BUKU PENGANTAR LABORATORIUM Alat Ukur Be PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29

Alat ukur Besaran Fisis

Bab 2
Alat Ukur
Besaran Fisis

Pada bab ini mahasiswa diharapkan mampu:


1. Memahami jenis-jenis alat ukur berdasarkan sifat dan bentuknya
2. Menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam kalibrasi alat ukur
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan macam-macam alat ukur yang termasuk
besaran panjang, massa, waktu, suhu, dan listrik.
4. Menjelaskan fungsi masing-masing alat ukur yang termasuk besaran
panjang, massa, waktu, suhu, dan listrik.
5. Memahami prinsip kerja suatu alat ukur besaran panjang, massa, waktu,
suhu, dan listrik

2.1 PENDAHULUAN
Dalam suatu kegiatan pengukuran selalu diperlukan alat ukur (instrumen). Dalam
melakukan percobaan-percobaan di laboratorium hendaknya disediakan beberapa alat ukur yang
dapat digunakan untuk mengukur besaran fisis yang sesuai dengan percobaan yang dilakukan.
Biasanya terdapat besaran fisis yang tidak diukur secara langsung dengan alat yang tersedia. Dalam
hal ini beberapa percobaan harus dapat dikombinasikan besaran-besaran fisis yang dapat diukur
dengan alat yang ada, kemudian menghitung besaran yang dimaksud misalnya kombinasi besaran-
besaran panjang, massa, waktu dan listrik, serta dilengkapi dengan satuan temperatur untuk
menyatakan perbedaan keadaan, kecuali besaran-besaran fotometri dan besaran-besaran lainnya.
Untuk menggunakan alat, kita harus mengetahui hal-hal penting didalamnya misalnya
kegunaan alat, cara menggunakan alat, batas ukur alat, skala-skala alat, ketelitian alat, atau dengan
kata lain kita harus mengenal alat tersebut terlebih dahulu.
Ketelitian alat merupakan suatu ukuran yang diukur oleh alat tersebut dengan teliti,
misalnya ketelitian alat ukur mistar 0,1 cm, artinya mistar hanya dapat mengukur panjang suatu

Pengantar Laboratorium Fisika 17


Alat ukur Besaran Fisis
benda hingga satu desimal dalam cm (misal 1,10 cm); dengan alat yang lebih teliti mungkin besaran
yang diperoleh 1,11 cm atau 1,15 cm atau angka lainnya yang mendekati 1,10 cm.
Penunjukan titik nol adalah suatu penunjukan alat pada saat alat tidak digunakan (sebelum
digunakan). Pada alat yang baik titik nol ini tepat pada titik nol skala utama alat, tetapi pada alat
yang kurang baik titik nol alat mungkin bergeser atau tidak tepat berimpit antara skala nol dengan
angka nol pada alat.
Setiap alat ukur memiliki batas ukur alat, yang artinya suatu ukuran maksimum yang dapat
diukur dengan alat tersebut. Misalkan batas ukur amperemeter 10 A, artinya arus listrik yang dapat
diukur dengan alat ini maksimum 10 A. Setiap alat ukur juga memiliki kesalahan alat ukur, yaitu
setengah dari skala terkecil suatu alat atau ketelitian alat.

2.2 KALIBRASI ALAT UKUR


Berdasarkan sifat dari alat ukur, maka dikenal lima macam alat ukur yaitu:
a. Alat ukur standar,
adalah suatu alat ukur yang mampu menunjukkan harga ukuran tertentu dan sebagai
pembanding dalam menentukan besaran/dimensi dari suatu benda ukur (obyek).
b. Alat ukur langsung,
adalah alat ukur yang memiliki skala ukur yang terkalibrasi. Hasil pengukuran dapat langsung
dibaca pada skala tersebut.
c. Alat ukur batas,
alat ini mampu menunjukkan letak suatu dimensi di dalam atau di luar daerah toleransi ukuran.
d. Alat ukur pembanding,
alat ini hanya digunakan sebagai pembacaan besarnya selisih suatu dimensi/besaran terhadap
ukuran standar. Alat ukur ini juga mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi, karena daerah
skala ukurannya terbatas
e. Alat ukur bantu,
peranannya penting sekali dalam melaksanakan suatu pengukuran. Alat ukur ini bukan
merupakan alat ukur dalam arti yang sebenarnya.
Baik dalam pengamatan peristiwa alam ataupun eksperimen diperlukan pengukuran besaran
fisika. Pengukuran besaran fisika adalah suatu proses membandingkan antara besaran yang tidak
diketahui dengan dengan besaran standar yang telah ditetapkan. Untuk itu diperlukan alat ukur yang
terkalibrasi. Kalibrasi dilakukan berdasarkan standar ukuran (acuan) dan satuan yang dipakai.
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk mencari hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh
alat ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui. Kalibrasi ini bertujuan untuk menjamin hasil-
hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional ataupun internasional. Kalibrasi sangat berkaitan
dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu, atau bisa dikatakan kalibrasi sebagai suatu
Pengantar Laboratorium Fisika 18
Alat ukur Besaran Fisis
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar yang tertelusur. Selain daripada itu, kalibrasi juga
bertujuan untuk menetapkan penyimpangan dari alat ukur tersebut terhadap kebenaran
konvensional.
Kalibrasi dilakukan sebagai upaya pemenuhan pemenuhan persyaratan terhadap sistem
manajemen tentang pengendalian alat, pemantauan dan pengukuran. Kalibrasi alat ukur sangat
diperlukan dalam rangka menjamin hasil pengukuran yang didapatkan adalah benar dan valid.
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam mengkalibrasi alat ukur yaitu:
a. Resolusi (resolution), adalah suatu tampilan kuantitatif dari kemampuan alat penunjuk jarum
dalam membedakan antara nilai yang terdekat dari jumlah yang ditunjukkan. Resolusi
merupakan perubahan terkecil dalam nilai yang diukur kepada mana alat ukur (instrument) akan
memberi respon.
b. Ketelitian (accuracy), suatu kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi kedekatan
terhadap harga sebenarnya dari objek yang diukur.
c. Ketepatan (precision), adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang serupa. Dengan memberikan harga tertentu bagi sebuah variabel, presisi merupakan
ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada pengukuran-pengukuran
yang dilakukan secara berturutan.
d. Reapitibility, suatu ukuran statistik data yang bervariasi dan dihasilkan bila pengukuran
dilakukan oleh personil, perlengkapan, serta ruangan dengan kondisi yang sama.
e. Readability, kemampuan dari panda indra manusia dalam membaca data yang dihasilkan oleh
suatu instrumen. Readability ini dirumuskan dengan 1/2 × resolusi untuk alat ukur digital.
f. Metrologi, ilmu pengukuran dan aplikasinya yang menyangkut semua aspek teoritis dan praktis
pengukuran, berapapun ketidakpastian pengukurannya dan apapun bidang aplikasinya
(termasuk perancangan teknis, pelaksanaan pembuatan, pengendalian mutu, dan kalibrasi
sampai kondisi lingkungan).
g. Sensitivitas (sensitivity) adalah suatu perbandingan antara sinyal keluaran atau respon instrumen
terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.

2.3 ALAT UKUR BESARAN PANJANG


Alat ukur (instrumen) adalah suatu alat untuk menentukan nilai suatu kuantitas, besaran atau
variabel. Ketelitian pengukuran sangat penting diperlukan dalam mendesain sebuah alat ukur.
Kekurangtelitian seringkali membuat alat ukur tersebut tidak berfungsi secara optimal atau bahkan
tidak berfungsi sama sekali. Misalkan sekrup yang akan dipakai memiliki diameter yang tidak sama
dengan pasangannya, walaupun bedanya hanya 0,01 mm maka keduanya tidak akan dapat dipasang

Pengantar Laboratorium Fisika 19


Alat ukur Besaran Fisis
dengan baik. Ada beberapa alat yang dapat digunakan dalam melakukan pengukuran besaran
panjang, antara lain:
a. Pengaris (mistar) atau biasa disebut juga meteran
Mistar adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pengukur panjang, ketebalan dan
ketinggian serta kedalaman suatu benda atau obyek serta dapat digunakan sebagai alat bantu
gambar untuk menggambar garis lurus. Tingkat ketelitian alat ini mencapai 0.1 cm atau 1 mm.
Batas ukurnya bermacam-macam, ada yang lebih dari satu meter dan ada yang kurang dari 1
meter. Bahkan ada yang beberapa cm saja misalnya, 10 cm, 20 cm, 30 cm dan 50 cm. Beberapa
contoh alat ukur ini antara lain meteran gulungan, penggaris kayu, siku-siku, penggaris logam,
roll meter dan sebagainya. Di bawah ini gambar bentuk mistar (penggaris/meteran) antara lain:

Gambar 2.1: Bentuk-bentuk mistar (meteran)


b. Jangka sorong (mistar geser)
Jangka sorong adalah suatu alat ukur yang ketelitiannya yang berbeda-beda, ada yang
mencapai seperduapuluh millimeter (0,05 mm), ada yang mencapai seperlimapuluh millimeter
(0,02 mm) dan ada pula yang mencapai seperseratus millimeter (0,01 mm). Hal ini tergantung
dari banyaknya skala noniusnya. Jangka sorong terdiri dari dua macam skala yaitu, skala bagian
tetap (skala utama dalam satuan cm) dan bagian skala bergerak atau bergeser (skala nonius
dalam satuan mm). Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian
pengukur. Sebagian produk terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan versi digital. Pada versi
analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm untuk jangka sorang di bawah 30 cm dan
0.01 untuk yang di atas 30 cm.
Gambar 2.2 merupakan alat ukur jangka sorong dengan batas ukurnya adalah 20 cm. Alat
ini dapat digunakan untuk mengukur besaran-besaran panjang antara lain:
1. Diameter dalam sebuah silinder, yaitu rahang belakang dimasukkan ke dalam silinder, nonius
digeser sehingga pinggir-pinggir rahang tetap bersinggungan dinding dalam silinder.
2. Panjang, tebal dan diameter luar, yaitu benda yang diukur diletakkan antara rahang geser
dengan rahang tetap.
3. Kedalaman lubang benda, pengukuran dilakukan dengan memasukkan ujung bagian tangkai
yang bergerak ke dalam lubang benda kemudian nonius digeser sehingga ujung tangkai ini
mengenai dasar lubang.
Pengantar Laboratorium Fisika 20
Alat ukur Besaran Fisis
Berikut ini merupakan bagian-bagian dari jangka sorong versi analog.
Rahang untuk mengukur diameter luar benda
Pengunci tetap Tangkai pengukur
Skala utama/tetap kedalaman benda

Rahang
tetap

Skala nonius/geser
Rahang geser

Rahang untuk mengukur diameter dalam benda


Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 2.2: Jangka sorong beserta bagian-bagiannya

Dari besaran yang diukur untuk panjang, tebal, diameter dalam/luar dan kedalaman lubang
dapat dinyatakan oleh penunjukkan skala utama/tetap dan skala nonius/geser dikoreksi dengan
kedudukan angka titik nol. Pada waktu pengukuran setelah benda dijepit antara kedua rahang
jangka sorong sebaiknya jangka sorong jangan ditekan lagi karena hal ini akan merusak kedua
rahang alat dan merubah bentuk benda yang diukur, sehingga hasil yang diperoleh menyimpang
dari seharusnya.
Beberapa bentuk jangka sorong versi analog dan digital antara lain sebagai berikut:

Gambar 2.3: Bentuk-bentuk jangka sorong


Pada waktu pengukuran dengan menggunakan jangka sorong, kemungkinan akan diperoleh
hasil pengukuran yang berbeda dengan ukuran yang sebenarnya dari benda yang diukur,
kemungkinan-kemungkinan ini disebabkan oleh:
1. Peletakan benda yang diukur tidak sejajar dengan skala alat.
2. Penekanan yang berlebihan mengakibatkan perubahan ukuran benda yang diukur.

Pengantar Laboratorium Fisika 21


Alat ukur Besaran Fisis
3. Adanya debu (kotoran) di antara kedua rahang alat ketika kedua rahang alat dirapatkan,
sehingga kedudukan titik nol tidak tepat.
4. Ketidaksejajaran kedua rahang alat.

c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda, misalnya
tebal kertas, tebal uang logam, tebal plat tipis. Selain mengukur ketebalan, alat ini juga
digunakan untuk mengukur diameter kawat yang kecil. Alat ini memiliki tiga pengelompokan
yang didasarkan pada penerapan yaitu:
1. Mikrometer dalam, berfungsi untuk mengukur diameter dari lubang benda.
2. Mikrometer luar, berfungsi untuk ukuran memasang blok-blok, kawat tipis, lapisan-lapisan,
dan batang-batang.
3. Mikrometer kedalaman, berfungsi untuk mengukur slot-slot.
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur yang dapat mengukur benda (obyek) dengan
ketelitian terkecil 0.01 mm dan memiliki dua bagian skala yaitu skala mendatar (SM) sebagai
skala utama dan skala putar (SP) sebagai skala nonius. Skala utama terdiri dari skala 1, 2, 3, 4,
5 mm, dan seterusnya, dan nilai tengah terdiri dari 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm dan seterusnya.
Sedangkan skala putar terdiri dari skala 1 sampai 50. Setiap skala putar berputar mundur 1
putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm, sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0.01 mm.
Bentuk-bentuk dari mikrometer sekrup dan bagian-bagaiannya antara lain sebagai berikut:

Sumber: Dokumen file


Gambar 2.4: Bentuk-bentuk alat ukur mikrometer sekrup
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum dipergunakan alat ini sebagai berikut:
1. Jarak antara pembagian skala utama terkecil (1 dan 0,5 mm).
2. Jumlah skala nonius (geser) setiap satu putaran.
3. Satu putaran skala sekrup menunjukkan berapa skala utama terkecil.
4. Jika satu putaran sama dengan X skala utama terkecil dan satu putaran adalah n skala nonius
maka satu skala nonius sama dengan X/n dari skala utama terkecil.
Sumber-sumber kesalahan yang biasa terjadi pada alat ukur ini adalah pembagian skala
putar yang tidak sama besar, ada benda halus yang terjepit di antara penjepit benda sehingga
titik nol bergeser. Selain itu, karena benda-benda yang diukur mempunyai dimensi kecil maka

Pengantar Laboratorium Fisika 22


Alat ukur Besaran Fisis
perubahan temperatur dapat merubah ukuran benda dan pada waktu membaca penunjukkan alat
mata tidak tepat di atas skala yang dibaca (terjadi kesalahan paralaks).
Benda yang diukur
Poros tetap Rahang geser Skala utama/skala tetap

Skala putar atau skala


nonius (skala tidak tetap)
Roda bergigi/
Pengunci Sekrup penggeser

Bingkai pemegang

Sumber: Dokumen penulis


Gambar 2.5: Mikrometer sekrup beserta bagian-bagiannya

d. Spherometer
Seperti halnya dengan mikrometer sekrup, spherometer juga mempunyai dua bagian
skala yaitu skala vertikal (SV) sebagai skala utama dan skala horizontal (SH) sebagai skala
noniusnya. Spherometer dapat digunakan mengukur benda-benda yang tipis (untuk ukuran-
ukuran kecil dari 5 cm) dengan ketelitian yang tinggi, dan dapat pula digunakan untuk
mengukur kelengkungan suatu permukaan spheris seperti segmen bola, potongan mendatar
silinder, kaca prefarat, tebal lensa dan sebagainya. Ketelitian alat ini adalah skala piringan
(skala nonius) yang terkecil. Berikut gambar spherometer beserta bagian-bagiannya adalah:

Sumber: Dokumen penulis


Gambar 2.6: Bentuk spherometer
Bagian-bagian spherometer terdiri dari kepala sekrup/pemutar, mistar dengan skala
utama, piringan yang bersatu dengan sekrup, skala piringan, kaki-kaki spherometer dan sekrup
dengan ujung runcing. Untuk alat spherometer yang baik adalah ujung-ujung piringannya tidak
peot dan ujung-ujung sekrupnya benar-benar runcing.

Pengantar Laboratorium Fisika 23


Alat ukur Besaran Fisis
e. Altimeter
Alat untuk mengukur suatu ketinggian titik dari permukaan laut disebut sebagai altimeter.
Alat ini sering digunakan pada kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian misalnya pada
keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, terjun payung dan sebagainya. Altimeter
bekerja dengan beberapa prinsip yaitu:
1. Konsep gelombang infra merah maupun ultrasonik dan sebagainya.
2. Sudut inklinasi pada konsep kemangnetan bumi.
3. Konsep tekanan udara pada berbagai ketinggian.

Sumber: http://sultan-elektro.blogspot.com.
Gambar 2.7: Bentuk altimeter pengukur ketinggian titik

f. Height gauge
Alat ini berfungsi untuk mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga
untuk memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam
proses permesinan. Height gauge memiliki dua buah kolom berulir dimana ujung pengukur
bergerak naik turun akibat putaran ulir kasar dan halus yang digerakkan oleh pengukur.

Sumber: http://sultan-elektro.blogspot.com.
Gambar 2.8: Alat ukur height gauge

Untuk menghasilkan ketelitian pengukuran dengan mengurangi kesalahan (penyimpangan)


pada benda ukur, maka alat ini sering dipasangkan dengan pengontor/pengendali (dual probe
dial indicator). Selain itu dengan penambahan probe sumbu dua arah, height gauge mampu
mengukur diameter luar dan dalam dari sebuah lubang dalam posisi horisontal.

Pengantar Laboratorium Fisika 24


Alat ukur Besaran Fisis
2.4 ALAT UKUR BESARAN MASSA
Alat ukur besaran massa adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu
benda. Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering disamakan dengan berat, tetapi kedua besaran
tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi.
Misalnya, ketika berada di bulan seorang astronot beratnya berkurang, karena pengaruh gravitasi
bulan lebih kecil dibanding gravitasi bumi, tetapi massanya tetap sama dengan di bumi.
Pengukuran massa yang sering digunakan adalah timbangan/neraca yang terdiri dari sistem
mekanik dan juga elektronik. Beberapa contoh timbangan adalah neraca lengan, neraca pegas
(dinamometer), timbangan bandul, timbangan badan dan sebagainya.
a. Neraca mekanik (neraca teknis)
Neraca lengan dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik. Neraca lengan berfungsi
untuk mengukur massa sedangkan neraca pegas berfungsi sebagai alat ukur gaya (termasuk gaya
berat). Neraca pegas termasuk timbangan sederhana yang menggunakan pegas sebagai alat untuk
menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca pegas (seperti timbangan badan) mengukur
berat, defleksi pegasnya ditampilkan dalam skala massa (label angkanya sudah dibagi gravitasi).
Pada timbangan bandul menunjukkan angka yang sama di mana pun berada, asal masih ada
gravitasi untuk menggerakkan timbangan tersebut.
Prinsip dari alat ini adalah kesetimbangan gaya-gaya. Perhatikan gambar berikut:
l l

mA mB

m.g m.g
Gambar 2.9: Kesetimbangan gaya-gaya pada neraca teknis
Jika gesekan pada tumpuan diabaikan, maka sistem akan berada dalam keseimbangan jika
resultan momen gaya pada titik O sama dengan nol atau:

  0
mA.g.l = mB.g.l

mA = mB
Jika kita ambil mA adalah massa standar maka mB dapat ditentukan.
Beberapa contoh neraca lengan antara lain neraca ohauss terdiri dari 3 jenis yaitu masing-
masing Ohauss 310 gram, 311 gram, dan 2610 gram. Neraca Ohauss 310 gram adalah neraca
yang berlengan dua dan dilengkapi dengan skala berputar sebagai skala nonius. Oleh karena itu

Pengantar Laboratorium Fisika 25


Alat ukur Besaran Fisis
neraca ini jauh lebih teliti dari neraca 2610 dan 311 gram. Ketelitian neraca lengan berbeda-
beda, ada yang memiliki tingkat ketelitian 200 gram, 100 gram, 10 gram, 1 gram, 0,1 gram, dan
0,01 gram.
Berikut contoh neraca lengan dapat dilihat pada gambar 2.10 yaitu:

Sumber: Dokumen penulis


Gambar 2.10: Bentuk neraca berlengan dua, tiga dan empat

Piring neraca
Garis penunjuk nol
Lengan neraca (tanda setimbang)

Sekrup
penyeimbang
Anak timbangan

Sumber: Dokumen penulis


Gambar 2.11: Neraca tiga lengan (2610 gram) dan bagian-bagiannya

Neraca pegas sering disebut dinamometer dapat dilihat pada gambar berikut:

Penunjuk skala

Pemegang neraca
Skala neraca
Pengait beban Badan neraca
Sumber: Dokumen penulis
Gambar 2.12: Neraca pegas
b. Neraca analitik/elektronik (digital)
Neraca elektronik mempunyai bentuk yang sama seperti neraca teknis, tetapi biasanya
diletakkan di dalam balok kaca (box). Batas ukur biasanya 200 gram, dan adapula yang 100 gram.
Neraca tipe ini sering digunakan untuk menimbang benda-benda yang memerlukan ketelitian kecil
dari 0,001 gram. Sebelum dipergunakan neraca ini perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
1. Periksa terlebih dahulu apakah neraca sudah berdiri tegak, jika tidak maka diatur kembali
tegaknya sampai normal.
Pengantar Laboratorium Fisika 26
Alat ukur Besaran Fisis
2. Putar penahan sehingga jarum berayun dengan simpangan yang sama terhadap titik nol (titik
kesetimbangan).
3. Buka lemari neraca (box) yang akan ditentukan massanya pada piring sebelah kiri. Dengan
menahan pingset, beri beban (anak timbangan) pada piringan sebelah kanan.
4. Hati-hati memutar penahan jangan sampai simpangan jarum penunjuk lebih besar dari lima
skala.
5. Anak timbangan jangan dipegang/disentuh dengan tangan (pemindahan dilakukan dengan
pingset).
6. Jika belum setimbang piringan diturunkan lagi dengan memutar penahan, selanjutnya kurangi
atau tambahkan anak timbangan sampai keadaan setimbang. Keadaan setimbang jika jarum
penunjuk berayun dengan simpangan yang sama terhadap titik setimbang (titik nol), tetapi
simpangan tersebut jangan sampai lebih besar dari lima skala.
7. Penimbangan benda-benda dengan massa kecil dari 0,001 gram dilakukan dengan menggunakan
kawat penunggang, kawat penunggang ini dapat dipindah-pindahkan dengan menggunakan
pengait yang dihubungkan keluar oleh batang.
Berikut contoh bentuk neraca elektronik (digital) antara lain:

Gambar 2.13: Beberapa bentuk neraca elektronik (digital)

c. Alat ukur timbangan lainnya


Selain dari dua neraca di atas, maka alat ukur timbangan lainnya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini antara lain:

Gambar 2.14: Beberapa bentuk alat ukur timbangan lain

Pengantar Laboratorium Fisika 27


Alat ukur Besaran Fisis
2.5 ALAT UKUR BESARAN WAKTU
Alat-alat pengukur waktu yang sangat sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yakni
jam. Di dalam labaoratorium jam masih sering digunakan, tetapi pada umumnya digunakan adalah
stopwatch versi analog dan digital sebagai alat ukur yang lebih teliti.
a. Stopwatch
Alat ukur ini terdiri dari alat ukur analog dan digital. Stopwatch dapat mengukur waktu
dalam satuan jam, menit dan detik, misalnya mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
kegiatan, seperti: berapa lama sebuah becak motor dapat menempuh jarak 40 km dengan
kecepatan 10 km/jam, atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang perenang yang dapat
mencapai jarak 500 meter.
Berikut bentuk versi analog stopwatch dan bagian-bagiannya adalah:

Tombol start jarum


penunjuk
Tombol pembalik
Tombol stop jarum
penunjuk
Skala detik
Skala menit
Jarum penunjuk

Sumber: Dokumen penulis


Gambar 2.15: Alat ukur stopwatch dan bagian-bagiannya

Dalam bahasa Indonesia stopwatch sering disebut sebagai jam sukat atau jam randek. Alat
ini secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol di atas dan berhenti sehingga
suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol
yang kedua pengguna dapat menyetel ulang stopwatch kembali ke nol. Tombol yang kedua juga
digunakan sebagai perekam waktu.
Stopwatch mempunyai skala terkecil dari skala detik (sekon) yang berbeda-beda. Ada yang
0,2 detik, 0,1 detik, dan ada pula yang lebih kecil dari 0,1 detik. Sedangkan umumnya pada jam
dinding menggunkan skala terkecil 1 menit dan 1 detik. Jam dinding adalah sebuah jam yang
difungsikan secara letak, atau biasanya dipergunakan di dinding. Jam dinding juga biasanya
dapat dipergunakan sebagai pajangan atau sebagai hiasan di dalam ruangan. Jam dinding dapat
bertipe analog dan digital. Biasanya, jam dinding menggunakan tenaga baterai. Tetapi ada pula
yang menggunakan tenaga listrik. Umumnya, jam dinding berbentuk lingkaran. Selain lingkaran,

Pengantar Laboratorium Fisika 28


Alat ukur Besaran Fisis
jam dinding juga dapat berbentuk persegi, segilima (pentagonal), segienam (heksagonal), atau
segidelapan (oktagonal).
Jika jarum penunjuk ingin dikembalikan seperti semula dan akan dilakukan pengukuran
waktu lain maka tekan kembali tombol pembalik, sehingga jarum penunjuk, skala menit dan
skala detik akan kembali pada penunjukan skala nol. Beberapa bentuk alat ukur waktu versi
analog dan digital antara lain:

(b)

(a)
Sumber: Dokumen penulis
Gambar 2.16: Beberapa bentuk (a) alat ukur waktu (versi analog dan digital),
(b) Digital counter (scaler counter)

2. Digital Counter (Scaler Couter)


Selain itu, pengukur waktu digital yang sering digunakan dalam laboratorium pada
umumnya adalah digital counter (scaler counter). Bentuk alat ini dapat dilihat pada gambar
2.16b.
3. Jam atom
Jam atom adalah sebuah jenis jam yang menggunakan standar frekuensi resonansi atom
sebagai penghitungnya. Jam atom awal pada mulanya adalah maser dengan peralatan lainnya.
Standar frekuensi atom terbaik sekarang ini berdasarkan fisika yang lebih maju melibatkan atom
dingin dan air mancur atomik. National Institute of Standards and Technology-NIST (Lembaga
Nasional Standar dan Teknologi Amerika Serikat) mempertahankan keakuratan 10-9 detik per
hari, dan ketepatan yang sama dengan frekuensi radio pemancar yang memompa maser. Jam ini
mempertahankan skala waktu yang stabil dan berkelanjutan, yaitu Waktu Atom Internasional
(International Atomic Time, TAI). Untuk penggunaannya pada masyarakat, skala waktu lainnya
digunakan Coordinated Universal Time (UTC). UTC diturunkan dari TAI, tetapi disinkronisasi
dengan lewatnya hari dan malam berdasarkan pengamatan astronomikal.

Pengantar Laboratorium Fisika 29


Alat ukur Besaran Fisis
Jam atom pertama dibuat pada 1949 di National Bureau of Standards A.S. Jam atom
pertama yang akurat, berdasarkan transisi dari atom caesium-133, dibuat oleh Louis Essen pada
1955 di National Physical Laboratory di Britania. Hal ini menyebabkan persetujuan internasional
yang menjelaskan detik sebagai dasar dari waktu atomik. Pada Agustus 2004, ilmuwan NIST
mempertunjukkan sebuah jam atom skala-chip. Menurut para peneliti, jam ini seukuran
seperseratus dari jam lainnya yang telah ada sebelumnya dan menyatakan bahwa jam ini hanya
memerlukan 0,0075 watt, membuatnya cocok untuk aplikasi yang menggunakan baterai.
Jam radio modern menggunakan jam atom sebagai referensi, dan menyediakan sebuah cara
mendapatkan waktu yang disediakan oleh jam atom berkualitas tinggi di wilayah yang luas
dengan menggunakan peralatan yang tidak mahal. Sejak tahun 1967, Sistem Satuan Internasional
(SI) telah mendefinisikan detik sebagai 9.192.631.770 kali getaran dari radiasi yang
berhubungan dengan transisi antara dua tingkat energi dari ground state atom Caesium-133.
4. Kronometer
Selain versi alat ukur waktu di atas, ada juga alat pencatat waktu yang cukup tepat untuk
dapat digunakan sebagai standar waktu portabel, dan biasanya digunakan untuk menentukan
bujur dengan cara navigasi selestial yang disebut kronometer. Dalam dunia jam tangan, istilah
ini juga sering digunakan ke jam yang telah dites dan diberikan sertifikat karena telah lulus
standar ketepatan. Berikut dapat dilihat gambar bentuk kronometer yaitu:

Sumber: http://sultan-elektro.blogspot.com.
Gambar 2.17: Alat ukur kronometer

2.6 ALAT UKUR BESARAN LISTRIK


Seorang teknisi elektronik biasanya memiliki alat pengukur wajib yang mereka gunakan
untuk berbagai keperluan teknis yaitu avometer yang merupakan gabungan dari fungsi alat ukur
amperemeter untuk mengukur ampere (besar kuat arus listrik), voltmeter untuk mengukur volt
(besar tegangan listrik) dan ohmmeter untuk mengukur ohm (hambatan listrik). Mari kita lihat
definisi dan fungsi masing-masing alat ukur besaran listrik:

Pengantar Laboratorium Fisika 30


Alat ukur Besaran Fisis

a. Galvanometer
Galvanometer bekerja berdasarkan pada hubungan antara medan magnet dari suatu
magnet permanent dengan suatu kumparan kawat melalui aliran arus listrik. Alat ini berfungsi
untuk membuktikan adanya arus dan mengukur besar arus searah. Ada dua tipe bentuk dari alat
galvanometer yaitu:
1. Tipe d’Arsonval, alat yang bergerak adalah kumparan kawat yang dialiri arus dan diletakkan
diantara suatu magnet permanen yang berbentuk tapal kuda.
2. Tipe Thompson, alat yang bergerak adalah suatu magnet permanent yang diletakkan dipusat
suatu kumparan kawat yang tetap dialiri arus.
Dari dua tipe di atas maka alat yang memiliki kepekaan yang tinggi dan lebih baik adalah
tipe thomshon. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan galvanometer
adalah sebagai berikut:
1. Kepekaan dari alat atau kepekaan arus (figure of merit) adalah arus yang diperlukan untuk
membuat simpangan satu satuan skala.
2. Batas ukur, yaitu berapa arus maksimal yang dapat diukur. Dalam prakteknya galvanometer
hanya mempunyai satu batas ukur saja.
Pada alat galvanometer, arus timbul sebanding dengan penyimpangan sudutnya, yang
dinyatakan oleh penunjukan jarum pada skala galvanometer. Semakin besar arahnya, maka
penyimpangan jarum pada skala juga makin besar.
R = RS RS R
rG rG
G G
I1 I1

I I

V’ V’
(a) (b)
Gambar 2.18: Galvanometer dengan suatu tahanan variabel
Besar arus dapat diatur melalui hubungan galvanometer dengan suatu tahanan variabel
(tahanan yang besarnya dapat diubah-ubah), seperti pada gambar 2.18. Untuk arus tertentu (arus
maksimum misal I), maka jarum galvanometer menunjukkan skala maksimum dan tahanan total
RTOT dalam rangkaian ditulis persamaannya adalah:
RTOT = RS + rG (2.1)
Keterangan:
RS = tahanan tertentu yang belum diketahui akibat tahanan variabel
rG = tahanan dalam galvanometer.

Pengantar Laboratorium Fisika 31


Alat ukur Besaran Fisis
b. Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang melalui
suatu rangkaian listrik. Ciri-ciri alat ini antara lain adalah:
1. Pada alat ukur ini tertulis amperemeter, milliamperemeter dan mikroamperemeter atau
disingkat A, mA, dan  A.
2. Alat ukur ini ada yang dapat berfungsi mengukur arus listrik searah (direct current/DC) dan
ada pula mengukur arus bolak balik (alternating current/AC).
3. Setiap alat ini mempunyai batas ukur sendiri-sendiri misalnya 10 A, 5 A, 1 A, 100 mA, 100
 A dan sebagainya.
4. Setiap amperemeter memiliki hambatan yang tertentu dan biasanya tertera pada alat.
Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multitester listrik yang disebut
avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.

Sumber: Dokumen penulis


Gambar 2.19: Alat ukur amperemeter
Amperemeter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi
untuk mendeteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar
ditambahkan dengan hambatan shunt. Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya
magnetis. Gaya ini sering disebut sebagai gaya Lorentz. Arus yang mengalir pada kumparan
yang diselimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang mampu menggerakkan
jarum penyimpang amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula
simpangannya. Sebaliknya jika kuat arus listrik tidak ada maka jarum penyimpang akan kembali
ke posisi semula oleh pegas.
Besar gaya Lorentz dituliskan dalam bentuk persamaan berikut:
F = B. I. L (2.2)
Keterangan: F = Gaya Lorentz yang bekerja (N)
B = Besar medan magnet yang dihasilkan (T)
I = Kuat arus listrik yang mengalir (A)
L = Panjang kawat yang dialiri (m)

Pengantar Laboratorium Fisika 32


Alat ukur Besaran Fisis
Suatu amperemeter yang baik adalah yang memiliki hambatan dalam yang kecil terhadap
tahanan-tahanaan lain pada rangkaian yang akan diukur arusnya. Sedangkan tahanan parelel
yang akan dipasang harus kecil terhadap tahanan dalam amperemeter, atau juga tahanan parallel
tersebut bergantung pada tahanan dalam amperemeter. Jadi jika ingin ditentukan batas ukur
tertentu, maka harus diperoleh tahanan paralel yang sesuai. Hal ini tidaklah terlalu mudah, untuk
mengatasi ini maka suatu metode lain dapat dilakukan yaitu metode Ayrton Shunt. Metode ini
pada prinsipnya sebagai berikut:
rA rA
A A
I1 x I1
I2 R
C D I2 D
I I
Vs Vs
(a) (b)
Gambar 2.20: Metode Ayrton Shunt (a) dan (b)
Pada gambar 2.20(a) di atas, arus yang terbaca pada amperemeter adalah:
R
I1  I dengan R >> rA (2.3)
rA  R

Keterangan:
R = Tahanan paralel serba sama (  )
rA = Tahanan dalam amperemeter (  )
I = Arus total yang mengalir sebelum melewati titik cabang (A)
I1 = Arus yang melalui titik cabang pertama (A)
Perhatikan gambar 2.20(b), jika kontak D digeser sejauh x dari titik C, maka tahanan paralel
besarnya adalah x R. Dianggap bahwa tahanan R adalah serba sama (uniform) persatuan jarak.
Dari persamaan (2.3) diperoleh arus pada amperemeter yaitu:
' xR
I1  I (2.4)
rA  (R - xR)   xR
Tahanan paralel diganti dengan xR dan tahanan dalam amperemeter diganti dengan rA + (R-xR),
jadi:
' R
I1  x I (2.5)
rA  R

Persamaan (2.3) dibagi dengan (2.5) menghasilkan:


I1 1
'
 (2.6)
I1 x

Persamaan (2.6) di atas disimpulkan bahwa:

Pengantar Laboratorium Fisika 33


Alat ukur Besaran Fisis
1. Jika I1 adalah arus maksimum yang dapat diukur oleh amperemeter jika hambatan paralel
sama dengan R, maka dengan menggeser kontak D sedemikian rupa, batas ukur amperemeter
dapat diperbesar 1/x dari batas ukur mula-mula.
2. Batas ukur tersebut tidak bergantung pada tahanan dalam voltmeter, hanya bergantung pada
faktor perbandingan terhadap R.
Pada pembahasan di atas telah dijelaskan tentang pengukuran amperemeter arus searah.
Untuk pengukuran arus bolak-balik, dapat dilakukan dengan membuat arus bolak-balik tersebut
menjadi arus searah. Untuk itu dipasang satu atau lebih dioda pada alat tersebut, karena fungsi
dioda dapat menyearahkan atau meneruskan arus dalam satu arah. Dalam arah sebaliknya, arus
tersebut seolah-olah dibendung untuk sumber arus misalnya PLN, maka arusnya setiap saat
berubah secara sinusoidal.

Dokumen penulis
Gambar 2.21: Arus sinusoidal PLN
Pada setiap saat arus atau tegangannya bernilai positif terhadap ground (ditanahkan) dan
juga tegangannya berubah menjadi negatif terhadap ground. Jika dilewati melalui dioda maka
arus yang diteruskan adalah arus positif atau negatif saja, sedangkan arus atau tegangan yang
dilewati keluar (output) masih berupa arus setengah sinus dalam arti arusnya belum rata. Untuk
meratakan arus tersebut, maka harus dipasang rangkaian penyaring (filter) yang terdiri dari
komponen resistor, induktor dan kapasitor. Arus yang melewati amperemeter adalah arus rata-
rata. Dengan arus rata-rata ini, kita tidak dapat langsung menghitung daya pada rangkaian. Jadi
skala amperemeter harus dikalibrasi lagi, sehingga dapat dibaca langsung arus efektifnya.
Dalam menggunakan amperemeter perlu diperhatikan beberapa hal antara lain;
1. Amperemeter selalu dipasang seri dalam rangkaian seperti pada gambar berikut:
Alat listrik A

Gambar 2.22: Rangkaian dasar amperemeter

Pengantar Laboratorium Fisika 34


Alat ukur Besaran Fisis
2. Perhatikan hambatan dalam amperemeter yang digunakan karena mengingat tegangan pada
alat akan berkurang dengan pemasangan amperemeter ini.
3. Perhatikan batas ukur yang digunakan (hendaknya dimulai dari batas ukur yang paling besar)
dan kawat penghubung disinggungkan/disentuhkan hanya sebentar. Kemudian
memperhatikan gerakan jarum dari alat, jika gerakan jarum terlalu cepat maka simpangannya
dapat melebihi dari batas ukur alat. Jadi, hendaknya memilih alat ukur yang mempunyai batas
ukur yang sesuai.
4. Pada pemasangan amperemeter, kutub positif alat dihubungkan dengan kutub positif alat
listrik.
c. Voltmeter
Seperti pada amperemeter, maka voltmeter mempunyai prinsip kerja yang sama. Voltmeter
adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik.

Sumber: Dokumen penulis


Gambar 2.23: Alat ukur voltmeter
Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat
voltmeter berkali-kali lipat. Untuk voltmeter, batas ukur dapat diperbesar dengan memberi
tahanan seri terhadap tahanan dalam voltmeter. Pada prinsipnya gaya magnetik akan timbul dari
interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetik tersebut akan mampu membuat
jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang
mengalir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi. Perhatikan gambar di bawah
ini, misalkan tahanan dalam voltmeter rv, RS adalah tahanan seri pada voltmeter V, dan R adalah
hambatan paralel yang terpasang.

rv RS
V V rv
R R

E E’
(a) (b)
Gambar 2.24: Voltmeter dengan tahanan dalam pada
(a) sumber tegangan dan (b) sumber tegangan lain

Pengantar Laboratorium Fisika 35


Alat ukur Besaran Fisis
Pada gambar 2.24(a) di atas, tegangan sumber besarnya:
E = Iv . rv = V (2.7)
Misalkan dengan tegangan sumber E ini, jarum voltmeter menunjukkan simpangan maksimum
(E = Vmax).
Jika dibuat dengan rangkaian yang sama dipasang voltmeter pada sumber tegangan lain E’
dimana E’ > E, hal ini tidak mungkin karena jarum pada voltmeter akan melewati simpangan
maksimumnya. Pada gambar 2.24(b), untuk mengukur tegangan sumber E’ maka dilakukan
dengan memberi tahanan seri RS pada voltmeter. Persamaannya dapat ditulis menjadi:
E’ = Iv’ (RS + rv) (2.8)
Jika RS = n. rv, maka
E’ = (n+1) Iv’.rv
E’ = (n+1) Vmax
Jadi batas ukur alat sekarang menjadi (n+1) kali batas ukur semula.
Contoh:
Sebuah voltmeter memiliki hambatan dalam 10 K  dengan tegangan sumber E = 2 V, atau batas
ukur alatnya adalah Vmax = 2 V. Dan untuk sumber tegangan lain E’ = 20 V, maka n = 9 (pilih
tahanan seri sebesar lima kali dari hambatan dalam voltmeter).
Jawab:
Dengan rumus di atas maka diperoleh, E’ = (n+1) Vmax = 20 V, artinya batas ukur alat sekarang
menjadi 6 kali batas ukur semula. Untuk misalkan n = 10 kali, maka batas ukurnya menjadi 11
kali batas ukur semula. Jadi terlihat bahwa:
tahanan total voltmeter
 konstanta
batas ukur voltmeter
R S  rv
 konstanta
(n  1)Vmax

R S  rv
Dengan rv = 10 K  , maka = 10 K  / V
(n  1)Vmax
Untuk pengukuran tegangan pada arus bolak-balik, maka pada prinsipnya sama dengan
pengukuran arus bolak-balik. Jadi pada arus bolak-balik yang diukur adalah tegangan efektifnya.
Cara pemakaian voltmeter pada suatu rangkaian digunakan dengan mengukur beda
potensial antara dua titik pada rangkaian listrik yang dilewati oleh arus listrik. Adapun ciri-ciri
alat ukur voltmeter antara lain:
1. Tiap alat memiliki batas ukur tersendiri, yang tertulis didalamnya.
2. Pada alat voltmeter biasanya tertulis simbol V atau tertulis kata-kata voltmeter, misalnya
millivoltmeter, mikrovoltmeter, kilovolt dan sebagainya.

Pengantar Laboratorium Fisika 36


Alat ukur Besaran Fisis
3. Tiap voltmeter mempunyai nilai hambatan dalam tertentu untuk daerah pengukuran tertentu.
Misalnya K  / V, pada alat tersebut tertulis 10 K  / V; jika batas ukur voltmeter adalah 5 V,
maka hambatan dalam alat sama dengan:

10 . 5 V = 50 K
V
4. Voltmeter yang dapat digunakan untuk mengukur beda potensial arus searah maupun arus
bolak balik dan dapat pula digunakan untuk mengukur arus.

Sumber: Dokumen penulis


Gambar 2.25: Voltmeter
Dalam menggunakan alat ukur ini, maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut
antara lain:
1. Voltmeter selalu dipasang paralel dengan alat (rangkaian) yang akan diukur beda
potensialnya.
2. Sebaiknya diketahui besar tegangan yang akan di ukur/ordenya; hal ini perlu agar kita
menggunakan voltmeter yang batas ukurnya lebih kecil dari beda potensial yang akan diukur.
Jika hal ini tidak mungkin, mulailah dengan menggunakan voltmeter yang memepunyai batas
ukur terbesar.
3. Atur terlebih dahulu titik nol dari alat, artinya penunjukan jarum skala harus tepat berimpit
dengan skala nol alat.
4. Perhatikan hambatan dalam alat yang digunakan (kΩ/V, Ω/V), karena dengan ini
memudahkan perhitungan arus yang melalui voltmeter.
5. Bila digunakan arus DC, maka bagian positif alat disambungkan dengan bagian positif
voltmeter.

Pengantar Laboratorium Fisika 37


Alat ukur Besaran Fisis
6. Voltmeter pada gambar adalah merupakan voltmeter yang mempunyai batas ukur yang dapat
diubah-ubah dengan cara memutar perubah.

d. Ohm meter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar tahanan (nilai ohm) dari
suatu resistor atau rangkaian dan merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada
konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang
kemudian dikalibrasi ke satuan ohm. Prinsip atau cara kerjanya adalah seperti galvanometer dan
amperemeter, hanya pada ohm meter dipasang sumber tegangan tertentu, sehingga dengan
mengukur besar tahanan suatu hambatan listrik (resistor) berarti kita menghubungkan resistor
tersebut dengan sumber tegangan dari alat.

e. Multimeter
Alat ini dipergunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan tahanan dalam rangkaian listrik.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya baik amperemeter, voltmeter maupun ohmmeter mempunyai
dasar kerja yang dapat dikatakan sama. Perbedaanya terletak dalam menyusun komponen-
kompenen elektronikanya.
Dalam menggunakan multimeter ini, perhatikan cara pemakaiannya berikut ini:
1. Sebelum mempergunakannya, perhatikanlah hambatan dalamnya untuk daerah pengukuran
tertentu (untuk pengukuran tegangan).
2. Jika ujung tombol dipasang pada DC volt, maka cara mempergunakannya adalah seperti pada
voltmeter, sedangkan besar tegangan yang ditunjuk dapat dibaca pada skala DC volt.
Demikian pula dengan tombol pilihan lain.
3. Kebanyakan alat ini tidak mempunyai ketelitian yang begitu tinggi, tetapi dalam pemakaian
sehari-hari banyak kegunaannya.
Berikut dapat dilihat bentuk multimeter dengan mengatur tombol pada alat tersebut, seperti
pada gambar di bawah ini.

Sumber: Dokumen penulis


Gambar 2.26: Alat ukur multimeter digital dan analog

Pengantar Laboratorium Fisika 38


Alat ukur Besaran Fisis
f. Osiloskop
Osiloskop sinar katoda (Chatode Ray Oscilloscope-CRO) adalah suatu alat atau instrumen
yang sangat bermanfaat di laboratorium untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang
dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat
grafik atau gambar (plotter X-Y) yang sangat cepat memperagakan sebuah sinyal masukan
terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Dalam pemakaian Cathode Ray Oscilloscope yang
biasa, sumbu X atau masukan horizontal adalah tegangan tanjak (ramp voltage) linier yang
dibangkitkan secara internal atau basis waktu (time base) yang secara periodik menggerakkan
bintik cahaya dari kiri ke kanan melalui permukaan layar. Sebuah osiloskop dalam pemakaian,
umumnya terdiri dari beberapa sub sistem utama yaitu:
1. Tabung sinar katode (Cathode Ray Tube, CRT)
2. Penguat vertikal (vertical amplifier)
3. Saluran tunda (delay line)
4. Generator basis waktu (time base generator)
5. Penguat horizontal (horizontal amplifier)
6. Rangkaian pemicu (trigger circuit)
7. Sumber daya (power supply)
Berikut diagram sederhana dari osiloskop yaitu:

Gambar 2.27: Blok diagram sederhana osiloskop


Keterangan: (1) Time base, (2) Penguat horizontal, (3) Penguat vertikal dan (4) Tabung sinar
katoda)
Dalam pemakaiannya, osiloskop tidak hanya terbatas untuk mengamati gejala listrik tetapi
juga gejala-gejala lain yang dapat diubah dalam bentuk tegangan listrik. Misalnya: mengubah
getaran bunyi menjadi bentuk potensial listrik lewat mikrofon. Tegangan yang dihasilkan dalam
mikrofon adalah dalam orde millivolt. Tegangan ini dapat diperbesar dengan suatu alat yang
dapat disebut penguat amplifier. Dengan demikian dapat diamati bentuk dari gelombang bunyi
tersebut pada layar osiloskop.
Pengantar Laboratorium Fisika 39
Alat ukur Besaran Fisis
Berikut dapat dilihat bentuk-bentuk fisik alat ukur osiloskop antara lain:

Sumber: Dokumen penulis


Gambar 2.28: Bentuk-bentuk osiloskop
Untuk memahami dasar kerja osiloskop secara terperinci, diperlukan pengetahuan dasar
tentang elektronika. Instrumen osiloskop dapat mengukur tegangan AC yang mempunyai
frekuensi mulai dari 0 sampai 20 × 106 Hz. Bagian yang paling utama dan paling penting dalam
CRO adalah tabung sinar katoda, karena di dalam CRT terdapat sumber berkecepatan sangat
tinggi yang mampu memancarkan dan menembakkan suatu titik elektron atau disebut electron
gun ke suatu layar tabir (flourisensi).

Bagian terang dilayar dimana


Lintasan elektron
Katoda Anoda Pelat penyimpang elektron menumbuk
horizontal

Pemanas

Kisi

Pelat penyimpang Layar fluoresen


vertikal

Sumber: Giancoli, D.C. 1995:.51


Gambar 2.29: Tabung sinar katoda

Elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet. Elektron-elektron
yang dipancarkan oleh katoda panas dipercepat oleh suatu tegangan tinggi yaitu 5 KV – 50 KV
yang diberikan kepada anoda. Elektron-elektron keluar dari “pistol elektron" ini melalui lubang

Pengantar Laboratorium Fisika 40


Alat ukur Besaran Fisis
kecil pada anoda memancarkan sinar yang disebut sinar katoda. Sinar katoda ini arahnya akan
tegak lurus pelat katoda. Jika berkas elektron ini dapat lolos dari anoda, maka berkas tersebut
selanjutnya akan melewati dua pasang pelat seperti pada gambar 2.29. Pasangan yang pertama
adalah dua pelat yang diletakkan dalam bidang horizontal, sedangkan pasangan yang kedua
adalah dalam bidang vertikal. Kedua pasang pelat ini dihubungkan dengan rangakaian penguat
(amplifier). Pelat yang diletakkan dalam bidang horizontal dihubungkan penguat vertikal, sedang
pelat yang diletakkan dalam bidang vertikal dihubungkan dengan penguat horizontal.
Dalam keadaan tanpa sinyal dari luar, maka sinar katoda yang lolos dari anoda akan
melewati ruang diantara dua pasang pelat. Sinar ini dapat diamati pada layar yang bersifat
flourisensi. Bagian dalam permukaan tabung dilapisi dengan bahan flourisensi yang berpijar
ketika ditumbuk oleh elektron. Suatu titik kecil yang terang akan tampak jika berkas sinar
elektron mengenai layar dan sinar yang tampak tersebut disebut trace. Dua pelat horizontal dan
dua pelat vertikal membelokkan sinar elektron ketika diberi tegangan. Elektron-elektron
dibelokkan menuju pelat yang positif. Dengan mengubah nilai tegangan pada pelat penyimpang,
titik terang elektron tersebut dapat diletakkan pada titik manapun pada layar. Saat ini CRT
biasanya memakai kumparan penyimpang magnetik dan bukan pelat-pelat listrik.
Bagian–bagian CRO sebagai berikut:
1. Saklar ON-OFF : sebagai tombol untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan CRO.
2. Focus : sebagai tombol untuk memfocuskan gambar.
3. Intensitas : sebagai tombol untuk mengatur gelap terangnya layar.
4. X-Pos,   : sebagai tombol pengatu posisi gambar arah horizontal.
5. Y-Pos, : sebagai tombol pengatur posisi gambar arah vertikal.
6. V/Div : sebagai pengatur nilai kalibrasi tegangan perkala vertikal.
7. Time/Div : sebagai pengatur nilai kalibrasi waktu perkala horizontal.
8. SYNC – INT : sebagai tombol untuk memilih jenis sinkronisasi, apakah secara external,
internal atau line.
9. AC – GND – DC : sebagai tombol pemilih jenis tegangan input.

2.7 ALAT UKUR BESARAN SUHU


Alat untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer. Secara umum ada 3 jenis
termometer, ketiganya dapat digambarkan skala untuk air sebagai berikut:
a. Termometer celcius, mempunyai titik beku air 00C dan titik didih air 1000C
b. Termometer reamur, mempunyai titik beku air 00R dan titik didih air 800R
c. Termometer fahrenheit, mempunyai titik beku air 320F dan titik didih air 2120F
d. Termometer kelvin, mempunyai titik beku air 2730K dan titik didih air 3730K

Pengantar Laboratorium Fisika 41


Alat ukur Besaran Fisis
Jadi 100 bagian C = 80 bagian R = 180 bagian F = 373 bagian K. 0C & 0R dimulai pada angka nol,
0
F dimulai pada angka 32 dan 0K dimulai pada angka 273, maka perbandingannya adalah:
C : R : (F-32) = 100 : 80 : 180 = 5 : 4 : 9
Titik didih 1000 C 800R 2120F 3730K

Titik beku 00 C 00 R 320F 2730K

Gambar 2.30: Perbandingan titik didih dan titik beku termometer


Secara persamaan dituliskan:

tR = 4 tC
5

tR = 4 (tF – 32) dan


9

tF = 9 tC + 32
5
Selain 3 jenis termometer di atas, derajat panas sering dinyatakan dengan derajat mutlak atau
derajat kelvin ( 0K ), dituliskan juga persamaannya T suhu dalam 0K adalah:
T = t C + 2730
dimana tC = suhu dalam 0C
Macam–macam alat termometer antara lain:
a. Termometer alkohol, karena air raksa membeku pada -400 0C dan mendidih pada 3600 0C, maka
termometer air raksa hanya dapat dipakai untuk mengukur suhu-suhu diantara interval tersebut.
Untuk suhu-suhu yang lebih rendah dapat dipakai alkohol (titik beku -1300 0C) dan pentana (titik
beku -2000 0C) sebagai zat cairnya.
b. Pirometer optik, dapat dipakai untuk mengukur temperatur yang sangat tinggi.
c. Termometer maksimum-minimum Six Bellani, dipakai untuk menentukan suhu yang tertinggi
atau terendah dalam suatu waktu tertentu.
d. Termoelemen, alat ini bekerja atas dasar timbulnya gaya gerak listrik (GGL) dari dua buah
sambungan logam bila sambungan tersebut berubah suhunya.
e. Termostat, alat ini dipakai untuk mendapatkan suhu yang tetap dalam suatu ruangan.
f. Termometer diferensial, dipakai untuk menentukan selisih suhu antara dua tempat yang
berdekatan.

Pengantar Laboratorium Fisika 42


Alat ukur Besaran Fisis

Gambar 2.31: Bentuk-bentuk termometer

Berdasarkan contoh-contoh alat ukur yang telah dijelaskan maka terdapat beberapa alat ukur
yang tidak dapat disebutkan antara lain adalah:
a. Higrometer dapat mengukur kelembaban udara.
b. Barometer dapat mengukur tekanan udara luar.
c. Hidrometer dapat untuk mengukur berat jenis larutan.
d. Manometer dapat untuk mengukur tekanan udara tertutup.
e. Kalorimeter dapat untuk mengukur besarnya kalor jenis zat.

2.8 RANGKUMAN (REFLEKSI)


a. Berdasarkan sifat dari alat ukur, maka dikenal lima macam alat ukur yaitu: alat ukur standar, alat
ukur langsung, alat ukur batas, alat ukur pembanding, dan alat ukur bantu.
b. Beberapa alat ukur besaran panjang yaitu jangka sorong (mistar geser), spherometer, mikrometer
sekrup, mistar biasa, altimeter, heigt haugh dan sebagainya.
c. Beberapa alat ukur besaran massa dan ketelitiannya yaitu neraca mekanik (neraca teknis) terdiri
atas neraca lengan dengan NST 0,01 gram dan neraca pegas dengan NST 0,1 N, neraca analitik
(elektronik) atau sering disebut neraca digital dengan NST 0,01 gram, timbangan dan
sebagainya.
d. Beberapa alat ukur besaran waktu yaitu stopwatch analog, stopwatch digital, jam tangan
(stopclock), jam dinding, scaler counter dan sebagainya.
e. Beberapa alat ukur besaran listrik dan ketelitiannya terdiri dari galvanometer, amperemeter
(0,1A; 0,02A; 2 mA; 2  A), voltmeter (1V; 0,2V; 0,02V; 2 mV), ohm meter, multimeter,
osiloskop, dan sebagainya.
f. Beberapa alat ukur besaran suhu dan ketelitiannya terdiri atas termometer alkohol 10C,
termometer raksa, termometer badan, termokopel, pyrometer optic, termoelemen, termometer
maksimum-minimum Six Bellani, termometer diferensial, termostat dan sebagainya.
g. Fungsi alat ukur secara umum adalah:

Pengantar Laboratorium Fisika 43


Alat ukur Besaran Fisis
1. Mistar, untuk mengukur suatu panjang, lebar, tebal, tinggi diameter benda yang ketelitian 0,5
mm dan 1 mm.
2. Jangka sorong, dapat mengukur panjang, tebal, diameter dalam/luar dan kedalaman lubang
benda dengan tingkat ketelitian 0,05 mm, 0,02 mm dan 0,01 mm jika di atas jumlah nonius 30
skala.
3. Mikrometer, untuk mengukur panjang, tebal, diameter luar benda dengan batas ketelitian 0,01
mm.
4. Spherometer, untuk mengukur besaran panjang misalnya tebal kaca, tebal uang logam, tebal
kaca prevarat, kelengkungan benda dengan batas ketelitian 0,01 mm.
5. Neraca terbagi atas dua bagian yaitu pertama, neraca mekanik misalnya neraca lengan dan
neraca pegas dan yang kedua adalah neraca analitik. Neraca lengan berfungsi untuk mengukur
massa sedangkan neraca pegas berfungsi sebagai alat ukur gaya (termasuk gaya berat).
Namun pada umumnya neraca befungsi untuk mengukur massa suatu benda dengan tingkat
ketelitian berbeda-beda, yaitu 200 gram, 100 gram, 10 gram, 1 gram, 0,1 gram, dan 0,01 gram
dan sebagainya.
6. Stopwatch, dapat mengukur waktu dengan batas ketelitian berbeda-beda yaitu 0,2 s dan 0,1 s
0,01 detik.
7. Termometer, berfungsi untuk mengukur suhu panas dan suhu dingin suatu keadaan. Pada
umumnya ketelitian alat ini 10C.
8. Ampermeter berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik dengan ketelitian terkecil dalam
satuan microampere.
9. Volt meter dapat untuk mengukur tegangan listrik dengan ketelitian terkecil dalam satuan
millivolt.
10. Ohm meter dapat mengukur tahanan (hambatan) listrik
11. Osiloskop, dapat mengukur tegangan DC/AC, frekuensi gelombang, menampilkan snyal
gelombang output dan sebagainya.

EVALUASI (TUGAS)
1. Apa yang dimaksud dengan alat ukur ?
2. Gambarkan secara lengkap bagian-bagian alat ukur jangka sorong, mikrometer sekrup,
spherometer, basic meter, stopwatch dan termometer!
3. Gambarkan secara lengkap bagian-bagian alat ukur neraca ohauss dan dinamometer serta alat
ukur besaran massa lainnya yang Anda ketahui!
4. Tuliskan bagian-bagian osiloskop dan apa fungsi osiloskop pada pengukuran listrik?
5. Jelaskan prinsip kerja alat ukur berikut:

Pengantar Laboratorium Fisika 44


Alat ukur Besaran Fisis
a. Galvanometer
b. Amperemeter
c. Voltmeter
d. Osiloskop
6. Apa yang dimaksud dengan kalibrasi alat ukur? Jelaskan beberapa istilah yang sering digunakan
dalam mengkalibrasi alat ukur?
7. Jelaskan perbedaan antara termometer alkohol dan termometer raksa? Tuliskan kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing termometer tersebut!
8. Jelaskan prinsip kerja alat ukur besaran massa?
9. Tuliskan batas ketelitian masing-masing alat ukur besaran panjang, waktu, massa, listrik dan
suhu?
10. Tuliskan fungsi masing-masing alat ukur besaran listrik (amperemeter, voltmeter dan
galvanometer). Bagaimana aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari?
11. Jelaskan macam-macam termometer dan tuliskan pula fungsinya?
12. Menurut anda, dari sekian banyak alat ukur panjang yang telah dijelaskan, alat ukur mana yang
mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dan berapa nilai ketelitan alat tersebut? Tuliskan pula
fungsinya!

****************************
*******Selamat Bekerja*******

Pengantar Laboratorium Fisika 45

Anda mungkin juga menyukai