Anda di halaman 1dari 27

1.

ROUTING DAN ROUTER

A. Pengertian
Kita mengenal ada dua jenis protokol routing, yaitu distance vector dan link
state. Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak.
Sementara link state adalah proses routing yang membangun topologi
databasenya sendiri. Konsep dasar dari link state routing adalah setiap router
menerima peta (map) dari router tetangga. Link state bekerja dengan cara yang
berbeda dari distance vector. Walaupun proses pengumpulan informasi
routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link state lebih
realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga
lebih menghemat bandwith.

Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua
koneksi yang ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan
tipe koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan
menjadi sebuah informasi. Hal ini sangat berbeda dengan distance vector.
Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang jaringan
tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algoritma link state
memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka (router)
terkoneksi.

B. Fitur-fitur link state


Pada protokol routing link state, router akan memilih sendiri jalur untuk menuju
ketujuannya. Router tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik
(best pathway) melalui router tetangganya. Dari router tetangganya itulah router
mempelajari routing dan mencari jalur terbaik melalui router tetangganya itu.

Protokol routing link state memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami perubahan

b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami


perubahan

c. Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan link state refreshes

d. Menggunakan “hello packet” untuk mencari router tetangga

Hello packet terkirim hanya pada router tetangga. Hello packet berisi informasi
tentang jaringan yang terhubung.

Fitur-fitur dari protokol routing link state:

a. Link State Advertisements (LSA)

b. Topologi database

c. Algoritma Shortest Path First (SPF)

d. SPF tree
e. Penentuan jalur terbaik pada routing table, baik jalurnya maupun portnya.

Mari kita bahas satu persatu setiap fitur dari link state ini.

a. Link State Advertisements

Adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. LSA akan
dikirim antar router. LSA akan dikirim ke router yang terhubung langsung. Saat
terjadi perubahan jaringan. Sebagai contoh jika ada router yang mati, maka
router yang terhubung langsung akan meng-update LSAnya. Masing-masing
router membangun database topologi yang berisi informasi LSA.

Link state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan


menggunakan alamat multicast. Kemudia router yang mendapatkan informasi
perubahan itu akan mengirimkan lagi updatenya ke router tetangga yang
terhunbung langsung. Namun informasi LSA ini tidak akan terkirim lagi ke si
pengirim pertama.

b. Topologi database

Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul. Disini
informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi tentang interface yang
terhubung langsung. Bisa berupa IP Address dari interface itu, subnetmask, jenis
dari jaringan yang terhubung, bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan
lain-lain. Kumpulan database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari
database ini bias digunakan untuk menghitung jalur terbaik pada jaringan.

c. Algorithma SPF (Shortest Path First)

Adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari SPF tree. Dari
algorithma SPF dan database tadilah, maka akan dibuat tree (pohon) dengan
routeritu sendiri sebagai root. Router kemudian akan menggunakan SPF untuk
mengetahui jalur mana yang paling pendek untuk mencapai tujuan. SPF juga
bias disebut dengan algorithma Dijkstra.

d. SPF tree

Telah dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk sebuah


percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur terbaiknya.
Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalaur mana yang pendek dan
yang terbaik.

e. Menentukan routing table

Routing table adalah daftar rute dan interface. Saat terjadi perubahan jaringan
(network) maka routing table pun akan berubah. Di table link state inilah sebuah
raute mempelajari router tetangganya, beserta router yang ada di jaringan.

Dari pembahasan diatas bias disimpulkan proses dari link state adalah sebagai
berikut. Awalnya router akan mengirimkan hello packet secara priodik. Dari hello
paket inilah akan tercipta LSA. LSA akan mengetahui jaringanmana yang mati
atau hidup. Saat sebuah router mati, maka LSA dari router yang terhubung
langsung dengan router yang mati itu,a kan segera meng-update LSAnya. Dari
LSA ini, informasi yang didapatkan akan dibuatkan databasenya dan akan
dilanjutkan ke router tetangga. Agar router tetangga mengetahui tentang
perubahan jaringan.

C. Routing information

Tidak seperti protokol distance vector, protokol link state membangun dan
mempelajari jaringan setiap router yang etrhubung denagn sangat baik. Hal ini
dilakukan pada saat pengiriman LSA. Setiap router akan mempelajari sebuah
router tetangganya dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka SPF
algorithma akan mempelajarinya dan menghitung jumlah metric yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Nah, informasi ini akan digunakan untuk
mengupdate routing table. Table routing akan berubah manakala ada router
yang mati.

Dalam link state juga menggunakan triggered update. Dimana tidak perlu
menunggu waktu tertentu untuk mengupdate table routing. Jadi, saat jaringan
mengalami perubahan, maka link state akan langsung mengupdate table
routingnya. Hal ini akan mempercepat adanya penyatuan jaringan tanpa harus
menunggu sejumlah waktu tertentu.

