Anda di halaman 1dari 31

FRAKTUR

MONTEGGIA

OLEH: dr. ADE HANNY M KAINAMA

PEMBIMBING
Prof DR. dr,DJUFRI LATIEF,SpB,SpOT
FINACS
 Fraktur monteggia diperkenalkan
oleh Giovanni monteggia 1814
sebagai fraktur 1/3 proksimal ulna
disertai dislokasi anterior kaput
radius
 Bado mendefinisi ulang lesi
monteggia sebagai fraktur ulna pada
berbagai lesi disertai dislokasi
radiohumeroulnar joint
 Insidensi meliputi 5 % dari
keseluruhan fraktur lengan bawah
 Bado tipe I paling sering (59%)
diikuti Tipe III 26% Tipe II 5%
TipeIV 1%
 Fraktur dapat terbuka atau tertutup
 Ditemukan pada umur termuda 4
tahun
 60-70% terjadi di proksimal dan
sepertiga medial
LAPORAN KASUS
 Laki – laki umur 40 tahun masuk rumah sakit
dengan keluhan lengan bawah sebelah kanan
sulit digerakkan disertai nyeri akibat terjatuh dari
motor kurang lebih satu jam lalu. Mekanisme
trauma penderita mengendarai motor kemudian
kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke got .
Tangan penderita terbentur pada tepi got. Pada
primary survey tidak ditemukan kelainan . pada
secondary survey ditemukan deformitas pada
daerah siku dan lengan bawah ,udem , dan nyeri
tekan. ROM terbatas karena nyeri .NVD kesan
normal. Pemeriksaan lab dalam batas normal
kecuali leukosit sebesar 11.500
 Penderita di diagnosis sebagai fraktur monteggia
dekstra tipe I
 Dilakukan pemeriksaan radiologi
ditemukan fraktur pada daerah
sepertiga ulna dengan angulasi ke
anterior disertai dislokasi kaput
radius angulasi ke anterior.
Dilakukan pemasangan back slab
penderita direncanakan untuk ORIF.
HASIL PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS
 Pada hari ketiga pasca trauma
dilakukan operasi pada penderita
dengan pemasangan plate dengan
enam screw. Pasca operasi dilakukan
foto kontrol dengan hasil baik
dimana dislokasi telah tereduksi dan
segmen fraktur akseptabel. Hari
keempat penderita dipulangkan dan
disarankan untuk kontrol dipoli.
FOTO PROSEDUR OPERASI
FOTO KONTROL POST OPERASI
DISKUSI KASUS
ANATOMI RADIOHUMEROULNAR
JOINT
KLASIFIKASI FRAKTUR
MENURUT BADO
 Tipe I (atau tipe ekstensi)– Fraktur
proksimal atau 1/3 tengah ulna dan
dislokasi anterior caput radius
dengan angulasi anterior (biasanya
1/3 proksimal) dari fragmen
fraktur.
 Tipe II - Fraktur proksimal atau 1/3
tengah ulna dan dislokasi posterior
atau posterolateral caput radius
dengan angulasi posterior fragmen
fraktur.
 Jupiter dkk. menemukan empat tipe sub
grup yang berbeda dari lesi posterior
 Tipe IIA : fraktur ulna melibatkan distal
olecranoon dan prosesus koronoid
 Tipe IIB : fraktur di antara diafisis dan
metafisis ulna , distal dari koronoid
 Tipe IIC : fraktur pada diafisis
 Tipe IID : fraktur ulna meluas sepanjang
sepertiga proksimal hingga pertengahan
ulna
 Tipe III – Fraktur metafisis ulna
dengan dislokasi lateral atau
anterolateral caput radius disertai
angulasi ulna ke arah yang sama
dengan fraktur ulna tepat di distal
prosessus koronoid.
 Tipe IV – Fraktur proksimal atau
1/3 tengah radius (sebelah distal
tuberositas bisipitalis) dan ulna
pada tingkat yang sama disertai
dislokasi anterior caput radius dan
angulasi ke arah yang sama.
Fraktur Monteggia pada anak
didasarkan pada tipe trauma
ulna sebagai berikut
 Plastic Deformation (lengkungan anterior)
 Incomplete (anterior greenstick atau buckle)
 Dislokasi anterior caput radius dengan angulasi
apex anterior
 Nearly complete greenstick atau one associated
with a radial fracture (Bado tipe IV)
 Complete transverse atau short oblique
 Long oblique atau comminuted
MEKANISME TRAUMA
 Tipe I : trauma dihasilkan dari gaya
pronasi pada lengan bawah
 Tipe II :akibat jatuh terjatuh dengan
tangan terulur dengan siku fleksi kira –
kira 60˚dan lengan bawah pronasi kira-
kira 30˚
 Tipe III : disebabkan oleh trauma primer
pada siku oleh gaya abduksi
 Tipe IV : Mekanisme trauma disebabkan
karena adanya forced pronasi
DIAGNOSIS
 Gejala klinis berupa: nyeri pada siku,ROM
terbatas, udem,deformitas,krepitasi,
parestesia
 Dislokasi caput radius dapat dipalpasi
pada posisi anterior, posterior, atau
anterolateral. Pada lesi tipe I dan IV,
caput radius dapat dipalpasi pada fossa
antecubiti. Caput radius dapat dipalpasi
dari arah posterior pada lesi tipe II dan
dari arah lateral pada lesi tipe III.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
 Melihat lengan bawah pada bidang ortogonal (bidang
dengan sudut 900 satu dengan lainnya) termasuk sendi
pergelangan tangan dan siku.
 Pemeriksaan juga harus dilakukan untuk menilai sendi
proksimal radioulnaris, artikulasi ulnahumeral, dan sendi
radiocapitellar.

 Menilai sendi radiocapitellar gambarkan sebuah garis


paralel terhadap aksis panjang radius. Garis ini harus
terfokus langsung pada capitulum pada proyeksi apapun
dari siku. Sebuah garis yang ditarik melalui tangkai dan
caput radius harus menyentuh capitellum pada posisi
apapun baik fleksi maupun ekstensi siku jika caput radius
berada tepat pada tempatnya. Dislokasi caput radius
hampir selalu terfokus ke arah yang sama pada apex
fraktur ulna.
PENATALAKSANAAN
 Tergantung pada usia dan tipe fraktur
 fraktur pediatrik dapat dikelola secara
konservatif dengan reduksi tertutup dan
gips lengan.
 fraktur pada orang dewasa memerlukan
reduksi terbuka dan teknik fiksasi internal
 Dislokasi caput radius harus direduksi
secara darurat. Reduksi tertutup di bawah
sedasi harus dilakukan dalam 6-8 jam
post trauma
Untuk mendapatkan hasil yang baik
maka diperlukan :
 Fiksasi anatomik yang rigid pada ulna
yang fraktur, dan pemakaian bone graft
jika diperlukan
 Reduksi anatomik pada kaput radius
 Imobilisasi yang adekuat pada fraktur
yang unstable dan mobilisasi awal pada
fraktur yang stabil
 Richard dan corley,Jr. Menambahkan
metode penanganan juga ditentukan oleh
keakuratan diawal diagnosis.
Waktu operasi

 Fraktur Monteggia sebaiknya


ditangani sebagai sesegera mungkin
reduksi tertutup dapat dilakukan di
unit gawat darurat dan operasi
direncanakan sesegera mungkin
Posisi penderita
 Fraktur dapat dicapai dengan lengan penderita
dalam keadaan ekstensi diatas hand table dan
penderita dalam posisi supine. Tetapi lebih baik
menempatkan pasien dalam posisi lateral
dekubitus sehingga bahu juga dapat dimanipulasi
. hal ini memungkinkan akses yang lebih luas
hingga keseluruhan lengan , manipulasi yang
lebih luas serta akses ke siku dan bahu dapat
dicapai. Jika ditemukan fraktur pada radius akses
hanya dapat dicapai dengan pronasi atau supinasi
lengan bawah. Pemeriksaan foto anteroposterior
dan lateral pada siku dapat dengan mudah
dilakukan jika diperlukan
Insisi
 Insisi sebagaimana insisi pada fraktur ulna
lainnya . keseluruhan ulna dapat teraba
pada daerah subkutis .insisi dibuat linear
sepanjang tepi ulna
 Permukaan posterior ulna dapat dicapai
dengan insisi melalui kulit , fascia dan
periosteum dibagian tersebut.
 Approach pada sepertiga proksimal ulna
dan seperempat proksimal radius dapat
dicapai melalui tehnik Boyd dengan
resiko mencederai cabang n. radialis yang
lebih minimal.
FOLLOW UP PERAWATAN
 Ahli bedah harus memastikan stabilitas kaput
radius
 Evaluasi nyeri,disfung saraf,dan deformitas
kosmetik
 Latihan gerakan dapat dilakukan 6-8 minggu.
 Luka yang tidak stabil harus tetap dalam
immobilisasi gips sampai stabilitas tercapai 4-6
minggu.
 Balutan dan bebat diganti 5-7 hari. Gips dengan
fleksi 90 derajat harus ditempatkan.
 Follow-up radiologis pada minggu 2, 4, dan 6
direkomendasikan untuk mengawasi
penyembuhan dan penyatuan fraktur.
KOMPLIKASI
 Infeksi
 Malunion dan nonunion.
 Trauma saraf, sebagian besar trauma
saraf adalah neuropraksis, dan fungsi
biasanya kembali dalam 1-6 bulan.
Eksplorasi bedah dapat dilakukan jika
fungsi saraf tidak kembali dalam 2-3 bulan
 nyeri kronik
 Beberapa komplikasi berkurang dengan
diagnosis tepat pada waktunya, reduksi
yang adekuat, fiksasi bedah yang stabil,
dan perawatan postoperasi yang sesuai
PROGNOSIS
menurut Anderson
 Baik sekali – Union dengan kehilangan
fleksi/ekstensi elbow joint dan wrist joint kurang
dari 100
 Memuaskan – Union dengan kehilangan
fleksi/ekstensi elbow joint dan wrist joint kurang
dari 200, kehilangan rotasi lengan bawah kurang
dari 50%
 Tidak memuaskan – Union dengan kehilangan
fleksi/ekstensi elbow joint dan wrist joint kurang
dari 300, kehilangan rotasi lengan bawah lebih
dari 50%
 Gagal – Malunion, nonunion, atau osteomyelitis
kronik.
 Pada kasus yang dilaporkan mekanisme
trauma berupa pukulan langsung
dimana lengan penderita terbentur
pada tepi got sehingga mengakibatkan
fraktur di pertengahan ulna
 Berdasarkan klasifikasi dari Bado maka
penderita diklasifikasikan dalam Bado
tipe I dimana gambaran fraktur berupa
fraktur daerah ulna disertai angulasi
kaput radius kearah anterior
 penanganan berupa reduksi anatomis
dengan cara supinasi penuh lengan
bawah dan dilakukan traksi
longitudinal, siku kemudian di
fleksikan 90º untuk mengistirahatkan
otot biseps dan kaput radius direposisi
dengan penekanan langsung secara
manual di anterior tulang . angulasi
ulna direduksi dengan tekanan manual
kuat. Fiksasi dilakukan dengan plat
sebanyak 6 hole
THANK YOU

SUB BAGIAN ILMU BEDAH ORTHOPEDIC & TRAUMATOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR AGUSTUS 2010

Anda mungkin juga menyukai