Anda di halaman 1dari 36

Protokol Routing Link State

INTERNETWORKING
Bongga Arifwidodo, SST, MT.

bongga@ittelkom-pwt.ac.id
Mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan tentang :

a. Konsep Link State


b. Fitur-fitur Link State
c. Algoritma routing Link State - Shortest Path First (SPF)
d. Kelebihan dan kekurangan link state
e. Fungsi Area Link State
Review :

Kita mengenal ada dua jenis klasifikasi protokol routing :


a. Distance Vector “proses routing berdasarkan arah dan jarak”
• Router mendapatkan informasi dari router yang berhubungan
dgn dia secara langsung tentang keadaan jaringan router
tersebut.

• Berdasarkan informasi tetangga tersebut mengolah tabel


routing

• Informasi yang dihasilkan adalah jumlah jarak/hop yang


dipakai untuk mencapai suatu jaringan

b. Link state “proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri”


Konsep Link State

o Protokol routing link state, kadang disebut juga sebagai protokol


shortest path first (SPF) atau protokol database.
o Disebut sebagai protokol database karena algoritma ini
memperbaiki informasi database dari informasi topologi.
o Algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan
bagaimana mereka melakukan inter-koneksi.

Konsep dasar dari link state routing adalah setiap router menerima peta
(map) dari router tetangga.
Konsep Link State (a)

• Setiap router menjalin relasi ketetanggaan (adjacency)


dengan setiap neighbornya.
• Setiap router mengirimkan unit data yang disebut Link State
Advertisement (LSA) kepada setiap neighbornya. LSA
mendaftar setiap link yang dimiliki oleh router, dan untuk
setiap link dicantumkan juga informasi link tersebut, status,
metric dari interface router pada link, dan setiap neighbor
yang terhubung pada link tersebut.
• Setiap router menyimpan copy dari semua LSA yang diterima
dalam satu database. Jika semua berjalan dengan baik,
seharusnya database pada semua router adalah identik satu
sama lain.
• Database topologi yang lengkap, disebut juga link state database.
Konsep Link State (b)

Proses-proses link state :


• Link State Discovery
• Link State Flooding
• Link State Database
Jaringan Link State Discovery (1)

• Pencarian router-router tetangga (neighbor discovery) adalah langkah pertama untuk


mengoperasikan lingkungan link state.
• Untuk menjaga status hubungan dengan neighbor, digunakanlah protokol Hello.
Jaringan Link State Discovery (2)

Link Hello  Saat mulai, R1 mengirim paket


Hello
State Link State Advertisement (LSA)  Paket Hello diterima oleh semua
tetangganya.
 R2 menuliskan R1 kedalam tabel
Hello, aku tetangga Hello juga, aku tetangga
neighbor nya dan seterusnya.
kamu, R1. kamu, R2.

• Paket hello akan berisi router ID (RID) dan address dari network yang akan dikirimi
paket hello.
• Dengan menggunakan paket Hello untuk menjalin adjacency, protokol link state dapat
saling bertukar informasi dengan cara yang terkontrol.
• Selain untuk menjalin adjacency, paket hello juga berfungsi sebagai keepalive untuk
memonitor adjacency
Jaringan Link State Flooding (1)

• Setelah status adjacency terjalin, router-router akan mulai saling mengirimkan LSA
masing-masing
• Advertisement akan dikirimkan kepada semua neighbor (flooding)
• Pada gilirannya, setiap LSA yang diterima oleh router akan di copy dan diforwardkan
lagi kepada setiap neighbor masing-masing kecuali neighbor yang mengirimkan LSA
tersebut
• Proses ini adalah salah satu keuntungan protokol link state atas distance vector.

• Protokol link state membutuhkan waktu convergence yang lebih singkat daripada
distance vector.
• 2 prosedur yang sangat vital pada proses flooding ini adalah :
- Sequencing
- Aging
Jaringan Link State Flooding - Sequencing
Sequence Number

• Kesulitan yang dialami pada proses flooding adalah ketika semua router telah menerima
semua LSA, maka proses flooding harus dihentikan.
• Sesuai dengan gambar di atas ketika Router A mengirim keluar LSA, Router A akan
menyertakan sequence number yang identik untuk setiap duplikat yang dikirim.
• Ketentuan : • Jika LSA dengan sequence number lebih besar maka akan disimpan dalam
database
• Jika LSA dengan sequence number yang sama maka akan diabaikan
Keterangan Gambar :
Link State Flooding - Aging
Age advertisement

• Format LSA harus menyertakan field yang berisi umur (age) advertisement
• Ketika LSA pertama dibuat, router memberikan nilai 1 pada field. Seiring dengan paket di
flood kedalam network, setiap router akan menaikkan nilai age advertisement nya

• Protokol mendefinisikan nilai maximum age difference (MaxAgeDiff) untuk network

Contoh Kasus
Sebuah router mungkin saja menerima lebih dari satu duplikat copy dari LSA yang sama
dengan sequence number yang sama tetapi memiliki nilai age yang berbeda.
Maka :
• Jika perbedaan nilai age ini lebih kecil dari nilai MaxAgeDiff, maka diasumsikan bahwa
perbedaan itu terjadi karena network latency yang normal; LSA yang sudah berada
dalam database akan dipertahankan, dan paket tidak di flood
• Jika perbedaan nilai age ini lebih besar dari nilai MaxAgeDiff, maka diasumsikan telah
terjadi anomali/keganjilan dalam network sehingga LSA yang baru akan disimpan, dan
paket akan di flood
Link State Flooding – Database

Link State Database atau database topology

• Setelah neighbor discovery dan flooding LSA, tugas selanjutnya protokol routing link state
adalah membangun link state database.
• Link state database atau database topology menyimpan semua LSA dalam bentuk
rangkaian rekaman.
• Informasi penting dalam proses penentuan jalur (path) terbaik adalah sbb :

- advertise router ID
- network-network yang terhubung langsung (directly connected)
- cost yang berhubungan dengan network-network/ neighbor tersebut
Fitur Link State

Fitur – fitur link state :


a. Link State Advertisements (LSA)
b. Topologi database
c. Algoritma Shortest Path First (SPF)
d. SPF tree
e. Penentuan jalur terbaik pada routing table, baik
jalurnya maupun portnya.
a. Link State Advertisements (LSA)

Adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. LSA akan
dikirim antar router (yang terhubung langsung).

Saat terjadi perubahan jaringan :


Sebagai contoh jika ada router yang mati, maka router yang terhubung
langsung akan meng-update LSAnya. Masing-masing router membangun
database topologi yang berisi informasi LSA.

Link state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan


menggunakan alamat multicast (one-to-many or many-to-many).

Kemudian router yang mendapatkan informasi perubahan


itu akan mengirimkan lagi updatenya ke router tetangga
yang terhunbung langsung. Namun informasi LSA ini tidak
akan terkirim lagi ke si pengirim pertama.
b. Topologi database

Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul. Disini
informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi tentang interface yang
terhubung langsung. Bisa berupa IP Address dari interface itu, subnetmask, jenis
dari jaringan yang terhubung, bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan
lain-lain. Kumpulan database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari
database ini bias digunakan untuk menghitung jalur terbaik pada jaringan.

c. Algoritma Shortest Path First (SPF)


Adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari SPF tree. Dari
algorithma SPF dan database tadilah, maka akan dibuat tree (pohon) dengan
routeritu sendiri sebagai root. Router kemudian akan menggunakan SPF untuk
mengetahui jalur mana yang paling pendek untuk mencapai tujuan. SPF juga
bias disebut dengan algorithma Dijkstra.
d. SPF tree
Telah dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk sebuah
percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur terbaiknya.
Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalaur mana yang
pendek dan yang terbaik.

e. routing table
Routing table adalah daftar rute dan interface. Saat terjadi perubahan
jaringan (network) maka routing table pun akan berubah. Di table link state
inilah sebuah raute mempelajari router tetangganya, beserta router yang
ada di jaringan.
Proses dari Link State :

 Awalnya router akan mengirimkan hello packet secara priodik. Dari hello
paket inilah akan tercipta LSA.
 LSA akan mengetahui jaringan mana yang mati/hidup.
 Saat sebuah router mati, maka LSA dari router yang terhubung langsung
dengan router yang mati itu, akan segera meng-update LSAnya.
 Dari LSA ini, informasi yang didapatkan akan dibuatkan databasenya dan
akan dilanjutkan ke router tetangga.
 Agar router tetangga mengetahui tentang perubahan jaringan.
Algoritma Shortest Path First (SPF)

• Algoritma Dijkstra dikenal pada dunia routing sebagai algoritma shortest path
first (SPF)
• Algoritma Dijkstra adalah salah satu metode untuk memecahkan masalah
pencarian rute terpendek.
• Untuk bisa menerapkan algoritma ini dibutuhkan beberapa data yang harus
disiapkan, yaitu :
- Beberapa Titik/simpul/daerah, titik/simpul/daerah yang bisa dijangkau secara
langsung, dan juga jarak antara mereka (cost)
- Titik/simpul/daerah awal.
- Titik/simpul/daerah tujuan
Contoh Algoritma SPF :

• Sebuah router menginisialisasi pohon (tree) database dengan menjadikan dirinya


sebagai akar (root). Entri ini menunjukkan router sebagai neighbornya sendiri
dengan cost=0. Berikut contoh gambar grafiknya :

• Titik A adalah titik awal dan titik F adalah titik tujuan. Kemudian kita akan
mencari rute manakah yang harus dilewati dan memilik total jarak yang paling
dekat.
Next (1) :

• Untuk bisa mendapatkan rute itu, maka grafik diatas ditambahkan beberapa
kotak untuk mengisi beberapa label. Seperti ini :
Next (2) :

• Penjelesannya adalah :
Next (3) :

Beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :

1. Mengisi kotak label pada titik awal dengan label urutan 1 dan label jarak 0.
2. Menetapkan label jarak sementara untuk semua titik yang dapat dihubungi langsung dari awal.
3. Pilih titik dengan label jarak sementara terkecil dan menuliskan nilainya di label jarak, serta
tambahkan label urutan-nya.
4. Masukan label jarak sementara pada setiap titik yang belum memiliki label urutan dan label jarak
dan dapat dihubungi langsung dari titik yang baru saja ditulis label jarak dan label urutan-nya.
Nilainya diisi dengan total dari label jarak dari titik sebelumnya dan jarak dari titik tersebut. Jika
label jarak sementara di titik tersebut sudah memiliki nilai, maka harus diganti hanya jika nilai yang
baru lebih kecil.
5. Pilih titik dengan label jarak sementara terkecil dan menggunakan label jarak sementara-nya
sebagai label jarak dari titik tersebut, serta tambahkan label urutan-nya.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 hingga titik tujuan memiliki label jarak dan label urutan.
Next (4) :

Dari gambar diatas maka didapatkan label jarak dan label jarak sementara ke titik
tujuannya adalah sebagai berikut :

Titik A adalah titik awal dan


titik F adalah titik tujuan.
Next (5) :

Cara mengetahui rute yang harus dilewati :

Untuk mengetahui rute manakah yang harus dilewati adalah dengan


menelusuri kembali dari titik tujuan ke titik awal. Tuliskan label jarak di samping
setiap titik.

Label jarak
Next (6) :

Cara mengetahui rute yang harus dilewati :

• Untuk mengetahui rute manakah yang harus


dilewati adalah dengan menelusuri kembali dari
titik tujuan ke titik awal. Tuliskan label jarak di
samping setiap titik.

• Titik mana sajakah yang dapat dihubungi


langsung dari titik F ?, Yakni titik E dan D.
maka, untuk menentukan titik manakah yang
seharusnya dilewati adalah dengan cara
mengurangkan label jarak titik F dengan jaraknya
ke titik tujuan serta label jarak titik tersebut.

• Jika hasilnya kurang dari 0 maka titik tersebut


tidak layak untuk dilewati, dan jika hasilnya lebih
dari 0 serta lebih mendekati 0 maka titik
tersebut yang seharusnya dilewati.
Next (7) :

• 1st step:

Titik tujuan F
Titik yg dp dihub langsung : E dan D

Dari F ke E :
7-3-5 = -1
hasilnya kurang dari 0 maka titik tersebut tidak layak untuk dilewati

Dari F ke D :
7-1-6 = 0
hasilnya lebih dari 0 serta lebih mendekati 0 maka titik tersebut yang seharusnya
dilewati.
Next (8) :

• 2nd step :

Sebelumnya tadi kita sudah mendapatkan jalur


yg seharusnya dilewati yaitu jalur F<>D.

Sedangkan rule nya :


dengan menelusuri kembali dari titik tujuan ke
titik awal.

Jadi selanjutnya kita menuju ke titik awal (A).


Seperti rule sebelumnya, dari titik D ada yg dp
dihub langsung yaitu titik E dan C.

Titik tujuan awal A


Titik yg dp dihub langsung : E dan D

Dari D ke E :
6-1-5 = 0
hasilnya lebih dari 0 serta lebih mendekati 0 maka titik tersebut yang
seharusnya dilewati.

Dari D ke C :
6-2-5 = -1
hasilnya kurang dari 0 maka titik tersebut tidak layak untuk dilewati.
Next (9) :

• 3rd step :
Next (10) :

• Dengan begitu diketahui rute yang harus dilewati dan memiliki jarak terpendek
dari titik A menuju titik F adalah A -> E -> D -> F
Fungsi Area Link State
Link State – Area

Area adalah sebuah subset yang terdiri dari beberapa router yang membangun
network. Memecah-mecah network menjadi beberapa area adalah solusi dari
beberapa isu pada protokol link state berikut :
• Database yang diperlukan membutuhkan memori yang lebih daripada prokolol
distance vector.
• Algoritma yang kompleks memberikan beban yang lebih pada CPU daripada
yang diberikan oleh protokol distance vector.
• Proses mem-flood paket link state yang kurang baik mempengaruhi bandwidth
yang tersedia, terutama pada network yang tidak stabil.
Dampak seperti ini dapat dikurangi dengan mengimplementasikan konsep area.
Ketika sebuah network dibagi-bagi menjadi beberapa area, router-router yang
berada dalam satu area hanya perlu mem-flood LSA dalam satu areanya saja
dan dengan begitu hanya perlu memanage link state database untuk area
tersebut.
Link State – Area

• Router-router yang menghubungkan 2


area (Area Border Router, dalam istilah
OSPF) termasuk pada kedua area dan
harus memelihara 2 database topologi
terpisah.

• Sebuah router pada 1 area yang ingin


mengirimkan paket pada area lain
hanya perlu mengetahui letak Area
Border Router nya.

Sample :
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with
CNTL/Z.
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#network 172.30.49.0 0.0.0.255 area 0
R1(config-router)#^Z
R1#
Link State Vs Distance Vector

Distance
Vector
Updates : Waktu convergence
rutin, periodik lambat

Mudah di
Router mendeteksi konfigurasi
hanya router Beresiko terjadi
tetangganya routing loop

Router mendeteksi semua


router yang Bebas resiko routing
berpartisipasi dalam Konfigurasi lebih
loop
proses. rumit

Waktu convergence
Updates :
lebih cepat
event triggered. Link
State
Link State Vs Distance Vector

Distance Vector Link State

Spesifikasi resource (CPU, Memori) router Makan resource router lebih banyak,
yang dibutuhkan sederhana. proses lebih banyak ‘makan’ CPU dan
memori

Update informasi routing membutuhkan Update informasi routing lebih hemat


lebih banyak bandwidth (update dikirim bandwidth (update hanya dikirim jika
secara rutin) terjadi perubahan topologi jaringan)

Router tidak memiliki informasi topologi Setiap router mendapatkan gambaran


network secara keseluruhan peta topologi network secara lengkap
Resume Penutup :

• Konsep Link State


LSA, Routing Tabel, Algoritma SPF
• Link State Discovery
LSA, Hello, Neighboors
• Link State Flooding
Sequencing dan aging
• Link State Database
SPF / Djikstra
• Fungsi Area Link State
Area 1, area 2, area border routers

Anda mungkin juga menyukai