farmakologi chlorpheniramine maleat / CTM, dikenal juga sebagai klorfeniramin
maleat atau klorfenamin maleat, sebagai zat antagonis H1 (antihistamin) adalah
mekanisme kerja yang berguna untuk mengatasi tipe alergi yang bersifat eksudatif akut, seperti manifestasi simtom dari rhinitis alergi, urtikaria, dan konjungtivitis alergi. Indikasi chlorpheniramine maleat / CTM, dikenal juga sebagai klorfeniramin maleat, atau klorfenamin maleat, di antaranya untuk rhinitis alergi atau urtikaria.
Untuk mengatasi reaksi alergi, chlorpheniramine dapat diberikan secara injeksi,
baik intramuskular, subkutan, atau drip melalui infus dengan dosis 10‒20 mg sebagai dosis tunggal. Dosis maksimum via injeksi adalah 40 mg/hari. Kontraindikasi Kontraindikasi absolut terhadap chlorpheniramine maleat adalah jika terdapat riwayat hipersensitivitas terhadap obat atau komponen obat ini. Chlorpheniramine injeksi tidak boleh diberikan kepada orang dengan penurunan kesadaran. Chlorpheniramine tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat monoamine oxidase (MAO) Inhibitors, seperti isocarboxazid, atau phenelzine. Hentikan konsumsi obat MAO inhibitors setidaknya 14 hari sebelum mengonsumsi chlorpheniramine maleat. [19] Peringatan Peringatan untuk berhati-hati dalam memberikan chlorpheniramine pada kondisi berikut ini: Orang lanjut usia Glaukoma sudut tertutup Hipertrofi prostat Retensi urine Lesi fokal vorteks serebrum Asthma [22, 31, 32] Peringatan untuk tidak mengonsumsi obat ini jika akan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin. Pernah dilaporkan penyalahgunaan obat chlorpheniramine, dengan atau tanpa kombinasi obat lainnya. [33] Hasil penelitian mengungkapkan obat antihistamin, seperti chlorpheniramine, memiliki efek neurokimia, menyerupai kokain. [34] Chlorpheniramine dapat menurunkan volume keringat tubuh, dan dalam situasi di mana cuaca sangat panas, atau dehidrasi karena latihan fisik, seseorang dapat mengalami heat stroke. [21]