803 3103 1 PB PDF
803 3103 1 PB PDF
Oleh :
1
Chania Alfatianda, 2Endah Djuwendah
1,2
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran (UNPAD)
Abstrak
Ekowisata merupakan salah satu jenis pariwisata yang ada di Indonesia. Ekowisata adalah
suatu kegiatan wisata yang memanfaatkan alam dan masyarakat sebagai objek wisata. Kabupaten
Kuningan merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki objek wisata salah
satunya ekowisata dan agrowisata (Eko-agrowisata) Desa Cibuntu Kecamatan Pasawahan. Eko-
agrowisata Desa Cibuntu menyajikan berbagai produk wisata seperti wisata alam Taman Nasional
Gunung Ciremai (TNGC) , wisata Curug (Air Terjun), wisata mata air alami, situs purbakala,dan
wisata budaya. Adanya Eko-agrowisata di Desa Cibuntu merupakan hal baru bagi masyarakat
setempat yang akan berdampak pada kehidupan sehari-hari.Dampak tersebut dapat berupa
dampak positif atau dampak negatif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis keragaan eko-agrowisata
dan profil masyarakat, mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat dan lembaga
lainnya dalam pengelolaan eko-agrowisata serta mengetahui dan menganalisis dampak eko-
agrowisata terhadap keadaan sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Cibuntu Kecamatan
Pasawahan Kabupaten Kuningan. Penelitian menggunakan metode desktiptif kualitatif dengan
teknis studi kasus. Teknis pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam
(deep interview), triangulasi dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Eko-agrowisata berdampak positif terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat. Dalam kondisi sosial dampak tersebut terlihat dari adanya perubahan
kualitas masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial seperti gotong-royong menjaga kebersihan,
menjaga keamanan, membangun fasilitas umum, kegiatan sosial kemasyarakatan, penyelenggaraan
upacara kebudayaan dan kondisi fisik desa. Sedangkan dampak ekonomi terlihat adanya kenaikan
pendapatan dan tersedianya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Halaman | 434
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017
sumberdaya alam yang berkelanjutan, dan (6) Tabel 1. Jumlah dan Presentase Produk
mengurangi ancaman terhadap Wisata Di Kabupaten Kuningan Tahun
keanekaragaman hayati yang ada di objek 2016
wisata tersebut.
Pengembangan Ekowisata di No Produk Wisata Jumlah
Presentase
Indonesia telah mendapat dukungan dari pihak (%)
1. Alam (Nature) 20 56
Pemerintah. Seperti yang tercantum dalam
Pembangunan Kepariwisataan Nasional yang Budaya
2. 8 22
(Culture)
dikukuhkan dalam Peraturan Pemerintah No 50 Buatan
Tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010 -2025 3. 8 22
(Manmade)
menyantumkan bahwa pengembangan Jumlah 36 100
pariwisata sebanyak 35 % adalah pariwisata Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
berbasis alam (nature) dan lainnya sebanyak Kabupaten Kuningan, 2016.
60% wisata budaya (culture) serta 5% wisata
buatan manusia (man made). Dimana Dalam tabel 1. Dijelaskan bahwa 56
Pariwisata berbasis alam terbagi lagi menjadi % produk wisata di Kabupaten Kuningan
tiga kategori pengembangan produk wisata merupakan wisata alam (nature). Hal ini
yaitu wisata bahari (35%), Ekowisata (45%), menandakan bahwa di kabupaten ini begitu
dan wisata Petualangan (20%). potensial akan pariwisata alamnya. Oleh karena
Contoh-contoh ekowisata di Indonesia itu Pemerintah Kabupaten Kuningan terus
yang sudah berkembang saat ini diantaranya menggali potensi alam lainnya yang belum
Bajo Komodo Ecolodge di labuan Bajo Flores, tereksplor di kabupaten ini terutama potensi
Ekowisata di hutan bakau di Sanur Bali, yang berhubungan dengan wisata alam.
“Warung Opera” di Yogyakarta, Taman Konsep ekowisata di Kabupaten
Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Sumatra Kuningan sudah dicanangkan dan tertuang
Utara, dan Taman Nasional Gunung Ciremai dalam Rencana Pembangunan Jangka
(TNGC) di Kuningan Jawa Barat. Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2014-2018.
Kabupaten Kuningan adalah salah Dalam misi Kabupaten Kuningan No.2 yaitu
satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa “Memantapkan kawasan agropolitan,
Barat. Letaknya yang berada di kaki Gunung pariwisata daerah, sektor unggulan lainnya,
Ciremai menjadikan Kabupaten ini berada di peningkatan investasi ramah lingkungan, serta
kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai peningkatan sarana dan prasarana daerah”.
(TNGC). Kabupaten Kuningan memiliki Selain itu dalam salah satu Urusan Wajib
karakter wilayah yang unik. Sebagian wilayah Rancangan Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Kuningan berada pada kawasan Daerah (RPJMD) tahun 2013-2018 terdapat
pegunungan dataran tinggi dan sebagian program pengembangan Ekowisata dan Jasa
lainnya berada pada dataran rendah. Selain itu Lingkungan di Kawasan Konservasi hutan. Hal
Kabupaten Kuningan berada di wilayah Timur tersebut merupakan landasan kuat untuk
Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung menjadikan Kabupaten Kuningan merupakan
dengan Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten salah satu kabupaten yang mengarah kepada
Cilacap dan Kabupaten Berebes. Kedua pembangunan yang peduli akan lingkungan,
kabupaten ini berada di dataran rendah dan pertanian dan kesejahteraan masyarakat
berada di kawasan Pantai Utara sehingga pedesaan. (Bapeda Kabupaten Kuningan, 2016)
jarang sekali ada destinasi wisata yang berbasis Desa Cibuntu merupakan Desa yang
pegunungan. Hal ini bisa menjadi peluang berada di kaki Gunung Ciremai. Keindahan
tersendiri bagi Kabupaten Kuningan untuk alam, sumber daya dan hasil pertaniannya
mengembangkan Priwisata alam berbasis alam membuat siapa saja yang berkunjung ke desa
(nature). tersebut pasti akan mendapatkan suatu kesan
Kabupaten Kuningan memiliki cukup dan kenyamanan. Keramahannya juga
banyak destinasi pariwisata. Terdapat sebanyak dirasakan dari tutur kata dan komunikasi
36 destinasi pariwisata yang kemudian dapat di dengan masyarakat sekitar Desa Cibuntu.
klasifikasikan mejadi tiga produk pariwisata Masyarakat Desa Cibuntu yang terbuka
yaitu wisata alam, wisata budaya, dan buatan terhadap pendatang (wisatawan) adalah suatu
manusia. Selengkapnya terdapat pata Tabel. 1 poin tambahan bagi desa tersebut bisa lebih
berikut ini . maju dan mandiri. Selain itu kekayaan alam
dan objek lainnya menjadikan desa ini
memiliki daya tarik yang sangat besar. Objek-
Halaman |435
DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO-AGROWISATA) TERHADAP
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU
(Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)
CHANIA ALFATIANDA DAN ENDAH DJUWENDAH
objek tersebut diantaranya objek wisata Penggerak Pariwisata. Lembaga ini didirikan
gunung, wisata situs purbakala dimana di desa untuk mengatur dan mengorganisir agar
ini terdapat lima belas situs purbakala yang ekowisata lebih tertata. Kompepar
meliputi berbagai macam peninggalan pada beranggotakan seluruh lapisan masyarakat
zaman batu/purbakala, patilasan Wali Sanga, Desa Cibuntu, namun ada beberpa orang yang
patilasan dinasti Ming China, agrowisata dan ditunjuk sebagaai pengurus inti.
kampung kambing, wisata mata air Ekowisata Desa Cibuntu diresmikan
“Kahuripan” dan wisata air terjun Gongseng. pada tahun 2012. Sebelumnya sudah banyak
Objek-objek ini tercover dengan lengkap di temuan-temuan situs dan arca-arca zaman
Desa Cibuntu, sehingga tidak diragukan lagi Neolitik dan Megalitik namun masyarakat
potensi ekowisata di desa tersebut. belum mengembangkan ke arah desa wisata
karena berbagai keterbatasan. Desa Wisata
METODE PENELITIAN Cibuntu dibangun secara gotong-royong oleh
Desain penelitian yang digunakan seluruh komponen masyarakat Desa Cibuntu
adalah desain kualitatif. Teknik penelitian yang dengan binaan dari Dinas Pariwisata dan
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Kebudayaan Kabupaten Kuningan
menggunakan pendekatan studi kasus (Case (DISPARBUD) dan institusi pendidikan STP
Study). Tujuan teknik ini adalah mengadakan Pasca Sarjana Trisakti Jakarta dengan konsep
telaah mendalam tentang suatu kasus yang Desa Wisata yang terintegrasi dengan
sifatnya terbatas. Bungin (2010) menjelaskan masyarakat, lingkungan dan pertanian.
bahwa teknik studi kasus akan melibatkan Ekowisata Desa Cibuntu memiliki
peneliti dalam penyelidikan yang lebih beraneka produk ekowisata. Terdapat sebanyak
mendalam dan pemeriksaan yang menyeluruh 17 produk ekowisata yang meliputi berbagai
terhadap perilaku seorang individu. Metode macam produk seperti agrowisata, produk
penelitian yang digunakan adalah metode wisata alam, wisata sejarah dan sebagainya.
deskriptif. Secara harfiah metode dekriptif Berikut penjelasan selengkapnya pada Tabel 2.
adalah metode penelitian untuk membuat Sistem pengelolaan Ekowisata dan Agrowisata
gambaran mengenai situasi atau kejadian (Moh Desa Cibuntu adalah swadaya masyarakat,
Nazir, 2005.) yang dibantu oleh dukungan Dinas Pariwisata
Data yang digunakan dalam penelitian dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan.
ini meliputi data primer dan data sekunder. Pengelola eko-agrowisata merupakan seluruh
Data primer merupakan data yang diperoleh lapisan masyarakat yang berada dibawah
dari informan (pengelola eko-agrowisata organisasi KOMPEPAR.
(KOMPEPAR), budayawan, pemerintahan Ekowisata dan Agrowisata Desa
desa, petani, peternak, pedagang, penyedia jasa Cibuntu masih dalam tahap perencanaan
homestay dan catering, Dinas Pariwisata dan menuju BUMDes. Oleh karena itu sampai saat
Kebudayaan Kabupaten Kuningan, berdasarkan ini sistem pengelolaannya masih milik swadaya
pengamatan dari wawancara secara langsung masyarakat. Pemerintah desa berperan sebagai
dan mendalam kepada masyarakat Desa pendukung utama yang sangat penting
Cibuntu dengan menggunakan panduan terutama dalam sarana dan prasarana dan
wawancara untuk melakukan wawancara dukungan lainnya yang menunjang suksesnya
mendalam (deep interview). ekowisata seperti pemasaran, penyambutan
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wisata, penerimaan tamu, dan fasilitator antara
cara observasi, wawancara mendalam (deep wisatawan dengan masyarakat dan antara
interview), triangulasi dan studi kepustakaan. masyarakat dengan instansi pemerintahan atau
Dinas terkait. Selain itu pemerintah desa juga
HASIL DAN PEMBAHASAN sbagai pendamping dan pelindung semua
Ekowisata dan Agrowisata (Eko- aktifis yang berhubungan dengan Ekowisata
Agrowisata) Desa Cibuntu dikelola langsung dan Agrowisata di Desa Cibuntu.
oleh masyarakat Desa Cibuntu dibawah
naungan Pemerintah Desa Cibuntu beserta
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Kuningan (DISPARBUD). Untuk mengelola
eko-agrowisata agar lebih terstruktur maka
masyarakat, Pemerintah Desa dan
DISPARBUD membentuk suatu lembaga
bernama KOMPEPAR atau Komunitas
Halaman | 436
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017
Tabel 2. Produk Eko-Agrowisata Desa produktif, karena banyak yang tinggal di luar
Cibuntu kota.
Masyarakat Desa Cibuntu merupakan
Produk Eko-Agrowisata di Desa masyarakat yang homogen dengan rasa
No persatuan dan persaudaraan yang kuat serta
Cibuntu
1. Agrowisata Tanaman Pangan memiliki sistem sosial yang teratur dengan
2. Agrowisata Menangkap Ikan prilaku tradisional. Rasa persatuan dan
3. Agrowisata “Kampung Kambing” persaudaraan tercipta karena memang hampir
4. Membuat Kerajinan Gerabah seluruh masyarakat Desa Cibuntu memiliki
5. Membuat Cindramata dari Bambu ikatan saudara satu sama lain ada yang akibat
6. Kuliner dan Pembuatan kuliner pernikahan dan ada yang memang masih ikatan
7. Fun Game Tradisional darah. Masyarakat Desa Cibuntu memiliki
8. Ekowisata Sejarah ( 15 Situs) sistem sosial yang teratur dengan prilaku
tradisional seperti dalam upacara-upacara adat
9. Ekowisata Alam Mata Air
“Kahuripan” pernikahan, kematian, peringatan Maulid Nabi,
Hingga upacara syukuran masyarakat terhadap
10. Ekowisata Alam Curug “Gong-Seng”
hasil pertanian melalui peringatan sedekah
11. Berburu Sinyal
bumi atau Sabunian
12. Pawai Obor
Masyarakat Desa Cibuntu terdiri dari
13. Pawai Budaya dan Kesenian dua Tipe yaitu masyarakat Pertanian dan
14. Bermain Angklung Masyarakat Non Pertanian. masyarakat
15. Dialog Budaya pertanian merupakan masyarakat yang mata
16. Atraksi Penyambutan pencaharian pokoknya dibidang pertanian baik
17. Home Stay itu sebagai petani penggrarap, petani pemilik,
buruh tani dan peternak. Sedangkan
Profil Masyarakat Desa Cibuntu dalam masyarakat non pertanian adalah masyarakat
Kegiatan Eko-agrowisata yang mata pencahariannya bukan di sektor
Desa Cibuntu Merupakan desa yang pertanian seperti PNS, pedagang, Ibu Rumah
memiliki Luas wilayah 1167 Ha yang dihuni Tangga (IRT), pegawai swasta dan sebagainya.
258 Kepala Keluarga (KK). Jumlah Penduduk Partisipasi Stakeholder
di Desa Cibuntu adalah sebanyak 1012 Jiwa Dalam kegiatan Ekowisata dan
yang terdiri dari 49% Laki-laki dan 51 % Agrowisata (Eko-agrowisata) Desa Cibuntu
Perempuan. Menurut Profil Desa dan Hasil masyarakat memegang peranan utama. Namun
observasi, masyarakat Desa Cibuntu mayoritas ada pihak lainnya yang tidak kalah penting
penduduknya diatas usia 45 tahun dengan kata dalam mendukung segala proses dan kegiatan
lain merupakan masyarakat yang sudah program ekowisata. Pihak Pihak tersebut
menginjak usia tua. diantaranya Pemerintah Kabupaten Kuningan
Masyarakat Desa Cibuntu memiliki melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,
karakteristik yang unik yaitu diantaranya Dinas Pendidikan, dan Badan perencanaan
masyarakat yang tinggal dalam satu rumah daerah (Bapeda) , Sekolah Tinggi Pariwisata
hanya dua orang biasaanya suami istri, atau ibu (STP) Tri Sakti Jakarta serta Taman Nasional
dan anak nya saja. Hal tersebut dikarenakan Gunung Ciremai (TNGC).
anak-anaknya/suaminya memilih untuk bekerja Dalam Penelitian ini penulis akan
diluar kota dan bahkan menetap dinggal disana. menggunakan metode Boundary Partner untuk
Kondisi inilah menjadi alasan sekaligus potensi mengetahui peran dan relasi atau hubungan
untuk masyarakat membuat home stay. dari masing-masing lembaga dan masyarakat
Selain itu masyarakat desa cibuntu serta mengetahui bentuk dari partisipasinya.
memiliki pola kehidupan yang unik yakni Boundary partner Eko-agrowisata Desa
ketika usia muda masyarakat kebanyakan Cibuntu dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu
memilih bekerja di luar kota seperti Jakarta dan benefeciaries, implementator dan inisiator.
kota-kota besar lain kemudian ketika suddah Beneficaries merupakan pelaku yang
menginjak usia tua mereka kembali lagi ke memperoleh manfaat dari Eko-agrowisata ini,
Desa Cibuntu bekerja sebagai petani dan implementator merupakan aktor pelaksana
tinggal di desa tersebut dengan warisan rumah program, dan inisiator merupakan aktor yang
dari orang tua. Begitu seterusnya pola ini merancang program ini.
terjadi hingga saat ini, sehingga tidak heran di
desa ini jarang menemukan penduduk berusia
Halaman |437
DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO-AGROWISATA) TERHADAP
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU
(Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)
CHANIA ALFATIANDA DAN ENDAH DJUWENDAH
Halaman | 438
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017
Halaman |439
DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO-AGROWISATA) TERHADAP
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU
(Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)
CHANIA ALFATIANDA DAN ENDAH DJUWENDAH
Halaman | 440
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017
meriah dan besar-besaran, bukan berarti esensi Desa Cibuntu, namun juga memimbulkan
dan ke ke khidmatan upacara ini berkurang perubahaan terhadap keadaan fisik desa.
atau hilang. Sebaliknya penyelenggaraan secara Keadaan fisik yang dimaksud adalah keadaan
meriah ini menambah esensi dari syukuran atau lingkungan meliputi unsur-unsur saranaa dan
sedekah karena penyelenggaraannya bisa prasarana desa dan masyarakat seperti
mendatangkan tamu (wisatawan). Saat itulah bangunan gedung kepala desa, perumahan
masyarakat benar-benar merasakan rasanya penduduk dan jalan lingkungan baik itu jalan
berbagi hasil pertanian mereka dengan raya atau gang.
masyarakat lainnya (wisatawan). Selain itu Menurut Ibnu Sungkawa selaku key
penyelenggaraan sedekah bumi yang meriah ini informan dan Sekretaris Desa Cibuntu,
dijadikan sebagai sarana bersilaturahmi antar perubahan fisik terlihat setelah ada eko-
sesama masyarakat, dan antara masyarakat agrowisata. Sebelum ada eko-agrowisata di
dengan tamu undangan penting seperti pejabat Desa Cibuntu terdapat tempat penambangan
pemerintahan karena padaa saat batu dan pasir sehingga setiap harinya banyak
penyelenggaraan banyak tamu pemerintahan kendaraan besar yang keluar masuk desa. Hal
yang di undang seperti bupati dan jajarannya. ini menyebabkan kondisi jalan desa sat itu
cepat rusak dan berlubang. Namun setelah
Dampak Kelembagaan dan Fisik Desa adanya eko-agrowisata, aktifitas penambangan
Cibuntu tersebut di tutup. Kemudian tidak ada lagi
Adanya eko-agrowisata saat ini kendaraan besar pengangkut batu dan pasir
berpengaruh terhadap kelembagaan di Desa masuk ke dalam desa, kondisi jalan pun tidak
Cibuntu. Sebelumnya sudah terdapat semakin buruk. Bahkan saat Desa Cibuntu
kelembagaan diantaranya, Badan menjadi desa wisata pemerintah Desa semakin
Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga memperhatikan kondisi jalan desa dengan
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD/LPMD), menyediakan anggaran untuk perbaikan jalan
lembaga Pemberdayaan & Kesejahteran dan sarana prasarana lainnya. Saat ini kondisi
Keluarga (PKK), Posyandu, Kelompok Wanita jalan semakin baik, terrmasuk saat ini jalan
Tani (KWT), Kelompok Simpan Pinjam Gang pun turut diperhatikan dengan cara di
(Koperasi), Kelompok Tani, Karang Taruna lebarkan dan di hotmix agar bisa masuk
dan Kelompok Peternak. Terdapat kendaraan roda empat serta memudahkan
kelembagaan baru setelah adanya eko- dalam mobilisasi wisatawan.
agrowisata yaitu Komunitas Penggerak Adanya lahan bekas galian tambang di
Pariwisata (KOMPEPAR). wilayah eko-agrowisata, saat ini tengah di
KOMPEPAR merupakan lembaga manfaatkan oleh masyarakat dan dijadikan
baru yang didirikan pada tahun 2013 oleh sebagaai lapangan untuk berkemah karena
masyarakat Desa Cibuntu dengan Dinas lokasinya yang strategis menghadap ke curug
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten dan sungai. Walaupun pada saat ini masih
Kuningan. Lembaga ini di dirikan dengan dalam proses pembangunan. Pada intinya
tujuan untuk melakukan gerakan sadar wisata perubahan fisik terjadi semakin baik di Desa
kepada masyarakat dan menjadi pengelola Cibuntu setelah adanya eko-agrowisata.
wisata di suatu kawasan. KOMPEPAR Selain perubahan fisik jalan,
merupakan lembaga yang beranggotakan perubahan fisik juga terjadi pada kondisi
masyarakat dari berbagai kalangan seperti bangunan kantor kepala desa dan bangunan
perangkat desa, petani, peternak, guru, bidan perumahan penduduk. Setelah adanya eko-
dan remaja (pemuda/i). agrowisata kantor kepala desa menjadi jauh
Anggota kompepar dipilih lebih baik dari sebelumnya. Hal ini karena
berdasarkan hasil musyawarah dan masyarakat adanya pengaruh tamu atau wisatawan yang
Desa Cibuntu sehingga beberapa orang saja sedang berwisata di Desa Cibuntu pasti
yang tergabung dalam lembaga ini. Anggota berkunjung ke balai desa, sehingga
kompepar memiliki tanggung jawab sebagai pemerintahan desa lebih menyadari untuk
koordinator bidang yang terdapat dalam menyediakan tempat yang lebih layak dan
susunan kepengurusan. Seperti bidang seni, nyaman.
budaya, atraksi, keamanan dan sebagainya. Dampak eko-agrowisata di desa
Selebihnya yang menjadi anggota adalah cibuntu terhadaap fisik lainnya yang dapat
masyarakat. teridentifikasi adalah pada bangunan rumah
Keberadaan eko-agrowisata tidak penduduk. Sebelum adanya eko-agrowisata
hanya memicu munculnya lembaga baru di bangunan rumah penduduk biasa saja bahkan
Halaman |441
DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO-AGROWISATA) TERHADAP
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU
(Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)
CHANIA ALFATIANDA DAN ENDAH DJUWENDAH
belum tertata, perumahan pun masih bersatu kondisi kantor kepala desa dan bangunan
dengan kandang ternak. Setelah ada eko- rumah masyarakat lebih baik dan tertata.
agrowisata, perumahan msyarakat mulai tertata
dengan dipisahkannya rumah dengan kandang Saran
ternak sehingga lingkungan rumah lebih tertata Melakukan pengembangan, penataan
dan lebih asri. Kualitas pembangunan rumah lokasi, pembenahan dan penambahan fasilitas-
pun semakin meningkat, karena eko-agrowisata fasilitas penunjang eko-agrowisata dan
salah satu produknya ada home stay atau menyelenggarakan pelatihan kepariwisataan
rumah singgah (penginapan rumah) maka dan Bahasa Inggris kepada masyarakat agar
masyarakat menjadi termotivasi untuk kualitas SDM semakin meningkat mengingat
membenahi rumahnya masing-masing, semakin banyaknya wisatawan mancanegara
meskipun tidak menjadi rumah yang mewah, yang berkunjung ke Desa Cibuntu.
tetapi cukup menjadi rumah yang nyaman, Mengadakan jasa trasnportasi lokal
indah, dan resik sehingga masyarakat dapat seperti delman atau becak untuk tour wisata
berparisipasi sebagai pemilik home stay. keliling desa karena di desa ini tidak ada
kendaraan khusus untuk keliling. Meskipun
KESIMPULAN DAN SARAN jarak nya tidak begitu jauh namun perlu
Kesimpulan diadakan untuk antisipasi bagi wisatawan yang
Ekowisata dan agrowisata (Eko- berusia lanjut dan kondisi fisik yang idak
agrowisata) Desa Cibuntu merupakan salah memungkinkan (sakit) agar tetap bisa
satu tempat wisata yang memiliki potensi yang menikmati keindahan dan pesona Desa
besar. Potensi tersebut diantaranya potensi Cibuntu. Selain untuk memfasilitasi wisatawan,
alam dan potensi sumer daya manusia diharapkan dengan adanya model transportasi
(masyarakat). Terdapat tujuh belas produk ini bisa menarik lebih banyak wisatawan dan
wisata pada eko-agrowisata ini diantaranya; menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Agrowisata Tanaman Pangan, Ageowisata Pemilihan model transportasi ini adalah agar
Menangkap Ikan, Agrowisata “Kampung tidak menimbulkan polusi dan ramah
Kambing”, Membuat Kerajainan Gerabah, lingkungan.
Membuat Cindramata Bambu, Kuliner dan Kepada pihak pemerintah terutama
Pembuatan Kuliner, Fun Game Tradisional, Dinas Pertanian untuk melakukan pelatihan dn
Ekowisata Sejarah (Situs), Ekowisata Alam penyuluhan pertanian yang lebih intensif
Mata Air “Kahuripan”, Ekowisata Alam Curug karena Desa Cibuntu merupakan desa yang
“Gong Seng”, Berburu Sinyal, Pawai Obor, mayoritas penduduknya bekerja di bidang
Pawai Budaya dan Kesenian, Bermain pertanian. selain itu pelu diadakan pelatihan
Angklung, Dialog Budaya, Atraksi khusus untuk fokus agrowisata dikarenakan
Penyambutan, dan Home Stay. desa ini belum memiliki spesifikasi produk
Eko-agrowisata Desa Cibuntu telah agrowisata yang berupa fresh product seperti
memberikan dampak positif bagi masyarakat. agrowisata pada umumnya. Diperlukan jenis
Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan tanaman buah-buahan yang cocok ditanam di
informan dan hasil observasi di lapangan. Desa Cibuntu. Selain itu diharapkan kepada
Dampak terhadap ekonomi terdapat pada Kementrian Pariwisata untuk lebih
peningkatan pendapataan masyarakat dan memperhatikan ekowisata dengan memberikan
bertambahnya lapangan pekerjaan di anggaran khusus untuk pengembangan eko-
masyarakat. Sedangkan dampak sosial terjadi agrowisata agar penataan dan fasilitas-
pada peningkatan kualitas kekompakan fasilitasnya lebih baik dn lengkap
masyarakat pada kegiatan sosial seperti Kepada pihak Akedemisi diharapkan
gotong-royong menjaga kebersihan, keamanan, untuk melakukan penelitian lanjutan untuk
pembangunan fasilitas umum dan dan kegiatan menggali potensi yang ada Disa Cibuntu dan
sosial kemasyarakatan (menjenguk warga yang mengembangkan Desa Cibuntu agar menjadi
sakit dan ibu melahirkan). Selain itu dampak eko-agrowisata yang lebih baik lagi.
sosial terdapat pada bertambahnya ilmu
pengetahuan masyarakat, meningkatnya UCAPAN TERIMAKASIH
kualitas penyelenggaraan upacara adat dan Terimakasih kepada semua pihak
kebudayaan yang semakin meriah yang telah
pelaksanaannya, bertambahnya lembaga baru membantu dalam penelitian ini, terutama
serta perubahaan kondisi fisik desa seperti kepada Ibu Endah Djuwendah, SP., MSi.
kondisi jalan menjadi lebih bagus dan lebar, selaku dosen pembimbing, Masyarakat Desa
Halaman | 442
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan Daerah Kabupaten
Kuningan (BAPEDA). 2016. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) 2014-2018.
Kabupaten Kuningan.
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif :
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta. Kencana.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Kuningan. 2016. Data Pengunjung
Objek Wisata di Kabupaten kuningan.
Kuningan
Nurpilihan Bafdal, Barlia R L, dkk.
Penyusunan Peta Potensi Desa
Agrowisata Berbasis Masyarakat Di
Desa Cibuntu Kesamatan Pesawahan
Kabupaten Kuningan. Dharma Karya.
Jurnal Aplikasi Ipteks untuk
Masyarakat. UNPAD. Jatinangor
Halaman |443