Anda di halaman 1dari 5

MODEL PEMBELAJARAN PPSI

OLEH :

ADE ANGRIANI HASTA 17002109


DELVI SUSANTI SIKUMBANG 17002118
MAIDELLA SANCHIA LEONA 17002091
SHOFI MAAHIROH ARSY 17002102

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
MODEL PEMBELAJARAN PPSI

Munculnya model PPSI dilatarbelakngi oleh beberapa hal sebagai berikut:

1. Pemberlakuan kurikulum 1975, metode penyampaian adalah “prosedur


pengembangan sistem instruksional (PPSI)” untuk pengembangan satuan
pembelajaran (RPP)
2. Berkembangnya paradigma “pendidikan sebagai suatu sistem”, maka
pembelajaran menggunakan pendekatan sistem (PPSI)
3. Pendidik / guru masih menggunakan paradigma “Transfer Of Knowledge”
belum ada pembelajaran yang profesional
4. Tuntutan kurikulum 1975 yang berorientasi pada tujuan, relevensi, efisiensi,
efektifitas, dan kontinuitas
5. Sistem semester pada kurikulum 1975 menurut perencanaan pengajaran sampai
satuan materi terkecil

2
Konsep dari PPSI adalah sistem instruksional yang menggunakan pendekatan
sistem yaitu suatu kesatuan yang terorganisasi yang terdiri atas sejumlah komponen
yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan.

Langkah-langkah pokok dari pengembangan model PPSI:

LANGKAH I : Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan instuksional khusus adalah rumusan yang jelas tentang kemampuan


atau tingkah laku yang diharapkan dan dimilki siswa sesudah mengikuti program
pengajaran tertentu. Kemampuan kemapuan atau tingkah laku tersebut harus
dirumuskan secara spesifik dan operasional sehingga dapat diamati atau diukur.

LANGKAH II : Pengembangan Alat Evaluasi

Setelah tujuan-tujuan instruksional dirumuskan langkah selanjutnya adalah


mengembangkan tes yang berfungsi untuk menilai sejauh mana siswa menguasai
kemampuan atau kompetensi yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
khusus tersebut. Dalam model PPSI berbeda dari apa yang biasa dilakukan,
pengembangan alat evaluasi tidak dilakukan pada akhir dari kegiatan pembelajaran,
tetapi pada langkah kedua sesudah tujuan pembelajaran khusus ditetapkan. Hal ini
didasarkan atas rinsip yang berorientasi pada tujuan (hasil) yaitu penilaian terhadap
suatu sistem pembelajaran didasarkan atas hasil yang dicapai. Dalam
mengembangkan alat evaluasi ini perlu ditentukan terlebih dahulu jenis-jenis tes dan
bentuk bentuk tes yang akan digunakan apakah jenis tes tertulis, lisan, atau perbuatan.
Kemudian bentuk tes yang digunakan apakah pilihan ganda, essay, benar-salah, atau
menjodohkan.

Untuk menilai sejumlah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dapat


digunakan satu jenis tes/ satu bentuk tes, atau dua bahkan tiga jenis dan bentuk tes.
Hal ini sangat bergantung pada hakikat tujuan yang akan dicapai.

3
LANGKAH III : Menentukan Kegiatan Belajar Mengajar

Dalam menentukan kegiatan belajar mengajar hal yang harus dilakukan


adalah:

a. Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang diperlukan untuk


mencapai tujuan
b. Menetapkan mana dari sekian kegiatan belajar tersebut yang perlu di tempuh dan
tidak perlu ditempuh lagi oleh siswa
c. Menetapkan kegiatan belajar yang masih perlu dilaksanakan oleh siswa

Setelah itu perlu dirumuskan pokok-pokok materi pembelajaran yang akan


diberikan kepada siswa sesuai dengan jenis kegiatan belajar yang telah ditetapkan.

LANGKAH IV: Merencanakan Program KBM

Titik tolak dalam merencanakan program kegiatan pembelajaran adalah suatu


pelajaran yang diambil dari kurikulum yang telah ditetapkan sejumlah jam atau sks
nya dan diberikan pada kelas dalam semester tertentu. Pada langkah ini perlu disusun
strategi proses pembelajaran dengan cara merumuskan kegiatan mengajar dan belajar
yang dirancang secara sistematis sesuai dengan situasi kelas. Pendekatan dalam
metode pembelajaran yang akan digunakan dipilih sesuai dengan tujuan dan
karakteristik materi yang alan disampaikan.

LANGKAH V: Pelaksanaan

a. Mengadakan pretest (test awal)


Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes yang telah disusun pada
langkah kedua. Fungsi tes awal ini adalah untuk memperoleh informasi tentang
kemampuan awal siswa, sebelum mereka mengikuti program pembelajaran yang
telah disiapkan. Apabila siswa telah menguasai kemampuan yang telah tercantum
dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, maka hal itu tidak perlu diberikan
lagi oleh pengajar dengan program pembelajaran yang akan diberikan.
b. Menyampaikan materi pelajaran

4
Pada prinsipnya harus berpegang pada rencana yang telah disusun pada
langkah keempat, yaitu “merencanakan kegiatan belajar mengajar”, baik dalam
materi, metode, maupun alat yang digunakan. Selain itu, sebelum menyampaikan
materi pelajaran, hendaknya guru menjelaskan dulu kepada siswa tujuan yang
akan dicapai, sehingga mereka mengetahui kemampuan-kemampuan yang
diharapkan setelah selesai pelajaran.
c. Mengadakan Posttest
Post tes diberikan setelah selesai mengikuti program pembelajaran. tes
yang diberikan identik dengan yang diberikan pada tes awal jadi bedanya terletak
pada waktu dan fungsinya.
Tes awal (pretest) berfungsi untuk menilai kemampuan awal siswa
mengenai materi pelajaran sebelum pembelajaran diberikan, sedangkan tes akhir
(postest) berfungsi untuk menilai kemampuan siswa mengenai penguasaan
materi pelajaran setelah pembelajran dilaksanakan. Dengan demekian, dapat
diketehui seberapa jauh keberhasilan program pembelajaran yang telah dilakukan
dalam rangka mencapai tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan.

KEPUSTAKAAN
Harjanto. 2011. Perencanaan Pengajaran: Komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai