Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur ditransmisikan dari generasi satu ke generasi
selanjutnya. Mempelajari mengenai budaya, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui
proses belajar, bukan dengan gen. Orang tua, teman-teman, lembaga sekolah, dan pemerintahan
adalah guru utama di bidang kultur. Dan enkulturasi terjadi melaui mereka.Sedangkanakulturasi
mengacu pada proses dimana kultur diperbaiki dan dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan
langsung dengan kultur yang lain. Sebagai contoh, apabila ada sekelompok imigran yang kemudiam
menetap di Amerika Serikat (kultur tan rumah), maka kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh
kultur Tuan rumah ini. Lama kelamaan, nilai, dan cara berperilaku serta kepercayaan dari kultur tuan
rumah ini akan menjadi bagian dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok
imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
2.Menurut saya enkulturasi dan akulturasi bisa mendukung satu sama lain karena dua hal ini
berhubungan dengan budaya yang dilakukan. Kalau enkulturasi itu adalah budaya yang diturunkan
secara generasi ke generasi bisa didukung dengan akulturasi dengan cara jika enkulturasi adalah
budaya yang diturunkan pasti budaya ini akan dibawa kemanapun dan budaya ini bisa
dikombinasikan. Jika budaya ini dicampurkan akan menghasilkan budaya baru yang akan dibawa ke
generasi berikut yang menghasilkan enkulturasi.3.Keuntungan yang bisadiambil dari enkulturasi dan
akulturasi adalah jika ini banyak terjadi akan ada banyak budaya yang bermunculan jika ini terjadi
budaya akan semakin banyak dan semakin berkembang sehingga budaya lama tidak akan punah
tetapi akan bisa dicampur dengan budaya baru. Semakin lama kedua hal ini berlanjut kita bisa
mendapatkan banyak keuntungan pada budaya keluarga.4.Sinkretismeadalah upaya untuk
penyesuaian atau pencampuran kebudayaan pertentangan perbedaan kepercayaan, sementara
sering dalam praktik berbagai aliran berpikir. Istilah ini bisa mengacu kepada upaya untuk bergabung
dan melakukan sebuah analogi atas beberapa ciri-ciri tradisi, terutama dalam teologi dan mitologi
agama, dan dengan demikian menegaskan sebuah kesatuan pendekatan yang melandasi
memungkinkan untuk berlaku inklusif pada agama lain.ebudayaannya.
Secara sosiologis, sebuah subkultur adalah sekelompok orang yang memiliki perilaku dan
kepercayaan yang berbeda dengan kebudayaan induk mereka. Subkultur dapat terjadi karena
perbedaan usia anggotanya, ras, etnisitas, kelas sosial, dan/atau gender, dan dapat pula terjadi
karena perbedaan aesthetik, religi, politik, dan seksual; atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
Anggota dari suatu subkultur biasanya menunjukan keanggotaan mereka dengan gaya hidup atau
simbol-simbol tertentu. Karenanya, studi subkultur seringkali memasukan studi tentang simbolisme
(pakaian, musik dan perilaku anggota sub kebudayaan) —dan bagaimana simbol tersebut
diinterpretasikan oleh kebudayaan induknya— dalam pembelajarannya.
Jika suatu subkultur memiliki sifat yang bertentangan dengan kebudayaan induk, subkultur tersebut
dapat dikelompokan sebagai kebudayaan tandingan.
Contoh Akulturasi
Beragam contoh yang dapat ditemukan dalam akulturasi, contoh-contohnya antara lain adalah
sebagai berikut;
Conth akuturasi budaya yang sering kita temukan dalam kehidupan, misalnya saja adanya perpaduan
anatar musik melayu yang kemudian bertemu dengan musik Spanyol. Perpaduan kedua musik ini
pada akhirnya menghasilkan musik keroncong, yang mana musik keroncong sebenarnya adalah
bagian daripada kedua musik akan tetapi tidak menghilangkan ciri khasnya.
Contoh lainnya, mengenai bentuk akulturasi arsitektur misalnya saja dalam Candi Borobudur.
Sebagai salah satu candi terbesar dan juga tegolong sebagai Kejaiban Dunia. Bagunan atau teknik
pembangunan dalam candi ini pada dasarnya merupakan perpaduan yang ada dinatara kebudayaan
India dengan kebudayaan yang asli lahir dari Indonesia.
Dengan gabungan keduanya, maka bisa dikatkan bahwa Candi Borobudr sebenarnya adalah Candi
yang mampu menggabarkan kerukuran dan eratnya hubungan antara Indonesia dan India, yang
sampai saat inpun kedua negara ini berkerjasama dalam berbagai bidang.
Untuk kurikulum dan tata cara pembelajaran adalah khas Indonesia sedangkan untuk bagian
formalitasnya, seperti penggunaan seragam, memakai meja, memakai kursi, adalah bagian daripada
akulturasi yang di dapat dari bangsa eropa.
Contoh lainnya, dalam penggambaran akulturasi ini misalnya saja dalam beragama, khususnya
dalam Agama Islam. Islam masuk di Indonesia melalui kebudayaan yang dekat dengan Indonesia,
penggambaran ini sebagaimana yang dijelaskan bahwa adanya sistem Dakwah melalui wayang.
Wayang yang khas kebudayaan Indonesia oleh Sunan Kalijogo diberikan bumbu-umbu dalam
berdakwah. Hingga secara langsung dalam penyampaian wayang dikenal dengan syahadatain, atau
penyampaian kewajiban menyambah Allah. Selengkapnya, baca; Contoh Akulturasi dalam Kehidupan
Sehari-Hari
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya akulturasi dilakukan dengan
penggabungan dua kebudayaan tanpa menghilangkan salah satu unsur kebudayaan aslinya. Maka
tak khayal akulturasi ini menjadi perubahan sosial yang biasanya dilakukan tanpa adanya konflik
sosial dalam masyarakat.