Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.

32-44 Vol 5 No 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KORUPSI


DI KAWASAN ASIA PASIFIK
(Analysis of Factors That Affecting Corruption in Asia-Pacific Region)

Happy Febrina Hariyani1, Dominicus Savio Priyarsono2, Alla Asmara2


1
Mahasiswa Magister Program Studi Ilmu Ekonomi Sekolah Pascasarjana IPB.
2
Staf pengajar Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian IPB

ABSTRACT
The phenomenon of corruption is a big problem faced by countries with rapid
economic development. The problem is not only faced by developing countries, but also
in some developed countries. The factors that cause corruption classified into three
broad categories--economic, political and socio-cultural. The high level of corruption
in a country can also cause high cost economy that could hamper economic growth
through the obstacles that occur in the investment. The purpose of this study is to
analyze the factors that affect the level of corruption and to analyze the impact of
corruption on economic growth in the Asia Pacific region. The results show that public
budget, political stability, and urban population affect the level of corruption. Low
institutional quality, indicated by the failure of the government (corruption), has a bad
influence on economic growth performance.

Keywords: Asia Pacific, Corruption, High Cost Economy

PENDAHULUAN pendidikan, adanya kelas penciptaan


kelas menengah ditemukan sebagai
Pada dasarnya, korupsi
penentu terkuat untuk mengurangi
merupakan suatu tindakan menyimpang
korupsi di banyak studi (Treisman,
yang dapat terjadi kapanpun dan
(2000), Paldam (2002)). Faktor politik
dimanapun, sepanjang insentif yang
dihasilkan cukup besar. Penyakit yang menjelaskan korupsi misalnya
demokrasi, keefektifan pemerintah dan
korupsi ini bisa terjadi di sektor publik
desentralisasi.
maupun swasta, bahkan di tingkat
Demokrasi elektoral misalnya, di
masyarakat. Fenomena korupsi juga
satu sisi pemilihan kompetitif cenderung
merupakan masalah besar yang dihadapi
mengurangi korupsi actor lama yang
negara-negara dengan per-kembangan
korup dan memilih keluar dari
ekonomi pesat. Masalah korupsi tidak
pemilihan. Di sisi lain, kebutuhan untuk
hanya dihadapi oleh negara yang sedang
membiayai kampanye politik dapat
berkembang, namun juga di beberapa
menyebabkan politisi memperdagang-
negara-negara maju sekalipun.
kan keputusan politik untuk pendanaan.
Terdapat beberapa faktor yang
Pada tingkat deskriptif, terdapat negara-
menjadi penyebab korupsi yang
negara yang tidak cocok dengan pola
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori
“negara yang lebih demokratis adalah
besar, yaitu faktor ekonomi, politik dan
negara yang tingkat korupsinya rendah”.
sosial budaya. Faktor ekonomi sering
Sedangkan faktor sosial budaya dan
dianggap sebagai penyebab utama
sejarah korupsi telah disoroti sebagai
korupsi. Pembangunan ekonomi melalui

32 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

efek dari nilai-nilai budaya, warisan anti korupsi untuk kawasan Asia
kolonial, ethnic diversity, kualitas Pasifik, pemerintah daerah dibebani
regulasi dan urban population. oleh endemik korupsi yang menghambat
Dalam perspektif hubungan pemerintahan di daerah.
korupsi dan pertumbuhan ekonomi, para Korupsi dapat terjadi karena
ekonom, sejarawan dan ahli politik telah kualitas pemerintahan yang, dimana
terlibat dalam perdebatan panjang kualitas lembaga pemerintahan
tentang apakah korupsi membahayakan mempengaruhi investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Pandangan pertumbuhan sebanyak variabel
umum menyatakan bahwa korupsi dapat ekonomi politik lain. Tingginya tingkat
mendistorsi alokasi sumberdaya yang korupsi di suatu negara juga dapat
efisien dalam perekonomian. Sebagian menimbulkan high cost economy yang
besar ekonom memandang bahwa dapat menghambat pertumbuhan
korupsi menjadi penghambat utama ekonomi melalui hambatan yang terjadi
pembangunan ekonomi. pada investasi (Damanhuri, 2010).
Menurut Blackburn et al. (2006), Berdasakan deskripsi di atas,
korupsi merupakan salah satu penyebab maka inti permasalahan yang diangkat
pendapatan rendah dan memainkan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
peran penting dalam menimbulkan apa yang memengaruhi tingkat korupsi
jebakan kemiskinan. Namun, beberapa di kawasan Asia Pasifik. Hasil yang
orang menganggap bahwa korupsi diperoleh diharapkan dapat mendukung
digunakan sebagai oiling the wheel kebijakan pemerintah dalam pe-
untuk birokasi, terkadang korupsi juga nanggulangan korupsi di Asia Pasifik.
dapat bermanfaat bagi perekonomian
(Huntington, 1968; Lui, 1985). TINJAUAN PUSTAKA
Sebaliknya, Tanzi (1998) mengklaim
bahwa korupsi dapat menimbulkan Teori Korupsi
biaya birokrasi yang besar. Menurut World Bank, definisi
Ancaman korupsi yang sudah paling sederhana dari korupsi adalah
menjadi endemik ini menjadi penyalahgunaan kekuasaan untuk
permasalahan besar di seluruh negara keuntungan pribadi atau kelompok.
tidak terkecuali sejumlah negara di Asia Berdasarkan pandangan hukum,
Pasifik. Menurut Uni Sosial Demokrat dikatakan korupsi apabila memenuhi
(2015) sekitar sepertiga dana investasi unsur-unsur perbuatan yang melawan
publik dikorupsi dan terjadi hukum, penyalahgunaan kewenangan,
penggelembungan harga dalam berbagai kesempatan atau sarana, memperkaya
proyek atau menerima suap dalam diri sendiri, orang lain atau korporasi,
kisaran 20-100%. dan merugikan keuangan negara atau
Angka-angka korupsi di kawasan perekonomian negara.
Asia Pasifik termasuk dramatis, hal ini Nawatmi (2014), menyatakan
didukung dari laporan Transparency bahwa suatu perbuatan dikatakan
International (2015) bahwa 64% negara sebagai tindakan korupsi diantaranya
di kawasan ini berada pada indeks di apabila memberi atau menerima hadiah
bawah 50 yang berarti sebanyak 64% atau janji dan penyuapan, penggelapan
negara-negara di kawasan Asia Pasifik dalam jabatan, pemerasan dalam
memiliki tingkat korupsi yang cukup jabatan, ikut serta dalam pengadaan dan
tinggi. Meskipun mendukung rencana menerima gratifikasi bagi pegawai

33 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

negeri atau penyelenggara negara. tahun ke tahun tergantung pada


Secara umum korupsi adalah ketersediaan data.
penyalahgunaan jabatan resmi untuk Bentuk atau perwujudan utama
kepentingan pribadi. korupsi menurut Amundsen dalam
Korupsi adalah setiap transaksi Andvig et al. (2000) menyebutkan
antara pelaku dari sektor swasta dan bahwa terdapat 6 karakteristik dasar
sektor publik melalui utilitas bersama korupsi, yaitu:
yang secara ilegal ditransformasikan 1. Suap (Bribery) adalah pembayaran
menjadi keuntungan pribadi (World dalam bentuk uang atau barang
Bank, 1997). Menurut Transparency yang diberikan atau diambil dalam
Inter-national, korupsi besar terdiri dari hubungan korupsi. Suap merupakan
tindakan yang dilakukan pemerintah jumlah yang tetap, persentase dari
yang mendistorsi kebijakan atau fungsi sebuah kontrak, atau bantuan dalam
utama negara, yang memungkinkan para bentuk uang apapun. Biasanya
pemimpin untuk mendapatkan dibayarkan kepada pejabat negara
keuntungan dengan mengorbankan para yang dapat membuat perjanjuan
pemimpin untuk mendapatkan atas nama negara atau
keuntungan dengan mengorbankan mendistribusikan keuntungan
kepentingan publik. kepada perusahaan atau perorangan
Transparency International dan perusahaan.
menggunakan Corruption Perception 2. Penggelapan (Embezzlement)
Index atau Indeks Persepsi Korupsi adalah pencurian sumberdaya oleh
untuk mengukur tingkat korupsi di suatu pejabat yang diajukan untuk
negara dalam sektor publik. CPI mengelolanya. Penggelapan
merupakan indikator agregat yang merupakan salah satu bentuk
menggabungkan berbagai sumber korupsi ketika pejabat pemerintah
informasi tentang korupsi, sehingga yang menyalahgunakan
memungkinkan untuk membandingkan sumberdaya public atas nama
tingkat korupsi setiap negara. masyarakat.
Semua sumber informasi yang 3. Penipuan (Fraud) adalah kejahatan
digunakan untuk membangun CPI ekonomi yang melibatkan jenis tipu
dihasilkan oleh organisasi pengumpul daya, penipuan atau kebohongan.
data yang terkemuka. Sumber yang Penipuan melibatkan manipulaso
disertakan dalam CPI harus bisa atau distorsi informasi oleh pejabat
mengukur cakupan keseluruhan tingkat publik. Penipuan terjadi ketika
korupsi (frekuensi dan ukuran transaksi) pejabat pemerintah mendapatkan
di sektor publik dan politik, dimana tanggungjawab untuk
sumber tersebut memberikan peringkat melaksanakan perintah.
pada setiap negara dan peringkat ini Memanipulasi aliran informasi
merepresentasi tingkat korupsi yang untuk keuntungan pribadi.
berbeda di setiap negara. Metodologi 4. Pemerasan (Extortion) adalah
yang digunakan untuk menilai indeks sumberdaya yang diekstraksi
persepsi korupsi ini harus sama untuk dengan menggunakan paksaan,
semua negara yang diambil dari sumber kekerasan atau ancaman.
yang terpilih. Jumlah survei dan Pemerasan adalah transaksi korupsi
penilaian yang disertakan berbeda dari dimana uang diekstraksi oleh

34 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

mereka yang memiliki kekuatan imbalan hadiah kepada pejabat


untuk melakukannya. pajak.
5. Favoritisme adalah kecende-rungan 5. Korupsi mengalihkan bakat
diri dari pejabat negara atau politisi menjadi rent seeking. Pejabat yang
yang memiliki akses sumberdaya seharusnya dapat terlibat dalam
negara dan kekuasaan untuk kegiatan produktif menjadi beralih
memutuskan pendistribusian ke pengambilan keuntungan dari
sumberdaya tersebut. Favoritisme sewa, dimana mendorong dan
juga memberikan perlakuan meningkatkan pengambilan biaya
istimewa kepada kelompok tertentu. sewa.
Selain itu, favoritisme juga 6. Korupsi merusak komposisi
mengembangkan mekanisme pe- pengeluaran publik. Pencari
nyalahgunaan kekuasaan secara keuntungan akan mencari proyek
privatisasi. paling termudah dan terselubung,
6. Nepotisme adalah bentuk khusus mengalihkan dana dari sektor lain
dari favoritism, mengalokasikan seperti pendidikan dan kesehatan.
kontrak berdasarkan kekerabatan Terlepas dari tingkatan sosial dan
atau persahabatan. pembangunan ekonomi yang ada di
Chetwynd et al. (2003) setiap negara, korupsi dapat terjadi
menyatakan bahwa korupsi meme- dimana saja. Korupsi umumnya terjadi
ngaruhi pertumbuhan ekonomi dan di sektor public dan sektor swasta, dan
menghambat pertumbuhan ekonomi khususnya terjadi pada pejabat publik
berdasarkan beberapa teori berikut: yang memiliki tanggungjawab langsung
1. Korupsi menghalangi investasi atas ketetapan pelayanan publik dan
asing dan domestik. Biaya sewa regulasi khusus. Secara politik, korupsi
meningkat dan menciptakan mempersulit demokrasi dan tata kelola
ketidakpastian, menurunkan pemerintahan yang baik, dimana
insentif pada kedua investor asing korupsi dapat menghancurkan proses
dan domestik. formal yang sudah dibentuk. Korupsi
2. Korupsi pajak kewirausahaan. pada pemilihan umum dan badan
Pengusaha dan inovator legislatif mengurangi akuntabilitas dan
memerlukan lisensi dan izin dan perwakilan dalam pembuatan kebijakan;
membayar suap untuk pemotongan korupsi pada sistem pengadilan
barang ke dalam margin menghentikan ketertiban hukum dan
keuntungan. korupsi pada pemerintahan publik yang
3. Korupsi menurunkan kualitas menyebabkan ketidakadilan dalam
infrastruktur publik. Sumberdaya pelayanan pada masyarakat. Korupsi
public dialihkan ke penggunaan juga menurunkan legitimasi
pribadi, standar diabaikan, dana pemerintahan dan nilai-nilai demokrasi
untuk operasional dan pemeliharaan (Nawatmi, 2014).
dialihkan ke kepentingan pribadi. Pada sektor ekonomi, Nawatmi
4. Korupsi menurunkan pendapatan (2014) menambahkan bahwa korupsi
pajak. Perusahaan dan kegiatan mempersulit pembangunan ekonomi
yang didorong ke sektor informal dimana pada sektor privat, korupsi
dengan mengambil sewa berlebihan meningkatkan biaya karena adanya
dan pajak dikurangi dengan pembayaran ilegal dan resiko
pembatalan perjanjian atau karena

35 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

adanya penyidikan. Namun, ada juga penting untuk mitigasi korupsi yang
yang menyebutkan bahwa korupsi sukses. Kondisi politik, ekonomi dan
mengurangi biaya karena sosial yang stabil memungkinkan
mempermudah birokrasi yaitu adanya pemerintah dan warga negara untuk
sogokan yang menyebabkan pejabat mempromosikan mekanisme transparan
dapat membuat aturan baru dan dalam pemantauan, penilaian dan
hambatan baru. Dengan demikian, pengendalian korupsi.
korupsi juga bisa mengacaukan Aleksandra juga menunjukkan
perdagangan. Perusahaan yang berada bahwa korupsi merajalela di negara-
pada lingkup pemerintahan akan negara di Eropa Tenggara yang
terlindungi dari persaingan, hal tersebut mengalami transisi politik. Sering kali
menyebabkan perusahaan menjadi tidak transisi ini disertai dengan
efisien. Dampak negatif dari korupsi ketidakstabilan politik, ekonomi dan
lainnya adalah pengalihan investasi sosial. Ketidakstabilan ini dapat
publik ke proyek-proyek masyarakat membuat korupsi menjadi satu-satunya
dimana sogokan dan upah tersedia lebih pilihan yang tersedia untuk warga
banyak. Hal tersebut menimbulkan negara, termasuk pejabat pemerintah
sebuah distorsi pada sektor publik untuk bertahan hidup. Berdasarkan
penelitian tersebut, stabilitas politik
Demokrasi dapat memiliki hubungan yang negatif
dengan tingkat korupsi.
Freedom House menyatakan
bahwa hak-hak politik merupakan
Keterbukaan Ekonomi
serangkaian hak untuk menjamin
terlaksananya sistem politik demokratis, Ades dan Di Tella (1995 dan
antara lain berupa hak-hak yang 1997) menyimpulkan bahwa economic
menjamin orang untuk bergabung openness atau keterbukaan ekonomi
dengan partai-partai dan organisasi (diukur dari rasio impor dan ekspor
politik, berkompetisi untuk menduduki terhadap GDP) telah merangsang
jabatan-jabatan publik, memberikan persaingan ekonomi yang adil yang
suara secara bebas untuk calon-calon menurunkan sewa ekonomi dan
alternatif melalui pemilihan umum yang meningkatkan tingkat pengendalian
absah, dan untuk memilih wakil-wakil korupsi melalui keterbukaan ekonomi.
rakyat yang benar-benar dianggap akan Keterbukaan ekonomi mempromosikan
membawa pengaruh nyata terhadap integrasi ekonomi dengan ekonomi
kebijakan publik serta yang global. Akibatnya, pelaku ekonomi
bertanggungjawab kepada pemilih. domestik harus mampu bersaing dengan
Sementara itu, menurut Freedom House, pesaing mereka dari luar negeri untuk
kebebasan sipil meliputi kebebasan bertahan hidup dan atau untuk meraih
berekspresi dan berkeyakinan, hak peluang pasar di negara-negara lain.
untuk berserikat dan berkumpul, rule of Perkembangan ini dapat
law, otonomi pribadi, termasuk merangsang sektor swasta dalam negeri
kebebasan ekonomi tanpa campur untuk beroperasi secara lebih efisien. Di
tangan negara. sisi lain, hal itu juga akan merangsang
pemerintah agar lebih cepat tanggap dan
Stabiltas Politik memperkenalkan peraturan yang lebih
efisien, dengan mengurangi birokrasi
Aleksandra (2000) menemukan dan monopoli serta menerapkan
bahwa stabilitas merupakan prasyarat

36 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

perekonomian yang lebih kompetitif. yaitu melakukan peningkatan kualitas


Singkatnya, kombinasi upaya sektor regulasi yang mengatur tindak korupsi.
publik dan swasta akan memperkuat Korupsi sebagai misalokasi
pengendalian korupsi. sumber daya, maka diperlukan
pemberantasan korupsi dan pengawasan
Anggaran Publik (Publik Budget) dalam pelaksanaan regulasi. Supaya
kebijakan yang dibuat tidak menjadi sia-
Keterlibatan pemerintah dalam
sia. Komitmen pemerintah, penegak
perekonomian yang dapat diwakili oleh
hukum dan masyarakat akan
rasio anggaran publik terhadap GDP
menjalankan pemerintahan yang bersih
dapat memperkuat tingkat korupsi.
juga perlu ditingkatkan. Bagaimanapun
Secara khusus, Elliot (1997)
baiknya peraturan dibuat, jika tidak ada
menunjukkan bahwa tingkat korupsi
komitmen dalam pelaksanaannya maka
meningkat dengan tingkat anggaran
peraturan tersebut tidak akan berjalan
pemerintah relatif terhadap GDP.
dengan baik.
Keterlibatan pemerintah dapat
Selain itu, proporsi penduduk
mempromosikan monopoli, dan
perkotaan juga dapat memiliki
mencegah kompetisi terbuka dan adil di
hubungan negatif dengan tingkat
antara pelaku usaha, perkembangan
korupsi, karena warga perkotaan
tersebut yang akan mendorong korupsi.
cenderung berpendidikan dan lebih
Dalam rangka meningkatkan
terlibat dalam kegiatan masyarakat sipil,
pertumbuhan ekonomi, pemerintah
seperti menjadi lembaga pengawas
harus memberikan lebih banyak
untuk mendorong akuntabilitas
kesempatan bagi sektor swasta dan tetap
pemerintah.
fokus sebagai regulator ekonomi.

Kualitas Regulasi dan Urban Studi Terdahulu


Population Peneltian yang dilakukan Ades
Kualitas regulasi telah diprediksi dan Di Tella (1995 dan 1997),
memiliki hubungan negatif dengan menyimpulkan bahwa keterbukaan
tingkat korupsi dengan regulasi ekonomi yang diukur dengan rasio
berkualitas tinggi yang jelas, impor terhadap PDB dapat merangsang
komprehensif dan mudah dilaksanakan. persaingan ekonomi yang adil yang
Ketiga kualitas tersebut dapat menurunkan sewa ekonomi dan
membantu dalam mekanisme anti meningkatkan tingkat pengendalian
korupsi di suatu negara agar berfungsi korupsi melalui keterbukaan ekonomi.
lebih efektif. Keterbukaan ekonomi mempromosikan
Merujuk pada pendapat Gillespie integrasi ekonomi dengan ekonomi
dan Okruhlik (1991) dikemukakan global. Akibatnya, pelaku ekonomi
bahwa terdapat empat strategi untuk domestik harus mampu bersaing dengan
memberantas korupsi. Pertama rekan-rekan mereka dari luar negeri
menegakkan hukum yang adil dan untuk bertahan hidup dan untuk meraih
konsisten bagi para pelaku korupsi, peluang pasar di negara-negara lain.
kedua melibatkan masyarakat dalam Perkembangan ini bisa me-
mendeteksi korupsi, ketiga melakukan rangsang sektor swasta dalam negeri
reformasi dalam sektor publik dengan untuk beroperasi secara lebih efisien. Di
meningkatkan tingkat akuntabilitas, sisi lain, hal itu juga akan merangsang
transparansi, dan strategi yang keempat pemerintah memperkenalkan peraturan

37 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

yang lebih efisien, dengan mengurangi METODE PENELITIAN


birokrasi dan monopoli, serta mencari
perekonomian yang lebih kompetitif. Model Data Panel
Singkatnya, kombinasi upaya sektor Data yang dipergunakan dalam
publik dan swasta bisa memperkuat analisis ekonometrika dapat berupa data
pengendalian korupsi. time series, data cross section, atau data
Sejalan dengan pendapat di atas, panel. Data panel (panel pooled data)
penelitian lain menunjukkan bahwa merupakan gabungan data cross section
keterlibatan pemerintah dalam dan data time series. Dengan kata lain,
perekonomian yang diwakili oleh rasio data panel merupakan unit-unit individu
anggaran publik terhadap PDB bisa yang sama yang diamati dalam kurun
melemahkan pengendalian korupsi. waktu tertentu. Secara umum, data
Secara khusus, Elliot (1997) panel dicirikan oleh T periode waktu (t
menunjukkan bahwa pengendalian = 1,2,...,T) yang kecil dan n jumlah
korupsi menurun dengan tingkat individu (i = 1,2,...,n) yang besar.
anggaran pemerintah relatif terhadap Namun tidak menutup kemungkinan
PDB. Keterlibatan pemerintah dapat sebaliknya, yakni data panel terdiri dari
mempromosikan monopoli dan periode waktu yang besar dan jumlah
mencegah kompetisi terbuka dan adil di individu yang kecil. Regresi dengan
antara pelaku usaha, perkembangan menggunakan data panel disebut dengan
yang mendorong korupsi. Dalam rangka model regresi data panel.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Beberapa keuntungan penggunaan
pemerintah harus memberikan lebih data panel diantaranya sebagai berikut :
banyak kesempatan bagi sektor swasta 1. Data panel mampu mengakomodasi
dan tetap fokus sebagai regulator tingkat heterogenitas variabel-
ekonomi. variabel yang tidak dimasukkan
Aleksandra (2000) menemukan dalam model (unobserved individual
bahwa stabilitas merupakan prasyarat heterogeneity).
penting untuk mitigasi korupsi yang 2. Data panel mampu mengurangi
sukses. kondisi politik, ekonomi dan kolinearitas antar variabel.
sosial yang stabil memungkinkan 3. Data panel dapat meminimalkan
pemerintah dan warga negara untuk bias yang dihasilkan oleh agregasi
mempromosikan mekanisme transparan individu karena unit data lebih
pemantauan korupsi, assesment dan banyak.
control terhadap korupsi. Korupsi Metode data panel memiliki dua
merajalela di negara-negara di Eropa pendekatan, yaitu Fixed Effect Model
Tenggara yang mengalami transisi (FEM) dan Random Effect Model
politik. Sering kali, transisi ini disertai (REM). Keduanya dibedakan
dengan ketidakstabilan politik, ekonomi berdasarkan ada atau tidaknya korelasi
dan sosial. Ketidakstabilan ini dapat antara komponen error dengan peubah
membuat korupsi satu-satunya pilihan bebas.
yang tersedia untuk warga negara, Misalkan:
termasuk pejabat pemerintah, untuk
bertahan hidup. Membaca dari yit = αi + Xit β + εit (5)
penelitian ini, stabilitas politik dapat Pada one way error components model,
memiliki hubungan yang positif dengan komponen error dispesifikasikan dalam
pengendalian korupsi. bentuk:

38 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

εit = λi + uit (6) Untuk two way error component:

Sedangkan two way error components yit = αi + Xit β + uit+ λi + μt (11)


model, komponen error dispesifikasi
dalam bentuk: Beberapa asumsi yang biasa
digunakan dalam REM, yaitu:
it i uit (7) E(uit|i) = 0
𝐸(𝑢𝑖𝑡|𝑖) = 𝜎𝜏𝑖2 (12)
Perbedaan antara FEM dan REM
E(uit|it) = 0 (13)
terletak pada ada atau tidaknya korelasi
antara λi dan μt dengan Xit. Uji yang 𝐸(𝜏𝑖2 |𝑖𝑡 ) = 𝜎𝜏𝑖2 (14)
digunakan dalam penentuan kedua E(uitj) = 0 (15)
metode ini adalah uji Hausman.
untuk i ≠ j dan t ≠ s
Fixed Effect Model (FEM) E(uit ujs) = 0 (16)

FEM muncul ketika antara efek untuk i ≠ j


individu dan peubah penjelas memiliki E(ij) = 0 (17)
korelasi dengan Xit atau memiliki pola
dimana:
yang sifatnya tidak acak. Asumsi ini
Untuk one way error component, τi = λi
membuat komponen error dari efek
Untuk two way error component, τi = λi
individu dan waktu dapat menjadi + μi
bagian dari intersep, yaitu:
Untuk one way error component: Dari semua asumsi di atas, yang
paling penting dikaitkan dengan REM
yit = αi + λi + Xit β + uit (8) adalah asumsi bahwa nilai harapan dari
xit untuk setiap τi adalah 0, atau E(τi xit)
Untuk two way error component: = 0. Terdapat dua jenis pendekatan
yang digunakan untuk menghitung
yit = αi + λi + μt+ Xit β + uit (9) estimator REM, yaitu between estimator
dan Generalized Least Square (GLS).
Penduga pada FEM dapat dihitung
dengan beberapa teknik yaitu: (1)
Uji Hausman
Pendekatan Pooled Least Square (PLS),
(2) Pendekatan Within Group (WG), (3) Pengujian terhadap asumsi ada
Pendekatan Least Square Dummy tidaknya korelasi antara regresor dan
Variable (LSDV). efek individu digunakan untuk memilih
apakah fixed atau random effects yang
Random effects Model (REM) lebih baik. Alat ujinya dapat digunakan
Hausman Test. Dalam uji ini
REM muncul ketika antara efek
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
individu dan regresor tidak ada korelasi.
H0: E(τi|xit) = 0 (18)
Asumsi ini membuat komponen error
dari efek individu dan waktu atau REM adalah model yang tepat
dimasukkan ke dalam error, dimana:
Untuk one way error component: H1: E(τi|xit) = 0 (19)
yit = αi + Xit β + uit+ λi (10) atau FEM adalah model yang tepat

39 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

Sebagai dasar penolakan H0 maka Data yang digunakan dalam


digunakan statistik Hausman dan penelitian ini sejumlah 17 negara di
membandingkannya dengan Chi square. kawasan Asia Pasifik untuk kurun
Statistik Hausman dirumuskan dengan: waktu 11 tahun (2004-2014).

H = (βREM – βFEM )’ (MFEM –MREM)-1 HASIL DAN PEMBAHASAN


(βREM – βFEM ) ~ χ2 (k) (20)
Uji Haussman
dimana:
Uji Hausman digunakan untuk
M = matriks kovarians untuk membandingkan apakah fixed effects
parameter β model atau random effects model yang
k = degrees of freedom lebih sesuai. Ho dari uji Hausman yaitu
Jika nilai H hasil pengujian lebih random effect dan sedangkan H1 yaitu
besar dari χ2 tabel, maka cukup bukti Fixed effect. Statistik uji Hausman
untuk melakukan penolakan terhadap H0 mengikuti distribusi statistik Chi Square
sehingga model yang digunakan adalah dengan degree of freedom sebanyak
model fixed effects, begitu juga jumlah variabel bebas dari model. Uji
sebaliknya. kesesuaian model data panel dengan
fixed effects dan random effects
Model Empirik menggunakan tes Hausman

Model yang digunakan untuk menunjukkan nilai p-value  (prob.) <
menganalisis faktor-faktor yang 0,05.
Hal ini berarti bahwa model
mempengaruhi korupsi di kawasan Asia
persamaan faktor-faktor yang
Pasifik mengacu pada penelitian yang memengaruhi korupsi di kawasan Asia
dilakukan oleh Churchill et al (2013). Pasifik memiliki heterogenitas individu
secara fixed. Dengan demikian fixed
CORit=α+β1DEMit+β2POLit+β3EOPit+ effects model lebih sesuai digunakan.
β4PUBit+β5 Pemilihan model fixed effect secara teori
REGit+β6URBit+β7Dit+ εit (21) juga lebih tepat. Apabila tidak dapat
ditentukan secara teoritis dampak
Dimana,
gangguannya, maka model random
CORit = Indeks persepsi korupsi
effect dipilih jika data diambil dari
(indeks)
sampel individu yang merupakan
DEMit = Indeks demokrasi (indeks)
sampel acak dari populasi yang lebih
POLit = Indeks stabilitas politik
besar. Namun jika evaluasi meliputi
(indeks)
seluruh individu dalam populasi atau
EOPit = Keterbukaan ekonomi (%)
hanya beberapa individu dengan
PUBit = Public budget (% GDP)
penekanan pada individu-individu
REGit = Kualitas regulasi (indeks)
tersebut maka lebih baik digunakan
URBit = Urban population (% total
model fixed effect. Dalam penelitian ini
populasi)
karena jumlah cross-section dari
Dit = Dummy Negara maju (1 =
persamaan mencerminkan seluruh
negara maju, 0 = negara
populasi (17 negara di Asia Pasifik),
berkembang)
maka model fixed effect lebih baik
α = intersep
secara teori.
β1- β7 = koefisien
εit = error term

40 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

Tabel 1 Hasil Pengolahan Haussman sebagai rasio impor dan ekspor terhadap
Test total GDP memiliki hubungan negatif
Correlated Random Effects – Hausman Test dan berpengaruh signifikan pada taraf
Equation: Untitled nyata 5% terhadap tingkat korupsi di
Test cross-section random effects tujuh belas negara kawasan Asia
Test Summary Chi-Sq Chi-Sq Prob. Pasifik. Peningkatan keterbukaan
Statistic d.f ekonomi sebesar 1% akan menurunkan
Cross-section korupsi sebesar 0,0029 poin indeks
16,94 7 0,01
random
dengan asumsi cateris paribus. Hasil
estimasi ini bertentangan dengan
hipotesis yang dibangun sebelumnya
bahwa keterbukaan ekonomi dapat
membuka pasar domestik bagi produsen
Hasil Regresi asing. Selain itu, keterbukaan ekonomi
Faktor-faktor dalam analisis ini dapat meningkatkan transaksi lintas
adalah faktor ekonomi, politik dan batas yang rentan terhadap korupsi.
sosial. Analisis ini berdasarkan Hasil tersebut dapat pula menunjukkan
kombinasi teori dan model yang bahwa adanya keterlibatan pejabat
dibangun oleh Churchill et al. (2013). pemerintah atau perbatasan dalam
Pada analisis ini, tranformasi Indeks operasi memberantas pungutan liar
Persepsi Korupsi (IPK) dilakukan (Churchill et al., 2013).
melalui CORit = (1-θ/10) menjadi Variabel public budget
sebuah indeks yang bernilai mulai dari menunjukkan hubungan yang positif
“0” sampai “1” dimana semakin tinggi terhadap tingkat korupsi dan
nilai indeks maka semakin tinggi tingkat berpengaruh signifikan pada taraf nyata
korupsi. Transformasi ini dilakukan 5%. Peningkatan public budget sebesar
agar interpretasi searah, sederhana, dan 1% akan meningkatkan tingkat korupsi
intuitif pada estimasi model data panel. besar 0,012557 poin indeks dengan
asumsi cateris paribus. Anggaran
Tabel 2 Hasil Estimasi Model publik terhadap GDP bisa melemahkan
Analisis Menggunakan pengendalian korupsi, atau
Metode Fixed Effect Model meningkatkan tingkat korupsi. Elliot
Variabel Dependen (1997) menunjukkan bahwa
Var Korupsi (COR) pengendalian korupsi menurun dengan
Koefisien Std. Error Prob. tingkat anggaran pemerintah yang
C 8,689859 0,422249 0,0000* relatif terhadap GDP. Keterlibatan
DEM -0,007045 0,030237 0,8160 pemerintah dapat mempromosikan
EOP -0,000293 0,005324 0,0029* monopoli dan mencegah kompetisi
PUB 0,012557 0,004160 0,0030* terbuka dan adil di antara pelaku usaha,
POL -0,417943 0,082439 0,0000* serta perkembangan yang mendorong
URB -0,061448 0,006923 0,0000* korupsi. Dalam rangka meningkatkan
REG -0,059904 0,193070 0,7568
pertumbuhan ekonomi, pemerintah
Dummy -0,770041 0,251513 0,0026*
Keterangan: *) signifikasi pada  = 5%
harus memberikan lebih banyak
kesempatan bagi sektor swasta dan tetap
Hasil estimasi pada Tabel 2 fokus sebagai regulator ekonomi.
menunjukkan bahwa variabel Hasil analisis regresi diperoleh
keterbukaan ekonomi yang dihitung koefisien untuk variabel stabilitas

41 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

politik (POL) sebesar 0,417943. signifikansi 5%. Hal tersebut


Stabilitas politik mempunyai memiliki menunjukkan bahwa rata-rata perbedaan
hubungan negatif terhadap tingkat tingkat korupsi di negara berkembang
korupsi dan signifikan pada taraf nyata terhadap negara maju adalah sebesar
5%. Meningkatnya stabilitas politik 0,770041 poin indeks.
sebesar 1 poin indeks akan menurunkan Negara-negara berkembang
tingkat korupsi sebesar 0,417943 poin dikenal dengan tingkat korupsi yang
indeks dengan asumsi cateris paribus. sangat besar. Hal tersebut menjadi
Mengurangi tindakan korupsi perhatian utama untuk setiap pemerintah
merupakan proses yang panjang, yang dan warga negara yang baik dari bangsa
memerlukan upaya terus menerus dari tersebut. Jumlah yang tak terbayangkan
pemerintah dan masyarakat sipil. Tanpa dari dana yang dikeluarkan untuk
stabilitas politik, proses yang terus mengekang atau melawan korupsi,
menerus dan panjang tersebut tidak sesuatu yang tidak seharusnya jika
efektif. Selain itu, stabilitas politik hanya orang-orang atau warga negara
merupakan prasyarat utama bagi dapat menyadari integritas dan nilai
penegakan hukum dan penegakan yang berada di atas hal lainnya.
hukum merupakan prasyarat untuk Demikian juga, sistem tidak lagi harus
mengendalikan korupsi. Negara yang membuka jalan untuk korupsi. Sebuah
tidak stabil cenderung mengalami sistem yang lemah dan miskin standar
perubahan rezim yang sering. Rezim hidup adalah kekuatan pendorong utama
tersebut cenderung menyalahgunakan untuk korupsi yang gencar terjadi di
politik yang relatif singkat untuk negara berkembang.
kekuasaan mereka dalam mendapatkan Di negara-negara berkembang,
keuntungan pribadi mereka melalui korupsi mengambil bentuk atau fase
korupsi (Churchill et al., 2013). yang berbeda. Beberapa bentuk tersebut
Variabel urban population berupa overpricing, percepatan
mempunyai hubungan yang negatif pembayaran ilegal, fasilitasi kontrak,
terhadap tingkat korupsi dan signifikan penawaran rigging publik untuk kontrak
pada taraf 5%. Meningkatnya urban melalui manipulasi peraturan dan
population sebesar 1%, maka akan menjual informasi, dana ilegal,
menurunkan tingkat korupsi sebesar pengalihan dana untuk proyek khusus,
0,061448 poin indeks dengan asumsi pencucian uang, dan sejenisnya.
cateris paribus. Sampai pada tingkat
tertentu, penduduk perkotaan memiliki KESIMPULAN DAN SARAN
hubungan negatif dengan pengendalian
korupsi, namun pada titik tertentu Kesimpulan
penduduk perkotaan ternyata dapat Berdasarkan hasil yang diperoleh
memiliki hubungan yang negatif. Hal dari regresi data panel analisis factor-
tersebut berarti bahwa pada tingkat faktor yang memengaruhi korupsi di
tertentu hubungan urban population kawasan Asia Pasifik dapat ditarik
terhadap tingkat korupsi dapat kesimpulan sebagai berikut: Pertama,
berhubungan positif dan negatif. faktor ekonomi dengan variabel
Hasil regresi dari model korupsi keterbukaan ekonomi berpengaruh
diperoleh koefisien untuk variabel negatif dengan tingkat korupsi dan
dummy negara sebesar 0,770041 anggaran sektor publik (public budget)
dengan hubungan negatif pada tingkat yang mempunyai pengaruh positif