D. Algoritma routing link state

Di dalam algoritma routing link state memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Link state akan bersatu dalam Shortest Path First (SPF) protokol.

b. Link state akan mempelajari database yang sangat rumit dari topologi
jaringan

c. Link state dibuat berdasarkan algorithma Dijkstra

Router akan mempelajari database dari topologi jaringan yang terdapat dari LSA.
Kemudian dari LSA itu akan dibuat SPF algorithma. Algorithma SPF akan
menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun logical topologi
sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-
rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link state
internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute.
Daftar rute-rute terbaik dan interface yang digunakan telah di data dalam table
routing.

E. Kelebihan dan kekurangan link state

a. Kelebihan link state

1. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam
jaringan

2. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan


akan menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu
3. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang
akan digunakan

4. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu
mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan

5. Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan bentuk


jaringan. Disini, link state mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur
yang paling pendek dan yang terbaik

6. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama


masih dalam satu jaringan

7. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variable-lenght


Subnetmasking (VLSM)

b. Kerugian dari link state protokol

1. Membutuhkan banyak memory dan processor

2. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti

3. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state

4. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini
bisa mengganggu proses pengiriman data

F. Perbandingan dengan distance vector

Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung


langsung dengan dirinya. Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link
state mengirimkan LSAnya kepada semua router yang terhubung dalam jaringan.
Hal ini membuat link state bias berhubungan denagn router yang bukan
tetangganya. Dalam link state tidak perlu adanya perubahan routing, sampai ada
router yang mati. Jika ada router yang mati, maka router lain akan melakukan
update. Dalam link state, kita tidak perlu waktu 30 detik untuk meng-update.
Karena saat terjadi perubahan saat itu pula table routing di update.

Keunggulan link state dari pada distance vector adalah link state akan cepat
sekali penyatuan jaringannya daripada distance vector. Selain itu juga pada link
state mendukung adanya VLSA dan CIDR. Hal ini akan sangat membantu untuk
membuat jaringan yang lebih kompleks. Sementara distance vector sangat
unggul dalam penggunaan memory dan processor ketimbang link state. Link
state membutuhkan banyak memory dan processor.
2. PROTOCOL ROUTING

A.Pengertian

Routing protokol adalah berbeda dengan router protokol. Routing protokol


adalah komunikasi antara router. Routing protokol mengijinkan router untuk
sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router
menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki tabel
routingnya. Ada beberapa dynamic routing untuk IP.

Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis


mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing
yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routing didesain tidak hanya
untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga
didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan
tersebut. Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara
manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat
mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur
dilakukan oleh Routing Dynamic.

B. Macam – macam Protokol pada Routing Dinamis

Macam-macam protokol dynamic routing adalah :

1. RIP (Routing Information Protocol)

– menggunakan algoritma distance vector

– Routing protokol distance vector

– Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik

– Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang

– Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik

RIP merupakan routing protokol yang memberikan routing table berdasarkan


router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan
informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun
informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rute default.
RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. RIPv1 (RIP versi 1)

– Hanya mendukung routing classfull

– Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing

– Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

– Perbaikan routing broadcast


Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:

1. Distance Vector Routing Protocol.

2. Menggunakan metric yaitu hop count

3. Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable

4. Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec

5. Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255

6. Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6

7. Menjalankan auto summary secara default

8. Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520

9. Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update
RIP v.1 dan v.2

10. Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask
dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 11. tidak mendukung VLSM dan CIDR.

11. Mempunyai AD 120

b. RIPv2 (RIP versi 2)

– Mendukung routing classfull dan routing classless

– Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing

– Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

– Perbaikan routing multicast

Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada
terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang
dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.

Persamaan RIP v2 dengan RIP v1 :

– Distance Vector Routing Protocol

– Metric berupa hop count

– Max hop count adalah 15

– Menggunakan port 520

– Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan RIP v2 dengan RIP v.1 :

– Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket


update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR
– Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2

– Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9

– Auto Summary dapat dimatikan

– Mendukung fungsi keamanan berupa authenticationyang dapat mencegah


routing update dikirim atauditerima dari sumber yang tidak dipercaya

2. OSPF (Open Short Path First)

– Menggunakan algoritma link-state

– Protokol routing link-state

– Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328

– Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah

– Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi


jaringan

OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah dimplementasikan oleh
sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak
semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan
Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka
pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yang disebut route
redistribution – sebuah layanan penerjemah antar – routing protocol.

OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama
sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian
routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon
tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja. A. CIDR (Classless Inter Domain
Routing)
17. PROTOCOL ROUTING

1.IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

– Menggunakan algoritma distance vector

– Protokol routing distance vector

– Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan
reliability

– Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik

Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol


berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco
Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk
menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP
memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan
bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik
dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).

Pada IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk
itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil
keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan:
load, delay, bandwitdh, realibility.

2. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)


– Menggunakan algoritma advanced distance vector
– Menggunakan protokol routing enhanced distance vector
– Menggunakan cost load balancing yang tidak sama
– Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state
– Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh
ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-
broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update
hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan
dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah
bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.

3. BGP (Border Gateway Protocol)


– menggunakan algoritma distance vector
– Menggunakan routing protokol distance vector
– Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client
– Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system

BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi
data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan
pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah
lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang
pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing
protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori
routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan distance vector
exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke
jaringan lainnya. Update – update dikirim melalui koneksi TCP.

5. BRIDGING (BRIDGE)
Pengertian

Bridge merupakan suatu alat yang bisa menghubungkan jaringan komputer LAN
(Local arean Network) dengan jaringan LAN yang lain. Bridge bisa
menghubungkan tipe jaringan komputer yang berbeda (misalnya seperti
Ethernet atau Fast Ethernet), atau tipe jaringan yang serupa lainnya. Bridge juga
ialah alat yang dapatmempelajari alamat link yang ada pada setiap perangkat
yang terhubung dengannya serta juga bisa mengatur alur frame berdasarkan
alamat tersebut.

√Bridging Adalah : pengertian, Jenis, Fungsi, Cara Kerja, Kelebihan dan


Kekurangan

Jenis–Jenis Bridge

Bridge sendiri terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari kebutuhan dari
pengguna jaringan komputer tersebut. Nah, Berikut ini merupakan beberapa
jenis dari bridge taitu :

A. Bridge Lokal

Bridge Lokal adalah jenis bridge paling sederhana. Bridge lokal dipergunakan
sebagai pemecahan jaringan pada lokasi yang berdekatan, dan biasanya dapat
dilakukan dengan menggunakan koneksi kabel biasa.

B. Bridge Remote

Bridge Remote adalah jenis bridge yang di[akai untuk membuat suatu bentuk
WAN yang basicnya merupakan LAN. Jadi suatu jaringan LAN dapat dibuat
menjadi jaringan yang lebih luas dengan menggunakan bridge remote. Dengan
begitu, komunikasi antara instansi yang mempunyai lokasi cukup jauh dapat
tetap terjalin dengan menggunakan koneksi jaringan LAN.

C. Bridge Wireless

Bridge wireless terkadang diimplementasikan pada penggunaan hotspot. Bridge


wirelless akan menggabungkan koneksi kabel dengan koneksi tanpa kabel. Untuk
menerima sinyal data, memakai kabel, sedangkan untuk meneruskan dan
mentransmisikan data, digunakan koneksi wirelees atau nirkabel.

Fungsi Bridging (Bridge)

bridge merupakan alat yang berguna sebagai penghubung antara dua jaringan.
Bridge juga digunakan untuk memecah satu jaringan yang besar menjadi dua
jaringan lebih kecil sehingga akan meningkatkan performa jaringan. kegunaan
bridge lainnya secara detail bisa dijelaskan dibawah ini :

A. Untuk Penghubung antara 2 Jaringan di Tempat Jauh

Secara geografis, ibaratkan saja di sebuah universitas, terdapat beberapa


bangunan yang terpisah cukup jauh. Akan lebih ekonomis untuk mempunyai LAN
yang terpisah di beberapa bangunan dan menghubungkannya dengan bridge.

B. Otonomi dari beberapa Jaringan

Seperti di jaringan perkantoran, setiap departemen mempuinyai kepentingannya


masing-masing, mempunyai komputer pribadi, workstation, serta servernya
sendiri. Setiap departemen yang tujuannya berbeda akan lebih baik dengan
jaringan yang berbeda tetapi terhubung dengan menggunakan bridge.

C. Untuk Mengakomodasi Beban Jaringan

jika universitas banyak workstation yang kelebihan beban karena banyak


digunakan oleh mahasiswa serta dosen untuk dipakai meminta file yang berada
di mesin server digunakan untuk mengunduh ke mesin pengguna berdasarkan
permintaan. misalkan ukuran file besar, maka akan sedikit menghambat
penyimpanan di LAN tunggal, sehingga akan lebih baik lagi jika menggunakan
dua LAN yang dihubungkan dengan bridge.

Cara Kerja Bridge

Untuk memahami cara kerja bridge, bridge bisa disamakan seperti ‘repeater
yang cerdas’. Repeater bekerja dengan proses menerima sinyal yang datang dari
suatu kabel jaringan dan melakukan amplifikasi pada sinyal tersebut, lalu
kemudian mengirimkan sinyal tersebut ke kabel jaringan yang lainnya. Repeater
melakukan proses ini secara buta tanpa mengamati isi pesan yang terkandung
dalam sinyal tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Bridging (Bridge)

bridge mempunyai kelebihan serta kekurangan tersendiri. berikut dibawah ini


kelebihan dan kekukarangan

A. Kelebihan Bridge

Ialah hanya dapat bekerja pada lapisan Data Link, sehingga tidak dapat
terjadinya transmisi dari satu protokol ke protokol lainnya. dan bridge juga
mampu mendukung beberapa protokol seperti NetBEUI serta LAT yang tidak
harus dilayani oleh router.

