Anda di halaman 1dari 5

A.

Manifestasi Klinis
Pasien dengan fraktur Monteggia biasanya datang dengan keluhan pembengkakan pada siku,
deformitas, krepitasi, serta rasa nyeri yang menyertai pergerakan dari siku terutama pada gerakan
supinasi dan pronasi. Pemeriksaan neurovaskular yang teliti sangat penting untuk dilakukan
karena cedera nervus terutama nervus radialis dan posterior interosseus nerve (PIN) sangat sering
terjadi. Cedera neurovascular ini terutama terjadi pada fraktur Monteggia tipe II berdasarkan
klasifikasi Bado. Deformitas dari ulna biasanya nampak sangat jelas, akan tetapi dislokasi dari
caput radii biasanya tersamarkan oleh bengkak yang terjadi pada pasien. Petunjuk penting yang
dapat kita gunakan sebagai patokan adalah nyeri pada sisi lateral dari siku. Pergelangan tangan
dan tangan juga harus diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya cedera dari nervus radialis.

B. Diagnosis Monteggia Fracture


1. Anamnesis
a. Riwayat trauma.
b. Rasa nyeri pada lengan bawah.
c. Bengkak pada lengan bawah.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri tekan.
b. Tampak deformitas.
c. Periksa kompartemen sendi.
d. Periksa apakah ada gangguan neurovaskular.
3. Pemeriksaan Penunjang (Rontgen AP dan Lateral meliputi wrist joint dan elbow joint)

Gambar ... Monteggia Fracture. Tampak pada gambaran radiologi forearm fraktur pada
tulang ulna disertai dislokasi tulang radius proksimal.

Pemeriksaan radiologis X-Ray posisi AP dan lateral dari regio antebrachii sangat diperlukan
dengan menampakkan secara jelas elbow joint dan wrist joint. Pemeriksaan posisi oblique
dapat membantu lebih jauh dalam mendiagnosis. Untuk mendiagnosis dislokasi caput radii
yang agak samar kita perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana gambaran radiologis
normal dari os radius. Pada keadaan normal seharusnya garis khayal yang ditarik dari caput
radii dan shaft harus selalu sejajar dengan capitellum. Pada posisi supinasi lateral, garis
khayal tangensial terhadap caput radii anterior dan posterior harus menempel pada
capitellum.

C. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Tatalaksana nyeri dilakukan sedini mungkin. Apabila terjadi fraktur terbuka, status imunisasi
tetanus pasien harus ditentukan dan harus segera diberikan antibiotik intravena. Luka terbuka
harus diirigasi dengan larutan saline steril dan ditutup dengan kasa yang steril dan lembab.
Caput radius harus direduksi di ruangan gawat darurat apabila memungkinkan. Pada pasien
pediatrik harus dilakukan segera operasi reduksi tertutup dan pemasangan splint. Reduksi
tertutup pada anak-anak lebih mudah apabila dilakukan dibawah anestesi umum atau
pengaruh sedatif. Ketamin 1-2 mg/kg IV atau 3-4 mg/kg IM merupakan sedatif pilihan. Foto
Roentgen
diperlukan untuk melihat anatomi dari reduksi fraktur dan hubungan antara sendi
radiohumeroulnar. Posisi siku pada saat immobile tergantung dari garis fraktur. [1,2,3,4]
Perawatan nonoperatif berhasil pada kebanyakan fraktur Monteggia pada anak-anak
karena [1,2,3,4] :
1) Sebagian besar fraktur merupakan fraktur yang stabil
2) Waktu yang dibutuhkan oleh tulang dan ligamen untuk pulih dari kecederaan lebih
singkat
3) Anak-anak jarang mengalami kesukaran pergerakan akibat kekakuan, meskipun
adanya
immobilisasi dari fraktur selama masa pemulihan awal antara 3-6 minggu
4) Adanya potensi remodeling dari sisa deformitas angular ringan (< 10 o )

1.2 TERAPI OPERASI


Penatalaksanaan awal yang dilakukan adalah mereduksi dislokasi caput radialis dan
pemasangan splint pada fraktur. Jika tidak, konsultasi ke ahli bedah ortopedik dilakukan
segera
untuk melakukan reduksi caput radius. Reduksi ulna dilakukan terlebih dahulu sebelum
dilakukan reduksi caput radius. Jika terdapat fraktur terbuka, operasi dilakukan secara
elektif.

Pada dewasa, biasanya harus dilakukan tindakan operasi. Sedangkan pada anak dilakukan
secara
reduksi tertutup. [1,3,4,5]
Pada anak yang dilakukan adalah reduksi tertutup dari ulna. Jika caput radius
masih belum bisa direduksi dengan memperbaiki ulna, reduksi ulna lanjutan bisa
dilakukan dengan supinasi forearm dan tekanan langsung pada caput
radius biasanya berhasil.
Ketika caput radius secara anatomis tidak bisa direduksi, memanipulasi sendi dan
kapsulnya
dengan memperbaiki ligamentum anular bisa dilakukan. [1,3,4,5]
Pada orang dewasa operasi sangat direkomendasikan. Reduksi terbuka disertai dengan
kompresi menggunakan plate pada ulna secara umum dan diikuti dengan reduksi
secara tidak langsung pada tulang radius. Jika reduksi secara langsung tidak bisa
tercapai maka
reduksi terbuka juga harus dilakukan. Jika caput radius tetap tidak
stabil pertahankan selama
kurang lebih 6 minggu dalam posisi supinasi. Jika caput radius
stabil setelah reduksi baik terbuka
ataupun tertutup, lakukan gerakan aktif dengan hinged elbow orthosis menjaga forearm
dalam posisi supinasi. Lindungi lengan sampai sembuh. Jika anterior dislokasi dan
reduksi
tertutupnya tidak stabil. [1,2,7,8]

a) Preoperatif
Pasien dengan fraktur-dislokasi lengan bawah harus distabilisasi jika terdapatnya cedera
yang lebih berat. Obat anti nyeri harus diberikan pada masa peri opeatif, dan lengan yang
cedera
harus dipasang splint panjang untuk menurunkan kemungkinan cedera lanjut dan nyeri.
[1,2,6]

b) Intraoperatif
Setelah pemberian analgesik dan sedasi adekuat, reduksi tertutup dari caput radius dapat
dilakukan dengan traksi distal dan tekanan langsung keatas caput radius. Ini dapat
dilakukan di
instalasi gawat darurat atau di kamar operasi. Tehnik terbuka harus dipertimbangkan jika
fraktur
ulna tidak dapat direduksi atau disertai fraktur radius. [1,2,6]
Setelah stabilisasi ulna, stabilitas dari caput radius dinilai menggunakan floroskopi
intraoperasi. Foto rontgen harus diambil, dan splint posterior dipasang dengan
immobilisasi siku

dalam keadaan fleksi 90 o dan posisi supinasi untuk cedera tipe I, III, IV. Tipe II
sebaiknya
dipasang splint dengan cara yang sama tetapi dengan siku fleksi 70 o untuk mencegah
subluksasi
caput radius. Jika caput radius tidak dapat direduksi, harus diperiksa kembali reduksi dan
posisi
ulna. Jika caput radius tidak stabil setelah fiksasi ulna, siku harus dipasang splint dengan
posisi
supinasi. [1,2,6]
c) Post-operatif
Follow up dilakukan untuk memeriksa keadaan luka dan membuka jahitan tergantung
dari cedera jaringan lunak dan perawatan operasi. Jika dilakukan fiksasi rigid dan sendi
radiocapitellar tetap stabil, pasien dirujuk untuk memulakan latihan range-of-motion
(ROM)
dibawah pengawasan ahli fisioterapi. [1,2,6]
Pasien dengan kecederaan yang stabil dapat dipasangkan braces ROM selama 6-8
minggu. Pada pasien dengan cedera yang tidak stabil harus tetap dipasang cast
immobilization
sehingga stabilitas dicapai setelah 4-6 minggu. [1,2,6]

D. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul akibat terjadinya fraktur Monteggia yaitu:
1. Cedera nervus Cedera nervus dapat terjadi disebabkan oleh manipulasi berlebihan dari
dislokasi radius baik pre maupun intraoperatif. Selalu lakukan pemeriksaan fungsi nervus
setelah melakukan tindakan. Lesi biasanya berupa neurapraxia yang sebenarnya akan sembuh
sendiri.
2. Malunion Meskipun ulna telah tereduksi sempurna namun tetap saja masih memungkinkan
caput radii masih mengalami dislokasi sehingga membatasi gerak fleksi sendi siku. Pada
anak-anak, caput radii harus direduksi dan dilakukan operasi lanjutan untuk mengoreksi
malalignment dari ulna agar reduksi yang sempurna tercapai. Pada orang dewasa, osteotomi
dari os ulna atau eksisi dari caput radii mungkin diperlukan.
3. Non-union Non-union dari ulna harus ditangani dengan pemasangan plat serta bone graft.

E. Prognosis
Pada tahun 1991, Anderson dan Mayer menggunakan beberapa kriteria untuk mengevaluasi
farktur pada lengan bawah sebagai berikut:
1. Excellent: bila kehilangan penyatuan sendi siku kurang dari 10o serta fleksi/ekstensi
pergelangan tangan dan kehilangan rotasi lengan bawah kurang dari 25o .
2. Memuaskan: bila kehilangan penyatuan sendi siku kurang dari 20o serta fleksi/ekstensi
pergelangan tangan dan kehilangan rotasi lengan bawah kurang dari 50o .
3. Tidak memuaskan: bila kehilangan penyatuan sendi siku lebih dari 30o serta fleksi/ekstensi
pergelangan tangan dan kehilangan rotasi lengan bawah lebih dari 50o .
4. Gagal: malunion, nonunion atau kronik osteomielitis.
Nyeri, disfungsi saraf dan deformitas adalah faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
mengevaluasi dari terapi fraktur-dislokasi Monteggia. Fraktur Monteggia tipe II adalah tipe
fraktur yang berhubungan dengan dislokasi ulnohumeral yang memiliki kemungkinan memiliki
hasil skor dengan cacat yang lebih besar dibandingkan mereka yang tanpa dislokasi ulnohumeral.
F. Kesimpulan
Fraktur Monteggia merupakan fraktur dengan dislokasi pada regio antebrachium yang sering
tidak terdiagnosis secara holistik sehingga menyebabkan penanganan yang dilakukan tidak
maksimal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kalangan klinisi dalam menangani kasus
tersebut. Untuk itu perlu diketahui lebih jauh mengenai dasar diagnosis yang tepat dari fraktur
Monteggia, mulai dari gejala klinis, pemeriksaan penunjang, serta tatalaksana yang tepat.

DAPUS
Brant W.E., Helms C.A., Fundamentals of Diagnostic Radiology, 3rd Edition. [Textbook of
Radiology]. Lippincott Williams & Wilkins. 2007.
Art of Therapy. Fakultas Kedokteran UGM. 2008. Page 435-436.
Clinical Practice Guidelines : Monteggia fracture-dislocations – Emergency. [cited on May 30,
2013]. Available from:
http://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/fractures/Monteggiafr acture.
Putigna F, Gellman H. Monteggia Fracture. Medscape Article. [database on the medscape] 2012.
[cite on May 29, 2013]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1231438-
overview#showall.
Egol KA, Koval KJ, Zuckerman JD. Handbook of fractures. Lippincott Williams & Wilkins; 2010.

Solomon L, Warwick DJ, Nayagam S. Apley and Solomon’s concise system of orthopaedics and trauma.
CRC Press; 2014.

Anda mungkin juga menyukai