Anda di halaman 1dari 13

BAB II

1. Routing

1.1 Pengertian Routing

Router merupakan proses memindahkan sebuah jaringan dari suatu


lokasi ke lokasi lainnya. Contoh ilustrasi atau gambaran dari router ini seperti
surat, panggilan telepon, perjelanan kereta api dan lain sebagainya. Router
dalam jaringan merupakan perangkat yang digunakan untuk merutekan lintas
jaringan serta dapat melakukan perutean satu router atau sebuah hubungan
entitas yang membangun routing, terdapat beberapa langkah-langkah berikut
ini :
a) Ketahui alat tujuan
b) Identifikasi sumber informasi routing terutama pada perutean
c) Temukan rute, menemukan jalur rute mana saja yang mungkin dapat
dilalui untuk mencapai alamat tujuan.
d) Memilih jalur atau rute terbaik untuk memicu alamat tujuan yang
dimaksud.
e) Memelihara dan memverifikasi informasi routing, apakah jalur-jalur
bertujuan yang telah diketahui masih berlaku atau tidak.
Di dalam sistem jaringan komputer route mempelajari informasi
perutean dari sumber-sumber perutean pada routing yang terletak ditabel
perutean atau ruoting table. Router akan merujuk ke table routing untuk
menunjukkan port mana yang akan digunakan untuk meneruskan paket yang
ditujukan kepadanya. (Edi 2006).
Pada sistem jaringan komputer, router ini mempelajari sebuah
informasi routing dari sumber-sumber routing yang terletak didalam tabel
routing. router akan berpedoman pada table routing untuk melihat port mana
yang akan digunakan dalam meneruskan paket-paket yang akan ditujukan
kepadanya.
 Jika dalam jaringan tujuan terhubung langsung dengan sebuah router makan
router tersebut sudah dapat mengetahui port mana yang akan digunakan untuk
meneruskan paket
 Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung dengan sebuah router, maka router
tersebut harus bisa memperlajari rute terbaik untuk meneruskan paket ke tujuan.

1.2 Jenis Routing

Terdapat router secara umum memiliki dua jenis router. Dengan menggunakan
mekanisme router dalam dua metode :
1. Dimasukkan secara manual oleh administrator jaringan yang disebut sebagai static
routers
2. Dikumpulkan melalui proses-proses dinamis yang berjalan di jaringan yang disebut
sebagai dimanic routing

1) Static routing
1.1 Pengertian Static Routing
Merupakan pengaturan routing yang paling sederhana yang digunakan pada jaringan
komputer. Static route ini menujukan rute-rute ke host atau jaringan tujuan yang
dimasukkan secara manual oleh adminsitrator jaringan ke table routing suatu router.
Static route ini mendefinisikan sebuah alamat IP hop router yang berikutnya dan di
intervest local yang ditujukan untuk meneruskan paket ke tujuan tertentu atau hop
router berikutnya.
Static route mempunyai kelebihan untuk menghemat bandwidth sebuah jaringan, hal
ini terjadi karena static route tidak dapat membangkitkan lintas router update untuk
memberikan sebuah informasi perubahan rute yang berlaku saat itu ke router-router
lain. Penggunakan routing static ini pada jaringan yang kecil tentunya ditambah suatu
permasalahan, hanya beberapa entry yang perlu diisikan pada forwarding table
disetian router.
Static route mempunyai kerugian untuk static route yang dimaan membangun static
routing ini administrator di tuntut untuk benar-baner menguasai atau mnegerti konsep
internetwork, bagaimana setiap router dikoneksikan dan bagaimana mengfigurasinya
dengan benar. Seandainya dilakukan penambahan network baru pada internetwork,
administrator harus menambahkan rute baru ke semua router.
Namun jika dapat terjadi harus dilengkapi forwading table disetiap router yang
dimana jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar. Apalagi jika melakukan
entri melalui router ke internet ada begitu banyak dan bertambah setiap hari.
Kemudian gunakan statis rute cenderung memakan waktu lebih lama saat mengelola
jaringan. Namun, hal ini terjadi karena administrator sistem harus bekerja secara
manual untuk memperbarui route table setiap kali ada perubahan dalam konfigurasi
jaringan.

1. 2 Cara Kerja Static Routing


Cara kerja dari Routing Statis ini dimaan user-user harus secara manual mengubah
tabel routing yang pada satu atau bebrapa mesin guna merefleksikan perubahan
topologi jaringan dan addresing. Biasanya, paling sedikit terdapat satu entri dalam
interface jaringan, dan pada normalnya di buat otomatis saat interface tersebut
dikonfigurasi.

2) Dynamic routing
Routing dinamik merupakan cara yg dipergunakan untuk melepaskan kewajiban
mengisi entri-entri forwarding table secara manual. Protokol routing mengatur
router-router sehingga bisa berkomunikasi satu menggunakan yg lain serta saling
menyampaikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table,
tergantung keadaan jaringannya. dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan
jaringan yang terakhir dan bisa meneruskan datagram ke arah yang benar. Routing
dinamik yg popular saat ini mengacu pada 2 tipe algoritma yang dikenalkan oleh
Bellman Ford dengan algoritma distance vectornya serta oleh Djikstra dengan
algoritma link statenya. Cisco lalu membuatkan protocol buat perangkat routernya
yang adalah gabungan dari kedua algoritma tadi yang diberi nama protocol EIGRP.

2.1 Algoritma Distance Vector


Protokol distance vector bekerja dengan memberikan router-router kemampuan buat
mempublikasikan seluruh rute-rute yang diketahui (router bersangkutan) keluar ke
semua interface yang dimilikinya. Router yg secara fisik berada di jaringan yang sama
dinamakan neighbor. Jika router-router mempublikasikan rute-rute yg diketahuinya
melalui seluruh interface-nya, dan seluruh neighbor menerima routing update, maka
setiap router akan juga mengetahui rute-rute yang dapat dilalui ke seluruh subnet
suatu jaringan.. Beberapa hal berikut adalah akan lebih mempermudah tahu konsep
dasar distance vector:
• Router secara otomatis akan menambahkan subnet-subnet yg terhubung pribadi ke
pada routing table tanpa menggunakan protokol routing.
• Router mengirim routing update keluar ke seluruh interface-nya buat memberitahu
rute-rute yang telah diketahuinya.
• Router “memperhatikan” routing update yang asal asal neighbor-nya, sehingga
router bersangkutan dapat menelaah rute-rute baru.
• informasi routing berupa nomor subnet serta suatu metrik. Metrik mendefinisikan
seberapa baik rute bersangkutan. Semakin kecil nilai metrik, semakin baik rute
tersebut.
• Jika memungkinkan, router menggunakan broadcast dan multicast buatmengirim
routing update. dengan memakai paket broadcast atau multicast, seluruh neighbor
dalam suatu LAN bisa menerima informasi routing yang sama buat sekali update.
• Bila suatu router menyelidiki multirute buat subnet yang sama, router akan
menentukan rute terbaik berdasarkan nilai metriknya.
• Router mengirim update secara periodik serta menunggu mendapatkan update secara
periodik dari router-router neighbor.
• Kegagalan mendapatkan update dari neighbor pjangka waktu tertentu akan membuat
pencabutan router yang semula dipelajari berasal neighbor.
• Router berasumsi bahwa rute yg diumumkan sang suatu router X, router next-hop
asal rutenya ialah router X tersebut.

Beberapa fitur Protokol Distance Vector :

a) Route Poisoning
Routing loop bisa terjadi pada protokol distance vector routing ketika router-router
memberitahukan bahwa suatu rute berubah asal kondisi valid ke tidak valid.
Konvergensi yang lambat akan mengakibatkan router neighbor terlambat menerima
pemberitahuan kondisi tadi, sebagai akibatnya router neighbor tetap menganggap rute
tadi valid (menggunakan hop 1). saat router neighbor mengirimkan pemberitahuan
keluar ke semua interfacenya, router pertama (yang memberitahukan kegagalan
hubungan) akan menerima info bahwa korelasi yang tidak valid tadi dapat dicapai asal
router neighbor dengan hop 2. kedua router akan terus saling memberi berita rute yg
salah tadi disertai menggunakan mempertinggi gosip hop-nya.
Dengan Route poisoning, router tidak akan memberitahukan status tidak valid pada,
suatu rute yang gagal. tetapi akan permanen memberikan berita keadaan rute yang
gagal dengan status valid. Rute tadi akan diberi metrik yang sangat besar, sebagai
akibatnya router lain akan menduga rute tersebut menjadi rute yang tidak valid.

b) Split Horizon
Fitur Route poisoning tidak seluruhnya dapat mengatasi syarat looping. di masalah
pada atas, saat suatu router memberitahukan suatu rute yang gagal menggunakan
metrik yang sangat besar , router neighbor kemungkinan tidak langsung mendapat
pemberitahuan ini. Jika router neighbor lalu memberitahu rute yang tidak valid
tersebut ke router pertama (yang memberitahukan kegagalan hubungan) bahwa rute
tersebut dapat dicapai berasal dirinya menggunakan metrik yang jauh lebih baik,
maka syarat pada atas dapat terjadi lagi. Split horison mengatasi masalah ini dengan
memberikan hukum bahwa suatu router yang menerima pemberitahuan update
informasi melalui interface x tidak, akan mengirimkan pemberitahuan yang sama ke
interface x juga.

c) Split Horizon with Poison Reverse


Split horizon with poison reserve ialah varian berasal split horizon. Syarat stabil,
router bekerja menggunakan fitur split horizon. tetapi ketika suatu rute gagal, router
neighbor yang menerima informasi ini akan mengabaikan aturan split horizon, dan
lalu mengirimkan kembali isu tersebut ke router pertama menggunakan metrik yang
sangat besar juga. Metode ini dapat memastikan bahwa seluruhrouter mendapat
informasi yang benar tentang kondisi rute tersebut.

d) Hold-Down Timer
syarat looping masih tetap terjadi pada jaringan redundant (jaringan menggunakan
lebih berasal satu jalur) walaupun fitur split horizon sudah diaktifkan. Hal ini
dimungkinkan karena suatu router dalam jaringan dapat memperoleh informasi
tentang rute yang sama melalui lebih berasal satu jalur serta router. oleh karena itu
waktu suatu rute diinformasikan tidak valid oleh router bersangkutan, maka router
neighbor di ketika yang sama pula mungkin menerima info dari router lain dengan
metrik yang masih bisa dijangkau. informasi rute valid ini (poison). kemudian
disampaikan ke router pertama, sehingga kondisi looping akan terjadi. Hold-Down
Timer mengatasi persoalan ini dengan memberikan aturan bahwa ketika suatu router
yang mendapat pemberitahuan suatu rute tidak valid, router tersebut akan
mengabaikan informasi rute-rute cara lain ke subnet bersangkutan pada suatu waktu
tertentu (hold-down timer).

e) Triggered (Flash) Updates


Protokol distance vektor umumnya mengirimkan update secara reguler berdasarkan
interval saat tertentu. oleh karena itu banyak masalah looping terjadi sesaat selesainya
suatu rute tidak valid. Hal ini disebabkan karena beberapa router tidak segera
menerima informasi ini. Beberapa router mengatasi masalah ini dengan memakai fitur
triggered update atau flash update, dimana router akan segera mengirim
pemberitahuan update baru sesaat setelah suatu rute tidak valid. dengan demikian
informasi perubahan status rute dapat segera di-forward-kan secara lebih cepat,
sebagai akibatnya pengaktifan hold-down timer pada sisi router neighbor juga lebih
cepat.

3) Routing Default
3.1 pengertian Routing Default
Dalam routing default ini sama dengan routing static, dimana rute ini
diberikan secara maual, tetapi ditujukan untuk gateaway penghujung yang spesifik.
Routing Default hanya dapat digunakan dalam network-network penghujung (sub
network), hal ini berarti routing ini memiliki satu port keluar dari network. Metode ini
sangat cocok digunakan untuk border router dan router-router yang berperan sebagai
penghubung koreksi tunggal antara jaringan LAN sederhana dengan network besar
seperti internet. Router -router yang bergantung pada gateaway default tunggal
biasanya tidak memrlukan routing protocol.

3.2 Cara Kerja Routing Default


Implementasi default routing hanya memungkinan pada router-router
mengonfigurasi default route memiliki formula yang sama dengan static route
memiliki formula yang sama dengan static route, hanya saja pada routing default ini
menggunakan nilai-nilai “wildcard” dalam network address dan mask. Wildcard mask
atau source-Wilcard merupakan nilai mask yang terdiri atas 32 bit dan 4 octet address
yang digunakan untuk memberlakukan rule Access List atau IP Address spesifik atau
range dari IP-IP Address.
1.3 Cara Kerja Routing

Routing atau proses penentuan rute adalah salah satu fungsi penting dari
jaringan komputer. Routing adalah proses pengiriman paket data dari satu jaringan ke
jaringan lainnya melalui jalan yang paling efisien. Untuk melakukan proses routing,
terdapat beberapa komponen yang diperlukan, yaitu:

a) Router: Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk mengirimkan


paket data antara jaringan. Router mengambil keputusan rute berdasarkan
informasi routing yang diterima dari protokol routing.

b) Protokol Routing: Protokol routing adalah seperangkat aturan yang digunakan


oleh router untuk menentukan rute terbaik untuk mengirimkan paket data antara
jaringan. Protokol routing dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
 Interior Gateway Protocol (IGP): Digunakan untuk mengirimkan paket data
di dalam jaringan yang sama.
 Exterior Gateway Protocol (EGP): Digunakan untuk mengirimkan paket data
antara jaringan yang berbeda.

c) Tabel Routing: Tabel routing adalah daftar yang berisi informasi tentang jaringan
yang terhubung ke router, termasuk alamat jaringan dan alamat router lainnya.
Router menggunakan tabel routing untuk menentukan rute terbaik untuk
mengirimkan paket data antara jaringan. Proses pencarian pada tabel Routing
langkah-langkahnya sebagai berikut:
 Alamat tujuan datagram yang di masking dengan subnet mask host
pengiriman dan dibandingkan dengan alamat network host pengirim.
Jika sama dapat disebut routing langsung dan frame langsung dikirimkan
ke interface jaringan
 Tujuan datagram yang tidak terletak dalam satu jaringan, akan di periksa
apakah entri routing berupa host dan di bandingkan dengan IP Address
tujuan datagram. Jika terdapat kemungkinana entri data yang sama, maka
frame di kirim ke router menuju host tersebut
 Jika tidak terdapat entri hosy yang sesuai dengan tabel routing, lalu di
gunakan alamat tujuan datagram yang telah di-masking pada langkah
yang pertama yang tujuannya untuk mencari kesamaan di tabel routing.
Hal ini dapat diatasi dengan memerika apakah network/subnetwork sama
dengan network tujuan datagram. Jika terdapat entri yang sama, maka
frame di kirim ke router menuju network/subnetwork tersebut.
 Jika tidak terdapat entri host ataupun entri network/subnetwork yang
sesuai dengan tujuan datagram, host mengirim frame ke router default
dan menyerahkan proses routing selanjutnya ke router default.
 Jika tidak terdapat rute pada default di tabel routing, semua host
diasumsikan dalam keadaan terhubung langsung, supaya host pengirim
akan mencari alamat fisik host tujuannya dengan menggunakan ARP
(Adress Resolution Protocol). ARP ini akan bertugas untuk
menerjemahkan IP Address ke alamat ethernet. Proses dari ARP ini
sebagai berikut:
a. Host mengirimkan paket ARP request dengan alamat broadcast
ethernet
b. Datagram IP yang akan dikirim dan dimasukkan ke dalam
antrian
c. Paket ARP response diterima host dan host mengisi tabel ARP
dengan entri baru
d. Datagram IP yang terletak dalam antrian di beri header Ethernet
e. Lalu host akan mengirimkan frame ethernet ke jaringan

d) Metrik: Metrik adalah ukuran yang digunakan oleh protokol routing untuk
menentukan rute terbaik untuk mengirimkan paket data antara jaringan. Metrik
dapat berupa jumlah hop atau waktu tempuh.

Proses routing dapat dijelaskan dengan langkah-langkah berikut:

a) Router menerima paket data dari jaringan sumber.

b) Router melihat alamat tujuan paket data dan mencocokkannya dengan informasi di
tabel routing.
c) Router menggunakan protokol routing untuk menentukan rute terbaik untuk
mengirimkan paket data.

d) Router mengirimkan paket data ke jaringan tujuan melalui rute yang telah
ditentukan.

e) Proses routing terjadi secara terus-menerus di jaringan komputer untuk memastikan


paket data dapat dikirimkan dengan efisien dan akurat

2. NAT (Network Address Translation)

2.1 Pengertian NAT (Network Address Transalation)

Network Address Translation (NAT) adalah proses penulisan ulang


(masquerade) pada alamat IP asal (source) dan/atau alamat IP tujuan
(destination), setelah melalui router atau firewall. NAT digunakan pada
jaringan dengan workstation yang menggunakan IP Private supaya dapat
terkoneksi ke Internet dengan menggunakan satu atau lebih IP Public.

NAT menggunakan proses untuk memodifikasi sumber atau alamat tujuan


dalam header IP berasal sebuah paket waktu sedang dalam transisi. Secara umum,
pengirim dan penerima perangkat lunak tidak menyadari bahwa paket IP sedang
dimanipulasi. NAT sering dilaksanakan oleh router, dan kita akan merujuk ke host
melakukan NAT menjadi NAT router. pada pengarahan OpenStack umumnya server
Linux yang mengimplementasikan fungsi NAT. Proses NAT (Network Address
Translation) dalam pemetaan alamat IP dimana perangkat jaringan komputer akan
memberikan alamat IP public ke perangkat jaringan local sehingga poly IP private
yang dapat mengakses IP public.menggunakan kata lain NAT akan mentranslasikan
alamat IP sebagai akibatnya IP address pada jaringan local bisa mengakses IP public
pada jaringan WAN. NAT mentranslasikan alamat IP private buat bisa mengakses
alamat host pada internet dengan memakai alamat IP public pada jaringan tadi. Tanpa
hal tersebut (NAT) tidak mung kin IP private pada jaringan local bisa mengakses
internet. IP local digunakan hanya untuk jaringan local saja , sedangkan IP Public
digunakan secara umum, IP Public inilah yang digunakan untuk berkomunikasi di
dunia internet karena dapat diakses dari mana pun.

2.2 Jenis-Jenis NAT (Network Address Translation)

a) NAT statis
Jenis NAT ini berkerja dengan cara menerjemahkan semua alamat IP yang
tadinya belum terdaftar menjadi alamat IP yang sudah terdaftar. NAT jenis ini
poly digunakan untuk computer yang ingin diakses melalui luar. NAT statis bisa
dibilang pemborosan pada penggunaan alamat IP yang telah didaftarkan, karena
di setiap personal komputer akan dipetakan untuk satu alamat IP yang terdaftar,
sebagai akibatnya jika semakin banyak computer yang didaftarkan, maka
semakin sedikit alamat IP yang masih bisa digunakan.

NAT statis juga mempunyai kekurangan lain yaitu, keamanannya yang kurang
dibandignkan menggunakan NAT jenis dinamis. Hal ini karena pada setiap
computer memiliki alamat IP nya sendiri, sebagai akibatnya hal ini menyebabkan
meningkatnya resiko penyusup untuk masuk ke dalam jaringan private yang lebih
besar lagi.
b) NAT dinamis

Untuk NAT jenis ini berbeda dengan NAT statis, NAT dinamis bekerja
menggunakan cara mendaftarkan beberapa computer ke dalam satu buah
kelompok alamat IP yang terdaftar yang sama. oleh karena itu, nantinya akan
terdapat beberapa computer yang mempunyai alamat IP yang sama dengan
computer yang lain yang terdaftar. NAT dinamis memiliki keuntungan yaitu
ketika kita berselancar di internet kita akan lebih aman. Para penyusup yang ingin
menembus computer kalian yang menggunakan system NAT jenis dinamis,
maka penyusup itu akan mengalami hambatan dan kesulitan. Hal ini karena
alamat IP yang dialokasikan selalu berubah di setiap computer secara bergerak
maju. Meskipun safety, NAT dinamis juga memiliki kekurangan yaitu jika semua
alamat IP telah penuh dan telah terpakai seluruh, maka apabila menambahkan
computer lagi, computer tadi tidak akan bisa terhubung ke jaringan internet
melalui NAT.

c) Overloading NAT
NAT jenis ini memungkinkan sebuah client untuk terhubung ke sebuah alamat IP
public, akan tetapi di port yang berbeda serta berlainan. oleh sebab itu waktu
NAT ini mendapatkan sebuah permintaan berasal client supaya dihubungkan ke
server, NAT tersebut akan menentukan port dan angka IP untuk client tersebut.
keuntungan memakai NAT ini artinya meskipun sebuah alamat IP telah dipakai,
tetapi masih tetap mampu digunakan oleh computer atau client lain karena
memiliki beberapa port yang berbeda.

d) Overlapping NAT

Yang terakhir adalah NAT overlapping, NAT ini dapat melakukan penerjemahan
dengan melalui dua arah, terutama jika ada nomor yang sama antara alamat IP
local dan alamat IP public. Supaya tidak terjadi konflik pada jaringan, maka
NAT akan mengubah alamat IP public menjadi alamt IP yang tidak ada dalam
jaringan local

3.3 Cara Kerja NAT (Network Address Translation)


saat menggunakan NAT, seorang klien dapat terhubung dengan
internet melalui proses-proses berikut :
1. Pertama, NAT menerima permintaan dari klien berupa paket data yang
ditujukan untuk sebuah server remote di internet.
2. NAT kemudian mencatat alamat IP klien, kemudian menyimpannya ke
dalam table translasi alamat. Selanjutnya, alamat IP computer klien
tersebut diubah oleh NAT menjadi nomor IP NAT, lalu NAT lah yang
akan melakukan permintaan pada server.
3. Server kemudian merespon permintaan tadi. Dari sudut pandang server,
yang terlihat artinya alamat IP NAT, bukan alamat IP klien yang meminta
data bersangkutan.
4. NAT menerima respon berasal server, kemudian melanjutkannya dengan
mengirimkan ke alamat IP klien yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai