Anda di halaman 1dari 9

PROFIL RESIPIEN TRANSFUSI PRODUK THROMBOPHERESIS DI RSUP SARDJITO, YOGYAKARTA

IKA SAFIRA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Trombosit merupakan salah satu komponen penyusun

darah manusia. Mayoritas masyarakat mengenal trombosit

sebagai salah satu komponen yang berperan dalam

pembekuan darah. Eksistensi trombosit dan kontribusi

terhadap hemostasis pertama kali ditemukan sekitar awal

tahun 1870(Blajchman, 2008).

Pada tahun 1910 ditemukan bahwa transfusi

trombosit menurunkan resiko pendarahan pada pasien

trombositopenia. Prosedur transfusi ini diterapkan pada

pasien berumur 20 tahun yang mengalami pendarahan

mukokutaneus parah terkait jumlah trombosit yang

rendah, yaitu hanya 6 x 109/L. Ketika nyawa pasien

tersebut hampir tak terselamatkan, pasien diberi

transfusi whole blood dalam jumlah banyak. Transfusi

ini ternyata menurunkan pendarahan pasien tersebut

bersamaan dengan jumlah trombosit menunjukkan angka 123

x 109/L (Duke, 1910)(Coller, 2011).

Penelitian ini dilatarbelakangi meningkatnya

jumlah korban akibat perang dunia kedua dan perang


1
PROFIL RESIPIEN TRANSFUSI PRODUK THROMBOPHERESIS DI RSUP SARDJITO, YOGYAKARTA
IKA SAFIRA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 2

dingin memacu para klinisi untuk menemukan treatment

yang efektif, terutama untuk mengisi kekurangan albumin

para prajurit. Sekitar awal tahun 1950, Dr. Edwin J.

Cohn, PhD, dari Harvard Medical School berhasil

memisahkan plasma dari whole blood — plasmapheresis.

Prosedur ini merupakan prosedur apheresis yang pertama

kali ditemukan. Sejak saat itu variasi apheresis mulai

diujicoba : thrombopheresis dan leukoapheresis (Corbin,

2010), meskipun penggunaannya masih terbatas bagi

pasien.

Seiring dengan berbagai penemuan mengenai peran

trombosit, produk thrombopheresis mulai sering

digunakan antara lain dalam proses treatment kanker,

keganasan hematologi, kegagalan sumsum tulang, dan

transplantasi sel punca. Terdapat sekitar 66 jenis

penyakit yang salah satu treatmentnya adalah dengan

produk thrombopheresis. Hingga saat ini tercatat lebih

dari 1,5 juta produk trombosit ditransfusikan di

Amerika Serikat dan 2,9 juta produk di Eropa per tahun

(Rebulla dan Stroncek, 2007).

Transfusi dengan produk thrombopheresis sendiri

masih jarang dilakukan di Indonesia meskipun jumlah

permintaan transfusi trombosit cukup banyak, terutama

pasien keganasan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal,


PROFIL RESIPIEN TRANSFUSI PRODUK THROMBOPHERESIS DI RSUP SARDJITO, YOGYAKARTA
IKA SAFIRA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 3

antara lain mesin apheresis yang terbilang mahal, dan

tidak banyak donor apheresis yang tersedia akibat

syarat-syarat dan prosedur yang lebih berat dibanding

dengan prosedur donor whole blood (Tribunnews, 2012).

Hingga saat penelitian ini dilakukan, di Indonesia,

khususnya di Yogyakarta, belum ada penelitian spesifik

yang mengevaluasi hubungan antara produk

thrombopheresis yang selama ini dihasilkan dengan

efikasi transfusi.

Dilatar belakangi pemaparan di atas, peneliti

tertarik untuk melihat hubungan karakteristik resipien,

dan produk thrombopheresis terhadap efikasi transfusi

pada pasien trombositopenia di RSUP Sardjito,

Yogyakarta, DIY.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dirumuskan

sebuah masalah, yaitu:

Bagaimana profil resipien transfusi dan

karakteristik produk thrombopheresis serta

korelasinya dengan efikasi transfusi di RSUP

Sardjito, Yogyakarta ?
PROFIL RESIPIEN TRANSFUSI PRODUK THROMBOPHERESIS DI RSUP SARDJITO, YOGYAKARTA
IKA SAFIRA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 4

I.3. Tujuan Penelitian

I.3.1. Tujuan umum :

Mengetahui profil resipien transfusi produk

thrombopheresis pada pasien trombositopenia di RSUP

Sardjito.

I.3.2. Tujuan khusus:

1. mengetahui profil dan hubungan antara usia, jenis

kelamin, dan diagnosis resipien terhadap

peningkatan jumlah trombosit pasca transfusi,

2. mengetahui hubungan antara yield produk

thrombopheresis yang ditransfusikan pada resipien

terhadap peningkatan jumlah trombosit pasca

transfusi.

I.4. Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya profil transfusi produk

thrombopheresis dan faktor-faktor resipien yang

berkaitan dengan efikasi transfusi, diharapkan dapat:

1. Meningkatkan efikasi transfusi trombosit berdasarkan

pertimbangan profil resipien dan yield produk,


PROFIL RESIPIEN TRANSFUSI PRODUK THROMBOPHERESIS DI RSUP SARDJITO, YOGYAKARTA
IKA SAFIRA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 5

2. memberikan sumbangsih terhadap kemajuan ilmu

pengetahuan serta memberikan pengalaman dalam

penelitian bagi peneliti.

I.5. Keaslian Penelitian

Hingga waktu penelitian dilakukan, belum terdapat

penelitian secara spesifik mengenai profil resipien

transfusi produk thrombopheresis pada pasien

trombositopenia di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Namun, ditemukan beberapa penelitian yang dilakukan

oleh para peneliti seputar thrombopheresis pada jurnal

internasional, di antaranya adalah :

1. Slichter, S., Davis, K., Enright, H., Braine, H.,

Gernsheimer, T., Kao, K., Kickler, T., Lee, E.,

Mcfarl, Mccullough, J., et al. (2005).

Tujuan dari penelitian Slichter et al. (2005)

adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor produk

yang berpengaruh terhadap respon trombosit pasca

transfusi, dan mengukur respon trombosit pasca

transfusi dengan Corrected Count Increment (CCI).

Subjek penelitian Slichter et al. (2005) adalah

pasien trombositopenik menerima 1 dari 4 jenis

transfusi trombosit secara acak. Pasien kemudian


PROFIL RESIPIEN TRANSFUSI PRODUK THROMBOPHERESIS DI RSUP SARDJITO, YOGYAKARTA
IKA SAFIRA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 6

ditelusuri secara prospektif untuk melihat respon

terhadap transfusi trombosit. Pasien

trombositopenik pada penelitian Slichter et al.

(2005) menerima transfusi trombosit jika jumlah

trombosit adalah sama dengan atau kurang dari

20x106/L. Ambang batas jumlah trombosit indikasi

transfusi ditetapkan lebih tinggi dari angka

tersebut jika pada pasien terdapat pendarahan

aktif atau akan menjalani operasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor terbesar yang

mempengaruhi CCI adalah status limfa. Resipien

yang memiliki karakteristik wanita dengan dua kali

kehamilan, jenis kelamin pria, tinggi dan berat

badan yang tinggi mengalami penurunan kenaikan

CCI. Usia yang lebih tua berkorelasi dengan

kenaikan CCI hanya pada 1 jam pasca transfusi.

2. Estcourt, L., Birchall, J., Lowe, D., Grant-Casey,

J., Rowley, M. and Murphy, M. (2012).

Penelitian oleh Estcourt et al.(2012)

bertujuan untuk mengevaluasi transfusi trombosit

yang sering diberikan pada 3296 pasien hematologi

di 168 rumah sakit di Inggris dalam waktu 3 bulan.

Latar belakang dari penelitian Estcourt et al.

adalah resiko yang berkaitan dengan transfusi


PROFIL RESIPIEN TRANSFUSI PRODUK THROMBOPHERESIS DI RSUP SARDJITO, YOGYAKARTA
IKA SAFIRA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 7

trombosit yang diberikan, biaya yang harus

dikeluarkan oleh resipien, dan penurunan jumlah

unit trombosit siap pakai. Hasil penelitian oleh

Estcourt et al.(2012) yang terkait dengan topik

penelitian ini yaitu 69% transfusi trombosit

diberikan secara profilaksis; 33% di antaranya

diberikan saat jumlah trombosit ≤10 x 109/L dan

10% pasien menerima dosis transfusi 2x dosis

transfusi standar dewasa.

3. Schrezenmeier, H. dan Seifried, E. (2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Schrezenmeier,

H. dan Seifried, E. (2010) di Jerman bertujuan

untuk membandingkan kualitas, efikasi, dan efek

samping antara trombosit yang diperoleh dari

donasi wholeblood dengan thrombopheresis. Hasil

dari penelitian Schrezenmeier, H. dan Seifried, E.

(2010) yaitu peningkatan respon trombosit

berbanding lurus dengan peningkatan usia pasien,

splenectomy. Sebaliknya, penurunan respon

trombosit pasca transfusi didapatkan pada pasien

yang telah dua kali mengalami kehamilan, pasien

pria, splenomegaly, perdarahan, demam, peningkatan

tinggi dan berat badan, positif lymphocytotoxic

antibody, telah berkali-kali mendapatkan transfusi


PROFIL RESIPIEN TRANSFUSI PRODUK THROMBOPHERESIS DI RSUP SARDJITO, YOGYAKARTA
IKA SAFIRA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 8

trombosit, atau menerima amphotericin atau

heparin. Hasil penelitian Schrezenmeier, H. dan

Seifried, E. (2010) menyatakan bahwa efek samping

yang paling sering ditemukan pasca transfusi

trombosit pada pasien adalah reaksi transfusi

febril non-hemolitik.

4. Enein, A., Hussein, E., Shafie, S. and Hallouda, M.

(2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Enein (2007)

bertujuan untuk menganalisis efek donor dan

parameter mesin terhadap yield yang dihasilkan

dalam upaya mencapai indikator klinis dan ekonomi

yang maksimal. Resipien yang diteliti oleh Enein

(2007) berjumlah 23 orang di mana 12 di antaranya

berjenis kelamin wanita dan 11 berjenis kelamin

pria. Para resipien tersebut menderita antara lain

aplastic anemia, leukemia akut, lymphoma, ITP,

gagal ginjal, dan metastasis keganasan. Hasil dari

penelitian Enein (2007) adalah adanya hubungan

antara yield yang ditransfusikan dengan

peningkatan jumlah hitung pada resipien pasca

transfusi.

Perbedaan penelitian yang sudah dilakukan

dengan penelitian ini adalah waktu penelitian,


PROFIL RESIPIEN TRANSFUSI PRODUK THROMBOPHERESIS DI RSUP SARDJITO, YOGYAKARTA
IKA SAFIRA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 9

lokasi penelitian, jumlah sampel, subjek

penelitian beserta karakteristiknya.

Anda mungkin juga menyukai