Anda di halaman 1dari 3

KASUS ANSIETAS

Seorang perempuan 24 tahun ke klinik karena merasa kelelahan, nyeri otot,


insomnia, uring-uringan dan sakit kepala setiap hari. Dia pernah panic saat ujian dan
lari meninggalkan ruangan. Dia merasa tidak kuat dan kewalahan dengan
studinya dan saat ini ditinggal tunangannya untuk menikah. Dia pernah di
diagnosis depresi dan migren. Obat yang diminum topiramat 50 mg/hari. Ibuya
pernah di diagnosis depresi dan ayahnya ketergantungan alcohol. Setelah
pemeriksaan fisik oleh dokter di diagnosis GAD dan depresi tidak spesifik.

Pertanyaan:

1. Apa yang menunjukan dia ansietas, apakah ada pengaruh obat?


2. Informasi apa yang dibutuhkan untuk mendukung diagnosis ansietas?
3. Bagimana tatalaksana terapi?
4. Apa yang dimonitoring?

Jawab :
1. Berdasarkan kasus, perempuan 24 tahun menunjukan ansietas dilihat
dari gejala panic dan gangguan perpisahan dimana perempuan tersebut
ditinggal tunangannya. Kecemasan terjadi selama penggunaan obat
perangsang sistem saraf pusat dengan cara yang yang tergantung pada
dosis tetapi konsumsi dalam jumlah minimal dapat menyebabkan
kecemasan yang menyatakan termasuk kepanikan. Timbulnya kecemasan
yang diinduksi obat biasanya cepat setelah mulai terapi tetapi obat baru
atau perubahan dosis untuk efek samping kan etiologi obat untuk
kecemasan. Dari obat Topiramat 50 mg/ hari yang dikonsumsi memberikan
efek samping seperti kelelahan, nyeri otot.
2. Informasi yang dibutuhkan untuk mendukung diagnosis ansietas yaitu
pilihan treatment untuk gangguan anxietas terdiri dari terapi psikologis dan
farmakologis. Semua pasien harus menerima edukasi dari dokter mencakup
informasi mengenai gangguan, pilihan pengobatan, danprognosis umum.
Selainitu, pasien juga harus diberitahu mengenaiefektivitas obat, efek samping
umumataupun efek samping yang tidak umumtapi serius, durasi pengobatan,
biaya, serta kemungkinan yang akan terjadi apabila pengobatan dihentikan.
3. Tatalaksana Terapi untuk ansietas
 Identitas Pasien
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
 Keluhan :
a. kelelahan, nyeri otot, insomnia, uring-uringan dan sakit kepala setiap
hari.
b. Dia merasa tidak kuat dan kewalahan dengan studinya dan saat ini
ditinggal tunangannya untuk menikah
 Riwayat pengobatan : Obat yang diminum topiramat 50 mg/hari.
 Riwayat Keluarga : Ibuya pernah di diagnosis depresi dan ayahnya
ketergantungan alcohol.
Tata laksana terapi
Terapi farmakologi :
 Venlafaxine
Untuk mengurangi kecemasan dan efek samping dari obat maka digunakan
obat Venlafaxine 75 mg/hari untuk dosis awal. Venlafaxine adalah serotonin
selektif dan norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) yang digunakan untuk
menangani depresi, gangguan kecemasan dan rasa nyeri. Venlafaxine
membantu banyak orang pulih dari depresi, dan memiliki lebih sedikit efek
samping dibandingkan dengan golongan obat antidepresan sebelumnya.
Antidepresan seperti venlafaxine membantu untuk membuat suasana hati
lebih baik, tidur lebih nyenyak dan bergaul dengan orang-orang lebih mudah
karena Anda tidak terlalu cemas.

 Terapi Non farmakologi


pasien yang cemas harus diinstruksikan untuk menghindari kafein, stimulan
tanpa resep, dan penggunaan alkohol yang berlebihan. Sebagian besar
pasien dengan GAD memerlukan terapi psikologis, sendirian atau dalam
kombinasi dengan obat anti ansietas, untuk mengatasi rasa takut dan belajar
untuk mengelola kecemasan dan kekhawatiran mereka. Terapi perilaku
kognitif (CBT) adalah terapi psikologis yang paling efektif pada pasien
GAD.

4. Monitoring :
 Efek samping obat. Efek samping venlafaxine yang umum termasuk
kehilangan nafsu makan, sembelit, mulut kering , pusing, berkeringat, dan
masalah seksual.
 Kepatuhan penggunaan obat
 Dilakukan control selama penggunaan obat
 Pemantauan gejala pasien selama penggunaan obat

Anda mungkin juga menyukai