan lain-
(1) Setiap kelompok secara lain) Mereka membuat papan nama/
bergiliran menampilkan adegan sapanduk/ iklan/papan nama tersebut dan
bermain peran. mewarnainya.
(2) Setiap selesai satu kelompok Contoh Papan Nama, Petunjuk, dan
tampil, kelompok lain Iklan.
diperkenankan mengomentari/

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 85


86 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Dr Danny Effendi
Spesialis Penyakit: Telinga Kelurahan Kotakaler termasuk wilayah
Hidung & Tenggorokan
Praktik Selasa-Kamis Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten
Jam 14.00-18.00 Sumedang. Kelurahan ini berada di Jalan
Mayor Abdurachman No. 214 Telepon
Sumedang.
PUSAT KOTA, DPRD
BANDUNG, SUBANG
TASIK, WADO Contoh 3 Papan Nama SD:

Sekolah Dasar Negeri Sukamaju berada


di Kecamatan Sumedang Utara. Sekolah
PEMERINTAHAN KABUPATEN Dasar ini menginduk ke Dinas
SUMEDANG
KECAMATAN SUMEDANG UTARA Pendidikan Pemerintah Kabupaten
JALAN MAYOR ABDURAHMAN NO. 214 Sumedang. Alamat lengkapnya berada di
SUMEDANG Jalan Dano No. 02 Kecamatan
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.

Contoh 4 Petunjuk :

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG Dari rambu-rambu petunjuk ini, kalau


DINAS PENDIDIKAN mau ke pusat kota Sumedang atau ke
SD NEGERI SUKAMAJU gedung DPRD, atau ke Gedung Negara
KECAMATAN SUMEDANG UTARA
JALAN DANO NO. 02 SUMEDANG 4322 sebagai pusat Pemerintahan Daerah
Kabupaten Sumedang, lurus ke depan.
Sedangkan dari rambu-rambu ini kalau
mau menuju ke Tasikmalaya melalui
DIJUAL TANAH jalan Wado harus mengambil arah ke
TP LUAS 358 H
(021) 6402567 hp 08122534457 sebelah kiri. Kalau bermaksud menuju
ke Bandung atau ke Subang harus
mengambil arah ke kanan dari rambu-
rambu ini.

Contoh Deskripsi dari Papan Nama, Contoh 5 Papan Iklan


Petunjuk, dan Iklan
Tanah yang ada papan iklan ini akan
Contoh 1. Papan Nama Dokter : dijual. Tetapi yang mempunyai tanah
mengharapkan yang berminat membeli
Dokter Dimmy A. Effendi adalah dokter tanah ini datang langsung ke pemilik
spesialis. Ia ahli dalam mengobati tanah tanpa perantara. Luas tanah yang
penyakit di telinga, hidung, dan akan dijual 358 bata. Bila ada yang
tenggorokan. Ia praktk setiap hari Selasa berminat untuk membeli tanah ini bisa
dan Kamis. Jadi, peraktik hanya dua menghubungi yang punya tanah dengan
hariu dalam seminggu. Mulai peraktik nomor telepon (021) 6402567 atau
pukul 14.00 sampai dengan pukul 16.00. nomor Hand phone 08122534457.

Contoh 2. Papan Nama Kelurahan :

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 87


Bacaan 7 lain bahwa laporan dari panitia ini belum
BAB I berorientasi kepada keterampilan yang
APAKAH PENDIDIKAN IPS diharapkan. Karena itu, ruang lingkup
dan urutan program ini mereka anggap
ITU?
hanya cocok untuk para peneliti yang
akan melaksanakan penelitiannya dalam
Buku ini akan berbicara banyak
rangka merancang kurikulum.
mengenai keragaman budaya, etnis, suku
Untuk memenuhi kebutuhan lapangan
bangsa yang merupakan kekayaan tak
pembelajaran di sekolah yang mendesak,
ternilai bangsa Indonesia. Pada bagian
maka alternatif yang ditawarkan oleh
awal akan dibahas lebih dahulu konsep
Donald Bragraw (dalam Joyce, Little,
dasar tentang pendidikan IPS yang
dan Wronski, 1991:232), dianggap
merupakan landasan pemahaman dari
cukup komprehensif dari segi cakupan
buku ini. Konsep dasar yang dibahas
isi.
adalah mengenai karakteristik, dan
Alternatif tersebut memfokuskan isi dan
tujuan pendidikan IPS.
ruang lingkupnya pada 5 bidang: (1)
waktu, ruang, dan kebudayaan, (2)
1.1. Konsep dan Karakteristik
pendidikan untuk menyiapkan warga
Pendidikan IPS
negara yang demokratis, (3) pendidikan
Di sekolah sering kali siswa merasa
sosial untuk transformasi sosial, (4)
bosan dengan pelajaran IPS. Kebosanan
pendidikan sosial dalam kancah
itu bisa timbul akibat dari kurang
pendidikan global, dan (5) kurikulum
dipahaminya apa sebenarnya IPS itu, dan
pendidikan sosial yang memiliki ruang
apa pula misi yang diemban dalam
lingkup dan urutan spesifik, serta
pendidikan IPS tersebut. Oleh karena itu,
dirancang guru sesuai kebutuhan
sebelum jauh membaca buku ini, ada
masyarakat lokal.
baiknya kita meluangkan sedikit waktu
Di Indonesia, gagasan pendidikan IPS
untuk memahami apa sebenarnya IPS
yang dirancang secara spesifik sesuai
itu.
kebutuhan masyarakat lokal misalnya,
NCSS (National Council for the Sosial
diakomodasi dalam kurikulum 1994
Studies) sebagai lembaga professional
yang disebut sebagai “kurikulum muatan
tempat berkumpulnya para ahli IPS
lokal (mulok)”. Meskipun kurikulum
dunia yang berkedudukan di Amerika,
muatan lokal tidak disediakan secara
memiliki program kerja antara lain
khusus untuk program pendidikan IPS,
mengembangkan pendidikan IPS. Pada
akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk
tahun 1984 lembaga tersebut telah
mewadahi gagasan pendidikan IPS
membentuk panitia kerja untuk
dengan karakteristik lokal tersebut. Pada
menyusun ruang lingkup dan urutan isi
kurikulum 2004, hal tersebut juga diberi
program IPS. Panitia ini telah berhasil
ruang untuk dikembangkan, yaitu
merekomendasikan ruang lingkup dan
dengan dianutnya prinsip “kurikulum
urutan program pendidikan IPS untuk
yang beragam”. Dengan prinsip ini,
pendidikan pra sekolah sampai dengan
kurikulum 2004 memberikan ruang
SLTA. Akan tetapi hasil kerja panitia ini
untuk mengembangkan kurikulum IPS
juga masih mendapat banyak kritik
yang berbeda pada setiap daerah,
antara lain dilontarkan oleh Jarolimek
meskipun harus tetap mengacu kepada
(dalam Joyce, Little, dan Wronski,
standar kurikulum nasional. Jadi,
1991:323), yang menyebutkan antara

88 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


perbedaan itu hanya disebabkan oleh jawab pendidikan IPS adalah membantu
pengembangan berupa penambahan, siswa untuk mengembangkan
pendalaman, atau perluasan materi. pengetahuan, keterampilan, sikap dan
Dalam ruang lingkup dan urutan yang nilai yang dibutuhkan untuk
ditawarkan Donald Bragraw itu, berpartisipasi dalam kehidupan warga
pendidikan demokrasi yang mengajarkan negara pada masyarakat yang majemuk,
siswa untuk menerima dan menghargai baik di tingkat lokal, nasional maupun
berbagai keragaman merupakan salah dunia. Sedangkan pada areal kurikulum
satu isi penting yang ditempatkan pada yang lebih luas, pendidikan IPS juga
urutan kedua. Penempatan pendidikan membantu peserta didik untuk
demokrasi pada posisi yang penting mendapatkan kemampuan untuk
dalam ruang lingkup pendidikan IPS ini berpartisipasi dalam masyarakat
didasarkan pada asumsi bahwa hal itu demokratis.
merupakan kunci dan isi pokok Diskusi panjang di kalangan para ahli
kurikulum pendidikan IPS untuk tentang perkembangan pendidikan IPS
menyiapkan warganegara yang itu tercermin dalam berbagai istilah yang
demokratis, yaitu warganegara yang digunakan seperti social studies, social
memiliki kemampuan berpikir luas education, citizenship education, dan
dalam masyarakat yang majemuk dan social science education (Somantri,
untuk mendorong keterampilan berpikir 1994).
yang rasional dalam setiap pengambilan Dari berbagai istilah yang digunakan itu,
keputusan. Pengambilan keputusan kita tetap dapat menangkap karakteristik
secara rasional merupakan ciri dari yang selalu melekat pada setiap
perkembangan yang mengarah pembahasan tentang pendidikan IPS,
kematangan mental peserta didik. yaitu : (1)
NCSS secara lebih tegas meletakkan pendidikan IPS didisain untuk
kedudukan penting pendidikan membantu meningkatkan kemampuan
demokrasi tersebut sebagai komponen warganegara
utama dalam pendidikan IPS dengan dalam masyarakat demokrasi, dan (2)
mengemukakan salah satu karakteristik bersifat integratif, yaitu berupa
pokoknya, yaitu bahwa IPS itu dirancang memadukan
untuk mendorong kompetensi warga berbagai bidang studi untuk
negara dalam menghayati hak dan mendapatkan pemahaman tentang
kewajibannya sebagai tujuan utama. fenomena yang ada
Kompetensi ini amat diperlukan siswa dalam masyarakat secara lebih
untuk meningkatkan komitmennya komprehensif (NCSS, 1994).
terhadap ide-ide dan nilai-nilai Dalam konteks persekolahan di
demokrasi serta untuk pembentukan Indonesia, istilah yang resmi digunakan
masa depan yang berkelanjutan dan dalam
meningkatkan kualitas kehidupan kurikulum ialah Pendidikan IPS,
berdemokrasi. meskipun kedua karakteristik
Kedudukan penting pendidikan Pendidikan IPS seperti
demokrasi sebagai komponen utama tersebut di atas masih belum
dalam pendidikan IPS juga ditegaskan terimplementasikan secara nyata. Pada
oleh Banks (1990:3) bahwa pada tingkat beberapa mata
pendidikan yang lebih rendah, tanggung

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 89


pelajaran yang menyangkut Pendidikan Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-
IPS baik di sekolah dasar maupun di ilmu Sosial Indonesia (HISPISI) antara
program PGSD belum menunjukkan lain menyelenggarakan pertemuan-
kedua karakteristik tersebut secara jelas. pertemuan berkala yang bersifat
Para gurupun belum merasa perlu untuk akademik Dalam pertemuan mereka di
memadukan tujuan dan isi pembelajaran Bandung tahun 1989, lembaga yang
yang diembannya dengan bidang studi semula bernama HISPIPSI-ISPI tersebut,
yang lain dalam ruang lingkup mengemukakan batasan Pendidikan IPS
pendidikan IPS. sebagai “program pendidikan yang
Sebagai contoh, mata pelajaran memilih bahan pendidikan dari disiplin
Pendidikan Pancasila dan ilmu-ilmu sosial dan humaniti, yang
Kewarganegaraan (PPKn), dalam diorganisasikan dan disajikan secara
kurikulum sekolah dipisahkan dari ilmiah dan psikologis untuk tujuan
bidang studi IPS. Padahal mata pelajaran pendidikan” (Somantri, 1989).
tersebut antara lain mengajarkan Menurut penggagasnya, batasan ini
kecakapan hidup berdemokrasi bagi diadaptasi dari batasan yang diberikan
warga negara, seperti sikap toleran, Edgar Wesley, Frasser and West, dan
menerima dan menghargai berbagai dari NCSS. Yang dimaksud dengan
perbedaan dalam kemajemukan yang ada ilmiah ialah bahwa pendidikan IPS
pada masyarakat. Isi pelajaran tersebut disajikan secara sistematis dengan
merupakan isi pelajaran yang memperhatikan urutan isi yang logis.
diutamakan dalam tujuan maupun ruang Sedangkan secara psikologis
lingkup pendidikan IPS. dimaksudkan bahwa pendidikan IPS
Dengan pemisahan ini tersirat suatu disusun berdasarkan kondisi siswa, guru,
pemahaman bahwa hal-hal yang ruang kelas, sekolah, yang berbeda
berkenaan dengan kompetensi dalam: kultur, harapan, aspirasi,
kewarganegaraan termasuk di dalamnya perasaan, lingkungannya dan faktor
pendidikan tentang kesadaran multi psikis lainnya. Hal ini berarti menuntut
kultural semata-mata menjadi tanggung kemampuan guru dalam membelajarkan
jawab bidang studi PPKn. IPS khususnya di SD. Guru seharusnya
Dengan demikian, karakteristik pertama memahami karakteristik dan tingkat
yang melekat pada program pendidikan perkembangan siswanya.
IPS menjadi tidak tampak dalam Batasan ini juga diadaptasi dengan
program pendidikan IPS secara menampatkan Pancasila sebagai
keseluruhan. Pertanyaan yang muncul landasan bagi Pendidikan IPS di
ialah, bagaimanakah profil pendidikan Indonesia. Batasan Pendidikan IPS yang
IPS yang kita miliki? Tentu saja dibuat secara khusus untuk Indonesia ini
pertanyaan ini membutuhkan jawaban amat penting, terutama berkaitan dengan
yang mendalam melalui upaya-upaya nilai-nilai filosofis yang memang
mewujudkan profil Pendidikan IPS yang berbeda antara masyarakat bangsa
berwatak Indonesia. Indonesia dengan masyarakat barat.
Bagaimanapun ruang lingkup dan tujuan Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
suatu bidang studi biasanya bisa kita relegius yang memandang bahwa aspek
tangkap dari definisi bidang studi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
tersebut. Dalam rangka upaya-upaya Yang Maha Esa merupakan bagian tak
mewujudkan profil pendidikan IPS itu, terpisahkan dalam pendidikan IPS.

90 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Berbeda dengan masyarakat barat yang nilai untuk dirinya sebagai makhluk
pada umumnya memisahkan aspek- individu maupun sebagai makhluk sosial
aspek keimanan dan ketaqwaan dari dan budaya. Kajian yang dilakukan
pendidikan IPS. Dalam konteks ini, untuk mencapai tujuan ini ialah kajian
implikasi yang timbul antara lain terhadap materi yang berhubungan
pemahaman akan demokrasi yang ber- dengan kehidupan sosial dan budaya di
Ketuhanan Yang Maha Esa, sikap sekitarnya, tanpa perlu membatasi diri
menghargai kemajemukan dalam pada salah satu atau beberapa disiplin
masyarakat merupakan titik sentral ilmu-ilmu sosial.
dalam memahami aspek-aspek Pada tataran konsep IPS sebagai
demokrasi yang lainnya. Menurut Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, IPS
pemahaman ini, keragaman dan dikembangkan dalam bentuk kurikulum
kemajemukan yang diciptakan Tuhan akademik atau kurikulum disiplin yang
Yang Maha Esa merupakan kekayaan memakai nama disiplin ilmu sebagai
yang dipercayakan untuk dijaga demi label programnya, (misalnya sosiologi,
kedamaian hidup manusia. Allah-lah sejarah, antropologi, geografi, ekonomi
yang menciptakan keragaman dan dan lain sebagainya secara terpisah).
kemajemukan ini dan hal ini menjadi Dari segi tujuan (pembelajaran
kenyataan yang patut disyukuri Maka dengan pendekatan mono disiplin ini)
tak ada alasan bagi manusia untuk sangat erat berhubungan dengan tujuan
bertindak egois dan otoriter dalam setiap disiplin ilmu tersebut (Hasan, 1993).
perilakunya. Konsep ini mirip dengan konsep “Sosial
Batasan lain ditunjukkan oleh Hasan studies taught as Sosial Science” (Barr,
(1993), dalam salah satu tulisannya, Shermis, dan Barth, 1978), yaitu
yang menyebutkan dua konsep yang pendidikan IPS yang diajarkan sebagai
berbeda tentang IPS, yaitu: (1) disiplin ilmu sosial. Di barat hal ini
Pendidikan Pengetahuan Sosial (PS), merupakan salah satu aliran dalam
dan (2) Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial (di pendidikan IPS. Perbedaan kedua tataran
perguruan tinggi: penulis). IPS dalam konsep IPS ini lebih kepada cara yang
pengertian Pendidikan Pengetahuan digunakan dalam mengorganisasikan
Sosial (PS) merujuk kepada organisasi kurikulum. Marsh (1991:10) dalam
materi kurikulum yang bertujuan untuk konsep yang dikemukakannya
mengembangkan kemampuan anak cenderung lebih menekankan pada
melalui pengetahuan sosial dan budaya. pendidikan IPS sebagai Pendidikan
Sedangkan IPS dalam pengertian Pengetahuan Sosial. Hal itu tercermin
Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial adalah pada definisi yang dikemukakannya,
program pendidikan yang dikembangkan bahwa Pendidikan IPS adalah studi
di perguruan tinggi dengan pendekatan tentang manusia sebagai makhluk sosial
monodisiplin, yaitu mengajarkan satu yang tersusun dalam masyarakat, dan
bidang ilmu sosial secara terpisah. interaksi antara satu dengan yang lain,
IPS pada tataran yang pertama (PS) serta dengan lingkungan mereka pada
bercirikan pada tujuannya yang suatu tempat dan waktu tertentu.
difokuskan untuk mengembangkan Konsepnya itu dipertegas dengan
kemampuan peserta didik melalui menambahkan bahwa pendidikan IPS
pengetahuan sosial dan budaya, dalam berkenaan dengan kehidupan manusia
bentuk kemampuan berpikir, sikap dan yang kompleks, yang tidak dapat

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 91


dipandang dari satu dimensi belaka. generasi muda mengembangkan
Karena itu, keterpaduan merupakan sifat kemampuannya untuk menjadi orang
alami dari pendidikan IPS. Itulah pula yang berpengetahuan, cerdas dalam
yang menyebabkan studi ini mengambil keputusan untuk kebaikan
menggunakan pendekatan antar disiplin masyarakat sebagai warga yang di
dengan memanfaatkan konsepkonsep dalamnya terdapat berbagai kultur,
psikologi, ilmu politik dan humaniora. masyarakat demokratis dalam suatu
Senada dengan apa yang dikemukakan dunia yang saling memiliki
Marsh, Wright (1996) juga menyebutkan ketergantungan.
bahwa IPS merupakan area studi tentang Batasan yang menarik diberikan
interaksi antar manusia, keruangan, dan oleh Sumaatmadja (1986), yang
waktu serta bagaimana mereka mengungkapkan bahwa IPS (Studi
menyikapi dan disikapi oleh alam fisik Sosial) merupakan usaha untuk
dan lingkungan budaya. Meskipun mengadakan inter-relasi ilmuilmu sosial
terkesan sederhana, akan tetapi batasan dalam mengkaji gejala dan masalah
ini cukup memberikan gambaran yang sosial yang terjadi di masyarakat.
jelas kepada kita. Titik tekan dari Dengan demikian, IPS bukanlah ilmu-
batasan ini terletak pada posisi seorang ilmu sosial itu sendiri yang diartikannya
subjek dalam inter-relasi antara manusia sebagai semua bidang ilmu pengetahuan
satu dengan lainnya, dan antara manusia mengenai manusia dalam konteks
dengan alam sekitar, baik fisik maupun sosialnya atau sebagai anggota
psikis (budaya). Jika dihubungkan masyarakat. Sekali lagi batasan ini juga
dengan nilai hidup berketuhanan cenderung kepada konsep IPS sebagai
sebagaimana dijelaskan di atas, maka Pendidikan Pengetahuan Sosial. Dengan
kekurangan yang tampak ialah bentuk inter-relasi seperti itu, Risinger
terputusnya dimensi inter-relasi dengan (1996) menyebutkan bahwa IPS (sosial
Tuhan (hablun minallah). NCSS studies) bukan disiplin yang terpisah,
(National Council for the Sosial tetapi sebuah payung kajian masalah
Studies), sebuah organisasi profesi yang memayungi disiplin sejarah dan
bidang pendidikan IPS tingkat disiplin ilmu-ilmu sosial lainnya.
internasional yang berkedudukan di Suatu kekhasan yang segera dapat kita
Amerika Serikat memberikan batasan pahami pada IPS ialah kekuatannya
bahwa IPS merupakan studi terpadu dalam upaya melakukan inter-relasi yang
ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk menggabungkan berbagai disiplin ilmu-
meningkatkan kapabilitas dan ilmu sosial dan atau bahkan menurut
kompetensi warga negara. Dalam Hasan (1993) tidak harus terikat kepada
program sekolah, upaya itu dilakukan disiplin tertentu, untuk menelaah gejala
melalui koordinasi dan studi sistematik dan masalah sosial. Gejala dan masalah
yang didasarkan pada berbagai disiplin sosial memang tidak dapat diungkapkan
seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, hanya dengan satu disiplin tertentu,
geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu mengingat gejala dan masalah sosial itu
politik, psikologi, agama, dan sosiologi, merupakan ungkapan hasil hubungan
dan sejauh yang dibutuhkan, juga dapat beberapa aspek dari kehidupan sosial
diambil dari humaniora, matematika, dan dalam masyarakat.
ilmu pengetahuan alam (NCSS, 1994). Sebagai contoh, Sumaatmadja (1986)
Tujuan utama IPS ialah membantu menjelaskan bahwa masalah yang

92 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


berkaitan dengan gejala kelaparan tidak
dapat ditelaah hanya dengan ilmu
ekonomi belaka. Gejala kelaparan akan
dapat dikaji secara lebih komprehensif
dan bermakna, apabila dikaji dengan
melibatkan konsep dan teori geografi,
sosiologi, psikologi dan seterusnya.
Inilah pada dasarnya pendekatan
interdisipliner atau multi disipliner yang
dianut Pendidikan IPS.
Jelaslah sudah, bahwa dari berbagai
batasan yang telah dikemukakan kedua
macam karakteristik pokok Pendidikan
IPS, sebagaimana dikemukakan NCSS
(1994) masih tetap melekat. Keduanya
adalah membantu meningkatkan
kemampuan subjek didik menjadi warga
negara yang berdaya, dan karakteristik
integratif.
Keterkaitan kedua karakteristik tersebut
juga sejalan dengan model
keterpengaruhan antar berbagai variabel
sebagaimana digambarkan Guyton, E.M.
(dalam Ferguson, 1991:389)
sebagaimana tergambar dalam diagram
2.1.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 93


Harga Diri

Pengendalian Diri

Kemampuan
Berpolitik
Partisipasi Politik
Berpikir Kritis

Sikap dan
Perilaku
Demoktratis

Diagram 2.1. : Berbagai efek tidak langsung yang mempengaruhi Sikap Demokratis
(Guyton,. M. dalam Ferguson, Patrick, 1991:389).

Dalam diagram itu tergambar bahwa kemampuan yang dituntut sebagai warga negara,
demikian juga sifat integratif pendidikan IPS sekaligus tampak dengan jelas. Keduanya
merupakan karakteristik pokok dari Pendidikan IPS. Sikap dan perilaku yang merupakan
hasil perpaduan dari berbagai kemampuan itu pada akhirnya bermuara pada perilaku
demokratis. Jika mengikuti alur pendidikan IPS yang senada dengan alur yang
dilaksanakan NCSS, atau setidak-tidaknya menggunakan alur ini sebagai acuan, maka
guru yang menyelenggarakan program pembelajaran dalam pendidikan IPS mestinya
menaruh perhatian terhadap hal ini.

94 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 95
1.2. Tujuan Pendidikan IPS Secara umum, Pendidikan IPS
1.2.1. Tujuan Umum dalam pengertian Pendidikan
Secara lebih rinci, pada bagian Pengetahuan Sosial bertujuan
berikut ini akan dibahas beberapa pokok mengembangkan kemampuan berpikir,
bahasan, yaitu: (1) tujuan umum dari sikap dan nilai untuk dirinya sebagai
pendidikan IPS, dan (2) tujuan khusus individu, maupun sebagai makhluk
pendidikan IPS. sosial dan budaya (Hasan, 1993).
Tujuan khusus ini menyangkut aspek Rumusan tujuan ini dapat dipilah
kognisi/pemahaman (understanding), dalam ranah kognitif dan afektif.
sikap (dispositions), Kemampuan berpikir merupakan bagian
keterampilan/kompetensi (competencies) dari ranah kognitif. Tujuan ini bersifat
sebagai tujuan Pendidikan IPS. Pada keterampilan dalam proses yang
akhir bab juga akan dibahas mengenai merupakan tujuan ranah kognitif yang
kebersamaan sebagai salah satu aspek memberikan bekal kepada peserta didik
penting dari tujuan Pendidikan IPS. untuk mampu mencari, mengolah, dan
Tujuan IPS dalam pengertian menggunakan informasi, yang menurut
umum sebagai Pendidikan Pengetahuan Hasan (1993) dan Jarolimek (1986)
Sosial (PS) dikembangkan dari falsafah merupakan tujuan yang penting dalam
dan teori pendidikan yang diwujudkan Pendidikan IPS.
dalam bentuk tujuan pendidikan. Pendidikan IPS dalam pengertian
Kebutuhan perkembangan subjek didik, Pendidikan Pengetahuan Sosial juga
baik dilihat dari sudut psikologis, bertujuan mengembangkan kemampuan
maupun tuntutan sosial budaya yang anak dalam berhubungan sosial dengan
menjadi dasar utama bagi orang lain, kemampuan berkomunikasi,
pengembangan tujuan tersebut. bersimpati terhadap orang lain, sikap
Pendidikan IPS dalam pengertian (terutama sikap demokratis), moral dan
Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial (IS) nilai, terutama ditekankan pada nilai
memiliki tujuan yang berhubungan dalam masyarakat yang majemuk berupa
dengan pengembangan intelektual. Hal- keseimbangan antara hak individu dan
hal yang kurang berhubungan dengan sosial. Tujuan ini sangat ditekankan
pengembangan intelektual menjadi terutama untuk masyarakat majemuk
sesuatu yang kurang penting. Secara seperti masyarakat Indonesia yang
umum, tujuan Pendidikan IPS pada menghendaki pembangunan manusia
tataran ini adalah melatih siswa berpikir, yang berimbang antara kepentingan
melihat masalah dan menyelesaikan individu dengan kepentingan
masalah. Dalam konteks pendidikan masyarakatnya (Hasan, 1993).
anak, unsur psikologis dan paedagogis
digunakan terutama untuk membantu 1.2.2. Tujuan Khusus Pendidikan IPS
anak menguasai materi yang diajarkan. Dengan kompleksitas obyek kajian yang
baik berupa fakta, konsep, generalisasi didekati secara terpadu, Marsh (1991)
maupun keterampilan belajar tentang menyebutkan lingkup tujuan Pendidikan
belajar. Kegunaan praktis bagi IPS, yang sebenarnya mencakup dimensi
kehidupan anak kurang mendapatkan hands-on (keterampilan), heads-on
tempat, karena yang diperhatikan adalah (pengetahuan/kognitif), dan hearts-on
kepentingan keilmuan (Hasan,1993). (sikap dan perasaan). Secara rinci
dideskripsikan sejumlah rumusan tujuan

96 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


yang memuat banyak aspek prilaku dan hukum, anak harus memahami
demokratis. Rumusan tersebut antara sistem politik, sistem sosial dan sistem
lain: hukum, serta hubungan antara sistem
a) Memahami hubungan antara sosial dengan sistem hukum. Sedangkan
masyarakat manusia dan alam pada aspek global yang lebih luas, anak
sekitarnya. harus memahami dunia ini sebagai
b) Menerima integritas individu dan proses bertahap dari interrelasi antara
pentingnya mengapresiasi budaya sistem fisik, ekologi, ekonomi, politik,
maupun lintas budaya. sosial, dan informasional, serta
c) Memahami saling ketergantungan kesadaran akan hubungan antar personal
komunitas masyarakat dan dunia. dengan berlandaskan pada sifat yang
d) Menyadari perubahan sebagai sifat saling membutuhkan.
alami yang harus dihadapi secara tepat. Secara rinci tujuan pendidikan IPS itu
e) Memahami dan mengapresiasi digambarkan dalam tiga untaian
sistem hukum. (strands) yang saling mendukung dan
f) Menghargai diri dan menghormati dalam posisi yang seimbang. Untuk
setiap manusia. memudahkan pemahaman, ketiga
g) Mengembangkan keterampilan untaian tersebut dimodifikasi dan
berpikir kritis. disajikan dalam bentuk tabel sebagai
h) Memperbaiki keterampilan berikut:
komunikasi individual maupun
kelompok.
i) Menunjukkan tanggung jawab
sebagai warga negara melalui partisipasi
aktif, selain aspek lain yang berkaitan
dengan ekonomi dan kesejarahan.
Senada dengan itu, Wright (1996),
mengemukakan bahwa tujuan IPS ialah
mendorong anak untuk mengembangkan
kualitas personal melalui proses
mengetahui, menggali,
menghayati/merefleksi, dan menilai,
serta yang tak kalah penting ialah
mendorong agar berkembang kemauan
untuk berpartisipasi secara positif baik
dalam lingkup masyarakat lokal,
nasional, maupun global. Untuk
mendapatkan kemampuan ini,
menurutnya, salah satu aspek penting
yang harus dipahami anak, yaitu
keragaman budaya seperti bahasa, seni,
mitologi, sistem nilai dan kepercayaan
dalam masyarakat, serta pemahaman
tentang pembauran budaya, kemunculan
budaya secara siklus, an perpindahan
serta pergeserannya. Dari aspek politik

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 97


Tabel 2.1. Cakupan dan Tujuan Pendidikan IPS (Wright, 1996:17)

Pemahaman Sikap Kemampuan


(understandings) (dispositions) (competencies)

- Pemahaman Sejarah - Toleran - Ingin melayani


- Pemahaman Geografi - Empati - Kecakapan berpikir
- Pemahaman Ekonomi - Partisipasi sebagai - Partisipasi
- Pemahaman Budaya warga negara - Penyerapan informasi
Pemahaman Politik - Penggunaan informasi
dan Hukum
- Pemahaman Global
- Pemahaman
Teknologi

98 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Tujuan pendidikan IPS juga dipaparkan pertanyaan orang lain, memimpin
Martorella (1994:181-183), yang diskusi kelompok, bertindak secara
mengacu kepada laporan NCSS (1989) bertanggung jawab, dan bersedia
dengan mengemukakan tiga kelompok membantu/menolong orang lain.
keterampilan yang relevan dalam Kesemuanya sulit dapat dilakukan tanpa
pembelajaran IPS, yaitu: (1) memahami hubungan antara masyarakat
keterampilan yang berhubungan dengan manusia dan alam sekitarnya,
upaya untuk memperoleh informasi, (2) memahami saling ketergantungan
keterampilan yang berhubungan dengan komunitas masyarakat dan dunia,
pengorganisasian dan penggunaan memahami dan mengapresiasi sistem
informasi, dan (3) keterampilan yang hukum, menghargai diri sendiri dan
berhubungan dengan hubungan antar menghormati setiap manusia,
anggota masyarakat dan partisipasi menunjukkan tanggung jawab sebagai
sosial. Untuk mendukung kemampuan warga negara, yang kesemuanya juga
ini dibutuhkan kemampuan bersimpati merupakan substansi dari makna
dan memiliki rasa tanggung jawab yang demokrasi.
merupakan salah satu aspek penting 1.2.2.1. Dimensi Heads-on
dalam sikap dan prilaku demokratis. (Pengetahuan/Kognitif) dalam Tujuan
Partisipasi sosial sendiri, menurutnya Pendidikan IPS
mencakup prilaku yang selalu tanggap Pendidikan IPS menempatkan setiap
terhadap masalah-masalah yang dapat aspek tujuan sebagai dimensi yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat, penting, baik dimensi pengetahuan,
mengidentifikasi situasi dimana tindakan afektif, maupun psikomotor. Dimensi
sosial diperlukan, bekerja secara pribadi pengetahuan menurut Wright, (1996:17)
maupun kelompok untuk mengambil adalah pemahaman (understanding),
tindakan yang tepat, bekerja untuk yang mencakup emahaman kesejarahan,
mempengaruhi para pemegang kebijakan geografi, ekonomi, budaya, politik-
dalam masyarakat untuk membela hukum, pemahaman lobal dan teknologi.
kebebasan dan keadilan sosial dan hak- Marsh menyebutnya sebagai “Heads-on”
hak asasi, menerima dan memenuhi yang juga berarti pengetahuan,
tanggung jawab sosial yang sedangkan Jarolimek (1985:5)
berhubungan dengan kewarganegaraan menyebutnya sebagai “knowledge and
di tengah-tengah masyarakat. Hampir nformation goals” atau tujuan
semuanya mencerminkan sikap dan pengetahuan dan informasi. Menurutnya,
prilaku demokratis. Demikian juga dimensi dimensi ini menyangkut
Fraenkel (1980) yang menekankan kemampuan olah pikir siswa yang dalam
pentingnya keterampilan sosial dalam istilah yang biasa digunakan identik
pendidikan IPS untuk membentuk dengan kemampuan kognitif. Dimensi
kemampuan berpartisipasi sosial. tujuan ini mencakup berbagai aspek,
Menurutnya, keterampilan sosial antara lain aspek “pengetahuan dan
mencakup kemampuan merencanakan informasi”.
bekerja dengan orang lain, mengambil Tujuan yang menyangkut aspek
bagian dalam proyek penelitian, pengetahuan dan informasi mencakup
mengambil bagian secara produktif sembilan aspek yang terurai sebagai
dalam diskusi kelompok, berikut:
menjawab/menanggapi secara sopan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 99


1. Pengetahuan tentang dunia, keterampilan/kecakapan”. Menurutnya,
penduduk, dan budayanya dimensi ini mencakup 3 aspek
2. Wilayah, pertumbuhan, sejarah, dan kecakapan sebagai berikut:
perkembangan negara 1. kecakapan hidup dan bekerja
3. Penduduk, komunitas, tempat sama, mampu menghargai hak
tinggal, cara penduduk mencari orang lain, dan memiliki kepekaan
nafkah, cara-cara penduduk sosial
memenuhi kebutuhan hidup, 2. terdapat proses pembelajaran diri
interaksi, dan saling ketergantungan. untuk mengontrol dan
4. Sistem politik dan hukum suatu mengendalikan diri.
komunitas, wilayah dan negara 3. kecakapan membagi/memberikan
5. Dunia kerja dan orientasi karir gagasan dan pengalaman dengan
6. Lembaga-lembaga kemasyarakatan, orang lain.
seperti keluarga dsb.
7. Bagaimana masyarakat 1.2.2.3. Dimensi “Hearts-on” (sikap dan
memanfaatkan bumi perasaan) dalam Tujuan Pendidikan IPS
8. Masalah dan tantangan yang Dimensi ketiga menurut Wright
menyebabkan konfrontasi dalam (1996:17). ialah dimensi sikap dan nilai
hubungan antar manusia baik lokal, (dispositions), yang mencakup sikap
nasional, maupun internasional. toleran, empati, partisipasi sebagai
9. Fungsi-fungsi dasar masyarakat warganegara, dan sikap yang ingin
seperti produksi, transportasi, melayani (stewardship). Meminjam
distribusi, dan konsumsi, pelayanan istilah yang digunakan dalam taksonomi
masyarakat, penyediaan sarana Bloom, yang sudah sering kita gunakan,
pendidikan, rekreasi, perlindungan dimensi ini identik dengan ranah afektif.
dan konservasi sumber daya alam, Marsh (1991) menyebut dimensi ini
kebebasan berekspresi baik dengan istilah “hearts-on”. Sedangkan
keindahan maupun agama, dan Jarolimek (1985) menyebutnya sebagai
komunikasi sosial. tujuan sikap dan nilai-nilai.
Menurutnya tujuan ini mencakup 6
1.2.2.2. Dimensi “Heads-on” aspek kemampuan, yaitu:
(keterampilan), dalam Tujuan 1. memahami nilai-nilai umum yang
Pendidikan IPS berlaku di tengah-tengah
Dimensi berikutnya yang menjadi tujuan masyarakat, dalam hubungannya
dari pendidikan IPS adalah dimensi dengan dokumen sejarah bangsa,
kompetensi (competencies), yang hukum di tanah air, keadilan, dan
mencakup kemampuan berpikir, agama.
berpartisipasi, penyerapan informasi, 2. mampu mengambil keputusan
dan penggunaan informasi. Menurut yang melibatkan berbagai pilihan
klasifikasi Marsh (1991) dimensi ini nilai
masih termasuk pada dimensi “heads- 3. memahami jaminan atas hak-hak
on”. Meskipun tidak sama persis, namun azasi manusia untuk semua warga
sebagian dari dimensi ini dapat negara
dimasukkan dalam dimensi “hands-on” 4. mengembangkan sikap loyal yang
yang menurut istilah Jarolimek (1985) rasional terhadap negara.
disebut sebagai “tujuan

100 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


5. mengembangkan sikap
menghargai gagasan, warisan, dan
lembaga-lembaga negara.
6. mengembangkan sikap dan
keinginan untuk membantu sesama
anggota masyarakat.

1.3. Ikhtisar
Pendidikan IPS adalah “program
pendidikan yang memilih bahan
pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial
dan humaniti, yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis
untuk tujuan pendidikan”. Yang
dimaksud dengan ilmiah ialah bahwa
pendidikan IPS disajikan secara
sistematis dengan memperhatikan urutan
isi yang logis. Sedangkan psikologis
dimaksudkan bahwa pendidikan IPS
disusun berdasarkan kondisi siswa, guru,
ruang kelas, sekolah, yang berbeda
dalam: kultur, harapan, aspirasi,
perasaan, lingkungannya dan faktor
psikis lainnya.
Karakteristik pokoknya ialah bahwa
pendidikan IPS menggunakan
pendekatan multi dan trans-disiplin,
bahannya bersumber dari berbagai
pengetahuan sosial dan humaniora.
Tujuan pendidikan IPS antara lain
adalah berupaya meningkatkan
kemampuan warga negara dalam
memahami dan menghayati hak dan
kewajibannya, dalam kerangka
membangun masyarakat demokratis
ditengah-tengah masyarakat yang
majemuk. Secara khusus, tujuan
Pendidikan IPS mencakup tujuan pada
aspek pengetahuan/kognitif (heads-on),
aspek ketrampilan (hands-on), dan aspek
sikap (hearts-on).

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 101


Bacaan 8 pembelajaran untuk
BAB VI pengembangan nilai-nilai.
PROSPEK PEMBELAJARAN IPS Pembelajaran IPS pada masa sekarang
DI SEKOLAH DASAR dan ke depan, haruslah berbeda dengan
pembelajaran IPS pada masa yang lalu.
Siswa sering kali merasa bosan dengan Dari segi materi pelajaran, terdapat
pelajaran IPS di sekolah. Kebosanan itu beberapa faktor yang mengharuskan
bisa timbul di samping akibat dari perbedaan tersebut, misalnya IPS pada
kurang dipahaminya apa sebenarnya masa yang lalu sangat menekankan
IPS, juga metodologi pembelajaran yang penguasaan fakta-fakta meski pada
digunakan sering tidak berhasil menarik tingkat yang rendah, misalnya dengan
perhatian siswa. Bahkan guru sering kali menghapalkan nama-nama gunung,
tidak mempunyai acuan yang jelas, sungai, ibukota negara propinsi dan
apalagi kreatifitas untuk menciptakan sebagainya. IPS lama juga ditandai
metode yang menarik untuk digunakan dengan pembelajaran rasa nasionalisme
dalam mengajar. yang tidak kritis (dogmatis), dan sangat
Kebosanan juga bisa timbul akibat berorientasi kepada buku teks.
materi pelajaran tidak sesuai dengan Sementara itu, pembelajaran IPS
tingkat perkembangan dan konteks sekarang dan yang akan datang, dari segi
kehidupan siswa. materi pelajaran difokuskan pada upaya
Oleh karena itu, perlu dicari alternatif membantu dan memfasilitasi siswa agar
metode pembelajaran yang sesuai mereka memiliki kemampuan untuk
dengan sifat dan tujuan dari pendidikan berpartisipasi sebagai warga komunitas,
IPS di sekolah. Bab ini akan membahas warga negara, dan warga dunia dengan
upaya mencari metode pembelajaran IPS tingkat perubahan yang amat cepat.
tersebut yang mudah-mudahan dapat Banks (1990)
dijadikan salah satu acuan bagi guru atau menyebut bahwa pengajaran IPS pada
calon guru SD dalam pembelajaran yang abad 21 ini dirancang untuk
mereka lakukan. Bab ini dibahas dengan mempersiapkan siswa agar mampu
tujuan antara lain, untuk mendapatkan berpartisipasi secara efektif pada
kemampuan: masyarakat post-industri. Masyarakat
1. Mengidentifikasi isi/materi post-industri menurutnya, memiliki
pembelajaran IPS karakteristik yang serba global, seperti
2. Mengenali berbagai metode ekonomi global, upaya pemecahan
pembelajaran dalam pendidikan masalah-masalah internasional,
IPS perubahan gaya hidup, nilai-nilai,
3. Memahami langkah-langkah setiap kepercayaan, budaya dan sentimen
metode pembelajaran yang politik.
dijelaskan dalam bab ini. Masih menurut Banks, bahwa
4. Dapat melaksanakan langkah- masyarakat global pada era post-industri
langkah metode pembelajaran IPS juga akan diwarnai dengan peningkatan
dalam bentuk latihan di kelas. partisipasi masyarakat terhadap
5. Membedakan metode lembaga-lembaga kemasyarakatan bukan
pembelajaran untuk fakta dan saja lembaga politik, akan tetapi sampai
konsep dengan metode kepada lembaga-lembaga yang
berhubungan dengan pekerjaan

102 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


masyarakat sehari-hari. Aktivitas politik kecakapan berpikir (reflektif),
juga akan meningkat bukan saja pada melakukan identifikasi secara kritis
tingkat nasional, tetapi pada tingkat lokal tentang budaya baik di tingkat lokal
dan regional. Isu desentralisasi dan dekat tempat tinggal, regional, nasional,
sharing kekuasaan ke pemerintahan maupun internasional. Untuk itu, sumber
tingkat lokal (daerah-daerah) akan belajar yang beragam sangat dibutuhkan.
mewarnai masyarakat post-industri.
Demikian juga dengan pemberian 6.1. Materi dalam Pembelajaran IPS
kewenangan untuk mengambil Untuk memudahkan dalam menguasai
keputusan. Tak kalah penting juga metodologi pembelajaran IPS, maka
masalah-masalah dan isu-isu yang haruslah lebih dulu dikuasai apa yang
menyangkut fenomena kealaman, seperti menjadi isi dasar dari pendidikan IPS
rusaknya ozon dan atmosfir bumi, tersebut.
rekayasa genetik, pengembangan tenaga Tanpa memahami apa isi dasar dari
nuklir untuk kepentingan perdamaian, pendidikan IPS, maka sukar untuk dapat
masalah kependudukan dan sebagainya. menguasai pembelajaran dalam IPS. Hal
Masalah-masalah tersebut mengemuka itu disebabkan, seringkali metode
sebagai masalah masyarakat secara mengajar disesuaikan dengan isi yang
lokal, regional, nasional, dan hendak diajarkan. Isi dari materi
internasional yang memerlukan pembelajaran IPS berjenjang dari mulai
pemahaman agar seseorang dapat fakta, konsep, generalisasi dan teori.
berpartisipasi memberi jawaban dan ikut Fakta ialah keadaan tertentu tentang
memecahkan masalah tersebut. kejadian atau sesuatu yang nyata yang
Untuk mendapatkan kemampuan yang menjadi data atau sasaran observasi,
dituntut seperti dijelaskan di atas, maka seperti orang, tempat, arti kejadian atau
siswa perlu difasilitasi agar mampu keadaan yang spesifik (zaini ....). Contoh
mengembangkan pengetahuan, fakta misalnya “sekapur sirih adalah
kecakapan, sikap, nilai-nilai dan tariah tradisional masyarakat Jambi
komitmen yang dibutuhkan. untuk menyambut tamu kehormatan
Kemampuan tersebut juga dibutuhkan dalam upacara tertentu. Contoh lain,
untuk berpartisipasi dalam “Malaysia telah menjadi penghasil
mengembangkan masyarakat yang minyak sawit terbesar dunia pada tahun
demokratis secara bertanggung jawab. 2005”.
Untuk itu, kemampuan mengakui dan Jambi atau Malaysia dalam pernyataan
menghargai kemajemukan dalam di atas, adalah menunjuk satu tempat
masyarakat sebagai kenyataan adalah secara spesifik yang merupakan
amat penting dikuasai. karakteristik dari fakta. Jadi jika keadaan
Penguasaan pengetahuan dalam yang diterangkan itu terdapat di
pembelajaran IPS pada masa yang akan beberapa tempat, maka hal itu
datang adalah penguasaan pengetahuan menunjukkan bahwa kalimat itu tidak
pada level yang lebih tinggi dari sekedar lagi menjelaskan fakta. Misalnya jika
menghapalkan fakta-fakta. Dari segi dinyatakan “terdapat banyak jenis tarian
metodologi pembelajaran seyogianya yang digunakan untuk menyambut tamu
dikembangkan metode-metode mengajar dalam upacara tertentu”.
yang mampu memfasilitasi siswa untuk Karakteristik yang lain ialah bahwa
melakukan klarifikasi, memiliki kebenaran fakta itu dapat dibuktikan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 103


melalui pengamatan dan dapat diuji oleh Sedangkan generalisasi adalah
orang banyak. Pada contoh di atas, fakta pernyataan yang memuat rangkaian
ditandai dengan hal tersebut. Bahwa hubungan
sekapur sirih itu salah satu tarian di antara dua konsep atau lebih.
propinsi Jambi dan ditarikan pada saat Generalisasi amat bervariasi dari yang
upacara tertentu dalam penyambutan sederhana
tamu adalah benar dan kebenaran itu sampai dengan yang kompleks. Contoh
dapat dibuktikan oleh anyak orang generalisasi misalnya, “produktivitas
melalui pengamatan. Demikian pula suatu
bahwa Malaysia sebagai penghasil jenis tanaman dipengaruhi oleh
minyak sawit terbesar, kebenarannya ketinggian suatu daerah dari permukaan
juga dapat dibuktikan dan dapat diamati air laut”
oleh orang banyak. atau contoh yang lain, “kebudayaan yang
Pengetahuan yang di dalamnya berkembang di masyarakat, berbeda dari
mengandung isi fakta adalah merupakan satu masyarakat ke masyarakat yang
pengetahuan tingkat rendah dan disebut lain”.
sebagai pengetahuan faktual. Disebut Contoh yang pertama di atas,
rendah karena untuk menguasainya generalisasi tersebut dirangkai dari
cukup dengan menghapalkannya. konsep
Adapun konsep adalah pernyataan dalam tentang produktivitas dan konsep tentang
bentuk kata, atau frase yang abstrak jenis tanaman, dan konsep tentang
yang mengkatagorikan sekelompok ketinggian suhu di suatu daerah. Dari
benda, atau ide, atau konsep kejadian contoh berikutnya dapat diidentifikasi
(zaini....), sebagai contoh, konsep bahwa
tentang rumah: “Rumah adaah bangunan generalisasi tersebut terdiri dari konsep
fisik yang dibuat sebagai tempat tentang kebudayaan, dan konsep tentang
berlindung atau tempat tinggal sebuah masyarakat.
keluarga”. Konsep tentang pulau:” Pulau Ciri yang mudah dipahami dari
adaah daratan yang dikelilingi oleh generalisasi ialah bahwa generalisasi itu
perairan atau laut”. Salah satu ciri dari mengandung 2 konsep atau lebih, dan
suatu konsep ialah mempunyai biasanya menyangkut hubungan konsep-
karakteristik yang menjadi definisi, konsep
sebagai hasil abstraksi dari sekumpulan yang dimuat tersebut. Ciri lain adalah
fakta dalam satu atau beberapa cirinya. bahwa kesimpulan generalisasi itu
Pengetahuan yang dirangkai dari berlaku untuk keseluruhan kelompok,
konsep-konsep, maka disebut atau peristiwa di manapun. Generalisasi
pengetahuan konseptual. Contoh yang sudah teruji secara empirik, dapat
pengetahuan konseptual misalnya, menjadi dalil, hokum, atau teori.
pengetahuan tentang perubahan
masyarakat, pengetahuan tentang 6.2. Metode Inkuiri Sosial dalam
produksi dan distribusi, pengetahuan Pembelajaran IPS
tentang Setelah mengenali isi materi
lembaga politik, nasionalisme dan pembelajaran IPS, maka seorang calon
sebagainya. guru akan lebih mudah mencari metode
yang cocok untuk materi pembelajaran
yang dirancang.

104 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Salah satu metode yang dipandang hipotesa, (3) definisi (konseptualisasi)
efektif falam pembelajaran IPS ialah masalah, (4) pengumpulan data, (5)
metode inkuiri sosial (the method of evaluasi dan analisis data, (6) pengujian
social inquiry). hipotesis untuk membentuk generalisasi
Metode ini bertujuan utamanya adalah dan teori, serta (7) kembali ke awal
untuk membangun teori. Suatu pekerjaan secara siklus melakukan inkuiri sekali
berat yang biasanya dikerjakan oleh para lagi. Meskipun prosedur seperti ini
ilmuwan-ilmuan sosial. Akan tetapi kelihatan rumit karena di kelas rendah
mereka yakin bahwa metode inkuiri ini belum biasa dilakukan, tetapi harus
perlu diajarkan kepada anak sejak di dicoba untuk membelajarkan model
tingkat pendidikan dasar, untuk inkuiri ini pada pendidikan tingkat dasar
membentuk kemampuan berpikir kritis untuk membantu anak membiasakan diri
mereka. Kebiasaan berpikir kritis akan berpikir kritis dan sistematis.
berguna dalam kehidupan sehari-hari
dalam menghadapi masalah dan (1) Perumusan Masalah
memecahkannya. Teori ini biasanya Perumusan masalah dapat dilakukan
diformulasi dari fakta konsep dan dengan mengajukan beberapa
generalisasi. pertanyaan sederhana oleh guru kepada
Inkuiri sosial didasarkan pada beberapa siswa. Sebagai contoh:
asumsi yang berhubungan dengan Pada pelajaran IPS di kelas 5 Sekolah
hakekat kehidupan kemanusiaan dan Dasar, pada pokok bahasan yang
lingkungannya di dunia ini. Secara berbasis Sejarah dan Kebudayaan
ilmiah pengetahuan sosial memandang Indonesia. Siswa diminta untuk
bahwa alam semesta ini diciptakan membaca satu pokok bahasan yang
Tuhan dalam keadaan yang teratur, berisi tulisan tentang budaya Indonesia.
permanen (dalam pengertian tidak Selanjutnya, diminta mencari jawaban
berubah dalam waktu tertentu), dan terhadap pertanyaan berikut:
memiliki ciri-ciri yang relatif tetap. Hal “berdasarkan pokok bahasan yang
seperti itu memudahkan kita untuk dibaca tersebut, masyarakat di daerah
melakukan kajian dan membuat mana di Indonesia yang paling banyak
generalisasi yang dibutuhkan. Apabila memiliki kata pepatah yang mengandung
sesuatu di alam ini mengalami hikmah pelajaran dalam hidup manusia.
perubahan yang tidak menentu, maka
kita akan kesulitan melakukan kajian
dan membuat generalisasi, misalnya
mengenai perilaku manusia.
Metode inkuiri sosial diimplementasikan
dalam bentuk pembelajaran dengan
model inkuiri. Dengan kata lain, model
inkuiri sosial adalah merupakan
perwujudan dari pelaksanaan metode
inkuiri sosial dalam pembelajaran IPS.
Menurut Banks
(1990:75) model inkuiri sosial memiliki
prosedur dalam beberapa tahapan, yaitu:
(1) perumusan masalah, (2) perumusan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 105


Pengamatan gejala dalam
masyarakat

Perumusan Masalah

Teori
Perumusan Hipotesis
Nilai-nilai

Definisi (Konseptualisasi)
Masalah

Pengumpulan Data

Evaluasi dan Analisis Data

Pengujian Data untuk


Menyusun

Kembali ke Langkah Awal


Inkuiri berikutnya

Setelah selesai dalam waktu yang ditentukan, maka guru menuliskan daftar nama daerah
yang disebut dalam pokok bahasan berdasarkan jawaban yang dikemukakan siswa.
Selanjutnya, kelas dibentuk menjadi 6 kelompok masing-masing beranggotakan 5 orang.
Masing-masing kelompok diminta menjawab pertanyaan berikut ini:

106 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kelompok 1 dan 2 : 3. Pulau mana yang paling banyak
Nama-nama daerah yang ada dalam memiliki daerah yang berhasil didaftar
daftar itu terletak di pulau mana saja? tersebut?
Pulau mana yang paling banyak 4. Daerah yang berhasil didaftar itu,
memiliki daerah yang berhasil didaftar lebih banyak terletak di daerah pantai
tersebut? atau di dataran tinggi dan pegunungan?
Kelompok 3 dan 4 : 5. Suku bangsa apa saja yang mendiami
Daerah yang berhasil didaftar itu, lebih daerah yang banyak memiliki kata
banyak terletak di daerah pantai atau di pepatah yang mengandung hikmah
dataran tinggi dan pegunungan? pelajaran dalam hidup mausia tersebut?
Kelompok 5 dan 6 :
Suku bangsa apa saja yang mendiami (2) Perumusan Hipotesis
daerah yang banyak memiliki kata Setelah masalah berhasil dirumuskan,
pepatah yang mengandung hikmah maka langkah selanjutnya merumuskan
pelajaran dalam hidup manusia hipotesis, yaitu dengan membuat
tersebut?” pernyataan tentatif. Pernyataan tersebut
Setelah selesai, wakil kelompok masing- berisi jawaban sementara dari rumusan
masing diminta menyampaikan hasil masalah yang diajukan. Hipotesis
kerja kelompok dan menuliskannya di haruslah berhubungan dengan rumusan
papan tulis. Berdasarkan jawaban atas masalah yang diajukan sebelumnya.
pertanyaan tersebut, siswa dibantu untuk Untuk mendapatkan rumusan hipotesis
memilih pertanyaan-pertanyaan yang yang baik, siswa juga harus menguasai
memenuhi syarat untuk dijadikan pengetahuan yang berhubungan dengan
rumusah masalah. Kriteria yang rumusan masalah, dalam hal ini
digunakan yaitu : misalnya pengetahuan peta Indonesia,
a. Pertanyaan itu jelas, dan menanyakan pengenalan budaya daerah dalam
sesuatu yang dapat dimengerti oleh masyarakat Indonesia dan lain-lain yang
banyak orang. diperlukan.
b. Pertanyaan itu kelak dapat dicari Pernyataan sementara yang disebut
jawabannya berdasarkan bahan bacaan hipotesis itu berguna sebagai penunjuk
pada arah tentang inkuiri yang dilaksanakan,
pokok bahasan yang bersangkutan. agar pelaksanaan inkuiri dapat terfokus.
Berdasarkan kriteria tersebut, siswapun Kita tidak akan mendapatkan jawaban
dapat mengajukan pertanyaan yang jika pertanyaan-pertanyaan itu tidak
belum ada, tetapi memenuhi syarat untuk dicoba diberi jawabannya. Karena itu,
dijadikan rumusan masalah. Setelah kita perlu memberikan jawaban
dilakukan diskusi, maka berhasil dipilih sementara untuk diuji kebenarannya.
beberapa pertanyaan di atas yang Jawaban-jawaban yang telah teruji itulah
dijadikan rumusan masalah, yaitu : yang merupakan jawaban hasil inkuiri
1. Daerah mana di Indonesia yang paling yang secara empirik diyakini
banyak memiliki kata pepatah yang kebenarannya. Maka inkuiri
mengandung hikmah pelajaran dalam mendapatkan hasil melalui jawaban
hidup manusia? sementara yang disebut hipotesis
2. Nama-nama daerah yang ada dalam tersebut.
daftar itu terletak di pulau mana saja?

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 107


Sebagai contoh, berdasarkan rumusan diterapkan oleh sekelompok masyarakat
masalah di atas, maka disusun rumusan di daerah tertentu”. Demikian
hipotesis sebagai berikut: seterusnya, dirumuskan definisi tentang
1. Nama-nama daerah yang banyak konsep-konsep lain yang digunakan
memiliki kata pepatah yang mengandung dalam inkuiri ini, seperti yang dimaksud
hikmah pelajaran dalam hidup, antara dengan daerah, pulau, suku bangsa dsb.
lain: di pulau Jawa, Sumatera, dan Bali.
2. Daerah yang banyak memiliki kata (4) Pengumpulan Data
pepatah yang mengandung hikmah Dalam inkuiri, rumusan masalah akan
pelajaran dalam hidup, pada umumnya dijawab dengan pengumpulan data.
lebih banyak terletak di daerah dataran Demikian pula hipotesis juga akan diuji
tinggi dan pegunungan. melalui data yang dikumpulkan. Karena
3. Di antara suku bangsa yang dikenal itu, tahap pengumpulan data amat
banyak memiliki kata pepatah yang menentukan dalam serangkaian langkah
mengandung hikmah pelajaran dalam inkuiri. Pengumpulan data bisa
hidup, antara lain suku Sunda, Jawa, dilakukan dengan cara melakukan
Minangkabau, dan Bali. survey, eksperimen, atau kajian sejarah.
Pernyataan-pernyataan tersebut akan Survey dapat dilakukan dengan terlebih
dibuktikan kebenarannya setelah dulu menetapkan sampel, yaitu sebagian
dilakukan pengumpulan dan analisis dari sebuah populasi yang akan
data. Maka pernyataan tersebut dapat diselidiki, yang karenanya memiliki ciri-
saja benar, tetapi dapat pula salah. ciri yang sama dengan populasinya.
Apabila setelah dilakukan pengujian Penetapan sampel yang biasa dilakukan
ternyata benar, maka hal itu akan dan diakui akurasinya adalah dengan
menjadi pengetahuan baru bagi siswa. cara acak (random). Cara pengumpulan
data dengan survey ini lebih mudah
(3) Definisi (konseptualisasi) Masalah dibandingkan dengan
Pernyataan-pernyataan sementara yang cara pengumpulan data yang lain.
disebut hipotesis di atas, mengandung Dengan survey, siswa dapat menanyakan
fakta dan konsep yang berasal dari pendapat siswa yang lain sekelasnya,
berbagai bidang studi. Misalnya, konsep atau siapa saja yang sesuai ketentuan
tentang budaya yang berasal dari sudah ditetapkan sebagai sampel. Tentu
antropologi, peta yang berasal dari untuk dapat menanyakan sesuatu kepada
geografi, dsb. Konsepkonsep yang sampel, haruslah dibuat lebih dulu alat
berasal dari berbagai bidang studi pengumpul datanya (instrumen).
tersebut dapat dipahami secara berbeda Eksperimen adalah sebuah proses yang
oleh orang yang berbeda. Karena itu berlangsung untuk menentukan apakah
haruslah dibuat definisi yang jelas dan suatu konsep atau variabel berhubungan
dapat dimengerti orang banyak, dengan konsep (variabel) lain, apakah
setidaknya untuk keperluan inkuiri ini, suatu konsep mempengaruhi keberadaan
atau dalam konteks ini. Sebagai contoh, konsep yang lain. Untuk itu, siswa dalam
konsep tentang “pepatah”, yang situasi eksperimen melakukan kontrol,
dimaksud dengan pepatah dalam proses dan mengukur variabel yang
inkuiri ini adalah “rumusan kalimat yang dieksperimenkan. Guru dapat membantu
berisi pesan berupa hikmah yang eksperimen siswa dengan menggunakan
biasanya diyakini kebenarannya dan metode “bermain peran”, misalnya

108 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dengan tema diskriminasi antar etnik di untuk keperluan inkuiri yang lain yang
Indonesia. Dengan tema ini guru dapat sesuai dengan data tersebut. Data yang
merekayasa cerita tentang perlakuan didapat dari studi sejarah, laporan
diskriminasi suatu kelompok tertulis, atau dokumen lain juga harus
masyarakat terhadap kelompok lain diteliti secara berhati-hati, misalnya
berdasarkan warna kulit, dan sebagainya. sumber data tersebut apakah akurat atau
Siswa dapat mengamati dan melakukan tidak. Evaluasi dapat dilakukan dengan
pengukuran seberapa besar pengaruh membandingkannya terhadap data
perlakuan diskriminasi itu terhadap sikap serupa dari sumber yang berbeda.
korbannya. Untuk pengumpulan data, Data yang sudah dievaluasi dan
guru dapat membimbing siswa melalui memenuhi syarat, maka digunakan untuk
pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang menguji hipotesis dengan cara
membimbing. Sebagai contoh: menganalisisnya. Analisis dilakukan
• Dimana kita dapat mengumpulkan sesuai kebutuhan pengujian hipotesis.
informasi mengenai pepatah yang Jika hipotesis yang diajukan adalah
mengandung hikmah untuk kehidupan? hipotesis deskriptif, maka analisis yang
• Mengapa ada daerah yang terkenal dilakukan juga secara deskriptif, yaitu
memiliki pepatah petitih yang amat memaparkan makna yang dijelaskan
banyak, dan di daerah lain kurang? dalam data yang sudah dikumpulkan.
• Apakah terdapat hubungan antara Tapi jika hipotesis yang diajukan adalah
permukaan geografis, seperti dataran hipotesis tentang hubungan, maka
tinggi dan dataran rendah (pantai) analisis yang dilakukan juga analisis
dengan suburnya seni sastra yang data tentang hubungan, dst.
menghasilkan pepatah petitih tersebut?
• Dengan cara bagaimana kita dapat (6) Pengujian Hipotesis
mengumpulkan data tersebut? Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk
• Lain-lain pertanyaan yang dapat melakukan verifikasi setiap hipotesis
mengarahkan siswa untuk dapat yang diajukan dengan data dan informasi
melakukan pengumpulan data. Jangan yang telah dikumpulkan. Apabila
lupa konsistensi dalam inkuiri. Karena hipotesis sudah dapat diverifikasi dan
itu, kepada siswa agar diingatkan bahwa cocok dengan data dan informasi yang
dalam rangkaian inkuiri ini ada beberapa dikumpulkan, maka hasil verifikasi
hipotesis yang harus diuji, dan (pencocokan) itu dapat dijadikan
pengumpulan data ini adalah dalam generalisasi, sebagai salah satu bentuk
rangka untuk menguji hipotesis tersebut. isi dari pembelajaran IPS sebagaimana
dijelaskan di atas. Dengan demikian,
(5) Evaluasi dan Analisis Data dapat dikatakan bahwa generalisasi
Evaluasi data dimaksudkan untuk adalah hipotesis yang sudah teruji
menentukan apakah data yang melalui verifikasi terhadap data. Siswa
dikumpulkan sudah cukup dan lengkap dibimbing untuk mendapatkan
untuk melakukan pengujian hipotesis, generalisasi sebagai hasil dari kegiatan
serta dapat dipercaya atau belum. inkuiri yang mereka lakukan. Contoh
Seringkali data yang sudah berhasil generalisasi yang dihasilkan dari inkuiri
dikumpulkan itu tidak sesuai dengan ini, misalnya :
kebutuhan pengujian hipotesis. Data • Masyarakat yang secara umum tinggal
yang tidak berguna dapat disimpan di daerah dengan tingkat kepadatan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 109


penduduk tinggi umumnya banyak hasil dari inkuiri ini akurat?
memiliki kata pepatah yang mengandung • Apakah terdapat informasi lain yang
hikmah pelajaran dalam hidup. dapat melengkapi dan menyempurnakan
• Masyarakat yang tinggal di daerah generalisasi yang kita hasilkan?
yang dataran tinggi atau pegunungan • Benarkah bahwa hanya daerah yang
dengan iklim yang sejuk pada umumnya berhasil kita daftar saja yang memiliki
banyak memiliki kata pepatah yang budaya pepatah yang bernilai itu?
mengandung hikmah pelajaran dalam • Apakah kita memiliki data dan
hidup. informasi mengenai daerah lain secara
• Di antara suku bangsa yang dikenal lebih lengkap.
banyak memiliki kata pepatah yang Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan
mengandung hikmah pelajaran dalam mendorong siswa untuk mencari
hidup, antara lain suku Sunda, Jawa, informasi lain dan melakukan inkuiri
Minangkabau, dan Bali. selanjutnya. Bisa saja dalam inkuiri
selanjutnya didapat kesimpulan berupa
(7) Kembali ke langkah awal untuk generalisasi bahwa “secara umum
melakukan inkuiri sekali lagi masyarakat Indonesia di seluruh daerah
Pengetahuan ilmiah selalu tidak bersifat memiliki kata-kata pepatah yang
mutlak, demikian pula dengan hasil mengandung hikmah bagi kehidupan
inkuiri yang didapat. Hasil inkuiri manusia”.
hrauslah dikaji ulang, diverifikasi, diuji
dan distrukturisasi ulang. Para ahli ilmu 6.3. Pembelajaran Fakta dan Konsep
sosial umumnya sepakat bahwa dalam IPS
pengetahuan sosial bersifat siklus dan Fakta sebagaimana telah dijelaskan di
tidak linear. Karena itu, generalisasi dan atas adalah salah satu bentuk isi dari
teori dalam ilmu sosial akan berubah materi pembelajaran IPS. Dalam
ketika ditemukan data baru yang tingkatan kateri pembelajaran, fakta
menolak generalisasi dan teori yang adalah bagian pengetahuan dengan
lama. tingkat yang paling rendah. Namun
Dengan inkuiri ini, maka siswa demikian, fakta menduduki jumlah
membiasakan diri untuk belajar berpikir paling banyak dalam pengetahuan sosial.
secara kritis dan sistematis, meskipun Fakta ialah keadaan tertentu tentang
mereka harus yakin bahwa hasilnya kejadian atau sesuatu yang nyata yang
bersifat tentatif. Mereka akan terdorong menjadi data atau sasaran observasi,
untuk melanjutkan penyelidikannya seperti orang, tempat, arti kejadian atau
ketika menemukan sesuatu informasi keadaan yang spesifik (zaini....) Contoh
yang menantang, atau ketika fakta misalnya “Jakarta adalah ibukota
mendapatkan asumsi baru yang berbeda negara Republik Indonesia” atau contoh
dari asumsi yang dipegangnya. Untuk lain,
merangsang pelaksanaan inkuiri “Bumi, di alam ini mengelilingi
selanjutnya, guru dapat memancing Matahari”. Malaysia telah menjadi
dengan penghasil minyak sawit terbesar dunia
beberapa pertanyaan, antara lain sebagai pada tahun 2005”
berikut: Pembelajaran fakta diperlukan untuk
• Apakah kita dapat memastikan bahwa pembelajaran pada tingkat pengetahuan
kesimpulan yang kita dapat sebagai di atasnya ialah pembelajaran konsep.

110 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Hal ini karena fakta dan konsep Untuk itu, siswa dapat dikelompokkan
memiliki hubungan hirarkhis, bahwa untuk melaksanakan latihan sesuai
konsep dibentuk oleh beberapa fakta. dengan tugas yang diberikan guru.
Untuk membelajarkan konsep tentang Untuk menggali fakta yang lebih
urbanisasi di kota-kota besar di banyak, dapat pula siswa diajak untuk
Indonesia misalnya, siswa dapat diajak melakukan diskusi kelompok, dengan
untuk memfokuskan lokasi pada satu tugas menyelesaikan pertanyaan-
wilayah. Sebagai contoh urbanisasi di pertanyaan di atas. Untuk 4 pertanyaan
Jakarta, siswa dapat diajak untuk di atas, maka siswa dapat dibagi menjadi
mengingat kembali fakta-fakta yang 4 kelompok. Bahkan siswa dapat pula
berhubungan dengan konsep tersebut, merumuskan pertanyaan sendiri
antara lain: sepanjang berkaitan dengan konsep
• Jakarta adalah kota dengan tingkat urbanisasi. Penugasan yang berkaitan
kepadatan penduduk tinggi dengan tema di atas, misalnya sebagai
• Jakarta adalah kota besar yang amat berikut:
ramai • Kelompok 1 mengerjakan tugas
• Di daerah kegiatan ekonomi dianggap pertama, yaitu menyusun narasi untuk
sulit. menjelaskan tema: “Jakarta adalah kota
• Masyarakat di daerah sering melihat dengan tingkat kepadatan penduduk
orang pulang dari Jakarta dengan tinggi”.
membawa kemewahan. Mengapa bisa terjadi seperti itu?
Dengan fakta-fakta tersebut siswa dapat Apa implikasinya? Bagaimana cara
dengan mudah diajak untuk membuat mengatasinya?
sebuah kesimpulan tentang konsep • Jakarta adalah kota besar yang amat
urbanisasi, bahwa “urbanisasi adalah ramai Mengapa bisa terjadi seperti itu?
perpindahan penduduk dari daerah yang Apakah ada kaitan dengan kesenjangan
jarang penduduknya ke daerah/kota yang pembangunan desa-kota?
padat penduduk dengan harapan Bagaimana prospeknya ke depan?
mendapat tingkat kehidupan ekonomi •Di pedesaan kegiatan ekonomi
yang lebih baik .... dst” sesuai dengan dianggap sulit.
karakteristik yang tergambar dalam Mengapa bisa terjadi seperti itu?
fakta. Kesimpulan yang disusun dengan Apakah terdapat implikasinya?
fakta yang cukup, maka akan Bagaimana cara kaitan dengan
menghasilkan abstraksi konsep yang perbedaan kebijakan pembangunan di
lebih lengkap dan lebih akurat. Siswa desa dan di kota?
bisa diajak lebih dulu menghafalkan • Masyarakat di daerah sering melihat
daerah-daerah yang masyarakatnya ber- orang pulang dari Jakarta dengan
urbanisasi ke Jakarta. Siswa juga dapat membawa kemewahan.
mempelajari daerah bersangkutan secara Benarkah seperti itu?
lebih dalam, misalnya tentang asal Apakah ada kaitan dengan kesenjangan
muasal daerah itu, nama daerah itu, pembangunan desa-kota?
pemimpinnya, tingkat kepadatan Bagaimana prospeknya ke depan? Apa
penduduk, tingkat ketinggiannya dari upaya yang bisa dilakukan?
permukaan laut, dan karakteristik lain
secara lebih dalam.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 111


6.4. Pendidikan IPS dengan Model terdiri atas masyarakat-masyarakat
Pembelajaran Multi Etnik dan sukubangsa yang dipersatukan dan diatur
Pembelajaran Kooperatif oleh sistem nasional dari masyarakat
6.4.1. Pembelajaran Multi Etnik negara tersebut. Dalam masyarakat
Masyarakat Indonesia adalah sebuah Indonesia yang majemuk ini penekanan
masyarakat majemuk atau bhinneka keanekaragaman adalah pada
tunggal ika, yaitu sebuah masyarakat sukubangsa dan kebudayaan
negara yang terdiri atas sukubangsa. Masyarakat majemuk
masyarakatmasyarakat sukubangsa yang seperti Indonesia, bukan hanya
dipersatukan dan diatur oleh sistem beranekaragam corak kesukubangsaan
nasional dari masyarakat negara dan kebudayaan sukubangsanya secara
tersebut. Dalam masyarakat Indonesia horizontal, tetapi juga secara vertikal
yang majemuk ini penekanan atau jenjang menurut kemajuan
keanekaragaman adalah pada ekonomi, teknologi, dan organisasi
sukubangsa dan kebudayaan sosial-politiknya (Suparlan, 1979).
sukubangsa. Masyarakat majemuk, dalam literatur
Masyarakat majemuk seperti Indonesia, sering kita jumpai juga atau identik
bukan hanya beranekaragam corak dengan istilah pluralisme. Pluralisme
kesukubangsaan dan kebudayaan adalah suatu paham yang menerima ko-
sukubangsanya secara horizontal, tetapi eksistensi keragaman yang mencakup
juga secara vertikal atau jenjang menurut berbagai suku bangsa, golongan, agama,
kemajuan ekonomi, teknologi, dan dsb dalam suatu masyarakat yang
organisasi sosial-politiknya (Suparlan, majemuk tersebut yang merupakan
1979). pengejawantahan motto “Bhinneka
Masyarakat majemuk, dalam literatur Tunggal Ika”, yaitu meski pun berbeda-
sering kita jumpai juga atau identik beda, kita tetap satu jua, yakni
dengan istilah pluralisme. Pluralisme Indonesia. Pluralisme diharapkan dapat
adalah suatu paham yang menerima ko- memupuk kerukunan dan persatuan
eksistensi keragaman yang mencakup bangsa dalam suatu masyarakat
berbagai suku bangsa, golongan, agama, majemuk seperti masyarakat Indonesia.
dsb dalam suatu masyarakat yang Menurut Suparlan (2005), penekanan
majemuk tersebut yang merupakan dalam masyarakat majemuk seperti
pengejawantahan motto “Bhinneka Indonesia, yaitu pada keanekaragaman
Tunggal Ika”, yaitu meski pun berbeda- sukubangsa telah menghasilkan adanya
beda, kita tetap satu jua, yakni potensi konflik antar sukubangsa dan
Indonesia. Pluralisme diharapkan dapat antara pemerintah dengan sesuatu
memupuk kerukunan dan persatuan masyarakat sukubangsa. Potensi-potensi
bangsa dalam suatu masyarakat konflik tersebut memang sebuah
majemuk seperti masyarakat Indonesia. permasalahan yang ada bersamaan
Menurut Suparlan (2005), penekanan dengan keberadaan coraknya yang
dalam masyarakat majemuk seperti secara sukubangsa majemuk.
Indonesia, yaitu pada keanekaragaman Bruner (dalam Suparlan, 2005) pada
sukubangsa telah menghasilkan adanya waktu membahas teorinya mengenai
potensi konflik antar sukubangsa dan ‘hipotesa kebudayaan dominan’
antara pemerintah dengan sesuatu sebenarnya berbicara mengenai
masyarakat kesukubangsaan sebagai sebuah

112 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


kekuatan sosial politik. Salah satu pandangan : (1) suatu suku itu adalah
kekuatan kesukubangsaan yang dapat alami dan dalam proses perubahan dan
dilihat dan diamati sebagai bagian dari pertumbuhan, (2) suatu suku diatur oleh
kehidupan sehari-hari dari sebuah sistem nilai dan kepercayaannya,
masyarakat sukubangsa adalah (3) pada suatu suku terdapat keragaman
kemampuannya untuk menentukan internal, (4) pada suatu suku ada
macam mata pencaharian yang dapat kesamaan dan ada pula perbedaan
dikerjakan oleh pendatang dari dengan suku lainnya.
sukubangsa lain. Bila pelanggaran Menurut bahwa model studi etnik telah
dilakukan maka konflik antar dipakai luas dan lama di Amerika
sukubangsa berpotensi untuk dapat Serikat, dan telah menghasilkan sikap
terwujud. Oleh karena itu, kerukunan pembauran di kalangan masyarakat
dan kesatuan bangsa dalam masyarakat Amerika. Sehingga model ini
yang majemuk seperti Indonesia amat direkomendasikan dipakai untuk
perlu dikembangkan. Dari aspek pengajaran studi sosial dan seni bahasa.
pendidikan, khususnya pendidikan IPS, Pengajaran etnik plural adalah model
yang bisa dilakukan ialah menanamkan pengajaran yang menekankan pada nilai-
pentingnya rasa kerukunan dan nilai, seperti menghargai: keragaman
persatuan bangsa itu melalui wahana kebudayaan, hak azasi manusia, dan
pendidikan. Maka perlu dicari upaya sikap-sikap kemuliaan manusia lainnya.
metodologi pembelajaran, khususnya Pengajaran multietnik (ethnic plural)
dalam pendidikan IPS yang mampu merupakan strategi pengajaran yang
membangun semangat kebersamaan, menyadari adanya keragaman etnik dan
kerukunan dalam berbangsa dan bahasa. Dengan memperhatikan hal-hal
bermasyarakat. Keterampilan yang tersebut, maka pengajaran di kelas
dibutuhkan ialah keterampilan haruslah
kooperatif yang antara lain mampu mempertimbangkan keragaman tersebut,
menjadi pendengar yang baik, umpamanya: menerima siswa dari
menghargai kontribusi pihak lain dalam berbagai asal etnik, mengatur tempat
kelompok, kemampuan berpartisipasi duduk yang mencerminkan pembauran
dalam kelompok dan sebagainya. etnik yang berbeda, dan upaya lainnya
Pembelajaran yang dianggap cocok yang berkenaan dengan penanaman rasa
untuk mengembangkan keterampilan menghargai keragaman, serta
dan rasa kerukunan dan persatuan menumbuhkan persatuan dalam
bangsa tersebut ialah model kerukunan. Pendidikan multi etnik (dan
pembelajaran multi etnik. multi kultur), menurut Marsh (1991:294)
Model pembelajaran ini menurut adalah untuk :
Akhinuddin (2001) adalah • Memahami proses imigrasi dan
menumbuhkembangkan pengetahuan memiliki perhatian yang relevan untuk
tentang kelompok etnik tertentu. Asumsi mendorong faktor-faktor efektif dalam
operasionalnya adalah menambah proses tersebut.
pengetahuan tentang suatu kelompok • Memahami kebiasaan, nilai-nilai dan
etnik, dan diharapkan dapat kepercayaan, yang ditunjukkan oleh
menumbuhkembangkan sikap positif. masyarakat pada umumnya
Struktur konsep model ini adalah • Menumbuhkan kepercayaan diri
mempelajari suatu etnik dengan terhadap etnis lain yang berbeda.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 113


• Mengembangkan kemampuan untuk • Menggunakan kliping koran dan
menghindari stereotip majalah dinding
• Mampu mengevaluasi kultur lain • Membaca buku fiksi
secara objektif • Menggunakan boneka untuk
• Mengembangkan kemampuan menggambarkan legenda yang ada pada
menerima perbedaan tanpa rasa sebuah etnik tertentu
terancam • Membuat berita tentang posisi sebuah
• Menghargai masyarakat bangsa di suku bangsa dalam peristiwa konflik
sebuah negara yang multi kultur tertentu
• Menghargai perbedaan dan • Bernyanyi dan mempelajari isi
menghindari prasangka. nyanyian serta maksud tarian dari
Pendekatan yang dapat dipilih antara berbagai suku yang berbeda
lain: • Menyediakan buletin dinding dan
a. Pengorganisasian Pelajaran bentuk display yang lain
berdasarkan Unit • Menugaskan siswa untuk menganalisis
Pengorganisasian pembelajaran acara televisi yang berkaitan dengan
berdasarkan unit dimaksudkan sebagai tradisi dan budaya suatu suku bangsa
pembelajaran yang difokuskan pada • Mengunjungi mesium, pameran,
suatu topik tertentu yang dapat diambil artifak, dan berbagai koleksi yang
dari kurikulum pendidikan IPS. dimiliki oleh suatu suku bangsa dalam
Keuntungan dari pendekatan ini ialah : masyarakat
• Perhatian siswa terfokus pada unit Masyarakat harus menyadari adanya
pelajaran ini keragaman etnik dan ikut berpartisipasi
• Menghindari tercampurnya informasi kreatif menerima dan menjaga kondisi
secara kacau dengan isu-isu lain di etnik plural. Antar masyarakat yang
luar unit berbeda dengan sekolah harus membuat
• Siswa memiliki kesempatan lebih program bersama agar kekuatan
banyak untuk mendapatkan gambaran hubungan (relationship power)
yang lebih luas tentang unit tersebut. antaretnik semakin besar. Berikut ini
b. Pembelajaran secara Integrasi disampaikan strategi mengajar model
Pembelajaran secara integrasi studi etnik dalam beberapa mata
dimaksudkan sebagai proses pelajaran.
pembelajaran yang dilaksanakan dengan
mengintegrasikan berbagai bidang studi 6.4.2. Model Pembelajaran Kooperatif
seperti musik, bahasa, kesenian dan lain- Bentuk pembelajaran lain yang dianggap
lain dalam sebuah aktivitas pembelajaran cocok untuk mengembangkan
yang dirancang untuk tujuan pendidikan keterampilan ini ialah model
IPS. Menurut Marsh (1991), pembelajaran kooperatif. Menurut
pembelajaran secara integrasi cocok Thomson, et al (dalam Karuru, 2005),
digunakan untuk siswa kelas rendah (SD pembelajaran kooperatif turut
Kelas 1-3). menambah unsur-unsur interaksi sosial.
Aktivitas pembelajaran multi etnik yang Di dalam pembelajaran kooperatif siswa
dapat dilakukan menurut Jarolimek belajar bersama dalam kelompok-
(1986) antara lain: kelompok kecil saling membantu satu
• Melakukan penelitian kontemporer sama lain. Kelas disusun dalam
secara kelompok kelompok yang terdiri dari 4 atau 5

114 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


siswa, dengan kemampuan yang • Keterampilan Tingkat Awal
heterogen, yaitu terdiri dari campuran (1) Menggunakan Kesepakatan, yaitu
kemampuan siswa, jenis kelamin dan kemampuan menyamakan pendapat
suku. Suasana pembelajaran seperti itu yang
bermanfaat untuk melatih siswa berguna untuk meningkatkan kerja
menerima perbedaan pendapat dan dalam kelompok.
bekerja dengan teman yang berbeda latar (2) Menghargai kontribusi, yaitu
belakangnya. menghargai pendapat orang lain
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan (3) Mengambil giliran dan berbagai
keterampilan-keterampilan khusus agar tugas, kemampuan kelompok, bahwa
dapat bekerjasama di dalam setiap anggota kelompok bersedia
kelompoknya, seperti menjadi pendengar menggantikan dan bersedia mengemban
yang baik, memberikan penjelasan tugas/ tanggung jawab tertentu dalam
kepada teman sekelompok dengan baik, kelompok.
siswa diberi lembar kegiatan yang berisi (4) Berada dalam kelompok, yaitu
pertanyaan atau tugas yang direncanakan kemampuan bertahan untuk bekerja
untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, selama kegiatan berlangsung
tugas anggota kelompok adalah (5) Berada dalam tugas, kemampuan
mencapai ketuntasan (Slavin, dalam meneruskan tugas yang menjadi
Karuru, 2005) tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat
.6.4.2.1. Keterampilan-keterampilan diselesaikan sesuai waktu yang
yang dapat dilatih dengan Pembelajaran dibutuhkan.
Kooperatif (6) Mendorong partisipasi, yaitu
Pembelajaran Kooperatif ialah sebuah kemampuan mendorong semua anggota
model pembelajaran yang kelompok untuk memberikan kontribusi
mengutamakan pengembangan terhadap tugas kelompok.
keterampilan kelompok yang berfungsi (7) Mengundang orang lain untuk
untuk melancarkan komunikasi dan berpartisipasi
pembagian tugas. Keterampilan yang (8) Menyelesaikan tugas pada waktunya
dikembangkan dalam pembelajaran (9) Menghormati perbedaan individu
Kooperatif diharapkan dapat diterapkan • Keterampilan Tingkat Menengah
dalam kehidupan sehari-hari dalam Keterampilan tingkah menengah
masyarakat. meliputi kemampuan menunjukkan
Pembelajaran kooperatif tidak hanya penghargaan dan simpati,
mempelajari materi pelajaran, tetapi mengungkapkan ketidaksetujuan dengan
siswa dilatih menguasai keterampilan cara dapat diterima, mendengarkan
khusus yang disebut keterampilan dengan aktif, bertanya, membuat
kooperatif. Keterampilan kooperatif ini rangkuman, menafsirkan, mengatur dan
berfungsi untuk melancarkan hubungan mengorganisir, serta mengurangi
kerja dan tugas. ketegangan.
Peranan hubungan kerja dapat dibangun • Keterampilan Tingkat Mahir
dengan membagi tugas anggota Berupa kemampuan mengelaborasi,
kelompok selama kegiatan. memeriksa dengan cermat, menanyakan
Keterampilan-keterampilan kooperatif kebenaran, menetapkan tujuan, dan
tersebut antara lain sebagai berikut berkompromi.
(Lundgren dalam Karuru, 2005) “

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 115


6.4.2.2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan Pembelajaran Kooperatif
menurut Karuru (2005) antara lain sebagaimana tergambar pada tabel

Tabel 6.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

FASE KEGIATAN GURU

Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan


Menyampaikan tujuan dan pembelajaran yang ingin dicapai pada
memotivasi siswa pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.

Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada siswa


Menyajikan informasi baik dengan peragaan (demonstrasi) atau
teks.

Fase 3 Guru menjelaskan siswa bagaimana


Mengorganisasikan siswa caranya membentuk kelompok belajar dan
ke dalam kelompokkelompok membantu setiap kelompok agar
belajar melakukan perubahan yang efisien.

Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok


Membantu kerja kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
dalam belajar tugas.

Fase 5 Guru mengetes materi pelajaran atau


Mengetes materi kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan
mereka.

Fase 6 Guru memberikan cara-cara untuk


Memberikan penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok

116 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


6.5. Model Inkuiri untuk 6.5.1. Tujuan Pendidikan Nilai
Pembelajaran Nilai dalam IPS Tujuan utama pendidikan nilai adalah
Untuk membelajarkan system nilai membantu siswa untuk mengembangkan
hendaknya diciptakan suasana kelas keterampilan melakukan klarifikasi nilai
yang demokratis. Kita tidak dapat secara konsisten, yang dapat
mengharapkan siswa memiliki sikap mengarahkan tingkah laku siswa secara
sesuai dengan nilai-nilai yang diakui reflektif. Tujuan ini hanya akan dapat
dalam masyarakat apabila kita belum dicapai apabila pembelajaran di kelas
dapat menciptakan kelas dengan suasana dilaksanakan secara demokratis. Dalam
yang menerapkan nilai-nilai tersebut. kelas yang demokratis, siswa akan dapat
Karena itu kelas harus diciptakan mengekspresikan nilai-nilai yang
sebagai laboratorium masyarakat, yang dimilikinya, menentukan sendiri
melatih bagaimana menerapkan nilai- pilihannya untuk mendukung atau tidak
nilai itu dalam kehidupan mendukung sesuatu hal, dapat
bermasyarakat. Tujuan utama dari mempertimbangkan akibat apa yang
pembelajaran nilai ialah melatih siswa diterima dengan pilihannya itu. Dengan
untuk mampu mengembangkan suasana seperti ini siswa juga akan lebih
kompetensi, baik kompetensi personal, memiliki kesempatan memikirkan dan
sosial, kemampuan bertindak sebagai menguji nilainilai yang dimilikinya,
warga negara. untuk mengembangkan komitmennya
Nilai dalam konteks ini menurut Banks terhadap harga diri manusia, persamaan,
(1990) ialah berupa keyakinan, yang dan nilai-nilai demokrasi yang lain.
terletak di tengah-tengah/menjadi sentral
dari keseluruhan total keyakinan yang 6.5.2. Model Pembelajaran Inkuiri Nilai
dimiliki seseorang. Nilai lebih umum Pembelajaran nilai dalam IPS memiliki
dibandingkan dengan sikap dan metoda yang beragam. Itu semua adalah
mempengaruhi perilaku manusia. dalam kerangka menyiasati untuk
Manusia biasanya mempelajari nilai- membantu siswa mendapatkan dan
nilai itu melalui tingkah laku manusia melakukan pilihan nilai yang sesuai
lain dalam lingkungannya. Sekolah dengan nilai-nilai kebenaran umum,
harus memainkan peran penting dalam keadilan serta sistem nilai dan moral
membantu siswa untuk mampu yang dianut masyarakatnya. Beragamnya
mengidentifikasi, dan mengklarifikasi metoda pendidikan nilai, juga mengingat
nilai-nilai yang hidup di tengah-tengah nilai tidak efektif dibelajarkan dengan
masyarakat, serta pada akhirnya siswa metode pembelajaran kognitif.
mampu melakukan pilihan secara tepat Karakteristiknya memang berbeda.
untuk pola perilaku dalam hidupnya. Berikut ini adalah langkah-langkah
Menurut Banks (1990), yang sering pembelajaran nilai yang dikemukakan
dilakukan sekolah dalam Bank (1990), yang disebutnya sebagai
pendidikan nilai ialah melakukan “inkuiri nilai”.
indoktrinasi kepada siswa. Hal tersebut
tidak dapat berhasil, karena kita tidak (1) Menetapkan Problem Nilai
bisa mendidik dengan indoktrinasi untuk (Pengamatan dan Pembedaan)
mengembangkan kemampuan Untuk dapat melakukan refleksi nilai
merefleksi, dan membangun komitmen dalam rangka memecahkan masalah
dalam masyarakat yang demokratis. berhubungan dengan nilai-nilai, maka

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 117


siswa harus lebih dulu menetapkan, Berdasarkan tokoh. Siswa kemudian
menyadari, dan mendefenisikan adanya diminta untuk mencocokkan perilaku
nilai. Guru dapat membantu siswa antara yang penting pada suatu kolom dengan
lain dengan menyajikan masalah- perilaku penting lainnya yang terdapat
masalah yang ada dalam buku cerita, pada kolom yang lain.
atau informasi faktual sehari-hari. Siswa
diajak untuk mengenali dan (4) Menentukan Konflik Nilai yang ada
menguraikan komponen-komponen nilai dalam Perilaku yang dijelaskan.
yang disajikan itu. Untuk itu siswa Langkah ini dimaksudkan untuk
dibimbing dengan pertanyaan, menunjukkan kepada siswa bahwa di
misalanya: masyarakat terdapat banyak konflik
• Masalah apa saja yang terdapat dalam nilai. Dalam cerita yang disajikan pada
cerita tersebut? bagian awal pembelajaran, guru dapat
• Masalah apa yang penting untuk dikaji mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dalam cerita itu? mengarahkan siswa untuk menemukan
nilai-nilai yang bertentangan di antara
(2) Menjelaskan nilai yang relevan para tokoh. Padacerita factual yang
dengan tingkah laku (menjelaskan disampaikan kepada siswa, maka siswa
dan membedakan) dapat menganalisis masalah-masalah
Pada tahap ini, siswa diajak untuk mungkin masalah nilai yang
mengidentifikasi dan memberikan nama berhubungan dengan kehidupan
terhadap perilaku yang terdapat dalam berpolitik, budaya, dan etika yang saling
cerita tersebut. Perilaku yang diberi mempengaruhi.
nama ialah perilaku yang merupakan
karakter individu. Untuk membantu (5) Menyusun hipotesis mengenai Nilai
siswa dapat diajukan pertanyaan- yang akan Dianalisis
pertanyaan sebagai berikut: Pada tahap ini, siswa diminta untuk
• Apa saja yang dilakukan oleh para menyatakan hipotesis mengenai tujuan
tokoh dalam cerita tersebut? nilai yang akan dianalisis, sebagaimana
Ketika siswa menjelaskan perilaku para disebut pada langkah ketiga. Hipotesis
tokoh dalam cerita, mereka dituntut dinyatakan berdasarkan alasan-alasan
membuat kesimpulan-kesimpulan kecil, yang mereka miliki dalam menanggapi
dan pertimbangan serta pembenaran nilai yang muncul. Langkah ini
nilainilai. dimaksudkan untuk membantu siswa
Dengan demikian siswa sebenarnya telah untuk menemukan nilai-nilai yang
melakukan aktifitas untuk menjadi pegangan dalam kehidupan
mengembangkan keterampilan masyarakat. Melalui tahap ini juga siswa
mengamati, membedakan, membuat dapat mengevaluasi, apakah nilai yang
keputusan dan melakukan penilaian. ada itu sesuai dengan berbagai situasi
yang ada di tengah-tengah masyarakat.
(3) Melakukan Identifikasi-Deskripsi, Bentuk hipotesis, misalnya berisi tentang
dan Hipotesis “mengapa nilai yang dianut setiap tokoh
Guru dapat membantu siswa pada tahap dalam cerita yang disajikan itu
ini dengan mendaftar perilaku yang berbeda?” “Apa yang menyebabkan
dilakukan oleh setiap tokoh dalam cerita perbedaan tersebut?” Hipotesis dapat
dalam bentuk beberapa kolom. juga dinyatakan mengenai akibat yang

118 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


terjadi dari perbedaan nilai yang (8) Menyatakan Nilai yang Dipilih,
mendasari kejadian tersebut. dengan Kemampuan Memilih
Setelah siswa menjelaskan berbagai
(6) Identifikasi Nilai Alternatif melalui perilaku tokoh yang ada dalam cerita,
Pengamatan Perilaku kasus, dan situasi yang dipelajari, maka
Siswa pada akhirnya akan menyadari selanjutnya mengidentifikasi nilai-nilai,
kenyataan bahwa di tengah masyarakat termasuk menentukan konflik yang
terdapat berbagai nilai alternatif yang terdapat di dalamnya. Selanjutnya
dapat dipilih. Langkah ini dirancang memperkirakan konsekuensi yang
untuk membantu siswa mendapatkan dan mungkin timbul, dan mempertanyakan
memilih nilai alternatif. Guru dapat berbagai pilihan nilai yang dipilih oleh
mengarahkan siswa dengan mengajukan para tokoh dalam cerita tersebut.
pertanyaan sebagai berikut: Ketika Pada langkah ini guru harus berhati-hati
seorang tokoh yang ada dalam cerita jangan terpancing untuk menyalahkan
merasa pas memperagakan nilai yang pilihan nilai yang tidak sesuai dengan
dimilikinya (melalui perilaku) “apakah pandangannya. Guru tidak perlu
terdapat nilai lain?” Siswa akan menyatakan pilihan nilainya sendiri,
menyadari bahwa pandangan seseorang ketika siswa mengekspresikan pilihan
bukanlah satu-satunya kebenaran. nilainya. Pilihan nilai mereka akan diuji
Terdapat pandangan lain (berdasarkan dalam pergaulan dengan teman-teman
nilai alternatif tertentu) yang juga mereka di luar kelas, dan diharapkan
memiliki nilai kebenaran. mereka akan bebas berekspresi sampai
dengan mendapatkan keyakinan yang
(7) Menyatakan Hipotesis tentang benar.
Konsekuensi yang Mungkin Muncul
Dengan Memperkirakan, (9) Menyatakan Alasan, Sumber, dan
Membandingkan, atau Membedakan Berbagai Konsekuensi dari pilihan
Langkah ini amat penting dalam inkuiri Nilai
nilai, yaitu untuk membantu siswa Langkah ini dimaksudkan untuk
dalam: mengembangkan kemampuan
(1) melihat perbedaan konsekuensi melakukan jastifikasi, menguji hipotesis,
akibat dari perbedaan nilai, (2) belajar dan memperkirakan akibat-akibat yang
menerima berbagai konsekuensi dari akan timbul dari pilihan perilakunya.
berbagai nilai yang berbeda, dan (3) Hasil yang akan dicapai ialah
mempertimbangkan berbagai kemampuan siswa dalam
konsekuensi yang berbeda sebagai mengekspresikan dan mempertahankan
keyakinan. Dalam cerita yang disajikan nilai pilihannya dalam kehidupan sehari-
pada awal paparan ini, terdapat seorang hari, misalnya berkaitan dengan
tokoh yang memperagakan perilaku persamaan hak, keadilan, dan harga diri
tertentu. Siswa dapat mengajukan kemanusiaan.
pertanyaan mengapa orang tersebut Guru dapat menggunakan strategi
berperilaku seperti itu, dan menyatakan pertanyaan untuk membantu siswa
hipotesis dengan cara memberi jawaban menyatakan pilihan nilai dan
terhadap pertanyaan tersebut. Jawaban mempertahankan pilihan moralnya.
yang diberikan siswa (menurut pendapat Pertanyaan-pertanyaan itu misalnya:
siswa) itulah bentuk hipotesis.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 119


“Apa yang akan diperbuat oleh para Pembelajaran IPS yang akan datang,
tokoh dalam cerita itu?” difokuskan pada upaya membantu dan
“Mengapa anda memperkirakan seperti memfasilitasi siswa agar mereka
itu?” memiliki kemampuan untuk
“Indikasi penting apa saja yang Anda berpartisipasi sebagai warga komunitas,
pikirkan yang terdapat dalam situasi warga negara, dan warga dunia dengan
ini?” tingkat perubahan yang amat cepat.
“Apakah pertimbangan-pertimbangan Untuk itu, maka siswa perlu difasilitasi
Anda itu sudah dianggap adil?”, dsb. agar mampu mengembangkan
Prinsipnya, dalam inkuiri nilai, siswa pengetahuan, kecakapan, sikap, nilai-
harus mampu mengekspresikan sikap, nilai dan komitmen yang dibutuhkan.
keyakinan-keyakinan, nilai-niai yang Kemampuan tersebut juga dibutuhkan
mereka pilih secara bebas. Mereka akan untuk berpartisipasi dalam
menguji, memferivikasi dan memilih mengembangkan masyarakat yang
nilai-nilai baru yang dianggap lebih demioktratis secara bertanggung jawab,
sesuai. seperti kemampuan mengakui dan
menghargai kemajemukan dalam
6.6. Ikhtisar masyarakat.
Pada masa yang akan datang, Untuk membelajarkan IPS dengan
pembelajaran IPS dituntut lebih inovatif, tuntutan seperti itu, maka seyogianya
menghadapi masyarakat global pada era dikembangkan metode-metode mengajar
post-industri. Pada masa itu partisipasi yang mampu memfasilitasi siswa untuk
masyarakat pada lembaga melakukan klarifikasi, memiliki
kemasyarakatan baik politik maupun kecakapan berpikir (reflektif),
lainnya akan meningkat. Aktivitas melakukan identifikasi secara kritis
politik juga akan meningkat bukan saja tentang budaya baik di tingkat lokal
pada tingkat nasional, tetapi pada tingkat dekat tempat tinggal, regional, nasional,
lokal dan regional. Isu desentralisasi dan maupun internasional. Keragaman
sharing kekuasaan ke pemerntahan sumber belajarpun sangat dibutuhkan.
tingkat lokal (daerah-daerah) akan Untuk itu, dalam bab ini dipaparkan
mewarnai masyarakat post-industri. beberapa metode pembelajaran yang
Demikian juga dengan pemberian dianggap cocok dengan tujuan
kewenangan untuk mengambil pendidikan IPS. Untuk membantu siswa
keputusan. Dari segi materi pelajaran, membentuk kemampuan berpikir kritis
terdapat beberapa faktor yang dan sistematis dalam menanggapi
mengharuskan perbedaan tersebut, fenomena sosial, serta kemampuan
misalnya IPS pada masa yang lalu sangat meningkatkan partisipasi, diupayakan
menekankan penguasaan fakta-fakta dengan menggunakan metode inkuiri
meski pada tingkat yang rendah, sosial. metode ini diimplementasikan
misalnya dengan menghapalkan nama- dengan langkah-langkah: perumusan
nama gunung, sungai, ibukota negara masalah, perumusan hipotesis, definisi
propinsi dan sebagainya. (konseptualisasi) masalah, pengumpulan
IPS lama juga ditandai dengan data, evaluasi dan analisi data, pengujian
pembelajaran rasa nasionalisme yang hipotesis, serta kembali lagi ke langkah
tidak kritis (dogmatis), dan sangat awal untuk inkuiri selanjutnya.
berorientasi kepada buku teks.

120 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Untuk membantu siswa
mengembangkan sikap toleran,
mengakui dan menghargai
kemajemukan, diupayakan dengan
menggunakan pembelajaran multi etnik
dan pembelajaran dengan metode
kooperatif. Pembelajaran kooperatif
dilaksanakan dengan langkah-langkah:
penyampaian tujuan, menyajikan
informasi, mengorganisasikan siswa
dalam kelompok-kelompok,
memfasilitasi siswa dalam kerja
kelompok, mengetes materi, dan
memberikan penghargaan.
Model Inkuiri Nilai digunakan untuk
memfasilitasi siswa mengembangkan
sistem nilai yang dimiliki yang dapat
mengarahkan tingkah lakunya secara
reflektif. Nilai adalah pusat keseluruhan
keyakinan yang dimiliki seseorang yang
dikembangkan dengan belajar melalui
tingkah laku manusia lain dalam
lingkungannya. Melalui metode ini,
siswa difasilitasi untuk mengembangkan
kemampuan mengidentifikasi dan
mengklarifikasi nilai yang hidup di
tengah-tengah masyarakat, serta pada
akhirnya mampu melakukan pilihan
secara tepat untuk digunakan sebagai
pola perilaku dalam hidupnya.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 121


Bacaan 9 1. Memahami konsep pendidikan
senirupa anak usia SD.
BAB II 2. Memahami fungsi dan kompetensi
PENDIDIKAN SENIRUPA DI pendidikan senirupa di SD.
3. Membedakan karakteristik tipologi
SEKOLAH DASAR
hasil karya senirupa anak usia SD.
4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk
Latar Belakang dan Tujuan
kreativitas senirupa anak-anak.
Anak usia SD (sekitar usia 7-12
5. Menerapkan pengembangan
tahun) berada pada masa perkembangan
kreativitas senirupa anak SD.
fisik dan psikis yang pesat, dimana anak
memiliki sensitivitas untuk menerima
A. Dasar Konseptual Pendidikan
pengalaman belajar yang diberikan oleh
Senirupa di SD
guru, orang tua dan orang yang lebih
dewasa di lingkungannya. Masa Pendidikan seni di SD secara
perkembangan ini masih berada pada konseptual didasarkan pada sifat seni
kepekaan aktif kreatif dan dinamis. dalam pendidikan, peranan pendidikan
Pemberian pengalaman belajar pada seni dalam pembentukan pribadi siswa,
masa peka ini merupakan saat yang peranan pendidikan seni untuk
sangat baik, karena dapat mengembangkan potensi dalam
mengembangkan kemampuan anak baik berkesenian dan ruang lingkup materi
fisik dan psikis secara utuh dan seni yang diajarkannya. Dasar
bermakna. Demikian pula pengalaman konseptual tersebut dapat dijelaskan
dalam pendidikan senirupa yang berikut ini.
merupakan bagian dari pengembangan Pertama, Sifat Seni dalam
seni merupakan pemberian pengalaman bidang pendidikan yaitu: multilingual,
belajar yang diharapkan bermanfaat bagi multidimensional dan multikultur (KBK.
perkembangan pikir, emosi, ekspresi, 2002). Multilingual berarti seni
motorik halus, keterampilan, cita rasa bertujuan mengembangkan kemampuan
keindahan dan lainnya. mengekspresikan diri melalui bahasa
BAB II ini berisikan dasar rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya.
pemahaman berkaitan dengan Multidimensional berarti seni berperan
pendidikan senirupa anak usia SD yang untuk mengembangkan kompetensi
diharapkan bermanfaat bagi para guru dasar siswa yang mencakup: persepsi,
SD, pengelola pendidikan di SD, orang pengetahuan, pemahaman, analisa,
tua siwa, dan khususnya para mahasiswa evaluasi, apresiasi dan produktivitas
Program Diploma II PGSD. Materinya dengan memadukan unsur logika, etika
meliputi pendidikan senirupa di SD, serta estetika. Multikultur berarti seni
fungsi dan kompetensi pembelajaran bertujuan menumbuhkembangkan
senirupa di SD, karakteristik kesadaran dan kemampuan berapresiasi
perkembangan senirupa anak-anak, dan terhadap keragaman budaya lokal dan
pengembangan kreativitas senirupa di global sebagai pembentukan sikap
SD. menghargai, toleransi, demokratis,
Tujuannya yaitu setelah beradab dan hidup rukun dalam
mempelajari bab ini mahasiswa masyarakat yang berbudaya majemuk.
diharapkan dapat: Kedua, peranan seni dalam
pembentukan pribadi siswa

122 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dimaksudkan adalah adanya kebermaknaan, keteladanan, keluwesan
keharmonisan dalam aspek logika, rasa dan kerjasama (Ramli, 1997)
estetis dan artistik serta etika. Kecerdasan intelektual
Pembentukan kemampuan seni tersebut merupakan kemampuan daya pikir, akal,
hendaknya dengan memperhatikan keterampilan sehingga siswa dapat
kebutuhan dan perkembangan anak melalukan sesuatu kegiatan atau
untuk mencapai: (a) kecerdasan pekerjaan dengan cepat, tepat dan lancar.
emosional (EQ); (b) kecerdasan Kecerdasan intelektual yang dimiliki
intelektual (IQ); (c) kemampuan siswa dapat digunakan untuk
kreativitas (CQ); dan (d) kecerdasan menyesuaikan diri dalam lingkungannya
spiritual/moral. (KBK. 2002). Meskipun dan dapat berkarya seni secara kreatif,
dalam pendidikan seni lebih cakap dalam bekerja. Seorang anak yang
menekankan pada aktivitas cerdas, kreatif, terampil/cakap dalam
berkarya/berolah seni namun dukungan berkarya seni tentunya didukung oleh
kemampuan kecerdasan dan kreativitas kecerdasan intelektualnya. Sebagai
siswa sangatlah diperlukan. Kecerdasan illustrasi dinyatakan bahwa anak yang
merupakan suatu kecakapan untuk berbakat seni menunjukkan bahwa ia
melaksanakan kegiatan yang ditandai juga memiliki kecerdasan intelektual
oleh kemampuan memecahkan yang bagus.
permasalahan yang mengandung aspek: Kemampuan kreativitas adalah
kesukaran, kekomplekan, keabstrakan, daya cita yang diungkapkan siswa secara
ekonomis/efisien, penyesuaian kearah bebas, spontanitas sesuai minat dan
tujuan, mempunyai nilai sosial dan kemampuannya melalui media senirupa.
keaslian (Poerwantari, Endang. 1999). Sejalan dengan fungsi pendidikan seni
Kecerdasan emosional sebagai media berekspresi dan berkreasi;
merupakan kemampuan individu untuk maka dalam implementasinya haruslah
mengenali emosi diri sendiri dan emosi memperhatikan karakteristik: (1) belajar
orang lain, dan mengelola emosi dengan dan bermain kreatif yang dapat
baik pada diri sendiri dan hubungannya dilatihkan yaitu dengan peniruan,
dengan orang lain (Goleman. 1999, eksplorasi, pengujian
dalam Ramli. 2000). Bagi anak SD (eksperimentation), dan membangun
kecerdasan emosional berkaitan dengan (construction); (2) pendekatan aktivitas
pemanfaatan perasaan seperti gembira, artistik yaitu kegiatan berinteraksi
kasih sayang, kagum, tertarik, sedih, dengan lingkungan yang dikaitkan
takut, takjub dan emosi lainnya untuk dengan olah pikir, olah rasa dan olah
diekspresikan kedalam wujud karya estetis; sehingga akan diperoleh
senirupa. Oleh karena itu pengembangan pengalaman seni; (3) belajar aktif dalam
kecerdasan emosional diarahkan kepada bentuk keterpaduan praktek berolah
peningkatan seluruh aspek kecerdasan senirupa, seni musik dan seni tari.
emosional siswa secara optimal dengan (Depdikbud, 1999).
memperhatikan kemampuan siswa Kecerdasan spiritual/moral
dalam mengenali emosi diri, mengelola merupakan suatu kecakapan untuk
emosi, memotivasi diri dan mengenali melaksanakan kegiatan yang didasarkan
emosi orang lain. Untuk mencapai tujuan pada perilaku ketaqwaan kepada Tuhan
tersebut perlu diperhatikan prinsip- Yang Maha Esa dan norma yang berlaku
prinsip keterpaduan, kesinambungan, di masyarakat serta aturan untuk siswa.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 123


Melalui pembelajaran senirupa selain ditumbuhkembangkan dengan belajar
tujuan utamanya untuk memberikan tentang seni.
pengalaman berolah seni, hendaknya Keempat, bidang-bidang seni
juga dapat memberikan kemampuan seperti musik, tari, drama, rupa sesuai
berapresiasi, menghargai karya sendiri, medianya memiliki karakteristik
karya seniman dan budaya bangsa. sendiri-sendiri dan berdasarkan pada
Dengan terbentuknya kepekaan apresiasi kontek keilmuan masing-masing. Dalam
akan dapat mencerminkan pribadi siswa pembelajaran kesenian di SD
dengan cita rasa seni yang halus, lembut pengembangan bentuk aktivitas dan
dan santun. pembinaan untuk memberikan
Ketiga, peranan seni untuk tanggapan tentang seni dapat tertuang
mengembangkan potensi pikir, dalam ide-ide, keterampilan berolah seni
kreativitas, kepekaan rasa dan dan berapresiasi seni sesuai pengalaman
indrawi serta terampil dalam dan kemampuan pribadi anak. Melalui
berkesenian. Pengembangan potensi aktivitas berolah seni tersebut juga dapat
tersebut dapat terwujud melalui interaksi dikembangkan kemampuan
antara belajar dengan seni, belajar berkesplorasi (menggali) rasa seni,
melalui seni dan belajar tentang seni. melakukan pengamatan pada obyek seni,
Belajar dengan seni yang dimaksudkan mempelajari elemen/unsur seni,
adalah dimanfaatkannya “seni” dalam menerapkan aturan/norma seni, teknik
berbagai bentuk pembelajaran; misalnya berkarya seni yang dikaitkan dengan
dalam kegiatan berolah seni, nilai-nilai budaya serta keindahan
bereksplorasi seni, membuat koleksi, lingkungan masyarakat dan nusantara.
obyek rekreasi/apresiasi, meniru tatanan Konsep yang diterapkan dalam
seni dan lainnya. Bentuk pemanfaatan belajar kesenian di SD adalah dengan
belajar dengan seni dapat berupa obyek lebih menekankan pada kegiatan
yang dipelajari siswa, bahan menemukan fakta, gejala dan konsep-
pembelajaran, media pendidikan, sumber konsep tertentu. Kebermaknaan dalam
ide dalam berolah seni, obyek apresiasi aktivitas pembelajaran senirupa bagi
dan model/contoh tatanan teknik seni. anak SD hendaknya dapat
Belajar melalui seni dimaksudkan dapat mengakomodasi pendekatan belajar baik
bermanfaat langsung untuk membina secara induktif maupun secara deduktif.
pengalaman dan kemampuan estetis Menurut Cut Kamaril (1999) melalui
serta bermanfaat tidak langsung yaitu cara belajar induktif, pengalaman belajar
untuk membentuk pribadi anak secara anak diperoleh secara empirik sehingga
utuh dan seimbang. Dalam hal ini kompetensi berpikir kreatif dan inovatif
keberadaan seni adalah sebagai alat atau dapat terolah dengan baik. Belajar
media untuk mencapai tujuan deduktif juga harus tetap dikembangkan
pendidikan. Belajar tentang seni yang agar terjadi keseimbangan kompetensi
dimaksudkan adalah adanya pemahaman fisik, sensori motorik, emosional,
bahwa “seni” merupakan sumber ilmu perseptual, sosial dan kreativitas serta
pengetahuan yang bermanfaat untuk apresiasi seni.
dipelajari dan dikembangkan siswa SD. Dari uraian di atas menunjukkan
Kemampuan olah pikir, rasa dan bahwa secara konseptual pendidikan seni
keterampilan siswa dapat di SD diarahkan pada perolehan atau
kompetensi hasil belajar yang beraspek

124 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


pengetahuan, keterampilan dasar seni mengembangkan sikap toleransi,
dan sikap yang berkaitan dengan demokratis, beradab dan hidup rukun
kemampuan kepekaan rasa seni- dalam masyarakat yang majemuk dan
keindahan. Indikasi adanya sikap memiliki kemampuan intelektual,
keindahan ini adalah timbulnya kemauan imajinatif dan ekspresi melalui seni,
dan kemampuan aktif, kreatif anak untuk mengembangkan kepekaan rasa esthetis,
menghayati, menghargai, menyenangi artistic, keterampilan dan kreativitas
kegiatan belajar seni, menyenangi karya serta menerapkan teknologi dalam
seni dan alam lingkungan ciptaan Tuhan. berkarya serta dalam menampilkan karya
Melalui kegiatan berolah senirupa seni. Pengembangan sikap dalam
tentunya akan dapat membentuk sikap berkesenian yang diharapkan adalah
dan kemampuan kreatif anak. munculnya pendirian atau motivasi anak
Dikemukakan bahwa keberadaan seni dalam mengikuti pembelajaran seni baik
dalam pendidikan adalah (a) sebagai yang lahir dari stimulus nuraninya
sarana pembetukan kemampuan kreatif, sendiri maupun pengaruh yang datang
(b) sarana pengembangan kemampuan dari pihak luar atau kelompok sosial.
berapresiasi, (c) sebagai wahana Adapun bakat/pembawaan, kemampuan
berekpresi, (d) sarana pembentukan intelegensi, emosi, perasaan, skill,
keterampilan, dan (e) sebagai sarana pribadi/jiwa seni merupakan faktor yang
pembentukan kepribadian (Sunaryo. cukup dominan dan berpengaruh pada
1996). sikap senang, suka, tertarik, gemar,
Pendidikan senirupa untuk anak SD cekatan, kreatif atau sikap yang
adalah upaya pemberian pengetahuan sebaliknya. Perwujudan sikap/perilaku
dan pengalaman dasar kegiatan kreatif belajar biasanya lebih sering tampak
senirupa dengan menerapkan konsep dalam perubahan-perubahan: (1)
seni sebagai alat pendidikan. Penerapan kebiasaan; (2) keterampilan; (3)
konsep seni tersebut tentunya dengan pengamatan; (4) berpikir asosiatif dan
tetap menciptakan kondisi pembelajaran daya ingat; (5) berpikir rasional; (6)
yang menarik, menyenangkan di dalam apresiasi dan tingkah laku asertif (Syah.
suasana bermain kreatif. Sejalan dengan 1997).
diterapkannya konsep seni sebagai alat Dalam perkembangan pendidikan
pendidikan di SD, maka dalam seni menunjukkan bahwa fungsi seni
pengembangannya, didasarkan dari waktu ke waktu mengalami
pertimbangan tingkat kemampuan dan perubahan tertentu yang didasarkan pada
perkembangan seni anak usia SD (1) konsep seni yang dikaitkan dengan
tersebut. Kesesuaian dalam pemberian aspek ekspresi estetis-artistik, dan (2)
pengalaman berolah senirupa bagi anak kegiatan seni hubungannya dengan
akan berdampak positif bagi tujuan pendidikan. Diterapkannya
kebermaknaan pendidikan yang konsep seni sebagai alat pendidikan di
diperolehnya. SD diarahkan pada pembentukan sikap
dan kemampuan atau kompetensi kreatif
B. Fungsi, Tujuan dan Pendekatan dalam keseimbangan kompetensi
Pembelajaran Senirupa di SD intelektual, sensibilitas, rasional dan
irasional serta kepekaan emosi.
Mata pelajaran pendidikan Ungkapan senirupa anak SD umumnya
kesenian di SD menurut KBK memiliki masih bebas, polos, murni sehingga
fungsi dan tujuan yang berkaitan untuk

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 125


punya keberanian berekspresi secara (3) Sebagai media bermain; maksudnya
wajar, spontanitas, unik dan kreatif. media yang dapat memberikan
Disebutkan dalam UU.No 20 Tahun kesenangan, kebebasan untuk
2003 tentang Sisdiknas bahwa tujuan mengembangkan perasaan,
pendidikan anak usia dini adalah untuk kepuasan, keinginan, keterampilan
mengembangkan seluruh potensi anak seperti pada saat bermain. Cara
secara optimal agar terbentuk perilaku bermain kreatif dapat membuat
dan kemampuan dasar sesuai dengan kegiatan senirupa sebagai bagian dari
tingkat perkembangannya. kehidupan yang menyenangkannya.
Sejalan dengan fungsi dan tujuan Senirupa sebagai media bermain
pendidikan anak tersebut, maka untuk akan bermanfaat untk memberikan
pengembangan kegiatan senirupa di SD hiburan yang bernilai edukatif,
hendaknya dapat difungsikan untuk karena melalui bermain itulah anak
membina keterampilan dan kemampuan belajar.
anak dalam berinteraksi dengan (4) Sebagai media pengembangan bakat
lingkungan, dan sebagai sarana untuk seni, hal ini didasarkan bahwa semua
memperoleh pengalaman visual estetis anak punya potensi/ bakat yang
berolah senirupa. Pembelajaran senirupa harus diberikan kesempatan sejak
dalam bentuk kegiatan kreatif yang awal untuk dipupuk/ dikembangkan
menyenangkan juga difungsikan untuk melalui aktivitas senirupa dan
memberikan dasar-dasar pengalaman kerajinan tangan sesuai
edukatif. Menurut Soeharjo AJ. (1971) kemampuannya. Meskipun kadar
sebagai pengalaman edukatif intinya potensi/bakat setiap anak bisa
adalah (1) seni membantu pertumbuhan berbeda dan juga berhubungan
dan perkembangan anak, (2) seni secara tidak langsung dengan
membina perkembangan estetik, (3) seni kecerdasannya.
bermanfaat mengembangkan bakat, dan (5) Sebagai media untuk
(4) seni membantu menyempurnakan mengembangkan kemampuan
kehidupan. berpikir, yaitu penyaluran daya nalar
Berdasarkan uraian di atas yang dimiliki anak untuk digunakan
menunjukkan bahwa senirupa memiliki dalam melakukan kegiatan berolah
fungsi didik dalam pendidikan di SD. senirupa. Anak yang cerdas, cakap
Fungsi didik tersebut adalah sebagai kemampuan pikirnya dapat menjadi
berikut ini: pemicu munculnya daya kreativitas
(1) Sebagai media ekspresi, yaitu seni. Dengan kecerdasan (kecerdasan
mengungkapkan keinginan, emosional) yang dimilikinya akan
perasaan, pikiran melalui berbagai dapat digunakan untuk melakukan
bentuk aktivitas seni secara kreatif aktivitas seni dengan cepat, lancar
yang dapat menimbulkan dan tepat serta mudah untuk
kesenangan, kegembiraan dan menyesuaikan dirinya dengan
kepuasan anak. lingkungannya.
(2) Sebagai media komunikasi, yaitu (6) Sebagai media untuk memperoleh
aktivitas berekspresi senirupa bagi pengalaman esthetis, dimana melalui
anak untuk menyampaikan sesuatu/ aktivitas penghayatan, apresiasi,
berkomunikasi kepada orang lain ekspresi dan kreasi seni di SD bisa
yang diwujudkan pada karyanya. memberikan pengalaman untuk

126 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


menumbuhkan sensitivitas keindahan berolah cipta senirupa dan kerajinan
dan nilai seni. Berolah senirupa tangan. Adapun pendekatan materi
adalah pengalaman esthetis yang senirupa dalam pembelajaran di SD
menarik bagi minat dan keinginan antara lain dapat dilakukan melalui
anak. belajar tentang pengenalan elemen/unsur
seni, prinsip-prinsip seni/azas desain,
Fungsi didik senirupa hakekatnya proses dan teknik berkarya senirupa
adalah sebagai sarana untuk membentuk serta apresiasi sesuai dengan nilai-nilai
kepribadian (cipta, rasa, karsa) secara budaya serta keindahan yang relevan
utuh dan bermakna, melalui kegiatan dengan konteks sosial budaya
praktek berolah senirupa sesuai dengan masyarakat.
potensi maupun kompetensi pribadinya Selain itu dalam pendidikan
dan kepekaan daya apresiasinya. senirupa di SD hendaknya juga dapat
Menurut Sofyan Salam (2001) manfaat diciptakan suasana belajar yang “Aktif
pendidikan senirupa bagi anak SD Kreatif Efektif dan Menyengkan
adalah: (1) memberikan kesempatan bagi (PAKEM) Dalam penerapan PAKEM di
anak untuk mengekspresikan dirinya SD didasarkan pada pemahaman sebagai
sendiri, (2) mengembangkan potensi berikut ini. Aktif, dalam proses
kreatif anak, (3) mempertajam kepekaan pembelajaran guru harus menciptakan
anak akan nilai-nilai keindahan, (4) suasana sedemikian rupa sehingga siswa
memberikan kesempatan bagi anak aktif belajar, bertanya, menjawab,
untuk mengenal bahan, alat serta tehnik mengemukakan gagasan, berkarya,
berkarya senirupa, (5) untuk berapresiasi dan lainnya. Kreatif, adalah
menghasilkan sesuatu yang baru. guru menciptakan kegiatan belajar yang
Dengan demikian dapat diperoleh beragam sehingga memenuhi berbagai
dampak instruksional dan dampak tingkat kemampuan siswa.
pengiring (nurturant effect) yaitu berani Menyenangkan, adalah suasana kegiatan
mengemukakan pendapat, punya rasa belajar mengajar yang dapat
kesetiakawanan sosial dan toleransi, memusatkan perhatian siswa secara
bersikap menghargai budaya bangsa, penuh pada materi/kegiatan belajar
mampu berpikir secara integral serta sehingga waktu curah perhatiannya (time
mempunyai wawasan tentang seni yang on task) tinggi. Sedangkan Efektif yaitu
dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dapat menghasilkan produk belajar yang
bidang lainnya (Ida Siti Herawati.1996). tinggi/optimal. (Depdikbud-Unesco.
Sejalan dengan fungsi dan tujuan 2002). Gambaran penerapannya di SD
pendidikan senirupa tersebut maka yaitu: (1) siswa mengerjakan kegiatan
dalam pembinaan kemampuan belajar yang beragam untuk
berkreasi/berkarya senirupa akan mengembangkan keterampilan dan
meliputi semua bentuk kegiatan tentang pemahaman dengan pendekatan belajar
aktivitas fisik, pikir, keterampilan, sambil bekerja/berbuat; (2) guru
kreativitas dan cita rasa keindahan. menggunakan berbagai sumber belajar
Kesungguhan dalam berolah senirupa dan alat bantu belajar termasuk
tersebut akan terlihat dalam kegiatan pemanfaatan lingkungan supaya
berekspresi, bereksplorasi, berkreasi dan pembelajaran lebih menarik,
berapresiasi. Pendidikan senirupa di SD menyenangkan dan efektif; (3) menata
umumnya diwujudkan pada kegiatan kelas dengan lebih baik seperti

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 127


memajang hasil kegiatan belajar, hasil bersama anak. Tujuannya agar konsep-
akhir karya siswa, membuat sudut baca konsep dan aspek dari bidang studi
dan lainnya; (4) menerapkan cara terkait dijadikan alat dan wahana untuk
mengajar secara bervariasi, bersifat kerja mempelajari dan menjelajahi topik/tema
sama dan teraktif (kooperatif dan tersebut. Dengan pendekatan terpadu
interaktif) antar sesama siswa atau kerja akan terwujud ciri: (a) pembelajaran
individual; (5) guru mendorong siswa berpusat pada anak; (b) memberikan
untuk memecahkan masalah, pengalaman langsung pada anak; (c)
mengungkapkan pikirannya dan tidak menimbulkan adanya pemisahan
melibatkan siswa untuk menciptakan bidang studi secara jelas; (d) kedalaman
lingkungan sekolah yang bermanfaat hasil pembelajaran berkembang sesuai
untuk sumber belajar. dengan minat dan kebutuhan anak (Tim
Secara bervariasi dalam Pengembang PGSD. 1997). Sasaran
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar integrasi/keterpaduan adalah materi
guru hendaknya menggunakan (bahan belajar) dan penyampaian
strategi/pendekatan mengajar yang dapat pemaknaan. Sedangkan mengenai
memadukan keaktifan siswa dalam kegiatan belajarnya yaitu multi metode,
belajar, baik secara fisik, mental dan kelompok, individual, klasikal
emosional. Keterpaduan secara (penghayatan langsung).
konseptual adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa C. Kompetensi Dalam Pembelajaran
mata pelajaran atau sejumlah materi, Senirupa di SD
konsep, aktivitas yang berhubungan Kompetensi adalah suatu
untuk memberikan pengalaman yang kemampuan yang dimiliki oleh
bermakna kepada anak Dasar seseorang dalam bidang tertentu.
pertimbangannya adalah: (1) Kompetensi merupakan pengetahuan,
keseluruhan perkembangan anak SD keterampilan dan nilai-nilai dasar yang
bersifat holistik; (2) anak usia SD dapat direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
belajar dengan baik yaitu melalui dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan
keterlibatan aktif dengan sesama anak bertindak secara konsisten dan terus-
dan dengan orang dewasa; (3) menerus memungkinkan seseorang
memungkinkan pembelajaran lebih menjadi kompeten, dalam arti memiliki
menarik dan bermakna bagi siswa, pengetahuan, keterampilan dan nilai-
medorong kreativitas guru dalam nilai dasar untuk melakukan sesuatu
mengajar, memungkinkan anak (Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002).
mempelajari fakta-fakta dalam konteks Kompetensi dalam mata
yang lebih nyata dan kongkrit, (4) dapat pelajaran kesenian (senirupa) secara
memberikan kesempatan membentuk herarkhis dimaksudkan untuk menopang
berbagai keterampilan seperti pencapaian kompetensi tamatan SD.
menemukan, menilai, memanfaatkan Dalam hal ini kompetensi mata pelajaran
informasi dalam konteks yang kesenian secara umum adalah: (1)
bermakna, kerjasama dan mandiri. mampu mengekspresikan diri
Dalam implementasi di SD, ide/gagasan melalui rupa, bunyi, gerak
pendekatan keterpaduan ini antara lain dan peran sesuai dengan kebutuhan dan
bertolak dari suatu topik/tema yang perkembangan anak; (2) mampu
dipilih atau dikembangkan oleh guru mengembangkan rasa seni dan kepekaan

128 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


indrawi, kreativitas serta keterampilan substansial pendidikan kesenian di atas
dalam berkesenian; (3) mampu dapat diberikan penjelasan berikut ini:
mengembangkan potensi belajar inter 1. Kompetensi Ide Dasar Berolah Seni
disipliner dengan pendekatan Kompetensi yang diharapkan
keterpaduan belajar melalui seni; (4) adalah kemampuan siswa dalam
mampu berapresiasi terhadap keragaman menentukan, memilih ide/gagasan sesuai
seni budaya setempat, nusantara dan jenis materi seni yang dipelajarinya.
mancanegara. Secara khusus kompetensi Dalam suatu proses penciptaan seni
dalam pembelajaran kesenian di SD diawali dengan adanya dorongan atau
adalah: (1) mampu memadukan unsur ide dasar dari dalam jiwa seseorang
estetika, logika yang meliputi setelah mendapatkan rangsangan/respon
pengetahuan, pemahaman, persepsi, dari suasana batin dan lingkungannya.
analisis, evaluasi, apresiasi dan Adanya kontak dengan suasana dan
berproduksi melalui bahasa rupa, bunyi, obyek dilingkungan akan melahirkan
gerak dan peran; (2) memiliki kepekaan adanya ide dasar atau gagasan awal yang
indrawi, perasaan estetis dan artistic akan diungkapkan kedalam karya
melalui pengalaman bereksplorasi, senirupa/kerajinan tangan. Ide dasar
berekspresi dan berkreasi untuk dalam proses berolah seni dapat bersifat
mendukung kecerdasan emosional, individual sebagai hasil kreasi/cipta baru
intelektual, moral spiritual dan yang orisinil dan bisa juga merupakan
adversitas sesuai dengan kebutuhan hasil pengolahan, penggubahan,
maupun perkembangan anak; (3) modifikasi, stilasi atau hasil
memiliki keterampilan dasar dan mampu mencontoh/mengkopy karya yang sudah
berkreasi berdasarkan inspirasi yang ada. Kemunculan ide dasar dalam
bersumber pada alam dan lingkungan berolah senirupa tersebut juga berkaitan
sekitar anak dalam mengolah medium dengan media/medium seni yang ada
seni; (4) mampu menghargai karya atau yang akan digunakan serta teknik
sendiri dan karya orang lain serta seni yang dipilihnya.
keragaman seni budaya setempat Faktor keterampilan dalam
maupun nusantara; (5) mampu proses penciptaan bukan hanya berupa
mempergelarkan, menyajikan karya seni kemampuan atau kompetensi
dan atau merancang memamerkannya di psychomotor saja, melainkan juga
kelas dan atau di lingkungan sekolah termasuk kemampuan segenap potensi
(Puskur Balitbang Diknas, 2002). pribadinya baik berupa bakat dan
Adapun aspek substansial dalam kepekaan rasa seni. Disebutkan bahwa
pembelajaran keterampilan senirupa di keterampilan senirupa berkenaan dengan
SD berdasarkan kompetensi yang kemampuan atau kompetensi yang
dicapai adalah: (1) ide dasar berolah diharapkan dimiliki oleh seseorang
seni; (2) merancang karya seni; (3) yaitu: (a) mengolah media ungkap
membuat karya seni antara lain: dengan alat yang digunakan sewaktu
menggambar, mencetak, membentuk, berkarya dan; (b) ketepatannya dalam
menganyam, menghias/merangkai; (4) mewujudkan gagasan ke dalam karya
menyajikan/melaporkan hasil karya seni; seni (Cut Kamaril. 1999)
(5) menguji/mengapresiasi hasil karya
seni. Dari masing-masing aspek

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 129


2. Kompetensi Merancang Karya Seni. dalam bentuk tampilan karya senirupa
Kemampuan merancang karya dua dimensi dan karya senirupa tiga
seni yang dimaksudkan adalah dimensi. Diantara kemampuan berkarya
kemampuan siswa dalam membuat senirupa tersebut adalah: kompetensi
rancangan (mendesain) suatu karya menggambar, mencetak, membentuk,
senirupa-kerajinan tangan dalam wujud menganyam, menghias/merangkai dan
gambar sket (karya dua dimensi) atau menyusun komposisi. Sebagai contoh
rancangan dan model karya tiga dimensi. kompetensi “Menggambar” berkaitan
Kemampuan ini didasarkan pada jenis dengan kemampuan siswa dalam
karya yang akan dibuat, media seni yang mengungkapkan ide/gagasan, angan-
digunakan dan teknik seni yang dipilih. angan, perasaan, pengalaman, hasil
Setiap kegiatan merancang suatu karya pengamatan yang dilakukan dengan cara
seni juga diperlukan adanya menggoreskan alat-alat gambar di atas
pertimbangan kepekaan rasa seni dengan bidang datar/rata sesuai karakteristik
didukung suatu keterampilan berolah jenis gambar yang dibuat. Sesuai dengan
seni agar dapat dihasilkan model ruang lingkup seni gambar, kompetensi
rancangan yang representatif. Rancangan yang diharapkan adalah kemampuan
dengan komposisi/konstruksi unsur seni siswa dalam menggambar bentuk,
yang harmonis/selaras, menarik, indah menggambar hiasan/ornament,
dalam artian rangcangan yang sesuai menggambar illustrasi/ceritera,
dengan ide dasar yang telah ditentukan. menggambar huruf hias, menggambar
Kualitas rancangan karya seni tercermin alam terbuka, menggambar ekspresi,
pada kesesuaian, keteraturan atau menggambar komposisi warna dan
kedinamisan proporsi obyek/bentuk lainnya. Terkait dengan kegiatan
yang ditampilkan. menggambar tersebut adalah
kemampuan dalam menerapkan teknik-
3. Kompetensi Membuat Karya Seni. teknik penyelesaian menggambar
Kemampuan membuat karya seni diantaranya adalah teknik arsir, dusel,
adalah kemampuan untuk mewujudkan stipel dan sapuan.
atau membuat karya seni sesuai dengan
jenis karya dan media seni yang 4. Kompetensi Menyajikan/melaporkan
dipilihnya. Keterampilan membuat suatu Karya Seni.
model atau bentuk karya seni hendaknya Kompetensi menyajikan karya
juga didukung keterampilan (skill) seni adalah kemampuan siswa dalam
berolah seni dengan memahami dan mendiskripsikan atau menuturkan proses
menerapkan langkah-langkah kerja berkarya seni dengan menggunakan
secara cermat, teliti, rapi, efektif bahasa lisan atau tertulis. Melaporkan
sehingga akan dapat dihasilkan karya proses dan hasil berolah seni merupakan
seni yang bagus, indah dan menarik. suatu wujud pertanggungjawaban atas
Adanya kesan keindahan dan nilai seni pemilihan ide/gagasan yang telah
pada suatu karya seni secara diwujudkan kedalam bentuk suatu
konstan/ajeg, dinamis, ekspresif, unik, komposisi seni sesuai pemilihan bahan,
orisinil akan memberikan nuansa baru alat, langkah-langkah kerja dan teknik
yang bermakna rekreatif apresiatif. Pada pembuatannya. Pelaporan tertulis dari
pembelajaran senirupa di SD kompetensi proses berolah seni akan dapat diketahui
membuat karya seni dapat diwujudkan adanya kualitas kemampuan olah pikir,

130 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


olah rasa dan olah keterampilan senirupa komposisi unsur rupa yang tampil pada
yang dilakukan anak. Kelancaran karya yang diapresiasi tersebut.
mendiskripsikan proses berolah seni Berdasarkan kurikulum berbasis
akan memberikan indikasi adanya kompetensi SD tersebut maka hal-hal
ketercapaian kompetensi yang yang harus dipahami bagi para guru SD
diharapkan. adalah sebagai berikut:
(1). Kompetensi dasar yang
5.Kompetensi Mengapresiasi Karya Seni dimaksudkan dalam pendidikan
Kompetensi mengapresiasi karya seni bagi anak SD adalah
seni adalah kemampuan siswa dalam kemampuan dalam: (a) berekspresi
melakukan penikmatan atau tindak senirupa sebagai bagian dari aspek
apresiasi terhadap hasil karya senirupa, pengembangan kurikulum SD, (b)
seni musik dan seni tari.. Apresiasi karya menggunakan berbagai
senirupa dapat dilakukan mulai dari media/bahan yang ada dilingkungan
tahapan melihat atau mengamati wujud sekitar sesuai jenis materi senirupa
karya seni yang dilanjutkan dengan yang dikembangkan, dan (3)
menguji atau menilai karya seni yang bereksplorasi yaitu aktivitas
diamatinya. Indikasi adanya tindak mencoba dan menjelajah berbagai
apresiasi atau penikmatan kemungkinan dalam berekspresi
keindahan/nilai seni adalah adanya sikap senirupa sehingga akan diperoleh
puas, gembira, kagum atau kesan pengalaman kreatif yang bersifat
sebaliknya. Eisner (1983) dalam Cut inovatif yang selanjutnya bisa
Kamaril (1999) menyatakan bahwa diwujudkan menjadi suatu bentuk
pendidikan seni pada anak adalah untuk karya seni yang lebih bagus, rapi,
melatih kemampuan atau kompetensi indah dan sejenisnya.
menanggapi obyek dan menciptakannya (2) Hasil belajar yang diharapkan
menjadi sesuatu yang menarik dan yaitu: (a) dapat menggambar, (b)
menyenangkan. Apresiasi senirupa dapat mewarnai gambar atau benda,
berkaitan dengan tindak penikmatan dan (c) dapat menciptakan sesuatu
pada komposisi unsur/elemen rupa yang dengan menggunakan berbagai
ditampilan pada setiap wujud dan jenis macam jenis media senirupa.
karya yang diapresiasi. Misalnya (3) Indikator macamnya cukup banyak
penikmatan adanya keserasian dan yaitu menggambar, mencetak,
keindahan dari bentuk, warna, mewarnai, meronce, menciptakan
komposisi, teknik penggarapan dan bentuk, kolase, montase, mosaik,
lainnya. Meskipun dalam tindak membentuk dengan plastisin atau
apresiasi senirupa bersifat subyektif tanah liat, menganyam, melukis
individual namun tentunya dapat dengan jari dan sebagainya. Dilihat
dimungkinkan adanya kesan penikmatan dari media yang digunakan maka
yang cenderung sama. Sebagai contoh untuk kegiatan senirupa di SD
untuk karya senirupa yang memang jenisnya lebih banyak dengan
tampil dalam wujud yang bagus, indah, kemungkinan kreasi yang lebih
kreatif tentunya juga akan diberikan beragam.
kesan apresiatif yang bagus pula. Dalam Oleh karena itu bagi guru SD
hal dasar/acuan yang digunakan dalam hendaknya dapat memilih dan
melakukan tindak penikmatan adalah

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 131


mengembangkan kegiatan-kegiatan
senirupa yang tepat untuk anak SD.

D. Karakteristik Ungkapan Kreatif


Senirupa Anak SD
Memahami keberadaan anak dalam
pendidikan seni, perlu diperhatikan: (1)
hakekat anak yang berada pada masa
perkembangan tertentu menuju
kedewasaannya, (2) kebutuhan
perkembangan anak, (3) perkembangan
jasmani, jiwa/rohani yang terlihat pada
kecenderungan sikap, watak dan tingkah Gambar 2.1 Contoh karya senirupa
laku tertentu. Perkembangan otak dan anak usia SD
fisik pada anak sudah dimulai sebelum
bersekolah, dan akan terus dialami anak Pada contoh karya gambar anak
pada waktu di TK dan SD. Pada usia 6- tersebut dapat dilihat adanya ciri atau
12 tahun ditandai oleh perkembangan karakteristik yang spesifik seperti
intelegensi yang pesat, anak ingin spontanitas penggambaran obyek orang
mengetahui segala sesuatu dan berpikir wanita yang sedang duduk berjualan,
secara logis (Munandar, 1991). wanita yang sedang membeli, orang laki-
Perkembangan jiwanya memperlihatkan laki yang memikul keranjang, anak
keinginannya untuk bertanya, melihat, kecil, binatang, pagar, rumah pohon dan
berpikir kritis, peka, ingatannya kuat, obyek lainnya. Karya senirupa anak SD
inisiatif dan tanggung jawab. Sedangkan tersebut menunjukkan bahwa dalam
jasmaninya berkembang kearah menggambarkan suatu obyek ia lakukan
penguasaan ketrampilan pada tujuan sangat bebas baik mengenai bentuk,
tertentu. ukuran, penempatan dan warna yang
Dilihat dari ungkapan senirupa digunakan. Berikut ini dibahas mengenai
anak-anak umumnya menampilkan ”Tipologi, Periodisasi dan Kesan Ruang
bentuk karya dengan ciri bebas, unik dan Gambar” anak:
kreatif, goresan spontanitas, ekspresif 1. Tipologi Gambar Anak
sejalan dengan tipologi (gaya gambar), Tipologi karya gambar anak dapat
periodisasi (masa) perkembangan dibedakan: (1) Tipe Visual yaitu anak
menggambar dan kesan ruang gambar yang mempunyai ketajaman menghayati
yang dibuatnya. sesuatu melalui indera penglihatannya,
sehingga karya gambar yang dibuatnya
cenderung didasarkan pada kesamaan
bentuk yang dilihat atau dihayatinya

132 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


bentuk yang bersusun dan berulang-
ulang, (f) dekoratif, yaitu menampilkan
motip/ pola hiasan, dan (g)
ekspresionistik, menampilkan kesan
ungkapan individual secara bebas dan
spontan (Herberd Read, 1973).
Dengan memahami keberadaan
tipologi karya gambar anak-anak
tersebut hendaknya akan dapat
dijadikan pertimbangan bagi guru
Gambar 2.1 Gambar Anak yang dalam memberikan pembimbingan
Bertipe Visual kegiatan senirupa di SD. Hal-hal yang
hendaknya dilakukan oleh guru adalah:
(2) Tipe Haptic (non visual), yaitu (1) menerima apa adanya keberadaan
anak yang mempunyai ungkapan gambar anak-anak baik yang
kepekaan atau ketajaman cenderung bertipe visual, haptik atau
perasaan atau mata hatinya, campuran, sebagai potensi
sehingga gambar yang dibuat kesenirupaan anak-anak yang bersifat
cenderung didasarkan atas individual, unik dan kreatif, (2) dalam
ekspresi atau reaksi memberikan latihan dan
emosionalnya dan bukan pembimbingan hendaknya juga
berdasarkan hasil penglihatan memperlakukan sama kepada semua
indera matanya. anak baik secara klasikal atau
individual, (3) tidak memandang
kelainan-kelainan yang terdapat pada
gambar anak-anak sebagai kekurangan
atau kesalahan, (4) tidak menyalahkan
gambar buatan anak-anak, khususnya
yang bertipe haptik, dimana ada
kecenderungan gambar yang dibuat
tidak didasarkan bagaimana
kelihatannya suatu obyek/benda tetapi
lebih didasarkan pada ungkapan
perasannya yang bersifat spontan dan
Sedangkan dilihat dari gaya individual.
karya gambar atau lukisan anak-anak 2. Periodisasi Perkembangan
dapat dibedakan antara lain (a) organik, Menggambar Anak
cirinya menggambarkan kesan obyek Berkaitan dengan tipologi dan gaya
nyata secara dinamis, (b) lyrical/liris karya senirupa anak-anak, secara umum
yaitu menampilkan obyek-obyek secara anak juga mengalami periodisasi atau
realistis, terkesan statis dengan masa-masa perkembangan menggambar.
perwarnaan tidak menyolok, (c) Anak usia TK-SD berada pada masa
impresionistik, yaitu menampilkan kesan peka dimana anak-anak mengalamai
suasana tertentu, (d) rhytmical pattern, masa keemasan ekspresi kreatif.
yaitu menampilkan kesan pola ritmis, (e) Berdasarkan hasil penelitian terhadap
structural form, yaitu bercirikan kesan karya gambar anak yang dilakukan oleh

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 133


para ahli antara lain Kerchensteiner,
Cyril Burt, Victor Lowenfeld b. Masa Pra-bagan
menunjukkan bahwa setiap anak Pengalaman anak dalam menarik
mengalami masa-masa perkembangan goresan-goresan garis mendatar, tegak
menggambar. Menurut Victor dan melingkar selanjutnya berkembang
Lowenfeld, periodisasi menggambar menjadi wujud ungkapan ungkapan yang
anak-anak dibedakan yaitu (1) masa dapat dikaitkan dengan bentuk atau
goresan sekitar usia 2-4 tahun, (2) masa obyek tertentu. Misalnya bentuk bagan
prabagan sekitar usia 4 sampai 7 tahun, manusia yang masih sederhana,.
(3) masa bagan sekitar umur 7-9 tahun, Kehadiran gambar manusia yang lebih
(4) masa permulaan realisme umur 9-11 sering diwujudkan anak-anak memang
tahun, dan (5) masa realisme semu umur sangat wajar dimana anak selalu berada
11-13 tahun. Karakteristik pada setiap dilingkungan yang secara visual
masa perkembangan tersebut adalah manusialah yang sering dilihatnya. Sejak
sebagai berikut. masa ini anak sudah dapat mewujudkan
obyek gambarnya secara tetap dengan
ciri-ciri tertentu, misalnya ini aku, ini
a. Masa Goresan ibu, ini ayah, ini kakak dan sebagainya.
Pertama kali anak-anak mencoba Goresan- goresan yang dibuat sudah
menggoreskan alat tulis (pensil) pada mulai terarah sesuai dengan hasratnya
kertas bertujuan untuk meniru perbuatan untuk memberi bentuk kepada
orang yang lebih tua dari mereka. imajinasinya. Masa ini merupakan
Goresan itu belum membentuk suatu peralihan dari masa mencoreng/goresan
ungkapan obyek, tetapi lebih merupakan ke masa bentuk bagan/ skematis,
ekspresi spontan, yang berfungsi sebagai sehingga dikenal dengan perkembangan
latihan koordinasi antara motorik halus, menggambar pra-bagan.
otot tangan dan lengan dengan gerak
mata. Goresan yang terbentuk biasanya c. Masa Bagan/Skematis
garis-garis mendatar, tegak dan Sejalan dengan pengalaman anak
melingkar-lingkar dan belum bervariasi. dalam menggambar bentuk bagan
Setiap kegiatan menggambar dilakukan sederhana, selanjutnya keterampilan
oleh anak dalam waktu yang tidak terlalu menggambar berkembang semakin
lama, dan kadang-kadang dilakukan meningkat. Cirinya antara lain yaitu
bersamaan dengan aktivitas lainnya. tampilnya bentuk bagan yang lebih
Misalnya sambil makan, menyanyi, sempurna, bagian-bagian obyek gambar
bermain dan lainnya. Apabila pada saat lebih lengkap dan menggunakan bentuk-
menggambar ditanya tentang gambar bentuk garis yang lebih bervariasi. Sejak
yang dibuat, maka ia akan memberikan saat ini anak secara sengaja sudah dapat
nama gambar tersebut sesuai dengan apa membuat bentuk-bentuk bagan benda
yang kebetulan sedang terlintas dalam dalam lingkungannya. Ia sudah dapat
ingatannya. Jadi setiap waktu nama mengungkapkan perasaannya,
gambar bisa berubah sesuai dengan mewujudkan khayal keinginannya ke
imajinasinya. dalam bentuk yang berupa bagan. Pada
masa ini gambar yang dibuat sudah
mulai menampilkan kesan ruang

134 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


perebahan, transparan (bening) atau orang dewasa. Cara yang lebih bersifat
datar. meniru bentuk alam dan banyak
ditentukan oleh pertimbangan akal
d. Masa Realisme (pengaturan kesan ruang, menurut
Pada masa ini anak sudah mampu hukum-hukum perspektif, perbandingan
membuat gambar dengan bagian-bagian obyek, teori warna dan
memperlihatkan konsep yang lebih jelas. sebagainya). Pada masa naturalisme
Pada akhir tahap bagan, perkembangan semu ini umumnya kreativitas dan
akal sudah mulai mempengaruhi dunia ekspresi anak akan mengalami
ciptaan anak. Sikap kritis dan realistis kemerosotan, karena kewajaran dan
sudah mempengaruhi obyek gambar- spontanitas kegiatan menggambar
gambar yang mereka buat ke arah terganggu oleh pertimbangan akal,
bentuk-bentuk yang mendekati dimana akal mempengaruhi cara anak
kenyataan. Perkembangan inilah yang menciptakan gambar yang mereka buat.
disebut masa realisme. Dalam hal ini Ketermpilan menggambar bentuk alam,
kesadaran sosial, penyesuaian dengan lebih maju dari masa sebelumnya.
lingkungan dan perkembangan intelek Namun demikian dilihat dari segi
yang lebih maju menentukan dunia ekspresi, masa ini merupakan penurunan
ciptaan anak. Tahap ini ditandai dari masa perkembangan sebelumnya.
besarnya perhatian anak pada bagian-
bagian gambar yang dibuatnya, bila f. Masa Penentuan
dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Pada masa ini dapat ditentukan
Kesadaran sosial yang lebih apakah anak-anak tetap menaruh minat
berkembang, mendorong anak-anak yang besar terhadap kagiatan
menggambar seolah-olah didasari oleh menggambar/senirupa pada umumnya
keadaan nyata, bentuk realistis, usaha atau minatnya mulai menurun dan lebih
untuk menyesuaikan diri dengan tertarik pada aktivitas seni lainnya.
lingkungannya. Pada tahap ini kewajaran Karena sikap yang lebih kritis, anak-
dan spontanitas anak-anak untuk anak sewaktu menggambar lebih berhati-
berekspresi mulai menurun karena hati karena takut berbuat salah dan
pertimbangan akal sudah mulai merasakan adanya kesukaran dalam
menguasai dunia ciptaan mereka. menggambar. Akibatnya kewajaran
dalam menggambar menjadi terganggu,
e. Masa Naturalisme Semu spontanitas ekspresinya menjadi
Pada masa ini anak berusaha menurun/hilang.
menyesuaikan bentuk gambar yang Dari uraian di atas dapat ditarik
mereka buat dengan bentuk alam. Tetapi kesimpulan bahwa masa perkembangan
sebenarnya tidaklah naturalisme menggambar pada anak-anak meliputi
sepenuhnya, masih semu atau belum dua tahap, yaitu: masa keemasan
sempurna. Oyek gambar dibuat lebih ekspresi kreatif dan masa sesudah anak
detail, bentuk keseluruhannya sudah dapat atau mau menerima norma cipta
mendekati keadaan sesungguhnya. Masa menggambar seperti yang dilakukan oleh
ini merupakan titik akhir cara-cara orang dewasa.
menggambar secara kanak-kanak, Pertama, masa keemasan ekspresi
menuju cara-cara menggambar yang kreatif yaitu masa sebelum anak dapat
lebih umum seperti yang dilakukan menerima pengaruh norma cipta yang

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 135


berlaku pada orang dewasa atau masa pohon, rumah pagar dipinggir
anak masih belum dapat dipengaruhi jalan oleh anak digambarkan
oleh norma cipta yang berlaku di luar miring atau rebah mengikuti
dunianya (norma cipta orang dewasa). batas jalannya.
Sebelum anak dapat dipengaruhi oleh
cara menggambar secara umum yang
berlaku pada orang dewasa, mereka Gambar 2.4 : Gambar Anak dengan
dapat menciptakan gambar dengan kesan ruang Perebahan.
bebas, ungkapannya lebih murni, dan
spontanitas ekspresinya.
Kedua, masa sesudah anak dapat
dan mau menerima norma cipta orang
dewasa yaitu masa dimana anak sudah
dipengaruhi oleh rasio atau akal dalam
berolah senirupa. Perkembangan akan
adanya kesadaran sosial yang sudah
mulai timbul pada awal masa sekolah,
pada tahap ini sudah lebih maju dari b. Penumpukan, kesan ruang
masa sebelumnya. Anak-anak sudah ada dengan ciri obyek yang dekat
usaha menyesuaikan diri dengan digambar dibagian bawah bidang
lingkungannya, usaha tersebut akan gambar, dan obyek yang letaknya
besar pengaruhnya terhadap karya semakin jauh diletakkan di
gambarnya. Pengaruh itu dikuti dengan bagian atas bidang gambar.
meningkatnya perkembangan intelek, Kesan ruang masih seperti
sikapnya kritis dan realistis. Kesadaran ditumpuk, karena obyek
akan lingkungannya lebih meningkat digambar dengan ukuran yang
kemudian timbul usaha untuk sama besar meskipun tempatnya
menyesuaikan bentuk gambarnya lebih jauh.
dengan selera lingkungannya.. Seperti
kesan perspektif, tutup-menutup pada
gambar yang dibuatnya.

3. Kesan Ruang Gambar Anak


Kesan ruang gambar anak adalah
tampilan bentuk gambar suatu obyek
alam dan lingkungannya yang
memperlihatkan adanya kesan ruang
jauh-dekat, besar-kecil, penumpukan,
tembus pandang dan lainnya. Cara
menampilkan kesan ruang pada gambar Gambar 2.5 Gambar Anak dengan kesan
anak dibedakan sebagai berikut. ruang Penumpukan

a. Perebahan, yaitu kesan ruang


yang diperoleh dengan jalan
merebahkan ke dalam/ke luar
suatu benda atau obyek yang
digambarkan. Misalnya gambar

136 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


c. Perspektif Burung, yaitu kesan
ruang yang dibuat atau dihasilkan
seperti burung yang sedang
terbang. Dengan cara ini anak
seakan-akan berada ditempat
yang tinggi, sehingga hasil
gambarnya antara benda atau
obyek satu dengan benda lainnya
digambarkan tidak saling tutup-
menutup. Kesan ruang gambar
terasa lebih luas, sedangkan
obyek gambar sebagian terkesan
kecil-kecil.
Gambarr 2.7. Gambar Anak
dengan kesan ruang Tutup
Menutup

e. Pengecilan, yaitu kesan ruang


gambar yang dibuat berdasarkan
ketentuan atau hukum perspektif,
dimana obyek yang dekat
digambar besar dan jelas,
sedangkan obyek yang semakin
jauh digambar semakin kecil dan
tidak jelas. Contoh gambar jalan
yang menjauhui pandangan mata
dibuat dengan batas dua buah
Gambar 2.6 Gambar Anak dengan
garis yang semakin jauh semakin
kesan ruang Perspektif Burung
menyempit atau mengecil dan
akhirnya bertemu disatu titik
d. Tutup-menutup, yaitu kesan ruang pada garis horizon
dimana antara obyek yang satu
dengan obyek lainnya ditampilkan
saling tertutup. Hal ini menunjukkan
bahwa obyek yang tertutup berada
ditempat yang lebih jauh, namun
dilihat dari ukurannya belum
digambar semakin kecil seperti yang
dilakukan dalam menggambar
perspektif.

Gambar 2.8.
Kesan ruang Pengecilan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 137


Bereksplorasi melalui media
E. Bentuk Kreativitas Senirupa Anak senirupa contohnya menggambar bebas
SD dengan menggunakan berbagai jenis alat
1. Praktek Berkarya Kreatif yaitu pensil, spidol kecil, crayon, pensil
Kegiatan kreatif senirupa di SD warna dan sejenisnya. Dengan
berdasarkan kompetensi dasar wujudnya mengenali sifat bahan/alat tersebut
dapat dikelompokan yaitu jenis kegiatan diharapkan akan dapat melatih
senirupa dua dimensi dan jenis kegiatan keterampilan kreatif anak dalam
kreatif tiga dimensi. Kegiatan senirupa berkepsresi membuat bentuk gambar
dua dimensi meliputi (1) menggambar secara bebas.
bebas, (2) melukis dengan jari, (3)
menggambar teknik membatik F. Pengembangan Kreativitas
sederhana, (4) permainan warna, (5) Senirupa di SD
mewarnai gambar, (5) menggambar Kreativitas adalah daya atau kemampuan
ekspresi atau menggambar bebas, (6) untuk mencipta, yang selanjutnya
aplikasi mosaik, montase dan kolase, (7) diartikan (a) kelancaran menanggapi
mencetak/seni grafis, (8) kerajinan suatu masalah, ide dan materi, (b) mudah
kertas, dan (9) kerajinan anyaman. menyesuaikan diri terhadap setiap
Kegiatan senirupa tiga dimensi situasi, (c) memiliki keaslian dalam
meliputi (1) membentuk/membuat model membuat tanggapan, karya yang lain
mainan secara bebas, (2) membentuk daripada yang lainnya, dan (d) mampu
bangun kubus, (3) merangkai/meronce, berpikir secara integral, mampu
(4) menghias benda dan lainnya. Untuk menghubungkan satu dengan yang lain.
setiap jenis kreativitas tersebut dalam Pada anak usia SD berada pada masa
pengembangannya tentunya tidak “keemasan berekspresi kreatif”, dimana
terlepas dari alternatif pemilihan bahan kadar kreativitasnya masih sangat tinggi.
(medium rupa) dan peralatan yang Oleh karena itu pengembangan
dipilih sesuai dengan bentuk karya yang kreativitas senirupa hendaknya
dibuat serta teknik penggarapannya. mendapatkan kesempatan dan
pembinaan secara lebih intensif dan
efektif sesuai dengan masa
2. Bereksplorasi melalui Media perkembangan seninya.
Senirupa Kreativitas (Munandar.1991) dapat
Keragaman bentuk kegiatan ditinjau dari empat segi, yakni segi
berkarya kreatif senirupa di SD pribadi, pendorong, proses dan produk.
berkaitan langsung dengan (1) Segi pribadi, kreativitas adalah hasil
digunakannya jenis media (bahan keunikan pribadi dalam interaksinya
praktek) yang disesuaikan dengan teknik dengan lingkungan dan merupakan
pembuatannya. Pengenalan media penggambaran adanya berbagai ciri
senirupa dan teknik berolah seni ini bagi khusus dalam tiap individu. Cirinya
anak SD hendaknya dipahami sebagai antara lain berupa rasa ingin tahu,
cara-cara bereksplorasi (menjelajah, daya imajinasi yang kuat, tertarik
mencoba dan menemukan) pada pada hal-hal yang baru, mempunyai
penggunaan media seni yang minat yang luas, berani mengambil
diwujudkan dalam berbagai bentuk resiko, mempunyai prakasa dan
kreasi senirupa anak-anak. kepercayaan diri, tekun dan ulet

138 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dalam mengerjakan tugas yang 1. Penuntun Mengembangkan
diminati dan diyakini. Kreativitas Anak
(2) Segi Pendorong, merupakan suatu a. Kegiatan yang dilakukan haruslah
kondisi yang memotivasi seseorang disesuaikan dengan kemampuan,
pada perilaku kreatif. Pendorong kebutuhan dan minat anak.
kreativitas ini dapat berupa hasrat Contohnya dalam kegiatan
yang kuat pada diri individu, dan menggambar peralatan yang
dapat pula berupa penghargaan dari digunakan hendaknya dimulai dari
orang lain (orang tua, guru), serta pensil terlebih dahulu dengan
tersedianya sarana dan prasarana pertimbangan yang lebih mudah
penunjang sikap kreatif. dalam penggunaannya. Baru pada
(3) Segi proses, kreativitas adalah hasil latihan berikutnya digunakan
dari tahapan pengalaman seseorang peralatan pensil warna, crayon atau
dalam melakukan suatu pekerjaan cat lainnya. Dalam hal ini
atau kegiatan. Kreativitas ditinjau dimaksudkan agar anak memiliki
dari segi proses yaitu sebagai suatu pengalaman dan keterampilan dalam
kemampuan untuk membentuk menggambar secara bertahap dengan
kombinasi-kombinasi baru dari dua benar. Adapun mengenai obyek atau
konsep atau lebih yang sudah ada bentuk karya yang dibuat hendaknya
dalam pikiran. juga disesuaikan dengan ide atau
(4) Segi produk, kreativitas adalah kreativitas setiap anak. Apabila
kemampuan untuk mancipta atau obyek/bentuk yang digambar
menghasilkan produk-produk baru, ditentukan hal itu sifatnya untuk
atau kombinasi dari hal sebelumnya lebih mengarahkan anak dalam
yang sudah ada. bereksplorasi seni dan tidak
Anak yang kreatif cirinya yaitu dimaksudkan untuk membatasi
punya kemampuan berpikir kritis, ingin kreasi sesuai keinginan anak.
tahu, tertarik pada kegiatan/tugas yang b. Kegiatan kreatif hendaknya
dirasakan sebagai tantangan, berani dilakukan dalam suasana yang
mengambil resiko, tidak mudah putus santai tanpa tekanan untuk
asa, menghargai keindahan, mampu berprestasi. Contoh guru yang
berbuat atau berkarya, menghargai diri melalukan tekanan dalam kegiatan
sendiri dan orang lain. Dalam senirupa bagi anak apabila: (a) anak
pengembangan kreativitas sejak usia harus menggambar seperti contoh
dini, peran pendidik yaitu orang tua dan yang ada atau contoh yang dibuat
guru sangatlah penting. Disekolah guru oleh gurunya, (b) karya seni yang
bertugas merangsang dan membina dibuat anak harus sama seperti
perkembangan kognitif, afektif, bentuk dan warna-warna alam.
psikomotorik, emosional, sosial dan Misalnya anak harus mewarnai
kepribadian siswa. Untuk itu penuntun gambar daun dengan warna hijau,
untuk mengembangkan kreativitas warna langit dengan warna biru
berikut ini perlu diperhatikan oleh para muda dan sebagainya. Dalam hal
guru dan orang tua. ini anak-anak tetap diberikan
peluang atau kesempatan dalam
bereksplorasi dan berkreasi secara
terarah dan terbimbing agar dapat

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 139


diketahui tingkat kemampuan hasil f. Memberi motivasi dan rangsangan
belajarnya. sebelum memulai kegiatan
c. Memberi kesempatan untuk berkarya, antara lain berkaitan
berekspresi dengan menggunakan dengan pengalaman dan
berbagai media senirupa, misalnya kemampuan yang dimilikinya.
pensil, pensil warna, crayon, spidol, Contoh dengan memberikan
bolpoint dan sejenisnya. penguatan dari kemampuan
Media/bahan praktek senirupa yang berkarya yang telah dilakukan,
dibutuhkan dan yang disediakan di melalui pembahasan proses kerja
SD hendaknya disesuaikan dengan dan karya yang telah dibuat
keragaman jenis materi senirupa sehingga anak akan lebih
yang dipraktekkan. Untuk praktek terpacu/bergairah pada waktu
menggambar sediakan beberapa memulai mengerjakan latihan yang
jenis dan warna kertas. Misalnya baru diberikannya.
kertas gambar, kertas lipat, kertas g. Menyediakan tempat yang memadai
HVS dan lainnya. Untuk kegiatan untuk melakukan kegiatan berkreasi
melipat, menggunting sediakan senirupa baik di dalam kelas atau
kertas lipat, kertas buku tulis, kertas diluar kelas dengan waktu yang
sukung, kertas koran dan lainnya. cukup sesuai tingkat kesulitan karya
d. Menanyakan kepada anak tentang yang dibuat.
judul atau nama sesuatu yang h.Guru dapat memajang/memamerkan
dibuat agar guru lebih memahami hasil kreasi anak pada tempat/ruang
ungkapan/ekspresi yang kelas, sehingga anak-anak dapat
ditampilkannya. Dengan melihat dan menilai secara
mengetahui judul/nama karya yang langsung hasil kreativitasnya.
dibuat anak, guru dapat Caranya adalah: (a)
memberikan bimbingan proses menggantungkan karya senirupa
kerja secara lebih terarah dan bisa pada tali yang dibentangkan
memahami jiwa/perasaan yang ada dibagian samping atau belakang
pada diri anak. ruang kelas, (b) menempelkan
e. Produk/hasil kreativitas bukanlah karya senirupa pada dinding kelas
tujuan akhir yang terlalu penting, atau papan yang secara khusus
melainkan bagaimana hubungan dipersiapkan untuk memamerkan
antara kegiatan yang dilakukan hasil kreasi seni anak-anak. Untuk
dengan kesenangan pekerjaan yang karya seni/keterampilan selain
dilakukan. Dalam hal ini gambar/lukisan dapat diletakkan di
pengalaman berolah senirupa bagi meja atau diletakkan dilantai sudut
anak SD sebagai dasar untuk ruangan kelas.
menumbuhkembangkan multiple
intelegence akan lebih bermakna. 2. Faktor Pendukung Pengembangan
Oleh karena itu penilaian proses Kreativitas di SD
kerja merupakan bagian yang tidak Beberapa kondisi yang dapat
terpisahkan dari keseluruhan meningkatkan kreativitas anak (1) sarana
kegiatan pembelajaran senirupa di belajar dan bermain disediakan untuk
SD. merangsang dorongan eksperimen dan
eksplorasi, (2) lingkungan sekolah yang

140 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


teratur, bersih dan indah secara langsung mengumpulkan fakta, dan
akan mendorong kreativitas, (3) menguji/menilai informasi mereka.
kemenarikan guru dalam mendidik dan Dengan mengajukan pertanyaan guru
memberikan motivasi dan (5) peran diharapkan mendapat informasi yang
masyarakat dan orang tua untuk berharga untuk (1) menimbulkan
mendukung kegiatan pendidikan di SD minat dan motivasi siswa untuk
antara lain dengan menyediakan berperan serta secara aktif, (2)
kebutuhan media/bahan praktek senirupa menilai persiapan siswa dan sejauh
bagi putra-putrinya. mana siswa telah menguasai bahan
Persyaratan belajar mengajar kreatif yang diberikan sebelumnya, (3)
menurut Munandar adalah dengan mengulang kembali dan merangkum
menciptakan lingkungan kelas yang apa yang telah diajarkan, (4)
kreatif, membimbing dan memberikan membantu siswa melihat hubungan-
pertanyaan yang menumbuhkan gagasan hubungan baru, (5) merangsang
kreatif anak. pemikiran kritis dan mengmbangkan
(1) Penciptaan lingkungan kelas yang sikap bertanya, (6) merangsang
merangsang belajar kreatif dilakukan siswa untuk mencari sendiri
dengan cara (a) memberikan pengetahuan tambahan, dan (7)
pertanyaan-pertanyaan terbuka yang menilai pencapaian tujuan belajar.
menimbulkan minat dan merangsang Kreativitas berkaitan dengan proses
rasa ingin tahu agar siswa penemuan (inquiri), yaitu dalam
mengajukan pertanyaan terhadap mengajukan pertanyaan dan hipotesis,
suatu masalah, (b) pengaturan fisik, dalam menggabungkan fakta dan asas-
misalnya pengaturan tempat duduk asas untuk mengembangkan strategi
sesuai kagiatan-kegiatan siswa, (c) pemecahan. Beberapa yang harus
kesibukan di dalam kelas yang dipenuhi dalam pembelajaran inquiri
mengasyikan, (d) guru mendorong yaitu (1) memberikan pengalaman
belajar mandiri sebanyak mungkin, permukaan untuk menarik minat anak
menerima gagasan-gagasan dari dengan penggunaan media, bermain
semua siswa, memupuk siswa untuk peran dan demonstrasi, (2) memberikan
memberikan kritik secara materi dan situasi yang memungkinkan
konstruktif dan penilaian diri sendiri, penyelidikan, (3) menyediakan sumber-
berusaha menghindari hukuman atau sumber informasi dengan memanfaatkan
celaan terhadap ide-ide yang tidak sumber-sumber yang ada dalam
biasa, dan menerima perbedaan masyarakat, (4) menyediakan peralatan
menurut waktu dan kecepatan antar untuk merangsang siswa melakukan
siswa dalam kemampuan eksperimen, (5) menyediakan waktu
memikirkan ide-ide baru. untuk berdiskusi, bereksperimen,
(2) Mengajukan pertanyaan, dalam hal memberi bimbingan dan penguatan
ini guru harus mempunyai terhadap gagasan hipotesis siswa, (6)
keterampilan dalam teknik bertanya. memberikan dorongan dan penghargaan
Caranya antara lain dengan terhadap pemecahan dan strategi
mengajukan pertanyaan yang pemecahan masalah, dan (d)
menuntun anak untuk berpikir. mengajukan pertanyaan antara lain
Pertanyaan terbuka juga membantu dengan menanyakan apa kemungkinan-
siswa mengembangkan keterampilan kemungkinan akibat dari suatu situasi

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 141


yang telah terjadi atau situasi yang dan afektif sesuai jenjang kemampuan
memang belum pernah terjadi. yang akan dicapainya. Penilaian secara
komprehensif bertujuan untuk menilai
3. Pengembangan Daya Cipta. kemampuan/keterampilan berolah
Pengembangan kreativitas anak SD senirupa setiap siswa yang dipadukan
dilaksanakan melalui pelaksanaan dengan kemampuan/kepekaan perasaan,
program kegiatan belajar dalam rangka keindahan, ekspresi, dampak
pengembangan kemampuan dasar, yakni instruksional dan dampak pengiringnya
pengembangan daya cipta. Dalam penilaian pembelajaran
Pengembangan daya cipta bertujuan senirupa menggunakan alat penilaian:
membuat anak-anak kreatif, yaitu lancar, (1) tes perbuatan dalam bentuk berkarya
fleksibel dan orisinil, dalam bertutur teknik dan berkarya kreatif dalam batas
kata, berpikir, serta berolah tangan, karakteristik senirupa anak-anak, (2) non
berolah seni dan berolah tubuh sebagai tes yaitu dilakukan dengan
latihan motorik halus dan motorik kasar. mengobservasi proses kerja yang
Daya cipta merupakan kemampuan anak hasilnya berupa catatan data (skala
dalam memvisualisasikan segenap pengukuran, catatan anekdot atau porto
potensi pikir, rasa seni, pengalaman dan folio). Untuk penilaian praktek senirupa
keterampilan melalui media rupa yang hendaknya diterapkan rambu-rambu
digunakan. Kebebasan berekspresi indikator dan pembobotan nilai sesuai
secara spontan yang dilakukan anak usia tujuan pembelajaran khusus untuk setiap
SD adalah potensi daya cipta yang bisa jenis materi senirupa yang diajarkannya.
dikembangkan melalui kegiatan Sejalan dengan diterapkannya
kreativitas senirupa. kurikulum berbasis kompetensi di SD
Pengembangan kreativitas senirupa maka dalam melaksanakan penilaian
dapat ditempuh dengan cara: (1) pembelajaran senirupa hendaknya
penyiapan dan pemilihan bahan, memperhatikan prinsip-prinsip penilaian
peralatan praktek berolah cipta senirupa, berbasis kelas (PBK) yaitu: valid,
(2) pengarahan guru agar kreativitas mendidik, berorientasi pada kompetensi,
daya cipta anak bisa muncul, (3) adil, terbuka, berkesinambungan,
pemberian tugas/latihan secara menyeluruh dan bermakna (KBK. 2002).
terbimbing agar pengenalan teknik dasar Adapun aspek yang harus dinilai adalah
berolah senirupa dapat dipraktekkan hasil belajar siswa sesuai pengembangan
secara tepat. kompetensi yang telah ditetapkan pada
setiap materi senirupa yang
G. Penilaian Pendidikan Senirupa di dipraktekkan.
SD Berikut ini diberikan contoh
Penilaian dalam pembelajaran penilaian berdasarkan pengembangan
senirupa di SD bertujuan untuk kompetensi pendidikan seni rupa di SD
mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk materi “Mencetak” dan materi
untuk keperluan peningkatan kualitas “Menggambar”.
proses belajar dan memberikan umpan
balik guna perbaikan pelaksanaan Contoh 1. Penilaian Kompetensi
kegiatan belajar mengajar. Penilaian Mencetak di kelas III
kemampuan belajar siswa SD hendaknya Kompetensi “Mencetak”
mencakup aspek kognitif, psikomotorik merupakan kemampuan berolah seni dua
dimensi yang dikerjakan secara khusus

142 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


yaitu dengan proses/teknik
mencetak/mencap. Kemampuan siswa
SD dalam membuat karya cetak
diarahkan pada ketrampilan seni cetak
sebagai media ungkap/ekspresi sesuai
jenis/teknik mencetak yang dibuat.
Diantara teknik mencetak yang
dipraktekkan di SD adalah mencetak
tinggi/cetak timbul dan mencetak sablon
sederhana. Kemampuan mencetak
berkaitan dengan kemampuan
menentukan ide dasar, kemampuan
kreasi membuat alat cetak dan
keterampilan menata cetakan, serta
kemampuan menanggapi hasil karya
cetak yang dibuat.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 143


Penilaian Kompetensi Mencetak
Aspek Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator
1.Ide Memiliki Siswa mampu: Siswa dapat:
Dasar gagasan/ide dasar 1.1. Memahami 1.1.1. Mengumpulkan informasi
untuk membuat tentang cara- dan sumber belajar tentang
karya seni cetak cara membuat membuat karya seni cetak
dengan alat dari karya seni cetak dengan acuan bahan alam
bahan alam dengan alat dari 1.1.2. Menjelaskan cara membuat
bahan alam karya seni cetak dengan
alat dari bahan alam
1.2 Mengungkapkan 1.2.1. Menentukan gagasan/ide
gagasan/ide untuk membuat karya seni
untuk membuat cetak dengan alat dari
karya seni cetak bahan alam
dengan alat dari 1.2.2. Membuat rencana karya
bahan alam seni cetak dengan alat dari
bahan alam
2. Membuat karya seni Siswa mampu: Siswa dapat:
Mence cetak dengan alat 2.1.Mengungkapkan 2.1.1. Memilih bahan alam
tak dari bahan alam dalam bentuk sebagai alat/acuan cetak
karya seni cetak 2.1.2. Membuat alat/acuan cetak
dengan alat dari berbentuk gambar/hiasan
bahan alam sesuai bahan alam yang
dipilih
2.2.Berkreasi dalam 2.2.1. Memberikan variasi/bentuk
wujud karya seni ukuran dan warna sesuai
cetak dengan alat alat/acuan cetak yang telah
dari bahan alam dibuat
2.2.2. Menceriterakan
keterampilan membuat
karya seni cetak dari bahan
alam

144 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Contoh aspek penilaian praktek
mencetak dengan alat cetak dari bahan
alami (kompetensi 2.2 di Kelas III).
(1) Penilaian proses kerja aspeknya
yaitu: kesungguhan kerja, kelancaran
dalam mencetak.
(2) Penilaian hasil karya cetak aspeknya
yaitu: tampilan komposisi, kreasi
cap/cetakan, kombinasi warna, dan
keindahan.
Contoh 2. Penilaian Kompetensi
Menggambar di kelas V
Kompetensi “Menggambar”
berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam mengungkapkan ide/gagasan,
angan-angan, perasaan, pengalaman,
hasil pengamatan yang dilakukan dengan
cara menggoreskan alat-alat gambar di
atas bidang datar/rata sesuai karakteristik
jenis gambar yang dibuat. Sesuai dengan
ruang lingkup seni gambar, kompetensi
yang diharapkan adalah kemampuan
siswa dalam menggambar bentuk,
menggambar hiasan/ornament,
menggambar illustrasi/ceritera,
menggambar huruf hias, menggambar
alam terbuka, menggambar ekspresi,
menggambar komposisi warna dan
lainnya. Terkait dengan kegiatan
menggambar tersebut adalah
kemampuan dalam menerapkan teknik-
teknik penyelesaian menggambar;
diantaranya adalah teknik arsir, dusel,
stipel dan sapuan. Menggambar
merupakan salah satu kegiatan olah seni
yang cukup dominan keberadaannya di
SD mulai kelas I sampai dengan kelas
VI. Oleh karena itu kompetensi
menggambar yang diharapkan dapat
dicapai hendaknya juga disesuaikan
dengan jenis menggambar yang
dilatihkan.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 145


Penilaian Kompetensi Menggambar di Kelas V
Aspek Kompetensi Hasil Belajar Indikator
Dasar
1.Ide Memiliki Siswa mampu: Siswa dapat:
Dasar gagasan/ide dasar 1.1. Memahami 1.1.1. Mengumpulkan informasi
untuk membuat tentang cara-cara dan sumber belajar
gambar dengan membuat gambar tentang menggambar
alat crayon/cat bentuk dengan benda kubistis atau
pastel alat crayon/cat silindris
pastel 1.1.2. Menjelaskan cara
meggambar benda
kubistis atau silindris
1.2 Mengungkapkan 1.2.1. Menentukan ide untuk
gagasan/ide untuk gambar benda kubistis
membuat karya atau silindris
gambar bentuk 1.2.2. Membuat rencana gambar
benda dengan alat komposisi benda kubistis
crayon/cat pastel atau silindris
1.Me Membuat gambar Siswa mampu: Siswa dapat:
nggam bentuk dengan 1.1. Membuat gambar 1.1.1. Membuat gambar benda
bar alat crayon/cat bentuk dengan kubistis atau silindris
Ben pastel alat crayon/cat 1.1.2. Menebalkan gambar
tuk pastel benda kubistis atau
silindris dengan alat
crayon/cat pastel.
1.2 Membuat kreasi 1.2.1. Membuat kreasi
komposisi komposisi gambar benda
gambar bentuk kubistis atau silindris
benda dengan alat 1.2.2. Menyelesaian gambar
crayon/cat pastel komposisi benda kubistis
dan penyelesaian atau silindris dengan
tertentu. teknik arsir gelap terang.

146 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Dari contoh tersebut dilakukan oleh setiap anak selama
menunjukkan bahwa kompetensi yang jam pelajaran berlangsung.
diharapkan dapat tercapai melalui Sedangkan kelancaran dalam
pembelajaran berolah senirupa yang menggambar adalah kemampuan
dikembangkan berdasarkan masing- mengungkapkan ide/gagasan ke
masing aspek substansial seni di setiap dalam wujud gambar tanpa adanya
kelasnya. Dari aspek tersebut kesulitan atau hambatan.
selanjutnya dirumuskan pengembangan 2. Penilaian hasil karya gambar
kompetensi yang akan dicapai oleh aspeknya yaitu: tampilan komposisi,
siswa, baik kompetensi keterampilan, tehnik penyelesaian, dan keindahan.
kreativitas, apresiasi maupun Komposisi yaitu wujud penataan
pengetahuan. Selanjutnya untuk obyek bentuk benda yang
mengukur tingkat ketercapaian dari digambarkannya. Tehnik
pembelajaran yang dilaksanakan perlu penyelesaian adalah cara
dirumuskan pula indikator dan hasil menebalkan gambar dengan alat
belajarnya. Pengembangan kompetensi crayon. Keindahan adalah kesan
tersebut selanjutnya akan dijadikan yang nampak dari karya gambar
pedoman dan sekaligus rambu-rambu bentuk tersebut.
operasional bagi guru dalam
melaksanakan penilaian pembelajaran Rangkuman.
senirupa di SD. 1. Pendidikan senirupa anak SD
Adapun cara menilai adalah upaya pemberian
pembelajaran senirupa yaitu dapat pengetahuan dan pengalaman dasar
dilakukan melalui pengamatan/observasi kegiatan kreatif senirupa dengan
hasil kreativitas senirupa yang dibuat menerapkan konsep seni sebagai alat
oleh siswa dan pencatatan anekdot yang pendidikan. Kesesuaian dalam
berkaitan dengan (sikap dan perilaku) pemberian pengalaman berolah
anak dalam proses berolah senirupa. Alat senirupa bagi anak akan berdampak
penilaian yang digunakan yaitu: (1) positif bagi kebermaknaan
unjuk kerja (misalnya praktek pendidikan yang diperolehnya.
menggambar), (2). hasil karya 2. Fungsi didik pendidikan senirupa di
menggambar dan sebagainya, (3). SD yaitu (1) sebagai media ekspresi,
Penugasan, (misalnya melakukan (2) sebagai media komunikasi, (3)
percobaan), (4) portopolio (kumpulan sebagai media bermain, (4) sebagai
hasil kerja). Sedangkan mengenai aspek media pengembangan bakat, (5)
penilaiannya disesuaikan dengan jenis sebagai media pemgembangan
materi senirupa yang dipraktekan. kemampuan berpikir, dan (6) sebagai
media untuk memperoleh
Contoh aspek penilaian praktek pengalaman estetis.
menggambar komposisi bentuk benda 3. Karakteristik karya senirupa
dengan alat crayon (kompetensi 1.2 di anak-anak menampilkan bentuk
Kelas IV). bebas, unik, kreatif, bentuk
1. Penilaian proses kerja aspeknya spontanitas, ekspresif sejalan dengan
yaitu: kesungguhan kerja, kelancaran tipologi, kesan ruang dan masa
dalam menggambar. perkembangan menggambarnya.
Kesungguhan kerja berkaitan dengan
aktivitas menggambar yang

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 147


4. Tipologi karya gambar anak
dibedakan (1) tipe visual, (2) tipe
haptik/non visual, dan (3) tipe
campuran.
5. Periodisasi menggambar anak-anak
dibedakan (1) masa goresan sekitar
usia 2-4 tahun, (2) masa prabagan
sekitar usia 4 sampai 7 tahun, (3)
masa bagan sekitar umur 7-9 tahun,
(4) masa permulaan realisme umur
9-11 tahun, dan (5) masa realisme
semu umur 11-13 tahun.
6. Bentuk kreativitas senirupa di SD
dapat diwujudkan berupa kegiatan
praktek berkarya kreatif dan kegiatan
berkesplorasi melalui media
senirupa.
7. Pengembangan kreativitas senirupa
di SD hendaknya didasarkan pada
kondisi perkembangan anak dan
tingkat kompetensi yang dicapainya
dengan memperhatikan (a) penuntun
dalam pengembangan kreativitas, (b)
faktor pendukung dalam
pengembangan kreativitas, dan (c)
pengembangan daya cipta anak.
8. Penilaian pendidikan senirupa di
SD mencakup penilaian proses kerja
dan penilaian hasil akhir karya
senirupa yang dibuat oleh anak yang
disesuaikan dengan pengembangan
kompetensi dan aspek penilaiannya

148 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


BAB II. PEMBELAJARAN
MELALUI PERMAINAN
EDUKATIF

1. Bacaan 10, ”Strategi


4. Bacaan 13, “Bermain”(Wira
Pembelajaran Bahasa
Indra Satya (2006).
Indonesia di Sekolah
Membangun Kebugaran
Dasar Menggunakan
Jasmani dan Kecerdasan
Permainan” (Dadan
Melalui Bermain: Bab III.
Djuanda. (2006).
Jakarta: Departemen
Pembelajaran Bahasa
Pendidikan Nasional)
Indonesia Yang
komunikatif dan
Menyenangkan: Bab V.
5. Bacaan 14, “Membangun
Jakarta: Departemen
Kebugaran dengan Bermain”
Pendidikan Nasional)
(Wira Indra Satya (2006).
2. Bacaan 11, “Pembelajaran
Membangun Kebugaran
Matematika yang
Jasmani dan Kecerdasan
Menyenangkan”
Melalui Bermain: Bab IV.
(Pitajeng. (2006).
Jakarta: Departemen
Pembelajaran
Pendidikan Nasional)
Matematika Yang
Menyenangkan: Bab...
Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional)
3. Bacaan 12, “Sikap Hidup
Kebersamaan” (Rabad
Sihabuddin (2006).
Indahnya Pelangi
Kesadaran Multikultur
Masyarakat Indonesia:
Bab II. Jakarta:
Departemen Pendidikan
Nasional)

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 149


Bacaan 10 waktu bermain. Mereka jadi berprilaku
agresif.
BAB V Bermain sebenarnya merupakan
STRATEGI PEMBELAJARAN dorongan dari dalam diri anak atau
BAHASA INDONESIA DI SD naluri. Semua naluri harus diusahakan
MENGGUNAKAN PERMAINAN disalurkan secara baik dan terkontrol.
Oleh karena itu, bermain bagi anak
ermain bagi anak- merupakan kebutuhan hidupnya seperti
anak tak ubahnya makan, minum, tidur dan lain-lain.

B seperti bekerja bagi


orang dewasa.
Bermain
merupakan
kegiatan yang menimbulkan kenikmatan
yang akan menjadi rangsangan bagi
Bermain dalam kehidupan manusia
merupakan latihan-latihan
dilakukan agar mereka menjadi manusia
dan bermain tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia itu sendiri. Dengan
demikian, supaya tidak menyita waktu
yang

perilaku lainnya. Waktu untuk orang tua anak untuk bermain, dapat diupayakan
bekerja dari pagi hingga sore. Waktu pada waktu belajar, mereka masih dapat
untuk anak-anak bermain tidak jauh menikmatinya sambil bermain.
berbeda dengan waktu untuk bekerjanya Bermain merupakan pemicu
orang dewasa. Anak-anak bermain dari kreativitas. Anak yang banyak bermain
pagi hingga sore hari. akan meningkat kreativitasnya
Namun, tidak demikian (Charlotte Buhler, dalam Sugianto,
kenyataannya, dari pagi hingga siang, 1997), bermain merupakan sarana untuk
anak-anak harus belajar di kelas dengan mengubah potensi-potensi yang ada
kondisi sangat tersiksa. Mereka tidak dalam dirinya.
boleh bergerak, tidak boleh berbicara, Menurut Seto (2004: 53) bermain
harus duduk yang rapi, tangan di meja sangat penting, sehingga meskipun
melihat Ibu/ Bapak Guru. Pulang terdapat unsur kegembiraan, namun
sekolah, mereka harus les atau mengaji tidak dilakukan demi kesenangan saja.
di Surau atau TPA. Seusai Magrib, Bermain adalah hal serius karena
malam hari, mereka harus mengerjakan merupakan cara bagi anak untuk meniru
pekerjaan rumah yang diberikan Ibu dan menguasai perilaku orang dewasa
/Bapak Guru dengan jumlah tidak untuk mencapai kematangan.
sedikit. Begitulah gambaran kegiatan Bermain merupakan salah satu
sehari-hari siswa kita. Tak ada lagi fenomena yang paling alamiah dan luas
bermain, yang merupakan naluri siswa dalam kehidupan anak. Terdapat instink
kita. Padahal siswa kita bukanlah orang bermain pada setiap anak serta
dewasa kecil. Usia siswa kita (SD) kebutuhan melakukannya dalam suatu
merupakan usia yang paling kreatif pola yang khusus guna melibatkannya
dalam hidup manusia. Siswa kita dalam suatu kegiatan yang membantu
merupakan mahluk yang unik. Usia proses kematangan anak. Dari berbagai
siswa kita (SD) usia bermain. Dengan penelitian (Seto, 2004) terungkap bahwa
demikian, tidak harus terpenjarakan. bermain dapat dikembangkan menjadi
Bukan hal aneh bila siswa SD kita semacam alat untuk mengaktualisasikan
banyak yang stress karena kehilangan potensi-potensi kritis pada diri anak,
mempersiapkan fungsi intelektual, dan

150 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


aspek emosi dan sosialnya. Dengan anak dapat mengendalikan emosinya,
demikian, bermain berkembang bukan menyalurkan keinginannya, dan rasa
hanya menjadi sarana yang dapat percaya diri. Anak juga dapat
dinikmati dan menyenangkan saja tetapi menerapkan disiplin dengan menunggu
juga bersifat mendidik. giliran atau mentaati peraturan. Bermain
W.R. Smith (dalam Soemitro, dapat merangsang kreativitas anak untuk
1997), seorang psikolog, mengatakan menciptakan angan dan imajinasinya.
bahwa bermain merupakan dorongan Oleh karena itu, para ahli
langsung dari dalam diri setiap individu, pendidikan modern berpendapat bahwa
yang bagi anak-anak merupakan permainan merupakan alat pendidikan.
pekerjaan, sedangkan bagi orang dewasa Pendidikan yang baik akan
lebih dirasakan sebagai kegemaran. menggunakan bermain sebagai alat
Anak usia SD merupakan usia bermain. pendidikan. Hal ini dilakukan oleh
Bagi mereka dunia ini hanya bermain. Pestalozzi (Patmonodewo, 2000) ahli
Mereka belum dapat membedakan dunia pendidikan terkenal dari Swiss pada
nyata dan bermain. Baru setelah semakin abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, ia
dewasa, mereka paham bahwa ada dua sangat menekankan pentingnya
dunia yaitu dunia bermain dan dunia permainan dalam pendidikan. Ia percaya
nyata atau dunia kerja. bahwa bermain mempunyai nilai-nilai
Menurut Hetherington dan Parke untuk mengembangkan harmoni antara
(dalam Patmonodewo, 2000), bermain jiwa dan raga. Bahkan Bennett (2005:
bagi anak berfungsi untuk 67) yang pernah mengadakan penelitian
mempermudah perkembangan kognitif pada sejumlah guru pada waktu siswa
anak. Dengan bermain akan bermain, para guru mengatakan bahwa
memungkinkan anak meneliti para siswa mengungkapkan perilaku
lingkungannya dan mempelajari segala yang mencerminkan kebutuhan batin
sesuatu, serta memecahkan masalah mereka serta proses intelektual yang
yang dihadapinya. Permainan juga dapat mendalam.
meningkatkan perkembangan sosial Dengan bermain, guru
anak. Dengan menampilkan bermacam mendapatkan gambaran yang lengkap
peran orang anak berusaha tentang keseluruhan diri siswa.
menghayatinya untuk diambilnya setelah Misalnya, seorang guru menyatakan
ia dewasa. bahwa perilaku para siswa pada waktu
Fungsi bermain tidak saja bermain dapat mengungkapkan sifat-
meningkatkan perkembangan kognitif sifat siswa tersebut yang berlangsung di
dan sosial, tetapi juga mengembangkan rumahnya, apakah mereka takut akan
bahasa, emosi, disiplin, kreativitas dan sesuatu? Apakah mereka manja di
perkembangan fisik anak. Bermain rumahnya? Contoh lain, guru
simbolik misalnya, dapat meningkatkan melukiskan seorang anak yang biasanya
kognitif anak untuk dapat berimajinasi pendiam dan pasif, ternyata dia lebih
dan berfantasi menuju berpikir abstrak. vokal dan menjadi dominan ketika
Melalui bermain perkembangan sosial terlibat permainan imajinatif. Siswa
anak juga terkembangkan, misalnya lebih berperilaku alamiah pada waktu
sikap sosial, belajar berkomunikasi, bermain. Hal ini membuat guru dapat
mengorganisasi peran, dan lebih lebih mudah menilai kemampuan
menghargai orang lain. Melalui bermain berbahasa siswa yang sesungguhnya

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 151


dengan lebih akurat di dalam bermain bersifat abstrak atau konsep yang sering
daripada dalam stuasi formal. Dari sulit dijelaskan dengan kata-kata.
perspektif ini, permainan berpotensi Melalui permainan yang dirancang
untuk memiliki fungsi diagnostik yang khusus, para siswa dapat mengalami
lebih dalam untuk mengembangkan sendiri secara langsung suatu kejadian.
keseluruhan diri siswa. Dengan permainan, siswa dapat
Froebel (dalam Sugianto,1997) memahami suatu konsep, prinsip, unsur
seorang pendidik dari Jerman, ia percaya pokok, dan hasil. Misalnya, untuk
bahwa salah satu alat yang terbaik untuk menjelaskan fonologi dan intonasi yang
mendidik anak-anak ialah melalui tidak ada wujud bendanya, permainan
permainan. Menurut pendapatnya, anak- dapat menguraikan secar rinci dan jelas
anak lebih siap dan berpotensi untuk melalui perilaku siswa yang turut dalam
bermain daripada cara lain. permainan. (Suyatno, 2005:12).
John Locke seorang filosuf Inggris Bukankah dunia mikro mewakili dunia
pada abad ke-17, ia meyakini bermain makro? Permainan mewakili dunia
dapat membantu usaha mencapai tujuan mikro. Lewat permainan, dunia makro
pendidikan, sedangkan Rousseau dan dapat terbungkus dan tersalurkan.
Emile menekankan pentingnya bermain Melalui dunia mikro pula dunia makro
yang dapat bermanfaat dalam dapat tergambarkan dengan jelas.
perkembangan anak (Sugianto, 1997: 4). Dengan begitu, siswa dapat dengan
Montessori (dalam Sugianto, mudah merefleksikan apa yang dialami
1997) yang kemudian dikenal sebagai dan yang akan dihadapi.
ahli pendidikan prasekolah, sangat Permainan akan meningkatkan
menghargai nilai-nilai yang terdapat partisipasi aktif anak, sehingga
dalam permainan pada masa kanak- pembelajaran lebih efektif. Menurut
kanak. Baik Froebel maupun Montesori, Brierly (dalam Megawangi,2005:48),
menerapkan suatu pemikiran; anak-anak bermain dan bereksplorasi akan
belajar sesuatu melalui permainan. Jadi membantu perkembangan otak anak,
mereka menggunakan permainan yaitu meningkatkan kemampuan
sebagai alat pendidikan. berbahasa, bersosialisasi, bernalar, dan
Belajar tidak mungkin dipaksakan. perkembangan motoriknya. Bermain
Cara belajar yang baik, salah satunya akan membuat anak lebih mengerti
adalah dalam suasana tanpa tekanan dan subyek yang dipelajarinya melalui
paksaan. Tentunya, cara belajar yang eksplorasi, berimajinasi, berdiskusi,
paling menyenangkan adalah sambil bernyanyi, bereksperimen, mengubah
bermain. Naluri anak yang harus bentuk, dan bermain peran.
memperoleh kesempatan untuk bermain, Kesenangan anak-anak bermain
tetap tersalurkan. Pembelajaran, yang dapat dipakai sebagai kesempatan untuk
mestinya sampai kepada anak juga dapat belajar hal-hal yang konkrit, sehingga
tersampaikan. Permainan biasanya dapat daya cipta, imajinasi, dan kreativitas
dilakukan dengan menirukan atau anak berkembang. Menurut Vigotsky
memperagakan keadaan yang (dalam Megawangi, 2005: 48), bermain
sebenarnya. dan aktifitas konkrit dapat memberikan
Teknik mengajar dengan momentum alami bagi anak untuk
permainan, terutama sangat efektif untuk belajar sesuai dengan usianya dan
menjelaskan suatu pengertian yang kebutuhan spesifik anak. Bermain adalah

152 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


cara yang paling efektif pada usia digunakan semata-mata sebagai
sekolah dasar, baik di bidang akademik permainan murni, meminjam istilah
maupun aspek fisik, sosial, dan Suyatno (2005) sebagai pemecah
emosional. kebekuan atau pembangkit semangat.
Menurut Suyatno (2005: 13) Misalnya ketika siswa telah mengantuk
permainan sebagai teknik pembelajaran atau bosan, maka diadakan permainan.
memerlukan keterampilan tersendiri Meskipun kesempatan ini dapat
yang harus dikuasai guru. Keterampilan digunakan untuk membahas topik
tersebut memerlukan semacam kajian tertentu.
terlebih dulu, yaitu : membaca bahan-
bahan teoretis yang ada, kasus-kasus A. Pengertian Bermain
nyata, mencari contoh-contoh yang Bermain (play) mengacu pada
relevan, menyusun aturan permainan , beberapa teori bermain yang
menyiapkan alat permainan, dan dikemukakan para ahli. Pengertian
seterusnya. Kelemahan permainan, bermain tak dapat dilepaskan dari sudut
karena menyita banyak waktu untuk pandang teori yang mendasari fungsinya.
mempersiapkan. Namun, peraminan Dari sejumlah teori yang ada dapat
akan menjadi efektif kalau kemampuan dikemukakan tujuh pandangan utama,
dan keterampilan teknis metodologis yaitu : (1) teori surplus energi, (2) teori
dimiliki oleh guru. Untuk persiapan relaksasi, (3) teori preparasi, (4) teori
awal, guru dapat menggunakan rekapitulasi, (5) teori perkembangan (6)
rancangan permainan yang sudah pernah teori penyaluran sosioemosional, dan (7)
ada dan sudah terbukti efektif teori kognitif ( Seto, 2004: 56; Soemitro,
digunakan, tentu dengan mengubah dan 1997: 10).
menyesuaikan secara kreatif. 1. Teori surplus energi. Dalam
Kendala lain bagi guru, dalam pandangan ini bermain merupakan
melaksanakan kurikulum berbasis penyaluran energi yang berlebihan.
permainan seperti yang ditulis Bennett Anak-anak yang memperoleh
(2005:71) mencakup beberapa masalah, cukup gizi dan waktu beristirahat
yaitu : (a) tuntutan kurikulum, (b) umumnya memiliki kelebihan
kurangnya pengalaman guru energi sehingga untuk membuang
mempersiapkan permainan, (c) sarana energi berlebih itu dilakukan
tempat dan ruang yang tersedia, (d) kegiatan bermain.
jumlah siswa dalam kelas, dan (e) 2. Teori relaksasi. Pandangan ini
tanggung jawab kepada orang lain menyatakan bahwa bermain
terutama kepada orang tua siswa. merupakan cara seseorang untuk
Ada dua jenis permainan dalam menjadi lebih santai dan segar
pembelajaran. Pertama, permainan yang setelah tersalurnya energi.
mengarah pada permainan yang Frekuensi bermain anak
digunakan untuk pendidikan dengan menunjukkan adanya kebutuhan
tujuan tertentu. Misalnya, permainan untuk lebih santai setelah bersusah
anagram digunakan untuk meningkakan payah mempelajari sesuatu. Dalam
kepekaan siswa terhadap perbedaan pandangan ini isi kegiatan bermain
huruf, atau permainan teka-teki untuk tidak terlalu menjadi penekanan.
pengayaan kosakata. Kedua, permainan 3. Teori preparasi atau insting. Di sini
dalam proses belajar yang memang bermain dijelaskan sebagai suatu

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 153


perilaku instingtif. Kegiatan sebagaimana Piaget yang melihat
manusia yang instingtif cenderung bermain sebagai asimilasi,
berdasarkan atas perkembangan pandangan yang didasari
anak dalam kehidupannya. Oleh psikoanalisis ini, melihat bermain
karena itu, bermain merupakan sebagai upaya anak memanfaatkan
kejadian alamiah yang merupakan peluang-peluang tertentu untuk
bagian dari persiapan mengatasi tantangan-tantangan
perkembangan dan yang dalam kenyataannya belum
pertumbuhannya. Anak-anak tentu bisa dikuasai.
mempraktikkan elemen-elemen 7. Teori kognitif. Pendapat ini
yang lebih kecil dari sejumlah menyatakan bahwa bermain adalah
perilaku orang dewasa yang lebih suatu upaya asimilasi.
kompleks. Misalnya, memandikan Sebagaimana diketahui, Piaget
boneka melihat ibunya (dikutip Seto, 2004: 57)
memandikan adiknya. mengemukakan adanya dua aspek
4. Teori rekapitulasi. Pandangan ini yang ada dalam kemampuan
mencoba menemukan hubungan adaptasi seseorang yaitu asimilasi
antara kegiatan bermain dengan dan akomodasi. Asimilasi adalah
evolusi kebudayaan. Di sini proses organisme menerapkan
ditekankan bahwa setiap anak struktur yang sudah ada tanpa
kembali melakukan berbagai modifikasi terhadap aspek-aspek
perilaku manusia dewasa yang baru dari lingkungan yang
tampil selama masa transisi antara dihadapinya. Sedangkan
zaman berburu hingga zaman akomodasi adalah proses
modern saat ini. organisme memodifikasi struktur
5. Teori pertumbuhan dan yang sudah ada menjadi struktur
perkembangan. Pandangan ini baru untuk menyesuaikan diri
menyatakan bahwa, bermain terhadap tuntutan lingkungan.
merupakan salah satu cara
mengembangkan kemampuan B. Karakteristik Kegiatan Bermain
anak. Dengan bermain anak Perbedaan antara bermain dan
melatih berbagai keterampilan baru bukan bermain tidak terletak pada jenis
dan menyempurnakannya. kegiatan (apa) yang dilakukan, tetapi
Pandangan ini menekankan lebih pada (bagaimana) sikap individu
pentingnya bermain bagi anak melakukannya.
untuk menuju kematangannya. Beberapa karakteristik kegiatan
6. Teori Penyaluran emosi. Menurut bermain sebagai berikut.
pandangan ini ada dua penjelasan, 1. Bermain dilakukan karena
yaitu: pertama, bermain merupakan kesukarelaan, bukan paksaan.
ekspresi simbolik dari suatu 2. Bermain merupakan kegiatan
harapan. Kedua, merupakan upaya untuk dinikmati. Itu sebabnya
pengendalian pengalaman- bermain selalu menyenangkan,
pengalaman yang menegangkan. mengasyikan, dan menggairahkan.
Kedua pandangan ini melihat 3. Tanpa iming-iming apa pun,
bermain sebagai sarana kegiatan bermain itu sendiri sudah
menyalurkan emosi. Tidak menyenangkan.

154 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


4. Dalam bermain, aktivitas lebih dua orang anak. Permainan juga bersifat
penting daripada tujuan. Tujuan kompetitif, artinya ada pihak yang kalah
bermain adalah aktivitas itu dan ada yang menang, dan kemenangan
sendiri. itu diperebutkan. Permainan
5. Bermain menuntut partisipasi aktif, mempersyaratkan interaksi sosial. Untuk
secara fisik atau pun mental. terlibat secara efektif dalam sebuah
6. Bermain itu bebas, bahkan tidak permainan, anak perlu memahami
harus selaras dengan kenyataan. konsep-konsep seperti berbagi,
Individu bebas membuat aturan menunggu giliran, bermain jujur,
sendiri dan mengoprasikan fantasi. menang dan kalah.
7. Dalam bermain individu
bertingkah laku secara spontan,
sesuai dengan yang diinginkan saat
itu.
8. Makna dan kesenangan bermain
sepenuhnya ditentukan si pelaku.
Dengan demikian pengertian
bermain didefinisikan oleh Seto (2004)
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
anak dengan spontan dan perasaan
gembira, tidak memiliki tujuan
ekstrinsik, melibatkan peran aktif anak,
memiliki hubungan yang sistematik
dengan hal di luar bermain (seperti
perkembangan kreativitas sebagai
kemampuan kognitif) dan merupakan
interaksi antara anak dengan
lingkungannya serta memungkinkan
anak melakukan adaptasi dengan
lingkungannya itu.
Dalam pengertian bermain ada
perkecualian. Kita kenal juga berbagai
permainan (games) yang berorientasi
pada tujuan (kalah atau menang) dan
menawarkan imbalan ekstrinsik (pujian
orang tua, kekaguman, teman, piala, dsb)
Namun demikian, permainan kalah
menang ini pun tergolong kategori
bermain. Permainan adalah bentuk
paling matang dari bentuk bermain, yaitu
bentuk bermain sensori motor, bermain
fisik, dan bermain simbolik.
Permainan beraneka ragam, dari
yang sangat sederhana hingga yang
sangat rumit. Permainan mempunyai
aturan dan menuntut partisipasi minimal

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 155


Hubungan antara bermain dan permainan dapat dilihat pada bagan berikut:

BERMAIN

BERMAIN
SENSORI MOTOR
BERMAIN
FISIK

BERMAIN
SIMBOLIK
PERMAINAN

Bagan 1 : kegiatan bermain

156 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


a. Pengembangan Kognitif
C. Fungsi Bermain dalam Pendidikan Penelitian membenarkan adanya
Kegiatan bermain dalam hubungan kuat antara bermain dan
pendidikan dimulai oleh siswa TK perkembangan kognitif, salah satunya
Froebelian dan Montessori. Froebel yaitu bermain simbolik (Bennett, 2005).
menggunakan media hadiah, mengajak Pernyataan tersebut didukung oleh
siswa membuat kerajinan dan Vigostky dan Piaget (dalam Sugianto,
melibatkan siswa pada situasi bermain 1997) yang menyatakan bahwa, bermain
dan bernyanyi. Kegiatan bermain simbolik itu permainan yang penting
memang selalu menjadi bagian dari sekali dalam pengembangan berpikir
program pendidikan anak-anak. abstrak. Bermain simbolik merupakan
Kegiatan bermain secara natural ini gambaran pengembangan pikiran.
akhirnya digunakan dan diterima sebagai Bermain juga memberi kesempatan
alat pembelajaran pada seperempat kepada anak untuk berpikir divergen dan
pertama abad dua puluh walaupun tidak belajar memecahkan masalah.
sepenuhnya dianggap sebagai satu- Bermain adalah tempat alami untuk
satunya cara belajar anak. mengekspresikan kreativitas anak seperti
Melalui situasi bermain anak menggambar, membangun, merancang,
diharapkan mendapatkan pemahaman bermain drama, memahat tanah liat, dan
mendalam terhadap objek-objek dan mengkonstruksi dengan balok.
memiliki keterampilan khusus dalam Selain itu, bermain juga memberikan
mengamati dan memperoleh materi serta kesempatan untuk mengembangkan
agar anak mendapat makna spiritual konsep, sehingga anak-anak dapat
yang disimbolkan oleh materi dan mencoba dan memperbaiki konsep
kegiatan-kegiatan tersebut. Bermain ini sebelumnya. seperti bermain dalam
akhirnya dapat digunakan guru sebagai lumpur, anak-anak mengembangkan
wahana atau teknik pembelajaran untuk konsep massa, volume, dan perubahan.
membentuk pemahaman melalui Dalam bidang matematika
kegiatan bermain peran atau dengan dikembangkan konsep bilangan,
menggunakan berbagai media yang penjodohan/ pasangan,
tersedia. pengelompokkan, dan pengukuran pada
Dengan demikian bermain permainan kartu dan teka-teki.
kaitannya dengan pendidikan ialah Bermain juga merupakan
sebagai wahana pembelajaran dalam lingkungan yang kaya untuk
bentuk pengunjukkan atau pun mengembangkan bahasa. Siswa. Waktu
permainan sesuatu yang bermakna dalam siswa berinteraksi dengan siswa lainnya,
menggambarkan pesan, suasana, mereka mengkomunikasikan makna dan
mengembangkan pengetahuan dan mengembangkan bahasa cerita. Kosa
keterampilan, dan bernilai bagi anak katanya tumbuh dengan luar biasa
dalam membuahkan pengalaman belajar selama bermain sosiodrama dan anak
tertentu. bisa menggunakan bahasa sesuai
Fungsi bermain secara rinci dapat fungsinya.
diuraikan sebagai berikut.
b. Pengembangan Sosial
Bermain adalah model yang baik
untuk mengembangkan sosial anak,

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 157


karena akan mendorong anak-anak keseimbangan mereka, gerakan tubuh
berinterkasi sosial. Anak-anak belajar melompat, meloncat, melempar,
mengatasi dan menentukan konflik, kekuatan fleksibilitas, keseimbangan,
memecahkan masalah, bergaul, koordinasi baik yang bersifat lokomotor,
bergiliran, bekerjasama, negosiasi, dan nonlokomotor, maupun manipulatif.
sharing dengan teman-temannya. Bermain dapat mengembangkan
Dengan bermain, anak-anak dibantu koordinasi tangan dan mata. Dengan
untuk mencurahkan perasaan dan bermain anak-anak dapat mencoba
sikapnya terhadap teman-temannya. badan mereka untuk melihat betapa
Bermain merupakan kesempatan emas bergunanya mereka. Pada permainan
anak-anak untuk menjalin persahabatan pisik dengan aba-aba, anak-anak akan
yang memperlihatkan bahwa seseorang merasa percaya dengan pisiknya, kokoh
itu berharga/ berarti bagi mereka. dan yakin terhadap dirinya sendiri.
Bermain dengan teman sebaya, Ternyata bermain mempunyai
membuat anak belajar membangun suatu fungsi yang sangat positif bagi
hubungan sosial dengan anak lain yang perkembangan anak. Hal yang tak kalah
belum dikenalnya. Melalui permainan pentingnya, bermain yang secara awam
kooperatif misalnya, anak belajar sangat ditabukan, bila disesuaikan
memberi dan menerima (Seto, 2004). dengan tujuan bisa menjadi bernilai
pendidikan dan dapat digunakan sebagai
c. Pengembangan Emosional wahana pembelajaran. Untuk
Bermain adalah media untuk memanfaatkan permainan sebagai
mengekspresikan pikiran dan perasaan. wahana pembelajaran, memerlukan
Anak dapat mengekspresikan perasaan pemahaman orang tua dan guru tentang
gembira, sedih, marah, atau hawatir bermain. Bila tidak, sekolah sebagai
seperti benar-benar pada kehidupan tempat belajar hanya akan dianggap
nyata. perasaan ini dapat dicurahkan sebagai tempat bermain. Bila orang tua
dengan bebas karena bukan dunia nyata. sudah berpandangan seperti itu, tentu
Elkind (Mayarina, 1999) saja akan menghambat atau tak mustahil
berpendapat bahwa bermain dapat orang tua tidak mengizinkan anaknya
mebebaskan anak dari tekanan stress. disuruh bermain-main. sebaiknya orang
Juga secara psikologis bermain tua satu pandangan, yang akhirnya dapat
mengurangi kegelisahan (Barnett & menyumbang waktu dan fasilitas untuk
Storm dalam Mayarina, 1999). Dengan bermain.
demikian, bermain memberi lahan Demikian juga guru, harus
kepada anak-anak untuk dapat hiburan berpandangan bermain sebagai wahana
dan dapat mengontrol dunia mereka, belajar yang secara kodrati memang
pikiran mereka, dan perasaan mereka. demikian. Lingkungan yang banyak
memberikan rangsangan mental dapat
d. Pengembangan Fisik meningkatkan kemampuan belajar anak.
Bermain ialah cara utama untuk Lingkungan yang demikian akan
mengembangkan fisik (Mayarina, 1999). menumbuhkan minat anak dan
Bermain memberikan kesempatan untuk menggiatkan mereka aktif belajar.
mengembangkan gerakan halus dan
kasar. Pada waktu anak-anak bermain e. Pengembangan Bahasa
aktif, mereka dapat mengetes sistem

158 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Aktivitas bermain ibarat Permainan bahasa mempunyai
laboratorium bahasa (Mayarina, 1999). tujuan ganda, yaitu untuk memperoleh
Selama anak bermain, mereka kegembiraan sebagai fungsi bermain,
mengungkapkan berbagai kata, berbagai dan untuk melatih keterampilan
ragam bahasa. Selama bermain, mereka berbahasa tertentu sebagai materi
memeperoleh kesempatan untuk pelajaran. Bila ada permainan yang
bercakap-cakap, berargumentasi, menggembirakan tetapi tidak melatihkan
menjelaskan, meyakinkan. Bahkan keterampilan berbahasa, tidak dapat
waktu bermain imajinasi pun, ia disebut permainan bahasa. Demikian
bercakap-cakap. Bermain juga sebaliknya, bila permainan itu tidak
memungkinkan anak bereksperimen menggembirakan, meskipun melatihkan
dengan kata-kata baru, sehingga keterampilan berbahasa tertentu, tidak
memperkaya perbendaharaan kata serta dapat dikatakan permainan bahasa.
keterampilan pemahamannya. Dalam Untuk dapat disebut permainan bahasa,
proses ini anak-anak bisa menemukan harus memenuhi kedua syarat, yaitu
hal menggembirakan yang membawa menggembirakan dan melatihkan
kesenangan tersendiri. keterampilan berbahasa.
Melalui bermain, anak-anak Permainan bahasa tidak
belajar bagaimana menggunakan bahasa dimaksudkan untuk mengukur atau
secara nyata dan kontekstual. Bagaimana mengevaluasi hasil belajar siswa.
menggunakan bahasa di waktu marah, di Kalaupun dipaksakan, bukan alat
waktu bersedih, atau yang lainnya. evaluasi yang baik, sebab permainan
Dengan demikian, belajar bahasa bahasa tersebut mengandung unsur
melalui bermain sebenarnya lebih spekulasi yang cukup besar (Soeparno,
efektif, karena mereka menggunakan 1998). Hal tersebut dapat dimengerti,
bahasa bukan hanya sekadar teoritis, sebab sekelompok anak, atau seorang
namun praktis pragmatis dalam anak yang menang dalam permainan
kehidupan dan dunia mereka sendiri. belum tentu secara utuh mencerminkan
siswa yang pandai. Demikian juga, siswa
f. Permainan Bahasa yang kalah dalam permainan, belum
Pada hakikatnya, permainan tentu mencerminkan siswa yang kurang
merupakan suatu aktivitas untuk pandai. Banyak faktor yang
memperoleh suatu keterampilan tertentu mempengaruhi keberhasilan suatu
dengan cara yang menggembirakan. permainan.
Apabila keterampilan yang diperoleh Ada beberapa faktor penentu
dalam permainan itu berupa keberhasilan permainan bahasa. Menurut
keterampilan bahasa tertentu, permainan Soeparno (1998:62) ada empat faktor
tersebut dinamakan permainan bahasa. ( yang menentukan keberhasilan
Seoparno, 1998:60). Sebenarnya dalam permainan bahasa di kelas, yaitu; (1)
kegiatan mengajar, guru sering faktor situasi dan kondisi, (2) faktor
menggunakan permainan, tetapi pada peraturan permainan, (3) faktor pemain,
umumnya masih sebagai pengisi waktu dan (4) faktor pemimpin permainan.
saja. Masih jarang guru yang tertarik Dalam situasi dan kondisi apa
untuk menerapkannya sebagai teknik pun sebenarnya permainan bahasa dapat
pengajaran bahasa. dilakukan. Namun, agar efektif, tetap
saja harus memperhatikan situasi dan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 159


kondisi. Permainan bahasa yang permainan dapat dilakukan dengan cara
menimbulkan suara gaduh kepada kelas membagi tugas. Perlu dihindari adanya
yang lain, tentu tidak menguntungkan. siswa yang hanya sebagai penonton.
Demikian juga, permainan bahasa yang Biasanya suatu permainan
terlalu sering atau permainan yang dipimpin oleh pemimpin permainan atau
terlalu memakan waktu lama akan juri yang akan menilai permainan itu. Di
membosankan siswa. dalam konteks kelas, pemimpin
Ciri utama permainan yang permainan adalah guru. Seorang
membedakan dari bermain adalah pemimpin permainan selain harus tahu
adanya peraturan. Peraturan tersebut betul peraturan permainan, ia juga harus
harus diketahui, dipahami, ditaati, dan tegas, adil, jujur, berwibawa, dan
disetujui oleh seluruh pemain. Dengan cekatan dalam mengambil keputusan.
demikian, peraturan harus benar-benar Kalau ragu-ragu atau tidak tegas, maka
dipahami siswa dan harus tegas dan permainan akan berdampak negatif,
jelas. Guru sebagai pengatur jalannya apalagi untuk siswa SD yang masih
permainan hendaknya menjelaskan sensitif.
peraturan tersebut sebelum permainan Permainan bahasa dalam
dimulai. Jangan sampai ada peraturan, pelaksanaannya memiliki kelebihan dan
yang baru diberitahukan setelah kejadian kekurangan. Soeparno (1998: 64)
atau kekacauan muncul. mengungkapkan kelebihan dan
Pemain, dalam suatu permainan kekurangan permainan bahasa sebagai
harus taat pada aturan main. Dengan berikut.
demikian, seorang pemain akan Kelebihan permainan bahasa
menjunjung sportivitas, bila ada pemain ialah : (a) permainan bahasa sebagai
tidak sportif maka akan terjadi metode pembelajaran dapat
kekacauan. Dalam melakukan meningkatkan keaktifan siswa dalam
permainan, pemain juga harus proses belajar mengajar, (b) aktivitas
melakukannya dengan serius, sebab yang dilakukan siswa bukan saja fisik
tanpa ada keseriusan tidak mungkin tetapi juga mental, (c) dapat
permainan berjalan dengan baik. membangkitkan motivasi siswa dalam
Hendaknya siswa diberi dorongan untuk belajar, (d) dapat memupuk rasa
bermain dengan sungguh-sungguh solidaritas dan kerjasama, (e) dengan
jangan sampai bermain sambil main- permainan materi lebih mengesankan
main. sehingga sukar dilupakan.
Dalam permainan yang bersifat Kekurangan permainan bahasa
kompetitif (pertandingan), harus ialah : (a) bila jumlah siswa SD terlalu
diusahakan agar kekuatan kedua belah banyak akan sulit untuk melibatkan
pihak yang bertanding seimbang. seluruh siswa dalam permainan, (b) tidak
Permainan yang tidak seimbang akan semua materi dapat dilaksanakan melalui
membuat kelompok yang lemah menjadi permainan, (c) permainan banyak
prustasi dan permainan menjadi kurang mengandung unsur spekulasi sehingga
seru. sulit untuk dijadikan ukuran yang
Siswa SD umumnya kelas besar. terpercaya.
Kondisi kelas yang besar akan kesulitan
untuk melibatkan seluruh siswa bermain
sekaligus. Agar seluruh siswa terlibat,

160 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


D. Macam-macam Permainan Bahasa Seorang siswa menjadi ditektif,
Ada beberapa macam permainan seorang lagi menjadi informan.
yang dapat digunakan untuk Informan harus menentukan/
pembelajaran Bahasa Indonesia. memilih salah seorang dari
Beberapa contoh di antaranya sebagai temannya yang ada di kelas
berikut: sebagai penjahat yang akan dicari
1. Bisik Berantai. Permainan ini oleh ditektif. Ia harus memberi
dilakukan dengan cara, setiap keterangan secara tertulis yang
siswa harus membisikkan suatu sejelas-jelasnya tentang penjahat
kata (untuk kelas rendah) atau yang akan dicari ditektif. Ditektif
kalimat atau cerita (untuk kelas membaca informasi tertulis dari
tinggi) kepada pemain berikutnya. informan dan menerka siapa yang
Terus berurut sampai pemain menjadi target pencarian di kelas
terakhir. Pemain yang terakhir itu. Setelah selesai posisi diubah,
harus mengatakan isi kata atau yang tadinya informan menjadi
kalimat atau cerita yang dibisikkan. ditektif, dan yang tadinya ditektif
Betul atau salah? Bila salah, di menjadi informan. Permainan
mana atau siapa yang melakukan dapat divariasikan dengan sasaran
kesalahan. Permainan ini dapat yang dicari dari foto atau gambar
dilombakan dengan cara dari koran. Permainan ini untuk
berkelompok. Permainan ini melatih keterampilan membaca dan
melatih keterampilan menyimak/ menulis.
mendengarkan. 4. Bertanya dan Menerka. Para siswa
2. Kim Lihat (Lihat Katakan). dibagi dua kelompok. Kelompok
Sediakan beberapa benda, atau satu sebagai penjawab dan
sayuran, atau buah-buahan dalam kelompok kedua sebagai penanya.
suatu kotak tertutup. Siswa Kelompok penjawab harus
berkelompok. Seorang siswa menyembunyikan satu benda yang
anggota kelompok harus melihat akan diterka oleh kelompok
satu benda yang ada di dalam penanya dengan cara memberi
kotak. Setelah dilihat jelas, siswa pertanyaan yang mengarah kepada
tersebut harus menjelaskan sejelas- benda yang harus diterka. Setiap
jelasnya kepada kelompoknya baik anggota kelompok penanya diberi
ciri-cirinya, rasanya, warnanya kesempatan untuk memberikan
atau apa saja yang dapat dilihatnya. satu pertanyaan kepada kelompok
Anggota kelompok yang lain harus penjawab. Kelompok penjawab
mengambil benda yang dijelaskan hanya boleh menjawab “ya” atau
oleh siswa yang melihat tadi. “tidak”. Setelah seluruh anggota
Kelompok yang paling cepat dan kelompok bertanya, maka
paling banyak mengambil benda kelompok harus berunding dari
dalam kotak, itulah yang menang. hasil jawaban penjawab, benda apa
Permainan ini untuk melatih yang disembunyikan itu. Bila dapat
keterampilan berbicara dan diterka, maka kelompok penanya
menyimak. mendapat nilai. Permainan ini
3. Aku Seorang Ditektif. Permainan untuk melatih berbicara dan
ini dilakukan berpasangan. berpikir analitis.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 161


5. Baca Lakukan. Permainan ini loncat ke ibu, loncat ke adik.
untuk kelas rendah yang sudah bisa Dengan demikian, setiap anak
membaca. Dilakukan berpasangan. membaca bulatan untuk diinjak.
Seorang anak harus membaca Lebih meningkat lagi, bulatan kata
suruhan tertulis yang dibuat guru, bisa dalam bentuk yang lebih sulit,
pasangannya harus melakukan apa misalnya kata yang bila digabung
yang diperintahkan dalam bacaan. bisa menjadi kalimat. Kata pada
Misalnya, saya harus menunduk. bulatan disebar di lantai dan
Saya memegang lutut kiri. Saya memungkinkan dapat menyusun
menari sambil memegang kepala. beberapa kalimat bila diloncati
Guru memperhatikan berapa dengan benar. Misalnya : Ayah
perintah yang dilaksanakan dengan pergi ke pasar. Ayah membawa
benar dan apakah pembaca buku. Jadi, siswa harus loncat ke
membaca perintah dengan benar. ayah, pergi ke dan pasar. Loncat ke
Permainan dilakukan bergantian. ayah, membawa, buku. Permainan
Permainan ini untuk melatih ini untuk membaca permulaan.
membaca dan menyimak. 8. Perjalanan dengan Denah.
6. Bermain Telepon. Permainan ini Mengamati denah kota atau daerah
untuk kelas rendah. Siswa secara tempat tinggal. Siswa menyalin
berpasangan harus mempersiapkan atau menggambarkan denah bagian
alat untuk menelpon, baik telepon tertentu dari kota (kerumitan
biasa maupun telepon genggam. tergantung pada tingkatan kelas)
Siswa harus menelpon temannya pada kertas manila. Menuliskan
menanyakan pekerjaan rumah atau nama-nama tempat dan jalan, serta
buku pejaran yang harus dibawa arah arus lalulintas dalam denah
besok hari. Biarkan siswa pada potongan kertas manila.
mengembangkan pecakapannya Tempelkan denah pada papan tulis
sendiri, kecuali kalau terhenti, guru atau papan planel. Amati denah.
memberi pancingan berupa Sebutkan nama-nama tempat,
pertanyaan kepada siswa. Guru jalan, dan arah lalulintas. Tentukan
memperhatikan cara siswa tempat tertentu sebagai awal
mengungkapkan gagasan dan kalau berangkat dan tempat tujuan.
perlu cara pelafalan yang benar. Ceritakan arus perjalanan dari satu
Permainan ini untuk melatih tempat ke tempat lain yang sudah
berbicara. ditentukan. Tuliskan arus
7. Meloncat Bulatan Kata. Buatlah perjalanan tersebut dalam tulisan
bulatan-bulatan dari kertas karton, deskripsi. Rancang sebuah
kira-kira sebesar piring. Tulislah permainan perjalanan yang
nama-nama susunan keluarga tujuannya disembunyikan. Satu
Misalnya : ayah, ibu, kakak, adik. anak bertindak sebagai pemain
Pasanglah bulatan kata itu di lantai. kunci dan kelompok lain sebagai
Bentuklah siswa menjadi beberapa penanya pemain tadi tentang nama-
kelompok. Suruhlah siswa setiap nama jalan yang dilewati.
kelompok meloncati bulatan kata Misalnya, apakah kamu akan
yang diucapkan kelompok lain atau melewati Jalan Sudirman? Apakah
guru. Misalnya loncat ke kakak, belok kiri ke Jalan Abdurahman?

162 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Dan seterusnya. Pemain kunci kalimatnya ada yang benar ada
hanya boleh menjawab “ya” atau yang salah. Caranya, guru
“tidak” dan “bisa”. Kelompok menjelaskan bahwa setiap
penanya harus menebak tempat kelompok harus mencari kalimat
yang akan dituju pemain kunci yang salah dan yang benar dari
tadi. Kelompok yang benar wacana yang dibacanya dengan
menebak tujuan, itulah yang cara memberi tanda dengan stabilo.
menang. Permainan ini untuk Wacana dibagikan. Siswa
melatih menulis, membaca denah, membaca. Berdasarkan waktu yang
dan menyimak. Cocok untuk kelas ditentukan guru memberi aba-aba
tinggi (kelas IV, V dan VI). kepada siswa untuk memulai. Tiap
9. Mengarang Gotongroyong. kelompok harus dapat memberi
Tempatkan beberapa benda ke tanda sebanyak-banyaknya kalimat
dalam tas atau kotak. Buatlah yang salah dan kalimat yang benar.
kelompok. Suruhlah salah seorang Kelompok yang berhasil
siswa pertama wakil dari kelompok mengumpulkan banyak sebagai
mengambil satu benda, dan dia pemenangnya. Permainan ini
harus membuat kalimat berkaitan melatih membaca cepat dan cermat
dengan benda tersebut. Bantulah serta memahami kalimat. Untuk
bila siswa memerlukan bantuan kelas tinggi kelas V atau VI.
guru. Misalnya benda itu bola, 11. Kata dari Wacana. Permainan ini
anjurkan dia mengatakan “ Pada dimainkan secara berkelompok.
suatu hari aku menemukan bola.” Siswa dibagi menjadi beberapa
Lalu guru bertanya kepada siswa kelompok. Setiap kelompok
lain dari kelompok yang sama,” Di mendapat fotokopi wacana yang
mana bola itu ditemukan?”, terus harus dibaca. Setiap kelompok
sampai siswa yang terakhir. Kalau harus mengajukan satu kata (hasil
dirasakan hasil karangan masih diskusi) yang harus dikatakan
bisa diperpanjang, siswa yang kepada kelompok lain. Kelompok
pertama bisa ditanya kembali. yang diberi kata harus memberikan
Kelompok yang dapat menyusun kata-kata lain yang berhubungan
karangan runtut dan gagasannya dengan kata yang diucapkan
sesuai dengan yang pertama itulah kelompok yang memberi kata.
yang menang. Permainan ini Misalnya, dari wacana “Musim
melatih keterampilan menulis Hujan”, kelompok mengambil kata
(menyusun gagasan) dan membuat hujan. Maka kelompok lain harus
kalimat. mencari kata yang terkait dengan
10. Stabilo Kalimat. Permainan ini hujan. Contohnya ada kelompok
berkelompok. Siswa dibagi yang mengatakan banjir, dingin,
menjadi beberapa kelompok. basah, dan seterusnya, kelompok
Tujuannya agar siswa dapat yang paling banyak
menentukan kalimat yang salah mengemukakan kata yang
dan yang benar dalam suatu berkaitan dengan kata yang
wacana yang dibacanya. Wacana diberikan kelompok penanya,
yang harus disediakan berupa itulah pemenangnya. Permainan ini
kliping wacana yang kalimat-

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 163


melatih keterampilan membaca dan Kalau kau suka hati geleng kepala
kosa kata. (kelompok lain menggeleng
12. Cerita Berantai. Permainan ini kepala), kalau kau suka hati, mari
dilakukan berkelompok dua orang. kita lakukan, kalau kau suka hati
Setiap kelompok harus loncat katak (kelompok lain
melanjutkan cerita yang diucapkan meloncat seperti katak).
kelompok lain. Cerita dimulai dari
guru. Anggota kelompok yang satu Permainan ini melatih kemampuan
sebagai pembicara melanjutkan menyimak.
cerita, yang seorang lagi mencatat 14. Tema : Aneka Permainan
kalimat yang diucapkan setiap Subtema : Permainan Sondah
kelompok dan membacakannya (Engkle)
setelah cerita selesai. Misalnya, Waktu : 2 jam pelajaran
guru memberi kalimat pertama: Kelas/ smt : 1/II
“Di sebuah kampung ada seorang
anak yatim ....”. kelompok pertama Standar Kompetensi :
harus meneruskan cerita itu. • Mampu membaca dan memahami
Kalimat dari kelompok pertama teks pendek dengan cara membaca
diteruskan oleh kelompok kedua, lancar.
dan seterusnya. Permainan ini
untuk melatih menyimak dan Kompetensi Dasar :
menyusun cerita yang runtut. • Membaca nyaring.
Cocok untuk kelas IV, V, dan VI.
13. Siap Laksanakan Perintah. Indikator :
Permainan ini bermain melalui • Mengenal huruf-huruf dan
lagu. Siswa dibagi beberapa membacanya sebagai suku kata,
kelompok. Setiap kelompok harus kata, dan kalimat sederhana.
mengganti lirik lagu “Suka Hati” • Membaca nyaring kalimat demi
dengan perintah yang harus kalimat dalam paragraf serta
dikerjakan oleh kelompok lain. menggunakan lafal dan intonasi
Permainan diawali oleh guru yang tepat sehingga dapat
dengan menyanyikan lagu : Kalau dipahami orang lain.
kau suka hati tepuk tangan (semua
siswa tepuk tangan). Kalau kau Kegiatan pembelajaran
suka hati tepuk tangan (siswa tepuk • Mempersiapkan lapangan Sondah
tangan). Kalau kau suka hati, mari (Engkle) dan kartu kata
kita lakukan, kalau kau suka hati • Dengan bimbingan guru, siswa
tepuk tangan (siswa tepuk tangan). membaca teks cerita yang ada di
Setelah guru memulai dengan papan tulis dengan lafal dan
melagukan lagu tersebut, intonasi yang wajar
selanjutnya giliran kelompok • Guru menjelaskan kembali aturan
pertama yang sudah berdiskusi permainan Sondah kepada siswa
mengganti lirik dan perintah dari dihubungkan dengan kegiatan
lagu tersebut. Misalnya : kalau kau membaca
suka hati tarik tangan (kelompok
• Guru membagi siswa menjadi
lain menarik tangan temannya),
empat kelompok, masing-masing

164 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


kelompok terdiri empat orang
siswa, setiap anggota ada yang
ditugaskan melompat sambil
membaca, membantu mengarahkan
dan memberikan semangat serta
ada anggota yang menyusun kata,
kalimat dengan kartu kata untuk
mencocokan dengan hasil loncatan
anggotanya.
• Guru menyusun suku kata yang
ada dalam teks bacaan yang sudah
dibaca nyaring, ke dalam kotak-
kotak formasi Sondah, kegiatan
membuat kata dilombakan, setiap
kelompok menyusun kata yang
bermakna dan hasil ditebak
kelompok lawannya
• Dengan bimbingan guru, setiap
kelompok melakukan permainan
sambil membaca tiap suku kata
yang digabungkan menjadi kata
yang bermakna dengan cara
melompat-lompat sebelah kaki
sambil membaca dengan suara
nyaring.
• Dengan bimbingan guru, setiap
kelompok menyusun kata-kata ke
dalam kotak-kotak formasi Sondah
serta setiap kelompok melakukan
permainan kembali untuk
menyusun kalimat dengan cara
yang sama sambil membaca kata-
kata yang diloncatinya. Anggota
lainnya membantu mengarahkan
dan menyusun di papan tulis
dengan kartu kata untuk dibaca
bersama-sama. Kelompok yang
banyak meyusun kalimat,
kelompok pemenangnya.

Evaluasi
Prosedur evaluasi : Postes
Jenis evaluasi : tes dan nontes
Bentuk evaluasi : tertulis dan
perbuatan/ observasi

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 165


Bacaan 12 dimensi pendidikan tersebut bagi anak-
BAB II anak dan remaja.
SIKAP HIDUP Berbagai metode mengajar yang efektif
yang biasanya berbeda dengan metode
KEBERSAMAAN
pembelajaran di sekolah ternyata banyak
digunakan di rumah dan dalam
Bab ini akan membahas perihal
masyarakat.
kebersamaan sebagai sikap dan
Sunal menyebut beberapa metode yang
kemampuan bekerjasama dalam
banyak digunakan tersebut, antara lain
hubungan antar anggota masyarakat,
pemodelan, pembelajaran langsung
serta kemampuan dalam berpartisipasi
(direct instruction), pelatihan, simulasi,
sosial. Bab ini dibahas dengan tujuan
pembandingan masalah/fenomena,
antara lain:
permainan interaktif, supervisi, dan
1) Siswa dapat menerima dan
pembelajaran tak langsung melalui
memenuhi tanggung jawab sosial yang
kecenderungan/keterpengaruhan yang
berhubungan dengan kewarganegaraan
menjadi dasar pembentukan watak
di tengah-tengah masyarakat,
(predispositions).
2) Siswa memiliki sikap tanggap
Sunal bahkan menganjurkan kepada para
terhadap masalah-masalah yang dapat
guru, khususnya guru Pendidikan IPS
mempengaruhi kehidupan masyarakat,
agar menjadikan pendidikan IPS di
3) Siswa mampu mengidentifikasi
rumah bagi murid-muridnya sebagai
situasi dimana tindakan sosial
dasar dari pendidikanya di sekolah, jika
diperlukan,
ingin sukses. Sebab jika tidak, maka
4) Siswa mampu bekerja secara
pendidikan IPS di sekolah menjadi tidak
individual maupun kelompok untuk
realistik. Realitas kehidupan anak
mengambil tindakan yang tepat,
memang dimulai dari rumah. Itulah pula
5) Siswa memiliki kemampuan
yang dikemukakan Ferguson (1991:389)
berpartisipasi sosial,
bahwa dalam pendidikan multi kultur
6) Siswa mampu bertindak secara
(masyarakat yang berbudaya majemuk)
bertanggung jawab, dan
untuk membangun semangat hidup
7) Siswa memiliki kemauan dan
kebersamaan dalam masyarakat
bersedia membantu/menolong orang
demokrasi hanya dapat mengharapkan
lain.
hasil maksimal, terutama pada aspek
partisipasi jika ada keterpaduan program
2.1. Peran Keluarga dalam
di sekolah dengan masyarakat.
Pendidikan untuk Membangun
Leichter (1979) menegaskan bahwa
Semangat Hidup dalam Kebersamaan
sesungguhnya keluarga memang
Dalam studinya tentang pengaruh
pendidik. Karena itu keberadaannya
keluarga dalam Pendidikan IPS, Sunal
harus diperhitungkan dalam konteks
(1991:298) menegaskan bahwa
pendidikan. Keluarga dianggap lebih
membangun semangat hidup dalam
mampu untuk memperkenalkan
kebersamaan sebagai bagian dari
kehidupan yang sebenarnya yang oleh
Pendidikan IPS dimulai dari rumah dan
Ornstein dan Levine (1989) dipandang
dilanjutkan di rumah.
sebagai esensi pendidikan melalui
Faktor-faktor keluarga memiliki
penyediaan kesempatan untuk
pengaruh yang besar sekali dalam
mengalami kehidupan pada diri anak,

166 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


sehingga ia mampu membentuk tatanan membutuhkan terjadinya semacam
sosial baru dalam kehidupan “pencapaian” atau “dialog”. Dialog itu
masyarakatnya. berlangsung tidak hanya diantara
Dalam Pendidikan, keluarga memiliki anggota keluarga, melainkan juga
peran yang amat besar dalam dengan anggota masyarakat di luar
menjalankan fungsi sosialisasi bagi keluarga itu, karena mereka tidak terus
anak-anaknya. Pendidikan multi kultur menerus terkurung dalam rumah,
dalam membangun masyarakat melainkan hidup di tengah
demokratis merupakan konsep masyarakatnya. Apa yang didapatnya
operasional dalam fungsi sosialisasi dari lingkungan masyarakatnya direkam
yang dialami masyarakat. Dalam dan kemudian melatarbelakangi
konteks masyarakat Indonesia, dialognya dengan sesama anggota
keunggulan pendidikan multi kultur keluarganya.
mendapat dukungan yang kuat dari Lebih lanjut, M.I Soelaeman juga
suasana hidup keluarga. menjelaskan hal mendasar dalam
Salah satu keunggulan penting konteks dialog itu, yaitu dialog para
pendidikan dalam keluarga/masyarakat anggota keluarga dengan Sang Maha
terletak pada fungsi afektif dan relegius. Pencipta, dalam bentuk renungan
Hal ini mudah dipahami mengingat maupun pengaduan. Ini semua membuat
masyarakat Indonesia yang relegius, luas dan dalamnya dialog yang
hampir setiap keluarga menekankan dilakukan para anggota keluarga dalam
konsep-konsep dan perilaku yang kelangsungan kehidupan keluarga itu
bersumber pada agama kepada pola sehari-hari. Maka dialog itu terjadi
prilaku kehidupan anak-anak mereka. dalam 3 dimensi: (1) dialog antar
Nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran anggota keluraga, (2) dialog antar para
agama sangat mendukung hidup anggota dengan lingkungan
kebersamaan. Bagi makhluk beragama, masyarakatnya, dan (3) dialog masing-
semua manusia memiliki derajat yang masing pribadi anggota keluarga dengan
sama, tak ada kulit putih, tak ada kulit Sang Maha Pencipta.
hitam, tak ada orang barat, tak ada orang Paolucci, Hall, dan Axinn (1977:15)
timur, suku-suku dan bangsa-bangsa dalam ungkapan yang lain, menyebut
diciptakan Tuhan untuk saling keluarga sebagai suatu kesatuan yang
mengenali identitas masing-masing. setiap anggotanya saling mempengaruhi
Keluarga, menurut Soelaeman (1992:50) secara dinamis dan adaptif. Dalam
sangat intens mendorong para suasana saling pengaruh tersebut,
anggotanya memainkan peran dalam terbentuk kerja sama yang saling
suatu dialog. Menurutnya para anggota mendukung. Keluarga juga disebutnya
keluarga yang hidup dalam suatu sebagai unit yang memiliki keeratan
naungan keluarga itu mungkin saja dalam bekerjasama dan terdapat
terbentuk dunia hubungan saling bergantung. Seorang
yang berbeda, sehingga dapat anggota keluarga seringkali tak memiliki
melahirkan perbedaan penafsiran dan fungsi tanpa dukungan yang lain.
persepsi mengenai suatu peristiwa Hubungan saling mendukung itulah yang
tertentu dalam keluarga itu. Perbedaan membentuk nilai-nilai tertentu melalui
yang kadang bersifat prinsipal itu interaksi antar anggota keluarga. Jadi
menyebabkan di dalam keluarga sebagai ekosistem, interaksi yang terjadi

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 167


antar anggota dalam keluarga tidak kesenjangan, dan konsistensi antara
hanya hubungan antar orang, akan tetapi pemikiran yang ideal dan perbuatan
lebih dari itu merupakan suatu hubungan nyata. Sedangkan nilai-nilai sosial
yang saling mendukung, saling mencakup nilai kerja sama,
bergantung, dan saling mempengaruhi, pengakuan/penghargaan, kebebasan,
baik antar anggota maupun dengan keadilan, kebaikan, kesamaan,
lingkungan yang mengelilinginya secara persesuaian/ kecocokan, penghargaan
berkelanjutan. terhadap hukum, dukungan terhadap
Dalam berbagai dimensi dialog itu peranan mayoritas, rasa saling
sesungguhnya berlangsung pendidikan membutuhkan, dan
yang mensosialisasikan dan pengakuan/penghargaan terhadap harga
menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri dan martabat setiap orang.
anggota keluarga. Keluarga memang Pembentukan nilai-nilai dalam keluraga
memiliki potensi untuk mewujudkan merupakan proses pendidikan yang
lahirnya situasi dan semangat hidup dialami dengan sendirinya atau yang
dalam kebersamaan. Kadarusmadi biasa disebut secara “autonomous
(1996) menegaskan hal ini dengan learning” bagi para anggotanya. Diakui
mengemukakan bahwa situasi keluarga bahwa dimensi pendidikan dalam
yang terbina dalam pertemuan antara keluarga begitu luas.
orang tua dan anak secara komunikatif, Sikap dan prilaku demokratis yang
dialogis alam mencapai tujuan membangun semangat hidup dalam
pendidikan, maka situasi seperti itu kebersamaan adalah salah satu nilai yang
merupakan situasi yang baik bagi relevan dan amat penting yang berada di
terbinanya suatu peristiwa pendidikan dalamnya. Termasuk dalam proses
yang bermakna bagi anak. Dalam pendidikan itu adalah perbedaan persepsi
keluarga sebenarnya dikembangkan yang menurut
nilai-nilai yang berlaku dalam Paolucci, Hall, dan Axinn (1997:55)
masyarakat. Paolucci, Hall, dan Axinn merupakan faktor penting dalam belajar.
(1977:65-66) menyebutkan tiga tipe Stimulus yang didapat seseorang
dasar nilai-nilai yang berkembang dalam menentukan besarnya kesempatan untuk
kehidupan keluarga, yang ternyata sarat mendapatkan variasi pengalaman orang
akan nilai-nilai yang menjadi bahan itu serta membentuk persepsi yang
baku bagi membangun hidup sesuai dan sejalan dengan situasi yang
kebersamaan, yaitu: (1) nilai-nilai baru. Intensifikasi hubungan dalam
kepribadian (personal values), (2) nilai- keluarga akan memberikan kesempatan
nilai moral (moral values), dan (3) nilai- yang lebih luas sebagai arena yang
nilai sosial (sosial values). Nilai-nilai utama bagi para anggotanya untuk
moral menurutnya mencakup nilai benar mengalami pendidikan seperti itu.
dan salah, nilai tanggung jawab terhadap Sementara itu, sekolah merupakan arena
kehidupan yang dilindungi oleh utama yang lain, kekuatannya terletak
kebebasan dan hak-hak azasi manusia. pada disediakannya sarana fisik, non
Nilai-nilai itu diwujudkan dalam sikap fisik, dan fasilitas yang dirancang secara
kejujuran, saling ketergantungan, sengaja dan terencana untuk
toleran, kedamaian kebebasan berfikir, melaksanakan program pendidikan.
memiliki rasa keterbukaan, integritas, Dalam beberapa hal, sekolah melengkapi
memiliki perhatian (peka) terhadap kekurangan yang ada pada keluarga.

168 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Dalam perkembangan zaman seperti amanat Allah SWT yang mengandung
sekarang ini, keluarga tidak mungkin konsekuensi bahwa mereka
lagi memenuhi semua tuntutan berkeharusan mengemban tanggung
kebutuhan dan aspirasi generasi muda, jawab untuk melindungi, membesarkan,
terutama berkaitan dengan kebutuhan dan mendidiknya.
akan informasi, ilmu pengetahuan dan Ditinjau dari sisi anak, diakui bahwa
teknologi. Karena itu, secara hipoteteis menurut kodratnya anak memiliki
diakui bahwa semakin maju suatu kemampuan untuk mengembangkan diri,
masyarakat akan semakin penting tetapi dengan bantuan atau interaksi dan
peranan sekolah. Jelaslah bahwa komunikasinya dengan orang lain,
keluarga pada dasarnya memiliki potensi terutama jika interaksi itu berlangsung
untuk menjalankan peran pendidikan dengan orang tuanya, maka
yang mampu mendukung terciptanya pengembangan diri itu akan berlangsung
suasana hidup dengan semangat lebih baik (Kadarusmadi, 1996).
kebersamaan, terutama melalui proses Demikian pula ditinjau dari sudut
sosialisasi bagi anak-anaknya. pendidikan, anak baru akan menjadi
Dengan ungkapan yang lain, keluarga manusia dan memahami dirinya setelah
dan sekolah merupakan wahana yang ia hidup bersama dan berinteraksi
seharusnya saling mendukung dalam dengan orang lain, dan dengan kedua
pendidikan demokrasi untuk orang tuanya (Langeveld, 1980),
membangun kehidupan dengan disamping dinamika kepribadiannya
semangat kebersamaan tersebut. secara internal dalam dirinya, dan
Keluarga merupakan kelompok primer pengaruh interaksinya dengan
yang dianggap mampu menjadi tempat lingkungan fisik dan budaya.
pembentukan keprihatinan. Hal ini Pendidikan budaya politik (civic culture)
diungkapkan juga oleh Soelaeman yang akan mendorong semangat hidup
(1992:53) bahwa keluarga merupakan dalam kebersamaan dalam masyarakat
lingkungan pendidikan yang pertama. demokrasi yang stabil sebagaimana
Urgensi keluarga sebagai lingkungan dikemukakan Almond dan Verba (1965)
pendidikan yang pertama, dapat perlu dilakukan dalam pendidikan di
dirangkum setidak-tidaknya disebabkan sekolah.
oleh beberapa hal: Dari beberapa ungkapannya dapat
1. Urutan pertama secara kronologis dari ditangkap bahwa yang dimaksud dengan
pendidikan yang ditempuh anak dalam budaya politik merupakan salah satu
hidupnya. aspek dari sistem politik, yaitu pola
2. Masa pendidikan yang lebih lama, sikap politik yang diperagakan oleh
karena setelah anak masuk sekolah dan sejumlah besar individu yang memiliki
masyarakat, keluarga tidak lepas tangan kewenangan sebagai warga negara pada
dan pendidikan dalam keluarga tetap suatu negara, yang disebutnya sebagai
berlangsung dengan porsi waktu yang kompetensi politik.
lebih luas. Pendidikan politik yang dapat
3. Pendidikan keluarga dipandang lebih mendorong kehidupan harmonis di
intensif dilihat dari sudut hubungan tengah-tengah masyarakat yang
antara orang tua dengan anak secara majemuk, penting dilakukan, meskipun
kodrati. Pandangan dan penghayatan hal itu tidaklah mudah.
orang tua bahwa anak merupakan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 169


Menurut Wakhinuddin (2001) mampu mempengaruhi
pembelajaran di kelas multietnik pemerintah/memiliki kontrol tertentu
tidaklah mudah dilaksanakan, suatu terhadap elit politik dan keputusan
keadan sulit akan dijumpai manakala politik, (8) aktif menjadi anggota
guru tidak mempunyai pengetahuan dan organisasi tertentu, (9) menyatakan
kemampuan dalam mengelola kelas kepercayaan terhadap lingkungan
multietnik. Proses pembelajaran tak sosialnya, (10) memiliki kebanggaan
berjalan lancar karena terhalang oleh nasional.
pandangan relativisme budaya siswa Pendidikan budaya politik dimaksud
maupun guru, yang pada akhirnya dalam tulisan ini dipertegas dengan
mengurangi kualitas pendidikan. sebutan membangun semangat hidup
Keadaan semacam ini sering dijumpai di kebersamaan dalam masyarakat
Indonesia, dan menyulitkan demokrasi, mengingat demokrasilah inti
terlaksananya pendidikan yang baik. dari budaya politik sebagaimana
Untuk mengatasi kelemahan ini tergambar pada bagian terdahulu.
hendaklah ditemukan suatu strategi Dalam konteks pendidikan demokrasi
pengajaran multietnik. Kemajemukan seperti itu, maka setiap warga negara
suku merupakan salah satu ciri yang demokratis konstitusional,
masyarakat Indonsia yang seringkali diharapkan memahami konsep dan
dibanggakan. Banyak yang belum prinsip-prinsip demokrasi
menyadari bahwa kemajemukan tersebut agar mampu berpartisipasi secara
juga menyimpan potensi konflik yang bermakna dalam kehidupan negara dan
dapat mengancam kehidupan berbangsa realitas kehidupan sosial. Pemahaman
dan bernegara. Kemajemukan minimal yang dibutuhkan antara lain
(pluralism) suku di Indonesia pada masa adalah pemahaman tentang tujuan dan
kini sudah berbeda gambarannya dengan fungsi hak-hak konstitusional dan
kemajemukan suku masa lampau. kemerdekaan, seperti kebebasan
Hubungan sosial di daerah pertemuan berekpresi, kebebasan beragama,
antarsuku tentunya lebih rumit karena perlindungan terhadap dakwaan yang
adanya perbedaan budaya. tidak beralasan dan dari perampasan hak
Pendidikan kemajekukan (multi kultur) tanpa alasan, hak untuk mendapatkan
sebagai bagian dari pendidikan politik keadilan, dan perlindungan dari bahaya
bangsa perlu dilakukan untuk tindak kejahatan (NAEP, 1983 dalam
mengembangkan kompetensi siswa baik Patrick dan Hoge, 1991).
personal, sosial, maupun individual. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
Indikator yang ditunjukkan dari prinsip-prinsip inilah yang secara
kompetensi itu antara lain adalah: (1) minimal seyogianya menjadi bahan
sadar akan pengaruh pemerintah material bagi pendidikan demokrasi
terhadap dirinya, (2) mengikuti dan dalam masyarakat multi kultur untuk
menaruh perhatian pada proses politik, membangun semangat hidup dalam
(3) menyerap informasi politik, (4) kebersamaan. Apa yang diungkapkan
memiliki pendapat tentang sejumlah Patrick dan Hoge yang disebutnya
masalah politik, (5) terlibat dalam sebagai prinsip-prinsip demokrasi itu
pembicaraan/wacana politik, (6) leluasa merupakan bahan minimal yang harus
membicarakan soal politik dengan dipahami seorang warga negara untuk
siapapun, (7) memandang dirinya mampu memberikan partisipasinya

170 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dalam membangun masyarakat yang dimilikinya, maka keluarga mampu
demokratis dalam kenyataan multi menyelenggarakan pendidikan pada
kultur. Kemampuan lain yang lebih semua matra tersebut. Persoalan penting
lengkap masih banyak dibahas para ahli. adalah bagaimana merumuskan unsur-
Cogan (1997) menyebutkan lebih unsur utama yang harus dimasukkan
banyak lagi tentang kemampuan yang sebagai “kurikulum” dalam pendidikan
dituntut warga negara untuk multi kultur untuk membangun
berpartisipasi dalam membangun masyarakat demokrasi dalam hidup
masyarakat multi kultur tersebut, kebersamaan.
terutama dalam menghadapi abad-21,
meskipun tidak menyebutnya secara 2.2. Seribu Satu Suku Bangsa,
spesifik sebagai komponen pendidikan Bangsa Indonesia yang hidup menyebar
multi kultur. Kemampuan itu, ialah: pada ribuan pulau-pulau yang terangkai
1. Kemampuan memahami dan dalam satu gugusan memiliki corak
mendekati masalah-masalah sebagai identitas, pola tingkah laku, unsur-unsur
anggota masyarakat global budaya yang beragam berdasarkan
2. Kemampuan bekerja sama dengan daerah kebudayaan tertentu. Aneka
yang lain dalam bentuk kooperatif ragam dan corak kebudayaan yang ada
yang bertanggung jawab dalam pada setiap daerah di Indonesia
masyarakat. sekaligus mencerminkan pula aneka
3. Kemampuan memahami, menerima, ragam suku bangsa. Mereka hidup
dan toleran terhadap budaya yang dengan pola dan caranya sendiri-sendiri,
berbeda. sehingga dapat disaksikan dan dihayati
4. Kapasitas berpikir secara kritis dan sebagai suatu kesatuan yang padu dan
sistemik harmonis.
5. Kemauan untuk menyelesaikan Dalam sebuah masyarakat bangsa yang
konflik dengan menghindari memiliki berbagai keragaman
keberingasan seharusnya dikembangkan model
6. Kemauan untuk merubah gaya hidup pendidikan yang mendukung eksistnsi
dan kebiasaan konsumtif keragaman tersebut.
7. Memiliki sensitivitas untuk membela Dalam pendidikan seperti itu, Guru
hak-hak azasi manusia (seperti hak- harus membina siswa agar bisa memiliki
hak perempuan, dan hak-hak kaum kebiasaan hidup yang harmonis,
minoritas). bersahabat, dan akrab sesama teman.
8. Kemauan dan kemampuan Konsep sosialisasi pendidikan yang
berpartisipasi dalam kehidupan dapat diterapkan pada pendidikan
politik pada tingkat lokal, nasional, diantaranya konsep proses sosial, yaitu
dan internasional. suatu cara berhubungan antarindividu
Ungkapan-ungkapan di atas banyak atau antarkelompok atau individu
memuat unsur-unsur pokok demokrasi dengan kelompok yang menimbulkan
dan menyangkut matra yang luas dari bentuk hubungan tertentu. Dari
aspek kognitif untuk mampu memahami, hubungan ini diharapkan mereka
afeksi (kemauan dan sensitivitas) dan semakin kenal, semakin akrab, lebih
psikomotor yang diperlukan untuk mudah bergaul, lebih percaya pada pihak
berpartisipasi dalam kehidupan lain, dsb. Kesemuanya ini dapat
bermasyarakat. Dengan keunggulan dipahami sebagai adab manusia. Proses

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 171


sosialisasi dimulai dari interaksi sosial bahwa pada berbagai kelompok dalam
dengan perilaku imitasi, sugesti, tiap kebudayaan terdapat ungkapan-
identifikasi, dan simpati (Pidarta, ungkapan yang mengingatkan kepada
1997:147). Interaksi sosial akan terjadi diri mereka sendiri bahwa mereka
apabila memenuhi dua syarat: kontak sendirilah yang pantas sebagai “orang”
sosial dan komunikasi. Setiap (the people) atau yang secara tersirat
masyarakat saling berinteraksi satu bahwa yang lain di luar kelompoknya
dengan lainnya, dan saling beradaptasi kurang “berciri manusia” (Banks &
pada lingkungan secara totalitas. Clegg, dalam Hasan dan Salladin,
Lingkungan ini mencakup lembaga 1999:99).
sosiopolitik masyarakat dan elemen Perasaan seperti tergambar di atas,
organik lainnya. Dari hasil interaksi biasanya disebut sebagai
sosial diharapkan tidak ada strata sosial “etnosentrisme”. Pada satu sisi,
antaretnik, dan seharusnya ada kebanggaan terhadap bentuk dan corak
pembentukan peradaban atau akultrasi kebudayaan sendiri pada setiap etnis,
antaretnik (Wakhinuddin, 2001). diperlukan untuk tetap berupaya
Suku bangsa dalam konsep sosiologis melestarikannya. Pada sisi yang lain,
adalah identik dengan etnik, yang jika hal itu berlebihan dan pada batas-
menurut Hasan dan Salladin (1999), batas yang dapat menafikan corak dan
adalah sekumpulan individu dalam bentuk budaya lain, maka hal itu dapat
masyarakat yang merasa sebaai satu membahayakan. Oleh karena itu,
kelompok karena kesamaan identitas, kesadaran akan eksistensi budaya pada
nilai-nilai sosial yang dijunjung suku bangsa yang lain dan
bersama, pola tingkah laku yang sama, mengapresiasinya merupakan hal positif
dan unsur-unsur budaya lainnya yang yang perlu dikembangkan. Yang unik di
sama pula. Kesamaan itu membentuk Indonesia ialah bahwa ribuan corak dan
komunitas yang hidup beragam di bentuk budaya yang melekat pada setiap
Indonesia. suku bangsa tidak menyebabkan
Di Indonesia, suku bangsa dapat pula timbulnya etnosentrisme berlebihan
dikonsepsikan sebagai perpaduan etnik yang membahayakan itu. Sejarah
(seperti pengertian di atas) dan ras yang Kebangsaan Indonesia menggambarkan
juga oleh Hasan dan Salladin (1999) kerukunan dan keharmonisan hidup
diartikan sebagai sekelompok orang dalam pelangi kebudayaan yang beribu
yang memiliki kesamaan dalam corak dan bentuknya. Hampir tidak
sejumlah unsur biologis, atau populasi dijumpai dalam rangkaian peristiwa
yang memiliki kesamaan unsur-unsur sejarah bangsa Indonesia, konflik antar
fisikal yang khas yang disebabkan oleh suku bangsa yang berakibat perpecahan.
keturunan (genetik). Pada dasarnya, Ribuan suku bangsa hidup dalam
setiap kelompok masing-masing merasa kebersamaan sepanjang sejarahnya. Hal
memiliki nilai-nilai keunggulan yang ini mencerminkan keunikan yang khas
tidak dimiliki kelompok etnik lainnya. dalam hidup masyarakat bangsa
Hal itu berkembang secara alamiah, Indonesia. Keunikan dalam
bukan saja di Indonesia, melainkan juga keberagaman, keragaman dalam
di berbagai kebudayaan dunia. kebersamaan, dan kebersamaan dalam
Studi yang dilakukan di berbagai keindahan pelangi kehidupan
belahan dunia misalnya, melaporkan masyarakat bangsa Indonesia.

172 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Aneka ragam Budaya, keindahan, kehalusan budi, melahirkan
Tuhan menciptakan berbagai jenis karya-karya seni yang indah. Tegasnya,
makhluk yang hidup di muka bumi ini. manusia adalah makhluk berkebudayaan.
Jika diklasifikasi, maka akan terdapat Kebudayaan menurut Koentjaraningrat
empat tingkatan kehidupan makhluk (1990) adalah keseluruhan sistem
Allah SWT di dunia ini, yaitu: (1) gagasan, tindakan dan hasil karya
makhluk anorganis (benda) yang manusia dalam rangka kehidupan
dipandang sebagai makhluk yang masyarakat yang dijadikan milik diri
memiliki tingkat kehidupan paling manusia dengan belajar. Definisi singkat
rendah, (2) makhluk tumbuh-tumbuhan, tentang kebudayaan itu mengisyaratkan
dipandang lebih tinggi, sebab tumbuh- tentang tiga hal, pertama, isi kebudayaan
tumbuhan memiliki ciri-ciri kehidupan mencakup keseluruhan hasil karya
yang jelas, seperti berkembang, manusia, kedua hasil karya itu ditujukan
bernafas, membutuhkan makanan, (3) dalam rangka peningkatan kehidupan
binatang, makhluk yang dianggap lebih manusia, dan ketiga bahwa untuk
tinggi setingkat dari tumbuh-tumbuhan. meraihnya dibutuhkan upaya
Di samping bernafas, dan berkembang, mengerahkan segenap potensinya
binatang juga memiliki instink, bahkan (kemampuan mencipta, merasa, karsa)
seringkali instink binatang lebih tajam yang disebut dengan belajar.
dari makhluk lain. (4) Manusia, sebagai Budaya juga merupakan peradaban
makhluk Tuhan yang memiliki tingkat manusia, peradaban adalah jaringan
paling tinggi (Ditjen Dikdasmen, 1999). kebudayaan. Biasanya setiap budaya
Manusia disebut makhluk dengan memiliki wilayah. Peradaban itu dapat
kualitas kehidupan paling tinggi karena dibuat melalui saling ketergantungan
di samping memiliki ciri kehidupan yang antaretnik. Saling ketergantungan ini
sudah dimiliki tumbuhan-tumbuhan dan dapat berupa program (kegiatan), dengan
hewan, manusia memiliki banyak adanya kegiatan kekuatan hubungan
kelebihan yang lain yang tidak dimiliki (power relationships) semakin erat.
dunia tumbuhan maupun hewan. Kegiatan tersebut dapat berupa:
Kelebihan-kelebihan itu di antaranya: (1) perdagangan, kesenian dan pendidikan.
memiliki kemampuan berpikir, (2)
memiliki kemampuan berfantasi,
menghayati, (3) dengan itu semua maka
manusia mampu merencanakan masa
depan yang lebih baik bagi dirinya.
Manusia mampu mengembangkan
kesenian, ilmu dan teknologi yang
memungkinkan memiliki kehidupan
yang selalu meningkat ke arah yang
lebih baik. Manusia dengan kemampuan
akal pikirannya selalu ingin mengetahui,
ingin mencari, mencoba, menyelidiki,
menemukan hal-hal baru, berhubungan
dengan kebutuhannya.
Dengan panca inderanya, manusiapun
mampu mengembangkan rasa

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 173


KH

Masyarakat
Masyarakat
“Y”
“X”
Gambar 1 Paradigma hubungan dalam jaringan
peradaban (Cohen, 1970
dalam Wakhinuddin, 2001)

174 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kekuatan hubungan (KH) dalam bentuk dan sifat kebudayaan tersendiri yang
saling ketergantungan akan khas. Oleh karena itu, karakteristik suatu
meningkatkan adaptasi antaretnik, dan kelompok masyarakat akan ikut
dapat menimbulkan peradaban baru. menentukan corak dan bentuk
Peradaban itu adalah kebudayaan yang kebudayaan masyarakat tersebut.
sudah maju. Pendidikan pada suatu Tak heran jika didapati bentuk
tempat adalah bagian dari kehidupan kebudayaan yang khas masyarakat
komunitas masyarakat setempat. nelayan di daerah-daerah pesisir pantai,
Pendidikan adalah proses membuat dalam bentuk trait (unsur kebudayaan)
orang kemasukan budaya dan membuat yang khas pula seperti cara mereka
orang jadi beradab. Ada anggapan membuat tempat tinggal, menu makanan
bahwa pendidikan adalah kunci bagi dan lain sebagainya.
pemecahan masalah-masalah sosial, Demikian juga di daerah kebudayaan
dengan mendidik anak-anak agar tidak lain, seperti daerah pegunungan, dataran
melakukan tindakan kriminal. Karena tinggi, daerah dikat hutan dan
itu, gerakan pendidikan progresif sebagainya. Itulah yang terjadi di
menyerukan rekonstruksi masyarakat Indonesia, sebuah negara dan bangsa
lewat pendidikan. yang besar terdiri dari ribuan daerah
Rekonstruksi berarti reformasi budaya, kebudayaan. Setiap daerah kebudayaan
dengan melalui pendidikan, reformasi memiliki bentuk dan sifat
(terutama reformasi pendidikan budi kebudayaannya sendiri-sendiri, dalam
pekerti) dapat dijalankan, reformasi bentuk trait (unsur kebudayaan).
moralitas (agama), reformasi Hamparan bentuk kebudayaan dengan
kebudayaan (keindonesiaan), reformasi aneka ragamnya itu menyebar di
nasionalisme (NKRI). sepanjang barisan puluhan ribu pulau,
Setiap orang atau kelompok orang dalam bagaikan untaian ratna mutu manikam.
suatu kawasan geografis tertentu yang Lihat saja umpamanya, bagaimana
disebut sebagai masyarakat, akan masyarakat Aceh menarikan tari Seudati,
mendapatkan dan menguasai masyarakat Minang memainkan tari
kebudayaan melalui proses belajar. piring,
Belajar bisa terjadi dalam bentuk masyarakat Tapanuli dengan tari
persinggungan dalam komunikasi dan Tortornya, masyarakat Jambi dengan tari
interaksi antar anggota kelompok dalam Mak Inangnya, masyarakat Sumatera
masyarakat, atau antar kelompok dalam Selatan dengan tarian Gending
masyarakat yang lebih luas, dalam suatu Sriwijaya, Jawa Barat dengan
kawasan daerah kebudayaan tertentu Jaipongnya, Jawa Tengah dengan tari
(Wakhinuddin, 2001). Serimpinya, dan ribuan bentuk tarian
Daerah kebudayaan (culture area) adalah lain yang berkembang dan tersebar di
suatu wilayah geografis yang seantero Indonesia.
penduduknya terkelompok dalam unsur- Keanekaragaman bentuk budaya itu
unsur dan kompleks-kompleks belum lagi jika dilihat dari unsurnya
kebudayaan tertentu yang sama (Hasan yang lain, seperti rumah gadang di
dan Salladin, 1996:97). Proses Minangkabau, Batik Jambi, Tenun
persinggungan, komunikasi, dan Songket dan kain Tapis dari Sumatera
interaksi antar pihak dalam daerah Selatan dan Lampung, Kerajinan Rotan
kebudayaan itu akan melahirkan bentuk dari Cirebon, ukiran Jepara, tenun ikat

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 175


dari NTT dan lain sebagainya. sebagai satu suku bangsa, yaitu Flores.
Semuanya itu merupakan kekayaan Hal yang sama juga terjadi di kalangan
khasanah kebudayaan bangsa Indonesia. suku-suku bangsa Dayak di pulau
Kekayaan budaya ini merupakan aset Kalimantan, dan suku Melayu di
yang tak ternilai tinggi harganya. Sumatera. Kesulitan mengidentifikasi
Sayangnya, kekayaan budaya yang semua suku bangsa yang ada di
dimiliki suku-suku bangsa di hamparan Indonesia sama
khatulistiwa ini sebagian besar masih sulitnya dengan mengidentifikasi jumlah
dalam bentuk yang tidak tertulis. Tidak ragam budaya mereka. Tiga puluh dua
semua kekayaan itu dapat kita jumpai propinsi yang ada di Indonesia sekarang
dalam dokumen yang tertulis. Kekayaan ini (mungkin akan bertambah seiring
itu misalnya kita dapati dalam bentuk dengan pengembangan wilayah),
adat-istiadat, cerita rakyat (folklor), dan masing-masing memiliki leih dari satu
lainnya yang sebagian kita dapat melalui bahkan ada yang puluhan ragam budaya.
deskripsi ungkapan lisan. Menurut Keragaman budaya itu terwujud dalam
Poerwanto (2000), bentuk tari-tarian, nyanyian, senjata
hal itu disebabkan antara lain oleh adat, bahasa yang digunakan, tata cara
kuatnya tradisi lisan dan tidak semuanya perkawinan, dan lainlainnya.
dapat dibeberkan di sembarang tempat Sebagai contoh dapat diambil dari aspek
dan waktu mengingat sifatnya yang budaya yaitu berupa tari-tarian daerah.
keramat atau sakral. Di Aceh terdapat tari Seudati, sebuah
2.3. Kebudayaan Daerah sebagai Unsur tarian yang sangat dinamis, dan
Kebudayaan Nasional menggambarkan keseimbangan dalam
Sampai saat ini masih sukar didapat data kehidupan orang Aceh. Keseimbangan
yang akurat yang dapat menunjukkan itu merupakan refleksi suasana
berapa jumlah sebenarnya suku bangsa kehidupan beragama yang mereka hayati
di Indonesia. Pada umumnya, disebut (Kasno dkk., 1995). Untuk menyambut
dalam beberapa sumber dalam bentuk tamu yang dihormati, mereka memiliki
data perkiraan. Ada yang menyebut tarian Saman, yang juga diilhami oleh
sebanyak 500 suku bangsa, seperti yang suasana kehidupan masyarakat yang
diidentifikasi oleh Malalatoa (dalam agamais, toleran, dan penuh tata sopan
Poerwanto, 2000) tapi ada pula yang santun.
menyebut lebih dari itu. Di Sumatera Utara terdapat jenis tarian
Kesukaran mendapatkan data tersebut, gembira dengan nama tari Manduda.
menurut Poerwanto (2000:124) Pada dasarnya tarian ini menggambarkan
disebabkan oleh ruang lingkup istilah suasana bersuka ria pada saat masa
atau konsep suku bangsa yang dapat panen. Rasa suka ria itu timbul akibat
mengembang atau menyempit, rasa syukur karena melimpahnya hasil
tergantung subjeknya. Ia memberi panen yang dikaruniakan Tuhan kepada
contoh di pulau Flores misalnya, mereka. Demikian juga dengan tarian
terdapat empat suku bangsa yang lainnya seperti tari Tor-Tor, dan tari
berbeda bahasa dan adatistiadatnya. Serampang Dua Belas. Kesemuanya
Keempatnya adalah orang Manggarai, merupakan refleksi rasa gembira,
Ngada, Ende-Lio dan Sikka. Jika mereka bersyukur, dan bahagia atas berbagai
berada di luar Flores, maka mereka rahmat Tuhan kepada mereka.
dipandang oleh suku bangsa lainnya

176 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Jika diamati, berbagai bentuk tarian serta antar kelompok dalam masyarakat yang
bentuk budaya lainnya pada masyarakat berlatar belakang sentimen agama.
Indonesia, maka didapat kesan yang Selain mengajarkan hal-hal yang relatif
membentuk benang merah berupa sama seperti mengajarkan kebaikan,
kesamaan cita dan rasa. Pada umumnya menghormati kelompok lain dan
berbagai jenis tarian yang dimiliki oleh sebagainya, tetapi antar berbagai agama
berbagai suku bangsa di Indonesia itu juga terdapat unsur-unsur yang
mencerminkan beberapa hal sebagai berbeda. Maka perbedaan dalam
berikut: masyarakat akibat perbedaan agama
a. Mengaitkan makna tarian dengan yang mereka peluk adalah suatu
nilai-nilai keagamaan, seperti refleksi kenyataan. Perbedaan-perbedaan itu jika
rasa syukur, pujian dan sebagainya. tidak dikelola dengan baik, berpotensi
b. Mencerminkan masyarakat yang memunculkan konflik di antara
menghormati tamu, keramahan, nilai kelompok. Sebaliknya, jika
sopan perbedaanperbedaan itu dapat dikelola
santun dan kehangatan. dengan baik, maka nilai-nilai agama juga
c. Menggunakan pakaian dengan berpotensi mempersatukan berbagai
warna-warna dominan, seperti merah, kelompok dalam masyarakat. Dengan
hijau dan kuning yang hampir sama di demikian, membina persatuan
berbagai daerah. menghadapi berbagai faktor keragaman
d. Menggunakan pakaian ragam kain dan perbedaan yang hidup di tengah-
panjang yang menunjukkan kemiripan tengah masyarakat harus dikelola secara
antara satu daerah dengan lainnya. arif dan bijaksana. Sebagian faktor
Jika diamati lebih dalam lagi, maka akan penting itu ialah faktor kerukunan hidup
dapat diambil nilai kepaduan dari beragama. Menurut Koentjaraningrat
keragaman berbagai bentuk tarian yang (dalam Poerwanto, 2000) terdapat empat
ada pada masyarakat Indonesia. Hal ini masalah pokok yang dihadapi dalam
berarti, diantara berbagai bentuk tarian mempersatukan bangsa Indonesia, ialah:
itu terdapat kesinambungan rasa yang (1) mempersatukan aneka-warna suku
dapat menggambarkan nuansa kesatuan. bangsa, (2) hubungan antar umat
Pada dasarnya, budaya masyarakat beragama, (3) hubungan mayoritas-
Indonesia adalah budaya serumpun, minoritas, dan (4) integrasi kebudayaan
yang apabila digali kesamaannya maka di Irian Jaya dan Timor-Timur dengan
akan dapat membentuk budaya nasional. kebudayaan Indonesia.
Maka budaya daerah pada dasarnya Kemajemukan yang dimiliki bangsa
merupakan bagian dari budaya nasional Indonesia haruslah dipahami dari dua
tersebut. sisi. Pada satu sisi kemajemukan
merupakan kekayaan keragaman yang
2.3. Rukun dalam Kehidupan membanggakan, tapi pada sisi yang lain
Beragama kemajemukan juga berpotensi konflik.
Agama mengajarkan umatnya Faktor yang cukup dominan dalam
bagaimana hidup bahagia, antara lain kemajemukan yang berpotensi
melalui hidup yang rukun dalam memunculkan konflik adalah kehidupan
masyarakat. Tetapi juga merupakan yang diwarnai dengan sentimen agama.
kenyataan yang tak dapat dipungkiri Karena itu, berbagai faktor
bahwa sering kali terdapat pertengkaran kemajemukan dalam kehidupan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 177


beragama hendaknya dikelola secara dan kreativitas seni lainnya. Keindahan
bijak agar potensi konflik dapat seni sering terpadu dengan seni alam,
dikendalikan, dan potensi persatuan misalnya kesenian Bali, Jawa, Melayu,
ditumbuhkan. Menggali nilai-nilai Banjar, Bugis, dan sebagainya.
kesamaan sebanyak mungkin dan Keindahan moral menyangkut nilai-nilai,
meminimalkan potensi konflik sebisa baik nilai ekstrinsik maupun intrinsik.
mungkin. Jadikan agama sebagai sumber Keindahan intelektual menyangkut
inspirasi bagi terwujudnya persatuan dan pandangan hidup, filsafat, kejiwaan, dan
kesatuan bangsa. sebagainya. Dalam pandangan hidup
terdiri atas cita-cita, kebijakan, dan sikap
2.4. Hamparan Zamrud Khatulistiwa hidup.
Indonesia zamrud Khatulistiwa Keindahan nusantara adalah keindahan
mempunyai makna, bahwa Indonesia panorama alamnya, keindahan
yang terletak di khatulistiwa mempunyai budayanya, keindahan moral dalam
pesona keindahan yang luar biasa. budayanya, keindahan intelektual hati
Hamparan iotu dimulai dari Sabang nuraninya, keindahan secara keseluruhan
sampai Merauke. Keindahan itu bersumber dan berpegang teguh pada
menyangkut keindahan dalam arti luas, nilai-nilai Pancasila yang sudah
keindahan dalam estetika, dan keindahan mengurat akar dan mendarah daging.
dalam arti terbatas. Keindahan dalam arti Dalam hal ini disebut keindahan psikis.
luas menurut Plato adalah perwatakan Keindahan bumi Indonesia masih
dan hokum yang indah. Sedangkan ditambah lagi dengan kesuburan
Aristoteles merumuskan keindahan Indonesia. Koes Plus mengatakan
sesuatu yang baik dan menyenangkan. “tongkat kayu jadi tanaman”. Berbagai
Platinum keindahan adalah menyangkut flora dan fauna melengkapi Indonesia
ilmu dan kebajikan. Orang Yunani dengan keindahan yang hakiki. Namun
menyebut “Symetria”, artinya seni sumber daya alam itu belum secara
arsitektur dan harmonia. maksimal di eksplorasi karena
Keindahan Indonesia menyangkut keterbatasan sumber daya manusia atau
pengertian secara keseluruhan yakni etos kerja warganya. Keindahan alam
alam, seni, moral, dan intelektual, yang yang lain juga letak wilayah Indonesia
mampu diwujudkan sejumlah kualita dalam silang dunia, di antara dua lautan
pokok dalam kesatuan atau unity, mempunyai pengaruh terhadap
keseimbangan (balance), dan perkembangan dan kejiwaan bangsa
keperbedaan (contras). Keindahan alam Indonesia. Bangsa Indonesia masih
berupa gunung-gunung, laut, pantai, sebatas memuji-muji keelokan wilayah
gua-gua, tumbuh-tumbuhan, hewan- negaranya, namun kurang mampu
hewan, dan sebagainya. Keindahan mengkaji secara realita potensipotensi
estetika menyangkut pengalaman estetik bangsa sebagai modal pembangunan.
seseorang dalam hubungannya dengan Penerapan konsep-konsep geopolitik
sesuatu yang diserapnya. Keindahan Indonesia belum mampu mengatasi
dalam arti terbatas mempunyai arti yang permasalahan-permasalahan bangsa.
lebih disempitkan melalui penglihatan, Oleh karena itu, Indonesia tidak mau
yakni keindahan bentuk dan warna. diibaratkan “ayam mati dalam lumbung
Keindahan seni menyangkut berbagai padi”. Kalau hal itu terjadi maka hanya
macam seni tari, seni lukis, seni suara, satu penyebabnya tidak lain adalah

178 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


factor ketololan saja. Berbagai contoh seterusnya. Adapun yang berada di
dapat dikemukakan misalnya banyak Philipina terus menyebar ke Minahasa
masyarakat menderita busung lapar dan pulaupulau kecil di sekitarnya.
padahal di lingkunganya adalah tanah Setelah mereka menempati pulau-pulau
pertanian yang subur. Banyak dan hidupnya berpisah-pisah maka
kekurangan gizi karena tidak lambat laun bahasa merekapun menjadi
memperhatikan bagaimana makan yang berlainan pula, menjadikan bangsa dan
baik. Oleh karena itu, ungkapan bahasa masing-masing seperti bangsa
Indonesia ibarat hamparan zamrud Aceh dengan bahasa dan tulisan Aceh,
khatulistiwa tidak hanya dalam katakata bangsa Batak dengan bahasa dan tulisan
puji, tetapi lebih dari itu memerlukan Batak, dan lain-lainnya yang tersebar di
kebangkitan bangsa yang beradab dan seluruh penjuru Nusantara. Namun
maju, yang mampu membudayakan setelah bangsa Indonesia tersebar luas di
bangsanya dengan penuh rasa syukur pulau-pulau tadi masing-masing
kepada Tuhan YME. berkembang sesuai dengan daerah
masing-masing. Hal ini wajar karena
2.5. Pelangi Bahasa Nusantara hubungan atau transportasi dan
Pada tahun 1884, Brands dalam bukunya komunikasi di antara mereka dapat
Bijdrage tot de Vergelijkende Klankleer dikatakan belum diperlukan juga. Maka
der Westersche Afdeeling van de semenjak itulah setelah terbentuk
Maleisch Polynesische taalfmilie, bangsa-bangsa lainantara lain: Dayak,
mengatakan bahwa bangsa-bangsa di Minangkabau, Banjar, Batak, Melayu,
seluruh kepuluan Indonesia ini pada Sunda, Jawa, Papua dan sebagainya.
zaman dahulu berbahasa satu. Alasannya Sejarah agak jelas setelah ditemukan
bahwa perbandingan sekalian bahasa prasasti Kutai yang berbahasa Sanskerta
yang ada pada zaman sekarang masih dan tulisan Pallawa, bahwa bangsa
dipakai oleh bangsa-bangsa yang Indonesia telah berhubungan dengan
menempati pulaupulau itu (Brandes, dan India dengan segala peradabannya,
Poerbatjaraka, 1951:7). antara agama Buddha dan Hindu. Sejak
Pada tahun 1889, II. Kern meneruskan itulah prasastiprasasti dengan bahasa
penelitian Brandes menjelaskan bahwa Sanskerta dan tulisan Pallawa bertebaran
tanah asal bangsa-bangsa itu adalah di bumi Nusantara antara lain dalam
Tjempa: yakni Annam sekarang. ketika prasasti Tjiaruteun, Tugu, Dakawu, dan
bangsa Indonesia masih berkumpul di lain-lain. Dalam perkembangan prasasti
tanah Tjempa, wilayah nusantara sudah berikutnya mulai banyak kata-kata
ditempati oleh bangsa yang berkulit bahasa daerah misalnya prasasti
hitam berambut keriting dan sekarang Sriwijaya, Jawa Timur (Kalegen), dan
masih banyak di Papua dan Australia. sebagainya. Perihal perluasan bahasa-
Pada suatu masa kira-kira tahun 1500 bahasa tersebut, Dr. Schmidt dalam
sebelum masehi, bangsa Indonesia di bukunya Die Spracehfamilien und
Tjempa terdesak oleh bangsa lain dari Sprachenkreise Der Erde and terbitan
Asia Tengah maka bangsa Indonesia 1996 mengatakan bahwa bahasa Austris
turun ke Kamboja, Formosa, Philipina, (selatan) bercabang menjadi dua
dan sekitarnya. Mereka yang turun ke perluasan yaitu bahasa Austro Asia dan
Kamboja terus menyebar ke Thailand, Austro Nesia. Bahasa Austroasia
Malaka, Sumatera, Borneo, Jawa dan menurunkan bahasa Semang, Skai,

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 179


Palaun, Mon, Khmer, dan sebagainya. dapat diklasifikasikan yang masing-
Bahasa Austronesia meliputi Indonesia masing banyak kemiripannya antara lain
dan Oceania.Perluasan Indonesia tipe Holle, Kellian, van Hin Lopen, dan
menurunkan bahasa Melayu, Jawa, Pitono. Dari keempat wikan bahasa itu
Sunda, Madura, Tagalok di kawasan dapat diklasifikasikan menjadi tipe
barat, sedangkan bahasa Solor, Roti, Kulai, Canggal, Pereng, Holle, Kellian,
Timor, Flores, Kupang, dan Papua di Bali, Jawa, dan Dewanagari. Dari
kawasan timur. Sedangkan perluasan masing-masing tipe carakan itu, banyak
Oceania menurunkan bahasa Melanesia sekali kemiripan bentuknya.
dan Polynesia. Kontak bahasa Indonesia Demikianlah pelangi bahasa Nusantara.
dan bahasa India yang secara intensif Keindahan pelangi bahasa Nusantara,
mulai abad ke-4 Masehi, memberi warna mudah-mudahan dapat dilestarikan
khusus dalam perkembangan bahasa sesuai dengan pasal 36 dan pasal 32 ayat
maupun tulisan di Indonesia 2, yaitu:
(Nusantara). Tulisan (huruf) dari India - Bahasa Negara adalah bahasa
yang terkenal dengan tulis Pallawa dan Indonesia.
Pranagiri yang ditunjang dengan bahasa - Negara menghormati dan memelihara
Sanskerta maupun Prakerta lambat laun bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
secara bertahap mengalami perubahan Nasional.
sesuai dengan perkembangan budaya Perlu juga diingat bahwa dengan bahasa
daerah masing-masing. Sehingga tercipta kita berbudaya, dengan bahasa kita
huruf (alphabet) masing-masing tulisan bernegara, dan dengan bahasa kita satu
local. Oleh karena itu tercipta huruf dan bersatu.
Jawa, Lampung, Batak, Banjar, Kerinci,
dan lain-lain. Hal ini juga terjadi pada 2.6. Persatuan dan Kesatuan Bangsa
bahasa lisan dalam penggunaan prasasti Persatuan dan kesatuan atau integrasi
maupun bahasa pergaulan sekarang ini dapat diartikan sebagai proses penyatuan
dengan ditandai masuknya berbagai kosa kelompok-kelompok yang berbeda
kata dari hubungan antardaerah maupun secara sosial dan cultural ke dalam satu
hubungan antarbangsa di dunia. kesatuan yang bersifat teritori dengan
Karena hubungan bangsa Indonesia perwujudan suatu identitas diri
dengan India sangat erat, maka (nasional). Namun pengertian persatuan
bahasabahasa India juga banyak masuk dan kesatuan menitik beratkan kepada
dalam perbendaharaan bahasa-bahasa masalah perilaku yaitu “perilaku
Nusantara, terutama di Jawa. Di India, integrative”. Perilaku integrative adalah
sejak lama berkembang bahasa manakala kemampuan anggotaanggota
Sanskerta, Hindi, Benggali, Bihari, suatu masyarakat untuk
Orya, Sindhi, Gujarat, dan sebagainya. mengorganisasikan diri mereka dalam
Sedangkan bahasa Dravida mempunyai usaha untuk menciptakan tujuan bersama
bagian-bagian antara lain bahasa Telugu, (Greetz, 1973).
Tamil, Malayalam, Kanadi, Brahui, dan Sebenarnya masalah integrasi atau
sebagainya. Dalam hal ini bahasa Tamil, integrasi nasional sudah merupakan
Sansekerta, banyak pengaruh di pengalaman bangsa dengan pahit
Indonesia. getirnya bahkan harus dilalui dengan
Dalam bentuk huruf (carakan), lembaran hutan sejarah bangsa.
pertumbuhan tulisan-tulisan di nusantara Pengalaman bangsa dalam mewujudkan

180 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


integrasi nasional dapat dibagi ke dalam Selanjutnya tahun 1938 terjadi polemik
beberapa periode antara lain: periode kebudayaan antara Sutan Takdir Ali
1908-1928, periode 1928-1945, periode Syahbana dengan Purbocaroko/Sanusi
1945-1959, periode 1959-1985, dan Pane antara konsep Barat dan konsep
periode 1985 sampai sekarang. Timur. Pada masa penjajahan Jepang,
Pada tanggal 28 Mei 1908 berdiri proses pembentukan persatuan dan
organisasi yang disebut Budi Utomo. kesatuan berjalan terus dan titik
Lama kelamaan organisasi yang bersifat klimaknya pada peristiwa Rengas
netral itu bermuatan politik yakni Dengklok.
mewujudkan persatuan dan kesatuan Di pihak lain kita mengenal perjuangan
karena persamaan nasib. Tidak lama BPUPKI dan PPKI. Di sinilah muncul
berdirilah Sarekat islam, PNI, dan di istilah golongan tua dan golongan muda.
berbagai daerah berdiri yong Jawa, yong Momentum integrasi juga terwujud
Batak, yong Selebes, yong Ambon, dan adanya perubahan Piagam Jakarta atau
sebagainya. Pada tahun 1918 Hindia yang terkenal perubahan 7 kata. Hal ini
Belanda membuka sebuah lembaga adalah pencerminan jiwa besar dan
kenegaraan yang disebut Volkstraad. integrasi bangsa yang ditunjukkan oleh
Lembaga ini dimaksudkan sebagai umat Islam.
lembaga yang memberi peluang kepada Pada periode 1945-1959 adalah
tokoh-tokoh masyarakat di dalamnya. momentum Proklamasi dan pertahanan
Pada waktu menjelang Volkstraad kemerdekaan. Kita mengenal momentum
terjadilah polemik tentang nasionalisme Linggarjati, Renville, dan Room Royen.
antara Cipto Mangunkusumo dengan Kita mengenal konferensi Malino oleh
Sutatmo Suryokusumo. Sutatmo Van Mook yang hasilnya adalah
berasumsi bahwa nasionalisme Jawa berdirinya negara boneka. Negara RI
paling sesuai untuk dikembangkan oleh diserang dari berbagai penjuru. Iklim
bangsa Hindia (Indonesia), sedangkan politik pada waktu itu tidak menunjang
menurut Cipto, nasionalisme yang yaitu situasi ekonomi yang buruk dan
dikembangkan adalah nasionalisme tugas menyelesaikan UUD baru sebagai
Hindia yang bercirikan kemaritiman dan pengganti UUDS. Negara menghadapi
kemajemukan. Polemik tanpa ujung itu disintegrasi. Maka dalam keadaan
punya produk Sumpah Pemuda 28 terpaksa Bung Karno mengumumkan
Oktober 1928 yaitu pengakuan satu Dekrit Presiden 5 Juli 1969 dan kembali
tanah air, satu bangsa, dan menjunjung ke UUD 1945. Inilah momentum bangsa
tinggi bahasa nasional bahasaIndonesia. Indonesia menemukan kembali jalan
Pada periode 1928-1945 adalah tahap integrasi nasional.
kesadaran persatuan dan kesatuan Pada periode 1959-1985, kita kenal
mencapai puncak tertinggi. Berbagai dengan periode demokrasi terpimpin,
manifestasi dari persatuan dan kesatuan berbagai partai politik mengembangkan
bangsa diketengahkan dan ideologi sekulernya. Untuk mewujudkan
didemonstrasikan. Oleh karena itu, jiwa rujuk nasional maka dibentuk
kebangsaan dan kenasionalan itu NASAKOM dalam wadah Front
diwujudkan pada 31 Desember 1930 Nasional. Konsep inilah yang
yaitu dengan terbentuknya Indonesia menyebabkan disintegrasi nasional dan
Muda yang merupakan wadah dari muncullah pemberontakan G30 S/PKI.
semua pergerakan di Nusantara. Suatu momentum bersejarah yang

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 181


merupakan pondasi integrasi bangsa (moral values), dan (3) nilai-nilai sosial
adalah diberlakukannya 5 Undang- (sosial values).
undang dalam bidang politik yang Nilai hidup kebersamaan itu penting
berasas dari pengembangan nilai dasar, mengingat bangsa Indonesia hidup
nilai instrumental, dan nilai praksis. menyebar pada ribuan pulau. Gugusan
Dalam perkembangan asas sentralisasi pulau itu terangkai dalam satu gugusan
akan bergeser kepada asas desentralisasi yang memiliki corak identitas, pola
dan deskonsentrasi. tingkah laku, unsur-unsur budaya yang
Periode 1985 sampai sekarang adalah beragam berdasarkan daerah kebudayaan
periode yang ditandai dengan era tertentu. Aneka ragam dan corak itu
globalisasi yang berakar dari mencakup kebudayaan, adat istiadat, dan
perkembangan teknologi informasi dan bahasan yang ada pada setiap daerah di
komunikasi. Asumsi dasar bangsa Indonesia sekaligus mencerminkan pula
Indonesia memandang globalisasi harus aneka ragam suku bangsa. Mereka hidup
dengan kedua belah mara, artinya dengan pola dan caranya sendiri-sendiri,
mengambil yang positif dan membuang sehingga dapat disaksikan dan dihayati
yang negatif. Maka perlu kewaspadaan sebagai suatu kesatuan yang padu dan
nasional. Antara globalisasi, reformasi harmonis.
nasional, dan ketahanan nasional harus Keragaman tersebut harus
merupakan garis lurus. dikembangkan secara dinamis untuk
Pemahaman sebagai penunjang adalah memupuk persatuan dan kesatuan
Wawasan Nusantara yang merupakan bangsa, yaitu proses penyatuan
perwujudan dalam suatu kesatuan kelompok-kelompok yang berbeda
politik, ekonomi, sosial, budaya dan secara sosial dan cultural ke dalam satu
Hankam. Berkaitan dengan kondisi kesatuan yang bersifat teritori dengan
geografis maka komunikasi nasional perwujudan suatu identitas diri
harus dipelihara dengan baik, (nasional). Persatuan dan kesatuan itu
kesenjangan nasional harus teratasi, dan juga menitik beratkan kepada “perilaku
pengelolaan kondisi kemajemukan integrative”, yaitu kemampuan anggota-
bangsa yang terhindar dari unsur anggota suatu masyarakat untuk
“saraisme”. mengorganisasikan diri mereka dalam
3. Ikhtisar usaha untuk menciptakan tujuan
Dalam Pendidikan, keluarga memiliki bersama.
peran yang amat besar dalam
menjalankan fungsi sosialisasi bagi
anggotanya. Keunggulan pendidikan
multi kultur untuk membangun semangat
kebersamaan mendapat dukungan yang
kuat dari suasana hidup keluarga. Hal itu
terjadi mengingat dalam keluarga
sedikitnya berkembang tiga tipe dasar
nilai-nilai, yang merupakan bahan baku
bagi membangun hidup kebersamaan,
yaitu: (1) nilai-nilai kepribadian
(personal values), (2) nilai-nilai moral

182 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bacaan 13 kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal siswa secara optimal.
BAB III Dengan demikian para pengambil
keputusan, orang tua murid tidak lagi
memandang pendidikan jasmani sebagai
BERMAIN
hal yang menghambat keberhasilan
akademik siswa di sekolah.
A. Latar Belakang
nak pada usia sekolah B. Arti dan Manfaat Bermain bagi
dasar masih memerlukan

A waktu bermain yang cukup


lama tetapi ironisnya para
guru dan orang tua murid
menuntut anak untuk secara total
Siswa SD
Menurut Rebecca Isbell dalam
bukunya The Complete Learning Center
Book, “Play is children’s work and
children want to play. In play, children
mengejar rangking dan skor tertinggi develop problem solving skills by trying
dalam prestasi akademiknya. Hal ini jika different ways of doing things and
tidak disiasati dengan arif dan bijaksana determining the best approach. In play
justru akan menimbulkan masalah yang children use language to carryout their
dilematis karena disatu sisi pendidikan activities, expanding and refining their
bertujuan membentuk manusia language as they talk with and listen to
seutuhnya yaitu manusia yang cerdas, the other children. When playing, they
sehat secara jasmani dan rohani serta learn about other people as they try out
sosial, namun sayangnya pada different roles and adjust to working
penerapannya kita hanya ingin togethers. Play nurtures children’s
mengarahkan anak untuk mengejar satu development in all areas: Intellectual,
sisi atau sebagian kecil saja dari tujuan social/emotional and phsycical“
pendidikan tersebut. Oleh sebab itu guru
pendidikan jasmani harus dapat Bermain adalah pekerjaan anak-
meyakinkan para pengambil keputusan anak dan anak-anak sangat gemar
di lingkungan pendidikan dan juga para bermain. Dalam bermain anak
orang tua murid bahwa pendidikan mengembangkan keterampilan
jasmani dapat mengakomodasi sebagian memecahkan masalah dengan mencoba
besar apa yang ingin dicapai oleh berbagai cara dengan mengerjakan
sasaran pendidikan yaitu membentuk sesuatu dan memilih dan menentukan
manusia yang cerdas sehat fisik, jiwa cara yang paling tepat. Dalam bermain
dan sosial. anak-anak menggunakan bahasa untuk
Dalam pembahasan ini penulis membawakan aktivitasnya, memperluas
mencoba menyajikan beberapa dan menyaring bahasa mereka dengan
permainan yang mengarahkan pola berbicara dan mendengar anak lain.
gerakan untuk meningkatkan fungsi Ketika bermain, mereka belajar
kedua belahan otak anak. Guru harus memahami orang lain dengan mencoba
memiliki pengetahuan dan dapat mensepakati komitmen yang mereka
mempertanggung jawabkan materi buat dari berbagai aturan dan menilai
pembelajaran yang diberikannya. pekerjaan secara bersama-sama.
Pembelajaran itu harus dapat menunjang Bermain mematangkan perkembangan
proses tumbuh kembangnya inteligensi
kognitif, inteligensi kinestetik serta

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 183


anak-anak dalam semua area; untuk menjadi Presiden, Raja,
intelektual, sosial/emosional dan fisik. atau Permaisuri dan lain-lain.
Bermain bagi anak adalah apa yang b. Plato, Aristoteles dan Frobel:
mereka lakukan sepanjang hari, bermain Mereka menganggap bermain
adalah kehidupan dan kehidupan adalah sebagai kegiatan yang
bermain. Anak-anak tidak membedakan mempunyai nilai praktis.
antara bermain, belajar, dan bekerja. Artinya bermain digunakan
Anak-anak adalah pemain alami, mereka sebagai media untuk
menikmati bermain dan dapat meningkatkan keterampilan
berkonsentrasi dalam waktu yang lama dan kemampuan tertentu pada
untuk sebuah keterampilan. Bermain anak.
merupakan motivasi intrinsik bagi anak c. Hurlock, Bermain adalah
dan tidak ada seorangpun yang dapat setiap kegiatan yang dilakukan
mengatakan apa yang dilakukan dan untuk kesenangan
bagaimana melakukannya. d. Herbert Spencer. Bermain bagi
Dalam bermain anak anak adalah upaya
mengembangkan mentalnya dan menyalurkan energi yang
menumbuhkan kemampuannya untuk berlebihan dan dapat
memecahkan masalah dalam hidupnya menghindari hal-hal negatif
(perkembangan sosial) dan yang diakibatkan dari tenaga
meningkatkan kebugaran komponen yang berlebihan, salah-satu
motoriknya. Tidak ada satu definisi yang contoh akibat dari kelebihan
dapat menjelaskan arti bermain yang tenaga ini adalah timbulnya
sebenarnya (Mary Mayesky, 1990) perkelahian antar pelajar.
Permainan anak-anak merupakan
wadah dasar dan indikator 2. Manfaat Bermain Bagi Anak
perkembangan mental. Bermain Bermain bagi anak, selain
memungkinkan anak-anak untuk merupakan alat belajar juga merupakan
memajukan perkembangannya seperti kebutuhan bagi setiap anak. diperlukan
sensorimotor, intelegensi pada bayi, waktu yang cukup banyak untuk
mulai dari operasional sampai bermain bagi anak terutama pada saat di
operasional konkrit pada anak pra usia SD, menurut Laurence Tecik
sekolah juga mengembangkan kognitif, diperlukan 4-5 jam perhari bagi anak
fisik, dan perkembangan sosial untuk bermain, pada saat bermain anak
emosional (George W Maxim, 1992). dapat memenuhi kebutuhan geraknya.
Penelitian oleh Kemper di negeri
1. Menurut beberapa tokoh lainnya, Belanda dengan memasangkan alat
arti bermain adalah: pedometer (alat pengukur langkah, skor
a. Claparade aktivitas bermain 1 (satu) setara dengan satu langkah) anak
adalah suatu upaya anak untuk yang aktif melakukan 102.000
mencari kepuasan, melarikan langkah/minggu, maka rerata
diri ke alam fantasi dengan memerlukan aktivitas fisik per hari
melepaskan segala adalah 102.000 : 7 = 14.000 per hari atau
keinginannya yang tidak dapat setara dengan 3,5 jam, jika 2 x 45 menit
tersalurkan, seperti : keinginan menunjukkan skor 4000 langkah
(Ateng. A, 2003)

184 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kebutuhan 3,5 jam tersebut tidak dalam dirinya ke dalam aktivitas
mungkin dipenuhi pada jam pelajaran di yang menyenangkan
sekolah. Oleh sebab itu guru pendidikan f. Melalui bermain anak-anak dapat
jasmani harus dapat memenuhi mengembangkan imajinasinya
kebutuhan gerak anak didiknya dengan seluas mungkin. Mereka bisa
berbagai alternatif permainan yang dapat menjadi raja/ratu, dapat menjadi
dimainkan siswa saat jam istirahat atau hewan, menerbangkan pesawat
di rumah, karena anak tidak merasa ataupun membangun gedung yang
betah bila duduk seharian di ruang kelas, megah
mereka butuh bergerak dan bermain g. Melalui bermain anak-anak dapat
yang lebih banyak dan merasa gembira berpetualang menjelajah
ketika menyongsong jam istirahat karena lingkungan dan menemukan hal-hal
memiliki kesempatan untuk bermain baru dalam kehidupannya
sambil melepaskan kepenatan dan h. Melalui bermain anak dapat belajar
memulihkan kondisinya. bekerja sama, mengerti peraturan,
Sedangkan menurut Claparade saling berbagi dan belajar
bermain bukan hanya memberikan menolong diri sendiri dan orang
pengaruh positif terhadap pertumbuhan lain serta menghargai waktu
organ tubuh anak yang disebabkan aktif i. Bermain juga merupakan sarana
bergerak tetapi bermain juga berfungsi mengembangkan kreativitas anak
sebagai proses sublimasi artinya suatu j. Bermain dapat mengembangkan
pelarian dari perasaan tertekan yang keterampilan olah raga dan menari
berlebihan menuju hal-hal yang positif, k. Melatih konsentrasi atau pemusatan
melalui sublimasi anak akan menuju ke perhatian pada tugas tertentu
arah yang lebih mulia, lebih indah dan
lebih kreatif. Adapun manfaat lain dari Sebagai renungan bagi guru
bermain bagi anak adalah: pendidikan jasmani di SD, apakah
a. Anak mendapatkan kesempatan jumlah jam yang tersedia di Sekolah
untuk mengembangkan diri, baik telah memenuhi standar minimal
perkembangan fisik (melatih kebutuhan gerak yang diperlukan oleh
keterampilan motorik kasar dan siswa, jawabannya tentu “tidak”, oleh
motorik halus), perkembangan sebab itu guru harus memberikan iklim
psiko sosial (melatih pemenuhan pembelajaran pendidikan jasmani secara
kebutuhan emosi), serta lebih kondusif, menarik dan
perkembangan kognitif (melatih menggembirakan yang pada gilirannya
kecerdasan) siswa akan merasa ingin mengulangi apa
b. Bermain merupakan sarana bagi yang diperoleh di sekolah untuk kembali
anak untuk bersosialisasi dicoba pada teman-teman di lingkungan
c. Bermain bagi anak-anak adalah rumahnya. Dengan demikian kekurangan
untuk melepaskan diri dari jam pelajaran di sekolah akan
ketegangan dikompensasikan pada kegiatan di luar
d. Bermain merupakan dasar bagi jam pelajaran.
pertumbuhan mentalnya
e. Melalui bermain anak-anak dapat C. Karakteristik Bermain
mengeluarkan energi yang ada George W Maxim, 1992,
mengemukakan lima karakteristik yang

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 185


dapat di identifikasi dalam bermain menghitung skor yang diperoleh
yaitu: kelompoknya di papan skor. Permainan
1. Motivasi intrinsik, aktivitas ini sangat sering penulis mainkan saat
bertujuan untuk kesenangan dan kecil meskipun melelahkan tetapi sangat
motivasi datang dari dalam diri menyenangkan, oleh sebab itu penulis
anak menganjurkan guru memanfaatkan
2. Penekanan pada proses bukan hasil kembali permainan ini untuk
3. Perilaku nonliteral, anak-anak mempersiapkam kemampuan dasar anak
menggunakan kekuatan yang luar dalam atletik dan senam. Untuk lebih
biasa untuk berpura-pura selama jelasnya permainan ini lihat pada gambar
bermain 3.9.
4. Kebebasan
5. Kesenangan

Sedangkan karakteristik bermain yang


dikemukakan oleh Mary Mayesky ,
antara lain:
1. Bagian alami dalam kehidupan
anak, orang dewasa tidak dapat
mengemukakan bagaimana anak Gambar 3.9
bermain.
2. Langsung pada diri sendiri Cara Bermain
3. Aktivitas kreatif, bukan hasilnya 1. Siswa membagi diri menjadi
4. Aktivitas total beberapa kelompok, setiap kelompok
5. Sesuatu yang sensitif bagi anak. beranggotakan minimal 6 orang;
Beberapa ragam permainan berikut 2. Masing-masing kelompok menunjuk
ini dapat membangun tingkat kebugaran ketua regu yang memimpinnya;
dan kecerdasan siswa, seperti berikut: 3. Sebelum permainan melompat kuda
dimulai pimpinan setiap pasangan
Permainan Melompat Kuda-kuda melakukan sut, suten atau hom-pim-
Permainan ini sangat sederhana dan pah dengan menggunakan jari-jari
menarik serta dapat mendorong tangannya. Di Jawa ibu jari
pemenuhan kebutuhan gerak anak dan melambangkan gajah menang dari
tidak memerlukan alat dan lapangan manusia; jari telunjuk
yang luas serta dapat dimainkan oleh melambangkan manusia menang dari
seluruh kelompok umur. Permainan ini semut; dan kelingking
dapat memberikan pengaruh pada melambangkan semut menang dari
kemampuan daya ledak otot anak untuk gajah;
berlari dan melompat ke atas punggung 4. Pemenang sut melakukan lompatan
rekannya, mempertahankan seluruhnya sedangkan yang kalah
keseimbangan untuk tidak jatuh saat sebagai kuda, dengan posisi
mendarat dan menunggu pelaksanaan pimpinan berada pada posisi
sut, suten atau hom-pim-pah, memupuk bersandar ke dinding;
kerjasama dan kepemimpinan anak, pada 5. Pimpinan regu tetap mengambil
permainan ini guru juga berkesempatan posisi untuk melakukan sut, suten
untuk melatih kemampuan anak dalam atau hom-pim-pah;

186 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


6. Pelompat tetap keluar sebagai kelompok berada diantara kedua
pemenangnya jika seluruh kelompok
anggotanya berhasil melompat diatas 5. Jika pemanggil menyebut salah satu
punggung kuda dan memenangkan nama (hitam atau hijau) maka nama
sut, suten atau hom-pim-pah; yang disebut harus lari ke daerah
7. Jika pelompat ada yang jatuh atau aman di depannya dan kelompok
kalah dalam sut maka perannya akan yang lain berperan sebagai pengejar.
berganti sebagai kuda; 6. Jika kelompok pengejar berhasil
8. Poin dua untuk yang berhasil menangkap kelompok yang lari
melompat dan memenangkan sut dan maka hukumannya adalah kelompok
poin satu untuk yang jatuh atau kalah pengejar menggendong kelompok
shut. pelari, selanjutnya;
7. Permainan ini dapat diulangi kembali
Permainan Hijau dan hitam dengan mulai dari langkah awal dan
Permainan ini juga baik untuk berganti nama menjadi tikus dan
meningkatkan daya reaksi anak dan kucing atau kancil dan harimau dan
dapat dimainkan secara berkelompok lain-lain.
dan tidak memerlukan alat dan lapangan
yang luas. Permainan ini bertujuan untuk Permainan lari bolak balik
meningkatkan daya reaksi dan kecepatan Permainan ini dimodifikasi dari lari
gerak anak serta daya tahannya. bolak-balik dalam tes kebugaran fisik
Permainan ini dapat dipergunakan siswa SD dengan menambahkan
sebagai pemanasan dalam pembelajaran pemberian tugas pada papan tulis dengan
atletik atau permainan dengan bola. kapur sebagai pengganti tongkat yang
digunakan anak untuk mengembangkan
kemampuan menulis, berhitung atau
menggambar dapat dimainkan secara
beregu atau perorangan. Guru dapat
mengembangkan permainan ini
berdasarkan kemampuan fisik dan psikis
siswanya. Permainan ini dapat
memenuhi kebutuhan gerak dan
kemampuan akademik anak jika guru
Gambar 3.10 dapat menatanya dengan baik dan
disesuaikan dengan kemampuan motorik
Cara Bermain dan tingkat inteligensi anak.
1. Siswa membagi diri menjadi Permainan lari bolak-balik ini dapat
beberapa kelompok, setiap kelompok diselingi tugas-tugas berhitung yang
beranggotakan 5-10 orang; harus diselesaikan pada papan tulis
2. Tersedia lapangan berukuran 10-15 dengan memberikan pembatasan waktu
meter persegi penyelesaiannya, menggunakan stop
3. Masing-masing kelompok memilih watch, guru juga dapat memilih tugas-
hitam atau hijau sebagai namanya tugas akademik lainnya. Contoh
4. Setiap kelompok berdiri saling permainan pada gambar berikut:
membelakangi dan guru atau rekan
siswa sebagai pemanggil nama

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 187


10. Guru dapat memberi hukuman bagi
regu yang kalah untuk berlari
keliling lapangan sedangkan regu
pemenang bernyanyi bersama.

Permainan Membentuk Pola


Sangat jarang ditemukan para guru
pedidikan jasmani berani
mengembangkan materi penjas di luar
materi yang terdapat dalam kurikulum,
Gambar 3.11 meskipun pada dasarnya materi yang
disajikan sebenarnya secara tidak
Cara bermain langsung sangat memperkuat apa yang
1. Masing-masing anak membagi diinginkan kurikulum terutama pada
menjadi dua kelompok KBK (kurikulum berbasis kompetensi).
2. Masing-masing kelompok berada Sebagai contoh materi
pada daerah berukuran 10-20 meter pembentukan pola pyramid dan pola-
persegi pola lain yang dikembangkan seperti
3. Masing-masing kelompok segitiga, meja, dan segi empat yang
menempati sudut star dan berbaris dilakukan secara beregu dan perorangan.
berbanjar Materi tersebut dapat meningkatkan
4. Regu bergerak secara bersamaan kemampuan kerjasama, kreativitas dan
untuk menyelesaikan tugas pelajaran kebugaran fisik anak terutama pada
yang telah disediakan pada papan kekuatan, kelentukan ototnya serta
tulis. memberikan tantangan bagi siswa untuk
5. Tugas pelajaran dibuat oleh guru mengalahkan ketidak berdayaannya dan
bisa bahasa, berhitung atau semangat untuk menampilkan yang
menggambar dan haruslah dengan terbaik bagi kelompoknya. Beberapa
beban yang seimbang contoh pembentukan pola berikut ini
6. Murid yang terdepan menyelesaikan diharapkan memberikan inspirasi bagi
satu tugas tidak boleh lebih dari guru pendidikan jasmani dalam
sepuluh detik guru dapat mengembangkan materi pembelajaran
menggunakan stop watch atau jam yang lebih bervariasi. Beberapa contoh
tangannya, selanjutnya; permainan dengan membentuk pola
7. Siswa kembali berlari ke tempat disajikan pada gambar di bawah ini.
asalnya dengan mengambil posisi
paling belakang barisan dan
perannya diteruskan oleh rekan yang
di belakang barisan asalnya;
8. Begitu seterusnya sampai tugas-
tugas tersebut dapat diselesaikan
oleh kelompoknya
9. Regu yang paling cepat Gambar 3.12a Gambar 3.12b
menyelesaikan tugasnya dan paling
banyak benarnya keluar sebagai
pemenang

188 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


maupun dengan mempatomimkan
konsep atau istilah mata pelajaran
tertentu, kegiatan ini sangat menantang
kemampuan siswa dalam menafsirkan
atau menerjemahkan informasi dari
sistem linguistik atau simbol logis
menjadi sepenuhnya kinestetis-jasmani.
Permainan ini juga memberikan
kesempatan kepada anak untuk
mengekspresikan diri lewat peragaan
Gambar 3.12 c Gambar 3.12 d fisik, anak yang lemah dalam
kemampuan linguistik atau matematis
dapat dibantu memahami suatu konsep
melalui aktivitas dan keterampilan fisik
dengan pantomim. Gerakan–gerakan
yang diperagakan juga dapat meniru
gerakan binatang atau hewan untuk
memperkenalkan kekayaan fauna di
wilayah mereka. Disamping bermain
siswa juga dapat mengasah keterampilan
Gambar 3.12e olah tubuh, kelentukan seluruh bagian
tubuh dan kemampuan dalam
Cara bermain mengekspresikan suatu lewat bahasa
1. Sejumlah siswa dibagi dalam tubuhnya, ini akan baik bagi siswa yang
beberapa kelompok tidak mampu mengungkapkan sesuatu
2. Setiap kelompok terdiri dari 5-8 lewat bahasa verbal.
orang Beberapa konsep yang dapat
3. Guru menginstruksikan setiap diberikan dengan strategi permainan
kelompok membuat pola pantomim ini, meliputi : konsep bilangan
4. Pola yang dipilih bentuk pyramid, bulat, pecahan, dan keanekaragaman
segitiga, segi empat hayati serta ombak Tsunami. ( Gambar
5. Guru dapat memilih pola yang lain Pantomim)
sesuai kemampuan siswa
6. Kelompok yang paling cepat dan
lebih lama bertahan dalam polanya
sebagai pemenang
7. Lakukan ulangan pembentukan pola
dengan posisi murid yang berbeda
pada kelompoknya.

Permainan Tebak Kata


Permainan ini diperagakan dengan
gerakan (pantomim tebak-kata)
permainan ini memberikan peluang bagi
guru untuk mengajarkan konsep kepada Gambar 3.13.
siswa lewat ilustrasi fisik (jasmani)

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 189


Permainan Melintasi Rintangan baik pada aspek fisik maupun pada
Permainan ini meskipun sering kecerdasannya. Untuk lebih jelasnya
dimainkan dalam kegiatan-kegiatan permainan tersebut tertera pada gambar
rekreasi pada kelompok-kelompok berikut.
karyawan dan keluarga, tetapi sangat
jarang para guru penjas mengadopsi
permainan ini. Permainan ini
menggunakan suatu rintangan, rintangan
dapat berupa galah, tali, dan karet atau
apa saja yang dapat merintangi siswa
untuk melewati suatu deerah. Lintasan
ini harus dilewati dengan cara
melentukan badan kebelakang dengan Gambar 3.14
posisi kepala ke atas dan siswa harus
berjalan ke arah depan tanpa menyentuh D. Menstimulasi Fungsi Otak
rintangan yang dibuat. Otak manusia relatif kecil
Permainan ini sangat baik dalam dibandingkan dengan organ tubuh
meningkatkan kelentukan dan juga lainnya, tetapi kemampuannya dalam
kesadaran terhadap posisi tubuh saat menyimpan, mengolah dan menganalisis
bergerak (kinestetik) dan memfungsikan suatu data sangat luar biasa melebihi
saraf keseimbangan., melalui permainan kecanggihan teknologi komputer. Oleh
ini siswa dilatih untuk tetap menjaga sebab itu perlu memelihara kesehatan
kesadaran meskipun mereka bergerak dan kebugaran otak Anda dengan cara
tanpa melihat suatu arah yang dituju, seperti berikut :
tetapi tetap yakin dan memliki kesadaran 1. Konsumsi makanan yang seimbang
untuk dapat melewati hambatan tanpa dan kualitas gizi baik. Hindari
menyentuh tiang dengan kepalanya, dan kegemukan karena dapat
tidak perlu takut jatuh, oleh sebab itu mengakibatkan timbulnya penyakit
guru harus memberikan permainan ini seperti diabetes, hipertensi dan
pada tempat yang aman (lapangan pasir, penyakit jantung;
rumput atau karpet). Permainan ini juga 2. Hindari minum alkohol dan
dapat menstimuli kedua bagian otak, konsumsi narkotika karena dapat
yaitu otak bagian berpikir dan bagian merusak otak;
otak emosional, dan juga membantu 3. Berolahragalah secara teratur,
kedua bagian otak untuk bekerja terukur dan cukup, minimal
bersama-sama. lakukan jalan kaki selama 30
Permainan ini sangat menit. Usahakan senam otak dan
mengasikkan siswa meskipun pada latihan pernafasan;
awalnya mereka kesulitan 4. Jauhilah daerah-daerah yang
melakukannya, tetapi jika guru dapat tingkat polutannya tinggi karena
memotivasi dan memberikan rasa aman kadar karbonmonoksida yang
serta menggiring siswa untuk berpikir terkandung dalam asap mobil dapat
positif terhadap apa yang dilakukannya, meracuni otak;
maka permainan ini akan memberikan 5. Selalu mengasah otak dengan
pengaruh yang positif terhadap permainan-permainan yang
pertumbuhan dan perkembangan siswa menarik misalnya dengan main

190 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


catur, bridge, mengisi teka-teki 1. Gerakan Pompa Otot Betis
silang. Dan hindari stress dengan Gerakan ini ditujukan untuk
baik melalui meditasi, rileksasi dan mengembalikan panjang alamiah dari
kualitas beribadah terus tendon pada kaki dan tungkai bawah,
ditingkatkan. secara alamiah jika seorang menghadapi
Disamping pemeliharaan rasa takut tendon akan memendek untuk
kebugaran fungsi otak seperti langkah- mempersiapkan diri melakukan lari.
langkah di atas ditujukan untuk Latihan yang dilakukan adalah dengan
mencegah penurunan fungsi otak, secara memperpanjang otot paha (hamstring)
fisiologis tindakan tersebut diharapkan dengan cara meluruskan kaki depan dan
dapat memelihara kemampuan daya pindahkan beban ke kaki belakang.
ingat (memori) dan inteligensi dasar Gerakan ini juga diharapkan
(fluid intelligence), fungsi ini berada akan mengoptimalkan pompa vena
pada otak bagian kanan. (venous return), sehingga darah yang
Seiring dengan bertambahnya usia, dapat dipompakan kembali ke jantung
kemampuan otak kanan lebih cepat dapat maksimal dengan demikian darah
menurun dibandingkan dengan otak kiri. yang kembali ke jantung akan
Hal ini karena kita selalu menggunakan dibersihkan dengan cara membuang
otak bagian kiri. Oleh sebab itu stimulasi karbonmonoksida dan mengisinya
pada otak hendaknya dilakukan pada kembali dengan oksigen dan zat-zat
otak bagian kiri maupun bagian kanan. makanan sebagai energi yang baru untuk
Jangan biarkan otak menjadi pasif, didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh
lakukan rangsangan baik pada otak terutama pada otak. Variasi gerakan
kanan maupun otak kiri. Caranya pompa otot yang dapat diajarkan dengan
beragam untuk meningkatkan para siswa untuk lebih memperpanjang
optimalisasi fungsi otak dengan cara tendo betis dapat menggunakan anak
berlatih senam otak minimal 20 menit tangga dengan cara menurunkan tumit
setelah bangun tidur pada pagi hari. dari pinggiran anak tangga atau dapat
Lakukan permainan yang melatih pula dengan menggunakan balol-balok
konsentrasi, perhatian, dan orientasi kayu.
serta imajinasi seperti puzzle dan Tujuan latihan ini adalah untuk
menekuni hal-hal yang berkaitan dengan meningkatkan integrasi antara otak
seni, olahraga, dan musik serta spiritual. belakang dengan otak depan,
Fungsi otak juga dapat menurun kemampuan bicara ekspresif, sedangkan
karena beberapa penyakit seperti : dalam hal akademik latihan ini dapat
alzheimer, gangguan pembuluh darah di meningkatkan pemahaman saat
otak, infeksi otak yang biasanya mendengar, membaca, dan kemampuan
didahului oleh penyakit sifilis, aids, menulis dengan kreatif serta
tumor otak dan parkinson. menyelesaikan suatu tugas dengan tuntas
Dalam uraian bab ini kita akan (Dennison, E.P., 2003). Salah-satu
mencoba meningkatkan fungsi dua contoh gerakan pompa otot tersebut
belahan otak tersebut dengan cara dapat dilihat pada gambar berikut.
menstimulasi otak kiri dan kanan
melalui beberapa gerakan yang mengacu
pada konsep gerakan Brain Gym
diantaranya adalah :

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 191


2 ayam + 3 ayam = 5 ayam. Kemudian
akhiri kembali dengan gerakan silang.
Gerakan silang juga dapat
divariasikan dalam banyak bentuk, yang
penting guru pendidikan jasmani
memiliki pemahaman terhadap tindak
pembelajaran yang sedang berlangsung
dengan demikian secara sadar bahwa
memberikan gerakan silang akan
membantu mengoptimalkan kinerja
kedua belahan otak, kemampuan
menyeberangi garis tengah penglihatan,
pendengaran, kinestetik. Gerakan ini
juga dapat meningkatkan kebersamaan
penglihatan kedua mata (binokular).
Gerakan silang dapat divariasikan
dengan cara sambil duduk, dengan mata
tertutup atau gerakan renang di udara
dengan arah silang dan dapat diiringi
dengan musik, dengan musik anak akan
lebih bersemangat melakukan seluruh
rangkaian gerakan dan musik juga dapat
memberikan efek terhadap
Gerakan 3.14. pengembangan kreativitas, kesehatan
dan pembelajaran (Campbell, 2002)
2. Gerakan Menyilang Pembelajaran penjas seharusnya
Gerakan ini diarahkan untuk disadari oleh guru bukan semata-mata
menstimulasi fungsi otak kanan dan otak hanya mengembangkan fungsi motorik
kiri, otak bagian kanan mengaktifkan otot rangka saja, tetapi juga bagian organ
mata, telinga, dan tangan kiri. penting lainnya. Dengan pemahaman
Sebaliknya, otak bagian kiri pada materi dasar fisiologi otak dan
mengaktifkan mata, telinga, dan tangan anatomi otak serta didukung oleh
kanan. Menggerakkan anggota badan kemampuan metodologi pembelajaran
sebelah kiri akan menstimuli fungsi otak yang memadai diharapkan profesi guru
kanan dan melakukan gerakan pada penjas semakin berkualitas.
anggota badan bagian kanan akan Hal-hal tersebut di atas hanya
meningkatkan kemampuan otak bagian bisa dicapai apabila para guru senantiasa
kiri, disamping itu gerakan ini juga akan memiliki semangat untuk terus
mengaktifkan kedua belahan otak, meningkatkan keterampilan dan
meningkatkan koordinasi kiri-kanan dan ipteknya.
memberikan keseimbangan emosi serta
kegembiraan. Iringilah dengan musik
berjenis ritme yang menyenangkan.
Sebagai selingan setelah gerakan silang,
lakukan gerakan satu sisi dengan
berhitung atau soal matematika (tanpa
musik), misalnya : 1, 2, 3, 4 dan 5 atau

192 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


seluruh tubuh, dan meningkatkan
kemampuan mengingat, serta
kemampuan berbicara.
Musik pengiring dalam latihan
ini dapat membantu fungsi corpus
callosum. Studi-studi selama ini telah
menemukan adanya hubungan antara
musik dengan pertumbuhan dan
perkembangan corpus callosum yaitu
dengan lebih tebalnya bagian tersebut
pada musikus dibandingkan dengan yang
bukan musikus, dan para musikus juga
memiliki Platum temporale, yang
terletak di lobus temporalis korteks yang
Gambar 3.15. lebih menonjol. Wilayah otak ini
tampaknya berkaitan dengan
3. Gerakan Angka Delapan pemprosesan bahasa dan barangkali juga
Pola angka delapan untuk “mengkategorisasi” bunyi-bunyian,
merespon corpus callopsum yang menunjukkan adanya hubungan persepsi
berfungsi sebagai jembatan yang antara bahasa dan musik.”.
menyeberangi otak bagian kiri dan Pada tahun 1996, pendidik-
kanan. Angka delapan tidur banyak pendidik melaporkan bahwa sekitar
dipakai pada anak-anak yang umur 11(sebelas) tahun, sirkuit-sirkuit
menghadapi kesulitan dalam belajar, neuron yang berfungsi menguasai
dengan mengikuti gerakan angka pembedaan persepsi dan pancaindera
delapan tidur ini memungkinkan mengalami perubahan. Anak-nak yang
terjadinya proses penyeberangan tidak memperoleh musik dalam
informasi dari satu sisi otak ke otak pendidikannya kemungkinan tidak dapat
lainnya. mengembangkan aspek tersebut
Gerakkan angka delapan (Campbell. D., 2002). Hal ini
dilakukan dalam posisi berdiri kaki meneguhkan gagasan bahwa alunan
terbuka selebar bahu, letakkan telinga suara musik termasuk lantunan suara
pada bahu dengan tangan direntangkan membaca kitab suci Alquran dapat
ke depan. Buatlah tangan seolah-olah memperluas jalur-jalur saraf yang telah
berfungsi sebagai belalai. Ikutilah ada dan merangsang berkembangnya
dengan mata angka 8 (delapan) tidur kreativitas.
yang dibayangkan berada pada sisi
depan.
Gerakan diusahakan berporos
pada pinggul Gerakan juga dapat
dilakukan dengan sebuah bola yang
dimainkan dengan tangan melewati
kedua kaki membentuk angka 8
(delapan). Adapun manfaat melakukan
gerakan ini adalah untuk mengendurkan Gambar 3. 16.
otot tengkuk, mengintegrasikan indera
pendengaran, penglihatan, gerakan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 193


E. Meningkatkan Kecerdasan menggerakkan bagian kanan tubuh
Dengan Bermain rangsangan terjadi pada otak sebelah
Dengan permainan tersebut akan kiri. Gerakan-gerakan tersebut juga
dibangun kebugaran jasmani siswa dan dapat meningkatkan kerjasama
efek domino yang diharapkan dari kedua belahan otak dan memperkuat
kombinasi model permainan tersebut hubungan antar kedua belahan otak
akan memberikan manfaat pada tersebut.
beberapa sistem kerja tubuh seperti: Latihan fisik tersebut
1. sistem saraf ; memberikan satu cara dalam
2. sistem hormonal, dan pengasupan suatu informasi untuk
3. sistem kardiorespirasi. diprogram ke dalam otak. Ide besar
yang lahir dari seorang ilmuwan
1. Sistem saraf yang bernama Einstein tentang salah-
Melalui bermain akan terjadi satu temuannya bahwa alam semesta
peningkatan pada sistem saraf kita berbentuk lenkung dan memiliki
dengan bertambah banyaknya jumlah batas diperoleh dari kemampuan
cabang-cabang dari juluran sel-sel belahan otak kiri dan kanan dalam
saraf dan sinapsis-sinapsisnya, jika menggabungkan antara berpikir akan
diberikan cukup rangsangan- angka, kata, urutan, logika dan
rangsangan berupa informasi analisis melalui imajinasi dan
pembelajaran berupa gerakan, belajar kesadaran ruangnya serta
mengingat, menghitung, belajar kemampuan melihat sesuatu secara
melihat dan mendengar serta keseluruhan.
merasakan. Rangsangan-rangsangan
itu akan menambah pengalaman 2. Sistem Hormonal
sensori-motorik anak. Pembelajaran penjas yang
Seluruh proses belajar tersebut akan bernuansa bermain di sekolah dasar
selalu merangsang pusat-pusat otak harus dikemas dengan berbagai
(brain learning stimulation), aktivitas fisik dalam bentuk
selanjutnya seluruh rangkaian permainan dan exercise yang dapat
pembelajaran tersebut terprogram menimbulkan berkembangnya
dengan baik pada otak dan akan imajinasi dan perasaan senang bagi
lebih berkesan pada daya ingat pelakunya, perasaan senang dan
(memori), serta lebih resisten jika gembira tersebut jika ditinjau dari
gerakan tersebut selalu diulang-ulang aspek fisiologis adalah berkaitan
dan secara terus-menerus gerakannya dengan sistem hormon (endogenous
di variasikan dan dimodifikasi pola opioids), perasaan gembira yang
geraknya, arah gerakan, dan timbul saat selesai melakukan
ketepatannya, atau penempatan gerak olahraga menurut suatu laporan
dengan ruang yang tersedia. penelitian ternyata disebabkan oleh
Ketika melakukan gerakan sudah peningkatan kadar hormon endorpin
tentu banyak manfaat lain yang akan dan norepinephrine di dalam darah
diperoleh, misalnya saat melakukan yang memberikan pengaruh seperti
gerakan pada bagian tubuh sebelah morfin namun tidak berbahaya bagi
kiri, kita telah merangsang fungsi tubuh (Mirkin, 1982., Kuntaraf. J.,
otak kanan, sebaliknya jika 1992), karena efek ketagihannya

194 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


hanyalah pada keinginan untuk peningkatan pada curah jantung.
kembali mengulangi aktivitas fisik Kenaikan curah jantung dapat
dan perasaan gembira juga akan mencapai 35 liter/menit dan
membantu kesehatan mental dengan sebanding dengan jumlah pemakaian
berkurangya perasaan depresi. oksigen, terdapat hubungan linier
Pengulangan aktivitas dalam antara kenaikan denyut jantung
frekuensi yang cukup akan dengan penambahan pengambilan
berimplikasi pada peningkatan oksigen dan peningkatan beban
kebugaran sistem saraf, otot, sistem pelatihan. Peningkatan terjadi pada
perdaran darah, jantung dan sistem saat jantung menguncup (sistole) dan
pernafasan. mengembang (diastole), (Froelicher,
1993).
3. Sistem Kardiorespirasi Selama berolahraga kecepatan
Dengan aktivitas olahraga atau aliran darah juga bertambah,
gerak badan juga akan diperoleh kecepatan aliran darah sangat
kekuatan otot-otot dan selama berpengaruh pada kecepatan zat-zat
aktivitas berlangsung otot akan yang akan dikirim dan dibuang.
mengalami kontraksi dengan cara Darah merupakan medium yang
mengembang (vasodilatasi) dan sangat banyak mengandung oksigen,
mengempis (vasokonstriksi), dengan karbondioksida, glukosa, dan asam
cara demikian otot akan berperan amino, serta asam lemak serta ion
sebagai jantung kedua karena hidrogen dan hormon-hormon
berfungsi membantu memompakan (Ketchum, 1999).
darah balik menuju ke jantung Pengaruh positif yang
dengan baik. diberikan oleh aktivitas olahraga
Otot yang baik membantu tersebut dapat menunjang
efisiensi kerja jantung jantung, otot peningkatan kebugaran fisik, dengan
yang selalu bergerak akan demikian memberi bekal bagi anak
mengalami hipertrofi, artinya ukuran untuk senantiasa siap menerima
otot akan membesar dengan beban fisik maupun psikis selama
bertambahnya jumlah serat, menyelesaikan tugas-tugas
pembuluh kapiler bertambah banyak, akademiknya. Kebugaran jasmani
dengan demikian membantu suplai secara langsung juga memberikan
darah dengan lebih optimal, pengaruh positif terhadap kesiapan
sedangkan otot yang lemah akan awal (prakondisi) pada aspek
membebani kerja memaksa jantung psikologis (minat, tingkat
untuk bekerja lebih keras, jantung kecerdasan, motivasi dan
yang bekerja terlalu keras akan kemampuan kognitif) (Abin, 1998).
mudah mengalami kelelahan. Otot Hal-hal yang berkaitan dengan
yang lemah juga mudah mengalami kebugaran fisik dan kecerdasan
cidera. tersebut diperkuat oleh pendapat Jin
Dengan olahraga, jumlah darah Jichum (2000) bahwa kecerdasan
yang dipompakan ke seluruh didukung oleh sistem saraf yang baik
jaringan tubuh akan meningkat yang dan dalam bentuk paling sempurna
diikuti oleh peningkatan pada denyut adalah pada organ otak, yang
nadi permenit, akibatnya akan terjadi berhubungan erat dan berperan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 195


sebagai pengendali pada pergerakan harus dapat mengidentifikasi karakter
otot, sistem kerja jantung, peredaran permainan yang sedang diberikan pada
darah dan pencernaan serta saat pembelajaran berlangsung apakah
pernafasan (cardiorespiratori). permainan tersebut dominan
Seluruh kebutuhan energi, terurtama mengutamakan aspek kelincahan atau
pada otak harus didukung oleh kekuatan dan kecepatan saja atau
kinerja sistem-sistem kerja organ mungkin permainan tersebut bersifat
jantung, pembuluh darah, meningkatkan daya juang saja.
pencernaan dan pernafasan. Dengan memahami karakter
Performa optimal dari kerja permainan tersebut para guru dapat
sistem peredaran darah dan mengkombinasikan dan memvariasikan
pernafasan tersebut akan hal-hal yang kurang pada satu jenis
berpengaruh terhadap banyaknya permainan dengan memasukkan unsur-
jumlah zat-zat makanan dan oksigen unsur pelengkap lainnya, misalnya perlu
sebagai sumber energi yang disuplai memasukkan unsur daya tahannya atau
keseluruhan jaringan tubuh terutama penting menambahkan unsur kerjasama
otak untuk beraktivitas. dan mungkin pula perlu mengarahkan
Manifestasi dari kebugaran permainan untuk proses pemulihan dan
jasmani yang prima akan terlihat terapi. Permainan yang baik harus dapat
pada semakin tinggi dan memenuhi kebutuhan gerak anak,
konsistennya distribusi energi yang meningkatkan kebugarannya, dan
dapat dialirkan ke otak, dan jaringan meningkatkan kecerdasan melalui
tubuh lainnya, ini hanya dapat gerakan senam otak seperti gerakan
dilakukan oleh jantung yang kuat, silang, angka delapan dan pompa betis.
jantung yang kuat akan bekerja Pembelajaran penjas juga
secara lebih efisien dengan diharapkan dapat meningkatkan
berdenyut lebih sedikit tetapi s dapat kemampuan sosialisasinya, oleh sebab
memompa darah dalam jumlah yang itu guru harus tetap peduli terhadap
sangat optimal pada setiap peningkatan kemampuan mengajarnya,
denyutnya, dan ini hanya mungkin dengan demikian guru dapat terus
dimiliki oleh anak-anak yang aktif berupaya agar lebih berkreasi dan
secara fisik. dengan kebugaran yang berimprovisasi dalam menata,
prima. oleh sebab itu permaian yang memodifikasi pembelajaran untuk
dirancang harus memenuhi melahirkan siswa yang unggul dan
kebutuhan gerak, minat anak berkepribadian luhur sehat jasmani dan
sehingga dapat mencapai tingkat rohani serta sosial. Modifikasi
kebugaran dan kecerdasannya. permainan dalam suatu pembelajaran
dapat membantu mengembangkan
F. Rangkuman keterampilan anak lebih cepat dan
Bermain merupakan bagian dari efektif dibandingkan dengan
dunia anak yang harus dikelola secara menggunakan acuan-acuan yang standar,
terarah, terukur dan cukup. Penataan dan modifikasi pada peralatan dan peraturan
pengelolaannya harus diarahkan bagi dalam bermain juga dapat
kepentingan pertumbuhan dan menumbuhkan kegembiraan dan
perkembangan anak-anak tersebut, oleh kesenangan anak selama bermain dan
sebab itu para guru pendidikan jasmani memperkecil terjadinya cidera.

