PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seperti CT- Scanning dan MRI, maka diagnostik imejing saat ini tidak lagi
kontras. Media kontras adalah suatu bahan yang sangat radiopaque atau
pasien, dimana organ-organ dalam rongga abdomen antara lain colon harus
bersih dari faces dan udara, sehingga dapat terciptanya gambaran abdomen
yang bersih. Jenis bahan kontras yang digunakan dalam pemeriksaan BNO
IVP adalah bahan kontras yang bersifat water soluble (Rasad, 2005).
1
2
pasien, jika persiapan pasien kurang baik maka saat dilakukan pemeriksaan
organ yang diperiksa akan terisi penuh dan terlihat jelas apabila terdapat
kelainan.
(supine), sinar vertikal tegak lurus film., kaset diletakkan dibawah meja
dengan foto pendahuluan atau plain foto abdomen (BNO), tujuannya untuk
B. Rumusan Masalah
Palembang?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Mahasiswa
pemeriksaan BNO-IVP.
BAB II
DASAR TEORI
System urinary terdiri dari dua buah ginjal, dua ureter, satu vesika
urinari, dan satu urethra. Fungsi ginjal adalah membuang produk limbah dari
System urinary pria dan wanita memiliki struktur yang hampir sama. Pada
pria, beberapa struktur urinari juga memiliki fungsi reproduksi (Ballinger &
Frank, 2003).
1. Ginjal
Sisi lateralnya berbentuk cembung, sisi medial cekung sedikit pada
ginjal 4,5 inci x 3 inci x 1,5 inci. Ginjal kiri sedikit lebih panjang dari pada
ginjal kanan. Letak ginjal yang normal setinggi columna vertebralis thoracalis
5
6
berliku.
c. Tubulus kontortus distal panjangnya sekitar 5 mm & membentuk segmen
terakhir nefron.
d. Tubulus dan duktus pengumpul adalah membentuk tuba yg lebih besar yg
garam dalam darah, keseimbangan asam basah darah, serta ekskresi bahan
Renal capsule
Renal cortex
Renal sinus
Renal medula
Renal
papila
Renal pyramid
Hilum
Renal column
Renal Minor calyx
pelvis
Major calyx
2. Ureter
7
inferior dan posterior di depan sayap sakral, dan kemudian kurva anterior
Kidney
(inside view)
kidney
Urine backup
stricture
ureters
Bladder
Ureter
Urinary bladder
Ureteral
openings
Trigone
Internal
urethra urethral
orifice
External
urethral
orifice
buah pir (kendi). Letaknya didalam panggul besar, didepan isi lainnya, dan
dibelakang simfisis pubis. Bagian terbawah terpancang erat dan disebut basis,
bagian atas atau fundus naik apabila kandung memekar karena urine.
4. Uretra
buli – buli sampai ke orifisium uretra eksterna dalah kira – kira 4 cm. Pada
B. Patologi
Nefrolihiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-
batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urine (kalsium oksolat asam
urat, kalium fosfat, struvit dan sistin). Ukuran batu tersebut bervariasi dari
yang granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah jeruk. Batu sebesar
krikil biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena penyakit
ini dari pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi
(Mansjoer, 2000).
batu ginjal ini merupakan yang paling umum terjadi. Tingginya kadar
ikan. Penderita penyakit gout juga berisiko tinggi membentuk batu jenis
ini.
3. Batu struvit batu yang dapat terbentuk dan membesar secara cepat.
yang telah berlangsung lama. Jenis batu ini lebih sering ditemukan pada
dikeluarkan oleh ginjal. Batu sistin merupakan jenis batu ginjal yang
obstruksi uretra.
kalises dari ginjal yang disebabkan oleh obstruksi renal pelvis atau
ureter.
penyakit ginjal yang ditandai dengan banyaknya kista yang tidak teratur
b. Tumor ganas
d. Kegagalan jantung
e. Anemia
h. Pheochrocytoma
i. Multiple myeloma
12
k. Perforasi ureter
C. Kontras Media
tidak dapat terlihat dalam radiografi. Selain itu kontras media juga untuk
dioksida).
b. Bahan kontras positif yang terdiri dari turunan barium sulfat (BaSO4)
Bahan kontras iodium terdiri dari kelompok ionik dan non ionik
sebagai triodobenzene.
Perbedaan bahan kontras ionik dan non ionik pada dasarnya adalah
adanya gugus hidroksil pada bahan kontras yang non ionik, sehingga dapat
ionik.
Antara kontras media ionik dan non ionik terdapat perbedaan yang
jelas, dimana pada kontras ionik masih mengandung ion pada molekulnya
dan yang lain tidak. Ion-ion dalam cairan kontras media tersebut dapat
kontras media ionik yang masuk, hal ini berakibat efek samping seperti
mual dan alergi, muntah, pusing, bahkan panas dan shock anafilaktik
garamnya
molekul garamnya.
tanpa ion, tanpa gugus karboksil dan terdapat tiga atau lebih
dagang iodixonal.
superior(VCS). Dari VCS bahan kontras akan masuk ke atrium kanan dari
kiri dan mengalir ke aorta, serta terus mengalir menuju aorta desendens
1. Komplikasi ringan seperti rasa panas, bersin-bersin, mual, dan rasa gatal.
D. Teknik Radiografi
16
atau merokok.
f. Tes laboratorium, tingkat kimiawi darah harus normal yaitu creatinine
normal antara 0,6 – 1,5 mg/100ml dan tingkat normal BUN (Blood
dimana posisi pasien supine. Posisi ini akan menunjukkan letak dari
dengan berat badan ideal. Dosis yang di berikan untuk bayi dan anak-
yang masih tertinggal di dalam tubuh pasien akan disaring oleh ginjal
Frank,2003).
4. Proyeksi Pemeriksaan
18
secara keseluruhan.
Teknik pemotretan adalah sebagai berikut :
a) Posisi pasien: Pasien tidur
simpisis pubis
d) Central point : Ditujukan
terhadap kaset
f) Eksposi : Pada saat
pasien ekspirasi
yaitu, image plate (IP), image reader, image console dan imager.
a. Image plate merupakan lembaran yang dapat menangkap dan
menyimpan sinar-X.
b. Image reader merupakan alat untuk mengolah gambaran pada imaging
lain-lain.
2. Proses Produksi Gambar Digital Pada Computed Radiography
Media penerimaan gambar pada computer radiography adalah IP,
yaitu sebagai pengganti kaset yang berisi film screen. Secara ringkas
pada image plate reader. IP kemudian di scan dengan helium neon laser
faktor teknis.
b. Resolusi kontras yang lebih tinggi dari latitude eksposi yang lebih
penyimpanan elektronik.
4. Kekurangan Computed Radiography (Papp, 2006)
Kekurangan computed radiography antara lain yaitu :
21
a. Biaya yang cukup tinggi untuk IP, unit CR reader, hardware dan
harus memenuhi beberapa aspek yang akan dinilai pada sebuah radiograf
yaitu densitas, detail, kontras, dan ketajaman gambar. Semua aspek ini harus
2009).
2. Kontras
Kontras adalah perbedaan densitas pada area yang berdekatan
ada bagian dari gambar tersebut yang memiliki strutur sangat kecil
radiasi adalah apron, kaca mata, sarung tangan, pelindung leher dan
yang ditimbulkannya.
b. Asas optimisi atau ALARA (As Low As Reasonably Achieveble)
23
Asas ini mneghendaki agar papran radiasi yang brasal dari suatu
radiasi.
Sedangkan efek radiasi berdasarkan dosis radiasinya :
a. Efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi
radiologi yaitu :
1) Proteksi terhadap dokter pemeriksa dan petugas radiologi lainnya untuk
maksimum 0,5 mm Pb
c) Gunakan alat pengukur sinar rontgen
d) Pemeriksaan alat sebelum dipakai
e) Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan kebocoran/rusaknya
telah diciptakan.
d) Arahkan sinar ketempat yang kosong (daerah tidak bahaya orang).
H. Defini Operasional
1. Proyeksi Anterior Posterior adalah pasien diletakkan dalam posisi tubuh
telentang atau berdiri dengan bagian belakang tubuh menempel pada kaset
melewati garis tengan tubuh dan membaginya menjadi dua bagian kanan
BAB III
METEDEOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam tugas akhir ini adalah penelitian dengan
yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada sat penelitian
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam
Khadijah Palembang
D. Analisa Data
26
yang ada dan sesuai dengan materi yang di pelajari, dari semua data yang
didapat dan dikumpulkan maka tersusunlah propasal ini. Adapun alat dan
2. Pesawat
25 x 30 cm
4. Image Reader
a. Merk reader : Konita Minolta
b. Tipe reder : Regius 110s
c. Resolusi Max : 14 x 17 inci
d. Tingkat gradasi : 4096 levels
e. Kekuatan pemakaian : AC100/60 Hz approx.
28
0.8 kVA
5. Dry Printer
a. Tipe Dry : Drypix 6000
b. Sumber sinar :Laser exsposure thermal
development system
c. Ukuran film : 35 x 43 cm
d. Memori gambar : 1 GB
e. Dimensi : W610 x D630 x H893mm
29
6. Marker R / L
DAFTAR PUSTAKA
31
Akhadi, Muklis (2000). Dasar – dasar Proteksi Radiasi. Rineka Cipta : Jakarta.
Arikunto, Suharsimi (2003). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta.
Indonesia
Ballinger, W. Philip (2003). Radiographic Position and Radiologic Prosedure.
Tenth edition. Volume 2. Mosby: Amerika
Bontrager, Kenneth L. Lampignano, john P (2001). Taxtbook Of Radiographic
Positioning and Related Anatomy. The United States : Amerika
Evelyn, C. Pearce (2013). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta. Indonesia
Mansjoer, Arief (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua Medikal
Aesculapius. Badan Penerbit FKUI : Jakarta. Indonesia
Nursalam (2011). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Salemba Medika : Jakarta. Indonesia
Rahma, Nova (2016). Teknik Pemeriksaan BNO-IVP atau IVU, diunduh dari
http://catatanbreckhelie.blogspot.co.id/2016/04/teknik-pemeriksaan-bno-ivp-
ivu.html?m=1/pada 02-05-2018, pukul 17.45 WIB
Rahman, Nova (2009). Radio Fotografi. Universitas Baiturrahman : Padang.
Indonesia
Rasad, Sjahriar (2011). Radiologi Diagnostik. Badan Penerbit FKUI : Jakarta.
Indonesia
Papp, Jeffery (2006). Quality Management in the Imaging Sciences, 3rd Edition,
Mosby Inc : St. Louis, Missouti, United States Of America.