Anda di halaman 1dari 21

1.

Definisi Pemeriksaan BNO-IVP

Pemeriksaan diagnostik kontras radiologi BNO-IVP adalah ilmu yang mempelajari


prosedur atau tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan buli-buli menggunakan sinar-x dengan
melakukan injeksi media kontras melalui vena. Pada saat media kontras diinjeksikan melalui
pembuluh darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan saluran kemih, sehingga ginjal dan saluran
kemih menjadi berwarna putih. Dengan IVP, dokter ahli radiologi dapat melihat dan
mengetahui anatomi serta fungsi ginjal ureter dan buli-buli. Pada pemeriksaan khusus BNO
ditemukan adanya cacat pengisian dan pada IVP batu ginjal atau buli-buli serta hidronefrosis
pada pemeriksaan sonografi.

2. Tujuan Pemeriksaan BNO-IVP


Tujuan dari pemeriksaan kontras radiologi BNO-IVP adalah untuk mendapatkan
gambaran radiologi dari letak anatomi dan fisiologi serta mendeteksi kelainan patologis dari
ginjal, ureter, dan buli-buli. Pemeriksaan ini juga bertujuan menilai keadaan anatomi dan
fungsi ginjal. Selain itu BNO-IVP dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non
opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika BNO-IVP belum dapat
menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai
penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retograde.
BNO-IVP mampu mendokumentasikan aliran kontras pada batu ginjal atau BSK dan
juga dapat melihat aliran kontras pada saluran kemih bagian atas. Hasil foto radiologi tersebut
daat diinterpretasikan oleh dokter ahli radiologi. Ketidaksiapan dalam mempersiapkan foto
BNO-IVP dapat menyebabkan terjadinya kesalahan prosedur dan menghasilkan hasil foto
radiologi yang tidak diharapkan.
Gambaran planar yang standar dari seri BNO-IVP menunjukkan bahwa hanya kesatuan
sistem yang berperan dalam melakukan pengumpulan zat yaitu ginjal dan ureter. Disamping itu
juga, data tomografi komputer yang diperoleh sebelumnya digunakan untuk endapat alasan
klinis yang terpisah dan sebagai pembukti hanya berfungsi pada satu sistem pengumpul ginjal.
Pada awalnya, tampak bahwa baik pelvis ginjal dan ureter duplikasi disebabkan oleh fenomena
yang sama dan karena itu dapat digambarkan sebagai salah satu artefak tunggal.
Indikasi pemeriksaan Bno-IVP ini antara lain untuk melihat batu ginjal, batu saluran
kemih, radang ginjal, radang pada saluran kemih, batu ureter, tumor, dan hipertrofi prostat.

3. Anatomi Ginjal
Ginjal terletak pada bagian dorsal dari rongga abdominal pada tiap sisi dari aorta dan
vena kava, tepat pada posisi ventral terhadap beberapa vertebra lumbal yang pertama. Ginjal
dikatakan retroperitoneal, artinya terletak di luar rongga peritoneal. Ginjal kanan terletak
sedikit lebih rendah daripada ginjal kiri karena besarnya lobus hepatis kanan. Secara
mikroskopis, sebuah ginjal dengan potongan memanjang memberi dua gambaran dua daerah
yang cukup jelas. Daerah perifer/tepi yang beraspek gelap diebut korteks, dan selebihnya yang
agak cerah disebut medulla, berbentuk piramid terbalik. Secara mikroskopis, korteks yang
gelap tampak diselang dengan interval tertentu oleh jaringan medulla yang berwarna agak
cerah, disebut garis medulla (medullary rays). Substansi korteks di sekitar garis medulla disebut
labirin korteks. Medulla tampak lebih cerah dan tampak adanya jalur-jalur yang disebabkan
oleh buluh-buluh kemih yang lurus dan pembuluh darahnya.
Gambar 1. Anatomi Ginjal

4. Fisiologi Ginjal
Alatas et al (2002) menjelaskan fungsi ginjal sebagai organ ekskresi. Ginjal memilki
fungsi utama dalam menjaga keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi cairan
ekstraselular. Untuk melaksakan hal itu sejumlah besar cairan difiltrasi di glomerulus dan
kemudian direabsopsi dan disekresi di sepanjang nefron sehingga zat-zat yang berguna diserap
kembali dan sisa-sisa metabolisme dikeluarkan sebagai urin, lebih lanjut lagi dijelaskan fungsi
ginjal secara keseluruhan, yaitu;
1. Fungsi Ekskresi
Ginjal dapat berfungsi untuk sisa metabolisme protein (ureum, kalium, fosfat, sulfur
anorganik dan asam urat), regulasi volume cairan tubuh dikarenakan aktivitas anti-
duaretik (ADH) yang akan mempengaruhi volume urin yang akan dikeluarkan tubuh
dan ginjal yang bermanfaat dalam menjaga keseimbangan asam dan basa.
2. Fungsi Endokrin
Sebagai fungsi endokrin ginjal memiliki tiga fungsi, yaitu:
a) Memiliki partisipasi dalam eritropoesis yaitu sebagai penghasil zat eritropoetin
yang dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah.
b) Pengaturan tekanan darah, hal ini dikarenakan terlepasnya granula rennin dari
jukstaglomerulus yang merangsang angiotensinogen di dalam darah menjadi
angitensi I kemudian diubah kembali menjadi angiotensi II oleh enzim konvertase di
paru. Hal ini mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
merangsang kelenjar adrenal untuk memperoduksi aldosteron. Kombinasi kedua
inilah yang mengakibatkan terjadinya hipertensi.
c) Ginjal bertugas menjaga keseimbangan kalsium dan fosfor dikarenakan ginal
mempunyai peranan dalam metabolism vitamin D.

Dalam melaksanakan fungsinya, ginjal dapat mengalami gangguan yang mengarah pada
kerusakan jaringan ginjal. Beberapa zat yang dapat merusak ginjal baik struktur maupun fungsi
ginjal, yaitu;
a) Makanan.
Pada umumnya makanan yang tercemar racun kimia, racun tanaman serangga atau
makanan yang secara alamiah sudah mengandung racun seperti jengkol, singkong
ataupun jamur yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
b) Bahan kimia.
Bahan yang mengandung logam seperti Pb (Pb), emas, kadmium.
c) Obat-obatan antibiotik, obat kemotrapi, sitostatik
d) Zat radiokontras (zat yang dapat menyerap dan memantulkan sinar X).
Dari keempatnya yang paling sering menyebabkan efek toksik pada nefron ginjal
sehingga menyebabkan kerusakan pada ginjal adalah obat-obatan dan bahan kimia.
5. Persiapan Pemeriksaan BNO-IVP
Pemeriksaan BNO-IVP memerlukan persiapan, yaitu malam sebelum pemeriksaan
diberikan kastor oli (catharsis) atau laksansia untuk membersihkan kolon dari feses yang
menutupi daerah ginjal (Nurlela Budjang, 2010). Berikut adalah tahap persiapan pemeriksaan
radiologi BNO-IVP :
 Pemeriksaan ureum kreatinin (Kreatinin maksimum 2)
 Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laksansia untuk membersihkan kolon dari
feses yang menutupi daerah ginjal
 Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.00 malam sebelum pemeriksaan untuk
mendapatkan keadaan dehidrasi ringan
 Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara dan merokok untuk
menghindari gangguan udara usus saat pemeriksaan
 Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung karbonat untuk mendistensikan
lambung dan gas
 Pada pasien rawat inap dapat dilakukan lavement(klisma)
 Skin test subkutan untuk memastikan bahwa penderita tidak alergi terhadap
penggunaan kontras

6. Membaca Hasil Pemeriksaan BNO-IVP


Setiap pemeriksaan saluran kemih sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto polos
abdomen. Yang harus diperhatikan pada foto polos abdomen ini adalah bayangan, besar
(ukuran), dan posisi kedua ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu
radioopak dan perkapuran dalam ginjal. Harus diperhatikan batas otot Psoas kanan dan kiri.

Gambar 2. Foto BNO-IVP polos


Menurut Meschan,digunakan film bucky antero-posterior abdomen setelah
penyuntikan, ulangi pemotretan film antero-posterior abdomen dengan jarak waktu setelah
disuntik kontras intravena,masing-masing adalah :
1. Empat sampai 5 menit :
Dilakukan foto pada 5 menit pertama dengan area jangkauan pada pertengahan
proccecus xyphoideus dan pusat. Foto ini untuk melihat perjalanan kontras mengisi
sistem kalises pada ginjal. Memakai ukuran kaset 24 x 30 cm dengan posisi antero-
posterior sama seperti foto abdomen. Penekanan ureter dilakukan dengan tujuan
untuk menahan kontras media tetap berada pada sistem pelvikalises dan bagian ureter
proksimal.Penekanan ureter diketatkan setelah dilakukan pengambilan foto menit
kelima.

Gambar 3. Foto menit ke-5


2. Delapan sampai 15 menit
Bila pengambilan gambar pada pelvikalises di menit ke lima kurang baik, maka foto
diambil kembali pada menit ke 10 dengan tomografi untuk memperjelas bayangan.
Menggunakan kaset 24 x 30 cm mencakup gambaran pelviokaliseal, ureter dan buli-
buli mulai terisi media kontras dengan posisi antero-posterior sama seperti foto
abdomen, pertengahan di antara proccesus xyphoideus dengan umbilicus.

3. Duapuluh lima sampai 30 menit


Setelah menit ke- 30 kompresi dibuka dan diambil gambar dengan menggunakkan
kaset ukuran 30 x 40 cm. Di beberapa Rumah Sakit setelah menit ke -30 diharuskan
meminum air yang banyak. Foto ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ginjal
mensekresikan bahan kontras, tapi di beberapa Rumah Sakit tidak dengan posisi
antero-posterior sama seperti foto abdomen.
Gambar 5. Foto menit ke-20 – 30

4. Foto terlambat, jika konsentrasi dan ekskresi sangat kurang pada 1-8 jam Setelah
masuk ke menit 60 dibuat foto BNO lagi dengan kaset 30 x 40 cm. Setelah hasil
rontgen dikonsultasikan pada dokter ahli radiologi dan dinyatakan normal maka
pasien diharuskkan berkemih kemudian di foto kembali. Jika dokter ahli radiologi
menyatakan ada gangguan biasanya dilakukan foto 2 jam. Dengan posisi antero-
posterior sama seperti foto abdomen.

Gambar 6. Foto menit ke 60 atau lebih

5. Foto terakhir biasanya film berdiri atau foto setelah berkemih / Post Void. Yang
terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat
kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah buli-buli. Dengan posisi erect dapat
menunjukan adanya ren mobile (perpindahan posisi ginjal yang tidak normal) pada
kasus posthematuri.
Gambar 7. Foto Post Void

7. Gambaran Radiologis
a. Nefrolithiasis
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk
berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan.
Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat murni.Pada yang radiopak pemeriksaan
dengan foto polos sudah cukup untuk menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah.
Pada keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga
dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu ditambah foto pielografi
intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan
defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang
mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perlu
dilakukan pielografi retrograd.

Gambar 8. Gambaran Radiologis Nefrolithiasis


b. Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang
dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang
dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal. Dalam keadaan normal, air kemih
mengalir dari ginjal dengan tekanan yang sangat rendah. Jika aliran air kemih tersumbat, air
kemih akan mengalir kembali ke dalam tabung-tabung kecil di dalam ginjal (tubulus renalis)
dan ke dalam daerah pusat pengumpulan air kemih (pelvis renalis). Hal ini akan menyebabkan
ginjal menggembung dan menekan jaringan ginjal yang rapuh. Pada akhirnya, tekanan
hidronefrosis yang menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal sehingga secara perlahan
ginjal akan kehilangan fungsinya.
Pemeriksaan UIV akan menghasilkan sebuah gambaran yang disebut dengan
pielogram. Pada pielogram normal, akan didapatkan gambaran bentuk kedua ginjal seperti
kacang. Kutub atas ginjal kiri setinggi vertebra Th11, batas bawahnya setinggi korpus vertebra
L3. Ginjal kanan letaknya kira – kira 2 cm lebih rendah daripada yang kiri. Pada pernafasan,
kedua ginjal bergerak, dan pergerakan ini dapat dilihat dengan fluoroskopi. Arah sumbu ke
bawah dan lateral sejajar dengan muskuli psoas kanan dan kiri. Dengan adanya lemak
perirenal, ginjal menjadi lebih jelas terlihat.
Hal ini terutama dapat dilihat pada orang gemuk. Pelvis renis lalu dilanjutkan dengan
kalik mayor, biasanya berjumlah 2 buah. Dari kalik mayor dilanjutkan dengan kalik minor yang
jumlahnya antara 6 – 14 buah. Kedua ureter berjalan lurus dari pelvis renis ke daerah
pertengahan sakrum dan berputar ke belakang lateral dalam suatu arkus, turun ke bawah dan
masuk ke dalam dan depan untuk memasuki trigonum vesika urinaria. Tiga tempat
penyempitan ureter normal adalah pada ureteropelvical junction, ureterovesical junction, dan
persilangan pembuluh darah iliaka.

Gambar 9. Gambaran Radiologis Hidronefrosis

c. Benign Prostate Hyperplasia (BPH)


Benign prostatic hyperplasia (BPH), atau yang biasa juga disebut benign prostatic
hypertrophy, adalah suatu neoplasma jinak (hiperplasia) yang mengenai kelenjar prostat.
Prostat adalah suatu organ yang terdiri dari komponen kelenjar, stroma dan muskuler.
Penyakit ini ditandai dengan pembesaran yang progresif dari kelenjar prostat yang berakibat
pada obstruksi pengeluaran kandung kemih dan peningkatan kesulitan berkemih. Gambaran
radiologi pada IVP/IVU pada BPH adalah adanya indentasi buli-buli (pendesakan buli-buli oleh
kelenjar prostat) dan ureter di sebelah distal berbentuk seperti mata kail atau fish hooked
appearance.
Gambar 10. Gambaran Radiologis BPH

c. Karsinoma Buli
Karsinoma buli/kandung kemih merupakan suatu penyakit keganasan yang mana sel-
sel yang melapisi kandung kemih kehilangan kemampuan dalam mengontrol pertumbuhan
dan pembelahan sel-selnya. Suatu pertumbuhan yang abnormal ini akan menghasilkan suatu
kelompok sel-sel yang kemudian membentuk tumor. Pemeriksaan IVP dapat mendeteksi
adanya tumor buli berupa filling deffect. Didapatkannya hidroureter atau hidronefrosis
merupakan salah satu tanda tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.

Gambar 10. Gambaran Radiologis BPH

8. Kontraindikasi IVP
 Alergi terhadap media kontras
 Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung
 Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung 
 Multi myeloma
 Neonatus
 Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah
 Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
 Hasil ureum dan creatinin tidak normal
9. Komplikasi pemberian kontras dan pencegahannya
Reaksi yang tidak menguntungkan dari pemberian kontras adalah:
a. Toxic rection berupa aritmia jantung, oedem paru, perasaan nyeri dan panas
pada lengan daerah yang disuntik.
b. Allergic reaction berupa urtikaria, konjungtivitis, rhinitis, bronkospasme, dan
angioneurotik oedem.
c. Idiosyncratic reaction berupa akut anafilaksis, reaksi vagal, mual, muntah,
perasaan tidak enak pada perut, perasaan ingin kencing atau berak, batuk dan
bersin.

Pencegahan terjadinya komplikasi dari pemeriksaan IVP adalah :


1. Anamnesa mencari riwayat alergi obat – obatan.
2. Pengobatan pendahuluan dengan derivate steroid.
3. Pengobatan pendahuluan dengan anti histamine.
4. Uji kepekaan dengan zat kontras yang akan digunakan, kalau mungkin ganti
kontras2.

10. Keuntungan dan Kerugian IVP

Keuntungan pemeriksaan radiologis dengan menggunakan IVP adalah :


1. Kita mendapatkan informasi yang terperinci untuk membantu mendiagnosa dan
terapi pada kelainan – kelainan di organ traktus urinarius.
2. IVP merupakan prosedur invasive yang minimal dengan jarang terjadi komplikasi.
3. IVP merupakan proses pemeriksaan radiology yang cepat, tanpa rasa sakit dan lebih
murah.
4.
Kerugian dari IVP adalah bila terjadi komplikasi dari bahan kontras yang diberikan dan
adanya efek radiology dengan adanya prosedur dari IVP tersebut.

Teknik Radiografi Intra Venous Pyelography (IVP)


1. Definisi
Ilmu yang mempelajari prosedur /tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan blass (vesica
urinary) menggunakan sinar-x dengan melakukan injeksi media kontras melalui vena. 

 Pada saat media kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien, me-
dia kontras akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan tractus
urinary, sehingga ginjal dan tractus urinary menjadi berwarna putih.
 Dengan IVP, radiologist dapat melihat dan mengetahui anatomy serta fungsi ginjal,
ureter dan blass.

2.  Tujuan Pemeriksaan IVP

 Pemeriksaan IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinary,
dengan melihat kerja ginjal dan sistem urinary pasien. 
 Pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengetahui gejala seperti kencing darah (hema-
turi) dan sakit pada daerah punggung.
 Dengan IVP dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari :
o batu ginjal 
o pembesaran prostat
o Tumor pada ginjal, ureter dan blass.

3. Indikasi Pemeriksaan IVP

1. Renal agenesis
2. Polyuria 
3. BPH (benign prostatic hyperplasia)
4. Congenital anomali : 
o duplication of ureter n renal pelvis
o ectopia kidney
o horseshoe kidney 
o malroration
5. Hydroneprosis 
6. Pyelonepritis 
7. Renal hypertention

4. Kontra Indikasi

 Alergi terhadap media kontras


 Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung
 Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung 
 Multi myeloma
 Neonatus 
 Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah
 Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
 Hasil ureum dan creatinin tidak normal

5. Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan Pasien 
1. Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan
BNO-IVP dilakukan.
2. Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang berserat.
3. Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air
matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa.
4. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna
meminimalisir udara dalam usus. 
5. Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan se-
belum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk men-
gosongkan blass.
6. Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur
yang akan dilakukan dan penandatanganan informed consent.
2. Persiapan Media Kontras

o Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlah-
nya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan.
3. Persiapan Alat dan Bahan

1. Peralatan Steril
 Wings needle No. 21 G (1 buah)
 Spuit 20 cc (2 buah)
 Kapas alcohol atau wipes
2. Peralatan Un-Steril
 Plester
 Marker R/L dan marker waktu
 Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc)
 Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)
 Baju pasien

 Tourniquet

6. Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP

1. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien


2. Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui intravena 1 cc saja,
diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.
3. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang alat com-
pressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan dan kiri
4. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah injeksi
media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke collecting sistem, terutama
pada pasien hypertensi dan anak-anak.
5. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran film 24
x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras.
6. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30 men-
cakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras
7. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder terisi
penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.
8. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya
dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada pasien yang lanjut
usia). 
9. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat
kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi erect dapat me-
nunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos
hematuri.

7. Kriteria Gambar 

1. Foto 5 menit post injeksi


o Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.
2. Foto 15 menit post injeksi 
o Tampak kontras mengisi ginjal, ureter.
3. Foto 30 menit post injeksi (full blass)
o Tampak blass terisi penuh oleh kontras 
4. Foto Post Mixi 
o Tampak blass yang telah kosong.

8. Perawatan Lanjutan

Tidak ada perawatan khusus yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pemeriksaan
BNO-IVP ini.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN IVP

 Kelebihan 

1. Bersifat invasif. 
2. IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat
mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu
ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan
3. Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat di-
lakukan.
4. Radiasi relative rendah 
5. Relative aman

 Kekurangan

1. Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diper-
oleh.
2. Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv, sama dengan rata-rata radiasi yang
diterima dari alam dalam satu tahun.
3. Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada
pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut. 
4. Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.
Apakah  BNO itu?
BNO merupakan satu istilah medis dari bahasa Belanda yang merupakan kependekan dari Blass
Nier Overzicht (Blass = Kandung Kemih, Nier = Ginjal, Overzicht = Penelitian). Dalam bahasa
Inggris, BNO disebut juga KUB (Kidney Ureter Blass). Jadi, pengertian BNO adalah suatu pe-
meriksaan didaerah abdomen / pelvis untuk mengetahui kelainan-kelainan pada daerah terse-
but khususnya pada sistem urinaria.

Apa kegunaan foto BNO?


1. Mendeteksi penyakit pada sistem urinaria, misalnya batu ginjal (pada foto rontgen, batu
ginjal akan terlihat opaque (putih)).
2. Sebagai plain photo (foto pendahuluan) pada rangkaian pemeriksaan BNO IVP.

Apa yang dimaksud BNO IVP?


IVP atau Intra Venous Pyelography merupakan pemeriksaan radiografi pada sistem urinaria
(dari ginjal hingga blass) dengan menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah vena. 

Apa tujuan dari pemeriksaan BNO IVP?


Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi dan fisiologi serta mendeteksi ke-
lainan patologis dari ginjal, ureter dan blass.

Apa indikasi pemeriksaan BNO IVP?


Indikasi pemeriksaan IVP antara lain nephrolithiasis (batu ginjal), vesicolithiasis (batu vesica
urinari), nefritis (radang ginjal), cystitis (radang vesica urinari), ureterolithiasis (batu ureter), tu-
mor, hipertrofi prostat.

 Pemeriksaan BNO IVP menggunakan bahan kontras. Apa yang dimaksud dengan bahan
kontras? Mengapa itu digunakan dalam pemeriksaan IVP?
Bahan kontras atau media kontras adalah suatu zat yang memiliki nomor atom tinggi yang
berguna untuk membedakan jaringan yang tidak dapat dilihat oleh foto rontgen biasa. Pada
pemeriksaan IVP, bahan kontras yang digunakan berbahan baku yodium (I) dan jenis bahan
kontrasnya positif (yang tampak opaque pada foto rontgen)

Apa syarat bahan kontras yang digunakan pada pemeriksaan IVP?


1. Memiliki nomor atom yang tinggi (seperti : Iodium, nomor atomnya 53), sehingga zat kon-
tras akan tampak putih pada jaringan.
2. Non Toxic atau tidak beracun, dapat ditolerir oleh tubuh.
3. Bersifat water soluble dan non ionik atau larut dalam air artinya dapat dengan mudah dis-
erap atau dikeluarkan dari tubuh setelah pemeriksaan.

Apa efek samping dari penggunaan bahan kontras ini? Pasien mana yang memiliki reaksi
lebih terhadap bahan kontras IVP?
Efek samping yang dapat terjadi:
1. Efek samping ringan, seperti mual, gatal-gatal, kulit menjadi merah dan bentol-bentol
2. Efek samping sedang, seperi edema dimuka/pangkal tenggorokan
3. Efek samping berat, seperti shock, pingsan, gagal jantung.
Efek samping terjadi pada pasien yang alergi terhadap yodium (makanan laut) dan kelainan
pada jantung.

Bagaimana pencegahan dan penanganan pasien yang mengalami alergi bahan kontras saat
pemeriksaan IVP?
Tindakan pencegahan
1. Melakukan skin test. Skin test adalah tes kepekaan kulit terhadap bahan kontras yang dis-
untikkan sedikit dipermukaan kulit (subkutan). Bila terjadi reaksi merah atau bentol di-
area itu, segera laporkan radiolog/dokter yang jaga.
2. Melakukan IntraVena test setelah skin test dinyatakan aman. IV test yaitu dengan
menyuntikan bahan kontras kurang lebih 3-5cc kedalam vena. Segera laporkan dokter jika
terjadi reaksi.
3. Memberikan obat pencegahan alergi seperti antihistamin sebelum pemasukan bahan
kontras (contohnya : diphenhydramine).
Tindakan penyembuhan (yang dilakukan setelah bahan kontras itu masuk tubuh dan menim-
bulkan alergi)
1. Reaksi ringan seperti rasa mual dapat diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk tarik
nafas dalam lalu keluarkan melalui mulut.
2. Reaksi berat diperlukan pengobatan atau pertolongan lainnya atau bila perlu menghen-
tikan pemeriksaan (sesuai arahan radiolog).

Pemeriksaan IVP memerlukan persiapan dari pasien terlebih dahulu. Apa saja persiapan
yang perlu diberitahukan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan IVP?
1. Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan-makanan lunak yang
tanpa serat (seperti bubur kecap) maksudnya supaya makanan tersebut mudah dicerna
oleh usus sehingga faeces tidak keras.
2. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi sisa
makanan diusus, selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir.
3. Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax) sebanyak 4
tablet.
4. 8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk menjaga
kadar cairan.
5. Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk memasukkan dul-
colax supossitoria melalui anus, supaya usus benar-benar bersih dari sisa makanan / fae-
ces.
6. Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak merokok
supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran pencernaan)

Apa tujuan persiapan sebelum foto IVP?


Untuk membersihkan usus (gastro intestinal) dari udara dan faeces yang dapat mengganggu vi-
sualisasi dari foto IVP atau menutupi gambaran ginjal dan saluran-salurannya. Pemeriksaan
yang tidak baik terlihat dari bayangan lucent di usus karna udara dan faeces.
Gambar 1. Foto BNO dengan persiapan pasien yang baik (tidak tampak visualisasi udara / fae-
ces di rongga abdomen)

Gambar 2.  Foto BNO dengan persiapan pasien yang kurang baik (tampak visualisasi udara /
faeces di rongga abdomen)

 
Selain menjalankan persiapan diatas, pasien diminta untuk melampirkan hasil pemeriksaan
lab dari creatinin dan ureum sebelum pemeriksaan IVP. Apakah tujuannya?
Nilai kreatinin menunjukkan fungsi penyaringan ginjal masih normal atau tidak. Nilai kreatinin
yang dianggap normal dan boleh melakukan pemeriksaan IVP biasanya < 2,0. Nilai kreatinin
yang tinggi saat pemeriksaan IVP menyebabkan kontras tidak dapat disaring dalam ginjal se-
hingga membahayakan bagi pasien.

Apa saja persiapan peralatan dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini?
Peralatan Steril :
1. Spuit 1cc (untuk skin test)
2. Spuit 3 cc (untuk persiapan obat emergency)
3. Spuit 50 cc (untuk bahan kontras)
4. Wing needle
5. Jarum no 18
6. Kapas alkohol

Peralatan unsteril :
1. Kontras media (contoh : iopamiro, ultravist)
2. Stuwing (pembendung vena)
3. Gunting
4. Plester
5. Obat-obatan emergency (contoh : dhypenhydramine)

Bagaimana prosedur pemeriksaan IVP?


1. Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah klinis dan riwayat alergi.
2. Pasien diminta untuk mengisi informed consent (surat persetujuan tindakan medis
setelah pasien dijelaskan semua prosedur pemeriksaan).
3. Buat plain photo BNO terlebih dahulu.
4. Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan IV test sebelum di-
masukkan bahan kontras melalui vena fossa cubiti
5. Sebelum melakukan penyuntikan, pasien ditensi terlebih dahulu.
6. Menyuntikkan bahan kontras secara perlahan-lahan dan menginstruksikan pasien un-
tuk tarik nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna menminialkan rasa mual yang
mungkin dirasakan pasien
7. Membuat foto 5 menit post injeksi
8. Membuat foto 15 menit post injeksi
9. Membuat foto 30 menit post injeksi
10. Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil (pengosongan
blass) kemudian difoto lagi post mixi.
11. Foto IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika kontras belum turun.

Sebelum rangkaian foto IVP dibuat dan sebelum bahan kontras diinjeksikan, terlebih dahulu
dibuat foto pendahuluan (plain photo BNO). Apa tujuan plain photo BNO itu?
1. Untuk menilai persiapan yang dilakukan pasien
2. Untuk melihat keadaan rongga abdomen khususnya tractus urinaria secara umum.
3. Untuk menentukan faktor eksposi yang tepat untuk pemotretan berikutnya sehingga
tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan faktor eksposi.
 

Bagaimana teknik pemeriksaan BNO IVP?


Teknik pemeriksaan BNO IVP dilakukan dengan interval waktu tertentu yang disesuaikan den-
gan lamanya aliran bahan kontras untuk mengisi ginjal sampai bahan kontras itu masuk ke
blass.

1. Plain foto BNO AP (sebelum injeksi)


Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis
tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping
tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh seja-
jar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah
pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
 
2. Foto 5 menit post injeksi
Menggunakan kaset 24 x 30 yang diletakkan melintang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis
tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping
tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh seja-
jar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada processus xypoideus dan
batas bawah pada crista iliaca/SIAS
CP : pertengahan film
CR : Vertikal tegak lurus film

3. Foto 15 menit post injeksi


Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis
tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping
tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh seja-
jar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah
pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
 
4. Foto 30 menit post injeksi
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis
tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping
tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh seja-
jar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah
pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film

5. Foto post mixi


Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
Semua foto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. Jika dokter meminta foto post mixi,
pasien diminta untuk buang air kecil untuk mengosongkan blass dari media kontras.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh seja-
jar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah
pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
 
Apakah tujuan foto 5, 15, 30, PM?
Foto 5 menit untuk melihat dan menilai neprogram / fungsi ginjal
Foto 15 menit untuk melihat ureter
Foto 30 menit untuk melihat vesica urinaria apakah sudah terisi bahan kontras atau belum
Foto PM untuk melihat pengosongan blass

Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan masuk ke ginjal. Jelaskan
alur perjalanan bahan kontras tersebut?
Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan mengalir ke vena capi-
laris, vena subclavia, kemudian ke vena cava superior. Dari VCS bahan kontras akan masuk
ke atrium kanan dari jantung, kemudian ke ventrikel kanan dan mengalir ke arteri pulmo. Ke-
mudian mengalir ke vena pulmo menuju atrium kiri kemudian ventrikel kiri dan mengalir
ke aorta, serta terus mengalir menuju aorta desendenskemudian kedalam aorta abdomi-
nalis dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks ginjal.
Pemeriksaan BNO IVP memiliki kelebihan dan kekurangan. Apa saja kelebihan dan kekuran-
gan itu?
Kelebihan :
1. Bersifat  non invasif
2. Relatif aman
3. Memiliki nilai diagnosa yang tinggi
Kekurangan :
1. Dapat menimbulkan alergi terhadap media kontras
2. Ibu hamil dilarang melakukan pemeriksaan ini.

Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan foto BNO IVP?
1. Jangan lupa memberi marker “BNO”, “5”, “15”, “30”, “PM” sesuai dengan interval waktu.
2. Pemeriksaan dilakukan menggunakan grid sebagai penyerap radiasi hambur, jika tidak
menggunakan bucky potter grid, gunakan lysolm grid.
3. Persiapan pasien yang baik akan menghasilkan gambaran IVP yang baik pula.
4. Proteksi radiasi bagi pasien juga harus diperhatikan seperti membatasi lapangan penyi-
naran.
5. Peng-ekspos-an dilakukan saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh (aba-aba pe-
meriksaan : “tarik nafas… buang nafas….tahan!!!!”. hal ini bertujuan untuk menghindari
kekaburan objek karena pergerakan saat bernafas.
 
Bagaimana perawatan pasien setelah pemeriksaan IVP?
1. Pasien diminta untuk istirahat yang cukup
2. Pasien diminta untuk minum air putih yang banyak untuk menghilangkan bahan kontras
dari tubuh.
 diakses tanggal 22 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai