Anda di halaman 1dari 7

A.

Pewarisan

Pewarisan budaya adalah suatu kebudayaan didalam masyarakat yang


terus menerus dilestarikan atau diteruskan ke generasi selanjutnya agar
kebudayaan tersebut tidak hilang atau punah diterjang oleh kebudayaan yang
baru. Oleh karena itu kita sebagai penerus generasi selanjut nya harus bisa
melestarikan budaya yang sudah ada agar budaya itu tidak punah. Warisan
budaya dapat berupa bahasa, tari, lagu, alat musik, masakan, bangunan atau
candi dan peninggalan lain nya.

Budaya diwariskan dari generasi yang satu ke generasi


berikutnya.Pewarisan tersebut dilakukan melaui suatu proses belajar yang
disebut sosialisasi dan enkulturasi. Proses sosialisasi atau proses
“pemasyarakatan” biasa di pelajari dalam sosiologi,adalah suatu proses
panjang semenjak seorang individu dilahirkan sampai akhir hayatnya. Dalam
proses panjang tersebut,seseorang individu akan belajar menyatukan dirinya
(mengintegrasikan) dengan lingkungan masyarakatnya.Ia akan belajar
menghayati dan melaksanakan adat-istiadat, aturan-aturan dan tindakan-
tindakan sosial yang umum berlaku masyarakat. Proses enkulturasi atau
proses “pembudayaan” biasa dipelajari dalam antropologi,adalah proses
panjang semenjak seorang individu dilahirkan sampai akhir hayatnya. Dalam
proses panjang tersebut,seorang individu akan belajar menyatukan dirinya
(mengintegrasikan) dengan lingkungan budayanya.Ia akan belajar sesuai pola
pikir,serta sikapnya terhadap adat istiadat,sistem norma,serta aturan-aturan
yang berlaku dalam lingkungan budayanya.

Proses pewarisan budaya, Internalisasi proses yang berlangsung


sepanjang hidup individu, yaitu mulai dari lahir hingga akhit hayat nya.
Sepanjang hayat nya seseorang terus belajar untuk mengolah segala
perasaan, hasrat nafsu, dan emosi kemudian menjadi sebuah kepribadian.

Sosialisasi Dalam proses sosialisasi, individu dari masa kanak-kanak


hingga masa tuanya belajar terhadap nilai-nilai, norma-norma dan pola
tindakan orang lain atau masyarakat dalam berinteraksi sosial dengan segala
macam individu di sekitarnya yang memiliki beraneka macam status, peran
dan pranata sosial yang ada di dalam kehidupan di masyarakatnya, misalnya
seorang anak telah diajari cara bersikap dan sopan santun, berbicara yang
sopan dan baik, berlaku jujur, adil,berpakaian, cara makan dan minum sesuai

1
dengan adat istiadat dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dengan meniru dan mempelajari berbagai pola-pola sikap dan prilaku orang
lain disekitarnya, maka individu tadi berusaha meniru kemudian terbentuk
dalam kepribadiannya. Demikian pula terhadap nilai-nilai dan norma-norma
sosial yang berlaku dalam masyarakatnya yang setiap hari dipelajari dan
ditemukannya maka lama-kelamaan mempengaruhi sikap dan prilakunya,
Proses seorang individu belajar berinteraksi dengan sesamanya dalam suatu
masyarakat menurut sistem nilai, norma, dan adat istiadat yang mengatur
masyarakat yang bersangkutan.

Enkulturasi, menurut Kontjaningrat, enkulturasi yaitu proses pembudayaan


yakni seseorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta
sikapnya terhadap adat-istiadat, sistem norma dan peraturan-peraturan yang
hidup dalam kebudayaannya. Dengan kata lain, enkulturasi adalah pewarisan
budaya dengan cara unsur-unsur budaya itu dibudayakan kepada individu-
individu warga masayarakat pendukung kebudayaan tersebut.

Contoh pewarisan, yaitu pasar terapung atau pasar apung di Banjarmasin


yang diperkirakan telah eksis di era kesultanan Banjar hingga sekarang.
Menurut para pedagang, mereka berjualan seperti ini hanya meneruskan
kebisaan dari orang tua-orang tua mereka sementara orang tua mereka pun
juga meneruskannya dari pendahulu mereka. Namun disayangkan lambat laun
budaya jual beli di atas sungai mulai berkurang khususnya di desa Kuin
Banjarmasin dikarenakan maraknya pembangunan jalan-jalan untuk
menyambungkan jalan darat. Karena adanya jalan darat ini membuat
pedagang-pedagang eceran beralih dari yang tadinya berjualan di sungai
memakai sampan kini memakai sepeda motor karena lebih menjangkau desa-
desa di daerah tersebut.

Hal tersebut sangat disayangkan karena merupakan warisan budaya yang


harusnya bisa dijaga dan terus dilestarikan. Maka dari itu diperlukan tindakan
dari pemerintah dan warga setempat untuk meneruskan budaya jual beli
tersebut. Hal ini pun telah diaminkan oleh pemerintah setempat dengan
membuat pasar apung buatan di lokasi yang berbeda yaitu di sungai Martapura
dan menjadikan pasar apung sebagai objek pariwisata andalah Banjarmasin.
Sehingga warga setempat dan wisatawan dapat menjadi penggerak
perekonomian dan terjadi peningkatan transaksi di pasar terapung.

2
B. Perubahan

Secara umum perubahan kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu


peristiwa pergeseran atau perkembangan unsur-unsur kebudayaan yang
terjadi dalam masyarakat akibat benturan antar unsur yang berbeda sehingga
sampai pada keadaan yang tidak serasi dengan fungsinya bagi kehidupan.
Perubahan kebudayaan ini mencakup semua aspek mulai dari kesenian, ilmu
pengetahuan, filsafat, teknologi bahkan perubahan ini juga terjadi pada aturan-
aturan yang sudah berlaku. Dimana perubahan kebudayan ini akan terus
menerus berlangsung sesuai dengan dinamika yang terjadi pada masyarakat.

Terjadinya perubahan kebudayaan ini ditandai dengan budaya lama


masyarakat yang dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman
sehingga dibentuk kesatuan buadaya baru yang dianggap lebih sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu perubahan


kebudayaan ini disebabkan oleh:

1. Perubahan Kebudayaan yang Dikehendaki Perubahan kebudayaan


yang dikehendaki adalah perubahan yang terjadi karena adanya pihak-
pihak yang merencanakan agar terjadi perubahan kebudayaan pada
masyarakat. Pihak yang merencanakan untuk menghendaki terjadinya
perubahan kebudayaan ini disebut sebagai agent of change. Agent of
change ini adalah pihak atau lembaga kepercayaan suatu masyarakat
seperti pemerintahan.
2. Perubahan Kebudayaan yang Tidak Dikehendaki Perubahan
Kebudayaan yang Tidak Dikehendaki merupakan perubahan
kebudayaan yang terjadi akibat dari peristiwa yang tidak terduga atau
diluar kendali masyarakat. Biasanya memberikan dampak gangguan
yang menyebabkan masalah pada masyarakat.

Contohnya Petanan(mencari kutu), Masyarakat di nusantara khususnya di


pedesaan Jawa memiliki kebiasaan unik yaitu mencari kutu atau yang dikenal
petanan. Petanan ini sering dilakukan pada saat waktu senggang istirahat
masyarakat yang biasanya dilakukan oleh ibu-ibu desa, tetapi petanan tidak
hanya sekedar mencari kutu saja tetapi juga sebagai interaksi sosial baik
antara ibu dan anak maupun dengan tetangga-tetangga yang di bumbui

3
dengan gosip-gosip sebagai topik pembahasan. Seiring perkembangan
zaman, sekarang petanan sudah jarang dilakukan dikarenakan maraknya
tempat salon dan spa serta banyaknya produk-produk sampo untuk
kebersihan dan kecantikan

C. Difusi

Difusi adalah salah satu bentuk penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari


satu tempat ke tempat lainnya. Penyebaran ini biasanya dibawa oleh
sekelompok manusia yang melakukan migrasi ke suatu tempat. Sehingga
kebudayaan mereka turut melebur di daerah yang mereka tuju. Bentuk
Penyebaran kebudayaan juga dapat terjadi dengan berbagai cara. Antara lain:

1. Adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur-unsur


kebudayaannya ke tempat yang jauh. Misalnya para pelaut dan
pendeta. Mereka pergi hingga jauh ke suatu tempat dan mereka
mendifusikan budaya-budaya mereka, darimana mereka berasal yang
mana hal ini biasanya dilakukan para pendeta.
2. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang dilakukan oleh individu-
idividu dalam suatu kelompok dengan adanya pertemuan antara
individu-individu kelompok yang lain. Disinilah terjadi proses difusi
budaya dimana mereka saling mempelajari dan saling memahami
antara budaya mereka masing-masing.
3. Cara lain adalah adanya bentuk hubungan perdagangan, dimana para
pedagang masuk ke suatu wilayah dan unsur-usur budaya pedagang
tersebut masuk ke dalam kebudayaan penerima tanpa disengaja.
Koentjaraningrat menyimpulkan bahwa proses difusi tidak hanya dari
sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke
tempat lain di muka bumi saja tetapi terutama sebagai suatu proses di
mana unsur-unsur kebudayaan dibawa oleh individu-individu dari suatu
kebudayaan, dan harus diterima oleh individuindividu dari kebudayaan
lain, maka terbukti bahwa tidak pernah terjadi difusi dari satu unsur
kebudayaan. Unsur-unsur itu selalu berpindah-pindah sebagai suatu
gabungan atau suatu kompleks yang tidak mudah dipisahkan.

4
Contohnya tradisi di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing
Martadipura sendiri tak lepas dari pengaruh Islam. Salah satunya adat
pernikahan. Dalam adat Kutai ada prosesi bepacar. Dalam proses ini, calon
mempelai perempuan mesti pakai cadar. Pasangan yang belum sah menjadi
suami istri, makanya calon mempelai pria belum boleh melihat wajah calon
istrinya, pemakaian cadar jelas hasil pengaruh Islam. Hal ini dulu tidak ada
dalam tradisi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura mengingat bahwa
dulunya kesultanan ini merupakan kerajaan bercorak hindu.

D. Akulturasi

Akulturasi Secara Umum Akulturasi adalah sebuah proses yang muncul


pada suatu kelompok yang memiliki sebuah kebudayaan tertentu dalam
menghadapi adanya budaya asing yang masuk ke dalam kelompok tersebut.
Berikut akan dikaji lebih dalam mengenai pengertian akulturasi menurut
beberapa tokoh yang ahli di bidangnya.

Menurut Nardy, akulturasi merupakan proses sosial yang dihadapi oleh


suatu kelompok manusia saat mereka menghadapi masuknya budaya asing.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman kebudayaan asing yang masuk
dapat diterima tanpa harus menghilangkan ciri khas dari kebudayaan asalnya.

Akulturasi merupakan suatu proses yang mana seseorang atau kelompok


dari satu budaya datang untuk mengadopsi praktik dan nilai-nilai budaya lain,
sementara masih tetap mempertahankan budaya mereka sendiri yang
berbeda. Proses ini paling sering terjadi dalam hal budaya minoritas yang
mengadopsi unsur-unsur budaya mayoritas, seperti biasanya terjadi pada
kelompok imigran yang secara kultural atau etnis berbeda dari mayoritas di
tempat mereka berimigrasi. Namun, akulturasi adalah proses dua arah,
sehingga mereka yang berada di dalam budaya mayoritas sering mengadopsi
unsur-unsur budaya minoritas yang bersentuhan dengannya, dan prosesnya
perpaduan tersebut terjadi di antara kelompok-kelompok di mana tidak ada
yang mayoritas atau minoritas. Hal ini dapat terjadi pada tingkat kelompok dan
individu dan dapat terjadi sebagai akibat dari kontak atau kontak orang dalam
melalui seni, sastra, atau media.

5
Proses Akulturasi Proses akulturasi yang terjadi di negeri ini sangatlah
khas, hal ini dikarenakan akulturasi dapat terjadi dengan cara melalu kontak
budaya yang akan dikaji berikut ini:

1. Kontak sosial pada yang terjadi pada seluruh kalangan masyarakat


tanpa terkecuali.
2. Kontak budaya pada berbagai kondisi seperti persahabatab atau
kondisi saling bermusuhan.
3. Kontak budaya antar kelompok di mana ada kelompok yang menguasai
dan ada yang dikusaai dalam semau unsur budaya yang ada dalam
berbagai bidang seperti ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan maupun
keagamaan dan lain – lain.
4. Kontak budaya antar masyarakat baik yang memiliki warga yang sedikit
atau pun banyak.
5. Kontak budaya antar sistem baik sistem budaya, sosial dan unsur
budaya fisik. Bentuk Akulturasi Di zaman yang serba modern ini telah
banyak sekali perpaduan yang menimbulkan perubahan suatu
kebudayaan yang mana meskipun terdapat jenis kebudayaan asing
yang masuk tidak menubah kebudayaan yang telah ada.

Contohnya, akulturasi budaya pada seni musik. Yang paling gampang dilihat
adalah perpaduan budaya Nusantara dan Arab pada musik qasidah, dengan
menggunakan alat musik seperti gendang atau gambus dengan syair-syair
Islami berbahasa Arab. Hal ini sering dilantunkan pada berbagai acara
kebudayaan di Indonesia, termasuk pada Gerebeg Maulud di Yogyakarta.

E. Asimilasi

Asimilasi merupakan salah satu istilah yang asalnya dari bahasa Inggris
assimilation. Ini merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk memberi
penjelasan terkait perubahan sosial masyarakat dan juga sektor perubahan di
dalam kebudayaan. Secara singkat, makna dari asimilasi adalah interaksi
sosial yang sifatnya positif. Adapun pengertian dari asimilasi merupakan suatu
perpaduan dari dua kebudayaan atau lebih yang ada di dalam kehidupan
masyarakat. Kemudian, hasil dari perpaduan tersebut akhirnya membentuk

6
kebudayaan yang baru dan dapat diterima serta diakomodasi oleh banyak
pihak. Ini merupakan proses dari terjadinya asimilasi di masyarakat.

Menurut pendapat Seymour Smith, asimilasi merupakan tahapan yang


kedua dari sebuah perubahan sosial budaya di masyarakat tertentu. Faktor
yang menyebabkan terbentuknya asimilasi ini adalah adanya akulturasi
terlebih dahulu. Inilah yang menjadi cara menciptakan suatu kebudayaan baru
yang bisa diterima oleh masyarakat dengan baik. Di samping itu, cara tersebut
juga tidak menyebabkan konflik sosial. Proses asimilasi tersebut umum terjadi
jika terdapat hal-hal seperti di bawah ini:

 Adanya golongan atau sekelompok manusia yang hadir dengan latar


belakang budaya beragam.
 Adanya interaksi dan bergaul secara langsung dengan budaya lain
dalam jangka waktu relatif lama. Sifat yang khas dari golongan-
golongan tersebut akan berubah.
 Kemudian unsur-unsurnya juga mengalami perubahan wujud menjadi
kebudayaan campuran. Asimilasi memiliki beberapa ciri tertentu. Di
antaranya adalah perbedaan menjadi berkurang lantaran adanya
upaya untuk mengurangi serta menghilangkan perbedaan antara satu
dengan yang lain. Di samping itu juga adanya upaya mempererat sikap,
tindakan, kesatuan dan juga perasaan. Upaya-upaya tersebut
bertujuan untuk kepentingan bersama. Asimilasi juga dicirikan dengan
adanya interaksi secara langsung yang dilakukan oleh individu secara
terus menerus dan intensif. Serta adanya tindakan dari seseorang
untuk meninjau suatu kebudayaan. Tujuan dari adanya ciri ini adalah
untuk kepentingan bersama di dalam kehidupan masyarakat. Karena
itulah asimilasi kerap dianggap sebagai proses sosial pada tahapan
lanjut dan penyempurnaan.

Contohnya, dalam bidang bahasa, Bahasa merupakan sebuah syarat


terjadinya interaksi di dalam masyarakat. Banyak kosa kata Bahasa
belanda yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, misal “kamer” artinya
kamar. Bahasa arab pun banyak kosa katanya yang diserap ke dalam
Bahasa Indonesia misal “kursy” artinya kursi. Kata-kata seperti inilah yang
di serap kedalam Bahasa Indonesia. Hasil dari perpaduan kedua Bahasa
tersebut terciptalah Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai