Anda di halaman 1dari 7

llmu Bedah Mulut merupakan cabang dari ilmu Kedokteran Gigi yang

mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan tindakan bedah di rongga mulut baik
berupa bedah minor, mayor, dan juga tindakan eksodonsi. Sistem kekebalan tubuh atau
sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh
sel dan organ khusus pada suatuorganisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika
sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
Sebaliknya, jika sistemimun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh
juga berkurang,sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan
flu, dapat berkembang dalam tubuh
Dokter gigi harus menerapkan prinsip-prinsip dalam eksodonsia maupun ilmu bedah
tersebut untuk meminimalisir resiko terjadinya komplikasi pada tindakan bedah. Selain
itu, dokter gigi juga harus mengetahui secara tepat keadaan gigi dan jaringan sekitarnya
serta keadaan kesehatan umum penderita yang dihadapinya sehingga diagnosis maupun
rencana perawatan akan dibuat berdasarkan keadaan pada masing-masing individu
dengan keadaan yang berbeda,

Seleksi Pasien dengan Gangguan Sistem Imun


TUJUAN: Untuk mengevaluasi sumber infeksi yang dapat mengganggu sukses medis
atau
Terapi bedah dan memulihkan kesehatan mulut yang optimal dan fungsi.
radiografi
1. Pemeriksaan radiografik intra oral lengkap ditambah radiograf panoramik (jika
edentulous)
2. radiografi Panoramic hanya jika edentulous atau tidak mampu mengambil film
intraoral
3. riwayat medis dan gigi Teliti, termasuk obat didokumentasikan pada kita sendiri
grafik gigi.
4. charting Lengkap gigi, charting periodontal jika sesuai, tapi periodontal probing
semua gigi secara rutin akan dicapai.
5. Konsultasi Dokter untuk menguatkan riwayat medis dan mengkoordinasikan gigi
dan medis perawatan.
6. Lakukan terapi pencegahan
Diabetes
Pada pasien yang menderita diabetes, pertanyaan yang harus ditanyakan adalah
1. Umur saat terdiagnosa ?
2. Tipe diabetes ?
3. Obat yang sedang dikonsumsi ?
4. Jika menggunakan insulin, interval waktu pemberian dan jumlah?
5. Seberapa sering memeriksa gula darah ?
6. Apakah pasien pernah MRS dalam waktu dekat ini untuk masalah yang berkaitan
dengan diabetes ?
7. Apakah diabetes terkontrol atau tidak ?
Pemeriksaan Diagnostik yang diperlukan
1. Gula darah puasa ( menggambarkan kontrol gula saat itu) dengan nilai rujukan > 126
mg/dL
2. Gula darah acak > 200mg/dL dengan gejala ( poliuri,polidipsi, penurunan berat badan
yang tak dapat dijelaskan)
3. Gula darah 2 jam post pramdial >200mg/dL setelah konsumsi gula sebesar 75 g
4. Uji fructosamine (menggambarkan rata-rata kontrol gula selama 2-3 minggu)
5. HbA1c (menggambarkan rata-rata kontrol gula selama 6-8 minggu)
Manajemen saat perawatan
1. Pasien harus menjalani diet yang seimbang (termasuk lemak,protein, dan karbohidrat)
dalam waktu 2 jam sebelum tindakan
2. Pasien harus mengkonsumsi obat (jika dalam pengobatan)
3. Makanan sebaiknya tersedia jika tindakan lebih dari 2 jam
4. Penjadwalan pagi
Waspadai
1. Masalah periodontal
2. Candidiasis/ xerostomia
3. Respon yang jelek terhadap perawatan, terutama perawatan periodontal
4. Penyembuhan yang jelek
5. Penyembuhan yang lambat
6. Semua infeksi gigi harus segera dirawat dengan antibiotik dan insisi drainase
Prevensi
1. Perawatan di rumah yang adekuat
2. Kontrol gula yang baik
3. Penjadwalan konsumsi obat

