Dibuat oleh :
Heavenly Suoth
Kristin H. Malendes (19142010061)
Liren Kuada
İ
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Pasen Dengan Gangguan Sistem Integumen : Dermatitis ” dapat terselesaikan pada
waktunya.
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II. Dalam penyusunannya makalah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, saran, dan petunjuk bersifat
moril, spiritual maupun Materi yang sangat berharga.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurna nya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnnya bagi pembaca.
Manado, 7 Oktober
Penulis
İ
DAFTAR ISI
halaman
KATA PMNGANTAR...................................................................................................i
DAITAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PMNDAH]L]AN
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.0. Tujuan Penelitian................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB II TINBA]AN TMORITIS
2.1. Anatomi Iisiologi Sistem Integumen...............................................................0
2.2. Pengertian sistem integumen............................................................................11
2.3. Mtiologi dermis...............................................................................12
2.4. Tanda dan gejala sistem integumen..................................................................10
2.5. Pemeriksaan penunjang sistem integumen........................................................14
2.6. Asuhan Keperawatan Pada Penderita sistem integumen..............................15
BAB III PMN]T]P
1.1 Kesimpulan......................................................................................................... 24
1.2 Saran..................................................................................................................... 25
DAITAR P]STAKA.....................................................................................................26
GLOSARI]M................................................................................................................. 27
İİ
NAN I
PENDAK]G]AN
4
2. Apa yang dimaksud dengan sistem integumen?
3. Apa saja yang termasuk klasifikasi dermis ?
4
>
PEMBAHASAN
0
4
1. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia
dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 µm untuk kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-150 µm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki,
memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan :
a. Melanosit
Yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis. Melanosit (sel
pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan
melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon
perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-
sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang
mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian
besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang
yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih
banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda
yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai
contoh, kulit akan tampak kebiruan bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini
dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek
pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
b. Sel Langerhans
yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang sel
Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T.
Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun
yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali
partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu
serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan
sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan
saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan
kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi
fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat
merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
c. Sel Merkel
yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi
dengan sistem neuroendokrin difus.
d. Keratinosit
lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan lapisan ini akan
berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan paling luar
hingga paling dalam sebagai berikut:
• Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma
yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin
berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan
retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area
yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada
tangan & kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit terluar yang tersusun atas
• Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang
mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif
terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3
lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta
mukosa tidak punya lapisan inti.
• Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada
lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop
tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan
terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai
intercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini
memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan
melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di
daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
• Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis,
tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan dalam
sitoplasmanya terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah
tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di
sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial dan
terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdiri dari
fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada
permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan
kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki,
kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu
membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas,
latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
➢ Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
• Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu
keringat yang mengandung 95 ‐ 97 persen air dan mengandung beberapa mineral,
seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari
metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari
telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan
sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang
dewasa.Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya
bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
• Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar,
daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang
agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel
kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau.
Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut.
Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan
yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil
baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
2. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True
Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang
menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis.
Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat atau
dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar
keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan
getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan
lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea,
folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi
lapisan dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun
utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan
kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada
daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua
lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
a. Stratum papilare
Merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada
stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh
(ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis tersusun
terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu
suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe,
serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel,
asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan
menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis
dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut,
serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
b. Stratum retikulare
yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak
teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan
kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel fibroblast
yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah , limfe,
akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
;
Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu,
melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari
dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan
fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:
• Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit
tubuh.
• Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel
darah putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan
mikroba.
• Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi
terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
• Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut
dan memberikan nutrisi pada rambut.
• Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan
intensitas panas ke otak.
• Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat dan
memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
• Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang.
Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.
sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam,
membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling
tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang
sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur
serta makin kehilangan kontur.
➢ Fungsi kulit:
1. Proteksi (melindungi) : Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik
atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat
menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya
radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur.
Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan
sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-
sel epidermis.
3. Regulasi (Pengatur Panas) : Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan
suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan
oleh pusat pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu
viseral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan
vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar,
kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga
terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh
darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan
panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
10
14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-
fisiologik.
2.2. Pengertian dermatitis
Pengertian Dermatitis Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal). (Adhi
Juanda,2005) Dermatitis adalah radang kulit yang disebabkan oleh banyak faktor seperti sengatan
sinar matahari, gigitan nyamuk, infeksi bakteri, jamur, dan bahan-bahan kimia. (812 Resep U/
Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel
efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai sel
radang sehingga terjadi gejala klinis.
2. Dermatitis Atopic
Belum diketahui secara pasti. Histamin dianggap sebagai zat penting yang memberi
reaksi dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat kemotaktis dan emnekan
produksi
16
sel T. Sel mast meningkat pada lesi dermatitis atopi kronis. Sel ini mempunyai
kemampuan melepaskan histamin. Histamin sendiri tidak menyababkan lesi ekzematosa.
Kemungkinan zat tersebut menyebabkan prutisus dan eritema, mungkin karena gerakan
akibat gatal menimbulkan lesi ekzematosa.
Pada pasien dermatitis atopik kapasitas untuk menghasilkan IgE secara berlebihan
3. Neurodermatitis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan
diameter bervariasi 5 ‐ 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila
kering membentuk krusta. bagian tubuh.
4. Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan
melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke
jaringan dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa
kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura.
Bercak-bercak semula tampak merah berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan
menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga
kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam.
5. Dermatitis Seboroik
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering,
basah atau kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi. Tempat kulit
kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak,
umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum. Pada kulit kepala terdapat skuama
kering
dikenal sebagai dandruff dan bila basah disebut pytiriasis steatoides ; disertai kerontokan
rambut.
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
histopatologi
b) Penatalaksanaan Medis
Banyak preparat dianjurkan penggunaannya untuk meredakan dermatitis. Umumnya
lotion yang netral dan tidak mengandung obat dapat dioleskan pada bercak-bercak
eritema (inflamasi trout) yang kecil.
4;
• Preparat krim atau salep yang mengandung salah satu jenis kortikosteroid
dioleskan tipis-tipis.
• Mandi dengan larutan yang mengandung obat dapat diresepkan untuk
dermatitis dengan daerah-daerah lesi yang lebih luas.
• Pada dermatitis yang menyebar luas, pemberian kortikosteroid jangka pendek dapat
diprogramkan.
• Terapi anti inflamasi topikal jangka pendek misalkan steroid dapat digunakan
untuk menghentikan peradangan.
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umumnya muncu1 pada k1ien penderita
ke1ainan ku1it seperti dermatitis ada1ah sebagai berikut :
1. Gangguan integritas ku1it berhubungan dengan kekeringan pada ku1it
2. Resiko kerusakan ku1it berhubungan dengan terpapar a11ergen
C. Intervensi Keperawatan
1 Diagnosa : Gangguan integritas ku1it berhubungan dengan kekeringan pada ku1it
4. O1eskan/berikan sa1ep atau krim yang te1ah diresepkan 2 atau tiga ka1i
per hari. Rasiona1 : sa1ep atau krim akan me1embabkan ku1it.
21
• Intervensi
• Kriteria Hasi1 :
1. Mencapai tidur yang nyenyak.
2. Me1aporkan gata1 mereda.
1. Nasihati k1ien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memi1iki venti1asi
dan ke1embaban yang baik. Rasiona1: Udara yang kering membuat ku1it
terasa gata1, 1ingkungan yang nyaman meningkatkan re1aksasi.
2. Menjaga agar ku1it se1a1u 1embab. Rasiona1: Tindakan ini mencegah
kehi1angan air, ku1it yang kering dan gata1 biasanya tidak dapat
disembuhkan tetapi bisa dikenda1ikan.
3. Menghindari minuman yang mengandung kaiein menje1ang tidur.
Rasiona1: kaiein memi1iki eiek puncak 2-4 jam sete1ah dikonsumsi.
4. Me1aksanakan gerak badan secara teratur. Rasiona1: memberikan eiek
menguntungkan bi1a di1aksanakan di sore hari.
5. Mengerjakan ha1 ritua1 menje1ang tidur. Rasiona1: Memudahkan
pera1ihan dari keadaan terjaga ke keadaan tertidur.
• Kriteria Hasi1 :
• Intervensi:
4. Ni1ai rasa keprihatinan dan ketakutan k1ien, bantu k1ien yang cemas
mengembangkan kemampuan untuk meni1ai diri dan mengena1i masa1ahnya
Rasiona1: Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetra1kan
kecemasan yang tidak per1u terjadi dan memu1ihkan rea1itas situasi,
ketakutan merusak adaptasi k1ien .
5. Dukung upaya k1ien untuk memperbaiki citra diri , spt merias,
merapikan. Rasiona1: membantu meningkatkan penerimaan diri dan
sosia1isasi.
6. Mendorong sosia1isasi dengan orang 1ain. Rasiona1: membantu
D. Eva1uasi:
Eva1uasi yang akan di1akukan yaitu mencakup tentang :
1. Memi1iki pemahaman terhadap perawatan ku1it.
2. Mengikuti terapi dan dpat menje1askan a1asan terapi.
3. Me1aksanakan mandi, pembersihan dan ba1utan basah sesua
program.
4. Menggunakan obat topica1 dengan tepat.
5. Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan ku1it.
NAN LLL
PMN]Z]P
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan-pemaparan dari bab sebelumnya, maka penulis
menarik beberapa kesimpulan, diantaranya:
a. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan/manusia terhadap
lingkungan sekitarnya. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling
luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,
kelenjar (keringat dan sebaseous) dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli
perubahan internal atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan kata yang
berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan
fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau
jaringan dalam manusia dari kontak luar. Sistem Integumen pada manusia terdiri
dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu.
b. Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berubah eflo-resensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan
keluhan gatal). (Adhi Juanda,2005).
c. Ada beberapa aca tipe dermatitis, diantaranya : dermatitis seborea, dermatitis
statis, neuroermatitis, dermatitis nummular, dermatitis kronik, dermatitis kontak,
dermatitis eksfoliatif, dan dermatitis atopic.
d. Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia
(contoh : detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu),
mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam (endogen),
misalnya dermatitis atopik. (Adhi Djuanda,2005).
e. Gejala umum dermatitis kontak pada kulit penderita adalah: ruam kulit
kemerahan, gatal yang dapat terasa parah, kering, pembengkakan,kulit kering
atau bersisik, kulit lecet atau melepuh, menebal, pecah-pecah,terasa sakit saat
disentuh atau muncul rasa nyeri.
f. Patofisiologi dermatitis tergantung kepada jenis atau tipe dermatitis tersendiriny.
25
3.2. Saran
Untuk itu diharapkan bagi mahasiswa untuk lebih mendalami materi serta konsep
penyakit agar terciptanya wawasan yang luas. Bagi penderita gangguan sistem integumen
khususnya fraktur harus lebih berhati-hati menjaga kebershan tubuhnya supaya dapat
melangsungkan kehidupannya. Cek kesehatan akan membantu dalam meningkatkan
kualitas hidup serta meminimalkan faktor risiko yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
29
GLOSARIUM
• Ruam : kondisi kulit yang ditandai dengan iritasi, bengkak atau gembung kulit
yang diketahui dengan adanya warna merah, rasa gatal, bersisik, kulit yang
mengeras atau benjolan melepuh pada kulit .
• Lfuecsuprmsde 2 acgceade cndt ydea jiauedode uetuo fmemode dtdu fmeurueode
sistmf omomndgde tunuk.
• Xruritus 2 dsd adtdg ydea nisd fmgiputi smguruk dtdu smndaide tunuk smsmcrdea.
Adtdg jdpdt jismrtdi jmeade rudf
21