KELOMPOK 3 :
PROGRAM S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penuyusunan Makalah ini dalam rangka melengkapi
tugas PKN sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda
Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Aamiin.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait, terutama kepada
Dosen mata kuliah pendidikan kewarganegaraan Ibu Ade Irma, S.Sos., M.AP, dalam
memberikan bimbingan dalam penyusunan tugas ini. Dalam menyusun makalah ini kami telah
berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini,
oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan kami berharap semoga makalah ini dapat
digunakan sebagaimana semestinya. Aamiin
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I ...............................................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................................
BAB II ..............................................................................................................................
PEMBAHASAN .............................................................................................................
PENUTUP .......................................................................................................................
Kesimpulan .....................................................................................................................12
Saran ...............................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana nilai-nilai kebangsaan secara historis?
2. Bagaimana nilai-nilai kebangsaan secara sosiolog?
3. Bagaimana nilai-nilai kebangsaan secara politik?
4. Bagaimana tanggung jawab warga negara?
C. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini yaitu:
1. Mengetahui nilai-nilai kebangsaan secara historis.
2. Mengetahui nilai-nilai kebangsaan secara sosiolog.
3. Mengetahui nilai-nilai kebangsaan secara politik.
4. Mengetahui tanggung jawab warga negara.
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai-nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri setiap warga negara atau
norma-norma kebaikan yang terkandung dan menjadi ciri kepribadian bangsa
Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka
Tunggal Ika yang dicerminkan dari sikap dan perilaku setiap warga negara sebagai
bangsa Indonesia yang senantiasa mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
tanpa mengesampingkan tanggung jawab untuk menghargai bangsa dan negara lain.
Bagi bangsa Indonesia yang beradab, kedaulatan tidak hanya mengandung “privilege”
untuk mengatur, menegakkan hukum dan mengadili segala hal yang berada dalam
wilayah negara, tetapi juga mengandung tanggungjawab untuk menghormati
nilai-nilai kemanusiaan atas dasar norma, nilai dan standar universal dan
menghormati pula negara lain untuk dapat menjamin kesejahteraan serta keamanan
nasional, regional dan internasional.
Melalui perjuangan yang diwarnai oleh gelombang pasang surut, berbagai pergerakan
kebangsaan tersebut akhirnya dapat membulatkan tekad untuk menyatukan segenap
potensi perjuangan guna membangun satu kekuatan yang lebih besar demi
merealisasikan segala impian kebangsaan dan kemerdekaan. Sumpah Pemuda yang
diikrarkan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 merupakan wujud nyata
dari tekad seluruh komponen masyarakat nusantara untuk menyatukan diri sebagai
satu bangsa, dalam satu wadah kesatuan tanah air, serta menjunjung tinggi bahasa
persatuan, Indonesia.
Ketiga, perlu adanya elemen-elemen pemersatu disertai komitmen yang kuat dengan
kerelaan untuk mengorbankan kepentingan-kepentingan yang bersifat individual,
kelompok/golongan ataupun kedaerahan.
b. Masa perjuangan kemerdekaan (Tahun 1945-1949)
Masa ini ditandai dengan gerakan perjuangan rakyat yang makin luas, semesta, makin
terarah dan masif. Perjuangan tidak terbatas pada aspek militer, melainkan juga lewat
aspek politik dan budaya. Di berbagai daerah terjadi perlawanan dengan bermacam
cara serta intensitas yang berbeda terhadap tentara penjajahan. Walaupun perlawanan
dilakukan dengan kekuatan tidak setara dan pada medan yang terpisah-pisah, akan
tetapi rasa kebangsaan serta hasrat untuk merdeka di kalangan rakyat ternyata telah
mampu membakar semangat tidak kenal menyerah. Betapapun besarnya pengorbanan
yang harus ditanggung, akhirnya perjuangan rakyat ini membuahkan hasilnya, yaitu
Kemerdekaan Indonesia. Di samping itu, keberhasilan perjuangan di bidang politik
(diplomasi) telah semakin mengukuhkan keberadaan negara Indonesia yang baru
lahir, yaitu berupa dukungan pengakuan dari berbagai negara atas kemerdekaan dan
kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. Para tokoh nasional dengan cepat dan tepat
memanfaatkan momentum proklamasi kemerdekaan ini dengan menetapkan bentuk
negara, sistem kenegaraan serta menyusun dan meletakkan dasar-dasar fundamental
bagi penyelenggaraan negara.
C. NILAI-NILAI KEBANGSAAN SECARA SOSIOLOGIS
1. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki suku bangsa, etnis, ras, golongan, agama,
bahasa, dan budaya yang beragam dan berbeda-beda yang tersebar di berbagai
wilayah/daerah, yang kesemuanya membentuk masyarakat bangsa yang multikultur dan
majemuk. Masyarakat Indonesia bukan saja mereka yang hidup di kota-kota besar dengan
cara hidup yang lebih maju dan modern, tetapi juga masyarakat pedesaan dan masyarakat
perbatasan yang jauh dari pusat kota dan terpencil yang masih sangat sederhana.
Suku-suku bangsa Indonesia mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil jumlahnya
mendiami tanah air dengan cara dan pola kehidupan yang beragam, sesuai dengan budaya
dan tradisi yang dimiliki.
3. Dalam tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara, keragaman etnis dan budaya
masyarakat Indonesia harus diikat dalam nilai-nilai, norma-norma dan aturan-aturan
kebangsaan dan kenegaraan. Ketiga tataran nilai tersebut bukan saja untuk menjaga
kolektivitas bangsa, tetapi juga menjaga harmoni kehidupan antar kelompok masyarakat
dan antar warga negara. Negara berkewajiban untuk menyosialisasikan,
menginternalisasikan dan menginstitusionalkan nilai-nilai, norma-norma dan pranata
berkehidupan berbangsa dan bernegara tersebut kepada warga negara serta
memberdayakannya untuk mewujudkan kesadaran moral dan hukum berdasarkan
karakter dan jati diri bangsa.
4. Di tengah persaingan kehidupan antar bangsa, timbul tantangan baik internal maupun
eksternal, sebagai akibat semakin terbukanya arus informasi dan komunikasi. Untuk itu,
komitmen kebangsaan harus terus ditumbuhkembangkan dan dibina secara berlanjut dan
berkesinambungan untuk mewujudkan kecintaan pada tanah air, kesadaran bela negara
dan persatuan nasional, dalam suasana saling menghargai. Persatuan dalam keragaman
budaya, adat istiadat dan tradisi harus dibina dan ditingkatkan secara demokratis, terpola
dan terus menerus. Dalam hal ini kehadiran Undang-undang Pendidikan
Kewarganegaraan juga sangat penting.
Nilai-nilai kebangsaan bagi setiap warga negara Indonesia, merupakan sesuatu yang sangat
strategis dalam menghadapi perkembangan saat ini dan ke depan. Kenyataan empirik di lapangan
mengindikasikan terdapat tanda-tanda yang cukup kuat terjadinya pelunturan mengenai
implementasi nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Implementasi nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari pada dasarnya merupakan jiwa,
semangat dan tekad untuk senantiasa membela, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Landasan yuridis dalam rangka implementasi nilai-nilai kebangsaan mengacu pada:
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang disahkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai konstitusi Negara
pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan tonggak utama dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara Indonesia yang merdeka. Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 ini di masa reformasi telah dilakukan sebanyak
empat kali amandemen, namun untuk pembukaannya telah disepakati (konsensus)
tidak dilakukan perubahan dan tetap dipertahankan keasliannya.
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri
manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan dan tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh siapapun.
Dalam ketentuan tentang Hak Asasi Manusia mengandung hak dan kewajiban,
diantaranya adalah hak turut serta (berpartisipasi) dalam pemerintahan dan kewajiban
untuk ikut serta dalam pembelaan negara.
Bela negara sebagai salah satu perwujudan atau implementasi dari kesadaran
akan nilai-nilai kebangsaan, secara tegas telah diatur dalam Undang-undang Nomor 3
Tahun 2002. Dalam pasal 9 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara.
Selanjutnya dalam pasal yang sama pada ayat (2) ditegaskan, bahwa
keikutsertaan setiap warga negara dalam upaya bela negara, diselenggarakan melalui
Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian
sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib dan
pengabdian sesuai dengan profesi.
g. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
Dalam hal menimbang pada huruf (c) bahwa pengaturan wilayah negara
sebagaimana dimaksud dalam huruf b dilakukan untuk memberikan kepastian hukum
dan kejelasan kepada warga negara mengenai batas negara.
h. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan.
Disahkan pada 9 Juli 2009 UU Nomor 24/2009 ini secara umum memiliki 9
Bab dan 74 pasal yang pada pokoknya mengatur tentang praktik penetapan dan tata
cara penggunaan bendera, bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan berikut
ketentuan-ketentuan pidananya. Setidaknya ada tiga hal tujuan dari dibentuknya
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009 ini adalah untuk (a) memperkuat persatuan
dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; (b) menjaga
kehormatan yang menunjukkan kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia; dan (c) menciptakan ketertiban, kepastian, dan standarisasi penggunaan
bendera, bahasa, dan lambang negara serta lagu kebangsaan.
B. SARAN
Wawasan kebangsaan harus disosialisasikan sejak dini kepada generasi penerus
bangsa agar setiap warga negara dapat memahami nilai-nilai kebangsaan dan
mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat.