Berbicara tentang akulturasi budaya memang tidak akan pernah habis kita
bahas dalam satu artikel. Langsung saja, yuks kita simak pengertian dan proses
penyebab terjadinya akulturasi budaya.
Unsur kebudayaan asli atau unsur kebudayaan yang lama masih tetap ada, jadi
tidak perlu khawatir saat terjadi akulturasi.
2. Koentjaraningrat
Akulturasi budaya menurut Koentjaraningrat adalah proses sosial yang
umumnya timbul karena masuknya unsur budaya asing sedemikian rupa, dan
terjadi dalam waktu terus menerus. Sehingga unsur-unsur budaya asing
lambat laun pun diterima dan menjadi bagian dari budayanya sendiri.
Dampaknya akan terjadi sentuhan perubahan. baik itu perubahan pola kultur
asli ataupun perubahan kedua kelompok tersebut.
4. Berry
Sementara akulturasi menurut Berry sebagai proses terjadinya perubahan
budaya dan psikologi yang diakibatkan adanya kontak antara dua atau lebih
kelompok budaya dan anggotanya. Terjadinya akulturasi kelompok melibatkan
intuisi dan melibatkan struktur sosial. Sementara terjadinya akulturasi individu
melibatkan perilaku.
Sementara jika ada penolakan akulturasi sosial sejak awal, sudah jelas tidak
mungkin terjadi akulturasi. Karena syarat terbentuknya akulturasi adalah
keterbukaan terhadap pengaruh budaya lain.
A. Faktor Internal
Dikatakan sebagai faktor internal karena terjadi akulturasi budaya yang
dibentuk oleh masyarakat itu sendiri. Ada beberapa faktor yang paling terasa
yang disebabkan oleh faktor internal, diantaranya sebagai berikut.
1. Substitusi
Dikatakan sebagai substitusi karena menggantikan budaya lama dengan unsur
kebudayaan yang lebih baru. Contoh, budaya komunikasi jaman dulu dan
sekarang. Dulu komunikasi jarak jauh menggunakan surat atau wartel.
Sekarang komunikasi bisa super cepat menggunakan email dan menggunakan
jejaring internet.
Kebudayaan dulu saat rapat atau pertemuan kampung, cara memanggil warga
dengan cara menabuh kentongan, sekarang? Cukup WA grup, semua sudah
datang ke acara pertemuan.
2. Adisi
Sementara yang disebut dengan Adisi adalah percampuran antara budaya
lama dengan budaya baru yang mengarahkan masyarakat pada kemutakhiran
dan kemudahan.
Misal, dahulu transportasi masyarakat menggunakan tenaga hewan, seperti
gerobak, dokar atau menggunakan kuda. Sekarang, transportasi bisa
menggunakan kendaraan umum, motor, mobil, kapal hingga menggunakan
pesawat.
3. Originasi
Proses akulturasi budaya originasi adalah unsur kebudayaan yang masuk dan
benar-benar pertama kali. Sehingga ketika unsur budaya baru masuk, akan
menimbulkan perubahan yang cukup menonjol.
Tidak hanya sekedar bisa menikmati sinar terang lampu, tetapi mereka juga
bisa melihat televisi, radio, bahkan sekarang memasak pun sudah bergantung
pada listrik.
4. Sinkretisme
Sinkretisme merupakan percampuran unsur budaya lama dengan budaya
baru. Contoh, ajaran agama leluhur di Indonesia, sebelum Islam masuk. Rata-
rata masyarakat menganut ajaran Hindu-Budha.
5. Dekulturasi
Barangkali kamu masih merasa asing dengan istilah dekulturasi. Yap,
dekulturasi adalah akulturasi budaya yang terjadi karena terjadi kehilangan
unsur-unsur kebudayaan lama, dan digantikan dengan unsur kebudayaan baru
Itulah beberapa unsur proses terjadinya akulturasi. Dari beberapa unsur proses
di atas, apakah kamu pernah merasakan dari perubahan sosial tersebut? atau
selama ini kamu tidak merasa sama sekali jika sudah terjadi perubahan sosial.
Sementara itu, unsur kebudayaan Hindu dan Budha dalam bidang bangunan yakni
terdapat patung perwujudan Dewa atau Buddha, bangunan bersifat megah, dan terdapat
stupa pada bagian candi. Tentunya tidak semua bangunan candi di Indonesia merupakan
hasil dari percampuran dua kebudayaan tersebut. Salah satu contoh candi hasil dari
Akulturasi kebudayaan India dan Nusantara/Indonesia asli yakni Candi Borobudur di
Magelang Jawa Tengah.
Akulturasi kebudayaan nusantara dan hindu budha juga terjadi dalam sistem
kepercayaan masyarakat. Sebelum masuknya pengaruh Hindu Budha adalah
menyembah roh nenek moyang atau bisa disebut animisme, kemudian setelah
masuknya pengaruh kebudayaan India (khususnya dalam bidang kepercayaan),
kepercayaan yang sudah dianut (animisme) tidak hilang. Hal ini dapat dilihat dari fungsi
candi di Indonesia.
Di India, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sementara itu, di Indonesia selain
sebagai tempat pemujaan, digunakan juga sebagai tempat pemakaman raja-raja
(menyimpan abu) yang berkuasa pada saat itu. Dari analisis diatas, kita dapat
mengetahui bahwa terdapat perpaduan antara fungsi candi di India dengan tradisi
pemujaan roh nenek moyang dan pemakaman di Indonesia.
5. Contoh Akulturasi Sistem Pemerintahan
Pemimpin-pemimpin yang sudah ada kemudian diangkat menjadi raja dan wilayah
kekuasaannya disebut kerajaan. Bukti akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu
Budha dalam bidang pemerintahan dapat kita lihat dari syarat menjadi raja, yakni harus
memiliki kesaktian dan berwibawa seperti masa sebelum Hindu Budha. Raja yang
memiliki kesaktian dianggap dekat dengan dewa, kemudian raja disembah dan sesudah
meninggal rohnya dipuja. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa akulturasi
kebudayaan hindu budha juga terjadi pada sistem pemerintahan.
Sebelum Islam Berjaya, tidak dapat dipungkiri jika budaya Hindu Budha
sangat kental. Bahkan peninggalan nenek moyang masa kejayaan Hindu
Budha pun masih bisa kita temui saat ini.
B. Contoh akulturasi Budaya Islam Dan Lokal
Bentuk akulturasi budaya islam dan lokal sebenarnya lebih sering kita temui di
lingkungan terdekat kita. Diantaranya sebagai berikut.
Di Indonesia ada budaya yang saya yakin semuanya sudah tahu. Benar sekali,
budaya mudik lebaran yang dilakukan sebelum hari raya Idul Fitri. Kepulangan
para pemudik ke rumah tidak lain untuk silaturahmi antar keluarga dan
tetangga.
2. Ziarah
Ziarah juga menjadi budaya yang ada di Indonesia yang sering kita temui.
Ziarah kubur dilakukan olah anak, cucu, orangtua atau kerabat keluarga
kepada saudara yang sudah meninggal.
Adat ziarah ini dilakukan sebagai bentuk rasa hormat terhadap orangtua,
nenek moyang kita dan saudara kita yang sudah tiada. Dari segi agama, ziarah
mengirimkan doa kepada orang yang sudah tiada.
Bagi kaum nahdliyin, ada budaya yang disebut dengan budaya tahlilan dan
kenduri. Sebenarnya tidak hanya untuk nahdliyin, tetapi masyarakat jawa pada
umumnya. Tahlilan itu sendiri dilakukan untuk beberapa tujuan, tergantung
konteksnya. Ada yang untuk selamatan, mendoakan orang yang meninggal
dan masih banyak lagi.
Selesai tahlil, akan mendapatkan berkat (makanan : bisa makanan mentah dan
matang) memiliki simbol-simbol tertentu. Kamu bisa spoiler di google ada
banyak. Intinya, berkat yang diberikan bentuk dari shodaqoh pihak
penyelenggara tahlil.