196 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Modifikasi yang dapat dilakukan Mayesky, Mary, 1990. Creative
meliputi : ukuran berat dan bentuk Activities for Young Children“,
peralatan yang digunakan, lapangan New York: Delmar Publisher.
permainan, dan waktu permainan, serta
jumlah atau banyaknya pemain (Aussie,
1996).

DAFTAR PUSTAKA

Abin syamsudin Makmun, 1998.


Psikologi Pendidikan. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Ateng, A, 2003. Kurikulum Pendidikan
Jasmani. ed. Elias soewatini dalam
Perkembangan Olahraga Terkini.
Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Aussie, 1996. Modified Sport A Quality
Junior Sport Approach. Belconen
ACT; Australian Sport Commision.
Campbell.D., 2002. Efek Mozart,
Mempertahankan Kekuatan Musik
untuk Mempertajam Pikiran,
Meningkatkan Kreativitas, dan
Menyehatkan Tubuh. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Dennison E.P., dan Dennison E.G.,
2003. Brain Gym. Jakarta : PT.
Grasindo.
George, W. Maxim, 1992. The Very
Young, Guiding Children from
Infancy Through the Early Years“,
New York: Macmillan Publishing
Co.
Jin Jichum, 2000. Facing The 21st
Century and Bringing up High-
Quality Sport Talented Personel.
Beijing : Third Asia- Pasifik
Congres of Sport and Physical
Education University President.
Rebecca Isbell, 1995.The Complete
Learning Center Book. Beltsville:
Gryphon
House, , p. 17

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 197


Bacaan 14 mengkoordinasikan bagian-bagian tubuh
seseorang dengan otak supaya berfungsi
secara sinkron untuk mencapai tujuan
BAB IV fisik. Peneliti telah melaporkan bahwa
MEMBANGUN KEBUGARAN perkembangan otak sebenarnya terjadi
ketika anak-anak bermain. Anak dengan
DENGAN BERMAIN
kemampuan motorik yang baik akan
merasakan lebih mudah belajar sesuatu
A. Latar Belakang
terutama yang menuntut keterampilan
arena anak- anak adalah
fisik.
makhluk yang unik dan

K tidak dapat dipandang


sebagai manusia dewasa
yang berukuran kecil, maka para
B. Jantung Sebagai Pompa Ajaib
Jantung merupakan suatu mesin
biologi yang sangat menakjubkan terdiri
pendidik haruslah memiliki pemahaman
dari komposisi sel yang dilengkapi oleh
terhadap kebutuhan peserta didiknya
jaringan pembuluh darah kapiler yang
dengan lebih akurat. Sebagai seorang
sangat padat (lebih dari 2000 pembuluh
guru yang selalu harus meningkatkan
darah kapiler/mm3) kira-kira 25-30%
kemampuan profesionalisme sudah
volume sel jantung manusia terdiri dari
selayaknyalah guru harus berusaha untuk
mitokondria, sedangkan pada orang yang
meningkatkan penguasaan materi
tidak terlatih kandungan mitokondria
pembelajarannya dengan beberapa
kurang dari 5% pada volume sel otot
strategi dan alternatif dari ragam
rangkanya. Otot jantung dirancang
pendekatan yang dapat memberikan
sedemikian rupa untuk dapat diandalkan
pelayanan terhadap kebutuhan gerak
dalam menyediakan pengiriman oksigen
siswanya. Namun demikian para guru
dan juga dapat memetabolisme asam
juga harus dibekali oleh beberapa
laktat, lemak, gula darah dengan sangat
pengetahuan tentang pemahaman ilmu
efektif (Seiler,1996).
anatomi, fisiologi siswanya, prosedur
Pembelajaran pendidikan jasmani
pelatihan yang mengacu pada
dan pelatihan olahraga yang intensif
kemampuan anak-anak sehingga seluruh
menyebabkan perubahan yang nyata
proses pembelajaran dapat berdaya guna
pada sistem sirkulasi, aliran darah dalam
baik untuk pertumbuhan fisik maupun
otot rangka pada saat istirahat hanya
perkembangan psikisnya.
sekitar 2-4 mL/100g. Pada kontraksi
Pembelajaran fisik yang dilakukan untuk
lebih dari 10% tegangan maksimal,
mengembangkan kemampuan daya
sudah mulai penekanan terhadap
tahan jantung haruslah dibekali dengan
pembuluh darah, sedangkan jika
pemahaman terhadap sistem peredaran
tegangan kontraksi otot mencapai 70%
darah dan paru anak-anak meskipun
dari nilai maksimal, aliran darah akan
dalam taraf mendasar, sehingga
terhenti. Namun diantara masa kontraksi,
perencanaan pembelajaran dapat
jumlah aliran darah ke dalam otot
diarahkan untuk keperluan hal tersebut
meningkat mencapai 30 kali lebih
dan bentuk permainannya dikemas
banyak (Ganong, 1995).
sedemikian menarik karena harus
Kenaikan aliran darah juga
berlangsung dalam durasi yang agak
disebabkan oleh vasodilatasi
panjang. Kemampuan psiko-motor
intramuscular yang disebabkan oleh
merujuk pada kemampuan untuk

198 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


pengaruh langsung kenaikan denyut jantung yang lebih rendah.
metabolisme otot (Guyton, 1994). Latihan ketahanan menghasilkan
Kecepatan aliran darah sangat kecenderungan turunnya denyut jantung
berpengaruh pada kecepatan zat-zat yang sekitar 10 – 15 denyut per menit. Hal ini
akan dikirim dan dibuang selanjutnya jangan disalah artikan sebagai penurunan
darah merupakan medium yang sangat kemampuan jantung, tetapi justru
banyak mengandung oksigen, mencerminkan peningkatan efisiensi
karbondioksida, glukosa, asam amino, kerja, sehingga bagi anak yang terlatih
asam lemak, ion hydrogen serta hormon- mampu menyelesaikan kerja fisik
hormon (Ketchum, 1999). Kebutuhan (bermain, berolahraga) dengan denyut
ATP juga meningkat pada periode jantung yang lebih sedikit, dan pada saat
tertentu, peningkatan aliran darah pada istirahat denyut jantung juga lebih
saat otot bekerja juga menuntut rendah pada anak yang aktif secara fisik
kebutuhan oksigen yang sangat tinggi. dibandingkan dengan anak-anak yang
Kecepatan metabolisme tubuh juga pasif secara fisik (kurang gerak).
akan meningkat saat melakukan Rendahnya denyut jantung saat istirahat
pelatihan dibandingkan ketika istirahat. bagi yang melakukan pelatihan daya
Diperlukan energi yang lebih banyak tahan disebabkan adanya pengaruh zat
pada saat otot melakukan pelatihan asetilkolin terhadap sinus node (pemicu
dibandingkan ketika istirahat duduk, jantung) yang memberi pengaruh
pada saat pelatihan otot-otot memperlambat denyut jantung (Pate,
memerlukan persediaan oksigen lebih 1991). Namun terdapat perbedaan
banyak, yang dibawa melalui sirkulasi respon pada denyut jantung, penggunaan
darah. Oleh karena itu aliran darah ke oksigen terhadap kelompok otot yang
otot harus lebih ditingkatkan. Penelitian melakukan pelatihan.
Hill yang dikutip dari Burton (1987) Penggunaan oksigen, denyut
menemukan seorang atlet hanya jantung akan lebih tinggi saat pelatihan
memerlukan ¼ oksigen pada saat dengan tangan dibandingkan pelatihan
istirahat dan mampu menggunakan dengan kaki. Perbedaan tersebut tidak
oksigen 15 kali lipat ketika melakukan terlalu besar saat beban pelatihan berada
pelatihan. Pengaruh lain dari pelatihan pada intensitas yang ringan tetapi akan
fisik adalah pada ukuran jantung, semakin jelas perbedaannya ketika
menurut Kindermenn, Keul, Reindel intensitas pelatihan menjadi lebih
(1995) pada remaja usia 14-18 tahun, meningkat Perbedaan ini mungkin
pelatihan daya tahan berakhir dengan disebabkan oleh massa otot dari anggota
bertambahnya ukuran jantung. Hal ini tubuh bagian atas (penggunaan kerja
dikenal sebagai “Fisiologi Hipertropi” dengan tangan) relatif lebih kecil (Mc
dan perluasan regulatory dari bilik arrdle, 1996).
jantung, respon jantung terhadap beban Berdasarkan tinjauan fisiologi otot-
pelatihan berat bagi seorang yang otot dengan ukuran yang kecil lebih
terlatih menuntut kerja jantung yang cepat mengalami kelelahan
lebih sedikit. Efisiensi kerja jantung dibandingkan dengan kelompok otot
tersebut tergambar dari jumlah denyut yang ukurannya lebih besar. Dengan
nadi permenit dan dapat dihitung dengan demikian arah pelatihan harus
cara palpasi (perabaan). Bagi yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
terlatih atau atlet yang bugar memiliki dan tujuan yang ingin dicapai jika arah

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 199


pelatihan untuk mengembangkan daya yang telah disebutkan di atas disamping
tahan sistem kardiovaskular maka ukuran jantung anak-anak lebih kecil,
pelatihan harus diberikan dalam periode volume darah total anak-anak juga lebih
yang cukup lama jika demikian maka sedikit dibandingkan orang dewasa, hal
intensitasnya haruslah relatif ringan. ini menunjukkan bahwa isi sekuncup
Oleh sebab itu pemberian pelatihan tiap denyutannya juga lebih rendah. Oleh
hendaknya mempertimbangkan segala sebab itu pada pelatihan yang
aspek ilmiah bukan hanya pada tradisi intensitasnya agak tinggi (submaksimal)
yang selama ini ada di lingkungan guru harus dikompensasikan dengan jumlah
dan lebih ironis lagi jika guru mengikuti denyut nadi yang lebih tinggi. Karena
suatu mitos. curah jantung (cardiac output)
Dengan pemahaman terhadap merupakan perkalian antara denyut
aspek-aspek psikis dan fisiologis jantung dengan isi sekuncup (stroke
tersebut diharapkan pelatihan untuk volume).
anak- anak yang sedang dalam masa Dengan keterbatasan kinerja
pertumbuhan tersebut dapat lebih jantung pada anak usia sekolah dasar,
optimal dalam mendukung lahirnya maka pembejaran gerak yang diberikan
generasi yang cerdas, terampil, bugar haruslah pada beban yang rendah dan
dan kreatif. Dalam proses pembelajaran durasi yang panjang, selama bergerak
penjas upaya mengembangkan fungsi anak hendaknya berkesempatan untuk
paru dan jantung sangat diperlukan menghirup oksigen dan menggunakan
asalkan guru memahami kapasitas sistem energinya melalui proses aerobik
siswanya. serta persediaan energi utamanya dari
Pada usia sekolah dasar anak belum pembakaran lemak. Dengan demikian
memiliki kemampuan yang maksimal respon sistem peredaran darah dan
pada sistem dayatahan pernafasannya harus lebih di optimalkan.
kardiorespiratorinya, hal ini disebabkan Kegiatan yang paling cocok adalah
oleh terbatasnya : dengan pelatihan jalan, berlari secara
1. Volume isi sekuncup berselang-seling, sehingga anak yang
2. Volume curah jantung telah merasa lelah berlari dapat berganti
3. Ukuran jantung dan paru yang dengan berjalan. Dengan pembelajaran
relatif kecil gerak seperti itu diharapkan anak akan
4. Asupan oksigen juga belum memiliki kapasitas jantung dan paru
optimal. yang kuat, efisien dan dapat terhindar
Ukuran jantung dan paru anak dari penyakit asma, infeksi saluran
relatif kecil diperkirakan sebesar kepalan pernafasan atau gangguan jantung
tinju tangannya. Untuk itu diperlukan seperti : rheumatik jantung, gejala biru
pelatihan gerak yang dapat melatih karena tercampurnya oksigen dan
meningkatkan sirkulasi darah dalam karbondioksida, yang disebabkan adanya
membawa oksigen dan sari makanan ke kebocoran pada septum jantung.
seluruh tubuh. Meskipun pada anak-anak Jantung yang kuat juga dapat
aliran darah ke otot yang aktif selama bekerja lebih optimal dalam
pelatihan dapat lebih besar dibandingkan membersihkan kadar asam laktat darah,
orang dewasa, hal ini disebabkan anak- asam laktat adalah penyebab kelelahan
anak memiliki tekanan perifer lebih yang merupakan efek samping
sedikit daripada orang dewasa. Seperti metabolisme anaerobik. aktivitas

200 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


anaerobik terdiri dari lari jarak pendek, pada usia sekolah dasar, karena tulang
tolak peluru dan aktivitas-aktivitas awal anak pada usia ini sangat fleksibel,
dari kegiatan olahraga terutama olahraga karena komposisi tulang masih banyak
yang memerlukan kecepatan dan tulang rawannya. Anak dengan aktivitas
endurance sangat memerlukan fisik yang tinggi akan memiliki
kemampuan anaerobik. kepadatan tulang yang lebih baik
Meskipun dari beberapa penelitian dibandingkan anak yang pasif.
dilaporkan hanya sedikit perubahan yang Berdasarkan penelitian tulang yang
terjadi pada asupan oksigen maksimum diberikan pembebanan akan memiliki
pada anak usia sekolah dasar setelah kemampuan dalam menyerap mineral
diberikan pelatihan daya tahan kalsium dan fosfor untuk proses
(Willmore, J.H dan Costill, D.L., 1994). pemadatan (osifikasi) tulang.
Tetapi suatu pelatihan tetap dianggap Begitupula dengan kondisi ototnya,
urgen untuk mempersiapkan anak dalam massa otot akan tumbuh seiring dengan
menghadapi aktivitas fisik pada masa bertambahnya berat badan. Pelatihan
pubertasnya, dan suatu pelatihan akan yang diberikan harus dapat
lebih bermakna jika dilakukan lebih dini mengembangkan kemampuan otot-otot
dengan prinsip secara bertahap, yang besar dan kecil. Jangan
berkesinambungan, sistematis dan memberikan pembebanan yang melebihi
terencana. kekuatan otot dan persendiannya.
Gerakan yang melampaui batas geraknya
C. Kerangka, Otot Siswa Sekolah (range of motion) dapat merusak
Dasar ligamen dan pembebanan yang
Hal ini penting dipahami oleh guru berlebihan pada otot mengakibatkan
pendidikan jasmani karena setiap timbulnya cidera.
pembelajaran olahraga akan berimplikasi Pada usia sekolah dasar
terhadap sistem kerja perototan dan pembelajaran penjas diarahkan bagi
kerangka. Tulang anak-anak didominasi peningkatan kemampuan multilateral,
oleh tulang rawan yang relatif lebih artinya kemampuan seluruh komponen
lunak dibandingkan orang dewasa, kebugaran motorik anak harus seoptimal
dengan kondisi itu pembebanan terhadap mungkin diberi kesempatan untuk
tulang harus bertahap dan tidak dikembangkan, agar anak dapat tumbuh
maksimal, perhatikan pertumbuhan dan berkembang secara optimal dan
tulang belakang dan tulang pinggul serta sesuai dengan potensi yang dimilikinya,
tulang panjang anak, amati apakah ada seyogianya guru juga harus
ketidaknormalan dalam memperhatikan sifat-sifat pertumbuhan
pertumbuhannya, jika ada kelainan guru dan perkembangannya.
hendaknya memberikan advis untuk Sesuai dengan sifat-sifat
memeriksakannya ke dokter, sehingga pertumbuhan, perkembangan dan minat
guru dapat memberikan pembelajaran pada usia sekolah dasar, maka guru
yang lebih terarah bagi pertumbuhan harus memberikan beberapa
tulang anak tersebut. pengalaman pada aktivitas fisiknya
Perbaikan postur tubuh yang belum terutama pada anak sekolah dasar pada
berkembang sempurna atau karena kelas rendah dengan berbagai bentuk
disebabkan oleh kesalahan posisi, sangat aktivitas, seperti berikut :
ideal jika diberikan dan direhabilitasi

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 201


1. Aktivitas melatih otot-otot besar, ketepatan untuk memperoleh
seperti otot kaki, lengan dan bahu. keterampilan gerak tertentu.
Contoh : Permainan-permainan yang diberikan
a. Permainan kejar-kejaran kepada siswa harus dapat memberikan
b. Menggantung dan memanjat kesan positif sehingga akan terbentuk
c. Berguling di matras kebiasaan untuk tetap ingin melakukan
d. Merayap melewati lorong. kegiatan fisik di sepanjang hayatnya,
e. Melompat dan meloncat untuk memperoleh kebugaran dan juga
2. Permainan sederhana yang kesehatan. Beberapa penelitian yang
memerlukan penjelasan singkat dan dilakukan pada orang yang sehat,
berlangsung dalam durasi yang ditemukan bahwa aktivitas fisik dan
pendek, tetapi diselingi dengan latihan yang teratur akan memperbaiki
variasi dan model permainan kesehatan diantaranya adalah
lainnya. Contoh : meningkatnya kemampuan tubuh dalam
a. Permainan cendong, ada memetabolisme glukosa, ini penting
penjaga dan ada yang dalam mencegah penyakit diabetes yang
bersembunyi. dapat juga terjadi pada usia yang relatif
b. Permainan gerak yang diiringi muda. latihan dan kebiasaan olahraga
dengan lagu. secara teratur juga akan meningkatkan
Sedangkan untuk anak sekolah jumlah massa otot, memperbanyak
dasar pada kelas yang lebih tinggi kapiler dalam otot sehingga akan
aktivitas yang diberikan adalah dalam meningkatkan aliran darah ke otot.
bentuk penguasaan keterampilan seperti Olahraga yang teratur juga dapat
: bermain bola dengan berbagai ukuran, meningkatkan enzim-enzim oksidatif
dengan melempar, menendang atau dalam mitokondria dan akan
memukul dengan alat. Bermain dalam menyebabkan meningkatnya transport
situasi berlomba atau bertanding seperti : glukosa ke dalam sel serta meningkatnya
melompat, merayap, menerobos dan sintesa glikogen (Arthur, 1990). Dengan
berlari cepat, sedangkan aktivitas untuk pembelajaran pendidikan jasmani
pengujian diri dan menggunakan melalui bermain tersebut diharapkan
peralatan misalnya : memanjat tiang, tingkat kebugaran jasmani, terutama
meniti balok, menggantung pada palang kesehatan pada sistem metabolik seperti
tunggal atau pohon-pohonan, melompati : kadar gula darah, sistem
peti atau ban-ban bekas. Anak pada kardiovaskuler, dan kemampuann tubuh
kelas tinggi juga sudah dapat diberikan untuk menggunakan oksigen dalam
latihan gerak untuk pengembangan memetabolisme energi ke seluruh
misalnya : berbagai teknik menyepak jaringan tubuh, dan dengan demikian
bola, memasukkan bola ke dalam basket kesehatan tubuh dan kebugaran dapat
dengan cara yang efisien. dipertahankan kondisinya sampai usia
Keterampilan gerak tersebut diberikan lanjut.
sesuai dengan bertambahnya
kemampuan otot, tulang dan persendian D. Permainan Pindah Bintang
serta sistem persarafan ototnya, sehingga Meningkatkan Daya Tahan
makin besar anak diharapkan makin baik Jantung
kemampuan koordinasi geraknya dalam Permainan pindah bintang
mengontrol arah, kecepatan dan merupakan permainan kejar-kejaran

202 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


yang dapat dimainkan oleh sekelompok
anak pada halaman yang tidak terlalu
luas. Permainan ini dapat meningkatkan
kualitas gerak anak karena selama
bermain anak harus bergerak berpindah
dari satu tiang ke tiang yang lain.
Permainan ini dapat meningkatkan daya
tahan jantung pembuluh darah dan
pernafasan anak serta kelincahan.
Permainan dapat divariasikan dengan Gambar 4.1b
satu kaki atau sambil menggendng anak
dengan demikian disamping
meningkatkan dayatahan kardiovaskuler
juga dapat meningkatkan kekuatan dan
daya ledak otot kaki dan otot tangan.
permainan ini tidak memerlukan jumlah
anak yang banyak dan tidak memerlukan
lapangan yang luas serta peraturannya
tidak rumit, sehingga setiap anak dapat
menularkan permainan ini saat mereka
Gambar 4.1c
berada di lingkungan rumahnya, dengan
demikian kekurangan jam belajar penjas
E. Lintas Alam Sambil Berkreasi
dapat digantikan di luar jam sekolah.
Pembelajaran lintas alam dapat
dengan permainan-permainan yang
meningkatkan kemampuan sistem energi
sederhana dan menarik tersebut
aerobik dengan melewati rute-rute yang
diharapkan dapat mendorong proses
agak panjang tersedia rintangan berupa
percepatan pada pembentukan
terowongan yang harus dilewati dengan
kebugaran jasmani anak. Melalui
gerakan tiarap, jembatan satu titi,
permainan pindah bintang ini juga
menggantung di tali, serta
diharapkan proses pembentukan
mengembangkan keterampilan tangan
komponen kebugaran jasmani dapat
untuk membuat sesuatu pada pos akhir,
dicapai secara multilateral, terutama
bagi yang berhasil menyelesaikan tugas-
pada kemampuan jantung dan paru-paru.
tugas tersebut dengan waktu yang
terpendek dianggap sebagai pemenang,
permainan ini sebaiknya dilakukan
dalam kelompok.
Pada pembelajaran tersebut siswa juga
berkesempatan untuk melatih
keterampilan mengamati lingkungan
sekitar sekolah, boleh jadi yang terdapat
di luar sekolah merupakan hal yang
Gambar 4.1a mendorong tingkat kecerdasan anak dan
mungkin pula yang terjadi di ruang kelas
dapat menghambat tercapainya tingkat
kecerdasan anak, oleh sebab itu guru
harus membuat perencanaan yang

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 203


matang dalam menata tugas-tugas pada “ Ekologi “ pelestarian terhadap flora
setiap pos yang dilalui. Pembelajaran dan fauna meruapakan suatu yang sangat
lintas alam ini juga memberikan peluang urgen bagi pemeliharan lingkungan
bagi guru penjas untuk berdiskusi kesadaran ini harus diupayakan dari
dengan rekan sejawat tentang tugas- sejak usia dini. dengan bekal tersebut
tugas yang relevan dengan bidang studi diharapkan tindakan penebangan hutan
lainnya, seperti dengan rekan guru liar (illegal logging) akan dapat dicegah.
biologi atau ilmu sosial, karena guru Pembelajaran ini juga diharapkan
dapat memilih dan menentukan rute dapat memberikan kesadaran bagi para
yang akan dilalui siswanya apakah guru bidang studi non pendidikan
berupa perkampungan, hutan kecil atau jasmani untuk menempatkan bidang
perkebunan karet. studi pendidikan jasmani secara lebih
Selama melalui rute lintas alam tersebut proporsional dan tidak lagi menganggap
siswa berkesempatan untuk mengamati pendidikan jasmani sebagai bidang studi
jenis tumbuh-tumbuhan atau yang kurang penting, dan akhirnya turut
mendengarkan suara kicauan burung- serta mendorong terciptanya potensi
burung yang terdapat di sekitarnya, kecerdasan pada wilayah kinestetik pada
sedangkan hal-hal yang berkaitan siswanya.
dengan ilmu-ilmu sosial dapat berupa
adat-istiadat masyarakat setempat,
ekonomi rakyat, agama serta bahasa
yang digunakan. Bukankah seorang ahli
fisika pemenang hadiah Nobel yang
bernama Richard Feynman menyatakan
bahwa awal ketertarikannya untuk
mendalami ilmu fisika dipicu oleh daya
tarik terhadap alam sekitarnya ketika
sang ayah membawanya berjalan-jalan
di hutan kecil di sekitar tempat
tinggalnya. Gambar 4.2
Pembelajaran lintas alam ini
Aktivitas luar kelas bisa juga
memberikan peluang bagi
diberikan pada siswa sekolah dasar pada
berkembangnya kecerdasan yang lebih
kelas rendah, namun karena alasan
beragam pada siswa, artinya akan ada
keamanan guru kurang leluasa
kesempatan untuk mengembangkan
memberikannya, tetapi pada sekolah
potensi pada wilayah kecerdasan lainnya
yang memiliki halaman yang luas
yang disebut oleh Gardner sebagai
kegiatan ini tetap dapat berlangsung
kecerdasan natural, sebagai salah-satu
asalkan guru dapat menata dan
jenis kecerdasan manusia. disamping itu
mengelola kegiatan pembelajaran secara
materi lintas alam ini juga dapat
kreatif, salah-satu permainan yang dapat
digunakan sebagai ekostudi, artinya ada
diberikan adalah seperti berikut :
kesempatan untuk menanamkan
• Buat daerah lingkaran pada
perasaan hormat dan cinta terhadap alam
halaman sekolah
sekitarnya. inilah gagasan inti di balik
pembelajaran tersebut. Pembelajaran apa • Sediakan beberapa bola plastik atau
pun haruslah mempertimbangkan aspek bola tenis

204 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


• Pada jarak tertentu sediakan base di bahasa etnis mereka. Misalnya salah-
sekitar lingkaran (kertas, keranjang) satu permainan yang paling populer di
• Siswa melontarkan bola kearah lapangan bermain, ‘Sar Macka Dora ‘
setiap base yang tersedia sekolah-sekolah di Inggris menyebutnya
• Bola diambil kembali dan dibawa dengan ‘ Son Marcon’.
ke tempat semula (home base) Transmisi interetnis mungkin juga
• Gunakan tangan kanan dan tangan terjadi karena ketertarikan anak-anak
kiri untuk melemparkan bola yang interinsik terhadap bentuk-bentuk
• Bandingkan kemampuan dari naratif dari permainan-permainan,
keterampilan masing-masing tangan seperti kesaksian seorang anak
tersebut perempuan berusia 12 tahun pada tahun
• Pemenang adalah yang paling tepat 1994 yang mengatakan : Saya rasa kamu
dalam melontarkan bola ke base tertarik terhadap sesuatu yang tidak
dan kamu ketahui. Seperti permainan tepuk
paling banyak mengumpulkan bola tangan yang kamu belum ketahui cara
kembali ke home base (Gambar bermainnya dan mendengar kata-katanya
di bawah ini) (wawancara, Clara Springfield Primary
Dianjurkan untuk sementara School, 12 Desember 1994).
memisahkan anak-anak yang sudah Permainan ini adalah dengan
terampil dalam melempar dengan anak- melakukan eliminasi, dengan cara
anak yang belum terampil untuk tepukan secara bergiliran ke seluruh
menghindari terjadinya lemparan yang anggota yang membentuk lingkaran
mengenai tubuh anak. dengan satu irama, dan anak yang
tangannya terkena pada tepukan terakhir
dari lagu harus ‘ Keluar’. karena
teksnya tidak memiliki arti semantik
yang nyata, teks menjadi mudah dan
sering berubah sehingga banyak variasi
tekstual yang muncul di lapangan
bermain.
Permainan ini juga sangat
mendukung kemampuan sosialisasi
anak-anak. Anak dengan kemampuan
linguistik yang baik dapat beradaptasi
Gambar 4.3 lebih cepat dengan permainan ini,
permainan ini juga dapat mendukung
F. Permainan Antar Etnis
terbentuknya kecerdasan interpersonal
Permainan ini menggunakan kata-
anak, karena hanya anak yang dapat
kata tak bermakna dalam teks
memahami adanya perbedaan dan dapat
permainannya, yang mengurangi
mengakomodasinya secara baik yang
keharusan pemain untuk memahami arti
mampu mengapresiasi permainan ini dan
kata-katanya, oleh sebab itu permainan
dapat menikmatinya.
ini dapat dimainkan oleh etnis yang
Murid-murid yang memiliki
berbeda. Dalam kenyataannya, anak-
keterlambatan dalam kemampuan
anak tampak melegitimasi kata-kata tak
linguistik sangat cocok dengan
bermakna ini dengan menominasikan
permainan ini. Permainan ini sering
bahasa tersebut pada masing-masing

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 205


dimainkan pada kelas-kelas sekolah G. Permainan Merebut Tempat
internasional dan oleh sebab itu Pembelajaran pendidikan jasmani
permainan ini juga dianggap sebagai di sekolah dasar menghadapi banyak
permainan lintas etnis. persoalan, terutama dalam hal
Anak-anak di Indonesia sangat terbatasnya sarana-prasarana pendukung,
cocok dengan permainan ini karena idealnya sekolah-sekolah di negeri tropis
dapat digunakan sebagai perekat bagi dengan kondisi iklim musim panas dan
banyak suku-suku dan bangsa lain yang hujan haruslah tersedia satu bangsal atau
memiliki kultur, bahasa dan agama yang aula yang dapat digunakan seoptimal
beraneka ragam, dengan permainan ini mungkin bagi pembelajaran penjas,
diharapkan akan tercipta toleransi yang tetapi jumlah sekolah yang paling
didasari pada kesadaran adanya banyak adalah pada tingkat sekolah
perbedaan dan terjalin sikap saling dasar oleh sebab itu pemerintah tidak
menghargai, meskipun pada wilayah mungkin untuk membangun sekolah
yang sangat sensitif seperti agama dan yang standar.
kepercayaan, pada wilayah ini Terbatasnya fasilitas di sekolah dasar
diharapkan toleransi yang terbina adalah akan menuntut guru penjas untuk lebih
karena adanya pemahaman yang kreatif dan inovatif dalam mengelola
komprehensif terhadap agama masing- pembelajaran penjas. skenario yang telah
masing, bukan pada toleransi yang direncanakan harus diantisipasi dengan
membuta, sehingga tidak mudah kemampuan improvisasi yang memadai.
diprovokasi. salah-satu permainan yang dapat
Jika perbedaan tersebut dapat dilakukan dengan kondisi dan sarana
dikelola dengan baik melalui interaksi yang terbatas itu adalah dengan
bermain, maka masyarakat multi etnis permainan merebut tempat. Permainan
yang bermukim di negeri yang indah, ini diiringi dengan musik, musik
subur dan tercinta ini, akan terjalin merupakan alat pendidikan yang dapat
ikatan persatuan yang dilandasi dengan membantu memfokuskan perhatian
kasih sayang, empati dan berkeadilan. murid dan meningkatkan level energi
Contoh permainan tersebut fisiknya. Musik dapat menciptakan
dihadirkan pada gambar berikut. suasana positif yang akan membantu
mereka untuk fokus pada pelajaran
(Campbell. at all, 2002).
Pada aspek kebugaran permainan
ini dapat meningkatkan kemampuan
daya reaksi (movement time dan reaction
time), permainan dapat divariasikan
dengan mengubah jarak antara siswa dan
objek yang direbut, target yang
merupakan objek yang direbut, terdiri
dari : kursi, pohon-pohonan atau benda
apa saja yang tidak membahayakan.
Gambar 4.3
Cara bermain:
1. Siswa di bagi dalam beberapa
kelompok;

206 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


2. Setiap kelompok terdiri dari 5-10 diperebutkan dan yang terpenting antara
orang ; jumlah benda yang diperebutkan dengan
3. Tersedia tempat (objek) yang jumlah siswa tidak sama artinya harus
direbut lebih sedikit jumlah tempat atau benda
4. Kursi di kelas dan pohon di yang diperebutkan, dengan demikian
halaman dapat dijadikan objek akan ada yang memperoleh hukuman,
perebutan hukuman yang diberikan juga
5. Alat musik pengiring sebagai diharapkan berkaitan dengan proses
pengendali permainan; pembentukan kebugaran dan
6. Saat musik dimatikan siswa harus kegembiraan sehingga siswa tidak
merebut tempat; merasa hukuman sebagai beban. ilustrasi
7. Siswa yang tidak mendapatkan berikut merupakan gambar permainan
tempat diberi hukuman; merebut kursi sepertiyang tertera di
8. Jumlah tempat yang disediakan bawah ini :
harus lebih sedikit dari jumlah
siswa;
9. Hukuman yang diberikan harus
bersifat mendidik.

Melalui permainan ini diharapkan


anak-anak dapat menikmati aktivitas
yang mereka lakukan. Misalnya seorang
anak yang bergerak sesuai dengan Gambar 4.4
tuntunan musik didorong untuk berlari
merebut jatah kursi atau tempat.
Anak- Anak akan belajar H. Rangkuman
merasakan kegagalan dalam suatu Pembelajaran pendidikan jasmani
perebutan, sementara anak yang berhasil di sekolah diharapkan dapat memberikan
dalam aktivitas fisik tersebut akan landasan dasar bagi penataan awal
menumbuhkan kepercayaan dirinya dan terbentuknya kebugaran jasmani pada
memiliki partisipasi yang tinggi dalam generasi muda dan pembelajaran
setiap kegiatan atau kerja kelompok. tersebut diarahkan pada pembentukan
Permainan ini dapat dilaksanakan komponen kebugaran secara menyeluruh
di dalam ruangan yang tidak luas, seperti (multilateral) dan dikemas melalui
di kelas, yang memanfaatkan kursi bebeapa jenis permainan yang
sebagai objek perebutan dan memberikan kesempatan pada siswa
pembelajaran tetap dapat berlangsung untuk bergerak memenuhi kebutuhan
meskipun tiba-tiba terjadi hujan, perkembangan fisik, psikis serta
sehingga aktivitas pembelajaran penjas peningkatan perkembangan
tetap dapat berlangsung dalam intelektualnya. Dengan demikian
memenuhi kebutuhan gerak dan bermain pembelajaran tersebut dapat menarik
siswa sekolah dasar. minat siswa, dan pembelajaran praktek
Permainan ini juga bisa penjas dapat tetap berlangsung meskipun
menggunakan pohon-pohonan sebagai dengan sarana dan prasarana serta waktu
tempat yang diperebutkan atau benda yang sangat terbatas.
apa saja yang mungkin untuk Dengan segala kondisi yang
terbatas itu upaya untuk membangun

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 207


kebugaran jasmani, kecerdasan dan Komponen Kecerdasan. Jakarta :
kebutuhan akan bermain anak-anak akan PT. Indeks Kelompok Gramedia.
tetap dapat berlangsung dan yang lebih Soedarminto, 2004. Dasar-Dasar
penting akan terbentuk kebiasaan hidup Kinesiologi . Jakarta : Universitas
sehat melalui pembelajaran pendidikan Terbuka.
jasmani di setiap sekolah dan guru tidak Sugiyanto, 2004. Perkembangan dan
perlu kehilangan akal dalam menghadapi Belajar Gerak. Jakarta :
keterbatasan sarana dan prasarana, Universitas Terbuka
bukankah guru dituntut untuk dapat Sujiono B, dkk, 2005. Metode
bertindak secara situasional dan Pengembangan Fisik. Jakarta :
transaksional dalam merancang kegiatan Universitas Terbuka.
pembelajarannya.

DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, T., 2003. Sekolah Para
Juara. Bandung : Kaifa.
Arthur,S. L. 1990. Patiens With
Diabetes Mellitus in Exercise in Modern
Medicine. Darry A.F.,et. al. (eds),
Hongkong: Williams & Wilkins.
Bishop.C.J, Curtis. M., 2005.
Permainan Anak-Anak Zaman
Sekarang di Sekolah Dasar.
Jakarta : PT. Gramedia.
Bompa, OT, 2000. Total Training for
Young Champions. Canada :
Human Kinetics.
Dryder Gorden dan Vos Jeannette, 2001.
Evolusi Cara Belajar The
Learning Revolution. Bandung :
Kaifa.
Graham George, at all, 1980. Children
Moving. California : Mayfield
Publishing Company.
Hammet, T.C, 1992. Movement
Activities for Early Childhood.
Illion : Human Kinetics Books.
Kuntaraf, J., Kuntaraf, L.K., 1992.
Olahraga Sumber Kesehatan.
Bandung : Advent Indonesia.
Lwin May. Khoo Adam. Lyen Kenneth.
Sim Caroline, 2005. How to
Multiply Your Child Inteligence.
Cara Mengembangkan Berbagai

208 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


BAB III.
PEMBELAJARAN MELALUI
PENGALAMAN
LANGSUNG/EKSPLORASI DI
LINGKUNGAN SEKITAR

1. Bacaan 15, ”Pembelajaran Alam Sekitar: Bab IV.


Sains di Sekolah Dasar” Jakarta: Departemen
(Muslichach Asy’ari. Pendidikan Nasional)
(2006). Penerapan 5. Bacaan 19, “Prosedur Evaluasi
Pendekatan Sains- Kegiatan Belajar
Teknologi-Masyarakat, Mengajar dengan
Dalam Pembelajaran Pendekatan Lingkungan
Sains Di Sekolah Dasar: Alam Sekitar” (Lily
Bab II. Jakarta: Barlia. (2006). Mengajar
Departemen Pendidikan Dengan Pendekatan
Nasional) Lingkungan Alam Sekitar:
2. Bacaan 16, “Pendekatan Bab V. Jakarta:
Sains-Teknologi- Departemen Pendidikan
Masyarakat” (Muslichach Nasional)
Asy’ari. (2006). 6. Bacaan 20, “Strategi
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Bahasa
Sains-Teknologi- Indonesia di SD
Masyarakat, Dalam Menggunakan
Pembelajaran Sains Di Lingkungan sebagai
Sekolah Dasar: Bab III. Sumber Belajar” (Dadan
Jakarta: Departemen Djuanda. (2006).
Pendidikan Nasional) Pembelajaran Bahasa
3. Bacaan 17, ”Pendekatan STM Indonesia Yang
di Sekolah Dasar”. Komunikatif dan
(Muslichach Asy’ari. Menyenangkan: Bab III.
(2006). Penerapan Jakarta: Departemen
Pendekatan Sains- Pendidikan Nasional)
Teknologi-Masyarakat,
Dalam Pembelajaran
Sains Di Sekolah Dasar:
Bab V. Jakarta:
Departemen Pendidikan
Nasional)
4. Bacaan 18, “Pengalaman
Belajar di Laboratorium
Lingkungan Alam
Sekitar” (Lily Barlia.
(2006). Mengajar Dengan
Pendekatan Lingkungan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 209


Bacaan 15 pembelajaran di jenjang yang lebih
tinggi. Mengingat di tingkat Sekolah
BAB II Dasar merupakan awal kegiatan wajib
belajar dan merupakan jenjang
PEMBELAJARAN SAINS DI
pendidikan yang berdurasi paling lama,
SEKOLAH DASAR maka agar pencapaian hasil belajar dapat
optimal guru dalam pembelajarannya
A. Pembelajaran di Sekolah Dasar perlu memperhatikan tentang
Pembelajaran merupakan salah karakteristik anak Sekolah Dasar.
satu tindakan edukatif yang dilakukan
guru di kelas. Tindakan dapat dikatakan 1. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
bersifat edukatif bila berorientasi pada Menurut Piaget perkembangan
pengembangan diri atau pribadi siswa kognitif anak dapat dibedakan antara
secara utuh, artinya pengembangan beberapa tahap sejalan dengan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap. usianya, yaitu :
Oleh karena itu guru harus kompeten - 0 – 2 tahun : Sensori motor
dalam menciptakan aktivitas - 2 – 6 tahun : Praoperasional
pembelajaran yang sesuai dengan ketiga - 7 – 11 tahun : Operasional
aspek tersebut. kongkrit
Keberhasilan suatu pembelajaran - > 11 tahun :Operasional
tergantung bagaimana interaksi antara formal
guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa Mengingat umumnya anak Indonesia
dapat berjalan baik bila guru kompeten mulai masuk Sekolah Dasar pada
dalam mengelola kelas. Dalam usia 6 – 7 tahun dan rentang waktu
mengelola kelas langkah awal yang belajar di SD selama 6 tahun maka
perlu diketahui guru adalah dengan siapa usia anak Sekolah Dasar bervariasi
atau siswa yang bagaimana yang akan antara 6 – 12 tahun. Berarti meliputi
dihadapi. Tanpa paham tentang peserta tahap akhir praoperasional samapai
didik yang akan difasilitasi mustahil awal operasional formal. Pada usia
guru dapat memilih strategi atau tahap tersebut umumnya anak
pembelajaran yang tepat dan materi memiliki sifat:
pembelajaran yang sesuai. • Memiliki rasa ingin tahu
Untuk pembelajaran sains yang yang kuat
menjadi fokus dalam pembelajaran
• Senang bermain atau
adalah adanya interaksi antara siswa
suasana yang
dengan obyek atau alam secara
menggembirakan
langsung. Oleh karena itu guru sebagai
• Mengatur dirinya sendiri,
fasilitator perlu menciptakan kondisi dan
mengeksplorasi situasi
menyediakan sarana agar siswa dapat
sehingga suka mencoba-
mengamati dan memahami obyek sains.
coba
Dengan demikian siswa dapat
menemukan konsep dan membangunnya • Memiliki dorongan yang
dalam struktur kognitifnya. kuat untuk berprestasi,
Bertolak dari taraf kemampuan tidak suka mengalami
berpikir dan karakteristik peserta didik kegagalan
maka strategi pembelajaran di Sekolah
Dasar perlu dibedakan dengan

210 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


• Akan belajar efektif bila ia Alur berpikir anak tersebut dapat
merasa senang dengan dibahasakan :
situasi yang ada Bila A maka B
• Belajar dengan cara bekerja Padahal A
dan suka mengajarkan apa ------------------
yang ia bisa pada temannya Jadi B
Namun bila dicermati lebih • Tidak dapat berpikir reversibel atau
lanjut anak yang berada di kelas bolak balik artinya tidak bisa
rendah atau kelas 1 s/d 3 memiliki berpikir kembali ke titik awal.
kekhasan berbeda dibanding dengan Misalnya : Bila anak diberi 2 gelas
anak yang berada di kelas atas atau 4 aqua dan diminta menuangkan dalam
s/d 6. Oleh karena itu dalam botol yang besar. Setelah itu diberi
pembelajaran di Sekolah Dasar perlu lagi 3 gelas aqua dan diminta
ada perbedaan strategi atau menuangkan lagi dalam botol.
penekanan antara siswa kelas rendah Selanjutnya kalau dia ditanya
atau kelas atas disesuaikan dengan bagaimana caranya agar air yang ada
karakteristik masing-masing. didalam botol hanya 2 gelas lagi,
mereka akan sulit untuk
a. Siswa Kelas Rendah menjawabnya. Kasus ini dapat
Siswa yang berada di kelas dijelaskan lewat gambar 4.
rendah atau kelas 1 s/d 3 pada • Bersifat egosentris artinya
umumnya berusia 6 – 9 tahun, memandang sesuatu dari sudut
sehingga berdasarkan klasifikasi pandang dirinya sendiri. Ia
Piaget tingkat perkembangan menganggap bahwa setiap orang
intelektualnya berada pada tahap berpikir sama seperti dirinya,
akhir praoperasional sampai sehingga kalau orang punya pikiran
operasional kongkrit (Dahar, 1989). yang tidak sama dengannya dianggap
Dibanding dengan siswa yang berada orang lain yang salah. Akibatnya
di kelas atas atau yang berusia lebih anak sulit untuk memahami atau
tua memiliki kekhasan antara lain : menerima pendapat orang lain.
• Penalarannya bersifat trasduktif Contoh : Anak kalau ditanya
artinya bukan induktif dan bukan bagaimana membagi kertas yang
deduktif, melainkan bergerak dari berbentuk bujur sangkar menjadi 4
sesuatu yang khusus ke hal yang bagian yang luasnya sama, maka
khusus lagi. Akibatnya sering kalau dalam pikirannya yang muncul
melihat adanya hubungan sesuatu adalah dengan melipat kedua sisi
yang sebenarnya tidak ada yang berhadapan ; dia menganggap
hubungannya. Misalnya : dalam cara itu yang benar sedang cara lain
kehidupan sehari-hari anak salah walaupun sebenarnya juga
merasakan kalau makan makanan benar. Fenomena tersebut dapat
yang mengandung cabai terasa dijelaskan dalam gambar 5.
pedas. Pada suatu saat bila dia diberi • Belum memiliki pengertian
minuman sari jahe dan merasakan kekekalan materi, mereka cenderung
pedas maka dalam pikiran anak fokus pada aspek statis tentang
dapat muncul anggapan bahwa sesuatu dari pada perubahan dari
minumannya mengandung cabai. keadaan yang satu ke keadaan yang

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 211


lain walau ditinjau dari substansi,
volume dan jumlahnya tetap
(Suparno, 2001). Contoh : bila siswa
dihadapkan pada 2 gelas yang sama
bentuk dan ukurannya kemudian
keduanya diisi air dengan ketinggian
yang sama, mereka akan menilai
bahwa volume air pada kedua gelas
tersebut sama. Tetapi bila air pada
gelas yang satu kemudian dituangkan
Gambar 5 : Berpikir egosentris ( Bila yang
pada gelas ke tiga yang luas terpikir cara 1 dan 2 tidak
berpikir kalau ada orang lain
yang berpikir dengan cara 3, 4 ,
5, atau 6

permukaannya lebih luas sehingga


ketinggiannya akan lebih rendah
dibanding dengan air pada gelas ke dua
maka mereka akan menganggap
bahwa air pada gelas ke tiga lebih
sedikit dibanding dengan air pada
gelas kedua. Keadaan ini dapat
dijelaskan lewat gambar 6.

Gambar 4: Sulit berpikir reversibel (sulit


menjawab bagaimana
mengembalikan ke keadaan A dari
keadaan B).

Gambar 6 : Belum memiliki pengertian


kekekalan materi (menganggap
air di gelas III lebih sedikit dari
air di gelas II

212 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


• Belum bisa berpikir secara abstrak, Mereka dapat mengelompokkan biji
artinya mereka belum bisa yang tunggal yaitu biji jagung, salak
memahami bila A lebih besar B dan pinang dan biji belah yaitu biji
sedang B lebih besar dari C maka A kedelai, kacang tanah, durian dan
lebih besar dari C. Tetapi bila ketiga semangka. Disamping itu mereka
unsur tersebut dikongkritkan mereka dapat membuat urutan ukuran biji
baru bisa memahami. Misalnya bila dari yang terkecil ke terbesar yaitu
mereka dihadapkan pada 3 orang biji semangka – kedelai – jagung –
temannya dimana Agus yang lebih kacang tanah – salak – durian –
gemuk dibanding dengan Budi dan pinang. Bila mereka diberi jenis biji
Budi lebih gemuk dari Candra maka yang lain misalnya biji rambutan
mereka dapat memahami bila Agus maka ia sudah bisa menentukan letak
lebih gemuk dari Candra. biji rambutan tersebut dalam deretan
Dengan melihat kekhasan sekaligus biji yang sudah ada sebelumnya.
keterbatasan anak pada kelompok Keadaan tersebut dapat dijelaskan
kelas rendah seperti tersebut maka dalam gambar 7.
guru di kelas rendah perlu hati-hati • Telah mampu melakukan operasi
dalam mengelola pembelajarannya logis tetapi pengalaman yang
agar tidak menimbulkan salah dipunyai masih terbatas. Oleh karena
konsep yang berkelanjutan. itu mereka sudah dapat memecahkan
masalah yang bersifat verbal atau
b. Siswa Kelas Atas formal. Contoh : bila mereka
Siswa yang berada di kelas atas dihadapkan pada pernyataan berikut :
atau kelas 4 s/d 6 pada umumnya Asih lebih tinggi dari Bety, sedang
memiliki usia antara 9 – 12 tahun, Asih lebih pendek dari Citra, maka
sehingga berdasar klasifikasi Piaget pada mereka sudah bisa menalar kalau
tingkat perkembangan akhir operasional yang paling pendek adalah Bety.
kongkrit sampai awal operasional
formal. Pada tahap usia ini anak
memiliki kekhasan antara lain : Keadaan 1
• Dapat berpikir reversibel atau bolak
balik. Contoh mereka dapat
memahami bahwa operasi
penambahan dapat dibalikkan
dengan operasi pengurangan sedang Keterangan : A = biji salak, B = biji durian,
operasi perkalian dapat dibalikkan C = biji pinang , D = biji kacang tanah,
dengan operasi pembagian. Contoh E = biji kedelai, F = biji
13 + 17 = 30 dan 30 – 17 = 13, atau jagung dan G = biji semangka
5 X 6 = 30 dan 30 : 6 = 5.
• Dapat melakukan pengelompokan
dan menentukan urutan. Misalnya
anak dihadapkan pada beberapa
macam biji yang bervariasi bentuk
dan ukurannya yaitu biji : salak,
durian, pinang, kacang tanah,
kedelai, jagung dan semangka..

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 213


Keadaan 2 : Pengelompokan berdasarkan tipe efektif bila siswa aktif berpartisipasi atau
biji ( kelompok I = biji tunggal, melibatkan diri dalam proses
kelompok II biji belah)
pembelajaran. Untuk itu maka guru
Sekolah Dasar perlu menerapkan
prinsip-prinsip Pembelajaran yang dapat
mewujudkan situasi belajar siswa aktif.
Yaitu meliputi prinsip : motivasi, latar,
menemukan, belajar sambil bekerja,
belajar sambil bermain dan prinsip
hubungan sosial (Depdikbud, 1989).
Keadaan 3
a. Prinsip Motivasi : Motivasi adalah
daya dorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi ada
yang berasal dari dalam atau
intrinsik dan ada yang timbul akibat
rangsangan dari luar atau ekstrinsik.
Motivasi intrinsik akan mendorong
rasa ingin tahu, keinginan mencoba,
mandiri dan ingin maju. Oleh karena
itu motivasi anak didik perlu
ditumbuhkan. Dengan kata lain guru
Gambar 7 : Kemampuan mengelompokkan dan harus dapat berperan sebagai
menentukan urutan (dari keadaan 1 yang masih motivator.
acak dapat mengelompokkan seperti keadaan 2 b. Prinsip Latar : Pada hakekatnya
dan dapat membuat urutan seperti keadaan 3 siswa telah memiliki pengetahuan
serta dapat menentukan dimana letak biji
rambutan pada deretan 3).
awal. Oleh karena itu dalam
pembelajaran sebaiknya guru perlu
Dengan melihat telah mengetahui/ menggali pengetahuan,
berkembangnya tingkat kemampuan ketrampilan dan pengalaman apa
berpikir anak kelas atas dibanding yang telah dimiliki siswa sehingga
dengan anak kelas rendah maka kegiatan belajar mengajar tidak
untuk pembelajaran di kelas atas berawal dari suatu kekosongan.
sebaiknya sudah diarahkan pada c. Prinsip Menemukan : Pada dasarnya
pelatihan kemampuan berpikir yang siswa memiliki rasa ingin tahu yang
lebih komplek. Misalnya dengan besar sehingga potensial untuk
berdiskusi dalam kelompok untuk mencari guna menemukan sesuatu.
memprediksi, menginterpretasi data Oleh karena itu bila diberi
atau membuat kesimpulan dari hasil kesempatan untuk mengembangkan
pengamatan yang dilakukan. potensi tersebut siswa akan merasa
senang atau tidak bosan.
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran di d. Prinsip Belajar Sambil Melakukan
Sekolah Dasar (learning by doing) : Pengalaman
Dengan memperhatikan karakteristik yang diperoleh melalui bekerja
anak Sekolah Dasar seperti tersebut di merupakan hasil belajar yang tidak
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mudah terlupakan. Oleh karena itu
pembelajaran di Sekolah Dasar akan dalam proses belajar mengajar

214 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


sebaiknya siswa diarahkan untuk dengan praktek kehidupan
melakukan kegiatan atau “ Learning sehari- hari
by doing”. • Memanfaatkan lingkungan
e. Prinsip Belajar Sambil Bermain : sekitar sebagai sumber belajar,
Bermain merupakan kegiatan yang karena belajar akan bermakna
dapat menimbulkan suasana gembira bila membumi/ menyentuh
dan menyenangkan, sehingga akan langsung pada permasalahan
dapat mendorong siswa untuk lingkungan sekitar siswa. Dengan
melibatkan diri dalam proses demikian materi pembelajaran
pembelajaran. Oleh karena itu dalam tidak terasa asing bagi siswa.
setiap pembelajaran perlu diciptakan • Kreatif menghadirkan alat bantu
suasana yang menyenangkan lewat pembelajaran sebagai visualisasi
kegiatan bermain yang kreatif. materi pembelajaran. Proses ini
f. Prinsip Hubungan Sosial : Dalam dapat memudahkan siswa untuk
beberapa hal kegiatan belajar akan memahami materi pembelajaran
lebih berhasil jika dikerjakan secara atau dapat menolong proses
berkelompok. Dari kegiatan berpikir siswa dalam
kelompok siswa tahu kekurangan membangun pengetahuannya.
dan kelebihannya sehingga tumbuh • Menciptakan suasana ruang kelas
kesadaran perlunya interaksi dan yang menarik, misalnya pajangan
kerja sama dengan orang lain. hasil karya siswa, dan benda-
Dari prinsip-prinsip tersebut di atas benda lain yang mendukung
nampak bahwa semuanya dalam proses pembelajaran. Dalam hal
rangka menciptakan suasana ini ruang kelas dapat sekaligus
pembelajaran yang membuat siswa berperan sebagai laboratorium
senang sehingga mereka akan terlibat untuk bereksplorasi atau
aktif dalam pembelajaran. Untuk showroom prestasi yang dicapai
menunjang penerapan prinsip-prinsip siswa.
tersebut di atas guru dalam
mengelola pembelajaran perlu : B. Beberapa Pendekatan dalam
• Menyajikan kegiatan yang Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar
beragam sehingga tidak membuat Pendekatan pembelajaran adalah
siswa jenuh. Kegiatan belajar upaya yang dilakukan guna membuat
tidak hanya terbatas didalam siswa terlibat secara aktif dan berminat
ruang kelas, melainkan dapat di dalam mengikuti pembelajaran. Sesuai
halaman sekolah, di sawah atau dengan tujuan pembelajaran sains di
di tepi jalan Sekolah Dasar seperti yang telah
• Menggunakan sumber belajar diuraikan di Bab I maka beberapa
yang bervariasi. Disamping buku pendekatan yang dapat digunakan dalam
acuan dapat pula berupa majalah, pembelajaran sains di Sekolah Dasar
surat kabar atau Televisi. adalah : Pendekatan Proses, Pendekatan
• Sesekali dapat bekerjasama Konsep, Pendekatan Discovery/
dengan masyarakat, praktisi, Penemuan terbimbing , Pendekatan
kantor-kantor, bank, pasar, Inkuiri, Pendekatan Histori, Pendekatan
statiun, terminal dll, sebagai Nilai, Pendekatan Lingkungan dan
sumber informasi yang terkait

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 215


Pendekatan Sains – Teknologi -
Masyarakat.

a. Pendekatan Proses : Merupakan


pendekatan yang menekankan dalam
melatih bagaimana cara memperoleh
produk sains, sehingga operasional
pembelajarannya selalu ada aktivitas
atau bernuansa proses sains. Pertanyaan arahan: Cairan mana
Misalnya dalam pembelajaran yang paling cepat menguap dan
tentang “ Faktor yang mempengaruhi cairan mana yang paling lama
kecepatan penguapan suatu zat” menguap ? Kesimpulan apa yang
dilakukan dengan langkah : diperoleh dari kejadian tersebut ?
Proses sains yang berlangsung:
1). Kegiatan siswa: Dihadapan siswa Mengamati, mengukur dan
disediakan air, alkohol,dan menyimpulkan.
minyak goreng yang diletakkan
pada tempat yang terpisah. Siswa 3). Kegiatan siswa: Dengan
diminta mengukur suhu masing- menggunakan pipet siswa
masing cairan tersebut. diminta meneteskan ketiga cairan
tersebut secara bergantian pada
punggung telapat tangannya

Pertanyaan arahan: Bagaimana


suhu ketiga cairan tersebut ?
Proses sains yang berlangsung:
Mengukur.
Pertanyaan arahan: Apa yang
2). Kegiatan siswa: Dengan kalian rasakan ? Mengapa terasa
menggunakan pipet siswa berbeda padahal suhu ketiga
diminta mengambil masing- cairan tersebut sama ? (untuk
masing cairan. Teteskan masing- dapat menjawab pertanyaan ini
masing sebanyak 1 tetes di atas dengan benar siswa perlu
sendok makan yang berbeda, dan melakukan kegiatan 4 dan 5
tunggu beberapa saat sehingga dulu)
terjadi perubahan pada cairan Proses sains yang berlangsung:
tersebut Mengamati (rasa),
membandingkan dan
menginferensi.

216 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


4). Kegiatan siswa: Siswa diminta demikian bagaimana kalian
meneteskan air pada 2 sendok menjelaskan kejadian pada
makan masing-masing sebanyak kegiatan 3 ?
5 tetes. Selanjutnya sendok yang Proses sains yang berlangsung:
satu diletakkan begitu saja diatas Mengamati, mengukur,
meja (usahakan jangan sampai mensinthesis, menganalisis dan
tumpah) dan sendok yang lain menyimpulkan.
dipanaskan di atas lilin. Catat
berapa lama waktu yang 6). Kegiatan siswa: Siswa diminta
diperlukan agar air pada sendok mengambil 3 sendok makan air
yang dipanaskan tersebut dan dimasukkan dalam gelas
menguap semua. aqua, dan 3 sendok lagi
diletakkan di cawan atau piring.
Kemudian keduanya dijemur
pada panas matahari

Pertanyaan arahan: Pada waktu


air yang dipanaskan habis,
bagaimana air pada sendok yang
satu? kesimpulan apa yang
diperoleh dari kejadian tersebut?
Proses sains yang berlangsung:
Mengamati, mengukur dan Pertanyaan arahan: Air mana
menyimpulkan. yang cepat habis ? Apa yang
dapat disimpulkan dari kejadian
5). Kegiatan siswa: Siswa diminta tersebut ?
mengambil air dengan pipet dan Proses sains yang berlangsung:
diteteskan pada 2 sendok makan Mengamati, mengukur dan
masing-masing sebanyak 3 tetes. menyimpulkan.
Air pada sendok yang satu
dibiarkan begitu saja sedang air 7). Kegiatan siswa: siswa diminta
pada sendok yang lain dikipasi . merangkum semua kesimpulan
yang telah dibuat dan menuliskan
di papan tulis.
Proses sains yang berlangsung:
Merangkum dan
mengkomunikasikan.

Pertanyaan arahan: Mengapa air b. Pendekatan Konsep: Merupakan


yang dikipasi cepat habis ? Bila pendekatan yang menekankan
dibandingkan dengan kegiatan 4 pengenalan konsep- konsep sains.
apa persamaannya? Untuk Pengenalan konsep sangat perlu
menguap butuh apa? dengan karena dibutuhkan dalam

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 217


mengkomunikasikan pengetahuan. berikut :
Tanpa menggunakan pendekatan
konsep dalam pembelajaran dapat
menyebabkan jalannya pembelajaran
menjadi lamban. Apalagi di tingkat
sekolah dasar yang kemampuan
berpikir siswanya masih relatif
rendah dan pengalaman dalam
mengeksplorasi alam juga belum
begitu banyak. Contoh pembelajaran
dengan pendekatan konsep untuk
topik “ Metamorfosa ” dapat Kemudian ditanya perubahan apa
dilakukan dengan langkah: saja yang terjadi ? Apa perbedannya
dengan perubahan yang terjadi pada
1). Kepada siswa ditunjukkan gambar ayam dan manusia ?
perubahan bentuk pertumbuhan pada Dari 2 macam kejadian tersebut
ayam dan manusia seperti berikut : siswa dikenalkan tentang konsep
metamorfosa.

3). Selanjutnya ditunjukkan gambar


perubahan pertumbuhan pada
jengkerik seperti berikut :

Kemudian siswa ditanya apa


perbedaannya dengan kupu-kupu ?
Dari dua macam gambar tersebut Bagaimana bentuk awal kehidupan
siswa diminta mengamati perubahan (setelah menetas dari telur)
yang terjadi dari anak ayam menjadi dibanding dengan individu yang
ayam dewasa dan dari bayi menjadi sudah dewasa ?
orang dewasa. Kemudian ditanya: Dari kejadian ini siswa dikenalkan
Apa yang berubah? adakah perubahan tentang konsep metamorfosa
macam, jumlah dan bentuk organnya ? sempurna dan metamorfosa tak
sempurna.

c. Pendekatan Discovery atau


Penemuan Terbimbing : merupakan
2). Berikutnya ditunjukkan gambar pendekatan dimana siswa di arahkan
pertumbuhan pada katak dan kupu- untuk mendapatkan suatu
kupu sebagai kesimpulan dari serangkaian

218 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


aktivitas yang yang dilakukan 3). Dari dua kegiatan tersebut siswa
sehingga siswa seolah-olah diharapkan dapat menemukan
menemukan sendiri pengetahuan jawabannya bahwa naiknya air
tersebut. Contoh pembelajaran sains sampai ke daun karena adanya
dengan pendekatan discovery untuk kapilaritas pada batang tumbuhan
topik “ Kapilaritas/ pengangkutan air
pada tumbuhan adalah : d. Pendekatan Inkuiri : Merupakan
Pertama-tama diberikan pertanyaan pendekatan penemuan yang
pada siswa : menuntut kemampuan lebih komplek
Bagaimana air yang berada di dalam dibanding pendekatan discovery.
tanah dapat naik sampai pucuk/ Dalam pendekatan inkuiri siswa
daun-daun tanaman ? dengan proses mentalnya sendiri
Untuk mendapatkan jawaban yang dapat menemukan suatu konsep atau
benar siswa dipandu dengan melakukan prinsip, sehingga dalam menyusun
kegiatan : rancangan percobaan dilakukan atas
1). Disediakan larutan eosin pada 2 kemampuannya sendiri. Oleh karena
buah gelas. Siswa diminta itu di tingkat Sekolah Dasar
memasukkan batang kaca pada pendekatan inkuiri lebih cocok
gelas A dan pipa kapiler pada diterapkan di kelas atas. Contoh
gelas B. Kemudian ditanya apa untuk topik “ Pembakaran
yang terjadi pada larutan eosin memerlukan oksigen” bila diajarkan
dalam gelas B dan apa bedanya dengan pendekatan inkuiri adalah :
dengan larutan eosin pada gelas • Pertama tama guru menunjukkan
A. fenomena yang dapat
2). Siswa diberi 2 batang tumbuhan menimbulkan rasa ingin tahu dan
yang batangnya transparan memusatkan perhatian siswa,
(misalnya tumbuhan Impatien yaitu tentang lilin yang semula
atau pacar air), 1 batang diminta nyala kemudian ditutup dengan
memasukkan dalam larutan eosin gelas sehingga lama kelamaan
dan 1 batang dibiarkan saja nyala api padam
sebagai pembanding atau kontrol.
Tunggu beberapa lama sampai
nampak terjadi perubahan pada
batang tumbuhan yang berada
dalam larutan eosin.

• Guru mengajukan pertanyaan


pada siswa :
- Mengapa lama kelamaan nyala
api padam ?
- Faktor apa yang menentukan
cepat atau lamanya nyala api
padam ?

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 219


Dari pertanyaan tersebut akan lautan tersebut membutuhkan waktu
muncul beberapa hipotesis yang yang berbulan-bulan maka selama
dikemukakan siswa, misalnya dalam perjalanan makanan yang
tentang ukuran gelas, ukuran lilin dikonsumsi oleh para awak kapal
dan jenis lilin. adalah makanan yang sudah
• Pada setiap hipothesis yang diawetkan. Hal ini semakin membuat
dikemukakan oleh siswa parahnya gejala yang dialami
ditindaklanjuti dengan penderita, yaitu bau busuk mulai
pertanyaan : keluar dari mulut dan ruam-ruam
- Bagaimana kalian bisa pada permukaan kulit terus
membuktikan kalau dugaan bermunculan. Pergelangan tangan
(jawaban) yang kalian dan kaki membengkak, buang air
kemukakan tadi benar ? besar berdarah dan tubuh mulai luka-
- Bahan dan alat apa saja yang luka sehingga bau semakin busuk.
diperlukan untuk Selanjutya penderita hanya terbaring
membuktikan kebenaran tak berdaya, sering mengigau dan
jawaban kalian ? nafas terengah-engah akhirnya
(dalam hal ini sebelumnya disudahi dengan kematian. (gejala ini
guru sudah mempersiapkan dikemudian hari dikenal dengan
bahan dan alat yang penyakit skorbut).
kemungkinan dibutuhkan Ratusan tahun dari kejadian
siswa untuk menguji berbagai tersebut orang belum mengetahui apa
hipotesis) penyebab penyakit tersebut dan obat
apa yang dapat menyembuhkannya,
e. Pendekatan Histori : Merupakan sehingga gejala serupa sering
pendekatan pembelajaran yang menimpa para pelaut yang
berorientasi pada sejarah bagaimana mengarungi samudra dalam jangka
ditemukan atau dihasilkannya suatu waktu yang lama. Baru th. 1768 saat
pengetahuan. Contoh pembelajaran kapten Cook dari Inggris yang
dengan topik “ Vitamin C” bila membawa anak buah kapalnya
diajarkan dengan pendekatan histori menjelajah dunia kembali dalam
adalah : jumlah yang utuh dan keadaan sehat,
Sebelum membahas tentang manfaat misteri tersebut di atas mulai
dan sumber- sumber vitamin C, terkuak.
pembelajaran dimulai dengan cerita Setelah dianalisis ternyata dalam
kejadian pada th. 1498 yaitu perjalanannya kapten Cook berbekal
munculnya masalah yang dihadapi banyak buah-buahan terutama jeruk,
oleh komandan kapal penjelajah dari fakta tersebut disimpulkan
dunia Vasco da Gama. Pada tahun bahwa jeruk atau buah-buahan dapat
tersebut 100 orang anak buah mencegah penyakit skorbut. Namun
kapalnya dari 160 orang yang ada saat itu belum diketahui mengapa
mengalami gejala sakit yang demikian. Baru pada tahun 1833
mengerikan yaitu diawali dengan penelitian menunjukkan bahwa di
gusi yang berdarah dan lama dalam jeruk terdapat senyawa asam
kelamaan beberapa giginya tanggal. askorbin. Dalam perkembangannya
Karena perjalanan mengarungi tepatnya pada tahun 1912 senyawa

220 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


tersebut oleh C. Funk diberi nama listrik tergantung pada sumber daya
Vitamin C. air atau batu bara. Untuk transportasi
Contoh lain untuk materi Hukum perlu bahan bakar minyak.
Newton diawali dengan fenomena Diantara energi atau sumber
buah apel. Hukum Archimedes daya alam tersebut ada yang dapat
dengan kejadian di bak mandi dan diperbarui dan ada yang tidak dapat
penemuan kinine sebagai obat diperbarui. Sumber daya alam yang
penyakit malaria diawali dengan dapat diperbarui misalnya hewan dan
kejadian di Afrika tentang air sungai tumbuhan, pembaruannya dengan
yang dapat menyembuhkan orang cara budidaya atau
demam dan menggigil mengembangbiakkan. Sumber daya
berkepanjangan. alam yang tidak dapat diperbarui
misalnya batu bara dan bahan bakar
g. Pendekatan Nilai : Merupakan minyak, karena sumberdaya alam
pendekatan pembelajaran yang tersebut proses pembentukannya
mengandung pesan norma atau etika butuh waktu jutaan tahun.
hidup diantara makhluk yang lain. Padahal semakin lama jumlah
Mengingat beberapa nilai yang manusia semakin banyak. Disamping
dipakai secagai acuan hidup setiap itu gaya hidup manusia semakin
individu atau masyarakat tidak sama, banyak membutuhkan sumber daya
misalnya yang berkaitan dengan alam yang sulit diperbarui. Akibat
suku, ras dan agama maka bila akan kedua hal tersebut lama kelamaan
mengajarkan sains dengan akan terjadi krisis energi. Oleh
pendekatan nilai harus karena itu agar alam tetap memiliki
dipertimbangkan jangan sampai daya dukung terhadap kehidupan
malah menimbulkan perpecahan manusia dengan tetap tersedianya
diantara siswa. Misalnya jangan cadangan energi maka manusia
membahas materi tentang makanan sendiri yang perlu menghemat
sehat dikaitkan dengan makanan pemakaian energi. Karena bila tidak
halal dan haram. Materi demikian maka cadangan energi
pembelajaran harus dipilih sesuai akan semakin menipis dan
dengan nilai-nilai yang bersifat menyebabkan kecuali sulit
umum misalnya yang menyangkut mendapatkan juga harganya menjadi
tentang keadilan, kebenaran, mahal. Akibatnya tidak semua orang
tenggang rasa, pengorbanan dll. dapat menikmatinya.
Contoh : pembelajaran tentang Oleh karena itu walaupun kita punya
“Penghematan energi atau Sumber uang untuk membeli energi tersebut
Daya Alam” paling tidak dibahas sebaiknya tidak menghambur-
bahwa : hamburkan energi hanya untuk hal-
Untuk memenuhi kebutuhan hal yang tidak penting, dengan
hidupnya manusia tidak bisa lepas tujuan agar setiap orang dapat
dari energi atau sumber daya alam, memperoleh manfaat dari alam.
misalnya untuk makan dan pakaian karena pada dasarnya alam
tergantung pada keberadaan hewan diciptakan Tuhan adalah demi
dan tumbuhan, untuk penerangan kesejahteraan umatnya.
butuh listrik,sedang keberadaan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 221


g. Pendekatan Lingkungan : pengembangannya untuk
merupakan pendekatan pembelajaran kemaslahatan masyarakat.
dimana siswa diajak langsung (Pembahasan lebih rinci tentang
berhadapan dengan lingkungan di pendekatan sains-teknologi-
mana fakta atau gejala alam tersebut masyarakat beserta contoh
berada. Pembelajaran sains dengan penerapannya dibahas pada Bab III
pendekatan lingkungan akan dan IV).
memberikan kepada siswa
pengalaman atau pengetahuan yang
bersifat alami dan belum tentu dapat
diperoleh di kelas atau di
laboratorium. Misalnya untuk
pembelajaran tentang awan dan
perubahannya siswa diajak keluar
kelas untuk mengamati perubahan
yang terjadi di langit. Untuk
pembahasan tentang proses
penyerbukan siswa diajak ke taman/
halaman sekolah, untuk membahas
jaring-jaring makanan siswa diajak
ke sawah, untuk membahas
perubahan energi siswa diajak ke
PLTU atau PLTU.

h. Pendekatan Sains- Teknologi-


Masyarakat : merupakan pendekatan
pembelajaran yang pada dasarnya
membahas penerapan sains dan
teknologi dalam konteks kehidupan
manusia sehari- hari. Oleh karena itu
pendekatan Sains- Teknologi-
Masyarakat disebut juga sebagai
pendekatan terpadu antara sains dan
isue teknologi yang ada di
masyarakat. Dengan pendekatan ini
siswa dikondisikan agar mau dan
mampu menerapkan prinsip sains
untuk menghasilkan karya teknologi
sederhana atau solusi pemikiran
untuk mengatur dampak negatif yang
mungkin timbul akibat munculnya
produk teknologi. Dengan demikian
guru sains dapat menggunakan
pendekatan Sains- Teknologi-
Masyarakat untuk menanamkan
pemahaman konsep dan

222 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bacaan 16 “Science and Technology for
Development “di Wina. Pada tahun
BAB III 1984 di Brisbane Australia
diselenggarakan simposium “The
PENDEKATAN SAINS-
Third International Symposium on
TEKNOLOGI-MASYARAKAT World Trends in Science and
Technology Education”. Tahun 1987
1. Latar belakang Pengembangan UNESCO bekerjasama dengan
Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) beberapa badan dunia
Kajian tentang keterkaitan antara menyelenggarakan seminar di
sains-teknologi-masyarakat mulai Bangalore India tentang Science and
berkembang sejak era 1970 an. Di Technology Education and Future
Amerika gerakan STM diawali di Human Needs.
tingkat universitas dengan Hasil berbagai pertemuan
memasukkan matakuliah yang tersebut selalu merekomendasikan
berwawasan STM (Yager, 1993). bahwa dalam pembelajaran sains
Gerakan tersebut dipicu oleh sangat perlu untuk mengkaitkan
terjadinya ledakan bom atom yang materi sains dengan persoalan-
dirancang oleh para teknolog yang persoalan sosial akibat dari
tergabung dalam proyek Manhattan, perkembangan teknologi. Di
yang menyebabkan kecuali rusaknya kemudian hari saran ini diangkat
lingkungan juga jatuhnya banyak sebagai salah satu pendekatan dalam
korban. Adanya kejadian tersebut pembelajaran sains. Adanya
menyadarkan para cendekiawan kesepakatan tersebut mendapat
tentang pentingnya pendidikan respon positif dari negara-negara
dampak sains dan teknologi pada anggota UNESCO untuk
masyarakat atau lingkungan. menerapkan pendekatan STM dalam
Awal mula pengembangan STM pembelajaran sainsnya.
memfokuskan pembahasan pada Gerakan STM di Amerika
empat aspek penting yaitu : Serikat dimotori oleh R.E. Yager, di
- Isu-isu aktual tentang sains dan Inggris oleh J. Solomon dan di
teknologi Kanada oleh G. Aikenhead. Bahkan
- Kritik masyarakat ilmiah tentang di Amerika Serikat penerapan
teknologi pendekatan STM dalam
- Studi tentang aspek sosial dari pembelajaran sains merupakan suatu
teknologi proyek besar yang dibiayai oleh The
- Kebijakan-kebijakan yang National Science Foundation (NSF),
berkaitan dengan teknologi dan didukung oleh asosiasi guru-
Dalam perkembangannya guru sains yang tergabung dalam The
pendidikan STM semakin meluas di National Science Teachers
berbagai negara lewat berbagai Assiciation (NSTA) (Hidayat, 1991).
pertemuan atau konferensi secara Hasil pengembangan pembelajaran
internasional yang menekankan dengan pendekatan STM secara
pentingnya pendidikan STM. periodik disosialisasikan ke berbagai
Misalnya pada tahun 1979 negara lewat publikasi dalam jurnal/
Perserikatan Bangsa bangsa (PBB)
menyelenggarakan konferensi

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 223


majalah The Science Teacher dan - Pembelajaran sains pada umumnya
Science and Children. dilakukan di dalam kelas dan guru
Di Australia pengembangan jarang menggunakan lingkungan
pendekatan STM dalam sebagai sumber belajarnya.
pembelajaran sains terkoordinir sejak
tahun 1988, yaitu mulai dibentuknya Sebagaimana telah diuraikan dalam
SECAP (Soutern Eastern Bab I bahwa hakikat sains adalah
Coordinated Area Program) yang sebagai produk dan proses, maka dalam
memiliki program utama : pembelajarannya diharapkan tidak hanya
- Pengembangan Kurikulum guna menyampaikan pengetahuan yang
mensuport kebutuhan sekolah- berupa fakta, konsep atau prinsip saja
sekolah lokal melainkan juga tentang proses
- Mengkritisi industri setempat bagaimana produk sains tersebut
- Pengembangan profesionalisme ditemukan. Oleh karena itu pemilihan
guru materi dan pendekatan pembelajaran
- Pelatihan/ asistensi ke industri- merupakan faktor yang menentukan
industri keberhasilan pencapaian tujuan
Khusus untuk para calon guru pembelajaran sains. Disamping itu bila
Sekolah Dasar, guna menambah dilihat salah satu fungsi matapelajaran
wawasannya tentang teknologi yang sains adalah mengembangkan kesadaran
dapat diajarkan pada siswa Sekolah tentang adanya hubungan/ keterkaitan
Dasar mereka diwajibkan menempuh yang saling mempengaruhi antara sains-
matakuliah Science, Toys and Trick lingkungan-teknologi dan masyarakat
(Tyttler, 1992 ). Dalam perkuliahan maka dalam pembelajarannya
tersebut dibahas tentang segala dibutuhkan wahana yang dapat
mainan anak-anak Australia yang memfasilitasi tumbuhnya kesadaran
memuat prinsip-prinsip sains. tersebut. Untuk itu dalam pembelajaran
Dengan demikian produk teknologi sains perlu dikaitkan dengan teknologi,
yang diajarkan nantinya tidak asing karena pada dasarnya antara sains dan
bagi peserta didik. teknologi memiliki hubungan timbal
balik artinya pengembangan sains akan
2. Pendekatan STM di Indonesia menghasilkan pengetahuan dasar yang
Gerakan pendekatan STM di dibutuhkan untuk pengembangan
Indonesia menurut Hidayat (1997) teknologi, sementara pengembangan
merupakan respon atas kondisi dan teknologi dapat menghasilkan cara atau
situasi pendidikan yang pada umumnya sarana bagaimana memecahkan masalah
menunjukkan bahwa: sains yang ada.
- Siswa pada umumnya kurang dapat Di Indonesia gagasan penerapan
menerapkan konsep dan proses sains pendekatan STM sebetulnya sudah
yang mereka pelajari di sekolah dimunculkan dalam Garis-garis Besar
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Program Pengajaran materi sains
- Otoritas guru yang menonjol, dimana Kurikulum 1994, namun dalam praktek
guru menganggap dirinya sebagai di lapangan masih jarang bahkan bisa
sumber informasi yang harus dikatakan belum diterapkan. Penerapan
dipelajari siswa. pendekatan STM pada umumnya masih
terbatas pada tahap uji coba/ penelitian-

224 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


penelitian. Disinyalir salah satu kendala teknologi yang lebih canggih
yang menyebabkan adalah belum bermunculan penemuan-penemuan fakta
dipahami dengan baik bagaimana atau prinsip sain yang baru, begitu
operasionalisasi pendekatan tersebut seterusnya .
bagi sebagian besar guru sains. Dari sudut pandang yang lain Bybee
Pentingnya untuk mengembangkan (1998) menggambarkan keterkaitan
pembelajaran sains lewat pendekatan antara sains dan teknologi seperti skema
STM tertuang kembali dalam Kurikulum pada gambar 8 :
Berbasis Kompetensi yang secara resmi Skema dalam gambar 8 tersebut
mulai diterapkan tahun 2004. Dalam menunjukkan bahwa ada keterkaitan
kurikulum tersebut secara eksplisit antara metode inkuiri dalam sains
ditegaskan bahwa Salingtemas (Sains, dengan strategi desain dalam teknologi,
lingkungan, teknologi dan masyarakat) serta antara penjelasan dalam sains
merupakan salah satu aspek yang dengan solusi teknologi. Dalam arti
“harus” dipelajarari siswa dalam teknologi tergantung pada keakuratan
pembelajaran sains. informasi sains dan tidak bisa
bertentangan dengan hukum/prinsip-
3. Keterkaitan Sains dan Teknologi prinsip sains. Sebaliknya sains
dengan Pendekatan STM tergantung pada teknologi sebagai
Contoh kongkrit yang menunjukkan penyedia sarana untuk melakukan
adanya hubungan timbal balik antara observasi-observasinya. Disamping itu
sains dan teknologi dapat dipaparkan sains dan teknologi keduanya
sbb. : memberikan hasil yang bermanfaat bagi
Salah satu produk yang dihasilkan masyarakat. Manfaat langsung dari sains
lewat proses sains adalah prinsip bahwa adalah memberikan pemahaman yang
lensa cembung dapat memperbesar benar tentang alam, sedang manfaat
banyangan benda. Prinsip ini dipakai langsung dari solusi teknologi adalah
untuk menciptakan produk teknologi memfasilitasi atau memberikan jalan /
yang berbentuk mikroskop. Setelah kemudahan bagi manusia untuk
diciptakan mikroskop maka dapat merespon lingkungannya.
ditemukan fakta atau prinsip sains yang
lain misalnya fakta bahwa unit/ struktur
dasar makhluk hidup adalah sel.
Ditemukannya sel akan menimbulkan
rasa ingin tahu manusia lebih lanjut
tentang apa yang ada dalam sel dan
bagaimana proses yang terjadi dalam sel
sehingga menyebabkan tubuh makhluk
hidup menjadi besar. Hal ini akan
memacu untuk penciptaan teknologi
pembesar bayangan benda yang lebih
kuat/ baik, sehingga memacu terjadinya
perkembangan tipe mikroskop.
Mikroskop yang semula dibuat hanya
mikroskop cahaya lambat laun dapat
diciptakan mikroskop fase kontras dan
mikroskop elektron. Setelah terciptanya

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 225


SAINS TEKNOLOGI
Berawal dari pertanyaan Berawal dari masalah
tentang alam manusia dalam merespon
lingkungannya

Menerapkan metode Menerapkan strategi


Inkuiri Problem – Solving

Menjelaskan Menemukan solusi atas


fenomena alam masalah manusia dng
lingkungannya

Pertanyaan Masalah
baru baru

Penerapan di masyarakat
tentang penjelasan dan
solusi

Aksi personal berdasar


penjelasan dan solusi

Gambar 8. Perbandingan dan keterkaitan antara sains dan teknologi

226 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Di sisi lain salah satu tujuan
pembelajaran sains adalah menanamkan c. Setiap pokok bahasan dikaitkan
pengetahuan dan konsep sains yang dengan konteks sosial dan teknologi
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa diharapkan dapat
maka materi pembelajaran sains juga melihat adanya integrasi antara alam
harus membumi artinya tidak asing bagi semesta sebagai sains dengan
siswa sehingga fakta/ fenomenanya lingkungan buatan manusia sebagai
dapat dengan mudah dijumpai dan teknologi dan dunia sehari-hari para
diaplikasikan dalam kehidupannya. siswa sebagai lingkungan sosial/
Begitu juga tentang teknologi masyarakat. Hubungan tersebut
seharusnya tidak lepas dari kehidupan dapat diilustrasikan seperti pada
masyarakat, artinya teknologi yang gambar 9:
dikembangkan harus
mempertimbangkan aspek sosial dan Lingkungan Alam
etika sehingga memberikan manfaat
yang berarti bagi masyarakat. Oleh
karena itu agar tujuan tersebut dapat
terealisir maka sejak awal perlu Sains
dikembangkan pendekatan STM dalam
pembelajaran sains.

4. Karakteristik Pendekatan Sains- Siswa


Teknologi-Masyarakat
Pendekatan STM merupakan
inovasi pembelajaran sains yang
berorientasi bahwa sains sebagai bidang Teknologi Masyarakat
ilmu tidak terpisahkan dari realitas
kehidupan masyarakat sehari-hari dan
melibatkan siswa secara aktif dalam
mempelajari konsep-konsep sains yang Lingkungan
terkait. Oleh karena itu paradigma yang buatan manusia Lingkungan sosial
digunakan dalam pendekatan STM
menurut Aikenhead (1994) adalah : Gambar 9 : Hubungan antara bahan ajar
dengan kesatuan pemahaman siswa
a. Pelajaran sains dipandang sebagai Keterangan :
usaha manusia yang berkembang - Anak panah menunjukkan
melalui aktivitas manusia dan akan pemahaman yang dibentuk siswa
mempengaruhi hidup manusia. - Garis hubung menunjukkan
keterpaduan bahan pengajaran STM
b. Memandang pendidikan sains dalam
konteks yang lebih luas, tidak hanya Diagram tersebut di atas dapat
menyangkut konsep-konsep yang dimaknai bahwa alam yang merupakan
ditemukan oleh para ilmuwan saja lingkungan di mana manusia/ siswa
tetapi juga menyangkut proses yang berada mengandung/ memunculkan/
digunakan dalam menemukan merupakan sumber berbagai macam
konsep yang baru. pengetahuan (sains). Di samping itu

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 227


dalam melangsungkan kehidupannya c. Keikutsertaan siswa secara aktif
manusia akan memanfaatkan/ dalam mencari informasi yang dapat
mendayagunakan alam. Untuk dapat diterapkan untuk memecahkan
memanfaatkan alam tersebut manusia masalah dalam kehidupan sehari-hari
perlu menciptakan teknologi. Teknologi d. Pengidentifikasian cara-cara yang
diciptakan pada dasarnya untuk memungkinkan sains dan teknologi
membantu/ memudahkan manusia dalam untuk memecahkan masalah hari
pencapaian tujuan hidupnya. Teknologi depan
dibangun/ dibuat dengan dasar atau e. Dilaksanakan menurut strategi
menerapkan prinsip-prinsip sains, pembuatan keputusan. Setiap siswa
sehingga teknologi dapat dimaknai harus menggunakan informasi
sebagai lingkungan buatan manusia. sebagai bukti, baik untuk membuat
Agar kelangsungan hidup manusia dapat keputusan tentang kehidupan sehari-
terjaga maka dalam menciptakan dan hari maupun keputusan tentang masa
menggunakan teknologi tersebut harus depan masyarakat
memperhatikan dampak atau f. Belajar tidak hanya berlangsung di
pengaruhnya bagi masyarakat luas , dalam kelas atau sekolah, tetapi juga
jangan sampai teknologi yang diciptakan di luar sekolah atau di lapangan
malah menimbulkan dampak sosial yang nyata
pada akhirnya manusia sendiri yang rugi. g. Penekanan pada ketrampilan proses
Dengan pemaknaan seperti tersebut yang dapat digunakan siswa dalam
di atas maka dapat dikatakan bahwa memecahkan masalah mereka sendiri
penerapan pendekatan STM merupakan h. Membuka wawasan siswa tentang
usaha untuk menjembatani/ memadukan pentingnya kesadaran karir/ profesi,
antara sains/ Ilmu Pengetahuan Alam terutama karir yang berkaitan dengan
dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Oleh sains dan teknologi
karena itu pendekatan STM dapat i. Adanya kesempatan bagi siswa
digunakan untuk membangun kesadaran untuk memperoleh pengalaman
siswa bahwa antara sains dan Ilmu dalam berperan sebagai warganegara
Pengetahuan Sosial memiliki peranan untuk mencoba memecahkan
yang sama dalam kehidupan masalah-masalah yang telah mereka
bermasyarakat. identifikasi
Dengan titik tolak seperti tersebut
maka untuk pembelajaran sains lewat Dengan mencermati karakteristik
pendekatan STM harus berorientasi pada program STM seperti tersebut di atas
siswa (Student centered). Secara rinci nampak bahwa program STM
Yager (1996) merumuskan karakteristik dimaksudkan untuk menyiapkan/
pendekatan STM adalah : menghasilkan warganegara yang mampu
a. Berawal dari identifikasi masalah- melaksanakan atau mengambil
masalah lokal yang ada kaitannya keputusan tentang masalah-masalah
dengan sains dan teknologi oleh aktual. Disamping itu STM dapat juga
siswa (dengan bimbingan guru) digunakan sebagai sarana untuk
b. Penggunaan sumberdaya setempat pembentukan literasi/ tidak buta tentang
baik sumber daya manusia maupun sains dan teknologi, karena siswa selain
material memperoleh pengetahuan juga
diharapkan dapat timbul kesadaran

228 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


tentang pelestarian lingkungan dan dilakukan secara berkelanjutan sehingga
dampak negatif teknologi serta penggunaan portofolio atau data
tanggungjawab untuk mencari perkembangan pencapaian hasil setiap
penyelesaiannya. peserta didik sangat dianjurkan. Menurut
Mengingat karakteristik seperti Yager dan Tamir (1993) untuk ranah
tersebut di atas maka proses konsep penilaian pencapaian hasil
pembelajaran STM beserta penilaiannya belajarnya dapat digunakan tes tertulis.
difokuskan pada 6 ranah/ domain yaitu : Bahkan untuk konsep-konsep yang
Sebagai pusatnya adalah konsep sains sederhana dapat digunakan bentuk
dan proses sains, sedang empat domain pilihan ganda.
yang lain mencerminkan dunia nyata Oleh karena sains meliputi juga
(the real world). Dua domain aspek proses maka untuk mengetahui
diantaranya merupakan aspek yang pencapaian kemampuannya harus
memotivasi siswa untuk memasuki dunia dilakukan dengan mengamati apa yang
ilmuwan yaitu aspek kreativitas dan dilakukan siswa selama proses
sikap. Dua domain yang lain merupakan pembelajaran berlangsung; sebagai
penerapan dan hubungan antar domain, contoh untuk mengetahui kemampuan
dalam hal ini meliputi teknologi yang siswa dalam mengobservasi dapat
merupakan hasil karya manusia. dilakukan dengan melihat bagaimana
Hubungan keenam domain siswa mengamati obyek dan bagaimana
tersebut oleh Yager (1996) digambarkan hasil/ data yang diperolehnya, sedang
seperti gambar 10 . untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mengklasifikasi dapat dilakukan
dengan melihat bagaimana siswa
Application (aplikasi)
menyusun informasi yang digali atau
data yang diperoleh menjadi suatu
Creativity (Kreativitas) matriks yang mudah dipahami.
Untuk ranah kreativitas dapat dievaluasi
dari aspek :
Concept (Konsep) a. Kelancaran: yaitu kemampuan untuk
menghasilkan berbagai ide secara
Processes (Proses) cepat dalam menyelesaikan masalah.
b. Keluwesan: yaitu kemampuan untuk
menghasilkan berbagai ide dalam
Attitude (Sikap)
menyelesaikan masalah yang baru.
c. Keaslian: yaitu kemampuan untuk
Connections (Hubungan) menghasilkan respon/ jawaban yang
unik atau lain dari pada yang lain.
Gambar 10: Domain yang perlu d. Elaborasi: yaitu kemampuan untuk
dievaluasi dalam pendekatan Sains- menghasilkan banyak alternatif/
Teknologi-Masyarakat. kemungkinan untuk menterjemahkan
ide ke dalam tindakan.
Mengingat bervariasinya aspek e. Kepekaan: yaitu peka terhadap
yang perlu diukur keberhasilannya maka munculnya masalah atau situasi
bentuk atau cara evaluasinya juga tertentu.
bervariasi. Seyogyanya evaluasi

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 229


5. Strategi Pembelajaran dengan 2. Tahap Eksplorasi: pada tahap ini
Pendekatan STM siswa melalui aksi dan reaksinya
Oleh karena pendekatan STM sendiri berusaha memahami/
berorientasi pada peningkatan mempelajari situasi baru atau yang
kemampuan berpikir siswa maka proses merupakan masalah baginya. Dapat
dalam memperoleh pengetahuan lebih ditempuh dengan cara membaca
diutamakan. Dengan pendekatan STM buku, majalah, koran, mendengarkan
siswa diharapkan dapat membangun/ berita di radio, melihat TV, diskusi
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. dengan sesama teman atau
Oleh karena itu Yager (1996) wawancara dengan masyarakat
mengatakan bahwa pendekatan STM maupun melakukan observasi
sejalan dengan prinsip pembelajaran langsung di lapangan
yang konstruktivistik.
Secara operasional National Science 3. Tahap Solusi: pada tahap ini
Teachers Association menyusun berdasar hasil eksplorasinya siswa
langkah pembelajaran sains dengan menganalisis terjadinya fenomena
pendekatan STM dalam tahap-tahap sbb: dan mendiskusikan bagaimana cara
pemecahan masalahnya. Dengan kata
1. Tahap Invitasi: pada tahap ini dapat lain siswa mengenal dan membangun
dipilih salah satu dari alternatif : konsep baru yang sesuai dengan
a. Guru mengemukakan issue atau kondisi lingkungan setempat. Untuk
masalah aktual yang sedang memantapkan konsep yang diperoleh
berkembang di masyarakat siswa tersebut guru perlu
sekitar yang dapat diamati/ memberikan umpan balik/
dipahami oleh peserta didik serta peneguhan
dapat merangsang siswa untuk
bisa ikut mengatasinya. Misalnya 4. Tahap Aplikasi: pada tahap ini siswa
masalah : mendapat kesempatan untuk
Demam berdarah, Bencana menggunakan konsep yang telah
kekeringan atau Tanah longsor, diperoleh. Dalam hal ini siswa
dll. mengadakan aksi nyata dalam
mengatasi masalah lingkungan yang
b. Issue atau masalah digali dari dimunculkan pada tahap invitasi.
pendapat atau keinginan siswa Misalnya bila dalam tahap invitasi
dan yang ada kaitannya dengan dipilih masalah demam berdarah
konsep sains yang akan maka pada tahap aplikasi ini siswa
dipelajari. Misalnya dalam diminta untuk mengadakan aksi
kehidupan siswa mereka sering nyata , yaitu berperan aktif sebagai
atau senang makan makanan Petugas Pemantau Jentik Nyamuk di
yang instant/ siap saji, berwarna lingkungannya masing-masing, atau
mencolok, mengandung melaksanakan kerjabakti
penyedap atau pemanis sintetis. memberantas sarang nyamuk dengan
Mengapa demikian ?, maka gerakan 3 M ( Menguras, Menutup
masalah tersebut dapat diangkat dan Mengubur ).
sebagai topik
pembelajaran

230 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Sebelum melaksanakan kegiatan memahami dan memecahkan
pembelajaran seperti tersebut di atas permasalahan tersebut perlu pengkajian
agar proses pembelajarannya dapat suatu teknologi. Dalam hal ini teknologi
berjalan dengan baik maka menurut dapat meliputi domain teknik atau cara
Aikenhead (1994) terlebih dulu perlu dan domain produk atau yang berbentuk
diidentifikasi/ dirumuskan 4 aspek sarana/ barang. Teknologi yang
yaitu : dimaksud pada dasarnya merupakan
a. Fungsi/ Tujuan : yaitu pengembangan atau penerapan konsep
menyangkut apa yang ingin dan ketrampilan proses sains yang
dicapai dengan pembelajaran semata-mata ditujukan untuk merespon
sains melalui pendekatan STM kebutuhan hidup manusia atau mencari
tersebut solusi untuk mengatasi masalah sosial.
b. Content/ Isi : yaitu menyangkut
materi apa yang akan dipelajari
c. Struktur : yaitu menyangkut masyarakat masyarakat
bagaimana sains dan teknologi Teknologi
akan diintegrasikan
d. Sequence/ urutan : yaitu
menyangkut bagaimana
operasionalisasi pembelajaran Konsep &
STM tersebut didesain/ Ketrampilan
Sains
dirancang Teknik Produk

Untuk merealisasikan maksud


masyarakat
tersebut Strategi belajar yang dianjurkan
meliputi kegiatan :
• Brainstorming/ curah pendapat
Gambar 11: Alur pembelajaran dengan
tentang masalah atau topik yang akan
pendekatan STM.
dipelajari
• Merumuskan permasalahan secara Untuk melakukan semua kegiatan
spesifik tersebut di atas guru bertindak sebagai
• Curah pendapat tentang sumber fasilitator, tugas/ peranan utama guru
belajar yang akan digunakan adalah menciptakan ekologi belajar yang
• Menggunakan sumber belajar dalam dapat membuat pembelajaran berpusat
pengumpulan informasi atau data pada siswa. Kondisi tersebut dapat
• Menganalisa, mensintesa dan ditempuh dengan cara :
mengevaluasi • Mendorong dan menghargai inisiatif,
• Melakukan aksi otoritas dan kepemimpinan siswa.
Sekuen atau urutan logis • Memperbolehkan siswa memilih
pembelajaran dengan pendekatan STM sendiri materi yang akan dipelajari
oleh Aikenhead (dalam Solomon, 1994) sesuai kebutuhan/ketertarikannya.
dilukiskan dalam gambar 11. • Memacu siswa untuk berinteraksi
Gambar 11 tersebut mengandung baik dengan sesama siswa maupun
makna bahwa pembelajaran STM dengan guru.
diawali dari adanya masalah nyata yang • Mendorong siswa untuk
muncul di masyarakat. Untuk merefleksikan pengalamannya.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 231


• Meminta siswa untuk merumuskan waktu dan pengoperasionalan
konsep-konsep yang mereka peroleh kurikulum. Dalam pendekatan STM
sebelum guru memberikan memungkinkan munculnya ide siswa
klarifikasi/ peneguhan tentang yang baru dan beragam, sehingga
konsep tersebut. perlu diapresiasi agar kreativitas
siswa dapat berkembang.
Efektivitas atau keberhasilan
penerapan pendekatan STM tergantung Contoh pembelajaran sains dengan
pada beberapa faktor. Yager (1996) pendekatan STM model NSTA
mengidentifikasi hal-hal yang perlu (National Science Teachers Association)
dipenuhi guru untuk dapat menerapkan dan bertolak dari isu yang muncul/ ada
pendekatan STM dengan baik, antara di masyarakat Indonesia adalah sebagai
lain: berikut :
1. Dapat menciptakan iklim/
lingkungan belajar dan 1. Persiapan : menghubungkan isu STM
menggunakan sarana pembelajaran dengan kurikulum :
yang mendukung, misalnya dengan Di Indonesia terutama di daerah
melakukan kegiatan yang beragam, perbukitan dan tebing sungai sering
antara lain kegiatan di Laboratorium, terjadi bencana tanah longsor, sehingga
di Perpustakaan , Diskusi kelompok tidak jarang menimbulkan banyak
untuk mengambil suatu keputusan, korban. Fenomena ini dapat dikaitkan
dll. dengan materi pembelajaran sains
2. Memiliki harapan yang tinggi lingkup Bumi dan Alam semesta.
terhadap dirinya sendiri maupun Sebagaimana yang tertuang dalam
siswanya, artinya guru Kurikulum Berbasis Kompetensi salah
mengharapkan pada siswanya dapat satu kompetensi dasar yang dituntut
terjadi perubahan baik dalam pembelajaran sains adalah :
pengetahuannya, sikap maupun Mendeskripsikan saling keterkaitan
perilakunya. Pada dirinya sendiri antara permukaan bumi, lingkungan,
berharap bahwa dengan STM ia akan teknologi dan masyarakat.
lebih banyak melakukan sesuatu, Bila pengalaman belajar yang
lebih melibatkan diri dan mencari diharapkan meliputi :
terus pemecahan suatu masalah 1. Mendriskripsikan berbagai cara
disekitarnya. manusia menggunakan sumber daya
3. Menekankan pada “Science alam.
Literacy” atau “melek” sains dan 2. Mengumpulkan informasi tentang
penerapan pengetahuan, sehingga cara-cara manusia memelihara dan
dalam pembelajaran sains tidak melestarikan alam.
hanya untuk memahami istilah atau 3. Mengaplikasikan salah satu cara
ketrampilan saja melainkan melestarikan alam.
menuntut siswa untuk dapat Sebagai indikator pencapaian
menerapkan istilah tersebut atau kompetensi tersebut adalah :
mengklarifikasi penggunaannya a. Membuat daftar jenis-jenis sumber
dalam konsep yang lebih luas. daya alam dan kegunaannya.
4. Memiliki keluwesan dalam
pengaturan jadwal, penggunaan

232 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


b. Mengidentifikasi teknologi yang c.Menyadari betapa pentingnya
digunakan manusia dalam memelihara dan melestarikan
memanfaatkan sumber daya alam. tanah.
c. Mencari contoh perilaku yang d.Mampu melaksanakan kegiatan
menunjukkan kepedulian dan guna mencegah terjadinya
merusak lingkungan. kerusakan tanah.
d. Menjelaskan mengapa perilaku
yang tersebut dalam butir 2.1 2. Tahap Eksplorasi : Secara
tersebut bermanfaat atau merugikan. berkelompok siswa ditugasi untuk
e. Mengumpulkan data atau gambar- mengkaji tentang:
gambar tentang lingkungan yang a. Pemanfaatan tanah bagi kehidupan
baik dan lingkungan yang rusak manusia.
f. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan b. Bagaimana sistim pengelolaan tanah
pelestarian lingkungan/ sumberdaya yang dilakukan masyarakat
alam. Indonesia pada umumnya atau
Bila materi tersebut akan diajarkan masyarakat setempat pada
dengan menggunakan pendekatanSTM , khususnya.
maka langkah pembelajarannya adalah :

1. Tahap invitasi : Guru menyampaikan


isu lingkungan yang sedang aktual
yang terkait dengan materi
pembelajaran, misalnya dengan cara
memberikan ilustrasi tentang
banyaknya tanah longsor akibat
penerapan teknologi atau perilaku
manusia yang tak terkontrol. Untuk
merangsang minat siswa terhadap
masalah tersebut dapat ditempuh
dengan cara membacakan berita atau
artikel di Surat Kabar serta
menunjukkan gambar-gambar
tentang kerukakan akibat tanah
longsor. (Contoh artikel ada di
halaman 93 s/d 95
Tujuan yang ingin dicapai
dengan mengangkat masalah tanah
longsor dalam pembelajaran tersebut
adalah agar siswa :
a.Mengetahui manfaat tanah sebagai
sumber daya alam.
b.Memahami keterkaitan antara
perilaku masyarakat, teknologi
yang digunakan dan tanah dimana
mereka berkarya.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 233


c. Teknologi apa saja yang dipakai
manusia dalam mendayagunakan
tanah.
d. Kebiasaan-kebiasaan apa saja
yang dilakukan masyarakat yang
dapat menurunkan kualitas tanah.
e. Bagaimana usaha yang telah
ditempuh sampai saat ini guna
memelihara dan melestarikan
tanah.

Keterkaitan antar sub


masalah yang menjadi tugas
setiap kelompok dalam proyek
tersebut dapat digambarkan
dalam diagram seperti berikut :
Kebiasaan masyarakat Pencegahan tanah
mengelola lahan yang longsor
menyebabkan tanah longsor

Kondisi lahan TanahLongsor Perubahan


yang potensial Biotik dan Abiotik
longsor penyebab tanah
longsor

Faktor alami Dampak negatif tanah longsor


penyebab tanah longsor bagi masyarakat

Pengkajian atau
pengumpulan informasi tersebut
di atas dapat ditempuh dengan
berbagai macam cara,
diantaranya adalah :
a. Mengumpulkan dan
menganalisa artikel-artikel
yang terkait dari majalah atau
surat kabar.
b. Membaca buku-buku di
Perpustakaan.
c. Mencermati berita dari TV
dan radio.
d. Melakukan wawancara
dengan instansi terkait,
misalnya: Kantor Lingkungan
Hidup, Dinas Pengawetan
dan Perlindungan Alam,
Dinas Pemukiman dan
Pengembangan Prasarana

234 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Wilayah, atau wawancara Tanah sebagai Teknologi Praktek pengelolaan
Lingkungan/ yang digunakan tanah di lingkungan
dengan orang-orang yang Obyek sains
berkompeten.
e. Mengunjungi tempat yang
Potensi - Penggalian Kebiasaan yang
mengalami tanah longsor, tanah - Penambangan menurunkan
tempat yang rawan longsor - Lahan pertanian kualitas tanah
dan tempat yang cukup baik - Pemukiman
Tanah
dalam pengelolaan tanahnya. longsor
f. Melakukan wawancara dengan
masyarakat di wilayah - Terasering lahan miring Usaha
menjaga &
bencana tentang dampak - Penghijauan melestarikan
yang dideritanya akibat tanah - Rotasi tanam tanah
longsor. - Pemupukan yang tepat

Dampak negatif
3. Tahap Solusi : dari hasil - Kematian
pengkajian masalah yang telah - Rusaknya sarana/ prasarana
dilakukan pada tahap eksplorasi
Gambar 12: Jaringan konsep tentang tanah
siswa diarahkan untuk
longsor.
menganalisis/ mensintesis guna
menemukan pemecahan 4. Tahap Aplikasi : dari cara/
masalahnya. Untuk mengetahui teknik pencegahan terjadinya
bagaimana kerangka pikir siswa tanah longsor yang diinventarisir,
dalam memahami dan siswa diminta menentukan
memecahkan masalah, siswa pilihan mana yang akan
diminta menuangkan dalam diaplikasikan di masyarakat
jaringan yang menunjukkan sekitar, misalnya melakukan
keterkaitan antara konsep dan penghijauan. Dalam
ide-ide yang dipikirkan. Untuk pelaksanaannya guru perlu
siswa yang taraf kemampuan mengarahkan , misalnya dalam
berpikirnya masih sederhana menentukan jenis tanaman yang
maka guru dapat menuntunnya cocok, cara menanam serta
dengan cara memberi panduan membantu bila memerlukan
yang dituliskan dalam bentuk perijinan atau urusan
kerangka dasar, sedang siswa administratif lainnya.
diminta mengisi apa saja yang
tercakup dalam setiap 6. Penerapan STM dengan Pola
komponennya. Contoh kerangka Salingtemas
dasar yang berkaitan dengan Selain dapat menggunakan pola
masalah tanah longsor seperti pembelajaran STM seperti yang
pada gambar 12 : dikembangkan oleh NSTA tersebut
di atas, para pakar pendidikan
Indonesia yang berkiprah dalam
Pusat Kurikulum juga
mengembangkan variasi pola
pembelajaran serupa yang dikenal
dengan Salingtemas (Sains,

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 235


Lingkungan, Teknologi dan kegiatan belajar- mengajar alternatif
Masyarakat). Dari segi prinsip antara pertama ini dapat digambarkan sbb. :
pembelajaran STM pola NSTA dan
pola Salingtemas sama, di mana Pengenalan dan Pemahaman prinsip
keduanya mengkaitkan hubungn sains
antara sains, teknologi dan
permasalahan masyarakat.
Perbedaan terletak pada titik tolak Merancang dan Membuat karya
dan tahap akhir dari pembelajaran, teknologi
kalau pola NSTA cenderung diawali
dari mengangkat isu aktual yang
sedang berkembang di masyarakat Ujicoba karya teknologi
dan diakhiri dengan melakukan aksi
nyata untuk mengatasi masalah
tersebut , sedang kalau salingtemas Perbaikan/ Penyempurnaan karya
yang dikembangkan relatif lebih teknologi
sederhana karena tidak menuntut
kedua hal tersebut sehingga,
sehingga tidak terlalu sulit untuk Isu-isu Teknologi di Masyarakat
diterapkan di sekolah-sekolah
Indonesia yang belum lama
mengenal pendekatan STM dalam Saran Perbaikan Lingkungan
pembelajaran sains. Hasil
pengembangannya tertuang sebagai Contoh: Teknologi hemat energi
rambu-rambu dalam Kurikulum Pertama-tama siswa diajak
Berbasis Kompetensi. Adapun pola mengidentifikasi tentang energi yang
pembelajaran dengan pendekatan dipakai masyarakat untuk memasak
STM yang dimaksud dapat dilakukan bersumber dari apa saja. Siswa akan
dengan 3 alternatif pilihan yaitu : mengenal bahwa minyak tanah, gas
Alternatif pertama : Siswa LPG, arang, batubara, kayu bakar dan
dikenalkan tentang prinsip sains dan listrik merupakan energi yang bisa
mencoba untuk memahami. Dari digunakan untuk memasak karena dapat
hasil pemahamannya siswa diminta dirubah menjadi energi panas. Energi
untuk merancang dan membuat kimia (Minyak tanah, LPG, arang,
karya teknologi sederhana yang batubara dan kayu bakar) dapat dirubah
berkaitan dengan prinsip sains menjadi energi panas dengan cara
tersebut. Kemudian hasil karyanya pembakaran. Salah satu produk
diujicobakan dan dari hasil uji coba teknologi untuk merubah energi kimia
tersebut kemungkinan perlu menjadi energi panas adalah tungku atau
dilakukan perbaikan atau kompor. Besarnya panas yang dihasilkan
penyempurnaan guna mengatasi atau banyaknya bahan yang dibutuhkan
issue teknologi yang berkembang di dalam pembakaran tergantung pada
masyarakat (khususnya yang struktur/ tipe teknologi yang digunakan.
berkaitan dengan usaha perbaikan Selanjutnya siswa diminta
lingkungan). Secara skematis alur merancang dan membuat tungku atau
kompor. Hasil karyanya diujicobakan

236 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


untuk menghasilkan model tungku/ satu dengan seberang yang lain
kompor yang hemat energi. Kecuali digunakan rakit atau perahu
hemat energi penggunaan tungku penyeberangan. Kajian tentang rakit atau
merupakan usaha penggunaan bahan perahu ini dapat difokuskan dengan
bakar alternatif , sehingga tidak menyampaikan permasalahan yang
mengantungkan pada BBM. Kalau sering muncul di masyarakat. Salah satu
teknologi yang dibuat dalam bentuk cara yang dapat digunakan adalah siswa
kompor maka penekanannya adalah ditunjukkan informasi bahwa rakit atau
dengan bahan bakar sedikit dapat perahu penyeberangan sering membawa
dihasilkan energi panas yang besar. malapetaka , antara lain :
Dengan demikian karya tersebut a. Rakit atau perahu tenggelam karena
diharapkan dapat memberikan pengemudi tidak mengindahkan/
sumbangan usaha untuk mengatasi krisis mengetahui seberapa besar daya
energi. angkat beban rakit atau perahunya
Alternatif kedua: Siswa diminta b. Rakit atau perahu terbawa arus
mengkaji suatu produk teknologi yang karena gaya yang diberikkan/
banyak beredar atau dimanfaatkan oleh dilakukan pengemudi tidak
masyarakat guna memahami prinsip- memperhitungkan kekuatan aliran
prinsip sains yang digunakan sebagai sungai. atau karena konstruksi/
dasar bekerja/ berfungsinya produk sistem yang digunakan kurang baik.
teknologi tersebut. Selanjutnya siswa Untuk itu siswa diminta mengkaji
didorong untuk menemukan model baru bahkan bila perlu dapat juga siswa diajak
yang merupakan variasi atau modifikasi mengamati secara langsung di lapangan
dari produk tersebut. Dengan demikian pada obyek yang dimaksud. Dari
teknologi yang diciptakan masih pengamatan tersebut siswa dapat
menggunakan prinsip sains yang sama mengidentifikasi prinsip-prinsip sains
atau merupakan pengembangannya. apa yang ditemukan untuk beroperasinya
Secara skematis pembelajaran STM pola rakit atau perahu tersebut.
kedua ini dapat dibuat alur sbb : Disamping itu juga dapat menemukan
kelemahan/ kekurangan yang terjadi atau
Mengkaji produk teknologi yang ada di yang belum menerapkan prinsip sains.
masyarakat Selanjutnya siswa diminta membuat
usulan modifikasi atau variasi baru yang
dapat meminimalisir masalah atau
Memahami prinsip sains yang digunakan menemukan model baru yang
menggunakan/memperhatikan prinsip
sains yang semula belum diterapkan
Menemukan model/ variasi baru/ usulan dalam produk sebelumnya.
pengembangannya
Alternatif ketiga: Siswa diminta
Contoh: Kajian Teknologi transportasi mengkaji dampak penggunaan teknologi
Di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang menimbulkan masalah lingkungan
yang dekat dengan sungai masih banyak setempat. Kemudian menyusun usulan
dijumpai teknologi sederhana untuk untuk memecahkan masalah tersebut dan
sarana transportasi. Untuk selanjutnya dilakukan kegiatan
menghubungkan antara seberang yang pengkajian atas usulan-usulan tersebut

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 237


guna mencari penyempurnaan atas pupuk yang tepat atau sesuai dengan
usulan tersebut. Secara skematis janis tanamannya, pemakaian dosis
kegiatan belajar mengajar alternatif pupuk yang tepat atau tidak berlebihan ,
ketiga ini dapat dibuat alur sbb : cara pemupukan yang tepat dll.
Semua alternatif pemecahan masalah
Mengkaji dampak negatif produk yang diusulkan dikaji ulang , bisa
teknologi terhadap lingkungan dengan mencari informasi lewat pustaka,
wawancara dengan masyarakat petani
atau bila mungkin dilakukan eksperimen
Menginventarisasi usulan pemecahan sebagai ujicoba. Berdasarkan hasil
masalah lingkungan akibat dampak kegiatan tersebut siswa diminta
teknologi memperbaiki usulannya.

7. Nilai Tambah Pendekatan Sains-


Mengkaji usulan Teknologi-Masyarakat
Dengan mencermati karakteristik
pendekatan STM seperti yang diuraikan
Perbaikan usulan sebelumnya maka secara konseptual
pendekatan STM memiliki beberapa
nilai tambah, baik yang merupakan
Contoh: Dampak negatif produk sasaran utama maupun yang berbentuk
teknologi Pupuk Sistetik dampak pengiring. Nilai tambah yang
Awalnya siswa diminta membaca merupakan sasaran utama antara lain
artikel/ berita di surat kabar yang adalah :
membahas tentang dampak negatif a. Lewat pendekatan STM dapat
akibat penggunaan pupuk buatan. membuat pengajaran sains lebih
Wawasan siswa dapat dilengkapi dengan bermakna karena langsung berkaitan
cara melakukan wawancara pada para dengan permasalahan yang muncul
petani atau mengamati langsung obyek dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
yang menunjukkan adanya dampak demikian dapat membuka wawasan
negatif dari pupuk buatan. misalnya siswa tentang peranan sains dalam
dengan melihat wilayah yang gulma/ kehidupan nyata
tanaman pengganggunya semakin subur, b. STM dapat meningkatkan
adanya pendangkalan selokan/ sungai kemampuan siswa untuk
atau waduk, tekstur tanah pertanian yang mengaplikasikan konsep,
keras sehingga sulit diolah, dll. ketrampilan proses, kreativitas dan
Selanjutnya siswa diminta mencari sikap menghargai produk teknologi
informasi lewat penelusuran hasil serta bertanggung jawab atas
penelitian atau pustaka yang masalah yang muncul di lingkungan
menunjukkan/ menggungkap mengapa c. Pendekatan STM yang berorientasi
fenomena tersebut dapat terjadi. Dari pada “hand on activities” membuat
hasil kajian tersebut siswa diminta siswa dapat menikmati kegiatan-
menyusun usulan tentang pemecahan kegiatan sains dengan perolehan
masalah lingkungan akibat penggunaan pengetahuan yang tidak mudah
pupuk sistetik tersebut, misalnya dapat terlupakan. Dengan demikian dapat
menyangkut tentang penggunaan jenis

238 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


juga digunakan untuk menarik minat terbentuk sikap terbuka atau
siswa dalam mempelajari sains menghargai pendapat orang lain.
d. STM dapat memperluas wawasan c. Penciptaan suatu karya atau
siswa tentang keterkaitan sains pengaplikasian suatu gagasan dapat
dengan bidang studi lain. Hal ini menimbulkan rasa bangga pada
dapat terwujud karena dalam diri siswa bahwa dirinya dapat
memecahkan permasalahan alam di berperan/ bermanfaat baik bagi
lingkungan siswa tidak cukup hanya masyarakat maupun bagi
mempelajari bidang sains saja, perkembangan sains dan teknologi.
melainkan perlu berbagai bidang d. Penggunaan cara evaluasi yang
studi yang lain, misalnya IPS, kontinu dan beragam dapat
Ekonomi, Matematika dll. Dengan mendorong siswa untuk serius
demikian mereka akan menyadari atau perhatian dalam mengikuti
perlunya pemahaman ilmu secara pembelajaran, karena penilaian tidak
holistik/ menyeluruh sehingga hanya menyangkut kemampuan
terhindar dari sikap skeptis atau kognitif saja melainkan juga
pandangan yang sempit, misalnya partisipasi dan kreativitasnya. Di
menganggap bahwa bidang samping itu siswa akan merasa
ilmunyalah yang paling baik. bahwa semua aktivitas/ gagasan yang
e. Lewat pendekatan STM dapat pula ia lontarkan akan mendapat
dikembangkan pembelajaran terpadu apresiasi, sehingga tidak ada
atau “Integrated Learning”, keterlibatan yang mubadzir.
“Across Curriculum” atau lintas Secara faktual adanya nilai tambah
bidang Studi (Solomon, 1994), dari penerapan pendekatan STM dalam
sedang Yager dan Lutz (1995) pembelajaran sains terlihat dari hasil-
mengatakan bahwa pendekatan STM hasil penelitian yang dilakukan di
dapat digunakan untuk beberpa negara, antara lain yang
meningkatkan kualitas “Total dilaporkan oleh Yager & Tamir (1993)
Curriculum” atau pembelajaran adalah :
secara menyeluruh. a. Penerapan pendekatan STM di grade
Adapun dampak pengiring dari 9 (setara kelas 3 SMP) dengan
penerapan STM adalah akibat dari mengangkat isu “Pencemaran
beragamnya kegiatan yang dilakukan Sungai akibat penambangan
dan penggunaan berbagai macam cara batubara” menunjukkan bahwa
penilaian pencapaian keberhasilan dengan upayanya sendiri dalam
belajar siswa. Misalnya adanya : mengumpulkan informasi guna
a. Kegiatan kerja kelompok dapat mencari solusi siswa dapat berbicara
memupuk kebiasaan saling banyak tentang ion hidronium dan
kerjasama antar siswa. ion hidroksida, padahal kelas/ siswa
b. Kegiatan diskusi dapat memacu yang diteliti tersebut tergolong kelas
siswa untuk berani mengemukakan yang masih terbiasa menggunakan
pendapat sekaligus melatih pembelajaran secara tradidional. Hal
ketrampilan siswa untuk dapat ini menunjukkan bahwa pendekatan
berkomunikasi dengan baik. STM dapat memungkinkan
Disamping itu dengan diskusi akan munculnya ide/ gagasan kreatif yang
tidak terduga sebelumnya.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 239


b. Penerapan pendekatan STM dengan pandang, antara lain dari segi sosial,
fokus permasalahan yang muncul di politik dan sains. Dalam kegiatannya
Taiwan yaitu tentang tingginya siswa cenderung memunculkan
kelainan/ cacad bawaan Down’s pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
Syndrom, dapat menghasilkan open ended artinya pertanyaan yang
rekomendasi pada pemerintah pusat terbuka ,tidak ada jawaban yang salah
bahwa perlunya hukum/ undang- atau jawaban yang paling benar. Kondisi
undang yang melegalkan para orang ini dapat menumbuhkembangkan sikap
tua untuk menentukan keputusannya menghargai / menerima gagasan orang
sendiri apakah mereka akan lain.
melanjutkan kehamilannya atau tidak Penerapan pendekatan STM yang
bila telah terdeteksi bahwa janin dilakukan oleh Boujaoude (2000)
yang dikandungnya mengalami menunjukkan bahwa dengan pendekatan
down’s syndrome. Fakta ini STM siswa merasa lebih memahami
menunjukkan bahwa lewat STM manfaat/ peranan sains dalam
siswa memiliki keberanian kehidupan, sehingga membuat siswa
mengkomunikasikan karya semakin berkembang sikap positifnya
ilmiahnya walaupun saat itu terhadap sains. Di samping itu dengan
merupakan gagasan yang dianggap STM siswa dapat menyadari bahwa
kontroversial oleh sebagian teknologi memiliki dimensi yaitu di satu
mayarakat. Mereka bisa sisi dibutuhkan manusia dan di sisi lain
mempertanggungjawabkan karyanya memiliki efek samping yang merugikan.
karena hasil penelusurannya Kesadaran ini membuat siswa semakin
memperlihatkan bahwa 70% termotivasi ingin mempelajari lebih
responden yang diteliti banyak tentang sains dan teknologi.
menyetujuinya. Penelitian Bouillion & Gomez
c. Evaluasi terhadap pembelajaran (2001) pada 9 sekolah , yang dikenal
STM di Iowa menunjukkan bahwa dengan “The Chicago River Project”
terjadi perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
atas pencapai hasil belajar tentang kemampuan dan ketertarikan siswa
domain aplikasi, proses dan dalam melakukan observasi. Bahkan
kreativitas siswa. Dimana siswa mengungkapkan bahwa dengan
pendekatan STM lebih tinggi pendekatan STM tersebut ia betul-betul
dibanding dengan non STM, merasakan “doing Science” . Sebagai
sedang untuk domain sikap perwujudan bergairahnya siswa dalam
walaupun dengan pendekatan STM mengatasi masalah sungai Chicago
lebih tinggi dibanding non STM tersebut mereka antusias terjun langsung
tetapi perbedannya tidak berarti. untuk membantu membersihkan sungai
Laporan Bodzin & Mamlok (2000) dan membuat lahan sepanjang sungai
tentang penerapan pendekatan STM di menjadi tempat bermain yang
New Carolina dengan mengangkat menyenangkan. Di kalangan siswa
polemik tentang pembangunan “barrier” lahan/ taman hasil karyanya itu dikenal
atau penahan ombak di sekeliling pantai sebagai “ Go for a picnic atau Play with
Pulau Shell, menunjukkan bahwa siswa our friends”.
berhasil melakukan investigasi tentang Penerapan pendekatan STM lainnya
isu-isu aktual dari berbagai sudut dengan mengambil issue tentang

240 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bioteknologi dapat membangkitkan pendekatan STM lebih dominan untuk
kesadaran siswa untuk menghargai menunjukkan adanya keterkaitan antara
teknologi dan profesi ilmuwan, karena sains dan teknologi dalam mengatasi
dari aktivitas penelusurannya siswa permasalahan lingkungan/ masrarakat
dapat memahami betapa rumit, mahal dari pada untuk pendalaman konsep.
dan berartinya “genetic engineering”/ Maka dari itu pendekatan STM lebih
rekayasa genetika (Mc. Laughlin & efektif dan efisien bila diterapkan
Glasson, 2003). sebagai muara/ puncak dari beberapa
pembelajaran konsep sebelumnya.
8. Kritik dan Kendala dalam Lain halnya dengan kondisi di
penerapan pendekatan Sains- Indonesia, dalam pelaksanaannya masih
Teknologi-Masyarakat mengalami hambatan. Kendala utama
Beberapa penelitian terhadap adalah dari pihak guru. Budaya guru
penerapan pendekatan STM memang Indonesia yang cenderung mengajar
menunjukkan adanya nilai tambah yang seperti apa yang pernah mereka terima
bermacam-macam. Secara umum kecuali dari gurunya dan enggan untuk
mengaktifkan/ memandirikan siswa juga berkreasi/ inovasi merupakan faktor
mendorong kreativitas guru, sehingga sulitnya menerapkan pendekatan STM.
dapat mewujudkan pembelajaran yang Kecuali itu karena dalam pendekatan
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif. STM diharapkan siswa mencari dan
Efektif & Efisien dan Menyenangkan). mengkaji sumber-sumber informasi yang
Namun sepanjang penerapannya tidak terkait maka ketersediaan sumber
semulus yang diharapkan. Beberapa informasi juga merupakan faktor
kritik mempertanyakan/ meragukan pembatas dari penerapan pendekatan
efektivitas dan efisiensi dari prndekatan STM di Indonesia. Sebaiknya cukup
STM tersebut. Seperti yang dilontarkan tersedia buku atau artikel/ klipping yang
oleh Singleton dari Boise State telah dikemas sesuai dengan kebutuhan
University (1994) bahwa prmbelajaran pembelajaran STM, agar dengan mudah
sains dinilai “miskin” konsep sains, dan cepat siswa mengakses informasi
karena pembahasannya secara yang ada.
interdisipliner maka pada umumnya Faktor ketiga yang dapat
tinjauan sains cenderung hanya menyebabkan pelaksanaan pembelajaran
superfisial saja. Di samping itu STM tidak lancar adalah sistem
dipandang sangat “membahayakan” bila penilaian yang diterapkan secara
meleburkan sains dengan politik, nasional yang cenderung berorientasi
ekonomi, moral maupun hukum. pada aspek koknitif. Apalagi kalau
Dikatakan bahwa belum tentu kebenaran sistem penerimaan siswa baru di tingkat
sains sejalan dengan kebijakan politik, SLTP dan SLTA yang masih
ekonomi atau kebenaran moral dan mengandalkan nilai UAS, begitu juga
hukum suatu negara. dengan seleksi mahasiswa baru yang
Oleh karena itu maka dalam hanya berdasarkan tes kognitif saja
penerapan pendekatan STM perlu membuat guru tidak tergerak untuk
selektif dalam pemilihan topik dan bila menerapkan pembelajaran yang
akan mengkaitkan dengan keempat menekankan penilaian non-tes
aspek tersebut harus hati-hati. Kecuali (portofolio dan observasi kegiatan)
itu perlu diingat bahwa penerapan seperti yang diberlakukan dalam

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 241


pendekatan STM. Oleh karena itu agar
pelaksanaan pendekatan STM dapat
berkembang di Indonesia perlu
dilakukan :
a. Sosialisasi pendekatan STM disertai
dengan pelatihan guru untuk
merancang dan mempraktekkannya
b. Pengembangan sumber belajar baik
secara tulis maupun alam sekitar
yang menunjang kelancaran
pembelajaran, Misalnya guru perlu
kreatif mengumpulkan informasi
baik yang bermanfaat untuk diangkat
sebagai masalah yang harus
dipecahkan maupun informasi yang
bermanfaat sebagai konsep acuan.
c. Modifikasi/ perubahan sistem
penilaian secara menyeluruh di
setiap sektor pendidikan tidak
hanya bertolak pada tes hasil
pencapaian aspek kognitif saja,
melainkan perlu memberi porsi yang
memadai untuk hasil penilaian non-
tes.

242 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bacaan 17 1. Pembelajaran STM di kelas I dan
II
BAB V Di kelas I dan II SD pembelajaran
PENDEKATAN STM DI belum terpisahkan dalam masing-masing
mata pelajaran, tetapi pembelajaran
SEKOLAH DASAR
dilaksanakan secara tematik. Secara
konseptual pembelajaran secara tematik
Secara eksplisit contoh materi
sejalan atau bahkan mendukung
pembelajaran Salingtemas (sains,
pelaksanaan pembelajaran STM, karena
lingkungan, teknologi dan masyarakat)
pada dasarnya pendekatan STM
yang ada dalam Kurikulum 2004 telah
merupakan pendekatan pembelajaran
dibahas di bab IV. Namun mengingat
yang mengkaitkan antara sains dan
hakikat pembelajaran STM adalah
teknologi dengan permasalahan yang
pembelajaran yang menitik beratkan
muncul di masyarakat/ lingkungan
pada bagaimana mengkaitkan sains dan
sekitar. Padahal permasalahan yang
teknologi dalam mengatasi
muncul di masyarakat sangat beraneka
permasalahan aktual yang terjadi di
ragam atau multidimensi, sehingga pada
masyarakat, maka dalam
umumnya pembelajaran STM
operasionalisasi pembelajarannya guru
menggunakan model pembelajaran
perlu memasukkan permasalahan yang
tematik.
muncul di lingkungan sekitar sekolah
Mengingat di kelas I dan II SD siswa
masing-masing. Hal tersebut
belum begitu terampil membaca dan
dimaksudkan agar pembelajaran lebih
memahami bahasa tulis yang komplek
terasa kebermaknaannya bagi siswa.
maka pembelajaran akan lebih efektif
Oleh karena itu guru tidak harus terpaku
bila disampaikan (ditekankan) secara
pada materi salingtemas seperti yang ada
lisan atau dilengkapi dengan alat bantu
di kurikulum; karena pada dasarnya apa
gambar atau obyek langsung.
yang ada di Kurikulum Berbasis
Kompetensi adalah sebagai pedoman,
Contoh pembelajaran STM untuk
sedang apa yang harus diajarkan di
kelas I dan II SD adalah sbb.:
masing-masing sekolah adalah
Kurikulum Berbasis Sekolah yang
a. Pembelajaran dengan topik yang
pengembangannya menjadi tugas setiap
berasal dari masalah yang muncul
guru (Depdiknas, 2002).
di lingkungan anak.
Untuk menambah wawasan atau
Misalnya masalah : “Mengapa gigi
memberikan alternatif pilihan yang dapat
anak-anak sering keropos”.
digunakan guru untuk menerapkan
Topik keropos gigi pada anak baik
pembelajaran STM di SD pada bab ini
dibahas kecuali pada umumnya
dipaparkan beberapa contoh
keropos gigi terjadi pada anak usia
pembelajaran STM yang berawal dari
SD kelas I dan II juga agar anak
masalah yang sering muncul di
tahu/ memahami bahwa kesehatan/
lingkungan sekitar yang memiliki
perawatan gigi pada usia dini
keterkaitan dengan materi sains yang ada
sangat penting karena memiliki
dalam kurikulum.
akibat cukup komplek pada
kesehatan dan estetika gigi/ mulut
di masa selanjutnya.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 243


Di samping itu pembelajaran
masalah tersebut sejalan dengan
pencapaian kompetensi dasar untuk
siswa SD kelas rendah yang
meliputi :
• Melakukan pengamatan bagian-
bagian anggota tubuh dan cara
perawatannya; sedang sebagai
indikator pencapaian kompetensi
tersebut adalah :
1. Mengidentifikasi bagian
anggota tubuh yang
nampak jelas/ dapat diamati
2. Menceritakan cara merawat
anggota tubuh
3. Mendemonstrasikan cara
merawat anggota tubuh
• Mengidentifikasi kebutuhan
tubuh agar tumbuh dengan sehat;
dengan salah satu indikator
pencapaian kompetensi tersebut
adalah :
- Memberikan contoh kebiasaan
hidup yang sehat (misalnya
menggosok gigi sebelum
tidur dan waktu mandi)

Dengan demikian jaringan konsep


STM nya secara garis besar dapat
meliputi aspek:

244 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Makanan

Pelilaku/ Dampak
Kebiasaan negatif

Pencegahan Keropos gigi Penanggulangan


pada anak

Macam- macam Pertumbuhan


gigi gigi

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 245


sedang secara tematik bila
dikaitkan dengan materi bidang
studi/ ilmu yang lain dapat
digunakan tema : “Gigi”. Dengan
tema tersebut dapat dikembangkan
pembelajaran materi bidang lain
diantaranya adalah :
• Bahasa Indonesia :
Mengembangkan ketrampilan
berkomunikasi, misalnya siswa
diminta menceritakan segala hal
yang diketahui atau yang
berkaitan dengan gigi.
• Matematika : Melatih
ketrampilan membilang,
menambah dan mengurangi.
Dapat dilakukan dengan cara
menghitung jumlah gigi yang
dimiliki dan membandingkan
dengan gigi milik temannya,
serta jumlah gigi yang pernah
tanggal atau sedang sakit/
keropos dan jumlah gigi yang
masih sehat.
• IPS : Mengidentifikasi kebutuhan
hidup sehari-hari yang berkaitan
dengan gigi/ mulut dan
mengklasifikasikan mana yang
merupakan kebutuhan pokok
(misalnya : sikat gigi, pasta gigi
dan tusuk gigi) dan mana yang
bukanmerupakan kebutuhan

246 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


pokok (misalnya gigi palsu,
penghias gigi, pengharum/
penyegar bau mulut/gigi).
• Kesenian : menyanyikan lagu
dan mengekspresikan dalam
gerakan (misalnya lagu “Bangun
Tidur”), menggambar (misalnya
mulut yang dalam keadaan
terbuka dengan deretan gigi yang
kelihatan).
• Ketrampilan : Membuat model
dari wax atau tanah liat
(misalnya model gigi seri, taring
dan geraham) atau membuat
model sikat gigi.
Dengan demikian secara tematik
dapat digambarkan dengan
jaringan pembelajaran sebagai
berikut :

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 247


Matematika:
Ketrampilan membilang,
menambah & mengurangi
Bhs. Indonesia : Ketrampilan :
Ketrampilan Membuat model
berkomunikasi

Ilmu Peng. Sosial : GIGI Kesenian:


Mengidentifikasi dan Menyanyi dan
mengklasifikasi mengekspresikan
kebutuhan hidup dalam gerak, menggambar

Sains (STM) :
Macam-macam gigi
Pertumbuhan gigi
Keropos gigi :
Pencegahan
Penyebab : Makanan
Kebiasaan/ perilaku
Dampak negatif
Penanggulangan

Untuk operasional pembelajaran STM guru sebelumnya perlu membuat persiapan yang
berkaitan dengan urutan materi, kompetensi yang ingin dicapai, konsep sains yang terkait
dan alokasi waktunya. Contoh persiapan untuk tema : “Keropos Gigi pada Anak” adalah
sbb. :
No Sub Tema Kompetensi Konsep Jam ke
1 Macam Gigi Mengidentifikasi bagian anggota tubuh Bentuk dan 1
yang nampak/dapat diamati jumlah gigi
2 Pertumbuah Gigi Pertumbuhan 1
Idem Gigi susu/tetap
3 Pencegahan Menceritakan cara merawat anggota Gigi Sehat 2
Keropos Gigi tubuh
4 Kebiasaan yang Memberikan contoh kebiasaan hidup Kebiasaan hidup 2
dapat sehat sehat
menyebabkan
gigi keropos
5 Makanan Pembusukan sisa 2
penyebab gigi Idem makanan
keropos
6. Dampak negatif Menceritakan akibat bila anggota tubuh Sakit gigi 3
gigi keropos tidak sehat
7 Penanggulangan Menjelaskan langkah yang harus Pengobatan 3
gigi keropos ditempuh bila ada anggota tubuh yang penyakit gigi
tidak sehat

248 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Adapun langkah-langkah - Sebelum gigi lepas
pembelajarannya adalah : bagaimana keadaan gigi
a. Tahap Invitasi mengajukan kita ?
pertanyaan pada siswa : - Dapatkah pada gigi yang
- Siapa yang pernah sakit lepas tumbuh gigi yang
gigi atau yang giginya baru ?
keropos ? Coba angkat - Guru bertanya pada siswa
tangan (guru (tentang pencegahan gigi
membilangnya) keropos) :
- Bagaimana rasanya kalau - Pada waktu mandi apa yang
gigi sedang sakit ? senang kita lakukan terhadap gigi
tidak kalau giginya sakit? kita ?
- Kalau sekarang siapa yang - Mengapa kita setiap mandi
masih memiliki gigi yang atau akan tidur perlu sikat
keropos ? Coba minta gigi ?
tolong pada teman - Mengapa bila sikat gigi
sebelahmu untuk perlu menggunakan pasta
memeriksanya , dan nanti gigi ?
bergantian. Setelah itu guru - Guru bertanya pada siswa
meminta konfirmasi dan (tentang perilaku/
menegaskan berapa jumlah kebiasaan yang dapat
anak yang giginya pernah menyebabkan gigi sakit/
atau sedang keropos keropos) :
- Mengapa pada anak sering - Mengapa orang tua sering
terjadi gigi keropos ? menegur anaknya kalau
b. Tahap Eksplorasi : anaknya suka makan
- Guru bertanya pada siswa permen atau coklat ? dan
(tentang pemahaman apa yang dikatakan orang
macam-macam gigi) : tua untuk melarangnya
Samakah bentuk gigi yang - Mengapa anak-anak tidak
ada di mulut kita ? coba boleh makan dengan
amati gigi teman di”emut” (tidak segera
disebelahmu ada berapa ditelan)
macam bentuk gigi ? - Guru menyampaikan
- Guru bertanya pada siswa informasi tentang akibat
(tentang pertumbuhan gigi): lanjut bila gigi keropos
- Pada waktu masih bayi tidak dirawat/
(baru lahir) adakah gigi ditanggulangi dengan baik
pada mulut ? (dengan cara menunjukkan
- Bagaimana gigi kita gambar-gambar tentang
tumbuh ? bersama- sama gigi yang keropos/ sakit
atau secara bergantian ? beserta akibatnya)
- Siapa yang giginya sudah c. Tahap Solusi : Guru
pernah tanggal/ lepas atau memberikan :
dicabut ? - Peneguhan pada setiap
jawaban siswa yang benar

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 249


- Saran bagaimana sebaiknya - rasakan bila kalian berada
menjaga kesehatan gigi dekat dengan baling-baling
(termasuk cara sikat gigi tersebut ?
yang benar ) - Guru mengajak siswa untuk
d. Tahap Aplikasi : Melakukan mengamati dengan cermat
aksi nyata yaitu gerakan sikat bentuk mainan baling-baling
gigi yang benar, misalnya kertas sambil menunjukkan/
untuk menggosok gigi gunakan menjelaskan bagaimana
pasta gigi dan sikat gigi yang bentuk seperti itu dibuat,
bulunya tidak terlalu kaku. kemudian
Cara menyikatnya harus - Siswa diminta
merata/ menyeluruh baik sisi mempraktekkannya, caranya
luar, sisi dalam dan permukaan berturut turut adalah :
atas gigi. Agar tidak merusak
gusi dan dapat melepas kotoran
yang terselip diantara gigi
maka untuk menggosok gigi
sisi luar dan dalam arah
Potong kertas Dengan menggunakan penggaris
gosokannya turun naik. bentuk bujur sangkar hubungkan titik sudut yang ber
hadapan (grs. diagonal)
b. Membuat karya teknologi sederhana
Karakteristik anak SD kelas
rendah adalah senang pada
mainan, oleh karena itu dapat
diajak membuat karya mainan
yang menerapkan prinsip sains
misalnya membuat mainan Tentukan 4 titik pada garis tersebut Gunting pada garis dimu
baling- baling dari kertas yang masing-masing letaknya di lai dari titik sudut sampai
tengah titik sudut dan titik tengah ke masing-masing titik
Bahan/ alat yang diperlukan : bujur sangkar tersebut, kemudian beri
Model baling-baling, kertas, nomor seperti pada
gambar
penggaris, lem, gunting, jarum,
lidi.
Langkah Pembelajaran :
- Guru menunjukkan mainan
baling-baling kertas dan
menanyakan pada siswa apa
nama mainan tersebut Lengkungkan ujung Buat lubang
- Guru menanyakan : yang bertanda kecil dengan
1, 2, 3 dan 4 masing- cara menusukkan
- Apa saja alat atau benda yang masing ke jarum/
menggunakan atau ada tengah titik sudut dan lidi pada titik
beri lem pada tengah dan
baling- balingnya ujung tersebut usahakan lidi dapat
- Bila baling-baling berputar sehingga saling berpu tar bebas
berlekatan pada lubang tersebut
apa yang terjadi atau apa
yang dapat kalian

250 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


lingkungan/ udara atau air yang
- Selanjutnya siswa diminta sehat.
menguji karyanya apakah Bertolak dari pencapaian
baling-baling dapat berputar, kompetensi dasar tersebut di atas dan
caranya ditiup atau semakin maraknya lingkungan yang
dihadapkan pada arah mengalami pencemaran maka topik “
datangnya angin Pencemaran Lingkungan “ cukup
- Bila belum bisa berputar relevan untuk pembelajaran STM di
dengan baik siswa diminta kelas III SD. Konsep yang dibahas
mencari penyebabnya dan dapat digambarkan sbb.:
selanjutnya menyempurnakan
karyanya sehingga dapat
berputar dengan lancar
- Untuk pengembangannya
siswa diminta membuat
baling-baling dengan
berbagai macam ukuran dan
mewarnai/ menghias baling-
balingnya. Hasilnya dapat
dilombakan di halaman
sekolah , mana karya siswa
yang dapat berputar dengan
lancar dan nampak baik/
indah bila dihadapkan pada
arah datangnya angin.

2. Pembelajaran STM di kelas III


a. Pembelajaran yang mengangkat
masalah lingkungan sebagai topik
pembahasan
Dalam kurikulum sains kelas
III untuk konsep Makhluk hidup dan
Proses kehidupan salah satu
kompetensi dasar yang diharapkan
adalah : Mendiskripsikan ciri-ciri
lingkungan sehat dan lingkungan
yang tak sehat serta pengaruhnya
terhadap kesehatan. Adapun
indikator pencapaian hasil belajar
meliputi :
• Mengidentifikasi penyebab
pencemaran udara dan air
• Mengenal pengaruh pencemar
udara dan air bagi kesehatan
• Memberikan contoh kegiatan
nyata untuk mendapatkan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 251


Tanda-tanda Macam-macam pencemar

Kebiasaan manusia Pencemaran Akibat bagi


yang menyebabkan Lingkungan kesehatan

Pencegahan & Penaggulangannya

Secara khusus setiap sub tema/ konsep tersebut dimaksudkan untuk pencapaian
kompetensi :
No Sub tema Kompetensi Konsep
1 Tanda- tanda Mengidentifikasi tanda-tanda Lingkungan sehat dan
lingkungan yang tercemar lingkungan tercemar
2 Macam-macam Mengidentifikasi penyebab Polutan/ pencemar air
pencemar pencemaran air dan udara dan udara
3 Kebiasaan Mengenal kebiasaan manusia Pengaruh aktivitas
manusia yang menyebabkan pencemaran manusia pada lingkungan
lingkungan
4 Akibat bagi Mengenal pengaruh pencemaran Dampak negatif
kesehatan udara dan air terhadap kesehatan pencemaran lingkungan
5 Pencegahan dan Menerapkan beberapa cara untuk Menjaga kesehatan
penanggulangan menjaga kesehatan lingkungan lingkungan

252 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Langkah pembelajarannya : • Tahap Aplikasi : Siswa diajak
• Tahap Invitasi : Guru melakukan aksi nyata di
menanyakan pada siswa : lingkungan untuk
- Bagaimana kalau kalian berada mengaplikasikan salah satu cara/
dalam lingkungan yang tercemar langkah yang diusulkan dalam
? (misalnya tahap solusi. Misalnya dapat
dengan menyebut salah satu dipilih kegiatan :
tempat/ comberan yang ada di - Membersihkan sampah-sampah
kota/ sekitar sekolah) yang berserakan di sekitar
- Apa yang dapat dilihat/ lingkungan sekolah,
dirasakan/ tercium bila kalian memangkas tumbuhan yang
berada di situ ? rimbun/ potensial sebagai
- Senangkah kalian bila berada/ sarang nyamuk atau
dekat dengan tempat-tempat membersihkan selokan
seperti itu? - Membersihkan WC/ kamar
• Tahap Eksplorasi : Dapat dipilih kecil sekolah dan menanami
dari alternatif berikut : halaman sekolah dengan
- Mengunjungi langsung obyek tanaman hias atau tanaman
yang mengalami pencemaran peneduh
untuk mengamati - Memisahkan tempat
dan mencatat hal-hal yang pembuangan sampah antara
dilihat/ dirasakan/ tercium di tempat sampah plastik, sampah
wilayah tersebut. daun dan kertas serta sampah
Kemudian hasilnya kaleng dan botol
didiskusikan bersama b. Membuat karya teknologi sederhana
- Membaca buku, majalah atau Berkaitan dengan pencapaian
artikel yang berkaitan dengan salah satu indikator tentang :
pencemaran Memberikan contoh kegiatan nyata
lingkungan untuk mendapatkan lingkungan/ udara
- Memutar video/ film yang atau air yang sehat maka siswa dapat
menggambarkan tentang diajak berkarya untuk merancang dan
lingkungan yang tercemar, membuat teknologi “Penjernihan air”.
kebiasaan manusia yang Bahan/ alat yang digunakan :
membuat lingkungan tercemar drum/ ember (Dilubangi bagian
dan tanda-tanda dasarnya), ijuk, pasir, kerikil, batu,
lingkungan yang tercemar arang, larutan kaporit, biji kelor, serbuk
• Tahap Solusi : Dari hasil gamping/kapur
eksplorasi seperti tersebut di atas Langkah pembelajarannya adalah :
siswa diminta mendiskusikan • Guru bertanya : Dari mana manusia
cara-cara mencegah agar memperoleh air bersih untuk
lingkungan tidak tercemar atau memenuhi kebutuhan hidup sehari-
mengusahakan agar lingkungan hari ? (jawaban siswa kemungkinan
tetap sehat serta bagaimana cara adalah sumur atau PAM/ ledeng )
mengatasi bila ada lingkungan
yang tercemar

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 253


• Guru mengungkapkan fakta bahwa : variasi urutan lapisan atau ketebalan
- Kalau musim kemarau air sumur yang berbeda, misalnya:
sering menjadi keruh
- Beberapa orang menggunakan air
sungai untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
- Air ledeng/ PAM itu asalnya dari
air sungai yang pada umumnya
juga keruh/ kotor.
• Berturut- turut guru mengajukan
pertanyaan pada siswa :
- Sehatkah air yang keruh itu bila
dimanfaatkan/ dikonsumsi ?
- Mengapa air sungai yang kotor Kelompok :
dapat berubah menjadi air PAM/
ledeng yang bening ? I II III dst
- Bagaimana/ Apa yang biasa Ijuk Pasir Batu
dilakukan oleh masyarakat untuk
Pasir Kerikil Arang
menjernihkan air yang keruh ?
Kerikil Arang Kerikil
• Secara berkelompok siswa ditugasi
Arang Batu Pasir
untuk :
Batu Ijuk Ijuk
- Wawancara dengan orang tua/
masyarakat sekitar untuk
3. Pembelajaran STM di kelas IV
menanyakan cara menjernihkan
Salah satu kompetensi dasar yang
air
perlu dicapai oleh siswa kelas IV SD
- Membaca buku atau artikel
lewat materi sains lingkup Energi dan
tentang cara sederhana untuk
Perubahannya adalah : Menyimpulkan
menjernihkan air
bahwa gaya dapat merubah gerak dan
- Merancang alat/ cara
bentuk suatu benda. Sebagai indikator
menjernihkan air dan
pencapaian kompetensi dasar tersebut
mempraktekkannya. Bisa dicoba
meliputi kemampuan untuk :
tehnik pengendapan atau
penyaringan. Untuk tehnik • Mengidentifikasi faktor-faktor yang
pengendapan dapat digunakan mempengaruhi tenggelam dan
larutan kaporit, serbuk gamping terapungnya benda bila diletakkan di
atau tumbuhan biji kelor. Untuk air
teknik penyarinyan dapat • Membuat benda dari terapung
digunakan pasir, kerikil, arang menjadi tenggelam dan dari
dan ijuk yang diletakkan dalam tenggelam menjadi terapung.
drum/ ember yang dilubangi. Untuk mencapai kompetensi dasar
Bagaimana urutan letaknya dan berapa tersebut dapat ditempuh lewat
ketebalannya masing-masing biar siswa pembelajaran STM sebagai berikut :
sendiri yang menemukan dengan cara a. Pembelajaran yang berpangkal pada
mencoba /menguji secara langsung. masalah yang muncul di masyarakat
Caranya siswa dibagi dalam beberapa Seperti yang sudah disampaikan
kelompok, setiap kelompok mencoba pada bab III bahwa Indonesia
merupakan negara kepulauan, ribuan

254 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


pulau kecil menjadi wilayahnya. Untuk Kemudian diajukan pertanyaan pada
transportasi utama antar pulau digunakan siswa mengapa perahu/ kapal dapat
perahu atau kapal. Kecuali itu di wilayah tenggelam padahal pada waktu
daratan atau daerah pedalaman yang berangkat tidak ada masalah ?
dekat dengan sungai besar tidak jarang • Tahap Eksplorasi : Dengan
juga menggunakan perahu bahkan rakit menggunakan alat bantu yang terdiri
sebagai sarana transportasinya. Masalah dari bak plastik transparan/ akuarium
yang sering terjadi di masyarakat dengan dan piring/ cawan dari kaleng dan
penggunaan transportasi air tersebut beberapa batu guru
adalah tergulingnya atau tenggelamnya mendemonstrasikan fenomena
perahu/ kapal yang ditumpangi, sehingga sambil mengajukan pertanyaan pada
banyak manusia yang menjadi korban. siswa
Dengan demikian masalah ini dapat
dikembangkan sebagai topik
pembelajaran STM.
Kalau dalam bab III materi ini
dibahas dalam rangka memberikan
contoh pola pembelajaran menggunakan
model : Mengkaji produk teknologi,
maka dalam bab IV dikembangkan
dengan menggunakan model NSTA.
Bahan/ alat yang digunakan : Bak
plastik/ akuarium, cawan/ piring dari
kaleng dan beberapa batu. Langkah
pembelajarannya adalah :
• Tahap Invitasi : Guru menunjukkan
gambar dan membacakan judul
berita tentang tenggelamnya kapal
disertai uraian tentang korban yang
diakibatkan (contoh kasus ada di
halaman 227).

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 255


Peragaan Pertanyaan
- Mengapa cawan/ piring dapat
terapung

- Mengapa cawan yang diatasnya diberi 3


batu tetap terapung dan mengapa kalau
diberi banyak batu jadi tenggelam ?

- Apakah letak / posisi batu


mempengaruhi tenggelam atau tidaknya
cawan ? selanjutnya guru memeragakan
bila jumlah batu di atas cawan sama
tetapi posisi berbeda- beda dan siswa
diminta menyimpulkan posisi batu yang
bagaimana yang menyebabkan cawan
mudah tenggelam.

256 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


• Tahap solusi : Guru membawa - Kalau kalian perhatikan mengapa
pemahaman yang diperoleh siswa bentuk kapal/ perahu ujungnya
pada tahap eksplorasi untuk meruncing? (bila memungkinkan
menganalogikan dengan kejadian ,untuk mendapatkan pemahaman
pada tenggelamnya perahu/ kapal. dan pemantapan siswa diminta
Khusus untuk menjawab melakukan pengujian dengan
permasalahan tentang mengapa pada membuat variasi bentuk kapal-
waktu berangkat tidak ada masalah kapalan dari kertas dan
setelah dalam perjalanan perahu meletakkan pada aliran sungai/
dapat tenggelam , siswa perlu selokan. Di antara bentuk
diarahkan dengan pertanyaan yang tersebut mana yang paling cepat
mendukung atau gambaran tentang jalannya).
fakta yang ada misalnya : - Apa tujuannya kalau rakit
- Aliran air/ gelombang di bagian umumnya bentuknya lebar ?
tepi sungai/ di dermaga dibanding - Mengapa pada perahu sering
dengan dibagian tengah sungai/ pada kiri dan kanannya dipasang
laut besar mana ? lengan kayu ?
- Apa pengaruh besarnya aliran/ • Siswa diminta membuat desain kapal
gelombang terhadap perahu/ kapal dari kertas yang memenuhi kriteria
yang sedang berjalan kecuali mudah jalan/ bergerak di air
• Tahap Aplikasi : Siswa diminta juga memiliki ruang/ luas permukaan
merancang tulisan atau poster yang yang optimal sehingga
mengandung peringatan pada memungkinkan/ mampu memuat
masyarakat yang berhubungan penumpang yang lebih banyak dan
dengan transportasi air untuk tidak mudah terguling.
mematuhi prinsip daya apung kapal/
perahu dan mempertimbangkan arus/
gelombang. Kemudian
memasangnya di tempat-tempat
penyeberangan sungai di dermaga
atau di perkampungan nelayan.
b. Membuat karya teknologi sederhana
Sejalan dengan permasalahan
tenggelam dan terapungnya kapal,
siswa diminta membuat karya
teknologi sederhana yaitu membuat
model kapal dari kertas kedap air/
berlapis plastik.
Bahan yang diperlukan : Kertas
kedap air, gunting, stapler, lem, lidi
Langkah pembelajarannya :
• Guru menunjukkan beberapa
gambar/ foto tentang kapal, perahu
dan rakit pada siswa (contoh
gambar ada di halaman 231),
kemudian mengajukan pertanyaan :

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 257


sehingga tidak tersedianya air di
• Hasil karya siswa perlu diuji coba alam sekitar mengakibatkan
dengan cara meletakkan pada aliran keresahan bagi masyarakat. Oleh
sungai. Dari hasil uji coba ini bila karena itu maka masalah
belum sesuai dengan kriteria yang “Kekeringan” dapat digunakan
dimaksud perlu dilakukan sebagai topik dalam
penyempurnaan sampai diperoleh pembelajaran STM di kelas V
hasil karya yang memuaskan. SD. Sesuai dengan tuntutan
kompetensi seperti tersebut di
4. Pembelajaran STM di kelas V atas maka materi yang dibahas
a. Pembelajaran yang mengangkat dapat digambarkan dalam
permasalahan yang muncul di jaringan konsep sbb :
lingkungan
Salah satu kompetensi dasar
yang harus dicapai oleh siswa SD
kelas V lewat pembelajaran sains
lingkup Bumi dan Alam Semesta
adalah : Mendeskripsikan
pentingnya air dan
mengumpulkan informasi tentang
gejala-gejala alam yang terjadi di
bumi dan dampaknya bagi
makhluk hidup. Beberapa
kemampuan yang
mengindikasikan pencapaian
kompetensi tersebut ialah :
• Menggambarkan proses daur
air dengan menggunakan
diagram atau gambar
• Mengidentifikasi kegiatan
manusia yang dapat
mempengaruhi daur air
• Menjelaskan pentingnya air
• Mengusulkan cara
penghematan air
• Mendeskripsikan dampak
dari peristiwa alam terhadap
kehidupan manusia, hewan
dan lingkungan
Di sisi lain salah satu
masalah yang secara rutin
muncul di beberapa wilayah
Indonesia adalah bencana
kekeringan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa kebutuhan akan
air merupakan kebutuhan vital ,

258 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Daur air Kegiatan manusia

Pemanfaatan air Kekeringan Dampak

Tataguna/ Penghematan air

Secara khusus setiap sub tema/ konsep tersebut dimaksudkan untuk pencapaian
kompetensi berikut :

No Sub tema Kompetensi Konsep


1 Daur air Menggambarkan dan menjelaskan - Perubahan bentuk air
daur/ siklus air di alam - Menguap, mengembun,
membeku, mencair
2 Pemanfaatan Menjelaskan manfaat air bagi Peranan air bagi
air kehidupan manusia, hewan dan
tumbuhan
3 Kegiatan Mengidentifikasi kegiatan manusia - Pengeboran air tanah
manusia yang dapat menyebabkan terjadinya - Penggundulan hutan
kekeringan - Penutupan permukaan
tanah dengan materi
kedap air
4 Dampak Mengenal dan mengamati dampak Dampak negatif
kekeringan bagi kehidupan kekeringan bagi manusia,
hewan, tumbuhan dan
lingkungan
5 Tataguna/ Mengusulkan dan menerapkan - Penghematan air
Penghematan tataguna/ penghematan air - Menjaga kelestarian air
air di lingkungan sekitar

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 259


Langkah pembelajaran : dapat menyebabkan
• Tahap Invitasi : Guru terjadinya kekeringan dapat
membacakan beberapa judul dibantu dengan pemutaran
berita kekeringan yang video).
melanda di beberapa daerah, • Tahap Solusi : Dari hasil
kemudian mengajukan pemahamannya dalam tahap
pertanyaan pada siswa : eksplorasi siswa diminta
- Apa yang dimaksud dengan mendiskusikan bagaimana
kekeringan dan mengapa usaha yang dapat dilakukan
kalau wilayahnya agar wilayah kita tidak
mengalami kekeringan mengalami kekeringan
penduduknya menjadi • Tahap Aplikasi : Dari usaha-
resah/ binggung. usaha yang dapat ditempuh
- Dari mana munculnya / untuk mengatasi kekeringan
asalnya air yang ada di dipilih salah satu yang
permukaan bumi ini memungkinkan/ cocok
• Tahap eksplorasi : guru diterapkan di lingkungan
mengungkap pemahaman sekitar sekolah. Misalnya
siswa dengan cara siswa melakukan aksi nyata
mengajukan beberapa membantu pembuatan sumur-
pertanyaan antara lain : sumur peresapan air di
- Dalam kehidupan sehari- lingkungan sekolah atau
hari kalian menggunakan/ melakukan kampanye
memerlukan air untuk apa tataguna/ penghematan air
saja. dengan cara menyusun dan
- Dari mana saja manusia membagikan leaflet ke
mendapatkan air untuk masyarakat sekitar.
memenuhi kebutuhan b. Membuat karya teknologi sederhana
sehari-harinya. Sebagai tindak lanjut dari
- Apa yang terjadi bila usaha untuk melestarikan lingkungan
disekitar kalian tidak ada (tanah dan air) adalah meningkatkan/
air mengembalikan tingkat kesuburan
- Bila terjadi hujan kemana tanah. Tanah yang subur lebih
saja air hujan tersebut akan banyak mengikat air. Di samping itu
mengalir tanah yang subur memudahkan
- Bagaimana dapat terbentuk tumbuhnya berbagai macam
air hujan lagi (untuk tanaman, dengan demikian akan
menjawab pertanyaan ini lebih banyak menyimpan air. Salah
siswa dapat diminta satu cara untuk meningkatkan
membaca buku sumber atau kesuburan tanah adalah menambah
diputarkan video yang humus sebagai komponen/ sumber
menggambarkan terjadinya bahan organik. Oleh karena itu
siklus air. Begitu juga pembuatan pupuk organik/ kompos
untuk mendapatkan dapat dilakukan sebagai karya
pengetahuan tentang teknologi yang memiliki multifungsi.
aktivitas manusia yang Kecuali dapat meningkatkan

260 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


kesuburan tanah dan meningkatkan - Pemberian strarter/ perangsang
daya serap air juga dapat mengurangi untuk mempercepat proses
pencemaran lingkungan. Bahkan bila pengomposan
dilakukan secara kontinue dapat - Inkubasi/ pengomposan
mendatangkan penghasilan. • Hasil awal setiap kelompok dapat
Disamping itu tehnik pembuatan diuji coba untuk memupuk
kompos tidak begitu rumit sehingga tanaman di lingkungan sekolah.
untuk siswa kelas V SD tidak sulit Bila hasilnya sudah cukup baik
untuk mengerjakannya. maka kegiatan ini dapat
Berhubung kegiatan pembuatan dilanjutkan sehingga sekaligus
kompos butuh waktu yang agak dapat mengurangi masalah
panjang maka dapat juga sekalian pencemaran lingkungan. Di
dilakukan sebagai penerapan metoda samping itu komposnya dapat
proyek. Agar manfaatnya lebih dibagikan pada masyarakat
terasa maka bahan dasarnya diambil sekitar sekolah atau pada para
dari sampah-sampah yang dihasilkan wali murid.
oleh sekolah sendiri atau oleh 5. Pembelajaran STM di kelas VI
masing-masing keluarganya. Oleh a. Pembelajaran yang bertolak
karena itu pembuatan komposnya dari masalah dalam kehidupan
dapat dilakukan di sekolah atau di sehari-hari
rumah siswa. Masalah yang selalu
Langkah pembelajarannya : dihadapi dalam kehidupan adalah
• Bila memungkinkan siswa diajak rusaknya/ busuknya bahan
dulu mengunjungi tempat makanan karena tidak dapat
pembuatan kompos, dan diminta dimanfaatkan pada waktu yang
melakukan wawancara pada tepat. Hal ini bisa terjadi karena
petugasnya serta mengamati pada suatu waktu bahan makanan
segala hal yang berkaitan dengan yang tersedia melebihi daya
pembuatan kompos tersebut. guna/ konsumsi. Akibatnya
Tetapi bila tidak mungkin siswa bahan makanan yang membusuk
dapat diminta mempelajari dulu tersebut terpaksa harus dibuang.
teknik pembuatan kompos lewat Padahal dikemudian hari kita
buku atau artikel. masih membutuhkan bahan
• Siswa dibagi dalam beberapa seperti itu, sehingga hal ini
kelompok untuk menyusun merupakan kondisi yang dapat
modifikasi/ penyederhanaan dikatagorikan pemborosan
pembuatan kompos dalam skala sumber daya makanan.
yang lebih kecil dulu, selanjutnya Di Indonesia busuknya
diminta membuat rencana bahan makanan relatif lebih cepat
kerjanya, misalnya yang kecuali karena kondisi alam
berkaitan dengan: Indonesia yang panas dan lembab
- Persiapan tempat juga karena perilaku dan
pengomposan/ digesternya pengetahuan masyarakat yang
- Pengumpulan bahan dasar kurang menunjang. Di satu sisi
masyarakat yang berkecukupan
kurang begitu memperhatikan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 261


pentingnya penghematan bahan dipengaruhi oleh berbagai
makanan, sehingga mereka tidak kondisi, misalnya suhu,
berusaha secara maksimal untuk kelembaban, waktu dan ada
mengawetkan bahan pangan. Di tidaknya kuman.
sisi lain masyarakat petani yang Untuk itu maka pembahasan
berperan sebagai produsen selalu konsepnya meliputi :
berusaha agar hasil panennya
tidak cepat busuk. Tetapi karena
keterbatasan pengetahuan dan
fasilitas maka mereka sering
mengalami kerugian akibat
banyaknya produk yang rusak
Oleh karena itu
mengangkat masalah “
Pembusukan bahan pangan”
sebagai topik pembelajaran STM
dapat digunakan sebagai usaha
sosialisasi pentingnya
penghematan sumber daya
pangan. Di samping itu, topik
tersebut juga sesuai dengan
materi pembelajaran sains kelas
VI SD. Dapat dicermati dari
salah satu kompetensi dasar yang
harus dicapai lewat pembelajaran
tentang Benda dan Sifatnya
adalah : Menyimpulkan
berdasarkan pengamatan bahwa
benda dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain suhu dan
waktu.
Beberapa kemampuan
yang dapat digunakan sebagai
indikator pencapaian kompetensi
tersebut adalah :
• Melakukan pengamatan
terhadap penyebab perubahan
pada benda dengan berbagai
kondisi, misalnya pelapukan
kayu, membusuknya
makanan, pengkaratan logam
dan menunjukkan cara
menghambatnya
• Menjelaskan berdasarkan
hasil pengamatan bahwa
tingkat perubahan benda

262 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Faktor penyebab

Macam Pembusukan Kerusakan/


Bahan pangan Perubahan

Pencegahan/ Penghambatan

Secara khusus setiap sub tema/ konsep tersebut dimaksudkan untuk pencapaian
kompetensi berikut :
No Sub tema Kompetensi Konsep
1 Macam bahan Mengenal macam/ tipe bahan - Bahan pangan : biji,
pangan makanan buah, sayuran, umbi
- Bahan pangan: kering,
berair
2 Faktor Menjelaskan beberapa faktor Penyebab pembusukan
penyebab yang dapat menyebabkan bahan makanan : suhu,
terjadinya pembusukan pada waktu, kadar air,
bahan makanan kebersihan/
mikroorganisme
3 Kerusakan/ Mengidentifikasi/ mengamati Tanda fisik pembusukan
perubahan bentuk kerusakan/ perubahan terjadinya perubahan :
pada bahan makanan yang tekstur, warna, bau/
mengalami pembusukan aroma, kadar air, rasa.
4 Pencegahan/ Melakukan percobaan untuk Pengaruh suhu dan waktu
penghambatan mencegah/ menghambat penyimpanan terhadap
terjadinya pembusukan bahan proses pembusukan
makanan bahan pangan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 263


Langkah pembelajarannya : - Mengapa kalau
• Tahap Invitasi : menyimpan beras, kedelai
- Pada siswa ditunjukkan dan sejenisnya tidak perlu
ketela mentah dan buah dalam kulkas ?
pisang, kemudian - Dengan demikian faktor
ditanyakan : apa saja yang
Bila dibiarkan begitu saja mempengaruhi cepat
mana yang lebih dulu busuknya bahan
busuk ?, buah pisang atau makanan ?
ketela mentah ? mengapa - Perubahan apa yang
demikian ? terjadi pada bahan
- Kemudian ditunjukkan makanan yang busuk
ketela rebus, gaplek, sehingga tidak dapat
ceriping ketela dan ketela dikonsumsi ?
mentah, selanjutnya • Tahap Solusi : Dari hasil
diajukan pertanyaan : eksplorasi yang terungkap
Apa persamaan dari atas jawaban pertanyaan
keempat obyek tersebut ? tersebut di atas siswa perlu
Bila keempat obyek ini melakukan uji coba guna
dibiarkan mana yang memantapkan apa yang telah
lebih cepat busuk ? “diprediksinya”. Untuk itu
mengapa demikian ? siswa diminta melakukan
- Bila kita memiliki percobaan menyimpan
memiliki bahan makanan berbagai macam bahan
yang berlebih apa yang makanan di dalam kulkas dan
sebaiknya dilakukan dibandingkan dengan yang
untuk memperlambat dibiarkan begitu saja.
pembusukan ? Sebelum dilakukan
• Tahap Eksplorasi : Untuk percobaan siswa diminta
mengungkap dan mengamati kondisi/ sifat
mengarahkan pemahaman masing-masing bahan
siswa guru mengajukan makanan, sehingga
beberapa pertanyaan antara diharapkan dapat
lain : menganalisis mengapa suatu
- Apa tujuannya bahan jenis bahan makanan lebih
makanan disimpan dalam cepat busuk dibanding yang
almari pendingin/ kulkas lain. Kecuali itu siswa juga
? diminta membandingkan
- Samakah daya simpan perubahan apa saja yang
bahan makanan tersebut ? terjadi pada bahan makanan
- Pada bagian mana dari sebelum disimpan dengan
kulkas letak penyimpanan yang sudah busuk. Dari
bahan makanan yang seluruh rangkaian kegiatan
berbentuk daging ? tersebut siswa diharapkan
Mengapa demikian ? dapat menyimpulkan

264 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


bagaimana memperlambat • Berdasarkan prinsip tersebut
pembusukan bahan makanan. siswa diminta merancang
b. Membuat karya teknologi variasi termos dengan bahan
sederhana yang berbeda. Misalnya dapat
Salah satu kompetensi digunakan : dua buah kaleng
dasar pembelajaran sains lewat yang berdeda ukurannya,
pembelajaran Benda dan Sifatnya yang satu cukup longgar
adalah : Membandingkan untuk dimasukkan ke yang
berbagai benda untuk lain. Diantara kedua kaleng
mengidentifikasi sifat tersebut dapat diisi dengan
kehantarannya (konduktor atau bahan yang bersifat isolator.
isolator panas). Sebagai indikator Tutup nya juga dibuat dari
pencapaian kompetensi tersebut bahan yang bersifat isolator
adalah kemampuan untuk : (setiap kelompok siswa
• Menggolongkan benda yang diminta menggunakan bahan
bersibat sebagai konduktor isolator yang berbeda,
dan isolator misalnya bisa kain perca,
• Mencari informasi mengenai kertas, stereofoam, sekam dll.
jenis alat dapur yang bersifat Disamping itu bisa juga
konduktor dan isolator dengan model/ desain yang
• Membuat termos sederhana berbeda, kemudian hasilnya
menggunakan berbagai dibandingkan model atau
macam bahan dan bahan mana yang dapat
membandingkan bahan mana berfungsi paling baik sebagai
yang paling baik. isolator.
Oleh karena itu maka siswa dapat Contoh model yang dapat
ditugasi untuk membuat berbagai digunakan adalah :
macam variasi termos sederhana.
Langkah pembelajarannya :
• Siswa ditanya bahan/benda
apa saja yang bersifat isolator
• Apa manfaat dalam
kehidupan sehari-hari bahan
yang bersifat isolator tersebut
• Siswa ditunjukkan gambar
tentang “termos tradisional”
yang terbuat dari kain yang
diisi kapuk, dan ditanyakan
untuk apakah peralatan ini ?
mengapa suhu benda yang
ada didalamnya dapat awet
panas ?
• Siswa diminta menganalisis
kesamaan prinsip antara
“termos tradisional” tersebut
dengan termos biasa.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 265


Keterangan :
1. Kaleng besar
2. Kaleng kecil
3. Bahan isolator
4. Tutup kaleng kecil
5. Penutup (isolator)
6. Tutup kaleng besar

266 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bacaan 20 tersebut tidak dibuat khusus, tetapi
langsung dipakai untuk kepentingan
BAB III pembelajaran, diambil langsung dari
dunia nyata.
Melihat rumusan tersebut,
STRATEGI PEMBELAJARAN
tampak bahwa sumber belajar tidak
BAHASA INDONESIA DI SD hanya bertumpu pada buku, tapi dapat
MENGGUNAKAN bervariasi. Hal itu sejalan dengan
LINGKUNGAN pernyataan pada rambu-rambu
SEBAGAI SUMBER BELAJAR Kurikulum Bahasa Indonesia di SD,
bahwa sumber belajar siswa SD itu dapat
A. Lingkungan sebagai Sumber berupa : (1) buku pelajaran (buku teks),
Belajar BI di SD (2) media cetak, (3) media elektronik,
(4) lingkungan, (5) narasumber, (6)
umber belajar pengalaman dan minat anak, (7) hasil
bukan hanya buku karya siswa (Depdikbud, 1994).

S paket (buku teks),


karena seperti
diungkapkan
Sudjana (2003:77)
“Sumber belajar adalah segala daya yang
dapat dimanfaatkan guna memberi
Demikian pula dalam penjelasan umum
Kurikulum 2004 (KBK), dinyatakan
bahwa “Sumber belajar utama bagi guru
adalah sarana cetak seperti: buku,
brosur, majalah, surat kabar, poster,
lembar informasi lepas, naskah brosur,
kemudahan kepada seseorang dalam foto, dan lingkungan sekitar.”
belajar.” Sumber belajar dapat dipilah Lingkungan sebagai sumber belajar
menjadi dua macam, yaitu (1) learning dapat dibedakan menjadi ;
resources by design, (2) learning a) Lingkungan alam seperti: sungai,
resources by utilization. pantai, gunung, kebun, dan
Learning resources by design, yaitu sebagainya
sumber belajar yang dirancang atau b) Lingkungan sosial misalnya
sengaja dibuat untuk belajar mengajar. keluarga, rukun tetangga, desa, kota,
Misalnya buku, brosur, ensiklopedi, pasar, dan sebagainya.
film, video, tape, slide,OHP, dan c) Lingkungan budaya misalnya candi,
sebagainya. Semua sumber tersebut dan adat istiadat.
dirancang secara sengaja untuk Pemanfaatan sumber daya
kepentingan pembelajaran. lingkungan diperlukan dalam upaya
Learning resources by menjadikan sekolah sebagai bagian
utilization, yaitu sumber belajar yang integral dari masyarakat setempat.
tidak dirancang khusus tetapi dapat Sekolah bukanlah tempat yang
dimanfaatkan untuk memberi terpisah dari masyarakatnya. Dengan
kemudahan dalam belajar mengajar, cara ini fungsi sekolah sebagai pusat
biasanya sumber belajar yang ada di pembaharuan dan pembangunan
sekeliling kita. Contoh sumber belajar sosial budaya masyarakat akan
ini misalnya pasar, toko, museum, benda terwujudkan. Selain itu, lingkungan
dan tulisan yang ada di sekitar, dan sangat kaya dengan sumber-sumber,
sebagainya yang ada di lingkungan media, dan alat bantu pelajaran.
sekitar. Sumber belajar yang kedua

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 267


Lingkungan fisik, sosial, atau budaya Ada beberapa alasan mengapa
merupakan sumber yang sangat kaya lingkungan bisa dipilih sebagai sumber
untuk bahan belajar anak. belajar di SD. Arikunto (1990:3)
Lingkungan dapat berperan sebagai misalnya mengungkapkan sebagai
media belajar, tetapi juga sebagai objek berikut.
kajian (sumber belajar). Penggunaan (1) Lingkungan merupakan sesuatu
lingkungan sebagai sumber belajar yang paling dekat dengan dunia
akan membuat anak merasa senang siswa, sudah dikenal dalam
dalam belajar. Belajar dengan kehidupannya sehari-hari. Dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu demikian, apabila guru mengajak
harus di luar kelas. Bahan dari mereka untuk mencermatinya tentu
lingkungan dapat dibawa ke ruang sudah ada modal minat dan
kelas untuk menghemat biaya dan motivasi.
waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat (2) Lingkungan merupakan sumber
mengembangkan sejumlah belajar yang sangat kaya.
keterampilan seperti mengamati (3) Lingkungan merupakan tempat
(dengan seluruh indera), mencatat, nyata kehidupan anak, sehingga
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, diharapkan akan relevan dengan
mengklasifikasikan, membuat tulisan, kehdupannya kelak.
membuat gambar/ denah, dan Pengajaran bahasa memang
sebagainya. sebaiknya tidak terpisahkan dari
Pemilihan sumber belajar yang lingkungan sekitar, baik lingkungan fisik
bervariasi di SD sangat diperlukan, maupun lingkungan sosial budaya.
sebab anak-anak usia SD sangat Bagaimanapun, para siswa akan
memerlukan beragam sumber belajar. memasuki dunia kehidupan yang nyata,
“Pembelajaran yang baik memerlukan yaitu kehidupan kemasyarakatan. Siswa-
sebanyak mungkin sumber belajar siswa merupakan bagian dari tata
untuk memperkaya pengalaman belajar kehidupan masyarakat itu sendiri.
anak” (Depdiknas, 2003:18). Dalam pembelajaran bahasa yang sesuai
Anak SD berada pada tahapan dengan pandangan whole language,
perkembangan yang juga harus diperlukan konteks dan pengalaman
diantisipasi pada waktu mereka belajar. belajar bahasa yang sesuai dan otentik.
Misalnya anak-anak usia SD mempunyai Sumber belajar yang tidak bertalian
ketertarikan yang kuat terhadap apa saja langsung dengan konteks dan
yang mereka temui di lingkungannya. pengalaman anak menurut pandangan
Apa yang langsung dialaminya whole language, tidak akan efektif dan
(didengar, dilihat, dan dirasakan) tidak memberdayakan siswa.
merupakan pengayaan kognitif, emosi, Pembelajaran bahasa yang baik ialah
dan perkembangan sosial yang pembelajaran yang komunikatif dan
memperluas dan memperkuat akumulasi integratif. Siswa dikondisikan untuk
perkembangan selanjutnya. Ketertarikan mempelajari hal-hal yang bersifat
anak terhadap kondisi tersebut menuntut komunikatif. Artinya, siswa mempelajari
guru untuk menjadikan lingkungan hal ihwal berbahasa dan bukan
sebagai sumber belajar (hand on mempelajari tentang bahasa.
experience). Pembelajaran seperti ini harus

268 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


berorientasi pada kecakapan atau tanggapan terhadap kebutuhan-
keterampilan. kebutuhan afektif dan kognitif para
Omagio (dalam Tarigan, 1989: 9) siswa. Para siswa harus merasa
mengajukan lima hipotesis tentang terdorong untuk belajar dan harus diberi
pengajaran bahasa yang mengacu pada kesempatan untuk mengekspresikan
kecakapan atau keterampilan berbahasa. gagasan atau isi hati mereka dalam
Hipotesis kesatu : Berbagai kesempatan lingkungan yang bebas.
harus disediakan bagi para siswa untuk Hipotesis kelima : Pengertian
mempraktikkan penggunaan bahasa di kultural harus dikembangkan dengan
dalam konteks yang mirip seperti di berbagai cara sehingga para siswa
dalam budaya bahasa sasaran. Untuk dipersiapkan untuk hidup lebih harmonis
memenuhi tuntutan hipotesis ini, harus di dalam masyarakat bahasa sasaran.
dilaksanakan atau dipenuhi empat syarat Proses belajar megajar bahasa
berikut ini. tidak hanya dapat dilakukan di dalam
(1) Para siswa hendaknya didorong ruangan, tetapi bisa di luar lingkungan
untuk mengekspresikan gagasan dengan menggunakan lingkungan
mereka sendiri sedini mungkin sebagai sumber belajar. Sumber belajar
setelah keterampilan-keterampilan lingkungan dan belajar di luar kelas akan
produktif diperkenalkan dalam lebih komunikatif, karena siswa
pengajaran. langsung terlibat dalam masyarakat
(2) Pendekatan yang dilaksanakan bahasa dan bahasa yang fungsional
harus berorientasi pada kecakapan digunakan masyarakat yang
meningkatkan serta bersangkutan.
mengembangkan interaksi Demikian pula keadaan kelas,
komunikasi aktif di antara para harus kaya dengan sumber belajar
siswa. sebagai pajanan untuk siswa dalam
(3) Praktik penggunaan bahasa kreatif belajar bahasa. Keadaan kelas harus
(sebagai lawan praktik konvergen dilengkapi dengan hiasan yang
atau manipulatif) haruslah menunjang pemerolehan bahasa tingkat
dikembangkan atau dirangsang di awal. Hiasan berupa abjad, gambar
dalam kelas yang berorientasi pada bertulis, atau ada sudut bahasa
kecakapan. (menyimak, membaca, berbicara, dan
(4) Bahasa yang otentik haruslah menulis) di setiap kelas akan membantu
dipakai dalam pengajaran di mana siswa dalam pemerolehan bahasa.
saja apabila mungkin. Pembelajaran bahasa dengan
Hipotesis kedua: berbagai menggunakan sumber belajar
kesempatan harus disediakan bagi lingkungan, guru dapat memanfaatkan
para siswa untuk menggunakan alam sekitar dan segala yang ada di
fungsi-fungsi bahasa yang terdapat sekeliling anak (rumah maupun sekolah)
dalam budaya sasaran. untuk menunjang kecakapan berbahasa.
Hipotesis ketiga : perkembangan
kecakapan linguistuik para siswa harus B. Memilih Sumber Belajar
diperhatikan sejak awal pengajaran. Guru perlu memahami dan dapat
Hipotesis keempat : pendekatan- memilih sumber belajar yang tepat pada
pendekatan yang berorientasi pada waktu mengajar di kelas. Memilih
kecakapan harus memberi responsi atau sumber belajar, harus didasarkan kriteria

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 269


tertentu, yaitu kriteria umum dan kriteria memerlukan sumber belajar yang
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai menarik dan nyata dibandingkan
(Sudjana, 2003:85). Kedua kriteria itu dengan kelas tinggi. Karena siswa
berlaku baik untuk yang dirancang kelas rendah akan semakin tertarik
maupun sumber yang dimanfaatkan. dan termotivasi untuk belajar
Kriteria umum dalam memilih karena sumber belajarnya menarik.
sumber belajar bahasa merupakan (2) Sumber belajar untuk tujuan
ukuran kasar yang dapat dijadikan pembelajaran, yaitu sumber belajar
patokan, ketika seorang guru memilih untuk mendukung kegiatan belajar
sumber belajarnya. Kriteria umum mengajar di kelas dalam mencapai
tersebut sebagai berikut. tujuan.
(1) Sumber belajar harus ekonomis, (3) Sumber belajar untuk penelitian,
artinya sumber yang digunakan yaitu sumber yang dapat dianalisis,
tidak terlalu mahal. Kalaupun diobservasi biasanya sumber yang
harganya agak mahal harus langsung dari masyarakat atau
bermanfaat dalam jangka panjang lingkungan.
sehingga akan tetap terhitung (4) Sumber belajar untuk memecahkan
murah. masalah dan untuk presentasi.
(2) Sumber belajar harus praktis dan Selain itu, pada waktu pemilihan
sederhana, artinya tidak sumber belajar, guru bahasa Indonesia
memerlukan pelayanan yang harus memperhatikan hal-hal sebagai
langka dan khusus, sehingga tidak berikut.
akan menyulitkan guru sendiri. (1) Tuntutan kurikulum, artinya ketika
(3) Sumber belajar harus mudah guru berniat memilih sumber
diperoleh, artinya sumber belajar belajar yang cocok dengan
itu dekat, tidak perlu diadakan atau tuntutan Kurikulum 2004, guru
dibeli ditoko. Sumber belajar yang harus mempertim-bangkan: a)
tidak dirancang lebih mudah fungsi pembelajaran, b) tujuan
diperoleh karena dapat dicari di pembelajaran, dan c) rambu-rambu
lingkungan sekitar. pembelajaran.
(4) Sumber belajar harus bersifat Fungsi pembelajaran bahasa
fleksibel, artinya bisa Indonesia seperti tertera dalam
dimanfaatkan untuk beberapa Kurikulum 2004 ialah : (a) sarana
tujuan dan tidak dipengaruhi faktor pembinaan kesatuan dan persatuan
luar, misalnya kemajuan teknologi, bangsa, (b) sarana peningkatan
nilai, budaya, dan berbagai pengetahuan dan keterampilan
keinginan pemakai sumber belajar dalam rangka pelestarian dan
itu sendiri. pengembangan budaya, (c) sarana
Kriteria memilih sumber belajar peningkatan pengetahuan dan
berdasarkan tujuan antara lain sebagai keterampilan untuk meraih dan
berikut. mengembangkan ilmu
(1) Sumber belajar untuk memotivasi, pengetahuan, teknologi, dan seni,
terutama untuk siswa yang rendah (d) sarana penyebarluasan
tingkatannya. Siswa kelas rendah pemakaian Bahasa Indonesia
SD yang belajar membaca atau pemakaian Bahasa Indonesia yang
menulis permulaan misalnya, baik untuk keperluan menyangkut

270 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


berbagai masalah, (e) sarana (a) Fungsi utama bahasa
pengembangan penalaran, (f) adalah untuk
sarana pemahaman beragam berkomunikasi. Maksud
budaya Indonesia melalui komunikasi dapat
khazanah kesusastraan indonesia. berupa pengungkapan
Sedangkan tujuan pembelajaran pikiran, gagasan, ide,
Bahasa Indonesia secara umum pendapat, keinginan,
adalah sebagai berikut. penyampaian
(a) Siswa menghargai dan indformasi, dan lain-
membanggakan Bahasa lain. Hal itu
Indonesia sebagai bahasa disampaikan dalam
persatuan (nasional) dan aspek kebahasaan
bahasa negara. berupa kata, kalimat,
(b) Siswa memahami Bahasa paragraf (komunikasi
Indonesia dari segi bentuk, tulis) atau paraton
makna, dan fungsi, serta (komunikasi lisan),
menggunakannya dengan ejaan dan tanda baca
tepat dan kreatif untuk (dalam bahasa tulis),
bermacam-macam tujuan, serta unsur-unsur
keperluan, dan keadaan. prosodi (intonasi, nada,
(c) Siswa memiliki kemampuan irama, tekanan, tempo)
menggunakan Bahasa dalam bahasa lisan
Indonesia untuk (Depdiknas, 2003)
meningkatkan intelektual, (2) Keotentikan (bahasa yang benar-
kematangan emosional, dan benar ada dan digunakan dalam
kematangan sosial. kehidupan siswa serta sesuai
(d) Siswa memiliki disiplin dengan fungsinya) dan aktualitas
dalam berpikir dan berbahasa (kemutahiran dan keberadaan
(berbicara dan menulis) bahasa itu masih hidup dan
(e) Siswa mampu menikmati dan dikenal) sumber belajar,
memanfaatkan karya sastra maksudnya memilih sumber
untuk mengembangkan belajar itu harus diupayakan
kepribadian, memperluas otentik, karena sumber belajar
wawasan kehidupan, serta yang otentik akan memberikan
meningkatkan pengetahuan gambaran tentang bahasa yang
dan kemampuan berbahasa. sebenarnya kepada siswa. Dengan
(f) Siswa menghargai dan demikian, siswa akan mengetahui
membanggakan sastra bagaimana bahasa yang
Indonesia sebagai khazanah komunikatif itu. Demikian pula
budaya dan intelektual aktualitasnya, sumber belajar yang
manusia Indonesia. aktual dan populer akan lebih baik
Rambu-rambu pembelajaran digunakan dalam proses belajar
bahasa Indonesia yang mengajar bahasa daripada sumber
dimaksud ialah sebagai belajar yang tidak dikenal siswa.
berikut. Sumber belajar yang aktual dapat
memotivasi siswa untuk belajar

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 271


bahasa dengan baik dan sungguh- Peranan guru dalam kelas yang
sungguh. berpijak pada pendekatan whole
(3) Jenjang pendidikan, artinya language bukan hanya sebagai penyaji
pemilihan sumber belajar harus materi, namun lebih dinamis. Menurut
disesuaikan dengan jenjang kelas Aminuddin (1997:33) dalam kelas whole
dan usia siswa SD. Jika sumber itu language guru berperan sebagai (1)
menyulitkan siswa,maka akan model, guru menjadi contoh perwujudan
menjadi hambatan dalam bentuk aktivitas berbahasa yang ideal,
penerimaan materi. Sebaliknya, dalam kegiatan membaca, menulis,
jika sumber juga terlalu mudah, menyimak dan berbicara; (2) fasilitator,
maka akan membosankan siswa. guru mempersiapkan bahan pengayaan
Oleh karena itu, pemilihan sumber yang memberi peluang bagi murid dalam
belajar bahasa untuk SD kelas menemukan dan mengembangkan
rendah dan SD kelas tinggi perlu pemahaman; (3) pebelajar, guru
perhatian dan penanganan yang merupakan “pembantu” yang senantiasa
berbeda. mempelajari sesuatu yang dipelajari
murid, mempelajari kesulitan yang
C. Tujuan Penggunaan Lingkungan dihadapi murid serta memikirkan
sebagai Sumber Belajar B I di pemecahannya; (4) pengamat dan
Sekolah Dasar peneliti, guru senantiasa mengamati
Arikunto (1990: 4) gejala minat, motivasi, dan proses
mengungkapkan bahwa tujuan belajar murid. Guru perlu
lingkungan dijadikan sumber belajar mengumpulkan bahan untuk memahami,
antara lain : (1) untuk mengefektifkan proses dan kemajuan belajar murid.
pembelajaran, (2) untuk membuat Caranya dapat dari hasil tugas, catatan
pembelajaran menjadi relevan; baik lapangan, dan tanya jawab. Selain itu,
relevan dengan kebutuhan siswa, relevan guru juga perlu mengadakan refleksi; (5)
dengan konsep perkembangan anak, dinamisator, guru bersahabat, bersedia
maupun relevan dengan apa yang mengingatkan murid atau memujinya,
menarik minat anak, (3) agar serta memanfaatkan berbagai bentuk
pembelajaran menjadi efisien dan penguatan.
murah. Berikut ini contoh penggunaan
Pernyataan Arikunto tersebut lingkungan sebagai sumber belajar
diperkuat oleh prinsip pendekatan whole bahasa di SD.
language yang menurut Goodman (1986:
26-31) ditopang oleh empat landasan A. Contoh Pembelajaran Bahasa
dasar, yaitu : (1) teori belajar, (2) teori Indonesia di SD Menggunakan
kebahasaan, (3) pandangan dasar tentang Lingkungan
pengajaran, dan (4) peranan guru serta 1. Contoh Pembelajaran
pandangan kurikulum berpusatkan Mendengarkan
bahasa. Menurut Goodman isi Menggunakan Lingkungan
pembelajaran bahasa akan dengan Berikut contoh penggunaan
mudah dikuasai murid apabila bersifat lingkungan sebagai sumber
(1) nyata, (2) menyeluruh, (3) bermakna, belajar
(4) relevan, (5) fungsional, (6) disajikan mendengarkan/menyimak.
dalam konteks pemakaian, dan (7) murid Kelas : III
menggunakannya.

272 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Waktu : 2 x 40 menit Waktu : 2 x 40 menit
a) Siswa dibagi menjadi (satu kali
beberapa kelompok pertemuan)
b) Guru memberi penjelasan Prosedur pelaksanaan :
apa yang harus dikerjakan a) Siswa dibagi menjadi
oleh tiap kelompok empat kelompok, kemudian
c) Siswa dibawa keluar kelas. dibagi tugas untuk
Setiap kelompok harus mewawancarai pedagang di
mengamati lingkungan lingkungan sekolah.
sekolah dan harus mencatat b) Setiap kelompok membuat
secara rinci apa yang daftar pertanyaan untuk
dilihatnya itu. Kalau perlu wawancara dengan
apa yang diamatinya secara pedagang di lingkungan
kelompok itu dicatat. sekolah.
d) Selesai pengamatan, masih c) Siswa bersama
di luar, setiap kelompok kelompoknya keluar kelas
melalui perwakilannya untuk mewawancarai
harus memberi penjelasan pedagang di lingkungan
rinci dengan cara sekolah.
mengatakan rincian apa d) Siswa mengajukan
yang ditemukannya itu pertanyaan yang telah
kepada kelompok lain. dibuatnya kepada para
Setelah selesai merinci, pedagang.
kelompok yang menyimak e) Siswa mencatat pesan yang
harus menerka benda apa, diberikan oleh pedagang.
atau apa yang dirinci oleh f) Siswa secara berkelompok
kelompok tersebut membuat laporan hasil
e) Setiap kelompok mendapat wawancara dengan
giliran, dan setiap orang pedagang.
dalam kelompok juga g) Masing-masing kelompok
mendapat giliran. Hasilnya, membacakan hasil
kelompok yang anggotanya laporannya di depan kelas.
paling banyak menerka Mendeskripsikan benda/
benar, dan kelompok mana tempat di Lingkungan anak
yang anggotanya paling a) Siswa menebak sebuah
lancar merinci temuannya nama/ benda/ tempat
yang menang. berdasarkan deskripsi dari
guru atau temannya.
2. Contoh Pembelajaran b) Siswa membuat deskripsi
Berbicara Menggunakan dari sesuatu benda/ teman/
Lingkungan tempat dengan bimbingan
Contoh ini di kelas 5 guru. Maksudnya guru
Kurikulum 2004 semester II. memberikan sebuah nama
Kelas :5 (siswa menyimak), siswa
membuat deskripsinya.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 273


c) Setiap siswa membuat a.) Siswa dibagi menjadi
deskripsi sebanyak tiga beberapa kelompok.
buah benda/ tempat/ teman b.) Siswa berkelompok harus
yang diarahkan menajdi membawa hasil
tebak-tebakan atau teka- pengamatannya berupa
teki. proyek, penulisan papan
d) Setiap siswa menukar hasil nama atau papan iklan
masing-masing dengan atau yang ada di sekitar
teman sebangkunya untuk tempat tinggal mereka.
menjawab teka-teki. c.) Hasilnya, beberapa papan
e) Selesai menjawab mereka nama atau iklan tersebut
menukarkan lagi untuk harus dibuat deskripsinya.
diperiksa jawabannya. d.) Siswa membaca hasil
deskripsi yang telah
Menjelaskan denah/ peta dibuatnya di depan kelas.
lokasi tempat e.) Guru menuliskan salah
Kelas IV satu papan nama atau
Waktu : 2 x 40 menit iklan itu dalam bentuk
(1) Siswa diajak meneliti deskripsi di papan tulis,
keadaan lingkungan kemudian semua siswa
sekolah dengan dibekali secara klasikal membaca
beberapa pertanyaan nyaring.
seperti :
1) Terdiri dari berapa Contoh membaca petunjuk
ruangan sekolah kita? Kelas : III
2) Ruang apa saja? Waktu : 2 x 40 menit
(2) Seorang siswa dengan a.) Siswa dibagi menjadi
bantuan guru dan siswa beberapa kelompok.
lainnya membuat denah b) Siswa berkelompok harus
sekolah mereka. membawa hasil
(3) Setelah mereka membuat pengamatannya berupa
denah, setiap siswa harus proyek, petunjuk rambu-
menceritakan keadaan rambu jalan atau petunjuk
lokasi sekolah mereka dan pemakaian (bungkus
kelas mereka. supermi, bungkus obat
(4) Mengulangi kegiatan di batuk, dan sebagainya
atas dengan objek rumah- yang ada petunjuk
masing-masing. pemakainnya)
c) Hasilnya, beberapa
3. Contoh Pembelajaran petunjuk pemakaian yang
Membaca Menggunakan dapat dibaca oleh siswa.
Lingkungan Petunjuk tersebut dibaca
Berikut ini contoh penggunaan oleh siswa terus harus
lingkungan dalam dibuat deskripsinya
pembelajaran membaca.
Kelas : IV
Waktu : 2 x 40 menit

274 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


d) Siswa membaca hasil tentang kebersihan di
deskripsi yang telah sekolahnya. Ada pula yang
dibuatnya di depan kelas membuat denah dan membuat
e) Guru menuliskan salah deskripsinya.
satu petunjuk itu dalam
bentuk deskripsi di papan Contoh lain menulis dengan
tulis, kemudian semua sumber belajar lingkungan
siswa secara klasikal sebagai berikut.
membaca nyaring. Kelas : V
Waktu : 3 x 40 menit
4. Contoh Pembelajaran a. Siswa dibagi menjadi
Menulis Menggunakan beberapa kelompok.
Lingkungan b. Siswa diajak keluar untuk
Berikut ini contoh penggunaan mengobservasi keadaan
lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah
sumber belajar menulis di SD. yang telah ditentukan
Kelas : IV sebelumnya oleh guru:
Waktu : 2 x 40 menit perpustakaan, kantin,
Seorang guru kelas IV SD lapangan upacara, dll.
Ketilang mengajak siswanya ke dengan bimbingan guru.
luar kelas untuk mengamati apa c. Guru menyuruh siswa
yang ada di taman sekolahnya. agar memperhatikan
Setiap kelompok siswa harus beberapa lokasi di sekolah
mengamati bagian taman tadi, manakah yang perlu
sekolah yang diminatinya. Ada mendapat perhatian dalam
yang mengamati kebun hal fisik bangunan, sarana
sekolah, ada yang mengamati prasarana, kebersihan,
warung sekolah, ada yang serta apa yang menjadi
mengamati kebersihan sekolah, masalah yang harus
ada yang mengamati halaman diinformasikan untuk
sekolah, dan ada yang ditindaklanjuti oleh
mengamati posisi dan denah kepala sekolah.
bangunan sekolah. Setiap d. Tiap kelompok harus
anggota kelompok harus membuat surat yang
membuat karangan pengalaman diajukan kepada kepala
deskripsi dari hasil sekolah mengenai
pengamatannya. Setiap siswa keadaan sekolah yang
dalam kelompok membuat telah diamati dengan
karangan dari hasil penemuan menggunakan bahasa
kelompoknya dalam bahasanya yang jelas, benar, dan
masing-masing. Ada yang sopan.
membuat karangan tentang e. Setiap kelompok
kebersihan sekolah. Ada yang membacakan suratnya di
membuat karangan tentang depan kelas.
memelihara bunga di taman f. Kelompok lain
sekolah. Yang lain menulis mengajukan pendapat
gagasan, terhadap

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 275


permasalahan yang • Siswa dapat memuat kamus
dibahas. kecil dari papan mana/
g. Tiap kelompok spanduk/ iklan.
mengirimkan suratnya ke • Siswa dapat
alamat sekolah melalui mendeskripsikan pesan dari
pos. papan nama/spanduk/iklan
h. Kepala sekolah membalas menjadi pesan yang jelas.
surat yang dikirimkan • Siswa dapat menuliskan
siswa juga melalui pos pesan dari papan
dengan alamat kelas nama/spanduk/iklan dengan
tempat siswa yang ejaan yang benar (huruf
mengirimkan surat kapital, tanda koma, tanda
tersebut. Dengan titik, tanda tanya).
demikian, setiap siswa • Siswa dapat menggunakan
akan menjadi sadar bahwa bahasa sesuai dengan
fungsi surat itu alat fungsinya melalui bermain.
komunikasi tertulis dan • Siswa dapat memerankan
pasti akan ada peranan sesuai dengan yang
balasannya. ditokohkan.
5. Contoh Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Terpadu Menggunakan Satu unit pembelajaran ini
Lingkungan dilaksanakan untuk tiga
Contoh model pembelajaran pertemuan.
bahasa Indonesia menggunakan Sebelum pelaksanaan
sumber belajar Lingkungan pembelajaran ini, para siswa
Tema : Lingkungan sudah diberi tugas secara
Topik : Papan nama/ spanduk/ individu untuk mencatat kata-
iklan di lingkungan sekolah/ kata yang tertulis pada papan
tempat tinggal siswa nama di sekitar sekolah (tempat
Kelas III tinggalnya). Setiap siswa
Waktu 6 x 40 menit mencatat tulisan pada papan
Tujuan kelas : Siswa mampu nama/ spanduk/ iklan yang
menyerap isi ceritadan berita ditemuinya di sekitar mereka.
yang diengar atau dibaca Pencatatan disesuaikan dengan
Pembelajaran : aslinya, ditulis pada selembar
Membaca petunjuk-petunjuk, kertas dan boleh diberi gambar
papan nama, dan dan diwarnai. Setiap siswa
menjelaskannya boleh mencatat tulisan pada
Membuat kamus kecil berbagai papan nama/sapnduk/iklan
sumber sebanyak-banyaknya. Setiap
Tujuan pembelajaran khusus : siswa harus mencatat kata-kata
• Siswa dapat menjelaskan yang dianggap sulit dari papan
arti kata-kata yang nama/spanduk/iklan yang
dianggap sulit dari papan ditemukannya. Guru
nama. sebelumnya memberi contoh

276 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


papan nama/spanduk/iklan, disukainya dari papan
baik langsung yang ada di nama/ spanduk/ iklan
sekolah maupun fotonya. yang mereka temukan di
lingkungannya
Pertemuan kesatu (2) (Anak berkumpul kembali
(1) Para siswa memilih dalam kelompoknya)
kelompok, setiap Kelompok berdiskusi
kelompok tiga orang memilih satu papan
(2) Setiap kelompok nama/sapnduk/iklan yang
mengumpulkan kosakata paling diminati kelompok.
yang dianggap sulit oleh (3) Catatan : pemilihan ini
setiap anggotanya. dapat juga melalui sharing
Kosakata yang terkumpul kalsikal dari semua
dipilih (didiskusikan) temuan siswa.
dalam kelompok; kosa (4) Setiap kelompok
kata yang benar-benar membaca pesan yang
belum diketahui oleh tertulis pada papan nama/
kelompok atau bisa juga spanduk/ iklan yang telah
semua kata ditulis, tapi dipilihnya.
kosakata yang sudah (5) Setiap kelompok
diketahui kelompok menuliskan pesan tersebut
diberi penjelasan dengan dalam bentuk uraian
kata-kata sendiri. (deskripsi)
Kosakata yang sulit (6) Setiap kelompok
menurut kelompok diberi membacakan hasilnya di
penjelasan dengan depan kelas. Aslinya
bantuan kamus. ditulis guru di papan tulis
(3) Kelompok menyusun supaya terjadi diskusi,
kata-kata yang sudah mungkin ada kelompok
diberi penjelasan itu yang kurang sependapat.
menjadi kamus kecil (7) Para siswa
(tersusun alpabetis seperti mengelompokkan
kamus). Kamus dapat kalimat/ kata yang harus
diberi sampul dan menggunakan huruf
digambari. kapital dan tanda baca
(4) Hasilnya dapat dibacakan yang benar (secara
di depan kelas atau berkelompok) dari
ditempel di dinding kelas wacana hasil
sehingga setiap siswa/ mendeskripsikan papan
kelompok dapat membaca nama/ spanduk/ iklan
hasil temannya. yang telah dikerjakan
siswa dalam kelompok
Pertemuan kedua atau ditukar dengan
(1) Setiap siswa memilih satu kelompok lain. Secara
papan nama/spanduk/ kritis para siswa harus
iklan yang paling mengoreksi betul

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 277


tidaknya penggunaan nama/ spanduk/ iklan
huruf kapital dalam yang baik, yaitu yang bisa
deskripsi dan penggunaan cepat dimengerti
tanda baca lainnya (titik, pembacanya dan tidak
koma, tanda tanya, tanda menggunakan huruf yang
seru). dari wacana sulit dibaca (harus jelas),
kelompok lain dan tidak menggunakan kata
kelompoknya. asing bila ada kata
Pada akhir pertemuan kedua, Indonesianya dan menarik
para siswa secara kelompok baik warna maupun
diberi tugas untuk posisinya.
mempersiapkan bermain peran
berkaitan dengan dengan Evaluasi
kegiatan atau pekerjaan yang Evaluasi yang digunakan
sesuai dengan topik pilihanya. adalah proses dan produk.
Beri kesempatan kepada para Evaluasi produk berupa tulisan
siswa untuk bertanya jawab. deskripsi setiap kelompok dan
Barangkali ada yang kurang hasil pembuatan kamus kecil
dimengerti. Kalau perlu diberi yang dikumpulkan dalam
contoh. portofolio
Evaluasi proses berupa
Pertemuan ketiga pengamatan performansi pada
(1) Setiap kelompok secara waktu diskusi dan bertukar
bergiliran menampilkan pengalaman di kelas, serta
adegan bermain peran. waktu bermain peran, dengan
(2) Setiap selesai satu menggunakan instrumen
kelompok tampil, lembar observasi yang dibuat
kelompok lain guru.
diperkenankan
mengomentari/ Tindak lanjut
berpendapat sesuai Para siswa membuat papan
dengan pengalaman nama/spanduk/ iklan untuk
mereka tentang adegan kepentingan masing-masing
tersebut. Mungkin dalam (mereka berimajinasi menjadi
bentuk kritikan : bukan dokter, pekerja bengkel,
begitu, bukan itu, masa pekerja salon, bidan, pengusaha
begitu, mengapa begitu pabrik, dan lain-lain) Mereka
(setiap selesai satu membuat papan nama/
kelompok tampil guru sapanduk/ iklan/papan nama
mengajak anak-anak tersebut dan mewarnainya.
bertepuk tangan).
(3) Setelah semua kelompok
tampil, guru memberi
penguatan dan pujian.
Anak-anak juga diberi
penjelasan tentang papan

278 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Contoh Papan Nama, Petunjuk, dan
Iklan

Dr Danny Effendi
Spesialis Penyakit: Telinga
Hidung & Tenggorokan
Praktik Selasa-Kamis
Jam 14.00-18.00

PUSAT KOTA, DPRD


BANDUNG, SUBANG
TASIK, WADO

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 279


PEMERINTAHAN
KABUPATEN SUMEDANG
KECAMATAN SUMEDANG
UTARA
JALAN MAYOR
ABDURAHMAN NO. 214
SUMEDANG

PEMERINTAH
KABUPATEN SUMEDANG
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI SUKAMAJU
KECAMATAN SUMEDANG
UTARA
JALAN DANO NO. 02
SUMEDANG 4322

DIJUAL TANAH
TP LUAS 358 H
(021) 6402567 hp
08122534457

Contoh Deskripsi dari Papan Nama,


Petunjuk, dan Iklan

Contoh 1. Papan Nama Dokter :


Dokter Dimmy A. Effendi adalah dokter
spesialis. Ia ahli dalam mengobati
penyakit di telinga, hidung, dan
tenggorokan. Ia praktk setiap hari Selasa
dan Kamis. Jadi, peraktik hanya dua
hariu dalam seminggu. Mulai peraktik
pukul 14.00 sampai dengan pukul 16.00.

Contoh 2. Papan Nama Kelurahan :


Kelurahan Kotakaler termasuk wilayah
Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten
Sumedang. Kelurahan ini berada di Jalan
Mayor Abdurachman No. 214 Telepon
Sumedang.

280 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Contoh 3 Papan Nama SD:
Sekolah Dasar Negeri Sukamaju berada
di Kecamatan Sumedang Utara. Sekolah
Dasar ini menginduk ke Dinas
Pendidikan Pemerintah Kabupaten
Sumedang. Alamat lengkapnya berada di
Jalan Dano No. 02 Kecamatan
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.

Contoh 4 Petunjuk :
Dari rambu-rambu petunjuk ini, kalau
mau ke pusat kota Sumedang atau ke
gedung DPRD, atau ke Gedung Negara
sebagai pusat Pemerintahan Daerah
Kabupaten Sumedang, lurus ke depan.
Sedangkan dari rambu-rambu ini kalau
mau menuju ke Tasikmalaya melalui
jalan Wado harus mengambil arah ke
sebelah kiri. Kalau bermaksud menuju
ke Bandung atau ke Subang harus
mengambil arah ke kanan dari rambu-
rambu ini.

Contoh 5 Papan Iklan


Tanah yang ada papan iklan ini akan
dijual. Tetapi yang mempunyai tanah
mengharapkan yang berminat membeli
tanah ini datang langsung ke pemilik
tanah tanpa perantara. Luas tanah yang
akan dijual 358 bata. Bila ada yang
berminat untuk membeli tanah ini bisa
menghubungi yang punya tanah dengan
nomor telepon (021) 6402567 atau
nomor Hand phone 08122534457.

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 281


BAB IV. PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN
TERPADU

1. Bacaan 21, ”Pengorganisasian


2. Bacaan 22, ”Pengorganisasian
dan Proses Pembelajaran
dan Proses Pembelajaran
Pengetahuan Sosial di
Pengetahuan Sosial di
Sekolah Dasar- Madrasah
SD/MI: Meramu Isi dan
Ibtidaiyah :
Mengembangkan Makna
Pengembangan Materi
Pembelajaran
dan Desain Pembelajaran
Pengetahuan Sosial pada
Pengetahuan Sosial
Kelas Orientasi (III-IV)”.
Berbasis Tematik pada
(Ichas Hamid, S. dan Tuti
Kelas Awal SD/MI”.
I. Ichas. (2006).
(Ichas Hamid, S. dan Tuti
Pengembangan
I. Ichas. (2006).
Pendidikan Nilai dalam
Pengembangan
Pembelajaran
Pendidikan Nilai dalam
Pengetahuan Sosial Di
Pembelajaran
Sekolah Dasar: Bab V.
Pengetahuan Sosial Di
Jakarta: Departemen
Sekolah Dasar: Bab V.
Pendidikan Nasional)
Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional)

282 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bacaan 21

BAB V
PENGORGANISASIAN DAN PROSES
PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL di SD / MI
A. Analisis Isi Kurikulum Kelas Awal SD/MI2004

Tuntutan Kurikulum baru tahun 2004 menetapkan bahwa pada jenjang kelas
awal SD/MI peserta didik belumlah diperkenalkan kepada materi pembelajaran
berdasar satuan bidang studi sebagaimana kurikulum sebelumnya. Penetapan hal
tersebut tentu saja merupakan rasio atas hakikat kebutuhan belajar dan karakteristik
peserta-didik usia kelas awal SD/MI yang masih bersifat holistik. Implikasi dari
perubahan kurikulum ini, memetakan keharusan pembelajaran yang menjadi pola
pengembangan kegiatan harian pada jenjang kelas awal ; ‘tidak dapat tidak’ kecuali
menggunakan pendekatan tematik. Dalam kerangka itu, maka kemahiran guru dalam
membaca isi keseluruhan kurikulum dalam peta keberkaitan dan bobot keharusannya
menurut alokasi waktu yang telah ditetapkan di dalamnya menjadi sangat penting,
hingga berdasar itu, pemetikan dan perumusan setiap atau sebuah tema dapat
memenuhi hajat integral dan tujuan elementer setiap bahan pelajaran yang terliput di
dalamnya.
Untuk itu, melengkapi keperluan teknis dan praktis dalam melihat alokasi waktu
yang dibutuhkan dalam merancang disain pembelajaran secara keseluruhan perlu
dipetakan analisis proporsi beban pelajaran menurut petunjuk kurikuler dalam tabel
berikut :

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 283


Dari analisis bobot alokasi waktu jumlah jam pelajaran masing-masing materi
pelajaran yang menjadi muatan kurikuler kelas awal SD/MI, cukup gamblang bahwa ; 1)
bobot terbesar diperuntukan bagi 2 materi pokok yang bersumber dari Pembelajaran
Bahasa dan Matematika, yakni masing-masing 25 % ; 2) pendidikan agama yang
dialokasi tersendiri sebesar 15 % dan 3) bagi kelompok bahan pelajaran termasuk
Pengetahuan Sosial beroleh porsi 8,75 % jika dibagi rata dari 35 % per empat mata
pelajaran yang menjadi kelompoknya, yakni Sains, KTK dan Pendidikan Jasmani.
Berdasar pemetaan bobot alokasi tersebut, pemetaan beban kurikuler yang harus menjadi
acuan pengembangan disain pembelajaran pada kelas awal dapat diragakan dalam
diagram visual sebagai berikut :

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 295


296 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
keilmuan yang bermuara pada perilaku,
Namun demikian bagi hajat yakni ; pada apa yang harus menjadi
Pengetahuan Sosial pada kelas awal keputusan dan tindakan manusia di
khususnya, dengan sedikit bagian dalam dalam memerankan dirinya; atau pada
format alokasi waktu, yakni masing- apa yang telah dirumuskan sebagai
masing tidak lebih dari 8,75 % bersama tujuan filosofis pendidikan, yaitu ;
Sains, KTK dan Penjas (dari 35 % bagaimana seharusnya anak manusia
perkelompok); tetap memiliki fungsi dipersiapkan agar tetap menjadi manusia
general dan sentral bagi tuntutan di masa depannya. Bahwa tugas dan
kurikuler secara keseluruhan. Hal peran tersebut adanya terletak pada cara-
tersebut karena berdasar pada cara penanaman konsep, keyakinan-diri
karakteristik material dan kaitannya dan pembiasaan berbuat dari tingkat
dengan dunia tumbuh-kembang anak paling sederhana setiap individu manusia
usia kelas awal SD/MI, isi pembelajaran di dalam konteks sosialnya, dan itu
Pengetahuan Sosial tidaklah berperan format kegiatan pembelajarannya adanya
sekedar menjadi pengetahuan elementer pada pengembangan kurikulum
sebagaimana enam bahan pelajaran lain, pengetahuan sosial khususnya dan pada
seperti ; Bahasa Indonesia, Matematika, jenjang pendidikan fase usia kelas awal
Sains, KTK dan Penjas bahkan sekolah dasar – madrasah ibtidaiyah
Pendidikan Agama, tetapi lebih lebih khususnya lagi.
merupakan pengetahuan langsung yang Karena itu, memenuhi keperluan
berkaitan dengan keputusan tindakan praktis pengembangan kurikuler terpadu,
setiap anak dalam interaksi sebagai pada peserta didik kelas awal SD/MI
individu dengan individu lain dan khususnya; tema-tema dari atau dalam
lingkungannya. Sebagai cabang bahan pelajaran Pengetahuan Sosial,
pengetahuan aktual yang subtansinya bukan saja berfungsi akomodatif
berfungsi memberi bentuk / pola dan terhadap kebutuhan pengembangan
aturan terhadap aktualisasi perilaku di sejumlah kompentensi elementer yang
dalam hubungan antar diri dengan harus dicapai peserta didik, tetapi
lingkungannya, Pengetahuan Sosial bermakna sekaligus pada target
sesungguhnya menempati posisi lebih pengembangan nilai yang ada dan
sebagai sentrum ketimbang satuan menjadi fungsi integral bersama semua
pengetahuan dasar yang bersifat subtitusi satuan bidang pelajaran yang ada di
bagi keperluan pembentukan kompetensi dalam kurikulum.
dasar, seperti keterampilan ; membaca,
menulis, berhitung, memahami B. Pengembangan Materi dan Disain
perbedaan bentuk dan sifat serta Pembelajaran Pengetahuan Sosial
hubungan antar benda dalam ujud Kelas I SD/MI
pengetahuan deklaratif. Sungguhpun 1. Lingkup Materi Pengetahuan
keterampilan dasar elementer tersebut Sosial Kelas Satu SD/MI
menjadi kebutuhan vital bagi laju a. Rasional
perkembangan anak selanjutnya, Kesadaran hidup, tumbuh
Pengetahuan Sosial dalam keterpaduan dan berkembang sebagai individu
internal dengan sub-disiplin keilmu hampir dapat dipastikan
sosialan di dalamnya lebih terkait senantiasa ada pada setiap
dengan sifat dasar dan peran normatif individu sejak sebagai anak

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 297


mulai belajar memahami diri dan anak dengan sejumlah
lingkungannya, lambat atau cepat keterampilan sosial dan nilai-
dan langsung atau tidak nilai di dalamnya.
langsung. Pendidikan dalam Mengenalkan anak kepada
format kurikulum sekolah identitas diri dan potensi yang
sebagai upaya sadar yang dimilikinya dalam konteks sosial
dilakukan untuk mendorong pada usia kelas awal SD/MI tidak
pertumbuhan dan membentuk terlepas dari keseluruhan
sejumlah kemampuan yang harus pengetahuan dan keterampilan
dicapai peserta didik, memiliki dasar belajar permulaan, yakni
multi fungsi dan peran sebagai membaca dan menulis,
alat, sarana dan sekaligus media berhitung, bergerak dan
bagi keperluan anak belajar. bernyanyi hingga berkreasi
Karena itu, kendati belajar dapat secara terpadu sesuai dengan
dilakukan oleh setiap anak pada tuntutan kurikulum kompetensi,
seluruh ruang dan peluang lingkup materi dan disain
hidupnya, kurikulum sekolah pembelajaran Pengetahuan Sosial
mengambil peran strategis dalam kelas Satu SD/MI.
mereduksi proses permulaan
anak belajar ; mulai dari apa b. Tujuan
yang kongkrit yang ada di Kompentensi dasar yang
hadapannya dan yang penting diharapkan setelah mahasiswa
bagi dirinya. mempelajari bab ini antara lain
Memahami diri sebagai adalah :
individu, anggota keluarga dan Memahami secara
lingkungan sekitar hingga konseptual dan hubungan sub-
mampu melakukan perannya konsep ; diri sendiri sebagai
dalam interaksi sebagai anggota individu, keluarga dan
keluarga dan warga masyarakat lingkungan sekitar sebagai
sekitar adalah kegiatan tempat tumbuh dan berkembang
permulaan anak belajar secara sehat dalam kesatuan
bermasyarakat. Sesuai dengan hidup bersama di dalam
karakteristik perkembangannya, masyarakat
anak usia kelas awal sekolah Menanamkan kecintaan dan
dasar –madrasah ibtidaiyah mulai kebanggan terhadap identitas diri
mampu mengembangkan diri dan sebagai anggota keluarga dan
menyikapi realitas sosial masyarakat yang memiliki
berdasar cara pandang dan batas kemampuan untuk tumbuh-
kepentingan egosentrisnya. kembang dan belajar secara sehat
Karena itu, pembelajaran kepada peserta didik usia kelas
terencana bersama orang dewasa awal SD/MI
menjadi diperlukan bukan saja Menanamkan kesadaran
dari sudut keperluan memperluas sebagai anggota keluarga,
jumlah pengetahuan, tetapi lingkungan belajar dan bermain
bersamaan dengan itu adalah dalam satuan masyarakat kepada
terutama membentuk subjek diri

298 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


peserta didik usia kelas awal dirinya, hingga kepada jumlah
SD/MI dan bentuk yang memungkinkan
Mengembangkan sikap dan anak mampu mengidentifikasi,
keterampilan dalam membimbing membandingkan keberadaan dan
peserta didik usia kelas awal fungsi bagi diri dan
SD/MI sebagai individu, anggota kehidupannya. Kesemuanya itu
keluarga dan lingkungan sekitar. mengandung maksud sebagai
c. Tuntutan Metodologis : bagian dari upaya membangun
Sesuai petunjuk kurikulum rasa percaya diri dan kemampuan
dan karakteristik kebutuhan menerima perbedaan antara
belajar anak usia kelas awal keadaan diri dan lingkungannya.
SD/MI, pengembangan materi Selain memperkenalkan anak
dan disain pembelajaran di kelas kepada identitas dirinya, keluarga
satu menggunakan pendekatan adalah satuan lingkungan
tematik. Dengan demikian, terkecil; tempat di mana anak
terakomodasi penyatuan tinggal dan berasal merupakan
beberapa mata pelajaran yang bagian dari identitas anak pula.
tercakup ke dalam makna tematik Melalui pengenalan keluarga
yang telah ditetapkan ; berdasar anak dapat dibelajarkan untuk
sub-topik mata pelajaran menjadi menemukan sendiri unsur-unsur
satuan kegiatan pembelajaran hingga struktur serta
terpadu. kedudukannya sendiri di dalam
d. Cakupan Materi Pokok : keluarga, hingga rumah tinggal,
Mengenal identitas diri, letak geografis, pekerjaan
keluarga, kekerabatan dan orangtua, cara memenuhi
berinteraksi dalam kebutuhan hidup, perkembangan
memelihara kebersihan dan diri mulai dari masa lalu yang
keindahan lingkungan dapat dingatnya (masa kecil) dan
Tercakup ke dalam tema membangun kebiasan produktif,
pokok ini, adalah sub-konsep mulai dari menjaga kebersihan
tematik berkenaan dengan dan kesehatan diri dan keluarga
identitas diri anak, kedudukannya di rumah, hingga dapat berperan
dengan keluarga dan aktif seraya perkembangannya
kekerabatan, serta lingkungan menjadi bagian dari upaya
belajar dan bermainnya baik di bersama memelihara lingkungan
rumah dan di sekolah. Setiap sekitar / masyarakat yang aman
anak tentu memiliki keadaan damai, sehat dan sejahtera.
berbeda atau sebagian sama Bahwa Sekolah dan
dalam beberapa hal dengan anak lingkungan sebaya yang ada di
lainnya. Pelajaran pengenalan sekitarnya merupakan tempat
diri dilakukan sebagai belajar dan bermain permulaan
penanaman pengetahuan awal pula bagi anak usia kelas awal
kepada anak, mulai dari Sekolah Dasar / Madrasah
penunjukan fungsi-fungsi Ibtidaiyah. Untuk itu liputan
anggota tubuh dan panca indra materi pokok dan disain
yang ada sebagai kelengkapan pembelajaran Pengetahuan Sosial

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 299


di kelas satu SD/MI yang
dikembangkan dalam urutan sub-
tematiknya diupayakan dapat
mengakomodasi tuntutan belajar
awal yang menjadi isi peran mata
pelajaran lain selengkapnya.
Dengan demikian, formulasi sub-
tema yang akan menjadi satuan
pembelajaran peserta didik kelas
permulaan dari sudut konteks
Pengetahuan Sosial dapat
ditetapkan memenuhi kerangka
pengembangan sejumlah
kemampuan mendasar mulai dari
; membaca dan menulis
permulaan, menggambar,
bernyanyi, bergerak dan
berkreasi secara terpadu sesuai
materi pokok sebagai berikut:
1. Mengenal diri, keluarga
dan lingkungan sekitar
2. Rukun dalam
kemajemukan keluarga
3. Kenangan masa lalu
4. Memelihara kebersihan
dan lingkungan yang
sehat
5. Kegiatan jual beli

e. Pengembangan Tema
Berdasar rumusan materi
pokok Pengetahuan Sosial dan
keberkaitan dengan sebaran
bahan pelajaran kurikulum kelas
satu sekolah dasar – madrasah
ibtidaiyah seluruhnya, di bawah
ini dipetakan contoh
pengembangan tema dalam
format analisis sebagai berikut :

300 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Tabel 5.2
Peta Keterkaitan Tema Pengetahuan Sosial dengan seluruh bahan Pelajaran pada
kelas Satu SD/MI

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 301


Keterangan:
Tabel di atas
memperlihatkan bahwa
pengembangan tema
pembelajaran Pengetahuan Sosial
yang dirumuskan secara vertical
berdasar tuntutan materi
pokoknya, berjumlah 15 tema, 74
poin = 82 % dari 90 total pada
akses horizontal bertanda v
menunjukkan keberkaitan, dan
sisanya 16 poin bertanda 0 = 18
% adalah ketidak-terkaitan
dengan sub bahan pelajaran
dalam kolom dimaksud.

