Anda di halaman 1dari 4

Nama: adiguna suwondo

NPM: 1806183394
Akulturasi Budaya
Secara garis besar akulturasi budaya merupakan penggabungan atau pencampuran
antara budaya satu dengan budaya lain yang disebabkan oleh migrasi atau
perpindahan suatu penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain dengan membawa
nilai-nilai dan kebiasaan asalnya, atau ketika suatu masyarakat adat dihadapkan
dengan kondisi baru yang harus disesuaikan dengan adat istiadat yang sudah ada.
Menurut pandangan beberapa ahli, ada pengertian lain dari akulturasi budaya
yaitu; Menurut Arnold M.Rose
“ the adoption by a person or group of the culture of another social group.”
Artinya: “adopsi oleh orang atau kelompok budaya lain kelompok sosial”.
Menurut Garbarino
“Acculturation (is) the process of culture change as a result of long term, face to
face contact between two societies”.
“Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka panjang,
tatap muka kontak antara dua masyarakat “.
Menurut Gillin & Gillin
Dalam bukunya “culture Sosiology”, memberikan definnisi mengenai akulturasi
sebagai proses dimana masyarakat- masyarakat yang berbeda-beda
kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang sama dan langsung,
tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari
kedua kebudayaan itu.
Menurut Koentjaraningrat
Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi ketika kelompok sosial dengan
kebudayaan tertentu terkena budaya asing yang berbeda. Persyaratan proses
akulturasi adalah senyawa (afinitas) bahwa penerimaan budaya tanpa rasa kejutan,
maka keseragaman (homogenitas) sebagai nilai baru dicerna karena tingkat dan
pola budaya kesamaan.
Dari keempat poendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa akulturasi
merupakan suatu proses sosial jangka panjang yang dalam pergerakannya terjadi
suatu hubungan yang intensif antara satu budaya dengan budaya lain namun tidak
menjadikan penyatuan tersebut membentuk budaya baru, hanya penyesuaian dari
beberapa aspek kebudayaan saja sehingga tidak muncul tatanan baru yang
signifikan dalam kehidupan masyarakat.
Dalam prosesnya terdapat pula beberapa factor yang mempengaruhi akulturasi
suatu kebudayaan diantaranya ada yang mendorong dan menghambat yaitu
Faktor pendorong Akulturasi adalah sebagai berikut:

 Kontak dengan kebudayaan lain


 Sistem pendidikan formal yang maju
 Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
 Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
 Sistem terbuka pada lapisan masyarakat
 Adanya penduduk yang heterogen
 Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
 Adanya orientasi ke masa depan

Faktor penghambat Akulturasi adalah sebagai berikut;

 Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat


 Sikap masyarakat yang tradisional
 Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
 Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
 Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
 Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
 Adat atau kebiasaan
Salah satu contoh konkrit terjadinya akulturasi di Indonesia adalah masuknya
budaya bangsa arab ke Indonesia salah satunya terjadi pada masyarakat adat sunda
di daerah pasar rebo.
Hal tersebut dapat diteliti dari cara mereka berbicara dalam bahasa sunda yang
sudah terpapar oleh serapan bahasa arab juga pada beberapa acara seremonial
yang diadakan oleh masyarakat tersebut. Pada beberapa kosakata Bahasa sunda
t
e
r
d
a
Juga pada salah satu tradisinya seperti Tradisi Berkumpul di Rumah Induk Usai
Shalat Jumat
Tradisi berkumpul setelah usai shalat jumat ini merupakan kebiasaan
masyarakat keturunan Arab di Pasar Rebo. Kebiasaan ini sudah dilakukan secara
turun temurun oleh masyarakat keturunan Arab hingga sekarang. Tradisi ini
dilakukan setelah usai shalat jumat, lebih tepatnya usai melaksanakan Sayyidatul
Ayyam. Tempat berkumpulnya ini di rumah induk ibu (orang tua). Adanya tradisi
ini untuk bersilaturahmi dengan keluarga lainnya sambil berbincang-bincang dan
makan bersama. Tradisi ini awalnya dianggap asing bagi masyarakat pribumi,
tetapi setelah masyarakat pribumi menikah dengan keluarga keturunan Arab.
Maka mereka mulai membiasakan diri dengan tradisi ini. Sehingga masyarakat
pribumi menganggap tradisi ini sebagai silaturrahmi antar keluarga jauh maupun
dekat sekaligus bertemu dengan orang tua.
Jika dilihat dari berbagai sudut pandang akulturasi budaya mempunyai dampak
positif yaitu menjadi pemicu berkembangnya suatu budaya, namun disisi lain
dapat mengikis kebudayaan asli suatu masyarakat.
Akulturasi bisa terjadi dalam kurun waktu yang relatif lama apabila masuknya
melalui proses pemaksaaan dalam masyarakat, hal ini tentsauaja akan
menimbulkan konflik sosial yang dapat merusak keteraturan dalam kehidupan
masyarakat. Akan tetapi jika sebaliknya masuknya akulturasi ini melalui proses
damai, maka akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat.

Kedua bentuk akulturasi yang ada antara pemaksanaan dan juga dengan damai
memiliki kelebihan dan kekuarangan. Salah satu kelebihannya jika akulturasi
dilakukan dengan keadaan pemaksaaan seperti dalam penggaburan yang
dilakukan penjejah di Indonesia, maka akulturasi akan hilang dengan ceoat
takalah penjajahan telah tiada. Dan untuk kelebihan apabila akulturasi dilakukan
secara damai maka budaya yang ada tersebut akan berlangsung sangat lama dan
melekat erat dalam kehidupan masyarakat.
Daftar pustaka
Koentjaraningrat,Dr.. 1959. Pengantar Antropologi. Jakarta : PT.Penerbit
Universitas Djakarta.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Ke 4, Edisi Pertama
1982. Jakarta: CV. Rajawali
John L. Gillin , John P. Gillin. 1942. Culture Sociology. New York: The
Macmillon Company
https://www.britannica.com/topic/acculturation: diakses Jumat 18 september
2020; pukul 22:30

Anda mungkin juga menyukai