Rusdiyanto
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Indonesia
roesdysh@gmail.com
Abstract. The history of Islam in Maluku including the history of the entry and
development of Islam among various other countries up to now is still very interesting to
be studied, given the history or history agreed by researchers and observers of Islamic
history. This paper describes Islam in Maluku in the framework of two major sultanates
of its time namely the Sultanate of Ternate and Tidore Sultanate. Based on the search on
the limited this paper shows: First, the Sultanate of Ternate and Tidore is a great Islamic
kesulturasi in Maluku which intersect with a major sultanate in the archipelago that has
a major role in the process of Islamization in Maluku. Second, the success of Islamization
in Maluku mostly uses the term through Islamization culture in Java. Third, the
Islamization Process begun from the elite accounts of the kingdom/sultanate, followed by
the people.
1
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018
1 Nama Malu menurut Pigeaud telah 1859-1864 menuturkan riwayat kelahiran raja-
tercatat dalam Nagarakertagama (1365) sebagai raja Maluku mirip dengan legenda di Jawa.
"Maloko". diduga bahwa penuls Sepenggal dari yang ditulis Naidah sebagaimana
Nagarakartagama telah mengadopsi nama itu dikutip oleh M. Adnan Amal dalam bukunya
dari pedagang Arab yang melakukan kegiatan Kepulauan Rempah-Rempah Perjalanan Sejarah
perniagaan di Nusantara. Menurut pendapat Maluku Utara 1250-1950 adalah sebagai berikut:
yang populer asal-usul kata "Maluku" berasal
“Syahdan, mendaratlah di Ternate Seoarang
dari kata Arab "Malik" yang berarti "raja".
Arab bernama Jafar Sadek (Terkadang disebut
Saudagara Arab menamakan pulua-pulau di
Jafar Noh). Dian naik ke atas sebuah bukit
bagian Maluku dengan sebutan Jazirah al-
bernama Jore-Jore dan membangun rumahnya di
Mamluk" yang berarti kepulauan raja-raja" yang
sana. di kaki bukit itu terdapat sebuah danau
mana halitu menunjuk pada empat kerajaan di
kecil bernama Ake Santosa. Suatu Petang, ketika
Maluku zaman dulu yang memiliki pengaruh di
hendak mandi, Jafar Sadek tujuh bidadari sedang
Maluku yaitu Jailoo, Ternate, Tidore dan Bacan.
mandi di danau itu. Jafar Sadek
Selain pendapat ini, terdapat beberapa asumsi
menyembunyikan salah satu sayap ketujuh
lain yang menjelaskan tentang kata Maluku.
bidadari itu. setelah puas manadi, ketujuh
selengkapnya bisa baca M. Adnan Amal,
bidadari bersiap-siap pulang, tetapi salah
Kepualauan Rempah-Rempah Perjalanan Sejarah
seoarang di antaranya, bernama Nur Sifa, tidak
Maluku Utara 1250-1950, (Jakarta: KPG, 2010).
dapat terbang pulang karena sayapnya hilang.
2 Perdebatan dikalangan sejarawan Nur Sifa adalah puteri bungsu di antara ketujuh
terkait masuknya Islam di Maluku bukan saja bersaudara itu.
karena landasan teoritis, proposisi, dan asumsi-
Karena tidak punya sayap, Nur Sifa terpaksa
asumsi yang berbeda, melainkan juga karena
tinggal di bumi dan kawin dengan Jafar Sadek.
tidak adanya sumber tertulis yang memaparkan
Dari perkawinan ini lahirlah tiga orang anak laki-
tentang hal itu secara jelas. Selain itu, asumsi
laki, dan masing-masing diberi nama: yang
para sejarawan tentang masuknya Islam di
tertua Buka, yang kedua Darajat dan yang ketiga
Nusantara secara umum, dan di Maluku secara
Sahajat...” Selengkapnya baca: M. Adnan Amal,
khusus juga berbeda-beda. Ada yang menjadikan
Kepualauan Rempah-Rempah Perjalanan Sejarah
keberadaan orang asing yang beragama Islam,
Maluku Utara 1250-1950, (Jakarta: KPG, 2010).
ada juga yang mendasarkan pada adanya warga
lokal yang memeluk Islam. Perbedaan ini Dalam hikayat itu disebutkan bahwa
berdampak pada kesimpulan yang berbeda anak-anak dari perkawinan Jafar Sadek dan Nur
dalam menentukan periodesasi masuk dan Sifa itulah yang mula-mula menjadi raja-raja di
berkembangnya Islam di Nusantara, termasuk Maluku.
juga di Maluku.
Naidah, penulis Sejarah Ternate dan
pernah menjabat sebagai Hukum Soasio dari
45
KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE - - Rusdiyanto
46
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018
47
KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE - - Rusdiyanto
12 Komaruddin Hidayat dkk, Menjadi orang khatib, dan empat belas orang moding,
Indonesia., h. 345. yang membantu sultan menjalankan fungsi-
13Mafri Amir “Sejarah Sosial Kesultanan
fungsi keagamaan dan syariat Islam. Pakaian
dari orang-orang dilembaga ini adalah jubah
Ternate: Sebuah Pengantar”, dalam Tim Peneliti
putih. Selain Bobato Akhirat, juga ada Bobato
IAIN Ternate, Sejarah Sosial Kesultanan Ternate,
Dunia yang menggunakan jubah hitam, tugas
(Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan, Badan
mereka adalah membantu sultan dalam masalah
Litbang dan Diklat, Kementrian Agama Republik
pemerintahan. M. Adnan Amal, Kepulauan
Indonesia, 2010), h. 4. Sementara dalam
Rempah-Rempah Perjalanan Sejarah Maluku
Darmawijaya dan Harun Nasution, disebutkan
Utara 1250-1950, (Makasar: Gora Pustaka Indah-
bahwa Zainal Abidin adalah murid dari Sunan
Nala Cipta Lentera, 2007), h. 64.
Giri. Darmawijaya, Kesultanan., h. 121. Harun
Nasution, Enseklopedia., h. 700. 16 Tim Peneliti IAIN Ternate, Sejarah
Sosial.,h. 4.
14 Darmawijaya, Kesultanan., h. 120-
121. 17 Darmawijaya, Kesultanan.,h. 122.
15Tugas Jolebe atau Bobato Akhirat 18 M. Harun Yahya, Kerajaan Islam.,h.
adalah membantu sultan dalam masalah 55.
keagamaan, lembaga ini terdiri dari seorang 19 M. Adnan Amal, Kepulauan., h. 65.
kalem (Qadhi), empat orang imam, delapan
48
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018
20 Tim Peneliti IAIN Ternate, Sejarah 23 Tim Peneliti IAIN Ternate, Sejarah
Portugis. Perjalanannya pada tahun 1512 M Abidin, Sultan Bayanullah atau Sirrullah, Sultan
merupakan penjelajahan pertama bangsa Eropa Khairun Jamil, dan Sultan Babullah. Hamka,
melintasi Malaka melewati Nusantara. SejarahUmat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1981), h. 220.
49
KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE - - Rusdiyanto
50
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018
51
KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE - - Rusdiyanto
52
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018
53