Anda di halaman 1dari 4

CARA MEMBANGUN AKHLAK TERHADAP FLORA FAUNA

Tadabbur Alam
Alam semesta yang kita tempati sungguh indah. Hijaunya alam dengan aneka ragam flora dan fauna,
birunya laut yang membentang sangat luas adalah anugrah Tuhan yang tiada tara. Keindahan dan
keeksotisan alam adalah modal untuk kita berfikir dan merenung pada aktifitas untuk memanfaatkan,
mengelola, dan menjaga dengan penuh tanggung jawab.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Al-Baqarah : 164

Muhasabah dari Fenomena Alam

Panas bumi yang semakin meningkat, bencana alam yang sering kita dengar, musim yang tidak
teratur, dan rusaknya lapisan ozon adalah fenomena alam yang mestinya menjadi sumber muhasabah
bagi setiap individu terhadap berbagai aktifitas yang telah dilakukan selama ini.Rusaknya alam pada
wilayah tertentu berdampak pada kekacauan lingkungan di seluruh permukaan bumi.Jadi dalam
konteks muhasabah terhadap lingkungan tidak berfikir dan bertindak secara sempit pada wilayah
lokal tempat kita tinggal, namun kesadaran atas tanggung jawab diri sebagai warga dunia.

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar). Ar-Ruum : 41

Program Penghargaan Dan Hukuman

Akhlak yang baik terhadap lingkungan juga dapat dibentuk melalui program penghargaan.
Pemerintah dapat memberi penghargaan kepada siapa saja yang berprestasi dalam menjaga
kelestarian lingkungan, dan program ini telah dilaksanakan. Namun program punishment terhadap
siapa saja yang melakukan aktifitas yang dapat atau berpotensi merusak lingkungan belum dilakukan
dengan tegas.

Adab dan akhlak terhadap hewan

Sebagian umat Islam salah memahami doktrin Islam tentang najis besar (najis mughaladzah) yang
berasal dari hewan.Kesalahan pemahaman ini mengakibatkan tindakan di luar batas kewajaran
terhadap binatang yang dinilai membawa kenajisan, seperti anjing.Padahal Islam mengajarkan sikap
lemah lembut terhadap binatang apapun.
Kalaupun kita harus membunuh karena mereka karena mengganggu atau memang untuk dimakan,
ditetapkan oleh Allah harus dengan cara-cara yang lembut dan kasih, jauh dari penyiksaan

Ada bebrapa ahlak yang dapat kita amalkan terhadap hewan,diantaranya adalah
1. Memberinya makan dan minum apabila hewan itu lapar dan haus,sebab rasulullah SAW telah
bersbda :

“Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala (dalam berbuat
baik kepadanya)”[HR Al-bukhari : 2363]
“Barangsiapa yang tidak belas kasih niscaya tidak dibelaskasihi” [HR Al-Bukhari ; 5997,
Muslim : 2318]

“Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang ada di langit”
[HR At-Tirmdzi : 1924]
2. Menyayangi dan kasih saying kepadanya,sebab rasulullah SAW telah bersabda ketika para
sahabatnya menjadikan burung sebagai sasaran memanah

‫لعن هللا من اتخذ شيئا فيه روح غر ضا‬

“Allah mengutuk orang yang menjadikan sesutu yang bernyawa sebagai sasaran” [HR
Al-Bukhari:5515,Muslim:1958]

3. Menyenangkannya saat akan disembelih atau dibunuhnya,ebab rasulullah SAW telah


bersabda,
” sesungguhnya allah teah mewajibkan ihsan(berbuat baik) atas segala sesuatu,maka apabila
kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam pembunuhan, dan apabila kalian
menyembelih hendaknya berlaku baik didalam penyembelihn, dan hendaklah salah seorang
kamu menyenangkan sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam mata pisaunya “[HR
Muslim :1955].

4. Tidak menyiksanya dengan penyiksaan apapun,atau denga membuatnya


kelaparan,memukulinya,membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak mampu,menyiksanya
atau membakarnya,karna rasulullah SAW telah bersabda ,
“seorang perempuan masuk neraka karna seekor kucing yang ia kurung hingga mati,maka
dari itu ia masuk neraka karna kuing tersebut,disebabkan ia tidak memberinya makan dan
tidak pla memberinya minum disaat ia mengurungnya, dan tidak pula ia membiarkanya
memaka serangga dibumi”[HR Al-Bukhari :3482].

Dan juga ketika beliau berjalan melewati sarang semut yang telah dibakar,beliau bersabda
“sesungguhnya tidak ada yang berhak menyiksa dengan api selain Rabb(Tuhan) pemilik
api”[HR Abu Daud :2657,hadits shahih].

5. Boleh membunuh hewan yang mengganggu,seperti anjing buas,serigala,ular,klajengking,tikus


dan lain-lainnya,karna beliau telah bersabda,
”ada lima macam hewan fasik yang boleh dibunuh diwaktu halal(tidak ihram) dan di waktu
ihram, yaitu ular,burung gagak yang putih pumggung dan perutnya,tikus,anjing buas dan
rajawali”[HR Muslim :1198].
Dan juga ada hadits shahih yang membolehkan membunuh kalajengking dan mengutuknya.

6. Boleh memberi wasam atau (tanda/cap) dengan besi panas pada telinga binatang ternak yang
tergolong na’am untuk maslahat,sebab telah diriwayatkan bahwasanya nabi Muhammad
SAW memberi wasam pada telinga unta dengan tangan beliau yang mulia.sedangkan hewan
lain selain yang tergolong na’am (unta,kambing dan sapi)tidak boleh diseri wasam.
Ketika rasulullah SAW melihat ada seekor keledai yang mukanya diberi wasam beliau
bersabda,”Allah mengutuk orang yang memberi wasam pada muka keledai ini”[HR Muslim
:2117].
7. Mengenal hak allah pada hewan,yaitu menunaikan zakatnya jika hewan itu yang tergolong
wajib dizakati.
8. Tidak boleh sibuk mengurus hewan hingga lupa taat dan dzikir kepada allah.
Sebab allah telah berfirman.
“hai orang-orang yang beriman,janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat allah”[Al_Munafikun : 9].
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun telah bersabda berkenaan dengan kuda : “Kuda
itu ada tiga macam. Kuda bagi seseorang menjadi pahala, kuda bagi seseorang menjadi
pelindung dan kuda bagi seseorang menjadi dosa. Adapun kuda yang mendatangkan pahala
adalah kuda seseorang yang dipangkal untuk fisabilillah, ia banyak berdiam di padang rumput
atau di taman. Maka apa saja yang dimakan oleh kuda itu selama dipangkal di padang rumput
atau di taman itu, maka pemiliknya mendapat pahala-pahala kebajikan. Dan sekiranya ia
meninggalkannya lalu mendaki satu atau dua tempat tinggi, maka jejak dan kotorannya
menjadi pahala-pahala kebajikan baginya. Maka dari itu kuda seperti itu menjadi pahala bagi
pemiliknya. Kuda yang diikat oleh seseorang karena ingin menjaga kehormatan diri (tidak
minta-minta) dan ia tidak lupa akan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala pada leher ataupun
punggung kuda itu, maka kuda itu menjadi pelindung baginya. Dan kuda yang diikat
(dipangkal) oleh seseorang karena kebanggaan, riya dan memusuhi orang-orang Islam, maka
kuda itu mendatangkan dosa baginya” [HR Al-Bukhari : 2371]

Itulah beberapa etika yang dapat selalu kita gunakan sebagai seorang muslim terhadap hewan yang
ada disekitar kita dalam rangka mentaati perintah allah dan rasulnya dan sebagai pengamalan
terhadap syariat islam.
Penutup
kesimpulan
Manusia dituntut untuk selalu memikirkan dan merenungkan segala ciptaan allah baik yang berada di
langit ataupun dibumi,sehingga manusia dapat memanfaatkannya dengan sebaik- baiknya demi
kelancaran dan kemudahan bagi mereka. Selain itu, manusia juga bertanggug jawab untuk menjaga
dan berperilaku baik kepada ciptaan allah lainnya yang tersebar di muka bumi ini,karna manusia telah
dipilih allah swt untuk menjadi khalifah di bumi. Dan dalam pelakasanaannya manusia tidak boleh
melewati apa yang telah digariskan oleh allah swt.
Lingkungan harus diperlakukan dan selalu dirawat dan dijag kelestariannya demi kelangsungan hidup
manusia dan lingkungan sekitar.pada dasarnya berakhlak pada lingkungan adalah salah satu
manifestasi dari etika.
Dapat disimpulkan bahwa akhlak terhadaplingkungan sekitar adalah akhlak terhadap
tumbuhan,hewan,dan lingkungan.
Akhlak keada alam sekitar dapat kita bangun dari diri kita sendiri,bagaimana kita peduli terhadap
lingkungan yang ada disekitar kita dan bagaimana kita memperlakuka tumbuhan,hewan dan
lingkungan.
Jika kita menjaga dan merawat alam seitar maka kita telah melaksanakan amanah kita sebagai khlifah
di bumi.

Anda mungkin juga menyukai