32-44 Vol 5 No 2
ABSTRACT
The phenomenon of corruption is a big problem faced by countries with rapid
economic development. The problem is not only faced by developing countries, but also
in some developed countries. The factors that cause corruption classified into three
broad categories--economic, political and socio-cultural. The high level of corruption
in a country can also cause high cost economy that could hamper economic growth
through the obstacles that occur in the investment. The purpose of this study is to
analyze the factors that affect the level of corruption and to analyze the impact of
corruption on economic growth in the Asia Pacific region. The results show that public
budget, political stability, and urban population affect the level of corruption. Low
institutional quality, indicated by the failure of the government (corruption), has a bad
influence on economic growth performance.
efek dari nilai-nilai budaya, warisan anti korupsi untuk kawasan Asia
kolonial, ethnic diversity, kualitas Pasifik, pemerintah daerah dibebani
regulasi dan urban population. oleh endemik korupsi yang menghambat
Dalam perspektif hubungan pemerintahan di daerah.
korupsi dan pertumbuhan ekonomi, para Korupsi dapat terjadi karena
ekonom, sejarawan dan ahli politik telah kualitas pemerintahan yang, dimana
terlibat dalam perdebatan panjang kualitas lembaga pemerintahan
tentang apakah korupsi membahayakan mempengaruhi investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Pandangan pertumbuhan sebanyak variabel
umum menyatakan bahwa korupsi dapat ekonomi politik lain. Tingginya tingkat
mendistorsi alokasi sumberdaya yang korupsi di suatu negara juga dapat
efisien dalam perekonomian. Sebagian menimbulkan high cost economy yang
besar ekonom memandang bahwa dapat menghambat pertumbuhan
korupsi menjadi penghambat utama ekonomi melalui hambatan yang terjadi
pembangunan ekonomi. pada investasi (Damanhuri, 2010).
Menurut Blackburn et al. (2006), Berdasakan deskripsi di atas,
korupsi merupakan salah satu penyebab maka inti permasalahan yang diangkat
pendapatan rendah dan memainkan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
peran penting dalam menimbulkan apa yang memengaruhi tingkat korupsi
jebakan kemiskinan. Namun, beberapa di kawasan Asia Pasifik. Hasil yang
orang menganggap bahwa korupsi diperoleh diharapkan dapat mendukung
digunakan sebagai oiling the wheel kebijakan pemerintah dalam pe-
untuk birokasi, terkadang korupsi juga nanggulangan korupsi di Asia Pasifik.
dapat bermanfaat bagi perekonomian
(Huntington, 1968; Lui, 1985). TINJAUAN PUSTAKA
Sebaliknya, Tanzi (1998) mengklaim
bahwa korupsi dapat menimbulkan Teori Korupsi
biaya birokrasi yang besar. Menurut World Bank, definisi
Ancaman korupsi yang sudah paling sederhana dari korupsi adalah
menjadi endemik ini menjadi penyalahgunaan kekuasaan untuk
permasalahan besar di seluruh negara keuntungan pribadi atau kelompok.
tidak terkecuali sejumlah negara di Asia Berdasarkan pandangan hukum,
Pasifik. Menurut Uni Sosial Demokrat dikatakan korupsi apabila memenuhi
(2015) sekitar sepertiga dana investasi unsur-unsur perbuatan yang melawan
publik dikorupsi dan terjadi hukum, penyalahgunaan kewenangan,
penggelembungan harga dalam berbagai kesempatan atau sarana, memperkaya
proyek atau menerima suap dalam diri sendiri, orang lain atau korporasi,
kisaran 20-100%. dan merugikan keuangan negara atau
Angka-angka korupsi di kawasan perekonomian negara.
Asia Pasifik termasuk dramatis, hal ini Nawatmi (2014), menyatakan
didukung dari laporan Transparency bahwa suatu perbuatan dikatakan
International (2015) bahwa 64% negara sebagai tindakan korupsi diantaranya
di kawasan ini berada pada indeks di apabila memberi atau menerima hadiah
bawah 50 yang berarti sebanyak 64% atau janji dan penyuapan, penggelapan
negara-negara di kawasan Asia Pasifik dalam jabatan, pemerasan dalam
memiliki tingkat korupsi yang cukup jabatan, ikut serta dalam pengadaan dan
tinggi. Meskipun mendukung rencana menerima gratifikasi bagi pegawai
adanya penyidikan. Namun, ada juga penting untuk mitigasi korupsi yang
yang menyebutkan bahwa korupsi sukses. Kondisi politik, ekonomi dan
mengurangi biaya karena sosial yang stabil memungkinkan
mempermudah birokrasi yaitu adanya pemerintah dan warga negara untuk
sogokan yang menyebabkan pejabat mempromosikan mekanisme transparan
dapat membuat aturan baru dan dalam pemantauan, penilaian dan
hambatan baru. Dengan demikian, pengendalian korupsi.
korupsi juga bisa mengacaukan Aleksandra juga menunjukkan
perdagangan. Perusahaan yang berada bahwa korupsi merajalela di negara-
pada lingkup pemerintahan akan negara di Eropa Tenggara yang
terlindungi dari persaingan, hal tersebut mengalami transisi politik. Sering kali
menyebabkan perusahaan menjadi tidak transisi ini disertai dengan
efisien. Dampak negatif dari korupsi ketidakstabilan politik, ekonomi dan
lainnya adalah pengalihan investasi sosial. Ketidakstabilan ini dapat
publik ke proyek-proyek masyarakat membuat korupsi menjadi satu-satunya
dimana sogokan dan upah tersedia lebih pilihan yang tersedia untuk warga
banyak. Hal tersebut menimbulkan negara, termasuk pejabat pemerintah
sebuah distorsi pada sektor publik untuk bertahan hidup. Berdasarkan
penelitian tersebut, stabilitas politik
Demokrasi dapat memiliki hubungan yang negatif
dengan tingkat korupsi.
Freedom House menyatakan
bahwa hak-hak politik merupakan
Keterbukaan Ekonomi
serangkaian hak untuk menjamin
terlaksananya sistem politik demokratis, Ades dan Di Tella (1995 dan
antara lain berupa hak-hak yang 1997) menyimpulkan bahwa economic
menjamin orang untuk bergabung openness atau keterbukaan ekonomi
dengan partai-partai dan organisasi (diukur dari rasio impor dan ekspor
politik, berkompetisi untuk menduduki terhadap GDP) telah merangsang
jabatan-jabatan publik, memberikan persaingan ekonomi yang adil yang
suara secara bebas untuk calon-calon menurunkan sewa ekonomi dan
alternatif melalui pemilihan umum yang meningkatkan tingkat pengendalian
absah, dan untuk memilih wakil-wakil korupsi melalui keterbukaan ekonomi.
rakyat yang benar-benar dianggap akan Keterbukaan ekonomi mempromosikan
membawa pengaruh nyata terhadap integrasi ekonomi dengan ekonomi
kebijakan publik serta yang global. Akibatnya, pelaku ekonomi
bertanggungjawab kepada pemilih. domestik harus mampu bersaing dengan
Sementara itu, menurut Freedom House, pesaing mereka dari luar negeri untuk
kebebasan sipil meliputi kebebasan bertahan hidup dan atau untuk meraih
berekspresi dan berkeyakinan, hak peluang pasar di negara-negara lain.
untuk berserikat dan berkumpul, rule of Perkembangan ini dapat
law, otonomi pribadi, termasuk merangsang sektor swasta dalam negeri
kebebasan ekonomi tanpa campur untuk beroperasi secara lebih efisien. Di
tangan negara. sisi lain, hal itu juga akan merangsang
pemerintah agar lebih cepat tanggap dan
Stabiltas Politik memperkenalkan peraturan yang lebih
efisien, dengan mengurangi birokrasi
Aleksandra (2000) menemukan dan monopoli serta menerapkan
bahwa stabilitas merupakan prasyarat
Tabel 1 Hasil Pengolahan Haussman sebagai rasio impor dan ekspor terhadap
Test total GDP memiliki hubungan negatif
Correlated Random Effects – Hausman Test dan berpengaruh signifikan pada taraf
Equation: Untitled nyata 5% terhadap tingkat korupsi di
Test cross-section random effects tujuh belas negara kawasan Asia
Test Summary Chi-Sq Chi-Sq Prob. Pasifik. Peningkatan keterbukaan
Statistic d.f ekonomi sebesar 1% akan menurunkan
Cross-section korupsi sebesar 0,0029 poin indeks
16,94 7 0,01
random
dengan asumsi cateris paribus. Hasil
estimasi ini bertentangan dengan
hipotesis yang dibangun sebelumnya
bahwa keterbukaan ekonomi dapat
membuka pasar domestik bagi produsen
Hasil Regresi asing. Selain itu, keterbukaan ekonomi
Faktor-faktor dalam analisis ini dapat meningkatkan transaksi lintas
adalah faktor ekonomi, politik dan batas yang rentan terhadap korupsi.
sosial. Analisis ini berdasarkan Hasil tersebut dapat pula menunjukkan
kombinasi teori dan model yang bahwa adanya keterlibatan pejabat
dibangun oleh Churchill et al. (2013). pemerintah atau perbatasan dalam
Pada analisis ini, tranformasi Indeks operasi memberantas pungutan liar
Persepsi Korupsi (IPK) dilakukan (Churchill et al., 2013).
melalui CORit = (1-θ/10) menjadi Variabel public budget
sebuah indeks yang bernilai mulai dari menunjukkan hubungan yang positif
“0” sampai “1” dimana semakin tinggi terhadap tingkat korupsi dan
nilai indeks maka semakin tinggi tingkat berpengaruh signifikan pada taraf nyata
korupsi. Transformasi ini dilakukan 5%. Peningkatan public budget sebesar
agar interpretasi searah, sederhana, dan 1% akan meningkatkan tingkat korupsi
intuitif pada estimasi model data panel. besar 0,012557 poin indeks dengan
asumsi cateris paribus. Anggaran
Tabel 2 Hasil Estimasi Model publik terhadap GDP bisa melemahkan
Analisis Menggunakan pengendalian korupsi, atau
Metode Fixed Effect Model meningkatkan tingkat korupsi. Elliot
Variabel Dependen (1997) menunjukkan bahwa
Var Korupsi (COR) pengendalian korupsi menurun dengan
Koefisien Std. Error Prob. tingkat anggaran pemerintah yang
C 8,689859 0,422249 0,0000* relatif terhadap GDP. Keterlibatan
DEM -0,007045 0,030237 0,8160 pemerintah dapat mempromosikan
EOP -0,000293 0,005324 0,0029* monopoli dan mencegah kompetisi
PUB 0,012557 0,004160 0,0030* terbuka dan adil di antara pelaku usaha,
POL -0,417943 0,082439 0,0000* serta perkembangan yang mendorong
URB -0,061448 0,006923 0,0000* korupsi. Dalam rangka meningkatkan
REG -0,059904 0,193070 0,7568
pertumbuhan ekonomi, pemerintah
Dummy -0,770041 0,251513 0,0026*
Keterangan: *) signifikasi pada = 5%
harus memberikan lebih banyak
kesempatan bagi sektor swasta dan tetap
Hasil estimasi pada Tabel 2 fokus sebagai regulator ekonomi.
menunjukkan bahwa variabel Hasil analisis regresi diperoleh
keterbukaan ekonomi yang dihitung koefisien untuk variabel stabilitas