FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Nilai ketuhanan yang ada dalam pancasila membenarkan bahwa semua warga
Negara indonesia memiliki agama, dan semua agam mengajarkan tentang suatu kebaikan.
Nilai kemanusiaan dalam pancasila membawa angin segar bagi warga Negara
karena makna yang terkandung membawa kesetaraan antara sesama yaitu derajat, hak
dan kewajiban antara sesama manusia. Namun, realitanya pada era modern ini nilai luhur
tersebut hanya sebatas ungkapan tertulis diatas potongan-potongan kertas, tidak
bermakna bagi sebagian besar warga Negara dimana begitu banyak kita temukan
perilaku yang menunjukkan penyimpangan terhadap nilai kemanusiaan ini. Seperti, orang
kaya lebih dihormati, perilaku yang semena-mena terhadap orang lain (penganiayaan)
menunjukkan bahwa nilai kemanusiaan pada hari ini sangat menyedihkan dan
menyimpang dari makna nilai yang diidamkan dalam pancasila. Oleh karena itulah, kita
sebagai warga Negara indonesia sudah seharusnya menghargai, menghormati dan
menjunjung tinggi sesama manusia demi terciptanya kehidupan yang damai sebagaimana
cita-cita bangsa kita yang tertuang dalam pancasila.
3.Persatuan Indonesia
Nilai kerakyatan ini memang selalu ada dalam pemerintahan di suatu Negara, dan
indonesia menjadikan nilai ini sebagai dasar Negara dimana ketika dihadapkan dengan
suatu permasalahan apapun maka keputusan yang diambil harus selalu mengutamakan
kepentingan rakyat dan Negara, bukan kepentingan pribadi dan harus semua itu harus
melalui musyawarah bersama guna mencapai mufakat yang bertujuan untuk kebaikan
bersama. Inti dari nilai sila ke empat ini yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Namun, apa yag terjadi pada era modern ini tingkah laku para wakil rakyat
sangat memalukan dimana mereka berada dalam system pemerintahan hanya
mementingkan pribadi tetapi menyatakan atas nama rakyat, berdebat, musyawarah
dengan beradu argument tiada henti sehingga emosi tidak terkontrol lagi dan masalah pun
terbengkalai semakin tidak jelas jauh dari selesai. Sungguh memalukan, orang-orang
yang kita percaya mampu menjadi pemimpin/perwakilan kita sebagai rakyat berperilaku
seperti tidak berwibawa dan tidak tahu aturan. Oleh karena itulah, apa yang terjadi pada
era modern ini tentang penyimpangan nilai pancasila harus dapat kita bawa menjadi
pelajaran bagi kita para generasi untuk berperilaku dan bertindak kelak yang sesuai
dengan cita-cita pancasila.
Nilai keadilan social yang tertuang dalam pancasila mempunyai makna dan tujuan
sangat bijaksana yaitu menciptakan masyarakat indonesia yang adil, makmur dan
sejahtera baik secara lahiriah maupun batiniah. Namun, apa yang pada era modern ini,
begitu banyak kita temukan kemiskinan, anak-anak terlantar, banyak orang tidak dapat
mengenyam fasilitas kesehatan yang nyaman lantaran biaya yang tinggi dan sebagainya
merupakan penyimpangan nilai luhur sila ke lima dari pancasila. Mengapa semua itu
terjadi, tidak lain karena ketidakpandaian para wakil rakyat mengelola alam kita yang
sangat kaya ini, lucu Negara kepulauan mengimpor garam, lucu Negara maritime
mengimpor beras. Oleh karena itulah kita sebagai rakyat yang pada hakikatnya pemegang
kekuasaan tertingi di Negara ini kita harus dapat memegang teguh dan memperjuangkan
hak-hak kita dan senantiasa mengawasi kebijakan pemerintah dan tidak segan
mengkritisinya.
2. TUJUAN WAWANCARA
a. Mengetahui perbedaan pendapat mengenai bentuk nyata pengamalan Pancasila dalam
kehidupan sehari hari dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. TOPIK WAWANCARA
Topik kegiatan wawancara ini adalah bentuk nyata pengamalan Pancasila dalam
kehidupan sehari hari dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Wawancara I :
Hari / tanggal : 22 Agustus 2019
Pukul : 11.00 WIB-Selesai
Tempat : Aiola Eattery
Wawancara II :
Hari/Tanggal: 23 Agustus 2019
Pukul: 14.00 WIB-Selesai
Tempat: Universitas Surabaya
BAB II
HASIL WAWANCARA
A. Narasumber
Nama: Nindya Praja Raden Mas Robby Firmansyah Aji
Tempat, Tanggal Lahir: Sidoarjo, 9 April 1999
Alamat: Pagesangan IV/104
Pekerjaan: Mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Nama:
Tempat, Tanggal Lahir:
Alamat:
Pekerjaan: Satpam Universitas Surabaya
B. Pewawancara
Wawanvara ini dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari:
Pewawancara : Haninah/120119248
Vina Claudia/120119219
Pencatat : Angela giofani Klaran/120119216
Christina Joylene/120119268
Jindan Maulana Aldi/120119245
Achmad Rifqi Fakhruddin/120119241
Dokumentasi : Ahmad Asharley Putra/120119253
Domas Rantau /120119258
Dion Hexsa Subandi/120119255
Jeremi Ivan Prasetyo Chandra/120119206
C. Transkrip Hasil Wawancara
Wawancara I:
Pewawancara: Selamat Siang Bapak Robby, kami perwakilan dari Fakultas Hukum
Universitas Surabaya meminta waktu bapak dan kami akan mengajukan beberapa
pertanyaan mengenai pancasila dan Ideologi Pancasila yang ditujukan untuk makalah
kami yang berjudul Wujud Nyata Pengamalan Sila-Sila Pancasila dalam Kehidupan
berbangsa dan bernegara.
P: baik pak, terima kasih atas waktunya. Pertama-tama kami akan mengajukan
pertanyaan. Menurut bapak apa yang dimaksut dengan Pancasila?
N: Kalau menurut saya, Pancasila itu sendiri berasal dari dua kata yaitu panca dan sila.
Panca itu artinya lima dan sila itu artinya gagasan. Pancasila itu sendiri di cetuskan oleh
Presiden Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Sehingga, pada 1 Juni 1945 disebut sebagai
hari lahirnya Pancasila.
N: Karena Pancasila itu dibentuk sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang sejak
dulu dari zaman nenek moyang kita, sehingga kedepannya nilai-nilai dalam Pancasila ini
kedepannya dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa di kemudian harinya hingga
saat ini pun saya rasa Pancasila masih pas digunakan sebagai landasan negara Indonesia
N: Pancasila sebagai ideologi negara kita itu berarti Pancasila sebagai visi atau arah dari
khidupan berbangsa dan bernegara dimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
ini diterapkan dan dibuat visi untuk kedepannya.
P: Menurut Bapak bentuk Pancasila sebagai ideologi negara dalam kehidupan sehari hari
itu seperti apa?
N: Kalau saya ambil contoh dari programnya pak Jokowi, ada ya yaitu membangun
Indonesia dari daerah-daerah pinggiran. Itu merupakan suatu bentuk nilai keadilan sosial.
Jadi membangun dari daerah-daerah terluar dahulu baru nanti melingkup kedalam.
Daerah-daerah yang sudah maju tetap dibangun. Tapi lebih terfokus pada daerah-daerah
terluar dan terjauh dari pusat.
N: kalua menurut saya, ada nilai-nilai yang sudah diterapkan tetapi juga ada nilai-nilai
yang belum di terapkan. Contohnya peristiwa yang baru-baru ini terjadi yang katanya
Papua yang disebut sebagai monyet, kita tidak bias menhargai satu sama lain. Padahal
kita masih satu bangsa, satu negara bias dikatakan monyet saudaranya senidiri. Ini tidak
sesuai dengan konsep persatuan yaitu sila ke tiga
P: jika saya bertanya apakah nilai-nilai Pancasila sudah terkikis apakah itu benar?
N: bukan mulai terkikis sih, mulai dahulu kan permasalahan Pancasila ini juga sudah ada,
tetapi kedepannya mungkin harus dikurangi lah. Bagaimana cara kita menerapkan
Pancasila dalam kehidupan masyarakat. Jadi menurut saya bukan terkikis, ini tetap
seperti dulu. Banyak terjadi permasalahan, tetapi kalau bisa nilai Pancasila tetap di adopsi
dengan baik oleh rakyat Indonesia
P: setelah kejadian-kejadian itu, apakah Pancasila masih pantas menjadi ideologi negara
kita?
N: masih perlu. Kalau tidak ada ideologi, bagaimana bangsa bisa berdiri tegak. Pancasila
itu merupakan empat pilar kebangsaan. Ada Pancasila, UUD, Bhineka Tunggal Ika, dan
NKRI.
P: Terima kasih atas jawabannya. Tadi saya telah bertanya mengenai Pancasila secara
menyeluruh, sekarang saya akan mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam tentang
Pancasila.
Apakah Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila sudah diterapkan dengan baik oleh
bangsa Indonesia?
N: kalau menurut saya, Ketuhanan Yang Maha Esa sudah diterapkan dengan baik, tapi
penerapannya ada yang kurang. Setiap warga negara Indonesia kurang bisa menghargai
agama satu dengan lainnya. Padahal di dalam Pancasila sesuai Undang-Undang telah
disebutkan bahwa rakyat Indonesia berhak memeluk agamanya dan negara wajib
melindungi pilihan orang tersebut. Negara kurang berperan aktif dalam menjaga
persatuan antar umat beragama.
P: Apakah sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia telah diterapkan dengan baik?
N: kalau Persatuan Indonesia menurut saya, Persatuan Indonesia ini masih ada. Tetapi
karena adanya oknum-oknum yang memiliki suatu kepentingan, mereka merusak
persatuan-persatuan ini. Contohnya ada kelompok agama, suku, atau minoritas yang
berusaha memecahkan diri dan merusak persatuan.
P: Dari sila satu sampai lima, manakah yang sering terjadi kesalahan dan ketidak sesuaian
terhadap pengamalan Pancasila?
N: Sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena hokum terasa tumpul ke
atas dan tajam ke bawah. Dimana kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang sampai saat
ini belum di selesaikan. Padahal pemerintah berjanji untuk menyelesaikan pelanggaran
HAM berat tetapi sampai saat ini belum terlaksana.
P: Berarti, menurut anda bobot tingkat permasalah lebih tinggi sila kedua daripada
ketiga?
N: jika kemanusiaan dan keadilan bisa rata secara menyeluruh, maka Persatuan Indonesia
akan terwujud nantinya.
N: penting karena kita diwakili oleh parlemen. Oleh parlemen suara-suara kita akan di
aspirasikan dan disuarakan oleh parlemen. Ini sangat penting karena kita tidak bisa
menyuarakan aspirasi kita jika bukan lewat parlemen. Parlemen yang membuat kebijakan
dan parlemen yang menentukan nasib kita. Karena mereka-lah yang mebuat keputusan
dan membuat kebijakan.
P: sekarang ini, banyak wakil-wakil rakyat yang tidak melakukan tugasnya dengan baik.
Bagaimana cara kita mengatasi wakil rakyat yang seperti itu?
N: kita hanya bisa mengkritik mereka. Mereka yang memiliki wewenang dan kuasa.
Kalau ingin mengatasi yaitu dengan cara kita yang menjadi wakil rakyat. Ketika kita
sudah menjadi wakil rakyat kekuasaan sudah di tangan kita. Di saat itulah kita harus
bekerja sebaik-baiknya.
N: berawal dari bidang yang kita tekuni. Jika kita berada di bidang pemerintahan, kita
harus melayani masyarakat dengan baik. Kalau tantara, dengan menjaga pertahanan
negara dengan baik. Kalu pelajar ya dengan belajar.
P: mungkin itu pertanyaan dari kami, terima kasih pak atas waktunya.
Wawancara II :
Hari/Tanggal: 23 Agustus 2019
Pukul: 14.00 WIB-Selesai
Tempat: Universitas Surabaya
HASIL WAWANCARA
Wawancara II: Selamat Sore Bapak Wawan, kami perwakilan dari Fakultas Hukum
Universitas Surabaya meminta waktu bapak dan kami akan mengajukan beberapa pertanyaan
mengenai pancasila dan Ideologi Pancasila yang ditujukan untuk makalah kami yang berjudul
Wujud Nyata Pengamalan Sila-Sila Pancasila dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara.
N : karena Pancasila mengandung unsur-unsur nilai yang ada pada warga kita.
N : belum
P : pelanggaran apa saja yang sering terjadi dan berkaitan pada sila ke berapa?
P : bagaimana cara bapak mengamalkan Pancasila khususnya sila ketiga dalam hidup
bapak?
N : Bersama rekan kerja kita saling membantu satu sama lain menjaga persatuan.
N : dihukum dengan berat. Bisa juga hukuman mati karena diluar negeri sudah
diberlakukan seperti itu.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran( science des ideas
). Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun Negara, namun
juga membentuk masyrakat menuju cita-citanya. Ideologi berfungsi sebagai
pemberian identitas nasional dan fungsi pemersatu. Ideologi dapat dibedakan menjadi
dua mcam yaitu:
B. SARAN
Pancasila sebagai ideologi nasional menggambarkan identitas bangsa indonesia.
Pancasila merupakan dasar Negara republik indonesia yang dijadikan sebagai
pedoman bagi bangsa indonesia untuk bertindak sekaligus menggambarkan jati diri
bangsa indonesia. Pancasila sebagai identitas nasional hendaknya mampu membuat
bangsa indonesia disegani didunia internasional. Pengamalan nilai-nilai pancasila
hendaknya diterapkan secara utuh oleh masyarakat indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, terutama dikalangan mahasiswa karena mahasiswa agent of
change dalam kehidupan bermasyarakat yang mampu membawa perubahan ke arah
yang lebih baik. Dengan penerapan nilai-nilai pancasila dapat meminimalisir konflik
perbedaaan dan menyatukan bangsa indonesia dalam kesatuan