42 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

terhadap tingkat korupsi. Kedua, welfare di suatu negara, karena


demokrasi dan stabilitas politik sebagai pertumbuhan ekonomi erat
proksi dari faktor politik. Stabilitas kaitannya dengan poin-poin
politik memiliki pengaruh yang negatif tersebut. Penelitian lain dengan
dan signifikan terhadap tingkat korupsi. mengembangkan dampak korupsi
Ketiga, faktor sosial dalam penelitian secara jangka panjang juga dapat
ini ditunjukkan oleh variabel urban dilakukan mengingat beberapa
population dan kualtias regulasi.
penelitian sebelumnya hanya
Proporsi penduduk perkotaan
mengidentifikasi dampak korupsi
menunjukkan hubungan yang negatif
dan signifikan terhadap tingkat korupsi. terhadap pertumbuhan ekonomi
Hubungan tersebut bersifat non-linear dalam jangka pendek.
tergantung dari seberapa besar proporsi
tersebut. DAFTAR PUSTAKA
Saran Ades A, Di Te. 1995. Competition and
1. Ketidakstabilan politik bukanlah Corruption. Draft Paper. Keble
sesuatu yang pemerintah tidak College. Oxford University
dapat mengontrol tetapi sulit untuk Aleksandra F. 2000. Stability and
mencapai terutama ketika Corruption in South Eastern
ketidakstabilan politik Europe – Corruption is a Way of
Life in South-Eastern Europe – a
dikombinasikan dengan konflik
Necessary Method of Survival.
lainnya yang sudah mengakar
South-East Europe Review.
dalam di masyarakat. Sebagai 4/2000
contoh, beberapa konflik dalam Andvig JC, Fjeldtad OH, Amundsen I,
konflik agama, etnis, atau ideologi. Sissener T, Søreide T. 2000.
Pemerintah dan masyarakat dapat Reasearh on Corruption: A Policy
memperbaiki situasi dengan Riented Survey. [NORAD]
mempromosikan dialog sebagai Norwegian Agency for
sarana utama untuk menemukan Development Co-operation.
solusi. Selain itu, karena konflik Blackburn, Keith NB, and M. Emranul
politik yang utama adalah tentang H. 2006. Economic Discussion
perebutan kekuasaan, pemerintah Paper EDP-0530. The University
harus menerapkan demokrasi yang of Manchester.
transparan dan adil yang menjamin Chetwynd E, Frances C, Bertram S.
kesempatan bagi semua pihak untuk 2003. Corruption and Poverty :A
Review of Recent Literature
memiliki akses ke kekuasaan. Jika
(Final Report). Washington DC:
perlu, mereka bisa mengundang
Management System
organisasi internasional untuk International.
terlibat dalam proses politik, seperti Churchill, Ransford Q, Agbodohu W,
pemilihan, sebagai pengamat atau Arhenful. P. 2013. Determininf
pengawas. Factors Affecting Corruption: A
2. Saran untuk penelitian selanjutnya Cross Country Analysis.
dapat menganalisis dampak korupsi International ournal of
terhadap kemiskinan, dan social Economics, Business, and

43 | Edisi Desember 2016


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 32-44 Vol 5 No 2

Finance, Vol 1, No. 10, November Paldam M. 2002. The Cross-Country


2013, pp : 275-258. Pattern of Corruption:
Damanhuri DS. 2010. Ekonomi Politik Economics, Culture and the
dan Pembangunan: Teori, Kritik, Seesaw Dynamics. European
dan Solusi bagi Indonesia dan Journal of Political Economy,
Negara Berkembang. Bogor: IPB 18(2):215{240. 22}
Press. Rose-Ackerman, Susan. 1999.
Elliott KA. 1997. Corruption as an Corruption and Government:
International Policy Problem: O Causes, Consequences, Reform.
verview and Recommendation. The Press of The Univesity of
Gillespie K, Gwenn O. 1991. The Cambridge.
Political Dimensions of Tanzi V. 1998. Corruption Around the
Corruption Cleanups: A World: Cauces, Consequences,
Framework for Analysis. Scope and Cures. IMF Staff
Comparative Politics, Vol. 24, Papers, Vol. 45, No. 4.
No.1. Transparency International. 2015.
Huntington SP. 1968. Political Order in Corruption Perceptions Index
Changing Societies. New Haven: Kawasan Asia Pasifik Tahun
Yale University Press 2004-2014.
Lui F. 1985. An Equilibrium Queuing [http://www.transparency.org/]
Model of Bribery. Journal of diakses pada 20 Februari 2016
Political Economy. August, 93(4): Treisman D. 2000. The Causes of
760-781. Corruption: A Cross-National
Mo PH. 2000. Corruption and Study. Journal of Public
Economic Growth. Journal of Economics, 76: 3, pp 399–457.
Comparative Economics. 29:66- [UNISDEM] Uni Sosial Demokrat.
79. 2015. Metode Korupsi di Asia
Nawatmi S. 2014. Korupsi dan Pasifik Semakin Vulgar dan
Pertumbuhan Ekonomi Negara- Telanjang.
Negara Asia Pasifik. Jurnal Bisnis [http://www.unisosdem.org]
dan Ekonomi (JBE), Maret 2014, diakses pada 21 Maret 2016.
Hal 73-82, Vol 21. No.1. Fakultas World Bank. 1997. Helping Countries
Ekonomika dan Bisnis, Combat Corruption. The Role of
Universitas Stikubank Semarang. the World Bank. Pp-8.

44 | Edisi Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai