Anda di halaman 1dari 4

Nama : Li Putri Nazara

NIM : B11115612

KUALIFIKASI LEMBAGA NEGARA MENURUT PROF JIMLY ASHHIDDIQIE

Lembaga negara terkadang disebut dengan istilalah lembaga pemerintahan, lembaga


pemerintahan non-departemen, atau lembaga negara aja. Ada yang dibentuk
berdasarkan karena diberi kekuasaan oleh UUD, ada pula yang dibentuk dan
mendapatkan kekuasaanya dari UU, dan bahkan ada pula yang dibentuk berdasarkan
keputusan presiden. Hirarki atau ranking kedudukannya tentu saja tergantung pada
derajat pengaturannya menurut peraturn perundang-undangan yang berlaku. (42)

Lembaga negara di tingkat pusat dapat dibedakan dalam empat tingkatan kelembagaan
yakni: (49-51)

1. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UUD seperti Presiden, Wakil Presiden,


MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK, dan KY;

2. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU seperti Kejaksaan Agung, Bank


Indonesia, KPU, KPK, KPI, PPATK, Ombudsman dan sebagainya;

3. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah atau Peraturan


Presiden; dan

4. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri.

Dari segi hierarki, lembaga negara dapat dibedakan ke dalam tiga lapis yakni lapis
pertama dapat disebut Lembaga Tinggi Negara, lapis kedua dapat disebut Lembaga
Negara saja dan lapis ketiga merupakan lembaga negara yang sumber
kewenangannya berasal dari regulator atau pembentuk peraturan di bawah undang-
undang. (105-107)

A. Lembaga yang termasuk dalam Lembaga Tinggi Negara adalah:

1. Presiden dan Wakil Presiden;

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD);

4. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR);

5. Mahkamah Konstitusi (MK);

6. Mahkamah Agung (MA);


7. Komisi Yudisial (KY); dan

8. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

B. Lembaga negara yang masuk dalam lapis kedua yang disebutkan dalam UUD
1945

1. Duta dan Konsul (Pasal 13 Ayat 2)

2. Suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan


pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-
undang (Pasal 16) - Dahulu Dewan Pertimbangan Agung (dihapus saat
amendemen) sekarang Dewan Pertimbangan Presiden

3. Menteri Negara (Pasal 17)

4. Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan


disebutkan secara eksplisit dalam UUD 1945 (Pasal 8 Ayat 3)

5. Komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri, yang
diatur lebih lanjut dalam undang-undang - Komisi Pemilihan Umum (Pasal
22E Ayat 5)

6. Komisi Yudisial

7. Bank Sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggungjawab


dan independensinya diatur lebih lanjut dengan undang-undang - Bank
Sentral (Pasal 23D)

8. Tentara Nasional Indonesia (Pasal 30 Ayat 3)

9. Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara disebutkan secara


eksplisit dalam UUD 1945 (Pasal 10)

10. Kepolisian Negara (Pasal 30 Ayat 4)

Selain enam lembaga yang disebutkan dalam UUD diatas, terdapat juga
lembaga lain yang disejajarkan dengan organisasi lapis ke dua yakni lembaga
negara yang dibentuk dengan UU, yang disusun antara DPR dan Presiden.
tetapi memiliki constitutional importance Lembaga ini dapat dibubarkan apabila
UU atau pasal yang mengatur lembaga tersebut dibatalkan melalui judicial
review di Mahkamah Konstitusi. Beberapa contoh lembaga ini yaitu:

1. Kejaksaan Agung (UU 16 tahun 2004);

2. Otoritas Jasa Keuangan (UU 21 tahun 2011);


3. Lembaga Penjamin Simpanan (UU 24 tahun 2004);

4. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (UU 39 tahun 1999);

5. Komisi Pemberantasan Korupsi (UU 20 tahun 2002);

6. Komisi Penyiaran Indonesia (UU 30 tahun 2002);

7. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (UU 5 tahun 1999);

8. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (UU 27 tahun 2004) - dibatalkan


Mahkamah Konstitusi;

9. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (UU 23 tahun 2002);

10. Ombudsman Republik Indonesia (UU 37 tahun 2008); dan lain-lainnya.

C. Kelompok ketiga adalah organ konstitusi yang termasuk kategori lembaga


negara yang sumber kewenangannya berasal dari regulator atau pembentuk
peraturan di bawah undang-undang. Artinya, keberadaannya secara hukum
hanya didasarkan atas kebijakan presiden (presidential policy) atau beleid
presiden. Jika presiden hendak membubarkannya lagi, maka tentu presiden
berwenang untuk itu. Artinya, keberadaannya sepenuhnya tergantung kepada
beleid presiden. Contoh lembaga-lembaga ini yaitu:

1. Badan Ekonomi Kreatif (Perpres 6 tahun 2015)

2. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (Perpres 192 tahun 2014)

3. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Perpres 106


tahun 2007)

4. Lembaga Ketahanan Nasional (Perpres 67 tahun 2016); dan lain-lain

D. Organ daerah atau lembaga daerah yang merupakan lembaga negara yang
terdapat didaerah. Yaitu Pemerintah daerah provinsi, Gubernur, DPRD Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten, Bupati, DPRD Kabupaten, Pemerintahan
Daerah Kota, Walikota, DPRD kota.

E. Lembaga negara lainnya, yang dibentuk berdasarkan amanat Undang-undang


atau peraturan yang lebih rendah, seperti peraturan pemerintah, peratruan
presiden, atau keputusan presiden. Beberapa diantaranya ialah Komisi penyiran
Indonesia, Komisi pengawas persaingan usaha, komisi kebenaran dan
rekonsiliasi, komisi perlindungan anak indonesia, badan penyelesaian sengketa
pajak, badan penyelesaian sengketa konsumen, komisi banding paten, komisi
banding merek, komisi perlindungan anak indonesia

Anda mungkin juga menyukai