M8 Fletchers Trolley
M8 Fletchers Trolley
PENDAHULUAN
1.3 Permasalahan
Permasalahan yang mungkin timbul dalam percobaan ini adalah pada
percobaan mencari kecepatan sisa, apabila jarak awalnya kurang jauh, jarak
sisanya tidak memenuhi.
1
BAB II
DASAR TEORI
Kecepatan rata-rata adalah besaran vektor, oleh karena hasil bagi vektor oleh skalar
tersebut akan berupa vektor pula, dan arahnya sama dengan arah perpindahan.
Kelajuan rata-rata sebuah benda yang bergerak didefinisikan sebagai
perbandingan panjang lintasan dengan selang waktunya.
Kecepatan sesaat pada suatu titik dapat didefinisikan sebagai kecepatan rata-
rata sepanjang perpindahan yang sangat kecil sekali dan di sepanjang mana pula titik
tersebut berada.
Kecepatan benda yang bergerak berubah secara terus menerus selama gerakan
tersebut berlangsung, kecuali pada keadaan tertentu. Apabila kecepatan tersebut
mengalami perubahan, maka dikatakan bahwa benda tersebut bergerak dengan
gerakan yang dipercepat atau mempunyai percepatan.
Percepatan rata dalam selang waktu ketika benda bergerak didefinisikan
sebagai perbandingan perubahan kecepatan terhadap selang waktunya tersebut.
Percepatan rata-rata (vektor) = perubahan kecepatan(vektor)
selang waktu (skalar)
2
a = v – v0
t – t0
Percepatan sesaat sebuah benda, yaitu percepatan pada suatu saat tertentu, atau
pada saat salah satu titik di lintasannya, didefinisikan dengan cara yang sama seperti
kecepatan sesaat. Andaikan v menyatakan perubahan kecepatan selama selang
waktu t, maka percepatan rata-rata selama selang waktu ini adalah :
a = v
t
Harga limit dari percepatan rata-rata untuk t yang teramat sangat kecil, ialah
percepatan sesaat a. Harga limit dari v / t ialah dv/dt
a = lim v = dv
v0
t dt
3
Karena a = konstan, maka
dv = a dt
sehingga
v – v0 = a (t – 0 )
atau :
v = v0 + a t ……………. (2)
sedangkan
v = ds / dt
maka
ds = v . dt
= (v0 + a t) dt
bila diintegrasikan :
ds = (v0 + a t) dt
misalkan juga bahwa pada saat awal benda ada di S 0 dan pada saat t benda ada di
S, maka :
s0s ds = t0t (v0 + a t) dt
sehingga :
S – S0 = v0t + ½ a t2 ……………… (3)
4
BAB III
PERALATAN DAN CARA KERJA
3.1 Peralatan
5
6
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
_ _
No. t (detik) t- t ( t - t )2
1. 1.92 0.046 0.002116
2. 1.85 -0.024 0.000576
3. 1.78 -0.094 0.008836
4. 1.9 0.026 0.000676
5. 1.92 0.046 0.002116
_ _
t= 1.874 ( t - t ) 2 = 0.01432
Tabel 1.1
Ralat mutlak:
_
( F - F) 2 1/2
=
n ( n - 1)
1/2
= 0.01432
20
= 0.03
Ralat nisbi: I= / t x 100 %
= 0.03 x 100 %
1.874
= 1.6 %
Keseksamaan: K = 100 % - I
= 100 % - 1.6 %
K = 98.4 %
Ralat t percobaan 1, dengan S = 30 cm
7
_ _
No. t (detik) t- t ( t - t )2
1. 2.21 0.018 0.000324
2. 2.15 -0.042 0.001764
3. 2.2 0.008 0.000064
4. 2.22 0.028 0.000784
5. 2.18 -0.012 0.000144
_ _
t = 2.192 ( t - t ) 2 = 0.00308
Tabel 1.2
Ralat mutlak:
_
(t - t)2 1/2
=
n ( n - 1)
1/2
= 0.00308
20
1/2
= 0.000154
= 0.01
Keseksamaan: K = 100 % - I
= 100 % - 0.456 %
K = 98.544 %
_ _
8
No. t (detik) t- t ( t - t )2
1. 2.71 0.022 0.000484
2. 2.63 -0.058 0.003364
3. 2.72 0.032 0.001024
4. 2.7 0.012 0.000144
5. 2.68 -0.008 0.000064
_ _
t = 2.688 ( t - t ) 2 = 0.00508
Tabel 1.3
Ralat mutlak:
_
(t - t)2 1/2
=
n ( n - 1)
1/2
= 0.00508
20
1/2
= 0.000254
= 0.02
Keseksamaan: K = 100 % - I
= 100 % - 0.744 %
K = 99.256 %
_ _
No. t (detik) t- t ( t - t )2
1. 1.15 -0.008 0.000064
9
2. 1.18 0.022 0.000484
3. 1.15 -0.008 0.000064
4. 1.14 -0.018 0.000324
5. 1.17 0.012 0.000144
_ _
t = 1.158 ( t - t ) 2 = 0.00108
Tabel 1.4
Ralat mutlak:
_
(t - t)2 1/2
=
n ( n - 1)
1/2
= 0.00108
20
1/2
= 0.000054
= 0.007
Keseksamaan: K = 100 % - I
= 100 % - 0.6 %
K = 99.4 %
_ _
No. t (detik) t- t ( t - t )2
1. 1.05 0 0
2. 1.04 -0.01 0.0001
3. 1.05 0 0
10
4. 1.05 0 0
5. 1.06 0.01 0.0001
_ _
t = 1.05 ( t - t ) 2 = 0.0002
Tabel 1.5
Ralat mutlak:
_
(t - t)2 1/2
=
n ( n - 1)
1/2
= 0.0002
20
1/2
= 0.00001
= 0.03
Keseksamaan: K = 100 % - I
= 100 % - 0.286 %
K = 99.714 %
_ _
No. t (detik) t- t ( t - t )2
1. 0.98 0 0
2. 0.97 -0.01 0.0001
3. 0.99 0.01 0.0001
4. 0.98 0 0
5. 0.98 0 0
11
_ _
t = 0.98 ( t - t ) 2 = 0.0002
Tabel 1.6
Ralat mutlak:
_
(t - t)2 1/2
=
n ( n - 1)
1/2
= 0.0002
20
1/2
= 0.00001
= 0.03
Keseksamaan: K = 100 % - I
= 100 % - 0.03 %
K = 99.7 %
Percobaan I
k = S / t2` a = 2k
= 0,2 / (1,874)2 = 2 . 0,057
12
= 0,2 / 3,511876 = 0,114
= 0,057
k = S / t2` a = 2k
= 0,3 / (2,192)2 = 2 . 0,06
= 0,3 / 4,804864 = 0,12
= 0,06
k = S / t2` a = 2k
= 0,4 / (2,688)2 = 2 . 0,055
= 0,4 / 7,225344 = 0,11
= 0,055
Percobaan II
k’ = S’ / t’2` a’ = 2 k’
= 0,4 / (1,158)2 = 2 . 0,3
= 0,4 / 1.340964 = 0,6
= 0,3
k’ = S’ / t’2` a’ = 2 k’
= 0,45 / (1,05)2 = 2 . 0,4
= 0,45 / 1.1025 = 0,8
= 0,4
k’ = S’ / t’2` a’ = 2 k’
= 0,5 / (0,98)2 = 2 . 0,5
= 0,5 / 0.9604 = 1,0
= 0,5
Dari hasil tersebut dicari ralat mutlaknya untuk mencari besar k dan a
Ralat k percobaan 1
_ _
No. k k - k ( k - k )2
1. 0,057 -0,00033 0,000000110889
2. 0,06 0,002667 0,00000711289
3. 0,055 -0,00233 0,00000544289
_ _
k = 0,057333 ( k - k ) 2 = 0,0000126667
Tabel 1.7
13
Ralat mutlak:
_
(k - k) 2 1/2
=
n ( n - 1)
1/2
= 0,0000126667
20
= 0,0008
Ralat k percobaan 2
_ _
No. k k - k ( k - k )2
1. 0,3 -0,1 0,01
2. 0,4 0 0
3. 0,5 0,1 0,01
_ _
k = 0,4 ( k - k ) 2 = 0,02
Tabel 1.8
Ralat mutlak:
_
(k - k) 2 1/2
=
n ( n - 1)
1/2
= 0,02
20
= 0,03
Ralat a percobaan 1
14
_ _
No. a a- a ( a - a )2
1. 0,114 -0,0007 0,00000049
2. 0,12 0,0053 0,00002809
3. 0,11 -0,0047 0,00002209
_ _
a = 0,1147 ( a - a ) 2 = 0,00005067
Tabel 1.9
Ralat mutlak:
_
(a - a) 2 1/2
=
n ( n - 1)
1/2
= 0,00005067
20
= 0,001
_ _
No. a a- a ( a - a )2
1. 0,6 -0,2 0,04
2. 0,8 0 0
3. 1 0,2 0,04
_ _
a = 0,8 ( a - a ) 2 = 0,08
Tabel 1.10
Ralat mutlak:
_
(a - a) 2 1/2
=
n ( n - 1)
1/2
= 0,08
15
20
= 0,06
Percobaan I
V = 0,114 . 1,874
= 0,214
V = 0,12 . 2,192
= 0,26
V = 0,11 . 2,688
= 0,29
Percobaan II
V = 0,6 . 1,158
= 0,6948
V = 0,8 . 1,05
= 0,84
V = 1 . 0,98
= 0,98
Percobaan I
0.6
0.5
0.3
0.2
0.1
0
-1 -0.2 0.6 1.4 2.2 3 3.8 4.6 5.4 6.2 7 7.8
16
Grafik 1.1
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 y = -0.2575x + 0.7417
0
-1 -0.2 0.6 1.4 2.2 3 3.8 4.6 5.4 6.2 7 7.8
Grafik 1.2
Percobaan 1
17
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
y = 0.0905x + 0.0509
0.4
0.3
0.2
0.1
0
-1 -0.1
-0.6 -0.2 0.2 0.6 1 1.4 1.8 2.2 2.6 3
-0.2
Grafik 1.3
Dengan regresi linear :
y = 0,0905 x + 0,0509
x = 0 y = 0,051
y=0 x = -0,56
Percobaan II
2.6
2.4
2.2
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6 y = -1.3865x + 2.265
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Grafik 1.4
18
y = -1,3865 x + 2,265
x = 0 y = 2,26
y=0 x = 1,6
4.2 Pembahasan
Bila dibandingkan, percobaan pertama lebih cepat daripada percobaan kedua.
Hal ini dikarenakan, pada percobaan kedua ketika waktu dicatat, sudah tidak ada gaya
pada benda, sehingga benda hanya bergerak dengan kecepatan sisa saja.
Pada percobaan pertama semakin jauh jarak S, semakin lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Pada percobaan kedua, dengan S’, yang
sama didapatkan bahwa semakin jauh jarak S, maka semakin cepat waktu yang
dibutuhkan benda untuk menempuh jarak S’.
Perbandingan hasil a dan k, dari perhitungan rumus dengan grafik, dengan
menggunakan rumus yang berbeda, perbedaannya tidak terlalu besar, kemungkinan
besar perbedaannya diakibatkan karena akumulasi perbedaan pembulatan angka
desimal.
19
BAB V
KESIMPULAN
Dari berbagai kegiatan yang kami lakukan dalam melaksanakan percobaan ini,
kami dapat menyimpulkan beberapa masalah, antara lain:
Benda yang bergerak dengan gaya, geraknya lebih cepat daripada benda yang
bergerak tanpa gaya, hanya disebabkan karena kecepatan awalnya saja..
Semakin jauh jarak S, semakin lama waktu yang diperlukan untuk menempuh
jarak tersebut.
Semakin jauh jarak S, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan benda
untuk menempuh jarak S’.
Besar k pada percobaan I adalah 0,057333 0,0008
Besar k pada percobaan II adalah 0,4 0,03
Besar a pada percobaan I adalah 0,1147 0,001 m/dtk2
Besar a pada percobaan II adalah 0,8 0,06 m/dtk2
20
ABSTRAK
Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda diam, maka benda itu akan
bergerak dengan arah resultan gaya tersebut dengan suatu percepatan a. Selama gaya
tersebut tetap bekerja pada benda, maka benda itu akan tetap akan bergerak dengan
percepatan konstan sampai pada titik / detik tertentu gaya dihilangkan benda akan
tetap bergerak dengan kecepatan awal 0 (kecepatan sisa) dan mengalami suatu
perlambatan hingga akhirnya berhenti.
Percobaan ini akan mempelajari kejadian seperti di atas dengan memakai alat
Fletchers Trolley, dengan mengacu pada hukum Newton tentang gerak benda.
Percobaan ini melihat dua keadaan, yaitu ketika benda bergerak karena adanya gaya,
dan benda gergerak dengan kecepatan sisa.
i
DAFTAR ISI
1. Abstrak ............................................................................................ ( i )
2. Daftar isi ...................................................................................... ( ii )
3. Daftar gambar ................................................................................ ( iii )
4. Daftar tabel ..................................................................................... ( iv )
5. Daftar grafik ……………………………………………………… ( v )
6. BAB I Pendahuluan ..................................................................... 1
1.1 Latar belakang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan percobaan ................................................................... 1
1.3 Permasalahan ......................................................................... 1
1.4 Sistimatika laporan .................................................................. 1
7. BAB II Dasar Teori ................................................................... 2
8. BAB III Peralatan dan cara kerja ..................................................... 5
3.1 Peralatan ................................................................................. 5
3.2 Cara kerja ............................................................................... 5
9. BAB IV Analisis data dan pembahasan ........................................... 7
4.1 Analisis data ............................................................................ 7
4.2 Pembahasan ............................................................................ 20
10. BAB V Kesimpulan ...................................................................... 21
11. Daftar Pustaka .............................................................................. ( vi )
12. Lampiran
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GRAFIK
v
DAFTAR PUSTAKA
1. Dosen - dosen Fisika, Fisika I, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 1998.
vi