Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
Buku Panduan Praktikum dan Lembar Kerja Praktikan ini dapat disusun dengan
baik. Buku Panduan Praktikum dan Lembar Kerja Praktikan ini berisi tentang
panduan praktis tentang cara menganalisa kualitas air, baik melalui parameter fisika
maupun parameter kimia secara sederhana dan tidak menyinggung kajian tentang
teori. Buku ini juga berisi tentang Lembar Kerja Praktikan yang disediakan khusus
untuk praktikan agar lebih memudahkan dalam pengambilan data di lapang serta
perhitungan hasil analisa di laboratorium.
Buku Panduan Praktikum dan Lembar Kerja Praktikan ini merupakan revisi dari
buku-buku panduan praktikum Limnologi sebelumnya. Besar harapan bahwa buku
ini dapat bermanfaat dan mempermudah praktikan serta pihak-pihak terkait dalam
melakukan analisa kualitas air.
Kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung turut serta membantu dalam penyelesaian buku ini. Buku ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saran untuk perbaikan selanjutnya sangat kami
harapkan sehingga pelaksanaan praktikum di masa yang akan datang dapat berjalan
dengan lebih baik.
ttd
1.2 Persoalan
Setiap kehidupan baik sebagai individu maupun pada tingkatan organisasi yang
lebih tinggi, selalu ada interaksi antar sesamanya dan dengan lingkungannya.
Limnologi membahas dinamika kehidupan di dalam ekosistem perairan darat.
Pemanfaatkan potensi perairan darat secara berkelanjutan dalam artian mengambil
manfaat dari ekosistem tersebut dengan tetap mempertahankan potensi lestari.
Manusia dengan akal dan kepandaiannya diharapkan mampu memanfaatkan
teknologi dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan.
c. Pengawetan air sampel sangat penting dilakukan karena bila air sampel
telah rusak, akan mengalami perubahan seperti mengendap, menguap
maupun teradsorbsi.
Gambar 4. Termometer Hg
a. Alat
Termometer Hg : untuk mengukur suhu
Stopwatch : untuk mengukur waktu
b. Bahan
Air sungai/ kolam : sebagai media yang akan diukur suhunya
a. Alat
Tali raffia 5 atau 10 m : untuk mengikat botol bekas air mineral
Botol 600 ml : untuk pemberat sekaligus pelampung agar
massa jenisnya sama dengan massa jenis
air
b. Bahan
Air sungai/ kolam : sebagai media yang akan diuji kecepatan
arusnya
2.2.3 Kecerahan
Menurut Wetzel (1975), kecerahan air adalah sebagai bentuk cerminan
daya tembus atau intensitas cahaya dalam suatu perairan. Tujuan pengukuran
kecerahan yakni agar praktikan mampu mengukur transparasi/ kecerahan
perairan yang ditentukan secara visual dengan bantuan alat yang disebut secchi
disc seperti pada Gambar 8.
a. Alat
Secchi Disc : untuk mengukur tingkat kecerahan perairan
Penggaris : untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
Tali tampar : untuk penanda jarak antara d1 dan d2
b. Bahan
Air sungai/ kolam : sebagai media yang akan diuji kecepatan arusnya
Karet : sebagai penanda d1 dand2
c. Prosedur Pengukuran
Kecerahan perairan dapat diukur dengan keping secchi atau secchi disc.
Skema prosedur pengukuran kecerahan dapat dilihat pada Gambar 9.
Keterangan gambar:
(i) Pengukuran kecerahan dimulai dengan pelan-pelan memasukkan secchi
disc ke dalam air hingga batas kelihatan atau batas tidak tampak
pertama kali dan dicatat kedalamannya sebagai (d1).
Gambar 10. (a) pH paper (b) pH pen (c) pH tetes (d) pH meter
(e) kertas lakmus
a. Alat
pH meter : untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen dalam perairan
Kotak pH : untuk indikator warna pada pH paper
Stopwatch : untuk mengukur waktu
b. Bahan
Air sungai/ kolam : sebagai media yang diukur pH nya
PH paper : sebagai indikator asam basa
c. Prosedur Pengukuran pH dengan pH Paper
Air yang akan diukur kadar pHnya diletakkan di dalam wadah sampel.
Pengukuran derajat keasaman (pH) dilakukan dengan cara memasukkan pH
paper ke dalam air sampel sekitar 0,5 menit, dikibaskan sampai setengah
kering kemudian perubahan warna pada pH paper dicocokkan dengan warna
pada kotak standart.
a. Alat
Botol DO : untuk tempat sampel air yang akan diukur DO nya
Buret : untuk tempat Na2S2O3 atau tempat zattitran
Statif : untuk membantu menyangga buret
Pipet tetes : untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4,
NaOH+KI, H2SO4dan amylum) dalam jumlah kecil
Corong : untuk membantu memasukkan larutan
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) ke dalam buret
b. Bahan
Air sungai/kolam : sebagai sampel yang diamati kandungan DO nya
MnSO4 : sebagai pengikat O2 yang terlarut dalam air
4. Kemudian buka tutup botol yang berisi air sampel dan ditambahkan
dengan 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH+KI lalu tutup kembali dandibolak-
balik sampai homogen kemudian diamkan sekitar 30 menit hingga
terbentuk endapan kecoklatan.
5. Filtrat (air bening di atas endapan) dibuang dengan hati-hati kemudian
endapan coklat yang tersisa diberi 1-2 ml H2SO4 pekat dan
dihomogenkan perlahan sampai endapan berwarna kuning (2 ml H2SO4
untuk volume botol ±250 ml dan 1 ml untuk volume botol ±150 ml).
6. Ditambahkan 3-4 tetes amylum, selanjutnya dititrasi dengan Na-
thiosulfat (Na2S2O3) 0,025 N sampai berubah menjadi jernih atau tidak
berwarna untuk pertama kali.
7. Volume Na-thiosulfat yang terpakai (ml titran) dicatat.
Perhitungan:
2.3.7 Orthofosfat
Dalam perairan, unsur fosfat memiliki 3 bentuk umum yaitu senyawa
organik (dalam tubuh organisme melayang atau bahan organik) dan senyawa
anorganik (orthofosfat, metafosfat, polifosfat). Bentuk yang dapat
dimanfaatkan oleh organisme nabati adalah bentuk anorganik orthofosfat.
Pengukuran kadar orthophosfat dapat dilakukan dengan cara titrasi. Pada
praktikum ini pengukuran kadar orthophosfat dilakukan dengan metode titrasi.
a. Alat
Erlenmeyer 50 ml : untuk tempat larutan SnCl2 dan air sampel
Gelas ukur 50 ml : untuk mengukur jumlah air sampel yang akan
digunakan
Pipet tetes : untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet : untuk menyimpan hasil larutan sampel
Spektrofotometer 690 nm : untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet : untuk meletakkan cuvet
b. Bahan
Kertas label : sebagai pemberi tanda pada larutan indikator
cuvet
Ammonium molybdate : sebagai pengikat fosfat di perairan menjadi
ammonium fosfomolybdate
SnCl2 : sebagai indikator warna biru
Tissue : sebagai bahan untuk membersihkan larutan
blanko sebelum dimasukkan ke dalam
spektrofotometer
Air sungai/ kolam : sebagai bahan yang diamati kandungan
fosfatnya
Larutan blanko : sebagai bahan untuk mengkalibrasi
spektrofotometer
c. Prosedur Pengukuran Kadar Orthofosfat
1. Tuangkan 25 ml air sampel ke dalam erlenmeyer yang berukuran 50 ml.
2. Tambahkan 1 ml ammonium molybdate ke dalam air sampel dan
dihomogenkan.
3. Ditambahkan 5 tetes larutan SnCl2 yang masih baru dibuat pada sampel
2.3.9 Salinitas
Pengukuran kadar salinitas dapat dilakukan dengan menggunakan
salinomter atau refraktometer. Pada praktikum ini menggunakan salinometer
dan refraktometer seperti pada Gambar 13.
a. Alat
Refraktometer : untuk mengukur kadar garam/ salinitas
Salinometer : untuk mengukur kadar garam/ salinitas
Botol air mineral 1,5 L : untuk tempat meletakkan air sampel yang
akan diukur salinitasnya
b. Bahan
Air sungai/kolam : sebagai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue : sebagai bahan untuk membersihkan refraktometer
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI 2019
FPIK, UNIVERSITAS BRAWIJAYA
17
Aquades : sebagai bahan untuk mengkalibrasi refraktometer
Salinometer
1. Diambil gelas ukur 200 ml atau lebih
2. Diisi sampel air kurang lebih ¾ bagian
3. Dimasukkan salinometer ke dalam gelas ukur
4. Ditunggu sampai salinometer tidak bergerak dan dibaca skala yang
menunjukan angka salinitas seperti pada Gambar 15.
3.6 Orthofosfat
Pereaksi :
Ammonium molybdate – asam sulfat : larutkan 25 gr ammonium molybdate
asam sulfat dalam 200 ml aquades. Dioven pada suhu 240ºC dan saringlah.
280 ml H2SO4 pekat ditambahkan sedikit demi sedikit dengan hati-hati ke
dalam 420 ml aquades dan biarkan dingin. Tambahkan larutan ammonium
molybdate, ke dalam larutan H2SO4 yang telah dingin goyangkan perlahan-
lahan. Dinginkan dan encerkan dengan aquades sampai volume 1 liter.
Larutan SnCl2 : menimbang 2,5 gr SnCl2.2H2O masukkan dalam 100 ml
glyserol.
Larutan standar fosfat : larutkan 0,2195 gr KH2PO4 dan tambahkanaquades
sampai 1000 ml. Larutan ini mengandung 50 ppm fosfor. Ambil 5 ml larutan
b. Kecepatan Arus
e. Ammonia Nitrogen
g. Orthofosfat
h. Nitrat Nitrogen
1.3 Spektrofotometer
2.2 Perhitungan
2.2.1 Parameter Fisika
a. Kecepatan Arus
KOLAM SUNGAI
s= t= s= t=
V (m/s) = V (m/s) =
b. Kecerahan
KOLAM SUNGAI
D1 = D2 = D1 = D2 =
1+2 1+2
Kecerahan = Kecerahan =
SUNGAI
N titran = V titran = V Botol DO =
DO (mg/L) =
b. Karbondioksida
KOLAM
N titran = V titran = V air sampel =
CO2 (mg/L)=
SUNGAI
N titran = V titran = V air sampel =
CO2 (mg/L) =
SUNGAI
N HCl = V HCl = V air sampel =
Alkalinitas (mg/L) =
d. TOM
KOLAM
x= y= V air sampel =
TOM (mg/L) =
SUNGAI
x= y= V air sampel =
TOM (mg/L) =
b. Kecepatan Arus
c. Karbondioksida
e. Ammonia Nitrogen
g. Orthofosfat
i. Salinitas
FOTO
3x4
Nama :
Program Studi :
NIM :
Kelompok :
Nama Asisten :
Praktikum Lapang
Praktikum Laboratorium
ACC Laporan
DOSEN