Anda di halaman 1dari 2

Plutella xylostella diserang oleh beberapa musuh alami baik pada stadium telur, larva, pupa, dan

dewasa. Musuh alami tersebut tergolong ke dalam 3 kelompok, yakni parasitoid, predator, dan
pathogen.

Parasitoid yang paling sering memparasiti telur P. Xyllostella adalah spesies-spesies yang
tergabung dalam genus Trichogramma. Sebagai contoh ialah Trichogramma brasiliensis (Ashm),
T. minutum Riley, T. pretiosum Riley, dan T. armigera Nagaraja (Lim, 1986). Parasitoid yang
menyerang larva tergabung dalam 2 genera yaitu Diadegma (Angitia) dan Cotesia (Apanteles)
(Kalshoven, 1981, Lim 1986). Di Indonesia, introduksi D. fenestralis dari eropa dilakukan pada
tahun 1931 akan tetapi gagal mengendalikan P. xylostella. Pada tahun 1950, dilakukan introduksi
berikutnyadengan menggunakan spesies yang berbeda, D. eucerophaga yang berasal dari inggris
dan hasilnya sukses dalam mengendalikan P. xylostella.Ullyet (1947) melaporkan bahwa
predator juga merupakan faktor yang menyebabkan kematian pada P. Xylostella. Orthetrum sp.
(Odonata Libelulidae), Promachus sp. (Diptera: Asilidae) dan Araneus sp. (Araneae: Araneidae)
merupaka predator ngengat P. xylostella dewasa (Lim, 1986, Nayar, et al., 1981). Selain
predator dan parasitoid, beberapa pathogen juga menyerang P. xylostella yakni 6 jenis jamur
entomopatogenik (Hirtsutella sp., Paecilomyces sp., Zoopthora sp., Entomophtora sp., beauveria
bassiana, dan M. anisopleae (Harjaka dan Suryanti, 2002)

Semua serangga di alam mempunyai sekurang-kurangnya 1 spesies musuh alami (Clausen, 1940)

P. xylostella diketahui mempunyai beberapa musuh alami, antara lain parasitoid Apanteles
plutellae, Diadegma eucerophaga, jamur Entomophtora sphaerospermae, bakteri Bacillus
thuringensis, dll

Apanteles plutellae merupakan musuh alami local berupa endoparasit larva. Dalam satu generasi
mempunyai 4 stadia yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Lama stadia telur dan larva berkisar
antara 5-10 hari dan pupa 4-6 hari, sedangkan stadia dewasa 1-5 hari (Velasco, 1982). A.
plutellae menginfeksi larva inang dengan meletakkan telur pada tubuh inang paling banyak pada
larva instar 2 dan 3.

Parasitoid yang telah berkembang dengan baik dan dapat menekan populasi P. xylostella adalah
Diadegma eucerophaga (Hymenoptera, Icheumonidae). Dalam satu generasi mempunyai 4
stadia, telur, larva, pupa, dan imago. Telur parasitoid D. eucerophaga berwarna putih transparan
(Kartosuwondo, 1987).

Diadegma betina meletakkan telurnya pada larva plutella semua instar. Larva diadegma hidup
sebagai parasite di dalam tubuh plutella. Larva inang yang terserang parasite tetap meneruskan
aktivitas makan seperti larva sehat. Perubahan yang nyata terjadi setelah inang menyelesaikan
pemintalan kokon. Beberapa lama setelah kokon inang terbentuk, inang yang terserang parasite
mulai menunjukkan perubahan warna badan makin gelap dan makin lama isi badan inang makin
habis. Pada saat isi badan inang habis termakan, larva parasitoid terlihat menempati ruang dalam
badan inang. Inang yang terserang parasite mampu memintal kokonnya tetapi gagal menjadi
kepompong (Kartosuwondo, 1987).

Anda mungkin juga menyukai