Anda di halaman 1dari 33

MATERI KULIAH

DIGITAL BUSINESS

Arip Budiman, ST.,M.Pd


Nama Lengkap : Arip Budiman, ST.,M.Pd
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 2 April 1987
Jabatan Kerja : Kepala Unit Penjaminan Mutu Internal
Alamat Rumah : Rajapolah

Riwayat Pendidikan Formal


No Institusi
1. SD Negeri 6 Rajapolah
2. SMP Negeri 1 Rajapolah
3. SMK Manangga Pratama Tasikmalaya
4. LP3I Tasikmalaya
5. STT YBS Internasional Tasikmalaya
6. Universitas Galuh Ciamis
RPS Digital Business
Deskripsi Singkat MK :
Mata kuliah ini merupakan pengkhususan di bidang manajemen pemasaran yang bertujuan untuk membekali
para mahasiswa pengetahuan, pemahaman dan penerapan berbagai kasus perusahaan dan perkembangan
digitalisasi bisnis. Mata kuliah ini membahas perkembangan teknologi digital, digital marketing, platform
bisnis digital, proses market place, perusahaan – perusahan digital seperti Google, Facebook, social media
dan aplikasinya dalam bisnis serta sharing economy. Selain itu, mata kuliah ini
Bahan Kajian: Materi Pembelajaran
1. Legacy marketing dan new wave marketing
2. Sharing economy
3. Funneling Marketing
4. Model bisnis digital yang gratis
5. Social media marketing
6. Success story implementasi digital
7. Disruption Theory
8. Market place
9. Community marketing
10. Inovasi digital dan model disrupsi dalam inovasi
11. Kampanye organik/free traffic
12. Search engine optimation
denisutaryono
LEGACY
MARKETING

Dunia bergerak cepat, perubahan terjadi begitu cepat dan


mengejutkan. Salah satu penyebabnya adalah perkembangan
teknologi, khususnya teknologi informasi.

Begitu juga di dunia pemasaran, perusahaan yang tidak


mampu mengikuti perkembangan tren, akan kesulitan
memenangkan persaingan, terlebih selain perkembangan
teknologi informasi, masyarakat semakin cerdas dalam
membeli komoditas produk yang diinginkannya.
LEGACY
MARKETING

Landasan Teoritis

Menurut Kotler (2008: 6), pemasaran konvensional adalah proses


dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan
membangun hubungan dengan pelanggan dengan tujuan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
LEGACY
MARKETING

Landasan Praktis

merupakan proses komunikasi penawaran produk atau jasa kepada


calon pelanggan secara langsung dengan menggunakan cara
normal. Wujud dari pemasaran yang dilakukan secara langsung
yakni dengan menggunakan tools advertising seperti brosur, direct
sales, personal selling, public relation (PR), menggunakan iklan di
televisi dan radio hingga trade show / events.
LEGACY
MARKETING

Marketing 1.0 mengandalkan rational intelligence. Produk


bagus, harga terjangkau. Konsumen memilih produk
berdasarkan tinggi rendahnya harga yang ditawarkan
produsen. Tools pemasaran konvensional sebagainya sehingga
konsumen sangat mudah untuk berpindah.
LEGACY
MARKETING

Marketing 2.0, melalui oleh emotional marketing yang


mengandalkan emotional intelligence, dengan menyentuh hati
konsumen. Produk yang ditawarkan lebih mahal dibanding
yang lain, tetapi produk tetap dipilih konsumen karena banyak
konsumen sudah memiliki ikatan emosional dengan produk
yang ditawarkan.
LEGACY
MARKETING

Marketing 3.0 dilandasi oleh spiritual intelligence, bergerak


kearah spiritual yang tidak hanya mendongkrak profit, tetapi
juga menjamin kelanggengan dan penguatan karakter brand
dan membentuk perbedaan yang benar-benar otentik dan sulit
untuk ditandingi.
Kelebihan Conventional Marketing :
1. Lebih inklusif menyasar semua kalangan

2. Emotional Messaging lebih tersampaikan

Kelemahan Conventional Marketing :


1. Result Parameter tidak terukur

2. Terlalu inklusif / tidak tertarget

3. Cost lebih mahal


4. Tidak menghasilkan data
LEGACY
MARKETING
Marketing1.0 Marketing 2.0 Marketing 3.0
Product-centric marketing Customer-oriented Values-driven marketing
marketing
Objektif Perusahaan Menjual produk Memuaskan dan membuat Membuat dunia yang lebih
konsumen loyal baik
Pemicu Arus Pergerakan Industrial Revolution Teknologi informasi dan Teknologi New Wave
komunikasi
Konsumen yang secara
Bagaimana Perusahaan Mass buyersdengan Konsumen yang rasional holistik memiliki mind,
Melihat Konsumen kebutuhan fisik dan emosional
heart, dan spirit
Kunci Konsep Pemasaran Pengembangan produk Diferensiasi Nilai-nilai (values)
Panduan Pemasaran Spesifikasi produk Positioning perusahaan Visi, Misi, dan Values dari
Perusahaan dan produk Perusahaan
Nilai yang Dijual Fungsional Fungsional dan emosional Fungsional, emosional, dan
Perusahaan spiritual
Interaksi dengan Transaksional yang
bersifat top-down(One to Hubungan intimasi yang Kolaborasi antar jaringan
Konsumen Many) bersifat one to one konsumen (many to many)
LEGACY
MARKETING
Case sampling :
NEW WAVE
MARKETING

1.
“Segmentasi kepada Komunitasisasi”

Jika di erra Legacy Marketing lebih kepada proses memanfaatkan peluang


dengan membagi-bagi pasar menjadi pembagian segmen, maka di Era
New Wave, paktek segmentasi dilakukan dengan mengkomunitisasikan
konsumen sebagai kelompok orang yang saling peduli satu sama lain dan
memiliki kesamaan purposes, values, and identity. Maka dapat
disimpulkan juga bahwa “ Segmentation is Communitization.”

Contoh : Komunitas Otomotif (produk mobil)


NEW WAVE
MARKETING

2.
“Targeting kepada Konfirmasi”

Didalam Legacy Marketing, perusahaan melihat konsumen sebagai target


objek yang dipilih, mana yang cepat dan profitable.
Maka seiring dengan semakin cerdasnya kalangan konsumen, maka di
era New Wave perusahaan perlu meminta ijin atau persetujuan untuk
masuk ke suatu komunitas.

Contoh kasus : Facebook Group


NEW WAVE
MARKETING

3.
“Positioning to Klarifikasi”

Jika di awal positioning adalah membangun produk di benak konsumen


sehingga konsumen tersebut selalu mengingat produk kita, kermudian membeli
produk dan juga terjadi repeat buying.
Dengan demikian, apa yang harus harus dilakukan bukanlah melakukan
Positioning lagi, tapi Klarifikasi. Perusahaan bukan lagi melakukan memosisikan
merek mereka kepada target market, namun melakukan klarifikasi bersama dan
terhadap komunitas di mana ia berada. Hal ini berarti perusahaan sekedar
memperjelas keadaan dirinya yang sebenarnya yang sudah diakui (recognized)
oleh konsumen.
NEW WAVE
MARKETING
4.
“Diferensiasi kepada Kodifikasi”

Di masa llau, differensiasi produk dibuat dan dibentuk oleh perusahaan.


Sayangnya konsumen mereka tahu bahwa hal tersebut tidak asli.

Diferensiasi haruslah otentik. Melalui proses kodifikasi, perusahaan


membentuk keaslian produk melalui ‘DNA Produk” sebagai ciri unik
produk. Ciri unik inilah yang akan membuat konsumen menaruh
kepercayaan dan loyalitasnya pada produk, merek, maupun.

Contoh : Warna pada logo Google, biru facebook


NEW WAVE
MARKETING

5.
“Produk kepada Co-Creation”

Dalam Legacy Marketing, perusahaan memegang kendali atas keputusan produk secara keseluruhan.
konsumen diharapkan menunggu produk baru memasuki pasar. sehingga banyak produk yang gagal di
pasaran karena tidak sesuai dengan keinginan konsumen.

Dengan demikian, co-creation akan sangat bermanfaat bagi perusahaan. melalui co-creation, perusahaan
dapat memperoleh nilai maksimal dengan melibatkan konsumen dalam membuat platform produk yang
diinginkan konsumen. setelah itu, perusahaan mengizinkan konsumen untuk menyesuaikannya, membuat
R&D lebih murah dan lebih praktis.

Contoh : Honda Acces membuat perangkat lunak aplikasi berbasis Android yang membantu konsumennya
untuk membayangkan bagaimana hasil akhir dari setiap penambahan atau perubahan aksesoris pada
kendaraan, serta kalkulasi biayanya.
NEW WAVE
MARKETING

6.
“Harga kepada Currency”

Dalam Legacy Marketing, harga ditentukan secara vertikal oleh


perusahaan.

Sedangkan dalam New Wave Marketing, Currency bergantung pada vlaue


atau nilai. konsumen dan perusahaan bertemu dan menentukan kisaran
nilai pasar produk yang sebenarnya.

Contoh : orang yang membeli karena harganya meskipun kemahalan ya


nggak apa-apa, karena membantu meningkatkan statusnya dimata
temannya. Atau antigen dan vaksin di masa pandemi.
NEW WAVE
MARKETING

7.
“Tempat kepada Aktivasi Komunal”

Dalam Legacy Marketing, perusahaan mengembangkan channel dan memulai aliran produk
dan informasi ke konsumen,

Kunci perusahaan agar sukses dalam melakukan aktivas komunal adalah membiarkan
kebebasan bagi para anggota komunitas untuk merasakan dan memiliki pengalaman pada
merek. Untuk melakukan aktivasi komunal ini dibutuhkan konektor yang mampu
menghubungkan merek dengan anggota komunitas serta menjadi trigger dalam aktivitas
pemasaran anggota komunitas—baik secara online maupun offline.

Contoh : Harley Davidson , Agen Seribu Sunlight


NEW WAVE
MARKETING

8.
“Promosi kepada Conversation”

Dalam Promosi, perusahaan mengirimkan pesan satu arah, dan memperlakukan konsumen
sebagai audiens.

Berbeda dengan Conversation, perusahaan tidak memaksa konsumen untuk mendengarkan


dan memperhatikan. sebaliknya, perusahaan mengembangkan pemasaran permission-based
sebelum mengirim kampanye apa pun ke konsumen. Ini membuat perusahaan dan
konsumen untuk berinteraksi dan mengembangkan komunikasi dua arah.

Contoh : Mobilio merupakan mobil LMPV yang dibuat berdasarkan survei kebutuhan dan
keinginan masyarakat Indonesia. Berdasarkan survei tersebut, masyarakat Indonesia
menginginkan mobil keluarga yang lapang, tapi tidak terlalu panjang sehingga mudah
diparkirkan.
NEW WAVE
MARKETING

9.
“Selling kepada Komersialisasi”

Didalam Selling, konsumen adalah objeknya. konsumen adalah penerima


pasif dari bujukan penjualan dan tidak dapat berkontribusi banyak dalam
prosesnya.

Rekomendasi dari pelanggan lain jauh lebih dipercaya ketimbang iklan di


berbagai media, serta rekomendasi lebih mudah mengalir melalui
channel yang bernama network.
NEW WAVE
MARKETING

10.
“Brand kepada Character”

Merek yang dulunya dianggap hanya sebagai nama yang diberikan oleh
perusahaan untuk memberikan simbol pembeda yang dapat dikenali.

Namun, dalam New Wave Marketing, merek bukan lagi tentang kemasan;
sebaliknya, ini tentang karakterisasi merek, menanamkan jiwa pada
merek. karakterisasi adalah proses mengembangkan karisma yang dapat
dibedakan untuk menarik konsumen dengan keaslian dan warna.
Contoh : Apple HP bergengsi, Sunlight, Rinso, Sanyo.
NEW WAVE
MARKETING

11.
“Service kepada Care”

Di masa lalu, konsumen dianggap sebagai raja, dengan memberikan


Service terbaik, keberhasilan diukur dari kunjungan ulang.

Didalam Care, alih-alih melayani konsumen, perusahaan menunjukkan


perhatian dan upaya tulus mereka kepada konsumen. Tujuannya adalah
untuk menginspirasi konsumen mereka sehingga mereka dapat
merekomendasikan perusahaan kepada orang lain.

Contoh : Hotline service, layanan barang bisa ditukar, garansi, dll.


NEW WAVE
MARKETING

12.
“from Process to Collaboration”

PROSES biasanya dikembangkan dan dipantau oleh perusahaan.


Sementara KOLABORASI merupakan fase dimana perusahaan mengajak
konsumen untuk berperan dalam proses tersebut.

Contoh : Perusahaan ekspedisi yang membuat layanan online agar


konsumen dapat melacak dan memonitor barang antaran nya.
SUMMARY
Di sini, pemasar kudu bisa membentuk suatu
komunitas maupun memanfaatkan komunitas untuk
mendukung aktivitas pemasaran. Dalam komunitas,
ada ikatan antaranggota komunitas karena mereka
memiliki faktor pengikat, seperti kesamaan hobi,
interes, nilai, dan sebagainya.  Berbeda dengan
segmentasi di mana antarnggota tidak saling kenal
dan juga tidak peduli
1. Communitization
Di sini, pemasar kudu bisa membentuk suatu komunitas maupun memanfaatkan komunitas untuk mendukung
aktivitas pemasaran. Dalam komunitas, ada ikatan antaranggota komunitas karena mereka memiliki faktor
pengikat, seperti kesamaan hobi, interes, nilai, dan sebagainya.  Berbeda dengan segmentasi di mana antarnggota
tidak saling kenal dan juga tidak peduli
2. Confirming
Proses ini sejalan dengan langkah awal komunitisasi di atas. Usai kita bisa mengindentifikasi sejumlah komunitas,
kita akan mengkonfirmasi ke komunitas mana kita akan bergabung.
3. Clarification
Klarifikasi dilakukan dengan menjelaskan persona maupun karakter kita kepada komunitas yang sudah kita
confirm sebelumnya dengan memberikan jawaban siapa diri kita sebenarnya.
4. Codification
Kodifikasi merupakan proses memasukkan diferensiasi ke dalam “DNA” merek maupun pelanggannya.
Perusahaan harus bisa mengindentifikasi perbedaan yang ada sampai ke “tingkat DNA” dan harus selalu terkonek
 dengan para pelanggan sehingga mampu membuat produk yang sangat pesonal
5. Co-creation
Langkah ini merupakan proses menciptakan produk dengan menjalin kemitraan dengan para pelanggan. Pelanggan
dilibatkan dalam proses penciptaan produk.
6. Currency
Harga biasanya dimaknai secara tetap, sementara currency itu lebih fleksibel.
7. Communal Activation
Ini merupakan upaya mengaktifkan komunitas melalui pemimpin maupun aktivis komunitas sebagai
pihak yang mampu memasarkan produk kepada para anggota komunitas lainnya.
8. Conversation
Ini merupakan upaya menciptakan percakapan, baik antara produsen dengan konsumennya maupun konsumen
dengan konsumen lainnya.  Berbeda dengan promosi yang sifatnya satu arah dan atas bawah. Dalam percakapan,
semua pihak yang terlibat adalah sejajar.
9. Commercialization
Proses ini bersifat dua arah di mana terjadi pertukaran nilai antara perusahaan dan pelanggan. Tak seperti dalam
selling, komersialisasi tidak dilakukan secara langsung. Ada pengoptimalan peran rekomendasi antaranggota
komunitas itus sendiri maupun antarpelanggan
10. Character
Merek di era serba transparan ini harus mempunyai karakter—berorientasi pada nilai-nilai seperti keadilan, cinta pada
pelanggan, menghormati pesaing, dan sebagainya. Karakter adalah “the true self”. Sedangkan brand adalah “the
cover.” Sekarang ini, brand without character is nothing.
11. Caring
Caring is beyond service. Caring tidak sekadar melayani secara standar saja. Lebih dalam dari itu, care juga
mengetahui apa yang menjadi kegelisahan dan impian dari orang-orang yang dilayani. Benar-benar
memperlakukan orang yang dilayani sebagai subjek manusia
12. Collaboration
Agar lebih kompetitif,  perusahaan tidak bisa berjalan sendiri. Ia harus mampu menjalin kolaborasi dengan
banyak pihak. Dengan kolaborasi ini, perusahaan bisa menawarkan nilai lebih kepada pelanggan dan tentunya
lebih kompetitif.
KONKLUSI

Dalam Legacy Marketing, hubungan perusahaan dan konsumen


adalah vertikal, pendekatan ini memperlakukan konsumen sebagai
TARGET.

Model sembilan elemen inti adalah alat yang efektif bagi


perusahaan dalam memenangkan pangsa pasar, pangsa pikiran,
dan pangsa hati.
New Wave Marketing memungkinkan perusahaan mencapai
tujuannya secara maksimal, melalui konsep akomodasi hubungan
horizontal antara orang, perusahaan, pelanggan, pesaing, dan
agen perubahan. dalam setiap prosesnya. Adapun pelanggan
didorong untuk berpartisipasi, membuat proses lebih hemat biaya.

Anda mungkin juga menyukai