Anda di halaman 1dari 7

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT MALARIA

Disusun Oleh :

1. Devi Arifatin G 1408.13251.168


2. Ilmi Wido Listyani 1408.13251.171

Program Studi S1 Kesehatan Lingkungan


STIKES Widyagama Husada
Malang
2015
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT MALARIA

1. Tahap Pre-patogenesa
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium Sp
ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Penyakit ini masih menjadi masalah utama
kesehatan di Indonesia karena menyebabkan kesakitan dan kematian. Malaria
merupakan salah satu penyakit yang tak pernah hilang serta menunjukkan
peningkatan kasus di beberapa negara. Siklus hidup semua spesies parasit
malaria pada manusia adalah sama yaitu mengalami stadium-stadium yang
berpindah dari vektor nyamuk ke manusia dan kembali ke nyamuk. Terdiri dari
siklus seksual yang berlangsung pada nyamuk anopheles, dan siklus seksual
yang berlangsung pada manusia yang terdiri dari fase eritrosit dan fase yang
berlangsung di dalam parenkim sel hepar.
Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam parasit malaria yaitu:
1. Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika yang sering
menyebabkan malaria yang berat.
2. Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana.
3. Plasmodium malaria penyebab malaria quartana.
4. Plasmodium ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, karena
umumnya banyak kasu snya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat.
Penularan penyakit malaria dapat terjadi melalui:
a. Penularan secara alamiah (natural infection)
penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles. Bila nyamuk
anopheles mengigit orng yang sakit malaria, maka parasit akan ikut
terhisap bersama darah penderita. Dalam tubuh nyamuk, parasit tersebut
berkembang biak. Sesudah 7-14 hari apabila nyamuk tersebut mengigit
orang sehat, maka parasit tersebut akan di tularkan ke orang tersebut. Di
dalam tubuh manusia parasit akan berkembang biak, menyerang sel-sel
darah merah. Dalam wktu kurang lebih 12 hari, orang tersebut akan sakit
malaria
b. Penularan yang tidak alamiah.
1) Malaria bawaan (congenital).
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita
malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau placenta.
2) Secara mekanik.
Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik.
Penularan melalui jarum suntik yang tidak steril lagi. Cara penularan
ini pernah dilaporkan terjadi disalah satu rumah sakit di Bandung pada
tahun 1981, pada penderita yang dirawat dan mendapatkan suntikan
intra vena dengan menggunakan alat suntik yang dipergunakan untuk
menyuntik beberapa pasien, dimana alat suntik itu seharusnya dibuang
sekali pakai (disposeble).
3) Secara oral (Melalui Mulut).
Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam
(P.gallinasium) burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi).

Gambar 1. Siklus penularan penyakit malaria

2. Tahap Pre-Simptomatik
Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa: kelesuan,
malaise, sakit kepala, sakit belakang, nyeri pada tulang/ otot, anoreksia, perut
tak enak, diare ringan, dan kadang-kadang merasa dingin di punggung.
Keluhan prodromal sering terjadi pada P.Vivax, dan ovale. Sedangkan pada
P.Falciparum dan malariae keluhan prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat
mendadak.
3. Tahap Patogenesa
a. Tahap inkubasi
masa inkubasi bervariasi pada masing-masing plasmodium. Pada P. vivax
sub spesies P. Vivax multinucleatum sering dijumpai di Cina tengah
memiliki masa inkubasi yang lebih panjang 312-323 hari dan sering relsps
setelah infeksi primer. Masa inkubasi pada pada inokulasi darah lebih
pendek dari infeksi sporozoit. Penularan melalui suntikan sub-kutan
memberikan masa inkubasi lebih panjang dibandingkan intra-muskuler;
dan suntikan intra-vena masa inkubasi paling pendek. Pada strain di daerah
dingin inkubasi lebih panjang. Masa inkubasi terpendek yaitu di afrika,
yaitu tiga hari.
b. Tahap penyakit dini
gejala malaria yaitu terjadinya “Trias Malaria” secara berurutan:
1) Periode Dingin
Mulai menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering membungkus
diri dengan selimut atau sarung, dan saat menggigil sering seluruh
badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai seperti orang
kedinginan.
2) Periode Panas
Penderita muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas
badan tetap tinggi mencapai 400C atau lebih, respirasi meningkat, nyeri
kepala, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah menurun),
pada anak-anak terjadi kejang. Periode ini lebih lama daripada fase
dingin, dapat sampai dua jam atau lebih, diikuti dengan keadaan
berkeringat.
3) Periode Berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti oleh seluruh tubuh,
sampai basah, temperatur turun, penderita merasa lelah dan sering
tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan
pekerjaan biasa.
Trias malaria ini secara keseluruhan dapat berlangsung 6-10 jam, lebih
sering terjadi infeksi pada P.Vivax, pada P.Falciparum menggigil dapat
berlangsung berat ataupun tidak ada

c. Tahap penyakit lanjut


Dikenal beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria yaitu:
1) Serangan primer
Yaitu mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai terjadi serangan
paroksimal yang terdiri dari dingin/ menggigil; panas dan berkeringat.
Serangan paroksimal ini dapat pendek atau panjang tergantung dari
perbanyakan parasit dan keadaan imunitas penderita.
2) Periode laten
Yaitu periode tanpa gejala dan tanpa parasitema selama terjadinya
infeksi malaria. Biasanya terjadi diantara dua keadaan paroksimal.
Periode laatent dapat terjadi sebelum serangan primer maupun sesudah
serangan primer dimana parasit sudah tidak ada di peredaran darah, tapi
infeksi masih berlangsung.
3) Recrudescence
Berulangnya gejala klinik dan parasitema dalam masa 8 minggu
sesudah berakhirnya serangan primer. Recrudescecne dapat terjadi
sesudah periode latent dari serangan primer.
4) Recurrence
Yaitu berulangnya gejala klinik atau parasitema setelah 24 minggu
berakhirnya serangan primer. Keadaan ini juga menerangkan apakah
gejala gejala klinik disebabkan oleh kehidupan parasit berasal dari
bentuk diluar eritrosit (hipnozoit) atau parasit dari bentuk eritrositik.
5) Relapse/ “rechute”
Ialah berulangnya gejala klinik atau parasitema yang lebih lama dari
waktu diantara serangan periodik dari nfeksi primer. Istilah relapse
dipakai untuk menyatakan berulangnya gejala klinik setelah periode
yang lama dari masa latent, sampai 5 tahun, biasanya terjadi karena
infeksi tidak sembuh oleh bentuk diluar eritrosit (hati) pada malaria
vivax atau ovale.
Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang
dan lingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya
peningkatan permeabilitas pembuluh darah daripada koagulasi
intravaskuler. Oleh karena skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit
maka akan terjadi anmia. Beratnya anemia tidak sebanding dengan
parasitema menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang
mengandung parasit.
Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan
gangguan fungsi eritrosit dan sebgaian eritrosit pecah melalui limpa
sehingga parasit keluar.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia mungkin kerena
terbentuknya antibodi terhadap eitrosit. Limpa mengalami pembesaran
dan pembendungan srta pigmentasi sehingga mudah pecah. Dalam
limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi
fsgositosis dari eritrosit yang terinfeksi msupun ysng tidak terinfeksi.
Pada malaria kronis terjadi hyperplasia disertai peningkatan makrofag.
Pada malaria berat mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan invasi
merozoit ke dalam eritrosit sehingga menyebabkan eritrosit yang
mengandung parasit mengalami perubahan struktur dan biomolekular
sel untuk mempertahankan kehidupan parasit.
d. Tahap akhir penyakit

Pada tahap akhir malaria dapat sembuh sempurna, sembuh karier atau
pembawa, dan ada juga yang meninggal dunia dikarenakan plasmodium
yang menyerang yaitu plasmodium falciparum. Jenis plasmodium ini bisa
menimbulkan kematian dan merupakan penyebab infeksi terbanyak, pada
P.Falciparum dapat menyerang ke organ tubuh dan menimbulkan
kerusakan seperti pada otak, ginjal, paru, hati dan jantung.
DAFTAR PUSTAKA

Hiswani, 2011. Gambaran penyakit dan vektor malaria di indonesia.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3760/fkm-
hiswani11.pdf?sequence=1. Diakses tnggal 28 maret 2015.

Suherman, 2013. Penyakit Malaria.


https://id.scribd.com/doc/135840792/penyakit-malaria. diakses tanggal
29 maret 2015.

Harijanto, P.N, 2000. Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis,


Dan Penanganan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai