Anda di halaman 1dari 9

JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO.

2, 2019

PERBEDAAN KUALITAS TANAMAN MINT (Mentha spicata L) HIDROPONIK DAN


KONVENSIONAL BERDASARKAN MORFOLOGI TANAMAN, PROFIL
KROMATOGRAM, DAN KADAR MINYAK ATSIRI

Pramita Yuli Pratiwi1, Ana Mardiyaningsih2, Emi Widarti3


1,2
Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta
3
Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro Lampung

Email Korespondensi: mardiyaningsihana@gmail.com

ABSTRAK
Mint merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri Mentha
spicata L atau Spearmint banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri
makanan, minuman dan sediaan farmasi. Komponen utama spearmint adalah karvon,
limonen, cineol, dihidrokarvol, myrcene, dan mentol dengan kadar 0,5 %. Komponen
yang terkandung dalam spearmint memiliki khasiat sebagai obat herbal.
Pembudidayaan tanaman sangat menentukan hasil bahan obat yang terstandar.
Pembudidayaan dengan sistem tanam yang tepat dapat berpengaruh terhadap kualitas
simplisia. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk membedakan kualitas
tanaman Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan morfologi tanaman, profil
kromatogram dan kadar minyak atsiri spearmint dengan sistem tanam yang hidroponik
dan konvensionl.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk membedakan kualitas tanaman
Mentha spicata L dengan sistem tanam hidroponik dan Mentha spicata L dengan sistem
tanam konvensional. Pengamatan morfologi tanaman meliputi ukuran, warna batang
dan daun. Kadar minyak atsiri dihitung dari minyak hasil penyulingan dengan metode
destilasi uap dan air. Kromatografi lapis tipis minyak Spearmint menggunakan fase
diam silika gel F254 dan fase gerak heksan-etil asetat (8:2), penampak bercak UV254dan
penampak bercak anisaldehid H2SO4.
Morfologi tanaman Spearmint hidroponikdari hasil pengamatan memperlihatkan
hasil bahwa ukuran, warna batang dan daun Mentha spicata L sistem tanam hidroponik
memiliki perbedaan bermakna. Profil kromatogram tidak memperlihatkan perbedaan
jumlah, bercak dan Rf dan intensitas warna salah satu bercak minyak atsiri
konvensional lebih tajam. Kadar minyak atsiri hidroponik dan konvensional sebesar
0,0326 % dan 0,0323% dianalisa dengan statistik Independent T-test tidak
memperlihatkan perbedaan bermakna.
Kata kunci : Mentha spicata L, minyak atsiri, hidroponik

148
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

ABSTRACT
Mint is one of the essential oil-producing plants. Essential oils of Mentha spicata
L or spearmint are widely used as raw materials in the food, beverage and
pharmaceutical preparations industries. The main components of spearmint are karvon,
limonen, cineol, dihydrocarvol, myrcene, and 0.5% menthol. The components contained
in spearmint have properties as herbal remedies. Plant cultivation greatly determined
the results of standardized drug ingredients. Cultivation with the right planting system
can affect the quality of simplicia.
This research were a descriptive study to differentiate the quality of plants. This
study aimed to determine differences in plant morphology, chromatogram profile and
levels of spearmint essential oil between hydroponic and conventional planting systems.
Observation of plant morphology includes the size, color of the stem and leaves.
Essential oil content is calculated from refined oil by steam and water distillation
method. Spearmint oil was analyzed on thin layer chromatography methode using the
silica gel F254 as a stationary phase and hexane-ethyl acetate (8: 2) as a mobile phase,
with spot visualization under UV254 and anisaldehyde-H2SO4 .
The results showed that the morphology of Mentha spicata L with hydrophonic
planting systems had a bigger size in stem and leaves, but the leaves had more bright
green than a conventional plant. The chromatogram profile did not show differences in
the number of spots and Rf. Mentha spicata L with conventional planting systems had a
sharper intensity of color on one of the volatile oil spot, and suggested due to menthol.
The levels volatile oil of Mentha spicata L hydroponic and conventional were
determined as 0.0326% and 0.0323% . The Independent T-test analysis showed that
there were not a significant differences.