Immunosupresi
Batasan penyakit:HIV,Leukimia,Penyakit Immunospuresi Primer
Dalam perawatan obat : Agen kemoteraputik kanker, obat immunosupresi yang digunakan
pasien transplan organ, kortikosteroid yang digunakan untuk meneka penyakit autoimmune
berat
Pertanyaan yang harus ditanyakan
Pertanyaan harusi disusun untuk mengevaluasi keparahan dari kondisi immunosupresi dan
alasan yang melatar belakanginya.
1. Kenapa anda mengalami immunosupresi ?
2. Sudah berapa lama mengalami immunosupresi ?
3. Apakah anda pernah MRS karena masalah yang berupa akibat dari kondisi
immunosupresi eg.g infeksi ?
4. Apakah anda sedang meminum obat untuk mencegah infeksi karena immunosupresi
anda ?
5. Apakah dokter anda mengatakan ada pencegahan yang harus dipersiapkan sebelum
menjalani tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi ?
Pemeriksaan yang harus dilakukan
1. Pemeriksaan Darah Lengkap dengan memperhatikan jumlah Trombositnya
2. Jumlah sel T supressor (Pasien HIV)
3. Muatan Virus (Pasien HIV)
Manajemen saat tindakan
1. Tergantung dari keparahan komdisi immunospupresi, tes laboratoris, terutama
pemeriksaan darah lengkap sebaiknya dilakukan secepatnya dalam jangka waktu 5 hari
jika tindakan bersifat invasif seperti pencabutan gigi, perawatan saluran akar, dan bedah
periodontal
2. Jika jumlah leukosit kurang dari 2000, semua perawatan elektif dilakukan leukosit
kembali normal
3. Jika jumlah trombosit kurang dari 60.000, semua perawatan elektif ditunda. Jika
tindakan darurat diperlukan dengan resiko pendarahan, dokter sebaikya memberikan
tranfusi 1 pack trombosit sebelum tindakan
4. Jika pasien dalam kondisi immunosupresi yang berat dan terdapata infeksi sebaiknya
profilaksis antibiotik diberikan sebelum operasi bedah.
5. Perawatan aggresif harus dilakukan pada semua infeksi gigi yang ada, yang melibatkan
antibiotik, insisi drainase dilanjutkan dengan perawatan endodontik atau pencabutan
6. Kontrol semua penyakit periodontal dengan pembersihan yang baik disertai dengan
medikasi seperti obat kumur chlorhexidine
Waspada
1. Infeksi periodontal
2. Infeksi ragi
3. Infeksi virus
4. Masalah periapikal, gigi impaksi, perawatan endodontik yang tidak adekuat, dan
ulserasi pada rongga mulut
Prevensi
1. Sebelum transplan organ atau ketika pasien dalam kondisi immunocompetent,
pertimbangkan perawatan agresif untuk mengeradikasi semua masalah yang ada dan
bisa menjadi masalah di masa depan e.g. scaling root planning penyakit periodontal,
odontektomi, perawatan endodontik. Pertimbangkan untuk mencabur gigi dengan
prognosisi endodotik yang jelek
2. Menjaga oral hygiene
3. Profilaksis untuk infeksi virus dan jamur

Penyakit menular
Batasan penyakit: Tuberkulosis, Hepatitis, HIV, Herpes, Flu
Pertanyaan yang harus ditanyakan :
A. Tuberkulosis
1. Kapan anda terdiagnosa?
2. Apakah anda masih mengalami gejala dari infeksi aktif, seperti batuk atau keringat
waktu malam hari ?
3. Apa obat yang sudah anda konsumsi dan berapa lama ?
4. Apakah sudah digunakan sesuai instruksi ?
B. Hepatisis
1. Apa jenis hepatitis yang anda derita ?
2. Apakah anda saat ini aktif saat ini ?
3. Apakah anda sudah menunjukkan gejala dari hepatitis?
4. Apakah anda perubahan dari hasil pemeriksaan fungsi hati ?
5. Apakah anda mengkonsumsi obat untuk merawat hepatitis anda ?
6. Apakah anda menderita hepatitis B, apakah anda status antigen hepatitis anda ?
C. HIV
1. Kapan anda pertama terinfeksi ?
2. Berapa jumlah hitungan sel CD4 anda ?
3. Apa status dari beban virus anda sekarang ?
4. Apakah anda mengalami masalah pendarahan ?
5. Apakah anda menderita suatu penyakit tertentu yang berkaitan dengan Infeksi HIV
?
6. Apakah anda sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk infeksi HIV ?
D. Herpes/Flu
1. Apakah anda sekarang terinfeksi aktif?
Tes diagnostik yang diperlukan
A. Tuberculosis
1. Jika tes tuberculin positif pemeriksaan x ray sebaiknya dilakukan
2. Jika pemeriksaan x ray positif atau jika ada tanda infeksi aktif tes sputum untuk
tuberculosis bacillum sebaiknya dilakukan
B. Hepatitis
1. Antigen dan antibodi hepatitis sebaiknya diperiksakan
2. Jika pasien menderita hepatitis aktif, tes fungsi hati sebaiknya dilakukan oleh dokter
untuk mendapatkan informasi fungsi hati dan status koagulasi
C. HIV
1.pemriksaan laboratoris termasuk jumlah t-cell, beban virus, pemeriksaan darah
lengkap dengan penekanan pada jumlah trombosit dan leukosit
D. Herpes
1. Tidak ada pemeriksaan laboratorium spesifik yang harus diperiksakan
2. Jika pasien ingin mengetahui jenis herpes yang diderita, antara tipe satu atau 2 maka
pemeriksaan antibodi bisa dilakukan
Manajemen selama tindakan
A. Tuberculosis
1. Tindakan elektif dihentikan hingga dokter menentukan pasien sudah tidak menular
2. Jika tindakan darurat diperlukan, pasien harus dirawat di fasilitas kontrol infeksi
level 3 dengan masker hepafilter dan airflow laminer
3. Pada pasien yang terinfeksi secara aktif, udara yang dikeluarkan saat batuk itu
menular dan harus dihindari
B. Hepatitis
1. Karena semua pasien diperlakukan bahwa mereka semua menular disertai universal
precaution, tidak ada perlakuan khusus yang harus diperhatikan pada pasien yang
terinfeksi aktif dengan virus hepatitis ( jika pasien sedang mengalami masalah hati
sekunder maka protokol pemeriksaan hati sebaiknya diulang)
C. HIV
D. Herpes/flu
1. Karena pada semua pasien diperlakukan bahwa mereka semua menular, prosedur
universal precaution pada umumnya berlaku dan pasien aman untuk dirawat
2. Jika pasien merasa tidak kuat dan malas untuk melakukan perawatan, sebaiknya
dilakukan penjadwalan ulang
3. Jika pasien mengalami serangan herpes, tidak ada persiapan khusus yang harus
disiapkan walaupun pasien bisa mengalami herpetic ulcer bisa dilubrikasi atau
diberi anestesi topikal untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada romgga mulut
Waspada
A. Tuberculosis
1. Ulserasi pada kepala dan rongga mulut, bentuk lain dari tuberkulosis bisa
menunjukkan manifestasi yang dikenal dengan istilah caseating necrosis. Secara
klinis bisa berupa ulserasi dan ulser ini memiliki konsentrasi tubercular bacilli
dalam jumlah besar. Pasien dengan ulserasi seperti ini tidak boleh menjalani
perawatan elektif sampai masalah tuberkulosis terselesaikan
B. Hepatitis
1. Waspadai tanda-tanda jaundice dan ikuti dan protokol pemeriksaan hati
C. HIV
1. Waspadai manifestasu immunosupresi seperti infeksi ragi pada rongga mulut,
infeksi virus dan masalah periodontal dengan mengikuti protokol pasien
immunosupresi
2. Waspadai repson berupa penyembuhan yang jelek dan pembentukan sekuester
tulang pasca ekstraksi gigi
D. Herpes/flu
1. Hindari melukai jaringan karena mampu memicu serangan herpes
2. Jika pasien mengetahui bahwa serangan herpes disebabkan oleh trauma sebaiknya
dipertimbangkan profilaksis antiviral
Prevensi
A. Tuberkulosis
1. Rajin minum obat
2. Menjaga kebersihan tubuh, cuci tangan dan tidak batu ke siapapun
3. Nutrisi dan istrirahat yang cukup
B. Hepatitis
1. Persiapkan pemeriksaan fungsi hati
C. HIV
1. Siapkan pemeriksaan immun yang lengkap
D. Herpes/flu
1. Luka-luka harus terlubrikasi
2. Pertimbangkan terapi antiviral
3. Ingatkan kembali pasien bahwa lesi herpes terutama ketika ada bula dan dua hari
setelah bula meletus
4. Untuk flu sering cuci tangan
5. Hindari batuk dengan ingus terutama di dekat orang
Gangguan Ginjal
Pertanyaan yang harus ditanyakan
1. Gangguan ginjal apa yang anda derita ?
2. Apakah mengganggu dengan aktivitas sehari-hari?
3. Apakah gangguan ginjal mengganggu cara anda mengliminasi obat ?
Tes diagnostik yang perlu dilakukan
1. BUN (Blood,Urea,Nitrogen)
2. Creatine clearence rate
Manajemen saat tindakan
1. Jangan menggunakan obat-obatan yang nefrotoksik e.g. acetaminophen
2. Hati-hati dan rubah dosis dari obat yang dieliminasi dari ginjal seperti penisillin
3. Jika pasien sedang dirawat dialisis perawatn harus dilakukan pada hari pasien
melakukan dialisis
4. Jika pasien pasca perawatan transplan ginjal, dengan pertimbangan memperhatikan
kondisi immunosupresi
Waspada
1. Toksisitas obat karena akumulasi
2. Penyembuhan yang jelek dan ulserasi rongga mulut
Prevensi
1. Tidak ada persiapan khusus yang harus dipersiapakan
Pasien sebaiknya dirujuk untuk masalah toksisitas potensial yang bisa berasal dari obat-obatan
resep atau yang over the counter dan alkohol
Gangguan hati
Pertanyaan yang harus ditanyakan
1. Sudah berapa lama anda menderita gangguan hati ?
2. Tipe gangguan hati apa yang anda derita dan bagaimana terjadinya ?
3. Apakah anda merasa tidak sehat terlepas dari masalah hati?
4. Apakah anda memperhatikan adanya gangguan berupa pendaraha, gangguan mencerna
makanan, atau peningkatan/ penurunan sensitivitas terhadap pengobatan karena
masalah hati ?
5. Apakah mata atau kulit anda pernah berwarna kekuningan ?
6. Apakah anda pernah MRS karena masalah hati ?
Tes diagnostik yang diperlukan
1. SMA20 (terutama SGOT,dan SGPT)
2. PT & PTT
3. INR
Manajemen saat tindakan
1. Jika terjadi pendarahan, segera hentikan tindakan dan evaluasi
2. Jika tak mampu memetabolisme obat, hindari obat yang dimetabolisme di hati seperti
eritromisin dan ketokonazol. Minimalkan anestesi lokal
3. Jika pasien mengalami masalah dengan interaksi obat, hindari obat dengan memiliki
potensial tinggi bisa berinteraksi seperti eritromisin dan ketokonazol
Waspada
1. Pendarahan
2. Kekuningan pada kulit,mukosa rongga mulut dan sklera
3. Penyembuhan yang jelek
4. Ulserasi rongga mulut
Prevensi
1. Menjaga oral hygiene
2. Menhindari obat yang hepatotoksik seperti acetaminophen, alkohol

Anda mungkin juga menyukai