Anda di halaman 1dari 14

Jurnal IPTEKS PSP, Vol.

4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIDROAKUSTIK UNTUK


PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN BAGAN PERAHU

UTILIZATION OF HYDROACOUSTIC TECHNOLOGY FOR FISHERIES


BUSINESS DEVELOPMENT OF BOAT LIFTNET
Muhammad Kurnia1), Sudirman1), Alfa F.P. Nelwan1)

1
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar

Diterima: 8 Februari 2017; Disetujui : 6 Maret 2017

ABSTRAK

Pemanfaatan teknologi salah satu upaya dan solusi untuk pengembangan usaha
perikanan bagan perahu dengan alat bantu penangkapan hidroakustik untuk peningkatan
produktivitas nelayan. Teknologi hidroakustik bidang penangkapan ikan merupakan salah
satu teknologi dengan keunggulan dapat mendeteksi sumberdaya hayati laut keberadaan ikan
secara langsung dan relatif lebih akurat dari metode konvensional yang digunakan nelayan
selama ini. Penelitian dilakukan di perairan Selat Makassar pada Juni-September 2016 dengan
metode experimental fishing yakni mengikuti pengoperasian bagan perahu. Analisis dilakukan
berdasarkan produktivitas bagan perahu dengan pemanfaatan teknologi hidroakustik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa produktivitas alat tangkap yang dioperasikan dengan
menggunakan alat bantu hidroakustik meningkat dibandingkan dengan usaha penangkapan
tanpa alat bantu hidroakustik. Hasil ini diharapkan menjadi referensi untuk penelitian
pemanfaatan teknologi hidroakustik pada berbagai alat penangkapan ikan dan menjadi acuan
pemanfaatan IPTEK dalam mendukung pengembangan usaha penangkapan ikan skala kecil
secara berkelanjutan.

Kata Kunci: bagan perahu, teknologi hidroakustik perikanan

Kurnia dkk. 18
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

ABSTRACT

Technology utilization is one of the efforts and solutions for the development of fisheries
business of lifnet bagan with hydroacoustic tools for increased of fishermen productivity.
Fishing acoustic technology is one of the technologies with the advantages it can detect the
presence of marine and fisheries resource and relatively more accurate than conventional
methods used for these fishermen. The study was conducted in the Makassar Strait in June-
September 2016, with experimental fishing methods on the operation of liftnet bagan. The
analysis was conducted based on the productivity of boat liftnet with the use of hydroacoustic
technology. The results showed that the productivity of fishing gear which is operated by
using tools hydroacoustic increased compared to the fishing effort hydroacoustic without
tools. This result is expected to be a reference to the use of technology hydroacoustic research
on a variety of fishing gear and made reference to the use of science and technology in
supporting the development of small-scale fishing effort on an ongoing basis.

Keywords: boat liftnet, fisheries acoustic technology

Contact person : Muhammad Kurnia


Email : kurniamuhammad@fisheries.unhas.ac.id

PENDAHULUAN penangkapan ikan menjadi salah satu


Pengembangan usaha perikanan solusi yang dapat digunakan pada setiap
tangkap tidak hanya untuk meningkatkan unit alat penangkapan ikan. Introduksi
kesejahteraan masyarakat, tetapi juga teknologi penangkapan ikan salah satu
untuk meningkatkan konstribusi perikanan upaya agar biaya operasi dapat dikurangi,
pada ekonomi nasional, guna membantu hasil tangkapan meningkat, aman
penyediaan lapangan kerja (Monintja, digunakan, ramah lingkungan dan
1987). Apabila pengembangan perikanan berkelanjutan.
ditekankan pada perluasan kesempatan Pemanfaatan teknologi hidroakustik
kerja, maka teknologi yang perlu untuk penangkapan ikan menjadi salah
dikembangkan adalah unit penangkapan satu metode yang efektif untuk mendeteksi
ikan yang menyerap tenaga kerja seperti keberadaan ikan secara langsung, cepat,
bagan perahu dan lain-lain dan akurat (Simmond and MacLennan,
Metode dan strategi telah menjadi 2005). Di Indonesia, berbagai studi
sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk pendekatan akustik telah dilakukan;
pengelolaan sumberdaya ikan, baik dari sisi Pujiyati dkk (2007) pada eksplorasi
pengembangan usaha (Dahuri, 2003) sumberdaya ikan demersal; Manik (2009)
maupun aspek ekonomi (Fauzi, 2010). pengembangan eksplorasi dan kuantifikasi
Untuk konteks pengembangan dan stok ikan; pengamatan tingkah laku ikan
pengelolaan, pemanfaatan teknologi pada bagan rambo (Sulaiman dkk, 2006)

Kurnia dkk. 19
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

dan pada bagan perahu (Haruna, 2010) tinggi atau banyak berdampak positif pada
serta estimasi stok ikan pelagis di perairan peningkatan jumlah hasil tangkapan.
Bengkalis oleh Brown dan Rengi (2014) . Hal ini menjadi dasar dilakukannya
Studi ini sebagai upaya penelitian pada bagan perahu untuk
memperkenalkan metode baru dalam mengetahui pengaruh penggunaan
pengoperasian bagan perahu guna instrumen hidroakustik dalam upaya
mengefisienkan waktu operasi meningkatkan hasil tangkapannya. Hasil
penangkapan ikan dan upaya penelitian diharapkan menjadi acuan untuk
meningkatkan produksi hasil tangkapan pengembangan penelitian dan usaha
nelayan. Pemanfaatan teknologi perikanan tangkap dengan pemanfaatan
hidroakustik pada pengoperasian bagan teknologi hidroakustik.
perahu belum optimal bahkan dapat
DATA DAN METODE
dikatakan nelayan tidak mengetahui dan
Penelitian dilaksanakan di perairan
menggunakan teknologi in sebagai alat
Selat Makassar wilayah administrasi
bantu penangkapan ikan. Bagan perahu
Kabupaten Barru yang merupakan sentra
dalam pengoperasiannya menggunakan
perikanan bagan perahu menggunakan
cahaya sebagai alat bantu penangkapan
metode experimental fishing dengan
ikan yang berfungsi untuk mengumpulkan
mengikuti pengoperasian satu unit bagan
ikan (Subani, 1983) dengan sumber tenaga
perahu pada Juni-September 2016. Alat
generator (Wisudo et al. 2001).
akustik Echosounder dipasang di bagian
Informasi tentang pemanfaatan
lambung kanan kapal bagan tepat di
teknologi hidroakustik pada
tengah-tengah dengan asumsi telah
pengoperasian berbagai alat tangkap
mencakup seluruh area dibawah bagan
diperlukan untuk mengetahui sejauhmana
perahu.
teknologi penangkapan ini mempengaruhi
Pengumpulan data dilakukan dengan
efektivitas dan produktivitas suatu alat
mengikuti operasi penangkapan ikan
tangkap yang dapat meningkatkan jumlah
bagan perahu dengan menyesuaikan
hasil tangkapan. Khusus pengoperasian
kondisi dan musim penangkapan yang
bagan perahu, instrumen akustik akan
dilakukan oleh nelayan. Pengumpulan data
membantu menjawab pertanyaan yang
mencakup produksi hasil tangkapan dan
terkait dengan waktu kedatangan ikan di
kecepatan arus sebagai data pendukung.
catchable area bagan perahu. Pengetahuan
Subyek penelitian adalah produktivitas unit
waktu kedatangan ikan berperan dalam
penangkapan bagan perahu yang
membantu upaya meningkatkan efektivitas
pengoperasiannya menggunakan lampu
dan intensitas penarikan jaring alat
sebagai atraktor ikan dan teknologi akustik
tangkap. Sebagaimana hasil penelitian
sebagai alat bantu penangkapan ikan.
Kurnia dan Palo (2014) pada
Pengamatan dan perekaman data
pengoperasian bagan tancap yang
waktu kedatangan ikan dalam proses
menggunakan instrumen akustik.
penangkapan dilakukan dan dimulai sejak
Intensitas jumlah penarikan jaring yang
penyalaan lampu sampai pada persiapan

Kurnia dkk. 20
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

penarikan jaring. Pengamatan dan ikan (Wisudo et al., 2002; Sudirman dan
perekaman data menggunakan alat bantu Nessa, 2011) dan termasuk kategori light
echosounder dengan mengikuti aktivitas fishing (Nadir, 2000; dan Deviani, 2010).
penarikan jaring yang dilakukan nelayan Pengoperasian alat tangkap yang
dalam setiap trip penangkapan. menggunakan cahaya (Subani, 1983;
Pengambilan data hasil tangkapan Sudirman dan Nessa, 2011) umumnya
dilakukan dengan mencatat dan dimulai pada saat matahari mulai terbenam
menimbang hasil tangkapan setiap dan keadaan mulai gelap yang
waktuhauling. Kemudian diidentifikasi dimaksudkan untuk menarik perhatian
dengan menggunakan buku gambar ikan ikan agar berkumpul dibawah cahaya
(Allen, 2000). Pada setiap waktu hauling lampu untuk memudahkan proses
juga pengukuran kecepatan arus dan penangkapan ikan. Penggunaan jumlah
pengambilan data posisi pengoperasian dan besar intensitas cahaya lampu ini juga
alat tangkap menggunakan GPS. berpengaruh terhadap jumlah hasil
Wawancara dilakukan untuk kelengkapan tangkapan (Efendy, 1998). Jumlah lampu
data teknis alat tangkap yang digunakan. yang digunakan pada bagan perahu
Produktivitas alat tangkap dianallisis penelitian termasuk kecil apabila
secara desktiptif untuk melihat apakah dibandingkan dengan beberapa unit bagan
penerapan teknologi hidroakustik perahu yang ada. Jumlah lampu yang
memberikan pengaruh signifikan terhadap digunakan hanya 16 lampu, yang terdiri
peningkatan produksi hasil tangkapan dari 9 buah lampu berdaya 45 watt, 6 buah
bagan perahu guna pengembangan unit lampu 36 watt, dan 1 buah lampu 7 watt
usaha perikanan bagan perahu. Analisis sebagai lampu fokus dengan sumber
secara deskriptif ditampilkan melalui grafik. energi genset daya 3100. Sementara
penelitian Sudirman dkk (2003) total daya
HASIL DAN PEMBAHASAN
lampu sampai 14 – 16kW.
Karakteristik Alat tangkap dan Metode
Tahap pengoperasian bagan perahu
Pengoperasian Bagan Perahu
memiliki karakteristik tersendiri. Oleh
Bagan perahu dan rangka bagan
karena tahapan tidak seperti yang terjadi
yang digunakan pada penelitian ini
pada pengoperasian alat tangkap yang
memiliki ukuran panjang 22.0 meter, Lebar
sama. Umumnya tahapan pengoperasian
2.50 m, dan Tinggi 2 m dan digerakkan
adalah penurunan jaring, diikuti penyalaan
menggunakan mesin penggerak
lampu untuk mengumpulkan ikan dengan
berkekuatan 300 PK, atau mesin mobil
lama waktu penyalaan lampu 4-5 jam dan
Dyna TS 300, berbahan bakar solar.
terakhir proses penarikan jaring (Hariani,
Rangka bagan memiliki dimensi
2010 dan Sudirman et al., 2001).
ukuran 24 × 24 meter yang dirangkai pada
Namun di lokasi penelitian, tahapan
sisi kiri dan kanan kapal. Teknologi alat
penyalaan lampu dilakukan pertama kali
penangkapan ikan ini tergolong dalam
(jam 18.15 wita). Setelah 3-4 jam
jenis jaring angkat dan menggunakan alat
pengamatan dan menunggu
bantu cahaya lampu untuk mengumpulkan

Kurnia dkk. 21
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

berkumpulnya ikan, lampu utama Teknologi ini menjadi solusi untuk


dipadamkan tetapi sebelumnya didahului memudahkan dalam pendeteksian
oleh penyalaan lampu fokus agar ikan keberadaan dan waktu kedatangan ikan di
terkonsentrasi. Seiring dengan proses area penangkapan perahu. Hal ini lebih
tersebut, jaring dipasang dan disetting dan mengefisienkan waktu dan proses
diturunkan secara perlahan dengan penangkapan ikan. Oleh karena, nelayan
menggunakan roller. Setelah jaring berada tidak memerlukan waktu yang lama untuk
pada posisi yang diinginkan, lampu menunggu proses penarikan jaring.
dinyalakan kembali dan selanjutnya Sebagaimana pada pengoperasian bagan
dilakukan proses menunggu dan perahu yang ada sekarang, nelayan hanya
pengamatan terhadap keberadaan dan memperkirakan waktu setelah beberapa
kedatangan ikan. Selanjutnya tahapan jam menunggu kedatangan ikan dan
pengangkatan jaring dilakukan setelah kemudian melakukan penarikan jaring.
kawanan ikan sebagai target nampak Namun dengan teknologi hidroakustik,
sudah berkumpul di area penangkapan. waktu kedatangan ikan di catchable area
Tahapan penarikan jaring diawali dapat dengan mudah diketahui. Sehingga
dengan dimatikannya lampu secara penarikan atau pengangkatan jaring dapat
bertahap, mulai dari lampu haluan, lampu dilakukan setiap saat berdasarkan
tengah sampai meninggalkan satu lampu informasi keberadaan ikan yang diperoleh
fokus dan selanjutnya roller diputar secara dari instrumen hidroakustik tersebut.
perlahan sampai jaring terlihat dan Intensitas penarikan jaring yang tinggi
dianggap ikan sudah tidak dapat menyebabkan peluang yang besar untuk
meloloskan diri lagi. mendapatkan hasil tangkapan yang tinggi.
Pemanfaatan instrumen ini cukup
Pemanfaatan Teknologi Hidroakustik
banyak memberikan informasi tentang
Pemanfaatan teknologi hidroakustik
distribusi dan tingkah laku ikan yang
untuk pengoperasian bagan perahu
berada di area penangkapan bagan
merupakan informasi metode baru bagi
perahu. Pengamatan secara visual lewat
nelayan. Metode penangkapan ikan
monitor echosounder diperoleh bahwa
konvensional yang digunakan mempunyai
pola kedatangan ikan yang beragam dan
keterbatasan. Hanya mengandalkan teknik
posisi gerombolan ikan secara vertikal
dan keterampilan turun temurun dalam
berdasarkan jarak kedalaman. Hasil
menduga keberadaan dan kedatangan ikan
pengamatan pola kedatangan ikan selama
sudah semakin ketinggalan. Sulitnya
penelitian dengan menggunakan
melakukan pengamatan visual dibawah air,
teknologi hidroakustik dapat dilihat pada
membuat teknologi hidroakustik sangat
Gambar 1.
penting untuk diterapkan dalam perikanan
bagan perahu.

Kurnia dkk. 22
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

Gambar 1. Pola Kedatangan ikan dengan pengamatan Echosounder

Hasil menunjukkan bahwa ikan-ikan ikan kecil di sekitar cahaya lampu sebagai
mendatangi sumber cahaya dan mendekat makanan ikan-ikan besar.
antara pukul 18.00-20.00 wita pada kisaran Pengamatan dengan instrumen ini
kedalaman 3.00-4.00 meter. Namun, satu juga memberikan informasi bahwa pola
jam kemudian kembali menjauh dari kedatangan ikan mempunyai keragaman.
sumber cahaya pada kedalaman perairan Ikan-ikan mendatangi sumber cahaya
mendekati 5 meter. Perubahan posisi dan secara bergerombol dan soliter. Hal ini
jarak ikan dari sumber cahaya diduga terdeteksi dengan sangat jelas di monitor.
karena faktor pemenuhan kebutuhan Kedatangan ikan secara bergerombolan
fisiologi ikan terhadap cahaya. akan memberi sinyal atau alarm yang
Sebagaimana hasil penelitian Gambang cukup panjang disertai gambar yang cukup
(2003) dan Sulaiman (2006 dan 2015) tebal di monitor echosounder. Sebaliknya
bahwa ikan pelagis kecil mendatangi ikan-ikan yang datang secara soliter atau
sumber cahaya dari berbagai. Pada sendiri-sendiri cenderung memberikan
intensitas cahaya 0.1 lux, kelompok ikan alarm yang putus-putus dan gambar yang
banyak ditemukan pada strata kedalaman tipis serta sinyal berupa titik-titik yang
9-12 meter (Alam, 2002; ). Ikan mendatangi muncul di monitor echosounder yang
sumber cahaya karena faktor eksternal digunakan.
untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis Perbedaan pola dan waktu
(Gunarso, 1985); ikan tembang, teri, layang kedatangan ikan pada area penangkapan
beradaptasi penuh pada cahaya sesudah alat tangkap diperkuat oleh hasil-hasil
tengah malam (Baskoro et al, 1999; penelitian sebelumnya Gambang et al.
Tupamahu et al, 2001; Sudirman, 2003); (2003) menyatakan bahwa ikan pelagis
serta faktor makanan membuat ikan kecil terdistribusi di kedalaman 15-60 m
bergerak mencari makanan, keberadaan dan Sulaiman (2006) menemukan bahwa

Kurnia dkk. 23
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

ikan terdistribusi pada kisaran 5-10 m dan sebagai alat bantu penangkapan ikan
kisaran 20-30 meter dan ikan mendatangi memiliki keunggulan bila dibandingkan
area penangkapan secara langsung ke dengan bagan perahu yang tidak
sumber cahaya dan ada yang hanya berada memanfaatkan teknologi hidroakustik
di sekitar sumber cahaya. sebagai alat bantu penangkapan ikan.
Namun perlu diperhatikan pula Pemanfaatan teknologi hidroakustik
bahwa faktor perbedaan ekosistem dan pada pengoperasian bagan perahu
habitat suatu perairan dan perubahan memegang peranan yang cukup signifikan.
faktor oseanografi yang dapat terjadi Hal ini disebabkan jumlah hasil tangkapan
setiap waktu menjadi hal mendasar yang yang meningkat positif dengan adanya alat
mempengaruhi produktivitas dan bantu penangkapan hidroakustik
keberhasilan pengoperasian alat (echosounder: frekuensi 50 dan 200 kHz.)
penangkapan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Namun perlu diperhatikan pula jumlah hasil tangkapan berbeda antara
bahwa faktor perbedaan ekosistem dan bagan perahu yang menggunakan alat
habitat suatu perairan dan perubahan bantu echosounder dengan yang tidak
faktor oseanografi yang dapat terjadi menggunakan alat bantu tersebut.
setiap waktu menjadi hal mendasar yang Gambar 3 menunjukkan dengan jelas
mempengaruhi produktivitas dan bahwa perbedaan jumlah hasil tangkapan
keberhasilan pengoperasian alat antara dua bagan perahu yang
penangkapan ikan. menggunakan dan tidak menggunakan
alat bantu echosounder. Hasil yang
Pengaruh Teknologi Hidroakustik pada
ditampilkan ini adalah hasil tangkapan
Hasil Tangkapan
yang diperoleh setiap hauling dengan total
Pengoperasian bagan perahu yang
35 kali hauling.
memanfaatkan teknologi hidroakustik

Kurnia dkk. 24
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

240 Non Akustik (Total= 951.25; 𝑥 = 27.18 𝑘𝑔)


220 Akustik
(Total= 1220.17; 𝑥 = 34.86 𝑘𝑔)
200
Jumlah hasil tangkapan (kg)

180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
Penarikan jaring (Hauling) ke-i
Gambar 2. Perbandingan hasil tangkapan bagan perahu dengan dan tanpa echosounder

Meskipun menunjukkan perbedaan oseanografi khususnya periode pasang


jumlah hasil tangkapan yang nyata. , dan surut serta kecepatan arus. Pada
namun hasil masih memerlukan uji-coba penelitian ini, kecepatan arus tidak
yang lebih komprehensif dan masih signifikan mempengaruhi pengoperasian
membutuhkan waktu untuk dapat alat tangkap. Hal ini disebabkan kecepatan
menjustifikasi hasil yang telah diperoleh. arus yang terjadi masih kategori sangat
Sebagaimana diketahui bahwa banyak lambat-sedang yakni 1.6-35.7 cm/dtk;,
faktor yang mempengaruhi jumlah hasil sebagaimana pengelompokan lima
tangkapan. Selain itu, faktor perbedaan kecepatan arus Sudirman, dkk (2001), yaitu:
ekosistem dan habitat perairan dan a) sangat cepat (>100 cm/dtk); b) cepat
perubahan faktor oseanografi yang dapat (50-100 cm/dtk); c) sedang (25-50 cm/dtk);
terjadi setiap saat menjadi hal mendasar d) lambat (20- 25 cm/dtk); dan e) sangat
yang dapat mempengaruhi produktivitas lambat (<10 cm/dtk). Kondisi arus yang
dan keberhasilan pengoperasian alat ekstrim (cepat atau sangat cepat) siknifikan
tangkap. Yang paling mudah untuk diukur mempengaruhi keberadaan ikan dalam
dan diuji-coba adalah pengoperasian alat catchable area, memperlambat penarikan
tangkap pada tiga musim penangkapan jaring yang memberi kemungkinan ikan
yakni paceklik, sedang dan musim puncak lolos dan mempengaruhi jumlah hasil
serta faktor periode bulan (terang dan tangkapan.
gelap serta peralihan terang-gelap atau Lebih lanjut dijelaskan bahwa
gelap-terang). Pengaruh periode bulan pemanfaatan teknologi hidroakustik pada
juga signifikan mempengaruhi faktor pengoperasian bagan perahu memberi

Kurnia dkk. 25
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

pengaruh siknifikan terhadap tahapan-


tahapan pengoperasian alat. Hal ini Produktivitas Bagan Perahu
disebabkan jumlah hasil tangkapan yang Produktivitas penangkapan dari
meningkat positif dengan adanya suatu alat tangkap adalah besaran hasil
alatbantu penangkapan yang tangkapan yang diperoleh dari luasan alat
menggunakan sistem akustik. Hasil tangkap dan waktu yang digunakan untuk
penelitian Kurnia dan Palo (2014) memperoleh ikan dalam suatu kegiatan
menunjukkan bahwa jumlah hasil penangkapan. Ukuran produktivitas dari
tangkapan berbeda antara bagan perahu satu unit penangkapan ikan (McCluskey
yang menggunakan alat bantu dan Lewison, 2008) merupakan ukuran
echosounder dengan alat tangkap yang untuk menghasilkan sejumlah hasil
tidak menggunakan alat bantu tangkapan atau biasa disebut sebagai
echosounder. Dengan mengetahui suatu upaya penangkapan.
distribusi, pola dan waktu kedatangan ikan Produksi hasil tangkapan tidak dapat
di area penangkapan bagan perahu, maka dikendalikan secara langsung, selain
peluang untuk mendapatkan hasil bergantung pada tingkat upaya
tangkapan yang lebih besar semakin tinggi. penangkapan, juga sangat bergantung
Selain itu, intensitas penarikan jaring yang pada ketersediaan ikan yang menjadi
tinggi akan memegang peranan penting tujuan penangkapan. Ketersediaan ikan
untuk mendapatkan jumlah hasil berkaitan erat juga dengan kebutuhan
tangkapan yang besar. Hal ini akan akan kondisi habitat dan sumberdaya,
berpengaruh kepada tingkat efektivitas dengan demikian ketersediaan ikan pada
dan efisiensi waktu pengoperasian yang suatu kawasan perairan tidak selalu sama
lebih optimal. Secara ekonomi akan lebih (Nelwan et al., 2010).
menguntungkan dengan waktu operasi Untuk perikanan bagan perahu,
yang semakin singkat dan jumlah produktivitas penangkapan dihitung dari
penggunaan BBM semakin rendah. besaran hasil tangkapan yang diperoleh
Selain itu berbagai upaya dilakukan dari luasan alat tangkap persatuan waktu
untuk mengembangkan usaha perikanan yang digunakan untuk memperoleh ikan
bagan dengan berbasis pemanfaatan dalam suatu kegiatan penangkapan.
teknologi penangkapan ikan.

Kurnia dkk. 26
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

hauling 1 hauling 2 hauling 3


Produktivitas(kg. m³. menit-¹).

0.060

0.050

0.040

0.030

0.020

0.010

0.000
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58
Trip penangkapan
Gambar 3. Produktivitas bagan perahu selama penelitian berdasarkan hauling

Gambar 3 menunjukkan bahwa Selain itu, nilai produktivitas tertinggi


produktivitas bagan perahu mengalami pada hauling pertama sebesar 0.058
-1
fluktuasi dimana rata-rata produktivitas kg.menit terlihat pada trip ke 6 dan ke 36.
penangkapan selama 58 trip penangkapan Pada hauling kedua nilai produktivitas rata-
-1
sebesar 13.49 kg.menit . Produktivitas rata sebesar 0.015 kg.menit-1 yang terlihat
penangkapan tertinggi terlihat pada trip ke pada trip ke 16, 22, 43, dan ke 50. Namun
6 dan 36. Jenis-jenis dominan tertangkap pada hauling ketiga, hampir kegiatan tidak
adalah ikn teri, tembang dan peperek. pernah terjadi.
Hasil menunjukkan bahwa Rendahnya produktivitas bagan
produktivitas penangkapan bagan perahu perahu pada hauling ketiga dibandingkan
berdasarkan waktu hauling pertama, kedua dengan hauling pertama dan kedua,
dan hauling ketiga. Produktivitas diduga terkait dengan waktu penarikan
penangkapan pada hauling pertama jaring dan kebiasaan makan ikan dan
cenderung lebih besar dibandingkan organisme perairan lainnya. Hauling ketiga
dengan waktu hauling kedua dan ketiga. dilakukan sekitar pukul 04.00 WITA, dimana
Pemanfaatan teknologi akustik pada pada waktu tersebut bukan waktu makan
pengoperasian bagan perahu memegang ikan. Hasil penelitian pada bagan tancap
peranan yang cukup signifikan. oleh Fauzi (2013) menunjukkan hasil yang
Produktivitas penangkapan bagan perahu hampir sama, yakni hasil tangkapan bagan
selama 58 trip penangkapan di Perairan tancap di Kabupaten Sumenep, saat
Kabupaten Barru dapat dilihat pada hauling keempat sekitar pukul 04.00 WITA
Gambar 3. lebih rendah dibandingkan hauling
pertama hingga ketiga.

Kurnia dkk. 27
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

Alternatif Pengembangan Usaha Unit diharapkan dapat mengoptimalkan


Penangkapan Bagan Perahu pengoperasian alat penangkapan ikan
Pemanfaatan teknologi dalam khususnya terkait waktu dan pola
pengelolaan usaha perikanan bagan kedatangan ikan di bawah cahaya lampu.
perahu khususnya terkait dengan Namun, kelayakan teknis, ekonomis,
pengembangan dan perbaikan teknik keramahan terhadap lingkungan dan
penangkapan ikan merupakan upaya keberlanjutan penggunaan alat bantu
pengembangan operasi penangkapan ikan penangkapan ikan yang baru perlu ditelaah
yang lebih efektif dan ramah lingkungan agar dapat berdaya guna di masyarakat.
(Sulaiman, 2015). Lebih lanjut dijelaskan Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
berbagai upaya alternatif pengembangan timbulnya permasalahan lain seperti terjadi
usaha diantaranya: 1) penggunaan mesin konflik sosial akibat persaingan dalam
alat pemutar roller untuk mengurangi memperebutkan ikan target, ataupun
tenaga ABK; 2) penggunaan alat navigasi kerusakan lingkungan yang diakibatkannya
GPS untuk mempermudah penentuan (Purbayanto dan Baskoro, 1999 dalam
lokasi penangkapan; 3) perlu peninjauan Sudirman 2008).
terhadap penggunaan lampu yang ada Introduksi teknologi alat bantu
selama ini antara mengkaji aspek ekonomis penangkapan pada bagan perahu adalah
dan keberlanjutan penggunaan lampu LED salah satu upaya agar biaya operasi dapat
sebagai alat bantu penangkapan lampu dikurangi, hasil tangkapan meningkat,
alternatif dan hemat energi. Secara khusus, aman digunakan, dan ramah lingkungan.
Sulaiman (2015) juga merekomendasikan Permasalahan utama dalam introduksi
untuk melakukan pergantian lampu LED teknologi alat bantu penangkapan ikan
secara bertahap dan membuat desain tata adalah kesesuaikan teknologi tersebut
letak lampu LED yang diarahkan ke dalam apakah layak secara teknis, ekonomis,
perairan. berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Selain itu, pemanfaatan teknologi Indikator yang penting dari
akustik pada pengoperasian unit alat keberhasilan pemanfaatan teknologi yang
penangkapan ikan efektif untuk dapat dilihat dan diukur adalah
meningkatkan hasil tangkapan. produktivitas alat tangkap dan nelayan
Sebagaimana hasil penelitian Kurnia dan serta nilai tambah pendapatan, sehingga
Palo (2014) bahwa berbagai instrumen introduksi teknologi tersebut pada
digunakan guna memanfaatkan tingkah akhirnya dapat diadopsi dan dianjurkan.
laku ikan sehingga proses penangkapan
KESIMPULAN
ikan lebih efektif dan efisien. Penggunaan
Penerapan teknologi hidroakustik
alat bantu lampu pada operasi
pada bagan perahu berpengaruh nyata
penangkapan ikan sudah lama digunakan,
dengan melihat perbandingan jumlah hasil
tetapi informasi tentang tingkah laku ikan
tangkapan antara bagan perahu yang
masih kurang diperoleh. Tingkah laku ikan
menggunakan dan tidak menggunakan
merupakan salah satu pengetahuan yang
echosounder. Teknologi ini sangat

Kurnia dkk. 28
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

dibutuhkan untuk pengembangan usaha Hariani. 2010. Distribusi Cahaya dan Pola
perikanan tangkap dan upaya Distribusi Ikan Pada Bagan Perahu
memasyarakatkan teknologi masih perlu di Perairan Makassar. Skripsi
ditingkatkan. Fakultas Ilmu kelautan dan Perikanan.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih Haruna, 2010. Distribusi Cahaya Lampu
kepada semua pihak yang telah membantu dan Tingkah Laku Ikan pada
kelancaran kegiatan penelitian ini. Proses Penangkapan Bagan
Terkhusus kepada Kementerian Riset, Perahu di Perairan Maluku
Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI melalui Tengah. Jurnal Amanisal PSP FPIK
Dirjen Pendidikan Tinggi yang memberikan UNPATTI Ambon, Vol.1, No.1., Mei
Hibah Penelitian pada Skim Penelitian 2010: 22-29
Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) 2016.
Kurnia, M. dan M. Palo, 2014. Pemanfaatan
DAFTAR PUSTAKA Teknologi Hidroakustik dalam
Allen, G., 2000. Marine Fishes of South – Peningkatan Produktivitas Bagan
East Asia. A Field Guide for Tancap Di Perairan Selat Makassar.
Anggers and Divers. Periplus. Laporan Akhir Penelitian SKIM
Singapura. 292 hlm IPTEKS 2014. Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Pada Masyarakat
Brown, A. and P.Rengi, 2014. Pelagic Fish Universitas Hasanuddin.
Stock Estimation by Using The
Hydroacoustic Method in Lalogau, M.Y., 2013. Manajemen dan
Bengkalis Regency Waters. Berkala Operasi Bagan Perahu di Desa
Perikanan Terubuk, Februari 2014: Tonyaman Kecamatan Binuang
21-34. Kabupaten Polewali Mandar.
Laporan Praktek Kerja Lapang (tidak
Deviani, E. 2010. Performance Selektifitas dipublikasi). Program Studi
Alat Tangkap Bagan Perahu di Pemanfaatan Sumberdaya
Perairan Makassar. Skripsi. Fakultas Perikanan. Universitas Hasanuddin.
Ilmu kelautan dan Perikanan.
Universitas Hasanuddin. Makassar. Manik, H.M., 2009. Pengembangan
Teknologi Akustik Bawah Air
Efendy, M., 1998. Pengaruh Jumlah dalam Eksplorasi dan Kuantifikasi
Lampu terhadap Komposisi dan Stok Ikan untuk Pemanfaatan
hasil tangkapan Bagan Perahu di Sumberdaya Pangan Kelautan.
Perairan Teluk Jawur, Jepara Jawa Prosiding Seminar Hasil-Hasil
Tengah. Skripsi Program STudi Penelitian Institut Pertanian Bogor
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan tahun 2009.
Fakultas Perikanan ITB, 43 hal.
Monintja, D. R., 1987. Beberapa Teknik
Pilihan untuk Pemanfaatan

Kurnia dkk. 29
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

Sumberdaya Hayati Laut di Typed Lift Net ) With Electrical


Indonesia. Bulletin Jurusan Lamp in South Sulawesi
Pemanfaatan Sumberdaya Indonesia. (In Fishing Technology
Perikanan. Volume Ikan No.1, Manual Series 1. Light Fishing in
Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Japan and Indonesia. The JSPS–
Bogor. Hal 14-25. DGHE International Workshop.
Publised by TUF JSPS International
Nadir. M, 2000. Teknologi Light Fishing di
Vol.11. Tokyo. ISBN: 4 925135 11-2).
Perairan Barru Selat Makassar:
Deskripsi, Sebaran Cahaya dan Sudirman, M.S.Baskoro, A.Purbayanto,
Hasil Tangkapan. Tesis (tidak D.R.Monintja, dan T.Arimoto, 2003.
dipublikasi). Sekolah Pascasarjana. Profil Pencahayaan dan Distribusi
Institut Pertanian Bogor. Ikan pada Areal Penangkapan
Bagan Rambo di Selat Makassar.
Pujiyati, S., Suwarso, B.P.Pasaribu, I.Jaya, Prosiding Seminar Nasional
dan D.Manurung, 2007. Pendekatan Perikanan Indonesia di Sekolah
Metode Hidroakustik untuk
Tinggi Perikanan Jakarta 8-9
Eksplorasi Sumberdaya Ikan
Oktober 2003, Vol.3 Hal 28-32.
Demersal Di Perairan Utara Jawa
Tengah. Jurnal Ichthyos, Januari Sulaiman, M., 2006. Pendekatan Akustik
2008. Vol.7 No.1: 15-20. dalam Studi Tingkah Laku Ikan
pada Proses Penangkapan dengan
Simmonds, E.J. and MacLennan, D.N. 2005.
Alat Bantu Cahaya. Tesis. Sekolah
Fisheries Acoustic. Theory and
Pascasarjana. Institut Pertanian
Practice. 2nd Edition, Blackwell
Bogor.
Science, Oxford, UK. 437 pp.
Sulaiman, M., 2015. Pengembangan
Subani, A. 1983. Penggunaan Lampu
Lampu Light Emitting Diode (LED)
sebagai Alat Bantu Penangkapan
Sebagai Pemikat Ikan Pada
Ikan. Laporan Penelitian Perikanan Perikanan Bagan Petepete Di
Laut. No. 27. Balai Penelitian Sulawesi Selatan. Disertasi. Sekolah
Perikanan Laut. Departemen Pascasarjana. Institut Pertanian
Pertanian. Jakarta. Bogor.

Sudirman dan M. N.Nessa. 2011. Sulaiman, M., I. Jaya, dan M.S. Baskoro,
Perikanan Bagan dan Aspek
2006. Studi Tingkah Laku Ikan
Pengelolaannya. Penerbit pada Proses Penangkapan dengan
Universitas Muhammadiyah Malang. Alat Bantu Cahaya: Suatu
234 hal. Pendekatan Akustik. Jurnal Ilmu
Kelautan, Maret 2006. Vol.11 (1): 31-
Sudirman, M.S.Baskoro, A.Purbayanto,
36.
D.R.Monintja, dan T.Arimoto, 2001.
Review on Bagan Rambo (Large-

Kurnia dkk. 30
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017 : 18 - 31 ISSN: 2355-729X

Wisudo, S. H., H. Sakai, S. Takeda., S.


Akiyama and T. Arimoto, 2002. Total
Lumen Estimation of Fishing Lamp
by Means of Rousseau Diagram
Analysis with Lux Measurement.
Proceedings of Fisheries Science.
Fisheries Sciences Tokyo (68): 479-48

Kurnia dkk. 31

Anda mungkin juga menyukai