Anda di halaman 1dari 2

Pentingnya Identitas Merek pada Usaha Mikro Melalui Komunikasi Efektif

Cecilia Arviana/1807212740/Akuntansi

Komunikasi, menurut KBBI merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, lalu saat komunikan memahami
dan memberikan respon yang diekspektasikan oleh komunikator, komunikasi dikatakan sukses.
Kebanyakan orang berasumsi bahwa komunikasi yang dimaksud adalah sekadar bercengkrama
dengan orang-orang terdekat. Ternyata dalam perkembangannya, komunikasi sekarang menjadi
tombak dalam dunia per-bisnis-an. Pada era kejayaan industri, produsen-lah yang memutuskan
barang apa yang harus diproduksi. Seiring perkembangannya hingga memasuki era pemasaran,
perusahaan mulai menganalisis apa yang konsumen butuhkan dan inginkan sehingga barang yang
diproduksi, disesuaikan dengan permintaan konsumen. Kemudian, kita sedang
memasuki Relationship era, di mana perusahaan sudah memikirkan nasib perusahaannya secara
jangka panjang. Nasib perusahaan dalam jangka waktu yang panjang tentu saja dapat dicapai
hanya dengan memiliki konsumen yang loyal. Lalu, bagaimana perusahaan dapat
mempertahankan kesetian konsumen? Jawabannya adalah dengan branding.

Branding merupakan proses pembentukan identitas perusahaan. Menurut HubSpot sendiri:


"Identitas sebuah brand dibentuk berdasarkan apa yang Anda ingin sampaikan, nilai apa yang
Anda pegang, bagaimana anda mengomunikasikan konsep brand yang anda miliki, serta emosi
apa yang ingin konsumen anda rasakan saat berinteraksi dengan bisnis yang anda jalankan. Intinya,
identitas sebuah brand merupakan kepribadian dari bisnis anda dan janji kepada konsumen anda."
Sehingga dalam proses pembentukannya dibutuhkan tali komnikasi yang sangat kuat untuk
mengikat hubungan antara konsumen dan perusahaan.

Identitas suatu merek bukanlah hal yang dapat kita pandang sebelah mata. Tanpa kita sadari,
identitas sebuah merek adalah salah satu aset berharga bagi perusahaan itu sendiri. Contoh nyata
dari hal tersebut adalah merek Apple. Merek yang terkenal akan logo ikonik layaknya apel tergigit
itu digadang-gadang sebagai merek dengan valuasi tertinggi selama sembilan tahun berturut-turut
berkat identitas “mahal” yang berhasil dibentuknya.. Tulisan ini tentu saja tidak akan berfokus
pada merek yang sudah besar seperti Apple, tetapi akan berfokus pada salah satu merek yang saya
amati akhir-akhir ini, yaitu Muddy Buddy yang menurut pandangan saya sebuah bisnis kecil yang
berhasil mengomunikasikan merek masker organik independennya. Mengapa saya anggap ia
berhasil mengomunikasikan konsepnya?

Pada awalnya, brand Muddy Buddy melakukan teknik pemasaran yang sama seperti online shop
kebanyakan, yaitu hanya sekadar memasarkan produk dan mem-posting beberapa testimoni hasil
pemakaian masker organik yang diproduksinya. Sebelum Instagram menjadi media mainstream
dalam menjajakan produk di pasar internet, teknik pemasaran seperti itu sangat cukup untuk
menggaet pembeli. Namun, seiring menjamurnya toko online di platform Instagram, pemilik
brand tersebut mulai merombak teknik pemasarannya.

Membuat Pelanggan Percaya Akan Produk yang Dibuatnya Walaupun Tidak Memiliki
Sertifikasi BPOM
Pada Instagram @Muddybuddy.co, pemiliki toko online ini sering kali memberikan update atas
proses pembentukan produknya, menjelaskan apa saja yang membuat produknya dinilai aman,
"Jangan pernah percaya akan suatu produk yang tidak mencantumkan ingredients produk mereka",
ucap owner yang sering dipanggil Keke itu. Beliau sering kali memberikan tips-tips seputar
perawatan wajah yang berbasis pada data-data yang terdapat pada jurnal terpercaya sehingga
orang-orang percaya akan setiap pernyataannya. Salah satu contohnya adalah penjelasan tentang
bahan-bahan aktif yang terkandung pada suatu brand mahal. Ia membandingkan juga bahan aktif
yang ada pada produk yang dikandungnya seakan produknya sama-sama berkualiatas dengan
harga yang lebih miring. “Smart Consumer” sering kali terucap pada rangkaian insta-story
edukatifnya. Propaganda “Smart Consumer” yang terulang-ulang ini membuat pelanggan percaya
bahwa pembeli Muddy Buddy adalah pembeli yang pintar. Repetisi tersebut adalah teknik yang
efektif dalam membuat konsumen percaya pada hal tersebut sehingga sertifikasi BPOM yang
belum diraihnya tidak menghalangi kepercayaan konsumen terhadap produknya. Faktanya,
manusia mudah mempercayai sesuatu jika pernyataan tersebut diulang-ulang. Fenomena ini
dinamakan “Illusory truth effect”, yang juga digunakan pada iklan yang menciptakan rasa familiar
pada diri kita sehingga repetisi tersebut dianggap sebagai suatu fakta tanpa peduli apa
kenyataannya (Schwarz, N., Sanna, L. J., Skurnik, I., & Yoon, C. 2007). Setelah teknik marketing
tersebut dilakukan, Instagram @Muddybuddy.co mengalami peningkatan followers yang
signifikan tanpa harus endorse ke selebgram ataupun artis dengan bayaran yang lumayan besar.

Keberhasilan Muddy Buddy dalam mengembangkan usahanya dengan mengomunikasikan nilai,


imaji, serta emosi yang ingin disampaikan konsumen sebagai proses pembentukan identitas
berhasil mendobrak opini khalayak umum yang menyatakan bahwa sebuah bisnis mikro tidak
membutuhkan identitas merek yang cukup kuat. Karena pada kenyataannya, sebuah badan usaha
mikro semacam Muddy Buddy sendiri pun dapat memajukan merek yang dimilikinya saat
memiliki identitas yang jelas dan menggunakan teknik komunikasi yang efektif. Kesuksesannya
sendiri membuat kita tersadar, di era globalisasi, peran komunikasi semakin nyata adanya,
diakibatkan oleh perkembangannya yang semakin variatif serta terbuka akibat kemajuan teknologi.
Untuk itu, berbagai inovasi dalam mewujudkan komunikasi yang efektif bagi pelanggan haruslah
terus dikembangkan, jika tidak ingin tertinggal dalam progresivitasnya.

Anda mungkin juga menyukai