Keywords : Mentha spicata L, essential oil, hydroponic

PENDAHULUAN menyegarkan. Tanaman Mentha spicata


Mint merupakan salah satu L dan Mentha piperita var crispa
tanaman penghasil minyak atsiri. Tiga berpotensi untuk dikembangkan di
jenis mint penghasil minyak atsiri yang Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dari
paling popular yaitu Mentha arvensis L, banyaknya masyarakat yang
Mentha piperita L, dan Mentha spicata membudidayakan tanaman mint. Selain
L. Minyak yang dihasilkan dari Mentha mudah dibudidaya, tanaman mint tidak
piperita adalah minyak pepermint memerlukan iklim dan tempat tumbuh
sedangkan minyak dari Mentha spicata yang khusus, terbukti mint dapat tumbuh
L adalah minyak Spearmint. Minyak pada dataran rendah maupun dataran
atsiri Mentha banyak digunakan sebagai tinggi (Sastrohamidjojo, 2004).
bahan baku dalam industri makanan, Semakin hari, petani terkendala
minuman dan sediaan farmasi dengan dengan keterbatasan lahan, di industri
rasa yang khas yaitu sejuk dan pertanian Indonesia, ada 33 persen

149
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

wilayah yang dapat digunakan untuk melihat perbedaan kualitas tanaman mint
pertanian. Hanya ada 60 juta hektar yang berdasarkan profil morfologi tanaman,
bisa ditanami menjadi wilayah pertanian kromatogram dan kadar minyak atsiri.
dan perkebunan (Roslani, 2016). Petani
terus berinovasi agar dapat bercocok
METODE PENELITIAN
tanam.
Bahan utama yang digunakan
Sistem tanam hidroponik
adalah tanaman Mentha spicata L
merupakan sistem budidaya tanaman
hidroponik dari kebun hidroponik
dengan memanfaatkan air nutrisi tanpa
GOODPLANT Ngaglik Sleman,
menggunakan tanah. Kebutuhan air
Yogyakarta dan tanaman Mentha spicata
hidroponik lebih efisien jika
L konvensional dari kebun Tani
dibandingkan dengan sistem tanam
Organik Merapi (TOM), Tegal Sari
konvensional yang menggunakan lahan
Pakem Binangun Pakem Sleman
dengan media tanah yang membutuhkan
Yogyakarta.
banyak air, sehingga hidroponik cocok
Alat destilasi menggunakan
diterapkan pada daerah yang memiliki
seperangkat destilator dengan sistem
pasokan air yang terbatas (Alviani,
destilasi uap dan air, corong pisah
2016). Hidroponik juga dapat ditanam
(Pyrek), vial, beker glass (Pyrek),
dengan cara horizontal maupun
aquadest (teknis). Alat untuk
vertikal,sehingga hidroponik menjadi
kromatografi lapis tipis, Bejana KLT,
solusi alternatif untuk mengatasi
mikro pipet (Scorex), dan sinar UV 254.
persoalan bercocok tanam di lahan yang
Bahan untuk pengujian Kromatografi
sempit
Lapis Tipis adalah Silica gel F254
Menurut Ida Syamsu Roidah
(Merck), eluen berderajat p.a yaitu
(2004) kegiatan usaha pertanian
Heksana : Etil asetat (8:2), serta
konvensial semakin tidak kompetitif
penampak bercak anisaldehida-H2SO4
karena tingginya harga lahan, sehingga
pekat (p.a).
hidroponik dapat menjadi salah satu
solusi bagi lahan terbatas. Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian Cristina Sgherri (2010)
Identifikasi Kebenaran Spesies
menunjukan bahwa Oscimum basilicum
Tanaman
dengan sistem tanam hidroponik
Identifikasi dilakukan melalui
memiliki aktivitas antioksidan yang
determinasi dan identifikasi morfologi
lebih tinggi daripada yang ditanam
luar tanaman Berdasarkan hasil
secara konvensional. Kedua hal tersebut
determinasi dapat diketahui bahwa
menguatkan dugaan bahwa sistem tanam
kedua tanaman Mentha spicata L
hidroponik dapat menjadi solusi yang
hidroponik dan konvensional yang
patut dipertimbangkan dalam industri
digunakan adalah Mentha spicata L,
penyediaan bahan baku simplisia. Oleh
Genus Mentha, famili Lamiaceae , ordo
sebab itu perlu dilakukan pembuktian
Lamiales, kelas magnoliopsida , divisi
kualitas tanaman pada perbedaan sistem
Magnoliophyta, kingdom Plantae.
tanam. Penelitian ini bertujuan untuk

150
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

Identifikasi terhadap morfologi


berbagai tanaman mint bertujuan untuk Perbedaan Morfologi Tanaman
mengetahui perbedaan keempat jenis Mentha spicata L Hidroponik dan
tanaman mint. Hal tersebut dilakukan Konvensional.
karena sering terjadi kesalahan dalam Perbedaan morfologi tanaman
penamaan spesies maupun nama Mentha spicata L hidroponik dan
dagangnya. Identifikasi perbedaan konvensional diketahui melalui
morfologi dilakukan terhadap empat pengamatan terhadap batang dan daun
jenis tanaman yang telah dideterminasi meliputi ukuran dan warnanya. Hasil
yaitu Mentha spicata L atau spearmint, pengamatan perbedaan morfologi
Mentha piperita var. Crispa,Mentha terdapat pada Tabel 2 dan Gambar 1.
piperita L, Mentha arvensis L.
Identifikasi dan hasil pengamatan
morfologi tanaman mint tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Identifikasi dan pengamatan empat jenis tanaman mint

Nama Spesies Ciri- ciri Profil Daun

Mentha spicata L
Daun bergerigi, tekstur
kasar dan berbulu

Daun bergerigi, tekstur


Mentha piperita var crispa halus mengkilat dan
berbulu

Bentuk daun oval besar,


Mentha piperita L batang besar berwarna
ungu, berbulu jelas

Bentuk daun runcing


Mentha arvensis L seperti tombak berbatang
tegak

Hasil pengamatan panjang batang 53 cm, diameter batang


memperlihatkan hasil bahwa ukuran 0,41 cm, panjang daun 7,8 cm, dan
batang dan daun Mentha spicata L lebar daun 4,8 sedangkan pada Mentha
sistem tanam hidroponik lebih baik spicata L konvensional memiliki rerata
dibanding dengan sistem tanam panjang batang 48 cm, diameter batang
konvensional Mentha spicata L sistem 0,31 cm, panjang daun 4,5 cm, lebar 3,1
tanam hidroponik memiliki rerata cm.

151
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

Perbedaan tersebut diduga oleh matahari, kekurangan nutrisi atau bisa


jumlah nutrisi dan jumlah air yang juga karena kelebihan air. Kelebihan air
berbeda, dimana sistem tanam dapat menyebabkan perakaran terendam
hidroponik memang ditanam dengan sehingga suplai oksigen pada tanaman
media air sehingga selalu mendapat berkurang, akibatnya batang dan daun
kecukupan air, serta nutrisinya dapat pucat serta tanaman memiliki karakter
lebih dikontrol melalui pengukuran mudah layu (Ihsan, 2016).
padatan nutrisi yang dilarutkan dalam Tanaman konvensional, dapat
media. mengambil nutrisi berupa unsur makro
Pengamatan warna tanaman dan mikro yang lebih lengkap dari
Mentha spicata L menunjukan bahwa tanah, yang bagaimana pun merupakan
batang dan daun pada sistem tanam habitat asli tanaman, sehingga
hidroponik jauh lebih pucat atau menyebabkan intensitas warna hijau
memudar dibanding dengan sistem lebih pekat.
tanam konvensional. Perubahan warna
pada tanaman hidroponik dapat
disebabkan karena kekurangan sinar

Tabel 2. Perbedaan morfologi tanaman Mentha spicata L sistem tanam hidroponik dan
konvensional
Parameter yang diamati Perbedaan Morfologi
Hidroponik Konvensional
Ukuran Batang Panjang 53 cm Panjang 48 cm
Diameter 0,41 cm Diameter 0,31 cm
Warna batang Hijau semburat ungu Ungu
Ukuran Daun Panjang 7,8 cm Panjang 4,5cm
Lebar 4,8 cm Lebar 3,1 cm
Warna daun Hijau pudar Hijau pekat

Daun biasanya berwarna hijau karena tidak berwana hijau melainkan kuning
plastida yang disebut klorofil atau pucat hampir putih. Perubahan
(Tjitrosoepomo, 1989). Menurut warna yang terjadi disebabkan oleh
Pracaya (2007) perubahan warna daun rusak atau tidak berfungsinya klorofi.
yang mula-mula hijau atau hijau cerah Perubahan warna dapat terjadi karena
berubah menjadi kuning disebut dengan penyakit nonparasit atau penyakit
klorosis. Klorosis adalah keadaan fisiologis yaitu penyakit yang
jaringan tumbuhan, khususnya pada disebabkan akibat kekurangan atau
daun yang mengalami perubahan warna kelebihan unsur hara, air, sinar matahari
akibat kekurangan klorofil, sehingga dan temperatur (Pracaya, 2007).

152
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

(a) (b)
Gambar 1. Profil morfologi tanaman Mentha spicata L sistem tanam hidroponik (a) dan
konvensional (b)

Perbedaan Profil Kromatogram biru-ungu, kuning-orange dan merah.


minyak atsiri Tanaman Mentha Profil kromatogram minyak atsiri
spicata Hidroponik dan Mentha spicata L dapat dilihat pada
Konvensional Gambar 2 .
Profil kromatogram dari hasil Minyak Mentha spicata L.
identifikasi minyak atsiri dengan mengandung beberapa unsur pokok
metode kromatografi lapis tipis minyak atsiri Mentha spicata L atau
digunakan untuk melihat perbedaan spearmint terdiri dari karvon 45-60%,
komponen yang terkandung dalam limonen, dihidrokarvol, myrcene, 1,8
minyak atsiri Mentha spicata L dari dua sineol, 3-oktil asetat, 3-oktanol, trans-
jenis sistem tanam yang berbeda. sabinen hidrat, trans-karvol, cis-karvol,
Parameter yang diamati meliputi harga alpa-pinen, beta-pinen, linalool, ester,
Rf, warna dan jumlah bercak. dan keton dan mentol dengan kadar
Profil kromatogram minyak 0,5% (Lawrence, 2006)
atsiri Mentha spicata L hidroponik dan Michael (2008) menyebutkan
konvensional pada 2 kali replikasi pada bahwa senyawa yang paling dominan
pengamatan dengan sinar UV254 nm dan pada minyak atsiri Mentha spicata L
pada visualisasi Anisaldehida-H2SO4 adalah karvon dengan warna bercak
menunjukan adanya 4 bercak dengan kuning-orange dan mempunyai Rf 0,94-
harga Rf kurang lebih sama. Harga Rf 0,98 dan Wagner (1984) menyebutkan
minimal sebesar 0,53 dan maksimal bahwa warna bercak karvon adalah
sebesar 0,94. Warna setiap bercak pada orange sampai merah-violet.
Rf yang sama juga tidak menunjukkan Berdasarkan warna bercak orange
perbedaan. Profil warna kromatogram sampai merah violet pada profil gambar
pada penampak bercak Anisaldehida 1 pada pada tanaman Mentha spicata L
H2SO4 mulai dari Rf yang terkecil yaitu hidroponik dan konvensional dengan

153
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

Rf3 0,81 dan Rf4 0,94 diduga keduanya atsiri Mentha spicata pada kedua sistem
adalah senyawa karvon. Bercak dengan tanam tersebut. Perbedaan yang
Rf2 0,63 dan Rf1 0,53 diduga senyawa ditemukan adalah pada intensitas warna
monoterpen alkohol/ester yaitu mentol Rf3 pada tanaman Mentha spicata L
karena warna bercak biru menunjukan konvensional lebih tajam dibanding
mentol (Stahl, 1985). Secara kualitatif dengan Mentha spicata L hidroponik.
tidak ada perbedaan kandungan minyak

Gambar 2. Profil kromatogram minyak atsiri dengan visualisasi sinar UV254 dan sinar
tampak pada Mentha spicata L sistem tanam hidroponik (a) dan konvensional (b)

Perbedaan Kadar4 Miyak Atsiri statistik Independent T-test 4menunjukan


Tanaman Mentha spicata L tidak adanya perbedaan kadar yang
3
3
Hidroponik dan Konvensional bermakna dari kedua sistem tanam
Hasil pengukuran kadar minyak tersebut, seperti data yang terlihat pada
2 2
atsiri yang diperoleh baik hidroponik Tabel 3. Pada penampak bercak
maupun konvensional 1 menunjukkan Anisaldehida H2SO4 rata-rata 1 sama
perolehan rata-rata 0,0326 % dan mulai dari Rf yang terkecil yaitu biru-
0,0323 %. Analisis menggunakan ungu, kuning-orange dan merah.

Tabel 3. Hasil pengukuran kadar minyak atsiri Mentha spicata L


Perbedaan Sistem Tanam
Data Hidroponik Konvensional
1 2 3 1 2 3
Bobot Bahan Segar(gram ) 1000 1000 1000 1000 1000 1000
Bobot Minyak ( gram ) 0,33 0,33 0,32 0,33 0,33 0,31
Kadar Minyak ( % ) 0,033 0,033 0,032 0,033 0,033 0,031

Rerata Kadar Minyak Atsiri (%) 0,0326 % 0,0323 %

154
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

SIMPULAN
Morfologi Mentha spicata L Lawrence, B. M. (2006). Mint The
dengan sistem tanam hidroponik lebih Genus Mentha. United States: CRC
baik dibanding dengan sistem tanam Press.
konvensional dari ukuran batang dan
daun yang lebih besar, namun dari Michael W, Pelter. (2008). Analysis of
warna daun tanaman konvensional lebih Peppermint Leaf and Spearmint Leaf
baik karena memiliki warna hijau lebih Extracts by Thin-Layer
pekat Chromatography, Department of
Profil kromatogram minyak atsiri Chemistry and Physics, Purdue
Mentha spicata L dengan sistem tanam University Calumet, Hammond.
hidroponik dan konvensional tidak
memperlihatkan perbedaan bermakna Pracaya. (2007). Hama dan Penyakit
pada jumlah bercak,warna dan Rf Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
namun teridentifikasi warna salah satu
bercak yang diduga senyawa menthol Roslani, R. P. (2016). Lahan pertanian
lebih tajam pada tanaman konvensional. di Indonesia hanya 33 persen.
Kadar minyak atsiri Mentha diakses dari
spicata L hidroponik konvensional tidak https://www.viva.co.id/arsip/853182-
memiliki perbedaan bermakna. lahan-pertanian-di-indonesia-hanya-
33-persen
UCAPAN TERIMA KASIH
Tim peneliti mengucapkan terimakasih Roidah, I.,S., (2014). Pemanfaatan
kepada Lembaga Layanan Pendidikan Lahan Dengan Menggunakan Sistem
Tinggi Wilayah V yang telah mendanai Hidroponik. Jurnal Universitas
penelitian ini Tulungagung Bonorowo.Vol 1 No.2 :
43-48
DAFTAR PUSTAKA
Alviani, P. (2016) Bertanam Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia
Hidroponik Untuk Pemula. (2nd Minyak Atsiri. Yogyakarta:
edition). Jawa Barat: Bibit Publisher Universitas Gadjah Mada Press.
Depok.
Sgherri, C. (2010). Antioxidant activity
Ihsan. (2016). Penyebab daun kuning and nutraceuticals in basil Ocimum
tanaman hidroponik dan solusinya. basilicum cv grown in hydroponics
Urban Hidroponik. diakses dari and soil, Food Chemistry:
Http://www.Urbanhidroponik.com/2 123(2):416-422
016/04/penyebab-daun-kuning-
tanaman-hidroponik-dan-
solusinya.html

155
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

Stahl, E., (1985) Analisis Obat Secara


Kromatografi dan Mikroskopi.
Bandung: ITB Press.

Tjitrosoepomo, G. (1989). Morfologi


Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Wagner. H.,Bladt. S., and Zgainski,


E.M. (1984). Plant Drug Analysis: A
Thin Layer Cromatography Atlas
(Th. A. Scoot Springer Verlag,
Trans). Berlin Heidelberg New York
Tokyo.

156

Anda mungkin juga menyukai