2. Pengembangan Disain dan Model


Pembelajaran Pengetahuan Sosial
dalam format Keterpaduan pada
kelas Satu SD/MI
a. Analisis Kurikuler Kelas Satu
SD/MI
Berdasar standar kompentensi
Kurikulum 2004 dapat dipetakan
subtansi materil sebagai bahan
kajian dan pengembangan
tematik pembelajaran dalam
format analisis berikut :

302 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 303
b. Pengembangan Disain Topik visual lintas kurikuler sebagai
Pembelajaran Pengetahuan berikut :
Sosial dalam Format
Keterpaduan pada kelas Satu
SD/MI

1) Contoh Kegiatan Belajar 1


: Kelas I / Semester I
(1) Kompetensi Dasar :
Kemampuan. menunjukkan
identitas diri.
(2) Hasil belajar :
1.1.Mengetahui nama,
alamat,nama orangtua dan
jumlah anggota keluarga.
1.2.Menceritakan perilaku
kasih sayang dalam
keluarga.
(3) Indikator : Menyebutkan
nama lengkap dan nama
panggilan.
(4) Topik : Mengenal diri
sendiri, keluarga dan
kekerabatan.
(5) Tema : Diri sendiri.
(6) Bentuk Kegiatan : Bercerita,
tanya jawab, pengamatan
media.
(7) Capaian Nilai : Kepercayaan
diri.
(8) Alokasi Waktu : 2 x 35
menit.
(9) Materi : Gambar-gambar,
boneka profil diri anak,
keluarga dan kerabat, rumah
hingga sekolah dan kelas.
(10) Pendekatan : Integrated.
(11) Media dan Sumber : Gambar
/ CD / model kegiatan
anggota keluarga di rumah,
alat tulis dan gambar.
(12) Evaluasi : Proses dan hasil.
Berdasar sejumlah konsep
bahan pelajaran yang termuat
dalam jaringan sub-topik di
atas, dapat dipetakan dalam

304 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 305
Keterangan : menandai perbedaan, membilang,
Pemetaan komponen materi mengapresiasi keindahan dan
pelajaran dalam visualisasi di atas menerima aturan-aturan hidup
didasarkan pada kurukulum standar dalam kebersamaan dengan
nasional, sesuai dengan prinsip lingkungan belajar awalnya.
desentralisasi dalam Berdasar pemetaan jaringan
pengembangan dan pelaksanaanya materi pokok di atas, langkah
bagi kepentingan visi dan misi pelaksanaannya dapat
pendidikan masing – masing dideskripsikan dalam format
daerah atau sekolah. Ke dalam berikut :
format pengembangan silabus Pelaksanaan Kegiatan
daerah dan sekolah / madrasah
dapat dimasukan komponen materi
pelajaran muatan lokal seperti
bahasa daerah atau lainnya sesuai
dengan kebutuhan dan kebijakan
setempat. Dalam kerangka itu
secara teknis, ‘tema’ dapat
ditetapkan menjadi sentral
pengembangan materi
pembelajaran.
Dalam sajian ini,
Pengetahuan Sosial ditempatkan
sebagai jantung pembelajaran bagi
semua komponen materi
pembelajaran lainnya, tentu bukan
semata bertolak kepentingan
eksklusif Pengetahuan Sosial
sebagai salah satu bidang studi.
Melainkan dari sudut perspektif
hakikat kegiatan belajar dan makna
pembelajaran bagi peserta didik
usia awal sekolah dasar / madrasah
ibtidaiyah itu sendiri. Bahwa
lingkungan sentral yang mulai
dihadapi anak usia kelas awal SD-
MI adalah kehidupan kongkrit
dalam ujud hubungan / interaksi
sosial. Dengan demikian setting
pembelajaran permulaan termasuk
di sekolah adalah aktualisasi
kehidupan sosial, dari dan dalam
interaksi sosial peserta didik
menangkap dan melakukan
pembelajaran berbahasa,
mengenali simbol, bergerak,

306 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 307
308 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
2) Contoh Kegiatan Belajar 2 :
Kelas I / Semester 2

(1) Kompetensi Dasar :


Kemampuan menjelaskan
lingkungan rumah sehat.
(2) Hasil belajar :
4.1.Menyebutkan fungsi
ruang dalam rumah.
4.2.Membiasakan kerapian
dan kebersihan rumah.
(3) Indikator : -Mengidentifikasi
ruang dalam rumah. -
Menceritakan tentang fungsi
setiap ruang. -Menyebutkan
ciri-ciri rumah sehat. -
Menyebutkan perilaku dalam
menjaga kebersihan rumah.
(4) Topik : Menjaga dan
memelihara kebersihan
lingkungan.
(5) Sub-topik / Tema : Rumah
sehat.
(6) Bentuk Kegiatan : Bercerita,
tanya jawab, pengamatan
media.
(7) Capaian Nilai : Kebersamaan
memelihara kebersihan.
(8) Alokasi Waktu : 2 x 30
menit.
(9) Materi : Gambar : contoh
rumah sehat, dan tidak sehat,
ruangan, halaman / taman,
perabotan / perlengkapan
rumah.
(10) Pendekatan : Integrated.
(11) Media dan Sumber : Gambar
/ CD / model kegiatan
anggota keluarga di rumah,
alat tulis dan gambar.
(12) Evaluasi : Proses dan hasil.

Berdasar sejumlah konsep


bahan pelajaran yang termuat
dalam jaringan sub-topik di atas,
dapat dipetakan dalam visual lintas
kurikuler sebagai berikut :

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 309


310 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Keterangan: menandai perbedaan, membilang,
Pemetaan komponen materi mengapresiasi keindahan dan
pelajaran dalam visualisasi di atas menerima aturan-aturan hidup
didasarkan pada kurukulum standar dalam kebersamaan dengan
nasional, sesuai dengan prinsip lingkungan belajar awalnya.
desentralisasi dalam Berdasar pemetaan jaringan
pengembangan dan pelaksanaanya materi pokok di atas, langkah
bagi kepentingan visi dan misi pelaksanaannya dapat
pendidikan masing – masing dideskripsikan dalam format
daerah atau sekolah. Ke dalam berikut :
format pengembangan silabus
daerah dan sekolah / madrasah
dapat dimasukan komponen materi
pelajaran muatan lokal seperti
bahasa daerah atau lainnya sesuai
dengan kebutuhan dan kebijakan
setempat. Dalam kerangka itu
secara teknis, ‘tema’ dapat
ditetapkan menjadi sentral
pengembangan materi
pembelajaran.
Dalam sajian ini,
Pengetahuan Sosial ditempatkan
sebagai jantung pembelajaran bagi
semua komponen materi
pembelajaran lainnya, tentu bukan
semata bertolak kepentingan
eksklusif Pengetahuan Sosial
sebagai salah satu bidang studi.
Melainkan dari sudut perspektif
hakikat kegiatan belajar dan makna
pembelajaran bagi peserta didik
usia awal sekolah dasar / madrasah
ibtidaiyah itu sendiri. Bahwa
lingkungan sentral yang mulai
dihadapi anak usia kelas awal SD-
MI adalah kehidupan kongkrit
dalam ujud hubungan / interaksi
sosial. Dengan demikian setting
pembelajaran permulaan termasuk
di sekolah adalah aktualisasi
kehidupan sosial, dari dan dalam
interaksi sosial peserta didik
menangkap dan melakukan
pembelajaran berbahasa,
mengenali simbol, bergerak,

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 311


312 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Lampiran :

Bersih badan bersih tangan


Bersih pakaian dan makanan
Ingat jaga setiap hari
Agar sehat jasmani rohani
Bersih kata indah bahasa
Cerdas pikir dan rasa
Ingat jaga senantiasa
Agar hidup mulia sentosa

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 313


C. Pengembangan Materi dan makhluk baik secara alamiah
Disain Pembelajaran dan sosial, setidaknya diatur
Pengetahuan Sosial Kelas Dua oleh dikotomi mendasar yang
SD/MI mebedakan satu dan lainnya
secara paradoks, yaitu ; hak
1. Lingkup materi dan kewajiban. Hak adalah
Pengetahuan Sosial kelas Dua konsep yang mengatur ; apa
SD/MI yang boleh dilakukan, boleh
diperoleh dan boleh tidak
a. Rasional dilakukan atau diabaikan
Hak dan kewajiban adalah sejauh menjadi keputusan dan
dua unsur dasar normatif yang keperluan dirinya. Sedangkan
secara moral dan hukum kewajiban mengatur apa apa
berfungsi mengatur perilaku yang tidak beleh tidak, harus
setiap individu manusia di dilakukan, diberikan kepada
dalam hidup bersama sebagai yang ber-hak-nya. Dengan kata
anggota masyarakat. Norma lain, hak merupakan
moral memberi dasar kepatutan kesempatan peluang sejauh apa
berkenaan dengan nilai baik yang boleh diterima dan
atau buruk terhadap didapat secara layak bagi
kecenderungan perbuatan tanpa kepentingan dasar
adanya sanksi yang tegas, kelangsungan hidupnya.
sehingga kecenderungan Adapun melakukan kewajiban
tindakan dilakukan bukan memililiki muatan moral
karena perintah dari luar, tetapi sebagai imbal-balik atas
lahir dan mengalir dari perolehan hak dan logikanya
kesadaran internal, lebih menjadi sebuah pelanggaran
sebagai panggilan hati nurani jika tidak dilakukan atau
setiap individu. Sedangkan mengabaikannya.
norma hukum, merupakan Manusia sebagai makhluk
aturan formal yang secara lebih mulia dari makhluk
kongkrit harus dilakukan sekaliannya, yang diangkat
sebagai upaya membangun oleh Tuhan YME karena
ketertiban dan rasa keadilan kepadanya diberikan bukan
dalam hidup bersama saja sejumlah hak yang boleh
masyarakat ; dengan kekuatan diterimanya, tetapi juga adalah
eksternal oleh karena itu dapat kesadaran untuk melakukan
bersifat memaksa. Semua sejumlah kewajiban sesuai
aktualisasi tindakan manusia dengan batas kemampuannya
secara moral dan hukum ; dalam kerangka mewujudkan
boleh-tidaknya dilakukan atau dan menjaga kemuliaannya.
diperoleh dan boleh tidak- Maka seiring dengan
dilakukan atau diabaikan pertumbuhan dan
hingga perbuatan yang tidak perkembangannya, kepada
boleh tidak ; harus dilakukan setiap anak manusia dapat
oleh setiap individu dalam diajarkan selain mengangkap
hajat hidupnya sebagai

314 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


makna dari apa yang diterima materil dapat menjadi
bagi keperluan hidupnya, sebuah pelanggaran hukum
adalah melakukan imbal-balik / beroleh sanksi hukum.
berupa kewajiban yang dapat 2. Menanamkan pemahaman
dilakukan di dalam interaksi dan kesadaran kepada
sosial mulai dalam lingkungan peserta-didik usia kelas
keluarga hingga sekolah dan awal SD/MI kebiasaan dan
masyarakatnya. Untuk itu kemampuan melaksanakan
pendidikan melalui hak dan kewajiban mulai
pembelajaran Pengetahuan dalam lingkungan keluarga
Sosial dan pada koridor usia dan pergaulan, mulai dari
kelas awal SD/MI khususnya, sikap saling hormat-
berperan selain menanamkan menghormati, penghargaan
pengetahuan adalah nilai pribadi dan keluarga,
membentuk kesadaran atas pengaturan dan
sejumlah hak yang telah / dapat pemeliharaan atas barang
diperolehnya sebagai bagian milik / harta-benda,
yang tidak terpisahkan dari kenampakan alam dan
tindak / perbuatan yang berupa karya manusia yang ada di
kewajiban di dalam interaksi lingkungan sekitar.
sosial dan sebagai bentuk 3. Menanamkan kecintaan dan
partisipasi individual dalam kebanggaan terhadap
kehidupan bersama entitas kebersamaan dalam
masyarakatnya. satuan keluarga dan
masyarakat sebagai
b. Tujuan lingkungan tempat tumbuh-
Kompentensi dasar yang kembang dan belajar
diharapkan setelah mahasiswa secara sehat kepada peserta
mempelajari bab ini antara lain didik usia kelas awal
adalah : SD/MI.
1. Memahami secara 4. Menanamkan kemauan dan
konseptual dan hubungan kemampuan berperan serta
sub-konsep antara hak dan aktif sebagai anggota
kewajiban sebagai kaidah keluarga, lingkungan
moral dan rasional hukum belajar dan bermain dalam
mendasar yang mengatur satuan masyarakat kepada
perbuatan yang boleh peserta didik usia kelas
dilakukan dan boleh tidak awal SD/MI.
dilakukan atau diabaikan 5. Mengembangkan sikap dan
hingga perbuatan yang keterampilan dalam
tidak boleh tidak ; harus membimbing peserta didik
dilakukan, dimana usia kelas awal SD/MI
pengabaiannya dapat sebagai anggota keluarga
diartikan sebagai kelalaian, dan masyarakat yang tahu
dan dalam tingkatan dan dapat membedakan hak
tertentu yang bersifat dan kewajiban dalam

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 315


berperan-serta melakukan dengan proses tumbuh
aktivitas bersama pada kembangnya dalam
lingkungan sekitar. aktualisasi pergaulan mulai
dari lingkungan keluarga
c. Tuntutan Metodologis : hingga kelompok bermain
Sesuai petunjuk dan belajar bersama pada
kurikulum dan karakteristik lingkup sebayanya. Karena
kebutuhan belajar peserta itu memasuki tahun kedua
didik usia kelas awal SD/MI, koridor kelas awal, seiring
pengembangan materi dan dengan laju tumbuh-
disain pembelajaran di kelas kembangnya peserta-didik
dua adalah menggunakan kelas dua SD/MI diharapkan
pendekatan tematik. Dengan mulai dapat
demikian, terakomodasi mengaktualisasikan
penyatuan beberapa mata kemampuan individual dalam
pelajaran yang tercakup ke bentuk partisipasi sosial.
dalam makna tematik yang Maknanya, jika pada kelas I
telah ditetapkan ; berdasar masih terbatas pada
sub-topik mata pelajaran pengenalan identitas diri dan
menjadi satuan kegiatan lingkungan kongkrit paling
pembelajaran terpadu. dekatnya dalam kerangka
membangun kemampuan
d. Cakupan Materi Pokok : berinteraksi ; sebagai salah
”Melaksanakan hak dan satu dasar keterampilan sosial
kewajiban dalam keluarga yang harus terbentuk pada
dan berperan-serta anak. Pada tahapan ini
memelihara lingkungan” diproyeksikan meningkat ke
Tercakup ke dalam tema tahap memasuki tuntutan
pokok ini, adalah sub-konsep aktualitas sosial bukan saja
tematik berkenaan dengan hanya aktivitas relasional,
pembedaan dan kemampuan tetapi mulai membawakan
melakukan secara seimbang peran dirinya sebagai
dan timbal-balik unsur kontribusi bagi hubungan dan
tindakan yang termasuk kepentingan bersama melalui
kedalam hak dan kewajiban kemampuan mengetahui
individu mulai sebagai perbedaan hak dan
anggota keluarga dan kewajiban.
lingkungan bermain dalam Memahami sejumlah hak
pergaulan / sekolah dan dan secara bersamaan mampu
masyarakat sekitar. melakukan perbuatan sebagai
Kemampuan pemahaman bentuk kewajiban individual
hingga penyadaran atas di dalam lingkungan terdekat
pengertian hak dan kewajiban anak adalah merupakan
dapat diajarkan melalui bentuk partisipasi sosial,
pembiasaan perbuatan yang yaitu melihat keberadaan dan
dapat dilakukan sesuai kebutuhan diri sebagai bagian

316 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dari lingkungan bersama dan pengembangan tema dalam
sesama, mulai dari intensitas format analisis sebagai
terdekat hinga jangkauan berikut :
terbatas di dalam hubungan
dengan masyarakat. Karena
itu berpartisipasi sebagai
anggota keluarga dan
masyarakat mulai dapat
menjadi lahan belajar bagi
peserta didik kelas dua
SD/MI. Namun memenuhi
kepentingan efektif
pembelajaran, sesuai dengan
materi pokok pengembangan
pembelajaran dapat dilakukan
dengan tetap mengakomodasi
dunia bermain yang menjadi
kebutuhan anak. Karena itu
lingkup materi yang
dikembangkan dalam
mengantar materi
pembalajaran kelas dua
SD/MI dirumuskan dalam
sejumlah sub-tema yang
subtansinya tetap mengikuti
hirarkhi spiral seperti pada
jenjang kelas satu, antara lain
yakni :
1) Hak dan kewajiban
anggota keluarga
2) Saling menghormati di
lingkungan keluarga
3) Hidup hemat
4) Dokumen diri dan
keluarga
5) Lingkungan alam dan
buatan di sekitar rumah

e. Pengembangan Tema
Berdasar rumusan materi
pokok Pengetahuan Sosial
dan keberkaitan dengan
sebaran bahan pelajaran
kurikulum kelas dua SD/MI
seluruhnya, di bawah ini
dipetakan contoh

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 317


318 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Keterangan :
Tabel di atas
memperlihatkan bahwa
pengembangan tema
pembelajaran Pengetahuan
Sosial yang dirumuskan
secara vertikl berdasar
tuntutan materi pokoknya,
berjumlah 12 tema, 59 poin
= 82 % dari 72 total pada
akses horizontal bertanda v
menunjukkan keberkaitan,
dan sisanya 13 poin
bertanda 0 = 18 % adalah
area yang dapat dikatakan
tidak nampak berkaitan
dengan sub bahan
pelajaran dalam kolom
dimaksud.

2. Pengembangan Disain
Pembelajaran Pengetahuan
Sosial dalam format
Keterpaduan pada kelas II
SD/MI
a. Analisis Kurikuler Kelas
Dua SD/MI
Berdasar standar
kompentensi Kurikulum 2004
dapat dipetakan subtansi
materil sebagai bahan kajian
dan pengembangan tematik
pembelajaran dalam format
analisis berikut :

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 319


320 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Keterangan : (12) (9) Materi
Dalam deskripsi di atas hanya : Hak dan kewajiban
dipetik 2 contoh anggota keluarga
pengembangan sub-tema (13) (10) Pendekatan
mewakili semester 1 dan : Integrated
semester 2. (14) (11) Media dan Sumber
: Gambar / CD / model
b. Pengembangan Disain kegiatan anggota
Topik Pembelajaran (15) keluarga di rumah, alat
Pengetahuan Sosial dalam tulis dan gambar
Format Keterpaduan pada (16) (12) Evaluasi :
kelas Dua SD/MI Proses dan hasil

Contoh Kegiatan Belajar 1 : Berdasar sejumlah konsep


Kelas II / Semester I. bahan pelajaran yang termuat
(1) Kompetensi Dasar : dalam jaringan sub-topik di
Kemampuan mengetahui atas, dapat dipetakan dalam
hak dan kewajiban visual lintas kurikuler sebagai
anggota keluarga. berikut :
(2) Hasil belajar :
1.1.Menguraikan hak dan
kewajiban anggota
keluarga di rumah.
1.2.Menyadari hak dan
kewajiban anak.
(3) Indikator :
Menceritakan akibat jika
anak tidak
(4) melaksanakan
kewajibannya di rumah
(5) (4) Topik
: Membantu pekerjaan
orang tua sehari-hari di
(6) rumah
(7) (5) Sub-topik /Tema :
Merapihkan kamar dan
tempat tidur sendiri
(8) (6) Bentuk Kegiatan :
Bercerita, tanya jawab,
pengamatan gambar /
(9) film
(10) (7) Capaian Nilai
: Menghormati Norma /
aturan hidup bersama
(11) (8) Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 321


322 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Keterangan:
Pemetaan komponen materi pelajaran dalam visualisasi di atas didasarkan
pada kurukulum standar nasional, sesuai dengan prinsip desentralisasi dalam
pengembangan dan pelaksanaanya bagi kepentingan visi dan misi pendidikan
masing – masing daerah atau sekolah. Ke dalam format pengembangan silabus
daerah dan sekolah / madrasah dapat dimasukan komponen materi pelajaran
muatan lokal seperti bahasa daerah atau lainnya sesuai dengan kebutuhan dan
kebijakan setempat. Dalam kerangka itu secara teknis, ‘tema’ dapat ditetapkan
menjadi sentral pengembangan materi pembelajaran.
Dalam sajian ini, Pengetahuan Sosial ditempatkan sebagai jantung
pembelajaran bagi semua komponen materi pembelajaran lainnya, tentu bukan
semata bertolak kepentingan eksklusif Pengetahuan Sosial sebagai salah satu
bidang studi. Melainkan dari sudut perspektif hakikat kegiatan belajar dan makna
pembelajaran bagi peserta didik usia awal sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah itu
sendiri. Bahwa lingkungan sentral yang mulai dihadapi anak usia kelas awal SD-
MI adalah kehidupan kongkrit dalam ujud hubungan / interaksi sosial. Dengan
demikian setting pembelajaran permulaan termasuk di sekolah adalah aktualisasi
kehidupan sosial, dari dan dalam interaksi sosial peserta didik menangkap dan
melakukan pembelajaran berbahasa, mengenali simbol, bergerak, menandai
perbedaan, membilang, mengapresiasi keindahan dan menerima aturan-aturan
hidup dalam kebersamaan dengan lingkungan belajar awalnya.
Berdasar pemetaan jaringan materi pokok di atas, langkah pelaksanaannya
dapat dideskripsikan dalam format berikut :

Pelaksanaan Kegiatan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 323


324 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
2) Contoh Kegiatan Belajar 2 : Kelas II / Semester 2
(1) Kompetensi Dasar : Kemampuan membiasakan hidup hemat.
(2) Hasil belajar : 3.1.Mengetahui pentingnya hidup hemat. 3.2.Membiasakan hidup
hemat dalam menggunakan barang- barang kebutuhan.
(3) Indikator : -Menyebutkan pentingnya hidup hemat. -Memberikan contoh
perilaku hidup hemat. -Menceritakan pelaksanaan hidup hemat. -Menceritakan
pengalaman hidup hemat.
(4) Topik : Hemat dan Cermat.
(5) Tema : Menabung
(6) Bentuk Kegiatan : Bercerita, tanya jawab, pengamatan gambar / film
(7) Capaian Nilai : Bersikap hemat dan cermat.
(8) Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
(9) Materi : Hidup Hemat dan Cermat.
(10) Pendekatan : Integrated.
(11) Media dan Sumber : Gambar / CD / model kegiatan anggota keluarga di rumah,
alat tulis dan gambar.
(12) Evaluasi : Proses dan hasil.

Berdasar sejumlah konsep bahan pelajaran yang termuat dalam jaringan sub-
topik di atas, dapat dipetakan dalam visual lintas kurikuler sebagai berikut :

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 325


Keterangan:
Pemetaan komponen materi pelajaran dalam visualisasi di atas didasarkan
pada kurukulum standar nasional, sesuai dengan prinsip desentralisasi dalam
pengembangan dan pelaksanaanya bagi kepentingan visi dan misi pendidikan
masing – masing daerah atau sekolah. Ke dalam format pengembangan silabus
daerah dan sekolah / madrasah dapat dimasukan komponen materi pelajaran
muatan lokal seperti bahasa daerah atau lainnya sesuai dengan kebutuhan dan
kebijakan setempat. Dalam kerangka itu secara teknis, ‘tema’ dapat ditetapkan
menjadi sentral pengembangan materi pembelajaran.
Dalam sajian ini, Pengetahuan Sosial ditempatkan sebagai jantung
pembelajaran bagi semua komponen materi pembelajaran lainnya, tentu bukan
semata bertolak kepentingan eksklusif Pengetahuan Sosial sebagai salah satu
bidang studi. Melainkan dari sudut perspektif hakikat kegiatan belajar dan makna
pembelajaran bagi peserta didik usia awal sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah itu
sendiri. Bahwa lingkungan sentral yang mulai dihadapi anak usia kelas awal SD-
MI adalah kehidupan kongkrit dalam ujud hubungan / interaksi sosial. Dengan
demikian setting pembelajaran permulaan termasuk di sekolah adalah aktualisasi
kehidupan sosial, dari dan dalam interaksi sosial peserta didik menangkap dan
melakukan pembelajaran berbahasa, mengenali simbol, bergerak, menandai

326 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


perbedaan, membilang, mengapresiasi keindahan dan menerima aturan-aturan
hidup dalam kebersamaan dengan lingkungan belajar awalnya.
Berdasar pemetaan jaringan materi pokok di atas, langkah pelaksanaannya
dapat dideskripsikan dalam format berikut :

Pelaksanaan Kegiatan

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 327


328 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Bacaan 22 Sekaitan dengan itu, pengetahuan
terhadap karakteristik perkembangan
BAB VI peserta belajar yang ada di kelas III-IV
Meramu Isi dan Mengembangkan SD/MI menjadi bagian konseptual yang
Makna Pembelajaran Pengetahuan harus bersama dipelajari dengan lingkup
Sosial pada Kelas Orientasi (III-IV) materi ini. Selanjutnya, bagaimana
SD/MI konstruks pengembangan satuan materi
tersebut diadaptasi menjadi bahan siap
Pengantar ajar yang dapat diikuti para siswa.
Bab ini diharapkan dapat Bersama pemaparan materi pokok,
membekali para guru kelas dan calon disertakan pilihan model dan langkah
guru kelas sekolah dasar sebagai pengembangan disain pembelarannya.
pengembang kurikulum di lapangan
untuk mengkonstruksi sejumlah bahan A. Analisis Isi Kurikulum
ajar meliputi konsep, data, fakta dan Pengetahuan Sosial Kelas III-IV
generalisasi yang berkaitan dengan SD/MI 2004
tuntutan materi pelajaran di kelas III-IV
SD/MI sebagai kelas orientasi yang Kurikulum tahun 2004 menetapkan
meliputi : bahwa jenjang kelas III-IV SD/MI
merupakan sebuah fase peralihan
pertama dari jenjang kelas awal
memasuki kelas “orientasi operasional
kongkrit untuk beralih secara bertahap
ke kemampuan berpikir yang lebih
abstrak”. Pada jenjang ini, peserta didik
mulai disiapkan memasuki proses
pembelajaran berdasarkan
pengorganisasian bidang studi / mata
pelajaran. Karena itu, pada tahapan ini
kepada peserta didik mulai
diperkenalkan dan dikembangkan
kegiatan pembelajaran bidang studi /
mata pelajaran sebagai isi / materi
kurikulum dalam bentuk satuan topik.

Pengembangan pembelajaran
berbasis satuan topik sendiri, tentu
bukanlan persoalan bagi para guru,
sebab kurikulum tahun 1994 dan
sebelumnya telah memberlakukan hal itu
tidak kecuali pada kelas I-II sebagai
jenjang kelas awal. Para peserta didik
yang memulai pendidikannya sejak kelas
awal di dalam kerangka kurikulum1994
ketika menginjak kelas 3 sebagai
permulaan memasuki jenjang kelas

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 329


orientasi tidaklah mengalami suatu / Pengetahuan Sosial adalah 4 jam
suasana perubahan. Bagi peserta didik pelajaran dari total 31 jam pelajaran per
yang memasuki kelas awal SD/MI minggu, sekira 12, 9 %. Kendati
sejalan dengan pemberlakuan kurikulum demikian, Kurikulum nasional sebagai
baru tahun 2004, saat memasuki kelas acuan tetap memberikan keleluasaan
orientasi, yakni mulai kelas III SD/MI kepada Daerah atau masing-masing
sedikitnya akan dihadapkan pada situasi sekolah untuk mengubah atau membuat
memasuki permulaan kembali. Meski keputusan sendiri berkenaan dengan
perubahan hal tersebut bagi sebagaian alokasi waktu mata pelajaran sesuai
anak boleh jadi merupakan hal yang dengan kebutuhan peserta didik, sekolah
dinantinya. Namun bagaimanapun juga, / madrasah daerah yang
mengawali sebuah pergantian dari model menghendakinya. Sedang waktu efektif
pembelajaran sebelumnya yang satuan jam pelajaran ditetapkan 40
sepenuhnya bersifat tematik kepada menit.
bentuk pengorganisasian berdasar satuan
topik, adalah merupakan sebuan Pengorganisasian materi pelajaran
loncatan suasana yang akan memiliki Pengetahuan Sosial dalam bentuk satuan
makna tersendiri bagi siswa. Bahwa mata pelajaran / topik di kelas III-IV
perubahan model pengorganisasian tetap didasarkan pada dua dimensi
materi dan metode pembelajaran itu pengorganisasian, ialah : “ruang
sendiri, sebagai sebuah tuntutan eskalasi lingkup” atau “cakupan” (scope) dan
perkembangan tentu tidak menjadi “urutan” atau “sekuen” (sequence),
persoalan, karena sejalan dengan Ruang lingkup menunjuk kepada isi
perubahan kebutuhan, nuansa dinamik subtantif (pokok/ tema materi,
dan perkembangan peserta didik yang keterampilan dan nilai) yang termasuk
mulai menanggalkan fase awalnya kedalam program pengajarannya.
merupakan sebuah loncatanyang siap Sedang “urutan” menunjuk kepada
diikutinya Namun pemahaman penempatan penyajian berbagai
terhadap situasi dan suasana perubahan komponen program tiap tingkat / kelas /
yang akan dihadapi dan menjadi tahun sejauh kesesuaiannya dengan
pengalaman baru peserta didik dalam pencapaian pengetahuan dan
memasuki permulaan fase orientasi pertumbuhan tingkat usia peserta didik
tetap menjadi keperluan guru. Untuk itu, untuk mencapai tujuan program.
pengenalan dan pendekatan terhadap (Jarolimek , J dan Parker, W.C., 1993:
realitas faktual karaktersitik 13-14). Adapun pendekatan yang
perkembangan peserta didik saat mulai diterapkan dalam kerangka itu,
memasuki fase ini, tetap menjadi bagian sebagaimana dianut di dalam format
awal pertimbangan guru dalam memulai sebelumnya (Pendidikan IPS dalam
memasuki disain teknis pembelajaran kurikulum 1994, demikian pula dalam
sesuai dengan tuntutan materil Pengetahuan Sosial kurikulum 2004)
kurikulum di kelas III SD/MI. antara lain adalah : a) pendekatan
lingkungan / masyarakat yang semakin
Di dalam peta keseluruhan beban meluas (expanding environment /
jam pelajaran yang dialokasikan untuk communites), yakni dimulai dari
jenjang kelas III-IV, jam pelajaran yang lingkungan yang paling dekat dengan
diberikan terhadap bidang studi peserta didik, seperti diri individu dan

330 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


orang lain di dalam keluarga, lingkungan
tetangga / RT, RW, Desa, hingga
lingkungan yang lebih luas, kota,
propinsi, negara, dan dunia.; b)
pendekatan spiral (spiralled aproach)
dari Hilda Taba (1971), Paul Hanna
(1956); (Wiyono, 1995: 8-9). Dalam
pendekatan ini, konsep-konsep dasar dan
proses penyelidikan yang pokok dari
ilmu-ilmu sosial diajarkan pada tiap
kelas / tahun tetapi dengan kadar yang
semakin mendalam dan meluas, semakin
lanjut, atau semakin mempunyai
abstraksi yang lebih tinggi. Selain itu,
sesuai dengan peluangnya untuk
mengkaji / memahami suatu topik
masalah dari berbagai disiplin ilmu
sosial khususnya, pada jenjang ini dapat
tetap dipenggunakan pendekatan
terpadu (integrated) yang lain sesuai
dengan kebutuhannya.

Untuk itu, memenuhi keperluan


analisis isi kurikulum pada jenjang kelas
orientasi, dalam bagian ini dapat
dipaparkan sebagai berikut :

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 331


332 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
B. Pengembangan Materi dan permainan yang dapat bermuara pada
Disain Pembelajaran terbentuknya kebiasaan. Keberhasilan
Pengetahuan Sosial Kelas III sekolah dan guru yang bertugas
SD/MI mengasuh dan membimbing anak di
1. Lingkup Materi Pengetahuan masa orientasi dari masa kanak-kanak,
Sosial Kelas Tiga SD/MI diharapkan akan mengurangi jumlah
generasi muda kita yang ketika
a. Rasional dewasanya nanti menjadi penyandang
Hak dan kewajiban adalah dua sifat cedera moral. Sebab generasi yang
yang yang mengatur perbuatan individu cedera moral, dapat dipastikan hanya
manusia. Hak mengatur pada apa yang akan menambah mala petaka bagi
dapat diterima, boleh dilakukan dan dirinya sendiri, keluarga, masyarakat,
boleh juga tidak dilakukan sejauh negara dan bangsanya.
merupakan bukan hak dasar. Karena itu,
hak berkenaan dengan perolehan , akses, b. Tujuan
bersifat ke dalam guna memenuhi Kompetensi dasar yang diharapkan
kebutuhan dirinya. Sedang kewajiban setelah mahasiswa mempelaiari bab ini
mengatur perbuatan yang ‘tidak dapat antara lain adalah :
tidak’ harus dilakukan, sebagai (1) Memahami secara konseptual
aktualisasi integritasnya dengan dunia hubungan sub-konsep :
luar dirinya. Hak dan kewajiban pelaksanaan hak dan kewajiban
merupakan dua sifay yang melekat pada setiap individu dalam hubungan
setiapdiri individu, dimaksudkan untuk sebagai anggota keluarga, warga
membangun keseimbangan di dalam masyarakat dan warga negara yang
melangsungkan kehidupan bersama baik dapat dipraktikan dalam kegiatan
dengan lingkungan alam dan sosial ; pembelajaran di kelas tiga SD/MI.
sebagai umat manusia yang (2) Menanamkan pemahaman dan
berperadaban dan berkebudayaan. kesadaran melaksanakan hak dan
Karena itu, penanaman kesadaran akan kewajiban diri pribadi sebagai
hak dan kewajiban menjadi bagian individu di dalam keluarga,
penting pendidikan, agar setiap pribadi mayarakat dan negara (organisasi)
manusia ketika menjadi anggota melalui pembelajaran dan kegiatan
masyarakat dan warga negara dewasa permainan yang menyenangkan
kelak bukan hanya tahu akan hak dan dan bermakna pada peserta didik
kewajibannya, tetapi terbiasa melakukan kelas tiga SD/MI.
perbuatan sejauh kepentingan atau (3) Menanamkan kecintaan dan
keperluan hidup pribadinya di dalam semangat dalam bekerja, rela
masyarakat, namun tetap dalam koridor berkorban untuk kepentingan
hukum keseimbangan. bersama, saling menghargai
Sebagaimana seluruh bangunan pendapat dan urunan karya yang
watak ditentukan pembentukannya lebih berbeda melalui pembelajaran
pada masa kanak-kanak, penyadaran dinamika kelompok pada kelas tiga
akan hak dan kewajiban sebagai dua SD/MI.
perbuatan dasar manusia diharapkan (4) Mengembangkan pengayaan dan
dapat dilakukan guru SD/MI di sekolah keterampilan dalam mendesain dan
melalui pembelajaran maupun mengelola bahan pelajaran yang

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 333


bertalian dengan lingkup aktivitas dikatakan sebagai warganegara yang
dan aktualitas kegiatan peserta baik (good citizenship), sebaliknya
didik kelas tiga SD/MI di warga negara yang mengabaikan
lingkungan keluarga, sekolah dan kewajibannya dapat dikatakan sebagai
masyarakat. warga negara yang tidak baik. Setiap
individu yang telah dewasa, kepada
c. Tuntutan Metodologis dirinya akan dilekatkan selain hak-
Pendekatan metodologis yang haknya atau apa-apa yang harus
dapat dipandang sesuai dengan tuntutan diperolehnya adalah juga kewajibannya
pengembangan materi pembelajaran atau apa yang yang harus dilakukan
pada jenjang kelas ini (kelas III), antara sebagai pemberian dari dirinya kepada
lain : lingkungan hidup dan sosial yang
(a) Pendekatan Kognitif menjadi tempat di mana ia berada. Sifat
(b) Pendekatan Sosial kewajiban lebih keras mengikat dirinya,
(c) Pendekatan Personal artinya apa yang menjadi kewajibannya
(d) Pendekatan Modifikasi Perilaku tidak dapat tidak harus dilakukannya
(e) Ekspositori dan sebagainya. atau jika diabaikannya akan diterima
sanksi yang bersifat memaksa, mulai
d. Cakupan Materi Pokok dari sanksi moral-sosial hingga sanksi
hukum. Sanksi moral setidaknya selalu
“Melaksanakan hak dan kewajiban muncul dari kehidupan sosial berupa
sebagai anggota dalam lingkungan penilaian atas ‘ketidak patutan’
keluarga, sekolah dan masyarakat” perbuatannya. Sedang sanksi hukum,
diatur oleh undang-undang negara yang
Setiap individu dilahirkan ke bersifat lebih keras dan memaksa.
dunia, memiliki hak yang melekat pada Kesemuanya dimaksudkan memenuhi
dirinya, ialah hak hidup dan memperoleh hajat kehidupan bersama di dalam
apa-apa yang merupakan kebutuhan masyarakat yang adil, pasti dan menjadi
dasar bagi kelangsungan hidupnya. peringatan untuk mematuhinya. Sebagai
Sejumlah hak mendasar yang tak dapat salah satu contoh, jika seorang Ibu yang
tidak harus diperolehnya adalah bagian melahirkan seorang anak kemudian ia
dari hak azasi. Disebut hak azasi karena tidak melakukan kewajiban mengurus
merupakan hak paling mendasar, yang dan melindungi, melainkan
menjadi prasyarat bagi kelangsungan membuangnya begitu saja anak yang
hidupnya sebagai individu. Bersamaan dilahirkannya, jika karena itu kemudian
dengan diberikan kepada setiap individu anaknya tersebut meninggal, ia dapat
sejumlah hak tersebut, sesuai dengan menerima bukan hanya sanksi moral dari
pertumbuhan diri dan perkembangan masyarakat, tetapi juga sanksi hukum.
kemampuannya sistem kehidupan
memberinya pula sejumlah kewajiban. Dalam interaksi sosial mulai
Kewajiban adalah berupa tindakan yang tingkat paling sederhana hingga yang
harus dilakukan dengan kesadaran. lebih tinggi dan kompleks selalu terdapat
Setiap individu yang dengan pembagian hak dan kewajiban. Ketika
kesadarannya mampu melaksanakan kita sebagai anggota sebuah komunitas
kewajiban yang harus diperbuatnya tidak mendapatkan hak-hak kita, kita
dalam konteks negara akan dapat akan menderita dibuatnya, sebaliknya

334 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


jika justru adalah kita sendiri yang kehidupan setiap individu anak, yakni
dengan sengaja atau tidak dengan keluarga, berlanjut pada lingkaran
sengaja melalaikan kewajiban, kepada pergaulan dengan teman sebayanya dan
diri kita dapat dijatuhkan sanksi yang kegiatan di sekolah.
tentu saja akan membuat diri kita
sesungguhnya menjadi lebih tidak enak Keberhasilan sekolah membentuk
menanggungnya. kesadaran individual peserta didik dalam
melaksanakan hak dan menunaikan
Pembelajaran pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga,
kewajiban bagi setiap individus masyarakat dan pada gilirannya sebagai
esungguhnya telah di mulai pada lingkup warganegara dewasa kelak, hanya dapat
komunitas paling kecil di dalam dilihat indikatornya pada tampilan sikap
masyarakat, yakni keluarga. Keluarga dan keterampilan berbuat (perilaku) dan
adalah tempat asal dari mana seorang bukan sejumlah pengetahuan. Namun
individu mulai sebagai anak dilahirkan demikian pengembangan penalaran tetap
dan dibesarkan. Seiring dengan tumbuh- menjadi bagian penting tapi tidak
kembangnya, kepada setiap anak menjadi hanya satu-satunya.. Dengan
sesungguhnya sudah dapat dilihat hasil demikian, ukuran-ukuran kuantitatif
pembelajaran yang diperoleh di masih bisa dipergunakan sejauh sebagai
lingkungan keluarganya. Hanya pelengkap.
persoalannya, tidak sedikit keluarga di
mana setiap anak tinggal mengabaikan Karena itu, materi pelajaran pada
pentingnya penanaman kesadaran akan kelas tiga SD/MI kendati telah mulai
hak dan kewajiban sebagai anggota memasuki fase pengorganisaasian
sebuah keluarga. Karena itu harapan bidang studi (mata pelajaran)
kedua untuk menanamkan pengetahuan sepenuhnya masih memerlukan
dan kesadaran serta membiasakan penggunaan pendekatan penanaman
melakukan perbuatan sesuai dengan nilai-moral. Sebab makna konsep hak
aturan hak dan kewajibannya dapat dan kewajiban terletak pada ujud
digantungkan pada sekolah sebagai perilaku yang harus diaktualisasikan.
bentuk ”keluarga” kedua. Selebihnya, aktualisasi pelaksanaan hak
dan kewajiban yang dasarkan pada
Lingkungan sekolah dengan penyadaran sikap, dapat diharapkan akan
perangkat kurikulum di dalamnya menjadi dasar pembentukan moral
diproyeksikan turut membantu warganegara. Sehingga di masa depan,
mengembangkan lebih lanjut negara kita beroleh kembali
pembelajaran melaksanakan hak dan kehormatannya sebagai bangsa yang
kewajiban yang mungkin sudah di dapat tidak hanya cerdas tetapi bermartabat.
pada lingkungan keluarga dan lingkar Hal itu akan tercapai jika segenap
sebayanya. Karena itu model warganegaranya memiliki moral based
pembelajaran pelaksanaan hak dan yang menjadi landasannya. Untuk itu,
kewajiban di sekolah, dan di kelas sebagian investasinya bergantung
khususnya melalui pengembangan kepada sekolah dan para guru di
materi Pendidikan Kewarganegaraan dan dalamnya.
Pengetahuan Sosial, dapat dilakukan
dengan tetap menggunakan setting awal

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 335


Berkenaan dengan itu, sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2004
termasuk ke dalam lingkup materi
pelajaran di kelas III SD/MI dapat
dipetikan dalam sepuluh sub-tema
sebagai berikut :
1) Asal_usul keluarga
2) Pembagian tugas di rumah,
sekolah dan masyarakat
3) Berpartisipasi dalam kegiatan
sosial
4) Menjaga ketertiban sekolah
5) Mengenal jenis pekerjaan
6) Fungsi dan manfaat uang
7) Menghargai perbedaan dalam
pergaulan
8) Menjaga kebersihan lingkungan
9) Berbicara dan berbuat jujur
10) Denah sekolah

2. Pengembangan Disain
Pembelajaran Pengetahuan
Sosial Kelas III SD/MI b. Pengembangan Disain Topik
Pembelajaran Pengetahuan
a. Analisis Materi Pokok Sosial Kelas Tiga SD/MI
Kurikulum Kelas Tiga 1) Contoh Pembelajaran
Sekolah Dasar 1:Kelas III / Semester 1
Berdasar kurikulum tahun 2004 (1) Kompetensi Dasar:
(KBK) dapat dipetakan subtansi materil Kemampuan
sebagai bahan kajian dan pengembangan menghargai aturan-
topik dalam format analisis berikut : aturan yang ada di
sekolah
(2) Hasil belajar:
Mendeskripsikan
jenis aturan sekolah
(3) Indikator:
1. Mengidentifikasi
aturan-aturan
tertulis yang ada di
sekolah.

336 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


2. Mengidentifikasi menjelaskan tentang
aturan-aturan yang tata tertib di sekolah
tidak tertulis yang 2. Melalui cerita tentang
ada di sekolah. tata tertib di sekolah,
(4) Materi: siswa secara
Aturan-Aturan kelompok menuliskan
Sekolah tiga contoh kewajiban
(5) Topik: yang harus ditaati
Melaksanakan hak siswa di sekolah
dan kewajiban di 3. Melalui cerita tentang
sekolah tata tertib di sekolah,
(6) Sub-Topik /Tema: siswa secara
Mematuhi Tata- kelompok menuliskan
tertib Sekolah tiga contoh larangan
(7) Capaian Nilai: yang harus dihindari
Disiplin dalam siswa di sekolah
melaksanakan 4. Melalui tanya jawab
aturan dan tentang peraturan
ketertiban sekolah sekolah, siswa dapat
(8) Alokasi Waktu: memberikan penilaian
2 x 40 dan saran bagi yang
(9) Pendekatan: melanggar aturan
VCT model Inkuiri sekolah
(10) Bahan yang
dibutuhkan: Langkah-langkah kegiatan :
- Contoh tata 1. Guru mengemukakan
tertib sekolah. pokok bahasan tentang
- Pengamatan “Aturan-aturan sekolah”.
langsung Guru bersama siswa
kegiatan siswa memilih dan merumuskan
melakukan masalah dari cerita yang
upacara, disampaikan guru.
berbaris dsb. Misalnya masalah tentang
- Denah sekolah. “selalu terlambat masuk
- Contoh gambar sekolah”. Guru bertanya
seseorang mengapa membuat
melanggar seseorang selalu
peraturan terlambat masuk sekolah.
sekolah. Pada awal kegiatan, guru
- Teks bacaan. bertanya dan meminta
– LKS. keterangan kepada siswa,
misalnya anak-anak
Pengalaman Belajar Siswa apakah kamu setuju
1. Melalui pengamatan apabila sekolah kita ini
gambar aktivitas di tidak memiliki peraturan?
sekolah, siswa dapat apa yang dimaksud

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 337


dengan tata tertib sekolah
?
2. Guru bertanya tentang
perasaan siswa berkenaan
dengan kejadian /
masalah yang dilihat atau
dialaminya. Siswa
mengemukakan perasaan
yang dikandungnya
mengenai kejadian
masalah berdasar cerita
guru.
3. Dengan bantuan LKS,
siswa secara
berkelompok menuliskan
tiga contoh tata tertib di
sekolah serta menuliskan
tiga contoh larangan
perbuatan yang harus
ditaati / dihindari siswa.
4. Mencari altematif
pendapat pihak lain di
5. luar siswa, guru
menugaskan siswa untuk
bertanya dan diminta Contoh Pembelajaran 2: Kelas III /
pendapat dari kepala Semester 2
sekolah, orang tua,
masyarakat, dan (1) Kompetensi Dasar:
sebagainya bilamana 9.Kemampuan berbicara
menemukan siswa sering dan berperilaku jujur
terlambat masuk sekolah. (2) Hasil belajar:
6. Membuat kesimpulan 9.1.Mengetahui
penilaian, misalnya siswa pengertian kejujuran
mengemukakan pendapat (3) Indikator:
cara menghindari dan 9.1.1.Menjelaskan makna
membuat saran agar taat kejujuran.Memberikan
tertib sekolah dapat contoh berbicara dan
terjaga. berperilaku jujur
Dari hasil kerja (4) Materi:
kelompok, guru bersama Kejujuran
siswa membahas topik (5) Topik:
yang dipelajari. Berbuat dan berbicara
jujur
(6) Sub-Topik /Tema:
Bekerjasama dan saling
percaya
338 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
(7) Capaian Nilai: kejujuran, siswa dapat
Menjadi pribadi yang menentukan nilai mana
dapat dipercaya yang baik bagi dirinya
(8) Alokasi Waktu: dalam kehidupan sehari-
2 x 40 menit hari
(9) Pendekatan: 3. Melalui contoh-contoh
VCT / Model Evaluasi gambar, siswa dapat
Diri menyimpulkan manfaat
(10) Bahan yang dibutuhkan: sikap dan perbuatan jujur
Teks cerita, Gambar, dalam kehidupan sehari-
LKS hari.

Pengalaman Belajar Siswa:


1. Melalui cerita yang
disampaikan guru tentang
kejujuran, siswa dapat
menyimpulkan arti
kejujuran dengan benar
2. Dengan tanya jawab guru
dan siswa tentang

Kapita Selekta embelajaran di Sekolah Dasar 339


Lampiran : C. Pengembangan Materi dan
Contoh LKS Disain Pembelajaran
Petunjuk : Pengetahuan Sosial Kelas Empat
Mari kita belajar jujur menandai ceklis SD-MI
(V) pada kolom yang disediakan dalam 1. Lingkup Materi Pengetahuan
tabel berikut: Sosial Kelas Empat SD-
MI

a. Rasional
Jika keindahan pelangi di upuk
langit terlihat karena pancaran warna
yang beraneka, keindahan masyarakat
dan bangsa Indonesia terletak pada
kemajemukannya jua. Beragam latar
etnik dan budaya, gaya hidup dengan
berbagai coraknya menghias kesatuan
citra sebagai pecahan ratna di nusantara.
Adalah hanyalah berkah dan karunia dari
Zat Maha Pencipta ; Tuhan Yang Maha
Berapakah jumlah nilai yang kamu Kuasa.
peroleh ?
Mensyukuri nikmat bertanah air
Keterangan : Indonesia yang kaya raya, tidaklah
Jumlah nilai : sempurna dengan hanya
1. 5 - 7: membiarkannya, sebab sedikitpun
Kurang = dirimu perlu bimbingan kekayaan yang kita miliki dan warisi
untuk merubah kebiasaan. menuntut kemampuan dan kemauan
2. 8 – 12: mengurusnya. Jika tidak, apa yang kita
Sedang = pada dirimu masih miliki tetap menjadi kurang berarti.
terdapat kebiasaan yang harus Maka teruslah kita menjadi bangsa yang
diperbaiki. kalah dan terus dikalahkan. Kebesaran
3. 13-14: dan kekayaan bangsa yang kita miliki ini
Cukup = dirimu telah memiliki adalah ‘rahmat’, jika segenap anak
kebiasaan yang cukup baik, tetapi bangsa yang beraneka ini dapat
masih dapat ditingkatkan lagi. mengelola lebih dengan tangan dan
4. 15: kepalanya sendiri. Karena itu, di dalam
Baik = kebiasaan dirimu sudah bingkai keragaman etnik dan budaya
baik, pertahankan. sebagai penghias kebersamaan bertanah
air satu Indonesia, yang harus mampu
kita lakukan di dalamnya adalah
memberdayakan potensi alam dan sosial
yang ada, berikut sistem ekonomi dan
kemampuan mengembangkan dan
menerapkan Ilmu pengetahuan dan
Teknologi bagi kelangsungan

340 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


pembangunan bangsa dan negara secara kegiatan permainan yang
berkelanjutan dan berkesinambungan. menyenangkan di kelas IV SD/MI
4) Mengembangkan pengayaan dan
Dalam kerangka itu, ikhtiar keterampilan dalam mendesain dan
pendidikan di manapun dan kapanpun mengelola bahan pelajaran yang
berperan penting, terutama saat negara dapat memupuk sikap saling
dihadapkan pada situasi krisis dan kritis. menghargai perbedaaan, jujur dan
Penyiapan generasi masa depan sebagai ksatria dalam lingkup aktivitas dan
bakal pelanjut estapet perjuangan di aktualitas kebersamaan sebagai
masa datang menjadi tugas penting peserta didik kelas empat SD/MI
sekolah dan para guru di dalamnya. di lingkungan keluarga, sekolah
Sehingga dapat diharapkan pada dan masyarakat setempat.
generasi usia sekolah dasar kini yang
akan menjadi pemuda esok dapat lebih c. Tuntutan Metodologis
siap dan berkompeten dalam Pendekatan metodologis yang
melanjutkan jejak perjuangan dapat dipandang sesuai dengan tuntutan
pendahulunya kelak. pengembangan materi pembelajaran
pada jenjang kelas ini (kelas IV), antara
b. Tujuan lain :
Kompetensi dasar yang diharapkan (a) Pendekatan Kognitif
setelah mahasiswa mempelaiari bab ini (b) Pendekatan Sosial
antara lain adalah ; (c) Pendekatan Personal
1) Memahami secara konseptual (d) Pendekatan Modifikasi Perilaku
hubungan sub-konsep : (e) Ekspositori dan sebagainya.
keragaman etnik dan budaya
berikut potensi alam, dan sosial d. Cakupan Materi Pokok
serta penerapan Iptek bagi
pembangunan ekonomi berbasis “Indonesia, Indahnya Pecahan Ratna
kebersamaan sebagai satu keluarga Mutu Manikam”
bangsa Indonesia yang terikat oleh
kesamaan sejarah dan wilayah Indonesia adalah sebuah nama
tanah air Indonesia indah yang disebut orang. Menurut asal-
2) Menanamkan pemahaman dan usulnya dimulai oleh J.R. Logan (1850)
kesadaran sebagai satu keluarga dalam arti geografis, disusul A. Bastian
yang beragam latar asal-usul etnik, (1884) dalam arti ethnologis; untuk
budaya, sistem keyakinan dsb., menunjukkan pulau-pulau atau
sebagai kekayaan bangsa melalui kepulauan Hindia dan penduduknya.
pembelajaran dan kegiatan Sedang yang mendorong lebih populer
permainan yang bermakna pada hingga nama itu meresap menjadi ‘nama
peserta didik kelas IV SD/MI kesatuan dalam perjuangan kemerdekaan
3) Menanamkan kecintaan pada anak bangsa’ kaum pemuda terpelajar
identitas lokal yang dimilikinya kita , yang saat itu masih disebut “bumi
dan sikap menghargai keragaman putera”, adalah para ethnolog, tokoh
kultur lokal lainnya sebagai hukum adat dan ahli bahasa dari Inggris
formula kekayaan dan kebanggaan maupun Belanda seperti ; Windsor Earl,
nasional melalui pembelajaran dan R. A Kern, Snouck Hurgronye, hingga

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 341


van Volenhopen dan yang lainnya yang Realitasnya, kehidupan umat manusia
di dalam karyanya sering menyebut kini dan ke depan sedang bergerak pada
nama : Indonesie-Indonesier- satu pola dunia, yang cenderung
Indonesisch. menyatu dengan merebahkan jarak dan
perbedaan yang membatasinya. Namun
Nama Indonesia sendiri di sisi lain, kekayaan spiritual kehidupan
mengekspresikan sepenuh keindahan, yang dibutuhkan sepanjang hidup
seperti dikiaskan dalam kata-kata “ manusia tidaklah datang dari entitas
Untaian Ratna Mutu Manikam” atau global ataupun nasional, ia sumbernya
“Zamrud Khatulistiwa” Kecuali ada pada satuan kultural etnik dan sistem
keindahannya, kesuburan tanah air ini kepercayaan (spiritualisme) universal.
telah mengundang bangsa asing datang dan sistem kepercayaan universal mutlak
dan pergi berebut pengaruh dalam bukanlah penyamaan namun
menguasainya. Karena keindahan dan memberikan apresiasi terhadap
kesuburan itulah pula kiranya yang keberbedaan masing-masing individu
membuat kita sebagai anak bangsanya di dalam menentukan pilihannya.
masa lalu menjadi terlena kemudian
harus terjajah dalam waktu yang cukup Pengamalan pandangan Bhineka
lama. Begitu kenyataan sejarah yang Tunggal Ika sebagai cara memahami
harus kita pelajari. Bahwa mulai hari ini “keragaman dalam kepaduan” dalam
dan ke depan kita berada pada masa kehidupan bernegara dan berbangsa
yang berbeda. Kemerdekaan dalam arti yang dikembangkan kemudian dalam
politik telah kita miliki, kedaulatan format NKRI, sejatinya merupakan
negara dalam kesatuan national dan perekat kebersamaan dan pemelihara
persatuan etnik dan kulturnya masih juga keberbedaan masing-masing satuan
kita genggam. Masa kini dan esok hanya kultur / etnik pendukungnya. Sementara
diri kita yang harus membuatnya sendiri. memasuki tuntutan perkembangan
kehidupan global kini, pandangan
Kesatuan dan persatuan adalah dua filosofis sosial politik yang kita anut
kata yang sejak lama kita anut, jauh dapat menjadi model ideal bagi dunia
hari sebelum proklamasi ketika masih di global itu sendiri. Itu artinya, secara
bawah nama besar Nusantara. Dalam kultural dan politik, negara dan bangsa
aktualitasnya kini sebagai sebuah negara kita mestinya paling siap memasuki
modern bernama Republik Indonesia, tuntutan era tersebut Betapa tidak,
makna kesatuan menjadi entitas politik bahwa keragaman etnik dan kekayaan
kebangsaan; sedang persatuan di budaya nusantara yang mewarnainya
dalamnya merupakan aktualitas merupakan “mozaik” yang tak terkira
kebersamaan dalam keberbedaan yang nilainya. Di atas semua itu, dukungan
menjadi kekayaanya. Makna Bhineka potensi alam, sosial ekonomi tradisional
Tunggal Ika yang telah hidup di masa hingga berbasiskan kemajuan ilmu
keemasan Majapahit adalah pandangan pengetahuan dan teknologi serta jaringan
hidup bernegara dan berbangsa yang informasi yang ada di dalamnya,
telah ada di masa klasik kejayaan ditunjang kondisi pertahanan keamanan
Nusantara, namun tetap aktual dan yang terpelihara dan terkendali oleh
relevan dengan tuntutan kehidupan dunia kewibawaan politik dan sistem
kini yang tengah mengglobal. pemerintahan negara, semuanya

342 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


merupakan sumber-daya abadi bagi
kehidupan segenap anggota masyarakat 2. Pengembangan Disain
dan bangsa dalam wadah Negara Pembelajaran Pengetahuan
Kesatuan Republik Indonesia. Sosial Kelas IV SD/MI

Meski hal itu, baru berdasar a. Analisis Materi Pokok


perhitungan konseptual-ideal pada aspek Kurikulum Kelas Empat
kultural dan politik yang kita miliki, Sekolah Dasar
tidak dari penglihatan terhadap realitas
perkembangan aktual kini. Akan tetapi Berdasar kurikulum (KBK) tahun
konsep ideal sedikitnya tetap punya 2004 dapat dipetakan subtansi materil
peran dalam memberikan kerangka sebagai bahan kajian dan pengembangan
landasan bagi penataan kembali langkah topik dalam format analisis berikut:
maju ke depan. Untuk itu penanaman
kesadaran multy culture melalui program
pendidikan, menjadi langkah strategis
dalam mereaktualisasi dan merevitalisasi
pandangan luhur dan jatidiri bangsa
menghadapi realitas perkembangan
kemajuan dunia kini.

Bahwa dari lingkup negeri kita


sendiri, sebagai bagian dari kampung
global dapat mencitrakan keragaman
dalam kesatuan, keberbedaaan dalam
kebersamaan, sebagai kekayaan dan
berkah dari Zat Maha Pencipta, Tuhan
Yang Maha Kuasa. Berkenaan dengan
itu, sesuai petunjuk kurikulum 2004.
termasuk ke dalam lingkup bahan
pelajaran kelas empat SD/MI dapat
dikembangkan berdasar rumusan sub-
topik sebagai berikut :
1) Keragaman etnik dan kekayaan
budaya Nusantara
2) Potensi alam, sosial dan ekonomi
Indonesia
3) Penerapan lptek dalam produksi,
komunikasi dan transportasi
4) Pasar
5) Hak dan kewajiban warganegara
6) Keragaman sumberdaya alam dan
lingkungan setempat
7) Peninggalan sejarah dan budaya
setempat
8) Membuat peta daerah.

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 343


b. Pengembangan Disain Topik − Gambar senjata khas
Pembelajaran Pengetahuan daerah.
Sosial Kelas Empat SD/MI − Gambar pakaian khas
tradisional daerah.
1) Contoh Pembelajaran: − Peta Indonesia.
Kelas IV / Semester 1
Pengalaman Belajar Siswa :
(1) Kompetensi Dasar: 1. Melalui tayangan film tentang
Kemampuan menghargai keragaman suku bangsa , siswa
keragaman suku bangsa dapat menyebutkan asal daerah
dan budaya di Indonesia. masing-masing berdasarkan
(2) Hasil Belajar: kelahiran
Mendeskripsikan 2. Melalui cerita tentang
keanekaragaman suku keragaman suku bangsa, siswa
bangsa di Indonesia. dapat menyanyikan lagu-lagu
(3) Indikator: daerah
Mengidentifikasi bentuk- 3. Dengan diskusi kelompok,
bentuk keragaman aspek- siswa dapat mendeskripsikan
aspek budaya yang gambaran mengenai budaya
terdapat di Indonesia. dari beberapa suku bangsa di
(4) Topik: Indonesia
Keragaman Etnik dan 4. Melalui diskusi kelas, siswa
Kekayaan Budaya dapat menyebutkan tiga contoh
Nusantara atau sikap untuk menghormati
(5) Sub-topik / Tema: perbedaan suku bangsa dan
Indahnya Kemajemukan budaya
Masyarakat Indonesia.
(6) Bentuk Kegiatan: Pelaksanaan Kegiatan
Menyanyikan lagu-lagu Pembelajaran:
daerah beserta 1. Fase Awal (Pembuka)
peragaannya. Dalam mengawali kegiatan
(7) Alokasi Waktu: pembelajaran, guru bertanya pada
2 x 40 menit. siswa asal daerah / suku masing-
(8) Pendekatan: masing. Misalnya, “Siapa diantara
Multikultur / Pluralisme kalian yang berasal dari daerah
(9) Bahan yang dibutuhkan: Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
− CD atau penayangan Sulawesi, Ambon, Maluku, Nusa
film tentang Tenggara, dsb.!”. Apa yang kalian
keanekaragaman tahu tentang temanmu dari daerah
budaya Indonesia lain ?
berdasarkan latar Guru memberikan kesempatan
geografis. pada siswa untuk melakukan curah
− Kaset lagu-lagu pendapat tentang pengalamannya
daerah. sendiri berkait dengan kebiasaan /
− Gambar rumah adapt. adat dari daerah asal masing-
Gambar alat musik daerah. masing atau sukunya. Agar lebih
344 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
menumbuhkan motivasi siswa
terhadap kecintaan pada budaya
daerah Indonesia, siswa diajak
bernyanyi bersama tentang lagu
daerah masing-masing berdasarkan
pengalamannya, seperti : Soleram
(Riau), Kicir-kicir (Jakarta),
Ampar-ampar Pisang (Kalsel),
Sipatokaan (Sulut), Rasa Sayange
(Maluku), Apuse (Irian Jaya)
Tokecang (Jabar) dll. Kegiatan
dilanjutkan dengan tanya jawab
guru siswa: “Bagaimana cara kamu
memperoleh banyak teman dari
berbagai kelompok orang ? Guru
harus menegaskan terhadap Pada fase ini guru
jawaban siswa bahwa semua suku membimbing siswa untuk aktif
itu adalah satu bangsa yaitu bangsa pada proses identifikasi tempat /
Indonesia. asal daerah.

2. Fase Ekplorasi Kegiatan 2:


Merupakan tahap pengenalan a. Siswa secara berkelompok
konsep yang berhubungan dengan membahas salah satu suku
materi. Pada fase ini, guru bangsa di Indonesia dan
mengawali dengan memaparkan budayanya
lagu tersebut berdasarkan tempat / b. Siswa mendiskusikan beberapa
asal. Coba kalian tebak lagu contoh cara atau sikap untuk
“Rasa Sayange” dari mana ? menghormati perbedaan suku
Tunjukkan dalam petamu daerah bangsa di Indonesia
tersebut. Siswa bergiliran menemu-
tunjukkan melalui peta daerah 3. Fase Pemantapan
tersebut. Guru membimbing siswa Guru membantu siswa agar
pada penemuan disertai penjelasan. menerapkan pengetahuan yang
telah dimilikinya dengan
Kegiatan 1: kehidupan sehari-hari berdasarkan
Guru mempampangkan gambar tempat tinggal. Siswa
tentang masing-masing adat suku mengerjakan tugas menuliskan
bangsa menurut jenisnya, seperti adat kebiasan / tradisi tentang
gambar rumah adat, pakaian adat, berbagai upacara adat di
alat musik daerah. Guru daerahnya masing-masing. Untuk
membagikan LKS dengan memperoleh sumber yang
menugaskan siswa berdiskusi diperlukan siswa dapat
membuat daftar budaya daerah menggunakan bahan bacaan yang
Indonesia. ada di perpustakaan sekolah atau
miliknya sendiri atau atau
melakukan wawancara dengan
orang tua / pemuka masyarakat .

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 345


(9) Pendekatan:
2) Contoh Pembelajaran 2: Ilmu Teknologi Masyarakat
Kelas IV / Semester 2 (STS)
(1) Kompetensi Dasar:
7. Kemampuan Pelaksanaan Kegiatan :
memahami hubungan Bahan yang diperlukan :
kenampak-kan alam, sosial • Surat kabar yang
dan budaya dengan mengangkat berita isu-isu
gejalanya. lingkungan.
(2) Hasil Belajar: • Atlas / peta.
7.2. Mendeskripsikan • Gambar-gambar berkaitan
hubungan kenampakkan dengan permasalah
alam, sosial dab budaya lingkungan.
dengan gejalanya di • Pengamatan lingkungan
kabupaten / kota dan dengan bantuan LKS.
propinsi setempat. • Kertas kosong untuk
(3) Indikator: mencatat.
7.2.2. Mengidentifikasi • Kertas karton.
pola perilaku anggota
• Pensil warna / spidol.
masyarakat yang dapat
• Barang-barang bekas /
mempengaruhi peristiwa
limbah yang dapat
alam di lingkungan
dimanfaatkan.
setempat.
7.2.3. Membuat laporan
Pengalaman Belajar Siswa
perjalanan wisata antar kota
1. Dengan menyimak cerita
/ kecamatan dalam wilayah
guru tentang lingkungan,
kabupaten / kota dan
siswa dapat
propinsi setempat.
mengidentifikasi isu-isu
nyata yang aktual di
(4) Materi Pokok:
masyarakat.
Kenampakan Alam dan
2. Dari tayangan gambar
Lingkungan sosial budaya
macam-macam
setempat.
permasalahan lingkungan,
(5) Topik:
siswa mampu
Lingkungan Alam dan
merumuskan hipotesis
Sosial budaya setempat.
berkenaan dengan
(6) Sub-Topik / Tema:
masalah yang telah
Wisata alam dan Sosial-
dirumuskan.
budaya ke suatu tempat.
3. Melalui pengamatan
(7) Capaian Nilai:
sampah di sekolah, siswa
Menumbuhkan kesadaran
dapat mengidentifikasi
dan kepedulian siswa
jenis sampah organik dan
dalam memelihara
sampah non organic.
lingkungan sekitar.
4. Melalui percobaan
(8) Alokasi Waktu:
penguburan sampah di
2 x 40 menit.
sekitar sekolah, siswa
346 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
dapat membuat
kesimpulan dari jenis-jens
sampah tersebut
berdasarkan lama
penghancurannya.
5. Berdasarkan pengamatan
sungai sekitar, siswa
dapat menuliskan jenis-
jenis sampah yang
ditemukan di sekita
sungai beserta
karakteristiknya.
6. Berdasarkan pengamatan
sampah dan tumpukan
sampah di sekitar sungai,
siswa mampu membuat
gagasan / solusi yang
berkenaan dengan
permasalahan lingkungan.
7. Melalui bermain peran,
siswa mampu membuat
keputusan / kebijakan
strategis yang dapat
mempengaruhi publik
dalam memecahkan
permasalahan lingkungan.

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 347


Lembar Kerja Siswa : b. Kelompokkan sampah-sampah
Kegiatan mengamati sampah di sekolah tersebut berdasarkan jenisnya!
Alat dan Bahan :
1. Sarung tangan karet / kantong
plastic.
2. Lima buah tong sampah , masing-
masing berisi sampah tumbuhan,
plastik, sisa makanan, alumunium,
kaca.

Kegiatan 1:
1. Amatilah sampah-sampah yang
ada di tong sampah!
2. Tuliskan hasil pengmatanmu pada
tabel di bawah ini:
Kegiatan 2:
a. Tuliskan jenis-jenis sampah
Mengubur sampah di sekitar sekolah
yang kamu temukan!

348 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Tujuannya : Untuk mengetahui b. keruh e. berbau
tingkat penurunan c. kecoklatan f. lain-lain
biologis sampah 6. Dari mana sumber sampah yang
1. Kumpulkan 6 jenis sampah yang ada di sungai ?
berbeda! 7. Apakah masyarakat sekitar sungai
2. Timbunlah masing-masing sampah membuang sampah / limbah rumah
tersebut di dalam tanah! tangga ke sungai ?
3. Setelah beberapa hari (satu 8. Saran-saaran apa saja jika kalian
minggu). Bukalah timbunan melihat permasalahan sampah di
sampah tersebut! sungai!
a. Amati, bagaimana keadaan
jenis sampah tersebut, berubah
atau tidak?
b. Sampah jenis apa saja yang
mudah hancur?
c. Sampah jenis apa saja yang
tetap?

Kegiatan 3:
Mengamati tumpukan sampah di sungai
Alat dan Bahan:
1. Alat tulis
2. LKS
Kegiatan:
1. Amatilah sampah-sampah yang
ada di sungai !
2. Lokasi sungai
Jalan ………..
RT / RW: ……………..
Kelurahan::………………
Kecamatan : ………
Kota/ Kabupaten : ………….
3. Tuliskan hasil pengamatanmu,
sampah-sampah apa saja yang
ditemukan di sekitar sungai!
4. Bagaimana keadaan air :
a. mengalir deras
b. air mengalir perlahan
c. perjalanan air tersumbat
d. tergenang
e. kering
f. dll

5. Kualitas air di sungai:


a. jernih d. hitam

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 349


BAB V. PENGEMBANGAN Departemen Pendidikan
KURIKULUM DI SEKOLAH Nasional).
DASAR
3. Bacaan 25, “Pendidikan Seni
1. Bacaan 23, “Mengembangkan Rupa di Sekolah Dasar”.
Kurikulum Sekolah Ke (Sumanto. (2006).
Lingkungan Alam Pengembangan
Sekitar” (Lily Barlia. Kreativitas Seni Rupa
(2006). Mengajar Dengan Anak Sekolah Dasar: Bab
Pendekatan Lingkungan II. Jakarta: Departemen
Alam Sekitar: Bab III. Pendidikan Nasional).
Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional). 4. Bacaan 26, “Pengembangan
Kurikulum Pengetahuan
2. Bacaan 24, “Peluang Sosial SD – Mi Berbasis
Penerapan Pendekatan Kompetensi” (Ichas
STM di Indonesia” Hamid, S. dan Tuti I.
(Muslichach Asy’ari. Ichas. (2006).
(2006). Penerapan Pengembangan
Pendekatan Sains- Pendidikan Nilai Dalam
Teknologi-Masyarakat Pembelajaran
Dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Di
Sains di Sekolah Dasar: Sekolah Dasar: Bab
Bab IV. Jakarta: Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional).

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 335


Bacaan 23 belajar yang lebih bermakna bagi anak
didik, paling tidak program tersebut
BAB III harus dapat memberikan kesempatan
untuk terjadinya kegiatan belajar yang
MENGEMBANGKAN
lebih berarti bagi anak didik.
KURIKULUM Sudah sejak lama, para pendidik mencari
SEKOLAH KE LINGKUNGAN arti, makna dan signifikansi dari proses
ALAM belajar itu sendiri. Sampai saat ini, masih
SEKITAR banyak orang dan juga pendidik yang
belum memahami kalau proses belajar
Kurikulum sekolah meliputi segala itu pada hakekatnya merupakan respon
sesuatu yang mungkin diajarkan kepada terhadap faktor-faktor stimulus yang
siswa sekolah. Untuk mengembangkan khas bagi setiap individu. Andaikan hal
kurikulum, guru, siswa, orang tua murid, tersebut sudah dipahami oleh semua
nara sumber, dan pakar-pakar orang yang berkecimpung di dalam
pendidikan harus dilibatkan agar dunia pendidikan, dan dituangkan ke
mempunyai komitmen yang sama, serta dalam bentuk program pembelajaran
saling menunjang di dalam menentukan yang sesuai dengan karakteristik
dasar-dasar acuan kurikulum sekolah. Di individu anak didik, maka kemungkinan
dalam penentuan dasar-dasar acuan dapat membuka jalan untuk terciptanya
kurikulum sekolah perlu pemikiran yang situasi belajar yang sesuai untuk
komperhensif serta kehati-hatian, dengan pengembangan potensi anak didik.
mempertimbangkan beberapa faktor Sehingga, kegiatan belajar dengan
seperti, kematangan siswa yang akan sendirinya akan bisa dilaksanakan oleh
dilayani oleh kurikulum, keadaan sosial anak didik.
budaya, sikap mental masyarakat, serta Di dalam memilih metoda dan strategi
dasar pengetahuan yang berguna bagi mengajar, guru harus
pengembangan sikap mental masyarakat mempertimbangkan karakteristik
yang melek sains dan teknologi, populasi anak didik, agar sesuai dengan
termasuk tujuan dan proses belajar alami minat dan bakat mereka. Di antara
anak. faktor-faktor yang merupakan karakter
Dasar acuan kurikulum yang dibuat populasi anak, antara lain adalah
dengan mempertimbangkan hal-hal di kemampuan bawaan, talenta,
atas, harus terliput di dalam perencanaan kapabilitas, kemampuan motorik, sikap,
kurikulum sekolah, termasuk nilainilai, keterampilan, serta minat
perencanaan yang dituangkan dalam anak. Kesemuanya itu, merupakan aspek
bentuk kegiatan belajar mengajar yang penting yang harus dipertimbangkan
akan dilaksanakan oleh guru. Guru dalam memilih “lingkungan” belajar
bertanggung jawab di dalam yang sesuai bagi mereka.
memberikan pengalaman belajar bagi Kegiatan belajar di dalam kelas, pada
anak didiknya, yang dapat membimbing dasarnya adalah proses belajar dalam
mereka ke arah perubahan tingkah laku lingkungan yang sempit, dengan segala
sebagai wujud pencapaian tujuan keterbatasannya, terutama yang
pendidikan. Guru mempunyai tugas berkaitan dengan penggunaan media dan
untuk mendesain program yang dapat bahan pembelajaran. Dengan kata lain,
memfasilitasi terbentuknya pengalaman proses pembelajaran yang terbatas hanya

336 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dilakukan di dalam ruangan kelas saja, Dan pengalaman dapat dijadikan sebagai
cenderung mengkebiri keterlibatan pelengkap tujuan yang diekspresikan di
pribadi anak di dalam proses dalam dasar-dasar kurikulum sekolah.
pengembangan potensi metakognitifnya. Lebih jauh lagi, pengalaman yang
Sebenarnya, yang sangat penting untuk diperolehnya tadi dapat memberi
diperhatikan guru di dalam proses kelengkapan pengetahuan siswa tentang
belajar mengajar, adalah bagaimana situasi lingkungan yang banyak
mentransformasikan siswa dari sebagai memberikan arti dalam belajar yang
pengobservasi pasif menjadi partisipan dilakukannya.
aktif di dalam proses pembelajaran. Sekali teknik mengajar pendekatan
Dengan membawa anak didik belajar lingkungan alam sekitar (PLAS) dapat
dari situasi biasa kepada dunia nyata dilaksanakan, maka dengan sendirinya
akan lebih menarik minat, semangat, dan lingkungan alam sekitar sekolah dapat
perhatian mereka, dibanding dengan dijadikan sebagai peluang untuk
hanya mencari akal-akalan ceritera, mengarahkan aktifitas siswa dalam
ceramah atau hal-hal yang sama seperti konten serta proses-proses yang tidak
itu. Padahal, dari sejak usia dini, anak- pernah ada batasnya. Bentuk kegiatan
anak telah dibanjiri dengan stimulus- siswa, dapat bermacam-macam, mulai
stimulus dari dunia nyata. dari eksplorasi terbuka pada suatu
Anak-anak memerlukan bimbingan dan daerah tertentu, sampai pada proses
tuntunan dalam upaya membantu mereka belajar yang diarahkan kapada obyek
memilih arti dan mencocokannya dengan yang lebih bersifat khusus. Hal ini, tidak
kegiatan fungsi sosialnya. Siswa terlepas dari kenyataan, bahwa siswa
memerlukan bantuan dalam pada dasarnya telah dibekali pembawaan
memfokuskan struktur nilai-nilai yang alami untuk selalu ingin tahu dan gemar
konsisten yang diketahuinya, dengan untuk melakukan eksplorasi, seperti
nilai-nilai yang terdapat di dalam mencari jejak di hutan, meneliti kolam,
kurikulum. Di sinilah peran guru sangat sungai dan hal-hal lain yang
penting untuk selalu menciptakan memungkinkan untuk dieksplorasi.
kegiatan pembelajaran yang positif yang
dapat mendorong pengembangan sikap, A. Guru Sebagai Pemimpin Kegiatan
mental, intelektual dan skill yang di lingkungan Alam Sekitar
bermakna bagi kehidupan masyarakat
dan sosial secara umum. Banyak teknik yang digunakan oleh guru
Alam nyata seharusnya dijadikan di dalam proses belajar mengajar sehari-
sebagai alat bantu pelajaran, dan hal ini hari di dalam kelas yang dapat
merupakan salah satu pelajaran tentang diadaptasikan dan cocok untuk
“kehidupan nyata”. Alam nyata itu pada digunakan di dalam kegiatan belajar di
dasarnya berada di lingkungan alam lingkungan alam sekitar. Guru tidak
sekitar, seperti halaman sekolah dan perlu pesimis dengan keterbatasan
tempattempat di sekitarnya, manusia pengetahuan yang dipunyainya, dan
sumber, lingkungan sosial, serta segala sudah merupakan kewajiban guru untuk
bentuk hubungan antara semua hal tadi. terus belajar apabila pengetahuannya
Dalam rangka pemenuhan pengalaman belum cukup.
dari lingkungan alam sekitar sekolah, Guru yang mampu merubah atau
sebaiknya direncanakan sebaik mungkin. mengarahkan pertanyaan-pertanyaan

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 337


anak kembali kepada mereka, dapat gambaran yang lengkap dari aktifitas-
mendorong anak-anak untuk meneliti aktifitas yang ada hubungannya dengan
kembali masalah-masalah yang kurikulum, pada bagian berikut ini, akan
ditanyakannya, mengujinya lebih teliti dirinci beberapa pemikiran pejabaran
lagi, serta mengumpulkan lebih banyak bahan pelajaran untuk kegiatan belajar di
data. Keadaan tersebut, secara tidak lingkungan alam sekitar dalam bentuk
langsung dapat mengembangkan dan konten-konten dan topiktopik yang lebih
meningkatkan kemampuannya untuk spesifik. Sehingga, diharapkan guru
mengobservasi. Dengan kegiatan di mengerti dan memahami caracara
lingkungan alam sekitar, memungkinkan kegiatan belajar di lingkungan alam
bagi seorang guru untuk mengajar sekitar yang memadukan
dengan bermacam-macam cara. Tetapi pemikiranpemikiran dari topik-topik
perlu diingat, bahwa kegiatan belajar yang selama ini telah dikotak-kotakan,
yang dilaksanakan di lingkungan alam ke dalam sistem pelajaran terpadu yang
sekitar sebaiknya tidak sepenuhnya semuanya bisa dilakukan di dalam
disamakan sebagai “kegiatan kegiatan belajar di lingkungan alam
bertamasya ke hutan atau ke kebun sekitar.
binatang”. Fungsi guru dapat
dikembangkan lebih jauh lagi dari hanya 1. Mengembangkan kepekaan Alat-alat
sebagai petunjuk jalan atau pemberi Indera.
tanda jalan seperti dalam kegiatan Meter persegi (M2) field trips. Halaman
menjelajah. Karena di dalam kegiatan sekolah atau tempat-tempat perkemahan
tersebut, bukan semata-mata ditujukan adalah tempat yang paling baik untuk
untuk mendapatkan jawaban yang membawa anak-anak dalam melakukan
“benar”, tetapi yang paling penting kegiatan investigasi meter persegi field
adalah guru merangsang anak didik trip. Anak-anak disuruh untuk
untuk mencoba dan melatih diri di dalam menemukan lokasi yang disenanginya,
proses problem solving berdasarkan biasanya dengan bermacam-macam atau
fakta-fakta yang mereka temukan selama beberapa macam investigasi dengan ciri-
kegiatan. ciri yang unik. Dengan menggunakan
Dengan kata lain, misi utama guru tongkat meteran atau pita meteran, guru
adalah membimbing anak belajar tentang sebaiknya memberi tanda sebuah meter
bagaimana cara belajar (learn how to persegi di atas tanah. Siswa selanjutnya
learn). Maksudnya bahwa guru mungkin diberi jangka waktu tertentu untuk
akan lebih banyak berfungsi sebagai mengivestigasikan atau menemukan
partner siswa dalam belajar, dan tempat tersebut. Mereka diinstruksikan
samasama melakukan proses belajar untuk mencatat segala informasi atau
sebagaimana halnya anak-anak. data yang diperoleh dari tempat tersebut,
misalnya macam-macam tumbuhan yang
B. Aktifitas Belajar Di lingkungan ada (rumput, semak-semak, pohon-
Alam Sekitar pohonan, bungabungaan, dsb.), macam
tanah (tanah pasir, liat, lempung, dsb.),
Di dalam bagian pertama bahasan ini, macam hewan (semut, dan serangga
tidak terlalu banyak membicarakan lainnya), bau yang tercium, warna
tentang aktifitas belajar anak secara obyek-obyek yang diobservasi, jumlah
rinci. Dalam rangka memberikan tumbuhan yang ada, jumlah dan macam

338 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


binatang yang ada, dan macam batuan Guru harus dapat memastikan bahwa
yang ditemukan. setiap anak sudah dipersiapkan untuk
Setelah siswa-siswa melakukan aktivitas melakukan aktifitas, misalnya sepatu, jas
dengan penemuannya, mereka mungkin hujan apabila musim hujan, dan lain-
bisa membuat puisi tentang meter lain. Semua perlengkapan yang
persegi tempat mereka observasinya itu, menunjang kegiatan, harus dipersiapkan
grafik jumlah data yang dikumpulkan, secara matang dan lengkap agar mereka
atau melakukan penelitian sederhana sukses di dalam melakukan kegiatan.
dalam rangka mencari nama tumbuhan Guru merupakan fasilitator di dalam
dan binatang yang ditemukan di dalam kegiatan belajar anak-anak. Siswa adalah
meter persegi itu. pelajar yang siap untuk belajar. Cara
Mereka mungkin menggunakan model belajar yang mengajak anak kepada
skala tempat itu dengan menggunakan suatu proses penemuan sesuatu yang
simbolsimbol baru dan menyenangkan, merupakan
untuk menunjukan penghuni tempat itu. jalan menuju kepada kesuksesan proses
Keterangan tentang simbol-simbol itu belajar mengajar.
bisa mereka siapkan pada bagian bawah
peta yang mereka buat. a. Berburu huruf ABC.
Berburu huruf merupakan perpaduan
2. Peran Guru Di dalam Kegiatan keterampilan mengobservasi yang
Guru diperlukan untuk memperkenalkan difokuskan kepada hal yang sudah tidak
kegiatan dan menjelaskan latar belakang asing lagi bagi anak. Dengan
anak anak mengerjakan kegiatan- keterampilan berbahasa, mengeja, dan
kegiatan itu. Kegiatan-kegiatan yang menggunakan kata-kata, siswa mungkin
dilaksanakan sebaiknya berupa unit-unit bisa bekerja sendiri-sendiri atau
pelajaran, hal itu bisa dihubungkan kelompok untuk kegiatan ini. Mereka
dengan konsep-konsep eksplorasi. Atau disuruh untuk menuliskan huruf-huruf
hal itu, hanya merupakan latihan untuk alphabet pada sehelai kertas. Untuk
mengembangkan kemampuan setiap huruf, mereka disuruh untuk
mengobservasi, pengumpulan data, mencoba menemukan benda-benda dari
saling melengkapi informasi. Guru alam yang berhubungan, dan menulis
diperlukan untuk menentukan perubahan nama objeknya disebelah huruf-huruf
tingkah laku yang diharapkan, dan abjad tadi misalnya:
mendorong minat anak untuk belajar. A. .........Ayam, anjing, anoa, angsa,
Untuk mendorong minat anak dalam B. .........Batu, botol, besi
kegiatan eksplorasi habitat kecil, misal: C. .........Cacing, cecak, camar
guru dapat mengajukan pertanyaan- D. .........Daun, dahan, dll
pertanyaan seperti berikut ini: Ramalkan E. ..........Elang, dan lain-lain
apa yang mungkin akan ditemukan? Apabila anak memasukan benda-benda
Apakah data hasil observasi kamu akan yang bukan bagian dari lingkungan,
sama untuk setiap meter persegi yang misalnya botol, itu diperbolehkan untuk
kamu teliti? Marilah kita lihat berapa digunakan di dalam diskusi berikutnya.
banyak perbedaan data yang dapat Diskusi sebaiknya diarahkan kepada
ditemukan dalam kelompokkelompok masalah tentang “bagaimana kualitas
kita?. keindahan lingkungan dipengaruhi oleh
buangan sampah sisa, seperti : kaleng,

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 339


plastik, dan botol”. Oleh sebab itu, mengetes rabaan dapat dilakukan anak-
meningkatkan kesensitifan terhadap anak dengan cara berjalan dengan mata
lingkungan sebaiknya merupakan isu tertutup. Anak-anak dapat dibagi atas
utama. dua kelompok, setiap anak yang
memakai penutup mata, dibimbing atau
b. Lintas alam dan melatih alat indera, dituntun oleh siswa yang tidak ditutup
Perjalanan lintas alam dalam rangka matanya. Setiap orang dibimbing
melatih kepekaan alat-alat indera bisa kesalah satu obyek atau tempat, untuk
dilakukan dengan beberapa cara yang selanjutnya diberi waktu untuk
berbeda, dan mungkin bisa dilakukan di mengeksplorasinya. Contoh, anak yang
beberapa tempat yang berbeda pula. ditutup matanya dibimbing ke sebatang
Dasar pemikiran dilakukannya kegiatan pohon, dan disuruh membau, meraba,
ini, adalah memfokuskan siswa kepada dan merasakan kulit luar pohon itu.
persepsi sensoris seperti : pendengaran, Selanjutnya, dengan hati-hati dan teliti
penglihatan, perabaan, dan penciuman dia disuruh untuk mencari ciri-ciri
(mencicipi dengan lidah tidak lainnya seperti, besar batang, bentuk
diperkenankan di dalam kegiatan ini). atau macam cabang, bentuk daun, dan
Siswa sebaiknya berdiri atau duduk, dan anak disuruh untuk menerangkan atau
diam di tempat sambil ditutup ke dua mendeskripsikan tentang pohon tersebut
matanya dengan kain atau sapu tangan, sambil melakukan kegiatan
atau bisa juga anakanak disuruh untuk eksplorasinya.
memejamkan matanya. Hal ini dilakukan Kata-kata seperti kasar, halus, beralur,
karena “apabila salah satu indera kasap, tidak rata, mungkin yang paling
dihalangi fungsinya akan menguatkan sering digunakan untuk menerangkan
fungsi dan kepekaan indera lainnya”. tentang kulit pohon. Teruskan
Kegiatan ini akan membantu anak didik kemungkinan kesempatan untuk
untuk bisa menemukan banyaknya mengembangkan perbendaharaan kata,
perbedaan suara yang dapat mereka sambil memberi kesempatan masing-
dengar. Yang perlu diingat oleh guru, masing anak didik untuk
bahwa di dalam kegiatan tadi sebenarnya menginterpretasikan sesuatu yang kita
tidak terlalu penting untuk berikan.
mengidentifikasi masing-masing suara Setiap anak didik harus diberi
tersebut, yang penting anak dapat kesempatan untuk menginvestigasi.
membuat deskripsi umum dari suara- Pendekatan eksploratory dapat
suara itu. Misalnya, suara kicauan digunakan terhadap obyek-obyek lain
burung saja sudah cukup tetapi seperti, batuan, daundaunan, bangunan,
selanjutnya anak-anak mungkin ingin tumbuhan dan hewan.
mencoba untuk menyelidiki burung- Masih banyak hal lain sering kita jumpai
burung apa yang ada di daerah itu yang dapat digunakan khusus untuk
melalui kegiatan lebih lanjut. Ide kunci mengembangkan kepekaan alat indera
dari kegiatan ini adalah anak-anak dapat melalui pembelajaran di lingkungan
mengenali bermacam-macam suara. alam sekitar, yaitu dalam hal kepekaan
Suara mana yang paling kamu senangi? penciuman. Pernahkah kamu mencoba
Suara mana yang paling tidak kamu menggunakan indera pembau (hidung)
senangi? Bagaimana kamu bisa sewaktu melakukan kegiatan lintas
membedakan suara dan bunyi? Untuk alam? Remaslah sehelai

340 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


daun, ambilah sedikit tanah dari bawah keselamatan anak didik. Rencana
daun yang sedikit membusuk, atau kegiatan belajar mengajar dengan
belahlah biji atau buah dan ciumlah pendekatan lingkungan alam sekitar,
baunya. Lebih banyak indera siswa umumnya ditentukan oleh guru.
dilibatkan tatkala melakukan eksplorasi Perencanaan tersebut termasuk alokasi
di dalam kegiatan belajar di lingkungan waktu yang tersedia, tempat yang
alam sekitar, akan lebih luas pula digunakan, serta tujuan kegiatan yang
persepsi yang dapat dikembangkannya. akan di uji keberhasilannya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar
c. Apa sebenarnya yang terjadi pada dengan pendekatan lingkungan alam
masing-masing contoh kegiatan di sekitar dapat diimplementasikan melalui
atas? kegiatan belajar terpadu untuk bidang-
Di dalam kegiatan belajar seperti yang bidang pelajaran, seperti: IPA, Bahasa,
dicontohkan di atas, guru pada Matematika, Seni (musik), Membaca,
hakekatnya berperan sebagai fasilitator Menulis, IPS, Penjaskes, PMP, serta
yang memberikan jalan kepada anak pendidikan Agama, dengan pendekatan
didik untuk belajar. Di sana terlihat, problem solving dalam kegiatan
anak-anak menyadari dan pembelajaran tersebut.
mengembangkan kemampuannya untuk
melakukan observasi. Dengan kata lain, C. Kesempatan Baik Untuk
proses belajar mengajar sebenarnya telah Mengajar Dengan PLAS.
terjadi di dalam kegiatan di lingkungan
alam sekitar tersebut, anak-anak Walaupun untuk kegiatan belajar dengan
berperan aktif di dalam proses pencarian pendekatan lingkungan alam sekitar
informasi, sehingga memungkinkan sudah direncanakan dengan matang,
mereka untuk memperoleh pengalaman kejadian-kejadian unik dan
langsung dari apa-apa yang mereka menyenangkan sering terjadi di luar
pelajari. bagian kegiatan yang telah direncanakan
Hampir semua bidang pengajaran yang untuk hari itu. Misalnya, ketika sedang
ada di dalam kurikulum dapat melakukan eksplorasi ke lingkungan di
sepenuhnya dilaksanakan dengan baik dekat kolam, secara tidak sengaja anak-
melalui pengalaman belajar di anak atau guru melihat sekumpulan
laboratorium lingkungan alam sekitar. benda hitam di air kolam tersebut.
Implementasi kegiatan belajar tersebut, Setelah diobservasi dengan teliti,
bisa dilaksanakan di halaman dan kebun ternyata kumpulan benda hitam itu
sekolah atau tempat lain seperti tempat menyerupai butiran-butiran dengan
rekreasi yang letaknya tidak terlalu jauh berudu atau anak katak di dalamnya.
dari lingkungan sekolah. Dengan Guru dengan bijaksana menyuruh salah
kegiatan-kegiatan tadi, memungkinkan seorang anak untuk memindahkan
anak untuk memperoleh pengalaman sebagian dari telur katak tadi ke dalam
belajar di lingkungan alam sekitar yang toples, supaya semua anak dapat
sesuai dengan kurikulum. Kegiatan- bergantian melihatnya. Tatkala telur-
kegiatan tersebut akan lebih baik kalau telur tersebut mulai menetas, anak-anak
diatur dan diorganisasikan dengan baik. katak (berudu) tersebut akan berusaha
Hal ini, erat kaitannya dengan keluar drai lendir yang mengurungnya
pertimbangan efektivitas, efisiensi, serta

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 341


dan akhirnya terlepas, bebas berenang di lebar sungai tersebut? Ke arah mana air
dalam air. sungai itu mengalir? Berapa kecepatan
Setelah menyaksikan berudu-berudu air sungai itu mengalir?
kecil, anak dapat menyaksikan fenomena Di dalam beberapa menit, anak-anak
alam yang menyenangkan dan menarik akan berhadapan dengan serangkaian
perhatian, waktu menetasnya berudu- masalah baru yang saling berkaitan.
berudu tersebut dari telur katak. Dengan Guru membantu siswa dalam
hati-hati pula, anak disuruh untuk mengembangkan teknik pemecahan
mengembalikan berudu-berudu itu ke masalah yang berkaitan dengan
dalam habitat alamnya dan pertanyaan-pertanyaan tentang sungai
mengobservasi kelakuannya di alam tadi.
bebas, sebelum kembali pada kegiatan Sering pengalaman-pengalaman baru
yang telah direncanakan sebelumnya. timbul dari inkuiri anak-anak atau dari
Drama di tepi kolam tadi merupakan kejadian-kejadian yang tidak
suatu “kesempatan untuk mengajar”. direncanakan sebelumnya, menjadi
Walaupun hal tersebut tidak sesuatu yang tidak terlupakan.
direncanakan, keadaan tadi merupakan Kemunculan secara tiba-tiba hewan-
hari istimewa hewan yang jarang ditemukan, atau
dan sangat mengesankan bagi anak- kejadian-kejadian lain yang asing bagi
anak. Kesempatan untuk mengajar, anak-anak, merupakan hal penting dari
mungkin juga akan terjadi tatkala anak- sekian banyak fenomena sebagai
anak melakukan serangkaian kegiatan “kesempatan untuk belajar bagi anak”.
problem solving, mengembangkan rasa
ingin tahu tentang daerah tempat mereka a. Tema kegiatan yang berkaitan
belajar. Misalnya, banyak anak-anak dengan musim.
yang menggunakan kegiatan di alam Banyak kegiatan belajar yang dapat di
sekitar, untuk memecahkan masalah bawa ke dalam pengembangan kegiatan
matematika. Mereka sudah tidak asing belajar mengajar dengan pendekatan
lagi dengan kata “masalah” yang banyak lingkungan alam sekitar. Kegiatan-
ditemukan di dalam buku-buku kegiatan tersebut dapat dirancang
pelajaran. Tetapi, di dalam kegiatan berdasarkan bidang studi, proses, atau
belajar dengan pendekatan lingkungan topik-topik yang berhubungan dengan
alam sekitar, mereka melakukan kurikulum. Kegiatan belajar di
pemecahan masalah, mereka dapat lingkungan alam sekitar, bisa juga
melihat ruang dan jarak secara nyata. diorganisasikan berdasarkan musim
Kegiatan-kegiata yang direncanakan (hujan dan kemarau). Pendekatan ini
oleh guru, meliputi pengukuran luas dapat digunakan dengan baik untuk
daerah tertentu, mendeterminasi keliling mempelajari perubahan-perubahan di
suatu pohon, mengukur tinggi pohon, alam, dan perhatian anak-anak
belajar menggunakan meteran dan pita difokuskan kepada proses-proses
meteran untuk mengukur besarnya terjadinya perubahan di alam
lingkaran pangkal pohon. Pada saat tersebut.
anak-anak kembali ke tempat pertemuan Kegiatan-kegiatan yang berkaitan
untuk melakukan diskusi, mereka mulai dengan musim.
mengajukan pertanyaan-pertanyaan: Belajar tentang musim dalam setahun :
Saya ingin mengetahui berapa meter

342 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


- Apa yang menyebabkan terjadinya seperti pohon jati. Kurangnya air di
musim? musim kemarau, menyebabkan banyak
- Mengapa burung dan serangga pindah daerah-daerah pertanian yang
pada musim kemarau? kekeringan, tumbuhan mati, tanah
- Bagaimana musim berubah? Dan pertanian (sawah) belah-belah
mengapa terjadi perubahan musim? dan sebagainya. Semua kejadian yang
- Bagaimana binatang mempersiapkan berkaitan dengan musim di atas, dapat
diri untuk menghadapi perubahan musim dijadikan sebagai topik-topik problem
(hujan dan Kemarau)? solving bagi anak-anak. Dengan
Kegiatan yang perlu dilakukan: membuka dan menjadikan hal-hal
- Amati kelompok burung yang terbang tersebut di atas sebagai topik untuk
untuk berpindah tempat! Catat data, dipelajari, dapat membantu anak didik
seperti : tanggal mengerti permasalahan yang sebenarnya
melakukan observasi, dan jumlah seperti penyebabnya.
burung yang terbang untuk pindah Sehingga, diharapkan kesadaran akan
tempat tersebut? terbentuk pada pribadi anak untuk
- Catatlah temperatur udara setiap hari! menghargai alam. Kegiatan semacam
Catatlah suhu terendah dan tertinggi ini, dapat meningkatkan kesadaran anak
setiap hari! untuk melestarikan alam dan mengagumi
- Catatlah waktu matahari terbit dan kebesaran penciptanya.
terbenam!
- Lihat dan telitilah biji-bijian yang b. Tema difokuskan pada karakteristik
kamu temukan, klasifikasikan tempat kegiatan
berdasarkan cara penyebarannya! Banyak pendekatan realistik dengan
- Kumpulkan jenis tumbuhan (terbatas menjadikan alam sekitar sebagai
kepada rumput yang banyak jumlahnya), laboratorium belajar. Salah satunya
kemudian keringkanlah dan tempelkan adalah dengan mempertimbangkan
pada kertas (herbarium), catatlah nama, masalah geologi dan biologi tempat
tempat ditemukan, tanggal pengambilan, kegiatan belajar dilaksanakan. Beberapa
dan nama pengumpul. Selanjutnya contoh dari kegiatan ini disarankan
jadikanlah sebagai hiasan atau dekorasi sebagai berikut:
di kelasmu! 1) Kegiatan yang berkaitan dengan bukit
- Buatlah gambar-gambar daun dengan atau lembah.
menggunakan daun-daun yang telah Apabila keadaan geografis lokal berupa
gugur! perbukitan dan lembah,
- Lihat dan telitilah ulat dalam membuat bermacammacam investigasi dapat
pembungkus pupa! Catatlah perubahan terkait kepada belajar tentang mengapa
warna yang terjadi! keadaan geologi seperti itu ditemukan
Setiap musim yang ada di negara kita atau bisa terjadi. Dalam keadaan seperti
(hujan dan kemarau) mempunyai itu, guru membimbing anak-anak untuk
karakteristik khusus dan kadang-kadang memperoleh pengalaman belajar,
sangat unik. Misalnya, untuk jenis bunga menstimulus mereka untuk mengajukan
tertentu seperti bunga bakung, bunga pertanyaan tentang apa-apa yang
keluar tatkala musim hujan telah dekat. merupakan ciri khas dari lingkungan
Musim kemarau banyak ditandai dengan tersebut. Hal itu akan sangat penting
bergugurannya daun pohon tertentu untuk mengetahui beberapa hal yang erat

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 343


kaitannya dengan sejarah geologi tempat - Cari dan perhatikanlah tanda-tanda
kegiatan investigasi dilaksanakan. atau ciri-ciri lain yang menunjukkan
Dapatkah kamu mencari jawabannya! adanya kehidupan binatang, misal: bulu,
- Apa yang dimaksud dengan lapisan kotoran, rambut, tulang dan atau suara-
tanah atas? Berapa lama kira-kira waktu suara binatang!
yang diperlukan untuk proses - Apa yang dilakukan binatang di tempat
terbentuknya lapisan tanah atas? itu dalam mencari makanannya? Carilah
- Apa yang dimaksud dengan lapisan cangkang buah/biji bekas makanan
tanah bawah? Dari bahan apa lapisan hewan dan carilah bekas galian tanah
tanah tersebut tersusun? yang dilakukan oleh binatang dalam
- Apa yang menyebabkan terjadinya mencari makanan!
erosi? - Buatlah daftar hewan beserta macam
- Jelaskan bagaimana manusia makanannya.
tergantung kepada lapisan tanah atas?
- Berapa banyak lapisan tanah atas Dapatkah kamu menemukan!
hilang karena erosi dan oleh perbuatan - Hewan mamalia apa yang paling
manusia? banyak hidup di sekitar daerah itu?
2) Kegiatan yang berkaitan dengan - Pada daerah-daerah mana binatang itu
kehidupan hewan. hidup? Cara apa yang dilakukan untuk
Di dalam ekosistem banyak ditemukan mendapatkan makanannya? Bagaimana
macam-macam hewan yang dapat perubahan kehidupannya sepanjang
diobservasi langsung atau tidak langsung tahun?
(melalui tanda-tanda yang ada seperti - Bagaimana caranya agar hewan-hewan
sarang atau rumahnya). Perhatian ! di daerah itu tetap keberadaannya?
jangan sampai mengganggu kehidupan - Apakah ada hukum atau peraturan-
alami dari hewan-hewan yang ada, peraturan pemerintah untuk melindungi
menghargai kehidupan makhluk hiudp hewan-hewan tersebut?
yang ada di dalam lingkungan (tempat) - Di dalam hal apa hewan-hewan yang
belajar dan sekitarnya merupakan kunci ada di daerah itu menguntungkan bagi
utama yang harus ditanamkan di dalam manusia?
mengunjungi tempat-tempat di alam - Apakah diantara hewan-hewan di
sekitar. tempat itu ada yang termasuk daftar
spesies
yang dilindungi?

Kegiatan yang perlu dikerjakan : 3) Kegiatan yang berkaitan dengan


- Carilah macam-macam jejak atau astronomi
bekas telapak kaki binatang, gambarlah Kegiatan ini merupakan kegiatan
bekas jejak atau telapak binatang itu dan menarik sehubungan dengan bintang dan
cobalah untuk mengidentifikasi macam planet. Anak-anak akan belajar dengan
atau nama binatang yang meninggalkan senang, karena dapat mengobservasi
jejak tersebut! langit yang cerah di malam hari, pada
- Carilah sarang atau rumah binatang waktu-waktu tertentu sepanjang tahun.
seperti tikus, musang, tupai, burung dan Kegiatan yang perlu dikerjakan:
sebagainya! - Buatlah peta bintang supaya kamu bisa
mengenal bintang-bintang di langit!

344 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


- Bacalah sejarah tentang penemuan rasi Dapatkah kamu menemukan:
bintang! - Bagaimana batuan dan mineral bisa
- Buatlah gambar fase-fase bulan yang kamu cari hubungannya?
terjadi dalam satu bulan! - Bagaimana batuan bisa berubah dari
Dapatkah kamu menemukan: bentuk yang satu ke bentuk yang
- Bagaimana astronomi dapat dibedakan lainnya?
dari astrologi? - Bagaimana fosil bisa terbentuk? Pada
- Konstelasi bintang apa yang akan kamu batuan apa fosil bisa kamu temukan?
lihat dari tempat kamu melakukan
kegiatan? 5) Kegiatan yang berkaitan dengan
- Akankah bulan terlihat atau muncul kehidupan burung.
selama kamu berada ditempat itu? Burung merupakan binatang yang
Fasefase bulan apa yang akan kamu menarik perhatian anak-anak usia
lihat? sekolah dasar. Hal ini disebabkan burung
- Apakah bintang berekor muncul pada sangat indah untuk dipandang dan
tahun ini? Bagaimana kamu bisa menarik untuk diobservasi, seperti
membedakan planet Venus dengan halnya anak-anak lakukan di dalam
bintang? kehidupan sehari-hari. Sekelompok
4) Kegiatan yang berkaitan degan burung yang terbang untuk berpindah
batuan fosil. tempat dapat digunakan sebagai acuan
Batuan yang berbeda dari sifat-sifat untuk begitu banyak pertanyaan yang
batuan pada umumnya seperti dalam hal berhubungan dengan “mengapa” hewan
warna, bentuk maupun kekerasannya mempunyai kelakuan seperti itu.
akan banyak ditemukan. Hal itu semua Kegiatan yang perlu dikerjakan:
akan menarik minat anak-anak untuk - Lakukanlah perjalan di sekitar halaman
mempelajarinya. Berburu fosil sekolah untuk mengobservasi
memberikan kesempatan kepada anak- macammacam burung yang ada di
anak untuk membuka misteri tentang tempat itu !
sejarah masa silam. - Buatlah tempat pemberian makanan
Kegiatan yang perlu dikerjakan: bagi burung di dekat ruang kelas dan
- Carilah batuan yang mempunyai sifat- catatlah ciri-ciri dan sifat-sifat burung-
sifat berbeda dari batuan-batuan pada burung yang makan kesana!
umumnya! - Carilah gambar burung yang biasa ada
- Gunakanlah kaca pembesar untuk di tempat itu dan carilah informasi
melihat struktur kristal yang ada di tentang burung itu. Misalnya, apa yang
dalam batuan tersebut! mereka makan, dimana mereka hidup,
- Cobalah untuk mendeterminasi nama apa maksud burung itu berpindah
umum dari batuan-batuan yang kamu tempat. Bagaimana cara kehidupan
temukan! dengan sarang yang mereka buat!
- Kelompokanlah batuan yang kamu - Telitilah sarang burung yang telah
temukan menjadi batuan beku, endapan, jatuh atau sarang yang sudah tidak
dan metamorf berdasarkan kepada ciri- digunakan
ciri yang dapat dilihat! lagi untuk melihat bagaimana dan dari
- Ujilah batuan endapan dari lapisan bahan apa sarang itu dibuat?
tanah yang kelihatan untuk mencari Dapatkah kamu menemukan :
fosil.

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 345


- Mengapa beberapa jenis burung keseimbangan fungsi dari setiap bagian
seperti: bangau, pipit, gelatik berpindah ekosistem bagi kelangsungan dan
tempat pada musim tertentu? kelestarian alam beserta penghuninya.
- Bagaimana pertambahan jumlah Kegiatan yang perlu dikerjakan :
burung dan perkembangannya? - Lakukan field trip, dan lakukanlah
- Burung jenis apa yang ada di daerah observasi langsung tentang bagaimana
kamu yang termasuk daftar hewan yang sampah diolah dan ditanggulangi?
dalam bahaya kepunahan? Mengapa? Bagaimana proses air dibersihkan dan
- Konservasi apa yang dapat dilakukan bagaimana sampah-sampah dibuang?
untuk membantu supaya populasi burung Kunjungi tempat-tempat suaka atau
tetap lestari? konservasi yang dekat dengan
lingkungan sekolah, seperti: kebun
6) Kegiatan yang berkaitan dengan binatang, pulau burung, atau hutan
kualitas lingkungan. lindung.
Anak-anak usia muda sangat baik diajak - Carilah tempat atau daerah pemukiman
untuk memahami faktor-faktor yang yang bising seperti dekat jalan tol atau
mempengaruhi penurunan kualitas jalan raya yang ramai (polusi suara),
lingkungan hidup. Karena mereka kalau memungkinkan ambilah foto-
merupakan generasi masa depan yang fotonya.
akan mewarisi lingkungan hidup
selanjutnya. Kita semuanya menyadari Cobalah untuk mencatat penyebab-
kualitas lingkungan dari hari ke hari, penyebabnya, meramalkan kemungkinan
dari generasi ke generasi bukannya akibatnya terhadap kehidupan penduduk
semakin baik tetapi malah sebaliknya. dan makhluk hidup yang ada di
Menyadarkan masyarakat yang sudah sekitarnya, serta fikirkanlah
terlanjur kurang memahami arti kualitas kemungkinan lain cara pemecahan
lingkungan untuk kelestarian umat masalah untuk hal tersebut.
manusia, sulit untuk dilakukan. - Buatlah artikel atau karangan singkat
Penanaman pemahaman dan kesadaran yang berisikan pemikiran-pemikiran atau
tentang pentingnya menjaga kelestarian saran-saran untuk mengembangkan
kualitas lingkungan sangat baik apabila kualitas lingkungan hidup suatu daerah
mulai diterapkan melalui pendidikan (sekitar tempat tinggal kita).
pada anak-anak usia dini. Sehingga, - Pelajarilah peta perkotaan, kampung
diharapkan generasi baru yang terbentuk atau daerah-daerah pemukiman di sekitar
akan lebih mempunyai rasa tanggung lingkungan sekolah, meliputi jalan-jalan
jawab terhadap dirinya, lingkungan yang ada, letak rumah yang satu dengan
hidupnya, juga generasi-generasi yang lainnya, tempat rekreasi, tempat
berikutnya setelah generasi dirinya. perbelanjaan (pasar) dan sebagainya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, - Kumpulkanlah sampah-sampah yang
diharapkan anak-anak akan lebih berupa kaleng, botol, kertas, dan plastic
responsif dan sensitif terhadap bekas yang ada di sekitar sekolah atau
pentingnya menjaga kualitas lingkungan daerah yang dikunjungi untuk dibuang
hidup. Untuk memenuhi niat baik di ketempat-tempat pembuangan sampah
atas, kegiatan belajar anak perlu yang telah disediakan atau untuk
difokuskan ke dalam perubahan tingkah pengolahan kembali.
laku yang memahami pentingnya

346 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


- Kumpulkan dana semampunya dan 7) Kegiatan yang berkaitan dengan air.
gunakanlah untuk menunjang proyek Air adalah zat yang setiap makhluk
konservasi atau program belajar dengan hidup bergantung kepadanya. Sungai
menggunakan lingkungan alam sekitar digunakan untuk transportasi dan
sebagai sumber belajar. rekreasi juga tempat pembuangan
- Buatlah buku kumpulan artikel-artikel sampah. Kualitas air dipengaruhi oleh
dan gambar-gambar yang diperoleh banyak hal yang menunjang kebutuhan
anak-anak di kelas itu yang berhubungan manusia, seperti : industri, pertanian,
dengan masalah-masalah lingkungan pembangkit tenaga listrik, dan sampah.
hidup. Banyaknya curah hujan menentukan
macam pertanian dan cara hidup yang
Dapatkah kamu menemukannya: ada di tempat itu.
- Dalam hal apanya, danau, sungai, Kegiatan yang perlu dikerjakan:
kolam, dan laut yang ada di daerahmu - Kunjungi sumber-sumber mata air dan
terkena pencemaran (polusi)? penampungan air lainnya yang
- Apa yang menjadi masalah utama merupakan sumber untuk pemenuhan
terjadinya pencemaran di kota-kota kebutuhan air bagi masyarakat.
besar? - Pelajari aliran air (sungai), tentukan
- Bagaimana peraturan pemerintah kecepatan air tersebut mengalir, suhu
tentang berburu dan mengambil ikan di dan pH (keasaman) air yang ada di
laut sehubungan dengan upaya menjaga tempat itu, juga pelajari binatang-
kelestarian alam? binatang pada macam-macam tempat
- Berapa persen dari tanah-tanah yang aliran sungai?
ada di daerahmu yang digunakan untuk - Kembangkan ilustrasi yang
jalan tol, jalan raya dan tempat parkir? menggambarkan pentingnya siklus air
- Bandingkan tingkat kebisingan, mutu bagi masyarakat yang ada di daerah
udara (kesegaran udara) antara tersebut.
lingkungan tempat tinggal dengan
lingkungan industri dan lingkungan Dapatkah kamu menentukan :
perdagangan? - Bagaimana air terkena polusi
- Hitung kira-kira jumlah sampah yang (pencemaran)?
dihasilkan oleh setiap rumah di - Bagaimana cara mengetahui kalau air
daerahmu dan hitung jumlah sampah itu aman untuk diminum?
yang dihasilkan dari seluruh lingkungan - Dimana masyarakat di kampungmu
(Rt/Rw Kampung) di daerah sekitar membuang sampah atau limbah?
tempat tinggalmu perhari! Bagaimana - Apakah pabrik-pabrik yang ada di
penanggulangannya? daerahmu membuang limbah ke sungai?
- Apa yang menyebabkan asap, dari - Bagaimana cara masyarakat di daerah
mana asap itu dihasilkan dan berapa hari itu menggunakan sungai sebagai tempat
pertahun daerahmu tidak bisa melihat rekreasi, mandi, sumber air minum dan
matahari dengan baik karena asap? kegiatan kehidupan lainnya?
- Bagaimana pencemaran udara bisa - Apakah masyarakat daerah tersebut
berpengaruh kepada umat manusia? menggunakan sungai sebagai tempat
- Apa yang mengontrol mutu udara di rekreasi?
tempatmu? - Berapa banyak curah hujan terjadi di
daerahmu? Bagaimana curah hujan

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 347


berpengaruh terhadap usaha, industri,
dan cara hidup masyarakat di D. KBM dengan PLAS yang Sesuai
daerahmu? Dengan Kurikulum Sekolah
Banyak pengalaman belajar siswa yang
8) Kegiatan yang berhubungan dengan dapat diperoleh dari kegiatan di
tanah lingkungan alam sekitar yang secara
Tanah merupakan bagian yang sangat langsung berkaitan dengan kurikulum
penting untuk kehidupan manusia. sekolah. Tidak disangkal lagi, sampai
Peningkatan produksi makanan hasil saat ini banyak guru-guru yang
pertanian, baik untuk memenuhi menganggap bahwa kurikulum bidang
keperluan kita sendiri maupun untuk pengajaran sekolah dasar, pencapaiannya
diekspor ke negara-negara lain, hanya dapat dilakukan dengan kegiatan
merupakan pertimbangan utama belajar di dalam kelas, kalau keadaan itu
pemerintah untuk tetap melestarikan yang terjadi, maka hanya imajinasi atau
kualitas tanah. Kualitas tanah sangat pemikiran dangkal kita sebagai guru.
dipengaruhi oleh kekuatan erosi dan Contoh-contoh berikut ini, adalah
usaha manusia agar produktifitasnya kegiatan-kegiatan yang dapat dibuktikan
tetap terjaga dengan baik. keberhasilannya dalam rangka
Kegiatan yang perlu dikerjakan : memberikan pengalaman belajar kepada
- Kunjungi daerah atau bukit yang anak-anak
terpotong oleh pembuatan jalan, atau Bidangbidang pelajaran utama yang ada
tebing sungai, amati profil tanah yang dalam kurikulum sekolah dasar, proses
terlihat di sana dan buatlah gambar belajarnya dapat dilakukan oleh masing-
(sketsa) dari lapisan tanah itu. masing individu anak sendiri, sehingga
- Kunjungi tepi sungai atau pantai dan contoh-contoh yang spesifik dapat
catatlah bagaimana air mengikis tanah mereka catat sendiri. Dengan kata lain,
yang ada di tepi sungai atau tepi pantai, aktivitas belajar yang berinteraksi
catatlah kecepatan pengikisan tanah langsung dengan objek, keterampilan,
tersebut (guru harus hati-hati di dalam proses-proses pengerjaan, dan
menentukan lokasi serta membimbing penemuannya sering menjadi satu,
dengan ketat, agar terhindar dari hal-hal tatkala suatu kegiatan dilaksanakan.
yang tidak diinginkan).
- Kembangkan rencana yang bertujuan 1. Kegiatan di lingkungan alam sekitar
untuk mencegah terjadinya erosi oleh air yang berkaitan dengan kurikulum
dan angin. sekolah.
a. Matematika
Dapatkah kamu menemukannya? Tujuan umm :
- Bahan-bahan macam apa yang menjadi 1) Menggunakan alat-alat standar
penyusun utama tiap lapisan tanah? pengukuran, seperti kompas, meteran,
- Terdiri dari apa saja bahan penyusun termometer, barometer dan skala
lapisan tanah atas? (timbangan).
- Berapa banyak lapisan tanah yang 2) Menghitung jarak, waktu, jumlah, dan
hilang oleh erosi di negara kita setiap ruang (isi).
tahunnya? 3) Menerapkan keterampilan matematika
- Bagaimana kemampuan menyimpan air secara langsung dalam kehidupan di
pada kerikil, tanah liat dan pasir? lingkungan alam sekitar.

348 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kegiatannya : 4) Identifikasi dan berilah nama untuk
1) Potong salah satu akar gantung sesuatu yang belum ketahui namanya
pohon, ukurlah garis tengahnya, dan 5) Tulislah puisi, lagu dan ceritera
buatlah perkiraan umurnya! tentang daerah yang sedang kalian
2) Ukur : kunjungi!
- Luas permukaan kaki kamu 6) Carilah tumbuhan dan hewan dan
- Lingkaran dan garis tengah kayu buatlah ceritera tentang hewan dan
- Luas permukaan tanah lapang yang ada tumbuhan tersebut!
di sekitarnya untukmembuat peta 7) Buatlah ceritera hayalanmu, dan
- Luas permukaan tanah yang digunakan utarakan ceritera tersebut pada kegiatan
untuk membangun tenda api unggun.
- Jarak perjalanan lintasan dengan
berdasarkan banyaknya langkah c. IPS
Tujuan Umum :
3) Taksir : 1) Mendemonstrasikan minat, dan
- Tinggi pohon atau bukit mengerti tentang sejarah yang ada di
- Umur pohon berdasarkan banyaknya daerah.
lingkaran tahunan 2) Memperlihatkan pemahaman
- Jam berapa saat itu (dilakukan dengan prosedur demokrasi dan kegiatan kerja
melihat kecondongan matahari) tanpa sama dalam kelompok Menerangkan
terlebih dahulu melihat jam tangan. hubungan antara umat manusia dan
- Jarak lintasan perjalanan lingkungan alamnya
- Lebar sungai 4) Mendemonstrasikan pengertian
4) Rata-ratakan : perlunya bermasyarakat pada manusia
- Suhu udara (melihat termometer) 5) Menguraikan fungsi pemerintah
- Tekanan udara (melihat barometer) daerah
5) Rencanakan jumlah biaya yang Kegiatannya :
diperlukan untuk kegiatan kelompok 1) Carilah bangunan-bangunan
selama kegiatan belajar di lingkungan bersejarah di sekitar tempat tinggalmu
alam sekitar dilaksanakan. 2) Buatlah artikel tentang sejarah
6) Rincilah jumlah biaya yang bangunan bersejarah itu
diperlukan tiap siswa untuk kegiatan 3) Carilah perkampungan yang dekat
belajar di lingkungan alam sekitar. dengan tempat kalian melakukan
b. Bahasa dan Sastra kegiatan di lingkungan alam sekitar dan
Tujuan Umum : telitilah cara hidup masyarakatnya, serta
1) Menulis dengan jelas dan hubungannya dengan masyarakat
ucapkan/bacakan dengan benar lainnya.
2) Mengekspresikan sendiri dalam 4) Buatlah alat-alat keperluan dapur
bentuk lisan dan tulisan dengan menggunakan bahan-bahan yang
3) Membaca dan mengartikannya ditemukan di tempat itu (tidak merusak
dengan benar lingkungan yang ada)
Kegiatannya : 5) Buatlah peta daerah yang kalian
1) Tulislah surat untuk ibu dan bapak di kunjungi
rumah 6) Apabila ada acara keagamaan
2) Buatlah catatan kegiatan di lapangan ikutilah, dan kalian aktif di dalamnya
3) Buatlah program harian

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 349


7) Kunjungilah daerah-daerah pertanian 3) Buatlah cetakan telapak kaki hewan
dan carilah bagaimana pertanian yang ada di daerah itu dengan
berpengaruh terhadap daerah tersebut. menggunakan bubur kertas atau yang
8) Kunjungilah kantor-kantor lainnya.
pemerintahan daerah (desa, kecamatan) 4) Gunakanlah kaca pembesar atau
pelajarilah struktur program yang ada di mikroskop untuk mempelajari
dalamnya dan pelajarilah fungsi dari bagianbagian tumbuhan, binatang atau
masing-masing lembaga. tumbuhan kecil yang ada di dalam air.
9) Apabila memungkinkan ambilah foto 5) Perhatikanlah di bawah mikroskop
daerah atau perkampungan yang dekat bagaimana bentuk spora dan gambarlah!
dengan daerah kegiatanmu. Carilah 6) Kembangkanlah permainan “Berburu
obyek-obyek yang kalian anggap indah Scavenger”, dan cobalah permainan itu!
dan carilah daerah-daerah atau tempat- 7) Buatlah tempat pakan burung
tempat yang salah guna dan berpengaruh 8) Observasilah habitat hewan, dan
kepada lingkungan sekitarnya. buatlah catatan tentang hal itu!
10) Kembangkan peta kehidupan 9) Carilah sarang burung, dan pelajarilah
masyarakat dan pemetaan tanah di bagaimana sarang itu dibuat!
daerah atau kampung tersebut secara 10) Di dalam perjalanan lintas alam,
rinci meliputi daerah kosong, tempat carilah rumah binatang!
untuk santai di waktu senggang dan lain- 11) Buatlah terrarium dan aquarium!
lain. 12) Belajarlah untuk mengenali suara-
suara burung yang hidup di daerah
d. IPA (Sains) tersebut, juga suara-suara binatang
Tujuan Umum : lainnya yang hidup di lokasi tersebut.
1) Mengenal beberapa macam tumbuhan 13) Gunakanlah tumbuhan dan pohon-
dan hewan yang umumnya ada di daerah pohon bekas (sisa) yang dibuat hewan
tertentu. untuk dijadikan alat alat masak, pluit,
2) Menjelaskan bagaimana hewan dan seruling, bandung pancing serta hiasan-
tumbuhan saling ketergantungan satu hiasan lainnya.
sama lain. 14) Dengarlah suara-suara binatang yang
3) Menerangkan macam-macam cara terdengar di malam hari (kalau ada
penyebaran biji kegiatan kemping)
4) Menjelaskan penggunaan tumbuhan 15) Buatlah diagram rantai makanan dan
baik oleh masyarakat dahulu kala jaring-jaring makanan untuk macam-
maupun oleh masyarakat sekarang. macam hewan yang ditemukan di tempat
5) Mengenal arti kebutuhan praktek itu.
konservasi tumbuhan dan hewan 16) Pelajarilah daerah tersebut untuk
Kegiatannya : masing-masing musim (hujan dan
1) Gunakanlah pendekatan tabel kunci kemarau), catatlah segala perubahan
untuk mengidentifikasi tumbuhan dan yang terjadi
hewan yang ada di tempat itu, khususnya 17) Tanamlah kembali biji-bijian yang
bunga-bungaan dan pohon-pohonan. kamu temukan di tempat-tempat yang
2) Kumpulkan macam-macam daun- masih kosong di halaman sekolahmu
daunan selanjutnya dipres di dalam atau di tempat lain seperti pinggir jalan
lembaran buku. dsb.

350 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


e . Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa 4) Kunjungilah tempat yang berkapur
(IPBA) dan carilah fosil
Tujuan Umum : 5) Berjalanlah ke daerah yang
1) Membuat daftar ciri-ciri umum dari berlembab, lihatlah batuan-batuan yang
batuan yang ditemukan di daerah ada pada tebing lembah itu, macam
tertentu, kamu dapat menerangkan tanah dan efek dari erosi terhadap daerah
batuan dalam hal komponenkomponen di sekitar itu.
mineralnya. 6) Observasilah ke suatu tempat tertentu
2) Menerangkan sejarah tentang batuan, sebelum dan sesudah turun hujan.
dan penyebarannya serta proses Cobalah berjalan di waktu hujan (dengan
terbentuknya tanah memakai jas hujan).
3) Menerangkan sebab dan akibat 7) Kunjungilah tempat pertanian
terjadinya erosi oleh angin dan air, serta (kebun/sawah), observasilah konservasi
saran cara-cara untuk menanggulangi yang dilakukan di tempat-tempat
atau mencegahnya. tersebut.
4) Mengenal konstelasi-konstelasi 8) Observasilah konstelasi utama di
bintang utama langit pada malam hari, buatlah peta
5) Membuat contoh lintasan planet, bintang.
bintang, komet dan bulan 9) Amatilah bulan (kalau ada
6) Menjelaskan alat-alat yang digunakan gunakanlah teropong)
untuk mendapatkan informasi tentang 10) Buatlah gambar atau chart yang
cuaca memperlihatkan posisi matahari dengan
7) Mendemonstrasikan cara membawa planet-planet yang mengelilinginya,
dan menggunakan termometer, selanjutnya lihat dan carilah planet pada
barometer, penunjuk arah angin, dan malam hari.
pengukur curah hujan. 11) Amatilah dan buatlah sketsa atau
8) Menerangkan kondisi cuaca dan gambar awan
meramalkan cuaca yang akan datang. 12) Buatlah tempat khusus untuk
mengamati cuaca. Buatlah alat-alat
Kegiatannya: sederhana untuk mengukur cuaca.
1) Kumpulkan batuan yang umum 13) Gunakanlah alat-alat pengukur cuaca
ditemukan di daerah tersebut dan ujilah untuk mencatat suhu udara, tekanan
dalam hal warna, kekasaran, bentuk dan udara, banyak curah hujan, arah angin
lain-lain!. Observasi ciricirinya dan dan pengukur kecepatan angin.
komponen-komponennya! Gunakan 14) Buatlah peta yang menunjukkan
buku petunjuk untuk kondisi cuaca saat itu, buatlah peta yang
mengidentifikasinya! memperlihatkan ramalan cuaca.
2) Ambil contoh tanah dari beberapa
tempat yang berbeda dan analisa tanah- f. Olah Raga, kesehatan dan rekreasi
tanah itu dalam hal komposis Tujuan Umum :
(prosentase kerikil, pasir dan tanah 1) Mempraktekkan kebiasaan hidup
liatnya). sehat
3) Teslah keasaman dan nutrien seperti : 2) Menguraikan hubungan antara
nitrogen, pospor, dan potasium yang ada kesehatan yang baik dengan kesenangan
pada tanah. hidup

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 351


3) Merencanakan program penggunaan gunakanlah musik dari tape recorder
waktu untuk santai dan rekreasi (kalau ada).
4) Merencanakan menu makanan untuk 8) Lakukanlah kegiatan-kegiatan seperti
satu minggu yang meliputi makanan- :
makanan dari empat jenis makanan yang - Menanam bunga-bungaan
dibutuhkan tubuh (karbohidrat, protein, - Menanam pohon-pohonan
lemak dan vitamin).
5) Merencanakan olah raga harian g. Seni, Musik dan Keterampilan.
6) Menguraikan cara untuk menjaga Tujuan Umum :
kesehatan dan keselamatan kegiatan di 1) Mendemonstrasikan penggunaan
alam sekitar bahan-bahan yang diperoleh dari alam
7) Menyatukan antara kesehatan dan di dalam pembuatan kreasi seni dan
olah raga dengan bidang pengajaran keterampilan.
lainnya. 2) Mendemonstrasikan cara-cara
penggunaan macam-macam alat dengan
Kegiatannya : aman.
1) Buatlah bagan yang memperlihatkan 3) Menguraikan pentingnya musik dan
4 kelompok makanan yang diperlukan seni untuk kehidupan seharihari.
oleh tubuh. 4) Menerangkan hubungan antara seni
2) Carilah gejala-gejala kekurangan dan musik dengan macam-macam
vitamin serta penyakit yang kebudayaan.
disebabkannya. 5) Memimpin menyanyikan lagu untuk
3) Buatlah bagan susunan gigi dan teman-temannya.
lakukanlah tanya jawab dengan dokter 6) Mendemonstrasikan melalui kegiatan-
gigi untuk mendapatkan informasi kegiatan yang difokuskan kepada proses
tentang pengaruh gula-gula terhadap pemahaman ritme.
kesehatan gigi.
4) Ajaklah anak-anak untuk berdiskusi Kegiatannya :
tentang cara berpakaian yang cocok 1) Investigasi pemukiman masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari yang yang terdekat.
menunjang kesehatan. 2) Kunjungi ladang, kebun atau sawah di
5) Ajaklah anak-anak berdiskusi tentang daerah kamu.
tatacara menyeberang jalan raya dan 3) Gunakan bahan-bahan yang diperoleh
berjalan yang aman di tepi jalan raya. dari alam untuk membuat alat
6) Praktekkan cara menjaga keselamatan pertukangan, seperti palu dan
dan kesehatan selama mengadakan sebagainya.
kegiatan di lingkungan alam sekitar, 4) Buat peta dan model dari tanah untuk
seperti : daerah tersebut.
- Mendaki gunung atau bukit 5) Pentaskan drama sederhana tentang
- Cara membawa palu, gergaji dan alat- kejadian-kejadian sejarah di tempat itu.
alat lain untuk kegiatan geologi 6) Kunjungi orang yang sedang bekerja
- Mematikan api bekas api unggun atau di ladang atau sawah, lihat cara mereka
memasak di daerah tempat kegiatan bekerja mengolah tanah.
belajar di lingkungan alam sekitar. 7) Telitilah struktur pemerintah di
7) Lakukan kegiatan joget-joget sebagai daerah kamu, catat tanggung jawab
suatu kesenangan dan olah raga, masing-masing bidang atau seksi.

352 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


8) Kalau memungkinkan ambilah foto temanmu nyanyian/lagu yang dibuat
dari daerah-daerah yang mempunyai tadi.
nilai keindahan dan fotolah daerah- 19) Buat permainan dengan
daerah yang salah guna yang sangat menggunakan nyanyian seperti lagu “Di
besar pengaruhnya terhadap lingkungan sini senang di sana senang”, dan
sekitarnya. sebagainya, bernyanyilah sambil
9) Kembangkan peta lingkungan daerah berkeliling.
tersebut yang memperlihatkan 20) Pelajarilah dan dengarkan nyanyian-
penggunaan tanah, meliputi tempat nyanyian daerah.
kosong dan tempat yang dijadikan
perumahan, pertanian, kebun, perikanan E. Rangkuman
dan daerah atau tempat untuk berekreasi. Kreatifitas guru akan dapat membuka
10) Buat sketsa atau bagan macam- dunia baru yang diperoleh dari hasil
macam ciri khas permukaan tanah di kegiatan pengalaman belajar anak-anak.
daerah tersebut. Gambarkan ciri khas Kegiatan belajar mengajar dengan
yang paling disenangi di daerah tempat menggunakan lingkungan alam sekitar
perkemahan. sebagai obyek pelajaran, atau dengan
11) Amati macam suara yang terdengar hanya melangkahkan kaki satu atau dua
dan datang dari kejauhan. langkah saja dari pintu ke luar kelas,
12) Kumpulkan benda-benda yang ada memungkinkan anak-anak untuk
di daerah tersebut (jangan mempelajari sesuatu yang nyata melalui
mengumpulkan makhluk hidup) dan buat pengalaman langsung oleh dirinya
mainan-mainan dari bendabenda itu sendiri. Dengan kegiatan belajar di
yang disenangi. lingkungan alam sekitar, akan
13) Buat suatu permainan yang nantinya memberikan kesempatan kepada anak
bisa digunakan bersama teman didik kita untuk menuju kepada proses
sekelasmu, dan buatlah tempat pakan pendidikan yang lebih realistik. Selain
burung. itu kegiatan belajar di lingkungan alam
14) Buat alat sederhana yang kamu sekitar dapat menjamin kesesuaian
perlukan selama perkemahan seperti:rak dengan materi-materi yang digariskan
sepatu, dan tempat gantungan alat-alat dalam kurikulum. Belajar dengan cara
masak. Dari bahan-bahan yang seperti tersebut di atas, juga akan
ditemukan di sekitarmu (ingat! bahan- memberi kesenangan dan semangat
bahan yang digunakan harus merupakan kepada anak didik untuk melakukan
bahan yang sudah tidak terpakai lagi). aktifitas belajar sendiri untuk setiap
15) Buatlah kerajinan tangan yang tingkatan umur dan kelas, baik TK, SD
mempunyai nilai keindahan, keunikan atau malah bisa dikembangkan kepada
dari bambu atau kayu. tingkat-tingkat sekolah berikutnya yang
16) Kumpulkan biji-bijian, daun-daunan lebih tinggi.
yang ada di atas tanah, buat sesuatu Memvariasikan kegiatan-kegiatan di
menurut kesenangan supaya kelihatan lingkungan alam sekitar dapat dilakukan,
indah. seperti halnya di dalam pengorganisasian
17) Buat atau ciptakan nyanyian baru topik-topik pelajaran yang bertitik tolak
atau pelajari lagu yang disenangi dari topik pelajaran tentang musim,
18) Kalau sudah dapat dan selesai konten daerah, proses atau cara-cara
membuat lagu atau nyanyian, ajari pemecahan masalah yang ditemukan

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 353


selama kegiatan belajar di lingkungan
alam sekitar. Tetapi faktor yang lebih
penting yang harus diingat oleh pendidik
(guru) adalah bahwa “guru
menggunakan dunia nyata yaitu
lingkungan alam sekitar, dalam rangka
menilai serta upaya mencapai tujuan
kurikulum sekolah”.

354 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bacaan 24
BAB IV o Memperbaiki produk teknologi
PELUANG PENERAPAN yang ramah lingkungan.
Dukungan penerapan
PENDEKATAN STM DI
pendekatan STM di tingkat SD
INDONESIA tertuang dalam ruang lingkup materi
pembelajaran salingtemas secara
Penerapan pendekatan STM
nyata terdapat di kelas III s/d VI, dan
dalam pembelajaran sains di
masing-masing minimal ada 2
Indonesia ditinjau dari segi materi/
macam tema. Secara rinci penerapan
topik pembelajaran sangat potensial,
prinsip sains dalam kehidupan
karena banyak permasalahan
masyarakat yang perlu diajarkan di
lingkungan/ masyarakat yang sering
SD menurut kurikulum 2004 adalah :
muncul dan cukup penting/ menarik
untuk dibahas bagaimana alternatif
a.1. Untuk Kelas III
pemecahanannya. Di samping itu
a.1.1. Materi sains yang terkait : Energi
ditinjau dari segi kurikulum
dan Perubahannya.
pendidikan sains di setiap jenjang
- Kompetensi Dasar yang ingin
secara eksplisit juga mencantumkan
dicapai : Merancang dan
aspek sains, lingkungan, teknologi
membuat suatu karya/ model
dan masyarakat baik sebagai
untuk menunjukkan bahwa
kompetensi dasar yang harus
beberapa bentuk energi dapat
dikuasai maupun sebagai ruang
diubah menjadi energi gerak.
lingkup materi standart yang harus
- Salingtemas : Membuat Kincir
dikaji.
angin.
1. Kajian Kurikulum 2004 a..1.2. Materi sains yang terkait : Bumi
a. Kurikulum Sains SD dan Alam Semesta.
Dalam kurikulum sains SD - Kompetensi Dasar yang ingin
secara eksplisit pendekatan STM dicapai : Mendiskripsikan saling
disebut sebagai salah satu ketergantungan antara
pendekatan pembelajaran yang harus permukaan bumi, lingkungan,
dikembangkan dalam pembelajaran teknologi dan masyarakat.
sains. Dalam penerapannya dapat - Salingtemas : Identifikasi
diintegrasikan dengan pembahasan teknologi yang digunakan
materi salingtemas. Pembelajaran manusia dalam
salingtemas di SD meliputi kegiatan memanfaatkan sumber daya
: alam, dan identifikasi perilaku
o Mengidentifikasi kebutuhan dan manusia yang dapat merusak
kesempatan. atau melestarikan alam.
o Merancang dan membuat produk a.2. Untuk Kelas IV
teknologi berdasar ciri-ciri a.2.1. Materi sains yang terkait : Energi
makhluk hidup, sifat dan struktur dan Perubahannya.
benda, konsep gaya dan - Kompetensi Dasar yang ingin
perubahan yang terjadi di bumi dicapai : Merancang dan
dan sistem tatasurya. membuat karya/model untuk
menunjukkan adanya saling

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 355


pengaruh antara energi dengan perpindahan energi.
benda disekitarnya melalui
- Salingtemas : Membuat - Kompetensi Dasar yang ingin
roket/roketan/ pesawat terbang dicapai : Merancang dan
dari kertas/ baling-baling/ parasut membuat suatu karya/ model
yang menunukkan adanya dengan menerapkan sifat-sifat
perubahan gerak akibat pengaruh cahaya.
udara. Membuat alat musik : - Salingtemas : Membuat periskop,
gitar, drum, trompet, suling yang lensa sederhana dll.
menunjukkan perubahan energi a.4. Untuk Kelas VI
gerak menjadi energi bunyi. a.4.1. Materi sains yang terkait :
a.2.2. Materi sains yang terkait : Bumi Makhluk hidup dan Proses kehidupan.
dan Alam Semesta. - Kompetensi Dasar yang ingin
- Kompetensi Dasar yang ingin dicapai : Menjelaskan bahwa
dicapai : Mendeskripsikan kegiatan manusia dapat
keterkaitan antara konsep sumber mempengaruhi keseimbangan
daya alam, cuaca dengan ekosistem.
lingkungan, teknologi dan - Salingtemas : Identifikasi
masyarakat. pemanfaatan bagian tubuh
- Salingtemas : Teknologi organisme yang dapat
pengolahan sumber daya alam, menyebabkan kepunahan jenis
misalnya kayu dijadikan kertas, serta bagaimana cara
gandum dibuat roti, kapas, mengatasinya.
benang sutera, bulu domba Misalnya dengan teknologi
dibuat kain, getah tanaman tiruan, Budidaya, Bioteknologi pada
dibuat karet/ ban.Teknologi daur hewan langka.
ulang (optimalisasi sumber daya a.4.2. Materi sains yang terkait : Benda
alam). dan Sifatnya.
a.3. Untuk Kelas V - Kompetensi Dasar yang ingin
a.3.1 Materi sains yang terkait : Makhluk dicapai: Mengidentifikasi dan
Hidup dan Proses kehidupannya. memanfaatkan timbal balik
- Kompetensi Dasar yang ingin antara sifat benda, lingkungan,
dicapai : Memanfaatkan saling teknologi dan masyarakat.
keterkaitan antara konsep ciri - Salingtemas : Identifikasi dan
makhluk hidup dengan menguji faktor yang menentukan
lingkungan, teknologi dan dalam pemilihan bahan untuk
masyarakat. pembuatan produk tertentu.
- Salingtemas : Identifikasi usaha Misalnya karet karena
manusia untuk mencegah kelenturannya, logam karena
kepunahan jenis dan kerugian- penghantar panas, kayu karena
kerugian akibat kepunahan isolator dan plastik karena kedap
tersebut. Identifikasi peran air.
bioteknologi dalam mencegah a.4.3. Materi sains yang terkait : Energi
kepunahan jenis makhluk hidup. dan Perubahannya.
a.3.2. Materi sains yang terkait : Energi - Kompetensi Dasar yang ingin
dan Perubahannya. dicapai: Menunjukkan kesadaran

356 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


akan pentingnya penghematan - Kompetensi Dasar yang ingin
energi dalam kehidupan sehari- dicapai: Merancang dan
hari. membuat karya/ model yang
- Salingtemas: Identifikasi produk menggunakan energi listrik.
teknologi alat-alat rumah tangga - Salingtemas : Membuat bel
yang menggunakan energi listrik listrik, alarm. lampu lalu lintas
atau lainnya, Saran-saran untuk dll.
penghematan energi

b. Kurikulum Sains SLTP Indikator salingtemas :


Seperti pada kurikulum sains di Mengkaitkan konsep bejana
SD, pendekatan STM juga secara tegas berhubungan dengan kehidupan
dinyatakan sebagai salah satu sehari-hari dan mengaplikasikan
pendekatan yang harus dikembangkan manfaat kapilaritas dalam
dalam pembelajaran sains di SLTP. kehidupan sehari hari.
Disamping itu salah satu Kompetensi b.1.2 Kompetensi dasar : Menerapkan
Standart sains untuk jenjang SLTP konsep gaya dan tekanan untuk
adalah: Mampu memanfaatkan sains menyelesaikan
untuk menjelaskan prinsip sains pada permasalahan dalam kehidupan
produk teknologi di sekitarnya dan sehari-hari.
mampu merancang/ membuat produk Indikator salingtemas :
teknologi sederhana dengan Mengaplikasikan konsep tekanan
menerapkan prinsip sains serta mampu benda pada peristiwa alam yang
mengelola lingkungan dan relevan. Menunjukkan
memanfaatkan sumber daya alam pemanfaatan konsep benda
secara bijaksana. Dalam terapung, melayang dan
pengorganisasian materi standart sains tengelam.
di SLTP dibagi dalam 7 ruang lingkup b.1.3. Kompetensi dasar : Mampu
pembelajaran. Dua diantaranya secara membedakan energi dan usaha dan
eksplisit berkaitan dengan pendekatan menerapkan
STM, yaitu butir ke 6 tentang Sains konsep ini dalam beberapa
dan Teknologi, dan butir ke 7 tentang peristiwa sehari-hari.
Sains dalam perpektif Individu dan Indikator salingtemas :
Masyarakat. Kedua ruang lingkup Mengaplikasikan konsep energi
tersebut membahas tentang penerapan dan perubahannya
sains dalam kehidupan sehari-hari. dalam kehidupan sehari hari.
Telaah secara rinci untuk
bidang fisika menunjukkan bahwa b.2. Untuk kelas VIII :
adanya unsur salingtemas yang b.2.1. Kompetensi dasar : Mampu
tertuang dalam indikator pencapaian menyelidiki pengaruh suhu pada
hasil belajar untuk kompetensi dasar suatu benda dan menggunakan
yang terkait, sebagai contoh : termometer untuk mengukur
suhu serta dapat
b.1. Untuk kelas VII : mengembangkan kreativitas
b.1.1. Kompetensi dasar : Mampu dalam membuat termometer.
membedakan ciri zat cair dan gas.

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 357


Indikator salingtemas : Membuat c. Kurikulum Sains di SMA
termometer sederhana berskala Peluang penerapan pendekatan
berdasar sifat perubahan volume STM di SMU tercermin dalam salah
suatu zat cair ketika menerima satu materi standart sains, yaitu butir 5
kalor. Menunjukkan penerapan adalah Salingtemas. Salingtemas di
prinsip pemuaian dalam SMU dimaknai bahwa siswa
teknologi. mendemonstrasikan pengetahuan dan
b.2.2. Kompetensi dasar : Mampu pemahamannya tentang adanya
menganalisis konsep kalor dan keterkaitan yang saling berpengaruh
cara perpindahannya secara antara sains, lingkungan, teknologi dan
kualitatif dan kuantitatif masyarakat. Di samping itu
sederhana serta dapat salingtemas juga dimasukkan dalam
menerapkan konsep ini dalam Standart Kompetensi yang harus
memecahkan masalah kehidupan dicapai oleh siswa SMA. Sebagai
sehari-hari. contoh untuk pelajaran Biologi standar
Indikator salingtemas : kompetensi bagi :
Menggunakan konsep c.1. Kelas X : Siswa mampu
perpindahan kalor untuk menjelaskan
menyelesaikan masalag melalui bioteknologi, prinsip-
analisis kualitatif dengan prinsip, peran dan
pendekatan teknologi, misalnya implikasinya bagi
pada seterika dan kompor listrik. sains, lingkungan,
b.2.3. Kompetensi dasar : Mampu teknologi dan
melakukan pengukuran dan masyarakat.
pengamatan berdasarkan logika c.2. Kelas XI :
yang sistematis dan analisis c.2.1. Siswa mampu menginterpretasi
kualitatif sehingga dapat organissi seluler serta
menjelaskan sifat cahaya yang mengkaitkan struktur jaringan
dipantulkan oleh cermin dan dan fungsi pada sistem organ
lensa. tumbuhan, hewan dan manusia
Indikator salingtemas : serta penerapannya dalam
Merancang dan membuat konteks sains, lingkungan,
peralatan sederhana yang teknologi dan masyarakat.
memanfaatkan sifat cahaya c.2.2. Siswa mampu menganalisis
b.3. Untuk kelas IX : sistem organ pada organisme
b.3.1. Kompetensi dasar : Mampu tertentu serta kelainan/
mencari hubungan antara energi penyakit yang mungkin terjadi
dan daya listrik serta menemukan serta implikasinya pada sains,
bentuk pemanfaatannya. lingkungan, teknologi dan
Indikator salingtemas : masyarakat.
Menerapkan konsep energi dan c.3. Kelas XII : Siswa mampu :
daya listrik dalam perhitungan c.3.1. Merencanakan dan
penggunaan listrik di rumah melaksanakan percobaan
tangga. berkaitan dengan proses yang
terjadi pada tumbuhan serta
implikasinya pada sains,

358 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


lingkungan, teknologi dan menujukkan aktivitasnya. Di samping
masyarakat. itu wilayah Indonesia terletak pada
c.3.2. Menganalisis proses daerah patahan lempengan bumi,
metabulisme serta implikasinya sehingga sering terjadi pergeseran .
pada salingtemas. Akibat kedua kondisi tersebut maka
c.3.3. Memahami konsep dasar gempa bumi di Indonesia relatif sering
hereditas serta implikasinya terjadi. Dari gempa yang berskala
pada salingtemas. ringan sampai yang berskala besar.
c.3.4. Mendemonstrasikan Baik gempa vulkanik maupun gempa
pemahaman teori evolusi serta tektonik. Belum hilang dari ingatan
implikasinya pada bangsa Indonesia, gempa tektonik
salingtemas. yang terjadi bulan Desember 2004
c.3.5. Mengidentifikasi prinsip- yang menyebabkan terjadinya
prinsip dasar bioteknologi serta gelombang tsunami dan mengancurkan
implikasinya pada salingtemas. sebagian besar wilayah pantai Aceh.
Melihat kajian seperti tersebut di Begitu juga akibat keganasan
atas nampak bahwa secara kurikuler aktivitas gunung Merapi yang terletak
pendekatan STM sangat potensial untuk di perbatasan antara Daerah Istimewa
dikembangkan di Indonesia baik di Yogyakarta dengan Jawa Tengah
jenjang SD, SMP dan SMA. dengan sebutan “Wedus Gembel”
pernah menghanguskan wilayah
2. Isu-isu besar yang muncul di lereng/ sekitar gunung tersebut.
Indonesia Gunung Merapi tersebut diakui dunia
“Atmosfer” masyarakat sebagai gunung api yang teraktif,
Indonesia sangat potensial untuk sehingga banyak ahli gunung api dunia
diangkat sebagai topik pembahasan yang tertarik pada fenomena yang
dalam pembelajaran STM, karena dimunculkan gunung Merapi tersebut.
permasalahan yang muncul sangat Oleh karena itu dengan mengangkat
variatif bahkan beberapa diantaranya fenomena Gempa Bumi – Gunung
merupakan masalah yang hampir Berapi – Tsunami dalam pembelajaran
dapat dikatakan rutin/ berulang kali sains akan menarik dan bermanfaat
muncul. Adapun masalah-masalah bagi siswa dan masyarakat.
penting yang dapat dijadikan topuk Untuk memunculkan motivasi
dalam pembelajaran STM antara lain siswa dalam pembelajaran dapat dimulai
: dengan memaparkan fakta seperti yang
tertulis dalam berita/ artikel . Contoh
a. Gempa Bumi – Gunung Berapi – berita tentang gempa bumi pada halaman
Tsunami. 121 –126, tentang Tsunami pada
Indonesia merupakan negara halaman 127- 131 dan tentang gunung
yang memiliki banyak gunung berapi berapi pada halaman 132 – 134. Adapun
yang masih aktif. Hampir di setiap pembelajaran secara global dapat
pulau terdapat gunung berapi. Bahkan digambarkan seperti pada jaringan topik
beberapa di antaranya setiap tahun berikut.

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 359


Desain
Bangunan

Tsunami
Gunung Berapi
GEMPA
BUMI

Lempeng Kerugian Bagi


Tektonik Masyarakat

Seismograf

b. Kekeringan atau Banjir mengungkapkan fakta yang diambil


Kekeringan merupakan masalah dari berita kekeringan yang dialami di
alam yang sering muncul di bayak beberapa daerah seperti yang tertulis
wilayah di Indonesia. Akibat yang pada halaman 136 s/d 138, sedang
ditimbulkan dapat berantai karena air konsep- konsep sains yang dapat
merupakan kebutuhan vital makhluk dikaitkan dalam pembahasan dan
hidup. Dari mulai kekurangan air alternatif pemecahannya dapat
bersih untuk konsumsi sampai digambarkan dalam jaringan topik
menyebabkan kondisi rawan pangan seperti berikut :
dan rawan kesehatan. Untuk
pembelajarannya dapat diawali dengan

360 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 361
362 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 363
364 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 365
366 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 367
368 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 369
370 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 371
372 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Hujan
Buatan

Perubahan
Struktur Tanah Fisik tanah

Kekeringan

Vegetasi Dampak bagi


Penghijauan Masyarakat
Waduk

Di samping bencana alam mencari solusi mengatasinya sangat


kekeringan, beberapa daerah di membantu masyarakat.
Indonesia juga merupakan langganan Adanya fakta tentang keganasan
banjir, misalnya Jakarta, Semarang, banjir dapat dilakukan dengan
Bojonegoro, dll. Tidak sedikit kerugian menunjukkan kasus yang terjadi di
yang ditimbulkanya, bisa berupa harta daerah yang tertimpa banjir seperti berita
maupun nyawa. Banjir agak pada halaman 140 s/d 143. Dalam
berbeda dengan kekeringan, kalau pembelajaran dapat dikaitkan dengan
masalah kekeringan munculnya tidak konsep-konsep sains seperti yang
mendadak, tetapi kalau banjir sering terangkai dalam jaringan topik sebagai
datangnya secara tiba-tiba sehingga berikut :
manusia belum sempat menyelamatkan
diri. Oleh karena itu pembelajaran untuk

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 373


374 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 375
376 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Siklus curah hujan

Tataguna Penyakit yang


Lahan mengiringi

Banjir

Sungai/ Selokan Kerugian Masyarakat

Pencegahan

C. Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak kalah besarnya sebagai penyebab
Walaupun Indonesia termasuk krisis BBM adalah adanya pergeseran
salah satu negara produsen BBM, budaya masyarakat sendiri. Namun
tetapi pemenuhan kebutuhan BBM hal tersebut tidak disadari oleh
dalam negeri sering menimbulkan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu
masalah. Krisis BBM dalam negeri pembelajaran dengan topik krisis
dapat disebabkan karena banyak energi/ BBM dapat membantu dalam
faktor. Beberapa sebab di antaranya sosialisasi bagaimana sebaiknya kita
ialah faktor ekonomi, politik dan sifat sebagai masyarakat menyikapi BBM
dari BBM yang proses pengolahannya agar keberadaannya dapat
butuh teknologi tinggi dan investasi dipertahankan.
yang tidak sedikit. Di samping itu yang

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 377


378 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 379
380 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 381
Untuk memberikan gambaran adanya sedang pembelajaran secara menyeluruh
ksisis BBM yang pernah melanda meliputi aspek-aspek seperti yang
masyarakat dapat dipaparkan berita/ terangkai dalam jaringan topik berikut :
artikel seperti pada halaman 145 s/d 147,

Peta
Peta Wilayah
Wilayah
Tam
Tambang
bang BBM
BBM

Pembentukan
Pembentukan
BBM Energi
BBM Energi non
non
Renewable
Renewable
Krisis Energi
Krisis BBM
Kebijakan
Kebijakan Sumber
Sumber energi
energi
Pemerintah
Pemerintah alternatif
alternatif

Perilaku/
Perilaku/ Budaya
Budaya
Masyarakat
Masyarakat

d. Pencemaran Lingkungan – menyebabkan penurunan nilai


Tragedi Buyat ekosistem. Dampak pencemaran
lingkungan tersebut pada umumnya
Lingkungan hidup merupakan mengenai masyarakat kelas bawah
ekosistem yang kualitasnya perlu yang karena keterbatasan
dijaga kestabilannya. Namun akibat pengetahuan dan social ekonominya
tuntutan hidup atau pembangunan/ tidak bias berbuat banyak.
kemajuan teknologi sering

382 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 383
Bacaan 25
BAB II masa peka ini merupakan saat yang
PENDIDIKAN SENIRUPA DI sangat baik, karena dapat
SEKOLAH DASAR mengembangkan kemampuan anak baik
fisik dan psikis secara utuh dan
Latar Belakang dan Tujuan. bermakna. Demikian pula pengalaman
Anak usia SD (sekitar usia 7-12 dalam pendidikan senirupa yang
tahun) berada pada masa perkembangan merupakan bagian dari pengembangan
fisik dan psikis yang pesat, dimana anak seni merupakan pemberian pengalaman
memiliki sensitivitas untuk menerima belajar yang diharapkan bermanfaat bagi
pengalaman belajar yang diberikan oleh perkembangan pikir, emosi, ekspresi,
guru, orang tua dan orang yang lebih motorik halus, keterampilan, cita rasa
dewasa di lingkungannya. Masa keindahan dan lainnya.
perkembangan ini masih berada pada
kepekaan aktif kreatif dan dinamis.
Pemberian pengalaman belajar pada

384 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 385
Bacaan 25 Pertama, Sifat Seni dalam bidang
pendidikan yaitu: multilingual,
BAB II multidimensional dan multikultur (KBK.
PENDIDIKAN SENI RUPA DI 2002). Multilingual berarti seni
bertujuan mengembangkan kemampuan
SEKOLAH DASAR
mengekspresikan diri melalui bahasa
rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya.
BAB II ini berisikan dasar pemahaman
Multidimensional berarti seni berperan
berkaitan dengan pendidikan senirupa
untuk mengembangkan kompetensi
anak usia SD yang diharapkan
dasar siswa yang mencakup: persepsi,
bermanfaat bagi para guru SD, pengelola
pengetahuan, pemahaman, analisa,
pendidikan di SD, orang tua siwa, dan
evaluasi, apresiasi dan produktivitas
khususnya para mahasiswa Program
dengan memadukan unsur logika, etika
Diploma II PGSD. Materinya meliputi
serta estetika. Multikultur berarti seni
pendidikan senirupa di SD, fungsi dan
bertujuan menumbuhkembangkan
kompetensi pembelajaran senirupa di
kesadaran dan kemampuan berapresiasi
SD, karakteristik perkembangan
terhadap keragaman budaya lokal dan
senirupa anak-anak, dan pengembangan
global sebagai pembentukan sikap
kreativitas senirupa di SD.
menghargai, toleransi, demokratis,
Tujuannya yaitu setelah
beradab dan hidup rukun dalam
mempelajari bab ini mahasiswa
masyarakat yang berbudaya majemuk.
diharapkan dapat:
Kedua, peranan seni dalam
1. Memahami konsep pendidikan
pembentukan pribadi siswa
senirupa anak usia SD.
dimaksudkan adalah adanya
2.Memahami fungsi dan kompetensi
keharmonisan dalam aspek logika, rasa
pendidikan senirupa di SD.
estetis dan artistik serta etika.
3.Membedakan karakteristik tipologi
Pembentukan kemampuan seni
hasil karya senirupa anak usia SD.
tersebut hendaknya dengan
4.Mengidentifikasi bentuk-bentuk
memperhatikan kebutuhan dan
kreativitas senirupa anak-anak.
perkembangan anak untuk mencapai: (a)
5.Menerapkan pengembangan kreativitas
kecerdasan emosional (EQ); (b)
senirupa anak SD.
kecerdasan intelektual (IQ); (c)
kemampuan kreativitas (CQ); dan (d)
A. Dasar Konseptual Pendidikan kecerdasan spiritual/moral. (KBK.
Senirupa di SD. 2002). Meskipun dalam pendidikan seni
lebih menekankan pada aktivitas
Pendidikan seni di SD secara berkarya/berolah seni namun dukungan
konseptual didasarkan pada sifat seni kemampuan kecerdasan dan kreativitas
dalam pendidikan, peranan pendidikan siswa sangatlah diperlukan. Kecerdasan
seni dalam pembentukan pribadi siswa, merupakan suatu kecakapan untuk
peranan pendidikan seni untuk melaksanakan kegiatan yang ditandai
mengembangkan potensi dalam oleh kemampuan memecahkan
berkesenian dan ruang lingkup materi permasalahan yang mengandung aspek:
seni yang diajarkannya. Dasar kesukaran, kekomplekan, keabstrakan,
konseptual tersebut dapat dijelaskan ekonomis/efisien, penyesuaian kearah
berikut ini.

386 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


tujuan, mempunyai nilai sosial dan kemampuannya melalui media senirupa.
keaslian (Poerwantari, Endang. 1999). Sejalan dengan fungsi pendidikan seni
Kecerdasan emosional sebagai media berekspresi dan berkreasi;
merupakan kemampuan individu untuk maka dalam implementasinya haruslah
mengenali emosi diri sendiri dan emosi memperhatikan karakteristik: (1) belajar
orang lain, dan mengelola emosi dengan dan bermain kreatif yang dapat
baik pada diri sendiri dan hubungannya dilatihkan yaitu dengan peniruan,
dengan orang lain (Goleman. 1999, eksplorasi, pengujian
dalam Ramli. 2000). Bagi anak SD (eksperimentation), dan membangun
kecerdasan emosional berkaitan dengan (construction); (2) pendekatan aktivitas
pemanfaatan perasaan seperti gembira, artistik yaitu kegiatan berinteraksi
kasih sayang, kagum, tertarik, sedih, dengan lingkungan yang dikaitkan
takut, takjub dan emosi lainnya untuk dengan olah pikir, olah rasa dan olah
diekspresikan kedalam wujud karya estetis; sehingga akan diperoleh
senirupa. Oleh karena itu pengembangan pengalaman seni; (3) belajar aktif dalam
kecerdasan emosional diarahkan kepada bentuk keterpaduan praktek berolah
peningkatan seluruh aspek kecerdasan senirupa, seni musik dan seni tari.
emosional siswa secara optimal dengan (Depdikbud. 1999).
memperhatikan kemampuan siswa Kecerdasan spiritual/moral
dalam mengenali emosi diri, mengelola merupakan suatu kecakapan untuk
emosi, memotivasi diri dan mengenali melaksanakan kegiatan yang didasarkan
emosi orang lain. Untuk mencapai tujuan pada perilaku ketaqwaan kepada Tuhan
tersebut perlu diperhatikan prinsip- Yang Maha Esa dan norma yang berlaku
prinsip keterpaduan, kesinambungan, di masyarakat serta aturan untuk siswa.
kebermaknaan, keteladanan, keluwesan Melalui pembelajaran senirupa selain
dan kerjasama (Ramli, 1997). tujuan utamanya untuk memberikan
Kecerdasan intelektual pengalaman berolah seni, hendaknya
merupakan kemampuan daya pikir, akal, juga dapat memberikan kemampuan
keterampilan sehingga siswa dapat berapresiasi, menghargai karya sendiri,
melalukan sesuatu kegiatan atau karya seniman dan budaya bangsa.
pekerjaan dengan cepat, tepat dan lancar. Dengan terbentuknya kepekaan apresiasi
Kecerdasan intelektual yang dimiliki akan dapat mencerminkan pribadi siswa
siswa dapat digunakan untuk dengan cita rasa seni yang halus, lembut
menyesuaikan diri dalam lingkungannya dan santun.
dan dapat berkarya seni secara kreatif, Ketiga, peranan seni untuk
cakap dalam bekerja. Seorang anak yang mengembangkan potensi pikir,
cerdas, kreatif, terampil/cakap dalam kreativitas, kepekaan rasa dan indrawi
berkarya seni tentunya didukung oleh serta terampil dalam berkesenian.
kecerdasan intelektualnya. Sebagai Pengembangan potensi tersebut dapat
illustrasi dinyatakan bahwa anak yang terwujud melalui interaksi antara belajar
berbakat seni menunjukkan bahwa ia dengan seni, belajar melalui seni dan
juga memiliki kecerdasan intelektual belajar tentang seni. Belajar dengan seni
yang bagus. yang dimaksudkan adalah
Kemampuan kreativitas adalah dimanfaatkannya “seni” dalam berbagai
daya cita yang diungkapkan siswa secara bentuk pembelajaran; misalnya dalam
bebas, spontanitas sesuai minat dan kegiatan berolah seni, bereksplorasi seni,

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 387


membuat koleksi, obyek Konsep yang diterapkan dalam
rekreasi/apresiasi, meniru tatanan seni belajar kesenian di SD adalah dengan
dan lainnya. Bentuk pemanfaatan belajar lebih menekankan pada kegiatan
dengan seni dapat berupa obyek yang menemukan fakta, gejala dan konsep-
dipelajari siswa, bahan pembelajaran, konsep tertentu. Kebermaknaan dalam
media pendidikan, sumber ide dalam aktivitas pembelajaran senirupa bagi
berolah seni, obyek apresiasi dan anak SD hendaknya dapat
model/contoh tatanan teknik seni. mengakomodasi pendekatan belajar baik
Belajar melalui seni dimaksudkan dapat secara induktif maupun secara deduktif.
bermanfaat langsung untuk membina Menurut Cut Kamaril (1999) melalui
pengalaman dan kemampuan estetis cara belajar induktif, pengalaman belajar
serta bermanfaat tidak langsung yaitu anak diperoleh secara empirik sehingga
untuk membentuk pribadi anak secara kompetensi berpikir kreatif dan inovatif
utuh dan seimbang. Dalam hal ini dapat terolah dengan baik. Belajar
keberadaan seni adalah sebagai alat atau deduktif juga harus tetap dikembangkan
media untuk mencapai tujuan agar terjadi keseimbangan kompetensi
pendidikan. Belajar tentang seni yang fisik, sensori motorik, emosional,
dimaksudkan adalah adanya pemahaman perseptual, sosial dan kreativitas serta
bahwa “seni” merupakan sumber ilmu apresiasi seni.
pengetahuan yang bermanfaat untuk Dari uraian di atas menunjukkan
dipelajari dan dikembangkan siswa SD. bahwa secara konseptual pendidikan seni
Kemampuan olah pikir, rasa dan di SD diarahkan pada perolehan atau
keterampilan siswa dapat kompetensi hasil belajar yang beraspek
ditumbuhkembangkan dengan belajar pengetahuan, keterampilan dasar seni
tentang seni. dan sikap yang berkaitan dengan
Keempat, bidang-bidang seni kemampuan kepekaan rasa seni-
seperti musik, tari, drama, rupa sesuai keindahan. Indikasi adanya sikap
medianya memiliki karakteristik sendiri- keindahan ini adalah timbulnya kemauan
sendiri dan berdasarkan pada kontek dan kemampuan aktif, kreatif anak untuk
keilmuan masing-masing. Dalam menghayati, menghargai, menyenangi
pembelajaran kesenian di SD kegiatan belajar seni, menyenangi karya
pengembangan bentuk aktivitas dan seni dan alam lingkungan ciptaan Tuhan.
pembinaan untuk memberikan Melalui kegiatan berolah senirupa
tanggapan tentang seni dapat tertuang tentunya akan dapat membentuk sikap
dalam ide-ide, keterampilan berolah seni dan kemampuan kreatif anak.
dan berapresiasi seni sesuai pengalaman Dikemukakan bahwa keberadaan seni
dan kemampuan pribadi anak. Melalui dalam pendidikan adalah (a) sebagai
aktivitas berolah seni tersebut juga dapat sarana pembetukan kemampuan kreatif,
dikembangkan kemampuan (b) sarana pengembangan kemampuan
berkesplorasi (menggali) rasa seni, berapresiasi, (c) sebagai wahana
melakukan pengamatan pada obyek seni, berekpresi, (d) sarana pembentukan
mempelajari elemen/unsur seni, keterampilan, dan (e) sebagai sarana
menerapkan aturan/norma seni, teknik pembentukan kepribadian (Sunaryo.
berkarya seni yang dikaitkan dengan 1996).
nilai-nilai budaya serta keindahan Pendidikan senirupa untuk anak SD
lingkungan masyarakat dan nusantara. adalah upaya pemberian pengetahuan

388 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dan pengalaman dasar kegiatan kreatif dalam perubahan-perubahan: (1)
senirupa dengan menerapkan konsep kebiasaan; (2) keterampilan; (3)
seni sebagai alat pendidikan. Penerapan pengamatan; (4) berpikir asosiatif dan
konsep seni tersebut tentunya dengan daya ingat; (5) berpikir rasional; (6)
tetap menciptakan kondisi pembelajaran apresiasi dan tingkah laku asertif (Syah.
yang menarik, menyenangkan di dalam 1997).
suasana bermain kreatif. Sejalan dengan Dalam perkembangan pendidikan
diterapkannya konsep seni sebagai alat seni menunjukkan bahwa fungsi seni
pendidikan di SD, maka dalam dari waktu ke waktu mengalami
pengembangannya, didasarkan perubahan tertentu yang didasarkan pada
pertimbangan tingkat kemampuan dan (1) konsep seni yang dikaitkan dengan
perkembangan seni anak usia SD aspek ekspresi estetis-artistik, dan (2)
tersebut. Kesesuaian dalam pemberian kegiatan seni hubungannya dengan
pengalaman berolah senirupa bagi anak tujuan pendidikan. Diterapkannya
akan berdampak positif bagi konsep seni sebagai alat pendidikan di
kebermaknaan pendidikan yang SD diarahkan pada pembentukan sikap
diperolehnya. dan kemampuan atau kompetensi kreatif
dalam keseimbangan kompetensi
B. Fungsi, Tujuan dan Pendekatan intelektual, sensibilitas, rasional dan
Pembelajaran Senirupa di SD irasional serta kepekaan emosi.
Mata pelajaran pendidikan Ungkapan senirupa anak SD umumnya
kesenian di SD menurut KBK memiliki masih bebas, polos, murni sehingga
fungsi dan tujuan yang berkaitan untuk punya keberanian berekspresi secara
mengembangkan sikap toleransi, wajar, spontanitas, unik dan kreatif.
demokratis, beradab dan hidup rukun Disebutkan dalam UU.No 20 Tahun
dalam masyarakat yang majemuk dan 2003 tentang Sisdiknas bahwa tujuan
memiliki kemampuan intelektual, pendidikan anak usia dini adalah untuk
imajinatif dan ekspresi melalui seni, mengembangkan seluruh potensi anak
mengembangkan kepekaan rasa esthetis, secara optimal agar terbentuk perilaku
artistic, keterampilan dan kreativitas dan kemampuan dasar sesuai dengan
serta menerapkan teknologi dalam tingkat perkembangannya.
berkarya serta dalam menampilkan karya Sejalan dengan fungsi dan tujuan
seni. Pengembangan sikap dalam pendidikan anak tersebut, maka untuk
berkesenian yang diharapkan adalah pengembangan kegiatan senirupa di SD
munculnya pendirian atau motivasi anak hendaknya dapat difungsikan untuk
dalam mengikuti pembelajaran seni baik membina keterampilan dan kemampuan
yang lahir dari stimulus nuraninya anak dalam berinteraksi dengan
sendiri maupun pengaruh yang datang lingkungan, dan sebagai sarana untuk
dari pihak luar atau kelompok sosial. memperoleh pengalaman visual estetis
Adapun bakat/pembawaan, kemampuan berolah senirupa. Pembelajaran senirupa
intelegensi, emosi, perasaan, skill, dalam bentuk kegiatan kreatif yang
pribadi/jiwa seni merupakan faktor yang menyenangkan juga difungsikan untuk
cukup dominan dan berpengaruh pada memberikan dasar-dasar pengalaman
sikap senang, suka, tertarik, gemar, edukatif. Menurut Soeharjo AJ. (1971)
cekatan, kreatif atau sikap yang sebagai pengalaman edukatif intinya
sebaliknya. Perwujudan sikap/perilaku adalah (1) seni membantu pertumbuhan
belajar biasanya lebih sering tampak

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 389


dan perkembangan anak, (2) seni secara tidak langsung dengan
membina perkembangan estetik, (3) seni kecerdasannya.
bermanfaat mengembangkan bakat, dan (5) Sebagai media untuk
(4) seni membantu menyempurnakan mengembangkan kemampuan
kehidupan. berpikir, yaitu penyaluran daya nalar
Berdasarkan uraian di atas yang dimiliki anak untuk digunakan
menunjukkan bahwa senirupa memiliki dalam melakukan kegiatan berolah
fungsi didik dalam pendidikan di SD. senirupa. Anak yang cerdas, cakap
Fungsi didik tersebut adalah sebagai kemampuan pikirnya dapat menjadi
berikut ini. pemicu munculnya daya kreativitas
(1) Sebagai media ekspresi, yaitu seni. Dengan kecerdasan (kecerdasan
mengungkapkan keinginan, emosional) yang dimilikinya akan
perasaan, pikiran melalui berbagai dapat digunakan untuk melakukan
bentuk aktivitas seni secara kreatif aktivitas seni dengan cepat, lancar
yang dapat menimbulkan dan tepat serta mudah untuk
kesenangan, kegembiraan dan menyesuaikan dirinya dengan
kepuasan anak. lingkungannya.
(2) Sebagai media komunikasi, yaitu (6) Sebagai media untuk memperoleh
aktivitas berekspresi senirupa bagi pengalaman esthetis, dimana melalui
anak untuk menyampaikan sesuatu/ aktivitas penghayatan, apresiasi,
berkomunikasi kepada orang lain ekspresi dan kreasi seni di SD bisa
yang diwujudkan pada karyanya. memberikan pengalaman untuk
(3) Sebagai media bermain; maksudnya menumbuhkan sensitivitas keindahan
media yang dapat memberikan dan nilai seni. Berolah senirupa
kesenangan, kebebasan untuk adalah pengalaman esthetis yang
mengembangkan perasaan, menarik bagi minat dan keinginan
kepuasan, keinginan, keterampilan anak.
seperti pada saat bermain. Cara Fungsi didik senirupa hakekatnya
bermain kreatif dapat membuat adalah sebagai sarana untuk membentuk
kegiatan senirupa sebagai bagian dari kepribadian (cipta, rasa, karsa) secara
kehidupan yang menyenangkannya. utuh dan bermakna, melalui kegiatan
Senirupa sebagai media bermain praktek berolah senirupa sesuai dengan
akan bermanfaat untk memberikan potensi maupun kompetensi pribadinya
hiburan yang bernilai edukatif, dan kepekaan daya apresiasinya.
karena melalui bermain itulah anak Menurut Sofyan Salam (2001) manfaat
belajar. pendidikan senirupa bagi anak SD
(4) Sebagai media pengembangan bakat adalah: (1) memberikan kesempatan bagi
seni, hal ini didasarkan bahwa semua anak untuk mengekspresikan dirinya
anak punya potensi/ bakat yang sendiri, (2) mengembangkan potensi
harus diberikan kesempatan sejak kreatif anak, (3) mempertajam kepekaan
awal untuk dipupuk/ dikembangkan anak akan nilai-nilai keindahan, (4)
melalui aktivitas senirupa dan memberikan kesempatan bagi anak
kerajinan tangan sesuai untuk mengenal bahan, alat serta tehnik
kemampuannya. Meskipun kadar berkarya senirupa, (5) untuk
potensi/bakat setiap anak bisa menghasilkan sesuatu yang baru.
berbeda dan juga berhubungan Dengan demikian dapat diperoleh

390 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dampak instruksional dan dampak tingkat kemampuan siswa.
pengiring (nurturant effect) yaitu berani Menyenangkan, adalah suasana kegiatan
mengemukakan pendapat, punya rasa belajar mengajar yang dapat
kesetiakawanan sosial dan toleransi, memusatkan perhatian siswa secara
bersikap menghargai budaya bangsa, penuh pada materi/kegiatan belajar
mampu berpikir secara integral serta sehingga waktu curah perhatiannya (time
mempunyai wawasan tentang seni yang on task) tinggi. Sedangkan Efektif yaitu
dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dapat menghasilkan produk belajar yang
bidang lainnya (Ida Siti Herawati.1996). tinggi/optimal. (Depdikbud-Unesco.
Sejalan dengan fungsi dan tujuan 2002). Gambaran penerapannya di SD
pendidikan senirupa tersebut maka yaitu: (1) siswa mengerjakan kegiatan
dalam pembinaan kemampuan belajar yang beragam untuk
berkreasi/berkarya senirupa akan mengembangkan keterampilan dan
meliputi semua bentuk kegiatan tentang pemahaman dengan pendekatan belajar
aktivitas fisik, pikir, keterampilan, sambil bekerja/berbuat; (2) guru
kreativitas dan cita rasa keindahan. menggunakan berbagai sumber belajar
Kesungguhan dalam berolah senirupa dan alat bantu belajar termasuk
tersebut akan terlihat dalam kegiatan pemanfaatan lingkungan supaya
berekspresi, bereksplorasi, berkreasi dan pembelajaran lebih menarik,
berapresiasi. Pendidikan senirupa di SD menyenangkan dan efektif; (3) menata
umumnya diwujudkan pada kegiatan kelas dengan lebih baik seperti
berolah cipta senirupa dan kerajinan memajang hasil kegiatan belajar, hasil
tangan. Adapun pendekatan materi akhir karya siswa, membuat sudut baca
senirupa dalam pembelajaran di SD dan lainnya; (4) menerapkan cara
antara lain dapat dilakukan melalui mengajar secara bervariasi, bersifat kerja
belajar tentang pengenalan elemen/unsur sama dan teraktif (kooperatif dan
seni, prinsip-prinsip seni/azas desain, interaktif) antar sesama siswa atau kerja
proses dan teknik berkarya senirupa individual; (5) guru mendorong siswa
serta apresiasi sesuai dengan nilai-nilai untuk memecahkan masalah,
budaya serta keindahan yang relevan mengungkapkan pikirannya dan
dengan konteks sosial budaya melibatkan siswa untuk menciptakan
masyarakat. lingkungan sekolah yang bermanfaat
Selain itu dalam pendidikan untuk sumber belajar.
senirupa di SD hendaknya juga dapat Secara bervariasi dalam
diciptakan suasana belajar yang “Aktif pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
Kreatif Efektif dan Menyengkan guru hendaknya menggunakan
(PAKEM) Dalam penerapan PAKEM di strategi/pendekatan mengajar yang dapat
SD didasarkan pada pemahaman sebagai memadukan keaktifan siswa dalam
berikut ini. Aktif, dalam proses belajar, baik secara fisik, mental dan
pembelajaran guru harus menciptakan emosional. Keterpaduan secara
suasana sedemikian rupa sehingga siswa konseptual adalah suatu pendekatan
aktif belajar, bertanya, menjawab, pembelajaran yang melibatkan beberapa
mengemukakan gagasan, berkarya, mata pelajaran atau sejumlah materi,
berapresiasi dan lainnya. Kreatif, adalah konsep, aktivitas yang berhubungan
guru menciptakan kegiatan belajar yang untuk memberikan pengalaman yang
beragam sehingga memenuhi berbagai bermakna kepada anak Dasar

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 391


pertimbangannya adalah: (1) Kompetensi merupakan pengetahuan,
keseluruhan perkembangan anak SD keterampilan dan nilai-nilai dasar yang
bersifat holistik; (2) anak usia SD dapat direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
belajar dengan baik yaitu melalui dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan
keterlibatan aktif dengan sesama anak bertindak secara konsisten dan terus-
dan dengan orang dewasa; (3) menerus memungkinkan seseorang
memungkinkan pembelajaran lebih menjadi kompeten, dalam arti memiliki
menarik dan bermakna bagi siswa, pengetahuan, keterampilan dan nilai-
medorong kreativitas guru dalam nilai dasar untuk melakukan sesuatu
mengajar, memungkinkan anak (Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002).
mempelajari fakta-fakta dalam konteks Kompetensi dalam mata
yang lebih nyata dan kongkrit, (4) dapat pelajaran kesenian (senirupa) secara
memberikan kesempatan membentuk herarkhis dimaksudkan untuk menopang
berbagai keterampilan seperti pencapaian kompetensi tamatan SD.
menemukan, menilai, memanfaatkan Dalam hal ini kompetensi mata pelajaran
informasi dalam konteks yang kesenian secara umum adalah: (1)
bermakna, kerjasama dan mandiri. mampu mengekspresikan diri
Dalam implementasi di SD, ide/gagasan melalui rupa, bunyi, gerak
pendekatan keterpaduan ini antara lain dan peran sesuai dengan kebutuhan dan
bertolak dari suatu topik/tema yang perkembangan anak; (2) mampu
dipilih atau dikembangkan oleh guru mengembangkan rasa seni dan kepekaan
bersama anak. Tujuannya agar konsep- indrawi, kreativitas serta keterampilan
konsep dan aspek dari bidang studi dalam berkesenian; (3) mampu
terkait dijadikan alat dan wahana untuk mengembangkan potensi belajar inter
mempelajari dan menjelajahi topik/tema disipliner dengan pendekatan
tersebut. Dengan pendekatan terpadu keterpaduan belajar melalui seni; (4)
akan terwujud ciri: (a) pembelajaran mampu berapresiasi terhadap keragaman
berpusat pada anak; (b) memberikan seni budaya setempat, nusantara dan
pengalaman langsung pada anak; (c) mancanegara. Secara khusus kompetensi
tidak menimbulkan adanya pemisahan dalam pembelajaran kesenian di SD
bidang studi secara jelas; (d) kedalaman adalah: (1) mampu memadukan unsur
hasil pembelajaran berkembang sesuai estetika, logika yang meliputi
dengan minat dan kebutuhan anak (Tim pengetahuan, pemahaman, persepsi,
Pengembang PGSD. 1997). Sasaran analisis, evaluasi, apresiasi dan
integrasi/keterpaduan adalah materi berproduksi melalui bahasa rupa, bunyi,
(bahan belajar) dan penyampaian gerak dan peran; (2) memiliki kepekaan
pemaknaan. Sedangkan mengenai indrawi, perasaan estetis dan artistic
kegiatan belajarnya yaitu multi metode, melalui pengalaman bereksplorasi,
kelompok, individual, klasikal berekspresi dan berkreasi untuk
(penghayatan langsung). mendukung kecerdasan emosional,
intelektual, moral spiritual dan
C. Kompetensi Dalam Pembelajaran adversitas sesuai dengan kebutuhan
Senirupa di SD maupun perkembangan anak; (3)
Kompetensi adalah suatu memiliki keterampilan dasar dan mampu
kemampuan yang dimiliki oleh berkreasi berdasarkan inspirasi yang
seseorang dalam bidang tertentu. bersumber pada alam dan lingkungan

392 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


sekitar anak dalam mengolah medium atau yang akan digunakan serta teknik
seni; (4) mampu menghargai karya seni yang dipilihnya.
sendiri dan karya orang lain serta Faktor keterampilan dalam
keragaman seni budaya setempat proses penciptaan bukan hanya berupa
maupun nusantara; (5) mampu kemampuan atau kompetensi
mempergelarkan, menyajikan karya seni psychomotor saja, melainkan juga
dan atau merancang memamerkannya di termasuk kemampuan segenap potensi
kelas dan atau di lingkungan sekolah pribadinya baik berupa bakat dan
(Puskur Balitbang Diknas, 2002). kepekaan rasa seni. Disebutkan bahwa
Adapun aspek substansial dalam keterampilan senirupa berkenaan dengan
pembelajaran keterampilan senirupa di kemampuan atau kompetensi yang
SD berdasarkan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh seseorang
dicapai adalah: (1) ide dasar berolah yaitu: (a) mengolah media ungkap
seni; (2) merancang karya seni; (3) dengan alat yang digunakan sewaktu
membuat karya seni antara lain: berkarya dan; (b) ketepatannya dalam
menggambar, mencetak, membentuk, mewujudkan gagasan ke dalam karya
menganyam, menghias/merangkai; (4) seni (Cut Kamaril. 1999)
menyajikan/melaporkan hasil karya seni;
(5) menguji/mengapresiasi hasil karya 2. Kompetensi Merancang Karya Seni
seni. Dari masing-masing aspek Kemampuan merancang karya
substansial pendidikan kesenian di atas seni yang dimaksudkan adalah
dapat diberikan penjelasan berikut ini. kemampuan siswa dalam membuat
rancangan (mendesain) suatu karya
1. Kompetensi Ide Dasar Berolah Seni senirupa-kerajinan tangan dalam wujud
Kompetensi yang diharapkan gambar sket (karya dua dimensi) atau
adalah kemampuan siswa dalam rancangan dan model karya tiga dimensi.
menentukan, memilih ide/gagasan sesuai Kemampuan ini didasarkan pada jenis
jenis materi seni yang dipelajarinya. karya yang akan dibuat, media seni yang
Dalam suatu proses penciptaan seni digunakan dan teknik seni yang dipilih.
diawali dengan adanya dorongan atau Setiap kegiatan merancang suatu karya
ide dasar dari dalam jiwa seseorang seni juga diperlukan adanya
setelah mendapatkan rangsangan/respon pertimbangan kepekaan rasa seni dengan
dari suasana batin dan lingkungannya. didukung suatu keterampilan berolah
Adanya kontak dengan suasana dan seni agar dapat dihasilkan model
obyek dilingkungan akan melahirkan rancangan yang representatif. Rancangan
adanya ide dasar atau gagasan awal yang dengan komposisi/konstruksi unsur seni
akan diungkapkan kedalam karya yang harmonis/selaras, menarik, indah
senirupa/kerajinan tangan. Ide dasar dalam artian rangcangan yang sesuai
dalam proses berolah seni dapat bersifat dengan ide dasar yang telah ditentukan.
individual sebagai hasil kreasi/cipta baru Kualitas rancangan karya seni tercermin
yang orisinil dan bisa juga merupakan pada kesesuaian, keteraturan atau
hasil pengolahan, penggubahan, kedinamisan proporsi obyek/bentuk
modifikasi, stilasi atau hasil yang ditampilkan.
mencontoh/mengkopy karya yang sudah
ada. Kemunculan ide dasar dalam
berolah senirupa tersebut juga berkaitan
dengan media/medium seni yang ada

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 393


3. Kompetensi Membuat Karya Seni. teknik penyelesaian menggambar
Kemampuan membuat karya seni diantaranya adalah teknik arsir, dusel,
adalah kemampuan untuk mewujudkan stipel dan sapuan.
atau membuat karya seni sesuai dengan
jenis karya dan media seni yang 4.Kompetensi Menyajikan/
dipilihnya. Keterampilan membuat suatu melaporkan Karya Seni.
model atau bentuk karya seni hendaknya Kompetensi menyajikan karya
juga didukung keterampilan (skill) seni adalah kemampuan siswa dalam
berolah seni dengan memahami dan mendiskripsikan atau menuturkan proses
menerapkan langkah-langkah kerja berkarya seni dengan menggunakan
secara cermat, teliti, rapi, efektif bahasa lisan atau tertulis. Melaporkan
sehingga akan dapat dihasilkan karya proses dan hasil berolah seni merupakan
seni yang bagus, indah dan menarik. suatu wujud pertanggungjawaban atas
Adanya kesan keindahan dan nilai seni pemilihan ide/gagasan yang telah
pada suatu karya seni secara diwujudkan kedalam bentuk suatu
konstan/ajeg, dinamis, ekspresif, unik, komposisi seni sesuai pemilihan bahan,
orisinil akan memberikan nuansa baru alat, langkah-langkah kerja dan teknik
yang bermakna rekreatif apresiatif. Pada pembuatannya. Pelaporan tertulis dari
pembelajaran senirupa di SD kompetensi proses berolah seni akan dapat diketahui
membuat karya seni dapat diwujudkan adanya kualitas kemampuan olah pikir,
dalam bentuk tampilan karya senirupa olah rasa dan olah keterampilan senirupa
dua dimensi dan karya senirupa tiga yang dilakukan anak. Kelancaran
dimensi. Diantara kemampuan berkarya mendiskripsikan proses berolah seni
senirupa tersebut adalah: kompetensi akan memberikan indikasi adanya
menggambar, mencetak, membentuk, ketercapaian kompetensi yang
menganyam, menghias/merangkai dan diharapkan.
menyusun komposisi. Sebagai contoh
kompetensi “Menggambar” berkaitan 5. Kompetensi Mengapresiasi Karya
dengan kemampuan siswa dalam Seni.
mengungkapkan ide/gagasan, angan- Kompetensi mengapresiasi karya
angan, perasaan, pengalaman, hasil seni adalah kemampuan siswa dalam
pengamatan yang dilakukan dengan cara melakukan penikmatan atau tindak
menggoreskan alat-alat gambar di atas apresiasi terhadap hasil karya senirupa,
bidang datar/rata sesuai karakteristik seni musik dan seni tari.. Apresiasi karya
jenis gambar yang dibuat. Sesuai dengan senirupa dapat dilakukan mulai dari
ruang lingkup seni gambar, kompetensi tahapan melihat atau mengamati wujud
yang diharapkan adalah kemampuan karya seni yang dilanjutkan dengan
siswa dalam menggambar bentuk, menguji atau menilai karya seni yang
menggambar hiasan/ornament, diamatinya. Indikasi adanya tindak
menggambar illustrasi/ceritera, apresiasi atau penikmatan
menggambar huruf hias, menggambar keindahan/nilai seni adalah adanya sikap
alam terbuka, menggambar ekspresi, puas, gembira, kagum atau kesan
menggambar komposisi warna dan sebaliknya. Eisner (1983) dalam Cut
lainnya. Terkait dengan kegiatan Kamaril (1999) menyatakan bahwa
menggambar tersebut adalah pendidikan seni pada anak adalah untuk
kemampuan dalam menerapkan teknik- melatih kemampuan atau kompetensi
menanggapi obyek dan menciptakannya

394 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


menjadi sesuatu yang menarik dan mewarnai gambar atau benda, dan
menyenangkan. Apresiasi senirupa (c) dapat menciptakan sesuatu
berkaitan dengan tindak penikmatan dengan menggunakan berbagai
pada komposisi unsur/elemen rupa yang macam jenis media senirupa.
ditampilan pada setiap wujud dan jenis (3) Indikator macamnya cukup banyak
karya yang diapresiasi. Misalnya yaitu menggambar, mencetak,
penikmatan adanya keserasian dan mewarnai, meronce, menciptakan
keindahan dari bentuk, warna, bentuk, kolase, montase, mosaik,
komposisi, teknik penggarapan dan membentuk dengan plastisin atau
lainnya. Meskipun dalam tindak tanah liat, menganyam, melukis
apresiasi senirupa bersifat subyektif dengan jari dan sebagainya. Dilihat
individual namun tentunya dapat dari media yang digunakan maka
dimungkinkan adanya kesan penikmatan untuk kegiatan senirupa di SD
yang cenderung sama. Sebagai contoh jenisnya lebih banyak dengan
untuk karya senirupa yang memang kemungkinan kreasi yang lebih
tampil dalam wujud yang bagus, indah, beragam.
kreatif tentunya juga akan diberikan Oleh karena itu bagi guru SD
kesan apresiatif yang bagus pula. Dalam hendaknya dapat memilih dan
hal dasar/acuan yang digunakan dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan
melakukan tindak penikmatan adalah senirupa yang tepat untuk anak SD.
komposisi unsur rupa yang tampil pada
karya yang diapresiasi tersebut. D. Karakteristik Ungkapan Kreatif
Berdasarkan kurikulum berbasis Senirupa Anak SD
kompetensi SD tersebut maka hal-hal Memahami keberadaan anak dalam
yang harus dipahami bagi para guru SD pendidikan seni, perlu diperhatikan: (1)
adalah sebagai berikut: hakekat anak yang berada pada masa
(1).Kompetensi dasar yang dimaksudkan perkembangan tertentu menuju
dalam pendidikan seni bagi anak SD kedewasaannya, (2) kebutuhan
adalah kemampuan dalam: (a) perkembangan anak, (3) perkembangan
berekspresi senirupa sebagai bagian jasmani, jiwa/rohani yang terlihat pada
dari aspek pengembangan kurikulum kecenderungan sikap, watak dan tingkah
SD, (b) menggunakan berbagai laku tertentu. Perkembangan otak dan
media/bahan yang ada dilingkungan fisik pada anak sudah dimulai sebelum
sekitar sesuai jenis materi senirupa bersekolah, dan akan terus dialami anak
yang dikembangkan, dan (3) pada waktu di TK dan SD. Pada usia 6-
bereksplorasi yaitu aktivitas 12 tahun ditandai oleh perkembangan
mencoba dan menjelajah berbagai intelegensi yang pesat, anak ingin
kemungkinan dalam berekspresi mengetahui segala sesuatu dan berpikir
senirupa sehingga akan diperoleh secara logis (Munandar. 1991).
pengalaman kreatif yang bersifat Perkembangan jiwanya memperlihatkan
inovatif yang selanjutnya bisa keinginannya untuk bertanya, melihat,
diwujudkan menjadi suatu bentuk berpikir kritis, peka, ingatannya kuat,
karya seni yang lebih bagus, rapi, inisiatif dan tanggung jawab. Sedangkan
indah dan sejenisnya. jasmaninya berkembang kearah
(2) Hasil belajar yang diharapkan yaitu: penguasaan ketrampilan pada tujuan
(a) dapat menggambar, (b) dapat tertentu.

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 395


Dilihat dari ungkapan senirupa
anak-anak umumnya menampilkan
bentuk karya dengan ciri bebas, unik dan
kreatif, goresan spontanitas, ekspresif
sejalan dengan tipologi (gaya gambar),
periodisasi (masa) perkembangan
menggambar dan kesan ruang gambar
yang dibuatnya.

Gambar 2.1 Gambar Anak yang Bertipe


Visual
(2) Tipe Haptic (non visual), yaitu
anak yang mempunyai kepekaan atau
ketajaman perasaan atau mata hatinya,
sehingga gambar yang dibuat cenderung
didasarkan atas ekspresi atau reaksi
Gambar 2.1 Contoh karya senirupa anak
emosionalnya dan bukan berdasarkan
usia SD hasil penglihatan indera matanya.
Pada contoh karya gambar anak tersebut
dapat dilihat adanya ciri atau
karakteristik yang spesifik seperti
spontanitas penggambaran obyek orang
wanita yang sedang duduk berjualan,
wanita yang sedang membeli, orang laki-
laki yang memikul keranjang, anak
kecil, binatang, pagar, rumah pohon dan
obyek lainnya. Karya senirupa anak SD Gambar 2.3 Gambar Anak yang Bertipe
Haptik
tersebut menunjukkan bahwa dalam
menggambarkan suatu obyek ia lakukan Sedangkan dilihat dari gaya karya
sangat bebas baik mengenai bentuk, gambar atau lukisan anak-anak dapat
ukuran, penempatan dan warna yang dibedakan antara lain (a) organik, cirinya
digunakan. Berikut ini dibahas mengenai menggambarkan kesan obyek nyata
Tipologi, Periodisasi dan Kesan Ruang secara dinamis, (b) lyrical/liris yaitu
Gambar anak. menampilkan obyek-obyek secara
realistis, terkesan statis dengan
1. Tipologi Gambar Anak perwarnaan tidak menyolok, (c)
Tipologi karya gambar anak dapat impresionistik, yaitu menampilkan kesan
dibedakan: (1) Tipe Visual yaitu anak suasana tertentu, (d) rhytmical pattern,
yang mempunyai ketajaman menghayati yaitu menampilkan kesan pola ritmis, (e)
sesuatu melalui indera penglihatannya, structural form, yaitu bercirikan kesan
sehingga karya gambar yang dibuatnya bentuk yang bersusun dan berulang-
cenderung didasarkan pada kesamaan ulang, (f) dekoratif, yaitu menampilkan
bentuk yang dilihat atau dihayatinya motip/pola hiasan, dan (g)
ekspresionistik, menampilkan kesan

396 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


ungkapan individual secara bebas dan Lowenfeld, periodisasi menggambar
spontan (Herberd Read. 1973). anak-anak dibedakan yaitu (1) masa
Dengan memahami keberadaan goresan sekitar usia 2-4 tahun, (2) masa
tipologi karya gambar anak-anak prabagan sekitar usia 4 sampai 7 tahun,
tersebut hendaknya akan dapat dijadikan (3) masa bagan sekitar umur 7-9 tahun,
pertimbangan bagi guru dalam (4) masa permulaan realisme umur 9-11
memberikan pembimbingan kegiatan tahun, dan (5) masa realisme semu umur
senirupa di SD. Hal-hal yang hendaknya 11-13 tahun. Karakteristik pada setiap
dilakukan oleh guru adalah: (1) masa perkembangan tersebut adalah
menerima apa adanya keberadaan sebagai berikut:
ungkapan gambar anak-anak baik yang
cenderung bertipe visual, haptik atau a. Masa Goresan
campuran, sebagai potensi kesenirupaan Pertama kali anak-anak mencoba
anak-anak yang bersifat individual, unik menggoreskan alat tulis (pensil) pada
dan kreatif, (2) dalam memberikan kertas bertujuan untuk meniru perbuatan
latihan dan pembimbingan hendaknya orang yang lebih tua dari mereka.
juga memperlakukan sama kepada Goresan itu belum membentuk suatu
semua anak baik secara klasikal atau ungkapan obyek, tetapi lebih merupakan
individual, (3) tidak memandang ekspresi spontan, yang berfungsi sebagai
kelainan-kelainan yang terdapat pada latihan koordinasi antara motorik halus,
gambar anak-anak sebagai kekurangan otot tangan dan lengan dengan gerak
atau kesalahan, (4) tidak menyalahkan mata. Goresan yang terbentuk biasanya
gambar buatan anak-anak, khususnya garis-garis mendatar, tegak dan
yang bertipe haptik, dimana ada melingkar-lingkar dan belum bervariasi.
kecenderungan gambar yang dibuat tidak Setiap kegiatan menggambar dilakukan
didasarkan bagaimana kelihatannya oleh anak dalam waktu yang tidak terlalu
suatu obyek/benda tetapi lebih lama, dan kadang-kadang dilakukan
didasarkan pada ungkapan perasannya bersamaan dengan aktivitas lainnya.
yang bersifat spontan dan individual. Misalnya sambil makan, menyanyi,
bermain dan lainnya. Apabila pada saat
3. Periodisasi Perkembangan menggambar ditanya tentang gambar
Menggambar Anak. yang dibuat, maka ia akan memberikan
Berkaitan dengan tipologi dan gaya nama gambar tersebut sesuai dengan apa
karya senirupa anak-anak, secara umum yang kebetulan sedang terlintas dalam
anak juga mengalami periodisasi atau ingatannya. Jadi setiap waktu nama
masa-masa perkembangan menggambar. gambar bisa berubah sesuai dengan
Anak usia TK-SD berada pada masa imajinasinya.
peka dimana anak-anak mengalamai
masa keemasan ekspresi kreatif. b. Masa Pra-bagan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Pengalaman anak dalam menarik
karya gambar anak yang dilakukan oleh goresan-goresan garis mendatar, tegak
para ahli antara lain Kerchensteiner, dan melingkar selanjutnya berkembang
Cyril Burt, Victor Lowenfeld menjadi wujud ungkapan ungkapan yang
menunjukkan bahwa setiap anak dapat dikaitkan dengan bentuk atau
mengalami masa-masa perkembangan obyek tertentu. Misalnya bentuk bagan
menggambar. Menurut Victor manusia yang masih sederhana,.
Kehadiran gambar manusia yang lebih

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 397


sering diwujudkan anak-anak memang bentuk-bentuk yang mendekati
sangat wajar dimana anak selalu berada kenyataan. Perkembangan inilah yang
dilingkungan yang secara visual disebut masa realisme. Dalam hal ini
manusialah yang sering dilihatnya. Sejak kesadaran sosial, penyesuaian dengan
masa ini anak sudah dapat mewujudkan lingkungan dan perkembangan intelek
obyek gambarnya secara tetap dengan yang lebih maju menentukan dunia
ciri-ciri tertentu, misalnya ini aku, ini ciptaan anak. Tahap ini ditandai
ibu, ini ayah, ini kakak dan sebagainya. besarnya perhatian anak pada bagian-
Goresan- goresan yang dibuat sudah bagian gambar yang dibuatnya, bila
mulai terarah sesuai dengan hasratnya dibandingkan dengan tahap sebelumnya.
untuk memberi bentuk kepada Kesadaran sosial yang lebih
imajinasinya. Masa ini merupakan berkembang, mendorong anak-anak
peralihan dari masa mencoreng/goresan menggambar seolah-olah didasari oleh
ke masa bentuk bagan/ skematis, keadaan nyata, bentuk realistis, usaha
sehingga dikenal dengan perkembangan untuk menyesuaikan diri dengan
menggambar pra-bagan lingkungannya. Pada tahap ini kewajaran
dan spontanitas anak-anak untuk
c. Masa Bagan/Skematis berekspresi mulai menurun karena
Sejalan dengan pengalaman anak pertimbangan akal sudah mulai
dalam menggambar bentuk bagan menguasai dunia ciptaan mereka.
sederhana, selanjutnya keterampilan
menggambar berkembang semakin e. Masa Naturalisme Semu
meningkat. Cirinya antara lain yaitu Pada masa ini anak berusaha
tampilnya bentuk bagan yang lebih menyesuaikan bentuk gambar yang
sempurna, bagian-bagian obyek gambar mereka buat dengan bentuk alam. Tetapi
lebih lengkap dan menggunakan bentuk- sebenarnya tidaklah naturalisme
bentuk garis yang lebih bervariasi. Sejak sepenuhnya, masih semu atau belum
saat ini anak secara sengaja sudah dapat sempurna. Oyek gambar dibuat lebih
membuat bentuk-bentuk bagan benda detail, bentuk keseluruhannya sudah
dalam lingkungannya. Ia sudah dapat mendekati keadaan sesungguhnya. Masa
mengungkapkan perasaannya, ini merupakan titik akhir cara-cara
mewujudkan khayal keinginannya ke menggambar secara kanak-kanak,
dalam bentuk yang berupa bagan. Pada menuju cara-cara menggambar yang
masa ini gambar yang dibuat sudah lebih umum seperti yang dilakukan
mulai menampilkan kesan ruang orang dewasa. Cara yang lebih bersifat
perebahan, transparan (bening) atau meniru bentuk alam dan banyak
datar ditentukan oleh pertimbangan akal
(pengaturan kesan ruang, menurut
d. Masa Realisme hukum-hukum perspektif, perbandingan
Pada masa ini anak sudah mampu bagian-bagian obyek, teori warna dan
membuat gambar dengan sebagainya). Pada masa naturalisme
memperlihatkan konsep yang lebih jelas. semu ini umumnya kreativitas dan
Pada akhir tahap bagan, perkembangan ekspresi anak akan mengalami
akal sudah mulai mempengaruhi dunia kemerosotan, karena kewajaran dan
ciptaan anak. Sikap kritis dan realistis spontanitas kegiatan menggambar
sudah mempengaruhi obyek gambar- terganggu oleh pertimbangan akal,
gambar yang mereka buat ke arah dimana akal mempengaruhi cara anak

398 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


menciptakan gambar yang mereka buat. dipengaruhi oleh rasio atau akal dalam
Ketermpilan menggambar bentuk alam, berolah senirupa. Perkembangan akan
lebih maju dari masa sebelumnya. adanya kesadaran sosial yang sudah
Namun demikian dilihat dari segi mulai timbul pada awal masa sekolah,
ekspresi, masa ini merupakan penurunan pada tahap ini sudah lebih maju dari
dari masa perkembangan sebelumnya. masa sebelumnya. Anak-anak sudah ada
usaha menyesuaikan diri dengan
f. Masa Penentuan lingkungannya, usaha tersebut akan
Pada masa ini dapat ditentukan besar pengaruhnya terhadap karya
apakah anak-anak tetap menaruh minat gambarnya. Pengaruh itu dikuti dengan
yang besar terhadap kagiatan meningkatnya perkembangan intelek,
menggambar/senirupa pada umumnya sikapnya kritis dan realistis. Kesadaran
atau minatnya mulai menurun dan lebih akan lingkungannya lebih meningkat
tertarik pada aktivitas seni lainnya. kemudian timbul usaha untuk
Karena sikap yang lebih kritis, anak- menyesuaikan bentuk gambarnya
anak sewaktu menggambar lebih berhati- dengan selera lingkungannya.. Seperti
hati karena takut berbuat salah dan kesan perspektif, tutup-menutup pada
merasakan adanya kesukaran dalam gambar yang dibuatnya.
menggambar. Akibatnya kewajaran
dalam menggambar menjadi terganggu, 3. Kesan Ruang Gambar Anak
spontanitas ekspresinya menjadi Kesan ruang gambar anak adalah
menurun/hilang. tampilan bentuk gambar suatu obyek
Dari uraian di atas dapat ditarik alam dan lingkungannya yang
kesimpulan bahwa masa perkembangan memperlihatkan adanya kesan ruang
menggambar pada anak-anak meliputi jauh-dekat, besar-kecil, penumpukan,
dua tahap, yaitu: masa keemasan tembus pandang dan lainnya. Cara
ekspresi kreatif dan masa sesudah anak menampilkan kesan ruang pada gambar
dapat atau mau menerima norma cipta anak dibedakan sebagai berikut.
menggambar seperti yang dilakukan oleh a. Perebahan, yaitu kesan ruang yang
orang dewasa. diperoleh dengan jalan merebahkan
Pertama, masa keemasan ekspresi ke dalam/ke luar suatu benda atau
kreatif yaitu masa sebelum anak dapat obyek yang digambarkan. Misalnya
menerima pengaruh norma cipta yang gambar pohon, rumah pagar
berlaku pada orang dewasa atau masa dipinggir jalan oleh anak
anak masih belum dapat dipengaruhi digambarkan miring atau rebah
oleh norma cipta yang berlaku di luar mengikuti batas jalannya.
dunianya (norma cipta orang dewasa).
Sebelum anak dapat dipengaruhi oleh
cara menggambar secara umum yang
berlaku pada orang dewasa, mereka
dapat menciptakan gambar dengan
bebas, ungkapannya lebih murni, dan
spontanitas ekspresinya.
Kedua, masa sesudah anak dapat
dan mau menerima norma cipta orang
dewasa yaitu masa dimana anak sudah

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 399


menutup. Kesan ruang gambar
terasa lebih luas, sedangkan
obyek gambar sebagian terkesan
kecil-kecil.

Gambar 2.4
Gambar Anak dengan kesan ruang Perebahan

b. Penumpukan, kesan ruang


dengan ciri obyek yang dekat Gambar 2.6 Gambar Anak
dengan kesan ruang perspektif burung
digambar dibagian bawah bidang
gambar, dan obyek yang letaknya
semakin jauh diletakkan di d. Tutup-menutup, yaitu kesan
bagian atas bidang gambar. ruang dimana antara obyek yang
Kesan ruang masih seperti satu dengan obyek lainnya
ditumpuk, karena obyek ditampilkan saling tertutup. Hal
digambar dengan ukuran yang ini menunjukkan bahwa obyek
sama besar meskipun tempatnya yang tertutup berada ditempat
lebih jauh. yang lebih jauh, namun dilihat
dari ukurannya belum digambar
semakin kecil seperti yang
dilakukan dalam menggambar
perspektif.

Gambar 2.5 Gambar Anak dengan kesan


ruang Penumpukan

c. Perspektif Burung, yaitu kesan


ruang yang dibuat atau dihasilkan
seperti burung yang sedang
terbang. Dengan cara ini anak
Gamabr 2.7. Gambar Anak dengan
seakan-akan berada ditempat
kesan ruang Tutup Menutup
yang tinggi, sehingga hasil
gambarnya antara benda atau
obyek satu dengan benda lainnya
digambarkan tidak saling tutup-

400 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


e. Pengecilan, yaitu kesan ruang (4) menghias benda dan lainnya. Untuk
gambar yang dibuat berdasarkan setiap jenis kreativitas tersebut dalam
ketentuan atau hukum perspektif, pengembangannya tentunya tidak
dimana obyek yang dekat digambar terlepas dari alternatif pemilihan bahan
besar dan jelas, sedangkan obyek (medium rupa) dan peralatan yang
yang semakin jauh digambar dipilih sesuai dengan bentuk karya yang
semakin kecil dan tidak jelas. Contoh dibuat serta teknik penggarapannya.
gambar jalan yang menjauhui
pandangan mata dibuat dengan batas 2. Bereksplorasi melalui Media
dua buah garis yang semakin jauh Senirupa
semakin menyempit atau mengecil Keragaman bentuk kegiatan
dan akhirnya bertemu disatu titik berkarya kreatif senirupa di SD
pada garis horizon berkaitan langsung dengan
digunakannya jenis media (bahan
praktek) yang disesuaikan dengan teknik
pembuatannya. Pengenalan media
senirupa dan teknik berolah seni ini bagi
anak SD hendaknya dipahami sebagai
cara-cara bereksplorasi (menjelajah,
mencoba dan menemukan) pada
penggunaan media seni yang
diwujudkan dalam berbagai bentuk
kreasi senirupa anak-anak.
Bereksplorasi melalui media
Gambar 2.8. senirupa contohnya menggambar bebas
Kesan Ruang Pengecilan
dengan menggunakan berbagai jenis alat
E. Bentuk Kreativitas Senirupa Anak
yaitu pensil, spidol kecil, crayon, pensil
SD
warna dan sejenisnya. Dengan
1. Praktek Berkarya Kreatif
Kegiatan kreatif senirupa di SD mengenali sifat bahan/alat tersebut
berdasarkan kompetensi dasar wujudnya diharapkan akan dapat melatih
dapat dikelompokan yaitu jenis kegiatan keterampilan kreatif anak dalam
senirupa dua dimensi dan jenis kegiatan berkepsresi membuat bentuk gambar
kreatif tiga dimensi. Kegiatan senirupa secara bebas.
dua dimensi meliputi (1) menggambar F. Pengembangan Kreativitas
bebas, (2) melukis dengan jari, (3) Senirupa di SD
menggambar teknik membatik Kreativitas adalah daya atau
sederhana, (4) permainan warna, (5) kemampuan untuk mencipta, yang
mewarnai gambar, (5) menggambar selanjutnya diartikan (a) kelancaran
ekspresi atau menggambar bebas, (6) menanggapi suatu masalah, ide dan
aplikasi mosaik, montase dan kolase, (7) materi, (b) mudah menyesuaikan diri
mencetak/seni grafis, (8) kerajinan terhadap setiap situasi, (c) memiliki
kertas, dan (9) kerajinan anyaman. keaslian dalam membuat tanggapan,
Kegiatan senirupa tiga dimensi karya yang lain daripada yang lainnya,
meliputi (1) membentuk/membuat model dan (d) mampu berpikir secara integral,
mainan secara bebas, (2) membentuk mampu menghubungkan satu dengan
bangun kubus, (3) merangkai/meronce, yang lain. Pada anak usia SD berada

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 401


pada masa “keemasan berekspresi atau kombinasi dari hal sebelumnya
kreatif”, dimana kadar kreativitasnya yang sudah ada.
masih sangat tinggi. Oleh karena itu Anak yang kreatif cirinya yaitu
pengembangan kreativitas senirupa punya kemampuan berpikir kritis, ingin
hendaknya mendapatkan kesempatan tahu, tertarik pada kegiatan/tugas yang
dan pembinaan secara lebih intensif dan dirasakan sebagai tantangan, berani
efektif sesuai dengan masa mengambil resiko, tidak mudah putus
perkembangan seninya. asa, menghargai keindahan, mampu
Kreativitas (Munandar.1991) dapat berbuat atau berkarya, menghargai diri
ditinjau dari empat segi, yakni segi sendiri dan orang lain. Dalam
pribadi, pendorong, proses dan produk. pengembangan kreativitas sejak usia
(1) Segi pribadi, kreativitas adalah hasil dini, peran pendidik yaitu orang tua dan
keunikan pribadi dalam interaksinya guru sangatlah penting. Disekolah guru
dengan lingkungan dan merupakan bertugas merangsang dan membina
penggambaran adanya berbagai ciri perkembangan kognitif, afektif,
khusus dalam tiap individu. Cirinya psikomotorik, emosional, sosial dan
antara lain berupa rasa ingin tahu, kepribadian siswa. Untuk itu penuntun
daya imajinasi yang kuat, tertarik untuk mengembangkan kreativitas
pada hal-hal yang baru, mempunyai berikut ini perlu diperhatikan oleh para
minat yang luas, berani mengambil guru dan orang tua.
resiko, mempunyai prakasa dan
kepercayaan diri, tekun dan ulet 1. Penuntun Mengembangkan
dalam mengerjakan tugas yang Kreativitas Anak
diminati dan diyakini. a. Kegiatan yang dilakukan haruslah
(2) Segi Pendorong, merupakan suatu disesuaikan dengan kemampuan,
kondisi yang memotivasi seseorang kebutuhan dan minat anak.
pada perilaku kreatif. Pendorong Contohnya dalam kegiatan
kreativitas ini dapat berupa hasrat menggambar peralatan yang
yang kuat pada diri individu, dan digunakan hendaknya dimulai dari
dapat pula berupa penghargaan dari pensil terlebih dahulu dengan
orang lain (orang tua, guru), serta pertimbangan yang lebih mudah
tersedianya sarana dan prasarana dalam penggunaannya. Baru pada
penunjang sikap kreatif. latihan berikutnya digunakan
(3) Segi proses, kreativitas adalah hasil peralatan pensil warna, crayon atau
dari tahapan pengalaman seseorang cat lainnya. Dalam hal ini
dalam melakukan suatu pekerjaan dimaksudkan agar anak memiliki
atau kegiatan. Kreativitas ditinjau pengalaman dan keterampilan
dari segi proses yaitu sebagai suatu dalam menggambar secara bertahap
kemampuan untuk membentuk dengan benar. Adapun mengenai
kombinasi-kombinasi baru dari dua obyek atau bentuk karya yang
konsep atau lebih yang sudah ada dibuat hendaknya juga disesuaikan
dalam pikiran. dengan ide atau kreativitas setiap
(4) Segi produk, kreativitas adalah anak. Apabila obyek/bentuk yang
kemampuan untuk mancipta atau digambar ditentukan hal itu sifatnya
menghasilkan produk-produk baru, untuk lebih mengarahkan anak
dalam bereksplorasi seni dan tidak

402 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dimaksudkan untuk membatasi dibuat anak, guru dapat
kreasi sesuai keinginan anak. memberikan bimbingan proses
b.Kegiatan kreatif hendaknya kerja secara lebih terarah dan bisa
dilakukan dalam suasana yang memahami jiwa/perasaan yang ada
santai tanpa tekanan untuk pada diri anak.
berprestasi. Contoh guru yang e. Produk/hasil kreativitas bukanlah
melalukan tekanan dalam kegiatan tujuan akhir yang terlalu penting,
senirupa bagi anak apabila: (a) anak melainkan bagaimana hubungan
harus menggambar seperti contoh antara kegiatan yang dilakukan
yang ada atau contoh yang dibuat dengan kesenangan pekerjaan yang
oleh gurunya, (b) karya seni yang dilakukan. Dalam hal ini
dibuat anak harus sama seperti pengalaman berolah senirupa bagi
bentuk dan warna-warna alam. anak SD sebagai dasar untuk
Misalnya anak harus mewarnai menumbuhkembangkan multiple
gambar daun dengan warna hijau, intelegence akan lebih bermakna.
warna langit dengan warna biru Oleh karena itu penilaian proses
muda dan sebagainya. Dalam hal kerja merupakan bagian yang tidak
ini anak-anak tetap diberikan terpisahkan dari keseluruhan
peluang atau kesempatan dalam kegiatan pembelajaran senirupa di
bereksplorasi dan berkreasi secara SD.
terarah dan terbimbing agar dapat f. Memberi motivasi dan rangsangan
diketahui tingkat kemampuan hasil sebelum memulai kegiatan
belajarnya. berkarya, antara lain berkaitan
c.Memberi kesempatan untuk dengan pengalaman dan
berekspresi dengan menggunakan kemampuan yang dimilikinya.
berbagai media senirupa, misalnya Contoh dengan memberikan
pensil, pensil warna, crayon, spidol, penguatan dari kemampuan
bolpoint dan sejenisnya. berkarya yang telah dilakukan,
Media/bahan praktek senirupa yang melalui pembahasan proses kerja
dibutuhkan dan yang disediakan di dan karya yang telah dibuat
SD hendaknya disesuaikan dengan sehingga anak akan lebih
keragaman jenis materi senirupa terpacu/bergairah pada waktu
yang dipraktekkan. Untuk praktek memulai mengerjakan latihan yang
menggambar sediakan beberapa baru diberikannya.
jenis dan warna kertas. Misalnya g.Menyediakan tempat yang memadai
kertas gambar, kertas lipat, kertas untuk melakukan kegiatan berkreasi
HVS dan lainnya. Untuk kegiatan senirupa baik di dalam kelas atau
melipat, menggunting sediakan diluar kelas dengan waktu yang
kertas lipat, kertas buku tulis, kertas cukup sesuai tingkat kesulitan karya
sukung, kertas koran dan lainnya. yang dibuat.
d. Menanyakan kepada anak tentang h.Guru dapat memajang/memamerkan
judul atau nama sesuatu yang hasil kreasi anak pada tempat/ruang
dibuat agar guru lebih memahami kelas, sehingga anak-anak dapat
ungkapan/ekspresi yang melihat dan menilai secara
ditampilkannya. Dengan langsung hasil kreativitasnya.
mengetahui judul/nama karya yang Caranya adalah: (a)

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 403


menggantungkan karya senirupa mengasyikan, (d) guru mendorong
pada tali yang dibentangkan belajar mandiri sebanyak mungkin,
dibagian samping atau belakang menerima gagasan-gagasan dari
ruang kelas, (b) menempelkan semua siswa, memupuk siswa untuk
karya senirupa pada dinding kelas memberikan kritik secara
atau papan yang secara khusus konstruktif dan penilaian diri sendiri,
dipersiapkan untuk memamerkan berusaha menghindari hukuman atau
hasil kreasi seni anak-anak. Untuk celaan terhadap ide-ide yang tidak
karya seni/keterampilan selain biasa, dan menerima perbedaan
gambar/lukisan dapat diletakkan di menurut waktu dan kecepatan antar
meja atau diletakkan dilantai sudut siswa dalam kemampuan
ruangan kelas. memikirkan ide-ide baru.
(2) Mengajukan pertanyaan, dalam hal
2. Faktor Pendukung Pengembangan ini guru harus mempunyai
Kreativitas di SD keterampilan dalam teknik bertanya.
Beberapa kondisi yang dapat Caranya antara lain dengan
meningkatkan kreativitas anak (1) sarana mengajukan pertanyaan yang
belajar dan bermain disediakan untuk menuntun anak untuk berpikir.
merangsang dorongan eksperimen dan Pertanyaan terbuka juga membantu
eksplorasi, (2) lingkungan sekolah yang siswa mengembangkan keterampilan
teratur, bersih dan indah secara langsung mengumpulkan fakta, dan
akan mendorong kreativitas, (3) menguji/menilai informasi mereka.
kemenarikan guru dalam mendidik dan Dengan mengajukan pertanyaan guru
memberikan motivasi dan (5) peran diharapkan mendapat informasi yang
masyarakat dan orang tua untuk berharga untuk (1) menimbulkan
mendukung kegiatan pendidikan di SD minat dan motivasi siswa untuk
antara lain dengan menyediakan berperan serta secara aktif, (2)
kebutuhan media/bahan praktek senirupa menilai persiapan siswa dan sejauh
bagi putra-putrinya. mana siswa telah menguasai bahan
Persyaratan belajar mengajar kreatif yang diberikan sebelumnya, (3)
menurut Munandar adalah dengan mengulang kembali dan merangkum
menciptakan lingkungan kelas yang apa yang telah diajarkan, (4)
kreatif, membimbing dan memberikan membantu siswa melihat hubungan-
pertanyaan yang menumbuhkan gagasan hubungan baru, (5) merangsang
kreatif anak. pemikiran kritis dan mengmbangkan
(1) Penciptaan lingkungan kelas yang sikap bertanya, (6) merangsang
merangsang belajar kreatif dilakukan siswa untuk mencari sendiri
dengan cara (a) memberikan pengetahuan tambahan, dan (7)
pertanyaan-pertanyaan terbuka yang menilai pencapaian tujuan belajar.
menimbulkan minat dan merangsang
rasa ingin tahu agar siswa Kreativitas berkaitan dengan proses
mengajukan pertanyaan terhadap penemuan (inquiri), yaitu dalam
suatu masalah, (b) pengaturan fisik, mengajukan pertanyaan dan hipotesis,
misalnya pengaturan tempat duduk dalam menggabungkan fakta dan asas-
sesuai kagiatan-kegiatan siswa, (c) asas untuk mengembangkan strategi
kesibukan di dalam kelas yang pemecahan. Beberapa yang harus
dipenuhi dalam pembelajaran inquiri

404 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


yaitu (1) memberikan pengalaman peralatan praktek berolah cipta senirupa,
permukaan untuk menarik minat anak (2) pengarahan guru agar kreativitas
dengan penggunaan media, bermain daya cipta anak bisa muncul, (3)
peran dan demonstrasi, (2) memberikan pemberian tugas/latihan secara
materi dan situasi yang memungkinkan terbimbing agar pengenalan teknik dasar
penyelidikan, (3) menyediakan sumber- berolah senirupa dapat dipraktekkan
sumber informasi dengan memanfaatkan secara tepat.
sumber-sumber yang ada dalam
masyarakat, (4) menyediakan peralatan G. Penilaian Pendidikan Senirupa di
untuk merangsang siswa melakukan SD.
eksperimen, (5) menyediakan waktu Penilaian dalam pembelajaran
untuk berdiskusi, bereksperimen, senirupa di SD bertujuan untuk
memberi bimbingan dan penguatan mengetahui kemajuan belajar siswa,
terhadap gagasan hipotesis siswa, (6) untuk keperluan peningkatan kualitas
memberikan dorongan dan penghargaan proses belajar dan memberikan umpan
terhadap pemecahan dan strategi balik guna perbaikan pelaksanaan
pemecahan masalah, dan (d) kegiatan belajar mengajar. Penilaian
mengajukan pertanyaan antara lain kemampuan belajar siswa SD hendaknya
dengan menanyakan apa kemungkinan- mencakup aspek kognitif, psikomotorik
kemungkinan akibat dari suatu situasi dan afektif sesuai jenjang kemampuan
yang telah terjadi atau situasi yang yang akan dicapainya. Penilaian secara
memang belum pernah terjadi. komprehensif bertujuan untuk menilai
kemampuan/keterampilan berolah
3. Pengembangan Daya Cipta senirupa setiap siswa yang dipadukan
Pengembangan kreativitas anak SD dengan kemampuan/kepekaan perasaan,
dilaksanakan melalui pelaksanaan keindahan, ekspresi, dampak
program kegiatan belajar dalam rangka instruksional dan dampak pengiringnya
pengembangan kemampuan dasar, yakni Dalam penilaian pembelajaran
pengembangan daya cipta. senirupa menggunakan alat penilaian:
Pengembangan daya cipta bertujuan (1) tes perbuatan dalam bentuk berkarya
membuat anak-anak kreatif, yaitu lancar, teknik dan berkarya kreatif dalam batas
fleksibel dan orisinil, dalam bertutur karakteristik senirupa anak-anak, (2) non
kata, berpikir, serta berolah tangan, tes yaitu dilakukan dengan
berolah seni dan berolah tubuh sebagai mengobservasi proses kerja yang
latihan motorik halus dan motorik kasar. hasilnya berupa catatan data (skala
Daya cipta merupakan kemampuan anak pengukuran, catatan anekdot atau porto
dalam memvisualisasikan segenap folio). Untuk penilaian praktek senirupa
potensi pikir, rasa seni, pengalaman dan hendaknya diterapkan rambu-rambu
keterampilan melalui media rupa yang indikator dan pembobotan nilai sesuai
digunakan. Kebebasan berekspresi tujuan pembelajaran khusus untuk setiap
secara spontan yang dilakukan anak usia jenis materi senirupa yang diajarkannya.
SD adalah potensi daya cipta yang bisa Sejalan dengan diterapkannya
dikembangkan melalui kegiatan kurikulum berbasis kompetensi di SD
kreativitas senirupa. maka dalam melaksanakan penilaian
Pengembangan kreativitas senirupa pembelajaran senirupa hendaknya
dapat ditempuh dengan cara: (1) memperhatikan prinsip-prinsip penilaian
penyiapan dan pemilihan bahan, berbasis kelas (PBK) yaitu: valid,

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 405


mendidik, berorientasi pada kompetensi, yaitu dengan proses/teknik
adil, terbuka, berkesinambungan, mencetak/mencap. Kemampuan siswa
menyeluruh dan bermakna (KBK. 2002). SD dalam membuat karya cetak
Adapun aspek yang harus dinilai adalah diarahkan pada ketrampilan seni cetak
hasil belajar siswa sesuai pengembangan sebagai media ungkap/ekspresi sesuai
kompetensi yang telah ditetapkan pada jenis/teknik mencetak yang dibuat.
setiap materi senirupa yang Diantara teknik mencetak yang
dipraktekkan. dipraktekkan di SD adalah mencetak
Berikut ini diberikan contoh tinggi/cetak timbul dan mencetak sablon
penilaian berdasarkan pengembangan sederhana. Kemampuan mencetak
kompetensi pendidikan seni rupa di SD berkaitan dengan kemampuan
untuk materi “Mencetak” dan materi menentukan ide dasar, kemampuan
“Menggambar”. kreasi membuat alat cetak dan
keterampilan menata cetakan, serta
Contoh 1. Penilaian Kompetensi kemampuan menanggapi hasil karya
Mencetak di kelas III cetak yang dibuat.
Kompetensi “Mencetak”
merupakan kemampuan berolah seni dua
dimensi yang dikerjakan secara khusus
Penilaian Kompetensi Mencetak
Aspek Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator
1.Ide Memiliki Siswa mampu: Siswa dapat:
Dasar gagasan/ide dasar 1.1. Memahami 1.1.1. Mengumpulkan informasi
untuk membuat tentang cara- dan sumber belajar tentang
karya seni cetak cara membuat membuat karya seni cetak
dengan alat dari karya seni cetak dengan acuan bahan alam
bahan alam dengan alat dari 1.1.2. Menjelaskan cara membuat
bahan alam karya seni cetak dengan
alat dari bahan alam
1.2 Mengungkapkan 1.2.1. Menentukan gagasan/ide
gagasan/ide untuk membuat karya seni
untuk membuat cetak dengan alat dari
karya seni cetak bahan alam
dengan alat dari 1.2.2. Membuat rencana karya
bahan alam seni cetak dengan alat dari
bahan alam
2. Membuat karya seni Siswa mampu: Siswa dapat:
Mence cetak dengan alat 2.1.Mengungkapkan 2.1.1. Memilih bahan alam
tak dari bahan alam dalam bentuk sebagai alat/acuan cetak
karya seni cetak 2.1.2. Membuat alat/acuan cetak
dengan alat dari berbentuk gambar/hiasan
bahan alam sesuai bahan alam yang
dipilih
2.2.Berkreasi dalam 2.2.1. Memberikan variasi/bentuk
wujud karya seni ukuran dan warna sesuai
cetak dengan alat alat/acuan cetak yang telah

406 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


dari bahan alam dibuat
2.2.2. Menceriterakan
keterampilan membuat
karya seni cetak dari bahan
alam
ruang lingkup seni gambar, kompetensi
Contoh aspek penilaian praktek yang diharapkan adalah kemampuan
mencetak dengan alat cetak dari bahan siswa dalam menggambar bentuk,
alami (kompetensi 2.2 di Kelas III). menggambar hiasan/ornament,
(1) Penilaian proses kerja aspeknya menggambar illustrasi/ceritera,
yaitu: kesungguhan kerja, kelancaran menggambar huruf hias, menggambar
dalam mencetak. alam terbuka, menggambar ekspresi,
(2) Penilaian hasil karya cetak aspeknya menggambar komposisi warna dan
yaitu: tampilan komposisi, kreasi lainnya. Terkait dengan kegiatan
cap/cetakan, kombinasi warna, dan menggambar tersebut adalah
keindahan. kemampuan dalam menerapkan teknik-
teknik penyelesaian menggambar;
Contoh 2. Penilaian Kompetensi diantaranya adalah teknik arsir, dusel,
Menggambar di kelas V stipel dan sapuan. Menggambar
merupakan salah satu kegiatan olah seni
Kompetensi “Menggambar” berkaitan yang cukup dominan keberadaannya di
dengan kemampuan siswa dalam SD mulai kelas I sampai dengan kelas
mengungkapkan ide/gagasan, angan- VI. Oleh karena itu kompetensi
angan, perasaan, pengalaman, hasil menggambar yang diharapkan dapat
pengamatan yang dilakukan dengan cara dicapai hendaknya juga disesuaikan
menggoreskan alat-alat gambar di atas dengan jenis menggambar yang
bidang datar/rata sesuai karakteristik dilatihkan.
jenis gambar yang dibuat. Sesuai dengan

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 407


Penilaian Kompetensi Menggambar di Kelas V
Aspek Kompetensi Hasil Belajar Indikator
Dasar
1.Ide Memiliki Siswa mampu: Siswa dapat:
Dasar gagasan/ide dasar 1.1. Memahami 1.1.1. Mengumpulkan informasi
untuk membuat tentang cara-cara dan sumber belajar
gambar dengan membuat gambar tentang menggambar
alat crayon/cat bentuk dengan benda kubistis atau
pastel alat crayon/cat silindris
pastel 1.1.2. Menjelaskan cara
meggambar benda
kubistis atau silindris
1.2 Mengungkapkan 1.2.1. Menentukan ide untuk
gagasan/ide untuk gambar benda kubistis
membuat karya atau silindris
gambar bentuk 1.2.2. Membuat rencana gambar
benda dengan alat komposisi benda kubistis
crayon/cat pastel atau silindris
1.Me Membuat gambar Siswa mampu: Siswa dapat:
nggam bentuk dengan 1.1. Membuat gambar 1.1.1. Membuat gambar benda
bar alat crayon/cat bentuk dengan kubistis atau silindris
Ben pastel alat crayon/cat 1.1.2. Menebalkan gambar
tuk pastel benda kubistis atau
silindris dengan alat
crayon/cat pastel.
1.2 Membuat kreasi 1.2.1. Membuat kreasi
komposisi komposisi gambar benda
gambar bentuk kubistis atau silindris
benda dengan alat 1.2.2. Menyelesaian gambar
crayon/cat pastel komposisi benda kubistis
dan penyelesaian atau silindris dengan
tertentu. teknik arsir gelap terang.

408 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Dari contoh tersebut Contoh aspek penilaian praktek
menunjukkan bahwa kompetensi yang menggambar komposisi bentuk benda
diharapkan dapat tercapai melalui dengan alat crayon (kompetensi 1.2 di
pembelajaran berolah senirupa yang Kelas IV).
dikembangkan berdasarkan masing- 1. Penilaian proses kerja aspeknya
masing aspek substansial seni di setiap yaitu: kesungguhan kerja, kelancaran
kelasnya. Dari aspek tersebut dalam menggambar.
selanjutnya dirumuskan pengembangan Kesungguhan kerja berkaitan dengan
kompetensi yang akan dicapai oleh aktivitas menggambar yang
siswa, baik kompetensi keterampilan, dilakukan oleh setiap anak selama
kreativitas, apresiasi maupun jam pelajaran berlangsung.
pengetahuan. Selanjutnya untuk Sedangkan kelancaran dalam
mengukur tingkat ketercapaian dari menggambar adalah kemampuan
pembelajaran yang dilaksanakan perlu mengungkapkan ide/gagasan ke
dirumuskan pula indikator dan hasil dalam wujud gambar tanpa adanya
belajarnya. Pengembangan kompetensi kesulitan atau hambatan.
tersebut selanjutnya akan dijadikan
pedoman dan sekaligus rambu-rambu 2. Penilaian hasil karya gambar
operasional bagi guru dalam aspeknya yaitu: tampilan komposisi,
melaksanakan penilaian pembelajaran tehnik penyelesaian, dan keindahan.
senirupa di SD. Komposisi yaitu wujud penataan
Adapun cara menilai obyek bentuk benda yang
pembelajaran senirupa yaitu dapat digambarkannya. Tehnik
dilakukan melalui pengamatan/observasi penyelesaian adalah cara
hasil kreativitas senirupa yang dibuat menebalkan gambar dengan alat
oleh siswa dan pencatatan anekdot yang crayon. Keindahan adalah kesan
berkaitan dengan (sikap dan perilaku) yang nampak dari karya gambar
anak dalam proses berolah senirupa. Alat bentuk tersebut.
penilaian yang digunakan yaitu: (1)
unjuk kerja (misalnya praktek
menggambar), (2). hasil karya
menggambar dan sebagainya, (3).
Penugasan, (misalnya melakukan
percobaan), (4) portopolio (kumpulan
hasil kerja). Sedangkan mengenai aspek
penilaiannya disesuaikan dengan jenis
materi senirupa yang dipraktekan.

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 409


kondisi perkembangan anak dan
Rangkuman tingkat kompetensi yang dicapainya
dengan memperhatikan (a) penuntun
1. Pendidikan senirupa anak SD adalah dalam pengembangan kreativitas, (b)
upaya pemberian pengetahuan dan faktor pendukung dalam
pengalaman dasar kegiatan kreatif pengembangan kreativitas, dan (c)
senirupa dengan menerapkan konsep pengembangan daya cipta anak.
seni sebagai alat pendidikan. 8. Penilaian pendidikan senirupa di SD
Kesesuaian dalam pemberian mencakup penilaian proses kerja dan
pengalaman berolah senirupa bagi penilaian hasil akhir karya senirupa
anak akan berdampak positif bagi yang dibuat oleh anak yang
kebermaknaan pendidikan yang disesuaikan dengan pengembangan
diperolehnya. kompetensi dan aspek penilaiannya
2. Fungsi didik pendidikan senirupa di
SD yaitu (1) sebagai media ekspresi,
(2) sebagai media komunikasi, (3)
sebagai media bermain, (4) sebagai
media pengembangan bakat, (5)
sebagai media pemgembangan
kemampuan berpikir, dan (6) sebagai
media untuk memperoleh
pengalaman estetis.
3. Karakteristik karya senirupa anak-
anak menampilkan bentuk bebas,
unik, kreatif, bentuk spontanitas,
ekspresif sejalan dengan tipologi,
kesan ruang dan masa perkembangan
menggambarnya.
4. Tipologi karya gambar anak
dibedakan (1) tipe visual, (2) tipe
haptik/non visual, dan (3) tipe
campuran.
5. Periodisasi menggambar anak-anak
dibedakan (1) masa goresan sekitar
usia 2-4 tahun, (2) masa prabagan
sekitar usia 4 sampai 7 tahun, (3)
masa bagan sekitar umur 7-9 tahun,
(4) masa permulaan realisme umur
9-11 tahun, dan (5) masa realisme
semu umur 11-13 tahun.
6. Bentuk kreativitas senirupa di SD
dapat diwujudkan berupa kegiatan
praktek berkarya kreatif dan kegiatan
berkesplorasi melalui media
senirupa.
7. Pengembangan kreativitas senirupa
di SD hendaknya didasarkan pada

410 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Bacaan 26
Bab IV menguasai ilmu, yakni membina dan
PENGEMBANGAN mengembangkan perolehan hasil
belajar berdasar kontruks mata
PENDIDIKAN NILAI DALAM
pelajaran bersifat keilmuan dengan
PEBELAJARAN implikasi hanya menyentuh aspek ;
PENGETAHUAN SOSIAL pengetahuan, pemahaman, dst. di
DI SEKOLAH dalam kerangka kognitif.
DASAR/MADRASAH Sungguhpun di dalam praktek
IBTIDAIYAH pembelajaran dianut konsep tujuan
pendidikan yang meliput semua
A. Makna dan Tujuan Pendidikan aspek lain dari tujuan pendidikan
Nilai seperti dikembangkan Bloom dkk.,
Pendidikan nilai pada yakni afektif dan psychomotor skill.
hakekatnya termuat dalam spektrum Namun dorongan yang kuat
pembelajaran setiap mata pelajaran pengaruh dari model pengembangan
karena makna nilai menempati disiplin keilmuan lebih besar
tujuan seutuhnya dari hakikat mewarnai pembelajaran tujuan mata
pendidikan. Namun sesuai dengan pelajaran yang subtansinya bukanlah
karakteristik dasar disiplin keilmuan, sekedar ilmu. Realitas faktual itu
masing-masing ilmu berkembang berlangsung bukan saja disebabkan
menjadi objek kajian dan menuntut para guru sebagai pelaksana teknis
kemampuan teknis-metodologis kurang atau tidak memahami esensi
melalui daya abtraksi sebagai alat tujuan pendidikan yang dibawa oleh
bantu pemahamannya. Dalam fase konstruks mata pelajaran seperti PKn
seperti itu, sebuah cabang ilmu oleh ataupun Pendidikan Agama, tetapi
kerumitannya dan keasyikannya lebih dikarenakan kurikulum
dapat menjadi seolah terlepas dari menempatkannya sebagai mata
kedudukan dasar dan tujuan pelajaran seperti mata pelajaran
keilmuannya (Epistemologi). lainnya. Pemetaan baru atas
Pengembangan teknis disiplin komponen tujuan dalam artian
keilmuan seperti itu, bukan hanya riilnya ; kompentensi berikut
berlangsung di universitas sebagai evaluasi dan pengorganisasian
menara gading pengembangan ilmu, kembali sejumlah mata pelajaran di
tetapi implikasinya nampak hingga dalam kurikulum 2004, tentunya
dapat dikatakan telah dimulai sejak dapat dipahami sebagai langkah
peserta didik belajar di bangku strategis yang diharapkan akan
sekolah dasar. Berdasar paradigma mendekati pencapaian tujuan
itu, di dalam konstruksi pendidikan, bukan saja pada hajat
penyelenggaraan pendidikan, yang penguasaan sejumlah materi
sudah barang tentu salah satu pelajaran yang ada, terutama yang
tujuannya adalah mengantarkan bersifat disiplin ilmu, tetapi pada
peserta didik kepada penguasaan keseluruhan proses aktivitas dan
ilmu, menjadi hampir sepenuhnya aktualisasi progres di dalam dan di
pencapaian tujuan pendidikan ; luar kelas, di lingkungan sekolah dan
dipraktekan sebagai cara-cara masyarakat sekitarnya. Karena itu,

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 411


kurikulum 2004 menebarkan makna Pengetahuan Sosial. Sebagai satu
perolehan hasil belajar berkenaan kesatuan utuh maupun sebagai
khusus dengan pemahaman nilai dan bagian masing-masing ketika oleh
internalisasinya pada kemampuan tuntutan karakteristik isi dasarnya
integral guru dan sekolah dengan (content based) harus mengisi
semua komponen yang ada di fungsi-peran sesuai disiplin keilmuan
dalamnya. khususnya, sepenuhnya mata
Namun demikian, di dalam pelajaran ini merupakan ; wahana,
pengembangan materi pembelajaran materi / bahan / isi, metoda, model
Pengetahuan Sosial, yang telah dan strategi penanaman nilai-moral
merupakan pengintegrasian atas dan norma. Artinya konstruks mata
subtansi pendidikan nilai moral (budi pelajaran ini, bulat penuh tidaklah
pekerti) yang dilandasi Pancasila berganti menurut; isi, hakikat, tujuan
(PKn) dan nilai-nilai kemasyarakatan dan kedudukan strategis seperti
yang melekat pada masing-masing dianut sepanjang sejarah
disiplin keilmuannya (PIPS) yang perkembangan dan
keseluruhannya bermuara pada pengembangannya.
tujuan pendidikan politik nasional Mengikuti perkembangan
dan global, yakni kewarganegaraan konstruks kurikulum sebelumnya
dan kewargaduniaan bukan menjadi serta merujuk kepada body of
tiada adanya, melainkan secara knowledge yang menjadi landasan
sinergi tetap dikembangkan dan pengembangannya, mata pelajaran
dilakukan oleh guru sesuai dengan ini kini dapat dikatakan sebagai
format waktu dan proporsinya secara sebentuk “Onderly two in one with
efektif dan efesien. Untuk itu dalam special of Civics Educations and
bab ini akan diangkat telaah khusus Social Studies in Social Studies
pembelajaran Pengetahuan Sosial Education Program”. yakni dua
sebagai pendidikan Nilai dan dimensi dan muatan karakterisrik
pengembangan model masing-masingnya dalam satu
pembelajarannya. esensi tujuan yang sama; atau seperti
dikembangkan kemudian dalam satu
B. Pembelajaran Pengetahuan Sosial format menjadi Social Studies
sebagai Pendidikan Nilai Educations yang meliput seluruh dan
Di atas telah cukup dijelaskan sepenuh tujuan pencapaian
bahwa Pengetahuan Sosial di dalam penanaman nilai politik
kurikulum 2004 atau seperti disebut kewarganegaraan.
menurut keperluan teknisnya di Untuk lengkapnya bagaimana
lapangan, menunjukkan keutuhan body of knowledge mata pelajaran ini
mata pelajaran ini sebagai satu digambarkan berdasar
kesatuan yang tak terlepas dari dua perkembangan asal dan
pilar besarnya, yaitu Pendidikan pengembangan fungsional di tanah
Kewarganegaraan dan Ilmu air, dapat dipetikan hasil adaptasi
Numan Sumantri dari Buku P. Scott (1990:-105-127) seperti
Active Learning in Social Studies berikut :
karya Roberta Woolever & Kathryn

412 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Gambar 4.1. :
Proses Terjadinya PIPS, Ekonomi, Sejarah, Geografi,
Pancasila dan Kewarganegaraan (Somantri, Nu’man, 2001 : 97)

Keterangan :
A = Tujuan Pendidikan Nasional
B = Disiplin Ilmu-Ilmu Sosial
C = Humaniora – Kegiatan Dasar Manusia
D = IPA
ABCD = merupakan kesatuan membentuk PIPS
V1 = PIPS V FPIPS;
V2 = PIPS V PD – PM;
V3 = Pendidikan IPS di Pascasarjana
V4 = Pendidikan IPS di Masyarakat
PE = Pendidikan Ekonomi;
PS = Pendidikan Sejarah;
PG = Pendidikan geografi;
PKN = Pendidikan Kewarganegaraan
PIPS V3 = Pendidikan IPS Pascasarjana
PIPS V4 = Pendidikan IPS di masyarakat

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 413


Berdasar pada kandungan isi dalam lingkup keluarga, masyarakat
dan tujuan yang dikembangkan hingga pada aktualisasi legal-
kemudian dalam format pengembangan formalnya dikemudian hari, ketika
Social Studies Educations, sangat jelas mulai dewasa sebagai warganegara ;
kedua mata pelajaran yang di dalam adalah subtansi pembinaan nilai,
kurikulum 1994 disebut terpisah masing- yang model pencapaian sasaran hasil
masing sebagai PPKn dan PIPS, meliputi belajarnya terletak secara teknis dan
apa yang dikemukakan Dewan Direktur strategis pada butiran dan
NCSS dalam cakupan Social Studies keseluruhan program yang disebut
Educations, yakni sebagai: oleh kurikulum 2004 sekarang
sebagai pelajaran Pengetahuan
“Suatu kajian terpadu antara Sosial.
ilmu-ilmu social dan Dengan demikian, fungsi
kemanusiaan untuk peran mata pelajaran ini dapat tetap
membentuk kemampuan dikatakan sebagaimana disandang
kewarganegaraan (civic sendiri atau bersama dengan sebutan
competence). Mata pelajaran berbeda sekalipun sebagai bukan lain
ini menyajikan bahan kajian dari pelajaran yang bertujuan, antara
yang terkoordinasi dan lain ; a) menanamkan nilai-moral
sistematis yang mengambil agar menjadi prinsip-dasar /
dari disiplin ilmu social keyakinan, b) mengajarkan norma
seperti; antropologi, untuk diketahui, dipahami dan
arkeologi, ekonomi, geografi, dihormati, c) membelajarkan
sejarah, hukum, filsafat, ilmu penguasaan konsep-konsep untuk
politik, psikologi, agama, dan dimengerti agar membekali
sosiologi, termasuk bagian pembentukan daya abstraksi, hingga
yang sesuai dari ilmu-ilmu secara bertahap dan simultan pada
kemanusiaan, matematika, saat dan sesuai perkembangannya,
hingga ilmu-ilmu alam”. setiap peserta didik sebagai subjek-
ajar memperoleh pengayaan
Merujuk perkembangan pengalaman belajar, dan memperoleh
dan pengembangannya baik di tanah bentukan penghayatan, pengetahuan
air maupun di negeri asalnya, dan keterampilan yang diperlukan
subtansi materi dan tujuan dalam aktualisasi kehidupannya
pembelajaran bidang studi ini cukup mulai sebagai diri sendiri / individu,
ajeg memperlihatkan kedudukan dan anggota keluarga, warga masyarakat
karakteristik khususnya lebih sebagai dan negara.
media, alat dan model program
pendidikan nilai. Meski Pendidikan C. Pengembangan Model
nilai sendiri sebagai dimafhumi Pembelajaran Pengetahuan
tidaklah sepenuhnya menjadi hak Sosial Berbasis Pendidikan Nilai
tunggal sebuah bidang studi atau Di atas telah cukup dijelaskan
bidang studi ini sekalipun, akan bahwa body of knowledge Pengetahuan
tetapi pengorganisasian materi Sosial sebagai bidang studi yang
sejauh mengenai pembentukan sikap memiliki muatan dan kerangka teknis
dan perilaku peserta didik sebagai seperti disebut oleh tujuan subtansil dan
anggota sebuah komunitas; mulai

414 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


sasaran operasional yang ingin tahapan paling rendah hingga kompleks.
dicapainya. Kesemuanya akan Pada tahap rendah proses belajar dapat
memenuhi makna dan mencapai terjadi seperti pada hewan dan dilakukan
maksudnya, jika secara riil dapat termasuk oleh diri manusia, sedangkan
dikembangkan oleh pelaksana kurikulum pada tahap yang lebih tinggi atau
di lapangan dalam aktualisasi kompleks, sepenuhnya merupakan
pembelajaran. Karena itu, mengantar perilaku belajar yang hanya terjadi pada
pembahasan lebih teknis yang manusia. Skinner (Dimyati, 1994 : 8 )
diperlukan dalam menentukan efesiensi misalnya, “berpandangan bahwa belajar
dan efektivitas pembelajaran agar sebagai sebuah perilaku ; dimana pada
mencapai maksudnya, dipandang perlu saat orang belajar responsnya menjadi
memulainya dari pematangan kembali lebih baik, sebaliknya bila tidak belajar
pemahaman berkenaan dengan maka responsnya menurun”. Dari situ
pemaparan konsep, teori belajar dan Skinner menunjukkan bahwa di dalam
makna pembelajaran sebagai berikut : belajar ditemukan adanya beberapa hal
antara lain :
1. Konsep, Makna dan Teori i) kesempatan terjadi
Pembelajaran peristiwa yang
a. Konsep Belajar menimbulkan respons
Apakah Belajar?, Sebuah pebelajar;
pertanyaan sederhana yang menarik ii) respons si pebelajar, dan
perhatian sepanjang jaman, setidaknya iii) konsekuensi yang
bagi para akhli psikologi atau lapangan bersifat menguatkan
yang berkenaan dengan pemahaman respons tersebut.
terhadap perilaku manusia. Sebagaimana Pemerkuat terjadi pada
dalam psikologi, terdapat tiga sudut stimulus yang
pandang berkenaan dengan penelitian menguatkan
terhadap potensi dan aktivitas manusia konsekuensi tersebut.
dalam aktualitas belajar, yakni sudut Sebagai ilustrasi,
pandang behavioristik, kognitif dan perilaku respons si
biologis. Berdasar pada ketiga sudut pebelajar yang baik
pandang itu, Atkinson (1987; 420) diberi hadiah, sebaliknya
membedakan perilaku belajar dalam perilaku respons yang
empat jenis : a) habituasi, b) tidak baik diberi teguran
pengkondisian klasik, c) pengkondisian dan hukuman.
operan, dan d) apa yang disebut belajar
kompleks. Karena itu, menurut Atkinson Berikutnya Gagne (Dimyati, 1994 : 9)
dkk.; “belajar dapat didefenisikan mengemukakan bahwa belajar
sebagai perubahan yang relative “merupakan kegiatan yang kompleks.”
permanent pada perilaku yang terjadi Dimana hasil belajar berujud menjadi
akibat latihan” sebaliknya semua sejumlah kemampuan (kapabelitas).
perubahan perilaku yang terjadi karena ”setelah belajar orang memiliki
proses kematangan dan bukan hasil keterampilan, pengetahuan, sikap dan
latihan tidak termasuk di dalamnya. nilai.” Terbentuknya kapabelitas tersebut
Berpijak dari itu, perilaku dimungkinkan terjadi antara lain dari
belajar dapat dipetakan mulai dari adanya ; i) stimuli yang berasal dari
lingkungan dan ii) proses kognitif yang

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 415


dilakukan oleh pebelajar. Dengan adanya, proses belajar meski sama dapat
demikian dalam pandangan Gagne, berlangsung terus sepanjang hayatnya,
belajar didefenisikan sebagai aktualitasnya tidaklah menghasilkan
“seperangkat proses kognitif yang peningkatan kemampuan yang bermuara
mengubah sifat stimulasi lingkungan, pada tecapainya perubahan yang
melewati pengolahan informasi, menjadi diinginkannya. Manusia dan hewan
kapabelitas baru” adalah makhluk yang sama dapat
Berdasar beberapa pandangan belajar, pada hewan sangat mungkin
dasar di atas, dapat dipahami, bahwa proses belajar yang terjadi selesai
belajar adalah sebuah proses aktivitas bersama akhir pertumbuhan fisiknya,
individual yang bersifat dinamis dengan sedangkan pada manusia yang dikaruniai
melibatkan seluruh aspek jasmani dan kemampuan mental-ruhaniah di atas
ruhani. Sebagai proses dinamis makna keberadaan hewan, aktivitas belajarnya
belajar berada dalam wilayah perilaku, dilakukannya sebagai proses dinamis
(seperti dikatakan Skinner) dan sebagai yang terus berlangsung sepanjang hayat
satuan aktivitas baik jasmani maupun dengan penyadaran dan tujuan yang
ruhaniah, dimensi belajar beriringan kompleks. Dengan demikian, belajar
dengan proses pertumbuhan dan sebagai tindakan manusia pada tahapan
perkembangan si pelaku pelajar, baik lebih matang dalam arti dewasa, akan
sebagai diri manusia atau hewan lebih berisikan aktivitas mental yang
sekalipun. Para akhli psikologi bertujuan merubah kemampuan sampai
membuktikan bahwa perilaku belajar mencapai batas yang diinginkan untuk
tidak saja berlangsung pada aktivitas keperluan hidup dan penyesuaian dengan
manusia melainkan juga pada kehidupan lingkungannya. Sedangkan dalam
binatang. Percobaan yang sangat konteks pertumbuhan anak, maka belajar
terkenal dilakukan Pavlop terhadap berlangsung beriringan bersama
seekor Anjing misalnya, menghasilkan kemampuan-kemampuan fisik dan
teori Stimulus – Respons yang kemudian perkembangan mentalnya secara
sangat berguna dalam memahami proses bertahap. Karena itu, di dalam upaya
belajar pada diri manusia, demikian membelajarkan peserta didik sebagai
eksperiment lainnya seperti dilakukan pelanjut kehidupan, harus dilakukan
Skinner terhadap hewan lain seperti dengan memahami kompleksitas siapa
tikus dan burung merpati, dlsb., dan bagaimana si pebelajar dalam
semuanya mengantarkan kesimpulan keadaan dan kesesuaian dengan
bahwa perilaku belajar bukan milik khas pertumbuhan dan perkembangannya.
diri manusia, tetapi manusia dengan Untuk itu hasil eksperimen tentang
anugerah yang diperolehnya memiliki proses belajar yang dilakukan para akhli
kemampuan belajar lebih tinggi, lebih psikologi terhadap hewan sekalipun,
panjang dan luas Hal itu karena kesimpulan teoritiknya menjadi penting
aktivitas belajar dalam kehidupan bagi keperluan pengembangan upaya
manusia dapat terus berlangsung belajar manusia.
beiringan dengan perkembangan
mentalnya. Sedangkan pada makhluk b. Makna dan Teori Pembelajaran
dengan kesempurnaan instingtif disatu Jika di dalam belajar berlangsung
sisi dan kealfaan potensi ruhaniah di sisi proses aktivitas internal baik
lainnya sebagaimana pada hewan menyangkut kemampuan fisik maupun

416 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


mental, maka pembelajaran merupakan baik antara guru dan siswa, antara siswa
reka-upaya yang bersifat eksternal untuk dengan siswa untuk mencapai tujuan
membangun, mendorong terjadinya yang telah ditetapkan” Penggunaan kata
proses belajar pada diri si pebelajar. ‘komunikasi transaksional’,
Dengan kata lain, pembelajaran dimaksudkan sebagai “bentuk
merupakan tindakan bantuan dari luar komunikasi yang dapat diterima,
dengan memanfaatkan lingkungan dan dipahami, dan disepakati oleh pihak
segala fasilitas yang tersedia dengan yang tekait dalam pembelajaran”. Dalam
mempertimbangkan kesesuaiannya kedudukan itu, lebih lanjut dijelaskan
dengan kapasitas dan kebutuhan serta bahwa “guru menempati posisi kunci
tujuan yang telah ditetapkan atau yang strategis dalam menciptakan
disepakati antara si pebelajar dengan suasana belajar yang menyenangkan
pihak-pihak yang disetujuinya / untuk dapat mencapai tujuan optimal”.
diterimanya. Sedangkan yang dimaksud Karena itu, di dalam pembelajaran guru
dengan bantuan luar untuk keperluan lebih berperan sebagai : “disseminator,
teknis okuvasional dalam menciptakan informator, transmitter transformator,
berlangsungnya peristiwa belajar, tentu organizer, dan evaluator bagi terciptanya
saja adalah tenaga fungsional yang kegiatan belajar siswa yang dinamis dan
disiapkan dan dapat memenuhi syarat inovatif.” Dalam kerangka itu,
kemampuan untuk itu. Oleh karena itu, pembelajaran dapat dikatakan sebagai
pembelajaran sebagai aktivitas ekternal suatu proses sebab-akibat, di mana guru
yang bersifat fungsional dalam yang mengajar menjadi penyebab utama
mendorong terjadinya proses belajar, bagi terjadinya proses belajar siswa,
keberadaan dan pengembangan meski tidak setiap perbuatan belajar
kebermaknaannya harus diletakan di atas siswa merupakan akibat guru mengajar.
konsep dasar dan teori belajar serta tidak Tetapi keberadaan guru terkait dengan
terlepas dari kemampuan mengajar guru. peran kelembagaannya, menempati
Untuk itu melengkapi penjelasan teoritik fungsi teknis dan strategis dalam
berikut ini diketengahkan pula membentuk, membangun dan
pandangan ahli lain, khususnya mendorong perbuatan belajar siswa
berkenaan dengan hakikat dasar, prinsip- secara lebih aktif, produktif dan efisien.
prinsip, dan langkah teknis hingga Karena itu, pembelajaran sebagai reka-
kategori hasil yang terliput di dalam upaya dalam mendorong terbentuknya
pengembangan disain pembelajaran. peristiwa belajar dan yang pada
gilirannya dapat diramalkan akan
(1) Hakikat Dasar Pembelajaran mencapai sejumlah tujuan yang
Hermawan dkk dalam ditetapkan, dan dengan
“Kurikulum Pembelajaran” (2002 : 48) memperhitungkan aspek-aspek yang
merumuskan hakikat pembelajaran melekat pada diri si pebelajar, dapat
sebagai “.. proses komunikasi dikontruksi sebagai teori pembelajaran.
transaksional yang bersipat timbal-balik,

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 417


Memperjelas rumusan di atas, dalam bagian ini dikutipkan bagan visual yang
dikembangkan Hermawan dkk., (2002: 49) sebagai berikut :

Gambar 4.2. :
Konsep Dasar Pembelajaran
(Hermawan, dkk., 2002 :48)

(2) Prinsip Perencanaan system di dalam membuat rencana


Pembelajaran pengajaran (Designing Intructional
Sekaitan dengan makna System), yakni : 1) Tujuan Intruksional
perilaku belajar sebagai kegiatan yang (Intructional Goals); 2) Analisis
direncanakan, atau dibuat oleh seseorang Intruksional (Instructional Analysis); 3)
yang memenuhi kemampuan Karakteristik dan Pengetahuan awal
okuvasional dalam menciptakan pebelajar (Entry Behaviors and Learner
terjadinya proses pembelajaran, yakni Characteristics); 4) Sasaran yang ingin
perilaku belajar dibuat berdasar rencana, dicapai (Performance Objective); 5)
terarah pada tujuan atau kompetensi Kriteria dan Rujukan Butir Soal
yang menjadi acuan hingga dapat (Criterion-Referenced Test Items); 6)
dievaluasi proses dan hasilnya untuk Strategi Instruksional (Instructional
dapat dipertanggungjawabkan secara Strategy); 7) Bahan Intruksional
profesional. Dick and Carrey (1990) (Instructional Materials); 8) Evaluasi
dalam Gagne dan Briggs (1992 : 21-30) Formatif (Formnative Evaluation); 9)
mensyaratkan 9 tahapan sebagai sebuah Evaluasi Sumatif (Summative

418 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Evaluation). Kesembilan tahapan di gambarkan oleh Dick & Carey
tersebut merupakan prinsip-prinsip sebagai berikut :
dalam perencanaan pembelajaran yang

RI

CIA
IIG (2)
(1)
WPO DCRTI DIS DsIM DCFE
(4) (5) (6) (7) (8)

IEBC
(3)

DCSE
(9)
Gambar 4.3. :
Model Pendekatan Sistem Rencana Pembelajaran
(Dari “A System Approach Model for Disigning Intruktional”,
Dick & Carey, 1990, 1985, 1978 ; Gagne, Briggs & Wager, 1992:22)

Keterangan :
(1) Identifikasi Tujuan (Identify Intructional Goals)
(2) Melakukan Analisis (Conduct Instructional Analisys)
(3) Identifikasi Pengetahuan awal dan karaktersitik pebelajar (Identify Entry Behaviors,
Caracteristics)
(4) Menuliskan Sasaran hasil yang akan dicapai (Write Performance Objectives)
(5) Mengembangkan Kriteria Rujukan Butir soal (Develop Criterion Referenced Test
Item)
(6) Mengembangan Strategi (Develop Instructional Materials)
(7) Mengembangkan dan menyeleksi Materi (Develop and select Instructional Materials)
(8) Merencanakan dan Melakukan Penilaian Formatif (Design and Conduct Foermatif
Evaluation)
(9) Mengembangkan dan Melakukan Penilaian Sumatif (Design and Conduct
Sumamative Evaluation)

Kesembilan tahapan tersebut merupakan salah satu dari banyak model rencana
pengajaran yang dapat diterapkan di dalam sistem pembelajaran. Berdasar model lainnya
Gagne dan Briggs (1992: 31) mengembangkan pendekatan lebih komprehensif meliputi
analisis kebutuhan, disamping tujuan dan prioritas, sumber daya dan lingkungan sosial
lainnya sebagai faktor yang berpengaruh dari sistem pendidikan. Prinsip-prinsip dalam
model tersebut diurutkan dengan 4 pengelompokan meliput 14 tingkatan (stages) dalam
tabel berikut :

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 419


Tabel 4.1. : Tahapan Sistem Disain Intruksional
System 1. Analisis kebutuhan, tujuan dan prioritas (Analysis of needs,
Level goals and priorities)
2. Analisis sumberdaya, batasan dan pemberian pilihan (Analysis
of resources, constraints and alternatif delivery system)
3. Penentuan lingkup dan urutan kurikulum dan latihan yang
akan dilakukan (Determination of scope and sequence of
curriculum and coursses; delivery system design)
Course 4. Penentuan struktur dan urutan latihan (Determining course
Level structure and sequence)
5. Analisis tujuan latihan (Analysis of course objectives)
Lesson 6. Penetapan sasaran hasil yang akan dicapai (Defenition of
Level performance objectives)
7. Menyiapkan rencana pelajaran atau modul (Preparing lesson
plans or modules)
8. Mengembangkan, memilih bahan dan media (Developing,
selecting material, media)
9. Menilai dan mengukur keberhasilan belajar siswa (Assesing
student performance – performance measure)
System 10. Persiapan guru (Teacher preparation)
Level 11. Penilaian Formatif (Formative evaluation)
12. Perbaikan pengujian (Field testing, revision
13. Penilaian Sumatif (Summative evaluation)
14. Pemasangan dan Penyebaran (Instalation and diffusion)
Sumber : Table 2.1. “Stage in Designing Intructional System” (Gagne & Briggs: 1992 p. 31)

(3) Langkah Pembelajaran yang kena hukuman dan kegiatan


Sejalan dengan prinsip-prinsip luar sekolah yang dapat dijadikan
yang terkadung dalam pilihan model penguat,
tersebut, bagaimana langkah teknisnya, Ketiga, memilih dan menentukan
berikut ini dapat dipetikkan setidaknya urutan tingkah laku yang dipelajari
dari Skinner, Piaget dan Rogers. Skinner serta jenis penguatnya;
berdasar pandangannya terhadap teori Keempat, membuat program
kondisioning-operan di dalam belajar pembelajaran. Program
merekomendasikan langkah-langkah pembelajaran ini berisi urutan
pembelajaran di dalam Dimyati (9 : perilaku yang dikehendaki,
1994) sebagai berikut : penguatan, waktu
Kesatu, mempelajari keadaan kelas. mempelajari perilaku, dan
Guru mencari dan menemukan evaluasi. Dalam
perilaku siswa yang positif atau melaksanakan program
negatif. Perilaku positif akan pembelajaran, guru mencatat
diperkuat, dan perilaku negatif akan perilaku dan penguat yang
diperlemah atau dikurangi berhasil dan tidak berhasil.
Kedua, membuat daftar penguat Ketidak berhasilan tersebut
positif. Guru mencari perilaku yang menjadi catatan penting bagi
lebih disukai oleh siswa, perilaku modifikasi perilaku

420 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


selanjutntya (Davidiff, berbagai cara
1988:199-211; Gredler, 1991: bernalar dalam
154-166: Sumadi Suryabrata, mengikuti kegiatan
1991: Hilgard dan Brower, kelas
1966: 114-131; Woolfolk & (iv) Apakah masalah
Mc Cune-Nicolish, 1984:170- tersebut merupakan
179). masalah yang tidak
Tokoh yang tidak asing seperti Piaget dapat dipecahkan
(Dimyati, 1994: 13-14) mengemukakan atas dasar
pula empat langkah pembelajaran pengisyaratan
sebagai berikut : perceptual ?
1) menentukan topik yang (v) Apakah aktivitas itu
dapat dipelajari oleh anak dapat menghasilkan
sendiri. Penentuan topic aktivitas fisik dan
tersebut dibimbing dengan kognitif ?
beberapa pertanyaan, (vi) Dapatkah kegiatan
seperti berikut : siswa itu
(i) pokok bahasan memperkaya
manakah yang cocok konstruk yang sudah
untuk eksperimentasi dipelajari
? 3) mengetahuai adanya
(ii) topik manakah yang kesempatan bagi guru
cocok untuk untuk mengemukakan
pemecahan masalah pertanyaan yang
dalam stuasi menunjang proses
kelompok ? pemecahan masalah.
(iii) topik manakah yang Bimbingan pertanyaan
dapat disajikan pada berupa
tingkat manipulasi (i) Pertanyaan lanjut
fisik sebelum secara yang memancing
verbal ? berpikir seperti
2) memilih dan ”bagaimana jika”?
mengembangkan aktivitas (ii) Memperbandingkan
kelas dengan topik materi apakah yang
tertentu. Hal ini dibimbing cocok untuk
dengan pertanyaan berikut menimbulkan
: pertanyaan spontan ?
(i) Apakah aktivitas itu 4) menilai pelaksanaan tiap
memberi kesempatan kegiatan, memperhatikan
untuk melaksanakan keberhasilan dan
metoda eksperimen melakukan revisi.
(ii) Dapatkah kegiatan Bimbingan pertanyaannya
itu menimbulkan seperti :
pertanyaan siswa (i) Segi kegiatan apakah
(iii) Dapatkah siswa yang menghasilkan
membandingkan minat dan

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 421


keterlibatan siswa 4) guru menggunakan
yang besar ? metoda simulasi,
(ii) Segi kegiatan 5) guru mengadakan latihan
manakah yang tak kepekaan agar siswa
menarik, dan apakah mampu menghayati
alternatifnya ? perasaan, dan
(iii) Apakah aktivitas itu berpartisipasi dengan
memberi peluang nkelompok lain
untuk 6) guru bertindak sebagai
mengembangkan fasilitator belajar, dan
siasat baru untuk 7) sebaiknya guru
penelitian atau menggunakan pengajaran
meningkatkan siasat berprogram, agar tercipta
yang sudah peluang bagi siswa untuk
dipelajari ? timbulnya kreativitas.
(iv) Apakah kegiatan itu Snelbecker, 1974: 483-
dapat dijadikan 494; Skager, 1984: 33;
modal untuk Bergan dan Dunn, 1976:
pembelajaran lebih 122-128).
lanjut ? (4) Sasaran Hasil Pembelajaran
Secara singkat, Piaget Adapun yang menjadi capaian
menyarankan agar dalam dari pembelajaran, Gagne, Briggs dan
pembelajaran guru memilih Wager dalam “Principles of Intructional
masalah yang berciri kegiatan Design” (1992: 42-52) mengemukakan
prediksi, eksperimentasi dan lima kategori hasil pembelajaran, antara
eksplanasi (Bell Gredler, lain : 1) Keterampilan Intelktual
1991:301-357; Davidoff, (Intellectual Skill); 2) Strategi Kognitif
1988: 371-383;Dahar, 1988: (Cognitive Strategy); 3) Informasi
179-201;Winkel, 1991:38-39; Verbal (Verbal Information; 4)
Woolfolk & Mc Cune- Keterampilan Motorik (Motor Skill); dan
Nicolish, 1984: 46-47) 5) Sikap (Attitude). Kelima kategori
Adapun langkah pembelajaran (Five Categories of Learning Outcomes)
yang disarankan Rogers (Dimyati, 1994 : tersebut merupakan satu kesatuan dalam
15) meliputi hal sebagai berikut : ujud hasil ahir yang harus diicapai oleh
1) guru memberi sebuah proses pembelajaran, namun
keparcayaan kepada kelas sebagai kategories, masing-masing
agar kelas memilih satuannya merupakan komponen utuh
bsecara terstruktur yang dapat dicapai secara parsial dan
2) guru dan siswa terukur dalam bentuk performansi hasil
membentuk kontrak belajar aktual siswa. Untuk itu, rumusan
belajar sasaran hasil berdasar kelima kategori
3) guru menggunakan tersebut harus termasuk dalam
metoda inquiri, atau penetapan awal ketika disain
belajar menemukan intruksional dibuat oleh guru, karena
(discovery learning) berfungsi menentukan cara-cara, langkah
dan strategis hingga model apa yang

422 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


harus dipilih di dalam pelaksanaan “kerangka konseptual yang melukiskan
pembelajaran. prosedur yang terorganisasikan secara
2. Model-model Pembelajaran sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai
Dalam sub-bab ini dapat tujuan belajar tertentu, yang berfungsi
dikemukakan sejumlah model sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran yang dipandang perlu pengajaran dan para guru dalam
dalam mengakomodasi kebutuhan merencanakan dan melaksanakan
belajar dan sesuai dengan karakteristik aktivitas belajar mengajar”. Dengan
perkembangan peserta didik usia sekolah demikian, model belajar-mengajar
dasar selain fungsional terhadap tuntutan khususnya dapat diartikan sebagai satuan
materil mata pelajaran Pengetahuan cara, yang berisi prosedur, langkah
Sosial khususnya. Untuk itu pemaparan teknis yang harus dilakukan dalam
sub-bab ini dapat dimulai dengan mendekati sasaran proses dan hasil
penjelasan pengertian model dalam belajar hingga mencapai efektivitasnya,
kerangka belajar-mengajar, sebelum menurut kesesuaian dengan setting
pada intinya yaitu deskripsi model- waktu, tempat dan subjek ajarnya.
model pembelajaran yang selama ini b. Macam-macam Model Mengajar
dipandang relevan dengan kebutuhan Sepanjang sejarah pendidikan,
pengembangan pembelajaran bidang reka-upaya untuk menggapai makna dan
pengetahuan sosial dan pendidikan nilai hasil pendidikan dalam kerangka
di dalamnya. menjawab tuntutan kebutuhan dan
perkembangan kehidupan terus menerus
a. Pengertian Model Belajar- dilakukan. Bersamaan dengan
Mengajar perkembangan ilmu pengetahuan dan
Dalam keseharian istilah teknologi di berbagai bidang, sejumlah
‘model’ dimaksudkan terhadap pola atau piranti yang dibuat untuk memperkaya
bentuk yang akan menjadi acuan. Dalam khasanah praksis pendidikan telah lama
konteks pendidikan agaknya tidak jauh dan banyak dilakukan. Dalam kerangka
juga maknanya, yakni sebagai kerangka itu, dapat kita kenali sejumlah model
konseptual berkenaan dengan rancangan belajar mengajar, setidaknya tidak
yang berisi langkah teknis dalam kurang dari 22 buah model menurut
kesatuan dengan strategis yang harus Joyce dan Weil (1986) di dalam bukunya
dilakukan dalam mendorong terjadinya “Models of Teaching” (Sarifudin, 2002:
situasi pendidikan ; dalam ujud perilaku 9.4) Berdasar sejumlah itu mereka
belajar dan mengajar dengan mengelompokkan dalam 4 rumpun
kecenderungan berbeda antara satu dan besar, yaitu : pertama, yang termasuk
lainnya atau dengan yang biasanya. model-model pemrosesan informasi;
Dengan demikian sebuah model dalam kedua model-model personal; ketiga,
konteks pembelajaran, tidaklah dapat model-model interaksi sosial; dan
diterima sebagai sebuah model jika tidak keempat, model-model behavioral.
memperlihatkan ciri khususnya sebagai i. Model-model Pemrosesan
sesuatu yang berbeda dari yang lainnya. Informasi ;
Adapun menurut Sarifudin (Wahab, Model-model yang berorientasi
Aziz, 1990 :1) yang dimaksud dengan pada kemampuan pemrosesan informasi
‘model belajar mengajar’ adalah dari siswa dan cara memperbaiki

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 423


kemampuannya dalam menguasai 3) Model-Model Interaksi Sosial
informasi, merujuk pada cara orang Model-model pembelajaran yang
menangani stimulus dari lingkungannya, termasuk rumpun Interaksi sosial,
mengorganisasikan data, menginderai menekankan hubungan antara individu
masalah, melahirkan konsep dan dengan masyarakat dan dengan individu
pemecahan masalah, dan menggunakan lainnya. Fokus model ini terletak pada
symbol verbal dan non-verbal. proses di mana dengan proses ini realitas
Sungguhpun model-model yang dinegosiasi secara sosial. Dampak dari
termasuk ke dalam rumpun ini berkesan model ini berorientasi memberikan
akademik namun tetap peduli akan prioritas pada perbaikan kemampuan
hubungan social dan pengembangan diri. individu untuk berhubungan dengan
Model-model yang termasuk dalam yang lainnya, bergelut dengan proses
rumpun ini antara lain adalah ; Model demokratik dan bekerja secara produktif
Berpikir (Inquiry Training Model) dalam masyarakat. Termasuk ke dalam
Inkuiri Ilmiah (Scientific Inquiry), rumpun model ini, antara lain :
Perolehan Konsep (Concept), Model Investigasi Kelompok (Group
Advance Organizer (Advance Organizer Investigation), Inkuiri Sosial (Social
Model), dan Ingatan (Memory). Model Inquiry), Metode Laboratorium
berpikir yang dikembangkan Hilda Taba, (Laboratory Method), Yurisprudensial
dirancang terutama untuk (Yurisprudential), Bermain Peran (Role
pengembangan proses mental induktif Playing) dan Simulasi Sosial (Social
dan penalaran akademik atau Simulation).
pembentukan teori, namun kapasitasnya 4) Model-Model Behavioral.
berguna pula untuk pengembangan Model-model yang termasuk ke dalam
personal dan sosial. rumpun behavioral berpijak pada
ii. Model-model Personal landasan teoritis yang sama, yakni teori
Model-model yang termasuk tingkah laku (Behavioral Theory).
ke dalam rumpun personal berorientasi Dalam penerapannya, model ini banyak
pada pengembangan diri individu, menggunakan istilah lain seperti teori
model-model ini menekankan proses belajar, teori belajar sosial, modifikasi
pembentukan individu dalam tingkah laku, dan terapi tingkah laku.
mengorganisasikan realitasnya yang Ciri pokoknya menekankan pada usaha
unik. Fokus pengembangan diri berkesan mengubah tingkah laku teramati
menekankan pada pembinaan emosional ketimbang struktur psikologis yang
antara individu dalam hubungan mendasarinya dan tingkah laku yang
produktif dengan lingkungannya hingga tidak teramatinya. Model ini
diharapkan menghasilkan hubungan mendasarkan pada prinsip kontrol
interpersonal yang lebih kaya dan stimulus dan penguatan (Stimulus
kemampuan pemrosesan yang lebih Control and Reinforcement). Lebih dari
efektif lagi. Terliput ke dalam rumpun model lainnya model behavioral
ini adalah ; Pengajaran Non-direktif memiliki keterpakaian yang luas dan
(Non-directive Teaching), Pelatihan teruji kefektifannya pada aneka tujuan
Kesadaran (Awaraness Training), seperti pendidikan, pelatihan, tingkah
Sinektic (Synectics), System Konseptual laku interpersonal dan pengobatan.
(Conceptual Systems) dan Pertemuan Tercakup ke dalam model ini, antara lain
Kelas (Classroom Meeting). : Manajemen Kontingensi (Contingency

424 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Management), Kontrol Diri (Self dalam empat rumpun besar, akan tetapi
Control), Relaksasi (Relaxation), masing-masing modelnya memiliki
Reduksi Stres (Stress Reducation), kekhususan tersendiri, setidaknya
Pelatihan Asertif (Assertive Training). menurut tujuan dan tokoh
Desentisasi (Desensitization), dan pengembangnya. Untuk itu, di bawah
Pelatihan Langsung (Direct Training). ini dapat dipetakan rincian masing-
Model-model pembelajaran tersebut di masing model dimaksud sebagai sebuah
atas, kendati dapat dikelompokan ke pilihan dalam tabel berikut :

Tabel 4.2.
Deskripsi Peta Muatan / Tujuan dan Tokoh Pengembang
Rumpun Pembelajaran berdasar Models of Teaching Joyce & Weil

No Model Muatan dan Tujuan Tokoh


Pengembang
1 Rumpun Pemrosesan Informasi
Model Berpikir Pengembangan proses mental induktif & Hilda Taba
penalaran akademik, pembentukan teori Richard Suchman
disamping kapasitas personal dan sosial
Inkuiri Ilmiah Mengajarkan sistem riset dari sebuah Josseph J.Schwab
disiplin
Perolehan Konsep Mengembangkan penalaran induktif dan Jarome Bruner
analisis konsep, pertumbuhan kognitif & Piaget, Sigel,
pengembangan intelektual umum, Sullivan dan
penalaran logis dan sosial Kohlberg
Advance Organizer Meningkatkan efesiensi kapasitas David Asubel
pemrosesan informasi dalam menyerap
dan memperkaitkan bongkahan
pengetahuan
Ingatan Meningkatkan kapasitas daya ingat Lorayne & Lucas
2 Personal
Pengajaran Non- Menekankan pembangunan kapasitas Carl Rogers
direktif perkembangan personal dalam hubungan
dengan kesadaran diri, pemahaman,
otonomi dan konsep diri
Pelatihan Meningkatkan kapasitas seseorang utk Peris dan Schutz
Kesadaran eksplorasi diri dan kesadaran diri
Sinektic Pengembangan kreativitas personal dan William Gordon
pemecahan masalah yang kreatif
System Konseptual Pengembangan pemahaman diri dan William Glasser
tanggungjawab kepada diri sendiri dan
kepada kelompok sosiak
Pertemuan Kelas Pengembangan pemahaman diri dan William Glasser
tanggungjawab kepada diri sendiri dan
kepada kelompok sosiak
3 Interaksi Sosial

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 425


Investigasi Mengembangkan keterampilan untuk Thelen dan Dewey
Kelompok berpartisipasi dalam proses sosial yang
demokratis
Inkuiri Sosial Pemecahan masalah sosial melalui inkuiri Massialas & Cox
akademik dan penalaran logis
Metode Pengembangan keterampilan National Training
Laboratorium interpersonal & kelompok, Laboratory
pengembangan kesadaran dan fleksibilitas
personal
Yurisprudensial Mengajarkan kerangka acuan Oliver dan Haver
yurisprudensi sebaga cara berpikir dabn
pecahan masalah
Bermain Peran Mendorong siswa menjelajahi nilai-nilai Shaftel
sosial dan personal dengan tingkahlaku
dan dan nilai mereka sendiri sebagai
sumber inkuirinya
Simulasi Sosial Membantu siswa mengalami berbagai Boocock dan
proses sosial serta realita dalam Guetzkow
mengamati reaksinya, memperoleh
konsep dan keterampilan membuat
keputusan
4 Behavioral
Manajemen Mengembangkan pertalian fakta, konsep Skinner
Kontingensi dan keterampilan
Pelatihan Langsung Berkenaan dengan pola tingkahlaku dan Gagne & Smith
keterampilan
Kontrol Diri Diarahkan pada tingkahlaku atau Skinner
keterampilan sosial
Relaksasi Bersifat personal, mengatasi keresahan Rimm dan Master
termasuk reaksi stres Wolpe
Reduksi Stres Mengatasi keresahan dengan mereaksi Rimm dan Master
stres Wolpe
Pelatihan Asertif Menekankan ekspresi spontan dan Wolpe, Lacarus &
langsung dari perasaan dalam situasi Salter
sosial
Desentisasi Tercakup dalam Asertif Wolpe, Lacarus &
Salter

2. Pengembangan Model kesesuaian dengan lingkup kebutuhan


Pembelajaran Pengetahuan Sosial pengembangan materi subtansial
Berbasis Penanaman Nilai berbasis nilai. Sebutlah mulai dari
rumpun ; model Pemrosesan Informasi,
a. Kerangka Teoritik Model model Personal, model Interaksi Sosial
Pembelajaran Berbasis Pendekatan hingga model Behavioral. Kesemuanya
Nilai memenuhi keperluan teknis, strategis
Karakteristik umum dan fungsi dalam kerangka pengembangan
khusus sejumlah model pembelajaran metodologi pembelajaran rumpun studi
yang dikemukakan dalam sub-bab di yang berisikan tujuan penanaman nilai-
atas, masing-masing memperlihatkan moral, pengembangan penalaran /

426 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


kemampuan kognitif, sikap dan Model yang berorientasi pada Penalaran
keterampilan baik secara parsial maupun Moral, (2) Model yang berorientasi pada
pada kesatuan utuhnya dalam ujud Interaksi Sosial, (3) Model yang
perilaku / bentuk kepribadian yang berorientasi pada Kepribadian, dan (4)
menjadi harapan. Pengetahuan Sosial Model yang berorientasi pada Sikap dan
dengan cakupan materi subtansial Perilaku. Adapun Djahiri (1996: 53-55)
sebagaimana dijelaskan sejak selama perkembangan dan
pembentangan dasar hingga pengembangan mata pelajaran ini
pematangannya kemudian adalah bidang hajatnya terkait dengan keharusan
pelajaran yang menuntut multi cara dan penanaman nilai mengangkat sejumlah
strategi, multi metoda dan media , multi model pendekatan yang dikemukakani
pendekatan dan target harapan di dalam Lickono (1976), yakni ; (1). Pendekatan
kerangka mencapai tujuannya. Dengan Model Perkembangan Moral Kognitif
demikian, paparan model teknis (Cognitive Moral Development) yang
pembelajaran seperti disebut di atas dipelopori Kohlberg., (2). Pendekatan
memenuhi hajat kepeluan bagi Model Afektif (Afective / Attitudional /
pengembangan pembelajaran bidang Psycological Moral Development) yang
studi ini. dianut Metcalf, Aronfreed, Al Ghazali,
Namun begitu, makna bidang dll., (3). Pendekatan Perkembangan
studi ini dengan keluasan dan Moral Belajar-Sosial / Behavioral
kekhasannya sepanjang perkembangnya (Moral Development atau Self
tak pernah selesai mencari cara-cara atau Regulation Model melalui Immitation
model lain yang lebih khusus dalam Learning Model) dengan tokoh
mendorong dan mempermudah mulai penganjurnya al. ; Michel, Bandura dan
dari pengoperasian hingga pencapaian Skiner., (4). Pendekatan Perkembangan
yang menjadi target harapan dan tujuan Moral secara Biologis (Biological Moral
subtansilnya. Karena itu, melengkapi Development) dengan tokoh utamanya
Models of Teaching dari Joyce dan Weil Eysenk., (5). Pembinaan Nilai-Moral
(1986), dalam Values of Educations ; Norma secara Holistik (Holistic
Concept and Models, Winecoff (1988) Aproach) dengan tokoh utamanya
secara khusus telah turut memperkaya Leonie & Simpson.”
khasanah rujukan yang diperlukan dalam
mengembangkan pembelajaran b. Kerangka Teknis Model
pendidikan berbasis nilai, yakni dengan Pembelajaran Pendekatan Nilai
mengklasifikasikan 7 model pendidikan Sejumlah model pendekatan
nilai, antara lain : (1) Model pembelajaran tersebut di atas, masing-
Pengembangan Kognitif; (2) Model masing mengedepankan keunggulan
Pertimbangan; (3) Model Rasional; (4) dalam mengupayakan pencapaian
Model Klarifikasi Nilai; (5) Model sasaran yang diyakini oleh setiap
Analisis Nilai; (6) Model Pendidikan pengembangnya, namun untuk
Kewarganegaraan dan Tindak Sosial; penerapan praktis di tempat yang sangat
dan (7) Model Science-Technology- mungkin berbeda, harus dikalkulasikan
Society (STS). Demikian pula Sarifudin dengan berbagai aspek kondisional yang
(1990:132), seiring dengan itu tentu tidak sama. Sekurang-kurangnya di
mereduksi 4 model pembelajaran bagi mana, oleh atau dengan dan terutama
keperluan pendidikan nilai, yaitu : (1) untuk siapa proses pembelajaran

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 427


dilakukan.. Khusus berkaitan dengan yang dapat dipergunakan pada berbagai
kebutuhan pembelajaran pada anak usia jenjang pendidikan, mulai tingkat
pertumbuhan, dari sejumlah model pendidikan dasar hingga menengah.
tersebut tentunya dapat dirujuk model Proses inkuiri disarankan menjadi salah
pendekatan yang sesuai dengan tuntutan satu model pembelajaran yang efektif
karakteristik perkembangannya. Wyner karena menekankan pada keterlibatan
& Farguher di dalam Djahiri (1996 ) siswa secara aktif melalui kegiatan-
mengangkat teori Piaget di atas dengan kegiatan pencarian (discovery), hingga
sebutan model Cognitive Emotion and penemuan (inkuiri). Pelaksanaan inkuiri
Social Development. Dasar di dalam pembelajaran Pengetahuan
pandangannya adalah “anak merupakan Sosial dirasionalisasi pada pandangan
produk berbagai pengaruh, mulai dari dasar bahwa dalam model pembelajaran
keluarganya, kesehatan, kondisi sosial tersebut, siswa didorong untuk mencari
ekonomi dan sekolah”. Bahwa masing- dan mendapatkan informasi melalui
masing pendekatan yang menjadi kegiatan belajar lebih mandiri. Model
rujukan di atas dibedakan sebagaimana inkuiri pada hakekatnya merupakan
istilah dan terutama didasarkan pada penerapan metoda ilmiah khususnya di
pandangan teoritis berkenaan dengan lapangan Sains, namun dapat dilakukan
stressingnya, dalam praktisnya dapat terhadap berbagai pemecahan problema
terjadi saling berkait antara satu sosial. Savage Armtrong mengemukakan
pendekatan dengan pendekatan lain bahwa model tersebut secara luas dapat
secara bersamaan. Untuk itu, memenuhi digunakan dalam proses pembelajaran
keperluan teknis operasional dalam Social Studies (Savage and Armstrong,
mengembangkan pembelajaran 1996). Pengembangan strategi
Pengetahuan Sosial berbasis pendekatan pembelajaran dengan model inkuiri
nilai khususnya, berikut dipetikan dipandang sangat sesuai dengan
langkah teknis sejumlah model pilihan karakteristik materil pendidikan
yang dipandang mewakili tuntutan Pengetahuan Sosial yang bertujuan
karakteristik materil, peserta didik dan mengembangkan tanggungjawab
setting sosial yang menjadi lingkungan individu dan kemampuan berpartisipasi
kultur dan belajar SD/MI umumnya di aktif baik sebagai anggota masyarakat
tanah air. Beberapa dari sejumlah dan warganegara
pendekatan yang menjadi rujukan Inkuiri dan Discovery adalah
tersebut, secara parsial terliput dalam dua istilah yang dapat dipergunakan
kerangka teknis model pilihan berikut, secara bersamaan, karena keduanya
antara lain : Model Inkuiri, VCT, merupakan proses mental di mana siswa
Bermain Peta, ITM (STS), Role Playing, atau individu melakukan asimilasi
dan Portofolio. konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau
1) Model Inkuiri hukum-hukum dan teori-teori yang
a) Makna Pembelajaran Inkuiri belum diketahui siswa. Dengan kata lain,
Model inkuiri adalah salah satu penemuan terjadi apabila siswa terlibat
model pembelajaran yang memfokuskan dalam menggunakan proses mentalnya
kepada pengembangan kemampuan untuk menemukan konsep-konsep,
siswa dalam berpikir reflektif kritis, dan prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan
kreatif. Inkuiri adalah salah satu model teori-teori. Suatu pembelajaran dapat
pembelajaran yang dipandang modern dikatakan memenuhi proses inkuiri

428 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


apabila kegiatan pembelajaran dirancang • Langkah kelima evidencing,
sedemikian rupa hingga siswa dapat fakta dan bukti
menemukan sendiri sejumlah informasi dikumpulkan untuk mencari
melalui proses mentalnya sendiri. Proses dukungan atau pengujian
mental siswa dapat teridentifikasi pada bagi hipotesa tersebut
saat melakukan kegiatan belajar, seperti: • Langkah keenam
mengamati, mengklasifikasi, membuat generalization, pada tahap
hipotesis, mengukur, membuat ini kegiatan inkuiri sudah
perhitungan hingga menarik kesimpulan. sampai pada tahap
b) Langkah-langkah Inkuiri mengambil kesimpulan
Langkah-langkah yang harus terhadap pemecahan
ditempuh di dalam model inkuiri pada masalah (Joyce dan Weil,
hakekatnya tidak berbeda jauh dengan 1980).
langkah-langkah pemecahan masalah
yang dikembangkan oleh John Dewey 2) Model Pembelajaran VCT
dalam bukunya “How We think’. a) Makna Pembelajaran VCT
Langkah-langkah tersebut antara lain VCT adalah salah satu teknik
adalah : pembelajaran yang dapat memenuhi
• Langkah pertama, adalah tujuan pencapaian pendidikan nilai.
orientation, siswa Djahiri (1979 : 115) mengemukakan
mengidentifikasikan bahwa Value Clarification Technique,
masalah, dengan merupakan sebuah cara bagaimana
pengarahan dari guru menanamkan dan menggali /
terutama yang berkaitan mengungkapkan nilai-nilai tertentu dari
dengan situasi kehidupan diri peserta didik. Karena itu, pada
sehari-hari prosesnya VCT berfungsi untuk : a)
• Langkah kedua hypothesis, mengukur atau mengetahui tingkat
yakni kegiatan menyusun kesadaran siswa tentang suatu nilai; b)
sebuah hipotesis yang membina kesadaran siswa tentang
dirumuskan sejelas nilai-nilai yang dimilikinya baik yang
mungkin sebagai antiseden positif maupun negatif untuk kemudian
dan konsekuensi dari dibina kearah peningkatan atau
penjelasan yang telah pembetulannya; c) menanamkan suatu
diajukan nilai kepada siswa melalui cara yang
• Langkah ketiga definition, rasional dan diterima siswa sebagai
yaitu mengklarifikasikan milik pribadinya. Dengan kata lain,
hipotesis yang diajukan Djahiri (1979: 116) menyimpulkan
dalam forum diskusi kelas bahwa VCT dimaksudkan untuk
untuk mendapat tanggapan “melatih dan membina siswa tentang
• Langkah keempat bagaimana cara menilai, mengambil
exploration, pada tahap ini keputusan terhadap suatu nilai umum
hipotesis diperluas untuk kemudian dilaksanakannya
kajiannya dalam pengertian sebagai warga masyarakat” (Djahiri,)
implikasinya dengan asumsi
yang dikembangkan dari b) Langkah Pembelajaran Model
hipotesis tersebut VCT

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 429


Berkenaan dengan teknik penilaiannya dengan
pembelajaran nilai Jarolimek menggunakan kode, misalnya
merekomendasikan beberapa cara, : baik-buruk, benar salah, adil
antara lain.: a) teknik evaluasi diri (self tidak adil, dan sebagainya.
evaluation) dan evaluasi kelompok (3) Hasil kerja kemudian dibahas
(group evaluation); b) teknik lecturing; bersama-sama atau oleh
c) teknik menarik dan memberi kelompok kalau dibagi
percontoban; d) teknik indoktrinasi dan kelompok untuk memberikan
pembakuan kebiasan; e) teknik tanya- kesempatan alasan dan
jawab; dan f) teknik menilai suatu bahan argumentasi terhadap
tulisan, penilaian tersebut.
a) Dalam teknik evaluasi diri dan c) Dalam teknik menarik dan memberi
evaluasi kelompok peserta didik percontoban (example of axamplary
diajak berdiskusi atau tanya-jawab behavior), guru memberikan dan
tentang apa yang dilakukannya atau meminta conton-contoh baik dari
dianutnya serta diarahkan kepada diri peserta didik ataupun kehidupan
keinginan untuk perbaikan dan masyarakat luas, kemudian
penyempurnaan oleh dirinya dianalisis, dinilai dan didiskusikan.
sendiri. Langkah teknisnya terdiri d) Teknik indoktrinasi dan pembakuan
dari : kebiasan, dalam teknik ini peserta
(1). Menentukan tema, dari didik dituntut untuk menerima atau
persoalan yang ada atau melakukan sesuatu yang oleh guru
temukan peserta didik dinyatakan baik, harus, dilarang,
(2) Guru bertanya berkenaan dan sebagainya.
dengan yang dialami peserta e) Teknik tanya-jawab, guru
didik mengangkat suatu masalah, lalu
(3) Peserta didik merespons mengemukakan
pertanyaan guru pertanyaan-pertanyaan sedangkan
(4) Tanya jawab antara guru peserta didik aktif menjawab atau
dengan peserta didik mengemukakan pendapat
berlangsung terus hingga pikirannya.
sampai pada tujuan yang f) Teknik menilai suatu bahan tulisan,
diharapkan untuk menanamkan baik dari buku atau khusus dibuat
nilai-nilai yang terkandung guru. Dalam hal ini peserta didik
dalam materi tersebut. diminta memberikan tanda-tanda
b) Teknik Lecturing, dilakukan guru penilaiannya dengan kode (misal :
dengan bercerita dan mengangkat baik – buruk, benar – tidak-benar,
apa yang menjadi topik adil – tidak-adil dan lain-lainnya).
bahasannya. Langkah-langkahnya Cara ini dapat dibalik, siswa
antara lain : membuat tulisan sedangkan guru
(1) Memilih suatu masalah / yang membuat catatan kode
kasus / kejadian yang diambil penilaiaanya. Selanjutnya hasil
dari buku atau yang dibuat kerja itu dibahas bersama atau
guru. kelompok untuk memberikan
(2) Siswa dipersilahkan kesempatan memberikan tanggapan
memberikan tanda-tanda terhadap penilaian.

430 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


g) Teknik mengungkap nilai melalui pengarahan dengan mengaitkan
permainan (Games). Dalam pilihan nilai-nilai yang sesuai dengan
ini guru dapat menggunakan model tema materi pembelajaran yang
yang sudah ada maupun ciptaan sedang dilakukan pada jam
sendiri. Langkah teknisnya dapat pe!ajaran tersebut
dimulai dengan dialog sebagai h) Teknik Inkuiri Nilai merupakan
berikut : teknik yang dipandang paling cocok
(1) Guru bertanya kepada peserta dipergunakan untuk pembelajaran
didik misalnya kalian suka Pengetahuan Sosial (khususnya
bermain bukan ?, sebagian berkenaan dengan tuntuan materi
mereka menjawab : “Suka penanaman Nilai). Langkah-
Pak / Bu !” atau mungkin langkahnya dimulai dengan :
sebagian ada yang masih (1) Guru mengemukakan pokok
terdiam. bahasan yang akan dibahas
(2) Guru kemudian melanjutkan pada saat pembelajaran.
pembicaraannya, misalnya : Misalnya : pokok bahasan
“sekarang kita belajar sambil “Transportasi”.
bermain, setuju ?”. Siswa (2) Guru bersama siswa memilih
dengan semangat menjawab : dan merumuskan masalah.
“Setuju Pak / Bu !” Misalnya : Pencemaran
(3) Menentukan tema yang akan Lingkungan. Pada kegiatan
dibawakan dalam permainan. ini guru dapat bertanya /
Misalnya: “Kebangkitan meminta keterangan peserta
Nasional”, “Sumpah Pemuda”, didik, misalnya : “Apakah
dll pencemaran lingkungan ?”,
(4) Membuat kesepakatan dengan “Mengapa terjadi
peserta didik tentang waktu dan pencemaran dan perusakan
tempat yang cocok untuk kerja lingkungan, dsb. ?”
kelompok, serta menyiapkan (3) Guru bertanya kepada
peralatan yang berupa lembar peserta didik mengenai
data dan tugas meraka. kejadian / masalah yang
(5) Guru menjelaskan makna dan dilihat dan dialaminya, dan
tata cara permainan. mereka memberikan respon
(6) Guru bersama peserta didik berdasar pengetahuan,
mengatur dan menyepakati pengalaman dan
pembagian kelompok perasaannya.
(7) Guru membagikan data (4) Mencari altematif pendapat
permainan. pihak lain di luar diri peserta
(8) Peserta didik berdiskusi dalam didik, misalnya : guru
kelompok, kemudian bertanya, bagaimana
dilanjutkan dengan diskusi kira-kira pendapat
kelas dengan diawali laporan masyarakat, pemerintah,
dari masing-masing kelompok. polisi, dan sebagainya.
(9) Guru bersama peserta didik (5) Membuat kesimpulan
megambil kesimpulan, penilaian, misalnya
dilanjutkan memberikan mengemukakan alat

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 431


transportasi apa yang 4) Pendekatan ITM (Ilmu-Teknologi
membuat pencemaran dan Masyarakat)
lingkungan, bagaimana a) Kebermaknaan Model Pendekatan
menghindari / mengantisipasi ITM
timbulnya pencemaran Pendekatan ITM (Ilmu, Teknologi,
lingkungan, membuat dan Masyarakat) atau juga disebut STS
saran-saran tentang dampak (Science-Technology-Society) muncul
pencemaran lingkungan, dan menjadi sebuah pilihan jawaban atas
sebagainya. kritik terhadap pengajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial yang bersifat
3) Model Bermain Peta tradisional (texbook), yakni berkisar
Keterampilan menggunakan dan masih pada pengajaran tentang fakta-
mentafsirkan peta dan globe merupakan fakta dan teori-teori tanpa
salah satu tujuan penting dalam menghubungkannya dengan dunia nyata
pembelajaran Pengetahuan Sosial. yang integral. ITM dikembangkan
Keterampilan menginterpretasi peta kemudian sebagai sebuah pendekatan
maupun globe perlu dilakukan peserta guna mencapai tujuan pembelajaran
didik secara fungsional. Peta adalah yang berkaitan langsung dengan
gambaran bumi yang diperkecil atau lingkungan nyata dengan cara
sebagian dari permukaan bumi pada melibatkan peran aktif peserta didik
bidang datar. Globe adalah model kecil dalam mencari informasi untuk
dari bumi. Peta dan globe memberikan memecahkan masalah yang ditemukan
beberapa manfaat, yaitu: a) siswa dapat dalam hidup kesehariannya. Pendekatan
memperoleh gambaran mengenai ITM menekankan pada aktivitas peserta
bentuk, besar, dan batas-batas suatu didik melalui penggunaan keterampilan
daerah; b) memperoleh pengertian yang proses dan mendorong berpikir tingkat
lebih jelas mengenai istilah-istilah tinggi, seperti ; melakukan kegiatan
geografi seperti: pulau, selat, pengumpulan data, menganalisis data,
semenanjung, samudra, benua dsb.; c) melakukan survey observasi, wawancara
memahami hubungan-hubungan tertentu dengan masyarakat bahkan kegiatan di
dari suatu lokasi dengan lokasi lainnya. laboratorium dsb. Oleh karena itu,
Untuk memahami peta dan globe, permasalahan tentang kemasyarakatan
diperlukan beberapa syarat yaitu : (a) sebagaimana adanya tidak terlepas dari
arah, siswa mengerti tentang cara perkembangan ilmu dan teknologi, dapat
menentukan tempat di bumi seperti arah dijawab melalui inkuiri. Dalam kegiatan
mata angin, meridian, paralel, belahan pembelajaran tersebut, peserta didik
timur dan barat; (b) skala, merupakan menjadi lebih aktif dalam menggali
model atau gambar yang lebih kecil dari permasalahan berdasarkan pada
keadaan yang sebenarnya; (c) lambang- pengalaman sendiri hingga mampu
lambang, merupakan simbol-simbol melahirkan kerangka pemecahan
yang mudah dibaca tanpa ada keterangan masalah dan tindakan yang dapat
lain; (d) warna, menggunakan berbagai dilakukan secara nyata. Karena itu,
warna untuk menyatakan hal-hal tertentu pendekatan ITM dipandang dapat
misalnya: laut, beda tinggi daratan, memberi kontribusi langsung terhadap
daerah, negara tertentu dsb. misi pokok pembelajaran Pengetahuan
Sosial, khususnya dalam mempersiapkan

432 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


warganegara agar memiliki kemampuan: mengambil kesimpulan. Proses yang
a) memahami ilmu pengetahuan di mendukung pada pengambilan
masyarakat, b) mengambil keputusan keputusan, menuntut siswa untuk
sebagai warganegara, c) membuat melakukan aktivitas yang dapat
hubungan antar pengetahuan, dan d) melibatkan masyarakat dan orang tua
mengingat sejarah perjuangan dan sebagai bahan pertimbangan.
peradaban luhur bangsanya. Pengambilan keputusan yang tepat
Pola pembelajaran pendekatan dan beralasan merupakan salah
ITM, dikemas sedemikian rupa sehingga tujuan dari ITM, dimana siswa
mampu menciptakan situasi interaktif dihadapkan dengan situasi
yang mendorong siswa ke arah berpikir permasalahan yang diperolehnya
kritis. Cara berpikir kritis dan logis sehingga memerlukan pengambilan
sangat perlu ditumbuhkan pada peserta keputusan.
didik sehingga terbiasa melihat Beberapa hal yang perlu
persolaan-persoalan yang terjadi di diperhatikan dalam melaksanakan
lingkungan sekitar dan mampu pembelajaran pendekatan ITM antara
memecahkannya. Selain itu, bermakna lain :
pula dalam memberikan kemudahan Pertama : menekankan pada
kepada peserta didik untuk membuat paham kontruktivisme,
hubungan antar pengetahuan yang bahwa setiap individu
dimilikinya dengan penerapannya dalam peserta didik, telah
kehidupan dan lingkungan sekitarnya. memiliki sejumlah
Lingkungan sekitar bagi peserta didik, pengetahuan dari
merupakan fenomena yang menarik dan pengalamannya sendiri
menantang untuk belajar dan mencari dalam kehidupan
pemecahan masalah atas isu faktual di lingkungan
kontroversional yang berkembang di keluarga dan
masyarakat. Pendekatan ini masyarakat.
memungkinkan dapat menghindari Kedua : Peserta didik dituntut
verbalisme, karena pola pembelajaran untuk belajar dalam
yang dikembangkan akan merangsang memecahkan
peserta didik berpikir kreatif, yakni permasalahan dan dapat
proses belajar yang melibatkan menggunakan sumber-
kemampuan dalam discovery, inovasi, sumber setempat (nara
imajinasi, dan eksplorasi. sumber dan bahan-
b) Langkah Pendekatan ITM bahan lainnya) untuk
Sebagai langkah pertama memperoleh informasi
yang dapat dilakukan dalam yang dapat digunakan
pendekatan ITM guru memulai dalam pemecahan
dengan mempertanyakan terlebih masalah.
dahulu “apakah yang menjadi Ketiga : pola pembelajaran
masalah ?”, lalu mempertanyakan bersifat kooperatif
“apakah ada alternatif untuk (kerjasama) dalam
memecahkan masalah itu ?”. setiap kegiatan
Berdasarkan kajian tentang situasi pembelajaran serta
yang ada, siswa diharapkan mampu menekankan pada

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 433


keterampilan proses (1) Guru dan peserta didik mulai
dalam rangka melatih memfokuskan pada isu-isu nyata
peserta didik berpikir yang aktual di masyarakat. Dalam
tingkat tinggi. proses pembelajaran, pendekatan
Keempat : peserta didik menggali ITM berupaya memanfaatkan waktu
konsep-konsep melalui untuk memodifikasi berbagai
proses pembelajaran informasi dan keterampilan peserta
yang ditempuh dengan didik, seperti kegiatan bertanya
cara pengamatan jawab, pengamatan gambar,
(observasi) terhadap mendengarkan cerita guru dsb.
objek-objek yang Guru memulai dengan mengangkat
dipelajarinya. pertanyaan seputar permasalahan
Kelima : masalah-masalah aktual lingkungan dari pengalaman yang
sebagai objek kajian, diperolehnya berkenaan dengan
dibahas bersama guru banjir, polusi, limbah, tumpukan
dan peserta didik guna sampah, kebakaran, dll.
menghindari terjadi (2) Guru membimbing peserta didik
kesalahan konsep merumuskan masalah dengan
Keenam : pemilihan tema-tema bantuan sumber-sumber yang ada
didasarkan urutan (3) Guru dan peserta didik menyepakati
integratif . salah satu masalah dari beberapa
Ketujuh : tema pengorganisasian masalah yang diajukan siswa untuk
pokok dari sejumlah dibahas selanjutnya membimbing
unit ITM adalah isu dan merumuskan hipotesis
masalah sosial yang (4) Guru peserta didik berdiskusi
berkaitan dengan ilmu berkenaan dengan konsep-konsep
pengetahuan yang akan dipelajari.

Tahap 1 Apersepsi, inisiasi, invitasi / Isu atau


eksplorasi
Masalah

Tahap 2 Pemantapan
Pembentukan Konsep Konsep

Tahap 3
Pemantapan
Aplikasi Konsep Kosep
Gambar 4.4. :
Tahap 4
Langkah-langkah Pembelajaran ITM,
adaftasi
Evaluasi dari Anna Poedjiadi, 2002, 13.
Tahap 5

Pemantapan Konsep

434 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


c) Tahapan Model Pendekatan argumen dengan tepat, membuat
ITM model, membuat poster yang
(1) Tahap Eksplorasi berkenaan dengan pesan lingkungan,
Kegiatan eksplorasi membuat puisi, menggambar,
merupakan tahap pengumpulan data membuat karangan, serta membuat
lapangan dan data yang berkaitan karya seni lainnya. (portofolio)
dengan nilai. Peserta didik dengan (3) Tahap Pengambilan Tindakan
bantuan LKS secara berkelompok Peserta didik dapat membuat
melakukan pengamatan langsung. keputusan atau mempertimbangkan
Eksplorasi dilakukan guna alternatif tindakan dan akibat-
membuktikan konsep awal yang akibatnya dengan menggunakan
mereka miliki dengan konsep ilmiah. pengetahuan dan keterampilan yang
Untuk menumbuhkan kesadaran dan telah diperolehnya. Berdasar
kepedulian mereka terhadap pengenalan masalah dan
lingkungan. Pada sesi ini, ada dua pengembangan gagasan
aktivitas yang ditempuh, yaitu pemecahannya, mereka dapat
menganalisis sampah yang ada di bermain peran (Role Playing)
lingkungan sekolah dan pengamatan membuat kebijakan strategis yang
terhadap tumpukan sampah di luar diperlukan untuk mempengaruhi
sekolah, seperti di sungai atau tempat publik dalam mengatasi
lain yang menjadi korban permasalahan lingkungan tersebut.
pembuangan sampah oleh (4) Diskusi dan Penjelasan
masyarakat. Perlu diperhatikan Konsep.
bahwa bagian yang sangat penting Berikutnya guru dan peserta
dalam melaksanakan pembelajaran didik melakukan diskusi kelas dan
ITM, menempatkan aktivitas nyata penjelasan konsep melalui tahapan
peserta didik dengan berbagai objek sebagai berikut:
yang dipelajari, yakni : aktif bertanya • Masing-masing kelompok
jawab, melakukan pengamatan, melaporkan hasil temuan
mengidentifikasi, berwawancara, pengamatan lingkungannya.
mencatat, menganalisis temuan dan • Guru memberikan kesempatan
bekerja secara kelompok. Dengan kepada anggota kelas lainnya
kemampuan fisik dan nalarnya, untuk memberikan tanggapan
mereka secara langsung melakukan atau informasi yang relevan
penelusuran masalah, mencari terhadap laporan kelompok
berbagai penjelasan mengenai temannya.
fenomena yang mereka lihat. • Guru bersama peserta didik
(2) Tahap Penjelasan dan Solusi menyimpulkan konsep baru
Dari data yang telah terkumpul yang diperoleh kemudian
berdasarkan hasil pengamatan, mereka diminta melihat
diharapkan peserta didik mampu kembali jawaban yang telah
memberikan solusi sebagai alternatif disampaikan sebelum kegiatan
jawaban tentang persoalan ekplorasi.
lingkungan. Peserta didik didorong • Guru membimbing peserta didik
untuk menyampaikan gagasan, merekontruksi kembali
menyimpulkan, memberikan pengetahuan awal mereka

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 435


dengan konsep-konsep baru berpengaruh buruk terhadap
setelah melakukan pengamatan kelangsungan hidup dan mutu kesehatan
langsung dari objek yang yang diperlukan baik oleh manusia dan
dipelajari tentang alam lingkungan alam sekitarnya; 3)
lingkungannya. Teknologi yang dimiliki dan menjadi
(5) Tahap Pengembangan dan bagian dari kehidupan masyarakat tidak
Aplikasi Konsep untuk merusak lingkungan dan
• Guru bertanya pada peserta kehidupan manusia itu sendiri, tetapi
didik tentang hal-hal yang untuk memberdayakan dan memuliakan
dilihat dalam kehidupan sehari- kehidupan bersama”
hari yang merupakan aplikasi
konsep baru yang telah 5) Model Role Playing
ditemukan a)Kebermaknaan Penggunaan
• Guru dan peserta didik Role Playing
mendiskusikan sikap dan Role Playing adalah salah satu
kepedulian yang dapat mereka model pembelajaran yang perlu
tumbuhkan dalam kehidupan menjadi pengalam belajar peserta
sehari-hari berkaitan dengan didik, terutama dalam konteks
konsep baru yang telah pembelajaran Pengetahuan sosial dan
ditemukan kewarganegaraan di dalamnya.
(6) Tahap Evaluasi Sebagai langkah teknis, role playing
Pada tahapan evaluasi, guru sendiri tidak jarang menjadi
memperlihatkan gambar suasana pelengkap kegiatan pembelajaran
lingkungan yang berbeda yaitu yang dikembangkan dengan stresing
lingkungan yang terpelihara dan model pendekatan lainnya, seperti
yang tidak terpelihara. Kemudian Inkuiri, ITM, Portofolio, dan
menggunakan pertanyaan pancingan lainnya.. Hal tersebut
pada peserta didik sehingga mampu memungkinkan karena role playing
memberikan penilaian sendiri memiliki makna kontekstual dalam
tentang keadaan kedua lingkungan memberikan pelakonan pada peserta
tersebut didik berkenaan dengan model
(7) Kegiatan Penutup tindakan dalam kerangka tujuan
Kegiatan penutup merupakan pembentukan perilaku hasil belajar
kegiatan penyimpulan yang dilakukan yang diharapkan. Pembelajaran
guru dan peserta didik dari seluruh Pengetahuan Sosial dan Pendidikan
rangkaian pembelajaran. Sebagai bagian kewarganegaraan di dalamnya, yang
penutup, guru menyampaikan pesan bermuara pada tujuan pembentukan
moral, seperti : 1) “Kehidupan yang baik sikap, nilai pribadi sebagai anggota
dan sehat membutuhkan lingkungan masyarakat dan warganegara di
yang baik dan sehat pula, Lingkungan dalam aktualisasinya dan bukan
yang baik dan sehat adalah yang semata pengembangan
terpelihara kebersihan dan terjaga konseptualisasinya menuntut reka
ekosystem-nya dari ancaman perusakan upaya guru / sekolah dalam
oleh perilaku orang yang tidak memberikan pengalaman belajar
bertanggungjawab”; 2) Kerusakan yang lebih aktual, kontekstual.
lingkungan, langsung dan tidak langsung Secara komprehensif makna

436 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


penggunaan role playing dan lain-lain; 12) melatih
dikemukakan George Shaftel anak ke arah
(Djahiri, 1978: 109) antara lain : mengendalikan dan
1) untuk menghayati memperbarui ;
sesuatu / hal / kejadian perasaannya, cara berpikir
sebenarnya dalam realitas dan perbuatannya.
kehidupan; 2) agar Deskripsi di atas,
memahami apa yang menjelaskan bahwa
menjadi sebab dari sesuatu tujuan penggunaan
serta bagaimana pendekatan role playing
akibatnya; untuk memiliki sarat makna,
mempertajam indera dan tidak hanya dari hajat
perasaan siswa terhadap pencapaian unsur
sesuatu; 4) sebagai utamanya, yakni
penyaluran / pelepasan berkenaan dengan
tensi (kelebihan energi pembinaan: keterampilan
psykhis) *) dan perasaan- sosial / emosional, sikap,
perasaan; 5) sebagai alat perasaan, dan
diagnosa keadaan; 6) ke penghayatan, tetapi juga
arah pembentukan konsep tetap meliput
secara mandiri (self pengembangan aspek
concept); 7) menggali kognitif / penalaran logik
peran-peran daripada peserta didik.
dalam suatu kehidupan /
kejadian / keadaan; 8) b) Langkah-langkah Role
menggali dan meneliti Playing
nilai-nilai (norma) dan Adapun langkah-langkahnya,
peranan budaya dalam Djahiri (1978: 109) mengangkat urutan
kehidupan; 9) membantu teknis yang dikembangkan Shaftel yang
siswa dalam terdiri dari 9 langkah dalam tabel
mengklarifikasikan berikut :
(memperinci,
memperjelas) pola
berpikir, berbuat dan
keterampilannya dalam
membuat / mengambil
keputusan (decission
making) menurut caranya
sendiri; 10) membina
siswa dalam; kemampuan
memecahkan masalah
(problem solving
behavior) berpikir kritis
analitis, berkomunikasi,
hidup dalam kelompok
*)
Tafsiran dari penulis.

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 437


Tabel 4.1. : Urutan dan Langkah Pendekatan Role Playing
No Urutan Langkah Kegiatan dan Pelakunya
1 Penjelasan umum 1.1. Mencari atau mengemukakan permasalahan
(oleh guru atau bersama siswa)
1.2. Memperjelas masalah / topik tersebut (guru)
1.3 Mencari bahan-bahan, keterangan atau
penjelasan lebih lanjut, dengan menunjukkan
sumbernya (guru & siswa)
1.4 Menjelaskan tujuan, dan makna dari role
playing
2 Memilih para Pelaku 2.1. Menganalisis peran yang harus dimainkan
(guru bersama siswa)
2.2. Memilih para pelakunya (dibantu guru)
3 Menentukan Observer 3.1 Menentukan observer dan menjelaskan tugas
perannanya (guru & siswa)
4 Menentukan jalan 4.1. Gariskan jalan ceritanya
cerita 4.2. Tegaskan peran-peran yang ada di dalamnya
4.3. Berikan gambaran situasi keadaan cerita
tersebut (guru + siswa)
5 Pelaksanaan (bermain) 5.1. Mulai melakonkan permainan tersebut
5.2. Menjaga agar setiap peran berjalan
5.3. jagalah agar babakan-babakan terlihat jelas
6 Diskusi dan Penilaian 6.1. Telaah setiap peran, posisi dan permainan
6.2. diskusikan hal tersebut berikut saran
perbaikannya
6.3. Siapkan permainan ulangan
7 Permainan ulangan 7.1. seperti sub 5
8 Diskusi dan Penelaahan 8.1. Seperti sub 6
9 Mempertukarkan 9.1. Setiap pelaku mengemukakan pengalaman,
pikiran, pengalaman perasaan dan pendapatnya
dan membuat 9.2. Observer mengemukakan penilaian
kesimpulan pendapatnya (juga fase 6 & 8)
9.3. Siswa dan guru membuat kesimpulan dan
merangkaikannya dengan topik / konsep yang
sedang dipelajarinya

Langkah tersebut tentu saja ini kerangka teknis tersebut dapat


sekedar acuan teknis standar yang menjadi patokan. Selebihnya para guru
dibuat ahli asing di negerinya. Untuk dan perancang praksis pendidikan di
keadaan di tanah air dan saat ini sekolah dapat lebih kreatif, kondusif dan
khususnya, sesungguhnya model role akseleratif dalam membaca tuntutan
playing sudah tidak pula asing. Namun karakteristik lapangan masing-masing.
untuk pemula dan atau sebagai upaya Sehingga upaya meningkatkan
peningkatan makna pembelajaran penghampiran kebermaknaan
dengan menggunakan model pendekatan

438 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


pembelajaran yang kita lakukan menggambarkan : 1) hal-hal
mencapai sasarannya. yang telah dipelajari siswa
berkenaan seatu masalah
6) Model Portofolio yang telah mereka pilih; 2)
a) Makna Pembelajaran Portofolio hal-hal yang telah dipelajari
Portofolio dalam pendidikan siswa berkenaan dengan
mulai dipergunakan sebagai salah satu alternatif-alternatif
jenis model penilaian (Assesment) yang pemecahan terhadap masalah
berbasis produk, yakni penilaian yang tersebut; 3) kebijakan publik
didasarkan pada segala hasil yang dapat yang telah dipilih atau dibuat
dibuat atau ditunjukkan peserta didik, oleh siswa untuk mengatasi
kemudian dihimpun dalam sebuah ‘map masalah tersebut; 4) rencana
jepit’ (portofolio) untuk dijadikan bahan tindakan yang telah dibuat
pertimbangan guru dalam memberikan siswa untuk digunakan dalam
asesmen otentik terhadap kinerja peserta mengusahakan agar
didik. Dalam Pendidikan pemerintah menerima
kewarganegaraan khususnya, model kebijakan yang mereka
asesmen unjuk-kerja seperti itu lebih usulkan.” (Winataputra,
merupakan juga sebagai proses Udin, 2002: 1.16)
pembelajaran, karena itu lebih sebagai
model asesmen portofolio di dalam Dengan demikian, lebih lanjut
pengembangan kompetensi (nilai, sikap Sapriya (Winataputra, 2002:1.16)
dan pandangan) kewarganegaraan mulai menegaskan bahwa : “portofolio
dirujuk menjadi salah satu pendekatan merupakan karya terpilih kelas / siswa
pembelajaran. secara keseluruhan yang bekerja secara
Portofolio dalam pembelajaran koperatif membuat kebijakan publik
Pengetahuan Sosial dalam subtansi untuk membahasa pemecahan terhadap
pendidikan kewarganegaraan (PKn) suatu masalah kemasyarakatan” Makna
khususnya, sebagaimana dideskripsikan pembelajaran berbasis portofolio dalam
Sapriya dan Winataputra dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial adalah
Winataputra, adalah : memperkenalkan kepada peserta didik
“merupakan kumpulan dan membelajarkan mereka “pada
informasi yang tersusun metode dan langkah-langkah yang
dengan baik yang digunakan dalam proses politik”
mengambarkan rencana kelas kewarganegaraan / kemasyarakatan. Dari
siswa berkenaan dengan pengalaman dan aktivitas individual dan
suatu isu kebijakan publik bersama secara kolektif dalam kelompok
yang telah diputuskan untuk / kelasnya peserta didik dilatih untuk
dikaji mereka, baik dalam memahami, menanggapi dalam arti
kelompok kecil maupun kelas mengkritisi, hingga dapat membuat
secara keseluruhan. rumusan kembali apa yang seharusnya
Portofolio kelas berisi bahan- menjadi keputusan menurut pandangan
bahan seperti pertanyaan- mereka berkenaan dengan isu ‘kebijakan
pertanyaan tertulis, peta, publik’ yang berlaku di masyarakat.
grafik, photografi, dan karya Dalam kerangka itu, sesuai dengan batas
seni asli. Bahan-bahan ini perkembangan dan lingkup pengalaman

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 439


belajar peserta didik usia SD-MI, guru dalam kelas ; seperti meja dan papan
berperan membimbing, mengarahkan, panel; atau dibuat khusus secara
selain memberikan penghargaan (pujian) sederhana. Sedang seksi domumentasi
pada proses kerja dan produk peserta bertugas menyimpan atau mengarsipkan
didik mulai dari pengumpulan, bahan-bahan terpilih yang merupakan
pengorganisasian, penayanangan / data terbaik yang berhasil dikumpulkan
penyajian dan pembahasan hingga atau dibuat, hingga kesemuanya
pendokumentasian dalam berbagai mewakili hasil karya paling bermakna
bentuknya, dapat turut membantu bagi peserta didik untuk kemudian
merefleksi, mereduksi hingga disimpan dalam bundel portofolio / map
menyimpulkan bersama peserta didik jepit kelompok / kelas.
dari apa yang telah mereka angkat, Berdasar urutannya, setiap
pelajari dan lakukan bersama. kelompok membidangi tugas dan
tanggung jawab masing-masing, antara
b)Langkah-langkah lain :
Pembelajaran Portofolio (1) Kelompok portofolio-satu ;
Secara teknis pendekatan portofolio Menjelaskan masalah, dalam
dimulai dengan membagi peserta didik tugasnya kelompok ini bertanggung
dalam kelas ke dalam beberapa jawab untuk menjelaskan masalah
kelompok, lajimnya dilakukan menjadi 4 yang telah mereka pilih untuk dikaji
atau sesuai menurut keadaan dan dalam kelas.
keperluannya. Pembagian kelompok (2) Kelompok portofolio-dua ; Menilai
peserta didik dilakukan untuk kebijakan alternatif yang diusulkan
memfasilitasi kegiatan belajar bersama untuk memecahkan masalah, dalam
(Cooperative) dalam mengerjakan tugas tugasnya kelompok ini bertanggung
khusus yang berbeda menurut masing- jawab untuk menjelaskan kebijakan
masing kelompoknya namun saling saat ini dan atau kebijakan yang
terkait (sekuensional). Sesuai dengan isu dirancang untuk memecahkan
yang dipilih dan disepakati oleh guru dan masalah.
peserta didik di dalam kelas, setiap (3) Kelompok portofolio-tiga ;
kelompok mendapat tugas menyiapkan Membuat satu kebijakan publik
dan mengumpulkan bahan-bahan yang yang didukung oleh kelas,. dalam
diperlukan dalam mengkaji isu yang tugasnya kelompok ini bertanggung
terjadi di masyarakat. Untuk itu pada jawab untuk membuat satu
setiap kelaompok harus terdapat dua kebijakan publik tertentu yang
seksi teknis yang berfungsi masing- disepakati untuk didukung oleh
masing ; Pertama, seksi Penayangan; mayoritas kelas serta memberikan
dan Kedua, seksi Pendokumentasian. pembenaran terhadap kebijakan
Sesuai dengan fungsi teknisnya tersebut, tersebut.
seksi penayangan bertugas menampilkan (4) Kelompok portofolio-empat ;
hasil karya, berupa bahan-bahan yang Membuat suatu rencana tindakan
berhasil dikumpulkan, baik berupa agar pemerintah (setempat) dalam
pernyataan tertulis, daftar sumber, peta, masyarakat mau menerima
grafik, photo, karya seni asli dan kebnijakan kelas. dalam tugasnya
sebagainya. Teknis penayangannya, kelompok ini bertanggung jawab
dapat digunakan piranti kerja yang ada di untuk membuat suatu rencana

440 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


tindakan yang menunjukkan
bagaimana warganegara dapat
mempengaruhi pemerintah
(setempat) untuk menerima
kebijakan yang di dukung oleh
kelas.
Selanjutnya, berdasar satuan
pelaksanaannya pendekatan
pembelajaran portofolio dapat
direkomendasikan dalam 6 tahapan atau
memodifikasinya sesuai keperluan
cakupan permasalahan yang dipilih.
Keenam langkah atau tahapan yang
disarankan Sapriya dan Winataputra
(2002:1.17) terdiri dari :
Tahap I : Mengidentifikasi
permasalahan kebijakan
publik di masyarakat.
Tahap II : Memilih satu masalah
untuk kajian kelas.
Tahap III : Mengumpulkan informasi
tentang masalah yang akan
di kaji dikelas.
Tahap IV : Mengembangkan Portofolio
kelas.
Tahap V : Menyajikan Portofolio
kelas.
Tahap VI : Merefleksi Pengalaman
belajar.

Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 441


Glosarium
Afektual : Berkenaan dengan sikap dan perasaan
Body of Knowledge : Batang tubuh keilmuan
Ethical kode : Ketentuan / aturan moral
Golden Age : Usia emas
Komunitas budaya : Masyarakat pendukung salah satu tatanan budaya
Konstruks Organik Sosial : Bangun kelembagaan masyarakat, yang menjadi
lingkaran aktualitas hidup anak sebagai individu di
dalamnya, seperti ; keluarga, sekolah, teman sebaya
dan multi media yang menjadi bagian dari dunia
anak
Multy dimensional : Berdimensi jamak
Moral act : Tindakan / perbuatan moral
System nilai : Tata hubungan nilai dalam peta keseluruhan
Social Studies Educations : Pengembangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial untuk tujuan pendidikan kewarganegaraan,
yang diramu berdasar sejumlah disimplin ilmu sosial
seperti ; antropologi, arkeologi, ekonomi geografi,
sejarah, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama dan
sosiologi, termasuk ilmu kemanusiaan lainnya dan
ilmu alam (SCSS)
Universum : Dunia secara keseluruhan, jagat raya
Value of being : Sejumlah nilai yang termasuk nilai nurani, yang
terdiri dari 6 perilaku berkenaan dengan siapa diri,
seperti ; kejujuran, keberanian, cinta damai,
keandalan diri, disiplin diri dan kesucian
Value of giving : Sejumlah nilai yang termasuk nilai nurani, yang
Terdiri dari 6 perilaku berkenaan apa yang harus
diberikan, seperti ; setia, hormat, cinta, peka, baik
hati, adil.

442 Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar


Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar 443

Anda mungkin juga menyukai