Anda di halaman 1dari 25

MAKALAHTEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PERSONAL HYGIENE: RAMBUT DAN KUKU

Dosen Pengampu: Ns. Zurriyatun Thoyibah, M.Kep

Oleh Kelompok 3:

1. Mugi Asrianti 5. Nurul Ramdani Putri


2. Nela Ashpiani 6. Puji Ardianti
3. Nehajriyana 7. Serlindawati
4. Nurmala Apriani

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG D3

MATARAM

2018/2019
BAB I

KAKI DAN KUKU

A. KONSEP TEORI
Tiap kaki terdiri dari 26 tulang, 107 ligamen, dan 19 otot. Pada kaki bayi
di support oleh bantalan lemak dan belum mencapai bentuk sempurna sampai
dengan usia 5-6 tahun. Permasalahan pada kaki dan kuku disebakan
karenasalah pemotongan kuku, mengunakan alas kaki yang telalu sempit, dan
terpaparnya dengan zat kimia yang tajam. Kuku merupakan lempengan keratin
transparan yang berasal dari invaginasi epidermis lempeng kuku yang
merupakan pembelahan sel di dalam matriks kuku yang tertanam pada lipatan
kuku bagian proksimal. Struktur kuku yang terdapat dalam dasar kuku
mengandung lapisan-lapisan epidermis dan dermis, di bawahnya mempunyai
rabung memanjang. Di sini terdapat kelenjar keringat dan folikel. Sel-selnya
banyak mengandung fibril sitoplasma yang hilang pada tahap akhir setelah sel
menjadi homogen (berstruktur sama) lalu menjadi zat tanduk, dan menyatu
dengan lempeng kuku.
Pada lapisan dalam matriks kuku mengandung melanosit sehingga
lempeng kuku mungkin berpigmen pada ras hitam. Lempeng kuku terdiri
atas sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas, badan kuku
berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler
darah di dalam dasar kuku. Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku
ke permukaan lempeng kuku sebagai epikondrium atau kutikula. kuku pada
orang dewasa tua tumbuh lebih lambat dan berlekuk-lekuk. Pertumbuhan kuku
berlangsung terus menerus sepanjang hidup tetapi usia muda berlangsung terus
menerus sepajang hidup tetapi usia muda kuku tumbuh lebih cepat.
Pertumbuhan kuku jari tangan rata-rata perminggu yaitu 1mm. Kecepatan
pertumbuhan kuku dipergaruhi oleh faktor-faktor seperti gangguan sistemik
yang memperlambat tumbuh kuku, pemasangan gips yang menyebabakan
Imobilisai ekstermitas, namun pada kasus pesosriasis pertumbuhan kuku akan
meningkat dengan cepat.
Menurut Baran, Dawber, Haneke, Toste, dan Bristow (2003) anatomi
mikroskopis kuku adalah sebagai berikut:
1. Lipatan Kuku (Nail Fold) Lipatan kuku proksimal mirip dengan
struktur kulit tetapi biasanya tidak memiliki kelenjar sebasea. Dari area distal
sampai proksimal lipatan kuku, kutikula menggambarkan atau mencerminkan
permukaan lempeng kuku. kutikula terdiri dari modifikasi stratum korneum dan
berfungsi untuk melindungi struktur di dasar kuku, khususnya matriks
germinativum dari lingkungan tidak baik seperti iritasi, alergi, serta bakteri dan
jamur patogen.
2. Matriks Kuku (Nail Matrix) Proksimal (dorsal) dan distal (intermediet)
matriks kuku menghasilkan bagian yang penting bagi kuku. seperti halnya
epidermis kulit, matriks memiliki lapisan pemisah basal yang menghasilkan
keratinosit. Keratinosit inilah yang mengeras lalu mati, serta memberikan
kontribusi pada lempeng kuku. Matriks kuku juga mengandung melanosit yang
menyebabkan pigmentasi pada keratinosit. Dalam keadaan normal, pigmen
tidak terlihat pada orang berkulit putih. Tetapi pada kebanyakan orang yang
berkulit hitam menunjukkan melanogenesis yang tidak sempurna.
3. Palung Kuku (Nail Bed) Palung kuku terdiri dari epidermis dan bagian
dermis yang mendasari penutupan periosteum falang distal. Terdapat pembuluh
darah, limfatik, dan sel-sel lemak.
4. Lempeng atau Badan Kuku (Nail Plate) Terdiri dari 3 lapisan
horizontal, yaitu: lamina dorsal tipis, lamina intermediet tebal, dan lapisan
ventral dari palung kuku. Dilihat dari mikroskopisnya, terdiri dari sel-sel
skuamus yang mati, pada orang tua biasanya tampak massa acidophilic yang
disebut tubuh pertinaks. Lempeng kuku kaya kalsium, ditemukan sebagai fosfat
dalam kristal hidroksiapatit. Unsur-unsur lain yang hanya dalam jumlah kecil,
seperti Universitas Sumatera Utara 6 tembaga, mangan, seng, dan besi.
Konsentrasi kalsium pada kuku 10 kali lipat dari pada rambut. Kalsium tidak
secara signifikan berkontribusi untuk membuat kuku menjadi keras. Kekerasan
kuku terutama dikarenakan adanya protein belerang yang padat dari matriks.
Kelengkungan normal kuku berkaitan dengan bentuk tulang falang yang
mendasari lempeng kuku, yang secara langsung diikat oleh jaringan ikat antara
epitel subungual dan periosteum.
Selain itu Tresna (2010) juga menjelaskan jaringan-jaringan yang
berbatasan dengan kuku, yaitu :
1. Palung Kuku Bagian dari kulit tempat kuku berada. Palung kuku banyak
terdapat pembuluh darah yang menyediakan makanan untuk pertumbuhan yang
terus-menerus bagi kuku. Palung kuku juga terdapat urat syaraf.
2. Kandungan kuku Bagian palung kuku yang berada di bawah akar kuku
dan banyak terdapat urat syaraf, getah bening, dan pembuluh darah. Bulan sabit
(lanula) kelihatan keputih-putihan, yang berada di dasar (bawah) badan kuku.
Warna pucat pada lanula disebabkan pemberian darah berkurang di sekitar
perkandungan kuku.
3. Kulit kuku (cuticle) yaitu bagian epidermis yang menutupi pinggir
sekeliling kuku.
4. Eponychium yaitu sambungan dari cusificle, yaitu badan kuku yang
menutupi lanula.
5. Hyponichium yaitu bagian dari epidermis yang berada di bawah ujung
lepas.
6. Mantel atau penutup kuku yaitu lipatan yang berada di kulit dan tempat
akar kuku.
7. Dinding kuku yaitu lipatan-lipatan kecil kulit yang menutupi
pinggirpinggir kuku.
8. Alur kuku yaitu lipatan yang dalam di kedua samping badan kuku.

Masalah pada kuku:


1. Kalus : bagian epidermis mengeras, terdiri dari masa sel tanduk dan
keratotik. Terjadi pada area permukaan kaki atau telapak tanggan. Di
sebabkan tekanan lokal atau priksi dan tidak berasa nyeri.
2. Katimumul: di sebabakan tekanan dari sepatu dan priksi. Terjadi di
area jari kaki dan penojolan tulang. Biasanya berbentuk bulat lonjong
atau kerucut jaringan dapat menempel pada tulang iga di biarkan
tumbuh.
3. Planter wort : luka menjamur pada tumit kaki karena virus papiloma.
4. Tinea pedis : di sebabkan jamur pada kaki, kerentakan kulit antara jari
kaki dan tumit. Penyakit ini merupakan suatau bentuk infeksi jamur
jenis epidermophyton, trics phyton micros porum, dan Calbincans di
kaki bagian yang di serang yaitu bagian distal. guratan kekuningan
pada lempengan kuku kemudian makin lama seluruh kuku menjadi
tebal, berubah warna dan rapuh.
5. Fisura: sering terjadi diantara jari kaki di sebabkan oleh kulit kering
dan pecah-pecah, perawatan yg dilakukan dengan kaki dan menggukan
antiseptik untuk mencegah infeksi.
6. Ingrown toenail: disebabkan karena salah pemotongan kuku dan dapat
menimbulkan nyeri.
Perawat dapat memberikan perawatan ditempat tidur untuk klien
imobilisasi atau mendudukkan pasien di kursi. Berikut ini langkah-langkah
perawatan kuku :

1. Identifikasi klien yang berisiko untuk masalah kaki dan kuku


termasuk hal berikut :
a. Lansia, perubahan dalam fungsi sensori dan motorik
dengan penuaan yang mengganggu praktik perawatan diri.
Perubahan fisiologis mengubah kondisi kaki dan kuku.
b. Klien diabetes, aliran darah kejaringan perifer tidak
adekuat.
c. Klien gagal jantung atau penyakit ginjal, adanya edema
jaringan dan penurunan aliran darah ke ekstrimitas.
d. Klien cedera serebrovaskular, adanya paralisis residual
atau penurunan sensasi.
2. Dapatkan instruksi dokter untuk pemotongan kuku jika kebijakan
institusi mengharuskannya.
3. Jelaskan prosedur kepada klien, termasuk fakta bahwa perendaman
yang tepat membutuhkan beberapa menit.
4. Persiapkan peralatan dan bahan yang digunakan
a. Baskom
b. Bengkok
c. Handuk
d. Kapas
e. Alat pemotong kuku
f. Sikat kuku
5. Cuci tangan, atur peralatan pada meja tempat tidur.
6. Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu kamar untuk privasi
klien.
7. Bantu klien duduk disamping tempat tidur jika memungkinkan.
Letakkan karpet alas mandi sekali pakai dilantai dibawah kaki
klien. Letakkan lampu panggilan dalam jangkauan klien.
8. Isi baskom mandi dengan air hangat. Periksa suhu air. Air hangat
dapat melunakkan kuku dan sel epidermis yang menebal,
mengurangi inflamasi kulit, dan meningkatkan sirkulasi lokal.
9. Letakkan baskom pada karpet alas mandi dan bantu klien
meletakkan kakinya kedalam baskom.
10. Atur meja tempat tidur pada posisi rendah dan letakkan diatas
pangkuan klien untuk mencegah bahaya tumpah.
11. Isi mangkok piala ginjal dengan air hangat dan letakkan waskom
diatas handuk kertas diatas meja tempat tidur.
12. Instruksikan klien untuk meletakkan jari tangan pada mangkok dan
letakkan lengan klien pada posisi yang nyaman.
13. Biarkan kaki dan jari tangan klien terendam selama 10 menit
samapai 20 menit. Ganti air hangat dalam 10 menit jika diperlukan.
14. Bersihkan dengan lembut bagian bawah kuku jari tangan dengan
stik jingga saat jari-jari dicelup, kemudian pindahkan mangkok dan
keringkan jari secara menyeluruh.
15. Dengan pemotong kuku, potong kuku lurus memanjang dengan
ujung jari rata. Bentuk kuku dengan papan penghalus.
16. Tekan kutikula kebelakang secara lembut dengan stik jingga.
17. Pindahkan meja tempat tidur jauh dari klien.
18. Gunakan sarung tangan sekali pakai dan gosok daerah kalus pada
kaki dengan waslap.
19. Bersihkan secara lembut bagian bawah kuku dengan stik jingga.
Angkat kaki dari waskom dan keringkan secara merata.
20. Bersihkan dan potong kuku jari kaki menggunakan prosedur
langkah 15-16.
21. Gunakan losion untuk kaki dan tangan dan kemudian bantu klien
kembali ke tempat tidur dan posisi yang nyaman.
22. Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempatnya.
Bersihkan dan kembalikan peralatan dan bahan ketempat yang
sesuai. Letakkan linen kotor pada tempatnya. Cuci tangan untuk
mencegah transmisi infeksi.
23. Inspeksi kuku dan kulit sekitarnya setelah perendaman dan
pemotongan kuku.
24. Catat prosedur dan observasi. Laporkan adnya kerusakan kulit.

B. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN


a. Pengkajian Fisik
Pengkajian kaki melibatkan pemeriksan yg teliti tentang
permukaan kulit: bentuk,ukuran,jumlah jari:bentuk kaki:dan kodisi jari
kaki, perawat menginfeksikasi untuk melihat adanya luka dan mencacat
adanya daerah yang kering inflamasi atau pecah-pecah antara kaki dan jari
harus di periksa hati-hati. Tumit, telapak kaki dan sisi kaki cenderung
untuk iritasi apabila sepatu tidakpas. jari-jari secara normal adalah lurus
dan datar. Kaki harus dalam garis lurus dengan mata kaki dan tibia tabel.
Meninjau ulang tipe umum masalah kaki dan kuku perawat mengkaji gaya
berjalan klien. Gangguan kaki yang menyakitkan menyebabkan
kepincangan atau gaya berjalan tidak alami. Perawat bertanya apakah
klien memiliki ketidaknyamanan kaki dan menentukan faktor-faktor yg
meningkatkan nyeri. Masalah kaki dapat dihasilkan dari perubahan tulang
atau otot dari pada gangguan kulit.
Klien berpenyakit vaskular ferifer, seperti diabetes,harus dikaji
keadekutan sirkulasi kaki.Palpasi dari pedis dorsalis dan denyut tibia
posteior mengindikasikan apakah aliran darah yg cukup mencapai jaringan
ferifer edema dan perubahan pada warna kulit,tekstur dan temperatur dapat
mengidentifikasikan bahwa klien membutuhkan perwatan hygienis
khusus.
Jika klien juga diabetik maka perawat harus memeriksa adanya
neurotropi, yaitu degenerasi saraf prifer yang diracikan dengan kehilangan
sensasi.Hal ini sudah dilakukan dengan memeriksa sensasi klien terhadap
sentuhan ringan,tusukan. Suhu kuku kaki dan lengan dikaji degan
menggunkan infeksi dan palpasi. kuku normal yang sehat itu
transparan,lembut dan kompleks dengan alas jari pink dan ujung putih
tembus cahaya. Pada orang afrika dan amerika, pigmentasi coklat atau
hitam secara normal ada diantara kukudan dasar kuku. Pada lansia jari
dapat menjadi tebal dan kuning kuku dikelilingi oleh kutikula yang
tumbuh perlahan melewati jari dan harus secara teratur ditekan
kebelakang. Kulit disekitar dasar kuku dan kutikula harus lembut dan
tanpa ada inflamasi. perawat harus menanyakan pada klien wanita apakah
mereka sering menggunakan penghapus cat kuku karena zat kimia di
produk ini menyebabkan kekeringan pada kuku yang berlebihan.
b. Diagnosa
 Nyeri hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan
Pembentukan kalus
 Kaki dan kuku tumbuh kedalam (Hambatan mobilisasi fisik
berhubungan dengan luka kaki yang menyakitkan.)
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan perfusi
arteri
 Pemotongan kuku yang tidak tepat
 Friksi sepatu
 Cedera kuku
 Definisi perawatan diri dengan gangguan penglihatan
 Kerusakan koordinasi tangan
 Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
perfusi jaringan :perifer
 Resiko infeksi dan defisit pengetahuan perawatan kaki dan kuku
berhubungan dengan praktik kebersihan tidak efektif, kurang
terpapar dengan matahari.
c. Intervensi Keperawatan
Perawat dapat memberikan perawatan kuku dan kaki selama
mandi di bak atau pada waktu yang terpisah, menurut pilihan klien.
Banyak perawat komunitas yang semata-mata memberikan perawatan
pada kuku dan kaki.
Jika kuku klien sangat keras atau jika klien tidak mampu
melakukan perawatan kuku pribadi maka podiatrist dapat memberikan
perawatan kuku. Podiatrist dilatih dalam pengobatan masalah kuku dan
kaki.

Tujuan klien yang menerima perawatan kuku dan kaki meliputi


hal-hal berikut:
1. Klien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut.
2. Klien akan mencapai rasa nyaman dan bersih.
3. Klien akan berjalan dengan menanggung berat badan dengan
normal.
4. Klien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan
kuku dengan benar.
d. Implementasi.
Perawatan kaki dan kuku termasuk perendaman, untuk
pelembutan kutikula dan lapisan sel tanduk,pembersihan dengan
teliti,pengeringan dan pemotongan kuku yang tepat. Perawat dapat
pemberikan perawatan ditempat tidur atau dikursi. Perawat harus
menyisihkan waktu selama prosedur untuk mengajarkan klien dan
keluarganya teknik membersihkan dan pemotongan kuku yang tepat
dan memberi saran unutk memilih alas kaki yang tepat. Dengan
memperbolehkan klien melakukan perawatan kaki dan kuku,perawat
dapat menekankan prinsip untuk meningkatkan sirkulasi yang baik dan
mencegah infeksi, serta cedera jaringan.
Klien diabetes atau seseorang berpenyakit vaskular perifer
beresiko untuk masalah kaki dan kuku akibat suplai darah perifer yang
kurang baik ke kaki. Meskipun perawatan kaki yang terus menerus
dapat mencegah amputasi jari, penelitian menunjukan bahwa klien
tidak mempelajari perawatan yang tepat.selain itu, sensasi dikaki dapat
berkurang. Perawat harus mengobservasi perubahan yang menunjukan
neuropati perifer atau insufisiensi vaskular.
Trauma pada kaki diabetes sering kali tidak diketahui. Dengan
adanya kerusakan kulit maka infeksi lebih mudah berkembang karena
sirklasi yang buruk. Perawat menyarankan klien untuk menggunakan
pedoman berikut :
1. Periksa kaki setiap hari, meliputi bagian atas dan telapak kaki,
tumit, dan daerah diantara jari. Penggunaan cermin membantu
memeriksa kaki dengan teliti, atau meminta anggota keluarga
untuk memeriksa setiap hari .
2. Mencuci dan merendam kaki setiap hari menggunakan air
hangat -hangat kuku tidak lebih dari 37°C. Minta klien yang
apabila dirumah menggunakan termometer untuk mengukur
suhu air karena sensasi kulit mereka rusak. Secara merata
tapakkan kaki sampai kering, dan keringkan dengan baik
diantara jari. Gunakan lapisan pelembab yang tipis.
3. Jangan memotong katimumul atau kalus atau menggunakan
pembersih. Konsultasi dengan dokter atau podiatrist. Gunakan
moleskin pada daerah kaki yang dibawah gesekan. Bungkus
potongan kecil kain wold disekitar jari.
4. Jika kaki berkeringat, gunakan bedak kaki yang lunak.
Gunakan sepatu yang berporos sebelah atasnya.
5. Jika ditemukan kekeringan di sepanjang kaki atau antara jari,
gunakan lanolin, baby oil atau bahkan minyak jagung dan
gosok secara lembut di kulit. Jangan terlalu basah.
6. Mengikir jari kaki lurus dan kotak. Jangan menggunakan
gunting atau klip. Konsultasi dengan podiatris jika diperlukan.
7. Jangan menggunakan sediaan bebas untuk mengobati infeksi
jamur kaki atau kuku jari yang masuk kedalam. Konsultasi
dengan dokter atau podiatris.
8. Hindari pemakaian stoking elastis, kaus kaki setinggi lutut, atau
mengikat kaus kaki. Jangan menyilangkan kaki. Hal ini
merusak sirkulasi ekstermitas bawah.
9. Gunakan kaus kaki dan stoking yang bersih setiap hari. Ganti
kaus kaki dua kali sehari jika kaki berkeringat banyak. Kaos
kaki harus bebas lubang atau jahitan.
10. Jangan berjalan kaki tanpa sepatu atau kaos kaki.
11. Gunakan sepatu yang pas. Alas sepatu harus fleksibel dan tidak
licin. Kain wol dapat di gunakan diantara jari yang bergesekan
atau saling melengkapi. Sepatu harus kuat, tertutup, dan tidak
restriktif pada kaki. Jika klien mengalami penurunan sensasi,
periksa bagian dalam sepatu setiap hari untuk melihat adanya
kerikil, benda asing atau sesuatu yang keras.
12. Sepatu extra lebar dan dalam akan mengakomodasi jari yang
cacat, dan bantalan alas akan mendistribusikan kembali tekanan
kepala metatarsal yang menonjol.
13. Jangan menggunakan sepatu baru untuk waktu yang singkat
beberapa hari untuk melatihnya.
14. Latihan teratur untuk meningkatkan sirkulasi pada kaki. Jalan
perlahan dan angkat, putar, lenturkan dan panjangkan kaki pada
pergelangan kaki. Ayun – ayunkan kaki disisi tempat tidur 1
menit, dan kemudian panjangkan kedua kaki dan tahan paralel
pada tempat tidur terlentang selama 1 menit dan akhirnya
istirahat 1 menit.
15. Jangan menggunakan botol air panas atau bantalan yang panas
pada kaki . Gunakan kaos yang hangat atau lebih baik penutup
tambahan.
16. Segera bersihkan luka kecil dan keringkan secara teliti. Hanya
antiseptik yang ringan (misalnya salep neosporin) yang
seharusnya digunakan pada kulit. Hindari iodine atau
mercurochrome. Hubungi untuk mengobati luka yang lambat
sembuh atau laserasi.
e. Evaluasi
Respons klien terhadap perawatan kaki dan kuku dievaluasi
dengan baik selama beberapa hari atau minggu. Jika klien memiliki
masalah apapun, Evaluasi berdasarkan hasil yang diharapkan perawat
untuk menentukan keberhasilan intervensi. Misalnya, jika klien terus
menerus memiliki rasa tidak nyaman salama berjalan maka
memerlukan tipe alas kaki yang berbeda. Perawat juga menginstruksi
klien dengan cara mengevaluasi praktik perawatan kaki dan buku
pribadi.
BAB II

MENCUCI RAMBUT

A. KONSEP TEORI
Rambut merupakan tambahan pada kulit kepala yang memberikan
kehangatan, perlindungan dan keindahan. Rambut terdapat diseluruh
permukaan tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki dan bibir. Semua
jenis rambut tumbuh dari akar rambut yang ada didalam lapisan dermis
dari kulit. Oleh karena itu kulit kepala atau kulit bagian badan lainnya
memiliki rambut. Rambut terbentuk dari sel-sel yang terletak ditepi
kandung akar. Kandung akar adalah bagian yang terbenam dan
menyerupai pipa serta mengelilingi akar rambut, sehingga rambut akan
terus tumbuh walaupun dicabut.

Keterangan gambar
1. Folicle adalah saluran untuk tumbuhnya rambut yang
menentukan besar, kecil, lurus dan keritingnya rambut
2. Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah lapisan
epidermis
3. Bulp adalah bongkol rambut yang memuat pigmen,
pembuluh darah, papila dan folicle
4. Epidermis adalah lapisan kulit yang paling luar
5. Arector muscle adalah garis yang menghubungkan folicle
dan kulit
6. Papila menghasilkan sel-sel, membentuk rambut baru yang
lebih kuat. Pada papila setiap rambut memiliki pembuluh
darah yang berbeda, yang bertugas untuk membawa
makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel rambut
dalam papila
7. Pigmen (warna rambut)
8. Kelenjar minyak yang sangat dibutuhkan oleh rambut
9. Pembuluh darah
10. Akar rambut
11. Kelenjar keringant
12. Batang rambut
13. Penampang akar rambut

Rambut manusia memiliki tiga tipe, yaitu rambut lanugo yang


halus dan lembut terdapat sewaktu dalam kandungan begitu juga pada bayi
baru lahir terdapat lanugo pada area dahi, pipi, bahu dan punggung,
rambut velus yang tipis dan lembut menutupi sebagian besar tubuh kecuali
pada tempat-tempat dimana rambut terminal tumbuh dan area yang ketiga
yaitu rambut terminal yang tebal dan berpigmen terdapat pada alis, kulit
kepala, bulu mata pada lansia rambut menjadi lebih tipis, pertumbuhan
lambat, kehilangan warna, dan lebih kering. Indikator status kesehatan
seseorang dapat dilihat berdasarkan pertumbuhan, distribusi dan pola
rambut. Karakteristik rambut dapat di pengaruhi oleh stress, emosional,
obat-obatan infeksi atau penyakit tertentu.
Warna rambut dihasilkan oleh dua macam melanin, yaitu
eumelanin pada rambut berwarana hitam dan coklat dan feomelanin pada
rambut coklat kemerahan dan pirang. Warna rambut yang berubah menjadi
kelabu akibat dari berkurangnya aktivitas tirosinase dalam melanosit pada
bulbus rambut.
Masalah yang ada pada rambut:
1. Ketombe
2. Pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal dapat di sebabkan
karena bersampo yang tidak teratur
3. Alopesia atau kehilangan rambut.
4. Dapat di sebabkan penggunaan alat pelurus rambut, pengikatan
rambut dan pemakaian produk pembersih rambut yang tidak
cocok. Alopesia terlihat dibagian perifer tumbuhnya rambut.
5. Pediculocis Capitis
6. Yaitu kutu pada rambut, kutu ini menghisap darah dan
meninggalkan telurnya, penderita akan merasa gatal sekali saat
kutu menghisap dan akan timbul bintik hemoragik.
7. Pediculosis corporis yaitu kutu pada badan, seperti di ketiak
8. Pediculosis pubis yaitu kutu pada area genitalia

Berikut langkah-langkah bersampo ditempat tidur dalam melakukan


perawatan rambut :

1. Tentukan jika ada resiko yang mungkin kontraindikasi dengan


bersampo atau pengaturan posisi. Kaji ulang pesan dokter yang
menentukan pemberian medikasi sampo.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Persiapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan :
a. 2 buah handuk mandi
b. Waslap atau handuk muka
c. Sampo
d. 2 bauh baskom mandi
e. Selimut mandi
f. Satu buah teko
g. Talang
h. 2 buah sisir
i. Kapas penyumbat telinga
j. Pengering rambut
k. Botol H2O2 (tambahan)
l. Sarung tangan sekali pake (tambahan)
4. Cuci tangan
5. Atur peralatan pada tempat yang nyaman, geser kepala klien kearah
samping dan rendahkan penghalang sisi tempat tidur.
6. Letakkan talang dibawah bahu, leher dan kepala klien. Posisi klien
terlentang dengan kepala dan bahu pada ujung alas tempat tidur dan
ujung talang masuk kebaskom. Sumbat lubang telinga dengan
kapas .
7. Sikat dan sisir rambut
8. Ambil air hangat dan isi baskom, periksa suhu dengan memegang
sedikit air kebagian dalam telapak tangan anda.
9. Gunakan sarung tangan
10. Tawarkan klien pilihan untuk memegang handuk wajah atau
waslap penutup mata.
11. Dengan teko tempat air, tuang air perlahan diatas rambut sampai
semuanya basah, gunakan sedikit sampo.
12. Gosok-gosok hingga berbusa dengan kedua tangan. Mulai dari
garis batas rambut dan kerjakan kearah belakang leher. Angkat
kepala sedikit dengan satu tangan untuk mencuci bagian belakang
kepala. Sampo sisi-sisi kepala. Pijet kulit kepala dengan memberi
penekanan dengan menggunakan ujung-ujung jari.
13. Bilas rambut dengan air. Pastikan aliran air kedalam baskom.
Ulangi pembilasan sampai rambut bersih dari sampo.
14. Ulangi langkah 12-14
15. Berikan kondisioner
16. Tutup kepala dengan handuk mandi. Keringkan wajah dengan kain
waslap yang digunakan untuk melindungi mata. Keringkan daerah
sekitar leher atau bahu dan ambil kapas penyumbat telinga.
17. Keringkan rambut dan kulit kepala. Gunakan handuk kedua jika
handuk pertama basah. Lepas sarung tangan jika diperlukan.
18. Sisir rambut dan keringkan dengan pengering atau handuk.
19. Bantu klien mengatur posisi yang nyaman dan menyelesaikan
pengaturan rambut.
20. Kembalikan peralatan pada tempatnya dan cuci tangan.
21. Tanyakan pada klien tentang perasaannya terhadap rambutnya.
22. Insperksi kondisi rambut
23. Catat prosedur dan hasil temuan yang berhubungan dengan kondisi
rambut atau kulit kepala.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian
Pengkajian rambut meliputi perawatan rambut yang biasa
dilakukan, kemampuan melakukan perawatan diri, riwayat masalah
rambut dan kulit kepala, serta kondisi yang berakibat pada rambut,
klien yang memiliki kelemahan fisik seperti fraktur pada tangan
arthritis. Pegangan tangan yang lemah memiliki ketidak mampuan
untuk melakukan personal hygiene rambut. Rambut yang kotor, kusut,
tidak bercahaya bercirikan rambut yang tidak terawat. Perawat juga
perlu mengkaji gaya rambut klien agar dalam melakukan perawatan
rambut, perawat tidak salah atau tidak merusak rambut. Jangan lupa
tanyakan pada klien produk yang biasa digunakan untuk perawatan
rambut dan kapan waktu perawatan rambut biasa dilakukan.
b. Diagnosa
1. Defisit perawatan diri: berhias berhubungan dengan perubahan
tingkat imobilisasi
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan laserasi kulit
kepala, gigitan serangga,
3. Gangguan citra diri berhubungan dengan penampilan fisik yang
tidak di sisir.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan laserasi kulit, gigitan
serangga.
c. Perencanaan
Praktek keperawatan rambut yang baik harus di lakukan rutin
untuk memenuhi kebutuhan hygiene klien. Perawat harus ingat bahwa
klien tetap sadar akan penampilan mereka setiap saat. Dengan
demikian rencana yang efektif memperbolehkan klien untuk memulai
dan berpartisipasi dalam tindakan higienis apabila memungkinkan.
Pemilihan faktor yang tepat mempengaruhi rencana asuhan
keperawatan. Misalnya, diagnosa “kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan gangguan parasite” memerlukan tindakan untuk
menghilangkan gangguan seperti bersampo dan mengisolasikan linen
tempat tidur. Diagnosa “kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan laserasi kulit kepala.”akan memerlukan tindakan untuk
meningkatkan penyembuhan, seperti perawatan luka.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit
kepala meliputi sebagai berikut :
1. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat.
2. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri.
3. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perwatan rambut.
d. Implementasi
1. Penyikatan dan penyisiran
Penyikatan yang sering membantu mempertahankan
kebersihan rambut dan mendistribusi minyak secara merata
sepanjang helai rambut. Penyisiran hanya membentuk gaya
rambut dan mencegah rambut kusut. Sisir bergerigi pendek cukup
untuk rambut pendek,tapi sisir bergerigi panjang dipilih untuk
rambut keriting.sisir bergerigi tajam dan tidak beraturan dapat
melukai kulit kepala. Klien yang mampu melakukan perawatan-
diri harus di motivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari-
hari. Dengan demikian,pada klien yang memiliki keterbatasan
mobilisasi, dan mempunyai kelemahan serius akibat penyakit
memerlukan bantua perawat.
Rambut panjang dapat dengan mudah menjadi masalah
pada klien yang terbatas tempat tidur bahkan untuk periode
pendek. Bila laserasi atau insisi melibatkan kulit kepala, darah,dan
medikasi topikal juga menyebabkan kekusutan. penyikatan dan
penyisiran yang sering menjaga rambut panjang terawat rapi.
Dengan demikian, pengepangan membntu menghidari kusut yang
berulang-ulang. Perawat harus meminta izin klien untuk
mengepang rambutnya. Jika kepangan dibuat terlalu kencang
maka akan dapat menjadi botak.
Untuk menyikat rambut dengan benar perawat membagi
rambut menjadi dua bagian dan kemudian memisahkannya tiap
bagian menjadi dua bagian lagi. Pembagian memudahkan
menyikat bagian yang lebih kecil pada rambut. Perawat menyisir
dari kulit kepala hingga ujung rambut. Jika ada yang kusut maka
perawat menggunakan tangannya untuk memisahkan sikat rambut,
genggam dengan kuat dekat kulit kepala, dan sisir dilepas pada
ujung ikatan. Mengaitkan rambut kusut mencegah rasa nyeri
karena menarik kulit kepala ketika menyisir. Jika rambut kusut
berlebihan maka perawat harus menyisir. Melembabkan rambut
dengan air atau alkohol seringkali membebaskan kekusutan,
Perawat tidak pernah memotong rambut klien tanpa izin tertulis.
Klien berambut keriting biasanya menyisir rambutnya
dengan sisir khusus bergerigi panjang yang berjarak jauh terpisah.
Sisir bergerigi terbuka menyebabkan sedikit dorongan selama
penyisiran . membasahi rambut klien dengan air sebelum menyisir
mencegah trauma pada rambut. Untuk menyisir rambut keriting,
perawat memulai pada garis leher klien dan mengangkat dengan
perlahan-lahan dan menyisir kearah luar rambut sampai dahi.
Perawat menyisir satu bagian kepala klien satu kali dan kemudian
mengulangi pada bagian lain.
Klien orang afrika- amerika berambut tebal, kasar, yang
seringkali menjadi sangat kering dan rapuh. Karena rambut dan
kulit kepala memiliki kecenderungan menjadi kering, maka
mungkin diperlukan penyisiran sehari-hari, penyikatan yang
lembut, dan aplikasi produk pelembab. Dengan demikian perawat
harus berhati-hati terhadap penggunaan praktik perawatan rambut
yang merusak rambut. Mengepang setiap hari lebih merusak
daripada “cornrow”. Kepangan yang kuat menyebabka kebotakan.
Menggunakan sisir panas untuk meluruskan rambut dapat
menyebabkan peradangan kronis dan mengejutkan kulit kepala
yang permanen. Aplikasi pelurusan rambut dengan zat alkalin
menyebabkan rambut menjadi rapuh.
2. Bershampo
Frekuensi bershampo tergantung rutinitas pribadi sehari-
hari dan kondisi rambut. Perawat harus mengingatkan klien yang
perspirasi berlebihan, atau pengobatan yang meninggalkan darah
atau larutan pada rambut memerlukan kegiatan bersampo lebih
sering. Untuk klien yang berada di rumah, tantangan terbesar bagi
perawat untuk menemukan cara klien bershampo tanpa cedera.
Misalnya klien lansia duduk pada kursi bak dan menggunakan
pipa semprot yang dipegang dari pada berbaring diatas sehingga
dapat mencapai kran.
Jika klien mampu untuk mandi shower atau mandi,
biasanya rambut dapat dikeramas tanpa kesulitan. Kursi shower
dapat digunakan pada klien yang dapat berjalan tapi menjadi lelah
atau pusing. Pipa semprot yang dapat dipegang memungkinkan
klien mencuci rambutnya selama dibak mandi atau shower. Klien
yang diperbolehkan duduk dikursi biasanya rambutnya disampo
didepan bak. Jika klien hanya dapat duduk disisi tempat tidur
adalah memungkinkan untuk menyampo rambut pada klien
mencondong kedepan diatas bak cuci. Bagaimanapun, penekukan
dibatasi atau kontraindikasi pada kondisi tertentu (misalnya
operasi mata dan operasi total penempatan kembali pinggul ).
Dalam situasi ini, perawat perlu mengajarkan klien tingkatan
penekukan yang diperbolehkan
Jika klien tidak mampu duduk tapi dapat bergeser, perawat
dapat memindahkan klien pada brankar untuk transportasi ke bak
mandi atau shower yang dilengkapi dengan semprotan yang
dipegang. Perawat meletakkan handuk atau bantal kecil dibawah
kepala dan leher klien, yang memungkinkan kepala bergantung
diatas tepi branker. Kewaspadaan diperlukan pada klien yang
telah mengalami cedera leher akibat hiperekstensi leher yang
dapat menyebabkan cedera lebih lanjut.
Jika klien tidak mampu duduk dikursi atau berpindah ke
branker maka bersampo harus dilakukan pada klien ditempat
tidur. Setelah bersampo, klien dapat menyukai rambutnya yang
digulung dengan alat pengeriting atau diberi gaya. Kebanyakan
pusat perawatan kesehatan memiliki pengering rambut yang
mudah dibawa. Sampo yang kering juga tersedia untuk
mengurangi kebutuhan untuk membasahi rambut klien.
Karena rambut orang Afrika – Amerika memiliki
kecendrungan alami menjadi kering maka tidak diperlukan
bersampo setiap hari. Perawat menanyakan berapa kali klien
bersampo. Normalnya penting bagi orang afrika amerika
bersampo hanya sekali atau dua kali seminggu, atau hanya
sebulan sekali. Klien dengan ‘cornrow’ dapat disampo rambutnya
tanpa menghancurkan kepangan. Sampo cair cendrung membuat
rambut lebih keriting dan lebih sulit disisir. Sampo yang ringan
disukai jika mereka rambut yang diluruskan.
Rambut klien menjadi lebih kering dan lebih rapuh dengan
bertambahnya usia. Seringkali lansia bersampo hanya sekali
seminggu. Perawat yang bekerja pada fasilitas perawatan yang
besar atau rumah perawatan harus yakin rambut klien disisir
dengan teliti dan diberi gaya setiap hari.
3. Pencukuran
Pencukuran rambut yang berada dibagian wajah dapat
dilakukan setelah mandi atau bersampo. Wanita lebih menyukai
untuk mencukur dikakinya atau aksila selama mandi. Ketika
membanatu klien, perawat harus memperhatikan untuk
menghindari pemotongan dengan pisau cukur pada klien. Klien
yang ingin bunuh diri tidak diperbolehkan menggunakan pisau
cukur. Klien mudah berdarah, seperti yang menerima medikasi
anti koagulen (hepar atau coumadin), dosis tinggi aspirin, atau
obat anti peradangan nonsteroidal, dan gangguan pendarahan
(hemofilia atau leukemia) diinstruksikan untuk menggunakan
pisau cukur listrik.
Ketika pisau cukur digunakan untk becukur, kulit harus
diperhalus untuk mencegah tarikan, goresan atau pemotongan.
Misalnya meletakkan lap badan yang hangat diatas muka klien
pria selama beberapa menit, diikuti dengan penggunaan krim
cukur atau busa sabun yang lembut, akan memperhalus kulit
secara efektif. Jika klien pria tidak mampu bercukur sendiri
mukanya maka perawat dapat membantu mencukur. Untuk
menghindari penyebab ketidaknyamanan atau potongan pisau
cukur, perawat memegang pisau cukur pada sudut 45 derajat pada
kulit dan dengan halus menarik kulit tegang ketika menggunakan
gerakan yang pendek, kuat searah dengan pertumbuhan rambut.
Gerakan pendek, kearah bawah bekerja paling baik untuk
mengurangi rambut diatas bibir. Seringkali klien dapat
menjelaskan cara terbaik untuk menggerakkan pisau cukur pada
kulit. Setelah bercukur diselesaikan, perawat mencuci keseluruhan
muka klien untuk mengangkat sabun dan rambut. Setelah
mengeringkan muka, perawat membantu penggunaan bedak atau
losion setelah bercukur pada muka klien.
4. Perawatan Kumis Dan Jenggot
Klien pria yang berkumis atau berjenggot memerlukan
perawatan sehari- hari. Menjaga kebersihan daerah tersebut
penting karena partikel makanan dengan mudah berkumpul
dirambut. Jika klien tidak mampu merawat diri mereka sendiri,
perawat harus memotong sedikit, menyisir, atau mencuci jenggot
atau kumis ketika diperlukan atau diminta. Perawat tidak pernah
mencukur kumis atau jenggot tanpa izin klien.
e. Evaluasi
Evaluasi tindakan asuhan keperawatan untuk perawatan rambut
klien berdasarkan hasil yang diharapkan (misalnya menyatakan rasa
nyaman secara verbal atau mendemonstrasikan perawatan yang benar),
dan tujuan perawatan. Perawat menggunakan ukuran evaluatif, seperti
meminta klien mendemonstasi praktik perawatan rambut atau merawat
kembali kondisi rambut dan kulit kepala, untuk menentukan keberhasilan
intervensi perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta ; EGC.

Saryono, Tri Widiatni, Anggriyana. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).


Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai