Anda di halaman 1dari 3

CKPN

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset


Keuangan

Cadangan kerugian penurunan nilai pinjamanyang diberikan dan piutang dipelihara pada
jumlah yang menurut manajemen adalahmemadai untuk menutup kemungkinan tidak
tertagihnya aset keuangan. Pada setiap tanggallaporan posisi keuangan konsolidasian, Grup
secara spesifik menelaah apakah telah terdapatbukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah
mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).Besaran cadangan yang dibentuk adalah
berdasarkan pengalaman penagihan masa laludan faktor-faktor lainnya yang mungkinmempengaruhi
kolektibilitas, antara lainkemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitankeuangan yang signifikan yang
dialami olehdebitur atau penundaan pembayaran yang signifikan.

Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai,maka saat dan besaran jumlah yang dapatditagih diestimasi
berdasarkan pengalamankerugian masa lalu. Cadangan kerugian
penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yangdiidentifikasi secara spesifik telah mengalami
penurunan nilai. Akun pinjaman yang diberikandan piutang dihapusbukukan berdasarkaN
keputusan manajemen bahwa aset keuangantersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi
meskipun segala cara dan tindakan telahdilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang
bertujuan untuk mengidentifikasi jumlahpenyisihan yang harus dibentuk, dilakukan
secara berkala sepanjang tahun. Oleh karenaitu, saat dan besaran jumlah penyisihan
kerugian penurunan nilai yang tercatat padasetiap periode dapat berbeda tergantung pada
pertimbangan dan estimasi yang digunakan.

Dalam menyiapkan laporan keuangan, setiap


entitas di dalam Grup mencatat dengan
menggunakan mata uang dari lingkungan
ekonomi utama di mana entitas beroperasi
(“mata uang fungsional”). Mata uang fungsional
Perusahaan dan ntitas anak adalah Rupiah.
Transaksi-transaksi selama tahun berjalan
dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah
dengan kurs spot antara Rupiah dan valuta
asing pada tanggal transaksi. Pada akhir
periode pelaporan, pos moneter dalam mata
uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah
menggunakan kurs penutup, yaitu kurs tengah
Bank Indonesia pada 31 Desember 2016 dan
2015 sebagai berikut:

Berdasarkan evaluasi terhadap kolektibilitas


masing-masing piutang reasuransi, manajemen
berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan
nilai atas piutang reasuransi memadai untuk
menutup kemungkinan kerugian dari tidak
tertagihnya piutang tersebut.
Based on review of the status of individual
reinsurance receivable account, management
believes that the allowance for doubtful accounts is
adequate to cover possible losses from uncollectible
reinsurance receivables.
Pada 31 Desember 2016 dan 2015, piutang
reasuransi diperkenankan merupakan piutang
reasuransi berumur kurang dari 60 hari
masing-masing sebesar Rp569.048.452 dan
Rp237.558.548.

Pengelompokan kredit yang akan dinilai secara kolektif didasarkan pada kesamaan karakteristik risiko
kredit (piutang) yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh kewajiban yang
jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak.

Untuk teknik perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai, khususnya piutang reasuransi subdivisi
AKRA melakukan dengan teknik Roll Rates Analysis (menggunakan grading system)

Keterangan :

PD ( Probability of Default) merupakan kemungkinan ketidaktagihan Piutang

LGD ( Loss Given Default) Merupakan Kerugian Apabila Tidak Tertagih

Outstanding Piutang Merupakan Kolektif semua Umur Piutang.

Roll Rates Analysis menggunakan internal loan grading system. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan
menganalisis tingkat kerugian kredit pada setiap periode tunggakan (deliquency stage). Selanjutnya,
tingkat Probability of Default (PD) dan Loss Given Default (LGD) dihitung berdasarkan asumsi bahwa
pada Analisis kondisi hapus buku, PD dan LGD adalah sebesar 100% atau tidak akan tertagih (default).
Namun, apabila berdasarkan data historis dapat diobservasi secara benar bahwa perusahaan dapat
menerima kembali porsi kredit tak tertagih yang sudah dihapus buku (write-off), maka persentase PD
dan LGD untuk kredit tersebut harus dikurangi dengan persentase tingkat pengembalian (recovery rate).
Selanjutnya, tingkat PD dan LGD pada kondisi hapus buku tersebut digunakan untuk menghitung tingkat
kerugian dan cadangan kerugian penurunan nilai kredit pada setiap periode tunggakan.

Ilustrasi Perhitungan..

Untuk teknik perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai, khususnya piutang reasuransi subdivisi
AKRA melakukan dengan teknik Roll Rates Analysis (menggunakan grading system)
Keterangan :

PD ( Probability of Default) merupakan kemungkinan ketidaktagihan Piutang

LGD ( Loss Given Default) Merupakan Kerugian Apabila Tidak Tertagih

Outstanding Piutang Merupakan Kolektif semua Umur Piutang.

Roll Rates Analysis menggunakan internal loan grading system. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan
menganalisis tingkat kerugian kredit pada setiap periode tunggakan (deliquency stage). Selanjutnya,
tingkat Probability of Default (PD) perusahaan melihat berdasarkan progress pergerakan keseluruhan
piutang sedangkan Loss Given Default (LGD) dihitung berdasarkan history berdasarkan pelunasan
piutang asumsi bahwa pada Analisis kondisi hapus buku, PD dan LGD adalah sebesar 100% atau tidak
akan tertagih (default). Ilustrasi Perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai