3120 6156 1 PB PDF
3120 6156 1 PB PDF
1
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar
ABSTRAK
Pemanfaatan teknologi salah satu upaya dan solusi untuk pengembangan usaha
perikanan bagan perahu dengan alat bantu penangkapan hidroakustik untuk peningkatan
produktivitas nelayan. Teknologi hidroakustik bidang penangkapan ikan merupakan salah
satu teknologi dengan keunggulan dapat mendeteksi sumberdaya hayati laut keberadaan ikan
secara langsung dan relatif lebih akurat dari metode konvensional yang digunakan nelayan
selama ini. Penelitian dilakukan di perairan Selat Makassar pada Juni-September 2016 dengan
metode experimental fishing yakni mengikuti pengoperasian bagan perahu. Analisis dilakukan
berdasarkan produktivitas bagan perahu dengan pemanfaatan teknologi hidroakustik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa produktivitas alat tangkap yang dioperasikan dengan
menggunakan alat bantu hidroakustik meningkat dibandingkan dengan usaha penangkapan
tanpa alat bantu hidroakustik. Hasil ini diharapkan menjadi referensi untuk penelitian
pemanfaatan teknologi hidroakustik pada berbagai alat penangkapan ikan dan menjadi acuan
pemanfaatan IPTEK dalam mendukung pengembangan usaha penangkapan ikan skala kecil
secara berkelanjutan.
Kurnia dkk. 18
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
ABSTRACT
Technology utilization is one of the efforts and solutions for the development of fisheries
business of lifnet bagan with hydroacoustic tools for increased of fishermen productivity.
Fishing acoustic technology is one of the technologies with the advantages it can detect the
presence of marine and fisheries resource and relatively more accurate than conventional
methods used for these fishermen. The study was conducted in the Makassar Strait in June-
September 2016, with experimental fishing methods on the operation of liftnet bagan. The
analysis was conducted based on the productivity of boat liftnet with the use of hydroacoustic
technology. The results showed that the productivity of fishing gear which is operated by
using tools hydroacoustic increased compared to the fishing effort hydroacoustic without
tools. This result is expected to be a reference to the use of technology hydroacoustic research
on a variety of fishing gear and made reference to the use of science and technology in
supporting the development of small-scale fishing effort on an ongoing basis.
Kurnia dkk. 19
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
dan pada bagan perahu (Haruna, 2010) tinggi atau banyak berdampak positif pada
serta estimasi stok ikan pelagis di perairan peningkatan jumlah hasil tangkapan.
Bengkalis oleh Brown dan Rengi (2014) . Hal ini menjadi dasar dilakukannya
Studi ini sebagai upaya penelitian pada bagan perahu untuk
memperkenalkan metode baru dalam mengetahui pengaruh penggunaan
pengoperasian bagan perahu guna instrumen hidroakustik dalam upaya
mengefisienkan waktu operasi meningkatkan hasil tangkapannya. Hasil
penangkapan ikan dan upaya penelitian diharapkan menjadi acuan untuk
meningkatkan produksi hasil tangkapan pengembangan penelitian dan usaha
nelayan. Pemanfaatan teknologi perikanan tangkap dengan pemanfaatan
hidroakustik pada pengoperasian bagan teknologi hidroakustik.
perahu belum optimal bahkan dapat
DATA DAN METODE
dikatakan nelayan tidak mengetahui dan
Penelitian dilaksanakan di perairan
menggunakan teknologi in sebagai alat
Selat Makassar wilayah administrasi
bantu penangkapan ikan. Bagan perahu
Kabupaten Barru yang merupakan sentra
dalam pengoperasiannya menggunakan
perikanan bagan perahu menggunakan
cahaya sebagai alat bantu penangkapan
metode experimental fishing dengan
ikan yang berfungsi untuk mengumpulkan
mengikuti pengoperasian satu unit bagan
ikan (Subani, 1983) dengan sumber tenaga
perahu pada Juni-September 2016. Alat
generator (Wisudo et al. 2001).
akustik Echosounder dipasang di bagian
Informasi tentang pemanfaatan
lambung kanan kapal bagan tepat di
teknologi hidroakustik pada
tengah-tengah dengan asumsi telah
pengoperasian berbagai alat tangkap
mencakup seluruh area dibawah bagan
diperlukan untuk mengetahui sejauhmana
perahu.
teknologi penangkapan ini mempengaruhi
Pengumpulan data dilakukan dengan
efektivitas dan produktivitas suatu alat
mengikuti operasi penangkapan ikan
tangkap yang dapat meningkatkan jumlah
bagan perahu dengan menyesuaikan
hasil tangkapan. Khusus pengoperasian
kondisi dan musim penangkapan yang
bagan perahu, instrumen akustik akan
dilakukan oleh nelayan. Pengumpulan data
membantu menjawab pertanyaan yang
mencakup produksi hasil tangkapan dan
terkait dengan waktu kedatangan ikan di
kecepatan arus sebagai data pendukung.
catchable area bagan perahu. Pengetahuan
Subyek penelitian adalah produktivitas unit
waktu kedatangan ikan berperan dalam
penangkapan bagan perahu yang
membantu upaya meningkatkan efektivitas
pengoperasiannya menggunakan lampu
dan intensitas penarikan jaring alat
sebagai atraktor ikan dan teknologi akustik
tangkap. Sebagaimana hasil penelitian
sebagai alat bantu penangkapan ikan.
Kurnia dan Palo (2014) pada
Pengamatan dan perekaman data
pengoperasian bagan tancap yang
waktu kedatangan ikan dalam proses
menggunakan instrumen akustik.
penangkapan dilakukan dan dimulai sejak
Intensitas jumlah penarikan jaring yang
penyalaan lampu sampai pada persiapan
Kurnia dkk. 20
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
penarikan jaring. Pengamatan dan ikan (Wisudo et al., 2002; Sudirman dan
perekaman data menggunakan alat bantu Nessa, 2011) dan termasuk kategori light
echosounder dengan mengikuti aktivitas fishing (Nadir, 2000; dan Deviani, 2010).
penarikan jaring yang dilakukan nelayan Pengoperasian alat tangkap yang
dalam setiap trip penangkapan. menggunakan cahaya (Subani, 1983;
Pengambilan data hasil tangkapan Sudirman dan Nessa, 2011) umumnya
dilakukan dengan mencatat dan dimulai pada saat matahari mulai terbenam
menimbang hasil tangkapan setiap dan keadaan mulai gelap yang
waktuhauling. Kemudian diidentifikasi dimaksudkan untuk menarik perhatian
dengan menggunakan buku gambar ikan ikan agar berkumpul dibawah cahaya
(Allen, 2000). Pada setiap waktu hauling lampu untuk memudahkan proses
juga pengukuran kecepatan arus dan penangkapan ikan. Penggunaan jumlah
pengambilan data posisi pengoperasian dan besar intensitas cahaya lampu ini juga
alat tangkap menggunakan GPS. berpengaruh terhadap jumlah hasil
Wawancara dilakukan untuk kelengkapan tangkapan (Efendy, 1998). Jumlah lampu
data teknis alat tangkap yang digunakan. yang digunakan pada bagan perahu
Produktivitas alat tangkap dianallisis penelitian termasuk kecil apabila
secara desktiptif untuk melihat apakah dibandingkan dengan beberapa unit bagan
penerapan teknologi hidroakustik perahu yang ada. Jumlah lampu yang
memberikan pengaruh signifikan terhadap digunakan hanya 16 lampu, yang terdiri
peningkatan produksi hasil tangkapan dari 9 buah lampu berdaya 45 watt, 6 buah
bagan perahu guna pengembangan unit lampu 36 watt, dan 1 buah lampu 7 watt
usaha perikanan bagan perahu. Analisis sebagai lampu fokus dengan sumber
secara deskriptif ditampilkan melalui grafik. energi genset daya 3100. Sementara
penelitian Sudirman dkk (2003) total daya
HASIL DAN PEMBAHASAN
lampu sampai 14 – 16kW.
Karakteristik Alat tangkap dan Metode
Tahap pengoperasian bagan perahu
Pengoperasian Bagan Perahu
memiliki karakteristik tersendiri. Oleh
Bagan perahu dan rangka bagan
karena tahapan tidak seperti yang terjadi
yang digunakan pada penelitian ini
pada pengoperasian alat tangkap yang
memiliki ukuran panjang 22.0 meter, Lebar
sama. Umumnya tahapan pengoperasian
2.50 m, dan Tinggi 2 m dan digerakkan
adalah penurunan jaring, diikuti penyalaan
menggunakan mesin penggerak
lampu untuk mengumpulkan ikan dengan
berkekuatan 300 PK, atau mesin mobil
lama waktu penyalaan lampu 4-5 jam dan
Dyna TS 300, berbahan bakar solar.
terakhir proses penarikan jaring (Hariani,
Rangka bagan memiliki dimensi
2010 dan Sudirman et al., 2001).
ukuran 24 × 24 meter yang dirangkai pada
Namun di lokasi penelitian, tahapan
sisi kiri dan kanan kapal. Teknologi alat
penyalaan lampu dilakukan pertama kali
penangkapan ikan ini tergolong dalam
(jam 18.15 wita). Setelah 3-4 jam
jenis jaring angkat dan menggunakan alat
pengamatan dan menunggu
bantu cahaya lampu untuk mengumpulkan
Kurnia dkk. 21
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
Kurnia dkk. 22
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
Hasil menunjukkan bahwa ikan-ikan ikan kecil di sekitar cahaya lampu sebagai
mendatangi sumber cahaya dan mendekat makanan ikan-ikan besar.
antara pukul 18.00-20.00 wita pada kisaran Pengamatan dengan instrumen ini
kedalaman 3.00-4.00 meter. Namun, satu juga memberikan informasi bahwa pola
jam kemudian kembali menjauh dari kedatangan ikan mempunyai keragaman.
sumber cahaya pada kedalaman perairan Ikan-ikan mendatangi sumber cahaya
mendekati 5 meter. Perubahan posisi dan secara bergerombol dan soliter. Hal ini
jarak ikan dari sumber cahaya diduga terdeteksi dengan sangat jelas di monitor.
karena faktor pemenuhan kebutuhan Kedatangan ikan secara bergerombolan
fisiologi ikan terhadap cahaya. akan memberi sinyal atau alarm yang
Sebagaimana hasil penelitian Gambang cukup panjang disertai gambar yang cukup
(2003) dan Sulaiman (2006 dan 2015) tebal di monitor echosounder. Sebaliknya
bahwa ikan pelagis kecil mendatangi ikan-ikan yang datang secara soliter atau
sumber cahaya dari berbagai. Pada sendiri-sendiri cenderung memberikan
intensitas cahaya 0.1 lux, kelompok ikan alarm yang putus-putus dan gambar yang
banyak ditemukan pada strata kedalaman tipis serta sinyal berupa titik-titik yang
9-12 meter (Alam, 2002; ). Ikan mendatangi muncul di monitor echosounder yang
sumber cahaya karena faktor eksternal digunakan.
untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis Perbedaan pola dan waktu
(Gunarso, 1985); ikan tembang, teri, layang kedatangan ikan pada area penangkapan
beradaptasi penuh pada cahaya sesudah alat tangkap diperkuat oleh hasil-hasil
tengah malam (Baskoro et al, 1999; penelitian sebelumnya Gambang et al.
Tupamahu et al, 2001; Sudirman, 2003); (2003) menyatakan bahwa ikan pelagis
serta faktor makanan membuat ikan kecil terdistribusi di kedalaman 15-60 m
bergerak mencari makanan, keberadaan dan Sulaiman (2006) menemukan bahwa
Kurnia dkk. 23
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
ikan terdistribusi pada kisaran 5-10 m dan sebagai alat bantu penangkapan ikan
kisaran 20-30 meter dan ikan mendatangi memiliki keunggulan bila dibandingkan
area penangkapan secara langsung ke dengan bagan perahu yang tidak
sumber cahaya dan ada yang hanya berada memanfaatkan teknologi hidroakustik
di sekitar sumber cahaya. sebagai alat bantu penangkapan ikan.
Namun perlu diperhatikan pula Pemanfaatan teknologi hidroakustik
bahwa faktor perbedaan ekosistem dan pada pengoperasian bagan perahu
habitat suatu perairan dan perubahan memegang peranan yang cukup signifikan.
faktor oseanografi yang dapat terjadi Hal ini disebabkan jumlah hasil tangkapan
setiap waktu menjadi hal mendasar yang yang meningkat positif dengan adanya alat
mempengaruhi produktivitas dan bantu penangkapan hidroakustik
keberhasilan pengoperasian alat (echosounder: frekuensi 50 dan 200 kHz.)
penangkapan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Namun perlu diperhatikan pula jumlah hasil tangkapan berbeda antara
bahwa faktor perbedaan ekosistem dan bagan perahu yang menggunakan alat
habitat suatu perairan dan perubahan bantu echosounder dengan yang tidak
faktor oseanografi yang dapat terjadi menggunakan alat bantu tersebut.
setiap waktu menjadi hal mendasar yang Gambar 3 menunjukkan dengan jelas
mempengaruhi produktivitas dan bahwa perbedaan jumlah hasil tangkapan
keberhasilan pengoperasian alat antara dua bagan perahu yang
penangkapan ikan. menggunakan dan tidak menggunakan
alat bantu echosounder. Hasil yang
Pengaruh Teknologi Hidroakustik pada
ditampilkan ini adalah hasil tangkapan
Hasil Tangkapan
yang diperoleh setiap hauling dengan total
Pengoperasian bagan perahu yang
35 kali hauling.
memanfaatkan teknologi hidroakustik
Kurnia dkk. 24
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
Penarikan jaring (Hauling) ke-i
Gambar 2. Perbandingan hasil tangkapan bagan perahu dengan dan tanpa echosounder
Kurnia dkk. 25
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
Kurnia dkk. 26
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
0.060
0.050
0.040
0.030
0.020
0.010
0.000
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58
Trip penangkapan
Gambar 3. Produktivitas bagan perahu selama penelitian berdasarkan hauling
Kurnia dkk. 27
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
Kurnia dkk. 28
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
dibutuhkan untuk pengembangan usaha Hariani. 2010. Distribusi Cahaya dan Pola
perikanan tangkap dan upaya Distribusi Ikan Pada Bagan Perahu
memasyarakatkan teknologi masih perlu di Perairan Makassar. Skripsi
ditingkatkan. Fakultas Ilmu kelautan dan Perikanan.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih Haruna, 2010. Distribusi Cahaya Lampu
kepada semua pihak yang telah membantu dan Tingkah Laku Ikan pada
kelancaran kegiatan penelitian ini. Proses Penangkapan Bagan
Terkhusus kepada Kementerian Riset, Perahu di Perairan Maluku
Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI melalui Tengah. Jurnal Amanisal PSP FPIK
Dirjen Pendidikan Tinggi yang memberikan UNPATTI Ambon, Vol.1, No.1., Mei
Hibah Penelitian pada Skim Penelitian 2010: 22-29
Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) 2016.
Kurnia, M. dan M. Palo, 2014. Pemanfaatan
DAFTAR PUSTAKA Teknologi Hidroakustik dalam
Allen, G., 2000. Marine Fishes of South – Peningkatan Produktivitas Bagan
East Asia. A Field Guide for Tancap Di Perairan Selat Makassar.
Anggers and Divers. Periplus. Laporan Akhir Penelitian SKIM
Singapura. 292 hlm IPTEKS 2014. Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Pada Masyarakat
Brown, A. and P.Rengi, 2014. Pelagic Fish Universitas Hasanuddin.
Stock Estimation by Using The
Hydroacoustic Method in Lalogau, M.Y., 2013. Manajemen dan
Bengkalis Regency Waters. Berkala Operasi Bagan Perahu di Desa
Perikanan Terubuk, Februari 2014: Tonyaman Kecamatan Binuang
21-34. Kabupaten Polewali Mandar.
Laporan Praktek Kerja Lapang (tidak
Deviani, E. 2010. Performance Selektifitas dipublikasi). Program Studi
Alat Tangkap Bagan Perahu di Pemanfaatan Sumberdaya
Perairan Makassar. Skripsi. Fakultas Perikanan. Universitas Hasanuddin.
Ilmu kelautan dan Perikanan.
Universitas Hasanuddin. Makassar. Manik, H.M., 2009. Pengembangan
Teknologi Akustik Bawah Air
Efendy, M., 1998. Pengaruh Jumlah dalam Eksplorasi dan Kuantifikasi
Lampu terhadap Komposisi dan Stok Ikan untuk Pemanfaatan
hasil tangkapan Bagan Perahu di Sumberdaya Pangan Kelautan.
Perairan Teluk Jawur, Jepara Jawa Prosiding Seminar Hasil-Hasil
Tengah. Skripsi Program STudi Penelitian Institut Pertanian Bogor
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan tahun 2009.
Fakultas Perikanan ITB, 43 hal.
Monintja, D. R., 1987. Beberapa Teknik
Pilihan untuk Pemanfaatan
Kurnia dkk. 29
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
Sudirman dan M. N.Nessa. 2011. Sulaiman, M., I. Jaya, dan M.S. Baskoro,
Perikanan Bagan dan Aspek
2006. Studi Tingkah Laku Ikan
Pengelolaannya. Penerbit pada Proses Penangkapan dengan
Universitas Muhammadiyah Malang. Alat Bantu Cahaya: Suatu
234 hal. Pendekatan Akustik. Jurnal Ilmu
Kelautan, Maret 2006. Vol.11 (1): 31-
Sudirman, M.S.Baskoro, A.Purbayanto,
36.
D.R.Monintja, dan T.Arimoto, 2001.
Review on Bagan Rambo (Large-
Kurnia dkk. 30
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X
Kurnia dkk. 31