Anda di halaman 1dari 17

Sketsa Landscaping

Oleh : Tri Suerni,M.Sn ( PPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta)

Pentingnya Sketsa Landscaping


Gambar arsitektur terdiri dari bangunan dan elemen-elemen penunjang.
Bagian-bagian tersebut sudah seharusnya menjadi kesatuan yang baik. Bagian
elemen penunjang yang ada di sekitar bangunan akan menjadi titik perhatian
dan memperindah bangunan tersebut. Salah satu elemen penunjang pada luar
bangunan adalah landscape. Pada umumnya bangunan harus menempati
bagian terbesar dari gambar tersebut, sehingga bangunan tampak sebagai
bagian terpenting yang memerlukan perhatian utama. Landscape yang
melengkapi gambar memang harus menarik, namun demikian jangan sampai
daya tariknya mengalahkan „point of interest‟nya, landscape berfungsi sebagai
komplemen. Di bawah ini adalah contoh bahwa landscape sangat menunjang
dalam penampilan gambar suatu bangunan atau arsitektur.

Gambar 1: Sketsa landscape dan bangunan 1


Sumber: Mauro, Budi dan Yasin, 1979

Gambar 2: Sketsa landscape dan bangunan 2


Sumber: Alexander, 1994

1
Artikel ini memberikan wawasan dan keterampilan kepada masyarakat
terutama pada para desainer dan guru seni budaya khususnya seni rupa, dalam
pembelajaran menggambar sketsa landscape secara manual.

Apa itu Landscape?


Istilah “lansekap” atau “landscape” (dalam bahasa Inggris) dalam KBBI
(2001) adalah tata ruang di luar gedung (untuk mengatur pemandangan alam).
Karena pengertian menyangkut ruang luar, kadang pengertian landscape secara
fisik lebih banyak dikaitkan dengan pengertian “taman”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Redaksi KBBI, 2003),
taman adalah: kebun yang ditanami dengan bunga-bunga dan sebagainya
(tempat bersenang-senang); sedangkan menurut Laurie (1984), asal mula
pengertian kata taman (Inggris: garden) dapat ditelusuri pada bahasa Ibrani
“gan” yang berarti melindungi atau mempertahankan; menyatakan secara tidak
langsung hal pemagaran atau lahan berpagar, dan “oden” / “eden” yang berarti
kesenangan atau kegembiraan. Jadi dalam bahasa Inggris, perkataan „garden‟
memiliki gabungan dari kedua kata-kata tersebut, yang berarti sebidang lahan
berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan.
Kedua pengertian tersebut memiliki frase kata “tempat bersenang-
senang/kesenangan” karena taman merupakan tempat yang dapat
menimbulkan rasa senang. (http://id-id.facebook.com) Berdasarkan kedua
pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa taman adalah : lahan yang
memiliki batas jelas (dapat berupa garis batas, pagar mati ataupun pagar
hidup) dan di dalamnya ditanami berbagai macam tanaman dan pepohonan
(terutama tanaman yang berbunga) serta dapat menimbukan rasa senang
bagi pengunjungnya. Sesuai dengan nomenklatur dalam kurikulum seni dan
budaya, dalam artikel ini akan menggunakan istilah “landscape”.

2
Manfaat Sketsa Landscape
Para desainer interior dan para guru seni dan budaya terutama bidang
seni rupa program studi desain interior dan landscape dituntut keterampilan
dalam memenuhi kompetensinya dalam penguasaan menggambar melalui
media komputer maupun secara manual. Menggambar sketsa landscape secara
manual merupakan salah satu kompetensi dalam memvisualisasikan gagasan
tentang landscape terkait dengan desain interior dalam studi bentuk, proporsi,
komposisi dan rendering. Sehingga dapat dikatakan bahwa “sketsa landscape”,
berfungsi sebagai penunjang dalam menampilkan gambar bangunan atau
arsitekturnya.

Dasar-dasar Menggambar Sketsa Landscape


Dalam membuat sketsa landscape, tidak jauh beda dengan menggambar
sketsa interior. Dalam landscape juga diperlukan data tentang denah/ layout
elemen taman, potongan atau tampak taman dan jenis elemen taman.
Meskipun landscape telah dibuat denah dengan lengkap, kadang masyarakat
/klien tidak mengerti rencana denah atau tampak atas. Sehingga diperlukan
potongan dan tampak landscape, hal ini untuk menunjukkan detil elemen
landscape secara vertikal. Potongan juga untuk menunjukkan perubahan
level/tingkat struktur tanah. Pada umumnya denah landscape digambar
dengan skala 1 : 100; akan tetapi jika diperlukan potongan dan tampak bisa
digambar dengan skala 1 : 50 atau bahkan 1 : 20. Untuk detil elemen taman,
tergantung pada kompleksitas detail yang akan ditunjukkan; pada umumnya
digambar dengan skala 1 : 50, atau 1 : 20, atau 1 : 10, atau bahkan dengan skala
1 : 1.

Simbol Elemen Landscape


Mungkin tidak ada standar simbol untuk menggambar denah landscape,
tetapi dalam potongan dan tampak landscape terdapat beberapa standar
metode yang harus diikuti yaitu untuk membedakan material –material yang

3
digunakan, seperti bata, pasir, tanah, semen, dalam berbagai skala yang
berbeda, seperti berikut ini.

Gambar 3: Simbol material dalam membuat gambarpotongan lanscape


Sumber : Alexander, 1994

Dalam membuat denah landscape diperlukan beberapa simbol elemen


landscape, hal ini untuk membedakan karakter tiap tanaman. Gunakan
bentuk yang sederhana untuk membuat simbol-simbol. Dalam membuat
simbol, hendaknya mengacu pada titik pusat tiap tanaman sesuai tata letak
dalam denah dan setiap simbol perlu diberikan keterangan yang jelas.

Gambar 4: Contoh simbol tanaman dalam membuat gambar denah landscape


Sumber : Alexander,1994

4
Gambar 5 : Bentuk global/outline tanaman dan pengembangan
bentuk berbagai karakter tanaman
Sumber: Alexander, 1994

Contoh gambar denah dan potongan landscape :

Gambar 6: Denah Landscape dan tampak landscape 1


Sumber : Alexander,

5
Gambar 7: Denah landscape dan tampak landscape 2
Sumber: Alexander, 1994

Gambar 8: Denah Landscape 3


Sumber: Alexander,1994

6
Gambar 9: Realisasi Landscape 3
Sumber : Alexander, 1994

Salah satu contoh desain landscape yang dilengkapi dengan gazebo:

Gambar 10: Denah taman dan gazebo


Sumber : Majalah Laras, No. 21, Juli 1989

7
Gambar 11: Perspektif landscape dan gazebo
Sumber : Majalah Laras, No. 21, Juli 1989

Gambar 12: Perspektif gazebo


Sumber : Majalah Laras, No. 21, Juli 1989

Menggambar Tampak Landscape


Teknik yang dianggap paling mudah dalam menggambar tampak
landscape adalah dengan memotong sebagian dari denah, dengan cara
membuat garis lurus sesuai denah, selanjutnya dari tiap elemen landscape

8
dibuat bentuk global terlebih dahulu untuk mengontrol ketepatan secara
vertikal. Setelah itu setiap elemen landscape dibuat lebih detil.
Di bawah ini adalah contoh tahapan membuat tampak landscape
berdasarkan potongan sebagian denah.

Gambar 13: Teknik menggambar tampak


landscape berdasarkan denah.
Sumber : Alexander, 1994

9
Langkah-langkah Menggambar Sketsa Landscape dengan Perspektif
Satu Titik Lenyap
1) Menggambar denah tata letak elemen landscape. Untuk sisi lebar lahan
bagilah menjadi 6 bagian, dan sisi panjang lahan menjadi 9 bagian yang
sama. Berilah ukuran denah lahan dan keterangan/notasi tiap simbol
elemen landscape. Tentukan sudut pandang dari titik pengamat tidak
lebih dari 60 derajat.

Gambar 14: Menentukan sudut pandang,titik kedudukan, pandangan dinding belakang,


garis horizon pada bidang gambar.
Sumber : Alexander, 1994.

10
2) Buatlah pandangan dinding bagian depan mata, tentukan garis horizon
kira-kira 1,5 m dari bawah/tanah. Tentukan titik lenyap pada garis
horizon.
3) Tarik garis dari titk lenyap melalui keempat titik sudut dinding,
sehingga membentuk ruang dinding sisi kiri, kanan, dan lantai/tanah.

Gambar 15: Membentuk perspektif dinding depan,


membentuk grid perspektif landscape
Sumber : Alexander, 1994

4) Tentukan titik kedudukan di luar dinding, tarik garis melalui titik sudut
dinding bawah sehingga memotong garis-garis lantai.
5) Tarik garis-garis horizontal sejajar melalui titik perpotongan tadi (4).
Sehingga membentuk modul kotak-kotak /grid di lantai dan dinding.

Gambar 16: Memindahkan layout landscape pada rencana grid bawah/tanah .


Sumber : Alexander, 1994.

11
6) Pindahkan layout/denah ke gambar perspektif melalui grid/kotak-kotak
yang ada.
7) Tarik garis vertikal untuk membentuk tiap-tiap elemen landscape.

Gambar 17: Membentuk elemen landscape dengan menarik garis vertikal sesuai layout .
Sumber : Alexander, 1994.

8) Melengkapi gambar landscape sesuai dengan bentuk yang diingikan.


9) Berilah warna/rendering agar gambar lebih hidup dan bermakna.

Gambar 18: Melengkapi perspektif dengan tanaman dan elemen landscape yang lain,
menambahkan rendering dan gelap terang.
Sumber : Alexander,1994.

12
Langkah-langkah Menggambar Sketsa Landscape
dengan Proyeksi Aksonometri

Aksonometri adalah gambar tiga dimensi, yang diukur sesuai dengan


skala pada denah, dengan cara menarik garis-garis proyeksi pada denah, yang
akan memberikan ketinggian dan kedalaman yang sama dalam gambar.
Gambar aksonometri merupakan metode penggambaran bentuk tiga dimensi
secara lebih cepat dan lebih mudah untuk mengontrol detil –detil objek (elemen
lansekap) dibanding dengan metode perspektif.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :


1) Perkirakan posisi denah pada sudut 45 derajat ke sisi kiri dan kanan, sebagai
pedoman peletakannya adalah dengan menggambil titik terdekat yaitu
ruang teras.
2) Sesuai dengan skala denah, tarik garis vertikal sesuai dengan skala untuk
membentuk struktur dinding dan elemen keras landscape yang lain.

Gambar 19: Memulai gambar aksonometri dengan memproyeksikan batas dinding


Sumber : Alexander, 1994

13
Gambar 20: Memproyeksikan struktur elmen keras dalam landscape .
Sumber : Alexander, 1994.

3) Menambahkan tanaman-tanaman sebagai elemen lunak landscape.

Gambar 21: Menambahkan tanaman pada gambar sesuai layout.


Sumber : Alexander, 1994.

14
4) Melengkapi gambar aksonometri dengan rendering pada elemen keras dan
elemen lunak landscape.

Gambar 22: Aksonometri landscape yang telah dilengkapi dengan


rendering pada elemen keras dan lunak.
Sumber : Alexander,1994

Rangkuman
Landscape sebagai salah satu elemen penunjang pada luar bangunan
berperan penting dalam menunjang suatu bangunan, sudah seharusnya
menjadi kesatuan yang baik dengan bangunan utamanya. Umumnya bangunan
menempati bagian terbesar dari gambar tersebut, sehingga bangunan tampak
sebagai bagian terpenting yang memerlukan perhatian utama. Landscape
berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap, harus dibuat semenarik
mungkin, namun demikian jangan sampai daya tariknya mengalahkan „point of
interest‟nya, yaitu bangunan itu sendiri.
Untuk menggambar sketsa landscape perlu memperhatikan denah ,
potongan dan tampak, dan detil elemen keras maupun elemen lunak. Denah

15
landscape perlu dilengkapi dengan simbol-simbol untuk membedakan karakter
tanaman yang digunakan. Demikian juga pada potongan dan tampak
diperlukan untuk lebih menjelaskan elemen lansekap secara vertikal. Ada dua
cara dalam menggambar sketsa landscape yaitu dengan metoda perspektif satu
titik lenyap dan metoda aksonometri. Pada umumnya lebih banyak yang
menggunakan metoda perspektif.
Istilah “lansekap” atau “landscape” mengandung pengertian sebagai tata
ruang di luar gedung (untuk mengatur pemandangan alam). Secara fisik,
pengertian landscape lebih banyak dikaitkan dengan pengertian “taman”.
Kata „garden‟ berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk
kesenangan dan kegembiraan dan di dalamnya ditanami berbagai macam
tanaman dan pepohonan (terutama tanaman yang berbunga) serta dapat
menimbukan rasa senang bagi pengunjungnya. Sesuai dengan nomenklatur
dalam kurikulum seni dan budaya, dalam modul ini akan menggunakan istilah
“landscape”.
Menggambar sketsa landscape secara manual merupakan salah satu
kompetensi dalam memvisualisasikan gagasan tentang landscape terkait
dengan desain interior dalam studi bentuk, proporsi, komposisi dan rendering.
“Sketsa landscape”, berfungsi sebagai penunjang dalam menampilkan gambar
bangunan atau arsitekturnya.
Dalam membuat sketsa landscape, diperlukan data tentang denah/
layout elemen taman, potongan atau tampak taman dan jenis elemen taman.
Potongan selain untuk menunjukkan detil elemen landscape, juga untuk
menunjukkan perubahan level/tingkat struktur tanah. Denah landscape
digambar dengan skala 1 : 100; potongan dan tampak bisa digambar dengan
skala 1 : 50 atau bahkan 1 : 20. Untuk detil elemen taman pada umumnya
digambar dengan skala 1 : 50, atau 1 : 20, atau 1 : 10, atau bahkan dengan skala
1 : 1. Tidak ada standar simbol untuk menggambar denah landscape, tetapi
dalam potongan dan tampak lansekap terdapat beberapa standar metode yang
harus diikuti yaitu untuk membedakan material –material yang digunakan.
Teknik yang dianggap paling mudah dalam menggambar tampak landscape

16
adalah dengan memotong sebagian dari denah, dengan cara membuat garis
lurus sesuai denah, selanjutnya dari tiap elemen landscape dibuat bentuk
global terlebih dahulu untuk mengontrol ketepatan secara vertikal. Setelah itu
setiap elemen landscape dibuat lebih detil.
Ada dua cara, dalam menggambar sketsa landscape yaitu pertama, dengan
metode perspektif dan kedua, dengan metode aksonometri. Umumnya lebih
banyak menggunakan metode perspektif, baik satu titik lenyap maupun dua
titik lenyap, karena lebih mudah dipahami dan lebih komunikatif. Jumlah
perspektif yang dibutuhkan tergantung keperluan dan sudut pandang mana
yang lebih menarik untuk ditampilkan.

DAFTAR PUSTAKA
Banu Arsana. 2009. Modul : „Sketsa‟ Seni Rupa. Yogyakarta : Studio Seni Lukis
PPPPTK Seni dan Budaya.

David Brown. 1982. Draw Perspective. London : A & C Black Limited.

Handoyo. P, J. 1987.Teknik Menggambar Dekor dalam Gambar Interior. Yogyakarta


: Kanisius.

Mauro, Budi dan Yasin. 1979. Teknik Menggambar Arsitektur. Bandung:


Universitas Parahiyangan.

Marden, Adrian, 1987. Design and Realization. Oxford University Press.

Majalah „Laras‟ , Nomor 21, Juli 1989

Paramon Vilasalo, Jose Maria.1994. The Basics of Artistic Drawing. Spain:


Barron‟s Educational series,Inc.

Rosemary Alexander with Karena Batstone.1994. A Handbook for Garden


Designers. London : The Bath Press, Avon.

http://id-id.facebook.com.

17

Anda mungkin juga menyukai