(FILSAFAT ILMU)
Skor Nilai :
Nim : 8186182037
Penulis
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................
A. Identitas Buku..........................................................................................................
B. Ringkasan Buku........................................................................................................
KEUNGGULAN BUKU............................................................................................
KEKURANGAN BUKU............................................................................................
BAB IV PENUTUP...................................................................................................
KESIMPULAN...........................................................................................................
SARAN.......................................................................................................................
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003,
dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Adapun fungsi pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Fokusmedia, 2003).
Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional tentang buku-buku pendidikan diungkapkan terdapat empat jenis,
yaitu buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku referensi, dan buku panduan pendidik
(2004: 4). Klasifikasi ini diperkuat lagi oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 (2) yang menyatakan bahwa “selain buku teks pelajaran,
pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku
referensi dalam proses pembelajaran”. Berdasarkan ketentuan di atas maka terdapat
empat jenis buku yang digunakan dalam bidang pendidikan, yaitu (1) Buku Teks
Pelajaran; (2) Buku Pengayaan; (3) Buku Referensi; dan (4) Buku Panduan Pendidik.
Untuk memudahkan dalam memberikan klasifikasi dan pengertian pada buku-buku
pendidikan, dilakukan dua pengelompokan buku pendidikan yang ditentukan
berdasarkan ruang lingkup kewenangan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu (1)
Buku Teks Pelajaran dan (2) Buku Nonteks Pelajaran. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
dinyatakan bahwa kewenangan untuk melakukan standarisasi buku teks pelajaran
adalah Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP), sedangkan buku pengayaan,
referensi, dan panduan pendidik bukan merupakan kewenangan badan ini. Hal di atas
B. Rumusan Masalah
1. Apakah buku “Filsafat Pendidikan Gama Media” sudah memenuhi standar aspek
materi, penyajian, dan bahasa buku teks pendamping yang baik?
C. Tujuan
1. Mengetahui buku “Filsafat Pendidikan Gama Media sudah memenuhi standar
aspek materi, penyajian, dan bahasa buku teks pendamping yang baik?
RINGKASAN BUKU
BAB 2
ISU-ISU FILOSOFIS DALAM PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan tidak berbeda dengan filsafat umum, ia merupakan filsafat
umum yang diterapkan pada pendidikan sebagai suatu wilayah spesifik dari usaha
serius manusia. Untuk bisa melakukan ini, kita harus menelah pemetaan metafisika,
epistemology dan aksiologi.
BAB 3
FILSAFAT TRADISONAL DAN PENDIDIKAN
Pendekatan yang berbeda terhadap pertanyaan memunculkan beragam aliran
filsafat seperti idelisme, realism, neoskolatisme, pragmatism atau ektensiaslisme.
Aktivitas pada zaman dahuku selalu mengacu pada kegiatan non ralistis. Aktivitas ini
menjadi sumber mindlessness pada penyelenggaraan pendidikan. Para pendidik harus
menyadari bahwa semua praktik-praktik pendidikan itu harus dibangun di atas asumsi-
BAB 4
FILSAFAT-FILSAFAT MODERN DAN PENDIDIKAN
Filsafat tradisional mempunyai kesamaan dasar dalam hal kekhususan
memperhatikan metafisika yaitu persoalan tentang realitas. Terkait dengan dengan
filsafat modern, ada satu pergesaran yang jelas dalam jenjangan tiga kategori filosofis
dasar. Selama beberapa abad pengetahuan dan persfektif filosofis umat manusia berada
dalam keajegan (kestatisan). Pengetahuan baru apa yang ditemukan secara umum
BAB 5
TEORI-TEORI PENDIDIKAN KONTEMPORER
Pada bab ini memfokuskan teori-teoriyang menjadikan persoalan-persoalan
pendidikan sebagaintiti tolaknya dan mencari jawaban-jawaban melalui pengaitan ke
filsafat. Formulasi teori-teori tersebut pada umumnya merupakan sebuah fenomena
abad XX. Banyak ciri-cirinya telah muncul pada masa lalu dalam sebuah bentuk
informal, akan tetapi elaborasi detailnya menanti konflik pendidikan yang secara sadar
menyeruak di abad ini.
I. Progresivisme
Progresivisme sebagai suatu teoti pendidikan muncul sebagai bentuk reaksi
terbatas terhadap pendidikan tradisional yang menekankan metode-metode
BAB 6
FILSAFAT ANALITIS DAN PENDIDIKAN
Kiranya sangat tepat bila filsafat analitis dilihat sebagai sebuah perlawanan
terhadap tujuan-tujuan dan metode-metode filsafat tradisional. Ia bukanlah suatu aliran
filsafat, akan tetapi lebih sebagai sebuah pendekatan untuk berfilsafat. Gerakan analitis
dalam filsafat bukanlah sebuah filsafat sistematis seperti idealism dan pragmatism.
Filsafat analitis bertolak meninggalkan peran-peran spekulatif, prekriptif dan sintesis
dari filsafat. Akar-akar historis filsafat analitis modern dapat dilacak pada analisi
linguistic dan postivisme. Perlu dicatat bahwa filsafat analitis adalah sebuah istilah
“payung” yang mencakup sejumlah pemikiran yang berbeda yang merujuk pada
sebutan-sebutan semisal : positivisme logis, empirisme logis, analisis linguistic,
atomisme logis dan analisis Oxford.
BAB 7
KE ARAH FILSAFAT PERSONAL PENDIDIKAN
Setiap orang memiliki sebuah filsafat hidup yang kita bawa ke dalam ruang kelas.
Bagi seorang guru, menyelenggarakan dan menilai ujian untuk tujuan mendorong
siswa menguasai materi pelajaran tidaklah semata-mata usaha yang dilakukan guru
untuk mengukur pengetahuan. Ini menyiratkan sebuah kepercayaan menyangkut watak
dasar manusia, bahwa siswa-siswa tidak aka serius berusaha untuk menguasai materi
pelajaran jika guru tidak memberikan dorongan yang memadai (yakni, sebagai banyak
siswa cenderung bermalas-malas dalam persoalan intelektual.
Dalih bab ini adalah setiap pendidik memerlukan sebuah filsafat pendidikan
yang dipertimbangkan sepenuhnya dan diuji secara sadar jika ia bertindak
mendayagunakan waktu yang yang dimiliki dan energy siswanya. Sebuah renungan
brilian filsafat pendidikan hanya mempunyai nilai, jika ia menjadi sarana menuju suatu
BAB III
PEMBAHASAN
KEUNGGULAN BUKU :
- Cover pada buku ini terlihat cukup menarik perhatian pembaca karena cover
yang digunakan disertai oleh gambar-gambar dan beberapa warna yang
digunakan cukup menarik sehingga terkesan tertantang untuk membacanya.
- Setiap memiliki keterkaitan dikarenakan system bab nya berkelanjutan.
- Materi yang ada dalam buku ini cukup tersusun secara rapi sehingga para
pembaca mudah memahami isi buku dengan mudah.
- Materi sangat dalam dikupas habis dikarenakan pengarang yang dibidangnya
yaitu George R Knight (seorang Guru Besar Andrews University, Michigan, USA)
- Isi pada buku ini juga sangat bagus dikarenakan dalam setiap bab atau topik
pembahasan disertai dengan gambar-gambar yang membuat anak-anak atau
pembaca dapat lebih mengerti tentang pembahasan dalam buku ini. Buku ini
juga membuat kutipan yang langsung memiliki keterangan sumbernya sehingga
para pembaca yang membacanya dapat melihat terjemah dari kata-kata yang
terlalu rumit.
- Kehadiran buku ini mampu memberikan kehangatan dan pencerahan intelektual
tersendiri bagi para pembaca yang haus akan informasi kefilsafatan dan
pendidikan
- Bila selama ini pembaca dihantui perasaan minder dan bingung kala
mempelajari filsafat, maka keberadaan buku ini diharapkan dapat menemani dan
menjadi mitra dialog setia yang sanggup menumbuhkan rasa percaya diri.
KEKURANGAN BUKU :
- Setiap bab memiliki beberapa kalimat cukup sulit dimengerti, khususnya
dibidang-bidang teoritikalnya.
- Kemutakhirannya menurut saya tidak ada yang lebih, semua berbentuk kata-
kata. Sebaiknya dikombinasikan dengan gambar, baik itu tokoh filsfunya atau
keterkaitannya dengen pencetus-pencetus teori.
- Adanya beberapa bahasa ilmiah yng dapat membuat pembaca salah penafsiran
dan membuat bingung pembaca
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN :
Filsafat pendidikan tidak berbeda dengan filsafat umum, ia merupakan filsafat
umum yang diterapkan pada pendidikan sebagai suatu wilayah spesifik dari usaha
serius manusia. Untuk bisa melakukan ini, kita harus menelah pemetaan metafisika,
epistemology dan aksiologi. Pendekatan yang berbeda terhadap pertanyaan
memunculkan beragam aliran filsafat seperti idelisme, realism, neoskolatisme,
pragmatism atau ektensiaslisme. Aktivitas pada zaman dahuku selalu mengacu pada
kegiatan non ralistis. Aktivitas ini menjadi sumber mindlessness pada penyelenggaraan
pendidikan.
Filsafat tradisional mempunyai kesamaan dasar dalam hal kekhususan
memperhatikan metafisika yaitu persoalan tentang realitas. Terkait dengan dengan
filsafat modern, ada satu pergesaran yang jelas dalam jenjangan tiga kategori filosofis
dasar.
SARAN :
Salah satu tujuan filsafat pendidikan adalah membekali diri dengan alat-alat agar
bisa memahami secara lebih baik filsafat personal Anda, filsafat sosial dari budaya
tempat Anda hidup dan bekerja, serta sarana-sarana yang dapat Anda gunakan untuk
‘meramu’ kedua hal itu secara bertanggung jawab.
Kehadiran buku ini mampu memberikan kehangatan dan pencerahan intelektual
tersendiri bagi para pembaca yang haus akan informasi kefilsafatan dan pendidikan.
Bila selama ini pembaca dihantui perasaan minder dan bingung kala mempelajari
filsafat, maka keberadaan buku ini diharapkan dapat menemani dan menjadi mitra
dialog setia yang sanggup menumbuhkan rasa percaya diri.