Referat Corpus Nasal Cavum Nasi
Referat Corpus Nasal Cavum Nasi
Fakultas Kedokteran
Universitas Alkhairaat
Palu
Referat
Mei 2017
Disusun Oleh :
Nama : Octavianna B.R
Stambuk : 10 777 006
Pembimbing : dr. Fatmawati Said, M.Kes, Sp.THT-KL
PENDAHULUAN
Definisi Corpus alienum atau benda asing di dalam suatu organ adalah
benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan
normal tidak ada. Dalam hal ini, nasal corpus alienum adalah benda asing / massa
yang normal tidak ada / tidak dijumpai di hidung. Ini merupakan salah satu
masalah kedaruratan dibidang THT.1,2
Dapat terjadi pada semua umur, namun lebih sering terjadi pada anak–
anak, baik disengaja memasukkan ke hidung atau karena kecelakaan. Pada anak-
anak dapat disebabkan oleh faktor kesengajaan. Anak-anak cenderung
memasukkan benda kecil yang umumnya adalah benda mati. Benda asing yang
lazim ditemukan pada anak-anak adalah makanan seperti kacang-kacangan, biji-
bijian, dan benda berupa baterei, manik-manik, dan spons,. Namun dapat pula
ditemukan benda hidup misalnya larva lalat, dan berkembang menjadi lalat, linta
dan lain sebagainya.1,2
Beberapa penelitian telah menunjukkan prevalensi kejadian benda asing di
hidung lebih banyak terjadi pada laki-laki (58%) dibandingkan perempuan dan
dengan tingkat sosioekonomi yang rendah. Pada anak, insiden tertinggi kejadian
benda asing di hidung adalah usia 2-5 tahun. 2
Diagnosis pada pasien sering terlambat karena penyebab biasanya tidak
terlihat, dan gejalanya tidak spesifik, dan sering terjadi kesalahan diagnosis pada
awalnya. Hasil pemeriksaan sinar-X dapat menunjang diagnosis. Endoskopi
merupakan tindakan tersering digunakan karena lebih memperkuat diagnosis dan
untuk mengeluarkan benda asing. 3,4
Dalam hal ini, penanganan terhadap benda asing pada hidung merupakan
salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh dokter umum. Namun, sangat
penting untuk mengetahui letak anatomi dan indikasi tertentu agar dapat dirujuk
kepada spesialis. Indikasi tersebut seperti tergantung pada beberapa faktor seperti
lokasi dari benda asing, bahan material benda asing, apakah benda berupa bahan
yang mudah diambil ( lembut dan irregular) atau tidak mudah diambil (keras dan
bulat), keterampilan dokter maupun kerja sama pasien itu sendiri. Sebagian besar
benda asing pada hidung dapat dikeluarkan oleh dokter yang sudah terlatih dengan
komplikasi yang minimal.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hidung terdiri dari hidung bagian luar berbentuk piramid dengan bagian-
bagiannya dari atas ke bawah :1,3
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di
belakang nares anterior disebut vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang
mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang (vibrise). 1
Gambar 2. Anatomi hidung tampak lateral dan medial 3
Tiap kavum nasi mempunyai empat buah dinding, yaitu dinding medial,
lateral, inferior, dan superior. Dinding medial adalah septum nasi yang dibentuk
oleh tulang dan tulang rawan. Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian
tulang rawan dan periostium pada bagian tulang, sedangkan di luarnya dilapisi
oleh mukosa hidung.1
Pada dinding lateral terdapat 4 buah konka. Yang terbesar dan letaknya
paling bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media,
lebih kecil lagi ialah konka superior, sedangkan yang terkecil disebut konka
suprema ini biasanya rudimenter.1
Di antara konka-konka dan dinding lateral hidung. Terdapat meatus yaitu
meatus inferior, medius, dan superior. Pada meatus inferior terdapat muara
(ostium) duktus nasolakrimalis. Pada meatus medius terdapat muara sinus frontal,
sinus maksila dan sinus etmoid anterior. Pada meatus superior terdapat muara
sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid.1
Vaskularisasi
Jaringan limfatik
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.
etmoidalis anterior yang merupakan cabang n. nasosiliaris yang bersal dari n.
oftalmikus. Rongga hidung lainnya, sebagian besar terdapat persarafan sensorik
dari nervus maksilla melalui ganglion sfenopalatina. Ganglion ini menerima
serabut sensoris dari n. maksilaris, serabut parasimpatis dari n. petrosus
superfisialis mayor dan serabut saraf simpatis dari n. petrosus profundus.
Ganglion sfenopalatina terletak di belakang dan sedikit di ujung posterior konka
media.1
Fungsi penghidu berasal dari nervus olfaktorius. Saraf ini turun melalui
lamina kribrosa dari pemukaan bawah bulbus olfaktorius dan berakhir pada sel-sel
reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung. 1
2.2 DEFINISI
Secara umum benda asing dalam suatu organ adalah benda asing yang
berasal baik dari dalam (benda asing endogen) maupun luar (benda asing
eksogen) tubuh yang dalam normal tidak ada. Benda asing di hidung
merupakan salah satu kedaruratan di bidang telinga hidung tenggorok yang
cukup sering terjadi pada anak-anak. Kebanyakan kasus benda asing
asimtomatik dan terdapat sekitar 11% dari seluruh kedaruratan dibidang
telinga hidung dan tenggorok.3,4
2. Berdasarkan sifatnya benda asing dibagi menjadi benda asing mati dan
benda asing hidup. 1
a.2 Lintah
Lintah (Hirudinaria javanica) merupakan spesies dari kelas
hirudinae. Hirudinea adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum annelida. Anggota jenis cacing ini
tidak mempunyai rambut, parapodia, dan seta. Tempat hidup hewan ini
ada yang berada di air tawar, air laut, dan di darat. Lintah merupakan
hewan pengisap darah. Pada tubuhnya terdapat alat pengisap di kedua
ujungnya yang digunakan untuk menempel pada tubuh inangnya. Pada
saat mengisap, lintah ini mengeluarkan zat penghilang rasa sakit dan
mengeluarkan zat anti pembekuan darah sehingga darah korban tidak
akan membeku. Setelah kenyang mengisap darah, lintah itu akan
menjatuhkan dirinya ke dalam air. Bentuk tubuh lintah ini pipih,
bersegmen, mempunyai warna kecokelatan, dan bersifat hemaprodit.
Lintah menghisap darah pasien sehingga akan memperbesar ukurannya,
itu akan menyebabakan lintah sulit diambil. Pasien bisa saja mengalami
syok akibat kehilangan darah, sehingga pasien membutuhkan transfusi
darah.8,9,10
3. Berdasarkan konsistensi
Berdasarkan konsistensinya nya benda asing dapat juga digolongkan
menjadi benda asing yang lunak seperti kertas, kain, penghapus, sayuran,
dan benda asing yang keras seperti kancing baju, manik-manik, baterai
dan lain-lain.11
2.4 EPIDEMIOLOGI
Benda asing pada hidung lebih sering terjadi pada anak-anak yang
berusia 2-4 tahun karena anak yang berumur 2-4 tahun cenderung
memasukkan benda-benda yang ditemukan dan dapat dijangkau ke dalam
lubang hidung, mulut, atau oleh teman bermain. Selain itu pada anak yang
berusia 1-3 tahun belum terjadi koordinasi menelan dan penutupan glottis
yang sempurna.3,4
Pada anak-anak juga sering ditemukan benda asing pada bagian
anterior kavum nasi hingga ke bawah konka inferior dan medial. Kavum
nasi kanan lebih sering terkena pada anak-anak, hal ini disebabkan oleh
karena bnyak anak yang lebih dominan memakai tangan kanan.7 Benda
asing yang lazim ditemukan pada anak adalah manik-manik, kancing, karet
penghapus, kelereng, kacang polong, kacang buncis, batu dan kacang
tanah.1
Gejala sering tidak ada sehingga luput dari perhatian orang tua dan
bertahan untuk waktu yang lama. Dapat timbul rhinolith disekitar benda
asing. Gejala yang paling sering adalah: 13
1. Hidung tersumbat
2. Rinore unilateral dengan cairan yang kental dan berbau
3. Nyeri
4. Demam
5. Epistaksis
6. Bersin
Benda asing seperti karet busa sangat cepat menimbulkan sekret yang
berbau busuk. Hal ini dikarena kan proses dari peradangan-peradangan yang
terjadi di sekeliling benda asing sehingga berakumulasinya jaringan epitel
yang mati, sel-sel leukosit dan mediator-mediator inflamasi. Tak jarang pula
akibat benda asing yang tidak segera dikeluarkan, akan menimbulkan
infeksi sekunder. 12,13
2.8 DIAGNOSIS
Benda asing di hidung pada anak sering luput dari perhatian orang tua
karena tidak ada gejala dan bertahan untuk waktu lama. Gejala paling sering
muncul adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental dan
berbau. Diagnosis pasti benda asing di saluran napas ditegakkan setelah
dilakukan tindakan rinoskopi yaitu terlihat benda asing di kavum nasi.
Penggunaan nasoendoskopi atas indikasi diagnostik dan terapi jika dengan
rinoskopi anterior sulit dinilai lokasi benda asing tersebut. 3,7
Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan, karena kasus aspirasi benda
asing sering tidak segera dibawa ke dokter pada saat kejadian. Dalam satu
penelitian, presentasi pasien datang lebih dari 48 jam setelah memasukkan
benda asing di hidung menyumbang 14% dari semua kasus. Anamnesis
dengan pasien, orangtua, dan pegasuh haruslah menyeluruh agar jelas dalam
mengidentifikasi jenis benda asing dan memudahkan dalam penatalaksanaan
nantinya.7
Secara klinis yang paling umum adalah penyumbatan hidung
unilateral. Dokter harus memikirkan diagnosis benda asing pada semua
pasien dengan iritasi hidung, epistaksis, bersin, mendengkur, sinusitis,
stridor, mengi, atau demam. Kalan A et all melaporkan bahwa menemukan
benda asing sebagai etiologi pasien dengan klinis tidak biasa, seperti mudah
marah, halitosis (bau napas yang tidak menyenangkan), atau bromhidrosis
umum (malodor tubuh). Untuk menghindari komplikasi dan pengobatan
tertunda, dokter harus mempertahankan indeks kecurigaan yang tinggi untuk
diagnosis ini.8
Kecurigaan benda asing di dalam hidung dapat muncul apabila pasien
datang dengan usia anak-anak, hidung terasa tersumbat unilateral, sekret
unilateral kavum nasi yang kronik, nyeri di hidung tanpa penyebab yang
jelas, atau gejala yang menyertai seperti bersin-bersin, mendengkur, dan
bernapas melalui mulut. Gejala yang paling sering adalah hidung tersumbat,
rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau. Kadang-kadang terdapat
rasa nyeri, demam, epistaksis, dan bersin. Benda asing, seperti karet busa,
sangat cepat menimbulkan sekret yang berbau busuk.3,7
Pemeriksaan fisik merupakan hal terpenting untuk mendiagnosis serta
dibutuhkan kerjasama yang baik dengan pasien maupun orangtua pasien.
Pasien harus dalam keadaan imobilisasi agar memudahkan pemeriksaan,
oleh karena itu terkadang dibutuhkan obat-obat sedatif pada pasien
pediatrik. Kadang-kadang, bukti trauma lokal mungkin ada, dengan eritema,
edema, perdarahan, atau keduanya. Apabila benda asing sudah terlalu lama
di dalam rongga hidung, biasanya muncul temuan klinis lainnya seperti
adanya discharge hidung dan bau busuk. Pada pemeriksaan, tampak edema
dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi.3,7
.
Hampir seluruh kasus benda asing pada hidung tidak memerlukan pemeriksaan
penunjang. Namun terdapat pengecualian pada kasus benda asing berjenis
metal yang memberikan gambaran radiolusen pada foto X-Ray.3 Jika fasilitas
memadai, maka diagnosis pasti benda asing di saluran napas ditegakkan setelah
dilakukan tindakan endoskopi atas indikasi diagnostik dan terapi.
2.9 PENATALAKSANAAN
2) Kateter balon
Pendekatan ini sangat ideal untuk benda asing yang kecil, benda bulat
yang tidak mudah diambil dengan instrumentasi langsung. Kateter yang dapat
digunakan yaitu kateter Foley (misalnya, 5-8), kateter Forgaty (misalnya, No. 6),
atau Katz Extractor Oto-Rhino Foreign Body Remover (California) juga
merupakan pilihan.7
Terlepas dari berbagai macam jenis kateter, teknik yang digunakan adalah
sama. Pertama, balon diperiksa, dan kateter dilapisi dengan 2% lidokain jelly.
Kemudian pasien berbaring telentang dan kateter dimasukkan melewati benda
asing di dalam rongga hidung, lalu diberikan udara atau air ke dalam kateter (2ml
pada anak-anak kecil dan 3 ml pada anak-anak yang lebih besar). Setelah
dibalonkan, kateter ditarik keluar sehingga benda asing juga ikut tertarik.7 Teknik
dengan kateter juga dapat digunakan sebagai pencegahan agar benda asing di
bagian anterior tidak kearah posterior saat dilakukan teknik lainnya.8
Gambar 13. Positive Pressure Tehnique for Nasal Foreign Body removal
Benda asing yang besar bisa dilakukan teknik tekanan positif. Teknik ini
dapat dilakukan oleh penderita sendiri dengan menutup hidung yang normal dan
menghembuskan nafas dari hidung secara keras, selain itu pada anak yang
mengalami benda asing di hidung, dapat ditiup mulut anak tersebut oleh
orangtuanya kissing technique atau masker bag-valve.2,3,4 Ketika topeng bag-valve
digunakan, manuver Sellick dapat dianggap untuk mencegah esophageal insuflasi
udara. Teknik ini banyak dilakukan pada anak dan dapat menyebabkan
komplikasi seperti barotrauma di telinga dan emfisema periorbital. Tekanan
positif juga memiliki risiko yang menyebabkan barotrauma ke saluran napas,
paru-paru, atau membran timpani, dan dokter harus menghindari penggunaan
volume besar udara paksa. Untuk yang terbaik dari pengetahuan kita, komplikasi
yang terakhir belum dilaporkan.2,11
Teknik ini sangat ideal untuk benda aisng yang terlihat, halus atau bulat dimana
benda sulit diambil dengan pinset atau forcep alligator. Suction yang diberikan
pada pasien biasanya yang bertekanan 100-140 mmHg.11
Tabel 2.1. Keuntungan dan kerugian dari teknik mengeluarkan benda asing 4
Rinolit juga dianggap sebagai suatu benda asing tipe khusus yang biasanya
diamati pada orang dewasa. Garam-garam tak larut dalam sekret hidung
membentuk suatu masa berkapur sebesar benda asing yang tertahan lama atau
bekuan darah. Sekret sinus kronik dapat mengawali terbentuknya masa seperti itu
di dalam hidung.
2. Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan, atau pembengkakan, dari jaringan yang
melapisi sinus. Biasanya, sinus diisi dengan udara, tetapi ketika sinus tersumbat
dan penuh dengan cairan, kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat tumbuh dan
menyebabkan infeksi. Kondisi yang dapat menyebabkan penyumbatan sinus
termasuk pilek, alergi rhinitis (pembengkakan selaput hidung), polip hidung
(pertumbuhan kecil di lapisan hidung), atau septum menyimpang (pergeseran
dalam rongga hidung).
Manifestasi Klinis :
a) Gejala Utama :
1. Nyeri wajah/tekanan
2. Hidung tersumbat
3. Batuk
4. Menurunnya penciuman
b) Gejala Tambahan
1. Demam
2. Bau mulut
3. Kelelahan
4. Sakit gigi
3. Polip
Polip hidung adalah lesi abnormal yang berasal dari bagian manapun dari
mukosa hidung atau sinus paranasal. Polip merupakan hasil akhir dari berbagai
proses penyakit pada rongga hidung. Polip yang paling sering dibahas adalah lesi
jinak semitransparan hidung yang timbul dari mukosa rongga hidung atau dari
satu atau lebih sinus paranasal, sering pada saluran keluar sinus.
Manifestasi Klinis :
a. Mudah merasakan sakit kepala
b. Hidung tersumbat yang menetap dan selalu terasa akan adanya
lendir pada sinus hidung
c. Sering mengeluarkan lender dari hidung seperti gejala influenza
d. Daya penciuman menurun
e. Rongga hidung sering terasa gatal dan sering bersin
f. Mata berair sebab alergi
4. Neoplasma maligna
Gejala yang menyolok adalah nasal obstruction yang bersifat unilateral dan
nasal bleeding. Kadang-kadang ulserasi awal dan nasal bleeding terlihat lebih dulu
sebelum nasal obstruction, terutama pada tumor kavum nasi yang anaplastik.
Diagnosis ditegakkan dengan biopsi yang diambil dari bagian yang tidak nekrotis.
Perlu diagnosis sedini mungkin, maka bila ada kecurigaan kearah malignansi,
biopsi perlu segera dilakukan.
2.11 KOMPLIKASI
KESIMPULAN
1. Corpus alineum atau benda asing adalah benda yang berasal dari luar
atau dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh.
2. Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen
(dari luar tubuh) dan benda asing endogen (dari dalam tubuh). Benda asing
eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas.
3. Kasus benda asing di hidung paling sering terjadi pada anak, terutama
1-4 tahun, anak cenderung mengeksplorasi tubuhnya, terutama daerah yang
berlubang termasuk hidung.
4. Penatalaksanaannya yaitu dengan cara ekstraksi, suction ataupun
dengan pembedahan.
5. Komplikasi dapat muncul antara lain abrasi, perdarahan, infeksi pada
struktur sekitar, aspirasi, dan perforasi, serta pembentukan dan
perkembangan rhinolit
DAFTAR PUSTAKA