Anda di halaman 1dari 29

Jurnal Magister Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0180

Universitas Syiah Kuala 29 Pages pp. 58 - 86

KOMPETENSI DAN GAYA KEPEMIMPINAN PERSONALITI


KOMUNITAS OLAHRAGA DI PROVINSI ACEH
M. Yahya
Jurusan Magister Administrasi Pendidikan, Fakultas Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111

Abstrak : Kompetensi yang dimiliki seorang pemimpin merupakan komponen yang sangat utama
dibutuhkan dalam pembangunan bangsa, karena dapat menjadikan pendorong dan penghambat
pelaksanaan pembangunan. Kepemimpinan, sebagai sebuah konsep, diartikan sebagai proses
mempengaruhi dari pihak seseorang terhadap pihak lainnya, guna mencapai suatu tujuan
Bagaimana pemimpin memperagakan perilaku kepemimpinan, dalam kontek ini, disebut tipe atau
gaya kepemimpinan. Olahraga memberikan kesempatan secara luas kepada pelakunya untuk
menerapkan inisatif dan kreatifitasnya yang dapat memberI sumbangan kepada kemajuan ilmu
pengetahuan manusia yang pada akhirnya terbentuk kompetensi dan gaya kepemimpinan yang
handal, namun masyarakat awan belum meyakini bahwa olahraga dapat meningkatkan kompetensi
dan membentuk kepribadian seorang pemimpin. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetaui kompetensi dan gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh personality komunitas olahraga
di Provinsi Aceh. penelitian ini mengunakan pendekatan diskriptif kualitatif. Adapun yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah personality komunitas olahraga yang tersebar di
seluruh Aceh yang berjumlah 10 orang dengan teknik Purposive sampling dengan menggunakan
instrument pengamatan dan wawancara mendalam. Tehnik analisis dilakukan dalan beberapa
tahap, tahap pertama, reduksi data, selanjutnya, display data, dan yang ketiga mengambil
kesimpulan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personality komunitas
olahraga di Provinsi Aceh telah memiliki kompetensi dan gaya kepemimpinan yang ideal,
sehingga asumsi masyarakat terhadap lemahnya kompetensi dan gaya kepemimpinan personality
komunitas olahraga tidak diterima kebenarannya.

Kata Kunci : Kompetensi, gaya kepemimpinan dan komunitas olahraga

Abstract: Competency of a leader is a very major component needed in the development of the
nation, because it can make driving and inhibiting the implementation of development. Leadership,
as a concept, defined as the influence of one party against another party, in order to achieve a goal
How do leaders demonstrate leadership behavior, in this context, called type or style of leadership.
Sports provide an opportunity widely to the perpetrators to apply initiative and creativity that can
contribute to the advancement of human knowledge that ultimately formed the competence and
leadership styles that are reliable, but the clouds do not believe that exercise can improve the
competence and shaping the personality of a leader. The purpose of this study was to mengetaui
competence and leadership style that is owned by the community sports personality in the province
of Aceh. This study uses a qualitative descriptive approach. As for the subjects in this study is the
sports personality communities scattered throughout the province, amounting to 10 people with a
purposive sampling technique using the instrument of observation and in-depth interviews.
Technics role in some stage of the analysis performed, the first stage, data reduction, in turn,
display data, and the third draw conclusions and verify data. Results showed that personality sports
community in the province of Aceh has had the competence and the ideal leadership style, so the
assumption of people's lack of competence and leadership style personality is not accepted as true
sports community.

Keywords: competence, leadership style and sports community

PENDAHULUAN menjadikan pendorong dan penghambat


Latar Belakang Masalah pelaksanaan pembangunan. Kompetensi
Kompetensi merupakan komponen yang dimiliki manusia kini makin berperan
yang sangat utama dibutuhkan dalam besar bagi kesuksesan suatu komunitas.
pembangunan bangsa, karena dapat Banyak manusia yang telah menyadari

58 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

bahwa unsur kompetensi yang dimiliki kompetensi didefinisikan sebagai


manusia dalam suatu komunitas dapat karakteristik dasar seseorang yang
memberikan keunggulan bersaing, mereka memiliki hubungan kausal dengan kriteria
membuat sasaran, strategi, inovasi dalam referensi efektivitas dan keunggulan dalam
mencapai tujuan, oleh karena itu pekerjaan atau situasi tertentu. Ada 5 jenis
kompetensi setiap manusia merupakan karakteristik kompetensi, yaitu :1)
salah satu unsur yang paling vital dalam Pengetahuan, merujuk pada informasi dan
sebuah kuminitas atau masyarakat hasil pembelajaran. 2) Keterampilan,
Kompetensi merupakan gambaran merujuk pada kemampuan seseorang untuk
tentang apa yang seyogyanya dapat melakukan suatu kegiatan. 3) Konsep diri
dilakukan seseorang dalam suatu dan nilai-nilai, merujuk pada sikap, nilai-
pekerjaan, berupa kegiatan, prilaku dan nilai dan citra diri seseorang. 4)
hasil yang dapat ditampilkan atau Karakteristik Pribadi, merujuk pada
ditunjukkan. Agar dapat melakukan karakteristik fisik dan konsistensi
sesuatu dalam pekerjaan, seseorang harus tanggapan terhadap situasi atau informasi,
mempunyai kemampuan dalam bentuk dan 5) Motif, merupakan motivasi, hasrat,
pengetahuan, sikap dan keterampilan kebutuhan psikologis, atau
(Skill) yang sesuai dengan bidang dorongandorongan lain yang memicu
pekerjaannya. tindakan.
Kompetensi atau sumber daya yang Kompetensi seseorang akan berbeda
dimiliki oleh setiap manusia akan dapat antara satu orang dengan orang lainnya.
merancang dan membuat komunitas Kompetensi harus dimiliki oleh setiap
sehingga dapat bertahan dan berhasil pemimpin karena pemimpin merupakan
mencapai tujuan yang di kehendaki, hal ini nahkoda kapal. Semakin tinggi kecakapan
sesuai dengan pendapat Rachmawati atau kompetensi yang dimiliki oleh seorang
(2008:5) bahwa; “Sumber daya manusia nahkoda maka semakin kecil pula resiko
merancang dan membuat organisasi dapat kegagalan dalam perlayaran dan akan
bertahan dan berhasil mencapai tujuan, bila mencapai tujuan dengan cepat dan selamat.
sumber daya manusia diabaikan maka Pemimpin merupakan pribadi yang
organisasi tidak akan berhasil mencapai memiliki kecakapan dan kelebihan khusus,
tujuan dan sasaran”. dengan atau tanpa pengangkatan resmi
Kompetensi merujuk kepada dapat mempengaruhi kelompok yang
karakteristik yang mendasari perilaku yang dipimpinnya untuk melakukan usaha
menggambarkan motif, karakteristik bersama mengarah pada pencapaian
pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai, sasaran dan tujuan bersama.
pengetahuan atau keahlian yang dibawa Kepemimpinan dalam suatu
seseorang yang berkinerja unggul organisasi atau lembaga pemerintahan
(superior performer) di tempat kerja. merupakan suatu faktor yang menentukan
Kompetensi adalah mengenai orang seperti atas berhasil tidaknya suatu lembaga. Sebab
apa dan apa yang dapat mereka lakukan, kepemimpinan yang sukses menunjukkan
bukan apa yang mungkin mereka lakukan. bahwa pengelolaan suatu organisasi
Kompetensi ditemukan pada orang-orang berhasil dilaksanakan dengan sukses pula.
yang diklasifikasikan sebagai berkinerja Seorang pemimpin yang baik adalah
unggul atau efektif. Palan, (2007:43) seorang yang tidak melaksanakan sendiri
menyatakan bahwa: Kompetensi memiliki tindakan yang bersifat operasional, tetapi
definisi yang beragam, namun definisi mengambil keputusan, menentukan
yang layak diterima adalah bahwa kebijaksanaan dan mengarahkan orang lain
59 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

untuk melaksanakan keputusan yang Salah satu disiplin ilmu yang banyak
diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang memberikan manfaat untuk tujuan
telah digariskan (Martoyo, 2003:62). pendewasaan manusia baik jasmani dan
Para pemimpin suatu lebaga harus rohani adalah olahraga, karena olahraga
mampu mempergunakan kewenangannya merupakan sarana untuk mencapai tujuan
dalam merubah sikap dan perilaku pendidikan. Olahraga mempunyai fungsi
karyawan supaya mau bekerja dengan giat biologis, misalnya untuk menjaga
dan berkeinginan mencapai hasil yang kesehatan, memelihara sikap dan bentuk
optimal. Gaya kepemimpinan yang badan yang harmonis, memberikan
dipergunakan pemimpin dapat kecakapan dan ketangkasan gerak.
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan Olahraga juga mempunyai fungsi sosial,
perilaku para anggota organisasi/bawahan. misalnya dapat dan mudah menyesuaikan
Salah satu upaya yang dilakukan adalah diri dengan norma-norma yang ada, rasa
menciptakan kehidupan organisasi yang gotong royong dan mudah bergaul dengan
kondusif di mana satu di antara elemennya lingkungannya. Olahraga juga mempunyai
adalah kepuasan kerja karyawan yang fungsi sebagai alat atau sarana dalam
berada pada organisasi tersebut bermacam-macam usaha misalnya usaha
Gaya kepemimpinan merupakan mempertinggi ketahanan bangsa dan
pola-pola perilaku konsisten yang Negara, usaha persahabatan dan
diterapkan seseorang dalam bekerja sebagainya.
dengan orang lain. Gambaran tentang Olahraga sebagai salah satu disiplin
hubungan antara pemimpin dengan yang ilmu yang dapat membentuk kepribdian
dipimpin, akan tampak dalam suatu gaya dan menambah pengetahuan bagi
kepemimpinan. Proses hubungan antara pelakunya diterangkan oleh Sumarno
seseorang yang memimpin dengan orang (1991:39) bahwa: Olahraga dengan
yang dipimpin juga akan mencerminkan analisis ilmiahnya tentang aspek-aspek
pribadi seorang pemimpin. faal, sosiologi, psikologi, studi-studi
Kepemimpinan, sebagai sebuah konsep, histori dan filosofi serta penelitian terapan
diartikan sebagai proses mempengaruhi tentang latihan fisik, medic dan teknologi,
dari pihak seseorang yang di persepsi menyumbangkan pengertian-pengertian
sebagai pemimpin, terhadap pihak lainnya, tentang gejala-gejala social. Hali ini
guna mencapai suatu tujuan Bagaimana merupakan pengetahuan yang lebih baik
pemimpin memperagakan perilaku tentang apa yang harus diperbuat dan
kepemimpinan, dalam kontek ini, disebut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan
tipe atau gaya kepemimpinan. manusia”.
Uraian di atas meperjelas bahwa Secara nyata dan dapat dirasakan,
kompetensi dan gaya kepemimpinan bahwa olahraga mempunyai fungsi dan
seseorang dihasilkan dari tingkat manfaat yang besar bagi kehidupan
pendidikan yang ditempuh oleh seseorang. manusia, walaupun masih ada sementara
Pendidikan seseorang akan mencerminkan orang yang belum mau mengerti fungsi dan
tingkat intelektual yang bermuara pada manfaat itu. Olahraga mempunyai fungsi
sikap dan karakteristik serta gaya hidup. dan manfaat biologis sebagai alat atau
Pendidikan yang tertuang dalam sarana dalam berbagai macam bidang
pendidikan formal dan non formal usaha. Olahraga juga dapat
menghadirkan berbagai disiplin ilmu yang mengembangkan emosi, kesegaran
akan memberikan suatu proses jasmani, keterampilan dan mengurangi
pendewasaan manusia yang dapat beguna kebosanan-kebosanan. Olahraga banyak
bagi bangsa dan Negara. memberikan sumbangan kepada umat
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 60
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

manusia, lebih-lebih dalam menghadapi sebagai pemimpin, bukan karena faktor


perkembangan ilmu dan teknologi. kognitif yang mereka miliki.
Olahraga berfungsi untuk mempererat tali Keterangan yang penulis himpun dari
persaudaraan manusia tanpa membedakan beberapa tokoh masyarakat banyak yang
suku hierarki dan sosial dalam masyarakat. tidak sepaham, diantaranyan di beberapa
Olahraga dapat berperan serta dalam Kabupaten sangat bertolak belakang
pembinaan dan pembentukan pribadi. dengan konsep yang telah di uraikan di atas,
Uraian di atas telah memberikan sehingga penulis tergerak untuk melakukan
gambaran yang nyata, bahwa pelaku suatu penelitian untuk membuktikan
olahraga (komunitas) olahraga dapat anggapan masyarakat dan fungsi olahraga
meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang telah penulis paparkan di atas
sehingga memiliki kompetensi dan gaya sekaligus ingin membuktikan dengan
kepemimpinan yang ideal menjadi seorang melakukan suatu penelitian yang dapat
pemimpin, sehingga tidaklah dipertanggung jawabkan secara ilmiah
mengherankan jika kita melihat dewasa ini dengan judul penelitian: “Kompetensi Dan
komunitas olahraga telah berhasil menjadi Gaya Kepemimpinan Personaliti
pemimpin disuatu lembaga bahkan Komunitas Olahraga Di Provinsi Aceh”.
memimpin daerah.
Keberhasilan komunitas olahraga RUMUSAN MASALAH
khususnya di Provinsi Aceh menduduki Berdasarkan latar belakang yang
jabatan kepala daerah dan memimpin suatu telah penulis uraikan di atas dapat
lembaga pemerintahan di Aceh tidak dirumuskan bahwa, Keberhasilan
terlepas dari kompetesi dan gaya komunitas olahraga khususnya di Provinsi
kepemimpinan yang telah ditempa selama Aceh menduduki jabatan kepala daerah dan
mengenyam pendidikan dan keterlibatan memimpin suatu lembaga pemerintahan di
mereka didalam berbagai kegiatan Aceh tidak terlepas dari kompetesi dan
olahraga. gaya kepemimpinan yang telah ditempa
Keberhasilan komunitas olahraga selama mengenyam pendidikan dan
menempatkan dirinya sebagai pemimpin keterlibatan mereka didalam berbagai
dan pejabat di suatu instansi pemerintahan kegiatan olahraga. Olahraga memberikan
di Provinsi Aceh sepenuhnya belum diakui kesempatan secara luas kepada pelakunya
oleh sebagian masyarakat. Hasil observasi untuk menerapkan inisatif dan
yang penulis lakukan di Kabupaten Aceh kreatifitasnya yang dapat member
Utara, Aceh Besar dan Kabupaten lainnya sumbangan kepada kemajuan ilmu
dengan melakukan wawancara langsung pengetahuan manusia yang pada akhirnya
terhadap tokoh masyarakat, mereka masih terbentuk kompetensi dan gaya
meranggapan bahwa posisi yang didapat kepemimpinan yang handal. Hasil
oleh sebagian komunitas olahraga bukan observasi yang dilakukan dapat dijelaskan
karena kompetensi yang dimiliki melainkan bahwa posisi yang di duduki oleh
faktor kebetulan saja. Selain dari pada itu komunitas olahraga perlu dikaji ulang
posisi yang didapat karena diambil dari untuk mengetahui posisi yang diperoleh
kedekatan dengan seorang petinggi serta berdasarkan keberuntungan ataupun karena
karena mereka dengan dengan suatu partai kerja keras dengan melewati kompetensi
politik. Lebih lanjut tokoh masyarakat yang sangat ketat. Jika dilalui dengan
mengemukan, kepemimpinan komonitas kompetensi yang keta maka gaya
olahraga karena banyaknya dukungan dari kepemimpinan yang dimiliki sangat
rekan sejawat sehingga mendapatkan posisi
61 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

berpengaruh terhadap keberhasilan suatu mengembangkan diriya menuju


komunitas yang dipimpinnya. kesuksesan
c) Pemerintah Aceh dalam
TUJUAN PENELITIAN mewujudkan masyarakat Aceh yang
Adapun yang menjadi tujuan mempunyai pola pikir positif dan
penelitian ini adalah: memiliki kompetensi yang handal.
1. Untuk mengetahui kompetensi yang
dimiliki komunitas olahraga di Provinsi KERANGKA TEORITIS
Aceh A. Hakikat Kompetensi
2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan Kompetensi memiliki banyak
komunitas olahraga di Provinsi Aceh. pengertian dan masing-masing memiliki
aspek serta penekanan yang berbeda.
PERTANYAAN PENELITIAN Beberapa konsep menyatakan bahwa
Adapun yang menjadi pertanyaan kompetensi adalah prilaku individu dalam
penelitian ini adalah: melaksanakan fungsinya dan pengetahuan
1. Bagaimana kompetensi yang dimiliki serta keterampilan yang menyokong
komunitas olahraga di Provinsi Aceh? prilaku tersebut. Sebagian orang percaya
2. Bagaimana gaya kepemimpinan bahwa kompetensi hanya mengenai prilaku
komunitas olahraga di Provinsi Aceh? saja. Atribut seseorang seperti
pengetahuan, keterampilan dan keahlian
harus dipertimbangkan secara terpisah
MANFAAT PENELITIAN sebagai masukan terhadap tugas-tugas dan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat pekerjaan yang mereka bawa ketempat
menambah informasi dan masukan yang kerjanya, dimana produktifitasnya
bermanfaat bagi pembacanya. Adapun dipengaruhi oleh prilaku. Spencer (1993:9)
uraian manfaat penelitian adalah: menjelaskan bahwa :
1. Manfaat Teoritis Kompetensi dapat diartikan sebagai
a) Hasil penelitian ini dapat seperangkat karakteristik
dipergunakan untuk referensi dan tersembunyi dari seorang individu
wawasan dalam yang penelitian yang berhungan secara kausal dengan
selanjutnya yang berhubungan acuan Kriteria keektifan atau kerja
dengan hal yang sama yaitu tentang unggul dalam sebuah pekerjaan atau
kompetensi gaya kepemimpinan situasi. Karakteristis tersembunyi
personality kompotensi. bermakna bahwa kompetensi
b) Dapat dipergunakan sebagai salah merupakan kepribadian seseorang
satu tindakan untuk membuktikan yang secara internal terletak cukup
tentang kepemimpinan yang dalam dan terus menerus hadir dalam
diperoleh dalam komunitas diri individu sehingga dapat
olahraga. memprediksi prilakuknya dalam
aneka situasi dan pelaksanaan tugas.
2. Manfaat Praktis Kausal bermakna bahwa kompetensi
a) Masyarakat Provinsi Aceh yang menyebabkan atau memprediksi
masih menganggap bahwa prilaku atau kerja. Sedangkan acuan
kompetensi komunitas olahraga criteria berarti kompetensi dapat
masih rendah memprediksi siapa yang akan
b) Komunitas olahraga di Provinsi berhasil atau gagal jika diukur dengan
Aceh untuk dapat terus standar tertentu dalam sebuah
pekerjaan atau situasi.
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 62
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

berperilaku atau berpikir, menyamakan


Sementara Anwar (2003:51) situasi, dan mendukung untuk periode
membagi kompetensi kedalam 3 waktu cukup lama”.
aspek yaitu: Berdasarkan beberapa pendapat
1) kompetensi kognitif, 2) diatas, dapat disimpulkan bahwa
kompetensi afektif, dan 3) kompetensi merupakan karakteristik dasar
kompetensi spikomotorik. yang terdiri dari kemampuan, pengetahuan,
Kompetensi pertama terkait dengan serta atribut personal lain yang
penguasaan pengetahuan mengenai membedakan seseorang yang perform dan
pekerjaan, pengetahuan peralatan tidak perform. Kompetensi menunjukkan
yang digunakan dalam keterampilan atau pengetahuan yang
menyelesaikan, dan kemampuan dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu
mengejawantahkan tugas dan bidang tertentu sebagai sesuatu yang
fungsinya secara efektif dan efisien. terpenting, sebagai unggulan bidang
Kompetensi berikutnya merupakan tersebut.
sikap dan perasaan diri yang
berkaitan dengan profesinya. B. Hakikat Kepemimpinan
Menurut Barcal (2001:85) Setiap organisasi dan semua
kompetensi adalah: “Karakteristik dasar organisasi apapun jenisnya pasti memiliki
dari seseorang yang memungkinkan dan memerlukan seorang pemimpin dan
mereka mengeluarkan kinerja superior pimpinan tertinggi atau manajer tertinggi
dalam pekerjaannya”. yang harus menjalankan kegiatan
Martoyo (2003:15) mengatakan kepemimpinan atau manajemen bagi
bahwa: “Kompetensi didefinisikan sebagai keseluruhan organisasi sebagai satu
karakteristik dasar yang terdiri dari kesatuan. Pemimpin tersebut merupakan
kemampuan, pengetahuan, serta atribut orang pertama, ibarat nahkoda kapal yang
personal lain yang membedakan seseorang harus mengarahkan jalannya kapal, dalam
yang perform dan tidak perform ” ini berarti sebuah wadah yang disebut organisasi.
inti utama dari system atau model Sejumlah manusia lain yang ada di dalam
kompetensi ini sebenarnya alat pembentuk kapal kapal tersebut adalah sumber daya
untuk mempredeksikan keberhasilan kerja penggerak kapal kearah yang diinginkan
seseorang pada suatu posisi. Kompetensi nahkoda kapal. Nahkoda tidak akan mampu
selalu mengandung maksud dan tujuan berlayar sendiri tanpa dibarengi oleh
yang merupakan dorongan motif atau trait sumber daya yang ada di dalam kapal
yang menyebabkan suatu tindakan untuk tersebut.
memperoleh hasil kinerja yang baik. Marno dan Supriatno (2008:32)
Wibowo (2007:86) menjelaskan mengatakan bahwa: “Pemimpin pada
bahwa: “Kompetensi adalah suatu hakikatnya adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk melaksanakan atau memampuan untuk mempengaruhi prilaku
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang orang lain didalam kerjanya dengan
dilandasi atas keterampilan dan menggunakan kekuasaan. Sedangkan
pengetahuan serta didukung oleh sikap kekuasaan adalah kemampuan untuk
kerja yang dituntut oleh pekerjaan mengarahkan dan mempengaruhi bawahan
tersebut”. Selanjutnya Hasibuan (2003:87) sehubungan dengan tugas-tugas dalam
menjelaskan bahwa: “Kompetensi lingkup kerjanya". Sementara Fatah
merupakan landasan dasar karakteristik (2006:88) mengatakan bahwa: “Semakin
orang dan mengindikasikan cara banyak jumlah sumber kekuasaan yang
63 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

tersedia bagi pemimpin, akan makin besar tujuan-tujuan organisasi, pengorganisasian


potensi kepeminpinan yang efektif ”. kegiatan kerja untuk mencapai tujuan,
Menurut Terry (1986:343) pemberian motivasi kearah pencapaian
mengartikan bahwa: “Kepemimpinan tujuan, dan pengerahan dukungan serta
sebagai hubungan dimana satu orang yakni kerja sama dari orang-orang diluar
pemimpin mempengaruhi fihak lain untuk kelompok atau organisasi.
bekerja sama sukarela dalam usaha
mengerjakan tugas-tugas yang Dalam rangka memperoleh gambaran
berhubungan untuk mencapai yang di yang sedarhana tentang kepemimpinan
inginkan oleh pemimpin”. Pengertian yang perlu didistribusikan dengan pengalaman
lebih luas diungkapkan oleh Siswadi praktis yang pernah dirasakan didalam
(2003:251) bahwa: Kepemimpinan tidak proses kehidupan kelompok. Proses
lain adalah kesiapan mental yang kepemimpinan seseorang dapat muncul
terwujudkan dalam bentuk kemampuan dalam bentuk usaha mempengaruhi orang
seseorang untuk memberikan bimbingan, lain agar bertindak sesuai dengan apa yang
mengarahkan dan mengatur serta diinginkan.
menguasai orang lain agar mereka berbuat Senada dengan pendapat diatas,
sesuatu, kesiapan dan kemampuan kepada Wahab (2008:83) mengatakan bahwa;
pemimpin tersebut untuk memainkan “Kepeminpinan merupakan inti manajemen
peranan sebagai juru tafsir atau pembagi yakni sebagai motor penggerak bagi
penjelasan tentang, kepentingan, minat, sumber-sumber dan alat-alat dalam
kemauan, cita-cita atau tujuan yang di organisasi. Sukses tidaknya suartu
inginkan untuk dicapai oleh kelompok atau organisasi dalam mencapai tujuan yang
individu telah ditetapkan tergantung atas cara-cara
memimpin yang dipraktikkan oleh
Sementara Thariq (2005:43) pemimpin”.
memahami kepemimpinan adalah: “Usaha Berdasarkan pendapat yang
untuk menggerakkan manusia untuk dikemukan oleh para ahli tentang
mencapai tujuan tertentu baik yang bersifat kepemimpinan, maka dapat disimpulkan
duniawi maupun ukhrowi sesuai dengan bahwa Kepemimpinan adalah suatu proses
nilai dan syariat islam” selanjutnya Keating mempengaruhi orang-orang dalam hal
(2003:9) memberikan pengertian bahwa: pengintepretasian peristiwa (aspirasi)
“Kepemimpinan adalah suatu proses pengikutnya, pemilihan tujuan-tujuan
dengan berbagai cara mempengaruhi organisasi, pengorganisasian kegiatan kerja
kelompok orang untuk tujuan bersama” untuk mencapai tujuan, pemberian motivasi
Wuradji (2008:2) mengatakan kearah pencapaian tujuan, dan pengerahan
bahwa: “Kepemimpinan adalah dukungan serta kerja sama dari orang-orang
Kemampuan mempengeruhi suatu diluar kelompok atau organisasi.
kelompok kearah Pecapaian Tujuan”. Kepemimpinan merupakan inti dari
Pendapat ini memandang semua anggota manajemen.
kelompok/organisasi agar bersedia
melakukan kegiatan/bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok. C. Gaya Kepemimpinan
Lebih lanjut Wuradji (2008:3) Kepemimpinan adalah kemampuan
mempertegas bahwa : Kepemimpinan seorang untuk memobilisasi,
adalah sebagai proses mempengaruhi menyelaraskan, memimpin kelompok,
orang-orang dalam hal pengintepretasian kemampuan menjelaskan gagasan sehingga
peristiwa (aspirasi) pengikutnya, pemilihan dapat diterima orang lain. Pemimpin
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 64
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

penting dalam mempengaruhi perubahan. pemimpin dalam mempengaruhi pengikut-


Pemimpin bertanggung jawab untuk pengikutnya. Adapun ragam gaya
menggerakkan setiap usaha dan hambatan kepemimpinan adalah;
untuk menjamin kejelasan visi. Pemimpin 1) Gaya kepemimpinan kontinum
harus dapat menciptakan iklim organisasi Ada tujuh model gaya pembuatan
dimana karyawan merasa bebas tapi penuh keputusan yang dilakukan pemimpin.
tanggung jawab. Riyono dan Zulaifah Tujuh model ini masih dalam kerangka dua
(2001:76) mengatakan bahwa: gaya otokratis dan demokratis dia tas.
“kepemimpinan berkaitan dengan Ketujuh model keputusan pemimpin itu
kemampuan untuk memotivasi dan dijelaskan sebagai berikut:
mempengaruhi bawahan. Seorang (1) Pemimpin membuat keputusan
pemimpin sukses karena mampu bertindak kemudian mengumumkan kepada
sebagai pengarah dan pendorong yang kuat bawahannya. Dari model ini terlihat
serta berorientasi pada tujuan yang bahwa otoritas yang digunakan atasan
ditetapkan”. Berdasarkan kutipan tersebut terlalu banyak sedangkan daerah
dapat dijelaskan bahwa kepemimpinan kebebasan bawahan sempit sekali.
yang berkaitan dengan kemampuan untuk (2) Pemimpin menjual keputusan. Dalam
memotivasi dan dapat mempengaruhi hal ini pemimpin masih terlihat banyak
kinerja bawahan, kesuksesan seorang menggunakan otoritas yang ada
pemimpin dapat dilihat dari gaya padanya, sehingga persis dengan model
kepimpinan yang dipakai sehingga dapat yang pertama. Bawahan di sini belum
menjadi sebagai pendorong yang kuat serta banyak terlibat dalam pembuatan
berorientasi pada tujuan yang ditetapkan. keputusan.
Persoalan kepemimpinan selalu (3) Pemimpin memberikan pemikiran-
memberi kesan yang menarik. Topik ini pemikiran atau ide-ide dn mengundang
senantiasa memberikan daya tarik yang pertanyaan-pertanyaan. Dalam model
kuat pada setiap orang. Literatur-literati ini pemimpin sudah menunjukkan
tentang kepemimpinan senantiasa kemajuan, karena memabtasi
memberikan penjelasan bagaimana menjadi penggunaan otoritas dana memberi
pemimpin yang baik, sikap dan gaya sesuai kesempatan pada bawahan untuk
dengan situasi kepemimpinan, san syarat- menunjukkan pertanyaan-pertanyaan.
syarat pemimpin yang baik. Organisasi Bawahan sudah sedikit terlibat dalam
akan berhasi atau bahkan gaga sebagian pembuatan keputusan.
besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu (4) Pemimpin memberikan keputusan
ungkapan mulia yang mengatakan bahwa bersifat sementara yang ekmungkinan
kepemimpinan yang bertanggung jawab dapat diubah. Bawahan sudah mulai
atas kegagalan pelaksanaan suatu banyak terlibat dalam rangka
pekerjaan, merupakan ungkapan yang pembuatan keputusan, sementara
mendukung posisi pemimpin dalam suatu otoritas pemimpin sudah mulai
organisasi pada posisi yang terpenting dikurangi penggunaannya.
(Thoha: 2010:1) (5) Pemimpin memberikan persoalan,
Ragam Gaya Kepemimpinan meminta saran-saran dan membuat
Keanekaragaman gaya keputusan. Model ini sudah jelas,
kepemimpinan merupakan hal yang biasa otoritas pimpinan digunakan sedikit
didapatkan di lingkungan organisasi. Gaya mungkin, sebaliknya kebebasan
ataupun style kepemimpinan banyak bawahan dalam berpartisipasi membuat
mempengaruhi keberhasilan seorang keputusan sudah banyak digunakan.
65 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

(6) Oemimpin merumuskan batasan- produksi dengan kebutuhan-kebutuhan


batasnya, dan meminta kelompok otang-orang secara individu.
bawahan untuk membuat keputusan. (3) Pada Grid 1.9, gaya kepemimpinan dari
Partisipasi bawahan dalam kesempatan manajer ini ialah mempunyai rasa
ini lebih besar dibandingkan dalam tanggung jawab yang tinggi untuk
model kelima di atas. selalu memikirkan orang-orang yang
(7) Pemimpin mengizinkan bawahan bekerja dalam organisasinya. Tetapi
melakukan fungsi-fungsinya dalam pemikirannya mengenai produksi
batas-batas yang telah dirumuskan oleh rendah. Manajer semacam ini sering
pimpinan. Model ini terletak pada titik dinamakan pemimpin klub (the country
ekstrem penggunaan kebebasan club management). Manajer ini
bawahan. Adapun titik ekstrem berusaha menciptakan suasana
penggunaan otoritas terdapat pada lingkungan yang semua orang bisa
model nomor satu di atas (Thoha; bekerja rileks, bersahabat, dan bahagia
2010:52). dalam organisasinya. Dalam suasana
seperti ini tidak ada satu orang pun yang
mau memikirkan tentang usaha-usaha
2) Gaya Managerial Grid koordinasi guna mencapai tujuan
Menurut Blake dan Mouton, ada organisasi.
empat gaya kepemimpinan yang (4) Pada Grid 9.1, kadang kala manajer
dikelompokkan sebagai gaya yang ekstrem, disebut sebagai manajer yang
sedangkan lainnya hanya satu gaya yang menjalankan tugas secara otokratis
dikatakan berada di tengah-tengah gaya (outocratic task managers). Manajer
ektrem tersebut. Adapun gaya tersebut semacam ini hanya mau memikirkan
adalah; tentang usaha peningkatan efensiensi
(1) Pada Grid I.I, manajer sedikit sekali pelaksanaan kerja, tidak mempunyai
usahanya untuk memikirkan orang- atau hanya sedikit rasa tanggung
orang yang bekerja dengannya, dan jawabnya pda orang-orang yang bekerja
produksi yang seharusnya dihasilkan dalam organisasinya. Lebih dari itu,
oleh organisasinya. Dalam menjalankan lebih menonjol otokratisnya pada gaya
tugas manajer dalam grid ini kepemimpinannya, (Thoha; 2010:54).
menganggap dirinya sebagai perantara
yang hanya mengkomunikasikan Kepemimpinan
informasi dari atasan kepada bawahan. Hasibuan (2005:107) menjelaskan
(2) Pada Grid 9.9, manajer mempunyai bahwa Ada dua gaya kepemimpinan yang
rasa tanggung jawab yang tinggi untuk biasa digunakan oleh seorang pemimpin
memikirkan baik produksi maupun dalam mengarahkan atau mempergaruhi
orang-orang yang bekerja dengannya. bawahannya yaitu:
Dia mencoba untuk merencanakan 1) Gaya kepemimpinan yang
semua usahanya dengan senantiasa berorientasi pada tugas. Dalam gaya
memikirkan dedikasinya pada produksi kepemimpinan ini, seorang manajer
dan nasib orang-orang yang bekerja akan mengarahkan dan mengawasi
dalam organisasinya. Manajer yang bawahannya secara ketat agar
termasuk grid ini dapat dikatakan mereka bekerja sesuai dengan
sebagai “manajer tim” yang rill (the harapannya. Manajer dengan gaya
real team manager). Manger ini lebih mengutamakan
memadukan kebutuhan-kebutuhan keberhasilan pekerjaan dari pada

Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 66


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

pengembangan kemampuan mengajukan saran. Kecenderungan


bawahan. yang umum adalah kearah
2) Gaya kepemimpinan yang penerapan praktek demokratic lebih
berorietasi pada pekerja. Manajer luas karena kosisten dengna model
dengan gaya kepemimpinann ini perilaku orgnisasi yang suportif dan
berusaha mendorong dan kolegial.
memotivasi bawahanya untuk 5) Gaya Autoeratic, dimana seorang
bekerja lebih baik. Mereka pemimpin membatasi diri dalam
mengikutsertakan bawahannya memnberikan pengaruh dan
dalam pengambilan keputusan yang menyerahkan pelaksana pekerjaan
menyangkut tugtas/pekerjaan kepada para bawahan tanpa banyak
bawahan. Di sini hubungan campur tangan.
pemimpin dan bawahan terasa
sangat akrab , saling percaya, dan Pemimpin itu memiliki kebiasan, sifat,
saling menghargai. temperamen, watak dan kepribadian sendiri
yang unik dank has, sehingga tingkah laku
Lucky (2000:21) menjelaskan ada 5 dan gayanyalah yang membedakan dirinya
gaya kepemimpinan yang sering dengan orang lain. Gaya atau style
diperankan oleh seorang pemimpin. Ke 5 hidupnya ini pasti akan mewarnai prilaku
gaya kepemimpinan tersebut yaitu: dan tipe kepemimpinan, sehingga
muncullah beberapa tipe kepemimpinan.
1) Gaya Situational, dimana seorang Kartono (1991:69) membagi tipe
pemimpin memberitahukan kepada kepemimpinan menjadi beberapa jenis
bawahan mengenai apa, bagaimana, yaitu:
bilamana, dan dimana kegiatan
pekerjaan dilaksanakan. 1) Tipe karismatik. Hingga saat ini
2) Gaya Goal Oriented, Pemimpin para ahli belum berhasil
dipadang seorang yang memberi menemukan sebab-sebab mengapa
peritah dan dapat menuntut. seorang pemimpin memiliki
Kepuasan ada di tangan pemimpin. karisma. Umumnya diketahui
3) Gaya Partisipsi, dimana seorang bahwa pemimpin yang demikian
pemimpin dalam hal ini hanya mempunyai daya tarik yang amat
mengajak bawahan berperan aktif besar, meskipun para pengikut itu
dalam proses pengambilan sering pula tidak dapat menjelaskan
keputusan da pemimpin hanya mengapa mereka mengikuti
berperan sebagai fasilisator untuk pemimpin itu.
mempelancar tugas para bawahan 2) Tipe Paternalistis. Seorang
yang antara lain dilakukan dengan pemimpin yang tergolong sebagai
menggunakan saluran komunikasi pemimpin yang paternalistis ialah
yang ada secara efektif. seorang yang memiliki ciri sebagai
4) Gaya Demokratic, pemimpin berikut: a) menganggap
bertindak sebagai suatu social. Para bawahannya sebagai manusia yang
karyawan memperoleh informasi tidak dewasa. b) bersikap terlalu
dari pemimpin tentang kondisi yang melindunggi (overly protective), c)
mempengaruhi pekerjaan mereka jarang memberikan kesempatan
dan didorong untuk kepada bawahannya untuk
mengungkapakan gagasan dan mengambil keputusan, d) jarang
67 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

memberikan kesempatan kepada setiap orang berbuat semau sendiri.


bawahannya untuk mengambil Pimpinan tidak berpartisipasi
inisiatif, e) Jarang memberikan sedikitpun dalam kegiatan
kesempatan kepada bawahannya kelompoknya. Semua pekerjaan dan
untuk mengembangkan daya kreasi tanggung jawab harus dilakukan
dan fantasinya dan sering bersikap oleh bawahan sendiri, dia
maha tahu. merupakan pimpinan simbul, dan
3) Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan biasanya tidak memiliki
terlebih dahulu bahwa yang keterampilan teknis, sebab
dimaksud dari seorang pemimpin duduknya sebagai pemimpin
tipe militeristik berbeda dengan biasanya diperoleh melalui suap
seorang pimpinan organisasi atau nepotisme.
militer. Seorang yang bertipe 6) Tipe Populistis. Pemimpin tipe ini
pemimpin militeristis ialah seorang berpegang teguh pada nilai-nilai
pemimpin yang memiliki sifat-sifat masyarakat tradisional, dan
sebagai berikut: a) dalam menekankan pada masalah kesatuan
mengerakkan bawahan sitem nasional atau nasionalisme dan
perintah yang lebih sering sangat berhati-hati terhadap
dipergunakan, b) dalam kolonialisme dan penindasan-
menggerakkan bawahan senang penindasan serta penguasaan oleh
bergantung kepada pangkat dan kekuatan asing. Kepemimpinan
jabatannya, c) senang pada jenis ini mengutamakan
formalitas yang berlebig-lebigan, d) penghidupan kembali atau
menuntut disiplin yang tinggi dan nasionalisme dan erat kaitannya
kaku dari bawahan, e) sukar dengan modernitas tradisional.
menerima kritikan dari 7) Tipe Administratif. Kepemimpinan
bawahannya, f) menggemari ini mampu menyelenggarakan
upacara-upacara untuk berbagai tugas-tugas administrasi secara
keadaan. efektif. Sedang para pemimpinnya
4) Tipe Otokrasi. Seorang pemimpin terdiri dari teknokrat dan
yang otokrasi ialah pemimpin yang administratur-administratur yang
memilliki criteria atau cirri sebagai mampu menggerakkan dinamika
berikut; a) menganggap organisasi modernisasi dan pembangunan.
sebagai milik pribadi, b) Dengan demikian dapat dibagun
mengidentikkan tujuan pribadi system administrasi dan birokrasi
dengan tujuan organisasi, c) yang efesien untuk memerintah,
menganggap bawahan sebagai alat yaitu untuk memantapkan integrasi
semata-mata, d) tidak mau bangsa pada khususnya, dan usaha
menerima kritik saran dan pendapat, pembangunan pada umumnya.
e) terlalu tergantung kepada Dengan adanya kepemimpinan
kekuasaan formalnya, f) dalam semacam ini dapat diharapkan
tindakan penggerakkannya sering adanya perkembangan teknologi
mempergunakan pendekatan yang keadministrasian yang canggih.
mengandung unsure paksaan dan 8) Tipe Demokratis. Kepemimpinan
bersifat menghukum. demokratis berorientasi pada
5) Tipe Laissez Faire. Tipe ini seorang manusia dan memberikan
pemimpin tidak memimpin, dia bimbingan yang efisien serta
membiarkan kelompoknya dan terdapat koordinasi pekerjaan pada
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 68
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

semua bawahan, dengan penekanan untuk mengenali gaya kepemimpinan


pada tanggung jawab internal (pada seseorang yang mengadopsi tipe demokrasi
diri sendiri) dan bekerjasama yang dapat kita kenali dengan melihat ciri-
baik. Pengetahuan tentang cirinya.
kepemimpinan telah membuktikan
bahwa tipe demokratislah yang Teori Kepemimpinan
paling tepat untuk organisasi
modern seperti sekarang ini. Hal ini 1. Teori Sifat
terjadi karena tipe kepemimpinan Suatu kesimpulan yang diperoleh
ini memiliki karakteristik sebagai dari hasil penelitian kepemimpinan tersebut
berikut: a) dalam proses diketahui, bahwa:
penggerakan bawahan selalu a) Kecerdasan muncul pada 10 penelitian.
bertitik tolak dari pendapat bahwa b) Inisiatif muncul pada 6 penelitian;
manusia itu ialah makhluk yang c) Keterbukaan dan perasaan humor
mulia di dunia, selalu berusaha muncul pada 5 penelitian;
mensinkronisasikan kepentingan d) Entusiasme, kejujuran, simpati, dan
dan tujuan organsasi dengan kepercayaan pada diri sendiri, muncul
kepentingan dan tujuan pribadi dari pada 4 penelitian, (Thoha; 2010:33)
pada bawahannya,b) senang
menerima saran, pendapat, dan 2. Teori Kelompok
bahkan kritikan dari bawahannya, c) Teori kelompok dalam
selalu berusaha mengutamakan kepemimpinan ini memiliki dasar
kerjasama dan teamwork dalam perkembangan yang berakar pada psikologi
usaha mencapai tujuan, d) ikhlas sosial. Teori pertukaran yang klasik
memberikan kebebasan yang membantunya sebagai suatu dasar yang
seluas-luasnya kepada bawahannya penting bagi pendekatan. Teori kelompok
yang berbuat kesalahan yang ini beranggapan bahwa, supaya kelompok
kemudian diperbaiki agar bisa mencapai tujuan-tujuannya, harus
bawahannya tidak lagi berbuat terdapat suatu pertukaran yang prositif di
kesalahan yang sama, e) selalu antara pemimpin dan pengikut-
berusaha untuk menjadikan pengikutnya. Kepemimpinan yang
bawahannya lebih sukses dari ditekankan pada adanya suatu proses
padanya, f) dan berusaha pertukaran antara pemimpin dan
mengembangkan kapasitas diri pengikutnya ini, melibatkan pula konsep-
pribadinya sebagai pemimpin. konsep sosiologi tentang keinginan
mengembangkan peranan. Penelitian
Berdasarkan pendapat di atas psikologi sosial dapat digunakn
dapatlah disimpulkan bahwa gaya dan tipe unmendukung konsep-konsep peranan dan
kepemimpinan bermacam-macam pertukaran yang diterapkan dalam
tergantung kepada kebiasaan, sifat, watak kepmimpinan, (Thoha; 2010:35).
kepribadian, pendidikan serta gaya (style)
kehidupan sehari-hari sangat 3. Teori Situasional dan Model Kontijensi
mempengaruhi gaya kepemimpinan Fiedler mengembangkan suatu
seseorang. Gaya atau tipe kepemimpinan teknik yang unik untuk mengukur gaya
yang sangat ideal dengan mengikuti kondisi kepemimpinan. Pengukuran ini diciptakan
dan situasi di zaman sekarang ini yang dengan memberikan suatu skor yang dapat
serba keterbuaan adalah gaya demokratis, menunjukkan Dugaan Kesamaan di antara
69 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

keberlawanan (Assumed Similarity between Berdasarkan kutipan tersebut dapat


Oppositer, ASO)dan teman kerja yang diketahui bahwa kepemimpinan derektif
paling sedikit disukai (Least Preferred merupakan tipe kepemimpinan yang
Coworker, LPC). ASO memperhitungkan bawahan tahu dengan pasti apa yang
derajat kesamaan yang paling banyak dan diharapkan darinya dan pengarahan khusus
paling sedikit tentang kawan kerjanya, diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini
(Thoha: 2010:36). tidak ada partisipasi dari bawahan.
Kepemimpinan yang mendukung
4. Teori Jalan Kecil – Tujuan (supportive leadership) mempunyai
Teori path-goal versi House dalam kesediaan untuk menjelaskan sendiri,
Thoha; (2010:42), memasukkan empat tipe bersahabat, mudah didekati, dan
atau gaya utama kepemimpinan yang mempunyai perhatian kemanusiaan yang
dijelaskan sebagai beriktu: murni terhadap para bawahannya.
(1) Kepemimpinan derektif. Tipe ini Kepemimpinan yang berorientasi pada
sama dengan model kepemimpinan prestasi menetapkan serangkaian tujuan
yang otokratis dari Lippitt dan yang menantang para bawahannya untuk
White. Bawahan tahu dengan pasti partisipasi.
apa yang diharapkan darinya dan
pengarahan khusus diberikan oleh
pemimpin. Dalam model ini tidak
ada partisipasi dari bawahan. Hakikat Komunitas Olahraga
(2) Kepemimpinan yang mendukung Ada banyak definisi yang
(supportive leadership). menjelaskan tentang arti komunitas. Tetapi
Kepemimpinan model ini setidaknya definisi komunitas dapat
mempunyai kesediaan untuk didekati melalui; pertama, terbentuk dari
menjelaskan sendiri, sekelompok orang; kedua, saling
bersahabat,mudah didekati, dan berinteraksi secara sosial di antara anggota
mempunyai perhatian kemanusiaan kelompok itu; ketiga, berdasarkan adanya
yang murni terhadap para kesamaan kebutuhan atau tujuan dalam diri
bawahannya. mereka atau di antara anggota kelompok
(3) Kepemimpinan partisipatif. Pada yang lain; keempat, adanya wilayah-
gaya kepemimpinan ini,pemimpin wilayah individu yang terbuka untuk
berusaha meminta dan anggota kelompok yang lain, misalnya
menggunakan saran-saran dari para waktu (Rahmawati, 2008:53)
bawahanny. Namun pengambilan Depertemen Pendidikan Nasional
keputusan masih tetap berada (2007:586) menjelaskan bahwa:
padanya. “Komunitas adalah sekelompok organism
(4) Kepemimpinan yang berorientasi (orang dsb) yang hidup dan saling
pada prestasi. Gaya kepemimpian in berinteraksi di dalam daerah tertentu.
menetapkan serangkaian tujuan Sementara Hermawan (2008:7)
yang menantang para bawahannya menjelaskan bahwa: “Komunitas adalah
untuk partisipasi. Pemimpin juga sekelompok orang yang saling peduli satu
memberikan keyakinan kepada sama lain lebih dari yang seharusnya,
mereka bahwa mereka mampu dimana dalam sebuah komunitas terjadi
melaksanakan tugas pekerjaan relasi pribadi yang erat antar para anggota
mencapai tujuan secara baik. komunitas tersebut karena adanya
kesamaan interest atau values”. Soenarno
(2002:54) mendefinisi Arti Komunitas
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 70
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

adalah: “Sebuah identifikasi dan interaksi Upaya untuk menyelesaikan


sosial yang dibangun dengan berbagai permasalahan dalam penelitian ini
dimensi kebutuhan fungsional”. dilaksanakan dengan menggunakan metode
Pendapat para ahli diatas dapat penelitian diskriptif kualitatif. Sehubungan
dinyatakan bahwa komunitas merupakan dengan masalah ini Surachmad (2003:139)
sekelompok orang yang saling peduli dan mengatakan “Pada umumnya bentuk
melakukan sesuatu untuk kepentingan penyelidikan deskripsi ialah menuturkan
bersama. Sementara itu dalam undang- dan menafsirkan data yang ada, tentang
undang Republik Indonesia nomor 3 tahun situasi yang dialami, pandangan sikap yang
2005 tentang sistem keolahragaan nasional nampak atau tetntang suatu proses yang
pada bab 1 pasal 1 ayat 5 menjelaskan sedang berlangsung”. Adapun ciri-ciri
bahwa komunitas olahraga atau yang penelitian deskriptif, yakni (1) Memusatkan
disebut dengan pelaku olahraga adalah: diri pada pemmecahan masalah-masalah
“setiap orang dan/atau kelompok orang yang ada pada masa sekarang, pada
yang terlibat secara langsung dalam masalah-masalah aktual,; dan (2) Data yang
kegiatan olahraga yang meliputi dikumpulkan mula-mula disusun,
pengolahraga, Pembina, dan tenaga dijelaskan dan kemudian dianalisis.
keolahragaan”. Selanjutnya pada ayat 6, 8 Permasalahan utama dalam penelitian ini
dan 9 dijelaskan bahwa : Pengolahraga tentang komopetensi dan gaya
adalah orang yang berolahraga dalam usaha kepemimpinan, maka alternatif yang
mengembangkan potensi jasmani, rohani dianggap tepat untuk melaksanakan
dan sosial”. “Pembina olahraga adalah penelitian menggunakan pendekatan
orang yang memiliki minat dan kualitatif. Maksud penggunaan metode ini
pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan dalam penelitian adalah untuk memahami
manajerial, dan/atau pendanaan yang dan mendiskripsikan kompetensi dan gaya
didedikasikan untuk kepentingan kepemimpinan personality komunitas
pembinaan dan pengembangan olahraga”. olahraga di Provinsi Aceh.
Sedangkan tenaga keolahragaan adalah
setiap orang yang memiliki kualifikasi dan B. Rancangan Penelitian
sertifikasi kompetensi dalam bidang Sesuai dengan pendapat Arikunto
olahraga. (2006:105) yang menjelaskan bahwa:
Berdasarkan uraian diatas dapat “Rancangan penelitian adalah rencana yang
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan dibuat oleh peneliti sebagai ancang-ancang
komunitas olahraga sekelompok orang kegiatan yang akan dilakukan”. Rancangan
yang hidup dan berinteraksi satu sama lain penelitian ini dapat dilihat pada gambar
yang memiliki waktu, pendanaan, dibawah ini:
kompetensi, kepentingan dan kebijakan
serta kemauan untuk memajukan olahraga.
Orang tersebut terdiri dari pengolahraga,
Pembina dan tenaga keolahragaan yang
mampu mengembangkan ilmu
keolahragaan dibidang iptek olahraga.

PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Gambar 3.1. Rancangan Penelitian

71 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

C. Subjek Penelitian Oakley dalam Reinharz (1992:27)


Subjek penelitan merupakan mengemukakan “kontraksi antara
sumber data yang memberikan kejelasan penelitian ilmiah – positivistik (yang
mengenai duduk persoalan yang dikaji. menuntut objektivitas dan perincian)
Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan dengan riset kaum fesimis berbasis pada
subjek hanya sumber yang memberikan wawancara (yang menuntut keterbukaan,
informasi secara lengkap dan cermat keterlibatan emosional, pembangunan
mengenai beberapa peristiwa, manusia dan jangka panjang, kepercayaan antara peneliti
situasi yang diteliti. Teknik pengambilan dengan subjek penelitian)”. Model arahan
sampel dalam penelitian ini menggunakan yang dikembangkan Oakley adalah sebuah
Purposive sampling. Seperti yang tawaran etika “feminist” akan sebuah
dijelaskan oleh Arikunto (2006:139) bahwa komitmen dan kesetaraaan, berbalikan
: Purposive sampling atau sampel bertujuan dengan etika ilmiah positivistik fungsi dan
dilakukan dengan cara mengambil subjek peran antara peneliti dengan subjek
bukan didasarkan atas strata, random atau penelitian. Etika wawancara kaum feminis,
daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan sebagaimana pernyataan Fontana dan Frey,
tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan mendefinisikan ulang situasi wawancara
karena beberapa pertimbangan, misalnya selama proses penelitian. Etika feminis ini
alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana memfokuskan pada fakta penelitian adalah
sehingga tidak dapat sampel yang besar dan aktivitas seca fundamental bersumber pada
jauh. tutur kata, disisi lain , bahasa itu sendiri
Mengingat Purposive sampling. sering kali merefleksikan berbagai
merupakan teknik pengambilan sampling pengalaman kelakian dan kategori-kategori
yang memiliki tujuan tertentu, yakni subjek kelakian seringkali tidak selaras dengan
ditentukan berdasarkan tingkat kehidupan perempuan (Devaults; 1990:96-
penguasaannya terhadap informasi yang 97) kajian tersebut merupakan gamabran
akan diungkapkan informan yang terpenting peneliti sehingga penelitian ini
mempunyai informasi lengkap dan cermat mengunakan instrumen berupa pengamatan
diutamakan menjadi subjek. dan wawancara mendalam yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
D. Instrumen Penelitian dengan kompetensi dan gaya
Instrumen adalah alat pengumpulan kepemimpinan.
data, menurut Arikunto (2006:137)
menjelaskan bahwa: “Instrumen adalah alat E. Teknik Pengumpulan Data
pada waktu peneliti menggunakan suatu Teknik pengumpulan data adalah
metode”. Reinharz (1992:27) langkah yang paling strategis dalam
mengemukakan bahwa: “Wawancara penelitian. Pengumpulan data adalah
adalah salah saru perangkat metodologi pencatatan peristiwa-peristiwa, hal-hal,
favorit bagi peneliti kualitatif. Teknik keterangan-keterangan, karakteristik
wawancara dalam ilmu pengetahuan sosial, sebagian atau seluruh subjek yang akan
menjelaskan tiga bentuk dasar wawancara – menunjang atau mendukung penelitian.
terstruktur (structures), tak terstruktur Dalam penelitian kualitatif menurut
(unstructures), dan terbuka (open-ended). Nasution (1992:40) peneliti bertindak
Wawancara adalah suatu bentuk seni sebagai instrumen penelitian atau peneliti
perbincangan, seni bertanya dan sebagai alat penelitian utama yang terjun
mendengar. Wawancara bukanlah sebuah langsung kelapangan. Peneliti
perangkat netral dalam memproduksi melaksanakan langsung penelitian dan
realitas”. pengamatan atau melakukan wawancara
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 72
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

dan hanya menggunakan buku catatan.


Wawancara dipergunakan untuk F. Teknik Analisis Data
memperoleh data tentang kompetensi dan Data yang telah diperoleh dari
gaya kepemimpinan personality komunitas lapangan akan memiliki makna yang berarti
olahraga di Provinsi Aceh yang terdiri dari bila dilanjutkan dengan kegiatan analisis
kompetensi Kognitif, kompetensi efektif data. Kegiatan ini dilakukan sepanjang
dan kompetensi psikomotor serta gaya penelitian itu berlangsung, mulai dari tahap
kepemimpinan. pengamatan dan wawancara mendalam.
Wawancara yang digunakan untuk Hal ini dimaksud apabila ada data yang
melakukan penelitian kualitatif tidak kurang dapat segera dilengkapi dan dapat
berstruktur dan lebih informal, Nasution diverifikasi dengan sumber lain, ini sesuai
(1992:76) menyatakan bahwa, “isi dengan pendapat yang dikemukan oleh
wawancara atau yang dapat dinyatakan Sugiyono (2009:244) yang mengatakan
dalam wawancara, salah satunya adalah bahwa: “Melakukan analisis adalah
pengalaman dan perbuatan responden pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja
mengenai apa yang telah dikerjakan, keras. Analisis memerlukan daya kreatif
termasuk juga pengetahuan, fakta-fakta dan serta kemampuan intelektual yang tinggi.
apa yang diketahui tentang sesuatu”. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti
Sementara itu beberapa cara mencatat hasil untuk mengadakan analisis, sehingga setiap
wawancara, menurut Nasution (1992:81) peneliti harus mencari sendiri metode yang
pencatatan secara langsung, yaitu yang dirasakan cocok dengan sifat
melakukan wawancara dan sambil penelitiannya. Bahan yang sama bisa
mencatat: diklasifikasikan lain oleh peneliti yang
a. Pencatatan dengan ingatan, yaitu berbeda”.
pencatatan dilakukan tidak pada Data yang peneliti analisis
waktu wawancara, tetapi setelah menggunakan dengan prosedur yang
wawancara yang mengandalkan daya dikemukan oleh Sugiyono (2010: 92) yaitu
ingat interviu. “tahap pertama, reduksi data, selanjutnya,
b. Pencatatan dengan alat recording display data, dan yang ketiga mengambil
sangat membantu dalam membuat kesimpulan dan verifikasi data”.
laporan karena seluruh pembicaraan 1. Reduksi Data
dapat direkam, setiap kali dilakukan Reduksi data merupakan langkah
wawancara harus dibuat laporannya, awal menganalisis data, dimana data yang
kemudian setelah selesai dapat telah didapatkan merangkumnya, memilih
mengadakan wawancara berikutnya. hal-hal yang pokok, dan memfokuskan
c. Pencatatan dengan memberi kode, pada hal-hal yang penting datadari hasil
misalnya respon yang dimengerti wawancara ,kegiatan ini bertujuan untuk
tentang yang dinyatakan diberi kode. memudahkan pemahaman terhadap data
yang telah terkumpul, sehingga
Berdasarkan kutipan tersebut di atas memudahkan peneliti dalam melakukan
dapat dijelaskan bahwa Pencatatan dengan langkah-langkah analisis berikutnya.
ingatan, pencatatan dengan alat recording 2. Display Data
sangat membantu dalam membuat laporan Tahap display adalah tahap
karena seluruh pembicaraan dapat direkam, penyusunan secara sistimatis terhadap data
pencatatan dengan memberi kode, misalnya penelitian yaitu dengan teks yang bersifat
respon yang dimengerti tentang yang naratif. Tahap ini dapat dilakukan dengan
dinyatakan diberi kode. membuat kesimpulan sementara atau
73 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

rangkuman hasil wawancara. Selain itu maka, data penelitian tersebut dapat di
perangkuman juga mengandung arti bahwa deskripsikan sebagai berikut:
materi pengkajian sesuai dengan indikator 1. Hasil Wawancara Kompetensi
utama dari tema yang dibahas. Hasil wawancara yang dilakupan
3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi pada subjek penelitian dapat diuraikan
Tahap verifikasi adalah tahap dalam beberapa tahapan yaitu;
pengkajian secara mendalam sekaligus a. Kompetensi Kognitif.
mengambil kesimpulan. Keputusan yang Hasil wawancara yang dilakukan
diambil untuk dijadikan sebuah kesimpulan pada subjek penelitian dapat dijelaskan
yang baku merupakan hasil analisa yang bahwa dalam hal menguasai ilmu
sistimatis dengan menggunakan metode manajemen keolahragaan responden
yang relevan. Pengujian ini dimaksud untuk menjawab ya dalam menguasai ilmu
membuat perbandingan antara kebenaran manajemen olahraga. Latar belakang
teoritis dengan keadaan yang terjadi pendidikan yang dari subjek penelitian
dilapangan, oleh karena itu tahap verifikasi yaitu komunitas olahraga minimal jenjang
merupakan tahap yang sangat menentukan pendidikan tinggi Strata 1 dan umumnya
dalam melahirkan kesimpulan yang Strata 2. Selain pendidikan formal,
signifikan dan dapat beberapa responden yaitu komunitas
dipertanggungjawabkan. Langkah-langkah olahraga pernah mengikuti pendidikan non
verifikasi data adalah sebagi berikut: formal seperti mengikuti kursus atau
a. Menguji kesimpulan yang telah diambil pelatihan lainnya berkenaan dengan
untuk membandingkan dengan teori- manajemen kepemimpinan. Pelatihan
teori yang sebenarnya. ataupun pendidikan non formal yang
b. Melakukan proses pengecekan ulang, pernah diikuti ada diberbagai tempat salah
untuk menguji kebenaran data dan hasil satunya pertama kali di Aceh ataupun
analisis yang dimulai dari tahap provinsi Aceh bahkan di tingkat
pelaksanaan survei, wawancara, Internasional. Pemahaman konsep
pengamatan data dan informasi lain yang manajemen yang terdiri dari perencanaan,
disajikan sujek penelitian. pengorganisasian, pergerakan dan
c. Membuat suatu kesimpulan yang pengawasan dari komunitas olahraga
merupakan hasil dari keseluruhan proses beragam salah satu diantara responden
awal penelitian sampai dengan mengemukakan bahwa konsep manajemen
perangkuman data. secara menyeluruh harus dipahami dan
dijalankan dengan baik, karena
G. Lokasi dan Waktu Penelitian perencanaan terdiri dari penyusunan
Lokasi penelitian ini dilaksanakan perencanaan, pengorganisasian yaitu
di kantor dan lokasi lain dengan terlebih pelaksanaaan fungsi dan baru penggerakan
dahulu melakukan kontak person kepada memotivasi sifat untuk bekerja dan
personal konmunitas olahraga yang pengawasan harus dijalankan dengan baik.
dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini Langkah-langkah yang dilakukan
direncanakan dimulai pada bulan Mei 2012. dalam membuat suatu konsep, ide atau
gagasan demi kemajuan
HASIL PENELITIAN DAN organisasi/lembaga yang dipimpin salah
PEMBAHASAN satu dari komonitas olahraga ataupun
Hasil Penelitian responden menjawab yang pertama kali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menyatukan karyawan untuk
diperoleh melalui pengamatan dan mengambil selalu keputusan sehingga apa
wawancara mendalam terhadap subjek yang kita harapkan insyaallah berhasil.
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 74
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

Pemahaman tentang ruang lingkup lembaga sesuai dengan aturan yang ada. Mekanisme
yang dipimpin adalah sesuai dengan yang di tempuh dalam mengambil dan
disiplin ilmu. Dalam memimpin setiap menetapkan suatu keputusan yang sangat
responden menjawab bahwa memiliki kiat- penting pada umumnya responden tidak
kiat tertentu untuk menjalankan suatu menanggapi dengan serius tetapi intinya
lembaga yang pertama kali segala yang terjadi tetap dikoordinasikan
mensejahterakan bawahan dan baru lahir dengan melakukan pertemuan singkat
yang lain-lain. Pengorganisasian di dengan bawahan ataupun orang
lembaga yang dipimpin oleh komunitas kepercayaan dan diambil keputusan yang
olahraga didasarkan jobdeskrition masing- bijaksana demu kemajuan
maing ataupun berdasarkan bidang masing- oraganisasi/lembaga yang dipimpinnya.
masing. Pada poin yang terakahir yaitu Pada umumnya responden pernah bekerja
proses penjabaran ide menjadi suatu dibawah tekanan, dalam menyikapinya
rencana kerja yang konkret disebut sebagai bekerja dengan serius dengan dibantu oleh
suatu proses perencanaan kerja telah bawahan sehingga dapat terselesaikan
berjalan dengan baik. dengan sempurna. Pada umumnya
responden tertarik memimpin lembaga
b. Kompetensi Efektif yang dipimpin sekarang adalah karena
Hasil wawancara komunitas sesuai dengan desain ilmu dan memajukan
olahraga atapun responden terhadap olahraga. Jika dihadapkan dengan dua tugas
kompetensi efektif dapat diuraikan bahwa; yg harus diselesaikan pada saat bersamaan
perihal aturan-aturan yang diterapkan yang dilakukan adalah menggunakan
dalam menjalankan roda kepemimpinan struktur organisasi dengan sendirinya dapat
pada lembaga yang dipimpin dilakukan diwakili oleh yang lainnya yang inti dari
teutama kedisiplinan dalam bekerja. Jika jawaban hasil wawancara adalah bekerja
responden mendapatkan pekerjaan yang sama sesuai dengan bidang yang dipegang
tidak diharapkan, pada umumnya yang dan saling bahu membahu ataupun saling
pertama dilakukan adalah dikoordinasikan membantu dalam menyelesaikan pekerjaan
dengan bawahan. Dalam menyikapi tepat pada waktunya dengan hasil yang baik
berbagai kritikan dan isu yang tidak dan memuaskan.
menyenangkan yang dituju khususnya
kepada kinerja kerja, responden menjawab c. Kompetensi Psikomotorik
bahwa akan menyikapi kritikan dan isu Hasil wawancara pada kompetensi
positif. Tindakan yang dilakukan terhadap psikomotorik adalah poin pertama yang
kinerja staf yang tidak sejalan dengan diwawancari yaitu hasil kerja yang telah
konsep kepemimpinan adalah mengarakan dicapai dengan pertanyaan tingkat proses
kembali dan sebagaikan responden lain manajemen yang terdiri dari perencanaan,
menjawab bahwa kan diberikan dan pengorganisasian, penggerakan dan
berlanjut ke tingkat pemberian sangsi dan pengawasan sudah berjalan dilembaga yang
hukuman. telah dipimpin adalah pada umunya
Komintemen dalam menjalankan menyatakan proses manajemen yang
lembaga yang dipimpin salah seorang dilakuan selama ini berjalan dengan baik
respenden mengemukan dalam bentuk dan sesuai dengan yang diharapkan.
apaun kondisi keuangan ataupun lainnya Prestasi kerja yang terbaik yang dapat
untuk memajukan program pemerintah didukung kepemimpinan sekarang adalah
selalu diutamakan dan selalu konsisten mendukung semua program yang ada dari
dalam menjalankan kepemimpinannya pemerintah dan juga dilaksanakan semua
75 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

program dari pemerintah daerah dan sehingga staf menilai memiliki daya tarik
nasional setiap tahunnya. Perihal dalam penampilan. Sebagai seorang
penghargaan pada umumnya sudah pernah pemimpin yang memimpin bawahan/staf di
memperoleh penghargaan baik dari lembaga tempat bekerja responden
pemerintah maupun non pemerintah atas mengemukan bahwa penambilan bukan hal
kinerja kerjanya yang baik. Posisi bukanlah yang penting tetapi hanya sebagai
suatu rintangan bagi setiap insan manusia penumpang untuk keberhasilan dalam suatu
dalam menjalin hubungan kerjasama yang kepemimpinan, yang terpenting adalah
baik, begitu juga yang dilakukan oleh mampu bekerja dengan baik dan sempurna.
responden ataupun komonitas olahraga Menjaga sikap dan perilaku santun dengan
sehingga dalam suatu oraganisasi/lembaga baik sehingga terlihat sangat berwibawa di
yang dipimpinnya dalam menjalin mata staf dengan tidak egois dan selalu
kerjasama yang baik. Pengalaman yang ramah tamah serta tidak terlalu
diperoleh selama memimpin dalam mengedepankan pemikiran negatif. Pada
mengatur hubungan kerjasama yang baik saat kekantor pakaian dinas merupakan hal
adalah menggap bawahan sebagai rekan yang wajib di pakai. Sikap yang dihadapi
kerja yang baik yang saling membantu apabila ada staf tidak memiliki tanggung
dalam pekerjaan serta menjaga kepercaan jawab dan disiplin dalam bekerja adalah
yang diberikan. Saat beberapa rekan kerja dipanggil kedalam ruangan dan diarahkan
yang bersifat kurang simpatik, yang kehal-hal yang positif. Dalam menyikapi
dilakukan adalah mencari solisi dengan setiap permasalahan yang ada dikantor
menjalin kekeluargaan sehingga staf selalu dilaksanakan dengan jiwa yang
tersebut memahami ataupun saling tenang. Berkepribadian yang handal agar
mengenal satu sama lainnnya. Dampak dalam menjalankan pekerjaan dapat
yang diperoleh dalam menjalin hubungan disikapi dengan baik dan dapat diselesaikan
bagi kelancaran kerja adalah sangat baik. dengan sempurnya. Dalam bekerja tidak
Kominikasi yang terjalin dengan atasan pernah mengenal lelah, seberat apapun
tergolong sering dan menurut kebutuhan pekerjaan yang dilakukan dengan pelan
dalam hal pekerjaan di organisasi/lembaga tetapi pasti hasilnya akan sangat
yang dipimpin. Hubungan diluar pekerjaan memuaskan. Kunci utama keberhasilan
dengan bawahan adalah terjalin dengan adalah ulet dalam bekerja sehingga seberat
baik dan harmonis. Kebijakan yang apapun pekerjaan yang diperoleh akan
ditempuh dalam membangun hubungan diselesaikan tepat pada waktunya.
kerjasama dengan berbagai sector lainnya Kesopanan merupakan hal yang sangat
terutama sector komunitas olahrga adalah penting untuk diutaman sebagai atasan,
adanya koordinasi dengan baik antara agar bawahan menjadi lebih sopan terhadap
berbagai sektor terutama dibidang pemimpin. Menjaga wibawa penting
pekerjaan dan olahraga. dilakukan tetapi tepat pada posisi ataupun
tempatnya sehingga setiap bawahan
2. Hasil Wawancara Gaya Kepemimpinan menghargai sebagai pemimpin bukan
Hasil wawancara yang dilakukan sebagai suatu hal yang harus ditakuti.
pada responden tentang gaya
kepemimpinan dapat diuraikan sebagai b. Gaya KepemimpinanTipe Paternalistis
berikut: Kepercayaan dalam suatu
a. Gaya Kepemimpinan Karismatik organisasi/lembaga sangat penting
Pada umumnya responden diutamakan, tetapi jika kepercayaan yang
mengemukakan bahwa memiliki kiat-kiat diberikan tidak diperdulikan maka staf
tertentu dalam memimpin lembaga, tersebut tidak harus diberikan kepercayaan
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 76
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

sepenuhnya kembali. Sikap dan pola pikir dipimpin oleh responden memberikan
staf sangat beragam dalam menyikapi kritikan ataupun saran kepada kinerja kerja
segala situasi yang terjasi dilembaga, hal ini yang telah dilakukan selama ini dapat
disebabkan latar pendidikan yang berbeda diterima dengan baik. Acara upacara
serta utamanya karena setiap insan berbada merupakan kewajiban dalam suatu
jalan pikirannya. Memimpin suatu lembaga lembaga, jika acara tersebut merupakan hal
sikap ketegasan diperlukan agar target yang harus dilakukan maka akan tetap
tercapai, tetapi bukan hal pemaksaan yang dilaksanakan sebagaimana mestinya tanpa
dilakukan sehingga staf tidak bekerja ada pengecualian.
dengan ikhlas dan hasilnya kan kurang
memuaskan. Staf yang pernah dipimpin d. Gaya Kepemimpinan Otokrasi
pernah mengembangkan suatu kreasi Hasil wawancara perihal gaya
ataupun inovasi sehingga lembaga yng kepemimpinan otokarsi adalah
dipimpin lebih berkembang dari organisasi/lembaga merupakan hak milik
sebelumnya. Kebijakan yang telah bersama tetapi sebagai seorang pemimpin
ditetapkan harus dipatuhi oleh semua staf, berhak mengambil keputusan yang lebih
kebijakan yang diambil berdasarkan dengan berbagai pertimbangan. Pekerjaan
kesepakatan bersama dari hasil yang tidak dapat diselesaikan dikantor,
musyawarah bersama. Permasalahan yang tidak selamanya menjadi beban pekerjaan
terjadi dalam suatu lembaga tidak dirumah, hanya saja beberapa pekerjaan
semuanya diketahui, hanya saja permasalah yang dianggap urgen baru perkerjaan
tentang pekerjaan semua diketahui. Bagi diselesaikan dirumah. Selain dari mobil,
seorang pimpinan tidak harus memiliki sifat tidak ada fasilitas kantor lain yang
over acting, karena tanpa sifat tersebut dipergunakan untuk membatu
seorang pemimpin tetaplah menjadi menyelesiakan pekerjaan dirumah. Adapun
pimpinan yang baik dalam suatu seandainya ada dana lebih, bagi karyawan
lembaga/organisasi. Membuat konsep, ide yang dipimpin mendapat bonus diluar gaji
ataupun gagasan demi kemajuan pokok apabila ada pekerjaan diluar jam
organisasi/lembaga yang dipimpin, dinas, standar yang diberikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dilakukan beragam, dana yang diperoleh, jika tidak memperoleh
salah satunya adalah menyusun agenda dana maka tidak diberikan walaupun telah
rapat dengan berbagai kajian yang dibahas bekerja di luar jam dinas. Selama bekerja
sehingga menjadi panduan yang terpenting menjadi pimpinan di lembaga yang
untuk dijalankan. dipimpin, responden tidak pernah
menyuruh staf untuk menjemput anaknya di
c. Gaya Kepemimpinan Militeristik sekolah. Pekerjaan yang diperintahkan
Hasil wawancara perihal gaya kepada staf tidak sesuai dengan latar
kepemimpinan militeristik adalah perihal belakang pendidikan yang ditempuh,
pertama memberikan tugas tidak selamanya tegantung pada bidangnya masing-masing.
sytem perintah yang dilakukan. Tolak ukur
dalam memberikan tugas tertentu kepada e. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
staf di lembaga yang dipimpin adalah Hasil wawancara perihal gaya
sesuai dengan bidangnya masing-masing. kepemimpinan laissez faire adalah jika ada
Formalitas dalam bekerja penting, tetapi staf dilembaga yang dipimpin seandainya
tidak selamanya formalitas menjadi hal mereka berbuat kesalahan atau melanggar
utama yang dilakukan dalam setiap disiplin maka sebagai seorang pimpin
pekerjaan. Jika staf di lembanga yang responden menegur. Memberikan apresiasi
77 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

dan penghargaan terhadap staf yang ide atau konsep yang inovatif dalam proses
memiliki prestasi kerja yang baik administrasi di lembaga yang dipimpinnya.
merupakan hal yang penting agar semangat System birokrasi yang diterapkan
kerja yang mereka miliki menjadi nilai dilembaga yang dipimpinnya adalah
motivasi yang tinggi untuk kemajuan berdasarkan sistem yang ada dipemerintah
lembaga. Kegiatan yang dilakukan oleh staf serta berdasarkan kanun no. 4 tahun 2008.
dikantor yang bernilai positif selalu diikuti h. Gaya Kepemimpinan Demokratis
ataupun ikut berpartisipasi untuk mengikuti Hasil wawancara perihal gaya
kegiatan tersebut. Jabatan yang didapatkan kepemimpinan demokratis adalah hasil
merupakan jabatan murni karena kajian diperoleh menurut responden,
kemampuan yang dimiliki bukan karena mereka selalu memberikan perhatian
tim sukses ataupun tim pendukung suatu terhadap segala kesulitan staf yang ada
partai. dilembaga mereka pimpin. Memberikan
f. Gaya Kepemimpinan Populastis apresiasi terhadap staf yang telah bekerja
Hasil wawancara perihal gaya dengan penuh kedisiplinan walaupun
kepemimpinan populastis adalah responden terkadang hasil kerja mereka tidak
dalam kepemimpinannya berpegang teguh memuaskan. Responden juga sering
pada nilai-nilai tradisi dan budaya lokal bersosialisasi dengan staf di lemabga yang
dalam memimpin staf yang ada dilembaga dipimpin di luar jam kedinasan. Sering
yang dipimpin saat sekarang ini. Sikap melibatkan staf dalam merumuskan
patriotisme dan nasionalisme sangat kental kebijakan yang diputuskan. Menurut
dan selalu diterapkan dalam memimpin penilaian yang dilakukan staf dilembaga
suatu lembaga. Responden juga tidak yang dipimpin merasa nyaman bekerja
pernah memberikan pekerjaan yang sangat dibawah pimpinannya.
untuk dikerjakan oleh staf yang ada
dilembaga mereka pimpin. Selama masa 3. Data Pengamatan Profil Personality
menjabat, responden juga belum pernah Komunitas Olahraga
memberikan hukuman pada staf yang Personality Komunitas olahraga di
melanggar aturan dan disiplin di lembaga Profinsi Aceh dewasan ini telah
yang dipimpinnya. Dalam menunjukkan tingkat keberhasilan yang
kepemimpinannya, mereka juga sangat luar biasa jika dibandingkan dengan
menekankan semangat nasionalisme dan personality komunitas olahraga dalam
kebersamaan dalam menyelesaikan semua lima tahun ke belakang. Hampir di setiap
persoalan di lembaga yang mereka pimpin. Kabupaten tingkat II di Provinsi Aceh ada
orang-orang olahraga yang mempunyai
g. Gaya Kepemimpinan Admistratif kedudukan penting di pemerintahan bahkan
Berdasarkan hasil wawancara gaya dua orang komunitas olahraga telah
kepemimpinan administratif dapat diurakan menjabat sebagai wakil Bupati. Mereka
bahwa dalam menyusun segala yang adalah Drs.M.jamil,M.Kes yang saat ini
berhubungan dengan surat-menyurat telah menjabat sebagai wakil Bupati Aceh
responden termasuk orang yang rapi dan Utara masa bankti 2012-2017 dan
teliti. Responden pada umumnya belum Drs.Samsul Rizal M.Kes sebagai Wakil
mampu sepenuhnya melakukan Bupati Aceh Besar.
modernisasi dalam proses administrasi Komunitas olahraga yang telah
khususnya yang berhubungan dengan menjabat sebagai Kepala Dinas masing-
perorganisasian, perencanaan, penggerakan masing adalah (1) Drs Hasan Basri. MM
dan pengevaluasian di lembaga yang yang sekarang menjabat Kepala Dinas
mereka pimpin. Responden memiliki ide- Pemuda dan Olahraga (KADISPORA)
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 78
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

Provinsi Aceh, (2) Syafruddin S.Pd a. Kompetensi kognitif


menjabat sebagai KADIS Pendidikan Kota Tingkat pendidikan komunitas
Lhokseumawe, (3) M.Daud S.Pd menjabat olahraga mimimal telah memiliki ijazah
sebagai KADISPORA Kabupaten Sigli, (4) sarjana olahraga baik yang mereka tempuh
Asnawi,S.Pd,M.Si menjabat sebagai pada Universitas Negeri maupun swasta,
KADIS Perindustrian Perdagangan dan disamping pendidikan formal mereka juga
Koperasi Kabupaten Bireuen. pernah mengecap pendidikan non formal
Selanjutnya satu orang menjabat berupa kepelatihan-kepelatihan manejemen
sebagai sekretaris Dinas Pendidikan keolahragaan maupun manajemen
Provinsi Aceh yaitu Zulkifli Saidi.S.Pd (Zol perkantoran sehingga konsep dan
60) dan beberapa komunitas olahraga pemahaman terhadap manajemen telah
lainnya yang menjadi pejabat eselon III, mereka kuasai. Hal tersebut dapat dilihat
yang masih aktif menurut hasil pantauan saat proses penyusunan rencana kerja,
penulis adalah (1) Drs.Nuzuli,MS sebagai penempatan dan pembagian tugas dan
Kepala Bidang (KABID) olahraga pada fungsi (tukpoksi) staf yang ada dibawah
DISPORA Aceh, (2) Drs.Hasbi menjabat mereka, termasuk kepada proses
sebagai KABID Pemuda dan olahraga pada penggerakan dan pengawasan yang selalu
Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, (3) mereka terapkan dalam menjalankan roda
Saifuddin,S.Pd,M.Pd KABID olahraga pemerintahan.
pada DISPORA Pidie jaya. Semua pejabat Komunitas olahraga juga menyadari
Eselon II dan III yang penulis sebutkan bahwa dalam menjalankan pemerintahan
diatas merupakan komunitas olahraga yang harus mempunyai komitmen yang kuat
menjadi subjek dalam penelitian ini termasuk membuat rencana yang matang
sehingga patut untuk di diskripsikan. Untuk agar visi dan misi yang telah ditetapkan
lebih jelasnya gambaran profil komunitas serta target yang dipasang tercapai dengan
olahraga yang menenpati jabatan baik baik. Posisi yang mereka dapatkan
jabatan politis maupun jabatan eselon dapat sekarang merupakan perpaduan
digambarkan dalam tabel di bawah ini. kemampuan dan kepercayaan sehingga
perlu terus ditingkatkan untuk mencapai
4. Kompetensi personality Komunitas visi yang lebih tinggi.
olahraga Proses perencanaan yang dilakukan
Hasil wawancara dengan tidak hanya melihat sumberdaya pada
personality komunitas olahraga di Provinsi manusianya saja, namun penekanan
Aceh yang berjumlah 10 orang dapat terhadap sumberdaya alam termasuk
penulis diskripsikan bahwa kompetensi didalamnya teknologi juga mendapat porsi
yang dimiliki oleh personality komunitas prioritas sehingga dapat menekan tantangan
olahraga di Provinsi Aceh memiliki yang di hadapi kedepan.
tingkatan yang berbeda beda namun secara b. Kompetensi Afektif
umum mereka meliki kompetensi yang Aturan yang dijalankan dalam
baik, hal dapat dibuktikan dari hasil menjalankan roda kepemimpinan yang
wawancara yang penulis lakukan kepada pertama sekali konsep kedisiplinan selalu
responden pada saat menjawab pertanyaan diterapkan dalam semua tingkatan, kedua
dengan menyakinkan yang berkaitan selalu berkomunikasi dengan bawahan dan
dengan kompetensi dan gaya atasan dalam pekerjaan, ketiga
kepemimpinan. Adapun rangkuman hasil menjalankan tugas menurut tukpoksi dan
wawancara tersebut telah penulis menuntut tanggung jawab yang tinggi.
diskripsikan sebagai berikut;
79 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

Berkenaan dengan kritikan dan isu pekerjaan yang berhubungan dengan


negatif komunitas olahraga selalu lembaga yang dipimpinnya.
menanggapi, mencermati dan Dalam mengambil suatu keputusan
mengevaluasi serta melakukan observasi penting yang berhubungan dengan
terhadap isu yang berkembang baik yang kelembagaan mekanisme yang akan
ditujukan kepada dirinya, bawahannya, ditempuh pertama sekali akan mempelajari
maupun terhadap lembaga yang mereka permasalahannya, selanjutnya
pimpin dengan harapan dapat melakukan berkonsultasi dengan atasan dan para
suatu perobahan dan inovasi baru di masa ahlinya, selanjutnya membuat rapat khusus
akan datang. dengan staf dan bawahanya untuk
Tindakan yang dilakukan terhadap memberikan saran dan pendapat
kinerja staf atau bawahan yang tidak sejalan selanjutnya baru membuat kesimpulan dan
dengan konsep kepemimpinan yang memutuskan permasalahan yang akan
diterapkan ada yang mengatakan akan menjadi keputusan bersama.
memanggil orang yang bersangkutan untuk
diberi pemahaman dan ada juga yang 5. Gaya kepemimpinan personality
menjawab akan mengirimkan utusan Komunitas olahraga
kepada staf tersebut untuk menayakan Menanggapi petanyaan yang
perihal konsep yang tidak disenanggi. berhubungan dengan gaya kepemimpinan
Sebagaian besar komunitas mengatakan komunitas olahraga akan penuliskan
akan memberikan pemahaman dan paparkan berdasarkan hasil rangkuman
pengertian didalam suatu rapat sehingga yang telah penulis pilih berdasarkan
peserta rapat atau staf yang merasa tidak relevansi pertanya dengan jawaban yang
sesuai dengan konsep yang diterapkan diberikan responden. Adapun tujuan yang
dapat memberikan informasi dan kritikan ingin penulis diskripsikan disini adalah
langsung kepada pimpinan. untuk memperjelas dan mempertegas gaya
Selalu mengayomi bawahannya dan kepemimpinan yang diperankan oleh
selalu memberikan keteladan disegala semua kominutas olahraga.
bidang termasuk memberikan pemahaman Dalam memberikan tugas kepada
arti pentingnya menjaga hubungan baik bawahan mereka tidak selalu menerapkan
atara atasan dengan bawahan, bawahan system perintah, artinya kadangkala system
dengan atasan dan hubungan dengan perinyah terpaksa dirapkan bagi staf yang
sejawat serta instansi terkait sehingga dapat tidak disiplin dan kurang bertanggung
tercipta hubungan komunikasi yang baik jawab kepada pekerjaan yang telah di
dengan semua elemen. bebankan kepada stafnya, tergantung
Komunitas olahraga memiliki situasi dan keadaan.
komitmen yang sangat tinggi dalam Tolok ukur dalam memberikan
menjalankan roda pemerintahan di lembaga tugas kepada staf dan bawahanya dengan
yang mereka pimpin, senang bekerja dan melihat latar belakang pendidikan
selalu berusaha menjaga kedisplinan, selanjutnya menilai hasil pekerjaan yang
mengerahkan semua kemampuan untuk mereka lakukan selanjutnya akan member
memajukan lembaga yang dipimpimnya bimbingan dan penilain tersendiri kepada
bahkan jika perlu akan mengunakan tenaga staf yang mengerjaan pekerjaan tersebut,
ahli dalam memecahkan suatu persoalan jika hasil pekerjaan tersebut memuaskan
yang sangat kursial. Intinya mereka akan maka staf tesebut berhak mendapat promosi
mengerahkan segala daya dan upaya secara jabatan, namun jika hasil perjaannya
maksimal dalam mengerjalan suatu kurang memuaskan maka akan diberi
bimbingan teknis secara khusus kepada staf
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 80
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

tersebut agar pekerjaan tersebut dapat masing-masing, namun jika ada pekerjaan
dikerjaan dengan baik dimasa-masa yang berat biasanya mereka membentuk tim
akan datang. khusus yang langsung di kepalai oleh
Berkenaan dengan formalitas dan bidang terkait.
kedisiplinan pemimpin yang berasal dari Hukuman tidak akan pernah
komunitas olahraga tidak selalu diberikan kepada bawahannya, jika
mengedepankan formalitas walaupun itu bawahannya gagal menyelesaikan suatu
penting dalam suatu lembaga, namun tugas, namun hukuman akan diberikan
kedisiplinan merupakan harga mati dalam kepada pegawai yang melanggar
menjalankan roda pemerintahan di lembaga kedisiplinan serta telah melanggar
yang mereka pimpin. Saran dan kritikan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
yang bersifat membangun mereka akan bersama. Hukuman yang diberikan
selalu mereka terima dengan lapang dada bertujuan untuk pembinaan. Jika hukuman
dengan harapan saran dan kritikan tersebut yang diberikan belum juga merubah sikap
dapat membawa suatu perubahan di pegawai tersebut, maka akan dilaporkan
lembaga yang dipimpinnya. kepada pimpinan yang lebih tinggi agar staf
Pemberian teguran kepada bawahan tersebut dipindahkan keposisi yang lebih
juga pernah dilakukan jika dianggap sudah tepat.
diperlukan untuk memperingati staf yang Sikap nasionalisme tetap
berkinerja rendah dengan cara memanggil ditekankan dalam setiap sikap dan prilaku
yang bersangkutan keruangan pemipinan sehari-hari untuk memberikan semangat
dan juga memberikan surat peringatan jika kekeluargaan ,gotong royong, kebersamaan
telah melanggar kedisiplinan jam kerja. dengan pertimbangan satu untuk semua.
Bentuk apresiasi juga sering diberikan Sikap dalam berpakaian juga harus
dalam bentuk pemberian ucapan selamat mencerminkan seorang yang memiliki
dan bonus yang khusus diberikan untuk budaya ketimuran.
memotivasi pegawai yang lain. Selain itu Dalam hal ketelitian dan kerapian
juga pernah melakukan kunjungan dalam menyusun surat-surat mereka hamper
beberapa kegiatan yang dilakukan oleh staf serentak menjawab bukan termasuk orang
baik yang dilakukan di kantor maupun di yang teliti dan rapi dalam hal itu, namun
luar kantor termasuk acara pesta dan untuk membentu pekerjaan itu mereka
syukuran yang dibuat di rumah mengunakan asisten atau staf yang khusus
bawahannya. menengani masalah administrasi
Jabatan yang dijabat oleh komunitas perkantoran dan menyusun semua bentuk
olahraga, merupakan kepercayaan yang surat menyurat. Untuk urusan proses
diberikan atasan dan bukan karena administrasi perkantoran mereka
kedekatan atau hubungan kekeluargaan, menyerahkan pekerjaan tersebut pada
melainkan murni didapat karena penilaian ahlinya walaupun demikian kontroling
pemimpin daerah dengan kata lain mereka tetap berada pada diri pimpinan.
yang terpilih sebagai orang berkinerja dan Inovasi dan ide-ide serta konsep-
berkemampuan yang layak untuk konsep baru tentu dilakukan namun inovasi
memperoleh jabatan tersebut. tersebut yang menyangkut kegiatan, untuk
Dalam memimpin suatu lembaga urusan kebijakan tetap berada pada
nilai-nilai tradisi dan budaya local selalu di pimpinan teratas. System birokrasi selalu
pegang teguh, termasuk nilai patriotisme. terbuka secara umum bagi setiap staf yang
Staf atau bawahan selalu diberikan ingin mengembangkan inovasi-inovasi baru
pekerjaan sesuai dengan tukpoksinya dengan jalan memberikan kesempatan
81 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

seluas-luasnya kepada staf untuk berkarya Ketiga memiliki Showing Foresight ,


sesuai disiplin ilmu masing-masing, saling artinya personality komunitas olahraga
meghargai dan membantu sesama staf di sebagai Pemimpin adalah perencana yang
kantor. dapat memperkirakan masa depan. Dalam
membuat rencana tidak hanya
PEMBAHASAN mempertimbangkan apa yang ingin
Berdasarkan hasil penelitian dan dilakukan, tetapi mempertimbangkan
analisis data yang terkumpul, dapat teknologi, prosedur, organisasi dan faktor
diketahui bahwa; lain yang mungkin dapat mempengaruhi
1. Kompetensi Personality Komunitas rencana.
Olahraga Keempat memiliki Proactive
Personality komunitas olahraga di Planning, artinya personality komunitas
Provinsi Aceh memiliki kompetensi dan olahraga sebagai pemimpin menetapkan
gaya kepemimpinan yang ideal, hal ini sasaran dan strategi yang spesifik untuk
terlihat pada tingkat keberhasilan mencapai sasaran tersebut. Pemimpin
komunitas olahraga menduduki jabatan mampu mengantisipasi atau
strategis baik jabatan politis maupun mempertimbangkan rintangan potensial
jabatan eselon dalam pemerintahan di dan mengembangkan rencana darurat untuk
Provinsi Aceh. Pemahaman komunitas menanggulangi rintangan itu.
olahraga tehadap persoalan-persoalan yang Kelima memiliki Creative Thinking.
terjadi di lembaga yang mereka pimpin dan artinya personality komunitas olahraga
gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam sebagai Pemimpin dalam menghadapi
menjalankan roda pemerintahan juga tantangan berusaha mencari alternatif jalan
berjalan sesuai dengan mekanisme yang keluar yang baru dengan memperhatikan
berlaku. Pemimpin yang berasal dari isu, peluang dan masalah. Pemimpin akan
Komunitas olahraga juga telah berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”
menjalankan menajemen suatu lembaga Keenam memiliki Taking Risks,
yang dipimpinya. Dalam melaksanakan artinya personality komunitas olahraga
aktivitas pekerjaan untuk mencapai tujuan sebagai pemimpin berani mengambil
dalam tugas yang diembanya, personality resiko, dan menganggap kegagalan sebagai
komunitas olahraga di provinsi Aceh telah peluang bukan kemunduran.
memiliki kompetensi yang baik ini dapat Ketujuh memiliki Process alignment,
dilihat berdasarkan hasil wawancara yang artinya personality komunitas olahraga
dibawah ini: sebagai pemimpin mengetahui bagaimana
Pertama memiliki Visualizing yang cara menghubungkan sasaran dirinya
jelas , artinya Personality komunitas dengan sasaran organisasi. Iadapat dengan
olahraga sebagai Pemimpin memiliki segera menselaraskan tugas dan pekerjaan
gambaran yang jelas tentang apa yang setiap departemen pada seluruh organisasi.
hendak dicapai dan mempunyai gambaran Kedelapan memiliki Coalition
yang jelas pula kapan visi tersebut akan building, artinya personality komunitas
dapat dicapai. olahraga sebagai Pemimpin menyadari
Kedua memiliki Futuristic Thinking, bahwa dalam rangka mencapai sasaran
artinya personality komunitas olahraga dirinya, dia harus menciptakan hubungan
sebagai pemimpin tidak hanya memikirkan yang harmonis baik ke dalam maupun ke
di mana posisi pada saat ini, tetapi lebih luar organisasi. Dia aktif mencari peluang
memikirkan dimana posisi yang diinginkan untuk bekerjasama dengan berbagai macam
pada masa yang akan datang. individu, departemen dan golongan
tertentu.
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 82
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

Kesembilan memiliki Continuous mengadopsi satu gaya tertentu karena suatu


Learning . artinya personality komunitas gaya tertentu pasti memiliki
olahraga sebagai pemimpin harus mampu kekurangannya, sehingga tidak ideal untuk
dengan teratur mengambil bagian dalam di adopsi secara keseluruhan.
pelatihan dan berbagai
jenis pengembanganlainnya, baik di dalam 2. Gaya Kepemimpinan Personality
maupun di luar organisasi. Responden Komunitas Olahraga
mampu menguji setiap interaksi, negatif Berdasarkan hasil wawancara dan
atau positif, sehingga mampu mempelajari observasi yang diperoleh pada umumnya
situasi. Responden mampu mengejar gaya kepemipinan personality komunitas
peluang untuk bekerjasama dan mengambil olahraga memakai beberapa gaya
bagian dalam proyek yang dapat kepemimpinan berikut uraiannya; Gaya
memperluas pengetahuan, memberikan Partisipsi, Gaya Demokratic,
tantangan berpikir dan mengembangkan Kedua gaya kepemimpinan tersebut
imajinasi. merupakan gaya kepemimpinan yang
Kesepuluh memiliki Embracing seperti dikemukan oleh Lucky (2000:21)
Change, artinya personality komunitas yaitu:
olahraga sebagai pemimpin 1) Gaya Situational, dimana seorang
mengetahui bahwa masyarakat adalah suatu pemimpin memberitahukan kepada
bagian yang penting bagi pertumbuhan bawahan mengenai apa, bagaimana,
dan pengembangan. Ketika ditemukan bilamana, dan dimana kegiatan
perubahan yang tidak diinginkan atau pekerjaan dilaksanakan.
tidak diantisipasi, responden dengan aktif 2) Gaya Goal Oriented, Pemimpin
menyelidiki jalan yang dapat memberikan dipadang seorang yang memberi
manfaat pada perubahan tersebut peritah dan dapat menuntut.
Berdasarkan hasil penelitian dan Kepuasan ada di tangan pemimpin.
analisis data yang telah dilakukan tentang 3) Gaya Partisipsi, dimana seorang
gaya kepemimpinan personality komunitas pemimpin dalam hal ini hanya
olahraga juga memiliki sikap kepribadian mengajak bawahan berperan aktif
yang menarik dan sangat ideal untuk dalam proses pengambilan
memimpin suatu lembaga, ini dapat keputusan da pemimpin hanya
dibuktikan dari hasil penelitian bahwa berperan sebagai fasilisator untuk
komunitas olahraga tidak hanya memiliki mempelancar tugas para bawahan
satu gaya tertentu, mereka menerapkan yang antara lain dilakukan dengan
kombinasi semua gaya kepemimpinan yang menggunakan saluran komunikasi
positf dari delapan gaya kepemimpinan yang ada secara efektif.
yang diungkapkan oleh beberapa ahli 4) Gaya Demokratic, pemimpin
seperti Kartono (1991:69) bahwa tipe bertindak sebagai suatu social. Para
kepemimpinan itu terdiri dari : “1) Tipe karyawan memperoleh informasi
karismatik, 2) Tipe Paternalistis, 3) Tipe dari pemimpin tentang kondisi yang
Militeristis,4) Tipe Otokrasi, 5) Tipe mempengaruhi pekerjaan mereka
Laissez Faire,6) Tipe Populistis, 7) Tipe dan didorong untuk
Administratif dan 8) Tipe Demokratis.” mengungkapakan gagasan dan
Kesepuluh personality komunitas mengajukan saran. Kecenderungan
olahraga yang menjadi subjek dalam yang umum adalah kearah
penelitian ini mengkombinasikan semua penerapan praktek demokratic lebih
gaya kepemimpinan dengan kata lain tidak luas karena kosisten dengna model
83 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

perilaku orgnisasi yang suportif dan pendidikannya, namun secaga garis


kolegial. besar mereka memiliki kompetensi
5) Gaya Autoeratic, dimana seorang yang baik dan telah memenuhi
pemimpin membatasi diri dalam standarisasi untuk menjadi seorang
memnberikan pengaruh dan pemimpin yang baik. Kompetensi yang
menyerahkan pelaksana pekerjaan dimiliki telah mencakup kompetensi
kepada para bawahan tanpa banyak kognitif, kompetensi afektif dan
campur tangan. kompetensi psikomotorik sehingga
komunitas olahraga di Provinsi Aceh
Kelima gaya tersebut sering dipakai sudah sangat layak menempati jabatan
oleh para pemimpin dalam suatu organisasi baik politis maupun jabatan eselon.
atau dalam suatu kedinasan. Seperti 2. Gaya kepemimpinan personality
dijelaskan sebelumnya bahwa gaya komunitas olahraga sudah dapat
kepemimpinan yang di pakai oleh dikatagorikan sebagai pemimpin yang
personality kemunitas olahraga adalah gaya ideal dengan kepribadian-kepribadian
Partisipsi, dimana seorang pemimpin yang menarik sikap yang santun dan
dalam hal ini hanya mengajak bawahan tegas serta memiliki komitmen yang
berperan aktif dalam proses pengambilan teguh dalam menjalankan tugas-tugas
keputusan da pemimpin hanya berperan yang diembannya. Memiliki jiwa
sebagai fasilisator untuk mempelancar kesatria, bedrani dan pantang menyerah
tugas para bawahan yang antara lain yang menjadi modal awal dalam
dilakukan dengan menggunakan saluran berkarir pada semua tingkatan.
komunikasi yang ada secara efektif dan 3. Gaya kepemimpinan yang umumnya di
gaya demokratic, pemimpin bertindak pakai oleh personality komunitas
sebagai suatu social. Para karyawan olahraga adalah gaya partisipatic dan
memperoleh informasi dari pemimpin gaya demokratik.
tentang kondisi yang mempengaruhi
pekerjaan mereka dan didorong untuk Saran
mengungkapakan gagasan dan mengajukan Berdasarkan kesimpulan akhir dari
saran. Kecenderungan yang umum adalah kajian ini dapat penulis sarankan sebagai
kearah penerapan praktek demokratic lebih berikut:
luas karena kosisten dengna model perilaku 1. Diharapkan kepada setiap pemimpin
orgnisasi yang suportif dan kolegial. sesibuk apapun untuk meluangkan
waktu yang cukup untuk melakukan
Kesimpulan aktifitas jamani yang teratur dan terukur
Pada bab terakhir ini akan melalui berbagai kegiatan olahraga agar
dikemukakan beberapa kesimpulan dan dapat menjaga kesehatan mengingat
implikasi serta pada personalty komunitas kesehatan merupakan modal awal untuk
olahraga di Provinsi Aceh. Berdasarkan menjalankan aktifitas.
permasalahan yang menjadi fokus 2. Diharapkan setiap Komunitas olahraga
penelitian yaitu Bagaimanakah kompetensi di provinsi Aceh terus memperluas
dan gaya kepemimpinan Personality wawasan dengan menimba ilmu
komunitas olahraga di Provinsi Aceh sebayak mungkin baik melalui
secara umum dapat dikesimpulan bahwa: pendidikan formal maupun pendidikan
1. Kompetensi yang dimiliki oleh non formal sehingga mendapat
Personality komunitas olahraga di pengakuan dari masyarakat bahwa
Provinsi Aceh memiliki tingkatan yang komunitas olahraga memiliki
berbeda sesuai dengan tingkat kompetensi yang handal.
Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 84
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

3. Diharapkan kepada komunitas olahraga Fitriyadi, (2002), Pengaruh Kompetensi


di Provinsi Aceh yang telah menduduki Skill, Knowledge, Ability Dalam
jabatan tertentu jangan merasa puas Pengembangan Sumber Daya
dengan hasil kerja yang dicapai Manusia Terhadap Kinerja
sekarang, karena masih banyak Hariandja, M.T.E, (2002), Manajemen
pekerjaan yang belum selesai Sumber Daya Manusia, Jakarta.
dikerjakan termasuk program yang Grasindo.
telah di canangkan oleh pemerintah Indrawan.M, (2009), Pengaruh kompetensi
pusat untuk menjadikan masyarakat komunikasi dan gaya Kepemimpinan
khususnya di Provinsi Aceh memiliki sumber daya manusia terhadap
tatahan pola hidup sehat dengan Kinerja SDM, Medan: Universitas
mengalakkan kegiatan-kegiatan Sumatra utara.
keolahragaan demi terciptanya manusia Kartikawangi D, (2002), Karakteristik
Indonesia yang sehat jasmani dan Sumber Daya Manusia yang
rohani. Dibutuhkan Dunia
Industri/Organisasi Dalam
DAFTAR PUSTAKA Menghadapi Globalisasi, Atma
Afadal, I. (2006) Manajemen Peningkatan NanJaya.
Mutu Sekolah Dasar, dan sentralisasi Kartono K., 2001, Pemimpin dan
menuju desentralisasi, Jakarta: Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo
PT.Bumi Aksara Persada.
Anoraga, Panji, (2000), Manajemen Bisnis Keating, C. (2003) The Leadership Book’s.
Cetakan Kedua, Asdi Mahasatya Terjemahan, A.M Mangun hardjana.
Jakarta. Yogyakarta. Kanisius
Arikunto, Suharsimi; (2006). Prosedur Lucky. E., 2000, Peran Kepemimpinan dan
Suatu Penelitian Pendekatan Kompensasi terhadap Sales Force,
Praktek. Edisi revisi VI. cet VI. Usahawan no.12 Th. XXIX.
Jakarta. Rineka Cipta. Marno dan supriatno (2008) manajemen
Barcal R, (2001), Manajemen Sumber Daya dan kepemimpinan kepemimpinan
Manusia, Jakarta. Erlangga Islam. Bandung: Rafika Aditama
Departemen pendidikan Nasional Martoyo, Susilo. 2003. Manajemen Sumber
(2007) Kamus Besar Bahasa Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE
Indonesia Edisi ketiga, Jakarta balai Mudrajad, K, 2005 , Metode Riset Untuk
Pustaka Bisnis dan Ekonomi, Jakarta.
Decault, M.L. (1990). Talking and Erlangga.
Listening From Women’s Standpont: Palan.R. 2007, Competency Management,
Feminist Strategis fon Interviewing Terjemahan, Cetakan 1, Penerbit
and Analisyas. Dalam social PPM Jakarta.
problems. Prawirosentono S., 2000, Kebijakan
Diana. A., dan Tjiptono. F, (2001) , Total Kinerja Karyawan , Yogyakarta.
Quality Mnagement, Yogyakarta BPFE.
Edisi Revisi, Andi. Rahmawati, I.K.(2008) Manajemen
Fahmii (2009), Analisis pengaruh gaya Sumber Daya Manusia.Yogyakarta:
kepemimpinan dan motivasi kerja CV Andi Offset
terhadap kinerja pegawai SPBU Rainhart, S. (1992). Feminist Methods in
Pandanaran semarang,Jakarta: Social Research. New Nyork: Oxford
universitas Gunadarma. University Press.
85 - Volume 3, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala

Riyono. B dan Zulaifah. E., 2001. Psikologi


Kepemimpinan. Yogyakarta.Unit
Publikasi Fakultas Psikologi, UGM
Robbins. P.S.,2002, Prinsip-prinsip
Perilaku Organisasi. Jakarta. Edisi
kelima , Jakarta.
Ruky. A., 2001, Sistem Manajemen
Kinerja, Jakarta Gramedia.
Siswadi (2003) Budaya Kepemimpinan
Pendidikan di Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Suharsmi, Arikunto, 2000 Prosedur
Penelitian. Jakarta, Rineka cipta.
Sugiyono, 2004, Metode penelitian Bisnis.
Bandung .Alfabeta.
Surakhmad, W (2003). Pengantar
Pendidikan Ilmiah Dasar: metode
dan teknik. Bandung: Tarsito.
Terry, G. (1986) Azas-Azas Manajemen,
Terjemahan. Winardi. Bandung:
Alumni
Thariq (2005) Shina’atu Al-Quid,
terjemahan, Najib Junaidi. Surabaya.
Pustaka Yasir
Thoha, Miftah (2010). Kepemimpinan
dalam Manajemen.Jakarta.
RajaGrafindo Persada
Umar, Husain , 2003 , Metode Riset Bisnis.
Jakarta.Gramedia Pustaka Utama.
Wahab, A.A. (2008) Anatomi organisasi
dan Kepemimpinan Pendidikan.
(telaah terhadap organisasi dan
Pengelolaan Organisasi
Pendidikan). Bandung: Alfabeta
Wibowo. 2007. Sistem Manajemen Kinerja.
Jakarta : Gramedia.

Volume 3, No. 3, Agustus 2015 - 86

Anda mungkin juga menyukai