Anda di halaman 1dari 11

Akulturasi Budaya

Akulturasi budaya menjadi penyeimbang kehidupan yang absurd namun


sebenarnya sangat tersistematis. Salah satunya lingkungan dan budaya
masyarakat Indonesia yang majemuk ini. Banyak sekali terjadi akulturasi
budaya yang terbentuk secara alami.

Bentuk-bentuk akulturasi budaya inilah yang mendorong terjadinya interaksi,


kebiasaan adat dan keyakinan yang berbudaya.

Berbicara tentang akulturasi budaya memang tidak akan pernah habis kita
bahas dalam satu artikel. Langsung saja, yuks kita simak pengertian dan proses
penyebab terjadinya akulturasi budaya.

Pengertian Akulturasi Budaya


Akulturasi budaya terjadinya dua budaya yang berbeda bertemu dan menyatu
dan terjadi secara serasi dan damai. Perpaduan dua bentuk kebudayaan inilah
yang dapat melahirkan budaya yang lebih baru. Meskipun terjadi akulturasi
dua budaya yang berbeda, lantas tidak menyebabkan unsur-unsur budaya
yang lama hilang.

Unsur kebudayaan asli atau unsur kebudayaan yang lama masih tetap ada, jadi
tidak perlu khawatir saat terjadi akulturasi.

Akulturasi budaya umumnya terjadi antara masyarakat atau penduduk asli


dengan pendatang dari daerah yang lain. Ternyata akulturasi budaya tidak
serta merta bebas masuk tanpa ada kuasa penolakan. Jika budaya lama
menolak adanya akulturasi pun juga bisa ditolak loh.

Pengertian Akulturasi Budaya Menurut


Ahli
Pengertian akulturasi budaya diambil dari kata akulturasi. Menurut Pendapat
beberapa ahli, akulturasi budaya memiliki pandangan sebagai berikut.
1. Diaz & Grainer
Akulturasi adalah seorang individu yang mengadopsi nilai, budaya,
kepercayaan dan praktek tertentu ke dalam budaya baru mereka.

2. Koentjaraningrat
Akulturasi budaya menurut Koentjaraningrat adalah proses sosial yang
umumnya timbul karena masuknya unsur budaya asing sedemikian rupa, dan
terjadi dalam waktu terus menerus. Sehingga unsur-unsur budaya asing
lambat laun pun diterima dan menjadi bagian dari budayanya sendiri.

3. Redfield, Linton dan Herskovits


Berbeda dengan pendapat Redfield dkk yang mendefinisikan akulturasi
sebagai fenomena yang dapat terjadi pada individu ataupun kelompok.
Dimana mereka sebenarnya memiliki budaya lama, kemudian muncul budaya
baru yang saling kontak, berkelanjutan.

Dampaknya akan terjadi sentuhan perubahan. baik itu perubahan pola kultur
asli ataupun perubahan kedua kelompok tersebut.

4. Berry
Sementara akulturasi menurut Berry sebagai proses terjadinya perubahan
budaya dan psikologi yang diakibatkan adanya kontak antara dua atau lebih
kelompok budaya dan anggotanya. Terjadinya akulturasi kelompok melibatkan
intuisi dan melibatkan struktur sosial. Sementara terjadinya akulturasi individu
melibatkan perilaku.

Itulah beberapa pengertian akulturasi budaya menurut para ahli. Dapat


disimpulkan bahwa akulturasi budaya sebagai fenomena yang lahir saat ada
kelompok atau individu yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Perbedaan
inilah yang menimbulkan perubahan pada budaya asli dengan budaya baru.
Akulturasi budaya yang terjadi inilah yang menimbulkan keterkaitan dan
kesinambungan satu dengan yang lain, bentuk dari ketersediaan menerima
perubahan.

Sementara jika ada penolakan akulturasi sosial sejak awal, sudah jelas tidak
mungkin terjadi akulturasi. Karena syarat terbentuknya akulturasi adalah
keterbukaan terhadap pengaruh budaya lain.

Penyebab Terjadinya Akulturasi Budaya


Akulturasi budaya tidak terbentuk begitu saja. Ada faktor penyebabnya. Nah,
berikut beberapa penyebab terjadinya akulturasi budaya.

A. Faktor Internal
Dikatakan sebagai faktor internal karena terjadi akulturasi budaya yang
dibentuk oleh masyarakat itu sendiri. Ada beberapa faktor yang paling terasa
yang disebabkan oleh faktor internal, diantaranya sebagai berikut.

1. Terjadi pertambahan penduduk, baik disebabkan karena terjadinya


kelahiran, atau karena perpindahan penduduk. Termasuk berkurangnya
penduduk akibat angka kematian dan migrasi.
2. Lahirnya penemuan-penemuan baru di berbagai sektor dan bidang,
sehingga mampu mempengaruhi perspektif, dan mempengaruhi
kehidupan masyarakat.
3. Terjadinya konflik atau pertentangan masyarakat, baik yang terjadi
antara individu ataupun terhadap kelompok
4. Muncul penemuan teknologi baru yang mampu menggantikan yang
sudah ada sebelumnya dan kini digunakan hampir seluruh masyarakat
dan mampu mengubah kebiasaan atau budaya masyarakat itu sendiri.
5. Apabila terjadi pemberontakan dan revolusi juga dapat mempengaruhi
akulturasi budaya.
6. Konflik masyarakat. Tidak dapat dipungkiri jika konflik masyarakat
mampu mempengaruhi akulturasi budaya
Itu hanya beberapa bentuk dari faktor internal terjadinya akulturasi budaya.
Adapun faktor eksternal.
B. Faktor Eksternal
Kebalikan dari akulturasi budaya internal, pada faktor eksternal, terjadinya
akulturasi budaya disebabkan oleh pengaruh dari luar masyarakat. Contohnya,
sebagai berikut.

1. Akulturasi budaya yang disebabkan oleh terjadinya perubahan alam.


Dimana perubahan alam tersebut sampai mempengaruhi kehidupan
masyarakat.
2. Terjadinya peperangan juga menjadi salah satu alasan kuat bisa
mengubah akulturasi budaya di sebuah Negara.
3. Pengaruh yang paling kuat, yang saat ini kita rasakan adalah pengaruh
budaya asing. Dimana masuknya budaya asing ke dalam terjadi melalui
proses difusi, asimilasi dan akulturasi budaya itu sendiri.

Proses Akulturasi Budaya


Sementara ditinjau dari proses terjadinya akulturasi budaya disebabkan oleh
beberapa faktor. diantaranya memenuhi beberapa unsur berikut.

1. Substitusi
Dikatakan sebagai substitusi karena menggantikan budaya lama dengan unsur
kebudayaan yang lebih baru. Contoh, budaya komunikasi jaman dulu dan
sekarang. Dulu komunikasi jarak jauh menggunakan surat atau wartel.
Sekarang komunikasi bisa super cepat menggunakan email dan menggunakan
jejaring internet.

Kebudayaan dulu saat rapat atau pertemuan kampung, cara memanggil warga
dengan cara menabuh kentongan, sekarang? Cukup WA grup, semua sudah
datang ke acara pertemuan.

2. Adisi
Sementara yang disebut dengan Adisi adalah percampuran antara budaya
lama dengan budaya baru yang mengarahkan masyarakat pada kemutakhiran
dan kemudahan.
Misal, dahulu transportasi masyarakat menggunakan tenaga hewan, seperti
gerobak, dokar atau menggunakan kuda. Sekarang, transportasi bisa
menggunakan kendaraan umum, motor, mobil, kapal hingga menggunakan
pesawat.

3. Originasi
Proses akulturasi budaya originasi adalah unsur kebudayaan yang masuk dan
benar-benar pertama kali. Sehingga ketika unsur budaya baru masuk, akan
menimbulkan perubahan yang cukup menonjol.

Contohnya adalah saat listrik pertama kali masuk di perkampungan, yang


dahulu tidak ada listrik sama sekali. Sehingga mengubah perilaku masyarakat
pedesaan tersebut secara mendasar.

Tidak hanya sekedar bisa menikmati sinar terang lampu, tetapi mereka juga
bisa melihat televisi, radio, bahkan sekarang memasak pun sudah bergantung
pada listrik.

4. Sinkretisme
Sinkretisme merupakan percampuran unsur budaya lama dengan budaya
baru. Contoh, ajaran agama leluhur di Indonesia, sebelum Islam masuk. Rata-
rata masyarakat menganut ajaran Hindu-Budha.

Saat Islam masuk, terjadi akulturasi keyakinan. Dimana ajaran islam di


indonesia menjadi sistem kepercayaan kejawen karena terjadi peleburan
budaya.

5. Dekulturasi
Barangkali kamu masih merasa asing dengan istilah dekulturasi. Yap,
dekulturasi adalah akulturasi budaya yang terjadi karena terjadi kehilangan
unsur-unsur kebudayaan lama, dan digantikan dengan unsur kebudayaan baru

Misalnya, dulu masyarakat memenuhi makan nasi dari panen langsung


menumbuk di lesung, baru dimakan. Sekarang, dari panen bisa langsung
menggunakan mesin penggiling
6. Rejeksi
Sementara yang dimaksud dengan rejeksi adalah proses penolakan. Umumnya
penolakan ini terjadi karena masyarakat belum siap melakukan perubahan
sosial. Bagi daerah atau masyarakat yang belum siap terhadap perubahan,
dapat menimbulkan dampak negatif.

Itulah beberapa unsur proses terjadinya akulturasi. Dari beberapa unsur proses
di atas, apakah kamu pernah merasakan dari perubahan sosial tersebut? atau
selama ini kamu tidak merasa sama sekali jika sudah terjadi perubahan sosial.

Contoh Akulturasi Budaya


Tidak dapat dipungkiri bentuk akulturasi budaya di Indonesia ini sangat
beragam. Tergantung dari sisi mana yang ingin kita bicarakan. Berikut adalah
contoh akulturasi budaya hindu budha dan islam.

A. Contoh akulturasi Budaya Hindu Budha


1. Contoh Akulturasi Seni Aksara dan Sastra
Akulturasi kebudayaan India yang masuk ke Indonesia mempengaruhi perkembangan
seni sastra di Indonesia. Seni sastra berbentuk tembang/puisi dan bisa juga berbentuk
prosa. Seni sastra dapat dikelompokkan menjadi 3 bentuk, yakni :

 Kepahlawanan atau Wiracerita


 Kitab Hukum

Kitab Ramayana dan Mahabarata merupakan salah satu kitab Kepahlawanan /


Wiracaerita yang cukup terkenal di Indonesia. Perkembangan selanjutnya dari kitab-
kitab tersebut kemudian muncul seni pertunjukan yakni Wayang Kulit. Seni pertunjukan
Wayang sudah sangat terkenal khususnya di Pulau Jawa, nilai-nilai yang terkandung
dalam pertunjukan tersebut bersifat pendidikan (Edukatif). Yang menarik disini adalah
cerita-cerita dalam pertunjukan wayang merupakan berasal dari India dan wayangnya
asli atau berasal dari buatan orang-orang Indonesia. Contoh tersebut merupakan
akulturasi kebudayaan nusantara dan hindu budha.
2. Contoh Akulturasi Seni Bangunan
Contoh akulturasi kebudayaan nusantara dan hindu budha kedua yaitu dalam seni
bangunan, dapat kita lihat dari bangunan-bangunan candi peninggalan kerajaan Hindu
dan Budha di Indonesia. Candi-candi di Indonesia merupakan hasil dari akulturasi antara
unsur kebudayaan India dan kebudayaan Nusantara/Indonesia asli. Unsur asli
kebudayaan Indonesia dalam bidang bangunan yaitu bentuknya punden berundak.

Sementara itu, unsur kebudayaan Hindu dan Budha dalam bidang bangunan yakni
terdapat patung perwujudan Dewa atau Buddha, bangunan bersifat megah, dan terdapat
stupa pada bagian candi. Tentunya tidak semua bangunan candi di Indonesia merupakan
hasil dari percampuran dua kebudayaan tersebut. Salah satu contoh candi hasil dari
Akulturasi kebudayaan India dan Nusantara/Indonesia asli yakni Candi Borobudur di
Magelang Jawa Tengah.

Baca Juga : Sejarah dan Asal Usul Candi Borobudur

3. Contoh Akulturasi Seni Rupa dan Seni Ukir


Seni rupa dan seni ukur merupakan contoh ke tiga dari akulturasi kebudayaan nusantara
dan hindu budha. Pengaruh akulturasi dalam bidang seni Rupa dan Seni ukir dapat kita
lihat pada beberapa relief-relief candi hasil dari akulturasi kedua kebudayaan ini. Contoh
relief pada bagian dinding Candi Borobudur yang merupakan pahatan dari riwayat hidup
Sang Buddha, disekitar relief tersebut terdapat relief burung merpati dan rumah
panggung yang merupakan khas dari unsur kebudayaan Indonesia. Selain itu terdapat
relief kala makara yang bermotif tumbuh-tumbuhan dan binatang.
4. Contoh Akulturasi Sistem Kepercayaan

Akulturasi kebudayaan nusantara dan hindu budha juga terjadi dalam sistem
kepercayaan masyarakat. Sebelum masuknya pengaruh Hindu Budha adalah
menyembah roh nenek moyang atau bisa disebut animisme, kemudian setelah
masuknya pengaruh kebudayaan India (khususnya dalam bidang kepercayaan),
kepercayaan yang sudah dianut (animisme) tidak hilang. Hal ini dapat dilihat dari fungsi
candi di Indonesia.

Di India, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sementara itu, di Indonesia selain
sebagai tempat pemujaan, digunakan juga sebagai tempat pemakaman raja-raja
(menyimpan abu) yang berkuasa pada saat itu. Dari analisis diatas, kita dapat
mengetahui bahwa terdapat perpaduan antara fungsi candi di India dengan tradisi
pemujaan roh nenek moyang dan pemakaman di Indonesia.
5. Contoh Akulturasi Sistem Pemerintahan

Sebelum datangnya orang-orang India, di Kepulauan Indonesia sudah mengenal sistem


Pemerintahan. Sistem pemerintahan bersifat sederhana, rakyat mengangkat pemimpin
yang nantinya bernama kepala suku. Kriteria seorang pemimpin meliputi : Orang yang
sudah senior (tua), memiliki kesaktian, bisa membimbing, memiliki ekonomi yang lebih,
berwibawa dan arif. Kemudian setelah pengaruh India masuk, sistem kepercayaan yang
sudah dianut tidak dihilangkan begitu saja.

Pemimpin-pemimpin yang sudah ada kemudian diangkat menjadi raja dan wilayah
kekuasaannya disebut kerajaan. Bukti akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu
Budha dalam bidang pemerintahan dapat kita lihat dari syarat menjadi raja, yakni harus
memiliki kesaktian dan berwibawa seperti masa sebelum Hindu Budha. Raja yang
memiliki kesaktian dianggap dekat dengan dewa, kemudian raja disembah dan sesudah
meninggal rohnya dipuja. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa akulturasi
kebudayaan hindu budha juga terjadi pada sistem pemerintahan.

Sebelum Islam Berjaya, tidak dapat dipungkiri jika budaya Hindu Budha
sangat kental. Bahkan peninggalan nenek moyang masa kejayaan Hindu
Budha pun masih bisa kita temui saat ini.
B. Contoh akulturasi Budaya Islam Dan Lokal

Bentuk akulturasi budaya islam dan lokal sebenarnya lebih sering kita temui di
lingkungan terdekat kita. Diantaranya sebagai berikut.

1. Tradisi Mudik Lebaran

Di Indonesia ada budaya yang saya yakin semuanya sudah tahu. Benar sekali,
budaya mudik lebaran yang dilakukan sebelum hari raya Idul Fitri. Kepulangan
para pemudik ke rumah tidak lain untuk silaturahmi antar keluarga dan
tetangga.
2. Ziarah

Ziarah juga menjadi budaya yang ada di Indonesia yang sering kita temui.
Ziarah kubur dilakukan olah anak, cucu, orangtua atau kerabat keluarga
kepada saudara yang sudah meninggal.

Adat ziarah ini dilakukan sebagai bentuk rasa hormat terhadap orangtua,
nenek moyang kita dan saudara kita yang sudah tiada. Dari segi agama, ziarah
mengirimkan doa kepada orang yang sudah tiada.

3. Tahlilan dan Kenduri

Bagi kaum nahdliyin, ada budaya yang disebut dengan budaya tahlilan dan
kenduri. Sebenarnya tidak hanya untuk nahdliyin, tetapi masyarakat jawa pada
umumnya. Tahlilan itu sendiri dilakukan untuk beberapa tujuan, tergantung
konteksnya. Ada yang untuk selamatan, mendoakan orang yang meninggal
dan masih banyak lagi.

Selesai tahlil, akan mendapatkan berkat (makanan : bisa makanan mentah dan
matang) memiliki simbol-simbol tertentu. Kamu bisa spoiler di google ada
banyak. Intinya, berkat yang diberikan bentuk dari shodaqoh pihak
penyelenggara tahlil.

Anda mungkin juga menyukai