Anda di halaman 1dari 8

A.

Identitas Pengulas Buku


Nama : Fahmi Legawa
No. Induk/NISN : 0014272581
Kelas : 3 Intensif/XII MIA A
Alamat : Jln. Lempar KM 8 22/03 Desa
Cirangkong Kec. Cijambe Kab.
Subang 41286
B. Identitas Buku
1. Judul buku : Mengelola Keragaman di Indonesia
2. Judul buku asli : Dealing with Diversity
3. Penulis : Bernard Adeney-Risakotta
4. Penerjemah : Gunawan Admiranto, Maufur, dan
Ilyas Hasan
5. Penyunting/editor : Ahmad Baiquni
6. Kota penerbit dan penerbit : Bandung, Mizan
7. Cetakan dan tahun penerbit : Cetakan pertama, 2015
8. Tebal buku : 356 halaman
C. Pokok Pembahasan Buku (Temuan Pengulas Buku)
1. Topik : Indonesia
2. Spesifikasi topik : Bentuk Keragaman yang Ada di
Indonesia
3. Rumusan Masalah/Isu yang diangkat penulis asli :
3.1. Bagaimana awal mula munculnya keragaman?
3.2. Apa hubungan agama dengan adanya keragaman yang kerap
mengakibatkan terjadinya konflik di Indonesia dan bagaimana cara
menanggapinya?
4. Tujuan
4.1. Agar pembaca mengetahui penyebab munculnya keragaman
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4.2. Agar pembaca lebih memahami keterkaitan agama dengan
keragaman yang ada dan dapat menanggapinya dengan lebih baik.

Halaman ke-1
D. Deskripsi Hasil Review Buku

INDONESIA DENGAN PLURALISMENYA


( Argumen Para Ahli Rangkuman Adeney-Risakotta )
Oleh: Fahmi legawa
Pendahuluan
Perbedaan adalah hal yang sudah tak asing lagi kita temui di dunia
khususnya di Indonesia. Allah adalah pencipta alam semesta beserta isinya
termasuk perbedaan yang diciptakan dari setiap ciptaan-Nya. Perbedaan
Allah ciptakan agar manusia dapat mengenal dan berinteraksi satu sama
lain. Sebagai negara plural, Indonesia pastinya memiliki banyak
keragaman, baik dari segi adat, bangsa, bahasa, golongan, dan khususnya
keragaman di bidang agama.
Munculnya keragaman mengakibatkan banyak hal terjadi. Banyak
bermunculan pendapat yang saling menentang mengenai hal ini. Mereka
memperdebatkan keterkaitan agama dengan banyak hal seperti dampak
globalisasi, kekerasan, perbedaan gender, dan penyebab terjadinya
bencana yang ada di dunia ini.
Kita harus paham betul bagaimana cara menanggapi hal ini dengan
cara melakukan pembelajaran melalui studi lintas agama. Kita jangan
sampai salah jalan agar tidak mengakibatkan terjadinya hal yang tidak
diinginkan.

Awal Mula Munculnya Keragaman


Sebagaimana dipaparkan dalam pendahuluan, Indonesia
dikategorikan sebagai negara plural. Indonesia dikenal dengan
keberagaman bangsa, budaya, bahasa, khususnya dalam bidang agama.
Indonesia memiliki berbagai jenis agama dan aliran kepercayaaan yang
dapat dianut oleh penduduknya secara bebas dan tanpa adanya paksaan
dari siapapun. Dari sekian banyaknya agama yang ada, Indonesia hanya
mengakui 5 agama saja, yaitu Kristen, Hindu, Budha, Konghuchu dan

Halaman ke-2
Islam sebagai agama mayoritasnya. Keragaman di Indonesia terjadi karena
diakibatkan oleh faktor budaya dan ekonomi. Begitu pula dengan
keragaman yang ada di Asia, namun dengan seluruh keragaman yang ada,
Asia tetap memegang erat kedamaian. Seperti halnya saat Islam memasuki
kawasan Asia yang mana pada saat itu diduduki oleh kaum mayoritas
Hindu dan Budha. Muslim menyebarkan Islam dengan cara-cara yang
damai dan tidak menggunakan jalan kekerasan yaitu dengan melalui
saluran perdagangan, perkawinan, tasawuf, politik, pendidikan dan
kesenian. Keragaman di Asia juga dipengaruhi oleh negara penjajah
terdahulu. Negara yang pernah dijajah lebih cenderung plural sedangkan
negara yang tidak mengalami penjajahan justru sebaliknya.

Hubungan Agama dengan Keragaman yang Dapat Mengakibatkan


Konflik.
1. Dampak dari Adanya Modernisasi Terhadap Agama
Sebagai negara berkembang, Indonesia juga memiliki keinginan
untuk menjadi negara maju dengan mengikuti alur modernisasi barat.
Dalam teori Max Weber ia menyoroti pengaruh etos religius terhadap
perkembangan ekonomi. Sehingga dapat kita lihat bahwa modernitas di
Asia tenggara terutama di Indonesia sangatlah berbeda dengan modernitas
di barat. Indonesia menghadapi keragaman yang ada dengan imajinari
sosial yang berbeda dengan negara negara lain.
Keragaman agama yang ada juga dapat dipengaruhi oleh
globalisasi. Globalisasi memiliki tiga pengaruh yaitu sebagai
homogenisasi, heterogenisasi dan deteritorialisasi. Perbedaan yang ada di
Indonesia tidak mengurangi sedikitpun rasa kedamaian yang ada. Rakyat
Indonesia menginginkan satu hal yang sama yaitu hidup dengan
demokrasi, baik ia kaya atau miskin, dari kota atau desa. Akan tetapi,
perbedaan kelas yang terjadi menyebabkan perbedaan gaya hidup. Gaya
hidup seseorang sangat jelas terlihat oleh mata kita sendiri bahwa orang
kelas menengah ke atas rata-rata memiliki gaya hidup yang serba mewah

Halaman ke-3
dan tidak sepeti orang kelas menengah ke bawah yang kehidupannya
cenderung sederhana. Perbedaan yang terjadi tidak hanya perbedaan dalam
bidang ekonomi saja. Tinggi rendahnya pendidikan seseorang dapat
mengakibatkan terjadinya perbedaan derajat orang tersebut. Sebagai
negara plural Indonesia harus adil dalam menetapkan peraturan atau dasar
hukum negara. Walaupun penduduk Indonesia mayoritas muslim,
pemerintah tidak menetapkan Indonesia sebagai negara berhukum Islam
dengan alasan menghargai dan menghormati kaum minoritas yang ada di
seluruh penjuru Indonesia. Indonesia terdiri atas 34 provinsi yang di
dalamnya memiliki banyak keberagaman. Keberagaman yang muncul di
setiap provinsi memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan provinsi
masing-masing. Salah satu perbedaan yang ada yaitu kepemilikan sumber
daya manusia yang dimiliki setiap provinsi. Provinsi yang memiliki
sumber daya manusia yang baik cenderung lebih maju. Seperti halnya
provinsi yang ada di Pulau Jawa seperti Jawa Barat. Provinsi ini cenderung
lebih maju karena banyak penduduknya yang berpendidikan tinggi
dibandingkan dengan provinsi lain seperti yang ada di pulau Papua,
Maluku, Riau, dll.

2. Keterkaitan Kekerasan dengan Hubungan Antar Agama


Di era modern ini kini kita sudah tak asing lagi dengan terjadinya
peristiwa radikalisasi. Banyak orang yang menganggap bahwa peristiwa
radikalisasi terjadi didasari oleh agama terutama Islam. Menurut beberapa
pendapat, radikalisasi adalah upaya sekelompok orang yang ingin
menghancurkan dunia dengan mengadu domba agama-agama yang ada di
dunia. Kita harus memperlakukan radikalisme dan intoleransi keagamaan
bukan dengan kekuatan yang kasar, melainkan dengan kearifan dan
kemauan yang kuat untuk menggali sumber masalah dan menanganinya.
Kita dapat meredam dan menjinakan radikalisasi agama dengan cara
menganalisis tentang kekuatan agama dalam sejarah konflik. Kejadian
serangan 11 September di Amerika Serikat adalah salah satu pemicu

Halaman ke-4
kemunculan pro-kontra di dunia dan peristiwa radikalisasi juga banyak
terjadi di Indonesia seperti peristiwa pemboman Bali, peristiwa Ambon,
Poso, dan Aceh. Untuk menanggapi peristiwa hal ini kita harus melakukan
identifikasi dengan jelas dan adil dengan tidak sembarang menyalahkan
suatu kelompok.
Islam berdiri dengan keberagamannya, namun tetap dalam tujuan
dan pedoman yang sama. Selain Islam, agama lain juga memiliki
komunitas dalam beribadah. Mereka memiliki tujuan ibadah yang sama,
namun dengan cara yang berbeda. Dari sinilah mulai muncul persaingan
antar kelompok untuk mempertahankan pahamnya. Sebuah visi diberikan
oleh para aktivis tentang akan seperti apa dunia ini jika ketidakadilan dapat
dikoreksi. Sangat jarang seseorang memiliki sebuah visi untuk mulai
melakukan perubahan. Kebanyakan orang tidak bisa melakukan sebuah
aksi perubahan tanpa dorongan dari pihak lain. Agama radikal lebih
memilih kekerasan sebagai metode untuk mengadakan perubahan dengan
memanfaatkan akar-akar keagamaan yang ada dalam dirinya. Agama
radikal memiliki dasar keyakinan yang dikomunikasikan dengan jelas agar
pandangan dunia ini berfungsi dan sukses bagi orang-orang yang beriman.
Kita dapat mengembangkan kemampuan untuk memberikan rasa hormat
kepada keragaman dengan cara berpikir yang positif terhadap perbedaan
yang dimiliki orang lain. Banyak orang yang tersesat dengan menganut
ajaran yang menyimpang seperti berpikir bahwa kekerasan adalah cara
yang tepat untuk membuat perubahan. Bom bunuh diri adalah salah satu
contoh ajaran yang menyesatkan. Mereka menganggap bahwa tindakan
tersebut merupakan aksi jihad. Untuk menanggapi peristiwa ini maka
pemimpin Muslim di Indonesia membuat Tim Penanggulangan Terorisme.
Permasalahan mengenai keragaman dapat dipecahkan dengan
memahami akar masalah yang ada. Hal pertama yang harus dilakukan
yaitu dengan cara memahami definisi dari pluralisme. Akibat dari
kesalahan memaknai radikal dapat menyebabkan kelompok tersebut yang
semestinya bisa dirangkul malah akan semakin brutal. Oleh karena itu kita

Halaman ke-5
harus belajar memahami makna radikal dengan memperkuat keimanan dan
wawasan melalui studi agama yang ada.

3. Keterkaitan Agama Dengan Hubungan Gender


Setiap agama pada hakikatnya mengakui bahwa mereka
menghargai adanya wanita. Namun tetap saja ada pendapat bahwa wanita
hanyalah pelengkap laki-laki saja. Perlakuan terhadap wanita tidak
sehormat perlakuan terhadap laki-laki. Agama dinilai merendahkan wanita
sehingga munculah orang yeng berteologi feminis. Mereka bersama-sama
ingin melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dalam hal keadilan
sosial bagi perempuan. Teologi ini berusaha untuk melihat keyakinan dan
keterbatasan dari Alkitab dan literatur Kristen, serta berusaha untuk
memberikan perubahan pemikiran, baik di gereja maupun dalam institusi
akademis. Ide pokok dalam teologi feminis adalah keberatan terhadap
tradisi kekristenan tentang hubungan antara perempuan dengan keilahian.
Patriarkal adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki
sebagai pemegang kekuasaan utama. Kaum feminis yang ada di Indonesia
juga mengenal beragam teori mengenai keyakinan dan praktik yang seksis.
Mereka dapat berpikir positif dengan menggali kembali kefeminiman
dalam sifat, simbol, gambaran, dan doktrin yang mampu memberdayakan
wanita. Mereka juga percaya bahwa aspek batiniah, sosial, dan spiritual di
balik makna dan simbol keragaman sangatlah penting bagi pemberdayaan
diri kita sebagai manusia.
Pada dasarnya setiap orang yang lahir ke muka dunia ini memiliki
hak yang sama termasuk hak untuk hidup. Namun masih banyak saja
perilaku tindak kekerasan yang terjadi terutama terhadap wanita. Tindak
kekerasan pada wanita sangatlah tidak dibenarkan oleh hukum Islam
apalagi terhadap istri sendiri. Ada pendapat mengenai ayat Al-Quran yang
membolehkan memukul istri, namun kita tidak boleh salah
menafsirkannya. Kata idribuhunna dalam QS An-Nissa’ yang ternyata
punya banyak makna selain “memukul” seperti membuat perumpamaan,

Halaman ke-6
berpergian, tutup, menghentikan, menjelaskan, menutupkan, membuat
jalan di muka bumi, mengutuk, dan menetapkan. Oleh karena itu kita
jangan sampai salah penafsiran.

4. Keterkaitan Agama terhadap Bencana yang Ada


Bencana alam sudah banyak terjadi di dunia termasuk di Indonesia
sendiri. Peristiwa ini telah menimpa banyak korban sehingga sangat
merugikan sekali apabila hal ini terjadi. Bencana dapat terjadi karena
banyak faktor, baik itu disebabkan oleh faktor alam, kelalaian manusia,
atau bahkan intrik politik. Perlu disadari juga bahwa peristiwa bencana
dapat terjadi karena ulah manusia, yaitu karena dosanya. Hanya sedikit
negara lain yang mengalami jumlah angka terjadinya bencana
sebagiamana yang dialami Indonesia, dan hanya sedikit pula negara yang
mampu menunjukan fleksibilitasnya dalam menyerap begitu banyak
penderitaan seperti itu.
Dalam benak pikirian seseorang kadang terdapat pertanyaan
tentang keberadaan Tuhan ketika bencana terjadi. Mereka percaya bahwa
Tuhan adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari sinilah kita harus
pandai mengambil sikap. Sebagai orang yang beriman kita harus percaya
bahwa Tuhan memiliki segudang rencana yang tidak kita ketahui. Sebuah
teori menjelaskan bahwa ketika bencana terjadi, Tuhan sedang
menjalankan proses penciptaan alam yang dilakukan secara bertahap
seiring berjalannya waktu. Tuhan sama sekali tidak berkehendak untuk
mencelakai hamba-Nya. Selain itu kita juga jangan menyalahkan siapapun
ketika bencana terjadi. Menyalahkan pihak lain hanya akan memicu
amarah orang yang belum tentu bersalah. Kita harus mengajak korban
bencana untuk menyadari diri sendiri dan berubah untuk menjadi lebih
baik.
Kita harus pandai dalam menanggapi keragaman, studi lintas
agama adalah salah satu jalan bagi kita untuk saling memahami perbedaan
yang dimiliki orang lain. Dalam studi ini kita bisa mengetahui sejarah-

Halaman ke-7
sejarah, keunikan, keajaiban setiap agama yang ada. Seperti halnya dalam
pembahasan buku ini kita dapat mengetahui sejarah masuknya musik Jawa
ke dalam proses peribadatan Kristen dengan mengubah lirik berbahasa
asing yang berasal dari sisa sisa penjajahan Belanda.
Umumnya studi terhadap agama dilakukan melalui dua pendekatan
yaitu teologi atau studi agama. Studi agama dianggap lebih dapat
memahami perbedaan dibandingkan dengan teologi karena teologi lebih
tertuju ke satu agama. Tertuju dalam satu agama cenderung tidak cukup
untuk melakukan pemahaman keragaman. Kita harus memahami dasar
beberapa agama agar kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi
saat konflik antar agama muncul. Dalam studi ini tentunya kita harus
menggunakan etika yang baik agar tidak membuat orang lain tersinggung
saat kita memahami agamanya khususnya di wilayah dengan mayoritas
agama yang berbeda dengan kita. Studi ini tidak boleh kita jadikan sebagai
doktrin untuk kepentingan suatu agama.

Penutup
Setelah buku ini saya baca, dapat saya simpulkan bahwa kita harus
mensyukuri adanya ciptaan Allah, seperti halnya perbedaan. Perbedaan
Allah ciptakan untuk ciptaan-Nya sendiri, yaitu kita sebagai manusia. Saya
berharap bahwa kita harus pandai memahami perbedaan yang dimiliki
orang lain agar tidak terjadinya konflik yang hanya akan membuat dunia
hancur.

Halaman ke-8

Anda mungkin juga menyukai