B. Kekurangan Bridge

Bridge mempunyai kekurangan seperti tidak dimungkinkannya transmisi melalui


jalur atau protokol yang berbeda. dan bridge juga hanya bisa meneruskan paket
dari satu jaringan ke jaringan yang lain dengan kecepatan 10 MBPS. serta Bridge
juga hanya bisa meneruskan transmisi tanpa dapat menerjemahkan komunikasi
antar protokol.
15. Fitur Load Balancing
Beberapa fitur yang ada pada baik load balancer hardware maupun load
balancer software, yaitu:

1) Asymmetric load. rasio dapat dibuat dengan menentukan koneksi yang


menjadi primary yang dianggap paling baik backbonenya dan terbaik
dalam path routingnya, jadi kita dapat membuat mesin untuk mencari
best path determination dan routing yang terpendek dan terbaik untuk
sampai ketujuan.
2) Aktivitas berdasarkan prioritas. Disaat load jaringan lagi peek, server akan
dapat membagi aktivitas berdasarkan prioritas dan ke link cadangan.
3) Proteksi dari serangan DDoS. karena kita dapat membuat fiturseperti SYN
Cookies dan delayed-binding (suatu metode di back-end server pada saat
terjadi proses TCP handshake) pada saat terjadi serangan SYN Flood.
4) Kompresi HTTP. Memungkinkan data untuk bisa mentransfer objek HTTP
dengan dimungkinkannya penggunaan utilisasi kompresi gzip yang berada
di semua web browser yang modern.
5) TCP Buffering. dapat membuat respon buffer dari server dan berakibat
dapat memungkinkan task akses lebih cepat.
6) HTTP Caching. dapat menyimpan content yang static, dengan demikian
request dapat di handel tanpa harus melakukan kontak ke web server
diluar jaringan yang berakibat akses terasa semakin cepat.
7) Content Filtering. Beberapa load balancing dapat melakukan perubahan
trafik pada saat dijalankan.
8) HTTP Security. beberapa system load balancing dapat menyembunyikan
HTTP error pages, menghapus identifikasi header server dari respon HTTP,
dan melakukan enkripsi cookies agar user tidak dapat memanipulasinya.
9) Priority Queuing. berguna untuk memberikan perbedaan prioritas traffic
paket.
10) Spam Filtering. Spam istilah lainnya junk mail merupakan
penyalahgunaan dalam pengiriman berita elektronik untuk menampilkan
berita iklan dan keperluan lainnya yang mengakibatkan ketidaknyamanan
bagi para pengguna web. Bentuk berita spam yang umum dikenal
meliputi: spam surat elektronik, spam instant messaging, spam Usenet
newsgroup, spam mesin pencari informasi web (web search engine spam),
spam blog, spam berita pada telepon genggam, spam forum Internet, dan
lain lain. Spam ini biasanya datang bertubi-tubi tanpa diminta dan sering
kali tidak dikehendaki oleh penerimanya. Beberapa contoh lain dari spam
ini bisa berupa surat elektronik berisi iklan, sms pada telepon genggam,
berita yang masuk dalam suatu forum newsgroup berisi promosi barang
yang tidak terkait dengan aktifitas newsgroup tersebut, spamdexing yang
mendominir suatu mesin pencari (search engine) untuk mencari
popularitas bagi suatu URL tertentu, ataupun bisa berupa berita yang tak
berguna dan masuk dalam suatu blog, buku tamu situs web, dan lain-lain.
7. CIDR (Classless Inter Domain Routing)

Classless Inter Domain Routing (CIDR) merupakan sebuah perhitungan lanjutan


tentang IP Address dengan memakai cara VLSM (Variable Length Subnet Mask),
tetapi sebelum mengulas VLSM butuh direview terlebih dulu subnetting memakai
CIDR. Pada th. 1992 instansi IEFT mengenalkan satu rencana perhitungan
IPAddress yang diberi nama supernetting atau classless inter domain routing
(CIDR).

Perlu kalian ketahui bahwa cara ini memakai notasi prefix dengan panjang notasi
spesifik sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini memastikan jumlah bit
samping kiri yang digunakan jadi Network ID, cara CIDR dengan notasi prefix
bisa diterapkan pada semuanya kelas IP Address hingga hal semacam ini sangat
mempermudah serta lebih efisien. Memakai cara CIDR kita bisa lakukan
pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya bergantung dari keperluan
pengguna.

Notasi slash kerapkali dipakai dalam classless addressing yang di kenal jadi
notasi CIDR (classless inter-domain routing). Sebelumbnya di ketahui kalau mask
tersusun atas beberapa bit 1 diikuti oleh beberapa bit 0.

Contoh Untuk CIDR :

255.255.255.224 / 11111111 11111111 11111111 11100000

Di dalam mask tersebut terdapat sebanyak 27 bit 1

Penulisan alamat dalam notasi CIDR untuk classless addressing ditunjukkan


seperti berikut :

A.B.C.D/n

keterangan :

"n" disebut juga sebagai prefix length


9. LINK STATE
A. Pengertian
Kita mengenal ada dua jenis protokol routing, yaitu distance vector dan link
state. Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak.
Sementara link state adalah proses routing yang membangun topologi
databasenya sendiri. Konsep dasar dari link state routing adalah setiap router
menerima peta (map) dari router tetangga. Link state bekerja dengan cara yang
berbeda dari distance vector. Walaupun proses pengumpulan informasi
routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link state lebih
realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga
lebih menghemat bandwith.

Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua
koneksi yang ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan
tipe koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan
menjadi sebuah informasi. Hal ini sangat berbeda dengan distance vector.
Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang jaringan
tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algoritma link state
memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka (router)
terkoneksi.

B. Fitur-fitur link state


Pada protokol routing link state, router akan memilih sendiri jalur untuk menuju
ketujuannya. Router tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik
(best pathway) melalui router tetangganya. Dari router tetangganya itulah router
mempelajari routing dan mencari jalur terbaik melalui router tetangganya itu.

Protokol routing link state memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami perubahan

b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami


perubahan

c. Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan link state refreshes

d. Menggunakan “hello packet” untuk mencari router tetangga

Hello packet terkirim hanya pada router tetangga. Hello packet berisi informasi
tentang jaringan yang terhubung.

Fitur-fitur dari protokol routing link state:

a. Link State Advertisements (LSA)

b. Topologi database
c. Algoritma Shortest Path First (SPF)

d. SPF tree

e. Penentuan jalur terbaik pada routing table, baik jalurnya maupun portnya.

Mari kita bahas satu persatu setiap fitur dari link state ini.

a. Link State Advertisements

Adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. LSA akan
dikirim antar router. LSA akan dikirim ke router yang terhubung langsung. Saat
terjadi perubahan jaringan. Sebagai contoh jika ada router yang mati, maka
router yang terhubung langsung akan meng-update LSAnya. Masing-masing
router membangun database topologi yang berisi informasi LSA.

Link state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan


menggunakan alamat multicast. Kemudia router yang mendapatkan informasi
perubahan itu akan mengirimkan lagi updatenya ke router tetangga yang
terhunbung langsung. Namun informasi LSA ini tidak akan terkirim lagi ke si
pengirim pertama.

b. Topologi database

Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul. Disini
informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi tentang interface yang
terhubung langsung. Bisa berupa IP Address dari interface itu, subnetmask, jenis
dari jaringan yang terhubung, bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan
lain-lain. Kumpulan database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari
database ini bias digunakan untuk menghitung jalur terbaik pada jaringan.

c. Algorithma SPF (Shortest Path First)

Adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari SPF tree. Dari
algorithma SPF dan database tadilah, maka akan dibuat tree (pohon) dengan
routeritu sendiri sebagai root. Router kemudian akan menggunakan SPF untuk
mengetahui jalur mana yang paling pendek untuk mencapai tujuan. SPF juga
bias disebut dengan algorithma Dijkstra.

d. SPF tree

Telah dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk sebuah


percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur terbaiknya.
Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalaur mana yang pendek dan
yang terbaik.

e. Menentukan routing table


Routing table adalah daftar rute dan interface. Saat terjadi perubahan jaringan
(network) maka routing table pun akan berubah. Di table link state inilah sebuah
raute mempelajari router tetangganya, beserta router yang ada di jaringan.

Dari pembahasan diatas bias disimpulkan proses dari link state adalah sebagai
berikut. Awalnya router akan mengirimkan hello packet secara priodik. Dari hello
paket inilah akan tercipta LSA. LSA akan mengetahui jaringanmana yang mati
atau hidup. Saat sebuah router mati, maka LSA dari router yang terhubung
langsung dengan router yang mati itu,a kan segera meng-update LSAnya. Dari
LSA ini, informasi yang didapatkan akan dibuatkan databasenya dan akan
dilanjutkan ke router tetangga. Agar router tetangga mengetahui tentang
perubahan jaringan.

C. Routing information

Tidak seperti protokol distance vector, protokol link state membangun dan
mempelajari jaringan setiap router yang etrhubung denagn sangat baik. Hal ini
dilakukan pada saat pengiriman LSA. Setiap router akan mempelajari sebuah
router tetangganya dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka SPF
algorithma akan mempelajarinya dan menghitung jumlah metric yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Nah, informasi ini akan digunakan untuk
mengupdate routing table. Table routing akan berubah manakala ada router
yang mati.

Dalam link state juga menggunakan triggered update. Dimana tidak perlu
menunggu waktu tertentu untuk mengupdate table routing. Jadi, saat jaringan
mengalami perubahan, maka link state akan langsung mengupdate table
routingnya. Hal ini akan mempercepat adanya penyatuan jaringan tanpa harus
menunggu sejumlah waktu tertentu.

D. Algoritma routing link state

Di dalam algoritma routing link state memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Link state akan bersatu dalam Shortest Path First (SPF) protokol.

b. Link state akan mempelajari database yang sangat rumit dari topologi
jaringan

c. Link state dibuat berdasarkan algorithma Dijkstra

Router akan mempelajari database dari topologi jaringan yang terdapat dari LSA.
Kemudian dari LSA itu akan dibuat SPF algorithma. Algorithma SPF akan
menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun logical topologi
sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-
rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link state
internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute.
Daftar rute-rute terbaik dan interface yang digunakan telah di data dalam table
routing.
E. Kelebihan dan kekurangan link state

a. Kelebihan link state

1. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam
jaringan

2. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan


akan menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu

3. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang


akan digunakan

4. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu
mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan

5. Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan bentuk


jaringan. Disini, link state mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur
yang paling pendek dan yang terbaik

6. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama


masih dalam satu jaringan

7. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variable-lenght


Subnetmasking (VLSM)

b. Kerugian dari link state protokol

1. Membutuhkan banyak memory dan processor

2. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti

3. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state

4. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini
bisa mengganggu proses pengiriman data

F. Perbandingan dengan distance vector

Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung


langsung dengan dirinya. Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link
state mengirimkan LSAnya kepada semua router yang terhubung dalam jaringan.
Hal ini membuat link state bias berhubungan denagn router yang bukan
tetangganya. Dalam link state tidak perlu adanya perubahan routing, sampai ada
router yang mati. Jika ada router yang mati, maka router lain akan melakukan
update. Dalam link state, kita tidak perlu waktu 30 detik untuk meng-update.
Karena saat terjadi perubahan saat itu pula table routing di update.

Keunggulan link state dari pada distance vector adalah link state akan cepat
sekali penyatuan jaringannya daripada distance vector. Selain itu juga pada link
state mendukung adanya VLSA dan CIDR. Hal ini akan sangat membantu untuk
membuat jaringan yang lebih kompleks. Sementara distance vector sangat
unggul dalam penggunaan memory dan processor ketimbang link state. Link
state membutuhkan banyak memory dan processor.

13. ADMINISTRATIVE DISTANCE


Merupakan suatu fitur yang digunakan oleh router untuk menentukan pemilihan jalur
terbaik jika terdapat dua atau lebih jalur menuju ke tujuan yang sama dari routing protokol
berbeda. Administrative distance mendefinisikan reliability dari sebuah routing protocol.
Setiap routing protocol mendapatkan prioritas berdasarkan nilai administrative distance yang
dimilikinya.

Pemilihan Jalur terbaik


Router biasanya akan membandingkan jarak administratif untuk menentukan protokol
mana yang memiliki nilai terendah. Router lebih suka protokol yang memiliki jarak
administratif yang ditetapkan lebih rendah. Misalnya, OSPF memiliki jarak default 110,
sehingga lebih disukai oleh proses router, lebih dari RIP, yang memiliki jarak default 120.
Apabila link dari OSPF down, maka router secara otomatis akan menggunakan informasi
routing dari RIP sampai OSPF up kembali.

Administrator dapat secara sewenang-wenang mengonfigurasi ulang jarak administratif,


yang memengaruhi peringkat rute yang dipilih oleh proses routing. Pada router Cisco,rute
statis memiliki jarak administratif 1, menjadikannya lebih disukai daripada rute yang
dikeluarkan oleh protokol routing dinamis . Jarak administratif adalah nilai yang selalu hanya
dirujuk oleh router lokal itu sendiri. Jarak administratif tidak diiklankan di jaringan

Default Distance
Route Source
Vaule
Connected interface 0
Static route 1
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol
5
(EIGRP) summary route
External Border Gateway Protocol (BGP) 20
Internal EIGRP 90
IGRP 100
Open Shortest Path First (OSPF) 110
Intermediate System to Intermediate System (IS-IS) 115
Routing Information protocol (RIP) 120
Exterior Gateway Protocol (EGP) 140
On Demand Routing (ODR) 160
External EIGRP 170
Internal BGP 200
Unknown 255
Note : jika nilai admininstrative distance-nya 225, artinya route tidak mengenal source,
sehingga route tidak akan diinstall dalam tabel routing.

Apabila kita menggunakan route distribution, maka kitra harus melakukan modifikasi nilai
administrative distance dari routing protocol yang digunakan agar bisa menentukan prioritas
pemilihan. Misalnya sebagai contoh jika kita ingin menggunakan informasi pada RIP (AD
120) daripada menggunakan informasi pada IGRP (AD 100) untuk tujuan yang sama.
Dengan demikian, maka kita harus menaikan nilai administrative distance pada IGRP diatas
120 atau dengan cara lain yakni menurunkan nilai administrative RIP lebih kecil dari 100.

Kita dapat melakukan modifikasi terhadap nilai administrative distance dari sebuah
protocol dengan menggunakan perintah distance pada proses routing subconfiguration
mode. Command ini menetapkan jalur yang digunakan pada routing protocol tertentu.
Proses ini secara umum digunakan ketika melakukan migrasi jaringan dari suatu routing
protocol ke routing protocol yang lain. Router atau jalur yang digunakan paling akhir adalah
yang memiliki nilai adminstrative distance terbesar. Perlu diingat bahwa bagaimana pun
mengubah nilai admistrative distance akan dapat menyebabkan routing loops dan black
holes. Oleh sebab itu, harap berhati-hati jika kita ingin mengubah nilai administrative
distance
12. ROUTING TABLE

Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router
yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi. Routing
table hanya memberikan informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan
mengatur routing table.

Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang terubung
langsung dengan router tersebut. Router akan memberi rekomendasi jalur mana yang paling
tepat untuk melewatkan paket data yang dikirim ke alamat tertentu sesuai dengan informasi
yang terdapat pada tabel routing sehingga pada saat paket data telah dikirimkan atau
diarahkan maka router akan melakukan pemeriksaan yang terdapat pada tabel routing dan
router akan menentukan jalur mana yang paling sesuai dengan informasi yang ada.

Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui
perantara administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara
dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang berhubungan
akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara
tabel routing.

Ada 2 item yang harus dimasukan oleh tabel routing untuk mengirim paket data,
diantaranya:

· Destination Address merupakan sebuah alamat pada jaringan yang dapat dijangkau oleh
router

· Pointer to the Destination merupakan penunjuk yang akan memberitahukan bahwa


jaringan atau network yang dituju dapat terhubung dengan router.

Router akan menyesuaikan informasi yang terdapat pada tabel routing sebelum
mengirimkan ke alamat tujuan sehingga tidak ada yang namanya salah sasaran dalam
mengirimkan paket data. Berikut adalah urutan pada tabel routing untuk menyesuaikan
alamat tujuan:

· Host Address

· Subnet
· Group of Subnet

· Major Network Number

· Group of Major Network Numbers

· Default Address

Jika data yang dikirimkan oleh pengirim ke alamat atau jaringan yang dituju tidak sesuai
dengan entri diatas maka paket data yang telah dikirimkan oleh pengirim akan dibuang dan
pengirim data akan diberikan pesan oleh router bahwa data yang dikirim telah di drop
karena ketidaksesuain dan terjadi kesalahan pengalamatan pada address source pengirim.
Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:

· Alamat Network Tujuan

· Interface Router yang terdekat dengan network tujuan

· Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan. Metric
tersebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).

Source:

# Contoh sebuah table Routing

Pengertian, Perbedaan Routing Static dan Routing Dynamic

Banyak perbedaan dari beberapa routing yang telah ada sekarang dan biasanya routing itu
sangat dibutuhkan untuk menghubungkan jaringan antar lokal ataupun antar kota. Routing
adalah Konfigurasi yang akan dilakukan pada perangkat keras Router. Jenis-jenis router pun
berbeda-beda, konfigurasinya pun berbeda-beda. Contoh CISCO produksi router CISCO
banyak digunakan karena konfigurasinya sudah familiar dan banyak instansi pendidikan pun
sudah dijadikan mata pelajaran agar bisa di pelajari lebih lanjut. Secara umum, router dibagi
menjadi dua buah jenis, yaitu:

A. Static Routing ( Routing Statis)

Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik
yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan
routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan
routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding
table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.
Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu masalah,
hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router. Namun
Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di
setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar.

Routing Static and Dynamic

CARA KONFIGURASI STATIC ROUTE PADA ROUTER CISCO

Kekurangan dan kelebihan dari Routing Statis diantaranya sebagai berikut :

Dilihat dari Segi Kelebihan Kekurangan

static routing yang


Dapat mencegah terjadinya menggunakan next hop akan
error dalam meneruskan paket mengalami multiple lookup atau
ke router tujuan apabila router lookup yg berulang. lookup yg
yang akan meneruskan paket pertama yang akan dilakukan
Penggunaan Next
memiliki link yang terhubung adalah mencari network
Hop
dengan banyak router. Itu tujuan,setelah itu akan kembali
disebabkan karena router telah melakukan proses lookup untuk
mengetahui next hop, yaitu IP mencari interface mana yang
Address router tujuan. digunakan untuk menjangkau
next hopnya.

Kemungkinan akan terjadi error


ketika meneruskan paket. jika
Proses lookup hanya akan
link router terhubung dengan
terjadi satu kali saja ( single
banyak router, maka router
Penggunaan exit lookup ) karena router akan
tidak bisa memutuskan router
interface langsung meneruskan paket ke
mana tujuanya karena tidak
network tujuan melalui interface
adanya next hop pada tabel
yang sesuai pada routing table
routing. karena itulah, akan
terjadi error

Routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan multi-access
network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point, cocok dengan
menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static route.

Recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing tabel untuk menentukan
exit interface mana yang akan digunakan ketika akan meneruskan paket ke tujuannya.
CARA KONFIGURASI DYNAMIC ROUTE PADA ROUTER CISCO

B. Dynamic Routing (Routing Dinamis)

Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat
tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan
saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga
dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan
yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding
table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan
jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata
lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.

Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk
meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan
rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan
bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri.
Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.

Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka
perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi
yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan
informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing
mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain
tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga
didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router
saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel
routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device
pengirim dan device tujuan.

Macam-Macam dari Routing Dinamis (Dynamic Router) adalah

 RIP (Routing Information Protocol)


 IGRP (Internal Gateway Routing Protokol)

 OSPF (Open Shortest Path First)

 EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)

 BGP (Border Gateway Protokol)

Berikut ini tabel perbedaan yang spesifik untuk kedua jenis routing:

Routing Statik Routing Dinamik

Berfungsi pada protocol IP Berfungsi pada inter-routing protocol

Router tidak dapat membagi informasi Router membagi informasi routing secara
routing otomatis

Routing table dibuat dan dihapus secara


Routing table dibuat dan dihapus secara otomatis
manual

Tidak menggunakan routing protocol Terdapat routing protocol, seperti RIP atau OSPF

Microsoft mendukung multihomed system


Microsoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX
seperti router
Metrics

Ketika terdapat lebih dari satu route (jalur) yang menuju network yang sama,
router harus mempunyai sebuah mekanisme untuk menghitung dan
menentukan manakah jalur terbaik diantaranya. Metric adalah variable yang
diberikan kepada route (jalur) sebagai cara untuk meranking jalur-jalur tersebut
dari yang terbaik sampai yang terburuk. Pertimbangkan contoh berikut sebagai
alasan kenapa dibutuhkan sebuah metric.

Dengan mengasumsikan sharing informasi telah terjadi pada network dalam


gambar diatas. Kemungkinan isi tabel routing Router A adalah sebagai berikut:

REPORT THIS AD

Tabel routing ini menunjukkan bahwa 3 network pertama termasuk network yang
terhubung langsung (directly connected) dan tidak diperlukan proses routing
pada Router A untuk menjangkau network-network tersebut. 4 network
terakhir dapat dicapai via Router B atau via Router C. Informasi ini juga valid.
Tetapi jika network 192.168.7.0 dapat dicapai melalui Router B maupun Router C,
maka jalur yang manakah yang akan dipilih? Metric dibutuhkan untuk menyusun
ranking alternatif-alternatif tersebut.

Protokol routing yang berbeda menggunakan metric yang berbeda juga.


Misalnya, RIP mendefinisikan route terbaik adalah route dengan jumlah
router hop paling sedikit; EIGRP mendefinisikan route terbaik berdasarkan
kombinasi dari bandwidth dan total delay pada route. Berikut ini adalah hal-hal
yang paling sering digunakan sebagai sebuah metric:

Hop Count

Metric Hop Count hanya menghitung jumlah router hop. Misalnya, dari router A,
terdapat 1 router hop (A-B) untuk mencapai network 192.168.5.0 jika paket
dikirimkan melalui interfaces0/1 (192.168.3.1) dan terdapat 2 router hop (A-C-B)
jika paket dikirimkan melalui interface s0/0 (192.168.1.1). Jika metric yang
digunakan hanyalah hop count maka route terbaik adalah route dengan hop
paling sedikit, dalam hal ini adalah jalur A-B.
Tetapi apakah link A-B benar-benar jalur terbaik? Jika link A-B adalah link DS-0,
sedangkan link A-C dan C-B adalah link T-1, maka jalur dengan 2 hop bisa jadi
jalur terbaik yang sebenarnya, karena bandwidth memainkan peran dalam
menentukan seberapa efisien trafik yang melalui network.

Bandwidth

Metric bandwidth akan memilih jalur dengan bandwidth lebih terbesar. Akan
tetapi, bandwidth sendiri bisa saja bukan metric yang bagus. Bagaimana jika link
T1 dipadati juga oleh traffik-traffik lain dan link 56k traffiknya sepi? Atau
bagaimana jika link dengan bandwidth yang lebih besar juga memiliki delay yang
lebih besar juga?

Load

Metric ini mencerminkan jumlah traffik yang menggunakan link sepanjang jalur.
Jalur terbaik adalah jalur dengan traffik yang paling sepi.

Tidak seperti hop count dan bandwidth, load pada route (jalur) berubah-ubah,
dan karena itu nilai metricnya juga berubah. Karena itu perlu perhatian yang
lebih disini. Jika perubahan nilai metric terjadi terlalu sering, maka frekuensi
perubahan route terbaik pada router juga semakin tinggi, hal ini akan
mempengaruhi penggunaan CPU pada router, bandwidth data link, dan stabilitas
network.

Delay

Delay adalah ukuran waktu yang harus diambil ketika paket menempuh sebuah
jalur (route). Protokol routing yang menggunakan delay sebagai metric akan
memilih jalur dengan delay paling sebentar sebagai jalur terbaik. Ada beberapa
cara untuk mengukur delay. Delay yang dipertimbangkan tidak hanya pada link
sepanjang jalur, tapi juga faktor-faktor seperti latensi router dan delay antrian.
Bahkan sebaliknya, delay dari route bisa saja tidak jadi ukuran sama sekali.

Reliability

Reliability mengukur kemungkinan link dalam satu hal akan mengalami


kegagalan dan dapat berupa variable atau nilai yang sudah ditetapkan. Contoh
reliability yang berupa variable adalah jumlah seberapa sering link mengalami
kegagalan, atau jumlah error yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Contoh
reliability dengan nilai tetap didasarkan pada kualitas yang diketahui dari sebuah
link seperti yang telah ditentukan oleh administrator. Jalur dengan reliability
tertinggi akan terpilih sebagai jalur terbaik.

Cost

Metric ini dikonfigurasi oleh admin untuk mencerminkan jalur-jalur yang lebih
disukai. Cost dapat didefinisikan dengan kebijakan apapun atau berdasarkan
karakteristik link atau bisa saja mencermikan kebijakan sewenang-wenang
administrator. Karena itu, cost adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan metric tak berdimensi.

Cost sering digunakan sebagai istilah umum saat membicarakan pemilihan


sebuah jalur. Misalnya, “RIP memilih cost terendah sebuah jalur berdasarkan hop
count”. Istilah umum lainnya adalah terpendek, seperti dalam “RIP memilih jalur
terpendek berdasarkan hop count”. Jika digunakan dalam konteks seperti ini,
cost terendah (atau tertinggi) dan terpendek(atau terpanjang) hanyalah sudut
pandang protokol routing berdasarkan metric-nya yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai