Kompetensi Dasar :
Mahasiswa dapat memahami konsep tentang belajar, pendekatan dan model-
model pembelajaran, serta mampu merancang pembelajaran yang mendidik bagi
siswa sekolah dasar.
Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah bahan ajar pokok
yang wajib Anda pelajari. Bahan ajar pokok yang digunakan dalam mata kuliah
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut.
Bab I. Pengenalan Konsep Pembelajaran
1.1. Teori Belajar
Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Komunikatif dan menyenangkan: Bab I. Jakarta: Departemen
Pendidikan
Pitajeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan: Bab II.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Nasional
1.2. Pengenalan Konsep – Konsep Pembelajaran di Sekolah Dasar
Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Komunikatif dan Menyenangkan: Bab II. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Lily Barlia. (2006). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam
Sekitar: Bab II dan IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Muslichach Asy’ari. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-
Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar: Bab I.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Rabad Sihabuddin. (2006). Indahnya Pelangi dalam Kesadaran
Multikultur Masyarakat Indonesia: Bab I dan VI. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Bab II: Pembelajaran Melalui Permainan
Pembelajaran Melalui Permainan
Dadan Djuanda (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Komunikatif dan Menyenangkan: Bab V dan VI. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Pitajeng (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan: Bab I,
III, IV, V, VI, VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
1. Pendahuluan
Materi yang akan dibahas pada Bab I ini meliputi beberapa teori belajar
diantaranya teori (1) behaviorisme, (2) kognitivisme, (3) konstruktivisme, dan
(4) humanisme. Selain itu akan dibahas pula beberapa pendekatan atau model-
model pembelajaran yang digunakan di sekolah dasar baik untuk mata pelajaran
Matematika, IPA, IPS serta Bahasa dan Seni. Materi–materi tersebut sangat erat
kaitannya dengan tugas Anda sebagai pendidik di sekolah dasar. Anda akan
dibekali dengan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pembelajaran yang
melandasasi perkembangan berfikir siswa sehingga melalui penguasaan materi ini
akan membantu Anda dalam merancang program pembelajaran yang dibutuhkan
bagi siswa, dan bagi Anda sendiri dalam memahami latar kelas.
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu menjabarkan
berbagai pendekatan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Secara khusus setelah
mempelajari materi ini, Anda dapat:
1. menjelaskan prinsip-prinsip belajar dari pandangan behaviorisme,
behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan humanisme;
2. menjelaskan peran belajar dalam pembelajaran;
3. menjelaskan pengaruh teori belajar dalam pembelajaran;
4. menjelaskan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran;
5. menjelaskan metode discovery dan inquiry dalam pembelajaran; dan
6. Menjelaskan macam-macam keterampilan proses
2. Uraian Materi
2.1. Teori Belajar
Pemahaman terhadap berbagai macam teori belajar akan sangat membantu
Anda sebagai guru untuk merancang proses pembelajaran. Teori belajar
umumnya tidak mempunyai sifat yang ekstrim, yaitu hanya berfokus pada satu
komponen pembelajaran sepertia, siswa, proses belajar, guru atau kurikulum
saja. Titik fokus yang menjadi perhatian suatu teori belajar memang ada tetapi
komponen-komponen pembelajaran yang lain diperlukan pula untuk
menjelaskan teori belajar tersebut. Di sini akan dibahas empat teori belajar yaitu
(1) behaviorisme, (2) kognitivisme, (3) konstruktivisme, dan (4) humanisme.
Teori behaviorisme berfokus pada ”hasil” dari proses belajar (Suciati & Irawan,
2005). Teori kognitivisme dan konstruktivisme menekankan pada ”proses
belajar”. Teori humanisme memperhatikan isi dari apa yang dipelajari.
Behaviorisme. Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Artinya
perubahan prilaku siswa dari tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu
melakukan sesuatu adalah merupakan hasil interaksi antara stimulus (yang berasal
2.2.1. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
kerjakan latihan berikut dan jawablah dengan mengacu pada bacaan yang dirujuk
pada bahasan ini.
1. Coba jelaskan pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk
mengajarkan Bahasa Indonesia di sekolah dasar?
2. Apa yang dimaksud dengan discovery - inquiry learning? Keterampilan
proses apa yang dapat diharapkan melalui ke dua metoda tersebut dalam
pembelajaran IPA?
3. Jelaskan penggunaan metode inquiry dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di sekolah dasar.
4. Dalam memberikan pembelajaran menggambar di sekolah dasar
pendekatan apa yang akan Anda berikan?
5. Apakah metoda inquiry dapat diberikan dalam pembelajaran matematika
di sekolah dasar? Jelaskan bagaimana caranya!
3. Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut:
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan
yang dianjurkan.
2. Buatlah rangkuman materi bahasan 1 dan 2 dari sejumlah topik bacaan
yang dianjurkan, catatlah konsep-sonsep utama dan kata-kata kunci yang
ada dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan.
4. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan dengan sesuai dengan
materi yang tercantum dalam bacaan-bacaan tersebut dengan lengkap,
silakan Anda melanjutkan ke Bab berikutnya.
1. Pendahuluan
Pembelajaran melalui permainan edukatif, membahas tentang bagaimana
pembelajaran dilakukan dengan melakukan suatu permainan. Bermain merupakan
dorongan dalam diri anak dan sudah menjadi suatu kebutuhan hidupnya. Melalui
bermain anak tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup akan tetapi mampu
meningkatkan perkembangan kognitif dan sosial anak. Dorongan bermain pada
anak harus disalurkan secara baik dan terkontrol agar perkembangan imajinasi dan
sikap sosial anak dapat terjaga. Pendekatan pembelajaran melalui permainan
edukatif dimaksudkan untuk memberi pemahaman tentang cara
melakukan/merancang pembelajaran agar dapat dipahami oleh siswa. Melalui
materi ini Anda akan dibekali dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang
menerapkan pendekatan permainan edukatif. Dengan demikian Anda akan mampu
mengembangkan program pembelajaran di kelas, khususnya merancang
pendekatan pembelajaran yang dalam memudahkan para siswa mempelajari
konsep-konsep yang sulit, bersifat abstrak ataupun yang menakutkan.
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu merancang
program pembelajaran dengan pendekatan permainan. Secara khusus setelah
mempelajari materi ini Anda dapat:
1. menjelaskan manfaat penerapan pembelajaran melalui pendekatan
permainan;
2. menjabarkan fungsi bermain yang dimaksudkan dalam pembelajaran yang
menggunakan pendekatan permainan;
3. menjelaskan strategi pembelajaran dengan pendekatan permainan dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar;
4. menjelaskan strategi pembelajaran dengan pendekatan permainan dalam
mata pelajaran matematika di sekolah dasar; dan
5. merancang cara mengukur keberhasilan/cara mengevaluasi penerapan
pendekatan permainan.
2. Uraian Materi
Banyak ahli pendidikan mengatakan bahwa salah satu cara mendidik anak-
anak adalah dengan bermain. Bermain bagi anak, selain merupakan alat belajar
juga merupakan kebutuhan hidup seperti bergerak, berlari, dan berfikir. Belajar
dengan bermain akan membantu anak dalam: 1) mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan diri, 2) mendapatkan sarana untuk bersosialisasi, 3) melepaskan
diri dari ketegangan, 4) meningkatkan pertumbuhan mentalnya, 4) mengeluarkan
energi yang ada dalam dirinya ke dalam aktivitas yang menyenangkan 5)
mengembangkan imajinasi, 6) melatih belajar bekerja sama, menerima peraturan
dan saling berbagi, 7) mengembangkan kreativitas, dan 8) melatih konsentrasi
atau pemusatan perhatian pada tugas tertentu. Belajar melalui bermain dapat
mengembangkan bahasa, emosi, fisik dan kreativitas anak, karena anak terlatih
2.1. A.Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
kerjakan latihan berikut dan jawablah dengan mengacu pada bacaan yang dirujuk
pada bahasan ini.
1. Jelaskan manfaat bermain bagi anak-anak sekolah dasar.
2. Apa yang harus disiapkan guru dalam menggunakan pendekatan
permainan?.
3. Bagaimana cara memilih permainan yang mampu mengembangkan
kreativitas anak?
4. Kembangkanlah contoh pembelajaran dengan pendekatan permainan
untuk mengajarkan salah satu konsep matematika di Sekolah Dasar.
5. Bagaimana cara mengevaluasi penggunaan pendekatan permainan?.
3. Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan
yang dianjurkan.
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan/dirujuk, catatlah konsep-sonsep utama dan kata-kata kunci
yang ada dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan.
4. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan materi yang
tercantum dalam bacaan-bacaan tersebut dengan lengkap, silakan Anda
melanjutkan ke Bab berikutnya.
1. Pendahuluan
Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar, membahas
tentang bagaimana menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Sumber
belajar dapat secara khusus dirancang atau sengaja dibuat untuk belajar mengajar
namun ada pula sumber belajar yang tidak dirancang khusus akan tetapi
dimanfaatkan untuk memberi kemudahan dalam belajar mengajar. Biasanya
sumber belajar tersebut ada di sekitar kita. Salah satu pendekatan yang
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar adalah Sains-Teknologi-
Masyarakat (STM). Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman
dalam mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan/keterkaitan yang
saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
pendekatan STM sudah resmi tercantum sejak berlakunya Kurikulum 2004 namun
belum banyak diterapkan. Dalam kurikulum tersebut dijelaskan bahwa sains,
lingkungan, teknologi dan msyarakat merupakan salah satu aspek yang dipelajari
di sekolah dasar. Melalui materi ini Anda akan dibekali prinsip-prinsip
pembelajaran dengan pendekatan STM sehingga akan membantu Anda dalam
mengembangkan program pembelajaran yang dibutuhkan siswa Anda.
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu mengembangkan
program pembelajaran dengan pendekatan STM. Secara khusus setelah
mempelajari materi ini Anda dapat:
1. menjelaskan karakteristik pembelajaran melalui pendekatan STM;
2. mengidentifikasi apa yang harus dilakukan guru dalam menggunakan
pendekatan STM;
3. menjelaskan strategi pembelajaran dengan pendekatan STM;
4. merancang pembelajaran dengan menerapkan pendekatan STM; dan
4. merancang pengukuran keberhasilan/cara mengevaluasi penggunaan
pendekatan STM.
2.1. A. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
kerjakan latihan berikut dan jawablah dengan mengacu pada bacaan yang dirujuk
pada bahasan ini.
1. Jelaskan karakteristik pembelajaran melalui pendekatan STM!
2. Apa yang harus dilakukan guru dalam menggunakan pendekatan STM?.
3. Bagaimana cara mendapatkan masalah atau topik yang tepat bagi siswa
sekolah dasar untuk pembelajaran dengan pendekatan STM?.
4. Kembangkanlah contoh pembelajaran dengan pendekatan STM di
Sekolah Dasar.
5. Bagaimana cara mengevaluasi penggunaan pendekatan STM?.
3. Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut:
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan
yang dianjurkan.
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-sonsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan.
4. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan materi yang
tercantum dalam bacaan-bacaan tersebut dengan lengkap, silakan Anda
melanjutkan ke Bab berikutnya.
1. Pendahuluan
Pembelajaran dengan pendekatan terpadu, membahas tentang keterkaitan
antara konsep-konsep dalam satu bidang studi maupun dalam lintas bidang studi.
Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman tentang adanya
hubungan/keterkaitan yang saling mempengaruhi antar berbagai mata pelajaran
dalam membahas suatu topik/tema. Melalui materi ini Anda akan dibekali prinsip-
prinsip pembelajaran dengan pendekatan terpadu yang akan membantu Anda
dalam mengembangkan program pembelajaran yang dibutuhkan bagi siswa Anda.
Selain itu, materi dalam bagian ini akan membekali Anda dalam mengembangkan
contoh pembelajaran yang bermakna bagi siswa serta meningkatkan keterampilan
Anda dalam membimbing siswa.
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu mengembangkan
program pembelajaran dengan pendekatan terpadu. Secara khusus setelah
mempelajari materi ini Anda dapat:
1 menjelaskan karakteristik pembelajaran melalui pendekatan terpadu;
2 mengkaji contoh-contoh pembelajaran terpadu yang tercantum dalam bacaan
rujukan.
3 menjelaskan contoh pendekatan terpadu dalam satu mata pelajaran.
4 merancang contoh pembelajaran terpadu (lintas mata pelajaran) bagi siswa
kelas V sekolah dasar; dan
5 merancang pengukuran keberhasilan/cara mengevaluasi dalam program
pembelajaran yang menerapkan pendekatan terpadu.
2. Uraian Kegiatan
Keterpaduan adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran atau sejumlah materi, konsep, aktivitas yang
berhubungan untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa. Konsep-
konsep dan aspek-aspek dari bidang studi terkait dijadikan alat dan wahana untuk
mempelajari suatu topik dalam kegiatan belajar mengajar dan memadukan
keaktifan siswa, baik secara fisik, mental maupun emosional dalam belajarnya.
Adapun pertimbangan yang digunakan adalah: 1) perkembangan anak SD bersifat
holistik, 2) melibatkan anak secara aktif dengan teman/orang lain, 3)
memungkinkan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, dan 4) memberi
kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan/keterampilannya
termasuk keterampilan proses. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
terpadu diharapkan pembelajaran akan berpusat pada anak, memberi pengalaman
langsung pada anak, tidak menunjukkan adanya pemisahan antar bidang studi, dan
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan minat anak.
Kegiatan pembelajaran terpadu dimulai dari adanya suatu tema/topik yang
dikembangkan bersama antara guru dan siswa atau dikembangkan oleh guru atas
kejadian aktual yang diketahui siswa. Berdasarkan topik yang ada dijabarkan sub-
2.1. A. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
kerjakan latihan berikut dan jawablah dengan mengacu pada bacaan yang dirujuk
pada bahasan ini.
1. Jelaskan karakteristik pembelajaran melalui pendekatan terpadu!
2. Kajilah contoh-contoh pembelajaran terpadu yang tercantum dalam bacaan
rujukan. Bagaimana cara pemilihan materi pelajaran yang diberikan?
3. Jelaskan penggunaan pendekatan terpadu dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan Sastra.
4. Kembangkanlah contoh pembelajaran terpadu (lintas mata pelajaran) di
Sekolah Dasar Kelas V.
5. Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran dengan pendekatan terpadu ?.
3. Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut:
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan
yang dianjurkan.
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-sonsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan.
4. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan materi yang
tercantum dalam bacaan-bacaan tersebut dengan lengkap, silakan Anda
melanjutkan ke Bab berikutnya.
1. Pendahuluan
Beberapa prinsip pembelajaran dan pendekatan pembelajaran telah dibahas
dalam bab-bab terdahulu. Materi-materi tersebut berkaitan erat dengan
pembahasan tentang pengembangan kurikulum di sekolah dasar. Pengembangan
kurikulum di sekolah dasar, membahas bagaimana guru mengembangkan
pembelajaran dengan pemikiran secara komprehensif dan hati-hati serta
mempertimbangkan beberapa faktor seperti kematangan siswa, keadaan sosial
budaya, serta sikap terhadap sains dan teknologi. Pendekatan ini dimaksudkan
untuk memberi pemahaman dalam merencanakan suatu pembelajaran di sekolah
dasar. Melalui materi ini Anda akan dibekali prinsip-prinsip perencanaan
pembelajaran sehingga akan membantu Anda dalam mengembangkan program
pembelajaran di kelas.
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu merencanakan
program pembelajaran di sekolah dasar. Secara khusus setelah mempelajari materi
ini Anda dapat:
1. menjelaskan maksud standar kompetensi dan kompetensi dasar;
2. menjelaskan cara mendeskripsikan indikator dalam kegiatan pembelajaran
yang Anda kembangkan;
3. menjabarkan kompetensi dasar yang dapat dimiliki siswa dalam
pembelajaran seni rupa;
4. melakukan analisis kurikuler untuk mengembangkan desain pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial dalam format keterpaduan kelas III SD; dan
5. mengembangkan rencana pembelajaran siswa kelas 5 dengan standar
kompetensi yang telah ditentukan
2. Uraian Kegiatan
Kompetensi adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam
bidang tertentu. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir
dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang
menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
dasar untuk melakukan sesuatu (Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002).
Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi maka kurikulum di SD dapat
dijabarkan menjadi beberapa komponen di antaranya yaitu: 1) standar kompetensi
2) kompetensi dasar, 3) hasil belajar, 4) Indikator, 5) Materi Pokok, 6) Tema, dan
7) Sub-tema. Seluruh komponen tersebut dideskripsikan sesuai dengan jabaran
dari standar kompetensi yang ada. Selanjutnya dalam mengembangkan disain
pembelajaran dilengkapi dengan topik bahasan, bentuk kegiatan yang akan
diberikan, alokasi waktu, pendekatan, media dan sumber yang digunakan serta
evaluasi pembelajarannya.
3. Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut:
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan
yang dianjurkan.
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-sonsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan.
Paket bahan ajar PJJ S1 PGSD ini tidak hanya berisi materi kajian, tetapi juga
pengalaman belajar yang dirancang untuk dapat memicu mahasiswa untuk dapat
belajar secara aktif, bermakna, dan mandiri. Paket bahan ajar ini dikemas secara
khusus dalam bentuk bahan ajar hybrid yang meliputi:
a. Bahan ajar cetak,
b. Bahan ajar audio,
c. Bahan ajar video, serta
d. Bahan ajar berbasis web.
Seluruh paket bahan ajar ini dikembangkan oleh Konsorsium PJJ S1 PGSD yang
terdiri dari 10 Perguruan Tinggi (PT), yaitu Universitas Sriwijaya, Universitas
Katolik Atmajaya, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri
Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Tanjungpura, Universitas Nusa Cendana, Universitas Negeri Makassar,
Universitas Cendrawasih, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA,
Universitas Pattimura, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Negeri
Gorontalo, Universitas Negeri Jember, Universitas Lampung, Universitas Lambung
Mangkurat, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Mataram, Universitas
Negeri Semarang, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Negeri Solo, dan
Universitas Haluoleo. Proses pengembangan bahan ajar ini difasilitasi oleh
SEAMOLEC.
Semoga paket bahan ajar ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan program PJJ S1 PGSD di tanah air.
Supeno Djanali
NIP. 130368610
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar i
DAFTAR ISI
Hal.
Bahan Ajar dan Sumber Belajar .................................................................... 1
BAB I. Pengenalan Konsep-konsep Pembelajaran........................................ 3
1.1. Teori Belajar
Bacaan 1:
BAB II. Memahami Teori Pembelajaran Matematika .......................... 4
A. Teori Pembelajaran Piaget ................................................................ 4
B. Teori Pembelajaran Bruner ............................................................... 5
C. Teori Pembelajaran Dienes ............................................................... 8
D. Teori Pembelajaran Skemp ............................................................... 11
E. Teori Pembelajaran Brownell ........................................................... 12
F. Teori Pembelajaran Skinner.............................................................. 13
G. Teori Pembelajaran Thorndike ......................................................... 14
H. Teori Pembelajaran Van Hiele.......................................................... 16
I. Penerapan Teori Pembelajaran dalam Pembelajaran Matematika.... 19
J. Resume ................................................................................... 20
Daftar Pustaka .................................................................................... 21
Bacaan 2:
BAB I. Teori Belajar Bahasa .................................................................. 22
A. Teori Behaviorisme .......................................................................... 22
B. Mentalisme .............................................................................. 25
C. Kognitivisme .............................................................................. 26
D. Konstruktivisme .............................................................................. 27
E. Fungsionalisme .............................................................................. 29
F. Humanisme .............................................................................. 31
Bacaan 4
BAB II. Pendekatan Pembelajaran Bahasa............................................. 45
A. Pendekatan Whole Language ........................................................... 45
B. Pendekatan Terpadu .................................................................. 50
C. Pendekatan Komunikatif................................................................... 56
Bacaan 6:
BAB III. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menggunakan
Lingkungan sebagai Sumber Belajar .............................................................. 85
A. Lingkungan sebagai Sumber Belajar BI di SD ....................................... 85
B. Memilih Sumber Belajar ..................................................................... 87
C. Tujuan Penggunaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar B I
di Sekolah Dasar ................................................................................. 90
Bacaan 7
BAB I Apakah Pendidikan IPS Itu? ............................................................... 98
1.1.Konsep dan Karakteristik Pendidikan IPS .............................................. 98
1.2.Tujuan Pendidikan IPS .......................................................................... 105
1.3.Iktisar .................................................................................................. 110
Bacaan 8
BAB VI Prospek Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar................................. 111
6.1.Materi dalam Pembelajaran IPS.............................................................. 112
6.2.Metode Inkuiri Sosial dalam Pembelajaran IPS .................................... 113
6.3.Pembelajaran Fakta dan Konsep dalam IPS............................................ 119
6.4.Pendidikan IPS dengan Model Pembelajaran Multi Etnik dan Pembelajaran
Kooperatif ............................................................................................... 121
6.5.Model Inkuiri untuk Pembelajaran Nilai dalam IPS ............................... 126
6.6.Iktisar ............................................................................................... 129
Bacaan 9:
BAB II. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar ........................................ 131
A. Dasar Konseptual Pendidikan Senirupa di SD....................................... 131
B. Fungsi, Tujuan dan Pendekatan Pembelajaran Senirupa di SD .............. 134
C. Kompetensi Dalam Pembelajaran Senirupa di SD.................................. 137
D. Karakteristik Ungkapan Kreatif Senirupa Anak SD .............................. 141
E. Bentuk Kreativitas Senirupa Anak SD.................................................... 147
F. Pengembangan Kreativitas Senirupa di SD ............................................ 147
G. Penilaian Pendidikan Senirupa di SD ...................................................... 151
Rangkuman ......................................................................................... 154
Bacaan 12
BAB II Sikap Hidup Kebersamaan........................................................... 172
1.1.Peran Keluarga dalam Pendidikan untuk Membangun Semangat
1.2.Hidup dalam Kebersamaan ........................................................... 172
1.3.Seribu Satu Suku Bangsa .............................................................. 177
1.4.Rukun dalam Kehidupan Beragama .............................................. 183
1.5. Hamparan Zamrud Khatulistiwa................................................... 184
1.6. Pelangi Bahasa Nusantara............................................................. 185
1.7.Persatuan dan Kesatuan Bangsa..................................................... 186
Bacaan 13
BAB III. Bermain ................................................................................... 189
A. Latar Belakang ................................................................................ 189
B. Arti dan Manfaat Bermain bagi Siswa SD........................................ 189
1. Menurut beberapa tokoh ............................................................ 190
2. Manfaat Bermain Bagi Anak ..................................................... 190
C. Karakteristik Bermain .................................................................... 191
D. Menstimulasi Fungsi Otak ............................................................... 196
1. Gerakan Pompa Otot Betis ......................................................... 197
2. Gerakan Menyilang .................................................................... 198
3. Gerakan Angka Delapan ............................................................ 199
E. Meningkatkan Kecerdasan Dengan Bermain ................................... 200
F. Rangkuman ................................................................................... 202
Bacaan 14
BAB IV. Membangun Kebugaran dengan Bermain ............................... 204
A. Latar Belakang ............................................................................. 204
B. Jantung Sebagai Pompa Ajaib .......................................................... 204
C. Kerangka, Otot Siswa Sekolah Dasar ............................................... 207
D. Permainan Pindah Bintang Meningkatkan Daya Tahan Jantung..... 208
E. Lintas Alam Sambil Berkreasi .......................................................... 209
Bacaan 16
BAB III. Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat .................................. 229
1. Latar belakang Pengembangan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM)
..................................................................................................... 229
2. Pendekatan STM di Indonesia ......................................................... 230
3. Keterkaitan Sains dan Teknologi dengan Pendekatan STM ............ 231
4. Karakteristik Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat .................. 233
5. Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan STM ............................. 236
6. Penerapan STM dengan Pola Salingtemas ....................................... 241
7. Nilai Tambah Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat ................. 244
8. Kritik dan Kendala dalam penerapan pendekatan Sains-Teknologi-
Masyarakat ...................................................................................... 247
Bacaan 17
BAB V. Pendekatan STM di Sekolah Dasar ............................................... 249
1. Pembelajaran STM di kelas I dan II ................................................. 249
2. Pembelajaran STM di kelas III ........................................................ 254
3. Pembelajaran STM di kelas IV ........................................................ 257
4. Pembelajaran STM di kelas V ......................................................... 260
5. Pembelajaran STM di kelas VI ........................................................ 263
Bacaan 20
BAB III. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menggunakan
Lingkungan sebagai Sumber Belajar .......................................................... 267
A. Lingkungan sebagai Sumber Belajar BI di SD ................................... 267
B. Memilih Sumber Belajar .................................................................... 269
C. Tujuan Penggunaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar B I
di Sekolah Dasar ............................................................................. 272
Bacaan 22
BAB VI. Meramu Isi dan Mengembangkan Makna Pembelajaran
Pengetahuan Sosial pada Kelas Orientasi (III-IV) SD/MI ..................... 313
A. Analisis Isi Kurikulum Pengetahuan Sosial
Kelas III-IV SD/MI 2004 .................................................................... 313
B. Pengembangan Materi dan Disain Pembelajaran Pengetahuan Sosial
Kelas III SD/MI .......................................................................... 317
C. Pengembangan Materi dan Disain Pembelajaran Pengetahuan Sosial
Kelas Empat SD-MI .......................................................................... 324
Bacaan 24
BAB IV. Peluang Penerapan Pendekatan STM di Indonesia ................ 355
1. Kajian Kurikulum 2004 ................................................................... 355
2. Isu-isu besar yang muncul di Indonesia ........................................... 359
Bacaan 25
BAB II. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar .................................. 386
A. Dasar Konseptual Pendidikan Senirupa di SD ................................ 386
B. Fungsi, Tujuan dan Pendekatan Pembelajaran Senirupa di SD ....... 389
C. Kompetensi Dalam Pembelajaran Senirupa di SD .......................... 392
D. Karakteristik Ungkapan Kreatif Senirupa Anak SD ....................... 395
E. Bentuk Kreativitas Senirupa Anak SD ............................................ 401
F. Pengembangan Kreativitas Senirupa di SD ..................................... 401
G. Penilaian Pendidikan Senirupa di SD .............................................. 405
Rangkuman ......................................................................................... 410
Bacaan 26
3. Tahap Pengurutan.
Pada tahap ini anak didik sudah
mulai mampu melakukan penarikan
kubus balok prisma limas Ta Keru Bo
segitiga segiempat bung cut la kesimpulan, yang kita kenal dengan
sebutan berpikir deduktif. Namun
kemampuan ini belum berkembang
Gambar 25. Gambar secara penuh. Satu hal yang perlu
bangun ruang. diketahui adalah anak didik pada tahap
ini sudah mampu mengurutkan.
2. Tahap Analisis. Misalnya, ia sudah mengenali bahwa
Pada tahap ini anak didik sudah persegi adalah jajargenjang, bahwa
mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki belahketupat adalah layang-layang.
benda geometri yang diamati. Ia sudah Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh
mampu menyebutkan keteraturan yang pengelompokan bangun pada gambar 26.
terdapat pada benda geometri tersebut. Demikian pula dalam pengenalan benda-
Misalnya disaat ia mengamati kubus, ia benda ruang, anak didik sudah
telah mengetahui bahwa pada kubus memahami bahwa kubus adalah balok
terdapat 6 sisi berbentuk persegi yang juga, dengan keistimewaannya, yaitu
sama, ada 12 rusuk yang sama panjang, bahwa semua sisinya berbentuk persegi.
ada 8 titik sudut, dan sebagainya Pola berpikir anak didik pada tahap ini
(gambar 26). masih belum mampu menerangkan
mengapa diagonal suatu persegi panjang
titik sudut itu sama panjang. Anak didik mungkin
belum memahami bahwa belah ketupat
dapat dibentuk dari dua buah segitiga
bidang sisi
yang kongruen.
rusuk
C
buj
ur
12
san
gka t
r 21
belahk
A B
layang- a
etupat
layang
kelompok Gambar 28. Jajargenjang ABCD dibagi 2
belahketupa menurut diagonal BD.
t
kelompok layang-
layang Untuk mendapatkan rumus luas
segitiga yang diturunkan dari rumus luas
jajargenjang, harus dibuktikan lebih dulu
Gambar 27. bahwa Δ ABD ≅ Δ CDB.
Pengelompokan segi Karena ′B2 = ′D2 (sudut dalam
empat. berseberangan), dan sisi BD = sisi DB
(konkruen), dan ′D1 = ′B1 (sudut dalam
berseberangan), maka terbukti bahwa Δ
4. Tahap Deduksi. ABD ≅ Δ CDB (sudut-sisi-sudut). Jadi
Dalam tahap ini anak didik sudah luas Δ ABD = luas Δ CDB. Karena luas
mampu menarik kesimpulan secara Δ ABD + luas Δ CDB = luas
deduktif, yakni penarikan kesimpulan
jajargenjang ABCD, sedangkan luas Δ
dari hal-hal yang bersifat umum menuju
ABD = luas Δ CDB, dapat dikatakan
hal-hal yang bersifat khusus. Demikian
pula ia telah mengerti betapa pentingnya luas Δ ABD = 12 luas jajargenjang
peranan unsur-unsur yang tidak ABCD. Karena luas jajargenjang ABCD
didefinisikan disamping unsur-unsur = a x t, maka luas Δ ABD = 12 a x t, atau
yang didefinisikan. Misalnya, anak didik luas Δ ABD = 12 alas x tinggi. Anak pada
sudah memahami perlunya aksioma,
tahap ini sudah dapat membuktikan dan
asumsi, definisi, teorema, bukti dan
menunjukkan dasarnya, misalnya sudut
dalil. Selain itu, pada tahap ini anak
berseberangan sama besar, tetapi belum
didik sudah mulai mampu menggunakan
mengerti mengapa demikian.
aksioma atau postulat yang digunakan
dalam pembuktian. Postulat dalam
J. Resume
D beberapa
belajar
teori
yang
merupakan
penjelasan
sistematis tentang fakta belajar sesuai
konteks tertentu. Dari teori penguatan
(reinforcement) dalam mendidik dapat
ditarik deduksi tentang pengaruh
pemberian pujian secara teratur jika
dibandingkan dengan pujian yang
dengan asumsi, penalaran, dan bahan diberikan secara tidak teratur.
bukti yang diberikan. Konsep belajar itu Ada beberapa teori belajar yang
dapat dijadikan landasan dalam dapat dikemukakan di sini, yaitu (1)
menentukan tujuan, menjabarkan butir behaviorisme, (2) mentalisme, (3)
pembelajaran, memberi tugas dan kognitivisme, (4) konstruktivisme, dan
menganalisis tugas yang diberikan (5) humanisme.
kepada siswa, dan melaksanakan Sejumlah teori di atas dapat
evaluasi. Dengan kata lain, teori belajar dimanfaatkan dalam pembelajaran
berguna bagi guru dalam merencanakan bahasa Indonesia di sekolah dasar.
pembelajaran, melaksanakan kegiatan Adapun uraiannya sebagai berikut:
belajar mengajar, dan menentukan
evaluasi di kelas. A. Teori Behaviorisme.
Pengertian teori menurut Behaviorisme dikembangkan
Kerlinger yang dikutip Sapani (1998) oleh Ivan Pavlov (1849-1936). Teori ini
adalah “suatu himpunan pengertian atau berangkat dari pemahaman bahwa
konsep yang saling berkaitan yang stimulus yang dapat dilihat juga dapat
menyajikan pandangan sistematis menyebabkan adanya respons yang
tentang gejala dengan jalan menetapkan dapat dilihat. Stimulus yang bermakna
hubungan yang ada di antara variabel- dapat menghasilkan respons yang
variabel dengan tujuan untuk bermakna pula. Untuk memperoleh
menjelaskan serta meramalkan gejala- respons yang bermakna diperelukan
gejala tersebut. Sedangkan yang kondisi tertentu. Pemberian kondisi
dimaksud teori belajar bahasa adalah tersebut perlu memperhitungkan
teori mengenai bagaimana manusia kesesuaian antara stimulus dengan
mempelajari bahasa, dari tidak bisa gambaran pembiasaan yang dihasilkan,
berkomunikasi antarsesama manusia stimulus lain yang ikut membentuk
dengan medium bahasa menjadi bisa karakteristik responsi, dan frekuensi
berkomunikasi dengan baik. pemberian stimulus yang diberikan.
Kegunaan teori, termasuk di Pemberian stimulus yang bermakna akan
dalamnya teori belajar bahasa, berguna menghasilkan respons terkondisi. Untuk
untuk : (a) menyempurnakan suatu menghasilkan respons yang terkon
Mendeskripsikan
hubungan antara
variabel-variabel
Menganalisis hasil
pengamatan
Mengumpulkan &
Mengorganisasi data
Menyusun grafik
Merencanakan Mendefinisikan
Penyelidikan/ variabel secara
Investigasi operasional
Menyusun
tabel data
Menyusun
hipotesis
Mengidentifikasi
Memprediksi/ Mengkomuni
Inferensi kasikan
Mengklasifikasi
Mengukur
Menyimpulkan
Mengindera/
Mengobservasi
P
yang saling berkaitan. Berdasarkan asumsi-asumsi itulah
Pendekatan muncul pendekatan pengajaran yang
pembelajaran bahasa dianggap cocok bagi asumsi-asumsi
adalah seperangkat tersebut. Asumsi terhadap bahasa
asumsi yang saling sebagai alat komunikasi dan bahwa
berkaitan, berhubungan dengan sifat belajar bahasa yang terpenting adalah
bahasa dan pembelajaran bahasa melalui komunikasi, maka lahirlah
(Zuchdi dan Budiasih, 1997: 29). pendekatan komunikatif.
Dengan kata lain, pendekatan pengajaran Asumsi yang berbeda, akan
bahasa bersifat aksiomatis tentang menimbulkan pendekatan yang berbeda.
bahasa yang digunakan sebagai landasan Dari asumsi-asumsi pandangan
berpikir dalam menentukan metode, behaviorisme misalnya, maka muncul
teknik, atau prosedur mengajarkan pendekatan struktural. Dari asumsi-
bahasa sesuai dengan tujuan yang telah asumsi pandangan kontruktivisme, maka
ditetapkan. Metode pembelajaran bahasa lahirlah pendekatan kontruktivisme.
adalah rencana pembelajaran bahasa, Demikian pula dari asumsi-asumsi
yang mencakup pemilihan, penentuan, humanisme lahir pendekatan
dan penyusunan, bahan ajar secara komunikatif.
sistematis, dimaksudkan agar bahan ajar Penggunaan pendekatan dalam
tersebut mudah diserap da dikuasai oleh pengajaran bahasa menentukan (1) cara
siswa (Zuchdi dan Budiasih, 1997: 30). pandang seseorang dalam menyikapi
Sedangkan teknik pembelajaran bahasa bahasa sebagai materi pelajaran, (2) isi
adalah cara atau siasat guru dalam pembelajaran, (3) teknik dan proses
menyampaikan bahan ajar di depan pembelajaran, serta (4) perencanaan dan
kelas. pelaksanaan program pengajaran.
Fungsi pendekatan bagi suatu Pada bab ini dibahas perihal
pengajaran ialah sebagai pedoman beberapa pendekatan yaitu ; (1) whole
umum untuk langkah-langkah metode language, (2) terpadu, (3)
dan teknik pengajaran yang akan konstruktivisme, dan (4) komunikatif.
digunakan. Sering dikatakan bahwa
pendekatan melahirkan metode. Artinya, A. Pendekatan Whole Language
metode suatu bidang studi, dalam hal ini Whole language adalah
bahasa, sangat ditentukan oleh pandangan tentang hakikat belajar dan
pendekatan yang digunakan. Bahkan bagaimana mendorong proses tersebut
tidak jarang nama metode dan teknik agar siswa dapat belajar secara efektif
yang digunakan diambil dari nama dan efisien sehingga mencapai hasil
pendekatannya. yang optimal (Weaver, 1990: 3).
Bila prinsip pendekatan lahir dari Pengembangan pendekatan whole
teori-teori bidang-bidang yang relevan, language diilhami oleh pandangan
Berbicara
Menulis
Mendengarkan
Tema
Membaca
Contoh 4 Petunjuk :
Pengendalian Diri
Kemampuan
Berpolitik
Partisipasi Politik
Berpikir Kritis
Sikap dan
Perilaku
Demoktratis
Diagram 2.1. : Berbagai efek tidak langsung yang mempengaruhi Sikap Demokratis
(Guyton,. M. dalam Ferguson, Patrick, 1991:389).
Dalam diagram itu tergambar bahwa kemampuan yang dituntut sebagai warga negara,
demikian juga sifat integratif pendidikan IPS sekaligus tampak dengan jelas. Keduanya
merupakan karakteristik pokok dari Pendidikan IPS. Sikap dan perilaku yang merupakan
hasil perpaduan dari berbagai kemampuan itu pada akhirnya bermuara pada perilaku
demokratis. Jika mengikuti alur pendidikan IPS yang senada dengan alur yang
dilaksanakan NCSS, atau setidak-tidaknya menggunakan alur ini sebagai acuan, maka
guru yang menyelenggarakan program pembelajaran dalam pendidikan IPS mestinya
menaruh perhatian terhadap hal ini.
1.3. Ikhtisar
Pendidikan IPS adalah “program
pendidikan yang memilih bahan
pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial
dan humaniti, yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis
untuk tujuan pendidikan”. Yang
dimaksud dengan ilmiah ialah bahwa
pendidikan IPS disajikan secara
sistematis dengan memperhatikan urutan
isi yang logis. Sedangkan psikologis
dimaksudkan bahwa pendidikan IPS
disusun berdasarkan kondisi siswa, guru,
ruang kelas, sekolah, yang berbeda
dalam: kultur, harapan, aspirasi,
perasaan, lingkungannya dan faktor
psikis lainnya.
Karakteristik pokoknya ialah bahwa
pendidikan IPS menggunakan
pendekatan multi dan trans-disiplin,
bahannya bersumber dari berbagai
pengetahuan sosial dan humaniora.
Tujuan pendidikan IPS antara lain
adalah berupaya meningkatkan
kemampuan warga negara dalam
memahami dan menghayati hak dan
kewajibannya, dalam kerangka
membangun masyarakat demokratis
ditengah-tengah masyarakat yang
majemuk. Secara khusus, tujuan
Pendidikan IPS mencakup tujuan pada
aspek pengetahuan/kognitif (heads-on),
aspek ketrampilan (hands-on), dan aspek
sikap (hearts-on).
Perumusan Masalah
Teori
Perumusan Hipotesis
Nilai-nilai
Definisi (Konseptualisasi)
Masalah
Pengumpulan Data
Setelah selesai dalam waktu yang ditentukan, maka guru menuliskan daftar nama daerah
yang disebut dalam pokok bahasan berdasarkan jawaban yang dikemukakan siswa.
Selanjutnya, kelas dibentuk menjadi 6 kelompok masing-masing beranggotakan 5 orang.
Masing-masing kelompok diminta menjawab pertanyaan berikut ini:
Gambar 2.8.
Kesan ruang Pengecilan
perilaku lainnya. Waktu untuk orang tua anak untuk bermain, dapat diupayakan
bekerja dari pagi hingga sore. Waktu pada waktu belajar, mereka masih dapat
untuk anak-anak bermain tidak jauh menikmatinya sambil bermain.
berbeda dengan waktu untuk bekerjanya Bermain merupakan pemicu
orang dewasa. Anak-anak bermain dari kreativitas. Anak yang banyak bermain
pagi hingga sore hari. akan meningkat kreativitasnya
Namun, tidak demikian (Charlotte Buhler, dalam Sugianto,
kenyataannya, dari pagi hingga siang, 1997), bermain merupakan sarana untuk
anak-anak harus belajar di kelas dengan mengubah potensi-potensi yang ada
kondisi sangat tersiksa. Mereka tidak dalam dirinya.
boleh bergerak, tidak boleh berbicara, Menurut Seto (2004: 53) bermain
harus duduk yang rapi, tangan di meja sangat penting, sehingga meskipun
melihat Ibu/ Bapak Guru. Pulang terdapat unsur kegembiraan, namun
sekolah, mereka harus les atau mengaji tidak dilakukan demi kesenangan saja.
di Surau atau TPA. Seusai Magrib, Bermain adalah hal serius karena
malam hari, mereka harus mengerjakan merupakan cara bagi anak untuk meniru
pekerjaan rumah yang diberikan Ibu dan menguasai perilaku orang dewasa
/Bapak Guru dengan jumlah tidak untuk mencapai kematangan.
sedikit. Begitulah gambaran kegiatan Bermain merupakan salah satu
sehari-hari siswa kita. Tak ada lagi fenomena yang paling alamiah dan luas
bermain, yang merupakan naluri siswa dalam kehidupan anak. Terdapat instink
kita. Padahal siswa kita bukanlah orang bermain pada setiap anak serta
dewasa kecil. Usia siswa kita (SD) kebutuhan melakukannya dalam suatu
merupakan usia yang paling kreatif pola yang khusus guna melibatkannya
dalam hidup manusia. Siswa kita dalam suatu kegiatan yang membantu
merupakan mahluk yang unik. Usia proses kematangan anak. Dari berbagai
siswa kita (SD) usia bermain. Dengan penelitian (Seto, 2004) terungkap bahwa
demikian, tidak harus terpenjarakan. bermain dapat dikembangkan menjadi
Bukan hal aneh bila siswa SD kita semacam alat untuk mengaktualisasikan
banyak yang stress karena kehilangan potensi-potensi kritis pada diri anak,
mempersiapkan fungsi intelektual, dan
BERMAIN
BERMAIN
SENSORI MOTOR
BERMAIN
FISIK
BERMAIN
SIMBOLIK
PERMAINAN
Evaluasi
Prosedur evaluasi : Postes
Jenis evaluasi : tes dan nontes
Bentuk evaluasi : tertulis dan
perbuatan/ observasi
Masyarakat
Masyarakat
“Y”
“X”
Gambar 1 Paradigma hubungan dalam jaringan
peradaban (Cohen, 1970
dalam Wakhinuddin, 2001)
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, T., 2003. Sekolah Para
Juara. Bandung : Kaifa.
Arthur,S. L. 1990. Patiens With
Diabetes Mellitus in Exercise in Modern
Medicine. Darry A.F.,et. al. (eds),
Hongkong: Williams & Wilkins.
Bishop.C.J, Curtis. M., 2005.
Permainan Anak-Anak Zaman
Sekarang di Sekolah Dasar.
Jakarta : PT. Gramedia.
Bompa, OT, 2000. Total Training for
Young Champions. Canada :
Human Kinetics.
Dryder Gorden dan Vos Jeannette, 2001.
Evolusi Cara Belajar The
Learning Revolution. Bandung :
Kaifa.
Graham George, at all, 1980. Children
Moving. California : Mayfield
Publishing Company.
Hammet, T.C, 1992. Movement
Activities for Early Childhood.
Illion : Human Kinetics Books.
Kuntaraf, J., Kuntaraf, L.K., 1992.
Olahraga Sumber Kesehatan.
Bandung : Advent Indonesia.
Lwin May. Khoo Adam. Lyen Kenneth.
Sim Caroline, 2005. How to
Multiply Your Child Inteligence.
Cara Mengembangkan Berbagai
Pertanyaan Masalah
baru baru
Penerapan di masyarakat
tentang penjelasan dan
solusi
Pengkajian atau
pengumpulan informasi tersebut
di atas dapat ditempuh dengan
berbagai macam cara,
diantaranya adalah :
a. Mengumpulkan dan
menganalisa artikel-artikel
yang terkait dari majalah atau
surat kabar.
b. Membaca buku-buku di
Perpustakaan.
c. Mencermati berita dari TV
dan radio.
d. Melakukan wawancara
dengan instansi terkait,
misalnya: Kantor Lingkungan
Hidup, Dinas Pengawetan
dan Perlindungan Alam,
Dinas Pemukiman dan
Pengembangan Prasarana
Dampak negatif
3. Tahap Solusi : dari hasil - Kematian
pengkajian masalah yang telah - Rusaknya sarana/ prasarana
dilakukan pada tahap eksplorasi
Gambar 12: Jaringan konsep tentang tanah
siswa diarahkan untuk
longsor.
menganalisis/ mensintesis guna
menemukan pemecahan 4. Tahap Aplikasi : dari cara/
masalahnya. Untuk mengetahui teknik pencegahan terjadinya
bagaimana kerangka pikir siswa tanah longsor yang diinventarisir,
dalam memahami dan siswa diminta menentukan
memecahkan masalah, siswa pilihan mana yang akan
diminta menuangkan dalam diaplikasikan di masyarakat
jaringan yang menunjukkan sekitar, misalnya melakukan
keterkaitan antara konsep dan penghijauan. Dalam
ide-ide yang dipikirkan. Untuk pelaksanaannya guru perlu
siswa yang taraf kemampuan mengarahkan , misalnya dalam
berpikirnya masih sederhana menentukan jenis tanaman yang
maka guru dapat menuntunnya cocok, cara menanam serta
dengan cara memberi panduan membantu bila memerlukan
yang dituliskan dalam bentuk perijinan atau urusan
kerangka dasar, sedang siswa administratif lainnya.
diminta mengisi apa saja yang
tercakup dalam setiap 6. Penerapan STM dengan Pola
komponennya. Contoh kerangka Salingtemas
dasar yang berkaitan dengan Selain dapat menggunakan pola
masalah tanah longsor seperti pembelajaran STM seperti yang
pada gambar 12 : dikembangkan oleh NSTA tersebut
di atas, para pakar pendidikan
Indonesia yang berkiprah dalam
Pusat Kurikulum juga
mengembangkan variasi pola
pembelajaran serupa yang dikenal
dengan Salingtemas (Sains,
Pelilaku/ Dampak
Kebiasaan negatif
Sains (STM) :
Macam-macam gigi
Pertumbuhan gigi
Keropos gigi :
Pencegahan
Penyebab : Makanan
Kebiasaan/ perilaku
Dampak negatif
Penanggulangan
Untuk operasional pembelajaran STM guru sebelumnya perlu membuat persiapan yang
berkaitan dengan urutan materi, kompetensi yang ingin dicapai, konsep sains yang terkait
dan alokasi waktunya. Contoh persiapan untuk tema : “Keropos Gigi pada Anak” adalah
sbb. :
No Sub Tema Kompetensi Konsep Jam ke
1 Macam Gigi Mengidentifikasi bagian anggota tubuh Bentuk dan 1
yang nampak/dapat diamati jumlah gigi
2 Pertumbuah Gigi Pertumbuhan 1
Idem Gigi susu/tetap
3 Pencegahan Menceritakan cara merawat anggota Gigi Sehat 2
Keropos Gigi tubuh
4 Kebiasaan yang Memberikan contoh kebiasaan hidup Kebiasaan hidup 2
dapat sehat sehat
menyebabkan
gigi keropos
5 Makanan Pembusukan sisa 2
penyebab gigi Idem makanan
keropos
6. Dampak negatif Menceritakan akibat bila anggota tubuh Sakit gigi 3
gigi keropos tidak sehat
7 Penanggulangan Menjelaskan langkah yang harus Pengobatan 3
gigi keropos ditempuh bila ada anggota tubuh yang penyakit gigi
tidak sehat
Secara khusus setiap sub tema/ konsep tersebut dimaksudkan untuk pencapaian
kompetensi :
No Sub tema Kompetensi Konsep
1 Tanda- tanda Mengidentifikasi tanda-tanda Lingkungan sehat dan
lingkungan yang tercemar lingkungan tercemar
2 Macam-macam Mengidentifikasi penyebab Polutan/ pencemar air
pencemar pencemaran air dan udara dan udara
3 Kebiasaan Mengenal kebiasaan manusia Pengaruh aktivitas
manusia yang menyebabkan pencemaran manusia pada lingkungan
lingkungan
4 Akibat bagi Mengenal pengaruh pencemaran Dampak negatif
kesehatan udara dan air terhadap kesehatan pencemaran lingkungan
5 Pencegahan dan Menerapkan beberapa cara untuk Menjaga kesehatan
penanggulangan menjaga kesehatan lingkungan lingkungan
Secara khusus setiap sub tema/ konsep tersebut dimaksudkan untuk pencapaian
kompetensi berikut :
Pencegahan/ Penghambatan
Secara khusus setiap sub tema/ konsep tersebut dimaksudkan untuk pencapaian
kompetensi berikut :
No Sub tema Kompetensi Konsep
1 Macam bahan Mengenal macam/ tipe bahan - Bahan pangan : biji,
pangan makanan buah, sayuran, umbi
- Bahan pangan: kering,
berair
2 Faktor Menjelaskan beberapa faktor Penyebab pembusukan
penyebab yang dapat menyebabkan bahan makanan : suhu,
terjadinya pembusukan pada waktu, kadar air,
bahan makanan kebersihan/
mikroorganisme
3 Kerusakan/ Mengidentifikasi/ mengamati Tanda fisik pembusukan
perubahan bentuk kerusakan/ perubahan terjadinya perubahan :
pada bahan makanan yang tekstur, warna, bau/
mengalami pembusukan aroma, kadar air, rasa.
4 Pencegahan/ Melakukan percobaan untuk Pengaruh suhu dan waktu
penghambatan mencegah/ menghambat penyimpanan terhadap
terjadinya pembusukan bahan proses pembusukan
makanan bahan pangan
Dr Danny Effendi
Spesialis Penyakit: Telinga
Hidung & Tenggorokan
Praktik Selasa-Kamis
Jam 14.00-18.00
PEMERINTAH
KABUPATEN SUMEDANG
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI SUKAMAJU
KECAMATAN SUMEDANG
UTARA
JALAN DANO NO. 02
SUMEDANG 4322
DIJUAL TANAH
TP LUAS 358 H
(021) 6402567 hp
08122534457
Contoh 4 Petunjuk :
Dari rambu-rambu petunjuk ini, kalau
mau ke pusat kota Sumedang atau ke
gedung DPRD, atau ke Gedung Negara
sebagai pusat Pemerintahan Daerah
Kabupaten Sumedang, lurus ke depan.
Sedangkan dari rambu-rambu ini kalau
mau menuju ke Tasikmalaya melalui
jalan Wado harus mengambil arah ke
sebelah kiri. Kalau bermaksud menuju
ke Bandung atau ke Subang harus
mengambil arah ke kanan dari rambu-
rambu ini.
BAB V
PENGORGANISASIAN DAN PROSES
PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL di SD / MI
A. Analisis Isi Kurikulum Kelas Awal SD/MI2004
Tuntutan Kurikulum baru tahun 2004 menetapkan bahwa pada jenjang kelas
awal SD/MI peserta didik belumlah diperkenalkan kepada materi pembelajaran
berdasar satuan bidang studi sebagaimana kurikulum sebelumnya. Penetapan hal
tersebut tentu saja merupakan rasio atas hakikat kebutuhan belajar dan karakteristik
peserta-didik usia kelas awal SD/MI yang masih bersifat holistik. Implikasi dari
perubahan kurikulum ini, memetakan keharusan pembelajaran yang menjadi pola
pengembangan kegiatan harian pada jenjang kelas awal ; ‘tidak dapat tidak’ kecuali
menggunakan pendekatan tematik. Dalam kerangka itu, maka kemahiran guru dalam
membaca isi keseluruhan kurikulum dalam peta keberkaitan dan bobot keharusannya
menurut alokasi waktu yang telah ditetapkan di dalamnya menjadi sangat penting,
hingga berdasar itu, pemetikan dan perumusan setiap atau sebuah tema dapat
memenuhi hajat integral dan tujuan elementer setiap bahan pelajaran yang terliput di
dalamnya.
Untuk itu, melengkapi keperluan teknis dan praktis dalam melihat alokasi waktu
yang dibutuhkan dalam merancang disain pembelajaran secara keseluruhan perlu
dipetakan analisis proporsi beban pelajaran menurut petunjuk kurikuler dalam tabel
berikut :
e. Pengembangan Tema
Berdasar rumusan materi
pokok Pengetahuan Sosial dan
keberkaitan dengan sebaran
bahan pelajaran kurikulum kelas
satu sekolah dasar – madrasah
ibtidaiyah seluruhnya, di bawah
ini dipetakan contoh
pengembangan tema dalam
format analisis sebagai berikut :
e. Pengembangan Tema
Berdasar rumusan materi
pokok Pengetahuan Sosial
dan keberkaitan dengan
sebaran bahan pelajaran
kurikulum kelas dua SD/MI
seluruhnya, di bawah ini
dipetakan contoh
2. Pengembangan Disain
Pembelajaran Pengetahuan
Sosial dalam format
Keterpaduan pada kelas II
SD/MI
a. Analisis Kurikuler Kelas
Dua SD/MI
Berdasar standar
kompentensi Kurikulum 2004
dapat dipetakan subtansi
materil sebagai bahan kajian
dan pengembangan tematik
pembelajaran dalam format
analisis berikut :
Pelaksanaan Kegiatan
Berdasar sejumlah konsep bahan pelajaran yang termuat dalam jaringan sub-
topik di atas, dapat dipetakan dalam visual lintas kurikuler sebagai berikut :
Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan pembelajaran
berbasis satuan topik sendiri, tentu
bukanlan persoalan bagi para guru,
sebab kurikulum tahun 1994 dan
sebelumnya telah memberlakukan hal itu
tidak kecuali pada kelas I-II sebagai
jenjang kelas awal. Para peserta didik
yang memulai pendidikannya sejak kelas
awal di dalam kerangka kurikulum1994
ketika menginjak kelas 3 sebagai
permulaan memasuki jenjang kelas
2. Pengembangan Disain
Pembelajaran Pengetahuan
Sosial Kelas III SD/MI b. Pengembangan Disain Topik
Pembelajaran Pengetahuan
a. Analisis Materi Pokok Sosial Kelas Tiga SD/MI
Kurikulum Kelas Tiga 1) Contoh Pembelajaran
Sekolah Dasar 1:Kelas III / Semester 1
Berdasar kurikulum tahun 2004 (1) Kompetensi Dasar:
(KBK) dapat dipetakan subtansi materil Kemampuan
sebagai bahan kajian dan pengembangan menghargai aturan-
topik dalam format analisis berikut : aturan yang ada di
sekolah
(2) Hasil belajar:
Mendeskripsikan
jenis aturan sekolah
(3) Indikator:
1. Mengidentifikasi
aturan-aturan
tertulis yang ada di
sekolah.
a. Rasional
Jika keindahan pelangi di upuk
langit terlihat karena pancaran warna
yang beraneka, keindahan masyarakat
dan bangsa Indonesia terletak pada
kemajemukannya jua. Beragam latar
etnik dan budaya, gaya hidup dengan
berbagai coraknya menghias kesatuan
citra sebagai pecahan ratna di nusantara.
Adalah hanyalah berkah dan karunia dari
Zat Maha Pencipta ; Tuhan Yang Maha
Berapakah jumlah nilai yang kamu Kuasa.
peroleh ?
Mensyukuri nikmat bertanah air
Keterangan : Indonesia yang kaya raya, tidaklah
Jumlah nilai : sempurna dengan hanya
1. 5 - 7: membiarkannya, sebab sedikitpun
Kurang = dirimu perlu bimbingan kekayaan yang kita miliki dan warisi
untuk merubah kebiasaan. menuntut kemampuan dan kemauan
2. 8 – 12: mengurusnya. Jika tidak, apa yang kita
Sedang = pada dirimu masih miliki tetap menjadi kurang berarti.
terdapat kebiasaan yang harus Maka teruslah kita menjadi bangsa yang
diperbaiki. kalah dan terus dikalahkan. Kebesaran
3. 13-14: dan kekayaan bangsa yang kita miliki ini
Cukup = dirimu telah memiliki adalah ‘rahmat’, jika segenap anak
kebiasaan yang cukup baik, tetapi bangsa yang beraneka ini dapat
masih dapat ditingkatkan lagi. mengelola lebih dengan tangan dan
4. 15: kepalanya sendiri. Karena itu, di dalam
Baik = kebiasaan dirimu sudah bingkai keragaman etnik dan budaya
baik, pertahankan. sebagai penghias kebersamaan bertanah
air satu Indonesia, yang harus mampu
kita lakukan di dalamnya adalah
memberdayakan potensi alam dan sosial
yang ada, berikut sistem ekonomi dan
kemampuan mengembangkan dan
menerapkan Ilmu pengetahuan dan
Teknologi bagi kelangsungan
Kegiatan 1:
1. Amatilah sampah-sampah yang
ada di tong sampah!
2. Tuliskan hasil pengmatanmu pada
tabel di bawah ini:
Kegiatan 2:
a. Tuliskan jenis-jenis sampah
Mengubur sampah di sekitar sekolah
yang kamu temukan!
Kegiatan 3:
Mengamati tumpukan sampah di sungai
Alat dan Bahan:
1. Alat tulis
2. LKS
Kegiatan:
1. Amatilah sampah-sampah yang
ada di sungai !
2. Lokasi sungai
Jalan ………..
RT / RW: ……………..
Kelurahan::………………
Kecamatan : ………
Kota/ Kabupaten : ………….
3. Tuliskan hasil pengamatanmu,
sampah-sampah apa saja yang
ditemukan di sekitar sungai!
4. Bagaimana keadaan air :
a. mengalir deras
b. air mengalir perlahan
c. perjalanan air tersumbat
d. tergenang
e. kering
f. dll
Tsunami
Gunung Berapi
GEMPA
BUMI
Seismograf
Perubahan
Struktur Tanah Fisik tanah
Kekeringan
Banjir
Pencegahan
C. Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak kalah besarnya sebagai penyebab
Walaupun Indonesia termasuk krisis BBM adalah adanya pergeseran
salah satu negara produsen BBM, budaya masyarakat sendiri. Namun
tetapi pemenuhan kebutuhan BBM hal tersebut tidak disadari oleh
dalam negeri sering menimbulkan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu
masalah. Krisis BBM dalam negeri pembelajaran dengan topik krisis
dapat disebabkan karena banyak energi/ BBM dapat membantu dalam
faktor. Beberapa sebab di antaranya sosialisasi bagaimana sebaiknya kita
ialah faktor ekonomi, politik dan sifat sebagai masyarakat menyikapi BBM
dari BBM yang proses pengolahannya agar keberadaannya dapat
butuh teknologi tinggi dan investasi dipertahankan.
yang tidak sedikit. Di samping itu yang
Peta
Peta Wilayah
Wilayah
Tam
Tambang
bang BBM
BBM
Pembentukan
Pembentukan
BBM Energi
BBM Energi non
non
Renewable
Renewable
Krisis Energi
Krisis BBM
Kebijakan
Kebijakan Sumber
Sumber energi
energi
Pemerintah
Pemerintah alternatif
alternatif
Perilaku/
Perilaku/ Budaya
Budaya
Masyarakat
Masyarakat
Gambar 2.4
Gambar Anak dengan kesan ruang Perebahan
Keterangan :
A = Tujuan Pendidikan Nasional
B = Disiplin Ilmu-Ilmu Sosial
C = Humaniora – Kegiatan Dasar Manusia
D = IPA
ABCD = merupakan kesatuan membentuk PIPS
V1 = PIPS V FPIPS;
V2 = PIPS V PD – PM;
V3 = Pendidikan IPS di Pascasarjana
V4 = Pendidikan IPS di Masyarakat
PE = Pendidikan Ekonomi;
PS = Pendidikan Sejarah;
PG = Pendidikan geografi;
PKN = Pendidikan Kewarganegaraan
PIPS V3 = Pendidikan IPS Pascasarjana
PIPS V4 = Pendidikan IPS di masyarakat
Gambar 4.2. :
Konsep Dasar Pembelajaran
(Hermawan, dkk., 2002 :48)
RI
CIA
IIG (2)
(1)
WPO DCRTI DIS DsIM DCFE
(4) (5) (6) (7) (8)
IEBC
(3)
DCSE
(9)
Gambar 4.3. :
Model Pendekatan Sistem Rencana Pembelajaran
(Dari “A System Approach Model for Disigning Intruktional”,
Dick & Carey, 1990, 1985, 1978 ; Gagne, Briggs & Wager, 1992:22)
Keterangan :
(1) Identifikasi Tujuan (Identify Intructional Goals)
(2) Melakukan Analisis (Conduct Instructional Analisys)
(3) Identifikasi Pengetahuan awal dan karaktersitik pebelajar (Identify Entry Behaviors,
Caracteristics)
(4) Menuliskan Sasaran hasil yang akan dicapai (Write Performance Objectives)
(5) Mengembangkan Kriteria Rujukan Butir soal (Develop Criterion Referenced Test
Item)
(6) Mengembangan Strategi (Develop Instructional Materials)
(7) Mengembangkan dan menyeleksi Materi (Develop and select Instructional Materials)
(8) Merencanakan dan Melakukan Penilaian Formatif (Design and Conduct Foermatif
Evaluation)
(9) Mengembangkan dan Melakukan Penilaian Sumatif (Design and Conduct
Sumamative Evaluation)
Kesembilan tahapan tersebut merupakan salah satu dari banyak model rencana
pengajaran yang dapat diterapkan di dalam sistem pembelajaran. Berdasar model lainnya
Gagne dan Briggs (1992: 31) mengembangkan pendekatan lebih komprehensif meliputi
analisis kebutuhan, disamping tujuan dan prioritas, sumber daya dan lingkungan sosial
lainnya sebagai faktor yang berpengaruh dari sistem pendidikan. Prinsip-prinsip dalam
model tersebut diurutkan dengan 4 pengelompokan meliput 14 tingkatan (stages) dalam
tabel berikut :
Tabel 4.2.
Deskripsi Peta Muatan / Tujuan dan Tokoh Pengembang
Rumpun Pembelajaran berdasar Models of Teaching Joyce & Weil
Tahap 2 Pemantapan
Pembentukan Konsep Konsep
Tahap 3
Pemantapan
Aplikasi Konsep Kosep
Gambar 4.4. :
Tahap 4
Langkah-langkah Pembelajaran ITM,
adaftasi
Evaluasi dari Anna Poedjiadi, 2002, 13.
Tahap 5
Pemantapan Konsep