Anda di halaman 1dari 14

Distance Vektor Dan

Link State Vektor


Faizal Zuli, M.Kom
 Distance Vector
Distance vector merupakan dynamic routing protocol
yang mengkalkulasi best path berdasarkan
jarak(distance) dan arah (vector). Distance vector
memanfaatkan system “routing by rumors” untuk
mengupdate seluruh isi dari routing table kepada
neighbor router yang menjalankan routing protocol
yang sama secara periodic. Jadi, router hanya
mendasarkan info-info yang diterimanya dari
tetangga untuk menentukan route-route yang ada.
Distance vector memiliki convergence time jauh lebih
lambat dari Link-State. 
Link State
Link state Routing Protocol merupakan dynamic routing
protocol  yang memiliki converge time yang lebih
cepat, punya info independen mengenai bentuk
jaringan / topology yang seungguhnya (dalam bentuk
tree), isi paket-paket update yang dikirim adalah hanya
rute-rute yang berubah saja dan bukan keseluruhan isi
dari routing table dan menggunakan resource CPU
router secara intensif. Link state menggunakan
algoritma Djikstra. Eg 4 & 5
Fitur-fitur link state 
Protokol routing link state memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a.Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami


perubahan
b.Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan
itu mengalami perubahan
c.Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan
link state refreshes
d.Menggunakan “hello packet” untuk mencari router
tetangga
Kelebihan link state (EIGRP & OSPF)
• Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di
dalam jaringan
• Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa
jaringan akan menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu
tertentu
• Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan
yang akan digunakan
• Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA
selalu mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan
• Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan
bentuk jaringan. Disini, link state mampu mengambil keputusan untuk
menentukan jalur yang paling pendek dan yang terbaik
• Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping)
selama masih dalam satu jaringan
• Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variable-lenght
Subnetmasking (VLSM)
Kerugian dari link state protokol
• Membutuhkan banyak memory dan processor
• Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti
• Membutuhkan seorang administrator yang
paham akan routing link state 
• Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA
akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa
mengganggu proses pengiriman data
 Perbandingan dengan distance
vector
• Pada distance vector protokol akan mempelajari
router yang tersambung langsung dengan dirinya.
Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link
state mengirimkan LSAnya kepada semua router yang
terhubung dalam jaringan. Hal ini membuat link state
bias berhubungan denagn router yang bukan
tetangganya. Dalam link state tidak perlu adanya
perubahan routing, sampai ada router yang mati. Jika
ada router yang mati, maka router lain akan
melakukan update. Dalam link state, kita tidak perlu
waktu 30 detik untuk meng-update. Karena saat terjadi
perubahan saat itu pula table routing di update.
Keunggulan link state dari pada distance vector adalah
link state akan cepat sekali penyatuan jaringannya
daripada distance vector. Selain itu juga pada link state
mendukung adanya VLSA dan CIDR. Hal ini akan sangat
membantu untuk membuat jaringan yang lebih
kompleks. Sementara distance vector sangat unggul
dalam penggunaan memory dan processor ketimbang
link state. Link state membutuhkan banyak memory dan
processor. 
TUGAS .

Cari Simulasi Packet Tracer untuk Distance Vektor


Dan Link State Vektor.

Kirim Email :
faizal.zuli@gmail.com

Nama File :
1. Nama (Distance Vector).pkt
2. Nama (Linkstate Vektor).pkt

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai