Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE

DI RSUD Dr. GUNAWAN MANGUNKUSUMO AMBARAWA

Dosen Pembimbing: Ns. Novita WS, M. Kep

Disusun Oleh:

DYAH DEWI AYU ANDINI

20101440121021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya, salam cinta dan shalawat untuk baginda Rasulullah SAW dan para
sahabat serta umatnya hingga akhir zaman. Syukur dan Alhamdulillah Laporan
Pendahuluan yang berjudul “GANGGUAN PEMENUHAN PERSONAL
HYGIENE” dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Dasar.

Dalam menyusun laporan pendahuluan ini penulis banyak memperoleh


bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak dan teman-teman yang
sudah mendukung demi terselesaikannya laporan pendahuluan ini. Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun laporan pendahuluan masih jauh dari kata
sempurna.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan laporan pendahuluan ini. Penulis berharap
semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi
para pembaca laporan pendahuluan ini.

Ambarawa, 4 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen...........................................................4
BAB II...................................................................................................................13
KONSEP TEORI.................................................................................................13
1. Definisi........................................................................................................13
2. Tanda-Tanda Kebutuhan Terpenuhi...........................................................13
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi............................................................14
4. Gangguan Kebutuhan yang Terjadi............................................................15
5. Pathway.......................................................................................................18
BAB III..................................................................................................................19
ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................19
A. Pengkajian..............................................................................................19
1. Identitas...................................................................................................19
2. Keluhan Utama........................................................................................19
3. Pola Fungsi Kesehatan............................................................................20
4. Pemeriksaan Fisik....................................................................................22
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................23
C. Intervensi Keperawatan........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen

1. Kulit
a. Epidermis
Lapisan luar yang terbagi atas beberapa lapisan:
1) Stratum Korneum/Lapisan tanduk
Lapisan yang terdiri dari 20-25 lapis sel-sel tanduk
tanpa inti, gepeng, tipis, dan mati. Pada permukaan
lapisan ini sel-sel mati terus menerus mengelupas.
2) Stratum Lusidum
Disebut juga lapisan sel-sel jernih karena selnya
tidak berinti dan berpigmen
3) Stratum Granulosum
Terdiri dari 1-4 baris sel-sel berbentuk intan, berisi
butir-butir (granula).
4) Stratum Spinosum/Lapisan Malpighi
Lapisan epidermis yang paling tebal dan kuat. Sel-
sel mempunyai protoplasma yang menonjol terlihat
seperti duri-duri
5) Stratum Germinativum/lapisan basale
Terdiri dari satu lapisan sel-sel yang kuboid yang
tegak lurus terhadap dermis
b. Dermis
Merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas
jaringan subkutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat di
lapisan atas terjalin rapat (pars papillaris). Sedangkan
bagian bawah terjalin lebih longgar (pars reticularis) yang

4
mengandung pembuluh darah, ujung syaraf, akar rambut,
kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
c. Jaringan subkutan/subkutis
Merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis, batas
antara jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Jaringan
subkutan mengandung syaraf, pembuluh darah, limfe, dan
lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat.
2. Kuku Kaki dan Tangan
Kuku, kaki dan tangan membutuhkan perhatian khusus
dalam praktik hygiene seseorang karena rentan terhadap berbagai
macam infeksi. Cidera kulit dapat menimbulkan sensasi nyeri serta
sangat mengganggu kemampuan klien untuk bergerak, berjalan,
dan menyangga beban tubuh sedangkan tangan bersifat manipulatif
dari pada suportif . Ketangkasan tangan sangat banyak karena
besarnya rentang gerak antara ibu jari dan jari lain, sehingga setiap
kondisi yang mengenai tangan secara otomatis akan mengganggu
kemampuan dalam hal perawatan diri klien (Isro’in dan
Andarmoyo, 2012: 23-25)
Kuku adalah salah satu dermal appendages yang
mengandung lapisan tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari
tangan dan kaki. Kuku berfungsi untuk membantu jari-jari untuk
memegang dan sebagai kosmetik/cermin kecantikan. Adapun
bagian-bagian jaringan kuku yang baru:
a. Matrik kuku merupakanpembentuk jaringan kuku yang
baru
b. Dinding kuku merupakan lipatan-lipatan kulit yang
menutupi bagian pinggir dan atas
c. Dasar kuku merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku
d. Alur kuku merupakan celah antara dinding dan dasar kuku
e. Akar kuku merupakan bagian proksimal kuku

5
f. Lempeng kuku merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingi dinding kuku
g. Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna
putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit
h. Eponikium merupakan dinding kuku bagian praksimal,
kulit arinya menutup bagian permukaan lempeng kuku
i. Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku
yang bebas (free edge) menebal.
3. Gigi dan Mulut
Rongga mulut dilapisi dengan membrane mukosa yang
terus-menerus bersambung dengan kulit. Didalam mulut terdapat
gigi dan lidah yang merupakan organ tambahan dalam mulut da
memainkan peran penting dalam pencernaan awal dengan
menghacurkan partikel-partikel makanan dan mencampurkannya
dengan liur/saliva.
Menjaga hygiene mulut merupakan aspek yang sangat
penting dalam perawatan. Hygiene mulut akan menjaga mulut,
gigi, gusi, da bibir (Isro’in dan Andarmoyo, 2012: 30-32). Bagian
gigi terdiri atas:
a. Mahkota gigi (crown), bagian yang tampak diatas gusi.
Terdiri atas:
1) Lapisan email, merupakan lapisan paling keras
2) Tulang gigi, didalamnya terdapat syaraf da
pembuluh darah
3) Rongga gigi, bagian antara mahkota gigi dan radiks
b. Leher gigi dan kolum merupakan bagian yang berada
didalam gusi
c. Akar gigi atau radiks merupakan bagian yang tertanam
pada tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang rahang
dengan perantara semen gigi. Semen gigi melapisi akar gigi

6
da membantu menahan gigi agar tetap melekat ke gusi,
terdiri atas:
1) Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi
dalam gusi
2) Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi
4. Rambut
Ada 2 macam tipe rambut, lungo yang merupakan rambut
halus, tidak mengandung pigmen da terdapat pada bayi, dan
rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengajn banyak
pigmen terdapat pada orang dewasa. Adapun fungsi rambut adalah
melindungi kulit terhadap pengaruh-pengaruh buruk, sebagai
pengatur siuhu, pendorong penguapan keringat, sebagai indera
peraba yang sensitive (Isro’in dan Andarmoyo, 2012: 30-32).
a. Hair shaft/batang rambut adalah bagian rambut yang keluar
dari diatas permukaan kulit
b. Arrector pili muscle/otot arektor pili adalah otot kecil yang
menempel di folikel rambut
c. Gland/kelenjar minyak adalah kelenjar mikroskopis yang
berfungsi sebagai pelindung terhadap kuma
d. Hiar follicle/folikel rambut adalah kantung kecil tempat
akar yang menggelembung da mengandung sel-seln aktif
yang berbentuk rambut
5. Mata, Telinga dan Hidung
a. Mata, indra penglihatan yang berfungsi sebagai indra
penglihatan yang menerima rangsangan berkas cahaya pada
retina dengan perantara serabut-serabut nervus opticus.
Bagian pada bola mata sebagai berikut

7
1) Okulis(bola mata)
a) Lapisan luar
(1) Kornea, merupakan selaput yang
tembus cahaya dan tidak
mengandung pembuluh darah
(2) Sklera, merupakan bagian dinding
luar bola mata da membentuk
sebagian putih pada mata.
b) Lapisan tengah meliputi:
(1) Koroid: selaput tipis kaya akan
pembuluh darah yang fungsinya
memberikan nutrisi pada mata
(2) Korpus silliaris: lapisan tebal yang
terbentang mulai dari ora serata
sampai ke iris dan fungsinya untuk
terjadinya akomodasi pada proses
melihat
(3) Iris: mengandung pigmen, dibagian
tengah ada bagian berlubang disebut
pupil yang berguna untuk mengatur
cahaya yang masuk ke mata
c) Lapisan dalam, meliputi retina, merupakan
lapisan yang kaya akan pembuluh saraf.
2) Organ okuli assesoria
a) Alat pembantu mata terdapat disekitar bola
mata yag sangat erat berhubungan dengan
mata
b) Supersilium merupakan batas orbita dengan
dua potong kulit tebal yang melengkung
ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi
sebagai pelindung mata dari terik matahari

8
c) Palpebra/kelopak mata terdiri dari 2 bagian
yaitu kelopak mata atas bawah, nerfungsi
sebagai pelindung mata sewaktu jika ada
gangguan pada mata
d) Apparatus lakrimalis, adalah sebuah kelenjar
yang menghasilkan air mata
e) Muskulus okuli adalah otot-otot yang
menggerakkan bola mata
f) Konjungtiva merupakan bagian mata yang
banyak mengandung kelenjar limfe da
pembuluh darah
3) Syaraf indra penglihatan
Saraf yang penting dalam terjadinya proses
penglihatan dalam hal ini adalah nervus
optikus/saraf otak
b. Telinga
Merupakan alat panca indra yang berfungsi untuk
mendengar. Anatomi telinga terdiri atas:
1) Telinga bagian luar
a) Daun telinga berfungsi menampung
gelombang suara datang dari luar masuk ke
dalam telinga
b) Liang telinga tengah. Saluran penghubung
aurikula dengan membrane timpani yag
banyak mengandung rambut, kelenjar
sebasea, dan kelenjar keringat
c) Membran timpani yang bayak mengandung
rambut, kelenjar bebasea dan kelenjar
keringat khususnya menghasilkan secret
yang berbentuk serumen

9
2) Telinga bagian tengah
a) Kavum timpani, rongga didalam tulang
temporalis yang terdapat 3 buah tulang
pendengaran
b) Antrum timpani adalah rongga tidak gteratur
yang agak luas dibagian bawah samping
oleh lapisan mukosa
c) Tuba auditive eustaki adalah saluran tulang
rawan yang panjangnya kurang lebih 3,7 cm
3) Telinga bagian dalam
Terletak pada bagian tulang keras pylorus
temporalis
c. Hidung
Berfungsi sebagai jalan nafas, pengatur kondisi udara,
sebagai penyaring dan pelindung, indra penghirup,
resonansi suara, proses bicara, refleks nasal: Hidung terdiri
dari:
1) Hidung luar, berbentuk pyramid menonjol pada
gairs tengah di antara pipi dengan bibir atas. Berikut
bagian-bagiannya dari atas ke bawah:
a) Pangkal hidung
b) Dorsumnasi
c) Puncak hidung
d) Ala nasi
e) Kolumela
f) Lubang hidung
2) Hidung dalam, struktur ini membentang dari os
internum di sebular anterior hingga kaona di
posterior yang memisahkan rongga hidung
6. Reproduksi/Genitalia

10
Merupakan sistem organ seks dalam organisme yang
bekerjasama untuk tujuan reproduksi seksual. Fungsi reproduksi
pada pria untk produksi dan penyimpanan serta mengantarkan
sperma untuk pembuahan sel telur. Reproduksi waita memiliki
fungsi memproduksi sel telur dan mengandung bayi (Magdalena et
all, 2020: 119-125).
a. Organ reproduksi pria
1) Penis terletak menggantung di depan scrotum.
Bagian ujung disebut gland penis dan pangkal
disebut pangkal radial penis
2) Scrotum terletak menggantung didepan scrotum
3) Testis berfungsi untuk memproduksi testosterone,
yaitu hormon yang mengendalikan sifat sekunder
kejantanan
4) Epididimis, pipa halus yang berkelok-kelok,
panjangnya 6 cm yang menghubungkan testis
dengan vas deferen
5) Vas Deferens, tempat spermatozoa disimpan
didalam pembuluh darah ini
b. Organ reproduksi wanita
1) Organ genitalia bagian dalam, terdiri dari ovarium
dan saluran indung telur, berbentuk oval dengan
paqnjang 3-4 cm
2) Oviduk/tuba fallopi, berjumlah sepasang dengan
panjang sekitar 10 cm
3) Uterus/Rahim, rongga pertemuan oviduk kanan dan
kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian
bawahnya mengecil yang disebut serviks
4) Dasar Rahim , bagian dari badan Rahim yang
terletak antara kedua pangkal saluran telur

11
5) Rongga Rahim, berbentuk segitiga, lebar didaerah
dasar rahim dan sempit kearah leher rahim
6) Dinding Rahim, terdiri dari otot polos yang disusun
sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya
keluar pada waktu persalinan
7) Vagina, saluran akhir dari saluran reproduksi bagian
dalam wanita
7. Rectum dan Anus
Merupakan bagian akhir dari sistem pencernaan
yang berfungsi untuk akses keluarnya residu dan zat yang
tidak tercerna, rectum juga dapat menjadi lokasi
penyimpanan sementara feses. Proses eliminasi feses dibatu
oleh gerak peristaltic, stimulus saraf parasimpatis dan otot
(Sumiati dan Anggraini et al., 2021:150).

12
BAB II

KONSEP TEORI

1. Definisi

Personal hygiene berasal dari Bahasa Yunanni, berasal dari kata Personal
yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Dari pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa kebersihan perorangan atau personal
hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya. (Isro’in dan
Andarmoyo,2012:2)
Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang
dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik
secara fisik maupun mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya
dilihat dari penampilan yang bersih dan rapi serta upaya yang dilakukan
seseorang untuk menjaga kebersihan dan kerapian tubuhnya setiap hari.
Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan kesehatan
diri karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit
suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan
diri yang buruk.(Saputra Lyndon, 2013:151)
Berdasarkan kutipan dari Taylor, et. al. (2014), personal hygiene
dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Personal
higiene sangat bervariasi bagi setiap orang yang dilakukan untuk
meningkatkan kebersihan Kesehatan tubuh (Patrisia et al., 2020: 50).

2. Tanda-Tanda Kebutuhan Terpenuhi

 Dapat mempertahankan kebersihan mulut


 Dapat mempertahankan kebersihan diri
 Dapat mempertahankan kemampuan ke toilet

13
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Berdasarkan Isro’in dan Andarmoyo (2012: 3-5) faktor yang


mempengaruhi personal hygiene meliputi:
1. Praktik Sosial
Manusia merupakan makhluk sosial dan karenanya berada
dalam kelompok sosial. Kondisi ini akan memungkinkan seseorang
untuk berhubungan, berinteraksi dan bersosialisasi satu dengan
yang lainnya. Personal higiene atau kebersihan diri seseorang
sangat mempengaruhi praktik sosial seseorang. Selama masa anak-
anak, kebiasaan keluarga mempengaruhi praktik hygine, misalnya
frekuensi mandi, waktu mandi, jenis hygine mulut.
2. Pilihan Pribadi
Setiap klien memiliki keinginan dan pilihan tersendiri
dalam praktik personal higienenya, (mis. kapan dia harus mandi,
bercukur, melakukan perawatan rambut, dsb), termasuk memilih
produk yang digunakan dalam praktik higienenya menurut pilihan
dan kebutuhan pribadinya. Pilihan-pilihan tersebut setidaknya
harus membantu perawat dalam mengembangkan rencana
keperawatan yang lebih kepada individu.
3. Citra Tubuh
Adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk tubuhnya,
citra tubuh sangat mempengaruhi dalam praktik hygiene seseorang.
Ketika seseorang perawat dihadapkan pada klien yang tampak
berantakan, tidak rapi, atau tidak peduli dengan higiene dirinya,
maka dibutuhkan edukasi tentang pentingnya hygiene untuk
kesehatan, selain itu juga dibutuhkan kepekaan perawat untuk
melihat kenapa hal ini terjadi, apakah memang kurang/
ketidaktauan klien.

14
4. Status Sosial Ekonomi
Perawat dalam ini harus bisa menentukan apakah klien
dapat menyediakan bahan-bahan yang penting dalam praktik
higiene seperti sabun, sampo, sikat gigi, pasta gigi, dsb.
5. Pengetahuan dan Motivasi
Perawat dalam ini harus bisa menentukan apakah klien
dapat menyediakan bahan-bahan yang penting dalam praktik
higiene seperti sabun, sampo, sikat gigi, pasta gigi, dsb.
6. Kondisi
Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki
energi dan ketangkasan untuk melakukan higiene. Contohnya pada
pasien yang terpasang traksi atau gips, atau terpasang infus
intravena

4. Gangguan Kebutuhan yang Terjadi

Berdasarkan Isro’in & Andarmoyo (2012: 20-21), klasifikasi gangguan


personal hygiene meliputi:
1. Gangguan pada kulit meliputi:
a. Kulit kering: tekstur kasar, bersisik pada area yang
terekspos seperti tangan, kaki atau, wajah
b. Jerawat: erupsi kulit papulopustural yang meradang karena
penguraian sebum bakteri, timbul di wajah, leher, bahu dan
punggung
c. Ruam kulit: eurpsi kulit akibat pajanan matahari/
kelembaban yang berlebihan atau reaksi alergi
2. Gangguan pada kuku
a. Kalus: penebalan bagian epidermis yang terdiri atas nasa
sel keratorik bertanduk, ditemukan dibawah permukaan
kaki atau telapak tangan

15
b. Corn(jaringan tanduk): friksi dan tekanan dari sepatu
longgar menyebabkan keratoris, tampak di antara jari, pada
penonjolan tulang, berbentuk kerucut, bulat dan timbul
c. Kutil plantar: lesi pada telapak kaki akibat virus palilloma
d. Tinea pedis: infeksi jamur pada kaki, sisik da retakan kulit
terjaid diantara jari dan telapak kaki
e. Kuku yang tumbuh ke dalam: tumbuh kedalam menuju
jaringan lunak disekitar kuku
3. Gangguan pada gigi dan mulut
a. Karies gigi: kerusakan jaringa keras gigi isebabkan oleh
asam yang ada dalam karbohidrat
b. Penyakit periodontal: penyakit jaringan sekitar gigi atau
jaringan yang menyangga gig
c. Karang gigi/kalkulus: lapisan kerak berwarna kuning
menempel pada gigi dan terasa kasar
d. Gingivitis: penyakit periodontal stadium awal berupa
peradangan pada gingva, termasuk penyakit umum
4. Gangguan pada rambut:
a. Ketombe: tumbuh sisik kulit kepala disertai gatal
b. Tungau: parasite abu-abu coklat kecil yang menggali ke
dalam kulit dan menghisap darah
c. Pediculosis capitis (kutu rambut): parasit dikulit kepala,
melekat pada rambut
d. Pediculosis pubis: terletak dirambut pubis berwarna putih
dengan kaki merah
e. Alopecia: bercak kebotakan terletak di perifer garis rambut
5. Gangguan pada genitalia
Berdasarkan Irianto (2012: 518-519), gangguan pada pria meliputi:
a. Produksi sperma yang tidak normal: apabila terdapat
kurang dari 20jt sperma per millimeter ejakulasi maka
jumlah produksi sperma dikatakan rendah

16
b. Prostatis: peradangan pada prostat disertai dengan
peradangan pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan
yang menyumbat uretra sehingga timbul nyeri dan sulit
BAK
c. Andropause: penyebab gangguan fungsi seksual pada pria
meski tak tertutup
d. Kriptokismus: cacat perkembangan yang ditandai dengan
kegagalan buah pelir/testis turun ke dalam kantong testis
Berdasarkan Irianto (2012: 522-524), gangguan pada wanita
meliputi:
a. Kelainan menstruasi: kelainan siklus atau kelainan dari
jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya pendarahan
b. Polimenore: haid sering dating, jadi siklusnya pendek
kurang dari 25 hari
c. Oligomenore: haid jarang, siklus panjang
d. Menoragia: pengeluaran yang terlalu banyak disertai
dengan pembekuan darah
e. Polisistik ovaries: kondisi terbentuknya banyak kista kecil
dalam Rahim/ovarium wanita

17
5. Pathway

Penurunan tingkat
kesadaran

Keterbatasan untuk
menggerakkan tubuh

Kelemahan sendi dan


otot

Gangguan pemenuhan
perawatan diri

18
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas

a. Identitas pasien (Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama,


Pendidikan, Pekerjaan, Golongan Darah, Alamat)
b. Identitas penanggung jawab (Nama, Umur, Jenis Kelamin,
Agama, Pekerjaan, Alamat, Hubungan dengan Klien)

2. Keluhan Utama

a. Keluhan utama (alasan dirawat di rumah sakit)


b. Riwayat kesehatan sekarang
Kaji status kesehatan pasien saat dilakukannnya pengkajian
1) Faktor yang melatar
belakangi/mendahului/mempengaruhi keluhan Sifat
terjadinya gejala (mendadak, perlahan , terus
menerus/serangan, hilang timbul/ berhubungan
dengan waktu
2) Lokasi gejala dan sifatnya (menjalar, menyebar,
berpindah/menetap)
3) Berat ringannya keluhan dan perkembangannya
apakah menetap/cenderung bertambah/berkurang
4) Lamanya keluhan berlangsung/ mulai kapan
dirasakan
5) Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi
keluhan
6) Lamanya keluhan berlangsung/mulai kapan
dirasakan

19
7) Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi
keluhan
8) Pengobatan/perawatan yang telah diperoleh hingga
akhirnya meminta bantuan ke RS
c. Riwayat kesehatan dahulu (perawatan di rs terakhir)
Riwayat kesehatan dahulu terutama yang berkaitan dengan
gangguan keseimbangan suhu. Atupun riwayat dirumah
sakit/pembedahan
d. Riwayat kesehatan keluarga
Mengaji riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui
apakah ada penyakit menular dan keturunan dikeluarga
pasien

3. Pola Fungsi Kesehatan

a. Pola persepsi kesehatan dan manjemen kesehatan


Menjelaskan tentang pola yang dialami klien tentang
kesehatan dan bagaimana kesehatan dikelola. Kaji persepsi
pasien terhadap penyakitnya, dan penggunaan tembakau,
alcohol, alergi dan obat-obatan dikonsumsi secara
bebas/resep dokter
b. Pola nutrisi/metabolism
Keluhan dalam makan dan minum (seperti mual, muntah,
kemampuan mengunyah menelan, dan pola minum
c. Pola eliminasi
Kaji kebiasaan defekasi/ berkemih serta masalah yang
dialami. Ada atau tidaknya konstipasi, diare, inkontinensia,
retensi, dan gangguan lainnya. Kaji penggunaan alat bantu
d. Pola aktivitas/olahraga
Pola aktivitas terkait dengan ketidakmampuan pasien yang
disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu/penggunaan alat
bantu yang mempengaruhi keseimbangan suhu pasien

20
e. Pola istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur pasien da masalah yang dialami
f. Pola kognitif dan perspektif
Kaji status mental pasien, kemampuan bicara, ansietas,
ketidaknyamanan, pendengaran, dan penglihatan
i. Karakteristik nyeri (PQRST)
1) P (Provokatif): faktor yang mempengaruhi
gawat dan ringannya nyeri
2) Q (Quality): seperti apa nyeri tersebut
(tajam, tumpul, atau tersayat)
3) R (Region): daerah perjalanan nyeri
4) S (Skala nyeri): keparahan/intensitas nyeri
5) T (Time): lama/waktu serangan/frekuensi
nyeri
ii. Pengkajian skala nyeri:
1) Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa
ditahan, aktivitas tak terganggu)
2) Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu
aktivitas fisik)
3) Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat
melakukan aktivitas secara mandiri)
g. Pola peran hubungan
Kaji pekerjaan pasien, sistem pendukung, ada/tidaknya
masalah keluarga berkenaan dengan masalah dirumah sakit
h. Pola seksualitas/reproduktif
Kaji adanya masalah seksualitas pasien
i. Pola koping da toleransi stress
Keadaan emosi pasien, hal yang dilakukan jika ada
masalah, dan penggunaan obat untuk menghilangkan stress
j. Pola keyakinan-nilai

21
Agama yang dianut pasien dan pengaruhnya terhadap
kehidupan

4. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum
Keadaan secara umum yang tampak pada fisik klien
a) Ekspresi wajah
 Menutupi wajah
 Membuka mata lebar-lebar
 Menggigit bibir bawah
 Menutup mata
b) Verbal
 Menanis
 Berterik
c) Ekstrenitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi
tempat atau rasa yang tidak nyaman
2) Pemeriksaan TTV
TD, Nadi, Suhu, RR, TB, BB
3) Body system
a) Pemeriksaan wajah (mata, hidung, mulut, telinga)
b) Pemeriksaan kepala dan leher
c) Pemeriksaan thoraks
d) Pemeriksaan abdomen (inspeksi, auskultasi, palpasi,
perkusi)
e) Pemeriksaan genitalia dan rectal
f) Pemeriksaan kulit
g) Terapi

22
B. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kelemahan dibuktikan


dengan Tidak Mampu Mandi
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan dibuktikan
dengan Mengelu lelah

C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
Keperawatan
Defisit Setelah dilakukan tindakan Dukungan Dyah
perawatan diri keperawatan selama 2x24 jam perawatan diri:
berhubungan diharapkan tingkat perawatan Mandi (I.11352)
dengan diri meningkat denga kriteria Observasi
kelemahan hasil:  Identifikasi
dibuktikan 1. Kemampuan mandi jenis bantuan
dengan tidak meningkat dari skala yang
mampu mandi 1(menurun) ke skala dibutuhkan
5(meningkat)  Monitor
2. Mempertahankan kebersihan
kebersihan diri tubuh(mis.
meningkat dari skala rambut,
1(menurun) ke skala mulut,kulit,
5(meningkat) kuku)
3. Mempertahankan Terapeutik
kebersiha mulut  Fasilitasi
meningkat dari skala mandi, sesuai
1(menurun) ke skala kebutuhan
5(meningkat)  Berikan
bantuan sesuai
tingkat

23
kemandirian
Edukasi
 Jelaskan
manfaat mandi
dan dampak
tidak mandi
terhadap
kesehatan
Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi Dyah
aktivitas keperawatan selama 2x24 jam (I.05178)
berhubungan diharapkan tingkat toleransi Observasi
dengan diri meningkat dengan kriteria  Identifikais
kelemahan hasil: gangguan
dibuktikan 1. Kemudahan dalam fungsi tubuh
dengan melakukan aktivitas yang
mengeluh lelah sehari-hari meningkat mengakibatkan
dais kala 1(menurun) kelelahan
ke skala 5(meningkat)  Monitor lokasi
2. Keluhan lelah dan
meningkat dari skala ketidaknyaman
1(meningkat) ke skala an selama
5(menurun) melakukan
aktivitas
Terapeutik
 Sedikan
lingkungan
nyaman da
rendah
stimulus
(mis.cahaya,
suara,

24
kunjungan)

25
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo S dan Isro’in L. 2012. Personal Hygiene Konsep, Proses


dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saputra Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.


Tangerang:Binarupa Aksara Publisher.

Patrisia I et all., 2020. Asuhan Keperawatan pada Kebutuhan Dasar


Manusia.. Sumatra Utara: Yayasan Kita Menulis.

Sumiyati dan Anggraini et, al., 2021. Anatomi Fisiologi. Sumatra


Utara: Yayasan Kita Menulis.

Irianto Koes. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk


Mahasiswa. Bandung: ALFABETA cv.

Istianah Umi. 2017. Asuhan Keperawatan Klien Dengan


Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.

Wahyuningsih Sri dan Mahasiswi D3 Keperawatan, 2019. Buku Ajar


Asuhan Keperawatan Post Partum Dilengkapi Dengan Panduan
Persiapan
Praktikum Mahasiswa Keperawatan. Yogyakarta: Grup
Penerbitan CV Budi Utama

Magdalena C, et al., 2020. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa


Kebidanan. Sumatra Utara: Yayasan Kita Menulis.

Herdman, T. Heather. dan Shigemi Kamitsuru, ed. 2018. Nanda – I


Diagnosis Keperawatan: Definisi Klasifikasi 2018-2020. EGC:
Jakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai