Anda di halaman 1dari 10

KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE

Rusdiyanto
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Indonesia
roesdysh@gmail.com

Abstract. The history of Islam in Maluku including the history of the entry and
development of Islam among various other countries up to now is still very interesting to
be studied, given the history or history agreed by researchers and observers of Islamic
history. This paper describes Islam in Maluku in the framework of two major sultanates
of its time namely the Sultanate of Ternate and Tidore Sultanate. Based on the search on
the limited this paper shows: First, the Sultanate of Ternate and Tidore is a great Islamic
kesulturasi in Maluku which intersect with a major sultanate in the archipelago that has
a major role in the process of Islamization in Maluku. Second, the success of Islamization
in Maluku mostly uses the term through Islamization culture in Java. Third, the
Islamization Process begun from the elite accounts of the kingdom/sultanate, followed by
the people.

Keywords: Maluku, the Sultanate of Ternate, Tidore, dan Islamization

Abstrak. Sejarah Islam di Maluku sebagaimana sejarah masuk dan berkembangnya


Islam di belahan wilayah Nusantara lain hingga kini masih menarik untuk diteliti,
mengingat belum adanya titik terang atau rumusan sejarah yang disepakati oleh peneliti
dan pemerhati sejarah Islam. Paper ini memaparkan tentang Islam di Maluku dalam
bingkai dua kesultanan besar pada masanya yaitu Kesultanan Ternate dan Kesultanan
Tidore. Berdasarkan penelusuran pada sumber yang terbatas tulisan ini menunjukkan
bhwa: Pertama, Kesultanan Ternate dan Tedore merupakan kesultan besar Islam di
Maluku yang setara dengan kesultanan besar lain di Nusantara yang memiliki peran
besar dalam proses islamisasi di Maluku. Kedua, Keberhasilan Islamisasi di Maluku
banyak dipengaruhi karena ditempuh melalui pendekatan budaya sebagaimana
Islamisasi di Jawa. Ketiga, Proses Islamisasi itu dimulai dari kalangan elit
kerajaan/kesultanan yang selanjutnya diikuti oleh rakyat.

Kata Kunci: Maluku, Kesultanan Ternate, Tidore, dan Islamisasi

1
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

Pendahuluan wilayah di Nusantara juga masih


diperdebatkan, khususnya sejak kapan
Para sejarawan hingga kini masih
dan siapa yang membawanya. Salah
belum menemukan kata sepakat tentang
satunya adalah Islam di Maluku.1
kapan sebenarnya Islam masuk ke
wilayah Nusantara. Jika dihitung sejak Sebagian menyebutkan masuk dan
datangnya orang beragama Islam, berkembang sejak abad ke-9 M dibawa
misalnya orang Arab maka Islam telah oleh orang-orang Timur Tengah,
masuk ke Nusantara sejak abad ke-7 M, sebagian lagi mengatakan bahwa orang
tetapi jika dihitung sejak Islam dianut Melayu dan Jawa pada abad ke-13 M.2
oleh warga asli Nusantara sebagai Terlepas dari perdebatan itu,
agama mayoritas maka hal itu terjadi terdapat sebuah keserupaan terntang
pasca abad ke-10 M. proses perkembangan Islam di berbagai
Selain perdebatan tentang masuk wilayah Nusantara, sehingga diterima
dan berkembangnya Islam ke wilayah oleh mayoritas masyarakat. Keserupaan
Nusantara yang begitu luas, masuk dan itu ialah: penganut Islam pertama selalu
berkembangnya Islam ke wilayah- dimulai oleh kalangan elit atau kerajaan,

1 Nama Malu menurut Pigeaud telah 1859-1864 menuturkan riwayat kelahiran raja-
tercatat dalam Nagarakertagama (1365) sebagai raja Maluku mirip dengan legenda di Jawa.
"Maloko". diduga bahwa penuls Sepenggal dari yang ditulis Naidah sebagaimana
Nagarakartagama telah mengadopsi nama itu dikutip oleh M. Adnan Amal dalam bukunya
dari pedagang Arab yang melakukan kegiatan Kepulauan Rempah-Rempah Perjalanan Sejarah
perniagaan di Nusantara. Menurut pendapat Maluku Utara 1250-1950 adalah sebagai berikut:
yang populer asal-usul kata "Maluku" berasal
“Syahdan, mendaratlah di Ternate Seoarang
dari kata Arab "Malik" yang berarti "raja".
Arab bernama Jafar Sadek (Terkadang disebut
Saudagara Arab menamakan pulua-pulau di
Jafar Noh). Dian naik ke atas sebuah bukit
bagian Maluku dengan sebutan Jazirah al-
bernama Jore-Jore dan membangun rumahnya di
Mamluk" yang berarti kepulauan raja-raja" yang
sana. di kaki bukit itu terdapat sebuah danau
mana halitu menunjuk pada empat kerajaan di
kecil bernama Ake Santosa. Suatu Petang, ketika
Maluku zaman dulu yang memiliki pengaruh di
hendak mandi, Jafar Sadek tujuh bidadari sedang
Maluku yaitu Jailoo, Ternate, Tidore dan Bacan.
mandi di danau itu. Jafar Sadek
Selain pendapat ini, terdapat beberapa asumsi
menyembunyikan salah satu sayap ketujuh
lain yang menjelaskan tentang kata Maluku.
bidadari itu. setelah puas manadi, ketujuh
selengkapnya bisa baca M. Adnan Amal,
bidadari bersiap-siap pulang, tetapi salah
Kepualauan Rempah-Rempah Perjalanan Sejarah
seoarang di antaranya, bernama Nur Sifa, tidak
Maluku Utara 1250-1950, (Jakarta: KPG, 2010).
dapat terbang pulang karena sayapnya hilang.
2 Perdebatan dikalangan sejarawan Nur Sifa adalah puteri bungsu di antara ketujuh
terkait masuknya Islam di Maluku bukan saja bersaudara itu.
karena landasan teoritis, proposisi, dan asumsi-
Karena tidak punya sayap, Nur Sifa terpaksa
asumsi yang berbeda, melainkan juga karena
tinggal di bumi dan kawin dengan Jafar Sadek.
tidak adanya sumber tertulis yang memaparkan
Dari perkawinan ini lahirlah tiga orang anak laki-
tentang hal itu secara jelas. Selain itu, asumsi
laki, dan masing-masing diberi nama: yang
para sejarawan tentang masuknya Islam di
tertua Buka, yang kedua Darajat dan yang ketiga
Nusantara secara umum, dan di Maluku secara
Sahajat...” Selengkapnya baca: M. Adnan Amal,
khusus juga berbeda-beda. Ada yang menjadikan
Kepualauan Rempah-Rempah Perjalanan Sejarah
keberadaan orang asing yang beragama Islam,
Maluku Utara 1250-1950, (Jakarta: KPG, 2010).
ada juga yang mendasarkan pada adanya warga
lokal yang memeluk Islam. Perbedaan ini Dalam hikayat itu disebutkan bahwa
berdampak pada kesimpulan yang berbeda anak-anak dari perkawinan Jafar Sadek dan Nur
dalam menentukan periodesasi masuk dan Sifa itulah yang mula-mula menjadi raja-raja di
berkembangnya Islam di Nusantara, termasuk Maluku.
juga di Maluku.
Naidah, penulis Sejarah Ternate dan
pernah menjabat sebagai Hukum Soasio dari

45
KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE - - Rusdiyanto

selanjutnya, para pendakwah Islam di merujuk pada sumber yang tidak


Nusantara selalu menggunakan primer, berupa buku-buku terkait, paper
pendekatan budaya dalam syiar Islam, ini berusahan menyuguhkannya dalam
sehingga Islam mudah diterima. paparan historis kronologis tentang
kedua kesultanan Islam di Maluku,
Pernyataan John Crawfort seorang
dengan menyisipikan pendekatan
orientalis berikut ini menjadi sebuah
antropologis.
argumen menarik untuk menjelaskan
mengapa Islam dapat diterima secara Pendekatan itu, sekalipun tidak
mayoritas oleh masyarakat Nusantara: disebut secara eksplisit tentang teori
budaya apa yang digunakan, namun
“adalah tidak sulit untuk
dalam tiap paparan kronologisnya
menentukan sebab yang
menampilkan pendekatan itu, terutama
sebenarnya, kenapa kaum dai
dalam pembahasan tentang bagaiamana
muslimin berhasil dalam
para Sultan-Sultan di Maluku
hubungannya, dan kaum misionaris
menyisipkan pengaruh Islam secara
Kristen gagal. Para dai dari Arab
perlahan, tetapi tidak serta merta
dan para dai muslimin lainnya
menghapus semua budaya lokal.
menyelaraskan diri dengan rakyat
pribumi, belajar bahasanya, Keterbatasan sumber yang penulis
mengikuti adat-istiadatnya, kawin dapatkan, menjadikan paper ini
dengan mereka, dan menyatukan memiliki banyak kekurangan yang
diri dengan rakyat banyak, tanpa memungkinkan dikoreksi oleh siapapun
meningkatkan dirinya sebagai yang ingin mendalami tentang Islam di
golongan yang berstatus istimewa. Maluku.
Kelebihan mereka dalam intelek dan
peradaban hanya digunakan untuk
mendidik dan mengarahkan alam Kesultanan Islam di Maluku
pikiran keagamaan rakyat pribumi Islam masuk ke daerah Maluku
ke dalam saluran-saluran yang secara resmi pada abad IX, pada waktu
memang diingini, dengan cara yang itu dibawa oleh orang-orang Arab,
sangat pandai sekali. Mereka adalah Persia dan juga Melayu yang
pedagang seperti orang-orang berdatangan sejak antara abad V–XI M.4
Eropa itu, namun mereka tidak
pernah berpikiran untuk merampok Maluku terkenal dengan semerbak
rakyat pribumi dari hasil tanah dan bunga cengkehnya, banyak orang asing
hasil kerajinannya dengan cara- tertarik datang ke sana untuk
cara yang kasar dan kejam...”3 berdagang. Bahkan orang-orang Eropa
berdatangan ingin menguasai wilayah
Paper ini, membahas tentang Islam tersebut. Selain itu, Maluku juga dikenal
di Maluku. Pembahasan terkait hal ini dengan julukan Negeri Seribu Pulau dan
dibingkai dalam narasi sejarah dua Jazirah al-Mulk (wilayah raja-raja).5
kesualtan Islam di wilayah itu, yaitu
kesultanan Ternate dan Tedore. Dengan

3 A. Hasyimi, Sejarah Masuk dan 5 Darmawijaya, Kesultanan Islam


Berkembangnya Islam di Indonesia, (Bandung: Nusantara, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2010),
Alma’arif, 1993), h. 118 h. 115.
4 M. Yahya Harun, Kerajaan Islam
Nusantara Abad XVI dan XVII, (Yogyakarta:
Kurnia Kalam Sejatera, 1995), h. 53.

46
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

Akses ke Maluku sangat mudah Jailolo. Keempat raja itu merupakan


dijangkau, karena Maluku merupakan putra dari Ja’far Shadiq, yang ditengarai
salah satu pusat lalu lintas pelayaran putra Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali
Internasional di Nusantara, selain bin Abi Thalib.8 Hal inilah yang menjadi
Malaka dan Jawa. awal sejarah kesultanan Islam di
Maluku.
Pada awalnya yang disebut dengan
Maluku meliputi Ternate, Tidore,
Makian, dan Moti. Secara keseluruhan, 1. Kesultanan Ternate
keempat wilayah itu disebut dengan
“Moloku Kie Raha”, artinya “persatuan Masyhur Mulamo adalah raja
empat Kolano (Kerajaan).”6 Ternate pertama yang memerintah pada
tahun 1257-1272 M.9 Sekalipun
Pada abad ke-13 M, di Maluku diberbagai literatur disebutkan bahwa
sudah muncul beberapa kolano ia adalah putra Ja’far Shadiq, tidak ada
(kerajaan) yang memainkan penting keterangan jelas yang menyebutkan
dalam bidang perdagangan, yaitu: bahwa ia beragama Islam, begitupun
Ternate, Tidore, Makian dan Moti. Pada dengan beberapa raja-raja penerusnya
perjalanan selanjutnya, sesudah terjadi di antaranya Kaicil Yamin (1272-1284
perjanjian Moti pada abad ke-14 M, M), Kaicil Siale (1284-1298 M), Kamalu
Kolano Makian pidah ke Bacan, dan (1298-1304 M), Kaicil Ngara Lamu
Kolano Moti pindah ke Jailolo.7 (1304-1317 M), Patsyaranya Malamo
Sejak itulah, empat kolano di (1317-1322 M), Sida Arif Malamo (1322-
Maluku berubah nama menjadi: Ternate, 1331 M).
Tidore, Bacan, dan Jailolo, dan dari Pasca Sida Arif Molamo,
keempat itu, Kolono Ternate dan Tidore- kepemimpinan Ternate dilanjutkan oleh
lah yang banyak mendapat perhatian Bayanullah (1350-1375) dan Marhum
dalam liputan sejarah Islam di Maluku. (1465-1489 M).10 Marhum adalah
Berbagai sumber menyebutkan, Kolono Ternate yang pertama kali masuk
raja pertama dari empat kerajaan itu Islam, setelah mendapat seruah dakwah
adalah bersaudara, yaitu: Sahajati di dari pedagang asal Minangkabau yang
kerajaan Tidore, Masyhur Malamo di juga murid Sunan Giri, yaitu Datu
kerajaan Ternate, Kaicil Buka di Maulana Husein yang datang ke
kerajaan Bacan, dan Darajati di kerajaan Ternater pada tahun 1465M.11

6 M. Saleh Putuhena, “Interaksi Islam Mundzirin, dkk. Sejarah Peradaban Islam di


dan Budaya Maluku”, dalam Komaruddin Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pinus, 2006), h
Hidayat dkk, Menjadi Indonesia: 13 Abad 100-101.
Eksistensi Islam di Indonesia, (Bandung: Mizan, 9 Mundzirin, dkk. Sejarah., h. 99.
2006), h. 335.
10 Darmawijaya, Kesultanan., h. 119.
7 Darmawijaya, Kesultanan., h. 116.
11Mundzirin, dkk. Sejarah., h.105. Datu
8 Ja’far Shadiq sampai di Maluku pada
Maulana Husein ini adalah seorang mubalig
hari senin 6 Muharram tahun 643H/1250M, di
besar pada masanya. Ia memiliki pengetahuan
sana ia menikah salah satu putri Moloku Kie Raha
Islam yang luas dan dalam, ahli dalam membaca
yang bernama Nur Sifa. Dari pernikahan inilah
al-Quran dan mahir membuat kaligrafi Arab, hal
dikarunia delapan anak yang terdiri dari empat
inilah yang membantu menjadi sarana Islamisasi
laki-laki (Kaicil Buka, Darajati, Sahajati, dan
di Kawasan Ternate dan sekitarnya. Lihat. Harun
Masyhur Malamu) dan empat perempuan (Cita
Nasution, dkk. Ensiklopedia Islam Indonesia,
Dewi, Sadarnawi, Saharnawi, dan Sagar Mawi).
(Jakarta: Djambatan, 2002), h. 700.
Irza Arnyta, Jejak Portugis di Maluku Utara,
Darmawijaya, Kesultanan., h. 120
(Yogyakarta: Ombak, 2006), hlm 48. Lihat juga

47
KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE - - Rusdiyanto

Jika keterangan ini dijadikan Perubahan yang dilakukan Sultan Zainal


patokan masuknya Islam di Ternate, Abidin ini berikutnya juga diikuti oleh
maka Islam di Ternate ini dibawa dan kesultanan-kesultanan lain yang ada di
disebarkan oleh ulama Melayu-Jawa. “Moloku Kie Raha”.
Tetapi, menurut M. Shaleh Putuhena, Dengan demikian, pengaruh Islam
yang didasarkan pada tradisi lisan sudah sangat kuat pada masa Sultan
masyarakat, pedagang Arablah yang Zainal Abidin. Di pusat kekuasaan
pertama kali memperkenalkan Islam di maupun pada struktur sosial politik
kawasan Maluku, mereka adalah Syeikh kerajaan, Islam telah memainkan peran
Mansur, Syekih Yakub, Syeikh Amin dan penting dalam mewujudkan loyalitas
Syeikh Umar.12 bobato dengan melakukan sumpah setia
Setelah Kolano Marhum Wafat pada kepada sultan menurut tata cara Islam,
tahun 1486, putranya Zanal Abidin di sisi lain, Islam juga memberikan
menggantikannya (1486-1500 M). keuntungan komersial kepada kerajaan
Zainal Abidin, adalah murid Sunan sejak pedagang-pedagang muslim
Ampel dan jebolan sekolah agama Islam Nusantara dan Arab serta Gujarat di
Gresik asuhan Sunan Ampel.13 Maluku memainkan peran, khususnya di
Ternate dan daerah seberang lautnya.16
Pada masa Zainal Abidin inilah,
gelar kolano diganti menjadi Sultan, Setelah berjuang
dengan begitu, Zainal Abidin merupakan mengembangkan Ternate sebagai
penguasa Ternate pertama yang sebuah kesultanan yang sangat
memakai gelar Sultan. Selain perubahan memperhatikan ajaran Islam, pada
gelar, terdapat perubahan lain masa ini, tahun 1500 M, Sultan Zainal Abidin
yaitu14: pertama, menjadikan Islam wafat, kemudian Kesultanan Ternate
sebagai agama resmi kerajaan dan sejak dipimpin oleh putranya Sultan
itu menjadi kesultanan. Kedua, Bayanullah (1500-1522 M),17 atau juga
membentuk lembaga kesultanan yang disebut Sultan Bayan Sirrullah.18 Sultan
baru, yaitu Jolebe atau Bobato Akhirat.15 Bayanullah dikenal sebagai sultan yang
Ketiga, menempatkan seorang sultan pandai, terpelajar, ksatria dan pedagang
sebagai pembina agama Islam atau ulung.19
“Amir ad-Din” yang membawai Jobele.

12 Komaruddin Hidayat dkk, Menjadi orang khatib, dan empat belas orang moding,
Indonesia., h. 345. yang membantu sultan menjalankan fungsi-
13Mafri Amir “Sejarah Sosial Kesultanan
fungsi keagamaan dan syariat Islam. Pakaian
dari orang-orang dilembaga ini adalah jubah
Ternate: Sebuah Pengantar”, dalam Tim Peneliti
putih. Selain Bobato Akhirat, juga ada Bobato
IAIN Ternate, Sejarah Sosial Kesultanan Ternate,
Dunia yang menggunakan jubah hitam, tugas
(Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan, Badan
mereka adalah membantu sultan dalam masalah
Litbang dan Diklat, Kementrian Agama Republik
pemerintahan. M. Adnan Amal, Kepulauan
Indonesia, 2010), h. 4. Sementara dalam
Rempah-Rempah Perjalanan Sejarah Maluku
Darmawijaya dan Harun Nasution, disebutkan
Utara 1250-1950, (Makasar: Gora Pustaka Indah-
bahwa Zainal Abidin adalah murid dari Sunan
Nala Cipta Lentera, 2007), h. 64.
Giri. Darmawijaya, Kesultanan., h. 121. Harun
Nasution, Enseklopedia., h. 700. 16 Tim Peneliti IAIN Ternate, Sejarah
Sosial.,h. 4.
14 Darmawijaya, Kesultanan., h. 120-
121. 17 Darmawijaya, Kesultanan.,h. 122.
15Tugas Jolebe atau Bobato Akhirat 18 M. Harun Yahya, Kerajaan Islam.,h.
adalah membantu sultan dalam masalah 55.
keagamaan, lembaga ini terdiri dari seorang 19 M. Adnan Amal, Kepulauan., h. 65.
kalem (Qadhi), empat orang imam, delapan

48
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

Pada masa ini, terdapat beberapa Kedekatan Sultan dengan orang-


hal yang dilakukan dalam rangka orang Portugis pada tahap selanjutnya
melanjutkan usaha ayahnya untuk memunculkan keresahan dan
menonjolkan bahwa Ternate kekecewaan dikalangan rakyat atau
merupakan kerajaan Islam, orang-orang pribumi setelah Portugis
kebijakannya dikenal dengan sivilisasi ikut campur tangan dalam urusan-
Islam yang terdiri atas tiga bentuk, yaitu: urusan dalam negeri Kesultanan
Pertama, pembatasan poligami. Kedua, Ternate, terutama dalam masalah
larangan kumpul kebo dan pergundilan. pengangkatan dan pewarisan tahta
Ketiga, wanita diwajibkan berpakaian kerajaan. Kekecewaan itu
secara pantas dan memakai cidaku mengakibatkan Sultan Bayanullah
(cawat) bagi laki-laki terlarang.20 diracuni oleh rakyatnya sendiri hingga
meninggal.24
Selain itu, Sultan Bayanullah juga
menerapka hukum perkawinan Islam, Setelah wafatnya Sultan
meringankan biasa dalam perkawinan, Bayanullah, pergantian sultan diwarnai
dan mensyaratkan bobato harus dengan intrik Portugis, sehingga
beragama Islam, baik di pusat maupun di pergantiannya tidak berlaksung stabil.
daerah-daerah.21 Terdapat beberapa sultan yang hanya
memerintah dalam waktu singkat pasca
Di masa Sultan Bayanullah ini,
Sultan Bayanullah, yaitu: Deyalo (1522-
bangsa potrtugis untuak pertama
1529 M), lalu saudaranya Boheyat
kalinya menginjakkan kaki di kawasan
(1529-1532 M), dan saudara bungsu
Maluku, tahun 1512 M, armada Portugis
mereka bernama Tabariji (1532-1535
sudah tiba di perairan Banda dengan
M), kemudian mulai stabil lagi pada
kapten Antonio de Abreu. Sultan lalu
masa Khairun Jamil (1535-1570 M)
mengutus adiknya dan beberapa pejabat
dengan agenda utamanya menjaga
kesultanan untuk melakukan
kembali aqidah Islam.
pembicaraan dan akhirnya berhasil
mengajak Fransisco Serrao, salah Sultan Khairun ini adalah salat satu
seorang yang ikut ekspedisi Portugis.22 dari empat Sultan Ternate25 yang
berhasil membawa kebesaran Ternate,
Dalam perbincangannya dengan
tetapi kemudian ia dikhianati oleh orang
Fransisco, terdapat beberapa kebijakan
Portugis yaitu Lopez de Mesquita, yang
Sultan, yang pada perkembangannya
mana pada sebuah kesempatan Sultan
melemahkan posisi kesultana Ternate,
diudang untuk menghadiri penjamuan
yaitu; pendatang dari Portugis itu
besar, kesempatan itu dimanfaatkan
diizinkan untuk membangun benteng di
Portugis untuk membunuh Sultan,
Ternate pada tahun 1522 M, Portugis
ketika Sultan hendak masuk gerbang, ia
pun membangun benteng pertamanya
ditikam oleh Antonio Pimental atas
bernama benteng Toloko.23
perintah Lopes, dan janazahnya

20 Tim Peneliti IAIN Ternate, Sejarah 23 Tim Peneliti IAIN Ternate, Sejarah

Sosial.,h. 80. Sosial.,h. 80.


21 Darmawijaya, Kesultanan.,h. 122. 24Ibid., h.81.
22 Francisco Serrão adalah penjelajah 25 Empat Sultan itu yaitu: Sultan Zainal

Portugis. Perjalanannya pada tahun 1512 M Abidin, Sultan Bayanullah atau Sirrullah, Sultan
merupakan penjelajahan pertama bangsa Eropa Khairun Jamil, dan Sultan Babullah. Hamka,
melintasi Malaka melewati Nusantara. SejarahUmat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1981), h. 220.

49
KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE - - Rusdiyanto

dicincang-oleh orang Portugis dan Islam, sedangkan pendahulunya secara


dilemparkan ke Laut. turun-temurun menganut kepercayaan
yang dikenal dengan Symman yaitu
Setelah itu, Putranya Sultan
memuja roh-roh leluhur nenek moyang
Babullah menggantikannya sebaga
mereka.28
penerus Sultan Ternate, pada masa
pemerintahannya Sultan Babullah tak Raja Ciriliyati setelah masuk Islam
hanya berhasil mengusir Portugis dari diberi gelar Sultan Jamaluddin.
Ternate, tetapi juga berhasil membawa Keislaman raja ini mempercepat proses
kesultanan Ternate pada masa islamsasi di kalangan rakyat Tidore, dan
keemasaanya, wilayah kekuasaannya juga didukung oleh aktivas internal
pada waktu itu sampai Kepulauan Sulu, kerajaan yang lebih difokuskan untuk
Filipina.26 membangun madrasah-madrasah dan
masjid-masjid sebagai sarana
Dalam sejarah Nusantara,
pendidikan dan ibadah rakyat. 29
penguasa dari Kesultanan Ternate pada
abad ke-16, seperti Sultan Khairun dan Setelah Sultan Jamaluddin wafat,
Sultan Babullah dapat disejajarkan jabatannya sebagai sultan Tidore
dengan para penguasa besar daerah lain digantikan oleh putra sulungnya, yaitu
di Nusantara seperti Sultan Trenggono sultan Mansyur (1512-1526). Pada masa
di Kesultanan Demak, Fatahillah di ini, Tidore kedatangan orang Spanyol,
Kesultanan Banten, Sultan Alauddin di dan diterima oleh Sultan Mansyur.
Aceh, dan Sultan Abdul Jalil di Johor. Rombongan Spanyol ini memberi
Kesultanan Ternate (1570-1610 hadiah kepada sultan berupa:jubah,
M) juga menjadi salah satu kerajaan kursi Eropa, kain linen halus, sutra
Islam terbesar di Kepulauan Nusantara. brokat, beberapa potong kain India yang
Pada waktu itu guru-guru agama banyak dibordir dengan emas dan perak,
yang didatangkan dari Makkah dan telah berbagai rantai kalung dan manik-
menjalin erat dengan kerajaan Islam lain manik, tiga cermin besar, cangkir
terutama dengan Demak, Banten, dan minum, sejumlah gunting, sisir, pisau
Melayu.27 serta berbagai benda berharga lainnya.
Sultan Mansyur pun menyambut dengan
senang hati, bahkan ia bilang kepada
2. Kesultanan Tidore orang-orang Spanyol untuk menganggap
Berdasarkan silsilah raja Tidore sebagai wilayahnya sendiri.
pertamanya, Sahajati merupakan Dua hari setelah kedatangan,
saudara Mayshur Malamo, raja pertama orang-orang Spanyol itu diundang oleh
kerajaan Ternate. Mereka adalah putra sultan ke istana Mareku untuk
dari Ja’far Shadiq. Sebagaimana Masyhur menghadiri jamuan makan siang.
Malamo, tidak ada keterangan yang Kemudian, Sultan Mansyur memberikan
menyebutkan bahwa Sahajati menganut izin kepada orang-orang Spanyol untuk
agama Islam. menggelar dagangan mereka di pasar,
Berbagai sumber justru bahkan Sultan ikut membantu
menyebutkan bahwa raja Ciriati atau mendirikan tempat-tempat berdagang
Ciriliyati-lah yang pertama kali masuk

26 Mundzirin, dkk. Sejarah., h. 108. 28 Hamka, Sejarah.,, h. 14.


27Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam 29 M. Harun Yahya, Kerajaan., h. 60.
Nusantara, (Jakarta: KPG, 2009), h. 66.

50
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

dari bambu, sehigga terejadilah Sultan Saifuddin, antara lain Sultan


perdagangan secara barter. Hamzah Fahruddin.
Hubungan yang erat ini, membuat Barulah satu abad kemudian,
orang-orang Portugis marah, yang kesultanan Tidore diperhitungkan
akhirnya mereka yang berkedudukan di kembali dalam sejarah Nusantara, ketika
Ternate pada tahun 1524 melakukan Sultan Nuku (Jamaluddin) dari Tidore
penyerangan terhadap kesultanan bangkit melawan Belanda, perlawanan
Tidore, tujuannya untuk merebut Tidore ini mengakibatkan Sultan ditangkap
dari pengaruh Spanyol.30 oleh Belanda beserta keluarganya pada
tahun 1780 M lalu dibuang ke Batavia
Tahun 1526 Sultan Mansyur wafat,
dan kemudian ke Sri Langka.
dan baru pada tahun 1529 putra
bungsunya, Amiruddin Iskandar Sultan Nuku ini wafat dalam
Zulkarnain dilantik menjadi Sultan pembuangan di Sri Langka. Sebagaimana
Tidore, pada usia yang masih muda, yang terjadi pada kesultanan Ternate,
sehingga diangkatlah Kaicil Rade, campur tangan asing, khusunya Belanda
seorang bangsawan terpelajar, terhadap urusan internal kekuasaan,
negosiator ulung, sekaligus seotang mebuat rakyat Tidore tidak senang,
prakjurit handal dan pemberani sebagai sehingga pada tahun 1983, rakyat
Mangkubumi. Tidore menyerbu Istana Tidore.
Pada masa ini terjadi beberapa kali Tidore bangkit kembali pada masa
peperangan dengan Portugis dan Sultan Kaicil Nuku yang mendapat gelar
Ternate yang berakhir dengan kehormatan “Sri Maha Tuan Sultan
perjanjian damai berisi dua pasal pokok Syaidul Jihad Amiruddin Syaifuddin
yaitu: 1. Semua rempah-rempah hanya Syah Muhammad El Mabus Kaicil
boleh dijual kepada Portugis dengan Paparangan Jou Barakati”, pada masa ini
harga yang sama yang dibayarkan wilayah kekuasaan Tidore sampai di
Portugis kepada Ternate. 2. Portugis Papuan bagian Barat, kepualauan Kei,
akan menarik armadanya dari Tidore.31 kepulauan Aru, bahkan sampai di
kepulauan Pasifik.
Pasca meninggalnya Sultan
Amiruddin Iskandar Zulkarnain pada Selama masa pemerintahannya
tahun 1547 terjadi masa transisi dimana Sultan ini berusaha mewujudkan empat
terdapat tiga orang Sultan, yaitu Kie cita-cita politiknya yaitu: Pertama,
Mansur, Iskandar Sani, dan Gapi Baguna. mempersatukan seluruh kesultanan
Barulah pada tahun 1657 Sultan Tidore sebagai suatu kebulatan yang
Saifuddin dilantik dan berkuasa sampai utuh. Kedua, memulihkan kembali
dengan tahun 1689, sultan Saifudidin empat pilar kekuasaan Kesultanan
merupakan salah salah satu Sultan Maluku. Ketiga, mengupayakan sebuah
Tidore yang berhasil membawa persekutuan antara keempat kesultanan
kemajuan di Tidore, dan membawa Maluku. Keempat, mengenyahkan
Tidore disegani. kekuasaan dan penjajahan asing dari
Maluku. Keempat cita-cita itu walaupun
Setelah itu, pergolakan demi
tidak sepenuhnya berhasil diwujudkan
pergolakan mulai terjadi, terutama di
oleh Sultan Kaicil Nuku ini.32
daerah-daerah seberang laut,yang harus
dihaapi oleh sultan-sultan pengganti
30 Darmawijaya, Kesultanan., h. 135. 32Ibid., h. 141.
31Ibid., h. 136.

51
KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE - - Rusdiyanto

Tahun 14 November 1805 Sultan Sebagai wilayah yang strategis,


Kaicil Nuku wafat dalam usia 67 tahun, Maluku dengan kekayaan sumber daya
sepeinggalnya sultan-sultan penerusnya alamnya mengundang orang- orang dari
sering terlibat konflik dalam berbagai penjuru untuk mendatanginya,
memperebutkan kekuasaan, hal itu dalam catatan sejarah yang di dapat,
diperparah dengan adanya intervensi tidak ada laporan yang menyebutkan
Belanda dalam setiap proses peralihan bahwa saudagar-saudagar muslim yang
kepemimpinan di Kesultanan Tidore. datang ke sana yang sampai mencoba
memonopoli sebagaimana yang
dilakukan orang-orang Eropa. Hal ini,
Kesimpulan menunjukkan bahwa selain berniat
Penjelasan di atas tentang dua berniaga saudagar-saudagar muslim itu
kesultanan Islam di Maluku yaitu juga punya misi lain yaitu melakukan
Ternate dan Tidore memberikan syiar Islam.
gambaran umum tentang bagaimana
proses isalamisasi dan
perkembangannya di Maluku yang tidak
menimbulkan konflik apapun, kalaupun DAFTAR PUSTAKA
ada konflik itu terjadi justru setelah
kedatangan orang-orang Eropa yang
kemudian ikut campur terhadap urusan A. Hasymy, Sejarah Masuk dan
internal kesultanan. Berkembangnya Islam di
Indonesia. Bandung: Alma’arif,
Sebagaimana di wilayah Nusantara 1993.
yang lain, jalur budaya menjadi cara
yang efektif dalam proses islamisasi itu, Darmawijaya, Kesultanan Islam
dari proses itu terlihat bahwa Islam Nusantara. Jakarta: Pustaka al-
dihadirikan dengan posisi dipadukan Kautsar, 2010.
dengan budaya setempat yang ada di Hamka, Sejarah Umat Islam. Jakarta:
Maluku. Oleh karena itu, sekalipun Bulan Bintang, 1981.
istilah-istilah lokal masih melekat di
sana sekalipun sudah menjadi Harun Nasution, dkk. Ensiklopedia Islam
kesultanan Islam, misalnya; Indonesia. Jakarta: Djambatan,
kolano,bobato, begitupun dengan nama- 2002.
nama Sultannya, mereka memiliki dua Irza Arnyta, Jejak Portugis di Maluku
nama sekaligus yaitu lokal dan nama Utara. Yogyakarta: Ombak, 2006
yang bercorak Islam.
Komaruddin Hidayat dkk, Menjadi
Semua kesultanan di Maluku Utara, Indonesia: 13 Abad Eksistensi
termasuk Ternate maupun di Tidore Islam di Indonesia. Bandung:
secara silsilah merupakan kesultanan Mizan, 2006.
yang bersaudara, karena masing-masing
M. Adnan Amal, Kepulauan Rempah-
dari generasi pertama mereka adalah
Rempah Perjalanan Sejarah
keturunan dari Ja’far Shadiq. Pada
Maluku Utara 1250-1950.
bagian ini, bagi penulis menyisakan
Makassar: Gora Pustaka Indah-
sebuah pertanyaan yang belum dijawab,
Nala Cipta Lentera, 2007.
yaitu “mengapa putra-putra Ja’far
Shadiq itu tidak beragama Islam, jika M. Yahya Harun, Kerajaan Islam
benar Ja’far Shadiq yang dimaksud Nusantara Abad XVI dan XVII.
adalah cucu Ali bin Abi Thalib?”.

52
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

Yogyakarta: Kurnia Kalam


Sejatera, 1995.
Mundzirin, dkk. Sejarah Peradaban
Islam di Indonesia, Yogyakarta-
Pustaka Piinus, 2006.
Tim Peneliti IAIN Ternate, Sejarah Sosial
Kesultanan Ternate. Jakarta:
Puslitbang Lektur Keagamaan,
Badan Litbang dan Diklat,
Kementrian Agama Republik
Indonesia, 2010.
Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam
Nusantara. Jakarta: KPG, 2009.

53

Anda mungkin juga menyukai