Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lisya’diah Ma’rifataini

NIM : 1401020084

MATERI MAYSIR

Maisir atau Judi artinya bertaruh, baik dengan uang atau benda. Dapat juga di sebut
sebagai suatu perbuatan mencari laba dengan jalan untung-untungan. Yaitu dengan cara
menerka dan mensyaratkan pembayaran lebih dahulu. Kalau terkaannya benar beruntunglah
orang yang nenerkanya, akan tetapi kalau terkaannya salah hilanglah uang pembayarannya
itu.

Perkataan Maisir bermaksud memperolehi sesuatu dengan mudah atau memperolehi


keuntungan tanpa usaha. Islam melarang semua bentuk urusniaga di mana keuntungan
kewangan diperolehi hanya berdasarkan nasib atau spekulasi dan bukannya dengan usaha
gigih untuk mendapatkannya.

Kata Maisir dalam bahasa Arab arti secara harfiah adalah memperoleh sesuatu dengan
sangat mudah tanpa kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa bekerja. Yang biasa juga
disebut berjudi. Istilah lain yang digunakan dalam al-Quran adalah kata `azlam` yang berarti
perjudian.

Judi dalam terminologi agama diertikan sebagai "suatu transaksi yang dilakukan oleh
dua pihak untuk pemilikan suatu benda atau jasa yang mengguntungkan satu pihak dan
merugikan pihak lain dengan cara mengaitkan transaksi tersebut dengan suatu tindakan atau
kejadian tertentu"

Kesimpulannya, kata al-maisir (perjudian) dari sisi bahasa mencakup dua hal:

1. Ia adalah usaha mendapatkan harta tanpa susah payah

2. Ia adalah cara mendapatkan harta dan sebab menjadi kaya (berkecukupan).

Prinsip berjudi adalah terlarang, baik itu terlibat secara mendalam mahupun hanya
berperan sedikit saja atau tidak berperan sama sekali, mengharapkan keuntungan semata
(misalnya hanya mencuba-cuba) di samping sebagian orang-orang yang terlibat melakukan
kecurangan, kita mendapatkan apa yang semestinya kita tidak dapatkan, atau menghilangkan
suatu kesempatan. Melakukan pemotongan dan bertaruh benar-benar masuk dalam kategori
definisi berjudi.

Pengharaman al-Maisir.

Pendapat ulama tentang maisir

1. zarqa mengatakan bahwasanya adanya unsur gharar menimbulkan al-qumar,


sedangkan al-qumar sama dengan al-maisir(perjudian). Artinya ada salah satu pihak
yang untung dan ada pula pihak lain yang rugi.
2. Husain hamid berpendapat mengenai akad judi. Menurutnya akad judi adalah akad
gharar, karena masing-masing pihak yang berjudi dan yang bertaruh menentukan pada
waktu akad jumlah uang yang di ambil atau jumlah uang yang ia berikan itu bisa di
tentukan nanti, tergantung pada suatu peristiwa yang tidak pasti, yaitu jika menang
maka ia mengetahui jumlah yang di ambil, jika ia kalah maka ia mengetahui jumlah
yang ia berikan.
3. syafi'i antonio mengatakan bahwa bahwa unsur maisir judi artinya adanya salah satu
pihak yang untung namun justru di lain pihak mengalami kerugian. Hal ini tampak
jelas apabila pemegang polis dengan sebab-sebab tertentu membatalkan kontraknya
sebelum masa (reversing period), biasanya tahun ke tiga maka yang bersangkutan
tidak akan menerima kembali uang yang telah di bayarkan kecuali sebagian kecil saja.
Juga adanya unsur keuntungan yang di pengaruhi oleh
pengalaman(underwriting) dimana untung rugi di peroleh dari unsur ketetapan.

Perbuatan judi di haramkan dan hasil yang di peroleh dari perbuatan judipun di
larang. Sebagaimana Firman allah swt. Artinya Hai orang-orang yang beriman,
"sesungguhnya khomer, berjudi, berkurban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah
adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu memperoleh keuntungan.

Ayat tersebut muncul karena adanya kebiasaan orang jahiliyah, yaitu mempunyai
kebiasaan menyimpan tiga buah anak panah di dalam kakbah yang di balut kertas atau kain
bertuliskan "lakukan, jangan lakukan, dan kosong. Biasanya sebelum melakukan perjalanan
jauh, mereka menemui juru kunci kakbah dan minta d ambilkan salah satu anak panah
bertuliskan lakukan, mereka akan melakukan perjalanan jauh dan menganggap perjalanan
mereka akan membawa keselamatan. Ini merupakan game of change yang di lakukan tanpa
usaha.

Dalam as-sunnah juga terdapat sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam
Shahih al-Bukhari Yang artinya “Barangsiapa yang menyatakan kepada saudaranya, 'Mari,
aku bertaruh denganmu.' maka hendaklah dia bersedekah." (Hr. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits ini, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan ajakan bertaruh--baik
dalam pertaruhan atau muamalah--sebagai sebab membayar kafarat dengan sedekah, Ini
menunjukkan keharaman pertaruhan. Demikian juga, sudah ada ijma' tentang keharamannya.
Sedangkan dalam terminologi ulama, ada beberapa ungkapan:yaitu, semua muamalah yang
dilakukan manusia dalam keadaan tidak jelas akan beruntung atau merugi sekali (spekulatif)
di namakan al-maisir (perjudian) mencakupi semua muamalah yang terjadi dengan ketidak
jelasan apakah untung atau rugi. Sehingga, ketentuan dasar al-maisir (perjudian) adalah
semua muamalah yang membuat orang yang melakukannya berada dalam ketidakjelasan
antara untung dan rugi, yang bersumber dari al-gharar serta spekulasinya, dan hal itu menjadi
sebab terjadinya permusuhan dan kebencian di antara manusia.

Di kisahkan pada zaman jahiliyah, perjudian di lakukan dengan cara mengisi


mangkok dengan daging kambing yang di sembelih atas nama bersama (peserta) untuk di
sedekahkan kepada fakir miskin. Mangkok ini berjumlah sembilan buah, tetapi yang berisi
hanya 6 buah mangkok, sedangkan sisanya di kosongkan. Setelah mangkok di goyang-
goyang dalam sebuah karung, yang mereka namakan ribabah, kemudian satu persatu
mangkok itu di keluarkan. Apabila mendapat mangkok yang kosong, orang yang
bersangkutan harus mengganti uang pembelian kambing.

Sehingga cara ini di larang oleh allah berdasarkan surah al-maidah ayat 90 di atas. Di
balik di larangnya judi juga terkandung hikmah dan tujuan yang tinggi yaitu:
1. Hendaknya seorang muslim mengikuti sunnatullah dalam bekerja mencari uang, dan
mencarinya di mulai dari pendahuluan- pendahuluannya. Masuklah rumah dari pintu-
pintunya, dan tunggulah hasil dari senbab-sebabnya.
Sedangkan judi di dalamnya termasuk undian dapat menjadikan manusia hanya
bergantung kepada pembagian sedekah dan angan-angan kosong, bukan bergantung
pada usaha, aktivitas dan menghargai cara-cara yang telah di tentukan allah, serta
perintahnya yang harus di turuti.
2. Islam menjadikan Harta manusia sebagai barang berharga yang di lindungi. Oleh
karena itu tidak boleh di ambilnya begitu saja, kecuali dengan tukar-menukar sebagai
yang telah di syariatkan, atau dengan jalan hibah dan sedekah. Adapun
mengambilnya dengan jalan judi, adalah termasuk makan Harta orang lain dengan
cara yang batil.
3. Tidak mengherankan jika perjudian akan menimbulkan permusuhan dan pertentangan
antara pemain-pemain itu sendiri, kendati nampak dari mulutnya bahwa mereka telah
saling merelakan. Sebab bagaimanapun akan selalu ada pihak yang menang dan yang
kalah, yang di rampas dari yang merampas. Sedang yang kalah itu diam, maka
diamnya penuh kebencian dan mendokol. Dia marah karna angan-angannya tidak
dapat tercapai. Dia mendokol karena bertaruhnya itu sial, kalau dia ngomel, maka ia
ngomel kepada dirinya sendiri karena derita yang di alami dan tangannya yang
menaruhkan taruhnya dengan membabi buta.
4. Kerugiannya itu mendorong pihak yang kalah untuk mengulangi lagi, barangkali
dengan ulangan yang kedua dapat menutup kerugiannya yang pertama. Sedangkan
yang menang karena di dorong oleh lezatnya kemenangan, maka ia tertarik untuk
mengulangi lagi. Kemenangannya yang sedikit itu mengajak untuk lebih banyak.
Sama sekali dia tidak ada keinginan untuk berhenti. Dan makin berkurang
pendapatannya, makin di mabuk oleh kemenangan sehingga beralih dari kemegahan
kepada suatu kesusahan yang mendebarkan.
Begitulah berkaitnya putaran dalam permainan judi, sehingga hampir dua perputaran
ini tidak pernah terpisah, dan inilah rahasia terjadinya pertumpahan darah antara
pemain judi.
5. Oleh karena itu hoby ini merupakan bahaya yang mengancam masyarakat dan pribadi.
Hobi ini merusak waktu dan aktifitas sehingga menyebabkan para pemain-pemainnya
menjadi manusia yang tamak, mereka mau mengambil hak orang lain tetapi tidak mau
memberi, menghabiskan barang tetapi tidak dapat memproduksi.

Selamanya pemain judi sibuk dengan permainannya, sehingga mereka lupa akan
kewajibannya kepada tuhan, kewajiban akan diri, kewajibannya akan keluarga dan
kewajibannya akan umat.

Sesungguhnya setiap perbuatan yang sifatnya untung-untungan, baik dengan cara


membeli suatu benda maupun melakukan perjanjian, atas suatu yang belum tentu terjadi
dengan melakukan "pembayaran" terlebih dahulu atau berangsur-angsur, termasuk judi atau
untung-untungan.
KASUS MAISIR
Dalam kasus maysir kali ini saya akan memberikan kasus undian berhadiah “KOPI
KAPAL API” periode 2017, berikut ini merupakan promo yang dileluarkan oleh pihak
penyelenggara :

Promo Undian Kapal Api 2017 Berhadiah Mercedez Benz & Ducati
8 months ago by Admin IKN

Promo Undian Kapal Api 2017 Berhadiah Mercedez Benz & Ducati – Halo sobat Info
Kuis Network, Anda masih menyimpan bungkus kosong kopi Kapal Api? Kebetulan nih saat
ini kopi Kapal Api kembali mengadakan promo undian berhadiah. Caranya masih sama
dengan sebelumnya yaitu kirim bungkus ke PO BOX yang ditentukan. Buat yang tidak
menyimpan ayo buruan borong kopi Kapal Api dan kirim bungkus sebanyak-banyaknya.
Tema Campaign: Undian Kapal Api 2017
Penyelenggara: Kapal Api
Periode: 1 November 2016 sampai dengan 30 April 2017
Pengumuman: Akhir periode
Hadiah:
 3 Mercedez-Benz
 3 Ducati Monster
 540 Emas 5gr
Cara Ikutan / Mekanisme:
1. Like Facebook fanpage Info Kuis Network dan follow Twitter @infokuisnetwork
2. Beli kopi Kapal Api ukuran apa saja di toko atau minimarket terdekat
3. Simpan bungkus / kemasannya (jangan dibuang)
4. Kirimkan 5 bungkus / kemasan beserta data diri Anda ke PO BOX KAPAL API
JKT 10000
5. Atau Anda dapat memasukkan ke Dropbox terdekat
6. Syarat dan ketentuan berlaku
Kontak Penyelenggara:
 Facebook: Kopi Kapal Api
Analisis

Undian berhadiah adalah undian yang dilaksanakan oleh perusahaan barang atau jasa
dengan tujuan menarik para pembeli dan melariskan dagangan atau jasa yang mereka
tawarkan dengan cara memberikan hadiah untuk para pemenang yang ditentukan secara
undian. Dalam hal ini tujuan perusahaan memberikan hadiah atau undian memang biasanya
sebagai salah satu langkah promosi untuk menarik konsumen.
Hadiah itu pada dasarnya adalah halal dan mubah. Bahkan pada level tertentu bisa
menjadi sunnah. Sebab Rasulullah SAW telah bersabda,”Saling bertukar hadiahlah kalian,
maka kalian akan tambah cinta”. Namun yang namanya hadiah itu adalah akad yang tidak
mengharuskan ada imbalan. Ketika seseorang memberi hadiah, maka bukan untuk
mendapatkan suatu keinginan atau penebus sesuatu. Kalau untuk mendapatkan sesuatu,
namanya bukan hadiah tapi membeli atau membayar.
Undian berhadiah tanpa menarik iuran dari peserta, maksudnya kupon undian
diberikan kepada peserta dengan cara cuma-cuma, maka hukum undian ini dibolehkan syariat
karena tidak ada dalil yang melarangnya dan juga gharar yang terdapat dalam akad ini yang
disebabkan ketidaktahuan peserta akan fisik hadiah yang mereka terima tidak berdampak
merusak akad. Karena gharar ini dalam akad hibah bukan akad jual beli. Dan gharar dalam
akad hibah seperti yang telah dijelaskan hukumnya mubah.
Undian berhadiah dengan membayar iuran, undian jenis ini diharamkan sekalipun
jumlah iurannya sangat sedikit, karena ghararnya nyata, dimana peserta membayar iuran yang
kemungkinan ia mendapatkan hadiah sehingga berlaba atau ia tidak mendapat apa-apa
sehingga ia rugi, maka undian ini termasuk maysir.
Jika undian tersebut tidak menarik iuran secara khusus akan tetapi untuk dapat
mengikuti undian disyaratkan membeli barang, seumpama: kupon undian tertera pada
majalah atau menempel pada suatu barang maka hukum mengikuti undian ini dibolehkan
karena keberadaan undian hanya sebagai pengikut dalam akad. Sebagaimana yang telah
dijelaskan bahwa gharar yang hanya sebagai pengikut dalam akad tidaklah diharamkan.
Namun perlu diingat, jika pembeli membeli barang tersebut dengan tujuan untuk
mendapatkan kupon sedangkan ia tidak membutuhkan barangnya maka hukumnya haram
karena kupon dalam hal ini adalah tujuan pembelian dan bukan sebagai pengikut.
Hadiah kopi tersebut selayaknya tidak bersifat maysir yaitu undian berhadiah dengan
syarat yang digantungkan pada sesuatu yang keadaan tidak pasti dan bersifat untung-
untungan. Landasan ini dipetik dari Hadits Nabi Muhammad SAW “saling berhadiahlah
kalian dan saling menyayangilah”

Referensi :
http://infokuisnetwork.com/promo-undian-kapal-api-2017-berhadiah-mercedez-benz-ducati/

http://kangmasgalihpermadi.blogspot.co.id/2011/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html

Anda mungkin juga menyukai