KONTUSIO SEREBRI Otak
KONTUSIO SEREBRI Otak
ANATOMI OTAK
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang yang
membungkusnya, tanpa perlindungan ini, otak yang lembut yang membuat kita
seperti adanya, akan mudah sekali terkena cedera dan mengalami kerusakan.
Selain itu, sekali neuron rusak, tidak dapat di perbaiki lagi. Cedera kepala dapat
mengakibatkan malapetaka besar bagi seseorang. Sebagian masalah merupakan
akibat langsung dari cedera kepala. Efek-efek ini harus dihindari dan di temukan
secepatnya dari tim medis untuk menghindari rangkaian kejadian yang
menimbulkan gangguan mental dan fisik dan bahkan kematian.
Kulit kepala terdiri dari lima lapisan yang disebut sebagai SCALP, yaitu :
PATOFISIOLOGI
CEDERA KEPALA
Trauma Kepala adalah cedera mekanik yang secara langsung atau tidak langsung
mengenai kepala yang mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang
tengkorak, robekan selaput otak dan kerusakan jaringan otak serta
mengakibatkan gangguan neurologis.
Pada kontusio atau memar otak terjadi perdarahan-perdarahan di dalam
jaringan otak tanpa adanya robekan jaringan yang kasat mata, meskipun neuron-
neuron mengalami kerusakan atau terputus. Pada trauma yang membentur dahi
kontusio terjadi di daerah otak yang mengalami benturan. Pada benturan di
2
daerah parietal, temporalis dan oksipital selain di tempat benturan dapat pula
terjadi kontusio pada sisi yang bertentangan pada jalan garis benturan. Lesi
kedua ini disebut lesi kontra benturan. Perdarahan mungkin pula terjadi
disepanjang garis gaya benturan ini. Pada pemeriksaan neurologik pada kontusio
ringan mungkin tidak dijumpai kelainan neurologik yang jelas kecuali kesadaran
yang menurun. Pada kontusio serebri dengan penurunan kesadaran yang
berlangsung berjam-jam pada pemeriksaan dapat atau tidak dijumpai defisit
neurologik. Gejala defisit neurologik bergantung pada lokasi dan luasnya daerah
lesi. Keadaan klinis yang berat terjadi pada perdarahan besar atau tersebar di
dalam jaringan otak.
Ketika kepala terbanting atau terbentur mungkin penderita pingsan
sebentar dan segera sadar kembali. Dalam waktu beberapa jam, penderita akan
merasakan nyeri kepala yang progresif memberat, kemudian kesadaran
berangsur menurun. Masa antara dua penurunan kesadaran ini selama penderita
sadar setelah terjadi kecelakaan disebut interval lucid.
GAMBARAN KLINIS
3
Pupil anisokor, yaitu pupil ipsilateral menjadi melebar.
Pada tahap kesadaran sebelum stupor atau koma, bisa dijumpai
hemiparese atau serangan epilepsi fokal. Pada perjalanannya, pelebaran pupil
akan mencapai maksimal dan reaksi cahaya pada permulaan masih positif
menjadi negatif. Inilah tanda sudah terjadi herniasi tentorial. Terjadi pula
kenaikan tekanan darah dan bradikardi. Pada tahap akhir, kesadaran menurun
sampai koma dalam, pupil kontralateral juga mengalami pelebaran sampai
akhirnya kedua pupil tidak menunjukkan reaksi cahaya lagi yang merupakan
tanda kematian. Gejala-gejala respirasi yang bisa timbul berikutnya,
mencerminkan adanya disfungsi rostrocaudal batang otak.
Pemeriksaan Penunjang
Dengan CT-scan dan MRI, perdarahan intrakranial akibat trauma kepala
lebih mudah dikenali.
Peralatan diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi fraktur dari dasar
tengkorak atau rongga tengkorak. CT scan dipilih bila dicurigai terjadi fraktur
karena CT scan bisa mengidentifikasi fraktur dan adanya kontusio atau
perdarahan.
TERAPI
Tindakan yang diambil pada keadaan kontusio berat ditujukan untuk mencegah
meningginya tekanan intrakranial
1. Usahakan jalan nafas yang lapang dengan :
- Membersihkan hidung dan mulut dari darah dan muntahan
- Melonggarkan pakaian yang ketat
- Menghisap lendir dari mulut tenggorokan dan hidung
- Gigi palsu perlu dikeluarkan
- Bila perlu pasang pipa endotrakea atau lakukan trakeotomi
- O2 diberikan bila tidak ada hiperventilasi
2. Hentikan perdarahan
3. Bila ada fraktur pasang bidai untuk fiksasi
4
4. Letakkan pasien dalam posisi miring hingga bila muntah dapat bebas
keluar dan tidak mengganggu jalan nafas
5. Profilaksis antibiotika bila ada luka berat
6. Bila ada syok, infus dipasang untuk memberikan cairan
7. Pada keadaan edema otak diberikan manitol 20% dalam infus sebanyak
250 cc dalam waktu 30 menit, dapat diulang tiap 12-24 jam
Indikasi Operasi
Penurunan kesadaran tiba-tiba di depan mata
Adanya tanda herniasi/ lateralisasi
Adanya cedera sistemik yang memerlukan operasi emergensi, dimana CT
Scan Kepala tidak bisa dilakukan.
FRAKTUR DEPRESI
Secara definisi yang disebut fraktur depresi apabila fragmen dari fraktur masuk
rongga intrakranial minimal setebal tulang fragmen tersebut, berdasarkan pernah
tidaknya fragmen fraktur berhubungan dengan udara luar maka fraktur depresi
dibagi 2 yaitu:
• Fraktur depresi tertutup. Pada fraktur depresi tertutup biasanya tidak dilakukan
tindakan operatip kecuali bila fraktur tersebut menyebabkan: (1). Gangguan
neurologis, misal kejang-kejang, hemiparese/plegi, penurunan kesadaran, (2)
Secara kosmetik jelek misal : fraktur depresi didaerah frontal yang berhubungan
dengan pekerjaannya. Tindakan yang dilakukan adalah mengangkat fragmen
tulang yang menyebabkan penekanan pada jaringan otak lalu mengembalikan
dengan fiksasi pada tulang di sebelahnya, sedangkan fraktur depresi di daerah
temporal tanpa disertai adanya gangguan neurologis tidak perlu dilakukan
operasi.
5
hematom, kemudian menjahit duramater secara "water tight"/kedap air
kemudian fragmen tulang dapat dikembalikan atau pun dibuang, fragmen tulang
dikembalikan jika : (a) Tidak melebihi golden periode (24 jam), (b) Duramater
tidak tegang. Jika fragmen tulang berupa potongan-potongan kecil maka
pengembalian tulang dapat secara mozaik.