Anda di halaman 1dari 4

Mikropaleontologi?

Apa itu
Mikropaleontologi dan
Kegunaannya dibidang ilmu
Geologi?
Harman Dwi Rachmadhan*
Mikropaleontologi merupakan cabang dari ilmu paleontologi
yang mempelajari sisa-sisa organisme yang telah terawetkan di alam
berupa fosil yang berukuran mikro. Mikropaleontologi juga
didefinisikan sebagai suatu studi sistematik yang membahas mikrofosil,
klasifikasi, morfologi, ekologi dan mengenai kepentingannya terhadap
stratigrafi.

Dalam praktikum mikropaleontologi ini dipelajari foraminifera


sampai tingkat spesies. Foraminifera plankton pertama kali muncul
pada Zaman Yura (Dogger) yang diwakili oleh golongan Globigerinidae.
Selanjutnya golongan ini berkembang secara kosmopolitan meningkat
terus hingga zaman Tersier dan Kuarter. Umumnya fosil mikro
berukuran lebih kecil dari 5 mm, namun ada diantaranya yang
berukuran sampai 19 mm seperti halnya genus Fusulina.

Kegunaan Fosil Foraminifera

Fosil foraminifera sering dipakai untuk memecahkan problem


geologi terutama bagi perusahaan-perusahaan minyak dan gas bumi.
Zonasi foraminifera planktonik merupakan salah satu zonasi mikrofosil
yang cukup teliti untuk kepentingan penentuan umur. Zonasi fosil yang
ketelitiannya lebih kurang setara dengan zonasi ini adalah zonasi
nannoplankton gampingan. Fosil nannoplankton gampingan
mempunyai ukuran yang fantastik kecil (3-40 mikron). Karena itu dalam
pengamatannya diperlukan mikroskop dengan perbesaran minimum
5000 x bahkan 20.000 kali.

Kegunaan fosil foraminifera

- Untuk menentukan umur batuan yangmengandungnya.


- Membantu dalam studi Lingkungan pengendapan atau fasies.
- Korelasi stratigrafi dari suatu daerah dengan daerah lain, baik
korelasi permukaan atau bawah peimukaan.
- Membantu menentukan batas-batas suatu transgresi dan
regresi, misalnya dengan menggunakan foraminifera bentos
Rotalia beccarii (fosil penciri daerah transgresi), Gyroidina
soldanii (fosil penciri batial atas) dan lain-lain.
- Untuk penyusunan satuan biostratigrafi.
Berdasarkan kegunaannya, maka dikenal beberapa istilah yaitu :

Fosil Indeks/Fosil Penunjuk/Fosil Pandu

Fosil yang digunakan sebagai penunjuk umur. Pada umumnya


jenis fosil ini mempunyai penyebaran vertikal yang pendek dan
penyebaran lateral luas serta mudah dikenal.

Fosil Batimetri/Fosil Kedalaman

Fosil yang dapat digunakan untuk menentukan lingkungan


kedalaman. Pada umumnya yang dipakai adalah foraminifera bentos
yang hidup di dasar laut.

Contoh : Elphidium spp., penciri lingkungan transisi (Tipsword dkk.,


1966).

Fosil Horison/Fosil Lapisan/Fosil Diagnostik

Fosil yang mencirikan atau khas terdapat di dalam lapisan yang


bersangkutan. Contoh : Globorotalia tumida (penciri N.18).

Fosil Lingkungan

Fosil yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk lingkungan


sedimentasi. Contoh : Radiolaria sebagai penciri laut dalam.

Fosil Iklim

Fosil yang dapat digunakan sebagai penunjuk iklim pada saat itu.
Contoh : Globigerina pachiderma

Makna dan Tata Cara Penamaan Fosil

Seorang sarjana Swedia, Carl Von Line (1707 - 1778) yang


kemudian melahirkan namanya menjadi Carl Von Linnaeus membuat
suatu hukum yang dikenal sebagai LAW OF PRIORITY (1958), yang
pada pokoknya menyebutkan bahwa nama yang telah dipergunakan
pada suatu individu tidak dipergunakan untuk nama individu yang lain.

Nama kehidupan pada tingkat genus terdiri dari satu kata,


sedangkan tingkat spesies terdiri dari dua kata, tingkatan subspesies
terdiri dari tiga kata. Nama - nama kehidupan selalu diikuti oleh orang
yang menemukannya.
Beberapa contoh penamaan fosil adalah sebagai berikut :

Globorotalia menardii exulis Blow, 1969 atau Globorotalia


menardii exilis Blow, 1969. Penamaan fosil hingga subspesies
diketemukan oleh Blow, tahun 1969

Glororotalia humerosa n.sp. TAKAYANAGI & SAITO, 1962 atau


Globorotalia humerosa n.sp. TAKAYANAGI & SAITO, 1962 n.sp.
artinya spesies baru

Globorotalia ruber elongatus (D'ORBIGNY), 1862

Atau

Globorotalia ruber elongatus (D’ORBIGNY), 1862

Penemuan pertama dari fosil tersebut adalah D'ORBIGNY dan


pada tahun 1862 fosil tersebut diubah oleh ahli yang lain yang
menemukannya. Hal ini sebagai penghormatan pada penemu
pertama kali nama fosil tersebut tetap dicantumkan dalam tanda
kurung.

Pengukuran Penampang Startigrafi

Tujuannya antara lain untuk mendapatkan data litologi secara


terperinci dan ketebalan yang teliti dari urut-urutan perlapisan yang
terdapat pada suatu daerah. Pengambilan sampel atau contoh batuan
yang tersingkap di lapangan untuk mendapatkan fosil foraminifera,
antara lain dapat dilakukan pada waktu pengukuran penampang
stratigrafi.

Sistematika Paleontologi

Pada umumnya studi mikrofosil yang rinci, biasanya disertai


dengan pembahasan sistematika paleontolgi, antaralain meliputi
taksonominya. Urutan klasifikasi makhluk hidup, sesuai dengan
"ranking" atau kedudukannya, untuk foraminifera dan salah satu jenis
hewan adalah sebagai berikut :

Kingdom Protista Animalia


Filum Protozoa Chordata
Klas Sarcodina Mammalia
Ordo Foraminiferida Carnivora
Famili Globigerinidae Felidae
Genus Globigerina Felis
Spesies nepenthes cattus
Salah satu contoh urutan klasifikasi, dalam pembahasan
Sistematika Paleontologi adalah sebagai berikut :

Kingdom Protista Haeckel, 1866


Filum Protozoa Goldfuss, I 818

Klas Sarcodina Hertwig & Lesser, 1874

Ordo Foraminiferida Eichwald, 1830

Famili Globigerinidae Carpe


nter,
Genus Globigerina d'Orbigny,
Parke 1826
r &
Spesies calida Parker,
Jones 1962
,
1862

Anda mungkin juga menyukai